46 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Prosedur Perlakuan Pajak Parkir dan Pajak Air Tanah di Dinas Pelayanan Pajak Propinsi DKI Jakarta IV.1.1Prosedur Perlakuan Pajak Parkir Salah satu sumber penerimaan asli daerah yang diperoleh pemerintah Propinsi DKI Jakarta adalah melalui penerimaan pajak daerah diantaranya pajak parkir. Masalah perpakiran selalu dikaitkan dengan permasalahan kemacetan lalu lintas di Jakarta. Dengan alasan, perparkiran merupakan masalah yang cukup besar yang sering sekali terjadi dikarenakan kurangnya kapasitas jalan dan akhirnya menimbulkan kemacetan lalu lintas. Permasalahan lain juga timbul karena keberadaan parkir ilegal (tepi jalan) yang dikelola secara liar dengan alasan biaya yang dikeluarkan lebih murah dan alasan mudah terjangkau atau lebih dekat serta oknum-oknum yang dalam hal ini para pengusaha parkir yang “bermain” dalam pelaporan pajak parkir yang akhirnya berdampak pada turunnya penerimaan pajak daerah dari sektor pajak parkir. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Pajak parkir terbagi menjadi 2 jenis yaitu parkir di badan jalan (On street parking) dan parkir di luar badan
25
Embed
PEMBAHASAN Prosedur Perlakuan Pajak Parkir dan Pajak Air ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00375-AK Bab4005.pdfbadan jalan adalah parkir yang menggunakan lahan/bangunan tertentu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
46
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Prosedur Perlakuan Pajak Parkir dan Pajak Air Tanah di Dinas Pelayanan
Pajak Propinsi DKI Jakarta
IV.1.1 Prosedur Perlakuan Pajak Parkir
Salah satu sumber penerimaan asli daerah yang diperoleh pemerintah Propinsi
DKI Jakarta adalah melalui penerimaan pajak daerah diantaranya pajak parkir. Masalah
perpakiran selalu dikaitkan dengan permasalahan kemacetan lalu lintas di Jakarta.
Dengan alasan, perparkiran merupakan masalah yang cukup besar yang sering sekali
terjadi dikarenakan kurangnya kapasitas jalan dan akhirnya menimbulkan kemacetan
lalu lintas. Permasalahan lain juga timbul karena keberadaan parkir ilegal (tepi jalan)
yang dikelola secara liar dengan alasan biaya yang dikeluarkan lebih murah dan alasan
mudah terjangkau atau lebih dekat serta oknum-oknum yang dalam hal ini para
pengusaha parkir yang “bermain” dalam pelaporan pajak parkir yang akhirnya
berdampak pada turunnya penerimaan pajak daerah dari sektor pajak parkir. Parkir
adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.
Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan,
baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai
suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Pajak parkir
terbagi menjadi 2 jenis yaitu parkir di badan jalan (On street parking) dan parkir di luar
badan
47
jalan (Off street parking). Parkir di badan jalan adalah memanfaatkan tepi jalan
sebagai lahan milik Negara untuk menjadi fasilitas parkir. Sedangkan parkir di luar
badan jalan adalah parkir yang menggunakan lahan/bangunan tertentu menjadi
fasilitas parkir. Keduanya sama-sama dikelola oleh Dinas Perhubungan (UPT
Perparkiran). Tersedianya areal perparkiran yang memadai telah menjadi kebutuhan
bagi masyarakat diperkotaan. Bagi masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi,
tersedianya lahan parkir merupakan syarat utama agar aktifitas di suatu wilayah
dapat terlaksana dengan baik.
IV.1.1.1 Pendaftaran Diri Sebagai Wajib Pajak
Seseorang yang mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang perpakiran harus
mendaftarkan dirinya menjadi seorang wajib pajak parkir. Berikut ini akan disajikan
bagan mengenai mekanisme/proses seseorang agar bisa menjadi wajib pajak parkir.
Bagan 2
Pendaftaran Diri Sebagai Wajib Pajak
Wajib pajak seksi P3D
tidak
Ya
Form pendaftaran
Isi formulir
Form
pendaftaran
Periksa kelengkapan
lengkap
Pemberian
tanda dan
tanggal
penerimaan
N
48
Dari flowchart diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang ingin mendaftarkan
dirinya menjadi wajib pajak diawali dengan menyampaikan formulir pendaftaran.
Setelah formulir tersebut diisi oleh wajib pajak, petugas memeriksa kelengkapan
formulir pendaftaran yang telah diisi oleh wajib pajak tadi. Apabila ternyata formulir
belum lengkap, formulir tersebut dikembalikan kepada wajib pajak agar segera
dilengkapi. Namun apabila telah lengkap, formulir tersebut akan diberi tanda dan
tanggal penerimaan.
IV.1.1.2 Pengukuhan Wajib Pajak
Setiap wajib pajak parkir wajib melaporkan usahanya ke Dinas Pelayanan
Pajak dalam jangka waktu tertentu misalnya paling lama 30 hari sebelum kegiatan
usahanya dimulai agar dapat dikukuhkan dan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak
Daerah (NPWPD). Berikut ini bagan mengenai prosedur pengukuhan sebagai wajib
pajak parkir
Bagan 3
Pengukuhan Wajib Pajak
Wajib pajak seksi P3D seksi P2 Kasudin
tidak
Ya
Mencetak
SKPD
Form pendaftaran
Form pendaftaran
Memeriksa
kelengkapan
lengkap
Pemberian tanda dan tanggal penerimaan
Form pendaftaran
Memeriksa kelengkapan
dan pembuatan
laporan
LHP
LHP
disposisi
SKPD
SKPD
Tanda
tangan
NPWPD
49
Dari bagan diatas, dapat terlihat bagaimana prosedur seorang wajib pajak dapat
dikukuhkan sebagai wajib pajak parkir. Seorang wajib pajak mengisi formulir
pendaftaran berupa Surat Pendaftaran Objek Pajak Daerah (SPOPD) pajak parkir dan
menyiapkan beberapa berkas persyaratan. SPOPD terdiri dari:
1. Data Objek Pajak, terdiri dari:
a. Nama Objek Pajak
b. Alamat
c. Kelurahan
d. Kecamatan
e. Kabupaten/Kodya
f. Nomor Telepon
g. Tanggal mulai operasi
2. Data Wajib Pajak, terdiri dari:
a. Nama Badan Hukum
b. Alamat Badan Hukum
c. Nama Pemilik/Penanggung Pajak
d. Alamat
e. Kelurahan
f. Kecamatan
g. Kabupaten/Kodya
h. Nomor Telepon
i. No.Pendaftaran/NPWP
3. Data Usaha, terdiri dari:
a. Lokasi/Luas Tempat
a). Dalam Gudang (m2)
50
b). Halaman/Pelataran (m2)
b. Kapasitas/Daya Tampung
a). Mobil (unit)
b). Motor (unit)
c. Tarif
a). Mobil: 1. jam pertama (Rp)
2. tiap jam berikutnya (Rp)
b). Motor: 1. Jam pertama (Rp)
2. tiap jam berikutnya (Rp)
d. Jumlah Pintu Masuk (buah)
e. Sistem Pemungutan :
1.Komputer
2. Manual
f. Nomor Izin Pengelolaan: ...... masa berlaku s/d .....
Selain formulir pendaftaran tersebut, seorang wajib pajak yang ingin
dikukuhkan sebagai wajib pajak parkir harus melengkapi berkas-berkas persyaratan
diantaranya:
a. Fotocopy identitas diri (KTP/SIM)
b. Surat keterangan domisili usaha
c. Surat izin instansi terkait
d. Akte pendirian usaha
Setelah semua proses dilalui, maka seseorang sudah dapat dikatakan sebagai
wajib pajak parkir. Lalu dicatat dalam daftar induk wajib pajak serta diberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) dan nomor urut NPWPD. Wajib pajak
51
yang telah mendapat NPWPD, setiap awal tahun pajak atau masa pajak wajib
melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).
IV.1.1.3 Penyetoran Pajak Parkir
Setelah dikukuhkan menjadi wajib pajak dan ditentukan besarnya pajak
terutang, langkah selanjutnya adalah wajib pajak menyetorkan pajak terutang tersebut.
Wajib pajak yang telah memiliki NPWPD setiap awal masa pajak harus mengisi
SPTPD dengan jelas, lengkap, dan benar serta ditandatangani oleh wajib pajak dan
diserahkan kepada petugas yang berwenang.
IV.1.1.4 Pembayaran Pajak Parkir
Bagan 4
Bagan pembayaran pajak parkir
Wajib pajak Bank DKI seksi P3D seksi P2 Kasudin
disposisi
terlambat kurang bayar
Form SPTPD validasi
Form SSPD
Tanda bukti pembayaran
Nota perhitungan
Nota perhitungan
SKPDKB SKPDKB
Mencetak SKPD
Surat paksa Tanda bukti pembayaran
52
Setelah wajib pajak mengisi SPTPD, wajib pajak wajib membayar besarnya
pajak yang terutang. Agar lebih jelasnya, penulis akan memberi contoh cara
perhitungan pajaknya. (Darwin,2010:128)
PT. ABC merupakan sebuah perusahaan perparkiran yang berhasil
mengumpulkan uang parkir selama 1 bulan sebesar Rp 100.000.000,- Apabila tarif
pajak parkir ditetapkan 20%. Berapa besarnya pajak yang terutang oleh PT ABC?
Pajak yang terutang PT ABC = Tarif x DPP
= 20% x Rp 100.000.000,-
= Rp 20.000.000,-
Jadi besarnya pajak yang terutang dan harus dibayar ke Dinas Pelayanan Pajak
sebesar Rp 20.000.000.
Pembayaran pajak parkir dilakukan selambat-lambatnya 15 hari kerja setelah
masa pajak berakhir dan dibayarkan ke Bank DKI dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak Daerah (SSPD). Bank akan memvalidasi SSPD tersebut dan wajib
pajak yang telah melakukan pembayaran pajak akan mendapat tanda bukti
pembayaran. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan, pajak terutang tidak
dilunasi maka akan dikenakan sanksi 2% per bulan. Dan jika ditemukan terjadi pajak
kurang bayar, seksi penetapan pajak membuat nota perhitungan dan diteruskan
kepada Kepala Suku Dinas untuk mendapat persetujuan kemudian diteruskan ke
Seksi pendaftaran dan penatausahaan pajak daerah (P3D) untuk diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB). Apabila dalam waktu yang
ditentukan, wajib pajak tetap tidak membayar utang pajaknya maka Dinas Pelayanan
Pajak berhak melakukan penagihan pajak dengan Surat Paksa oleh seksi penagihan
pajak. Surat paksa sekurang-kurangnya berisi nama wajib pajak/penanggung pajak,
besarnya utang pajak, perintah untuk membayar, dan saat pelunasan pajak.
53
IV.1.2 Prosedur Perlakuan Pajak Air Tanah
Sama halnya seperti pajak parkir, pajak air tanah juga merupakan salah satu
penyumbang penerimaan asli daerah. Air merupakan sumber daya alam yang penting
untuk kehidupan sehari-hari yang jika tidak dipantau atau tidak dibatasi
pemakaiannya serta tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan menipisnya
cadangan air bawah tanah. Pemakaian air tanah yang berlebihan dan terus menerus
untuk keperluan irigasi, industri, niaga (hotel, gedung-gedung bertingkat, dll)
mengakibatkan cadangan air tanah semakin menipis. Dan jika ini terjadi bisa
menimbulkan bencana kekeringan, tanah longsor, turunnya permukaan tanah, dan
lain sebagainya. Air bawah tanah merupakan milik bersama. Jika pemakaian air
bawah tanah terus digunakan secara berlebihan, maka kemungkinan anak cucu kita
tidak bisa menikmati sumber kekayaan tersebut. Salah satu cara agar anak cucu kita
dapat menikmatinya yaitu dengan cara menghemat pemakaian air. Oleh karena itu,
pemerintah DKI Jakarta harus dapat mengendalikan pemakaian air bawah tanah di
DKI Jakarta yaitu dengan cara membatasi pemakaian air bawah tanah. Salah satu
cara untuk membatasi penggunaan air bawah tanah tersebut adalah mengenakan
pajak kepada pihak yang mengambil, memanfaatkan atau mengambil dan
memanfaatkan air bawah tanah. Pengenaan pajak atas pengambilan atau pemanfaatan
air bawah tanah oleh pemerintah daerah DKI Jakarta bertujuan untuk membatasi atau
mengendalikan pengambilan air bawah tanah. Tujuan lain dari pengenaan dan
pemungutan pajak air tanah ini sudah tentu mendukung Penerimaan Asli Daerah
(PAD) Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
54
IV.1.2.1 Pendaftaran Wajib Pajak
(Keputusan Gubernur no 76 tahun 2005 pasal 2) setiap orang pribadi atau
badan yang mengambil atau memanfaatkan air bawah tanah, wajib mendaftarkan diri
dan melaporkan objek pajaknya dengan menggunakan SPOPD. Setiap pengambilan
air tanah hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin dari Kepala Daerah. Izin
tersebut terbagi 2 yaitu izin pemboran air bawah tanah dan izin pemanfaatan air
bawah tanah.
1. Untuk mendapatkan izin pemboran disampaikan selambat-lambatnya 3
bulan sebelum pekerjaan dimulai dengan mengisi formulir yang telah
disediakan dengan melampirkan fotocopy KTP pemohon untuk
perorangan atau pimpinan/penanggung jawab untuk badan
usaha/hukum, peta lokasi sumur dan lokasi sumur yang telah dilengkapi
dengan gambar pensil dengan skala detail/besar 1:1.000, peta situasi
topografi dengan skala 1:10.000, fotocopy Izin Mendirikan
Bangunan/Blok Plan, fotocopy izin perusahaan pemboran air tanah dari
BPLHD Propinsi DKI Jakarta.
2. Permohonan izin pemanfaatan air tanah
Izin pemanfaatan air bawah tanah meliputi:
a. Izin pemanfaatan air bawah tanah untuk sumur bor
Untuk mendapatkan izin pemanfaatan air bawah tanah untuk
sumur bor disampaikan kepada Gubernur selambat-lambatnya 1
bulan setelah pemboran selesai dilaksanakan dengan
melampirkan berita acara pemeriksaan hasil pemboran. Izin
tersebut diberikan setelah hasil pemeriksaan lab kualitas air
bawah tanah berdasarkan kebutuhan yang bersangkutan telah
55
memenuhi persyaratan sesuai dengan kebutuhan yang berlaku.
Persyaratan yang harus dilengkapi yaitu laporan pemboran
dengan standar teknis dari Direktorat Geologi dan Sumber Daya
Mineral yang sekurang-kurangnya memuat gambar konstruksi
atau penampang sumur,hasil logging, hasil uji debit, fotocopy
surat izin bor yang memuat saran teknis, hasil analisis kualitas air
dari laboratorium yang diakui oleh Pemerintah Asli, berita acara
konstruksi sumur bor, dll. Dan seluruh dokumen tersebut dibuat
masing-masing 3 set.
b. Izin pemanfaatan air bawah tanah untuk sumur pantek/sumur
gali
Untuk mendapatkan izin pemanfaatan air bawah tanah
untuk sumur pantek/sumur gali harus disampaikan selambat-
lambatnya 1 bulan setelah pekerjaan pemantekan/penggalian
selesai dilaksanakan dengan melampirkan berita acara
pemeriksaan hasil pemantekan /penggalian. Izin pemanfaatan
tersebut, diberikan setelah hasil pemeriksaan laboratoris kualitas
air bawah tanah berdasarkan kebutuhan yang bersangkutan telah
memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Persyaratan yang harus dilengkap diantaranya fotocopy KTP
pemohon untuk perorangan atau pimpinan/penanggung jawab
untuk badan usaha/hukum, peta lokasi sumur dan lokasi sumur
yang telah dilengkapi dengan gambar pensil dengan skala
detail/besar 1:1.000, peta situasi topografi dengan skala 1:10.000,
fotocopy izin mendirikan bangunan, fotocopy rekening PDAM
56
ditolak
diterima
Jaya/surat permohonan penyambungan PDAM (3 bulan terakhir),
pernyataan pemanfaatan air tanah untuk cadangan apabila ada
jaringan PDAM Jaya, membuat rincian rencana kebutuhan
pemakaian air bersih (neraca air). Agar lebih jelas, berikut ini
disajikan alur pelayanan izin sumur bor baru!
Bagan 5 Pendaftaran dan pembayaran pajak air tanah
Wajib Pajak Seksi Penetapan Pajak
Izin + Surat Pernyataan Lengkap dikembalikan
(1 hari kerja) Loket atau
TU
Pengecekan Lapangan
(2-5 hari kerja)
Pembahasan sarana teknik paparan kebutuhan air
Proses Perbal SIB
Tanda Tangan SIB
SIB
Pemohon + pelaksana melaksanakan :
- Pemboran sesuai SIB
- Logging - Konstruksi sumur - Pasang pompa
Pembuatan Laporan Pemboran (1 bulan)
Evaluasi Hasil Pemboran
(1-2 hari kerja)
Laporan Pemboran
Pemasangan Meter Air
(5-6 hari kerja)
Proses Perbal SIPA (2-3 hari kerja)
Tanda Tangan SIPA (2-3 hari
kerja)
SIPA
Pencatatan Meter Air
SKPD PABT
Bank DKI
Bukti Pembayaran
57
Setelah seseorang telah menjadi wajib pajak, setiap bulannya harus membayar pajak
yang terutang sesuai pemakaian air tanahnya. Besarnya pajak yang terutang
ditetapkan berdasarkan SKPD.
IV.1.2.2 Pembayaran Pajak Air Tanah
Pemungutan pajak air tanah didasarkan pada sistem official assesment yang
artinya pajak ditentukan oleh fiskus atau Gubernur. Maka formulir yang digunakan
hanya SKPD. SKPD terdiri dari 4 lembar, lembar pertama untuk wajib pajak,
lembar kedua untuk Dinas Pelayanan Pajak, lembar ketiga untuk bank DKI, lembar
keempat untuk BPKD, dan lembar terakhir disimpan sebagai arsip. Besarnya pajak
air tanah terutang adalah mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak (DPP).
DPP diperoleh dari pemakaian volume air dikalikan dengan harga dasar air.
Besarnya tarif ditetapkan paling tinggi 20%. Untuk lebih jelasnya, penulis akan
memberi contoh soal mengenai perhitungan besarnya pajak terutang.
PT Seger Waras yang berkedudukan di Jakarta merupakan sebuah industri
minuman sari temulawak yang setiap bulannya memanfaatkan air bawah tanah
untuk bahan baku produksinya. Izin pemanfaatan air bawah tanah dari Pemda
Propinsi DKI Jakarta dengan menggunakan alat pencatat meter. Jika diketahui tarif
sebesar 20%, dan harga dasar air ditentukan sebesar Rp 1000/m3. Meter awal
menunjukkan angka = 14.500 m3, meter akhir menunjukkan angka 14.900 m3
sehingga penggunaannya = 400 m3. Hitunglah berapa pajak terutang atas
penggunaan air bawah tanah ! Berikut ini disajikan tabel harga dasar air
pengambilan air bawah tanah:
58
Jawab : Pajak yang terutang 1 bulan = tarif x dasar pengenaan pajak
= tarif x nilai perolehan air
= tarif ( pemakaian volume air x harga dasar air)
= (400 m3 x Rp1.000/m3) x 20%
= Rp 400.000 x 20%
= Rp 80.000,-
Jadi besarnya pajak yang harus dibayar oleh PT Seger Waras sebesar Rp80.000
Pembayaran pajak air tanah yang terutang dilunasi selambat-lambatnya pada tanggal
15 bulan berikutnya dari masa pajak yang terutang setelah berakhirnya masa pajak.
Pembayaran pajak air tanah dilakukan ke Bank DKI.
IV.2 Tingkat Perkembangan Realisasi Penerimaan Daerah
IV.2.1. Tingkat Perkembangan Realisasi APBD tahun 2008 s/d 2010 Propinsi
DKI Jakarta
Anggaran pendapatan dan belanja daerah yang disingkat APBD merupakan
suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan
daerah tentang APBD yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD
memiliki fungsi diantaranya:
a. Otorisasi
Anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan.
b. Perencanaan
Anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
59
c. Pengawasan
Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
d. Alokasi
Anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan
kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
e. Distribusi
Kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
f. Stabilisasi
Anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
(Permendagri no 13 tahun 2006 pasal 16).
Berikut disajikan tabel perkembangan target dan realisasi APBD tahun 2008
s/d 2010.
Tabel 7
Target dan Realisasi Penerimaan APBD tahun 2008 s/d 2010
Tahun target Penerimaan Realisasi Penerimaan % realisasi penerimaan