Top Banner
PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 24 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh JUMARDI RAUF NIM 10536 5033 15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2019
86

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Nov 22, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA

KELAS IX SMP NEGERI 24 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

JUMARDI RAUF

NIM 10536 5033 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2019

Page 2: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …
Page 3: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …
Page 4: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : JUMARDI RAUF

Stambuk : 10536 5033 15

Program Studi : Pendidikan Matematika

Dengan Judul

: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN

DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS

IX SMP NEGERI 24 MAKASSAR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim

penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2019

Yang membuat pernyataan

JUMARDI RAUF

10536 5033 15

Page 5: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

SURAT PERJANJIAN

Saya bertanda tangan di bawah ini:

Nama : JUMARDI RAUF

NIM : 10536 5033 15

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September2019

Yang Membuat Perjanjian

JUMARDI RAUF

10536 5033 15

Page 6: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu-lah

hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al-Insyirah : 6-8)”

DREAM, BELIEVE AND MAKE IT HAPPEN

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai bukti kecintaanku

kepada orang tuaku. Kepada Ayahanda Abd. Rauf dan Ibunda Nurmia

(Alm), yang telah memberikan doa, dan dukungan kepada ananda

untuk mencapai cita-cita. Kepada Ibunda Nursia, atas berkat doa,

kasih sayang dan pengorbanannya lah yang mengantarkan ananda

untuk mencapai kesuksesan dan cita-cita. Kepada saudara-saudaraku

banggakan, keluarga, sahabat-sahabat, dan semua orang yang

mengenalku atas nasehat, dukungan dan bantuannya dalam

menyelesaikan karya ini.

Page 7: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

ABSTRAK

Jumardi Rauf, 2019. Pengaruh Kemampuan Berpikir Divergen dan

Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar siswa Kelas IX SMP Negeri 24

Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Rukli dan

pembimbing II St. Nur Humairah Halim.

Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar

terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar. Populasi dalam

penelitian ini adalah kelas IX SMP Negeri 24 Makassar dengan jumlah siswa

sebanyak 102 dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu 66 orang siswa.

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tiga instrumen yaitu tes

kemampuan berpikir divergen, koesioner kemandirian belajar, dan tes hasil belajar

matematika siswa. Data yang diperoleh diolah dengan program pengolahan data

statistic yaitu SPSS. Hasil analisis statistika deskriptif menunjukan bahwa

kemampuan berpikir divergen siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar

dikategorikan sedang dengan skor rata-rata 55,91 dan standar deviasi 10,623 dari

skor ideal 100 dengan persentase 42,42%. Kemandirian belajar siswa kelas IX

SMP Negeri 24 Makassar berada pada kategori tinggi dengan rata-rata 60,03 dan

standar deviasi 6,528 dari skor ideal 80 dengan persentase 74,2%. Sedangkan

hasil belajar siswa kelas IX SMP Negari 24 Makassar dikategorikan baik (B)

dengan skor rata-rata 80,77 dan standar deviasi 6,416 dari skor ideal 100 dengan

persentase 53%. Hasil analisi inferensial menunjukkan bahwa kemampuan

berpikir divergen berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP

Negeri 24 Makassar sebesar 0,183. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan satu unit

kemampuan berpikir divergen (X1) akan memberikan dampak pada hasil belajar

(Y) sebesar 0,183. Selain itu kemandirian belajar juga berpengaruh positif

terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar sebesar 0,101. Hal

ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit kemandirian belajar (X2) akan

memberikan dampak pada hasil belajar (Y) sebesar 0,101. Hasil analisis

inferensial juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir divergen dan

kemandirian belajar berpengaruh secara simultan terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas IX SMP Negari 24 Makassar yaitu sebesar 58,20% dan

sisanya 41,20% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar dari variavel dalam

penelitian ini. Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa baik secara persial

maupun simultan kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar

berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika.

Kata kunci: Kemampuan Berpikir Divergen, Kemandirian Belajar, dan Hasil

Belajar Matematika

Page 8: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas

segala karunia dan rahmat serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya, tabi’in dan

orang-orang yang senantiasa istiqamah dalam perjuangannya.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana

pendidikan pada jurusan pendidikan matematika FKIP UNISMUH Makassar.

Meskipun penulis telah berusaha dengan maksimal untuk penyempurnaan skripsi

ini, penulis menyadari akan adanya berbagai kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, baik dari segi tata bahasa, sistematika penulisan, maupun isi yang terkandung

dalam tulisan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik

yang sifatnya membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.

Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua Abd. Rauf, Alm.

Nurmia dan Nursia yang telah berjuang, mengasuh, membesarkan, mendidik,

membiayai, dan senantiasa mendoakan ananda dalam proses pencapaian ilmu.

Demikian pula, penulis ucapkan terimah kasih kepada Dr. Rukli, M.pd., M. Cs

dan St. Nur Humairah Halim, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing I dan pembimbing

II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan,

nasehat, serta motivasi sejak awal penyusunal proposal hingga selesainya skripsi

ini.

Page 9: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Dalam kerendahan hati, penulis juga menyampaikan banyak terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE, MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, M.pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Mukhlis, S.pd., M.pd., Ketua Program Studi pendididkan

Matematika dan Bapak Ma’rup, S.pd., M.pd., selaku Sekretaris Jurusan

Pendidikan Matematika.

4. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika UNISMUH Makassar yang

telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu kepada peulis selama

mengikuti perkuliahan.

5. Kepala SMP Negeri 24 Makassar yang telah memberikan izin untuk

mengadakan penelitian dan Ibu Rusniati selaku guru bidang studi

Matematika SMP Negeri 24 Makassar yang telah banyak memberikan

bantuan bagi penulis. Begitupula kepada siswa-siswa kelas IX yang telah

bersedia menjadi sampel dalam penelitian dan memberikan semangat

kepada penulis.

6. Rekan-rekan di Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2015 khususnya

teman seperjuangan di kelas Geometri B Angkatan 2015 yang namanya

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas semua ilmu dan waktu yang

begitu berarti.

7. Untuk keluarga yang senantiasa memberikan nasehat, motivasi, dan

dukungan kepada penulis.

Page 10: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berarti sama sekali tanpa adanya ktitikan dan penulis menyerahkan

segalanya kepada-Nya, semoga amal baik mereka yang telah mengulurkan

tangannya diridhai oleh Allah SWT. Amin.

Makassar, September 2019

Penulis

Page 11: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ............................................................................................ v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 9

1. Kemampuan Berpikir Divergen .......................................................... 9

2. Kemandirian Belajar ......................................................................... 13

3. Hasil belajar ...................................................................................... 16

B. Hasil Penelitian Relevan .......................................................................... 19

1. Kemampuan Berpikir Divergen ........................................................ 19

2. Kemandirian Belajar ......................................................................... 21

C. Kerangka Pikir ......................................................................................... 22

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian......................................................................................... 27

Page 12: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

B. Populasi dan Sampel ................................................................................ 27

C. Variabel dan Desain Penelitian ................................................................ 28

D. Prosedur Penelitian .................................................................................. 30

E. Defenisi Operasional Variabel ................................................................. 30

F. Instrumen Peneliian ................................................................................. 32

G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 36

H. Teknik Analisis ........................................................................................ 36

1. Statistika Deskriptif ............................................................................. 36

2. Statistika Inferensial ............................................................................ 39

3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 44

B. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 67

B. Saran ........................................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 69

Page 13: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Tabel Halaman

3.1 Populasi siswa Kelas IX SMPN 24 Makassar .................................................... 27

3.2 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Divergen .......................................................... 33

3.3 Kisi-kisi Kemandirian Belajar ........................................................................... 34

3.4 Skor Alternatif Jawaban Indikator Kemandirian Belajar ................................... 34

3.5 kisi-kisi Hasil Belajar Matematika ..................................................................... 35

3.6 Skala Pengkategorian Kemampuan Berpikir Divergen...................................... 37

3.7 Kriteria Pengkategorian Kemandirian Belajar .................................................... 38

3.8 Skala Pengkategorian Hasil Belajar Matematika.............................................. 38

4.1 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Divergen ................................................ 44

4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Berpikir Divergen ..... 45

4.3 Persentase Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Divergen .................. 46

4.4 Statistik Skor Kemandirian Belajar .................................................................... 47

4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemandirian Belajar ........................ 48

4.6 Persentase Ketercapaian Indikator kemandirian belajar .................................... 49

4.7 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika ............................................................ 50

4.8 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar ............................................................ 51

4.9 Uji Normalitas Kolmogrov Smirnova ................................................................ 51

4.10 Uji Linear Kemampuan Berpikir Divergen dengan Hasil Belajar

Matematika ......................................................................................................... 52

4.11 Uji Linear Kemandirian Belajar dengan Hasil Belajar Matematika .................. 52

Page 14: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

4.12 Multikolinearitas dengan menggunakan metode Tollerance dan VIF

(Varians Inflation Factor) ................................................................................... 53

4.13 Uji Korelasi Run Test ......................................................................................... 53

4.14 Uji Heteroskedastisitas Glejser .......................................................................... 54

4.15 Uji Regresi Linear Sederhana Kemampuan Berpikir Divergen terhadap

Hasil Belajar Matematika ................................................................................... 55

4.16 Uji Regresi Linear Sederhana Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar

Matematika ......................................................................................................... 56

4.17 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ............................................................ 57

4.18 Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t) ............................................ 57

4.19 Analisis Regresi Ganda ...................................................................................... 58

4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................................ 60

Page 15: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Gambar

Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ........................................................................................ 25

3.1 Desain Kemampuan Berpikir Divergen dan Kemandirian Belajar .................... 30

4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Berpikir Divergen ............ 47

4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kemandirian Belajar .............................. 50

4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar ................................................... 52

Page 16: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, kreativitas, kemandirian, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana terkandung

dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Di era sekarang semua orang membutuhkan pendidikan

untuk meningkatkan pengetahuan dan potensi yang terkandung dalam dirinya.

Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, karena pendidikan dapat

memperluas wawasan manusia dan dapat mengubah masa depan.

Dari penjelasan diatas bahwa pendidikan dalam kehidupan memiliki

peranan yang sangat penting dalam menghadapi perkembangan zaman yang

semakin maju. Dengan pendidikan seseorang dapat merubah sesuatu yang ada

pada dirinya. Maka dari itu setiap orang harus menjalankan pendidikan. Di dalam

pendidikan terdapat kurikulum. Dimana kurikulum itu adalah seperangkat mata

pelajaran dan program pendidikan yang diberikan pemerintah yang berisi

rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Pelajaran yang

diberikan bersifat akademis yang salah satunya pelajaran matematika.

Page 17: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai

peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan inovatif, serta kreatif. Kompetensi

tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampaun memperoleh,

mengelolah, dan memanfaatkan informasi.

Dari penjelasan diatas, bahwa matematika adalah mata pelajaran yang

memerlukan daya pikir tinggi agar dapat menyelesiakan suatu permasalahan.

Sehingga untuk meningkatkan kecerdasan siswa diberi keterampilan berpikir

logis, kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran matematika agar dapat

mencapai hasil belajar yang memuaskan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung dengan guru mata

pelajaran matematika di SMPN 24 Makassar pada tanggal 17 ktober 2018

memaparkan bahwa masih ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam

proses belajar mengajar di dalam kelas, seperti halnya yang terjadi di kelas IX

SMPN 24 Makassar. Hal itu diamati oleh guru mata pelajaran matematika ketika

memberikan soal kepada siswa dengan redaksi kata yang berbeda dengan contoh

soal yang telah diberikan sebelumnya dimana masih banyak siswa yang bingung

dalam mengerjakannya. Selian itu kebanyakan dari mereka hanya meniru

pekerjaan temannya tanpa berusaha mengerjakan sendiri dengan kemampuan dan

pemikirannya sendiri. Pada saat ujian banyak dari mereka yang mendapatkan nilai

di bawah kriteria ketuntasan minimun (KKM).

Page 18: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi siswa didalam menyelesaikan

soal matematika yaitu kemampuan berpikir divergen. Jauk, dkk (2014: 5)

mengatakan bahwa berpikir divergen merupakan komponen kunci dari proses

berpikir kreatif. Sehingga sangat penting mengetahui bagaimana kondisi

kemampuan berpikir divergen siswa dalam belajar matematika. Munandar

(Khodijah, 2011: 106) mengemukakan bahwa berpikir divergen adalah berpikir

kreatif, berpikir untuk memberikan berbagai macam kemungkinan jawaban

berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada kuantitas,

keragaman, dan originalitas jawaban. Jadi kemampuan berpikir divergen itu

merupakan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan

dengan memberikan berbagai macam solusi/jawaban yang diperoleh berdasarkan

informasi yang diberikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sri (2014: 6)

menemukan bahwa hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya berpikir

divergen lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya

berpikir biasa.

Dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika sangat

memerlukan kemampuan berfikir yang logis, kritis, sistematis dan kreatif dalam

menyelesaikan permasalahan baik dalam mata pelajaran matematika itu sendiri.

Dengan tingkat kemampuan berpikir divergen yang tinggi, maka dalam proses

belajar matematika menjadi lebih mudah. Namun, kenyataan yang kita lihat tidak

sesuai dengan yang diharapkan. Kebanyakan siswa sangat mudah dalam

menyelesaikan soal yang diberikan oleh gurunya ketika sama dengan contoh soal

yang diberikan. Tetapi, pada saat soal diajukan kepada siswa dengan redaksi kata

yang berbeda namun maksud dan tujuan pembelajaran sama, siswa tidak dapat

Page 19: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

menyelesaikan soal tersebut. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan dan

membuat hasil belajar matematika siswa menurun.

Selain kemampuan berpikir divergen, faktor lain yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kemandirian belajar. Kemandirian

belajar sangat diperlukan agar peserta didik/siswa bisa menyelesaikan masalah-

masalah yang dihadapinya dan mampu mengambil keputusan sendiri dalam

mencapai hasil yang lebih baik lagi dalam belajar. Menurut Kozma, Belle dan

Williams (Nurhayati, 2011: 131), kemandirian belajar merupakan bentuk belajar

yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk menentukan sendiri

tujuan, kegiatan belajar, dan sumber yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya.

Dalam proses belajar ini, pembelajar dapat berpartisipasi secara aktif menentukan

apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya. Hal ini sejalan

dengan penelitian Nur (2016: 67) menyimpulkan bahwa kemandirian belajar

siswa kelas V di SDN Sirnagalih Gugus I Kecamatan Taman Sari Kota Bogor

berpengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar matematika.

Dengan adanya kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar

yang tinggi yang dimiliki oleh peserta didik/siswa, maka mereka dapat

memperoleh pencapaian yang sangat baik dan memuaskan dalam hasil belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian tentang “Pengaruh

Kemampuan Berpikir Divergen dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Makassar”.

Page 20: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada siswa bahwa masih terdapat

diantara siswa yang ketika proses belajar berlangsung dianggap bisa

menyelesaikan soal-soal yang diberikan, akan tetapi pada saat ulangan

berlangsung mereka tidak bisa lagi mengerjakannya yang menyebabkan hasil

belajar matematika siswa rendah. Selain itu matematika merupakan mata

pelajaran yang membutuhkan kemampuan berfikir yang logis, kritis, sistematis

dan kreatif dalam memecahkan permasalahan dengan baik. Kedua masalah

tersebut berkaitan dengan kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar,

maka dapat dikemukakan adanya indikasi bahwa kemampuan berpikir divergen

dan kemandirian belajar berhubungan dengan hasil belajar matematika yang diraih

siswa. Hal inilah yang melatarbelakangi sehingga penelitian ini dilakukan.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar kemampuan berpikir divergen, kemandirian belajar, dan hasil

belajar matematika di kelas IX SMP Negeri 24 Makassar?

2. Apakah kemampuan berpikir divergen siswa berpengaruh positif yang

signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24

Makassar?

3. Apakah kemandirian belajar siswa berpengaruh positif yang signifikan

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar?

4. Apakah kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar berpengaruh

positif yang signifikan secara bersama terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas IX SMP Negeri 24 Makassar?

Page 21: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir divergen, kemandirian

belajar, dan hasil belajar matematika di kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif kemampuan berpikir

divergen siswa terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri

24 Makassar.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif kemandirian belajar siswa

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berpikir divergen dan

kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP

Negeri 24 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Utama

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh

positif yang berarti antara kemampuan berpikir divergen dan kemandirian

belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

2. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga

bagi siswa dalam upaya peningkatan prestasi belajar matematika serta

kaitannya dengan kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar.

Page 22: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Prestasi belajar matematika bagi siswa cukup dipengaruhi oleh kemampuan

berpikir divergen dan kemandirian belajar.

b. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru dan peneliti

selanjutnya.

3. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan

dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari bangku kuliah serta dapat

digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

b. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

pengembangan mutu pembelajaran di sekolah yang berkaitan dengan

kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar terhadap prestasi

belajar matematika siswa.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

untuk meningkatkan prestasi belajar matematika serta menambah literatur

sekolah.

d. Bagi Guru

Sebagai sumber informasi mengenai kemampuan operasi hitung matematika,

kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar yang dapat menjadi

bahan pertimbangan bagi guru matematika dalam merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar matematika.

Page 23: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

e. Bagi Siswa

Penelitian ini merupakan informasi bagi siswa untuk mengetahui tingkat

kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar yang diharapkan dapat

memotivasi mereka untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Page 24: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Kemampuan Berpikir Divergen

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup)

melakukan sesuatu, sedangkan menurut (KBBI) kemampuan berarti kesanggupan,

kecakapan dan kekuatan. Selanjutnya kemampuan menurut UU Mendiknas No.

45 tahun 2002 menyatakan bahwa kemampuan dinyatakan sebagai seperangkat

tindakan yang cerdas yang penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai

syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas

dibidang tertentu. Menurut Soelaiman (2007: 112) kemampuan adalah sifat yang

dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan

pekerjaanya, baik secara mental atau fisik.

Menurut Ivancevich M. John, dkk (Suhaji, 2012: 5) bahwa kemampuan

adalah bakat seseorang untuk melakukan tugas mental atau fisik. Robbins, S.P.

(Suhaiji, 2012: 5) mendefiniskan bahwa kemampuan adalah suatu kapasitas

individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.

Kemampuan juga menunjukkan potensi seseorang untuk melaksanakan

tugas atau pekerjaan. Kemampuan itu mungkin dimanfaatkan atau mungkin juga

tidak. Menurut Gibson (Syardianto, dkk 2014: 3) bahwa kemampuan

berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki orang untuk

melaksanakan pekerjaan dan bukan yang ingin dilakukannya.

Page 25: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan

atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau

merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu

yang diwujudkan melalui tindakannya.

Adapun gaya berpikir divergen adalah pola berpikir seseorang yang lebih

mendominasi oleh berfungsinya belahan otak kanan, berpikir lateral, menyangkut

pemikiran sekitar atau yang menyimpang dari pusat persoalan. Menurut Chang,

dkk. (2010: 2) berpikir divergen adalah proses yang lebih intuitif dibandingkan

dengan penalaran logis. Selain itu menurut Putra, dkk (2012: 2) bahwa pemikiran

divergen menghasilkan banyak ide yang berguna dalam menyelesaikan masalah.

Sehingga peran kemampuan dalam intuisi lebih berperan untuk menghasilkan

suatu gagasan atau ide pemikiran. Munandar (Khodijah, 2011: 106)

mengemukakan bahwa berpikir divergen adalah berpikir kreatif, berpikir untuk

memberikan berbagai macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang

diberikan dengan penekanan pada kuantitas, keragaman, dan originalitas jawaban.

Cara berpikir divergen menunjuk pada pola berpikir yang menuju ke

berbagai arah dengan ditandai adanya kelancaran, kelenturan, dan keaslian.

Contohnya dalam pembelajaran matematika di sekolah, siswa diberikan soal yaitu

seekor kerbau beratnya 200 kg, berapa orang anak yang kamu perlukan agar

jumlah semua berat badan mereka sama dengan beratnya kerbau tersebut?. Pada masalah matematika dirumuskan sedemikian rupa sehingga menuntut siswa

untuk melakukan investigasi konteks, sebab tidak semua data diberikan.

Misalnya: karena berat masing-masing anak tidak diberikan, maka dalam hal ini

diperlukan kemampuan berpikir divergen untuk membuat keputusan matematis

Page 26: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

yang reasonable. Artinya, anak harus mengambil keputusan, misalnya dengan

mengandai-andaikan. Anak harus membuat investigasi dalam menentukan

pengandaian yang masuk akal dan dapat dipertahankan baik nila logis-

matematisnya ataupun nilai realitas-kontekstualnya.

Sedangkan menurut Kleinmuntz, dkk (2014: 1) berpikir divergen

merupakan sub kognitif dari kreatifitas, yang mencerminkan kemampuan

menghasilkan banyak jawaban atas satu masalah. Jadi kemampuan berpikir

divergen merupakan bagian dari berpikir kreatif yang merupakan salah satu aspek

kognitif. Selain itu menurut Putra, dkk (2012: 2) bahwa pemikiran divergen

menghasilkan banyak ide yang berguna dalam menyelesaikan masalah. Bambang

(2013: 7-8) menjelaskan bahwa kemampuan berpikir divergen dapat dinyatakan

sebagai keterampilan siswa dalam pengembangan gagasan kreatif oleh adanya

stimulus dengan ciri tipikal yang terjadi secara spontan dan bebas dari cara-cara

tertentu.

Selanjutnya menurut Munandar dan Utami (Haryanto 2005: 5)

berpendapat bahwa berpikir divergen merupakan ranah berpikir kreatif yang

memberikan berbagai kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang

diberikan dengan penekanan pada kuantitas, keragaman, dan orijinalitas jawaban.

Berpikir divergen menujuk pada pola berpikir ke segala arah dengan ditandai oleh

adanya kelancaran (fluency), kelenturan (flexibiliyt), keaslian (originality), dan

elaborasi (elaboration). Sehingga peserta didik mampu memikirkan alternatif

kemungkinan lainnya. Sehingga berpikir divergen merupakan bagian dari berpikir

kreatif, seperti yang di kemukakan oleh Jauk, dkk (2014: 5) bahwa komponen

kunci dari proses berpikir kreatif yang memprediksi pencapaian kreatif.

Page 27: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Adapun gambaran sesesorang yang berpikir divergen yaitu seorang

pedagang yang memiliki pemikiran divergen akan lebih berhasil dalam usahanya,

karena selain dia mampu membuat model matematika yang berkaitan dengan

masalah penjualannya, dia juga mampu memprediksi segala kemungkinan yang

akan berdampak pada keuntungan penjualannya misalnya dalam hal penentuan

harga jual, dengan melihat persediaan yang dimilikinya, biaya operasional, harga

saingan, dll, ia mampu memprediksi dengan ilmiah harga berapa dagangannya

akan memiliki keuntungan yang paling besar. Ia juga selalu memiliki rencana

cadangan apabila prediksi yang dilakukannya tidak sesuai dengan harapan.

Disinilah letak peran pemikiran divergen ini

Menurut Gulo dalam (Susilawati, dkk. 2014: 5) menyatakan bahwa

berpikir divergen bertitik tolak dari suatu peristiwa menuju ke berbagai

kemungkinan, sehingga ketika seseorang berpikir divergen ia akan mampu

melahirkan berbagai macam gagasan yang tidak berhubungan dengan

permasalahan awal atau konsep yang sedang diperbincangkan. Hasil penelitian

yang relevan menurut Susilawati, dkk. (2014: 6) menunjukkan bahwa hasil belajar

matematika siswa yang memiliki gaya berpikir divergen lebih tinggi dari hasil

belajar matematika siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen.

Guilford (Yagolkovskiy, dkk. 2015: 3) juga menghubungkan sifat-sifat

pemikiran divergen dengan empat karakteristik, yaitu: a) Kelancaran (kemampuan

untuk menghasikan banyak ide atau soslusi untuk suatu masalah) dengan tepat; b)

Feksibilitas (kapasitas untuk mempertimbangkan berbagai pendekatan terhadap

masalah secara bersamaan); c) Elaborasi (kemampuan untuk memikirkan rincian

Page 28: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

gagasan dan melaksanakannya), dan d) Orisinalitas (kecenderungan untuk

menghasilkan gagasan yang berbeda dari kebanyakan orang lainnya).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa berpikir

divergen adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang mampu

memecahkan atau menyelesaikan suatu permasalahan atau persoalan yang ada

dengan berbagai solusi atau penyelesaian dengan tepat. Dengan berpikir divergen

seseorang dengan mudah dapat menyelesaikan persoalan atau permasalah yang

ada dengan memberikan alternatif jawaban yang lain dan benar.

2. Kemandirian Belajar

Kemandirian berasal dari kata dasar diri yang mendapat awalan ke dan

akhiran an yang kemudian membentuk suatu kata keadaan atau kata benda.

Karena kemandirian berasal dari kata diri, pembahasan kemandirian tidak dapat

lepas dari pembahasan diri itu sendiri, yang dalam konsep Carl Rogers disebut

dengan istilah self karena diri itu sendiri merupakan inti dari kemandirian (Ali

dan Asrori, 2008: 109). Dalam kamus psikologi kemandirian berasal dari kata

Independence yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak

bergantung pada orang lain dalam memutuskan keputusan dan adanya sikap

percaya diri (Chaplin, 2011: 343).

Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting

bagi individu. Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu

menghadapi segala permasalahan karena individu yang mandiri tidak bergantung

pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan memecahkan masalah yang ada.

Kemandirian menurut sudut pandang Erickson (Monks, 2002: 272) yaitu suatu

sikap usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk

Page 29: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

menentukan dirinya dengan proses mencari identitas ego yaitu merupakan

perkembangan kearah yang mantap untuk berdiri sendiri.

Suhendri dan Mardalena (2013: 109) menyatakan bahwa kemandirian

belajar adalah suatu aktivitas belajar yang dilakukan siswa tanpa bergantung pada

orang lain baik teman maupun gurunya dalam mencapai tujuan belajar yaitu

menguasai materi atau pengetahuan dengan baik dengan kesadarannya sendiri,

serta siswa dapat mengaplikasikan dalam menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam kemandirian belajar, siswa dituntut untuk mampu

menggali informasi materi pelajaran tidak hanya bersumber dari guru. Artinya

dari sumber lain seperti internet. Selain itu, siswa dapat melakukan aktivitas

belajar tanpa terpengaruh dari orang lain atau teman.

Kemandirian belajar yang dimiliki seorang siswa, mendorong siswa

tersebut agar dapat berperilaku tidak bergantung pada orang lain. Hal ini sesuai

pendapat Mujiman yang dikutip Aini dan Taman (2012: 51) bahwa kemandirian

belajar dapat diartikan sebagai sifat dan kemampuan yang dimiliki siswa untuk

melakukan kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motifasi untuk menguasai

suatu kompetensi yang dimiliki.

Kemandirian belajar menurut Mujiman (2005: 1) adalah kegiatan belajar

aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna

mengatasi suatu masalah, dan di bangun dengan begal pengetahuan atau

kompetensi yang dimiliki. Selain itu menurut Brookfield (2000: 130-133)

mengemukakan bahwa kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakan

oleh diri sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya. Basir (2010)

menyatakan bahwa kemandirian belajar diartikan sebagai suatu proses belajar

Page 30: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

yang terjadi pada diri seseorang, dan dalam usahanya untuk mencapai tujuan

belajar orang tersebut dituntut untuk aktif secara individu atau tidak bergantung

pada orang lain.

Menurut Gunarhadi (2005: 120) kemandirian belajar akan tercapai apabila

seorang anak dapar memiliki keberhasilan-keberhasilan yang diperolehnya.

Kemandirian belajar adalah kondisi aktivitas belajar yang mandiri tidak

bergantung pada orang lain, memiliki kemampuan serta tanggung jawab sendiri

dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian belajar akan terwujud

apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan,

mengevaluasi, dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam dalam

pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran.

Desi, (2009: 7-8) mendeskripsikan kemandirian belajar sebagai berikut :

a. Siswa berusaha untuk meningkatkan tanggung jawab dalam mengambil

berbagai keputusan.

b. Kemandirian dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang

dan situasi belajar.

c. Kemandirian bukan berarti memisahkan diri dari orang lain.

d. Pembelajaran mandiri dapat mentransfer hasil belajarnya yang berupa

pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai situasi.

e. Siswa yang belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan

aktivitas seperti membaca sendiri, belajar kelompok, latihan dan kegiatan

korespondensinya.

Page 31: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

f. Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan seperti dialog

dengan siswa, mencari sumber, mengevaluasi hasil dan mengembangkan

berpikir kritis.

g. Beberapa institusi pendidikan menemukan cara untuk mengembangkan belajar

mandiri melalui program pembelajaran terbuka.

Adapun ciri-ciri kemandirian belajar menurut Sardiman sebagaimana

dikutip oleh Farida (2008: 45) meliputi: 1) Adanya kecenderungan untuk

berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri; 2) Memiliki

keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan; 3) Membuat perencanaan dan

berusaha dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan; 4) Mampu untuk

berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru; 5)

Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan

prestasi belajar; 6) Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus

dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.

Dari beberapa teori dan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa kemandirian belajar adalah sikap mengarah pada kesadaran belajar sendiri

dan segala keputusan, pertimbangan yang berhubungan dengan kegiatan belajar

diusahakan sendiri bertanggung jawab sepenuhnya dan proses belajar tersebut.

3. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah: “kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang relative menetap”. Hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu

aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2013: 7).

Page 32: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Menurut Winkel (2004: 57) hasil belajar adalah kemampuan intelektual

yang telah menjadi milik pribadi seseorang yang memungkinkan atau

memberikan hasil tertentu. Hasil belajar terkait dengan perubahan pada diri orang

yang belajar. Bentuk perubahan sebagai hasil dari belajar berupa perubahan

pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, serta keterampilan dan

kecakapan. Sedangkan menurut Sudijarto hasil belajar adalah “tingkat penguasaan

yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan

tujuan pendidikan yang ditetapkan”.

Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang

cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses

belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu (Jihad dan Haris, 2012: 14). Menurut

Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mengaktualisasi hasil

belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi

yang baik dan memenuhi syarat pengukuran demikian dimungkinkan karena

pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai

bidang termasuk pendidikan.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang hampir selalu ada dan

diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Bahkan pada taman kanak-kanak matematika diajarkan secara

informal. Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-

unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas,

Page 33: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan

analisis (Hamzah B. Uno dalam Lestari Eni, 2015).

Menurut Gagne dalam Sholihin, hasil belajar matematika adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika

adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam

bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah

mempelajari matematika. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya

peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya

Menurut Sudjana (2006: 57), hasil belajar matematika adalah kompetensi

kompetensi yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya.

Hasil belajar matematika marupakan pencapaian siswa dalam proses pembelajaran

matematika dalam kurun waktu tertentu yang berupa pemahaman dan

keterampilan dalam hal menyelesaikan masalah matematika dalam kurun waktu

satu semester (Bey dan Narfin, 2013: 175).

Adapun hasil belajar matematika menurut Suhendri dan Mardalena (2013:

108) menyatakan bahwa ”hasil belajar matematika adalah puncak dari kegiatan

belajar yang berupa perubahan dalam bentuk kognitif, afektif, dan psikomotorik

dalam hal kemampuan tentang kemampuan bilangan, bangun, hubungan-

hubungan konsep dan logika yang berkesinambungan serta dapat diukur atau

diamati”.

Berdasarkan uraian tentang hasil belajar diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar matematika adalah tingkat perubahan, pencapaian,

pemahaman, dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika

Page 34: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

setelah melalui proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang didapat dari

tes hasil belajar.

Secara psikologis ada dua macam faktor internal yang dapat

mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, yaitu faktor kognitif dan faktor

afektif. Slameto (2013) mengemukakan bahwa faktor-faktor kognitif yang

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah persepsi, perhatian, mendengarkan,

ingatan, kesiapan, struktur kognitif, intelegensi, kreativitas, dan gaya kognitif,

sedangkan faktor-faktor afektif yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah

motivasi dan kebutuhan, minat, konsep diri, aspirasi, kecemasan, dan sikap.

Faktor-faktor kognitif dan afektif tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar

matematika dapat berbentuk pengaruh tersendiri maupun secara bersamaan, dan

dapat secara langsung maupun tidak langsung, bahkan ada satu faktor yang

mempengaruhi faktor yang lain.

Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif

matematika yang mencakup semua tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman

(C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Instrumen

yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah

tes hasil belajar dengan bentuk soal essay (uraian).

B. Hasil Penelitian Relevan.

1. Kemampuan Berpikir Divergen

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian

Fatika (2018: 67) tentang “pengaruh kemampuan operasi hitung matematika,

kemampuan berpikir divergen dan kecerdasan linguistik terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sengkang Kabupaten Wajo”. Hasil

Page 35: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

penelitian mendukung hipotesis ketiga bahwa variabel kemampuan berpikir

divergen berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika. Hal ini dapat

terlihat pada hasil uji t diperoleh t hitung sebesar 3,072 dengan p value adalah

0,003. Jika dibandingkan dengan t tabel pada α = 0,05 berarti t-hitung > t-tabel

dan p value < 0,05 (3,072> 1,990 dan 0,003 < 0,05). Adapun hasil uji linear

diketahui nilai p value deviation from linearity sebesar 0,072 > 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara kemampuan berpikir

divergen dengan hasil belajar. Selain itu Koefisien regresi X2 (kemampuan

berpikir divergen) 0,174 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu poin

variabel kemampuan berpikir divergen akan meningkatkan hasil belajar

matematika sebesar 0,174 kali. Persamaan dari penelitian tersebut dengan

penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama meneliti kemampuan berpikir

divergen. Adapun perbedaan penelitian ini yaitu objek penelitian dan variabel

bebas lainnya.

Hasil penilitian terdahulu lainnya yang relevan dengan penelitian yang

akan dilakukan yaitu hasil penelitian Sri (2014: 6) menemukan bahwa hasil

belajar matematika siswa yang memiliki gaya berpikir divergen lebih tinggi dari

pada hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya berpikir biasa.

Kemampuan berpikir divergen mengarahkan siswa menghasilkan banyak ide yang

berguna dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran matematika

karena kemampuan berpikir divergen merupakan bagian dari aspek kognitif

sebagai proyeksi atas kemampuan menghasilkan banyak jawaban atas satu

permasalahan.

Page 36: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

2. Kemandirian Belajar

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu laporan hasil

penelitian Nur (2016). Tentang “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Perhatian

Orang Tua terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP Swasta di

Kecamatan Setiabudi, Jakarta selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode survey dengan menggunakan analsiskorelasional. Hasil penelitian

nenunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan kemandirian belajar

terhadap hasil belajar matematika (t0 = 4,372 dan sig. = 0,000<0,05). Persamaan

regresif linear: Y= -23.305 +0,112 X1, hal ini menunjukkan setiap kenaikan satu

unit kemandirian belajar akan meningkatkan hasil belajar matematika 0.112 unit

secara signifikan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

adalah sama-sama meneliti kemandirian belajar. Adapun perbedaannya yaitu

objek penelitian dan veriabel bebas lainnya.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu hasil penelitian

Sukenda (2016). Tentang “Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis dan

Kemandirian Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V di SDN

Sirnagalih Gugus I Kecamatan Taman Sari Kota Bogor”. Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey dan teknik korelasional

yang menggambarkan tentang variabel-variabel yang diteliti, sekaligus

menyelidiki hubungan antar variabel. Hipotesis kedua yang diajukan dalam

penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara

kemandirian belajar dan hasil belajar matematika, hal ini ditunjukkan dengan t-

hitung jauh lebih besar daripada t-tabel pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu 1,645

atau t-hitung 5,436 > 1,645. Pola hubungan kedua variabel ini dinyatakan oleh

Page 37: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

persamaan regresi Y = 1,583 + 0,394 X2. Adapun hasil analisis korelasi sederhana

antara kemandirian belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas V di Sekolah

Dasar Negeri Kota Bogor diperoleh r sebesar 0,405. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut kuat dan searah (positif). Sedangkan

hasil analisis koefisien determinasi antara variabel X2 dan Y maka R Square

sebesar 0,164 atau 16,4%. Hal ini menunjukkan pengaruh positif dari kemandirian

belajar siswa dengan hasil belajar matematika siswa kelas V di Sekolah Dasar

Kota Bogor sebesar 16,4% sedangkan sisanya 83,6% merupakan faktor lain.

Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

sama-sama meneliti kemandirian belajar siswa. Adapun perbedaan dalam

penelitian ini yaitu objek penelitian dan variabel bebas lainnya.

C. Kerangka Pikir

Pada latar belakang dan kajian pustaka, dikemukakan beberapa masalah

yang terkhusus pada mata pelajaran matematika yaitu masih seringnya ditemukan

siswa mengalami kesulitan dalam hal belajar matematika sehingga menyebabkan

nilai matematika yang rendah, diduga rendahnya nilai matematika dipengaruhi

oleh beberapa faktor, beberapa penelitian yang relevan mengemukakan bahwa

kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar siswa sebagai salah satu

faktor yang mempengaruhi.

Berdasarkan kajian teori tersebut dan hasil penelitian yang relevan

sehingga peneliti ingin melakukan penelitian kuantitatif untuk melihat pengaruh

kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar siswa terhadap hasil

belajar matematika siswa.

Page 38: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian expost-facto

dengan metode kuantitatif dimana variabel yang diamati adalah pengaruh variabel

variabel bebas yaitu kemampuan berpikir divergen (X1) dan kemandirian belajar

(X2) terhadap variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa (Y). penelitian

ini akan mengamati sejauh mana variabel-variabel bebas mempengaruhi variabel

terikat dengan menggunakan analisis regresi ganda, sehingga nantinya akan

menunjukkan seberapa besar variabel bebas tersebut mempengaruhi variabel

terikat.

1. Pengaruh Kemampuan Berpikir Divergen terhadap Hasil Belajar

Matematika

Pengaruh kemampuan berpikir divergen terhadap hasil belajar matematika

merupakan hal yang sering dibahas serta dianggap besar pengaruhnya terhadap

pencapaian seorang siswa dalam hasil belajar matematika. Hal tersebut

dikarenakan kemampuan berpikir divergen merupakan kemampuan yang dimiliki

seorang siswa dalam menyelesaikan satu permasalahan dengan memberikan

berbagai alternatif jawaban yang benar sehingga dengan adanya kemampuan

berpikir divergen yang tinggi maka hasil belajar matematika siswa akan

meningkat. Hal ini senada dengan hasil penelitian Sri (2014: 6) yang

menemukakan bahwa hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya berpikir

divergen lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya

berpikir biasa.

2. Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa yang memiliki kemandirian belajar yang baik mka ia akan

memperoleh peluang yang relatif cukup besar dalam memperoleh hasil belajar

Page 39: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

yang memuaskan dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar

yang kurang baik, sehingga akan turut mempengaruhi hasil belajar matematika

siswa tersebut (Syah, 2004: 73). Belajar adalah suatu proses yang terus-menerus

untuk memecahkan masalah bagi anak-anak, orang dewasa maupun orang tua.

Dengan menerima tanggapan siswa sebagai masukan yang berharga menjadikan

semangat kemandiriannya semakin besar. Hal ini akan menambah semangat siswa

untuk meningkatkan hasil belajarnya, sehingga ketika tingkat keberhasilan siswa

tercapai maka siswa tersebut akan merasa puas dengan memberi pujian pada

dirinya sendiri.

3. Pengaruh Kemampuan Berpikir Divergen dan Kemandirian Belajar

terhadap Hasil Belajar Matematika

Faktor-faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar

matematika salah satunya adalah kemampuan berpikir divergen. Berpikir divergen

adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang mampu memecahkan atau

menyelesaikan suatu permasalahan atau persoalan yang ada dengan berbagai

solusi atau penyelesaian dengan tepat.

Begitupun dengan kemandirian belajar, adanya kemandirian belajar yang

dimiliki siswa akan sangat membantu siswa tersebut dalam proses pembelajaran

sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar matematika yang tinggi.

Kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar matematka siswa, dengan demikian faktor

kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar dapat mempengaruhi hasil

belajar matematika siswa apabila ditingkatkan terus-menerus. Maka dari itu

Page 40: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar secara bersama-sama

diduga mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah uraikan, maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif kemampuan berpikir divergen terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar. Untuk keperluann

pengujian hipotesis penelitian, maka dirumuskan hipotesis statistik sebagai

berikut:

H0:β1 = 0

H1: β1 > 0

Kemandirian

Belajar

Kemampuan

Berpikir Divergen

Kesulitan dalam belajar matematika

Faktor yang mempengaruhi

Internal

Hasil Belajar

Page 41: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

2. Terdapat pengaruh positif kemandirian belajar terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar. Untuk keperluann

pengujian hipotesis penelitian, maka dirumuskan hipotesis statistik sebagai

berikut:

H0:β2 = 0

H1: β2 > 0

3. Terdapat pengaruh positif kemampuan berpikir divergen dan kemandirian

belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24

Makassar. Untuk keperluann pengujian hipotesis penelitian, maka dirumuskan

hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:βi = 0; i = 1,2

H1:βi > 0; i = 1,2

Page 42: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian ex -post facto. Penelitian ex-post facto adalah suatu penelitian yang

dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke

belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kegiatan

tersebut. Ex-post facto sebagai metode penelitian menunjukkan bahwa perlakuan

terhadap variabel bebas telah terjadi sebelumnya, sehingga tidak perlu

memberikan perlakuan, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono (2017: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dari penelitian ini adalah kelas IX SMPN 24 Makassar yang terdiri dari

tiga kelas dengan jumlah siswa sebanyak 102 orang.

Tabel 3.1 Populasi siswa kelas IX SMPN 24 Makassar

Kelas IX Jumlah siswa

1 34

2 33

3 35

Total 102

Page 43: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Menurut Arikunto (2010: 174) penentuan pengambilan sampel

sebagai berikut : Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat

diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari :

1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya dana.

3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang

resikonya besar, tentu saja jika samplenya besar hasilnya akan lebih baik.

Berdasarkan cara pengambilan sampel yang telah dijelaskan maka dalam

penelitian ini yang akan menjadi sampel yaitu 66 orang siswa kelas IX SMPN 24

Makassar.

C. Desain dan Variabel Penelitian

1. Desain Penelitian

Menurut Gay (Emzir, 2007:127) bahwa desain dasar penelitian ex-post

facto sangat sederhana, dan walaupun variabel-variabel bebas tidak dimanipulasi,

ada prosedur kontrol yang dapat diterapkan.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah pemberian tes dan angket

(kuesioner), yaitu hanya sekali tes dan tidak ada pemberian perlakuan proses

Pembelajaran.

Page 44: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Gambar 3.1. Desain Kemampuan Berpikir Divergen dan Kemandirian

Belajar.

Keterangan:

X1 = Kemampuan Berpikir Divergen

X2 = Kemandirian Belajar

Y = Hasil Belajar Matematika Siswa

= Pengaruh secara parameter individu

--> = Pengaruh secara simultan

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011 : 60). Dalam

penelitian ini variabel yang diselidiki adalah variabel bebas dan terikat;

a. Variabel bebas yaitu variabel yang berdiri sendiri artinya variabel tersebut

dapat mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian yang menjadi

variabel bebas yaitu kemampuan berpikir divergen (X1 ) dan kemandirian

belajar (X2).

b. variabel terikat yaitu variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lainnya

dalam hal ini variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

terikat yaitu hasil belajar matematika siswa (Y).

X1

X2

Y

Page 45: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

D. Prosedur Penelitian

Dalam suatu penelitian Ex-Post Facto, pengambilan data yang digunakan

harus dipilih sesuai dengan karakteristik penelitian. Pada penelitian ini tahap-

tahap yang dilakukan adalah:

1. Tahap Awal

a.) Konsultasi dengan pembimbing, guru dan kepala sekolah untuk meminta

izin melakukan penelitian di sekolah; b.) Menetepkan masalah yang akan diteliti;

c.) Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti; d.) Pemilihan desain dasar

penelitian ex-post facto; e.) Penyusunan instrumen penelitian; f.) Melakukan

validasi instrumen oleh validator.

2. Tahap Pelaksanaan

Melakukan pengumpulan data dengan pemberian tes kemampuan berpikir

divergen, koesioner kemandirian belajar dan tes hasil belajar matematika

terhadap siswa tanpa memberikan perlakuan atau melakukan proses mengajar

terlebih dahulu.

3. Tahap Akhir

Mengelolah data, menganalisis dan pembahasan hasil dari data yang telah

diperoleh sesuai dengan variabel yang diteliti.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Kemampuan Berpikir Divergen

Kemampuan berpikir divergen mengarahkan siswa menghasilkan banyak

ide yang berguna dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran

matematika karena kemampuan berpikir divergen merupakan bagian dari aspek

Page 46: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

kognitif sebagai proyeksi atas kemampuan menghasilkan banyak jawaban atas

satu permasalahan.

Kemampuan berpikir divergen yang di maksud dalam penelitian ini adalah

skor yang menunjukkan tingkat kemampuan berpikir divergen siswa terkait

dengan kelancaran (fluency), keaslian (originality), kelenturan (flexibility), dan

elaborasi (elaboration).

2. Kemandirian Belajar

Kemandirian dalam belajar matematika adalah penilaian terhadap diri

sendiri, keyakinan individu dalam menyelesaikan masalah matematika ataupun

keyakinan belajar untuk memahami konsep dan menyelesaikan tugas.

Kemandirian belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor dari

hasil jawaban angket untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa terkait

dengan indikator sebagai berikut:

a. Adanya hasrat atau keinginan yang kuat untuk belajar.

b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif dalam menghadapi masalah.

c. Tanggung jawab atas apa yang dilakukan.

d. Percaya diri dan melaksanakan tugas-tugas secara mandiri.

3. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah

proses belajar berlangsung yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik

pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih

baik dari sebelumnya.

Page 47: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor

yang diperoleh dari hasil pemberian tes kepada siswa pada materi bangun ruang

sisi datar (kubus, balok, limas, dan prisma).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah: Alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Selanjutnya instrumen yang diartikan

sebagai alat bantu merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda.

Contohnya: wawancara, pengamatan/observasi, ujian atau tes, dan dokumentasi.

1. Jenis Instrumen

Adapun jenis instrumen yang digunakan penelitian ini adalah sebagai

berikut;

a. Tes Kemampuan Berpikir divergen

Tes kemampuan berpikir divergen merupakan instrument yang digunakan

untuk memperoleh data hasil kemampuan berpikir divergen. Tes kemampuan

berpikir divergen ini dikembangkan sendiri oleh peneliti. Tes yang digunakan

adalah tes dalam bentuk essay (uraian). Skor untuk tes kemampuan berpikir

divergen adalah jumlah skor dari jawaban siswa yang benar.

b. Koesioner Kemandirian Belajar

Kuesioner merupakan instrument yang digunakan untuk memperoleh data

mengenai kemandirian belajar. Kuesioner dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Dalam penelitian ini, jenis kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner langsung yang tertutup. Kuesioner tertutup merupakan daftar

Page 48: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disediakan oleh peneliti. Pada

kuesioner peneliti akan menyediakan alternatif pertanyaan sehingga responden

tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang tersedia.

c. Tes Hasil Belajar Matematika

Tes hasil belajar matematika merupakan instrument yang digunakan untuk

memperoleh data hasil belajar matematika siswa. Tes hasil belajar matematika ini

dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan bentuk essay (uraian). Skor yang

diberikan adalah Skor untuk tes hasil belajar adalah jumlah skor dari jawaban

siswa yang benar.

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

a. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Divergen

Tabel 3.2 Kisi-kisi kemampuan berpikir divergen

No. Aspek Yang

Diukur

Indikator No. Item

1 Fluency Menuntut dengan cepat menghasilkan

sejumlah besar gagasan atau solusi

masalah.

1

2 Menuntut kemampuan untuk menemukan

kata yang memenuhi persyaratan

struktural.

2 Originality

Menunjuk pada tingkat keaslian suatu

gagasan, atau jawaban terhadap suatu

gejalah.

3

3 Flexibility

Menunjuk pada tingkat kemampuan untuk

mempertimbangkan suatu variansi

pendekatan pada suatu masalah secara

serempak.

4

4 Elaboration

Kemampuan untuk mengembangkan suatu

gagasan, memperincinya dengan

mempertimbangkan macam-macam

implikasi.

5

Jumlah 5

Page 49: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

b. Kisi-kisi Instrumen Kemandirian Belajar

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemandirian Belajar

No. Indikator Jumlah Butir Soal

Positif Negatif

1 Adanya hasrat atau keinginan

yang kuat untuk belajar

1,9,17,25 2,10,18,26

2 Mampu mengambil keputusan

dan inisiatif dalam menghadapi

masalah

3,11,19,27 4,12,20,28

3 Tanggung jawab atas apa yang

dilakukan

5,13,21 6,14,22

4 Percaya diri dan melaksanakan

tugas-tugas secara mandiri

7,15,23,29 8,16,24,30

15 15

Total 30

Ketengan: Butir soal yang bercetak tebal hitam gugur setelah uji coba

Skala yang digunakan untuk pengukuran variabel kemandirian belajar

adalah dengan model Skala Likert yang dimodifikasi menjadi empat pilihan

jawaban. Skor setiap alternatif jawaban atas pernyataan positif (+) dan pernyataan

negatif (-) seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban Indikator Kemandirian Belajar

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Alternative jawaban Skor Alternative jawaban Skor

Sangat setuju 4 Sangat setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak setuju 2 Tidak setuju 3

Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 4

Page 50: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

c. Kisi-kisi Hasil Belajar Matematika

Tabel 3.4 Kisi-kisi Hasil Belajar Matematika

Kompetensi

Dasar

Indikator Materi No. Soal

5.1Mengidentifik

asi sifat-sifat

kubus, balok,

prisma dan limas

serta bagian-

bagiannya.

5.1.1Menyebutkan unsur-

unsur kubus, balok,

prisma, dan limas : rusuk,

bidang sisi, diagonal

bidang sisi, diagonal

ruang, bidang diagonal.

Bangun ruang

sisi datar

(kubus, balok,

prisma, dan

limas).

1

5.3Menghitung

luas permukaan

dan volume

kubus,balok,

prisma dan limas

5.3.1. Menghitung luas

permukaan kubus, balok,

prisma dan limasa

Bangun ruang

sisi datar

(kubus, balok,

prisma, dan

limas).

2

5.3.2Menghitung volume

kubus, balok, prisma,

limas.

Bangun ruang

sisi datar

(kubus, balok,

prisma, dan

limas).

3 dan 4

Jumlah 4

3. Validasi Instrumen

Sebelum instrumen tes kemampuan berpikir divergen, koesioner

kemandirian belajar dan tes hasil belajar matematika diberikan kepada subjek

penelitian, terlebih dahulu divalidasi oleh validator dimana validator terdiri dari 2

orang ahli. Suatu instrumen dikatakan valid (sah) apabila instrumen tersebut betul-

betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Setelah divalidasi, dilakukan

perbaikan berdasarkan saran dan pendapaat validator agar masalah yang diberikan

layak dan valid serta dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir

divergen, kemandirian belajar dan hasil belajar matematika siswa.

Page 51: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes kemampuan berpikir

divergen dan kuesioner kemandirian belajar serta tes hasil belajar matematika

siswa. Pemberian tes dilakukan hanya satu kali terhadap siswa. Skor yang

terkumpul pada tes tersebut yang merupakan data penelitian pada penelitian ini

yang selanjutnya akan dianalisis. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan

dalam penelitian ini adalah:

a. Pemberian tes kemampuan berpikir divergen digunakan untuk memperoleh

skor kemampuan berpikir divergen siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

b. Pemberian kuesioner kemandirian belajar digunakan untuk memperoleh skor

kemandirian belajar siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

c. Pemberian tes hasil belajar matematika siswa digunakan untuk memperoleh

skor hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari sampel penelitian berupa skor kemampuan

berpikir divergen, kemandirian belajar dan hasil belajar siswa akan dianalisis

dengan menggunakan analisis regresi ganda dan sederhana. Teknik analisis

statistik yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Analisis Statistika Deskriptif

Tekhnik analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tentang

karakteristik distribusi nilai dari masing-masing variabel penelitian yaitu

kemampuan berpikir divergen, kemandirian belajar dan hasil belajar matematika

siswa, tabel distribusi frekuensi, diagram batang, mean (rata-rata), median, range,

Page 52: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

minimum, maksimum, standar deviasi (simpangan baku), variansi, skewness dan

kurtosis yang dihitung menggunakan software statistik.

a. Teknik Analisis Data Kemampuan Berpikir Divergen

Analisis data tes kemampuan berpikir divergen dalam penelitian ini yaitu

berupa skor yang diperoleh dari hasil pemberian tes terhadap siswa yang dianalisis

dengan menggunakan analisis deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan

kemampuan berpikir divergen yang diperoleh siswa guna mendapatkan gambaran

yang jelas tentang kemampuan berpikir divergen siswa.

Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori skor

kemampuan berpikir divergen dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Skala Pengkategorian Kemampuan Berpikir Divergen

No. Skor Kategori

1 85 – 100 Sangat Tinggi

2 65 – 84 Tinggi

3

4

5

55 – 64

35 – 54

0 – 34

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

(Munandar, 1999)

b. Teknik Analisis Data Kemandirin Belajar

Kemandirian belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemandirian belajar yang

diperoleh siswa guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang kemandirian

belajar. Data tentang angket kemandirian belajar dianalisis dengan cara

dogolongkan dalam tabel kategorisasi.

Adapun kriteria pengkategorian kemandirian belajar yang dikembangkan

oleh Jumalia (Azwar, 2006: 31), ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Data maksimal = skor tertinggi x jumlah item = 4 x 20 = 80

Page 53: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

= 4/4 x 100% = 100%

Data minimal = skor terendah x jumlah item = 1 x 20 = 20

= 1/4 x 100% = 25%

Range = data maksimal – data minimal = 80 – 20 = 60

Panjang kelas interval = range : panjang kelas = 60 : 5 = 12

= 75% : 5 = 15%

Sehingga diperoleh kriteria pengkategorian kemandirian belajar sebagai

berikut;

Tabel 3.6 Kriteria Pengkategorian Kemandirian Belajar

Interval Skor Interval Kategori

20 < 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≤ 32 25% - 39% Sangat Rendah

32 < 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≤ 44 40% - 54% Rendah

44 < 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≤ 56

56 < 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≤ 68

68 < 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≤ 80

55% - 69%

70% - 84%

85% - 100%

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

c. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika yang

diperoleh siswa guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar

matematika.

Data hasil belajar matematika dikategorikan secara kuantitatif berdasarkan

teknik kategorisasi yang ditetapkan oleh permendikbud nomor 53 tahun 2015

(Ainamulyana, 2015) sebagai berikut:

Tabel 3.7 Skala Pengkategorian Hasil Belajar Matematika

No. Skor Kategori

1 86 – 100 Sangat Baik (A)

2 71 – 85 Baik (B)

3

4

56 – 70

≤ 55

Cukup (C)

Kurang (D)

Page 54: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

2. Analisis Statistika Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji

prasayarat analisis Jumalia (Setyadharma, 2010: 33) yaitu:

a. Uji Normalitas

Distribusi normal dalam penelitian ini penulis deteksi dengan

menggunakan analisis statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji

Normalitas Kolmogorov smirnov merupakan bagian dari uji asumsi klasik (uji

prasyarat). Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual

berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai

residual yang berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan :1) Jika nilai p

value > 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal dan 2) Jika nilai p value <

0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi normal.

b. Uji Linearilitas

Uji Linear digunakan utuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat dimana arti linear merupakan hubungan seperti garis

lurus. Dasar pengambilan keputusan :1) Jika nilai p value deviation from linearity

> 0,05 maka terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel

terikat dan 2) Jika nilai p value deviation from linearity < 0,05 maka tidak

terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel terikat.

c. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah masing-masing

variabel bebas bersifat independen atau tidak, jika ternyata data yang diperoleh

terjadi multikolinearitas maka cukup mengambil satu variabel yang digunakan

Page 55: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

untuk menafsirkan pengaruh variabel-variabel bebas yang digunakan terhadap

variabel terikat dengan ketentuan berikut:

Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) masing-masing variabel bebas

kurang dari 10, maka variabel-variabel bebas tersebut terbebas dari masalah

multikolinearitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan bagian dari uji asumsi klasik dalam analisis

regresi linear untuk data time series atau data runtut waktu. Uji asumsi klasik

sendiri dimaknai sebagai syarat yang harus terpenuhi sebelum dilakukannya

analisis regresi linear. Model regresi yang baik tidak terdapat masalah

autokorelasi. Adapun uji yang akan dilakukan peneliti tentang masalah

autokorelasi adalah dengan uji run test.

Dasar pengambilan keputusan uji run test yaitu : 1) Jika nilai asymp. P

value (2-tailed) lebih kecil < 0,05 maka terdapat gejala autokorelasi. 2) Jika nilai

asymp. P value (2-tailed) lebih besar > 0,05 maka tidak terdapat gejala

autokorelasi.

e. Uji heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variansi dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Jika viriansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut heterokedastisitas.

Modal regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas (tidak terjadi

heterokedastisitas). Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji

Glejser, yang dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual yang

Page 56: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

diperoleh dari model regresi sebagai variabel terikat terhadap semua variabel

bebas dalam model regresi. Apabila nilai koefisien dari masing-masing variabel

bebas dalam model regresi tidak signifikan secara statistik, maka dapat

disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Hipotesis

1) Analisis Regresi Berganda

Untuk mencari pengaruh kemampuan berpikir divergen dan kemandirian

belajar terhadap hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan korelasi

ganda. Dalam menghitung korelasi ganda lebih dari dua variable independen

secara bersama-sama dapat dengan menggunakan regresi ganda. Regresi

merupakan suatu metode analisis statistik yang dapat digunakan untuk

mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variable atau lebih. Analisis

regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variable bebas

atau lebih terhadap variable terikat untuk membuktikan ada tidaknya hubungan

fungsi atau hubungan kausal. Persamaan regresi ganda untuk tiga variabel dapat

dihitung dengan software statistik, menggunakan rumus sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan:

a : Konstanta

b : Koefisien regresi

X1 : Kemampuan berpikir divergen

X2 : Kemandirian belajar

Y : Hasil belajar matematika

Page 57: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Dengan menggunakan program dapat diketahui nilai probabilitasnya. Bila

< 0,05 maka signifikan berpengaruh.

2) Analisis Regresi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh kemampuan

berpikir divergen terhadap hasil belajar matematika dan kemandirian belajar

terhadap hasil belajar matematika. Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a) Membuat garis regresi linear sederhana

Y = a + bX

b) Mencari Koefisien Determinasi (r2) antara variabel X1 dengan Y dan X2

dengan Y

𝑟 (

∑ )

𝑟 (

∑ )

Keterangan:

r2(x1y) = koefisien determinasi antara X1 terhadap Y

r2(x2y) = koefisien determinasi X2 terhadap Y

a1 = koefisien prediktor

a2 = koefisien prediktor

∑ = jumlah produk X1 dengan Y

∑ = jumlah produk X2 dengan Y

∑ = jumlah kuadrat kriterium

3). Menguji Signifikansi dengan Uji t

Pengujian hipotesis yang akan digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel-variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat, yaitu

Page 58: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

dengan memanfaatkan uji t (Sugiyono, 2017: 230). Adapun rumus uji t yang

digunakan adalah sebagai berikut:

𝑡 𝑟√

√ 𝑟

Keterangan :

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Selanjutnya harga t yang didapat dikonsultasikan dengan harga ttabel,

apabila harga thitung sama dengan atau lebih besar dari harga ttabel pada taraf

signifikansi 5%, maka antara variabel bebas dengan variabel terikat

berpengaruh secara signifikan, sebaliknya jika harga thitung kurang dari harga

ttabel maka variabel bebas terhadap variabel terikat tidak berpengaruh secara

signifikan.

Page 59: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan tentang karakteristik

distribusi nilai dari masing-masing kelompok penilaian dan sekaligus

jawaban atas masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini.

1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif.

a. Data Kemampuan Berpikr Divergen Siswa Kelas IX SMP Negeri 24

Makassar.

Hasil deskriptif yang berhubungan dengan skor kemandirian belajar

siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Divergen

Statistik Std. Error

Rata-rata 55,91 1,31

Median 57,00

Range 44,00

Maksimum 79,00

Minimum 35,00

Variansi 112,85

Standar Deviasi 10,62

Skewness 0,06 0,30

Kurtosis -0,68 0,58

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa skor rata-rata adalah 55,91 dari skor

ideal 100 dengan standar deviasi 10,62 dan median 57,00. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadinya outlier pada data karena nilai standar

deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata. Kesimetrisan (kecondongan) dari

distribusi data ditentukan oleh nilai skewness. Skor kemampuan berpikir

Page 60: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

divergen mempunyai nilai skewness 0,06 (positif) yang berarti bahwa kurva

distribusi data kemampuan berpikir divergen berada di kiri nilai rata-rata

menjulur ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

memperoleh nilai dibawah rata-rata. Keruncingan kurva distribusi

ditunjukkan oleh nilai kurtosis. Nilai kurtosis diperoleh sama dengan -0.68

yang berarti bahwa kurva tersebut puncaknya agak landai mendekati normal.

Adapun nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar 35 dan 79.

Kenormalan kurva distribusi dapat ditentukan denngan nilai rasio

skweness (Rs) dan rasio kurtosis (Rk). Diperoleh nilai 𝑅𝑠 = 0,06/ 0,30= 0,21

dan 𝑅𝑘 = -0.67/ 0,58= -1,16. Dari nilai Rs dan Rk dapat disimpulkan bahwa

kurva distribusi kemampuan berpikir divergen tersebut secara statistik adalah

masih mengikuti sebaran normal karena kedua nilai tersebut masih diantara

nilai -2 dan +2. Kategori skor kemampuan berpikir divergen disajikan dalam

tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan

Berpikir Divergen

Skor Kategori Frekuensi Persentase

85 – 100 Sangat Tinggi 0 0,0%

65 – 84 Tinggi 15 22,7%

55 – 64 Sedang 28 42,4%

35 – 54 Rendah 23 34,9%

0 – 34 Sangat Rendah 0 0,0%

Jumlah 66 100%

Berdasarkan tabel kemampuan berpikir divergen siswa di atas, dapat

diketahui bahwa pada umumnya kemampuan berpikir divergen siswa kelas

IX SMP Negeri 24 Makassar berada pada kategori rendah, sedang, dan tinggi

dengan persentase masing-masing 34,9% dengan frekuensi 11 orang

Page 61: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

responden, 42,4% dengan frekuensi 28 orang responden, dan 22,7% dengan

frekuensi 15 responden. Berikut ini data disajikan dalam bentuk histogram:

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Berpikir

Divergen

Adapun sumbangsi dari tiap-tiap butir indikator kemampuan berpikir

divergen sebagai berikut;

Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir

Divergen

No. Aspek Yang

Diukur

Indikator Persentase

1 Fluency Menuntut dengan cepat menghasilkan

sejumlah besar gagasan atau solusi masalah.

72,2%

Menuntut kemampuan untuk menemukan

kata yang memenuhi persyaratan struktural.

70,8%

2 Originality

Menunjuk pada tingkat keaslian suatu

gagasan, atau jawaban terhadap suatu gejalah.

63,4%

3 Flexibility

Menunjuk pada tingkat kemampuan untuk

mempertimbangkan suatu variansi

pendekatan pada suatu masalah secara

serempak.

67,8%

4 Elaboration

Kemampuan untuk mengembangkan suatu

gagasan, memperincinya dengan

mempertimbangkan macam-macam

implikasi.

66,1%

Rata-rata 68,1%

Dari tabel diatas dapat diketahui indikator kemampuan berpikir

divergen dengan sumbangsi terbesar yaitu menuntut dengan cepat

0

20

40

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Fre

kue

nsi

Kemampuan erpikir Divergen

Histogram

Sanagat Rendah

Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

Rendah

Page 62: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

menghasilkan sejumlah besar gagasan atau solusi masalah dengan persentase

72,2% dan yang terendah dengan persentase 63,4% yaitu menunjuk pada

tingkat keaslian suatu gagasan, atau jawaban terhadap suatu gejalah.

b. Data Kemandirian Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Makassar

Hasil deskriptif yang berhubungan dengan skor kemandirian belajar

siswa dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.4 Statistik Skor Kemandirian Belajar

Statistik Std. Error

Rata-rata 60,03 0,80

Median 60,00

Range 29,00

Maksimum 72,00

Minimum 43,00

Variansi 42,61

Standar Deviasi 6,53

Skewness -0,47 0,30

Kurtosis 0,12 0,58

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa skor rata-rata adalah 60,03 dari skor

ideal 80 dengan standar deviasi 6,53 dan median sebesar 60,00. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadinya outlier pada data karena nilai standar

deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata. Kesimetrisan (kecondongan) dari

distribusi data ditentukan oleh nilai skewness. Skor kemandirian belajar

mempunyai nilai skewness -0,47 (negatif) yang berarti bahwa kurva distribusi

data kemandirian belajar puncaknya berada di kanan nilai rata-rata menjulur

kekiri. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai

diatas rata-rata. Keruncingan kurva distribusi ditunjukkan oleh nilai kurtosis.

Nilai kurtosis diperoleh sama dengan 0,12 yang berarti bahwa kurva tersebut

Page 63: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

cenderung meruncing. Adapun nilai minimum dan maksimum masing-masing

sebesar 43 dan 72.

Kenormalan kurva distribusi dapat ditentukan denngan nilai rasio

skweness (Rs) dan rasio kurtosis (Rk). Diperoleh nilai 𝑅𝑠 = -0,47/ 0,30= -

1,58 dan 𝑅𝑘 = 0,12/ 0,58= 0,30. Dari nilai Rs dan Rk dapat disimpulkan

bahwa kurva distribusi kemandirian belajar tersebut secara statistik adalah

masih mengikuti sebaran normal karena kedua nilai tersebut masih diantara

nilai -2 dan +2. Kategori skor kemandirian belajar disajikan dalam tabel 4.4

dibawah ini:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemandirian Belajar

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

20 < KB ≤ 32 Sangat Rendah 0 0,0%

32 < KB ≤ 44 Rendah 1 1,5%

44 < KB ≤ 56 Sedang 11 16,7%

56 < KB ≤ 68 Tinggi 49 74,2%

68 < KB ≤ 80 Sangat Tinggi 5 7,6%

Jumlah 66 100%

Keterangan: KB = Kemandirian Belajar

Berdasarkan tabel kemandirian belajar siswa di atas, dapat diketahui

bahwa pada umumnya kemandirian belajar siswa kelas IX SMP Negeri 24

Makassar berada pada kategori rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi

dengan persentase masing-masing 1,5% dengan frekuensi 1 orang

responden, 16,7% dengan frekuensi 11 orang responden, 74,2% dengan

frekuensi 49 responden dan 7,6 % dengan frekuensi 5 orang responden.

Berikut ini data disajikan dalam bentuk histogram:

Page 64: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kemandirian Belajar

Adapun sumbangsi dari tiap-tiap butir indikator kemandirian belajar

sebagai berikut;

Tabel 4.6 Persentase Ketercapaian Indikator Kemandirian Belajar

No. Indikator Persentase

1 Adanya hasrat atau keinginan yang kuat untuk belajar. 74,2%

2 Mampu mengambil keputusan dan inisiatif dalam

menghadapi masalah.

75,8%

3 Tanggung jawab atas apa yang dilakukan. 74,2%

4 Percaya diri dan melaksanakan tugas-tugas secara

mandiri.

79,5%

Rata-rata 75,9%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa indikator kemandirian belajar

dengan sumbangsi terbesar yaitu percaya diri dan melaksanakan tugas-tugas

secara mandiri dengan persentase 79,5%, kemudian mampu mengambil

keputusan dan inisiatif dalam menghadapi masalah dengan persentase 75,8%,

selanjutnya adanya hasrat dan keinginan yang kuat untuk belajar serta

tanggung jawab atas apa yang dilakukan dengan persentase 74,2%.

c. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Majene

Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel hasil

belajar matematika dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

0

20

40

60

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Fre

kue

nsi

Kemandirian Belajar

Histogram

Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

Page 65: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Tabel 4.7 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika

Statistik Std. Error

Rata-rata 80,77 0,79

Median 81,00

Range 22,00

Maksimum 90,00

Minimum 68,00

Variansi 41,16

Standar Deviasi 6,42

Skewness -0,38 0,30

Kurtosis -0,96 0,58

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa skor rata-rata adalah 80,77 dari skor

ideal 100 dengan standar deviasi 6,416 dan median sebesar 81,00. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadinya outlier pada data karena nilai standar

deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata. Kesimetrisan (kecondongan) dari

distribusi data ditentukan oleh nilai skewness. Skor hasil belajar mempunyai

nilai skewness -0.38 (negatif) yang berarti bahwa kurva distribusi data hasil

belajar puncaknya berada di kanan nilai rata-rata menjulur kekiri. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai diatas rata-rata.

Keruncingan kurva distribusi ditunjukkan oleh nilai kurtosis. Nilai kurtosis

diperoleh sama dengan -0,96 yang berarti bahwa kurva tersebut puncaknya

agak landai mendekati normal. Adapun nilai minimum dan maksimum

masing-masing sebesar 68 dan 90.

Kenormalan kurva distribusi dapat ditentukan denngan nilai rasio

skweness (Rs) dan rasio kurtosis (Rk). Diperoleh nilai 𝑅𝑠 = -0,38/ 0,30= -

1,27 dan 𝑅𝑘 = -0,96/ 0,58= 1,81. Dari nilai Rs dan Rk dapat disimpulkan

bahwa kurva distribusi hasil belajar tersebut secara statistik adalah masih

mengikuti sebaran normal karena kedua nilai tersebut masih diantara nilai -2

dan +2. Kategori skor hasil belajar disajikan dalam tabel 4.6 dibawah ini:

Page 66: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar

Nilai Interval Kategori Frekuensi Persentase

86 – 100 Sangat Baik (A) 19 28,8%

71 – 85 Baik (B) 35 53,0%

56 – 70 Cukup (C) 10 15,2%

≤ 55 Kurang (D) 2 3,0%

Jumlah 66 100%

Berdasarkan tabel hasil belajar matematika siswa di atas, dapat

diketahui bahwa pada umumnya hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 24

Makassar berada pada kategori Baik (B) dengan persentase 53% dengan

frekuensi 35 siswa. Berikut ini data disajikan dalam bentuk histogram:

Gambar 4.3 Histogram Distribusu Frekuensi Skor Hasil Belajar

2. Hasil Analisis statistika Inferensial

a. Uji Normalitas

Tabel 4.9 Uji Normalitas Kolmogrov Smirnova

Kolmogorov-Smirnova

Statistik Df Sig.

X1 0,090 66 0,200

X2 0,087 66 0,200

Y 0,095 66 0,200

Uji normalitas terhadap residual dari variabel dependen dan variabel

independen dengan uji kolmogorof-Smirnov dapat dilihat dari tabel diatas

bahwa nilai signifikan untuk hasil belajar matematika siswa sebesar 0,200

0

50

Kurang Cukup Baik Sangat BaikFre

kue

nsi

Hasil Belajar

Histogram

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Page 67: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

untuk kemandirian belajar siswa sebesar 0,200 dan untuk kemampuan

berpikir divergen sebesar 0,200. Karena ketiga nilai signifikan tersebut

sebesar 0,200 > 𝛼(0,05), yang artinya residual berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

1. Kemampuan Berpikir Divergen dengan Hasil Belajar Matematika.

Tabel 4.10 Uji Linear Kemampuan Berpikir Divergen dengan Hasil

Belajar Matematika

Df F Sig.

Hasil Belajar Between

Groups

(Combined) 29 1,807 0,046

Kemampuan

Berpikir Divergen

Deviation from

Linearity

28 1,583 0,097

Within

Groups

36

Total 65

Berdasarkan nilai signifikan (sig) dari tabel diatas, diperoleh nilai

Deviation From Linerity Sig. adalah . maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan linear antara kemampuan berpikir divergen dan hasil

belajar.

2. Kemandirian Belajar Siswa dengan Hasil Belajar

Tabel 4.11 Uji Linear Kemandirian Belajar Siswa dengan Hasil Belajar

Matematika

Df F Sig.

Hasil

Belajar

Between

Groups

(Combined) 24 0,782 0,736

Kemandirian

Belajar

Deviation from

Linearity

23 0,788 0,725

Within Groups 41

Total 65

Page 68: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Berdasarkan nilai signifikan (sig) dari tabel diatas, diperoleh nilai

Deviation From Linerity Sig. adalah . maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan linear antara kemandirian belajar dan hasil belajar.

c. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas dengan menggunakan metode

Tollerance dan VIF (Varians Inflation Factor)

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Kemandirian Belajar 0,902 1,108

Kemampuan Berpikir Divergen 0,902 1,108

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai tolerance masing masing

variabel kemandirian belajar dan kemampuan berpikir divergen sebesar 0,902

< 0,10 dan nilai VIF untuk variabel kemandirian belajar dan kemampuan

berpikir divergen sebesar 1,108 < 10,00, maka mengacu pada dasar

pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Tabel 4.13 Uji Korelasi Run Test

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai Asymp. Sif (2-tailed) sebesar

, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala atau

masalah autokorelasi.

Unstandardized Residual

Test Valuea 0,997

Total Cases 66

Number of Runs 37

Z 0,744

Asymp. P value. (2-tailed) 0,457

a. Median

Page 69: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

e. Uji Heterokedastisitas

Tabel 4.14 Uji Heteroskedastisitas Glejser

Standardized Coefficients

Model Beta T Sig.

(Constant) 0,320 0,750

Kemampuan Berpikir Divergen 0,152 -0,558 0,579

Kemamdirian Belajar -0,073 0,320 0,750

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai sigifikan untuk variabel

kemandirian belajar sebesar dan variabel kemampuan berpikir

divergen sebesar , maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

gejala heterokedastisitas dalam model regresi.

Terpenuhinya uji normalitas, uji linearilitas, uji multikorelasi, dan uji

autokorelasi serta uji heterokedastisitas dapat disimpulkan bahwa prasyarat

analisis regresi ganda sudah terpenuhi, selanjutnya data sudah dapat diuji.

B. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis pertama (H1)

Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian, maka dirumuskan

hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:β1 = 0 vs H1: β1 > 0;

H0 : Kemampuan berpikir divergen tidak berpengaruh positif terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

H1: Kemampuan berpikir divergen berpengaruh positif terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

Page 70: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Tabel 4.15 Uji Regresi Linear Sederhana Kemampuan Berpikir

Divergen terhadap Hasil Belajar Matematika

Unstandardized Coefficients

Modal B T Sig.

(Constant) 70,555 17,235 0,000

Kemampuan

berpikir divergen

0,183 2,540 0,014

a. Dependent Variable: Hasil Belajar

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas diperoleh persamaan

regresi linear sederhana Y= 70,555 + 0,183X. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap kenaikan satu unit kemampuan berpiki divergen akan meningkatkan

hasil belajar sebesar 0,183.

Adapun nilai t hitung sebesar 2,540 > t tabel sebesar 1,696, dan nilai

sig. sebesar 0,014 < 0,05, maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan

dalam uji regresi sederhana dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan kemampuan berpikir divergen (X) terhadap hasil belajar (Y),

dengan demikian H0 ditolak sehingga H1 yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh positif kemampuan berpikir divergen terhadap hasil belajar

matematika diterima.

2. Pengujian Hipotesis kedua (H2)

Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian, maka dirumuskan

hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:β1 = 0 vs H1: β1 > 0;

H0 : Kemandirian belajar tidak berpengaruh positif terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

H1 : Kemandirian belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

Page 71: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Tabel 4.16 Uji Regresi Linear Sederhana Kemandirian Belajar terhadap

Hasil Belajar Matematika

Unstandardized Coefficients

Modal B T Sig.

(Constant) 74,716 10,126 0,000

Kemandirian belajar 0,101 2,826 0,041

a. Dependent Variable: Hasil Belajar

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas diperoleh persamaan

regresi linear sederhana Y= 74,716 + 0,101X. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap kenaikan satu unit kemandirian belajar akan meningkatkan hasil belajar

sebesar 0,101.

Adapun nilai t hitung sebesar 2,286 > t tabel sebesar 1,696, dan nilai

sig. sebesar 0,041 < 0,05, maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan

dalam uji regresi linear sederhana dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif signifikan kemandirian belajar (X) terhadap hasil belajar

(Y), dengan demikian H0 ditolak sehingga H2 yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif kemandirian belajar terhadap hasil belajar

matematika diterima.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian, maka dirumuskan

hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:βi = 0; i = 1,2 vs H1:βi > 0; i = 1,2

H0 : Kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar tidak

berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

Page 72: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

H1 : Kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar berpengaruh

positif secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas

IX SMP Negeri 24 Makassar.

Tabel 4.17 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 245,212 2 122,606 3,178 0,048b

Residual 2430,379 63 38,577

Total 2675,591 65

a. Dependent Variable: Hasil Belajar

b. Predictors: (Constant), Kemampuan Berpikir Divergen, Kemandirian

Belajar

Berdasarkan hasil uji signifikan simultan (uji F) diperoleh nilai sig.

sebesar 0,048 dan F hitung sebesar 3,178, karena nilai sig. , dan

nilai F hitung F tabel (3,178 3,15), maka sesuai dengan dasar

pengambilan keputusan dalam uji F dapat disimpulkan bahwa variabel

kemampuan berpikir divergen (X1) dan kemandirian belajar (X2) signifikan

secara bersama sama terhadap variabel hasil belajar (Y).

Tabel 4.18 Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t)

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Modal B Beta T Sig.

(Constant) 70,119 9,495 0,000

Kemampuan berpikir

divergen

0,009 0,009 2,071 0,044

Kemandirian belajar 0,181 0,300 2,372 0,021

a. Dependent Variable: Hasil Belajar

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai sig. 92 tailed) adalah

kemandirian belajar sebesar 0,021 < 0,05 dan kemampuan berpikir divergen

sebesar 0,044 < 0,05 serta nilai t hitung kemandirian belajar sebesar 2,071 > t

Page 73: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

tabel = 1,696 dan t hitung kemampuan berpikir divergen sebesar 2,372 > t

tabel = 1,696, maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan uji t dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh positif variabel kemandirian belajar dan

kemampuan berpikir divergen terhadap hasil belajar.

Dengan demikian H0 ditolak sehingga H1 yang menyatakan terdapat

pengaruh positif yang signifikan secara bersama-sama antara kemampuan

berpikir divergen dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar dapat diterima.

Tabel 4.19 Analisis Regresi Ganda

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Modal B Beta

(Constant) 70,119

Kemampuan berpikir divergen 0,009 0,009

Kemandirian belajar 0,181 0,300

Dari data yang terlihat pada tabel diatas diketahui bahwa Y (hasil

belajar matematika) atas X1 dan X2 (kemampuan berpikir divergen dan

kemandirian belajar) yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan

adalah Y = 70,119 + 0,009X1 + 0,181X2. Persamaan regresi linier berganda Y

(hasil belajar matematika) atas X1 dan X2 (kemampuan berpikir divergen dan

kemandirian belajar) tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit

X1 akan memberikan dampak kenaikan Y sebesar 0,009 dan setiap kenaikan

satu unit X2 akan memberikan dampak kenaikan Y sebesar 0,181. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama antara X1 dan

X2 terhadap Y.

Page 74: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 0,763a 0,582 0,063 6,211

a. Predictors: (Constant), Kemampuan berpikir divergen, kemandirian belaajar

Dari tabel model summary di atas dapat diketahui bahwa nilai R

adalah 0,763, sedangkan nilai R2 sebesar 0,582. Oleh karena uji koefisien

determinasi berganda ini diperoleh dari perhitungan regresi ganda, maka

koefisien determinasi sebesar 0,582 atau R2 x 100% sebesar 58,2%.

Kebermaknaan dari nilai tersebut memiliki implikasi bahwa variabel

kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar berpengaruh positif

yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri

24 Makassas sebesar 58,20%, dan sisanya 41,20% dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain di luar dari variabel dalam penelitian ini.

C. Pembahasan Hasil Penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian

sebelumnya, maka pada bagian ini akan diuraikan pembahasan hasil

penelitian yang meliputi pembahasan hasil analisis deskriptif serta

pembahasan hasil analisis inferensial.

1. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif

a. Kemampuan Berpikir Divergen Siswa kelas IX SMP Negeri 24

Makassar.

Setelah dilakukan analisis data maka diketahui bahwa siswa kelas IX

SMP Negeri 24 Makassar memiliki skor rata-rata kemampuan berpikir

divergen sebesar 55,91. Secara umum kemampuan berpikir divergen siswa

Page 75: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

berada pada kategori rendah, sedang dan tinggi yaitu besarnya skor tes

kemampuan berpikir divergen siswa pada kategori rendah berjumlah 23 orang

dengan persentase 34,85%, kategori sedang yang berjumlah 28 orang dengan

persentase 42,42%, dan ketegori tinggi berjumlah 15 orang dengan persentase

22,73%. Sementara itu tidak terdapat siswa yang mempunyai skor

kemampuan berpikir divergen pada kategori sangat rendah dan sanagat tinggi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susilawati, dkk (2014) yang

menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya

berpikir divergen lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang

memiliki gaya berpikir konvergen. Rata-rata hasil belajar matematika siswa

kelas IX SMP Negeri 24 Makassar yang diperoleh yaitu 80,77. Hal ini berarti

dengan tingkat kemampuan berpikir divergen yang tinggi belum dapat

memaksimalkan pencapaian pada hasil belajar yang baik dan begitupun

sebaliknya.

b. Kemandirian Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

Dari hasil analisis data maka diketahui bahwa siswa kelas IX SMP

Negeri 24 Makassar memiliki skor rata-rata kemandirian belajar sebesar

60,03. Secara umum kemandirian belajar siswa berada pada kategori rendah,

sedang, tinggi dan sangat tinggi yaitu besarnya skor angket kemandirian

belajar siswa kategori rendah yang berjumlah 1 orang dengan persentase

1,5%, kategori sedang berjumlah 11 orang dengan persentase 16,7% dan

kategori tinggi yang berjumlah 49 orang dengan persentase 74,2%.

Sedangkan kategori sangat tinggi yaitu besarnya skor kemandirian belajar

berjumlah 5 orang dengan persentase 7,6%. Sementara itu tidak terdapat

Page 76: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

siswa yang mempunyai skor kemandirian belajar yang berada dalam kategori

sangat rendah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syah (2004) yang

menyatakan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar yang baik maka

ia akan memperoleh peluang yang relatif cukup besar dalam memperoleh

hasil belajar yang memuaskan dibandingkan dengan siswa yang memiliki

kemandirian belajar yang kurang baik, sehingga akan turut mempengaruhi

hasil belajar matematika siswa tersebut. Rata-rata hasil belajar matematika

kelas IX SMP Negeri 24 Makassar yang diperoleh yaitu 80,77 atau berada

pada kategori baik (B). Berdasarkan hasil belajar matematika siswa dan skor

kemandirian belajar siswa kita melihat adanya hubungan yang signifikan.

c. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 24 Makassar.

Dari hasil analisis data diketahui bahwa siswa kelas IX SMP Negeri

24 Makassar memiliki 4 kelompok tingkat hasil belajar matematika

khususnya materi bangun ruang sisi datar, yaitu kelompok kurang, cukup,

baik, dan sangat baik. Untuk kategori kurang (D) berjumlah 2 siswa dengan

persentase 3%, 10 siswa dengan persentase 15,2% berada dalam kategori

cukup (C), 35 siswa dengan persentase 53% berada dalam kategori baik (B),

sedangkan 19 siswa dengan persentase 28,8% berada dalam kategori sangat

baik (A).

Adapun skor rata-rata hasil belajar yang diperoleh dari analisa data

adalah 80,77 yang berarti termasuk dalam kategori baik (B). Hal ini juga

dapat dilihat dari frekuensi tes hasil belajar siswa diketahui bahwa siswa

berada pada kategori baik (B) yakni 35 siswa dari 66 jumlah siswa secara

Page 77: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

keseluruhan. Secara psikologi tinggi rendahnya hasil belajar juga dapat

dipengaruhi oleh factor kognitif dan faktor afektif pada diri siswa. Faktor

kognitif yaitu kemampuan berpikir divergen siswa dan faktor afektif yakni

kemandirian belajar siswa.

2. Pembahasan Hasil Analisis Inferensial

a. Pengaruh Kemampuan Berpikir Divergen terhadap Hasil Belajar

Matematika.

Berdasarkan hasil analisis data dan perhitungan regresi linear

sederhana kemampuan berpikir divergen berpengaruh positif yang signifikan

terhadap hasil belajar matematika. Hal ini dapat terlihat pada nilai sig. sebesar

0,014. Karena nilai signifikan sebesar 0,014 < 0,05, maka sesuai dasar

pengambilan keputusan dalam pengujian variabel kemampuan berpikir

divergen berpengaruf positif yang signifikan terhadap hasil belajar.

Selain itu, berdasarkan perbandingan t hitung dan t tabel diperoleh t

hitung sebesar 2,540 > t tabel sebesar 1,696, hail ini menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir divergen berpengaruh positif secara signifikan terhadap

hasil belajar matematika. Adapun hasil uji linearitas diperoleh nilai Deviation

From Linerity Sig. adalah , yang berarti bahwa ada hubungan

linear antara kemampuan berpikir divergen dan hasil belajar.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan berpikir

divergen berpengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar relevan

dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fatika (2018: 67) yang

menyatakan bahwa adanya pengaruh positif yang signifikan kemampuan

berpikir divergen terhadap hasil belajar siswa.

Page 78: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Selanjutnya, hasil penelitian relevan lainnya adalah hasil penelitian

yang dilakukan oleh Martina (Erwin,2015) yang memberikan penjelasan

bahwa terdapat pengaruh positif signifikan dari kemampuan berpikir divergen

terhadap hasil belajar pada taraf signifikan 0,05. Selain itu, penelitian yang

releven dilakukan oleh Wahyuni (2016: 76) yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh positif yang signifikan kemampuan berpikir divergen terhadap hasil

belajar matematika.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir

divergen dapat berpengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar

matematika, sehingga kemampuan berpikir divergen siswa perlu

dikembangkan lagi agar hasil belajar siswa dapat lebih maksimal.

b. Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika.

Berdasarkan analisis data dan perhitungan regresi linear sederhana

kemandirian belajar berpengaruh positif secara signifikan terhadap hasil

belajar matematika. Hal ini dapat terlihat pada nilai sig. sebesar 0,041. Karena

nilai sig. sebesar 0,041 < 0,05, maka sesuai dengan dasar pengambilan

keputusan dalam pengujian terdapat pengaruh positif kemandirian belajar

terhadap hasil belajar matematika.

Selain itu, berdasarkan perbandingkan t hitung dengan t tabel,

dimana diperoleh t hitung sebesar 2,826 > t tabel sebesar 1,696, hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan kemandirian

belajar terhadap hasil belajar. Adapun hasil uji linearitas diperoleh nilai

Deviation From Linerity Sig. adalah , yang berarti bahwa ada

hubungan linear antara kemandirian belajar dan hasil belajar.

Page 79: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kemandirian belajar

berpengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar relevan dengan

hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suhendri (2011:38) yang

menyatakan bahwa “terdapat pengaruh positif yang signifikan kemandirian

belajar terhadap hasil belajar matematika.” Oleh karena itu, individu yang

memiliki kemandirian belajar yang tinggi dalam kegiatan belajar matematika

akan lebih cenderung memiliki intensitas proses belajar matematika yang

tinggi.

Kemandirian merupakan suatu hal yang berperan penting dalam

pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Hal ini karena

kemandirian belajar merupakan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan

belajar dengan dorongan sendiri dan tanpa paksaan. Senada dengan pendapat

Tirtaraharja dan La Sulo (2005:50) “kemandirian Belajar diartikan sebagai

aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri,

pilihan sendiri, dan disertai rasa tanggung jawab dari diri pembelajar”.

Selanjutnya, hasil penelitian relevan lainnya adalah hasil penelitian

yang dilakukan oleh Jumarniati (2015: 132) yang mengatakan bahwa ada

pengaruh positif yang signifikan antara variabel kemandirian belajar siswa

terhadap variabel hasil belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

atau semakin bertambahnya nilai kemandirian belajar yang dimiliki oleh

siswa maka akan semakin tinggi dan bertambahnya nilai hasil belajar

matematika siswa pada materi tersebut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif

yang signifikan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika,

Page 80: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

sehingga perlunya dilakukan pengembangan terhadap kemandirian belajar

siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih maksimal.

c. Pengaruh Kemampuan Berpikir Divergen dan Kemandirian Belajar

terhadap Hasil Belajar Matematika.

Berdasarkan hasil uji signifikan simultan (uji F) diperoleh nilai sig.

sebesar 0,048 dan nilai F hitung sebesar 3,178. Dimana nilai sig. sebesar

0,048 < 0,05, dan perbandingan nilai F hitung > F tabel (3,178 > 3,15), maka

sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji F dapat disimpulkan

bahwa variabel kemampuan berpikir divergen (X1) dan kemandirian belajar

(X2) signifikan secara bersama-sama terhadap variabel hasil belajar (Y).

Selanjutnya, berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai sig. (2 tailed) yaitu

kemampuan berpikir divergen sebesar 0,021 < 0,05 dan kemandirian belajar

sebesar 0,044 < 0,05 serta nilai t hitung kemampuan berpikir divergen sebesar

2,372 dan nilai t hitung kemandirian belajar sebesar 2,071, jika dibendingkan

dengan t tabel maka nilai t hitung kemampuan berpikir divergen > t tabel

(2,372 > 1,696) dan nilai t hitung kemandirian belajar > t tabel (2,071 >

1,696), sehingga sesuai dengan dasar pengambilan keputusan uji t dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel kemampuan berpikir divergen (X1)

dan kemandirian belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y).

Adapun analisis data dan perhitungan regresi ganda kemampuan

berpikir divergen dan kemandirian belajar siswa (X1 dan X2) dengan hasil

belajar matematika (Y) diperoleh persamaan regresi γ = 70,119 + 0,009X1 +

0,181X2 dengan melihat nilai p lebih kecil dari nilai 𝛼 yaitu 0,048 < 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama

Page 81: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

antara kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar siswa kelas IX

SMP Negeri 24 makassar, dimana setiap kenaikan satu unit X1 akan

mengakibatkan 0,009 unit kenaikan Y dan kenaikan satu unit X2 akan

mengakibatkan 0,181 unit kenaikan Y. Jadi semakin tinggi kemampuan

berpikir divergen maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa,dan semakin

tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi juga hasil belajar

siswa.

Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah 0,582. Hal ini berarti

besarnya pengaruh kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar

terhadap hasil belajar matematika siswa adalah sebesar 58,20%. Dengan

demikian hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat pengaruh kemampuan

berpikir divergen dan kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar

matematika dapat diterima.

Sehingga dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif yang signifikan kemampuan berpikir divergen dan

kemandirian belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika.

Artinya kedua faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika harus

terus dikembangkan agar hasil belajar matematika dapat lebih baik lagi.

Page 82: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, maka dapat

disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Besarnya kemampuan berpikir divergen, kemandirian belajar, dan hasil

belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 24 Makassar yaitu

kemampuan berpikir belajar pada kategori sedang dengan persentase

42,2%, kemandirian belajar pada kategori tinggi dengan persentase

74,2%, dan hasil belajar pada kategori baik dengan persentase 53,0%.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kemampuan berpikir divergen

terhadap hasil belajar matematika. Setiap kenaikan satu unit kemampuan

berpikir divergen akan meningkatkan sebesar 0.183 unit secara signifikan

hasil belajar matematika.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap

hasil belajar matematika. Setiap kenaikan satu unit kemandirian belajar

akan meningkatkan sebesar 0.101 unit secara signifikan hasil belajar

matematika.

4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kemampuan berpikir divergen

dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Besar

sumbangan kemampuan berpikir divergen dan kemandirian belajar

terhadap hasil belajar matematika sebesar 58,2% sisanya sebesar 41,8%

disumbang oleh variabel-variabel lain selain kemampuan berpikir

divergen dan kemandirian belajar.

Page 83: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, saran yang dapat digali

adalah sebagai berikut:

1. Kepada Guru dan Pihak Sekolah

Dengan adanya pengaruh kemampuan berpikir divergen dan

kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika, maka guru dan pihak

sekolah diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih

mengembangkan kemampuan berpikir divergennya serta membangkitkan

kemandirian belajar siswa agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik lagi.

2. Siswa

Siswa diharapkan dapat memotivasi dirinya sendiri untuk

mengembangkan kemampuan berpikir divergennya serta belajar mandiri

dengan menetapkan target dalam belajar.

3. Peneliti selanjutnya.

Dalam memberikan suatu instrumen penelitian hendaknya peneliti

benar-benar mempertimbangkan waktu, kondisi atau keadaan sampel

sehingga data bisa didapatkan sesuai fakta.

4. Pembaca.

Hendaknya pembaca dalam membaca skripsi ini perlu didukung oleh

literatur lain yang sesuai dengan pembahasan pada skripsi ini.

Page 84: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

DAFTAR PUSTAKA

Aini, P. N., & Taman, A. (2012). Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan

Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma

Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan

Akuntansi Indonesia. https://doi.org/10.21831/jpai.v10i1.921

Anisa, R. N. (2017). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Psikologi.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. In

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi revisi).

In Jakarta: Rineka Cipta. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Asep, S. E. (2016). Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian Belajar dengan

Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar.

Bey, A., & Narfin, L. (2013). Pengaruh Kemandirian Belajar Matematika

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI Ipa Sma Negeri 6

Kendari. MIPMIPA.

Darmawan, E. (2017). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran SIMAS ERIC

(Skimming-Mind Mapping-Questioning-Exploring-Writing Communicating)

pada Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda terhadap Keterampilan

Metakognitif, Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Siswa SMA di

Malang.

Fatika, Y. D. (2018). Pengaruh Kemampuan Operasi Hitung Matematika,

Kemampuan Berpikir Divergen, dan Kecerdasan Linguistik terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sengkang kabu paten Wajo. Skripsi

tidak diterbitkan. Makassar. Unismuh Makassar.

Haryanto. (2006). Pengembangan Cara Berpikir Divergen-Ko nvergen Sebagai

Isu Kritis Dalam Proses Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran.

Jauk, E., Benedek, M., & Neubauer, A. C. (2014). The road to creative

achievement: A latent variable model of ability and personality predictors.

European Journal of Personality. https://doi.org/10.1002/per.1941

Jumalia. (2018). Pengaruh Kepercayaan Diri dan Kemampuan Komunikasi

Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 5 Majene. Skripsi. Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar.

Kaharu, A.W. (2013). Pengaruh Pengembangan Keterampilan Berpikir Divergen

pada Soal Open Ended terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa. Skripsi.

Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Makassar.

Page 85: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Kleinmintz, O. M., Goldstein, P., Mayseless, N., Abecasis, D., & Shamay-Tsoory,

S. G. (2014).Expertise In Musical Improvisation and Creativity: The

Mediation Of Idea Evaluation. PLoS ONE.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0101568

Marliani, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP).

Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA.

https://doi.org/10.30998/formatif.v5i1.166

Ningsih, R., & Nurrahmah, A. (2016). Pengaruh Kemandirian Belajar dan

Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Formatif:

Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(1), 73–84.

https://doi.org/10.30998/formatif.v6i1.754

Nurul, B. A. (2016). Pengaruh Potensi Akademik, Kemampuan Berpikir

Divergen, dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika

Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Sengkang. Skripsi. Jurusan Matematika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri

Makassar.

Putra, T. T. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan

Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika, Part.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003. Sekretariat Negara. https://doi.org/10.16309/j.cnki.issn.1007-

1776.2003.03.004

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Sinarbaru.

Sugiyono, P. D. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Alfabeta, cv.

Suhaji, A. W. (2012). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja

Karyawan (The Effect Of Ability and Motivation On Employee’s

Performance). (Online). (http://jurnal.widyamanggala.ac.id/index.php.

Diakses 15 Desembar 2018).

Suhendri, H. (2011). Pengaruh Kecerdasan Matematis–Logis dan Kemandirian

Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah

Pendidikan MIPA. https://doi.org/10.30998/formatif.v1i1.61

Sukenda, A. E. (2016). Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian

Belajar dengan Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar vol. 7.

No. 2 (2017). (Online). (https://www.neliti.com/id/publications/119448.

Diakses 27 Juni 2019).

Susilawati, S., & Saragih, A. H. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya

Berpikir terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Teknologi Pendidikan

(JTP). https://doi.org/10.24114/jtp.v7i1.2024.

Page 86: PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN …

Tahar, I dan Enceng. (2006). Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar

pada Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, 7

(2), pp. 91-101.

Wahyuni, T. (2016). Pengaruh Sikap, Kemampuan Verbal, Motivasi Berprestasi,

Kedisiplinan, Kemampuan Berpikir Divergen dan Minat Belajat terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Takalar. Skripsi. Jurusan

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Makassar.