Top Banner
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN REFERAT UNIVERSITAS HASANUDDIN APRIL 2013 Pedikulosis Kapitis Disusun oleh: Andi Zuljumadi Adma (C11108236) Riana Inggrid S. (C11105018) Sri Mahtufa Riski (C11109759) Supervisor : Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp. KK (K) Pembimbing: dr. Sari Handayani 1
28

Pediculosis Capitis 2

Dec 05, 2014

Download

Documents

vbvb
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pediculosis Capitis 2

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN REFERAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN APRIL 2013

Pedikulosis Kapitis

Disusun oleh:

Andi Zuljumadi Adma (C11108236)

Riana Inggrid S. (C11105018)

Sri Mahtufa Riski (C11109759)

Supervisor :

Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp. KK (K)

Pembimbing:

dr. Sari Handayani

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

1

Page 2: Pediculosis Capitis 2

Lembar Pengesahan

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : 1. Andi Zuljumadi Adma (C11108236)

2. Riana Inggrid S. (C11105018)

3. Sri Mahtufa Riski (C11109759)

Judul Referat : Pedikulosis Kapitis

Telah menyelesaikan tugas refarat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian

Ilmu Kesehatan Kulit-Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, April 2013

Supervisor, Pembimbing,

Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp. KK (K) dr. Sari Handayani P.

2

Page 3: Pediculosis Capitis 2

Daftar Isi

Lembar pengesahan ........................................................................................... 2

Daftar isi ................................................................................................................... 3

I. Pendahuluan ........................................................................................... 4

II. Epidemiologi ........................................................................................... 4

III. Etiopatogenesis ...................................................................................... 5

IV. Manifestasi klinis ................................................................................... 8

V. Diagnosis ................................................................................................... 10

VI. Diagnosis banding .............................................................................… 11

VII. Penatalaksanaan .................................................................................... 13

VIII. Komplikasi ............................................................................................... 16

IX. Prognosis .................................................................................................. 16

Daftar pustaka ....................................................................................................... 17

Lampiran.................................................................................................................... 19

3

Page 4: Pediculosis Capitis 2

Pedikulosis Kapitis

I. Pendahuluan

Pedikulosis kapitis adalah infeksi kulit dan rambut kepala yang

disebabkan oleh Pediculus humanus var. capitis. kutu rambut (Pediculus

humanus var. capitis) secara efektif berinfestasi hanya kepala manusia dan

berbeda dari kutu tubuh (Pediculus humanus var. corporis) dan kutu kemaluan

(Pthirus pubis). Kutu ini adalah parasit obligat artinya menghisap darah

manusia untuk dapat mempertahankan hidup.1-3

II. Epidemologi

Kutu kepala yang disebabkan oleh Pedikulosis kapitis adalah masalah

kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Kutu kepala umunya menyerang anak

perempuan yang bersekolah di sekolah dasar, baik pada negara berkembang

maupun negara maju.4,6

Di Amerika Serikat, Pedikulosis kapitis menyerang sekitar 6-12 juta

orang setiap tahun. Sedangkan pada survei epidemiologi di sekolah tertentu di

beberapa negara untuk mengetahui prevalensi kutu kepala telah ditemukan

sebanyak 6,8% di Turki, 8,9% di Belgia, 13% di Australia, 35% di Brazil,

5,8% di Korea dan 52% di Ukraina .4,9

Ada banyak faktor yang berhubungan dengan host yang dapat

dihubungkan dengan prevalensi kutu kepala antara lain ras, kelompok umur,

jenis kelamin, kondisi sosial-ekonomi dan karakteristik rambut. Kondisi

hidup penuh sesak dan munculnya resistensi terhadap insektisida telah

memberi kontribusi pada di-kutu kepala dalam beberapa tahun terakhir.2,4

Pedikulosis kapitis tidak memandang usia atau strata ekonomi yang

dapat kebal terhadap penyakit ini, meski pun kondisi hidup yang penuh sesak

cenderung dikaitkan dengan prevalensi yang lebih tinggi. Setiap keluarga yang

memiliki anak kecil setidaknya satu orang akan terjangkit, kutu kepala dapat

menjangkit orang dari segala usia, tetapi anak-anak rentan terhadap infestasi

karena kebiasaan mereka bermain dalam kontak dekat, berbagi topi, telfon

4

Page 5: Pediculosis Capitis 2

selular, sisir dan sikat dan pakaian. Tambahan pula dalam kondisi higine yang

tidak baik, misalnya jarang memberishkan rambut atau rambut yang relatif

susah dibersihkan (rambut yang sangat panjang pada wanita). Anak

perempuan sekitar dua kali lebih mungkin untuk mendapatkan kutu kepala

dari pada anak laki-laki.Infestasi di Amerika Serikat untuk ras kulit hitam

tidak umum terjangkit, karena karakteristik fisik batang rambut mereka, yang

lebih berbentuk oval dan karena itulebih sulit untuk dipahami.1,5,6

III. Etiopatogenesis

Kutu termasuk dalam kelompok order Phthiraptera. Kutu ini tidak

bersayap, mulut kutu berada di dorsoventral yang mana wajib dimiliki

ectoparasites. Manusia dapat disinggahi parasit oleh tiga spesies Anoplura:

Pediculus capitis (kutu rambut), Pediculus humanus dan Phitirus Pubis.5,7

Kutu betina dewasa berwarna putih keabu-abuan dengan panjang

mulut 3-4 mm sedangkan kutu jantan dewasa sedikit lebih kecil. Cakar berada

pada kaki kutu yang digunakan untuk adaptasi pada pertumbuhan rambut.7,10

Kutu ini mempunyai 2 mata 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan

menjadi kemerahan jika telat menghisap darah. Terdapat 2 jenis kelamin,

ialah jantan dan betina, yang betina betina dengan ukuran panjang 1,2-3,2

mm dan lebar lebih kurang ½ panjangnya, jantan lebih kecil dan jumlahnya

hanya sedikit.1,2

5

a. b.

Gambar 1. Menunjukkan Pediculus capitis (a) induk kutu (betina). (b) telur kutu yang melekat pada helai rambut. 7

Page 6: Pediculosis Capitis 2

Siklus hidupnya melalui stadium telur,larva, nimfa, dan dewasa.

Telur (nits) diletakkan disepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya

rambut, yang berarti makin ke ujung terdapat telur yang lebih matang.1,8

Kutu kepala, pedikulosis capitis, Kutu betina hidup selama 30 hari,

dan selama itu ia meletakkan antara 5 dan 10 telur sehari pada batang

rambut atau kurang lebih 150 telur dalam 30 hari. Kapsul telur berbentuk

oval (nits) biasanya di letakkan dekat dengan kulit kepala untuk kehangatan,

dan pada umumnya telur terletak 0,6 mm dari kulit kepala yang belum

menetas. Di iklim hangat, bagaimanapun, nits layak dapat ditemukan 15 cm

atau lebih dari kulit kepala, terutama di daerah di atas tengkuk. Nits yang

melekat pada rambut individu melalui suatu matriks protein yang eratresem

konstituen asam amino dari batang rambut manusia itu sendiri sehingga

setiap senyawa masa depan yang mudah akan membubarkan lapisan nit juga

akan cenderung merusak batang rambut. Kutu jarang hidup lebih dari 36

jam dari host tanpa makan darah. Namun, mengingat suhu yang sesuai (28-

32'C /82-90'F) dan kelembaban (70-90% RH), nits dapat bertahan hidup dan

menetas setelah 10 hari jauh dari host.8,11

6

Page 7: Pediculosis Capitis 2

Gambar 2. Siklus hidup kutu (Pediculus capitis)8

Kutu kepala dan manusia telah berevolusi bersama, karena fakta

bahwa kutu tergantung sepenuhnya pada manusia untuk hidup mereka dan

tidak terjadi pada setiap spesies inang lainnya. Kutu menghabiskan sebagian

besar hidup mereka di rambut, bukan di kulit kepala, dan datang ke kulit

kepala untuk memberi makan. Mencari kutu di rambut sangat susah karena

mereka bergerak cepat jauh dari gangguan, memanjat cepat dan bawah

poros dan samping menyeberang ke poros lain. Telur pediculus humanus

tidak sulit untuk melihat pada poros rambut. Telur yang baru diletakkan

adalah biasanya dalam 1,5 cm dari kulit kepala, sedangkan telur tua lebih

lebih tinggi poros rambut. Pediculus capitis.4,9

Transfer dari rambut untuk rambut sangat tergantung pada pola

spasial dan kinetik. Itu preferensi untuk rambut yang lewat perlahan dari

ekor ke kepala mungkin karena faktor anatomi dan perilaku. Cakar pertama

pada kaki kutu adalah satu-satunya cakar yang digunakan untuk membuat

kontak dengan rambut baru dan kaki lainnya hanya digunakan setelah cakar

7

Page 8: Pediculosis Capitis 2

pertama itu terpasang. Kepala kutu berorientasi untuk makanan darah, maka

mereka mendekatkan kepala mereka dekat dengan kulit kepala.3,9

Kutu yang tidak mencari makan darah sesekali memposisikan diri di

atas kulit kepala tuan rumah dengan ekor mereka menghadap kepala host.

Posisi ini akan memudahkan penularan karena rambut lewat.9,12

Selain transmi kutu dengan kontak langsung, ternyata dapat juga

melalui kontak tidak langsung seperti peralatan umum dalam rumah tangga.

Hal ini juga menyatakan terjadi melalui sisir, sikat untuk semir rambut, atau

topi.5,10

Jika kutu mencari makan di kepala manusia, mereka menuju ke

kulit kepala dan mengisap darah. Pada saat mengisap darah tersebut kutu

juga memasukkan liur dan ekskreta ke dalam kulit. Rasa gatal akan timbul

akibat pengaruh air liur dan ekskreta dari kutu. Kelainan kulit yang timbul

disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal tersebut.1,3

IV. Manifestasi Klinis

Infestasi kutu kepala ditandai dengan nits melekat pada rambut

sekitar 0,7 cm dari kulit kepala. Nits sering ditemukan dibagian oksipital

dan retro auricular kepala dan lebih mudah untuk mengamati dari pada

merangkak kutu dewasa. Pruritus adalah gejala utama, meskipun pasien

dengan kutu bisa tanpa gejala. Reaksi gigitan, excoriations, impetiginization

sekunder, pioderma, limfadenopati servikal, konjungtivitis, demam, dan

malaise juga manifestasi yang mungkin. Pioderma bisa disertai dengan

alopecia. Ruam morbilliform hipersensitivitas dapat meniru eksantema

virus. Dalam kasus lama, dermatitis keparahan variabel dapat dilihat,

ditandai dengan eksudasi dan pengerasan kulit, terutama didaerah

oksipital.1,8

Kejadian yang jarang, dalam sangat penuh dan pasien yang tidak

berobat, rambut bisa menjadi kusut dengan eksudat, predisposisi daerah

terhadap infeksi jamur. Hal ini mengakibatkan massa malodorous. Kutu tak

8

Page 9: Pediculosis Capitis 2

terhitung jumlahnya dan nits dapat ditemukan di bawah massa rambut

terjerat.11,14

Gigitan baru dapat menyebabkan reakti vasi gigitan sudah sembuh.

Penyebab yang paling mungkin dari gigitan menjadi respon inflamasi

terhadap air liur kutu disuntikkan atau antikoagulan. Pada saat kutu-kutu

pertama, pruritus tidak dapat dilihat selama 1 sampai 2 bulan karena butuh

waktu untuk mengembangkan kepekaan. Oleh karena itu, pada saat pasien

merupakan gejala, ia mungkin telah penuh selama minimal 1 bulan.11,14

Pasien datang dengan pruritus berat pada kulit kepala, dan sering

memiliki limfadenopati servikal posterior. Eksoriasi dan bintik kecil dari

kotoran kutu ditemukan pada kulit kepala, dan impetigo sekunder

merupakan hal yang biasa terjadi. Kutu dapat diidentifikasi, terutama saat

menyisir rambut. Telur bisa ditemukan pada seluruh kulit kepala,tapi yang

paling umum di daerah retroauricular. Umumnya, hanya telur yang dekat

kulit kepala yang memiliki isi dan telur di daerah distal telah kosong. Pada

keadaan sangat lembab, telur dapat ditemukan di sepanjang rambut. Bila

infeksi sekunder berat, rambut akan menggumpal dibabkan oleh banyaknya

pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar getah

bening regional (oksiput dan retroartikular). Pada keadaan tersebut kepala

memberikan bau busuk.1,9,12

9

Page 10: Pediculosis Capitis 2

Gambar 3. Telur kutu pada rambut

Dan cangkang telur yang kosong.7

V. Diagnosis

Untuk mendiagnosis kutu adalah mencari kutu atau telur yang layak

(nits) pada pemeriksaan. Ekskoriasis dan pioderma juga dapat tampak.

Karena kutu menghindari cahaya dan merangkak dengan cepat, inspeksi

visual tanpa menyisir sulit. Menggunakan sisir kutu meningkatkan

kemungkinan menemukan kutu hidup dan merupakan alat skrining

pembantu. Diagnosis kutu menggunakan sisir kutu ini empat kali lipat lebih

efisien dari pada pemeriksaan visual langsung.14,15

Nits kecil lebih mudah untuk diamati, terutama pada

tengkuk leher atau di belakang telinga. Nits sendiri tidak diagnostik kutu

aktif. Namun, jika nits ditemukan dalam 0,7 cm dari kulit kepala,

infestasi aktif kemungkinan. Kutu bisa sulit untuk dideteksi. Sebuah cahaya

terang (woods lamp), lensa pembesar. Dermoskopi juga merupakan bantuan

dalam diagnosis dan tindak lanjut dari capitis pedikulosis.2,5,14

10

Gambar 4. Pedikulosis kapitis. (a) telur kutu (nits) yang banyak. (b) dengan dermatitis nuchal khas.13

(a) (b)

Page 11: Pediculosis Capitis 2

Telur mati dapat tetap terpaku pada rambut selama 6 bulan. Rambut

manusia tumbuh pada tingkat sekitar 1cm/bulan. Karena ikut dengan rambut

yang tumbuh, telur kutu yang kosong yang telah melekat pada helai rambut

akan menjauh dari kulit kepala. Setelah 2 sampai 3 bulan, ini telur kutu

kosong menjadi lebih terlihat, terutama pada rambut gelap.2,15

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium

o Mikroskopi

Kutu atau telur kutu pada helai rambut dapat di

periksa untuk mengkonfirmasi pemeriksaan makroskopi

dari kulit kepala dan rambut.

o Kultur

Jika dicurigai impetiginasi, perlu dilakukan cultur

bakteri.1,16

VI. Diffensial diagnosis

Dilihat dari manifestasi klinis adanya benjolan-benjolan kecil

seperti mutiara di rambut dapat didiagnosis banding dengan Piedra

hitam. Piedra hitam merupakan infeksi jamur pada rambut yang

mengakibatkan benjolan-benjolan di luar permukaan rambut.

Selain itu mengakibatkan juga rambut mudah patah.16

11

Page 12: Pediculosis Capitis 2

Gambar 5. Piedra hitam. Rambut diuji dengan

pemeriksaan 30% KOH, dengan latar cerah. Nodul

gelap terbentuk hifa dematiaceous melekat bersama-

sama untuk membentuk massa keras.7

Gambar 7. Psoriasis kapitis.7

o Dengan adanya manifestasi klinis gatal pada kulit kepala dapat

didiagnosis banding dengan

psoriasis capitis, namun terdapat adanya skuama.

Impetigo, merupakan infeksi kulit yang menyebabkan

pustula, atau krusta

lichen simplex kronik adalanya kelainan kulit berupa eritema,

papul, berskuama, hiperpigmentasi.

a. Psocids adalah kutu-seperti serangga (Rayap buku) yang jarang dapat

menyebabkan kutu kepala manusia, mereka mudah dibedakan dari

kutu manusia dengan kepala mereka lebih besar, mulut besar, kaki

belakang yang besar, dan antena panjang.15

12

Page 13: Pediculosis Capitis 2

Gambar 8. Psocids8

VII. Penatalaksanaan

a. Non medikamentosa

Menyisir kutu

Tujuan menyisir kutu setiap hari adalah untuk menghapus

nimfa yang menetas antara perlakuan pediculicidal. Kutu

menunjukkan kerentanan berbagai pediculicides berdasarkan tahap

perkembangan mereka. Satu dapat mengharapkan untuk

menemukan kutu sama sekali tahap pengembangan pada kepala

penuh, karena itu mereka akan mati pada waktu yang berbeda

mengikuti aplikasi pediculicide. Proses menyisir kutu rambutnya

harus dibasahi dengan air, bukan kondisioner. Pada akhirsetiap

sesi, mencucisisir di bawah keran. Rendam sisir dalam air yang

sangat panas selama 10 menit atau simpan dalam freezer selama 24

jam sebelum menggunakan lagi.8,10

Kontrol keadaan sekitar

Pengobatan harus dipertimbangkan hanya jika kutu hidup

atau nits layak diamati. Semua pakaian, handuk, seprei, boneka

binatang, dan kain mainan yang digunakan oleh anak penuh dalam

waktu 2 hari sebelum diagnosis harus dicuci dalam air panas dari

50 ° C, atau mesin dikeringkan pada pengaturan panas tertinggi,

setidaknya 30 menit . Tutup kepala, sisir, headphone, dan helm

harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan pediculicide atau

isopropil alkohol. Jika tidak ada modalitas tersebut adalah dapat

juga menyegel benda dalam kantong plastik selama 2 minggu juga

pilihan untuk memastikan dekontaminasi. Lantai, karpet, area

13

Page 14: Pediculosis Capitis 2

bermain, bantal, kotak karpet, furnitur berlapis dan harus disedot

untuk menghilangkan rambut ditumpahkan dengan telur layak.8,15

b. Medikamentosa

Topikal agen

Malathion

Malathion (0,5% atau 1%) adalah lotion atau spray yang

harus diterapkan pada rambut, dibiarkan terbuka, dan dibersihkan

setelah 8 sampai 12 jam. 1,15

Gama benzen heksaklorida

Gama benzen heksaklorida (gameksan) 1% berbentuk krim

yang digunakan dengan cara dioleskan lalu didiamkan 12 jam

kemudian dicuci dan disisir.

Benzil benzoat 25%

Benzil benzoat 25% emulsi yang digunakan dengan cara

dioleskan lalu didiamkan 12 jam kemudian dicuci dan disisir.1

Pyrethrin:

Krim permetrin 1% bilas. Pertama kali keramas rambut

dengan sampo non-condisioner dan handuk kering. Setelah itu,

diterapkan krim permetrin 1%, biarkan selama 10 menit dan

kemudian dibilas.15

Pyrethrins plus butoksida piperonyl

Produk ini yang banyak dipasarkan kebanyakan shampoo

yang diterapkan untuk mengeringkan rambut dan biarkan selama

10 menit sebelum dibilas.

Permetrin (5%)

14

Page 15: Pediculosis Capitis 2

Permetrin (5%) adalah krim. Produk ini biasanya

diterapkan semalam untuk kutu. Ini diterapkan ke kulit kepala dan

biarkan selama beberapa jam atau semalaman, setelah itu harus

dibilas.15

Carbaryl (0,5%),

Carbaryl (0,5%) adalah karbamat yang mengikat ke situs

yang sama pada enzim acetylcholinesterase sebagai organofosfat.

Penggunaan carbaryl semakin sedikit, sebagian didasarkan pada

bukti bahwa hal itu mungkin karsinogenik. Memiliki potensi

mutagenik, dan harus terus telah dibatasi hanya menggunakan.15

Lindane (1%)

Lindane (1%) adalah sedian yang tersedia sebagai sampoo

yang harus dibiarkan selama tidak lebih dari 10 menit, dengan

aplikasi berulang-ulang dalam 7 sampai 10 hari. 15

VIII. Komplikasi

Infeksi bakteri sekunder mungkin cukup memperparah untuk membuat

anak demam dan lesu. 16

IX. Prognosis

Infeksi ini pada dasarnya tidak berbahaya. Namun, stigma yang

terkait dengan kutu kepala dan trauma psikologis yang dialami oleh

beberapa orang dalam upaya mereka untuk menghilangkan infeksi sangat

outweight dampak fisik kutu. Reaksi sensitasi untuk kutu air liur dan

kotoran dapat menyebabkan iritasi lokal dan eritema, infeksi sekunder dari

goresan mungkin terjadi. kutu telah diidentifikasi sebagai vektor mekanis

utama dari kulit kepala pioderma disebabkan streptokokus dan

staphylococci biasanya ditemukan pada kulit.3

15

Page 16: Pediculosis Capitis 2

Daftar Pustaka

16

Page 17: Pediculosis Capitis 2

1. Handoko RP. Penyakit Parasit Hewan. In: Djuanda A, Hamzah M,

Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 5 ed. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p. 119-20.

2. P T, Habif. Clinical Dermatology : A Color Guide to Diagnosis

and Therapy. Philadelphia: Mosby; 2003.

3. Burgess IF, Dodd CS. Head Lice. In: Williams H, Bigby M,

Duepgen T, Herxheimer A, Naldi L, Rzany B, editors. Evidence-based

Dermatology. London: BMJ Books; 2003. p. 525-30.

4. AR. M, AH. Z, AM. A, Z. E. The Prevelence of Pediculosis capitis

in Primary School Student in Bahar, Hamadan Province, Iran. J res Health

Sci. 2009:p.45-9.

5. Stone SP, Goldfarb JN, Bacelieri RE. Scabies, Other mites, and

Pediculosis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,

Leffell DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology in general medicine. 7th ed.

New York: McGraw-Hill; 2008. p. 2033-35.

6. Saddozai S, Kakarsulemankhel JK. Infestation of Head Lice,

Pediculus humanus capitis, in School Children at Quetta City and its

Suburban Areas. Pakistan J Zool. 2008;40:45-2.

7. Burns DA. Diseases caused by Arthropods and Other Noxious

Animals. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook's

textbook of dermatology. 8th ed. London: Wiley-Blackwell; 2010. p.

38.15-.20.

8. Meinking TL, Burkhart CN, Burkhart CG, Elgart G. Infection,

Infestatiotion and Bites. In: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editors.

Dermatology. 2nd ed. London: Elsavier; 2008.

9. Canyon DV, Speare R, Muller R. Spatial and Kinetic Factors for

the Transfer of Head Lice (Pediculus capitis) Between Hairs. The Journal

of Investigative Dermatology. 2002;119:629-31.

10. Roberts RJ. Head Lice. The New England Journal of Medicine.

2002;346:1645-50.

11. Nutanson I, Steen CJ, Schwartz RA, Janniger CK. Pediculosis

humanus capitis an update. Acta Dermatoven APA. 2008;17:p. 147-53.

17

Page 18: Pediculosis Capitis 2

12. James WD, Berger TG, Elston DM. parasitic infestation, stings,

and bites. Andrews' disease of the skin clinical dermatology. 10th ed.

Philadelphia: Elsevier; 2006. p. p. 446-49.

13. Sterry W, Paus R, Burgdorf W. Other Infectious Diseases. In:

Sterry W, Paus R, Burgdorf W, editors. Thieme Clinical Companions

Dermatology. 5th ed. Stuttgart: Thieme; 2006. p. 126-7.

14. Flinders Dc, Schweinitz PD. Pediculosis and Scabies. American

Family Physician. 2004;69:341-8.

15. Nutanson I, Steen CJ, Schwartz RA, Janniger CK. Pediculosis

humanus capitis an update. Acta Dermatoven APA. 2008;17:p. 147-53.

16. Wolff K, Johnson RA. Arthropod Bites, Stings, and Cutaneous

Infections. In: Wolff K, Johnson RA, editors. Fitzpatrick's Colour Atlas

and Synopsis of Clinical Dermatology. 6th ed. New York: McGraw-Hill;

2009. p. 860-63.

18

Page 19: Pediculosis Capitis 2

LAMPIRAN

19