BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. SETTING PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Palangka Raya. Alamat sekolah di Jl. Sisingamangaraja III No. 3. Subjek penelitian yang diamati adalah kelas XI-IIA 3 semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012 dengan jumlah siswa sebanyak 17 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Subyek penelitian ini dipilih karena di antara 6 kelas XI yang peneliti ajar, kelas XI-IIA 3 adalah rombongan yang paling besar jumlah siswanya namun kemampuan berargumentasi siswa tidak merata. Hanya ada 5 siswa yang berani mengemukakan pendapatnya sementara siswa lainnya pasif sementara siswa seharusnya mampu menghubungkan penerapan nilai-nilai Kristiani dengan permasalahan nyata sehari-hari. Pembelajaran yang biasanya monoton harus diperbaiki menjadi pembelajaran yang bergairah, menantang dan memberi pengalaman nyata kepada siswa terutama dalam berargumentasi. Tindakan perubahan ini dilakukan melalui penerapan metode Debat karena dengan metode ini diharapkan siswa memperoleh pengalaman berargumentasi dengan memperdebatkan permasalahan kehidupan sehari-hari dan menghubungkannya dengan materi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. 34
35
Embed
PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3 SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Laporan ini ditulis oleh Esty Havani, guru mapel mata pelajaran agama kristen, sman 4 palangkaraya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Palangka Raya. Alamat sekolah di
Jl. Sisingamangaraja III No. 3. Subjek penelitian yang diamati adalah kelas XI-
IIA 3 semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012 dengan jumlah siswa sebanyak
17 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Subyek penelitian
ini dipilih karena di antara 6 kelas XI yang peneliti ajar, kelas XI-IIA 3 adalah
rombongan yang paling besar jumlah siswanya namun kemampuan
berargumentasi siswa tidak merata. Hanya ada 5 siswa yang berani
mengemukakan pendapatnya sementara siswa lainnya pasif sementara siswa
seharusnya mampu menghubungkan penerapan nilai-nilai Kristiani dengan
permasalahan nyata sehari-hari. Pembelajaran yang biasanya monoton harus
diperbaiki menjadi pembelajaran yang bergairah, menantang dan memberi
pengalaman nyata kepada siswa terutama dalam berargumentasi. Tindakan
perubahan ini dilakukan melalui penerapan metode Debat karena dengan metode
ini diharapkan siswa memperoleh pengalaman berargumentasi dengan
memperdebatkan permasalahan kehidupan sehari-hari dan menghubungkannya
dengan materi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Penelitian ini adalah penelitian swadaya dengan berkolaborasi dengan salah
satu guru Mata Pelajaran Pendidikan agama Kristen di sekolah yang sama yaitu
Ibu Gantiani, S.PAK. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2011 pada
tanggal 19 dan 26 serta pada bulan Oktober 2011 tanggal 3 dan 10. Penelitian ini
dilaksanakan melalui dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua
pertemuan dengan harapan peningkatan kemampuan berargumentasi siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen materi Pergaulan Remaja Kristen dan
Nikmat Membawa Maut dapat terlihat. Jadwal penelitian disajikan pada tabel
berikut.
34
TABEL 3.1JADWAL PENELITIAN
NO. KEGIATANBULAN
AGUS SEPT OKT NOP DES1. Persiapan a. Studi Literatur √ b. Identifikasi dan Perumusan Masalah √
2. Penyusunan Laporan Awal √ 3. Pelaksanaan Penelitian a. Siklus I √ b. Siklus II √
4. Analisa Data √ 5. Refleksi √ 6. Penyusunan Laporan Akhir √ 7. Pengesahan Laporan √
B. PROSEDUR PENELITIANPenelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan
pada prinsip Kemmis dan Taggart (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan
(planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau
evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.
Oleh karena penelitian ini bersifat partisipatif, maka peneliti melakukan
penelitian dengan berkolaborasi dengan rekan sejawat. Peran Kolabor adalah
menilai aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan menggunakan format observasi
yang disediakan, menuliskan temuan di luar format observasi pada catatan
lapangan dan sebagai rekan diskusi dalam proses analisis dan refleksi pelaksanaan
pembelajaran setiap siklus.
Di bawah ini dijelaskan langkah-langkah penelitian dalam tiap siklus.
Siklus I
Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45
menit untuk sekali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan hasil studi
pendahuluan. Adapun tahap yang dilakukan dalam perencanaan ini
yaitu sebagai berikut :
35
a) Melakukan diskusi dengan rekan sejawat dalam hal ini kolabor
penelitian untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan
masalah dan menentukan cara penyelesaian masalah;
b) Menyusun dan mempersiapkan RPP yang akan digunakan
dengan materi Pergaulan Remaja Kristen;
c) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan;
d) Menyusun instrumen yang diperlukan dalam melaksanakan
tindakan seperti lembar penilaian makalah, lembar penilaian
debat, lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar
pengamatan aktivitas guru;
e) Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang
diperoleh dalam proses dan hasil tindakan perbaikan.
f) Meminta guru lain menjadi kolabor untuk mengamati
berlangsungnya penelitian
g) Menentukan waktu dan jadwal penelitian
h) Menentukan 4 topik debat sesuai materi;
i) Membagi beberapa kelompok debat yang terdiri dari beberapa
Tim Afirmatif dan beberapa Tim Negatif yang masing-masing
beranggotakan 3-4 siswa;
j) Meminta siswa menggali informasi dan membuat tulisan tentang
topik yang di pilih tim dalam bentuk makalah;
k) Meminta siswa menentukan peran pelaku debat yang terdiri dari
tim Afirmatif, Tim Negatif, Moderator, Juri dan Pencatat
Waktu. Guru dalam hal ini berperan sebagai Juri. Moderator dan
pencatat waktu diambil dari Tim yang tidak berdebat pada
waktu itu;
l) Membagikan penjelasan tentang peran masing-masing pelaku
debat;
m) Menjelaskan sistem penilaian dan membagikan rubrik penilaian
debat serta rubrik penilaian makalah untuk memberikan
gambaran tentang aspek yang dinilai;
36
n) Meminta tim untuk menyiapkan argumen berdasarkan data yang
diperoleh pada makalah;
o) Menjelaskan keterampilan yang dinilai.
2. Implementasi Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yaitu penerapan
pembelajaran dengan Metode Debat dengan fokus pada peningkatan
kemampuan berargumentasi siswa.
a) Pelaksanaan pada siklus pertama ini, diawali dengan apersepsi
dan pemberian motivasi dalam mengikuti pelajaran dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat dari
pembelajaran dengan Metode Debat;
b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih
kegiatan dan moderator membuka debat dan memperkenalkan
diri, pembicara dan semua yang terlibat.
c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai
gilirannya. Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu
melakukan mencatatan dan guru mengamati serta memberikan
penilaian kepada tiap pembicara dalam tiap tim.
d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru
memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.
e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang
berdasarkan penilaian guru.
f) Pada akhir pembelajaran guru meluruskan konsep-konsep yang
keliru dan bersama-sama siswa meninjau kembali pembelajaran.
3. Analisis dan Refleksi
Tahap ini berisi diskusi dari peneliti, guru maupun kolabor. Materi
diskusi adalah tentang kelebihan dan kekurangan tindakan, sekaligus
menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan jika pencapaian
proses maupun hasil dirasa masih belum tercapai. Pada tahap ini juga
dilakukan analisis data, untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
37
ditetapkan sehingga dapat ditentukan apakah diperlukan siklus
berikutnya atau tidak.
4. Perencanaan Tindak Lanjut
Masalah yang diteliti diperkirakan belum tuntas hanya dengan satu
siklus maka penelitian tindakan kelas dilanjutkan siklus kedua.
Pelaksanaan perbaikan pada siklus ke- 2 dirancang berdasarkan pada
hasil analisis dan refleksi dari observasi dan interpretasi pada siklus ke-
1. Dengan prosedur yang sama, penelitian tindakan kelas dilanjutkan ke
siklus berikutnya yaitu siklus ke-2.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45
menit untuk sekali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I.
Adapun tahap yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu sebagai
berikut :
a) Melakukan diskusi dengan rekan sejawat dalam hal ini kolabor
penelitian untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan serta
permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran siklus I;
b) Menyusun dan mempersiapkan RPP perbaikan yang akan
digunakan dengan materi Nikmat Membawa Maut;
c) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan;
d) Menyusun instrumen yang diperlukan dalam melaksanakan
tindakan seperti lembar penilaian makalah, lembar penilaian
e) Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang
diperoleh dalam proses dan hasil tindakan perbaikan.
38
f) Meminta guru lain menjadi kolabor untuk mengamati
berlangsungnya penelitian
g) Menentukan waktu dan jadwal penelitian
h) Menentukan 4 topik debat sesuai materi;
i) Membagi beberapa kelompok debat yang terdiri dari beberapa
Tim Afirmatif dan beberapa Tim Negatif yang masing-masing
beranggotakan 3-4 siswa;
j) Meminta siswa menggali informasi dan membuat tulisan tentang
topik yang di pilih tim dalam bentuk makalah;
k) Meminta siswa menentukan peran pelaku debat yang terdiri dari
tim Afirmatif, Tim Negatif, Moderator, Juri dan Pencatat
Waktu. Guru dalam hal ini berperan sebagai Juri. Moderator dan
pencatat waktu diambil dari Tim yang tidak berdebat pada
waktu itu;
l) Meminta tim untuk menyiapkan argumen berdasarkan data yang
diperoleh pada makalah;
m) Menjelaskan keterampilan yang dinilai.
2. Implementasi Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah
diperbaiki dan disempurnakan berdasarkan refleksi pada Siklus I yaitu
penggunaan Metode Debat.
a) Pelaksanaan pada siklus pertama ini, diawali dengan apersepsi
dan pemberian motivasi dalam mengikuti pelajaran dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat dari
pembelajaran dengan Metode Debat;
b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih
kegiatan dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator
membuka debat dan memperkenalkan diri, pembicara dan
semua yang terlibat.
c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai
gilirannya. Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu
39
melakukan mencatatan dan guru mengamati serta memberikan
penilaian kepada tiap pembicara dalam tiap tim.
d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru
memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.
e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang
berdasarkan penilaian guru.
f) Pada akhir pembelajaran guru meluruskan konsep-konsep yang
keliru dan bersama-sama siswa meninjau kembali pembelajaran.
3. Analisis dan Refleksi
Tahap ini berisi diskusi dari peneliti, guru maupun kolabor. Materi
diskusi adalah tentang kelebihan dan kekurangan tindakan, sekaligus
menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan jika pencapaian
proses maupun hasil dirasa masih belum tercapai. Pada tahap ini juga
dilakukan analisis data, untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan sehingga dapat ditentukan apakah diperlukan siklus
berikutnya atau tidak.
C. METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN
Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam berdebat,
aktivitas siswa, aktivitas guru dan jawaban siswa terhadap angket pembelajaran
dengan metode Debat. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang
diharapkan dalam penelitian maka peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi lapangan untuk mengamati dan menilai aktivitas
siswa dalam Tim Debat. Lembar observasi ini merupakan instrumen
untuk memperoleh data tentang partisipasi siswa dalam aktivitas debat.
Lembar observasi ini dikembangkan dengan mengacu kepada metode
debat Australasia.
Selain menggunakan lembar observasi, peneliti juga
menggunakan catatan lapangan. Catatan lapangan yang dimaksud di sini
40
adalah semua catatan guru maupun kolabor tentang hal-hal yang terjadi
dalam pembelajaran di luar aspek yang dinilai dalam lembar
pengamatan baik itu yang terjadi di dalam ruang belajar maupun di luar
ruang belajar yang memberikan pengaruh pada proses pembelajaran.
2. Tes
Tes adalah Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok (Arikunto, 2006). Merujuk pengertian ini, peneliti
menggunakan 2 tes yaitu tes tertulis berupa penugasan penyusunan
makalah dan tes perbuatan (performance test) berupa
turnamen/pertandingan debat. Penugasan penyusunan makalah yang
merupakan langkah awal/persiapan debat dinilai dengan berpedoman
pada Tabel 2. Sebagai tindakan pelaksanaa maka diadakan Tes
perbuatan. Turnamen debat ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi Pergaulan Remaja
Kristen dan Nikmat Membawa Maut dan kemampuan siswa
berargumentasi. Penilaian ini mengacu pada Tabel 2.2 tentang Penilaian
Debat Bahasa Indonesia dan Tabel 2. 3 tentang Rubrik Penilaian Debat.
3. Kajian Dokumen
Kajian dokumen dilakukan dalam berbagai dokumen atau arsip yang
digunakan dalam proses pembelajaran seperti: Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, buku ajar yang digunakan, foto
atau rekaman proses penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti menyusun beberapa instrumen yang menjadi
alat ukur dan pendukung penelitian yaitu:
1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
41
Lembar pengamatan ini maksudkan untuk mengamati perhatian siswa
dan kerjasama selama proses debat berlangsung seperti pada tabel 3.2 di
bawah ini.
TABEL 3.2LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
NO. ASPEK PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN KETERANGAN1. PERHATIAN SISWA Lingkari yang sesuai
Pandangan mata tertuju kepada pembicara 1 2 3 4 5 1. Sangat Kurang Memperhatikan dengan tekun hal-hal yang sedang disampaikan 1 2 3 4 5 2. Kurang Mencatat bagian-bagian penting 1 2 3 4 5 3. Cukup2. KERJASAMA TIM 4. Baik
Berdiskusi dengan rekan satu tim untuk menghadapi sanggahan tim lain 1 2 3 4 5 5. Sangat Baik Memberikan masukan kepada rekan dalam satu tim 1 2 3 4 5
2. Lembar Penilaian Makalah
Lembar penilaian makalah mengacu pada pedoman penilaian makalah
pada Tabel 3.3 berikut.
TABEL 3.3LEMBAR PENILAIAN MAKALAH
NO. N A M A K E L O M P O K
KEBE
NAR
AN
KESE
SUAI
AN
SIST
EMAT
IKA
BAH
ASA
NIL
AI
PERO
LEH
AN
NIL
AI A
KHIR
KELOMPOK A 1 0 02 0 03 0 0
3. Lembar Penilaian Debat
Penilaian debat dilakukan dengan mengacu pada pedoman penilaian
debat dan rubrik penilaian debat yang dikembangkan oleh Martini, E
(2010).
Instrumen penilaian debat digambarkan pada Tabel 3.4.
TABEL 3. 4LEMBAR PENILAIAN DEBAT
42
LEMBAR PENILAIAN DEBAT
TOPIK :
JURI :
TIM AFIRMATIF
GROUP :
POSISI NAMA PEMBICARA
KEJELASAN B*N KELANCARAN B*N HUBUNGAN ISI
B*N KEMAMPUAN BERAGUMENTASI
B*N KUALITAS B*N TOTAL NILAI AKHIR
PERTAMA 0 0 0 0 0 0 0,00
KEDUA 0 0 0 0 0 0 0,00
KETIGA 0 0 0 0 0 0 0,00
JUMLAH 0,00
NILAI RATA-RATA 0,00
TIM NEGATIF
GROUP :
POSISI NAMA PEMBICARA
KEJELASAN B*N KELANCARAN B*N HUBUNGAN ISI
B*N KEMAMPUAN BERAGUMENTASI
B*N KUALITAS B*N TOTAL NILAI AKHIR
PERTAMA 0 0 0 0 0 0 0,00
KEDUA 0 0 0 0 0 0 0,00
KETIGA 0 0 0 0 0 0 0,00
JUMLAH 0,00
NILAI RATA-RATA 0,00
PEMENANG
GROUP :
4. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Ada lima aspek dengan 16 subaspek utama yang dinilai adalah aktivitas
guru. Kemampuan membuka pelajaran, sikap guru, proses pembelajaran,
kemampuan menggunakan metode debat, dan kemampuan menutup
pelajaran menjadi fokus pengamatan kolabor seperti pada tabel berikut.
TABEL 3.5LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
NO.
HAL YANG DIAMATIPENILAIAN
CATATAN 1 2 3 4 5
1. Kemampuan membuka pelajaran a. Menarik Perhatian Siswa b. Menimbulkan Motivasi
2. Sikap guru dalam pembelajaran a. Kejelasan Suara b. Antusiasme penampilan
3. Proses pembelajaran a. Kesesuaian metode dengan pokok bahasan
b. Kejelasan dalam menerangkan dan memberikan contoh
c. Antusiasme dalam tanggapan dan menggunakan respon
d. Kecermatan dalam memanfaatkan waktu 4. Kemampuan menggunakan metode debat
43
a. Mempersilahkan moderator membuka debat b. Memberikan penilaian selama proses debat c. Mencatat pokok-pokok perdebatan d. Memutuskan tim pemenang e. Memberikan penilaian lisan 5 Kemampuan Menutup Pelajaran a. Meninjau kembali yang materi telah dipelajari b. Memberikan kesempatan bertanya c. Menginformasikan materi bahasan pada pertemuan Berikutnya
5. Angket Siswa
Angket yang disusun peneliti dengan tujuan untuk mengetahui
metode debat yang diterapkan disenangi atau tidak oleh siswa. Penilaian
siswa terhadap pembelajaran dengan Pembelajaran dengan Metode
Debat ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang
mereka peroleh. Terdapat 7 item pernyataan yang disusun dalam
kuesioner ini dengan penilaian menggunakan skala Guttman dimana
siswa memberikan angka 1(satu) pada kolom YA jika fakta yang
dinyatakan dirasakan atau 0 (nol) pada kolom TIDAK jika fakta yang
dinyatakan tidak dirasakan. Penggunaan skala ini karena peneliti ingin
mendapatkan jawaban yang tegas tentang keadaan yang diamati.
TABEL 3.6ANGKET SISWA
NO. PERNYATAAN YA TIDAK1 Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan metode debat ini menarik bagi saya 2 Saya senang dengan pembelajaran seperti ini 3 Pembelajaran seperti ini tidak membosankan dan bertele-tele 4 Pembelajaran ini memotivasi saya untuk berani tampil berbicara 5 Pembicaraan seperti ini melatih saya untuk berargumentasi dengan baik 6 Pembelajaran seperti ini membantu saya memahami materi pelajaran 7 Pembelajaran ini melatih saya untuk menghubungkan fakta dengan referensi Alkitab 8 Pembelajaran ini membuat saya lebih menghargai teman
9 Pembelajaran ini melatih saya untuk mengemukakan sanggahan dan kritik dengan cara yang baik dan sopan
D. METODE ANALISIS DATA
44
Data dalam suatu penelitian harus ditafsirkan atau dianalisis agar menjadi
suatu data yang bermakna. Analisis data menurut Moleong (2005) adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan ke dalam pola, kategori, satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Analisis
dan pengolahan data dilakukan selama penelitian dari awal sampai akhir.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data
kualitatif dan kuantitatif. Data tentang indikator aktivitas guru dan partisipasi
siswa untuk setiap siklus dilakukan dengan penyekoran dan persentase sedangkan
data tentang hasil belajar siswa dianalisa dengan menghitung rata-rata hasil
belajar setiap siklus. Data yang diperoleh dari catatan lapangan guru maupun
kolabor dianalisa dalam dua tahap analisis menurut Bogdan dan Biklen (1992)
yaitu analisis selama pengumpulan data dan analisis setelah pengumpulan data.
Analisis selama pengumpulan data merupakan analisis yang dilakukan sembari
mengumpulkan data sedangkan analisis setelah pengumpulan data merupakan
analisis yang dilakukan setelah proses pengumpulan data dikumpulkan.
Ada empat teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah reduksi
data, penyajian data, dan penyajian kesimpulan atau verifikasi (Miles &
Huberman, 1984). Reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan,
abstraksi, dan transformasi data mentah yang diperoleh di lapangan. Reduksi
dilakukan sepanjang penelitian dengan melakukan penajaman, penggolongan, dan
membuang hal yang tidak perlu. Sedangkan penyajian data adalah upaya
menyimpulkan data yang telah melalui proses reduksi.
Penyajian data dilakukan dengan bentuk naratif dan sesekali menyelipkan
kutipan observasi dan dokumentasi di dalamnya (Bogdan dan Biklen, 1992).
Peneliti hanya menggunakan thin description dari dua bentuk deskripsi menurut
Geertz (dalam Miles & Huberman, 1984) yang disebut dengan thick description
dan thin description. Thick description merupakan kutipan langsung dari orang
yang diwawancarai, observasi peneliti, dan dokumen. Thin description adalah
sajian data yang berupa narasi berdasarkan penafsiran peneliti. Melalui cara ini,
45
uraian dari fenomena yang ditemukan oleh peneliti dapat diringkas agar lebih
mudah diyakini kebenarannya. Setelah data dianalisis terus menerus, dilakukan
penarikan kesimpulan. Empat teknik analisis yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penyajian kesimpulan atau verifikasi ini disebut Sutopo (2002:96) sebagai
model analisis interaktif.
GAMBAR 3.1 MODEL ANALISIS INTERAKTIF
1. Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dalam menilai hasil pengamatan aktivitas siswa, peneliti melakukan
enam langkah:
a) Kolabor memberikan penilaian dengan mencantumkan skor 1 untuk
“Sangat Kurang”; skor 2 untuk “Kurang”; skor3 untuk “Cukup”;
skor 4 untuk Baik dan skor 5 untuk “Sangat Baik”;
b) Menghitung jumlah nilai untuk masing-masing aspek;
c) Menghitung rata-rata nilai untuk masing-masing aspek dengan
rumus :
M=Σxn
46
Keterangan :
Mean = Rata-Rata Aspek Pengamatan
x = Skor Total Masing-Masing Aspek
n = Jumlah siswa
d) Setelah itu, peneliti menghitung nilai perolehan siswa dan nilai akhir siswa dengan menggunakan rumus:
NP=∑ NAP
Keterangan :NP = Nilai Perolehan NAP = Nilai 5 Aspek Pengamatan
NA= NPNM
×100 %
Keterangan :NA = Nilai AkhirNP = Nilai PerolehanNM = Nilai Maksimal
e) Selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus persentase menurut Ali, M (2002: 187) sebagai berikut :
P= fn
x100 %
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi data
n = Jumlah responden
100%` = Bilangan tetap
f) Menafsirkan nilai persentase dengan menggunakan kriteria yang
dikembangkan oleh Ali, M (2002) yaitu:
TABEL 3.7PENAFSIRAN NILAI PRESENTASE
47
Penafsiran nilai persentase pada tabel 3.7 ini dilakukan untuk
menafsirkan makna nilai persentase ditinjau dari sudut jumlah
responden. Kemudian, untuk mempermudah menafsirkan makna nilai
persentase terhadap tingkat aktivitas siswa, peneliti menggunakan
patokan yang disusun oleh Djamarah dan Zain, A (2002).
Penggolongan nilai persentase tersebut dapat dilihat pada tabel 3.8 di
bawah ini:
TABEL 3.8 PENGGOLONGAN NILAI PERSENTASE
Persentase Kategori 81% - 100% Sangat Baik 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup Baik 21% - 40% Kurang Baik 0% - 20% Sangat Kurang Baik
2. Penilaian Makalah
Penilaian dilakukan dengan memberikan skor berdasarkan bobot
masing-masing aspek. Pada aspek Kebenaran Informasi, skor 2
diberikan apabila tepat dan 1 apabila tidak tepat. Pada aspek Kesuaian
informasi dengan materi dan referensi Alkitab, skor 3 diberikan apabila
sesuai, 2 apabila cukup sesuai dan 1 apabila Kurang sesuai. Kemudian
48
Penafsiran Nilai Persentase
0 Tidak ada
1% - 5% Hampir tidak ada
6% - 23% Sebagian kecil
24% - 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51% - 75% Lebih dari setengahnya
76% - 95% Sebagian besar
96% - 99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
pada aspek Sistematika Penyusunan Makalah terdiri dari Pendahuluan,
Pembahasan dan Penutup, skor 3 diberikan apabila sesuai, 2 apabila
cukup sesuai dan 1 apabila Kurang sesuai. Terakhir, pada aspek
Bahasa, skor 3 diberikan apabila bahasa yang digunakan Sangat
komunikatif , 2 apabila Cukup komunikatif dan 1 apabila Kurang
komunikatif. Skor maksimal penulisan makalah ini adalah 11 dan untuk
memperoleh nilai akhir menggunakan rumus nilai akhir di atas.
3. Penilaian Tes Perbuatan (Pertandingan Debat)
Ada dua langkah yang dilakukan dalam menilai kemampuan
beragumentasi siswa dalam pertandingan debat yaitu: a) Perhitungan
Nilai Perolehan Individu diperoleh dari bobot setiap aspek penilaian di
kali dengan skala penilaian atau:
Nilai Perolehan=Bobot x Skala Penilaian
Dengan catatan bahwa skor maksimal adalah 60; b) Perhitungan Nilai
akhir Individu diperoleh dengan rumus:
Nilai Akhir= Total Skorskor maksimal
x100
Nilai maksimal adalah 100; c) Pengitungan Nilai Akhir Tim diperoleh
dengan mencari nilai rata-rata dengan rumus:
Nilai Akhir Tim= Total Nilai AkhirJumlah Pembicara
d) Pemenang pertandingan debat adalah Tim yang memperoleh Nilai
Akhir Tim lebih tinggi dari tim lawannya.
4. Nilai Hasil Belajar
Seperti telah dijelaskan pada bab II bahwa untuk memperoleh nilai akhir
kemampuan beragumentasi siswa, peneliti menggunakan penilaian
pertandingan debat (tes perbuatan) dan penulisan makalah sebagai
langkah awal berdebat (tes menulis) dengan proporsi penilaian 60% dari
performansi berdebat dan 40% dari penilaian makalah. Kemudian, untuk
memberikan gambaran tentang kemampuan beragumentasi siswa
49
melalui debat secara umum maka peneliti menggunakan kategori pada
tabel 3.9. Kategori ini dikembangkan dengan mempertimbangkan KKM
mata pelajaran adalah 75.
TABEL 3.9PENGGOLONGAN NILAI KOGNITIF
5. Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Guru
Penilaian hasil observasi terhadap aktivitas guru dilakukan dengan:
a) Kolabor memberikan penilaian Kolabor memberikan penilaian
dengan mencantumkan skor 1 untuk “Sangat Kurang”; skor 2 untuk
“Kurang”; skor3 untuk “Cukup”; skor 4 untuk Baik dan skor 5
untuk “Sangat Baik”;
b) Menghitung jumlah nilai untuk masing-masing aspek;
c) Menghitung rata-rata nilai untuk masing-masing aspek dengan
rumus rata-rata;
d) Terhadap Hasil observasi terhadap aktivitas guru dianalisis dengan
menghitung total skor perolehan. Selanjutnya, skor tersebut dihitung
dengan rumus:
P=Σx
n . kx 100
Keterangan :
P = Persentase
x = Skor
n = Jumlah Aspek yang dinilai
k = Kriteria skor tertinggi (5)
50
NILAI KATEGORI95 – 100 Sangat Baik85 – 94 Baik75 – 84 Cukup69 – 74 Kurang
≤ 68 Sangat Kurang
Angka yang diperoleh kemudian dikonsultasikan pada Tabel 3.8.
6. Penilaian Hasil Angket Siswa
a) Kolabor memberikan penilaian Kolabor memberikan penilaian
dengan mencantumkan skor 1 untuk “YA” dan skor 0 untuk
“TIDAK”;
b) Menghitung jumlah nilai untuk masing-masing item pernyataan;
c) Menghitung rata-rata nilai untuk item pernyataan dengan rumus rata-
rata;
d) Menghitung persentase jawaban “YA” dan “TIDAK” dengan rumus
persentase;
e) Menafsirkan nilai persentase dengan menggunakan kriteria yang
dikembangkan oleh Ali, M (2002) pada tabel 3.7.
f) Menafsirkan nilai persentase dengan menggunakan kriteria yang
dikembangkan oleh Djamarah dan Zain, A (2002) pada tabel 3.8.
7. Validitas Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik trianggulasi
untuk memvalidasi data penelitian. Menurut Brody dalam Crabtree dan
Miller (1992) triangulasi digolongkan menjadi dua yaitu triangulasi
sumber data dan triangulasi alat pengumpul data. Triangulasi sumber
data dilakukan dengan menanyakan kebenaran informasi yang diterima
dari seorang informan dengan informan lainnya. Triangulasi alat
pengumpul data berarti peneliti membandingkan informasi yang
dikumpulkan dengan teknik tertentu dengan informasi dari teknik
lainnya. Misalnya informasi yang peneliti peroleh dari hasil studi
dokumentasi dibandingkan informasi yang direkam melalui observasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data
yang berupa tes perbuatan (pertandingan debat) dan penyusunan
makalah dengan hasil observasi selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung dan catatan lapangan.
E. INDIKATOR KEBERHASILANIndikator keberhasilan penelitian ini menyangkut aspek kognitif dan afektif yaitu:
51
1. Aspek KognitifIndikator keberhasilan jika nilai hasil belajar mencapai KKM = 75 dan nilai ketuntasan klasikal mencapai 85%;
2. Aspek Afektif dilihat dari dua hal yaitu:a. Aktivitas siswa.
Indikator keberhasilan dianggap tercapai jika hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam menerapkan metode debat sama dengan atau lebih dari 75% dan pada kategori “Baik”;.
b. Sikap siswa terhadap melalui angket pembelajaran dengan metode
debat mencapai kategori “Baik”.
F. LANGKAH PENELITIANPenelitian seperti telah dijelaskan terdiri dari dua siklus dengan masing-
masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan ada 4 tim yang
berhadapan sehingga dalam 4 pertemuan masing-masing tim telah
berpengalaman dua kali bertanding debat. Secara rinci langkah implementasi
tindakan adalah sebagai berikut:
Siklus I Pertemuan 1
a) Guru mengawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi dalam
mengikuti pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta
manfaat dari pembelajaran dengan Metode Debat;
b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan
dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi
Pertama dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan
diri, pembicara dan semua yang terlibat.
c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.
Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan
mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap
pembicara dalam tiap tim.
d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru
memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.
e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan
penilaian guru.
52
f) Guru, kemudian mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan
dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi
Kedua dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan
diri, pembicara dan semua yang terlibat.
g) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.
Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan
mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap
pembicara dalam tiap tim.
h) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru
memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.
i) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan
penilaian guru.
j) Pada akhir pembelajaran guru meluruskan konsep-konsep yang keliru
dan bersama-sama siswa meninjau kembali pembelajaran dan berdoa.
Siklus I Pertemuan 2
a) Guru mengawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi dalam
mengikuti pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta
manfaat dari pembelajaran dengan Metode Debat;
b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan
dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi
Pertama dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan
diri, pembicara dan semua yang terlibat.
c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.
Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan
mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap
pembicara dalam tiap tim.
d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru
memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.
e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan
penilaian guru.
53
f) Guru, kemudian mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan
dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi
Kedua dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan
diri, pembicara dan semua yang terlibat.
g) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.
Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan
mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap
pembicara dalam tiap tim.
h) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru
memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.
i) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan
penilaian guru.
j) Pada akhir pembelajaran guru meluruskan konsep-konsep yang keliru
dan bersama-sama siswa meninjau kembali pembelajaran dan berdoa.
Siklus II Pertemuan 3
a) Guru mengawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi dalam
mengikuti pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta
manfaat dari pembelajaran dengan Metode Debat;
b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan
dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi
Pertama dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan
diri, pembicara dan semua yang terlibat.
c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.
Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan
mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap
pembicara dalam tiap tim.
d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru
memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.
e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan
penilaian guru.
54
f) Guru, kemudian mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan
dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi
Kedua dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan
diri, pembicara dan semua yang terlibat.
g) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.
Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan
mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap
pembicara dalam tiap tim.
h) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru
memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.
i) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan
penilaian guru.
j) Pada akhir pembelajaran guru meluruskan konsep-konsep yang keliru
dan bersama-sama siswa meninjau kembali pembelajaran dan berdoa.
Siklus II Pertemuan 4
a) Guru mengawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi dalam
mengikuti pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta
manfaat dari pembelajaran dengan Metode Debat;
b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan
dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi
Pertama dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan
diri, pembicara dan semua yang terlibat.
c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.
Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan
mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap
pembicara dalam tiap tim.
d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru
memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.
e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan
penilaian guru.
55
f) Guru, kemudian mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan
dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi
Kedua dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan
diri, pembicara dan semua yang terlibat.
g) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.
Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan
mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap
pembicara dalam tiap tim.
h) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru
memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.
i) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan
penilaian guru.
j) Pada akhir pembelajaran guru membagikan angket, kemudian
meluruskan konsep-konsep yang keliru dan bersama-sama siswa