Top Banner
27

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Dec 22, 2022

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018
Page 2: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018
Page 3: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018
Page 4: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018
Page 5: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Overview Penyakit Paru Kerja

Ida bagus Ngurah Rai

Program Studi Spesialis Ilmu Penyakit Paru,

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana - RSUP Sanglah Denpasar

ABSTRAK

Pertumbuhan industri dan kemajuan teknologi yang pesat telah

meningkatkan perekonomian di negara berkembang dan negara maju

saat ini. Namun di balik itu, revolusi industri yang telah terjadi sejak

abad ke 18 ini juga memiliki dampak besar pada penyakit akibat kerja.

Kurangnya perhatian pada keselamatan dan kesehatan kerja

meningkatkan jumlah kecelakaan dan kematian yang disebabkan oleh

mesin serta pajanan bahan-bahan beracun di tempat keja. Salah satu

penyakit akibat kerja dan lingkungan adalah penyakit paru kerja.

Penyakit paru kerja adalah penyakit atau kelainan paru yang timbul

sehubungan dengan pekerjaan. Penyakit paru kerja dapat berasal dari

pajanan inhalasi seperti beberapa mineral, debu, mikroba, binatang,

protein serangga, dan bahan-bahan kimia. Pajanan tersebut memiliki

efek jangka panjang meskipun pajanan telah berakhir. Berbagai

penyakit paru akibat kerja adalah sebagai berikut: pneumoconiosis,

silikosis, anthrako-silikosis, asbestosis, bisinosis dan bagasosis, asma

kerja, pneumositis hipersensitif, PPOK, dan lain sebagainya.Terdapat

tujuh langkah dalam mendiagnosis penyakit paru kerja. Penegakan

diagnosis berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

Page 6: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

penunjang. Sebagian besar tatalaksana hanyalah bersifat suportif. Hal

terpenting dalam tatalaksana kasus penyakit paru akibat kerja adalah

melakukan pencegahan optimal.

Keyword: penyakit paru akibat kerja, 7 langkah diagnosis, pencegahan

penyakit paru kerja

Page 7: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi yang pesat dan pertumbuhan industri

telah meningkatkan perekonomian di negara-negara berkembang dan

negara maju saat ini. Revolusi industri yang telah terjadi sejak abad ke

18 memiliki dampak besar pada perkembangan penyakit akibat kerja.

Kemajuan teknologi dan pertumbuhan industri telah menyebabkan

kondisi kerja yang padat dan tidak sehat. Hal ini juga meningkatkan

jumlah kecelakaan dan kematian akibat kerja. 7

Pajanan agen berbahaya saat bekerja di lingkungan sekitar

dapat menyebabkan tanda dan gejala pada seorang pekerja. Seorang

pekerja yang terpajan, harus menjadi perhatian untuk segera mendapat

intervensi dan pencegahan penyakit. Pasien harus mendapatkan

penilaian mengenai tingkat gangguan, kecacatan, dan juga dapat

diberikan kompensasi kerja. 6

ILO (International Labour Organisation) mengeluarkan rekomendasi

baru (R194) yang mengklasifikasikan penyakit akibat kerja dari dua

dimensi yaitu dari dimensi penyebab dan penyakit juga dimensi

subkategori. Berdasarkan penyebab penyakit akibat kerja terjadi akibat

trauma kimia, fisik, biologi, penyakit paru, kulit, keganasan,

musculoskeletal, dan penyakit mental perilaku. Data mengenai angka

kesakitan penyakit paru akibat kerja dan lingkungan masih sangat jarang

tersedia.1,8

Page 8: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Penyakit paru kerja adalah penyakit atau kelainan paru yang

timbul sehubungan dengan pekerjaan. Penyakit paru kerja dapat

berasal dari pajanan inhalasi seperti beberapa mineral, debu, mikroba,

binatang, protein serangga, dan bahan-bahan kimia. Pajanan tersebut

memiliki efek jangka panjang meskipun pajanan telah berakhir. Berbagai

penyakit paru akibat kerja adalah sebagai berikut: pneumokoniosis,

silikosis, anthrako-silikosis, asbestosis, bisinosis dan bagasosis, asma

kerja, pneumositis hipersensitif, PPOK, dan lain sebagainya.1

Pajanan agen berbahaya saat bekerja di lingkungan sekitar

dapat menyebabkan tanda dan gejala pada seorang pekerja. Seorang

pekerja yang terpajan, harus menjadi perhatian untuk segera mendapat

intervensi dan pencegahan penyakit. Pasien harus mendapatkan

penilaian mengenai tingkat gangguan, kecacatan, dan juga dapat

diberikan kompensasi kerja. 6

Page 9: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan

dan atau lingkungan kerja termasuk penyakit terkait kerja. 13

Tabel 1. Jenis-jenis Penyakit Akibat Kerja

Penyebab Jenis penyakit

Penyakit

alergi/hipersensitif

Rinitis, rinosinusitis, asma, pneumonitis,

aspergilosis akut, bronkopneumonia,

hipersensitivitas akibat lateks, penyakit jamur,

dermatitis kontak, anafilaksis.

Penyakit paru kerja pneumokoniosis, silikosis, anthrako-silikosis,

asbestosis, bisinosis dan bagasosis, asma kerja,

pneumositis hipersensitif, PPOK, dan lain

sebagainya.

Penyakit hati dan

gastrointestinal

kanker lambung dan kanker oesofagus

(tambang batubara dan vulkanisir karet),

sirosis hati (alkohol, karbon tetraklorida,

trikloroetilen, kloroform)

Penyakit saluran

urogenital

gagal ginjal (uap logam kadmium dan merkuri

,pelarut organik, pestisida, karbon tetraklorid),

kanker vesika urinaria (karet,

manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin,

2-naptilamin)

Page 10: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Penyakit hematologi anemia (timbale), leukemia (benzena)

Penyakit

kardiovaskuler

jantung koroner (karbon disulfida, viskon

rayon, gliseril trinitrat, etilen glicol dinitrat),

febrilasi ventrikel (trikloretilen)

Gangguan alat

reproduksi

infertilitas (etilen bromida, benzena, anastesi

gas, timbal, pelarut organik, karbon disulfida,

vinil klorida, kloropen), kerusakan janin

(anetesi gas, merkuri, pelarut organik)

keguguran (kerja fisik)

Penyakit

muskuloskeletal

sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz),

sindrom karpal tunel (tekanan yang berulang

pada lengan), HNP/sakit punggung (pekerjaan

fisik berat, tidak ergonomis)

Gangguan telinga Penurunan pendengaran (bising)

Gangguan mata rasa sakit (penataan pencahayaan),

konjungtivitis (sinar UV), katarak (infra merah),

gatal (bahan organik hewan, debu padi), iritasi

non alergi (klor, formaldehid)

Gangguan susunan

saraf

pusing, tidak konsentrasi, sering lupa, depresi,

neuropati perifer, ataksia serebeler dan

penyakit motor neuron (cat, laboratorium

kimia, petrolium, oli)

Stress neuropsikiatrik; ansietas, depresi (hubungan

Page 11: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

kerja kurang baik, monoton, upah kurang,

suasana kerja tidak nyaman)

Infeksi pneumonia (legionella pada AC), leptospirosis

(leptospira pada petani), brucelosis, antrakosis

(brucela, antrak pada peternak hewan)

Keracunan Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen

sulfida, hidrogen sianida), kronis (timah hitam,

merkuri, pestisida)

Penyakit paru kerja adalah penyakit atau kelainan paru yang

timbul sehubungan dengan pekerjaan. Berikut akan dibahas lebih rinci

mengenai penyakit paru akibat kerja.

Definisi

Penyakit paru kerja adalah penyakit atau kerusakan paru disebabkan

oleh debu/asap/gas berbahaya yang terhisap oleh para pekerja di

tempat pekerjaan. Berbagai penyakit paru dapat terjadi akibat pajanan

zat seperti debu, serat dan gas yang timbul pada proses industrialisasi.

Jenis penyakit paru yang timbul tergantung pada jenis zat paparan.

Namun, manifestasi klinis penyakit paru kerja mirip dengan penyakit

paru lain yang tidak berhubungan dengan penyakit paru kerja.1

Page 12: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Epidemiologi

Berdasarkan data International Labour Organization tahun 2013

terdapat 2,02 juta kasus meninggal terkait penyakit akibat kerja.9

Sementara itu di Indonesia jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun

2011-2014 terjadi penurunan (tahun 2011 ada 57.929 kasus, tahun 2012

ada 60.322 kasus, tahun 2013 ada 97.144 kasus, tahun 2014 ada 40.694

kasus). Tahun 2013 penyakit paru obstruktif kronik menempati 3,8 %

dari seluruh penyakit tidak menular yang terjadi akibat kerja. Sementara

untuk data penyakit paru kerja secara spesifik sendiri belum tersedia. 5

Mortalitas dan morbiditas bergantung pada frekuensi, intensitas

dan durasi dari pajanan inhalasi. Faktor host seperti penyakit jantung

dan pathogenesis imulologi merupakan faktor yang penting. Sebuah

penelitian oleh Hart dan kawan-kawan menyimpulkan beberapa

penyebab spesifik yang mengakibatkan kematian pada penyakit paru

kerja. Adapun penyebab kematian seperti kanker paru, penyakit

kardiovaskular dan penyakit respirasi akibat pajanan partikel yang

diameternya kurang dari 2,5 mikrometer seperti sulfur dioksida dan

nitrogen dioksida. 2

Tidak ada data yang mengatakan apakah ada ras khusus

berhubungan dengan terjadinya penyakit ini. Namun ras afrika-amerika

dan asia memiliki ukuran paru yang lebih kecil dan kemungkinan besar

lebih berisiko dengan pajanan yang sama. Tidak ada predisposisi spesifik

yang tercatat untuk perbedaan jenis kelamin.1

Page 13: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Klasifikasi

Tabel 2. Jenis-jenis Penyakit Paru Kerja

Kategogori Besar Penyakit Bahan Penyebab

Iritasi jalan napas atas Gas iritan, uap, debu

Kelainan jalan napas

Asma kerja

Sensitisasi

Berat molekul rendah

Berat molekul tinggi

Induksi iritan, RADS

Bisimosis

Efek debu biji-bijian

Bronchitis kronik/PPOK

Disosianat, anhidra, debu kayu

Alergen dari binatang, lateks

Gas, iritan, asap

Debu kapas

Biji-bijian

Debu mineral, batubara, uap,

debu

Jejas inhalasi akut

Pneumonitis toksik

Demam uap logam

Demam uap polimer

Inhalasi asap

Gas iritan, logam

Oksida logam, seng, tembaga

Plastic

Produk pembakaran

Page 14: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Pneumonitis hipersensitif Bakteri, jamur, protein binatang

Penyakit infeksi Tuberculosis, virus, bakteri

Pneumokoniasis Asbes, silica, batubara, berilium,

cobalt

Keganasan

Kanker sinonasal

Kanker paru

Mesotelioma

Debu kayu

Asbes, radon

Asbes

Dilihat dari jenis bahan penyebab terjadinya penyakit paru kerja, terbagi

menjadi dua, yaitu: organik dan anorganik. Penyakit paru kerja akubat

bahan organik yaitu zat yang mengandung karbon, misalnya: bisinosis

(jerami dan katun), pneumonitis hipersensitifitas (spora jamur dari

tanaman atau binatang) dan asma akibat kerja (debu, asap, uap dan

gas). Sementara penyakit paru kerja akibat bahan aorganik misalnya

asbestosis (bahan-bahan yang mengandung asbes), silikosis (bahan

Kristal silica), pneumoconiosis pada penambang batu bara.14

Patifisiologi

Pajanan di tempat kerja pada bahan-bahan kimia inhalasi dapat

menimbulkan perubahan pada saluran nafas, parenkim paru, pembuluh

darah, dan pleura atau kombinasi dari beberapa struktur dari paru.

Gejala sistemik bisa ada tergantung pada jenis pajanan.1

Page 15: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Mukosa hidung dan saluran nafas adalah area pertama yang

kontak dengan pajanan inhalasi. Partikel yang besar dapat terperangkap

dan bertumpuk dalam rongga hidung sementara partikel kecil akan

terperangkap di trakea, bronkus, brokiolus hingga partikel yang lebih

kecil dari 5 mm bisa sampai pada alveolus. Ada beberapa gas yang larut

secara langsung diserap ke dalam mukosa pernapasan. Hal ini dapat

menimbulkan dilatasi pembuluh darah, edema mukosa, dan rhimorrea

yang menimbulkan bersin, hidung tersumbat, epistaxis, dan bahkan

dapat menyebabkan perforasi dari septum (misalnya arsenic, asam

kromida).6,8

Trakeitis, bronchitis akut dan kronik, bronkiolitis dapat terjadi

akibat inflamasi saluran nafas. Bronkiolitis obliterans juga dilaporkan

pada paparan bahan kimia seperti klorin, fosgen, dan nitrogen dioksida.

Manifestasi yang muncul adalah batuk berdahak atau kering, nafas

pendek, bahkan hemoptisis.6

Iritasi bahan kimia pada saluram nafas dapat menyebabkan

meningkatnya serangan asma baru atau perburukan dari gejala asma

yang sudah ada sebelumnya. Antigen dengan berat molekuler besar

menstimulasi pelepasan Ig-E. pasien dengan riwayat atopi dan perokok

merupakan resiko tinggi untuk terjadi asma. Antigen dengan berat

molekul kecil dapat menginduksi sensitisasi saluran nafas tanpa mediasi

dari Ig-E. misalnya bahan yang menimbulkan rasa seperti asam

anhidrida digunakan pada pembuatan cat dan perekat epoksi. Isosianat

digunakan pada cat poliuretan dan sabun yang sering menimbulkan

asma.6

Page 16: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Asma yang disebabkan oleh genetik berbeda dengan asma

akibat kerja. Asma yang terjadi akibat genetik berhubungan dengan

implikasi gen HLAs. Penyakit paru obstruktif dapat terjadi akibat

pajanan kimia seperti diisosianat.

Bahan kimia seperti anhidrida, diisosianat termasuk trimelitik

anhidrida dan bahan kimia lainnya dapat menyebabkan pneumonitis

hipersensitif. Onsetnya bisa akut, subakut, atau kronik tergantung

intensitas, durasi dan kerentanan pasien. 6,8

Gejala yang dapat timbul seperti demam, kedinginan, cepat

lelah, batuk, nafas yang pendek. Pajanan berulang dapat menimbulkan

penyakit paru intersisial dan kelainan pada pembuluh darah paru.

Kerusakan pada parenkim paru yang terus menerus memberat akan

memicu terjadinya hipertensi pada arteri pulmonalis. 6 Kanker paru

akibat kerjaa dapat juga dihasilkan dari paparan berbagai bahan yang

digunakan pada produksi pestisida, dan obat nyamuk. 6

Diagnosis

Berdasarkan klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang, diagnosis penyakit paru kerja dapat menggunakan tujuh

langkah, yaitu;10

1) Menentukan diagnosis klinis melalui anamnesa, pemeiksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang

Manifestasi klinis yang muncul bisa akut, subakut atau kronik

bergantung pada frekuensi, intensitas, dan durasi dari paparan

Page 17: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

inhalasi dan mungkin tergantung dari factor host dan

imunopatogenesis. Pada awalnya tidak tampak langsung gejala

dengan pekerjaan, lama kelamaan pasien memiliki gejala yang

terus-terusan, walaupun sudah tidak terpajan lagi. Gejala akut

dapat berupa batuk berdahak maupun batuk kering, dyspnea,

mengi, nyeri dada atau rasa sesak di dada. Gejala penyerta lainnya

seperti mialgia, lesu, dan sakit kepala bisa ada. Pasien dengan

riwayat penyakit paru sebelumnya dapat memiliki gejala yang lebih

berat lagi. 6,8

Pemeriksaan fisik dapat ditemukan wheezing, sianosis, ronki dan

redup pada perkusi jika ditemukan efusi pleura. Tanda dari

hipertensi arteri pulmonal adalah peningkatan tekanan vena

jugularis, suara katup jantung pulmonalis meningkat, edema

tungkai, dan pembesaran ukuran hepar. 6,8

Rongten torak adalah pemeriksaan pertama yang membantu

menegakkan diagnosis penyakit paru kerja.

CT Scan biasa tidak terlalu banyak membantu diagnosis karena

hasilnya bisa normal. CT scan dengan kontras dapat membantu

menggambarkan variasi hilur dan limfonodus lebih baik.

Penggunaan CT scan dengan resolusi tinggi dapat menunjukan

adanya mirip infiltrat atau gambaran abnormal lainnya yang tidak

dapat terlihat difoto torax biasa.

Tes fungsi paru sebaiknya dilakukan seperti spirometri, tes volume

paru, tes kapasitas difusi paru untuk karbonmonoksida. Untuk

menentukan apakah termasuk jenis obstruksi atau restriksi paru.

Page 18: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Tes fungsi paru juga dapat dipakai untuk menilai progresifitas

penyakit. Tes ini dilakukan setelah berjalan kaki selama 6 menit.

Pemeriksaan bronkoskopi dengan atau tanpa bronchoalveolar

lavage (BAL), biopsi endobrokial, endobronchial brushing, biopsy

transbronchial, dan aspirasi jarum pada transbronchial juga

pemeriksaan histology juga membantu.

Biopsi jaringan paru secara langsung seharusnya dilakukan,

meskipun pemeriksaan ini digunakan namun tidak membantu

konfirmasi diagnosis. Data histologi sangatlah terbatas. Diharapkan

dapat ditemukan sesuatu yang nonspesifik yang berhubungan

dengan kemungkinan lama pajanan dan pajanan spesifik yang

berkaitan.

2) Menentukan pajanan yang dialami dalam pekerjaan melalui

pencatatan riwayat pekerjaan dan kegemaran secara kronologis,

identifikasi pajanan bahan berbahaya di tempat kerja

3) Menentukan apakah ada hubungan antara pajanan dengan

penyakit dengan menentukan waktu mulai bekerja dengan gejala

pertama, urutan-urutan perkembangan gejala, hubungan antara

gejala dan tugas tertentu, perubahan gejala pada waktu libur, jauh

dari tempat kerja, pemakaian alat proteksi diri

4) Menentukan apakah pajanan yang dialami cukup besar melalui

besarnya dosis, durasi dan intensitas pajanan

5) Menentukan apakah ada faktor-faktor individu yang berperan

seperti faktor genetik (atopi, usia, jenis kelamin), faktor lain

(merokok dan penyakit yang pernah diderita).

Page 19: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

6) Menentukan apakah ada faktor lain di luar pekerjaan seperti hobi

atau lingkungan tempat tinggal yang berhubungan dengan penyakit

paru

7) Menentukan diagnosis penyakit paru kerja

Tatalaksana

Sebagian besar tatalaksana bersifat suportif. Sebaiknya pasien

di edukasi untuk menghindari paparan lagi.

Strategi manajemen pasien secara umum adalah:6

Suplementasi oksigen

Bronkodilator

Steroid inhalasi atau sistemik

Pemberian diuretic pada edema paru

Thorakosintesis

Terapi hipertensi pulmonal

Pada gagal nafas akut dapat dilakukan non-invasiv atau

pemasangan ventilator mekanik

Bila ada pajanan yang menginduksi terjadi keganasan diterapi

sesuai indikasi

Rehabilitasi paru

Pemberian vaksin influenza dan pneumokokus

Terapi pembedahan dapat dilakukan pada penyakit parenkim

paru yang berat, dapat berupa transplantasi paru sebagai

pengganti paru yang rusak.

Page 20: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Skrining diperlukan pada pekerja yang terpajan agen

bersangkutan. Seperti pengisian kuisioner berulang, spirometri, dan bila

diperlukan pemeriksaan radiologi berkala.6

Berkow R dan kawan-kawan merekomendasikan penggunaan kriteria

“Lower Limit Of Normal (LLN)”, untuk mengidentifikasikan adanya

progresifitas dini dari penyakit paru. Mereka merekomendasikan

penggunaan perubahan FEV1 secara longitudinal. Jika terjadi suatu

penurunan lebih dari 15 %, maka akan dicatat dan diindikasikan untuk

dilakukan pemeriksaan complete pulmonary function tests (PFTs) dan

dapat diulang setiap 4-6 minggu. Jika hasilnya tetap, maka disarankan

untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan high-resolution. Jika dicurigai

menderita penyakit paru kerja, maka disarankan untuk menghindari

pajanan dan menggunakan alat pelindung yang selalu mencegah

paparan masuk atau total menjauhi pajanan bahkan beralih ke

pekerjaan yang lain.3,4

Rawat inap diindikasikan bagi pasien yang memiliki eksaserbasi

pada gejala asma, demam dengan infiltrate bilateral, atau penyakit paru

stadium akhir. Manajemen pasien sama seperti pasien paru lainnya.6

Pencegahan

Pada prinsipnya, penyakit paru kerja adalah penyakit yang

dapat dicegah. Pencegahan penyakit tidak hanya dilakukan oleh dokter

atau tenaga medis saja, namun memerlukan kerja sama lintas sektoral

antara pekerja, manajemen industri dan pemerintah.12

Page 21: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Terdapat 3 strategi pencegahan dalam penyakit paru kerja, yaitu:

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan pencegahan tahap

pertama dimana pajanan yang ada di lingkungan kerja,

contohnya debu atau bahan kimia, dan pekerja yang akan

bekerja di daerah yang penuh pajanan tersebut diusahakan agar

terhindar dari pajanan yang ada dan dapat tetap sehat selama

bekerja. Kegiatan yang dilakukan adalah Health Promotion

(Promosi kesehatan):

Penyuluhan tentang perilaku kesehatan di lingkungan kerja,

faktor bahaya ditempat kerja, dan bagaimana melakukan

perilaku kerja yang baik

Olah raga, termasuk di dalamnya adalah olah raga senam

kesegaran jasmani

makan dengan gizi seimbang

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan tahap

kedua, dimana pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah

kegiatan yang spesifik untuk mencegah terjadinya penyakit

tertentu, dalam hal ini penyakit paru akibat kerja. Kegiatan yang

dilakukan disebut dengan Specific protection (Pencegahan

spesifik), termasuk di dalamnya adalah

Pengendalian melalui perundang-undangan

Pengendalian administratif/organisasi, seperti rotasi

dan pembatasan jam kerja

Pengendalian teknis, seperti substitusi, isolasi,ventilasi

Page 22: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Penggunaan alat pelindung diri, untuk mencegah

penyakit paru akibat kerja dengan memakai masker /

respirator (tergantung besar partikel dan bahan kimia

yang ada di lingkungan kerja)

Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi untuk penyakit

tertentu, misalnya hepatitis B

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tingkat tiga, dimana pekerja sudah terpajan

suatu zat dan ada kemungkinan terkena gangguan kesehatan.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

Early Diagnosis & Prompt treatment, termasuk di dalamnya

adalah

Pemeriksaan pra-kerja: Pemeriksaan berkala, surveilans

medis, pemeriksaan lingkungan secara berkala,pengobatan

segera bila ditemukan adanya gangguan kesehatan pada

pekerja, pengendalian segera ditempat kerja

Disability limitation: termasuk didalamnya kegiatan evaluasi

kembali bekerja (Fit to work)

Rehabilitation: termasuk di dalamnya kegiatan evaluasi

kecacatan, menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi pekerja,

mengganti pekerjaan sesuai dengan kemampuan pekerja

Komplikasi

Fibrosis paru

Nodul paru (jinak atau ganas)

Hipereaktivitas bronkus

Page 23: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Pembesaran jantung kanan (karena hipertensi pulmonal, cor

pulmonale)

Kesimpulan

Penyakit paru kerja adalah penyakit atau kelainan paru yang

timbul sehubungan dengan pekerjaan. Berbagai penyakit paru dapat

terjadi akibat pajaran zat seperti debu, serat dan gas yang timbul pada

proses industrialisasi. Jenis penyakit paru yang timbul tergantung pada

jenis pajanan. Berbagai penyakit paru akibat kerja adalah sebagai

berikut: iritasi jalan napas atas, kelainan jalan napas, jejas inhalasi akut,

pneumonitis hipersensitif, penyakit infeksi, pneumoconiosis, dan

keganasan. Dalam mendiagnosis penyakit paru kerja dapat

menggunakan tujuh langkah dengan berpedoman pada anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.. Sebagian besar

tatalaksana hanyalah bersifat suprotif. Pada prinsipnya, penyakit paru

kerja adalah penyakit yang dapat dicegah dengan menggunakan tiga

prinsip, yaitu: pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

DAFTAR PUSTAKA

1. Shakeekah A. Chemical Worker's Lung [Internet]. Background,

Pathophysiology, Epidemiology. 2018 [cited 2018Oct18]. Available

from: https://emedicine.medscape.com/article/297248-overview

2. Hart JE, Garshick E, Dockery DW, Smith TJ, Ryan L, Laden F. Long-

term ambient multipollutant exposures and mortality. Am J Respir

Crit Care Med. 2011 Jan 1. 183(1):73-8.

Page 24: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

3. Berkow R, Beers MH, Fletcher AJ. The Merck manual of medical

information. London: Merck Publication; 1997

4. Bruce H Culver MD. How Should the Lower Limit of the Normal

Range Be Defined?Respiratory Care Journal. 2012 Jan; 57 (1):136-

45.

5. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situasi

Kesehatan Kerja. Infodatin. 2015. 3

6. Goldman R. [Internet]. UpToDate. [cited 2018Oct18]. Available

from: https://www.uptodate.com/contents/overview-of-

occupational-and-environmental-health#H1

7. Kazantzis G. Occupational disease [Internet]. Encyclopædia

Britannica. Encyclopædia Britannica, inc.; 2018 [cited 2018Oct18].

Available from: https://www.britannica.com/science/occupational-

disease

8. Kim E-A, Kang S-K. Historical review of the List of Occupational

Diseases recommended by the International Labour organization

(ILO). Annals of Occupational and Environmental Medicine.

2013;25(1):14.

9. International Labour Organization (ILO). 2013. Global employment

trends 2013: recovering from a second job dips. International

office: Geneva

10. Mukhtar Ikhsan. Dalam Bunga Rampai Penyakit Paru Kerja dan

Lingkungan. Balai Penerbit FKUI. 2009.P1-13

11. Lax MB, Grant WD, Manneti FA at all. Recognizing Occupational

Disease-Taking an Effective Occupational Hystory. Am Fam

Physician. 1998,58:4 page 935-4

Page 25: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

12. Gulati M, Redlich CA. 2008. Occupational Lung Disorders: General

Principles ad Approach. In Fishman’s Pulmonary Disease and

Disorders. 2008. New York: Mc Graw Hill: 933-42

13. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penyelenggaraan

Pelayanan Penyakit Akibat Kerja. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2016. 2016:1-35

14. Occupational Lung Diseases [Internet]. Occupational Lung Diseases

| Johns Hopkins Medicine Health Library. [cited 2018Oct23].

Available from:

https://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/conditions/respira

tory_disorders/occupational_lung_diseases_85,P01318

15. occupational lung diseases. [cited 2018Oct22];:131–44. Available

from: https://www.thoracic.org/patients/patient-

resources/breathing-in-america/resources/chapter-13-

occupational-lung-diseases.pdf

16. Beckett WS. Metal Industry and Related Jobs (Including Welding).

Occupational and Environmental Lung Diseases. 2010;:191–202.

17. Rodriquez E, Marois M, Hennessy-Burt T, Schenker MB.

Characteristics Of Low-Level Cigarette Smoking In A California

Hispanic Farm Worker Cohort. A52 Smoking And Lung Disease.

2011;

18. Gupta S, Gupta S, Eiger G, Minimo C, Khemasuwan D. World Trade

Center “Sarcoid-Like” Granulomatous Pulmonary Disease In A

Construction Worker. C50 Update On Occupational Lung Diseases.

2010;

19. Joshi J, Karkhanis V. Cement dust exposure-related emphysema in a

construction worker. Lung India. 2011;28(4):294.

Page 26: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018

20. Hasugian AR. Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Tenaga

Kerja Indonesia di Kansashi, Zambia: Analisis Kualitatif. Media

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2017;27(2).

Page 27: Occupational Lung Disease:What You Need to Know 2018