BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah organisasi, mereka merupakan faktor sentral dalam pengelolaan seluruh kegiatan organisasi. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan tergantung kepada Sumber Daya Manusia itu sendiri, karena Sumber Daya Manusia secara tidak langsung memberikan kontribusi yang dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas perusahaan. Menyadari pentingnya peran sumber daya manusia dalam kegiatan perusahaan, maka hendaknya perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, karena kunci sukses suatu perusahaan bukan hanya pada keunggulan teknologi dan tersedianya dana, tapi sektor manusianya. Oleh karena itu untuk mewujudkan tercapainya tujuan dan kelangsungan hidup 1
126
Embed
[NEO WIBOWO] Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Toserba Griya Buah Batu Bandung)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah
organisasi, mereka merupakan faktor sentral dalam pengelolaan seluruh
kegiatan organisasi. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan
tergantung kepada Sumber Daya Manusia itu sendiri, karena Sumber Daya
Manusia secara tidak langsung memberikan kontribusi yang dapat
mempengaruhi efisiensi dan efektivitas perusahaan. Menyadari pentingnya
peran sumber daya manusia dalam kegiatan perusahaan, maka hendaknya
perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, karena
kunci sukses suatu perusahaan bukan hanya pada keunggulan teknologi dan
tersedianya dana, tapi sektor manusianya. Oleh karena itu untuk mewujudkan
tercapainya tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan, maka perusahaan
membutuhkan karyawan yang mampu bekerja lebih baik dan lebih cepat,
sehingga diperlukan karyawan yang mempunyai kinerja yang tinggiKinerja
merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan yang biasanya
dipakai sebagai dasar penilaian terhadap karyawan atau organisasi, sehingga
perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerja.
Menurut Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa kinerja sumber daya
manusia merupakan istilah dari kata job performance atau actual performance
(prestasi kerja). Pengertian kinerja (prestasi) adalah hasil kerja secara kualitas
1
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan/pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Selanjutnya menurut Simanjuntak (2005) kinerja adalah tingkat
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini mencakup
kinerja individu, kinerja kelompok, kinerja perusahaan yang dipengaruhi oleh
faktor intern dan ekstern. Brahmasari (2004:64) kinerja merupakan
pencapaian atas tujuan organisasi yang dapat berbentuk kreatifitas,
fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal yang diinginkan organisasi.
Adapun faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya adalah
kompensasi. Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang,
barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan
atas jasa yang diberikan kepada perusahaan, Hasibuan (2009:118) kompensasi
langsung merupakan hak bagi karyawan dan menjadi kewajiban perusahaan
untuk membayarnya. Bila karyawan memandang pemberian kompensasi tidak
memadai, prestasi kerja, motivasi maupun kepuasan kerja mereka cenderung
akan menurun. (Samsudin dan Sadili, 2006:187).
Agus Dharma (2004:24) menetapkan cara untuk mengukur pelaksanaan
kegiatan, banyak cara pengukuran yang dapat digunakan dengan cara
pengukuran kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu.
Hasibuan (2000) yang menyatakan bahwa manusia selalu berperan aktif
dan dominan dalam setiap organisasi. Sebaik-baiknya program yang dibuat
oleh perusahaan akan sulit untuk dapat dijalankan tanpa peran aktif karyawan
yang dimilki perusahaan tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui arti
2
penting karyawan dalam suatu perusahaan. Kompensasi dapat meningkatkan
prestasi kerja dan memotivasi dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu
perhatian organisasi atau perusahaan terhadap pengaturan kompensasi secara
rasional dan adil sangat diperlukan.
Winardi (2001) berpendapat bahwa motivasi merupakan hasil sebuah
proses yang bersifat internal atau eksternal bagi individu yang menyebabkan
timbulnya sikap antusiasme dan konsistensi dalam hal melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu. Sedangkan Wursanto (2004) mengatakan bahwa motivasi
adalah alasan-alasan, dorongan-dorongan yang ada di dalam diri manusia yang
menyebabkan ia melakukan atau perbuatan sesuatu. Motivasi penting karena
dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras
dan antusias untuk mencapai produktifitas kerja yang tinggi.
Menurut Supardi dan Anwar (2004:47) “motivasi adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”. Sedangkan menurut
Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan “motivasi sebagai proses yang
menjelaskan intesitas, arah, dan ketekunana usaha untuk mencapai suatu
tujuan”.
Penelitian yang dilakukan Dito (2010), mengemukakan bahwa kompensasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Menurut Akmal et al., 2012, mengemukakan bahwa kompensasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan motivasi
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Mulyadi (2012), mengemukakan
3
bahwa pemberian kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan, berarti kompensasi yang diberikan dapat meningkatkan
terjadi kinerja karyawan dalam bentuk bonus, insentif dan berupa tunjangan.
Pertiwi (2014), mengemukakan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan, sedangkan variabel motivasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan
Sedangkan, Susanti (2013) dan Juniarti (2014), mengatakan bahwa
kompensasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Toserba Griya Buah Batu Bandung adalah toko ritel yang bergerak dalam
menjual barang-barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Toserba
Griya memberikan kepuasan kepada konsumen dengan berfokus pada produk
dan pelayanan yang berkualitas. Demi memberikan pelayanan yang optimal
untuk kepuasan kepada pelanggannya, maka diperlukan kinerja SDM yang
handal, sehingga harapan-harapan yang ingin dicapai perusahaan pun dapat
tercapai. Dengan demikian karyawan harus memiliki kinerja yang baik untuk
kelangsungan perusahaan, untuk mencapai hal tersebut perusahaan telah
memberikan kompensasi yang sesuai untuk meningkatan kerja karyawannya.
Pemberian kompensasi Tunjangan Prestasi Kerja (TPK) ini diharapkan
dapat memotivasi karyawan untuk menghasilkan prestasi kerja (kinerja) yang
tinggi. Sehingga karyawan Toserba Griya Buah Batu Bandung merasa puas
karena telah terpenuhi kebutuhannya dengan mendapatkan kompensasi berupa
Tunjangan Prestasi Kerja (TPK).
4
Bentuk-bentuk kompensasi yang ada di Toserba Griya Buah Batu
Bandung di antaranya adalah kompensasi finansial, di antaranya: gaji pokok,
tunjangan hari raya, bonus dan insentif. Adapun kompensasi non finansial, di
antaranya: cuti lebaran, cuti nikah, cuti melahirkan, jaminan kesehatan dan
ketenagakerjaan. Dengan demikian pemberian kompensasi tersebut di
harapkan karyawan termotivasi untuk dapat meningkatkan kinerjanya.
Namun pada kenyatannya berdasarkan pengamatan awal terjadi dalam
menjalankan kegiatan tidak terlepas dari berbagai masalah, hal ini dapat
dilihat dari data absensi karyawan dibawah ini :
Tabel 1.1. Daftar Kehadiran Karyawan Toserba Griya Buah Batu BandungBulan Yang Diteliti Hadir Ijin Sakit Cuti Tidak Absen Jumlah
Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta.
1. Kuesioner2. Menggunakan Teknik Analisis Regresi Linear Sederhana dan Regresi Linear Berganda.
Hasil menunjukkan ada pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kinerja karyawan dan ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
4 Dilian Diah Pertiwi2014
Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
1. Pendekatan Kuantitatif dengan metode survey.2. Sampel 70 orang.3. Uji Validitas dan Realibilitas.4. Menggunakan Analisis Linear Berganda.
Variabel Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
5 Susanti2013
Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja Gaya Kepemimpinan Serta Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi dan Keuangan Pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Riau Kepri Cabang Tanjung Pinang.
1. Menggunakan Teknik Analisis. Linear Berganda2. Menggunakan uji t dan uji f.
Hasil menunjukkan bahwa Kompensasi tidak memilki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, Lingkungan kerja tidak memilki pengaruh terhadap kinerja karyawan, Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan Motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
6 Nurul Astuty Yensy. B2010
Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 2 Argamakmur Bengkulu Utara.
1. Menggunakan Teknik Analisis. Linear Berganda2. Menggunakan uji t dan uji f.
Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan kompensasi dan motivasi terhadap kinerja, Secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kompensasi terhadap kinerja dan secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap kinerja.
27
2.3 Kerangka Teoritis
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat digambarkan kerangka pemikiran
mengenai hubungan antara Kompenasi terhadap Kinerja Karyawan adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
H1
H3
H2
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penelitian dimaksudkan untuk
menguji dan menganalisis pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap Kinerja
Karyawan.
2.4 Perumusan Hipotesis
H1 :Kompensasi berpegaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.
H2 :Motivasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.
H3 :Kompensasi dan Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
28
KOMPENSASI (X1)
MOTIVASI (X2)
KINERJA KARYAWAN (Y)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kompensasi, motivasi dan kinerja karyawan
Toserba Griya Buah Batu Bandung.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Toserba Griya Buah Batu Bandung Jl Buah
Batu No 183-185 Bandung, subjek penelitian atau responden adalah karyawan
Toserba Griya Buah Batu Bandung.
3.3 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis.
Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode penelitian survey
eksplanasi (explanatory survey). Menurut Sugiyono (2011:6) metode penelitian
suvey eksplanasi (explanatory survey) adalah metode yang digunakan untuk
mendapat data dari tempat tententu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti
melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan
kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya. Objek penelitian dengan
metode survey eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan
29
antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, terdapat hipotesis
yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan
antara dua variabel atau lebih, untuk dapat mengetahui apakah suatu variabel
disebabkan/dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya.
Metode lain ditambahkan dalam penelitian ini yakni mengunakan metode
penelitian deskriptif dan inferensial. Menurut Sugiyono (2014:147), metode
penelitian deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat
deskriptif, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Sedangkan metode penelitian
inferensial adalah metode yang menganalisa data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Penelitian inferensial ini disebut statistic
probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan
data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability) (Sugiyono,
2014:148).
3.3.1 Unit Analisis
Penulis melakukan penelitian mengenai hubungan kompensasi dan
motivasi terhadap kinerja, maka unit analisisnya adalah individu. Yang dimaksud
individu pada penelitian ini adalah karyawan Toserba Griya Buah Batu Bandung.
30
3.3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:80). Populasi
yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan peneliti dengan cari
mempunyai karakteristik yang sama. Anggota populasi yang terdiri atas orang-
orang biasa disebut subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah karyawan
Toserba Griya Buah Batu Bandung yang berjumlah 250 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili) (Sugiyono, 2014:81).
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel dan Penentuan Ukuran Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan teknik
simple random sampling yaitu teknik pengambilan data yang paling simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,
2014:82).
31
Ukuran sampelnya pada penelitian ini dilakukan secara acak karena
penelitian ini adalah penelitian korelasional dan sampel yang diambil untuk
penelitian ini hanya menggunakan sampel sebanyak 71 responden.
Menurut Gay dalam Umar (2001), jumlah 10% dari populasi sudah
dianggap mewakili populasi. Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi
yang ada, peneliti menggunakan rumus Slovin (Umar, 2000:78) sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Persen kelonggaran ketidak-telitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
Untuk penelitian yang dilakukan pada karyawan Toserba Griya Buah Batu
Bandung yang berjumlah 250 orang dan persen kelonggaran 10%, maka :
Jadi dalam penelitian ini, akan diambil sampel 71 orang responden.
32
3.3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis melakukan teknik untuk mendapatkan data
yang diperlukan yaitu kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan daftar-daftar pertanyaan kepada responden yang dalam penelitian ini
adalah karyawan Toserba Griya Buah Batu Bandung. Angket atau kuesioner
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2014:142).
3.3.5 Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, baik
dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data
untuk keperluan diri sendiri (Supangat, 2007:2). Pada penelitian ini data primer
adalah informasi yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada
sejumlah responden.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung unruk
mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, data tersebut
diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secar individual, memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(Supangat, 2007:2). Data sekunder ini merupakan data yang bersifat mendukung
33
keperluan data primer seperti buku-buku, literatur, data kepegawaian dari Toserba
Griya Buah Batu Bandung.
3.3.6 Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:38).
1. Variabel Bebas (independen)
Variabel bebas adalah variabel-variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono
(2014:39), pengertian variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
atau independen adalah Kompensasi dan Motivasi.
2. Variabel Terikat (dependen)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya
dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2014:39),
variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat penelitian ini adalah
Kinerja Karyawan.
34
3.3.6.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1. Operasional VariabelVariabel Konsep Indikator Skala Item
Kompensasi (X1) Kompensasi adalah semua pendapatan
yang berbentuk uang, barang langsung
atau tidak langsung yang diterima
karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
diberikan pada perusahaan
(Hasibuan,2009:118)
1. Gaji
2. Insentif
3. Bonus
4. Tunjangan
5. Asuransi
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
1
2, 3
4
5
6
Motivasi (X2) Jika suatu kebutuhan sudah terpenuhi
maka berhentilah daya motivasinya atau
kebutuhan tersebut tidak dapat lagi
memotivasi perilaku Maslow’s need
hierarchy theory (Hasibuan,2009:153-
154)
1. Physiological needs (kebutuhan fisik dan biologis)
2. Safety and security needs (kebutuhan keselamatan dan keamanan)
3. Affiliation or acceptance need or belongingness (kebutuhan sosial)
4. Esteem or status needs (kebutuhan akan penghargaan atau prestise).
5. Self actualization (aktualisasi diri)
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
7, 8
9, 10
11, 12
13, 14
15
Kinerja (Y) Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil
kuantitatif dan kualitatif (Janssen 2001)
1.Melebihi rata-rata pegawai lain
2.Hasil kerja yang lebih baik
3.Pengendalian biaya yang tidak perlu
4.Melampaui standar resmi
5.Kerja keras
6.Melaksanakan pekerjaan utama lebih baik
7.Menggunakan akal sehat
8.Pengetahuan tentang kerja
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
16
17
18
19
20
21
22
23
3.3.7 Instrumen Penelitian
35
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti. Dengan demikian jumlah instrument yang akan digunakan untuk
penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti (Sugiyono,
2014:92).
Untuk mendapatkan data yang diperoleh bagi pencapaian sasaran
penelitian ini maka kuesioner yang disebarkan, diolah dan masing-masing
jawaban diberi bobot dengan menggunakan skala Likert (Lima Skala), dimana
skala likert merupakan metode pengukuran sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang yang berisi pertanyaan setuju atau tidak setuju
responden terhadap subjek, objek, atau kejadian tertentu (Sugiyono, 2014:93).
Instrument pernyataan ini menghasilkan skor bagi tiap anggota sampel
yang diwakili oleh setiap skor seperti instrumen berikut :
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
RR = Ragu-ragu diberi skor 3
KS = Kurang Setuju diberi skor 2
TS = Tidak Setuju diberi skor 1
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju
mempunyai tingkatan yang “lebih tinggi”, dari Setuju, dan Setuju “lebih tinggi”
dari Ragu-ragu (Ghozali, 2011:47).
Variabel kompensasi terdiri dari 5 indikator (Hasibuan, 2009:118) dan 6
item pernyataan kuesioner. Variabel motivasi terdiri dari 5 indikator dari teori
Maslow’s needs hierarchy theory dalam (Hasibuan, 2009:153-154) dan 9 item
36
pernyataan kuesioner. Variabel kinerja terdiri dari 8 indikator dan 8 item
pernyataan (diadaptasi dari Janssen, 2001)
3.3.8 Pengujian Kualitas Instrumen Pengukuran
Dalam penelitian ini untuk melakukan pengujian kualitas instrument
pengukuran, penulis melakukan uji validitas serta uji reliabilitas pada penelitian
yang dilakukan.
3.3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur keafsahan atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Tinggi rendah validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
telah dimaksud (Arikunto, 2002).
Kategori valid apabila skor/nilai > 0,3. Jika kurang dari 0,3 maka
pernyataan dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2014:125-126).
3.3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2011:47). Ukuran realibiltas dapat menunjukkan sejauh mana pengukuran dapat
memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali
terhadap subjek yang sama.
Penerapan dalam uji penelitan ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat
pengumpul data menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau
37
konsistensi alat tersebut dalam menguji reliabilitas yang akan digunakan, yaitu
teknik Cronbach Alpha (α).
Kriteria instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, jika nilai
koefisien yang diperoleh > 0,60 (Ghozali, 2002). Jadi dari hasil perhitungan
mengacu pada kriteria koefisien yang diperoleh harus < 0,60.
3.3.9 Teknik Analisis Data
3.3.9.1 Analisis Deskriptif
Metode deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014:147). Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena
yang diteliti.
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Toserba Griya Buah
Batu Bandung. Merupakan subjek sekaligus responden penelitian, dalam
penelitian ini respondennya sejumlah 71 orang pada Toserba Griya Buah Batu
Bandung.
3.3.9.2 Rentang Skala
38
Analisis deskriptif dilakukan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi
untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel peneliti masuk
dalam 5 kategori yaitu :
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu / Netral
4. Kurang Setuju
5. Tidak Setuju
Analisis deskriptif didasarkan pada skala penilaian yang dicari dengan
cara rentang kriteria yang dikemukakan oleh Husein Umar (2005:224-226).
Adapun rumus untuk menentukan rentang skala tersebut adalah sebagai berikut :
Keterangan :
RS : Rentang Skala
n : Jumlah Sampel
m : Jumlah Alternatif jawaban tiap item
rentang skala untuk kompensasi, motivasi, dan kinerja adalah sebagai berikut :
Dengan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa rentang skala yang
digunakan adalah 57.
Skor paling rendah adalah 71 X 1 = 71
39
Skor paling tinggi adalah 71 X 5 = 355
Adapun rentang skala yang dipergunakan untuk mengukur kinerja
karyawan adalah sama dengan rentang skala yang digunakan untuk mengukur
kinerja. Tabel 3.2. dibawah ini menjelaskan kriteria yang digunakan untuk
mengukur kompensasi, motivasi dan kinerja karyawan.
Tabel 3.2. Kriteria Pengukuran Variabel kompensasi, motivasi dan kinerjaVariabel Skor Kriteria
Kompensasi (X1)Motivasi (X2)Kinerja (Y)
71 – 127 Sangat Rendah128 – 184 Rendah185 – 241 Cukup Tinggi242 – 298 Tinggi299 – 355 Sangat Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data
3.3.9.3. Teknik Pengolahan Data
Kekuatan hubungan antara variabel dalam suatu populasi biasanya diukur
oleh koefisien (p) yang memiliki nilai mulai dari -1 untuk korelasi negatif
sempurna sampai pada +1 untuk korelasi positif sempurna (Setiawan dan Ritonga,
2011:45). Korelasi adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk
membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat
menentukan tingkat hubungan antar variabel-variabel ini (Arikunto, 2013:313).
Tabel 3.3. Kriteria KorelasiSkor Kriteria
40
0 Tidak Ada Korelasi0,00 – 0,25 Korelasi Sangat Lemah0,25 – 0,50 Korelasi Cukup0,50 – 0,75 Korelasi Kuat0,75 – 0,99 Korelasi Sangat Kuat
1 Korelasi Sempurna Sumber : Sugiyono (2012)
3.3.10. Pengujian Hipotesis
Rumusan hipotesis statistik :
H1 (Hipotesis 1)
H0 : p = 0, Kompensasi berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan.
H1 : p < 0, Kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
H2 (Hipotesis 2)
H0 : p = 0, Motivasi berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan.
H1 : p < 0, Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
H3 (Hipotesis 3)
H0 : p = 0, Kompensasi dan Motivasi berpengaruh negatif terhadap kinerja
karyawan.
H1 : p < 0, Kompensasi dan Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan.
Berdasarkan pada keterangan diatas, maka dapat digambarkan model
analisis sebagai berikut :
41
Gambar 3.1 kerangka pemikiran
H1
H3
H2
3.3.10.1 Model Statistik
Regresi Linier Berganda untuk melihat pengaruh antara dua variabel bebas
dan satu variabel terikat yang ada, dan menggunakan formula:
Y = b + b1X1 + b2X2 + e
Diminta :
Y : Variabel terikat (Kinerja Karyawan)
b : Konstanta
b1 : Koefisien Regresi X1
b2 : Koefisien Regresi X2
X1 : Variabel Bebas (kompensasi langsung)
X2 : Variabel Bebas (kompensasi tak langsung)
E : Standar Error
1. Uji Simultan (Uji-F)
42
KOMPENSASI (X1)
MOTIVASI (X2)
KINERJA KARYAWAN (Y)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Uji F digunakan untuk melihat secara bersama-sama
(serentak) variabel independen yaitu Kompensasi (X1) dan Motivasi (X2)
terhadap variabel dependen Kinerja (Y).
H0 : β1 = β2 = 0 artinya, secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara variabel independen X1 dan X2 terhadap
variabel dependen (Y).
H0 : β1 # β2 # 0 artinya, secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara variabel independen X1 dan X2 terhadap
variabel dependen (Y).
2. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat. Uji t menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut :
H0 : β1 : β2 = 0 artinya, secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara variabel independen X1 dan X2 terhadap variabel
dependen (Y).
H0 : β1 : β2 # 0 artinya, secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara variabel independen X1 dan X2 terhadap variabel
dependen (Y).
3. Koefisien Determinasi (R2)
43
Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan
Koefisien Determinan, yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi
(r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada
variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel
independen (Sugiyono, 2012:231). Berdasarkan perhitungan dari koefisien
korelasi, dapat diperoleh koefisien determinasinya Kd = R2 x 100%.
Dimana :
Kd = Koefisien determinasi
R2 = Koefisien korelasi pearson kuadrat
Semakin besar nilai determinasi (R2) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh
yang signifikan dari variabel independen (X1, X2) serta variabel dependen (Y)
semakin besar, sebaliknya semakin kecil nilai determinasi maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh signifikan dari variabel independen (X1, X2) serta dependen (Y)
semakin kecil.
Secara keseluruhan untuk penelitian ini dalam menganalisa data akan
menggunakan bantuan SPSS versi 21 for window.
BAB IV
44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan Toserba
Griya Buah Batu Bandung yang berjumlah 250 orang, sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 71 responden. Berdasarkan pada 71 responden yang
menjadi karyawan didapat kondisi responden tentang jenis kelamin, usia, status,
pendidikan, dan masa kerja. Penggolongan pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian.
Berikut adalah uraian untuk profil responden :
4.1.1. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.1. Jenis Kelamin RespondenJenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-laki 29 40,85Perempuan 42 59,15
Jumlah 71 100 Sumber : Data primer diolah 2015
Dari hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. didapatkan
informasi bahwa responden pria dengan persentase sebesar 40,85% dan wanita
dengan persentase 59,15%. Hal ini berarti pria dan wanita sama-sama memilki
peran penting dalam perusahaan ritel.
4.1.2. Identifikasi Berdasarkan Usia
45
Berdasarkan identifikasi menurut umur akan dilihat umur responden.
Dalam melakukan identifikasi menurut umur, dapat dibuat klasifikasi seperti pada
table berikut ini :
Tabel 4.2. Usia RespondenUsia Jumlah Responden Persentase (%)
< 20 tahun 15 21,121 – 30 tahun 36 50,731 – 40 tahun 20 28,241 – 50 tahun 0 0
> 50 tahun 0 0Jumlah 71 100
Sumber : Data primer 2015
Berdasarkan Tabel 4.2. responden dalam penelitian ini sebagian besar
berumur 21-30 tahun sebesar (50,7%). Dilihat dari segi usia menggambarkan
bahwa karyawan Toserba Griya Buah Batu Bandung masih dalam masa produktif
karena pada perusahaan yang bergerak dibidang ritel harus mempunyai semangat
dan mobilitas bekerja yang tinggi, dan kemampuan untuk bekerja lebih cepat
dalam melayani konsumen.
46
4.1.3. Identifikasi Berdasarkan Lama Kerja
Berdasarkan identifikasi menurut lama bekerja akan dilihat berapa lama
para responden bekerja di Toserba Griya Buah Batu Bandung. Dalam melakukan
identifikasi menurut lama bekerja dapat dibuat klasifikasi seperti pada tabel
berikut :
Tabel 4.3. Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase (%)
< 1 tahun 0 0
2 – 5 tahun 40 56,4
6 – 9 tahun 27 38
> 10 tahun 4 5,6
Jumlah 71 100
Sumber : Data primer 2015
Berdasarkan Tabel 4.3. responden yang bekerja 2-5 tahun terlihat lebih
mendominasi yaitu sebesar (56,4%). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
mengutamakan yang berpengalaman dalam mengerjakan pekerjaan diberikan
perusahaan, serta lebih menguasai tentang dunia ritel.
47
4.1.4. Identifikasi Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan identifikasi menurut pendidikan akan dilihat jumlah distribusi
responden menurut jenjang pendidikannya, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.4. PendidikanPendidikan Jumlah Resonden Persentase (%)
SD/TIDAK TAMAT 0 0
SMP 0 0
SLTA/SEDERAJAT 63 88,7
DIPLOMA 5 7,1
SARJANA 3 4,2
Jumlah 71 100 Sumber : Data primer 2015
Berdasarkan Tabel 4.4. menunjukkan bahwa responden dengan
berdasarkan pendidikan terakhir SLTA/SEDERAJAT lebih banyak dari pada
responden dengan pendidikan terakhir Diploma ataupun Sarjana. Responden
berdasarkan pendidikan terakhir SLTA sebesar 88,7% dan responden pendidikan
terakhir Diploma sebesar 7,1%, Sarjana sebesar 4,2%. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen lebih membutuhkan tenaga yang mau bekerja keras.
48
4.2. Pengujian Kualitas Instrumen Pengukuran
4.2.1. Uji validitas dan reliabilitas
4.2.1.1 Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
hasil pada kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh 71
kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52). Pengujian validitas dilakukan dengan skor
r = 0,3. Jika kurang dari 0,3 maka pernyataan dinyatakan tidak valid (Sugiyono,
2014:125-126).
Untuk mendapatkan data primer pada penelitian ini dilakukan penyebaran
kuesioner kepada karyawan Toserba Griya Buah Batu Bandung sebanyak 71