PELAPORAN KEUANGAN AUDITAN DI ERA #NEWNORMAL Oleh: Barugamuri Dachi, M. Ak., CA., CPA., Asean CPA. Audit Partner at Nexia KPS
PELAPORAN KEUANGANAUDITANDI ERA #NEWNORMAL
Oleh:
Barugamuri Dachi, M. Ak., CA., CPA., Asean CPA.
Audit Partner at Nexia KPS
ProfileBarugamuri Dachi, SE., Ak., M. Ak., CA., CPA., Asean CPA.www.barugamuri.id
More than 17 years’ experience in Public Accountant Firm and Consulting Firm in audit, accounting, tax and business advisory.
➢ (Currently): Audit Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono (Nexia KPS)
➢ (Previously): Audit Partner KAP Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil (Kreston International)
➢ Founder & CEO KAKAPE.ID
➢ Lecturer Institut Bisnis Nusantara & PPA FEB USAKTI
➢ Member of Quality Review Board of IAPI (2017 – 2019)
Education:
➢ Magister Akuntansi & PPA, FEB Universitas Trisakti
➢ S1 Akuntansi – Institut Bisnis Nusantara
Licenses and Professional Certifications
Chartered Accountant Certified Public Accountant Asean CPA
Registered Public Accountant
Registered State Accountants Registered at BPK – Level Partner and Examiner
Registered at OJK (for Sectors)
“Materi ini tidak dirancang untuk membuka wawasan terhadap isu terkait pelaporan keuangan auditan di era#newnormal, dan diharapkan untuk membantu diskusi secepat mungkin selama waktu yang terbatas ini untukmemberikan inside dalam mendukung kualitas pelaporan keuangan entitas (auditan) agar semakin informatif yangsemakin lebih baik” – www.barugamuri.id
http://www.barugamuri.id/
Overview
• Latar Belakango#Covid19: Kondisi Global & Indonesia
o#Covid19: Dampak Ekonomi
• Pelaporan Keuangan Auditan: o Historis & dampak #Covid19
o PSAK & ISAK Terbaru di Masa Pandemic - #NewNormal
oOverview PSAK 71
• Informasi Penting Dalam Pelaporan Keuangan #NewNormal
• Hal Penting Lainnya
#Covid19: Kondisi Global
#Covid19: Kondisi Indonesia
#Covid19: Dampak Ekonomi
Executive summary
1. Menghasilkan kecepatan yang mengkuatirkan – menghasilkan
guncangan ekonomi global sangat besar yang mengarah kepada
resesi global
2. Perkiraan awalnya untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi global
5,2%, tetapi sekarang dunia sedang diperhadapkan pada resesi
ekonomi yang terburuk dalam 8 dekade terakhir
3. Pendapatan per kapita sebagian negara-negara berkembang (EMDE)
akan turun signifikan tahun ini dan sangat rentan jika memiliki (a)
sistem kesehatan yang lemah; (b) bergantung pada perdagangan
global; (c) pariwisata; (d) transaksi valas; dan (e) ekspor komoditas.
4. Jika krisis kesehatan ini mereda, maka sangat penting untuk
melakukan reformasi komprehensif yang memungkinkan pemulihan
lebih cepat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta
meningkatkan tata kelola dan lingkungan bisnis
#Covid19: Dampak Ekonomi
#Covid19: Dampak Ekonomi untuk Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020, yang diproyeksikan sebelumnya dalam APBN
2020 diasumsikan sebesar 5,3% akan terkoreksi tajam (skenario ‘berat’) sebesar 2,3%.
#Covid19: Dampak Ekonomi untuk Indonesia
SektorPaling
Tertekan
Rumah Tangga
(Konsumsi naik, daya beli turun)
UKMN
(NPL cenderungmeningkat,
perputaran bisnismenurun drastis)
NonKeuangan
[Manufaktur, Perdagangan, Transportasi, Pariwisata – Perhotelan dan Restoran]
(Penurunan Kinerja, PHK, Potensi Insolvency)
Keuangan/ Perbankan
(Likuidias dan berpotensiinsolvency)
Sektor Paling Cepat Pulih
(Rebound)
Transportasi
(ada aktivitas di luar rumah, domestic & LN)
Perdagangan
(Pusat Belanja & Pasar)
Pariwisata
(Liburan; Travelling, Hotel & Resto)
Selama Pandemi #NewNormal
#StayAtHome #PSBB #WFH #PhysicalDistancing #WFO #APD
Pelaporan Keuangan Auditan - Historis #Covid19
Bulan Des 19 Deteksi awal #Covid19 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok
1 Jan 2020 Terdapat penerapan PSAK dan ISAK terbaru yang efektif berlaku 1 Januari 2020
- PSAK 71 – Instrumen keuangan
- PSAK 72 – Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan
- PSAK 73 – Sewa
- PSAK 62 – Kontrak Asuransi
- ISAK 35 – Penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba
23 Januari 2020 Lockdown diberlakukan Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok
2 Maret 2020 Pemerintah Indonesia mengumumkan 2 pasien positif #CoronaVirus
13 Maret 2020 11/POJK.03/2020 – stimulus perekonomian nasional sebagi kebijakan counter-cyclical dampak penyebaran #Covid19(Restrukturisasi kredit untuk debitur berkinerja baik tetapi terdampak #Covid19)
31 Maret 2020 Perpu No. 1 tahun 2020, tentang Kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan untuk penanganan pandemi
#Covid19 dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas
sistem keuangan.
(Relaksasi pelaporan pajak & relaksasi pelaporan keuangan emiten, keuangan dan nonkeuangan (dibawah pengawasanOJK)
31 Maret 2020 Perpu No. 21 tahun 2020, tentang PSBB
13 April 2020 Pemerintah Indonesia mengumumkan #Covid19 menjadi bencana nasional non-alam melalui Keppres 12 Tahun 2020
27 April 2020 PMK: 44/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi #Covid19 yang ditetapkan pada tanggal
27 April 2020. Peraturan ini menggantikan PMK Nomor 23/PMK.03/2020 yang sebelumnya berlaku per tanggal 1 April 2020.
30 Mei 2020 Amandemen PSAK 73 - Sewa, konsesi sewa terkait COVID19
Mulai Juni 2020 #NewNormal: Fase I (1 Juni 2020); Fase II (8 Juni 2020); Fase III (15 Juni 2020); Fase IV (6 Juli 2020); Fase V (20 & 27 Juli2020)
Pelaporan Keuangan Auditan – Dampak #Covid19
Pelaporan Keuangan Auditan – Dampak #Covid19
PSAK 8 memberikan beberapa ketentuan penting berikut:
1. Peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan (adjusting events) → peristiwa yang memberikan bukti
atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan.
2. Peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan (non-adjusting events) mengindikasikan kondisi yang
timbul setelah periode pelaporan.
Jumlah yang dicatat dan diakui dalam laporan keuangan disesuaikan untuk mencerminkan peristiwa
penyesuaian, tetapi hanya pengungkapan yang diperlukan untuk peristiwa material yang non-penyesuai.
Peristiwa pandemi #Covid19 merupakan non-adjusting events untuk LK Auditan 31 Des 2019 tetapi Entitas/Auditee harus mempertimbangkan melakukan evaluasi terhadap asumsi kelangsungan usaha (going concerndalam penyusuan laporan keuangan.
Pelaporan Keuangan Auditan – Dampak #Covid19
AUDITEE:Menyiapkan surat representasi manajemen secara
tertulis yang didalamnya antara lain menyatakan
bahwa seluruh peristiwa yang terjadi setelah
tanggal laporan keuangan dan memerlukan
penyesuaian atau pengungkapan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku telah
disesuaikan atau diungkapkan termasuk yang terkait
karena #Covid19
AUDITOR:Harus melakukan assessment – proseduraudit yang diperlukan untuk memastikan
bahwa seluruh peristiwa yang terjadi antara
tanggal laporan keuangan dengan tanggal
laporan auditor yang mengharuskan
pengungkapan dalam laporan keuangan
terkait Covid-19 telah teridentifikasi dan
diungkapkan dalam LK.
Untuk penyelesaian LK Auditan
Pelaporan Keuangan Auditan – Dampak #Covid19
1. Ketidakpastian yang signifikan
Manajemen harus menilai dampak Covid19 dan
pengungkapan harus mencakup asumsi dan penilaian
signifikan yang diterapkan dalam membuat penilaian
kelangsungan usaha. Penilaian kemungkinan akan perlu
mencakup skenario yang berbeda dengan berbagai asumsi
yang dapat diperbarui untuk memperhitungkan sifat
ketidakpastian yang terus berkembang.
Mengapa COVID-19 dapat mempengaruhi laporan keuangan untuk periode pelaporan yang
berbeda?
2. Jika likuidasi atau operasi dihentikan
Manajemen harus mempertimbangkan
untuk menyusun laporan keuangannya
dengan menggunakan basis lain, seperti
basis likuidasi.
Untuk akhir tahun 2019, auditor akan
melihat lebih banyak 'ketidakpastian
material” terkait dengan kelangsungan
usaha'.
Untuk bulan Maret 2020 (Q1) dan akhir tahun, kita dapat
melihat opini audit yang dimodifikasi karena 'keterbatasan
ruang lingkup’, dan atau mencantumkan ‘emphasis ofmatter’ dalam opini mengingat tantangan yang mungkindihadapi Perusahaan dalam memberikan bukti audit yang
cukup kepada auditor mereka sebagai akibat dari
pembatasan pemerintah, misalnya dalam kaitannya
dengan pembatasan sosial
Mengapa COVID-19 dapat mempengaruhi laporan auditor untuk periode pelaporan yang berbeda?
Sumber: Materi PPL IAPI (diolah)
PSAK & ISAK Terbaru di Masa Pandemi - #NewNormal
PSAK 72
PSAK 71 “Instrumen Keuangan”, mengatur perubahan
persyaratan terkait instrumen keuangan seperti
klasifikasi dan pengukuran, penurunan nilai, dan
akuntansi lindung nilai.
PSAK 71 ini menggantikan PSAK 55 “Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”
PSAK 72 “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”,
yang mengatur model pengakuan pendapatan dari
kontrak dengan pelanggan, sehingga entitas diharapkan
dapat melakukan analisis sebelum mengakui pendapatan.
PSAK 72 ini menggantikan PSAK 23 “Pendapatan”, PSAK
34 “Kontrak Konstruksi”, PSAK 44 “Akuntansi Aktivitas
Pengembangan Real Estate”, ISAK 10 “Program Loyalitas
Pelanggan”, ISAK 21 “Perjanjian Konstruksi Real Estate”
dan ISAK 27 : Pengalihan Aset dari Pelanggan”.
PSAK 73 “Sewa”, menetapkan prinsip-prinsip untuk
pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
sewa, dengan tujuan memastikan bahwa lessee dan
lessor menyediakan informasi yang relevan yang dengan
setia mewakili transaksi tersebut.
PSAK 73 ini menggantikan PSAK 30 “Sewa”.
PSAK 73
ISAK 35 “Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba” yang mengatur format penyajian
laporan keuangan (untuk rincian aset neto); Laporan
Aktivitas berubah menjadi Laporan Penghasilan
Komprehensif; dan adanya pergantian istilah dari
nirlaba menjadi nonlaba
ISAK 35 ini hanya diterapkan khusus untuk penyajian
laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba termasuk
jika menggunakan SAK ETAP, dan menggantikan PSAK
45.
PSAK 71
ISAK 35
Overview PSAK 71
Kategori Klasifikasi Pengukuran
• Perbedaan signifikan klasifikasi pengukuran dengan PSAK 55 untuk aset keuangan
• Reklasifikasi aset keuangan diperkirakan tidak sering terjadi karena harus melalui ketentuan yang sangat rigid
dan ketat
• Untuk liabilitas keuangan, sebagian besar ketentuan di PSAK 55 tetap dipertahankan → amortize cost dan
FVTPL
• Penyajian dalam OCI → Untuk keuntungan/kerugian yang diukur dari FVTPL yang timbul karena adanya
perubahan credit risk yang menyertainya.
• Reklasifikasi liabilitas keuangan tidak diperkenankan.
PSAK 71 PSAK 55
FVTPL FVTPL
Amortize Cost Loans & receivables
FVOCI HTM
AFS
Klasifikasi tersebut harus didasarkan pada karakteristik (1) arus kas kontraktual dari instrumen
keuangan itu sendiri melalui (2) uji SPPI (solely payment of principle & interest) dan tujuan bisnisuntuk memegang instrument keuangan tersebut melalui (3) Uji Model Bisnis.
Overview PSAK 71
Kategori Klasifikasi Pengukuran
Overview PSAK 71
Kategori Klasifikasi Pengukuran
OPSI penetepan pada FVTPL
Aset keuangan → Dapat dilakukan jika
penetapan tersebut menghilangkan atau secara
signifikan mengurangi inkonsistensi pengukuran
dan pengakuan (accounting mismatch)
Liabilitas keuangan → dapat dilakukan jika
diakui atas dasar nilai wajar atau mengandung
derivative lekatan (embedded derivative) yangdapat dipisahkan
Untuk kondisi spesifik:
• Kontrak tertentu untuk membeli dan menjual
item nonfinancial• Eksposur kredit tertentu
Overview PSAK 71
Kategori Klasifikasi Pengukuran
Overview PSAK 71
Pengukuran Awal
• Secara umum untuk pengukuran awal instrumen keuangan, tidak
ada perubahan dari PSAK 55.
• Diakui pada nilai wajar ditambah (dikurangi) dengan biaya
transaksi*) yang terkait langsung dengan perolehan (penerbitan)-
nya
• Untuk aset keuangan tanpa kompenen pendanaan signifikan,
seperti piutang usaha, diakui sebesar harga transaksi**)
sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 72
*) Biaya transaksi tidak dapat ditambahkan (dikurangi) dalam pengakuanawal instrument keuangan yang diukur pada FVTPL
**) Harga transaksi → jumlah imbalan yang diharapkan akan diterima
Overview PSAK 71
Pengukuran Instrumen Keuangan
Kategori Pengukuran PL OCI Perbandingan PSAK 55
FVTPL Seluruh keuntungan
dan kerugian
- √
Amortized cost Seluruh keuntungan
dan kerugian
- √
Instrumen utang pada
FVOCI
Bunga, kerugian
impairment, forex gain
(loss), disposal gain
(loss)
Keuntungan (kerugian)
lainnya √
Instrumen ekuitas pada
FVOCI *)Dividen (kecuali) jelas
merupakan pemulihan
atas Sebagian biaya
perolehan investasi
Keuntungan (kerugian)
karena perubahan nilai
wajar
X
*) Pengukuran menggunakan metode biaya perolehan tidak diperkenankan lagi
Overview PSAK 71
Penurunan Nilai
Kerugianyang
diestimasi/ Estimated
Loss Approach
Sebelum
PSAK 55
Kerugian
yang telahterjadi/ Incured
Loss Approach
PSAK 55
KerugianKredit
Ekspetasian(KKE)/
Expected Credit Loss
(ECL) Approach
PSAK 71
Perubahan Pendekatan Penurunan Nilai
Overview PSAK 71
Penurunan Nilai
PSAK 55 PSAK 71
Tipe modelKerugian yang telah terjadi
(incured loss)Kerugian ekspektasian
(expected loss)
Jumlah model Beberapa model Satu model
Ruang lingkup
Investasi dalam instrumen
ekuitas
Penurunan nilai diakui untuk
investasi pada instrumen
ekuitas yang diklasifikasikan
sebagai AFS (Available forSale)
Tidak ada penurunan nilai
yang diakui untuk
instrumen ekuitas
Pertimbangan (Judgement)
PERUBAHAN UTAMA DARI PSAK 55
DIPERLUAS
MENINGKAT
Overview PSAK 71
Penurunan Nilai
Dalam ruang lingkup Diluar ruang lingkup
➢ Aset keuangan yang merupakan instrumen
utang yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi atau FVOCI (misalnya: piutang
dagang, instrumen utang).
➢ Komitmen pinjaman yang diterbitkan yang
tidak diukur pada FVTPL
➢ Kontrak jaminan keuangan yang diterbitkan
yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 71,
dan yang tidak diukur pada FVTPL.
➢ Aset kontrak dalam ruang lingkup PSAK 72.
➢ Piutang sewa dalam ruang lingkup PSAK 73.
❑ Investasi dalam instrumen ekuitas.
❑ Komitmen pinjaman dan jaminan yang
diterbitkan yang diukur pada FVTPL.
❑ Instrumen keuangan lainnya yang diukur
pada FVTPL.
RUANG LINGKUP PENURUNAN NILAI
Overview PSAK 71
Penurunan Nilai
Overview PSAK 71
Penurunan Nilai
Kerugian Kredit: Selisih antara seluruh arus kaskontraktual yang jatuh tempo kepada entitas sesuai
dengan kontrak dan seluruh arus kas yang diperkirakan
diterima entitas (yaitu seluruh kekurangan kas)
didiskontokan dengan suku bunga efektif awal (atau
suku bunga efektif yang disesuaikan dengan kredit untuk
aset keuangan yang dibeli atau yang berasal dari aset
keuangan memburuk)
Kerugian Kredit Ekspektasian (ECL): Rata-ratatertimbang atas kerugian kredit dengan masing-masing
terjadinya risiko gagal bayar sebagai pembobotan
Kriteria Kualitas Kredit Memburuk:a. Kesulitan keuangan yang signifikan dari penerbit
b. Probabilitas kebangkrutan yang tinggi
Pemberian konsesi kepada penerbit
c. Hilangnya pasar aktif karena kesulitan keuangan
d. Pelanggaran kontrak
e. Pembelian atau penerbitan Aset keuangan dengan
diskon sangat besar."
PD: Probabilitas gagal bayar
LGD: Porsi/ bobot ekspektasian kredit yang gagal
EAD: Jumlah eksposure kredit yang pada saat terjadi gagal bayar
Overview PSAK 71
Penurunan Nilai
Elemen utama dari model penurunan nilai
Overview PSAK 71
Penurunan Nilai
Penilaian kenaikan risiko kredit signifikan
❑ Penilaian didasarkan pada perubahan risiko
gagal bayar sejak pengakuan awal.
❑ Tidak didasarkan pada perubahan dalam
jumlah kerugian kredit ekspektasian.
❑ Berdasarkan seluruh informasi yang wajar
dan terdukung, termasuk informasi
perkiraan masa depan (forward-lookinginformation), yang tersedia tanpa biaya atauupaya berlebihan, misalnya:
❑ Perubahan peringkat kredit internal/eksternalsecara aktual atau ekspektasian.
❑ Data makroekonomik aktual/perkiraan.
❑ Perubahan harga atau indikator pasar atasrisiko kredit.
❑ Perubahan aktual/ekspektasian dalam hasiloperasi/lingkungan bisnis peminjam.
Pengecualian risiko kredit rendah
❑ Tidak ada peningkatan risiko gagal bayar yang
signifikan sejak pengakuan awal.
❑ Memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi
kewajiban dalam jangka waktu dekat
❑ Dampak buruk dari suatu kondisi ekonomi dan bisnis,
tidak mengurangi kemampuannya untuk memenuhi
kewajiban arus kas kontraktualnya.
Praduga 30 hariTerdapat praduga (rebuttable presumption) bahwa telahterjadi peningkatan risiko kredit signifikan jika aset
keuangan lebih dari 30 hari menunggak sejak jatuh tempo
pembayaran kontraktual.
Praduga 90 hariTerdapat praduga (rebuttable presumption) bahwaperistiwa gagal bayar tidak terjadi sebelum aset keuangan
90 hari menunggak
Overview PSAK 71
Penurunan Nilai
Penurunan Nilai: Piutang Usaha, Piutang Sewa, dan Aset Kontrak
Dampak memilih pendekatan
umum
❑ Perlu menelusuri perubahan
risiko kredit sejak pengakuan
awal.
❑ Membutuhkan sistem
manajemen risiko kredit yang
lebih canggih.
❑ Nilai ECL diperkiraan lebih
rendah.
❑ Untuk aset lancar: pendekatan
umum atau pendekatan yang
disederhanakan akan
memberikan hasil yang sama
Informasi Penting - Pelaporan Keuangan #NewNormal
KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN (KKPK)
TUJUAN
PELAPORAN
KEUANGAN(bertujuan umum)
Menyediakan informasi keuangan
tentang entitas pelapor yang berguna
untuk investor saat ini dan investor
potensial, kreditor, dalam membuat
keputusan tentang penyediaan
sumber daya kepada entitas termasuk
keputusan tentang: →→→→→
1. Pembelian, penjualan atau kepemilikan
instrumen ekuitas dan instrumen utang.
2. Penyediaan dan penyelesaian pinjaman dan
bentuk kredit lainnya.
3. Menggunakan hak untuk memilih atau
mempengaruhi tindakan manajamen yang
mempengaruhi penggunaan sumber daya
ekonomik entitas.
Karakteristik Informasi Keuangan yang Berguna
Kualitatif fundamental
• Relevansi
• Materialitas
• Representasi tepat
• Penerapan karakteristik
kualitatif fundamental
Kualitatif peningkat
• Keterbandingan
• Keterverifikasian
• Ketepatwaktuan
• Keterpahaman
• Penerapan
karakteristik kualitatif
peningkat
Manajemen biasanya
menyusun dan
menyajikan laporan
keuangan berdasarkan
asumsi kelangsungan
usaha (going concern)entitas pelapor dan tidak
memiliki intensi untuk
melakukan likuidasi atau
menghentikan operasi/
perdagangan
Informasi Penting - Pelaporan Keuangan #NewNormal
PSAK 1 par 14a:
Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas.
Informasi Penting - Pelaporan Keuangan #NewNormal
Tanggung jawab auditor
a. Melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
memadai tentang apakah laporan keuangan bebas
dari kesalahan penyajian material berdasarkan
Standar Audit (SA)
o Secara umum, harus mendapatkan bukti audit
yang cukup dan tepat tentang angka-angka
dan pengungkapan dalam laporan keuangan
o SA 570 – Going Concern : harus dapatmenyimpulkan apakah terdapat suatu
ketidakpastian material tentang kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya karena pandemi Covid-19
b. Menyatakan suatu opini atas laporan keuangan
tersebut berdasarkan Standar Audit yang berlaku
Figur angka laporan keuangan
a. Pendapatan yang prematureb. Piutang usaha fiktif
c. Persediaan fiktif
d. Transaksi dan saldo pihak berelasi
e. Perpajakan
Disclosure
a. Financial covenantb. Risiko likuiditas terkait utang kontinjen
yang jatuh tempo
c. Kualitas aset-aset produktif
d. Kepatuhan kepada hukum dan regulasi
e. Going Concern
Sumber: Materi PPL IAPI (diolah)
Kesalahan signifikan yang sering terjadi
dalam penyajian laporan keuangan
AUDIT RISK !!
Hal penting lainnya
Akuntan Profesional di Era #NewNormal
=(Ilmu akuntansi & keuangan yang updated x Ketajaman dalam analisis ekonomi x Melek teknologi)
+#JagaKesehatan #PhysicalDistancing
www.barugamuri.id
Terima kasih
0821 1320 4789