Top Banner
MORTALITAS (KEMATIAN) RANGKUMAN Untuk memenuhi tugas mata kuliah Geo Penduduk atau Demografi yang dibimbing oleh Bapak Tanjung Oleh: Usnul Khotimah 209821423494 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL
47

Mortalitas Siapp

Jun 28, 2015

Download

Documents

Ucnul Setengah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mortalitas Siapp

MORTALITAS (KEMATIAN)

RANGKUMAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Geo Penduduk atau Demografi yang

dibimbing oleh Bapak Tanjung

Oleh:

Usnul Khotimah

209821423494

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

November 2010

Page 2: Mortalitas Siapp

MORTALITAS (Peter McDonald)

Lucas, David, dkk (diterjemahkan oleh Nin Bakdi Sumanto & Riningsih saladi.

1990. Pengantar Kependudukan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Definisi kematian masih dipersoalkan hingga saat ini, tetapi dalam analisis

statistik, definisi tersebut diperlukan untuk membedakan antara kematian bayi dan

kematian janin yang telah tua (lahir mati). Kematian janin yang telah tua berbeda

dari kematian bayi, karena seorang bayi baru dapat disebut mati apabila ia masih

pernah hidup atau pernah lahir hidup. Lahir hidup menurut WHO “ kelahiran

adalah peristiwa keluarnya atau terpisahnya suatu hasil konsepsi dari rahim

ibunya, tanpa mempedulikan lama kehamilan, dan setelah itu bayi bernafas atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang lain seperti detak jantung, denyut nadi

tali pusat atau gerakan yang nyata disengaja, baik bila tali pusat dipotong atau

masih melekat dengan plasenta; oleh karena itu suatu kematian harus di dahului

suatu kelahiran hidup”.

Ketepaan penggunaan definisi ini tergantung kehadiran seorang ahli medis

pada saat persalinan, dan bahkan di negara-negara yang secara medis telah maju,

ada perbedaan dalam penerapannya. Dalam riset banyak perhatian dipusatkan

pada kematian pada tahun pertama; seorang ahli medis saat persalinan , dan

bahkan di negara-negara yang secara medis telah maju, ada perbedaan dalam

penerapannya.

PBB nmenganjurkan di disimkannya ciri-ciri berikut ini dari data mereka

yang meneninggal.

1. Status Perkawinan

2. Lempengan dan jenis pekerjaan

3. Status Pekerjaan

4. Jumlah anak yang dilahirkan (hanya untuk wanaita)

5. Umur/ Suami atau isteriyang masih hidup (kalau menikah)

Page 3: Mortalitas Siapp

Dalam riset, banyak perhatian yang dipusatkan pada kematian, pada tahun

pertama kehidupan (kematian bayi) dan kematian janin. Ada yang berpendapat

bahwa dalam riset medis tentang sebab-sebab kematian tidak begitu penting untuk

membedakan antara suatu kematian yang segera mengikuti kelahiran hidup, dan

suatu kelahiran mati, atau kelahiran janin yang terjadi pada akhir kehamilan. Hal

ini karena keduanya berhubungan dengan rangkaian sebab sebabb kematian yang

sama, yang timbul selama kehamilan. Dengan demikian WHO menganjurkan agar

informasi dikumpulkan dan sebab kematian secara khusu digolongkan dalam

kematian perinatal yang terjadi antara akhir 28 minggu kehamilan dan minggu

pertama kehidupan.

TINGKAT KEMATIAN KASAR DAN MENURUT UMUR

Tingkat kematian kasar menunjukkan jumlah kematian setahun per 1000

penduduk.

Tidak semua tempat mempunyai registrasi kematian yang lengkap atau

mendekati lengkap, sehingga angka-angka yang diberikan hanya

merupakan taksiran.

Menunjukkan bahwa tingkat kematian kasar tidak dapat dibandingkan

untuk mengukur tingkat mortalitas.

Tingkat kematian menurut golongan umur biasanya dihitung untuk setiap

jenis kelamin dalam kelompok umur 5 tahunan atau 10 tahunan.

PBB pada tahun 1950-an menyusun suatu standar umum tingkat kematian

sesuai dengan masing-masing tingkat mortalitas secara keseluruhan.

Berdasarkan sistem ini, informasi lengkap tentang mortalitas dalam suatu

masyarakat dapat disimpulkan hanya dari satu kelompok umur saja.

Kemudian, gagasan yang berasal dari PBB ini diperbaiki dan dirubah

dengan mempertimbangkan variasi-variasi yang ada dalam pola standar

mortalitas menurut umur (Coale & Demeny, 1996; Ledermann, 1999; dan

Brass, 1971).

Menurut para pengarang tersebut, deviasi antar negara yang paling

menyolok dari pola standar ini terjadi dalam rasio antara mortalitas dalam

Page 4: Mortalitas Siapp

kelompok umur 0 dengan kelompok umur 1-4 (umur 0 berarti belum

merayakan ulang tahun yang pertama).

Dalam masyarakat yang lebih miskin, mortalitas yang tinggi pada

kelompok umur 1-4 disebabkan karena penyopihan (perubahan dari

menyusui menjadi makan makanan biasa).

Meskipun sistem-sistem yang dikenal sebagai sistem “model tabel

kematian (model life tables)” mempunyai banyak kelemahan, namun

sistem ini memungkinkan dilaksanakannya analisis mortalitas yang sangat

ekstensif untuk negara-negara yang tidak mempunyai statistik kematian,

atau yang statistik kematiannya tidak dapat dipercaya.

TINGKAT KEMATIAN BAYI

Dalam tahun kehidupan pertama dengan mortalitas yang relatif tinggi,

suatu tingkat khusus yaitu tingkat kematian bayi, dihitung dengan cara

menghubungkan jumlah kematian bayi selama setahun dengan jumlah

kelahiran hidup selama tahun yang sama.

Beberapa penulis berpendapat bahwa tingkat kematian bayi merupakan

suatu indikator yang baik dari kondisi sosial dan kesehatan dalam suatu

masyarakat.

Pada abad ke 19, tingkat mortalitas bayi di negara-negara maju tersebut

adalah sekitar 200 per 1.000 kelahiran hidup, suatu tingkat yang jarang

diketemukan di dunia sekarang ini.

Sejak tahun 1800, mortalitas bayi di masyarakat-masyarakat maju telah

turun terus, tetapi turunnnya lambat yaitu hanya sedikit lebih tinggi dari 1

per 1.000 dalam setahun di Eropa Barat, Amerika Serikat, dan Australia;

dan penurunan di Jerman, Eropa Timur, serta Eropa tengah lebih lambat

lagi.

Sekarang ini negara-negara berkembang mengalami penurunan mortalitas

lebih cepat.

Meskipun kematian bayi masih tetap tinggi di negara-negara yang lebih

miskin di Asia dan Afrika, tingkat itu sekarang sudah lebih rendah

daripada tingkat yang sangat tinggi pada 20-30 tahun yang lalu.

Page 5: Mortalitas Siapp

HARAPAN HIDUP

Harapan hidup waktu lahir adalah suatu indeks ringkasan yang diperoleh

dari tabel kematian yang merupakan sarana dasar pengukuran bagi ahli

demografi.

Hal ini menunjukkan jumlah rata-rata yang dapat diharapkan seseorang

untuk hidup sejak saat mereka lahir kalau sepanjang hidupnya mereka

mengalami tingkat-tingkat kematian menurut umur yang berlaku, pada

setiap saat.

Harapan hidup waktu lahir berdasarkan tingkat kematian menurut umur,

maka ukuran ini tidak dipengaruhi struktur umur dari penduduk.

Dibandingkan tingkat kematian kasar, harapan hidup waktu lahir dapat

menjadi dasar yang lebih dipercaya untuk perbandingan internasional

tentang tingkat mortalitas.

Tabel kematian juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah tahun

rata-rata yang dapat diharapkan oleh seseorang untuk hidup pada saat

mencapai umur tertentu.

Harapan hidup waktu lahir sangat dipengaruhi oleh mortalitas bayi dan

mortalitas awal masa kanak-kanak, sebabkematian-kematian tersebut

berarti hilangnya seluruh kehidupan yang potensinya 60-70 tahun.

Negara-negara dengan tingkat mortalitas bayi sebesar 100/1000 kelahiran

hidup dapat mempunyai haraoan hidup di bawah 55 tahun.

SEBAB-SEBAB KEMATIAN

Tren dalam masing-masing sebab kematian sangat berpengaruh terhadap

tingkat mortalitas secara keseluruhan, terhadap mortalitas menurut umur

dan juga terhadap perbedaan-perbedaan mortalitas antar jenis kelamin dan

antar berbagai kelompok masyarakat.

Analisis tren berbagai sebab kematian menyebabkan kita dapat memahami

berkurangnya penurunan mortalitas jangka panjang di banyak negara maju

pada tahun 1960-an.

Page 6: Mortalitas Siapp

Kanker paru-paru bagi pria dan kecelakaan lalu lintas bagi wanita

merupakan sebab utama kenaikan tingkat kematian. Baik Pria maupun

wanita sedikit dipengaruhi oleh penyakit jantung (McDonald, 1972).

WHO menggolongkan sebab-sebab kematian dalam 17 kelompok. Hampir

semua riset demografis mengunakan pengelompokkan ini atau daftar B

yang berisi 50 sebab kematian yang merupakan suatu penggolongan

sebab-sebab utama yang standar dan bersifat internasional (WHO, 1967).

Perbandingan statistik sebab kematian secara Internasional ditentukan oleh

ketepatan pemberian keterangan sebab kematian dan berbagai interprestasi

terhadap sebab bermacam-macam penyakit. Faktor-faktor ini

mempengaruhi ketepatan perbandingan statistik sebab kematian dalam

suatu negara pada berbagai waktu.

Mortalitas telah lama menurun di negara-negara maju, bahkan selama 50

tahun yang lalu telah terjadi perubahan penting dalam distribusi sebab-

sebab kematian.

Dengan dicegahnya penyakit-penyakit yang menyerang orang-orang

muda, ada peralihan dalam distribusi kematian kepada sebab-sebab

degeneratif yang terutama terjadi pada orang yang lebih tua.

Proporsi kematian pria karena kejahatan, tampak stabil, namun angka ini

menyembunyikan kenyataan bahwa penurunan yang cepat dalam kematian

yang disebabkan oleh kecelakaan dalam industri diimbangi kenaikan yang

cepat dalam kematian karena kecelakaaan lalu lintas.

Dengan meluasnya penurunan mortalitas, usia kematian seseorang dan

sebab kematian makin merupakan akibat gaya hidup seseorang.

Seandainya masyarakat berkembang mempunyai statistik kematian,

biasanya statistik tersebut tidak dapat dipercaya karena kurangnya dokter,

lagipula penyakit infektif dan parasitik masih banyak terdapat di banyak

masyarakat berkembang.

Distribusi kematian menurut sebab kematian sangat bervariasi menurut

umur.

Page 7: Mortalitas Siapp

Pada masyarakat maju, sekitar 2/3 dari semua kematian di atas usia 65

tahun disebabkan oleh penyakit jantung, hampir 80 % kematian pasa usia

15-24 tahun disebabkan oleh kecelakaan dan perkelahian.

Oleh karena itu, pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu dapat

mempengaruhi pola umur mortalitas.

PERBEDAAN JENIS KELAMIN DAN MORTALITAS

Di negara Barat kecuali Irlandia pada 1920-an, semua tabel kamatian yang

ada menunjukkan suatu rentang hayat yang secara konsisten lebih panjang

untuk wanita.

Penelitian tentang hewan juga menunjukkan bahwa hampir semua jenis,

hewan jantan lebih rendah harapan hidupnya.

Di hampir semua negara, jumlah pria yang mula-mula lebih banyak

daripada wanita pada saat lahir berkurang karena mortalitas yang tidak

sebanding sehingga rasio jenis kelamin penduduk secara keseluruhan

menunjukkan kelebihan wanita.

United Nation Demographic YearBook 1974 menunjukkan rentang hayat

pria yang lebih panjang hanya di 6 negara: Nigeria, Upper Volta,

Yordania, India, Pakistan, dan Kamboja. Semua negara ini mempunyai

harapan hidup waktu lahir yang rendah dan harapan hidup pria hanya

sekitar 1 tahun lebih panjang daripada wanita, kecuali Pakistan yang

perbedaannya hampir 5 tahun.

Dengan meningkatnya harapan hidup, ternyata harapan hidup wanita lebih

meningkat dibandingkan pria.

Banyak penelitian tentang manusia yang di dukung oleh penelitian tentang

hewan menunjukkan bahwa ada perbedaan biologis antara pria dan wanita

yang menyebabkan mortalitas pria lebih tinggi.

Retherford menyimpulkan bahwa kenaikan harapan hidup wanita yang

luar biasa itu terlalu cepat kalau hanya dipengaruhi oleh perubahan

biologis saja.

Page 8: Mortalitas Siapp

Dengan data AS Rutherford menyatakan bahwa kenaikan yang luar biasa

itu disebabkan oleh pengaruh merusak dari faktor-faktor lingkungan yang

baru, terutama meningkatnya perokok di kalangan pria. Namun demikian,

teori ini kurang memuaskan untuk menjelaskan perubahan yang lebih

spektakuler, dari mortalitas pria dan wanita di sri Lanka.

Salah satu penjelasan mengenai meningkatanya perbedaan harapan hidup

antara pria dan wanita adalah bahwa dengan menurunnya mortalitas,

terjadi pergeseran sebab kematian ke sebab-sebab yang lebih dipengaruhi

oleh perbedaan biologis antara pria dan wanita. Dalam hal ini,

meningkatnya perbedaan mortalitas antar jenis kelamin mungkin lebih

disebabkan oleh hilangnya faktor-faktor lingkungan yang lama dan bukan

oleh munculnya faktor-faktor baru.

PERBEDAAN MORTALITAS

Studi mortalitas menurut status perkawinan telah menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas dari mereka yang teleh menikah, lebih rendah daripada

yang tidak menikah, tetapi ada kesan bahwa beberapa perbedaan ini

disebabkan oleh masalah seleksi.

Orang sehat agaknya lebih banyak dipilih sebagai teman hidup daripada

yang menderita sesuatu penyakit atau kelainan, dan faktor seleksi ini

menjadi lebih penting dengan makin sedikitnya orang yang tetap

membujang.

Perbedaan mortalitas menurut status perkawinan ini agak jelas, tetapi

perbedaan menurut faktor lainnya kadang-kadang sukar dipisahkan satu

sama lain.

Baik di negara maju maupun di negara berkembang, hasil-hasil survai

biasanya menunjukkan perbedaan yang besar dalam mortalitas anak

menurut pendidikan dan status ekonomi ibu.

Di negara berkembang, ibu dengan skor status sosial-ekonomi tertinggi,

mempunyai tingkat mortalitas anak yang hampir sama dengan tingkat

mortalitasnya rata-rata di negara maju.

Page 9: Mortalitas Siapp

Sama hanya di negara maju, kelompok yang kurang mendapat perhatian

seperti Aborigine di Australia, kadang-kadang mempunyai mortalitas yang

jauh lebih tinggi daripada tingkat mortalitas sebagian besar penduduk itu.

Penelitian tentang mortalitas imigran di australia menunjukkan bahwa

kaum migran lebih mengikuti pola mortalitas di negara yang mereka

datangi daripada pola mortalitas negara asal mereka.

Riset mortalitas yang dilakukan terhadap beberapa kelompok kerja tertentu

pada abad ke 19 bertitik berat pada resiko pekerjaan, dan hasil penelitian

itu mendorong berkurangnya kecelakaan di lingkungan industri. Meskipun

demikian beberapa jenis pekerjaan dan rekreasi masih membahayakan,

atau dapat membawa kematian karena menyebabkan tekanan mental atau

kelemahan fisik.

PENURUNAN MORTALITAS DAN PERKEMBANGAN EKONOMI

Penurunan mortalitas telah memainkan peranan penting dalam beberapa

teori perkembangan ekonomi.

Pada awal tahun 190-an negara-negara terbelakang dianggap berada dalam

“perangkap ekuilibrium taraf rendah”; sedikit kenaikan dan pendapatan

per kapita akan menurunkan mortalitas dan ini akan menyebabkan

kenaikan pertumbuhan penduduk yang selanjutnya menelan kenaikan

pendapat tersebut.

Suatu “dorongan kuat” bagi perkembangan ekonomi dianjurkan sebagai

satu-satunya cara untuk keluar dari perangkap ini.

Berlawanan dengan argumentasi ini, penurunan mortalitas dalam

masyarakat-masyarakat berkembang dikatakan tidak ada hubungannya

dengan taraf penghasilan dan lebih berkaitan dengan langkah-langkah

yang diambil dalam kesehatan masyarakat.

Study Preston yang terakhir telah menunjukkan bahwa 75-90 persen

pertumbuhan harapan hidup sedunia antara tahun 1930-an dari 1960-an

disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak dipengaruhi oleh tingkat

pendapatan nasional terakhir (Preston, 1975).

Page 10: Mortalitas Siapp

Negara-negara yang harapan hidupnya antara 40-60, hanya mempunyai

sepertiga pendapatan nasional dari negara-negara yang pada 1930

mempunyai kisaran harapan hidup seperti ini, dengan catatan harga=harga

konstan.

Preston : sekarang ini, mortalitas semakin peka terhadap variasi tingkat

pendapatan, terutama di negara-negara yang pendapatan nasionalnya

rendah.

Kenyataannya bahwa pengurangan kemiskinan sangat erta hubungnannya

dengan penurunan mortalitas di negara-negara ini pada waktu yang akan

datang, mendorong Rencana Kerja Kependudukan Sedeunia (PBB,

1975b), mencatumkan suatu pernyataan yang menganjurkan agar supaya

penurunan mortalitas merupakan bagian integral dari pembangunan sosial

dan ekonomi.

Besarnya jumalah penduduk menyebabkan kemiskinan di negara-negara

berkembang sekarang ini lebih sukar diperangi daripada di negara-negara

maju pada masa lampau.

Page 11: Mortalitas Siapp

MORTALITAS

(Kematian)

__________.____.”Dasar-Dasar Demogarfi “. Jakarata: Lembaga Demografi. Fakulats Ekonomi UI

Oleh: Budi Utomo

Perubahan penduduk dipengaruhi oleh:

1. Mortalitas

2. Fertilitas

3. Migrasi

Data kematian diperlukan antara lain untuk:

a. Perencanaan pembangunan

Perencanaan fasilitas perumahan

Fasilitas pendidikan

Jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat

b. Kepentingan evaluasi terhadap progam-progam kebijaksanaan penduduk

KONSEP MATI

Diperlukan untuk mendapatkan data kematian yang benar. Menurut konsepnya

terdapat tiga keadaan vital, yang masing-masing saling bersifat “mutually

exclusive”, artinya keadaan yang satu tidak mungkin terjadi bersamaan dengan

salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan vital itu adalah:

1. Lahir hidup (live birth)

2. Mati (death)

3. Lahir mati (fetal death)

Page 12: Mortalitas Siapp

WHO (World Health Organization) dan UN (United Nations):

“Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan

secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat kelahiran hidup”.

“Lahir hidup yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang

ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah

perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai

tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung tali pusat, atau

gerakan-gerakan otot, tanpa memandang apakah tali pusat sudah

dipotong atau belum”.

SUMBER DATA KEMATIAN

1. Sistem Registrasi Vital

Apabila sistem ini bekerja dengan baik merupakan sumber data yang

ideal.

Kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah peristiwa

kematian tersebut terjadi.

Di Indonesia, belum ada sistem registrasi vital yang bersifat nasional,

yang ada hanya yang bersifat lokal dan inipun tidak sepenuhnya

meliputi semua kejadian kematian pada kota-kota itu sendiri.

Indonesia tidak mungkin memperoleh data kematian (yang baik) dari

sistem registrasi vital.

2. Sensus atau Survei Penduduk

Merupakan kegiatan sesaat yang bertujuan untuk mengumpulkan data

penduduk, termasuk pula data kematian.

Kejadian kematian dicatat setelah sekian lama peristiwa kematian itu

terjadi.

Data kematian melalui survei dan sensus dapat digolongkan menjadi

dua bentuk:

a. Bentuk langsung (Direct Mortality Data)

b. Bentuk tidak langsung (Indirect Mortality Data)

Page 13: Mortalitas Siapp

Data kematian untuk penduduk golongan tertentu di suatu tempat,

kemungkinan dapat diperoleh dari:

a. Rumah sakit

b. Dinas pemakaman

c. Kantor Polisi Lalu Lintas

Tingkat kematian penduduk laki-laki biasanya lebih tinggi

daripada tingkat kematian penduduk wanita.

Tingkat kematian penduduk dewasa muda lebih rendah daripada

tingkat kematian bayi dan anak, dan usia lanjut.

Penduduk negara maju mempunyai tingkat kematian lebih rendah

daripada negara berkembang.

Penduduk berstatus sosial ekonomi baik mempunyai tingkat

kematian yang lebig rendah dibandingkan dengan penduduk yang

berstatus sosial ekonomi buruk.

Tingkat kematian dipengaruhi oleh faktor:

a. Faktor sosial-ekonomi

b. Faktor pekerjaan

c. Faktor tempat tinggal

d. Faktor pendidikan

e. Faktor umur

f. Faktor jenis kelamin, dsb

UKURAN KEMATIAN

Ukuran kematian menunjukkan suatu angka atau indeks, yang dipakai

sebagai dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu

penduduk. Rate merupakan suatu ukuran yang menunjukkan terjadinya suatu

kejadian (misalnya; kematian, kelahiran, sakit, dan sebagainya) selama periode

waktu tertentu.

' rat e' suatu kejadian= jumlahkejadian yang terjadi selama periode waktu tertentujumlah penduduk yangmempunyai resiko mengalami

kejadian tersebut selama periode yang sama

Page 14: Mortalitas Siapp

**catatan:

Kejadian (rate) tersebut bisa berupa: kematian, kelahiran, sakit, dan sebagainya.

Sedangkan ratio merupakan suatu ukuran yang berbentuk suatu angka

tunggal yang menyatakan hasil perbandingan antara 2 angka. Di samping dua

bentuk ukuran di atas, kadangkala dipakai ukuran lain yang berupa “presentase”.

Presentase adalah suatu rasio, hanya pada presentase, pembilangnya merupakan

bagian dari penyebut. Dalam menyatakan rate atau ratio atau presentase sebagai

suatu ukuran, harus dijelaskan populasi golongan mana yang tersangkut. Dalam

hal ini harus jelas:

a. Kapan : Waktu berlakunya ukuran tersebut

b. Siapa : Ukuran tersebut mengenai populasi yang mana

c. Apa : Ukuran tersebut merupakan ukuran kejadian apa

KONSEP “PEARSON YEARS LIVED”

Khusus mengenai rate penyebutnya adalah jumlah orang yang mempunyai

resiko untuk mengalami kematian. Menentukan jumlah orang yang betul-betul

‘exposed to risk’ selama periode waktu teretentu penting dalam perhitungan rate.

Untuk mengatasinya digunakan konsep “person years lived” untuk menentukan

jumlah orang yang betul-betul ‘exposed risk’. Tidak semua orang bisa menjalani

hidup dari awal hingga akhir periode. Seorang yang mengalami hidup dari awal

sampai pertengahan periode berarti menjalani 0,5 “tahun orang hidup” atau 0,5

YPL. Dalam menghitung jumlah orang yang betul-betul “exposed to risk” dengan

menggunakan satuan ini, disamping mempertimbangkan kematian, juga harus

mempertimbangkan migrasi masuk dan migrasi keluar serta kelahiran di daerah

yang bersangkutann pada periode yang dimaksud.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah orang yang “exposed

to risk” dan dinyatakan dengan satuan YPL hanya dapat dihitung apabila setiap

orang pada kota atau penduduk yang bersangkutan diketahui kapan tepatnya lahir

di kota atau masuk ke kota tersebut dan mati di kota atau keluar dari kota tersebut

Page 15: Mortalitas Siapp

selama periode yang dimaksud. Dalam prakteknya, informasi tentang hal tersebut

sangat sulit atau tidak mungkin diperoleh, apalagi kalu menyangkut suatu

penduduk yang besar. Karena kondisi ini maka jumlah orang yang “exposed to

risk” dengan satuan YPL tidak pernah dihitung, tetapi hanya diperkirakan.

Perkiraan itu didasarkan kepada asumsi bahwa jumlah kematian/jumlah

kelahira/jumlah orang yang berpindah masuk atau keluar adalah sama antara

sebelum dan sesudah pertengahan periode. Kalau asumsi ini benar maka jumlah

orang yang exposed to risk dengan satuan YPL akan sama dengan jumlah

penduduk tengah-periode. Dalam hal ni jumlah penduduk tengah periode adlah

sama dengan setengah penjumlahan penduduk awal periode dengan penduduk

akhir periode.

Ptengah perode = ½ (Pawal periode + Pakhir periode )

Penduduk teengah periode ini sering kalii disebut “mid-year population”

ANGKA KEMATIAN KASAR (Crude Death Rate = CDR)

Angka kematian kasar ialah jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi

dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Secara konvensional,

angka kematian untuk 1000 orang dapat dinyatakan dengan:

CDR= jumlah kematian pada tahun Xjumlah penduduk pada pertengahan tahun X

X 1000

¿ DP

x k

Dimana:

D : Jumlah kematian pada tahun x

P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun x

K : 1000

Page 16: Mortalitas Siapp

ANGKA KEMATIAN MENURUT UMUR (Age Specific Death Rate = ASDR)

Risiko kematian berbeda antara satu kelompok penduduk dan kelompok

penduduk lainnya, demikian pula antara satu kelompok umur yang satu dan

kelompok umur lainnya. Resiko kematian relatif tinggi pada umur sangat muda

dan umur tua. Sehingga pola kematian menurut umur apabila digambarkan

dengan grafik akan menyerupai huruf “U”.

Semua penduduk apakah dari negara maju atau negara berkembang

mempunyai pola kematian huruf “U” ini, perbedaannya hanya dalam

tingkatannya. Walaupun semua penduduk mempunyai pola kematian huruf “U”,

tetapi apabila diteliti secara seksama, maka pola yang berbentuk “U” tadi masih

bervariasi antara satu penduduk dan penduduk lainnya.

Karena perbedaan risiko kematian menurut umur tersebut, nantinya akan

dikenal angka kematian bayi, angka kematian anak dan angka kematian dewasa.

Disamping adanya perbedaan risiko kematian menurut umur, risiko kematian juga

berbeda menurut jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.

Tergantung pada tujuan aplikasinya, kadang kala resiko kematian menurutt

kondisi-kondisi tersebut di ats aperlu diketahui.

ASDRuntuk grupumur i=

jumlah kematianorang berumur ipada tahun X

jumlah penduduk berumur i padapertengahan tahun X

X 1000

¿ DiP i

X k

Dimana:

Di : Jumlah kematian dari orang-orang berumur i

Pi : jumlah penduduk berumur i (pada pertengahan tahun)

k : 1000

Page 17: Mortalitas Siapp

ANGKA KEMATIAN BAYI

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam

menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap

perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.

Angka kematianbayi=

jumlah kematian bayiberumurdibawah1tahun selamatahun xjumlahkelahiran selamatahun x

X 1000

KOMPOSISI UMUR DAN CDR

CDR merupakan angka kematian kasar. Disebut kasar karena angka

kemataian tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan tingkat kematian. Disamping

kematian, masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi angka tersebut, yaitu:

a. Komposisi umur penduduk

b. Komposisi jenis pekerjaan

c. Dsb

Besar kecilnya CDR tidak lepas bagaimana komposisi penduduk menurut

mortality related variables. Karena itu membandingkan CDR penduduk antara dua

negara atau lebih hanya bisa dilakuakan apabila penduduk negara tersebut saling

mempunyai “komposisi penduduk” yang sma pula. Seandainya komposisisnya

tidak sama, maka untuk membandingkan CDR komposisi penduduk tadi perlu

saling disamakan terlebih dahulu. Cara untuk menyamakan komposisi penduduk

ini dikenal dengan “standarisasi”

STANDARISASI

Pengaruh komposisi umur penduduk terhadap “Crude Death Rate” sudah

dibahas sebelumnya. Rate kematian mungkin saja juga dipengaruhi oleh

karakteristik lain, misal:

a. Komposisi penduduk menurut Urban-Rural

Page 18: Mortalitas Siapp

b. Komposisi pekerjaan

c. Komposisi pendapatan

d. Sex

e. Status kawin

Karena tujuan kita untuk mengukur mortalitas dan bukan mengukur

variabel-variabel yang lain seperti variabel komposisi: umur, komposisi jenis

pekerjaan, komposisi pendapatan dsb, maka untyk tujuan ini, pengaruh variabel-

variabel tersebut harus ditiadakan. Cara yang digunakan untuk mengontrol

variabel-variabel tadi sudah bisa dikatakan menggunakankan teknik standarisasi

TABEL KEMATIAN

Tabel kematian merupakan alat analisa mortalitas yang paling memuaskan.

Ini merupakan suatu tabel hipotesis dari sekeumpulan orang yang dilahirkan pada

waktu yang sama (kohor) yang oleh karena proses kematian, jumlah orang

tersebut semakin lama semakin berkurang dan akhirnya habis semua.

Ada dua macam tabel kematian, yaitu:

1. Longitudinal life table

2. Cross sectional life table

Dilihat dari kepraktisan dan dan kegunaannya, maka cross sectional life table jauh

lebih praktis dan berguna. Tabel kematian biasanya memiliki beberapa kolom (6

atau 7 kolom). Tiap kolom mempunyai serangkaian nilai, dimana serangkaian

nilai ini dapat digunakan untuk menjelaskan secara lengkap tentang tingkat dan

pola kematian. Serangkaian nilai antara satu kolom dan kolom yang lainnya saling

berhubungan. Ini berarti bahwa kalau serangkaian nilai salah satu kolom diketahui

(bukan olom penunjuk), maka serangkaian nilai pada kolom-kolom lainnya akan

dapat pula dihitung. Serangkaian nilai salah satu kolom seperti yang dimaksud

adalah dihitung berdasarkan data kematian pada penduduk negara/daerah yang

bersangkutan dimana tabel akan diaplikasikan.

Page 19: Mortalitas Siapp

Kolom 1:

Kolom penunjuk. Umur tepat (X) umur tepat yang disimbolkan dengan X

menunjukkan bahwa anggota kohir yang dimaksud telah menjalani hidup selama

tepa X tahun atau pada saat tersebut berada pada ulang tahunny yang ke-X

Kolom 2:

Probabilitas kematian antara umur tepa x dan x + n

Kolom 3:

Jumlah orang yang berhasil mencapai umur tepat X di beri simbol Ix.

1x + n = 1x (1-nqx)

Kolom 4:

Tahun orang hidup yang dijalani antara umur tepat X dan X + n diberi simbol nLx.

nLx = n/2 (1x + 1x+n)

Kolom 5:

Total tahun orang hidup setelah umur tepat X tahun.

Tx = ∑x

w

❑ nLx

Kolom 6:

Angka harapan hidup pada saat umur tepat X

Ex = Tx/ Ix

Page 20: Mortalitas Siapp

KEMATIAN (MORTALITAS)

Mantra, Ida Bagoes. 2010. Demografi Umum. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR

Di samping mortalitas, dikenal istilah morbiditas yang diartikan sebagai

penyakit tau kesakitan. Penyakit dan kesakitan dapat menimpa manusia lebih dari

satu kali dan selanjutnya rangkaian morbiditas ini atau sering disebut morbiditas

kumulatif pada akhirnya menghasilkan peristiwa yang disebut kematian. Penyakit

atau kesakitan adalah penyimpangan dari keadaan yang normal, yang biasanya

dibatasi pada kesehatan fisik dan mental (Budi Utomo, 1985).

Buku ini membedakan peristiwa-peristiwa kematian yang terjadi di dalam

rahim (intra uterin) dan di luar rahim (extra uterin). Pada masa janin masih dalam

kandungan ibu (intra uterin), tetdapat peristiwa-peristiwa kematian janin sebagai

berikut:

1. Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu;

2. Immature, kmatian janin antara umur kandungan di atas 16 Minggu

sampai pada umur kandungan 28 minggu; Buku ini membedakan

peristiwa-peristiwa kematian yang terjadi di dalam rahim (intra uterin)

dan di luar rahim

3. Premature, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28

minggu sampai waktu lahir.

Selanjutnya kematian bayi di luar rahim (extra uterin) dibedakan atas:

1. Lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu

keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan;

2. Kematian baru lahir (neo natal death) adalah kematian bayi ebelum

berumur satu bulan tetapi kurang dari satu tahun;

3. Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi

setelah berumur satu bulan tetapi kurang dari setahun;

Page 21: Mortalitas Siapp

4. Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga

berumur kurang dari satu tahun.

SUMBER DATA MORTALITAS PENDUDUK

Sumber data mortalitas penduduk di Indonesia ialah registrasi penduduk.

Cara pengumpulannya prospektif, yaitu pencatatan yang kontinyu terhadap tiap-

tiap peristiwa kematian yang belum tercatat, dan kualitas datanya rendah.

Penduduk sering merasa tidak ada suatu keharusan untuk melapor dan

mencatatkan semua peristiwa kematian kepada pengurus desa. Namun demikian

dibandingkan dengna pencatatan kelahiran, pencatatan kematian lebih lengkap. Di

Indonesia pelaporan kematian dikerjakan oleh kepala keluarga atau salah satu

anggota keluarga kepada kepala dukuh yang diteruskan ke kantor desa. Agaknya,

penyimpangan-penyimpangan dalam hal siapa yang melaporkan dan waktu

melaporkannya menyebabkan adanya angka pelaporan yang jumlahnya kurang

dari keadaan yang sebenarnya (under reporting). Sumber lain dari data kematian,

adalah penelitian (survei). Biasanya penelitian kematian penduduk ini dijadikan

satu dengan penelitian statistic vital.

PENGUKURAN DATA KEMATIAN PENDUDUK

Ada beberapa cara mengukur data kematian penduduk, di antaranya ada tiga

yang akan dibicarakan di sini, yaitu: tingkat kematian kasar, (Crude Death Rate,

atau CDR), tingkat kematian menurut umur (age Specitic Death Rate, atau

ASDR), dan tingkat kematian bayi (Infant Death Rate=IDR atau dapat juga

dikatakan Infant Mortality Rate= IMR).

Tingkat Kematian Kasar

Didefinisikan sebagai banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000

penduduk pada pertengahan tahun. Dengan rumus dapat itulis sebagai

berikut:

Tingkat Kematian Kasar (CDR )= DPm

x k

Page 22: Mortalitas Siapp

D = Jumlah kematian pada tahun tertentu (dari hasil registrasi penduduk)

Pm = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun (pada bulan Juni/Juli)

K = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000

Tingkat Kematian Menurut Umur dan Jenis Kelamin

besar kecilnya angka kematian dipengaruhi olh beberapa factor, antara

lain oleh umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan status kawin. Oleh karena

itu mka ahli-ahli demografi mempergunakan ukuran yang lebih spesifik,

yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu. Ukuran yang paling umum

digunakan olh ahli demografi ialah Tingkat Kematian Menurut Umur,

atau dala bahasa Inggris disebut dengan Age Specific Death Rate

disingkat dengan ASDR. Dengan rumus Tingkat Kematian Menurut

Umur ditulis sebagai berikut:

Atau:

Di = Jumlah kematian pada kelompok umur i

Pmi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur i

K = Angka konstan = 1000

Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate atau IMR)

Tingkat kematian bayi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tingkat KematianBayi= Jumlahkematian bayi pada tahuntertentuJumlah kelahiranhidup pada tahuntertentu

x k

ASDRi= DiPmi

x1000

Tingkat Kematian Kelompok Umur i= Jumlah kematian penduduk kelompok umur iJumlah penduduk kelompok umur i pada pertengahan tahun

x 1000

Page 23: Mortalitas Siapp

Atau dapat pula ditulis dengan rumus:

IMR= DoB

x k

Do = Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu

B = Jumlah lahir hidup pada tahun tertentu

K = Bilangan konstan = 1000

TINGKAT KEMATIAN ANAK

Tingkat Kematian Anak didefinisikan sebagai jumlahn kematian anak

berumur 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada

pertengahan tahun. Dengan demikian angka kematian anak tidak menyertakan

angka kematian bayi.

Dibandingkan dengan angka kematian bayi, angka kematian anak lebih

merefleksikan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengruhi tingkat

kesehatan anak. Angka ini tinggi pada keadaan salah gizi, hygiene buruk,

tingginya prevalensi penyakit menular pada anak dan insiden kecelakaan di dalam

atau di sekitar rumah. Dalam menunjukkan tingkat kemiskinan, indicator ini lebih

unggul dibandingkan dengan tingkat kematian bayi.

Tingkat Kematian Anak di Bawah Lima Thaun (Balita)

Tingkat Kematian Anak Balita didefinisikan sebagai jumlah kematian

anak usia di bawah lima tahu selama satu tahun per 1000 anak usia yang sama (0-

4) tahun pada pertengahan tahun. Angka ini sekaligus merefleksikan tinggi

rendahnya angka kematian bayi dan angka kematian anak. Hanya dengna

menggunakan angka kematian bayi belum cukup untuk menggambarkan tingkat

kematian anak pada umur di atas satu tahun. Dua penduduk dengan tingkat

kematian bayi yang sama, belum tentu sama dalam hal angka kematian anak di

atas satu tahun. Variasi angka ini, di Negara berkembang dapat lebih tinggi dari

100, tetapi di Negara maju dapat lebih rendah dari dua.

Page 24: Mortalitas Siapp

PENYEBAB ENDOGEN DAN EKSOGEN DARI KEMATIAN BAYI

Penyebab endogen dan eksogen dari kematian bayi dalam sub ini disarikan

dari tulisan Budi Utomo (1985) dalam makalah dengan judul “Mortalitas:

Pengertian dan Contoh Kasus di Indonesia”, yang ditulis tahun 1985. Berbeda

dengan kematian pada umur-umur selanjutnya, kematian pada bayi memerlukan

perhatian sendiri.

Kematian pada bayi dan juga anak sampai menjelang umur lima tahun

elatif sangat tinggi seperti halnya mereka yang berusia lanjut. Kalau mreka yang

berusia lanjut lebih banyak bertanggung jawab ditentukan oleh kemampuan orang

tua dalam memberikan pemeliharaan dan perawatan terhadap anak-anaknya.

Karena faktor sosio-ekonomi berkaitan dengan kemampuan tersebut, maka

kematian bayi dan anak seringkali digunakan sebagai indikator status kesehatan

dan status sosio-ekonomi penduduk (United Nation, 1973)

Seorang bayi mulai terpapar terhadap lingkungannya sejak saat dilahirkan.

Sebelumnya, selama kehamilan, kelangsungan hidup calon bayi berada di bawah

control faktor-faktor biologi yang terdapat pada orang tuanya dan factor-faktor

biologi lingkungan luar yang bekerja melalui ibunya. Contoh terakhir ini, missal

kemiskinan akan membawa ibu ke keadaan kurang gizi selama hamil.

Banyak sekali faktor yang dapat dikaitkan dengan kematian bayi. Secara

garis besar, dari segi penyebabnya, kematian bayi dibedakan manjadi dua jenis

yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen adalah kematian bayi yang

disebabkan oleh faktor-faktor anak yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang

tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya selama kehamilan. Sedangkan

kematian bayi eksogen adalah kematian bayi yang disebabkanoleh faktor-faktor

yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Pembedaan antara kedua jenis

penyebab kematian tersebut idealna dapat dilakukan melalui data statistic

Page 25: Mortalitas Siapp

penyebab kematian, tetapi dalam praktek tidak mudah karena masalah kualitas

data (United Nations, 1973)

MEKANISME PENURUNAN KEMATIAN BAYI DAN ANAK

Kematian bayi dan anak secara umum merupakan konsekuensi akhir dari

perjalanan kumulatif dengan berbagai pengalaman morbiditas dan jarang karena

serangan penyakit tunggal. Ini berarti bahwa reduksi kematian melalui program-

program kesehatan tidak cukup hanya dengan memberantas penyakit-penyakit

penyebab kematian tetapi harus memasukkan pula tindakan-tindakan yang

mengarah kepada permasalahn yang lebih mendasar yang menyangkut proses

morbiditas dan mortalitas secara keseluruhan.

Faktor sosio-ekonomi merupakan faktor penentu mortalitas bayi dan anak.

Namun faktor sosio ekonomi bersifat tidak langsung, yaitu harus melalui

mekanisme biologi tertentu (variabel antara) yang kemudian baru menimbulkan

risikomorbiditas, dan selanjutnya bayi dan anak sakit dan apabila tidak sembuh

akhirnya cacat atau meninggal. Dalam mekanisme ini, penyakit dan kurang gizi

bukan merupakan variabel independen, tetapi lebih merupakan indicator yang

merefleksikan mekanisme kerja variabel antara. Dengna demikian, dalam

merencanakan dan melaksanakn program-program kesehatan untuk menurunkan

morbiditas dan mortalitas perlu dibekali dengan peningkatan pengetahuan yang

lebih luas dan lebih mendalam mengenai mekanisme di atas, dan tidak hanya

dibatasi pada penyakit penyebab kematian, walaupun juga penting.

Faktor-faktor meternal, lingkungan, gizi, cedera dan pelayanan kesehatan

merupakan beberapa dari variabel antara. Morbiditas dalam masyarakat

ditentukan atas dasar prevalensi dan insidensi penyakit-penyakit yang merupakan

penyebab kematian utama (Budi Utomo, 1985)

Page 26: Mortalitas Siapp

Pollard, A.H. 1984. Teknik Demografi. Jakarta: PT. Bina Aksara

Penurunan angka kematian masih belum terjadi secara merata pada semua

kelompok umur di Dunia. Di Australia mulai tahun 1905 sampai tahun 1961

harapan hidup untuk pria telah bertambah 13 tahun, yaitu dari 55 menjadi 68

tahun; sedangkan untuk wamita mengalami kenaikan 15 tahun, yaitu dari 59 tahun

menjadi 74. Selama periode itu pula harapan hidup pada umur 60 tahun untuk

wanita telah bertambah 1,2 tahun; yaitu dari 14,4 tahun menjadi 15,6 tahun. Untuk

pria mencapai 3,3 tahun yaitu dari 16,2 menjadi 19,5 tahun.

Sejak tahun 1940 negara-negara berkembang mengalami penurunan

mortalitas yang cukup besar. Misalnya di Mauritius mulai tahun 1942-1946

sampai tahun 1961-1963 harapan hidup untuk pria lebih meningkat dari 32

menjadi 59 tahun, dan untuk wanita dari 34 menjadi 62 tahun. Meskipun pada

umumnya mortalitas wanita secara keseluruhan lebih remdah, tetapi keadaan ini

tidak berlaku untuk semua umur di beberapa negara. Di beberapa negara yang

sedang berkembang mortalitas wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria

yang berumur 1-4 tahun, dan juga untuk wanita pada puncak masa usia

melahirkan.

1. Angka Kematian dan Rasio khusus menurut sebab kematian

Apabila jumlah seluruh kematian yang terjadi dalam suatu periode

tertentu diklasifikasikan menurut sebab kematian, proporsi jumlah seluruh

jumlah kematian yang diakibatkan oleh sebab khusus dinamakan rasio

kematian khusus menurut sebab kematian (cause specific death ratio).

Misalnya pada tahun 1964 di Autralia terjadi 100.594 kematian, dan 3.722 di

antaranya diklasifukasikan menurut sebab kematian. Berdasarkan data rasio

tersebut kematian khusus menurut sebab kematian untuk pneumonia ialah

3,72200,594

= 0,037. Dengan demikian rasio tersebut merupakan petunjuk bahwa

di suatu negara tertentu terdapat satu sebab kematian khusus ralatif.

Page 27: Mortalitas Siapp

Dalam hal ini jumlah kematian yang diakibatkan oleh sebab tertentu

selama tahun itu harus dibagi dengan jumlah seluruh penduduk pertengahan

tahun, dan angka yang diperoleh biasanya dinyatakan per 100.000 penduduk.

Misalnya, di Australia pada tahun 1964 terdapat 3.722 kematian yang

diakibatkan oleh pneumonia. Dan perkiraan jumlah penduduk pada waktu itu

ialah 11.136.000 jiwa; dari perkiraan jumlah penduduk tersebut dapat disusun

angka kematian khusus menurut sebab penyakit pneumonia, yaitu: 3.722/

11.136.000 = 0,000334 kematian per 100.000 orang. Penyebut yang

digunakan untuk angka tersebut harus jumlah seluruh penduduk dan tidak

hanya penduduk yang menderita penyakit tertentu. Perlu diperhatikan pula

bahwa angka kematian khusus menurut sebab kematian dan rasio kematian

khusus menurut sebab kematin biasanya tidak didasarkan atas umur atau jenis

kelamin.

2. Angka kematian menurut umur dan jemis kelamin

Sebab khusus kematian tidak membawa pengaruh yang sama terhadap

pria dan wanita maupun semua kelompok umur. Sebagai contoh dapat

dikemukakan bahwa cacat pembawaan biasanya sangat mempengaruhi angka

kematian kelompok umur yang maih sangat muda; sedangkan penyakit

jantung kurang mempengaruhi kelompok umur muda, tetapi merupakan sebab

kematian yahg serius bagi kelompok umur yang lebih tinggi, dan komplikasi

kehamilan dan kelahiran sudah tentu hanya akan berpengaruh kepada wanita.

Angka kematian dihitung terpisah menurut kelompok jenis lelamin dan

umur. Angka tersebut dinamakan angka kematian khusus menurut umur dan

jenis kelamin (age – sex specific death rates). Dengan cara memisahkan

penduduk menurut kelompok jenis kelamin dan umur disusun dapat disusun

tabel angka untuk setiap jenis kelamin dan umur yang tidak terpengaruh oleh

distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.

Page 28: Mortalitas Siapp

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORTALITAS

1. Ras (bangsa) dan pekerjaan

Pada umumnya angka kematian bangsa kematian bangsa kulit putih dapat

dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan bangsa berkulit hitam, sedangkan

untuk bangsa yang berkulit kuning terletak diantara kedua angka tersebut.

Perbedaan itu tampak baik pada berbagai negara maupun untuk berbagai bangsa

yang terdapat di dalam satu negara. Walaupun demikian ini pada hakekatnya lebih

mencerminkan faktor sosial, ekonomis dan lingkungan dibandingkan dengan

perbedaan biologis atau genetik (keturunan).

Pada abad ke-19 perbedaan mortalitas menurut pekerjaan tampak

menonjol. Secara umum angka kematian kelompok profesional menurun sampai

tingkat terendah, sedangkan untuk pekerja yang tidak memiliki ketrampilan

tertentu (unskilled labour) malah mencapai angka tertinggi. Dalam periode

industrialisasi yang sudah maju dewasa ini perbedaan tersebut sudah dapat

dikurangi meskipun masih juga terdapat beberapa jenis pekerjaan yang dapat

menimbulkan risiko kematian yang cukup tinggi, misalnya: tukang penjaga,

pekerja tambang, pengemudi mobil balap, penerbang, petinju profesional dan

sebagainya. Analisis mortalitas dari segi pekerjaan biasanya agak kompleks

karena sulit untuk mengaitkan kematian yang terjadi denagn risiko yang tepat.

2. Status perkawinan

Mortalitas kelompok penduduk yang sudah menikah ternyata lebih rendah

dibandingkan dengan yang belum menikah, dan perbedaan untuk pria lebih besar

daripada wanita. Hal ini disebabkan oleh faktor bahwa perkawinan biasanya

mensyaratkan orang-orang yang sehat, maupun karena perbedaan kebiasaan dan

kondisi hidup.

3. Tempat tinggal

Mortalitas di daerah pedesaan umumnya lebih rendah dibandingkan di

daerah kota, tetapi sekarang perbedaan tersebut sudah berkurang. Beberapa

penyakit menyerang berikli panas, dan ada juga yang melanda tempat-tempat

Page 29: Mortalitas Siapp

yang dingin; akibatnya perbedaan iklim dapat juga menyebabkan kematian. Atas

dasar alasan ini juga di tempat tinggal yang sama dapat terjadi fluktuasi mortalitas

musiman.

4. Cara hidup

Pada umumnya apabila kondisi sosial semakin memuaskan (diukur dari

segi kualitas perumahan, kebersihan, pelayanan kesehatan dan lain-lain), angka

kematian akan menurun. Kebiasaan hidup, misalnya merokok, makan dan minum

dapat juga mempengaruhi mortalitas.

5. Faktor genetik

Beberapa penyakit ternyata dapat menular dari generasi yang satu ke

generasi yang lain; dan dengan demikian terdapat juga beberapa alasan tertentu

mengapa para keluarga harus memperpanjang nasa hidupnya. Walaupun demikian

penyakit seperi itu tidak begitu banyak, dan pengaruhnya terhadap mortalitas

dirasakan tidak menentu. Dengan demikian perbedaan keturunan secara

komparatif dianggap tidak berarti.

KEMATIAN BAYI

Kematian Bayi dapat diukur dengan cara membagi jumlah kematian di

bawah umur 1 tahun yang terjadi selama tahun yang bersangkutan dengan

perkiraan jumlah penduduk pertengahan tahun yang berumur di bawah satu tahun.

Walaupun demikian penduduk pertengahan tahun ternyata hanya dapat diperoleh

dari hasil perhitungan sensus, sedangkan untuk tahun-tahun lainnya harus

diperkirakan dari jumlah kelahiran yang telah terjadi. Dengan demikian biasanya

jumlah kematian penduduk di bawah umur 1 tahun yang terjadi selama 1 tahun

harus dikaitkan dengan jumlah kelahiran hidup yang terjadi selama tahun tersebut.

Kematian bayi dapat didefinisikan sebagai jumlah kematian bayi yang

berumur di bawah 1 tahun yang tercatat di dalam satu tahun tertentu per 1000

kelahiran hidup yang terdaftar selama tahun itu juga. Sebab kematian bayi dapat

dibedakan dalam dua kelompok besar; yaitu:

Page 30: Mortalitas Siapp

1. Kematian endogen atau kematian yang diakibatkan oleh keadaan kelahiran

atau kondisi pranatal yang disebabkan oleh kesulitan pada saat melahirkan

(misalnya: cacat pembawaan, luka-luka pada saat kelahiran dan kelahiran

prematur) biasanya menyebabkan kematian dalam empat minggu pertama

setelah melahirkan.

2. Kematian sebab eksogen (misalnya infeksi dan kecelakaan) merupakan sebab

utama kematian.

KEMATIAN IBU

Mortalitas ibu didefinisikan sebagai jumlah kematian wanita selama

jangka waktu tertentu yang disebabkan oleh kelahiran maupun komplikasi

kehamilan untuk setiap 100.000 kelahiran yang terjadi selam periode tertentu.

Dengan meningkatnya standar perawatan sesudah kelahiran dan kemapuan

obstetrik maupun kemajuan lain di bidang ilmu pengetahuan lain dan pengobatan,

kematian ibu menurun cukup mencolok terutama di negara yang sudah maju.

JUMLAH KEMATIAN YANG DIHARAPKAN

Perlu membandingkan kematian yang sebenarnya di dalam suatu jumlah

pendudduk tertentu dengan kmatian yang diharapkan atas dasar beberapa

hipotesa. Apabila distribusi umur dan jenis kelamin bagian penduduk itu dianggap

sama dengan distribusi umur dan jenis kelamin jumlah seluruh penduduk, angka

kematin kasar (crude death rates) dapat dipergunakan untuk menghitung jumlah

kematian yang diharapkan.

Standarisasi Langsung

Angka kematian yang distandarisasikan ialah jumlah jumlah seluruh

kematian yang diharapkan dan kemudian dibagi dengan jumlah penduduk standar

dan dikalikan 1000. Prosedur tersebut akan memudahkan proses standarisasi yang

dilakukan secara sekaligus untuk berbagai variabel. Satu-satunya persyaratan

khusus yang harus dipenuji adalah tersedianya penduduk standar dan angka

kematian yang sedang diselidiki.

Page 31: Mortalitas Siapp

Standarisasi Tidak Langsung

Standarisasi tidak langsung adalah menerapkan standar angka khusus

menurut umur terhadap penduduk yang sedang diselidiki, dan kemudian

membandingkan jumlah kematian yang sebenarnya dengan jumlah yang

diharapkan dengan dilandari oleh asumsi bahwa angka kematian standar memang

berlaku. Prosedur tersebut masih dapat ditempuh meskipun angka kematian

khusus menurut umur untuk penduduk yang sedang diselidiki tidak diketahui,

dengan syarat bahwa data seluruh kematian sudah diketahui.

Page 32: Mortalitas Siapp

DAFTAR PUSTAKA

Lucas, David, dkk (diterjemahkan oleh Nin Bakdi Sumanto & Riningsih saladi.

1990. Pengantar Kependudukan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

__________.____.”Dasar-Dasar Demogarfi “. Jakarata: Lembaga Demografi Fakulats Ekonomi UI

Mantra, Ida Bagoes. 2010. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Pollard, A.H. 1984. Teknik Demografi. Jakarta: PT. Bina Aksara.