Top Banner
ANALISIS JURNAL TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT DALAM AIR LAUT DAN SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU MUNA, KABAENA, DAN BUTON SULAWESI TENGGARA Disusun oleh : 1. Widiyanti (4301410001/2010) 2. Siti Nursiami (4301410002/2010) 3. Yuli Atriyanti (4301410003/2010) 4. Ana Yustika (4301410005/2010) UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
31

Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

Jan 30, 2018

Download

Documents

phamkien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

ANALISIS JURNAL

TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT DALAM AIR LAUT DAN

SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU MUNA, KABAENA, DAN BUTON

SULAWESI TENGGARA

Disusun oleh :

1. Widiyanti (4301410001/2010)

2. Siti Nursiami (4301410002/2010)

3. Yuli Atriyanti (4301410003/2010)

4. Ana Yustika (4301410005/2010)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2011

Page 2:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

Abstrak

Pulau Muna, Kabena, dan Buton merupakan pulau-pulau yang terdapat di Sulawesi

Tenggara. Salah satu diantaranya yakni Pulau Kabaena merupakan pulau yang

mempunyai kandungan nikel tinggi. Beberapa perusahan pertambangan telah

melakukan eksplorasi nikel (Ni) di daerah ini. Tailing yang dibuang ke laut diperkirakan

akan dapat meningkatkan kandungan logam berat dalam air laut dan sedimen di perairan

ketiga pulau ini, mengingat letaknya relatif berdekatan. Dalam rangka pemantauan

pencemaran laut oleh logam berat, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI telah melakukan

serangkaian penelitian di perairan ketiga pulau tersebut pada bulan April 2006.

Tujuannya adalah untuk mengetahui dampak penambangan nikel di Pulau Kabaena

terhadap kandungan logam berat dalam air laut dan sedimen di ketiga perairan pulau

tersebut. Logam berat yang dipantau adalah Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni. Hasilnya

menunjukkan bahwa kandungan kelima logam berat tersebut di dalam air laut relatif

masih rendah dan masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan

oleh Kep MNLH No. 51 Tahun 2004 untuk biota laut. Hal yang serupa juga dijumpai

untuk sedimen di mana kadar Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni relatif rendah, dan masih sesuai

dengan kadar logam berat dalam sedimen yang dijumpai di perairan laut yang normal.

Latar Belakang

Kabupaten Muna merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari sebagian Pulau Muna

bagian utara dan sebagian Pulau Buton bagian utara yang diapit oleh selat Tiworo di

sebelah barat Pulau Muna, Selat Buton di antara Pulau Muna dan Pulau Buton, serta

laut Banda di sebelah timur Pulau Buton bagian utara dan Pulau Kabaena di bagian

timur. Selain itu Kabupaten Muna memiliki kurang lebih 40 buah pulau-pulau kecil baik

yang berpenghuni maupun tidak, dengan panjang garis pantai lebih kurang 865 km dan

luas lebh kurang 5.625 km2 sebagai sumberdaya perikanan yang sangat potensial dan

sangat membutuhkan perhatian untuk dikelola secara bijak dan lestari. Pulau Kabaena

mempunyai kandungan nikel yang cukup tinggi, pertama kali diketahui 1970, saat

pertama kali PT. Inco Tbk, salah satu perusahaan nikel terbesar di Indonesia mengutus

sejumlah ahli geologinya untuk melakukan survei dan memastikan 80 persen pulau

tersebut memiliki kandungan nikel yang cukup besar dan kadar yang lumayan tinggi.

Page 3:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

Tercatat, hingga saat ini ada 19 perusahaan yang mendapatkan legitimasi dari bupati

Bombana untuk melakukan aktivitas pertambangan. Sembilan belas perusahaan tersebut

adalah PT. Inco Tbk, PT. Billy Indonesia, PT. Multi Sejahtera, PT. Orextend Indonesia,

PT. Lentera Dinamika, PT. Timah, PT. Intan Mining Jaya, PT. Margo Karya Mandiri,

PT. Tekonindo, PT. Bahana Multi Energi, CV. Bumi Sejahtera, PT. Gerbang Multi

Sejahtera, PT. Dharma Pahala Mulia, PT. Integra Mining Nusantara, PT. Makmur

Lestari Primatama, PT. Lumbini Raya, PT. Arga Morini Indah, PT. Bukit Anugrah

Abadi, dan PT. Konawe Inti Utama. Dari 19 persusahaan tersebut, satu diantaranya

yakni PT. Billy Indonesia telah melakukan eksploitasi dan beberapa diantaranya masih

tahap eksplorasi. Sejak beroperasinya perusahaan itu, banyak masyarakat pesisir

terutama di Kelurahan Lambale dan desa Dongkala, telah kehilangan mata pencarian

sebagai petani rumput laut dan nelayan, sebagai akibat pencemaran air yang berasal dari

rembesan tanah galian oleh PT. Billy di atas perbukitan yang bermuara ke salah satu

sungai yang langsung mengalir ke laut, dan bila hujan deras, air sungai merah dan air

laut juga keruh, sehingga usaha budi daya rumput laut dan tangkapan ikan berkurang.

Hasil tambang di P. Kabaena selain menghasilkan nikel, juga menghasilkan logam

berat lain yang berasosiasi dengan mineral nikel, seperti Cu, As, Fe, dan sebagainya.

Gambar 1. Pertambangan Nikel di P. Kabaena

Logam berat yang masuk ke sistem perairan, baik di sungai maupun lautan akan

dipindahkan dari badan airnya melalui tiga proses yaitu pengendapan, adsorbsi, dan

absorbsi oleh organisme-organisme perairan (Bryan, 1976). Pada saat buangan limbah

Page 4:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

pertambangan masuk ke dalam suatu perairan maka akan terjadi proses pengendapan

dalam sedimen. Hal ini menyebabkan konsentrasi bahan pencemar dalam sedimen

meningkat. Logam berat yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan mengalami

pengendapan, pengenceran dan dispersi, kemudian diserap oleh organisme yang hidup

di perairan tersebut. Pengendapan logam berat di suatu perairan terjadi karena adanya

anion karbonat hidroksil dan klorida (Hutagalung, 1984). Logam berat mempunyai sifat

yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan bersatu

dengan sedimen sehingga kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibanding

dalam air (Hutagalung, 1991).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan jurnal ini adalah:

Untuk mengetahui tingkat pencemaran logam berat Pb, Cd, Cu, Zn, Ni, Cr dan

Mn dalam air laut dan sedimen sebagai akibat penambangan nikel di P. Kabaena

terhadap perairan sekitarnya.

Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan jurnal ini adalah :

Dapat dijadikan acuan baik oleh pemda setempat maupun pihak-pihak yang

berkepentingan dengan penggunaan wilayah laut untuk berbagai kepentingan

Tinjauan Pustaka

1. Logam Berat

Logam berat adalah bahan-bahan alami yang berasal dan termasuk bahan

penyusun lapisan tanah bumi. Logam ini tidak dapat diurai atau dimusnahkan.

Selain itu, logam berat dapat masuk ke dalam tubuh mahluk hidup melalui makanan,

air minum, dan udara. Logam berat berbahaya karena cenderung terakumulasi di

dalam tubuh mahluk hidup. Laju akumulasi logam-logam berat ini di dalam tubuh

pada banyak kasus lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk membuangnya.

Akibatnya keberadaannya di dalam tubuh semakin tinggi, dan dari waktu ke waktu

memberikan dampak yang makin merusak.

Page 5:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

Logam berat memiliki densitas melebihi 5,000 kg/m3. Pada dasarnya mahluk

hidup juga memerlukan logam berat dengan jumlah takaran yang bervariasi.

Manusia misalnya membutuhkan iron, cobalt, copper, manganese, molybdenum,

dan zinc pada jumlah tertentu. Akan tetapi, pada jumlah berlebih, keberadaan logam

berat tersebut mengakibatkan dampak yang merusak pada organ tubuh.  

Saat ini para ahli mulai mengklasifikasikan jenis-jenis logam berat terutama

yang perlu menjadi fokus perhatian paling tinggi untuk dikendalikan keberadaannya

di lingkungan. Logam-logam berat tersebut diantaranya adalah Ag, As, Cd, Co, Cr,

Cu,  Hg, Mn, Mo, Ni, Pb, Sn, dan Ti. Beberapa dari logam berat ini , pada takaran

jumlah yang sedikit, sebenarnya berguna bagi mahluk hidup (Co, Cu, Cr, Ni) dan

beberapa yang lain bersifat karsinogen (penyebab cancer) atau beracun/ berefek

negatif pada organ-organ tertentu, seperti pada sistem saraf pusat (Hg, Pb, As),

organ ginjal atau liver (Hg, Pb, Cd, Cu), serta kulit, tulang, atau gigi (Ni, Cd, Cu,

Cr).  Dalam bahasan kali ini, akan diurai tiga polutan utama logam berat di

lingkungan yaitu Lead (Pb), Mercury (Hg) dan Cadmium (Cd) 

Kelompok logam berat memiliki ciri-ciri antara lain :

a. Specific Gravity yang sangat besar (>4)

b. Mempunyai nomor atom 22-23 dan 40-50 serta unsur lakatanida dan

aktinida

c. Mempunyai respon biokimia spesifik pada organisme hidup

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perairan Sulawesi Tenggara yakni Pulau Muna,

Kabaena, dan Buton pada tanggal 12-22 April 2006 dengan menggunakan Kapal

Riset Baruna Jaya VII. Penetapan posisi stasiun dilakukan secara purposif sesuai

dengan tujuan penelitian. Contoh air laut diambil sebanyak 1 liter diambil pada

lapisan permukaan dengan menggunakan water sampler pada 25 stasiun penelitian,

dan contoh sedimen dengan menggunakan grab pada 10 stasiun penelitian (Gambar

1). Selanjutnya contoh air laut disaring dengan kertas saring selulosa nitrat (0,45

μm) yang sebelumnya dicuci dengan HNO3 (1 N), dan diawetkan dengan HNO3

(pH<2). Di laboratorium, contoh air laut diambil sebanyak 250 mL dimasukkan ke

dalam corong pisah teflon, kemudian diekstraksi dengan APDC/MIBK. Fase

organik yang diperoleh kemudian diekstraksi kembali dengan HNO3. Contoh

Page 6:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

sedimen diambil pada lapisan permukaan (0-5 cm) dengan menggunakan grab yang

terbuat dari stainless steel. Contoh sedimen dimasukkan ke dalam botol polietilen

yang sebelumnya botol tersebut dicuci/ direndam dalam HNO3 (6 N) dan dibilas

dengan air suling. Di laboratorium, contoh sedimen dimasukkan dalam cawan teflon

dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 24 jam. Setelah kering

dikocok beberapa kali dengan air suling. Contoh sedimen dikeringkan kembali pada

suhu 100oC selama 24 jam, kemudian digerus hingga halus. Sebanyak 5 gram

contoh sedimen kering dimasukkan dalam cawan teflon, didestruksi dengan

menggunakan HNO3/HCl pekat dan biarkan pada suhu ruang ± 4 jam. Destruksi

dilanjutkan pada suhu 90oC selama 8 jam. Analisis Pb, Cd, Cu, Cr, Zn, Mn dan Ni

ditentukan dengan AAS Varian SpectrAA-20 Plus menggunakan nyala campuran

udara – asetilen. Penentuan tingkat pencemaran logam berat dilakukan dengan

Metode Storet berdasarkan skor, dengan klas A, baik sekali, skor = 0 (memenuhi

Baku Mutu), klas B, baik, skor= -1 sampai dengan -10 (tercemar ringan), klas C,

sedang, skor = -11 sampai dengan -30 (tercemar sedang), dan klas D, buruk, skor ≥ -

30 (tercemar berat). Penilaian yang sama juga dilakukan untuk sedimen dengan

menggunakan Nilai Ambang Batas yang ditetapkan oleh beberapa peneliti.

3. Hasil dan Pembahasan

Kadar Logam Berat dalam Air Laut

I. Plumbun (Pb)

Hasil pengukuran kadar Pb dalam air laut di P. Kabaena, Muna dan Buton disajikan

pada Tabel 1.

Tabel 1. Kadar Pb dalam Air Laut, ppm

P. Kabaena P. Muna P. Buton

St Pb St Pb St Pb

2 0,006 15 0,002 20 0,002

3 0,004 16 0,001 21 0,001

4 0,006 17 <0,001 22 0,016

5 <0,001 18 <0,001 23 0,002

6 0,005 24 0,003 25 0,003

7 0,002 26 0,016 34 <0,001

Page 7:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

10 0,003 39* 0,015

11 0,005

Min <0,0010 <0,0010 <0,0010

Max 0,0060 0,0160 0,0160

Std 0,0015 0,0070 0,0063

-

X 0,0044 0,0055 0,0065

Rerata Total 0,0054

* St tambahan (pelabuhan Bau-Bau)

Dari tabel tersebut dapat dilihat kadar Pb di P. Kabaena berkisar antara

<0,001–0,006 ppm, dengan rerata 0,0044 ppm, di P. Muna berkisar antara <0,001–

0.016 ppm, dengan rerata 0,0055 ppm, dan di P. Buton berkisar antara <0,001–0,016

ppm, dengan rerata 0,0065 ppm. Data ini menunjukkan bahwa perairan P. Buton

lebih banyak menerima masukan limbah yang mengandung Pb. Limbah yang

mengandung Pb ini diduga berasal dari Kota Bau-Bau dan sekitarnya mengingat

aktivitas manusia di Kota Bau-Bau relative tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau

lain yang ada di sekitarnya. Kadar Pb di perairan ketiga pulau ini lebih tinggi dari

kadar Pb yang normal dalam air laut yakni 0,03 ppb, namun masih lebih rendah dari

Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan untuk kepentingan biota laut yakni

0,008 ppm. Dengan demikian berdasarkan ketetapan KMNLH, kadar Pb hasil

pengamatan ini masih baik dan belum berbahaya bagi kehidupan organisme

perairan, mengingat kadar Pb sebesar 0,1–0,2 ppm telah dapat menyebabkan

keracunan pada jenis ikan tertentu, dan pada kadar 188 ppm dapat membunuh ikan-

ikan. Murphy melaporkan bahwa biota perairan seperti crustacea akan mengalami

kematian setelah 245 jam, bila pada badan perairan mengandung Pb sebesar 2,75-

49 ppm. Biota perairan lainnya, dari golongan insekta akan mengalami kematian

dalam rentang waktu yang lebih panjang yaitu antara 168-336 jam, bila pada

perairan mengandung Pb sebesar 3,5-64 ppm Pb. Dengan demikian kadar Pb hasil

pengamatan ini belum berbahaya bagi kehidupan biota di perairan ini.

Page 8:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

II. Kadmium

Hasil pengukuran kadar Cd di perairan Sulawesi Tenggara berdasarkan lokasi

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kadar Cd dalam Air Laut, ppm

P. Kabaena P. Muna P. Buton

St Cd St Cd St Cd

2 <0,001 15 <0,001 20 <0,001

3 <0,001 16 <0,001 21 <0,001

4 <0,001 17 <0,001 22 <0,001

5 <0,001 18 <0,001 23 <0,001

6 <0,001 24 <0,001 25 <0,001

7 0,001 26 <0,001 34 <0,001

10 <0,001 39* <0,001

11 <0,001

Min <0,001 <0,001 <0,001

Max 0,001 <0,001 <0,001

Std 0,000 0,000 0,000

-

X <0,001 <0,001 <0,001

Rerata Total <0,001

• St tambahan (pelabuhan Bau-Bau)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kadar Cd rerata di perairan P. Kabaena,

Muna, dan Buton relatif sama yakni <0,001 ppm. Data ini menunjukkan bahwa pola

sebaran Cd relatif homogen. Kadar Cd ini masih sesuai dengan kadar Cd yang

normal dalam air laut yakni 0,11 ppb, dan Nilai Ambang Batas (NAB) yang

ditetapkan untuk biota laut adalah 0,001 ppm. Berdasarkan kadar Cd ini, kualitas

perairan ini masih aman untuk biota laut, mengingat Cd bersifat racun dan

merugikan bagi semua organisme hidup, bahkan juga berbahaya untuk manusia.

Dalam badan perairan, kelarutan Cd dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh

biota perairan. Biota-biota yang tergolong bangsa udang-udangan (crustacea) akan

mengalami kematian dalam selang waktu 24-504 jam bila di dalam badan perairan

Page 9:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

di mana biota tersebut hidup terlarut logam atau persenyawaan Cd pada rentang

konsentrasi antara 0,005-0,15 ppm. Untuk biota-biota yang tergolong ke dalam

bangsa serangga (insecta) akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-672

jam bila ditemukan di dalam badan perairan di mana biota tersebut hidup terlarut Cd

atau persenyawaan Cd dalam rentang konsentrasi antara 0,003-18 ppm. Sedangkan

untuk biota-biota perairan yang tergolong ke dalam keluarga Oligochaeta akan

mengalami kematian dalam selang waktu 24-96 jam bila di dalam badan perairan

terlarut logam Cd atau persenyawaannya dengan rentang konsentrasi antara 0,0028-

4,6 ppm.

III. Tembaga (Cu)

Hasil pengukuran kadar Cu di perairan Sulawesi Tenggara berdasarkan lokasi

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kadar Cu dalam Air Laut, ppm

P. Kabaena P. Muna P. Buton

St Cu St Cu St Cu

2 0,002 15 0,002 20 0,001

3 0,002 16 0,002 21 0,001

4 0,001 17 0,001 22 0,001

5 0,001 18 0,002 23 0,001

6 0,001 24 0,001 25 0,001

7 0,001 26 0,001 34 0,001

10 0,003 39* 0,002

11 0,005

Min 0,001 0,001 0,001

Max 0,005 0,002 0,002

Std 0,001 0,000 0,000

-

X 0,002 0,0015 0,0011

Rerata Total 0,0015

• St tambahan (pelabuhan Bau-Bau)

Page 10:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

Dari tabel tersebut dapat dilihat kadar Cu di perairan P. Kabaena berkisar

antara 0,001-0,005 ppm dengan rerata 0,002 ppm, di P. Muna antara 0,001-0,002

ppm dengan rerata 0,0015 ppm, dan di P. Buton antara 0,001-0,002 ppm dengan

rerata 0,0011 ppm. Data ini menunjukkan bahwa secara rerata perairan P. Kabaena,

lebih banyak menerima masukan limbah yang mengandung Cu. Kadar ini masih

sesuai dengan kadar normal Cu yang ada dalam air laut. Kadar Cu normal dalam air

laut berkisar antara 0,002-0,005 ppm dan 2 ppb atau 0,002 ppm, begitu juga bila

dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan KMNLH untuk

kepentingan biota laut adalah 0,008 ppm. Dengan demikian bila mengacu pada

NAB dari KMNLH, maka dapat dikatakan dilihat dari kadar Cu-nya, kualitas

perairan ini masih baik. Dilihat dari kepentingan biota perairan, Cu termasuk

kedalam kelompok logam esensial, di mana dalam kadar yang rendah dibutuhkan

oleh organisme sebagai Koenzim dalam proses metabolisme tubuh, sifat racunnya

baru muncul dalam kadar yang tinggi. Biota perairan sangat peka terhadap kelebihan

Cu dalam badan perairan di mana ia hidup. Konsentrasi Cu terlarut dalam air laut

sebesar 0,01 ppm dapat mengakibatkan kematian fitoplankton. Kematian tersebut

disebabkan daya racun Cu telah menghambat aktivitas enzim dalam pembelahan sel

fitoplankton. Jenis-jenis yang termasuk dalam keluarga Crustasea akan mengalami

kematian dalam tenggang waktu 96 jam, bila konsentrasi Cu berada dalam kisaran

0,17-100 ppm. Dalam tenggang waktu yang sama, biota yang tergolong ke dalam

keluarga moluska akan mengalami kematian bila kadar Cu yang terlarut dalam

badan perairan di mana biota tersebut hidup berkisar antara 0,16-0,5 ppm, dan kadar

Cu sebesar 2,5-3,0 ppm dalam badan perairan telah dapat membunuh ikan-ikan.

Dengan demikian kadar Cu hasil pengamatan ini belum berbahaya bagi kepentingan

biota tersebut.

IV. Zink (Zn)

Hasil pengukuran kadar Zn di perairan Sulawesi Tenggara berdasarkan lokasi

disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kadar Zn dalam Air Laut, ppm

P. Kabaena P. Muna P. Buton

St Zn St Zn St Zn

Page 11:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

2 0,008 15 0,006 20 0,005

3 0,006 16 0,005 21 0,005

4 0,006 17 0,006 22 0,005

5 0,007 18 0,006 23 0,006

6 0,007 24 0,006 25 0,006

7 0,006 26 0,005 34 0,005

10 0,007 39* 0,005

11 0,006

Min 0,006 0,005 0,005

Max 0,008 0,006 0,006

Std 0,000 0,000 0,000

-

X 0,0066 0,0056 0,0052

Rerata Total 0,0058

• St tambahan (pelabuhan Bau-Bau)

Dari tabel tersebut dapat dilihat kadar Zn di perairan P. Kabaena berkisar

antara 0,006-0,008 ppm dengan rerata 0,0066 ppm, di P. Muna antara 0,005- 0,006

ppm dengan rerata 0,0056 ppm, dan di P. Buton antara 0,005-0,006 ppm dengan

rerata 0,0052 ppm. Data ini menunjukkan bahwa secara rerata perairan P. Kabaena

lebih banyak menerima masukan limbah yang mengandung Zn. Kadar normal Zn

dalam air laut adalah 2,0 ppb atau 0,002 ppm. Kadar Zn ini lebih tinggi dari kadar

normal Zn yang ada dalam air laut, demikian juga bila dibandingkan dengan Nilai

Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh Baku Mutu Air Laut untuk kepentingan

biota laut yakni 0,005 ppm. Dengan demikian berdasarkan hasil pengukuran kadar

Zn, kualitas perairan ini termasuk kategori jelek untuk kehidupan biota laut. Bila

dilihat untuk kepentingan biota perairan, Zn juga bersifat racun dalam kadar tinggi,

namun dalam kadar rendah dibutuhkan oleh organisme sebagai ko-enzim. Hasil

percobaan LC50 selama 96 jam menunjukkan bahwa Zn pada kadar 60 ppm telah

dapat menyebabkan kematian 50 hewan uji (ikan), pada kadar 310 ppb telah dapat

mematikan 50% emberio kerang C. virginica (LC50, 24 jam), dan pada kadar 166

ppb dan 195,4 ppb telah dapat mematikan embrio dan larva kerang M. marcenaria

Page 12:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

sebanyak 50% (LC50, 24 jam) [16,17]. Dengan Kadar Zn hasil pengamatan ini

belum berbahaya bagi kepentingan biota di atas.

V. Nikel (Ni)

Hasil pengukuran kadar Ni di perairan Sulawesi Tenggara berdasarkan lokasi

disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kadar Ni dalam Air Laut, ppm

P. Kabaena P. Muna P. Buton

St (n=8) Ni St (n=6) Ni St (n=7) Ni

2 0,002 15 0,001 20 0,001

3 0,002 16 0,002 21 0,003

4 0,004 17 0,001 22 0,001

5 0,002 18 0,002 23 0,002

6 0,002 24 0,003 25 0,005

7 0,002 26 0,003 34 0,005

10 0,003 39* 0,003

11 0,002

Min 0,002 0,001 0,001

Max 0,004 0,003 0,005

Std 0,000 0,000 0,001

-

X 0,0023 0,002 0,0028

Rerata Total 0,0023

* St tambahan di dermaga Bau-Bau

Dari tabel tersebut dapat dilihat kadar Ni di perairan P. Kabaena berkisar

antara 0,002-0,004 ppm dengan rerata 0,0023 ppm, di P. Muna antara 0,001- 0,003

ppm dengan rerata 0,002 ppm, dan di P. Buton antara 0,001-0,005 ppm dengan

rerata 0,0028 ppm. Data ini menunjukkan bahwa secara rerata perairan P. Buton

lebih banyak menerima masukan limbah yang mengandung Ni. Kadar ini lebih

rendah dari kadar normal Ni dalam air laut yakni 2,0 ppm dan NAB yang ditetapkan

untuk kepentingan biota laut yakni 0,005 ppm. Dengan demikian dapat dikatakan

Page 13:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

bahwa kualitas perairan ini dilihat dari kadar Ni termasuk kategori baik Untuk

kepentingan biota perairan, seperti halnya logam berat yang lain, Ni juga bersifat

racun terhadap organisme perairan. Hughes melaporkan adanya pengaruh toksisitas

Ni pada ikan salmon. Pada kadar 1200 ppb (1,2 ppm) logam Ni dapat mematikan

50% embrio dan larva kerang C. virginica (LC50, 24 jam), dan pada kadar 1300 ppb

(1,3 ppm) dan 5700 ppb (5,7 ppm) dapat mematikan 50% embrio dan larva kerang

M. marcenaria [16,17]. Dengan demikian kadar Ni hasil pengamatan ini belum

berbahaya bagi kehidupan biota di atas.

VI. Status Mutu Air Laut

Hasil penentuan status mutu air laut perairan Pulau Muna, Kabena dan Buton

disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Status Mutu Air Laut Perairan P. Muna, Kabaena dan Buton, ppm

No Unsur Min Max Rerata NAB* [8] Skor

1 Pb <0,001 0,002 <0,00100 0,008 0

2 Cd <0,001 0,001 <0,00100 0,001 0

3 Cu <0,001 0,004 0,00175 0,008 0

4 Zn <0,001 0,004 0,00185 0,050 0

5 Ni <0,001 0,001 <0,00100 0,050 0

N=21 Total Skor 0

* Nilai Ambang Batas

Dari tabel tersebut dapat dilihat kadar logam berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni dalam air

laut relatif rendah dan masih sesuai dengan NAB yang ditetapkan oleh untuk

kepentingan biota laut. Data ini memberi petunjuk bahwa masukan logam berat baik

yang berasal dari peluruhan mineral logam secara alami, proses geologis yang

terdapat di perairan maupun yang berasal dari limbah berbagai kegiatan baik di laut

maupun di darat belum berpengaruh terhadap fluktuasi kadar logam berat. Dari tabel

di atas dapat dilihat nilai status mutu air laut adalah = 0, yang berarti bahwa kualitas

air laut di perairan ini termasuk kelas A (baik sekali). Dengan demikian kadar

logam berat di perairan ini belum berbahaya bagi kehidupan biota laut. Untuk

mengetahui apakah ada perbedaan kadar logam berat antara stasiun yang dekat

Page 14:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

dengan pantai dengan stasiun yang jauh dari pantai maka dilakukan

pengelompokkan stasiun berdasarkan jaraknya dari pantai (Tabel 7).

Tabel 7. Perbandingan Kadar Logam Berat antara Stasiun (dekat pantai) dengan

yang jauh dari Pantai

Logam Berat

No Pb Cd Cu Zn Ni

JP DP JP DP JP DP JP DP JP DP

1 0,006 0,006 <0,001 <0,001 0,002 0,001 0,007 0,006 <0,001 0,004

2 0,006 <0,001 <0,001 <0,001 0,002 0,001 0,008 0,007 0,002 0,002

3 0,004 0,005 <0,001 0,001 0,002 0,001 0,006 0,007 0,002 0,002

4 <0,001 0,002 <0,001 <0,001 0,001 0,001 0,007 0,006 <0,001 0,002

5 0,005 0,003 <0,001 <0,001 0,001 0,003 0,009 0,007 0,001 0,003

6 <0,001 0,005 <0,001 <0,001 0,001 0,002 0,005 0,006 0,005 0,002

7 0,007 <0.001 0,001 0,006 0,001

8 0,002 <0,001 0,002 0,006 0,001

9 0,001 <0,001 0,002 0,005 0,002

10 <0,001 <0,001 0,001 0,006 0,001

11 <0,001 <0,001 0,002 0,006 0,002

12 <0,001 <0,001 0,001 0,005 0,001

13 0,002 <0,001 0,001 0,005 0,001

14 0,001 <0,001 0,001 0,005 0,003

15 0,016 <0,001 0,001 0,005 0,001

16 0,002 <0,001 0,001 0,006 0,002

17 0,003 0,001 0,001 0,006 0,003

18 0,003 <0,001 0,001 0,006 0,005

19 0,016 <0,001 0,001 0,005 0,003

Min <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 0,001 0,001 0,005 0,005 <0,001 <0,001

Max 0,006 0,016 <0,001 <0,001 0,002 0,003 0,009 0,007 0,005 0,005

Std 0,00095 0,0053 0,000 0,000 0,0005 0,0005 0,0014 0,0006 0,0017

0,0011

-

Page 15:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

X 0,0052 0,0052 <0,001 <0,001 0,0015 0,0013 0,007 0,0058 0,0025

0,0022

Ket: JP : Jauh dari pantai ( st 1, 2, 3, 8, 9, 34 ), DP (dekat pantai, selain st

1,2,3,8,9,34)

Dari Tabel 7 dapat dilihat kadar Pb dan Cd rerata relatif tidak berbeda antara

stasiun yang jauh dari pantai dengan stasiun yang dekat dengan pantai. Sedangkan

untuk Cu, Zn dan Ni terdapat perbedaan meskipun relatif kecil. Hal ini

menunjukkan bahwa sebaran kelima logam berat tersebut relatif homogen.

VII. Logam Berat dalam Sedimen

Hasil pengukuran kadar logam berat dalam sedimen di perairan P. Kabaena, Muna

dan Buton disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Kadar Logam Berat dalam Sedimen di Perairan P. Kabaena, Muna, dan

Buton

St Pb Cd Cu Zn Ni

10 2,462 0,086 1,852 36,611 134,643

13 9,437 0,008 5,712 74,981 155,877

15 6,238 0,078 4,249 47,769 84,026

16 7,976 0,082 6,631 71,856 134,047

17 4,096 0,029 1,804 40,139 32,784

18 0,185 0,092 2,542 3,996 3,774

19 2,113 0,104 3,142 27,312 51,066

23 7,472 0,108 1,985 24,873 40,973

26 0,059 0,164 2,564 6,494 6,025

39* 11,207 0,099 1,265 6,341 13,897

Min 0,059 0,029 1,265 3,996 3,774

Max 11,207 0,164 5,712 74,981 155,877

St.Dev 3,912 0,042 1,795 25,596 57,620

-

X 5,1245 0,085 3,1746 34,0372 65,7112

* Dermaga Kota Bau-Bau

Page 16:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

Dari table tersebut dapat dilihat kadar logam berat yang tertinggi adalah Ni

dengan kadar rerata adalah 65,711 ppm, selanjutnya diikuti oleh Zn, Pb, Cu dan Cd

yang kadarnya berturut-turut adalah 34,037 ppm, 5,124 ppm, 3,174 ppm dan 0,085

ppm. Data ini memberi petunjuk bahwa sedimen di perairan ini lebih banyak

mengakumulasi logam Ni dan Zn baik yang berasal dari peluruhan mineral logam

secara alami maupun proses geologi yang terdapat di perairan ini, dan yang berasal

dari limbah berbagai kegiatan baik di laut maupun di darat. Dalam sedimen kadar Pb

berkisar antara 0,059-11,207 ppm dengan rerata 5,1245 ppm. Kadar Pb rerata ini

tergolong relatif rendah. Kadar Pb yang dijumpai di daerah Tor Bay Grand Bretagne

yang relatif tidak tercemar, mempunyai kandungan Pb dengan kisaran antara 21,3–

65,7 ppm. Menurut Reseau National d’Observation kadar normal Pb dalam sedimen

yang tidak terkontaminasi berkisar antara 10–70 ppm. Sedangkan Moore &

Ramamoorthy, menyatakan kadar logam berat yang terdapat dalam sedimen yang

tidak terkontaminasi paling rendah adalah sebesar 0,01 ppm. Dengan demikian jika

mengacu kepada apa yang diungkapkan di atas maka sedimen di perairan ini belum

tercemar oleh Pb, akan tetapi bila mengacu kepada Moore & Ramamoorthy, maka

dapat dikatakan bahwa perairan telah kontaminasi oleh Pb. Kontaminasi ini seiring

dengan berjalannya waktu akan dapat menimbulkan akumulasi baik pada tubuh

biota yang hidup dan mencari makan di dalam maupun di sekitar sedimen atau dasar

perairan, dan akan berbahaya bagi kehidupan biota, yang pada gilirannya akan

berbahaya pula bagi manusia yang mengkonsumsi biota tersebut. Berdasarkan hasil

pengukuran kadar Pb dalam sedimen ini, dapat dikatakan bahwa meskipun telah

terkontaminasi, namun belum termasuk kategori tercemar. Hasil pengamatan juga

menunjukkan bahwa kadar Pb dalam sedimen relatif lebih tinggi dibandingkan air

laut. Data ini menunjukkan adanya akumulasi Pb dalam sedimen. Perbandingan

kadar Pb dalam air laut dengan sedimen adalah sebesar 1 : 948. Dari Tabel 8 juga

dapat dilihat kadar Cd dalam sedimen berkisar antara 0,029 0,164 ppm dengan

rerata 0,085 ppm. Kadar Cd ini relatif tinggi, menurut Taylor kadar Cd di perairan

Tor Bay Grand Bretagne yang relatif bersih berkisar antara 0,020-0,070 ppm.

Menurut Reseau National d’Observation kadar normal Cd dalam sedimen yang tidak

terkontaminasi berkisar antara 0,1–2,0 ppm. Sedangkan Moore & Ramamoorthy

menyatakan kadar logam berat yang terdapat dalam sedimen yang tidak

Page 17:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

terkontaminasi paling rendah adalah sebesar 0,01 ppm. Berdasarkan data di atas

dapat dikatakan bahwa sedimen di dasar perairan ini telah terkontaminasi oleh Cd.

Seiring dengan berjalannya waktu maka Cd ini juga akan terakumulasi di dalam

sedimen dalam jumlah yang lebih banyak lagi, juga di dalam tubuh biota yang hidup

dan mencari makan di dalamnya. Berdasarkan kenyataan ini dapat dikategorikan

bahwa kualitas sedimen di perairan meskipun belum tercemar, tetapi sudah

terkontaminasi oleh logam berat Cd. Kadar Cd dalam sedimen ini relatif lebih tinggi

dibandingkan air laut. Data ini menunjukkan adanya akumulasi Cd dalam sedimen.

Perbandingan kadar Cd dalam air laut dengan sedimen adalah sebesar <1:85. Kadar

Cu dalam sedimen berkisar antara 1,265-5,712 ppm dengan rerata 3,1746 ppm.

Kadar ini relatif lebih tinggi, kadar Cu di dalam sedimen di perairan Tor Bay Grand

Bretagne yang relatif tidak tercemar berkisar 0,2–0,7 ppm. Martin menemukan

kadar normal logam berat Cu dalam lumpur di perairan utara Bretagne berkisar 4,4

41,6 ppm. Menurut Reseau National d’Observation kadar normal Cu dalam sedimen

yang tidak terkontaminasi adalah 5 ppm. Dengan demikian bila mengacu pada di

atas, dapat dikatakan bahwa kualitas sedimen di perairan Sulawesi Tenggara ini

belum terkontaminasi oleh Cu. Kadar Cu dalam sedimen ini juga lebih tinggi

dibandingkan air laut, hal ini menunjukkan adanya akumulasi Cu dalam sedimen.

Perbandingan kadar Cu dalam air laut dengan sedimen adalah sebesar 1: 2497.

Dalam sedimen kadar Zn berkisar antara 3,996 74,981 ppm dengan rerata 34,0372

ppm, kadar Zn ini relatif rendah. Kadar Zn dalam sedimen di perairan Tor Bay

Grand Bretagne yang relatif tidak tercemar berkisar antara 10,7–42,0 ppm. Martin

menemukan kadar normal logam berat Zn dalam lumpur di perairan utara Bretagne

yaitu berkisar antara 38,8–268,0 ppm. Menurut Reseau National d’Observation

kadar normal Zn dalam sedimen yang tidak terkontaminasi berkisar antara 20–150

ppm. Dengan demikian bila mengacu kepada hasil pengamatan dan dapat

dikatakan bahwa perairan ini belum terkontaminasi oleh logam Zn. Dengan

demikian dilihat dari kadar Zn dalam sedimen dapat dikatakan bahwa kualitas

sedimen di perairan ini termasuk kategori baik. Kadar Zn dalam sedimen ini relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan air laut. Hal ini menunjukkan adanya akumulasi

Zn dalam sedimen dengan Kd = 1 : 5868. Dalam sedimen kadar Ni berkisar antara

3,774-155,877 ppm dengan rerata 65,7112 ppm, kadar ini lebih tinggi dibandingkan

Page 18:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

dengan kadar logam berat yang terdapat di suatu perairan yang relatif belum

terkontaminasi yakni 0,01 ppm. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sedimen

di perairan ini meskipun belum tercemar, tetapi telah terkontamniasi oleh Ni. Kadar

Ni dalam sedimen ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan air laut. Hal ini

menunjukkan adanya akumulasi Ni dalam sedimen. Perbandingan kadar Ni dalam

air laut dan sedimen adalah 1 : 28570. Untuk mengetahui status mutu sedimen di

perairan ketiga pulau tersebut, maka dilakukan penilaian berdasarkan skor (Tabel 9).

Tabel 9. Status Mutu Kadar Logam Berat dalam Sedimen di Perairan P. Kabanea,

Muna dan Buton (ppm), April 2006

No Unsur Min Max Rerata NAB Skor

1 Pb 0,059 11,207 5,124 33 0

2 Cd 0,029 0,164 0,085 1 0

3 Cu 1,265 5,712 3,174 30 0

4 Zn 3,996 74,981 34,037 20-150 0

<120

5 Ni 3,774 155,877 65,711 <16 -8

N=10 Total Skor -8

Hasilnya menunjukkan nilai status mutu sedimen adalah -8, yang berarti bahwa

kualitas sedimen termasuk kelas B (tercemar ringan). Dengan demikian secara

umum kadar logam berat di perairan ini dapat membahayakan kehidupan biota laut.

4. Simpulan

Berdasarkan data yang dikaji maka dapat disimpulkan: Kadar logam berat Pb,

Cd, Cu, Zn dan Ni dalam air laut relatif masih rendah dan sesuai dengan NAB untuk

kepentingan biota laut. Dalam sedimen kecuali Ni, kadar logam berat Pb, Cd, Cu

dan Zn relatif rendah dan masih sesuai dengan NAB aman untuk biota laut.

Tingginya kadar logam berat dalam sedimen dibandingkan air laut menunjukkan

adanya akumulasi logam berat dalam sedimen.

Page 19:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

Daftar Pustaka

November 2009, Tingkat Pencemaran Logam Berat dalam Air Laut dan Sedimen di

Perairan Pulau Muna, Kabaena, dan Buton Sulawesi Tenggara oleh : Fasmi

Ahmad. Universitas Indonesia, tanggal download, 12 Maret, 2011.

2006, Logam Berat dalam Pertanian oleh : Tejoyuwono Notohadiprawiro, tanggal download, 12 Maret, 2011.

2008. Solidifikasi Limbah Alumina dan Sand Blasting PT.Pertamina UP IV Cilacap sebagai Campuran Bahan Pembuat Keramik oleh : Heni Dwi Kurniasari, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, tanggal download, 12 Maret, 2011.

Sabtu, 9 Desember 2006, Artikel Menanggulangi Pencemaran Logam Berat oleh : Dindin H Mursyidin, tanggal download, 12 Maret, 2011.

2008, Analisis Spasial Pencemaran Logam Berat (Pb dan Cd) pada Sedimen Aliran Sungai dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jatibarang Semarang oleh : Sudarwin, tanggal download, 12 Maret, 2011.

Jumat, 29 mei 2009, Artikel Logam Berat (Heavy Metal) oleh : Yudatomo (PT.YTL Jawa Timur, Paiton 5 & 6), tanggal download, 12 Maret, 2011.

19 April 2009, Artikel Logam Berat Penyumbang Pencemaran Air Laut oleh : Dony Purnomo, tanggal download, 12 Maret, 2011.

Blog Lets Belajar, Rabu, 1 Agustus 2007, Artikel Logam Berat, tanggal download, 12 Maret, 2011.

Artikel Logam Berat, www.variant-info.com

Bioremoval, Metode Alternatif untuk Menanggulangi Pencemaran Logam Berat oleh : Sinly Evan Putra dan Johan Angga Putra, tanggal download, 12 Maret, 2011.

Blog environmental, Jumat, 17 april 2009, Artikel destruksi, tanggal download, 12 Maret, 2011.

Page 20:    Web viewanalisis jurnal. tingkat pencemaran logam berat dalam air laut dan. sedimen di perairan pulau muna, kabaena, dan buton. sulawesi tenggara. disusun . oleh :

DAFTAR PERTANYAAN

1) Bagaimana proses pencemaran air laut oleh logam berat?

( Fitriya Karima / 4301410006 )

2) Bagaimana dampak logam berat apabila mencemari air laut?

( Siti Munawaroh / 4301410008 )

3) Apakah pencemaran air laut dapat berdampak juga terhadap manusia?

( Helivia Elvandari / 4301410013 )

4) Bagaimana menanggulangi dan mencegah tercemarnya air laut?

( Puji Rahayu / 4301410026 )

5) Bagaimana tercemarnya sedimen oleh logam berat?

( Aakhsanun Thoriq / 4301410038 )

6) Apakah yang dimaksud dengan logam essensial? Sebutkan logam-logam yang

termasuk logam essensial! Bagaimana dampak logam essensial terhadap

lingkungan?

( Hanifati Noor Atika / 4301410019 )

7) Selain logam, apa saja yang dapat mencemari ail laut? Bagaimana cara

menguraikan logam tersebut?

( Dwi Turistianto / 4301410024 )

8) Apakah efek realistik pencemaran air laut terhadap kehidupan? Apa manfaat dari

logam Pb, Zn, Cu, Cd, dan Ni?

( Ahmad Nasrullah / 4301410014 )