Top Banner
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh beberapa factor yaitu kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk tidak sama pada berbagai tempat, begitu pula di setiap daerah, provinsi, atau kota yang ada di Indonesia. Pertumbuhan penduduk di daerah tertentu lebih besar di bandingkan dengan daerah lainnya, contohnya : Kota Malang yang merupakan pusat pendidikan sehingga pertumbuhan penduduknya lebih besar dibandingkan daerah lainnya hal ini salah satunya disebabkan oleh migrasi, dimana mereka yang ingin mendapatkan pendidikan yang tidak ada di tempat tinggal mereka sebelumnya dan ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar jumlah sekolah, guru, sarana prasarana yang harus disediakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut. Kualitas sumber daya manusia pada suatu daerah dipengaruhi tingkat pendidikan, misalnya di suatu negara kebanyakan pendidikannya rendah, maka sumber daya manusianya rendah. Keterkaitan erat antara demografi dengan pendidikan sangat berperan penting, karena dengan ketersediaan data demografi. Faktor- faktor demografi, diantaranya dengan melalui sensus penduduk, survei, ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas untuk membantu dalam perumusan kebijakan misalnya menentukan besar anggaran untuk bidang pendidikan.Melihat beberapa peranan penting dimana faktor pendidikan mempengaruhi kondisi demografi. MORTALITAS Page 1
30

Pengantar Demografi :Mortalitas

Dec 31, 2015

Download

Documents

Rizal Anggara

berbagai hal yang mempengaruhi Mortalitas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengantar Demografi :Mortalitas

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

   Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh beberapa factor yaitu kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk tidak sama pada berbagai tempat, begitu pula di setiap daerah, provinsi, atau kota yang ada di Indonesia. Pertumbuhan penduduk di daerah tertentu lebih besar di bandingkan dengan daerah lainnya, contohnya : Kota Malang yang merupakan pusat pendidikan sehingga pertumbuhan penduduknya lebih besar dibandingkan daerah lainnya hal ini salah satunya disebabkan oleh migrasi, dimana mereka yang ingin mendapatkan pendidikan yang tidak ada di tempat tinggal mereka sebelumnya dan ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar jumlah sekolah, guru, sarana prasarana yang harus disediakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut. Kualitas sumber daya manusia pada suatu daerah dipengaruhi tingkat pendidikan, misalnya di suatu negara kebanyakan pendidikannya rendah, maka sumber daya manusianya rendah. Keterkaitan erat antara demografi dengan pendidikan sangat berperan penting, karena dengan ketersediaan data demografi. Faktor-faktor demografi, diantaranya dengan melalui sensus penduduk, survei, ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas untuk membantu dalam perumusan kebijakan misalnya menentukan besar anggaran untuk  bidang pendidikan.Melihat beberapa peranan penting dimana faktor pendidikan mempengaruhi kondisi demografi.

Pada pembahasan kali ini penulis mengambil judul “Mortalitas”.

I.II Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan mortalitas?2. Apa sajakah Faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas?3. Bagaimana cara menghitung mortalitas?4. Apa penyebab faktor endogen dan eksogen pada kematian anak?5. Bagaimana mekanisme penurunan kematian bayi?

MORTALITAS Page 1

Page 2: Pengantar Demografi :Mortalitas

I.II Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian mortalitas2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas3. Untuk mengetahui perhitungan mortalitas4. Untuk mengetahui penyebab faktor endogen dan eksogen pada kematian

anak5. Untsuk mengetahui mekanisme perawatan bayi

I.IV Manfaat

1. Dapat bermanfaat untuk semua mahasiswa khususnya mahasiswa geografi2. Diharapkan dapat menjadi sumber referensi

MORTALITAS Page 2

Page 3: Pengantar Demografi :Mortalitas

BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mortalitas

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat

yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.

Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000

individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi

100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda

dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit

selama periode waktu tertentu.

Menurut PBB dan WHO, mortalitas/kematian adalah hilangnya semua

tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah

kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian

kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah

sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat

kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan

tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.

Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian mortalitas adalah:

a. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur

satu bulan.

b. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death)

adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada

saat dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan.

c. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai

dengan kurang dari satu tahun.

d. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur

satu tahun.

Indonesia mempunyai angka kelahiran dan angka kematian lumayan tinggi. Pada

tahun 2010 CIA World Factbook menggolongkan Indonesia mempunyai urutan

MORTALITAS Page 3

Page 4: Pengantar Demografi :Mortalitas

kematian ke 73 di dunia yang masuk pada negara-negara dengan tingkat

pertumbuhan penduduk yang tinggi akibat dari masih tingginya tinggkat kelahiran

dan walaupun di Indonesia sudah mulai menurunnya tingkat kematian.

Harapan Hidup Manusia Di Indonesia adalah 71.5 tahun, pengeluaran

untuk kesehatan di Indonesia adalah 1,2% dari GDP Indonesia, sangat kecil,

sehingga penanggulangan dan pencegahan penyakit di Indonesia sangat rendah

hal ini dibuktikan dengan tingkat keselamatan ibu dari 100.000 kelahiran adalah

420 ibu meninggal saat melahirkan, Bandingkan dengan peringkat 1 yaitu

Norwegia, yang harapan hidupnya mencapai 81 tahun lebih lama 10 tahun dari

Indonesia, hal ini karena pemerintah Norwegia sangat mementingkan kesehatan

warganya terbukti pengeluaran pemerintah untuk kesehatan adalah 7,5 % dari

GDPnya,dengan tingkat keselamatan ibu pada saat melahirkan per 100.000

kelahiran adalaha 7 orang.

2.2 Faktor-Faktor Mortalitas

A. Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)

Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk

faktor ini adalah:

- Sarana kesehatan yang kurang memadai.

- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan 

- Terjadinya berbagai bencana alam 

- Terjadinya peperangan

- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri

- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.

B. Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)

Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk

faktor ini adalah:

- Lingkungan hidup sehat.

- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.

- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.

MORTALITAS Page 4

Page 5: Pengantar Demografi :Mortalitas

- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.

- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk

2.3 Perhitungan Mortalitas

Crude Death Rate (CDR)

Tingkat kematian kasar atau CDR adalah jumlah kematian penduduk tiap

1000 orang dalam kurun waktu setahun.

Rumus

Keterangan :                                     

CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)

D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu

P  = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu 

K = Bilangan konstan  1000

Dari perhitungan diatas dapat di simpulkan dengan kriteria-kriteria

kematian, kriteria kematian sebagai berikut :

Cdr kurang 10, termasuk kedalam kriteria rendah

Cdr 10-20 termasuk dalam kriteria sedang

Cdr lebih 20 termasuk dalam kriteria tinggi

MORTALITAS Page 5

Page 6: Pengantar Demografi :Mortalitas

Tingkat kematian umur khusus (age specific death rate)

Tingkat kematian kasar, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu: umur,jenis kelamin, pekerjaan dan lain-lain. Seseorang laki-laki

berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati dari

pada seorang wanita berusia 20 tahun, orang-orang pria yang berada di

medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati dari pada isteri mereka

yang menunggu di rumah.

Artinya berbagai kelompok dalam suatu populasi diharapkan pada

berbagai resiko kematian karena jabatan. Karena berbeda resiko kematian

maka seorang demograf menggunakan tingkat kematian menurut umur.

Angka ini menunjukkan hasil yang lebih teliti dibandingkan dengan angka

kematian kasar, karena angka ini menyatakan banyaknya kematian pada

kelompok umur tertentu per 1000 penduduk dalam kelompok umur yang

sama.

Rumus ASDR :

Atau

ASDR : Di x K

Pmi

Dimana :

Di : Kematian penduduk kelompok umur i

Pmi : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun kelompok i

K : Konstanta (=1000)

MORTALITAS Page 6

ASDR : Jumlah kematian penduduk umur i x 1000Jumlah penduduk pertengahan th. Umur i

Page 7: Pengantar Demografi :Mortalitas

Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)

Bayi umur 0-1 tahun, mempunyai pola kematian tertentu. Angka

kematian bayi tidaklah tersebar merata pada masa tahun pertama dari

kehidupannya. Misainya angka kematian di bawah umur 28 hari lebih

tinggi daripada angka kematian pada umur 5 bulan.

Dengan demikian yang dimaksud dengan IMR adalah angka yang

menunjukkan banyaknya kematian bayi pada umur kurang dari 1 tahun per

1000 kelahiran pada suatu waktu tertentu.

Rumus IMR

IMR = Banyaknya kematian umur kurang 1tahunBanyaknya kelahiran pada tahuntertentu

x 1000

Atau

IMR = ( Do-i ) x 1000

B

Sedangkan angka IMR di beberapa daerah sesudah sekitar tahun

1971-1980 adalah berikut :

Apabila di suatu negara diketahui IMR=150% berarti di negara

tersebut setiap 1000 kelahiran terjadi 150 kematian bayi kurang dari 1

tahun. Perkiraan kematian bayi laki-laki di Indonesia pada tahun 1980

adalah 117% IMR tertinggi untuk laki-laki pada tahun 1980 tercatat di

propinsi Nusa Tenggara Barat yaitu 202%.

MORTALITAS Page 7

Page 8: Pengantar Demografi :Mortalitas

Tingkat Kematian Bayi

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir

sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan

dengan kematian bayi.

Kegunaan Angka Kematian Bayi dan Balita

Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi

masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka

Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara

kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-

natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan

kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian

neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan

Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.

Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak

serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program

imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama

pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan

sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia

dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Rumus:

MORTALITAS Page 8

Page 9: Pengantar Demografi :Mortalitas

Dimana:

AKB = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate

(IMR)

D 0-<1th = Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada

satu tahun tertentu di daerah tertentu.

∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di

daerah tertentu (lihat modul fertilitas untuk definisi

kelahiran hidup).

K = 1000

Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia dari

pencatatan atau registrasi kependudukan, sehingga sering dibuat

perhitungan/estimasi tidak langsung dengan program "Mortpak 4".

Program ini menghitung AKB berdasarkan data mengenai jumlah Anak

yang Lahirkan Hidup (ALH) atau Children Ever Born (CEB) dan Jumlah

Anak Yang Masih Hidup (AMH) atau Children Still Living (CSL)

(catatan: lihat definisi di modul fertilitas).

Dari Susenas 2004 hasil perhitungan AKB dengan Mortpak 4

adalah adalah 52 per 1000 kelahiran dengan referensi waktu Mei tahun

2002. Artinya di Indonesia pada tahun 2002, diantara 1000 kelahiran hidup

ada 52 bayi yang meninggal sebelum usia tepat 1 tahun.

Di negara berkembang, angka kematian bayi masih tergolong

tinggi. Berdasarkan buku tahunan statistik ASEAN (Association of South

East Asian Nations) dalam profil kesehatan Indonesia 2005, Brunei

Darussallam, Malaisya, dan Singapura tergolong AKB yang rendah yaitu

dibawah 20 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan di Indonesia, angka

kelahiran bayi nya yaitu 39 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih

dibawah negara Filiphina dan Thailand, yang masing-masing AKB nya

MORTALITAS Page 9

Page 10: Pengantar Demografi :Mortalitas

adala 28 dan 20 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, AKB di Inodonesia yaitu 35 per

1000 kelahiran hidup. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal per tahun

atau 430 bayi per hari. Angka kematian bayi di Indonesia masih sangat

tinggi, diperkirakan setiap jam 18 bayi di Indonesia meninggal dunia

( Badan Pusat Statistik, 2003 ).Berdasarkan Susenas 2004, di Inonesia

pada tahun 2002 terdapat 52 bayi yang meninggal diantara 1000 kelahiran

sebelm berusia tepat 1 tahun (data statistik Indonesia, 2009). Menurut

laporan awal SDKI 2007, angka kematian bayi memang mengalami

perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup

(Nik, 2008). Tetapi angka ini belum menggambarkan kondisi di daerah di

Indonesia yang sesungguhnya karena bila dilakukan perbandingan kondisi

antar daerah, terdapat kesenjangan yang cukup jauh antara daerah maju

dan terpencil, serta antara daerah pedesaan dan perkotaan.

SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002-2003

SDKI 2007 SDKI 20120

10

20

30

40

50

60

70

80

68

57

46

35 34 32

Kematian Bayi

Sumber : Laporan Pendahuluan Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012

MORTALITAS Page 10

Page 11: Pengantar Demografi :Mortalitas

Tingkat Kematian Anak

Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4

tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada

pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk

kematian bayi.

Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang

langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka Kematian Anak

akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri

dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada

anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah (Budi

Utomo, 1985).

Angka Kematian Anak adalah kematian yang terjadi diantara

penduduk berusia yang 1 tahun sampai satu hari menjelang ulang tahun

nya yang kelima.

Rumus:

Dimana:

Jumlah kematian Anak (1-4)th = Banyaknya kematian anak berusia

1-4 th (yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di

daerah tertentu.

Jumlah Penduduk (1-4) th = jumlah penduduk berusia 1-4 th

pada pertengahan tahun tertentu didaerah tertentu

K = Konstanta, umumnya 1000.

MORTALITAS Page 11

Page 12: Pengantar Demografi :Mortalitas

2.4 Penyebab Endogen Dan Eksogen Dari Kematian Bayi

Kesejahteraan penduduk merupakan suatu tujuan penting yang ingin

dicapai disetiap negara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah

berusaha membuat suatu kebijakan-kebijakan penting dan berusaha memenuhi

sarana dan fasilitas yang menunjang bagi kesejahteraan penduduk. Selama ini

penelitian dibidang mortalitas hampir dikesampingkan, tidak terkecuali pula di

Indonesia penelitian mortalitas jumlahnya relative sangat sedikit, dan itupun lebih

banyak menekankan pada asfek dan tingkat perkembangan belum banyak tentang

faktor-faktor lainnya yang dikaitkan dengan tinggi rendahnya tingkat kematian.

Keadaan ini disebabkan karena selama ini ada anggapan bahwa arah

perkembangan tingkat kematian akan cenderung terus menerus.

Mortalitas (Kematian) penduduk merupakan salah satu dari variabel

demografi yang penting. Apabila angka mortalitas atau tinggi tentu tidak hanya

mempengaruhi pertambahan penduduk, hal ini bisa juga rendahnya tingkat

kesehatan masyarakat tersebut. Fertilitas (Kelahiran) salah satu komponen yang

penting dalam pertumbuhan jumlah penduduk. Bila jumlah penduduk tinggi maka

pertumbuhan penduduk akan berpengaruh kepada perkembangan suatu negara.

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai

bayi berusia tepats satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian

bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya kematian bayi ada dua macam

yaitu Endogen dan Eksogen, antara lain meliputi :

Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian

neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah

dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak

sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau

didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi

yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang

disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan

luar.

MORTALITAS Page 12

Page 13: Pengantar Demografi :Mortalitas

Salah satu faktor meningkatnya kematian pada bayi, yaitu

1. Anak-anak dari ibu yang kurang berpendidikan umumnya memiliki angka

kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang lahir dari ibu yang lebih

berpendidikan. Selama kurun waktu 1998-2007, angka kematian bayi pada

anak-anak dari ibu yang tidak berpendidikan adalah 73 per 1.000 kelahiran

hidup, sedangkan angka kematian bayi pada anak-anak dari ibu yang

berpendidikan menengah atau lebih tinggi adalah 24 per 1.000 kelahiran

hidup. Perbedaan ini disebabkan oleh perilaku dan pengetahuan tentang

kesehatan yang lebih baik di antara perempuan-perempuan yang

berpendidikan.

2. Kesehatan, yaitu terkait dengan penyakit infeksi saluran pernafasan akut

(ISPA), diare, tetanus neotarum, saluran cerna dan penyakit saraf—

termasuk meningitis dan encephalitis—dan tifus. Selain itu, buruknya

pelayanan kesehatan di suatu daerah dapat mempertinggi kematian bayi dan

anak.

3. Masalah gizi seperti kurang kalori dan protein, juga menjadi salah satu

penyebab kematian bayi di Indonesia. Upaya pencegahan yang dapt

dilakukan untuk mengurangi kematian bayi akibat masalah tersebut adalah

dengan memperbaiki gizi bayi. Pemberian makanan yang tepat pada bayi

adalah salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan

Air Susu Ibu (ASI) dan makanan 4 sehat 5 sempurna.

Dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menganalisis hubungan antara:

Faktor - Faktor Angka Kematian Bayi terhadap Penolong Kelahiran.

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi  lahir sampai

bayi belum berusia  tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan

kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua

macam yaitu endogen dan eksogen.

Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal;

adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan

MORTALITAS Page 13

Page 14: Pengantar Demografi :Mortalitas

umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang

diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang

terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan

oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

Konsep

Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru

lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari).

Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun.

Definisi

Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama

satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu

(termasuk kematian bayi)

Cara Menghitung 

Dimana:

Jumlah Kematian Balita (0-4)th  = Banyaknya kematian anak berusia 0-4 th pada

satu tahun  tertentu di daerah tertentu

 Jumlah Penduduk Balita (0-4)th  = jumlah penduduk berusia 0-4 th pada

pertengahan tahun tertentu   di daerah tertentu

 K = Konstanta, umumnya 1000.

Contoh

MORTALITAS Page 14

Page 15: Pengantar Demografi :Mortalitas

Perhitungan dengan Mortpak dari data Susenas 2004 memeroleh perkiraan Angka

Kematian Balita sebesar 74 per 1000 balita, dengan referensi waktu Mei 2002.

Artinya, pada tahun 2002 setiap 1000 balita (umur 0 sampai 4 thn 11 bln 29 hari)

pada tahun 2002, 74 anak diantaranya tidak akan berhasil mencapai umur tepat

lima tahun.

Tabel 5. Angka Kematian Anak dan Balita Untuk Periode 10 tahun sebelum Survai Menurut

Karakteristik  Ekonomi dan Sosial

Latar Belakang Kematian Anak Kematian Balita

Tempat Tinggal

Perkotaan

Perdesaan

11

13

42

65

Pendidikan Ibu

Tidak Sekolah

Tidak Tamat SD

Tamat SD

Tdk Tamat SMP

Tamat SMP+

25

16

11

11

5

90

80

54

47

28

Indeks Kekayaan

Terbawah

Menengah Bawah

Menengah

Menengah atas

Teratas

17

15

12

9

5

77

64

56

45

22

Sumber Data: Dihitung secara langsung dari SDKI 2002-2003, untuk  periode 10 tahun sebelum survai.

MORTALITAS Page 15

Page 16: Pengantar Demografi :Mortalitas

2.5 Mekanisme penurunan kematian bayi dan anak  

Kematian bayi dan anak secara umum merupakan konsekuensi akhir dari

perjalanan kumulatif dengan berbagai pengalaman morbiditas dan jarang karena

serangan penyakit tunggal. Ini berarti bahwa reduksi kematian melalui program-

program kesehatan tidak cukup hanya dengan memberantas penyakit-penyakit

penyebab kematian, tapi harus memasukkan pula tindakan-tindakan yang

mengarah kepada permasalahan yang lebih mendasar yang menyangkut proses

morbiditas dan mortalitas secara keseluruhan.  

Faktor sosio ekonomi merupakan faktor penentu mortalitas bayi dan anak.

Namun, faktor sosio ekonomi bersifat tidak langsung, yaitu harus melalui

mekanisme biologi tertentu (variabel antara) yang kemudian baru menimbulkan

risiko morbiditas dan selanjutnya bayi dan anak sakit dan jika tidak sembuh

akhirnya cacat atau meninggal. Dalam mekanisme ini, penyakit dan kurang gizi

bukan merupakan variabel independen, tapi lebih merupakan indikator yang

merefleksikan mekanisme kerja variabel antara. Dengan demikian, dalam

merencanakan dan melaksanakan program-program kesehatan untuk menurunkan

morbiditas dan mortalitas perlu dibekali dengan peningkatan pengetahuan yang

lebih luas dan lebih mendalam tentang mekanisme di atas dan tak hanya dibatasi

pada penyakit kematian, walaupun juga penting.

Pengaruh Sosio Ekonomi terhadap Mortalitas Bayi dan Anak Lewat Variabel

Antara  

Sumber : Mosley, W.H. dan L.C. Chen (1984)

Penanganan terhadap masalah kematian bayi dan anak menuntut adanya

kerangka konseptual tentang faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan

mortalitas bayi dan anak. Komponen dari kerangka ini terdiri atas morbiditas dan

mortalitas sebagai masalah pokok dan faktor sosial ekonomi serta variabel antara

sebagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Termasuk dalam faktor sosial

ekonomi adalah faktor-faktor yang ada dalam individu, keluarga dan masyarakat.

Pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai dan sumber ekonomi merupakan faktor

individu dan keluarga, sedangkan suasana politik, ekonomi dan keamanan

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas dalam

masyarakat.  

MORTALITAS Page 16

Page 17: Pengantar Demografi :Mortalitas

Faktor-faktor maternal, lingkungan, gizi, cedera, dan pelayanan kesehatan

merupakan beberapa dari variabel antara. Morbiditas dalam masyarakat

ditentukan atas dasar prevalensi dan insidensi penyakit-penyakit yang merupakan

penyebab kematian utama (Budi Utomo, 1985).

Penyebab Utama Kematian Bayi dan Anak di Indonesia  

Ada tiga penyebab utama kematian bayi di Indonesia yang tetap menjadi

tantangan serius. Mereka adalah akut infeksi pernafasan, diare dan komplikasi

sebelum melahirkan. Kombinasi ini tiga account untuk 75 persen porsi kematian

bayi.  

Penyebab Lainnya :  

- Persalinan di Indonesia masih banyak ditolong oleh bukan tenaga

kesehatan.  

- Fasilitas kesehatan kurang memadai.  

- Kurangnya informasi dan pengetahuan.  

- Jauh dari akses penanganan kesehatan yang baik.  

- Tradisi

Kebijakan pemerintah  

Berikut adalah beberapa kebijakan pemerintah dapam upaya menekan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia.  

- Melindungi dan menyediakan layanan kesehatan untuk masyarakat miskin

dan kelompok rentan di pedesaan dan daerah-daerah terpencil, serta dalam

kantong kemiskinan di daerah perkotaan, seperti menyediakan bidan dan

peralatan medis yang memadai di daerah terpencil.  

- Meningkatkan kebersihan dan sanitasi di individu, keluarga dan

masyarakat  

- Pengendalian penyakit menular  

- Meningkatkan imunisasi  

- Mengendalikan kekurangan gizi  

- Mempromosikan ASI eksklusif  

"Tak hanya peningkatan SDM kesehatan dan standarisasi rumah sakit, tapi

juga pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada anak juga berperan penting

MORTALITAS Page 17

Page 18: Pengantar Demografi :Mortalitas

menurunkan angka kematian bayi. Esther Indriani, Maternal and Child Health

Specialist World Vision, mengatakan telah terbukti bahwa pemberian ASI

eksklusif dapat mencegah 13 persen kematian balita, bahkan 19 persen jika

dikombinasikan dengan pemberian makanan tambahan setelah bayi berusia enam

bulan.

Menurutnya bayi harus diberi kesempatan mulai atau inisiasi menyusu sendiri

segera setelah lahir atau dini. Juga membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu

setidaknya satu jam atau sampai menyusu awal selesai. Bayi pertama setelah

menyusu dipisahkan untuk ditimbang, dicap dan disuntik. Setelah usia 10 jam di

diletakkan didada ibu kembali. Menunda inisiasi menyusu akan meningkatkan

kematian bayi.  

"Jika bayi mulai menyusu sendiri segara setelah lahir, kontak kulit setidaknya satu

jam, maka 22 persen kematian bayi dapat diselamatkan, dan jika menyusu hari

pertama maka 16 persen dapat diselamatkan. Kemungkinan kematian meningkayt

secara bermakna setiap hari permulaan menyusu ditangguhkan," katanya.

- Mengeluarkan Undang Undang dan Peraturan Pemerintah yang terkait

dengan pemenuhan hak anak dan kebutuhan dasar anak untuk hidup,

tumbuh dan berkembang secara optimal. Program kibbla (kesehatan ibu

baru lahir anak), yaitu program kerjasama antara Dinas Kesehatan Sumut

dengan USAID HSP sejak tahun 2006, HSP memberikan bantuan teknis

pelayanan untuk pelatihan bidan dan masyarakat yang bertujuan menekan

angka kematian dan kesehatan ibu bayi baru lahir dan balita.  

- Membuat Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K).  Program ini dapat meningkatkan peran aktif suami, keluarga, dan

masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman. Program P4K yang

merupakan salah satu target program 100 hari Kementerian Kesehatan.  

- Adanya pola kemitraan antara dukun beranak dengan bidan desa atau tim

kesehatan ditiap kecamatan dalam proses persalinan.

 

"Di Kecamatan Tebo Ulu termasuk salah satu daerah di Tebo, Jambi yang

memiliki banyak dukun beranak. Tercatat 69 orang dukun beranak di daerah

MORTALITAS Page 18

Page 19: Pengantar Demografi :Mortalitas

tersebut. Terbanyak terdapat di Desa Tanjung Aur yakni sebanyak 11 orang dan

Teluk Kasai Rambahan 10 orang.”

Pola kemitraan tersebut bertujuan untuk menentukan fungsi dan kerja

antara dukun dan bidan dalam persalinan. Contohnya adalah, bidan menangani

persalinan dan dukun beranak yang memandikan. Dengan adanya pola kerjasama

seperti itu, diharapkan resiko yang bisa mengakibatkan kematian bagi bayi

maupun calon ibu bisa ditekan.

MORTALITAS Page 19

Page 20: Pengantar Demografi :Mortalitas

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang telah kami susun, kami menyimpulkan bahwa

mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.

Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000

individu per tahun. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas adalah

faktor pendukung kematian (pro mortalitas), faktor penghambat kematian (anti

mortalitas). Ada beberapa metode dalam menghitung tingkat kematian pada suatu

negara atau ke dalam beberapa kelompok umur.

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi  lahir

sampai bayi belum berusia  tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan

kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua

macam yaitu endogen dan eksogen. Untuk menekan tingkat kematian bayi, perlu

adanya kebijakan dari pemerintah guna mengatasi tingkat kematian bayi,

diantaranya menyediakan layanan kesehatan untuk masyarakat miskin,

meningkatkan kebersihan dan sanitasi, pengendalian penyakit menular,

meningkatkan imunisasi, mengendalikan kekurangan gizi, mempromosikan ASI

eksklusif.

Penekanan angka mortalitas harus dilakukan karena tingkat kematian ini

dapat digunakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat

kehidupan penduduk di suatu wilayah. Semakin tinggi tingkat kematian pada

suatu daerah, maka tingkat kesehatan dan tingkat kematian pada daerah tersebut

buruk, begitupun sebaliknya.

MORTALITAS Page 20

Page 21: Pengantar Demografi :Mortalitas

Daftar Pustaka

Budijanto. 2012. Analisis Sosio Demografi. Malang, Universitas Negeri Malang (UM

PRESS)

Habiburrahman. Inspirasi-Mahasiswa. (Online). (blogspot.com/2011/10 /faktor -

faktor-yang-mempengaruhi.html), Diakses 4 Oktober 2013

Taufiqurrahman. Data statistik. (online). (www. Data statistik

indonesia.com/portal/index2.php?

option=com_content&do_pdf=1&id=420) Diakses 4 Oktober 2013

Muharrohmi Rizki. Hasil Publikasi. (Online).

(www.bps.go.id/hasil_publikasi/prof_kes_ibu_anak2012/files/search/

searchtext.xml), Diakses 4 Oktober 2013

MORTALITAS Page 21