Top Banner
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2019 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK) PELATIHAN CALON PELATIH (PCP) PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA
56

MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

Dec 31, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN

PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TAHUN 2019

MODULPENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)

PELATIHAN CALON PELATIH (PCP)PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA

Page 2: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh
Page 3: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

MODULPENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA

KEHIDUPAN (HPK)

PELATIHAN CALON PELATIH PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN

PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TAHUN 2019

Page 4: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

Modul ini merupakan acuan dalam pelaksanaan Pelatihan Calon Pelatih (PCP)

Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga.

Narasumber, fasilitator, dan penyelenggara dapat mengembangkan sesuai dengan

kebutuhan di lapangan tanpamengurangi esensinya.

ii

Page 5: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

1

1

SI

LAB

US

MA

TE

RI P

EN

DID

IKA

N K

ELU

AR

GA

PA

DA

100

0 H

AR

I PE

RT

AM

A K

EH

IDU

PA

N

PE

LAT

IHA

N C

ALO

N P

ELA

TIH

PE

NY

ELE

NG

GA

RA

AN

PE

ND

IDIK

AN

KE

LUA

RG

A

No

Mat

eri

Tuj

uan

Indi

kato

r M

etod

e A

lat/

Bah

an/S

umbe

r W

aktu

1.

Pend

idik

an

Kel

uarg

a pa

da

1000

Har

i Pe

rtam

a K

ehid

upan

(H

PK)

1. M

emah

ami P

rogr

am

Dir

ekto

rat

Pem

bina

an

Pend

idik

an K

elua

rga

tent

ang

1000

HPK

sec

ara

bena

r

2. M

emah

ami p

rogr

am

peng

asuh

an 1

000

HPK

di

tingk

at d

esa

1) M

enje

lask

an P

rogr

am

Dir

ekto

rat

Pem

bina

an

Pend

idik

an K

elua

rga

tent

ang

1000

HPK

1) M

enje

lask

an p

eran

pem

erin

tah

daer

ah, P

KK

, dan

Sat

uan

PAU

D d

alam

pro

gram

100

0 H

PK

2) M

enje

lask

an S

umbe

r Pe

ndan

aan

untu

k m

endu

kung

pr

ogra

m 1

000

HPK

3)

Men

jela

skan

mat

eri

peng

asuh

an b

agi i

bu h

amil.

4)

Men

jela

skan

mat

eri

peng

asuh

an b

agi i

bu d

enga

n an

ak u

sia

0 –

12 b

ulan

5)

Men

jela

skan

mat

eri

peng

asuh

an b

agi i

bu d

enga

n an

ak u

sia

13 –

24

bula

n

a. C

eram

ah

b. T

anya

jaw

ab

c. D

isku

si

d. W

orld

caf

é

a. H

ando

ut P

endi

dika

n K

elua

rga

pada

100

0 H

PK

b. S

atu

set

buku

pen

gasu

han

1.00

0 H

PK

c. M

odul

kel

as o

rang

tua

ten

tang

pe

ngas

uhan

100

0 H

PK

d. F

lipch

art

untu

k ke

las

oran

g tu

a e.

Kar

tu fa

kta/

mito

s (k

eham

ilan

dan

anak

usi

a 0-

12 b

ulan

) f.

Kar

tu a

njur

an/h

inda

ri

(keh

amila

n da

n an

ak u

sia

0-12

bu

lan)

g.

Kar

tu p

erke

mba

ngan

ana

k us

ia

0-12

bul

an

h. V

ideo

ten

tang

Pen

gasu

han

1000

H

PK

i. A

TK

: ker

tas

plan

o/ka

rton

, sp

idol

, ker

tas

tem

pel,

doub

letip

j.

TIK

: pro

yekt

or L

CD

, lap

top

untu

k pr

esen

tasi

, lay

ar

2 JP

Page 6: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

2

1

MODUL PENDIDIKAN KELUARGA

PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

A. PENDAHULUAN

Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhi oleh kondisi ibu atau calon ibu, masa janin, dan masa bayi atau balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. Seperti masalah gizi lainnya, stunting tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan, tetapi juga dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung memengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, upaya perbaikan harus meliputi upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) serta gangguan secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif). Intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan di sektor kesehatan, tetapi hanya berkontribusi 30%, sedangkan 70%-nya merupakan kontribusi intervensi gizi sensitif yang melibatkan berbagai sector, seperti ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, dan pendidikan orang tua. Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu dengan anak usia 0—12 bulan, dan ibu dengan anak usia 13—24 bulan karena penanggulangan balita pendek yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK. Periode 1.000 HPK meliputi 280 hari selama kehamilan dan 720 hari pertama setelah bayi dilahirkan. Masa tersebut telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sementara itu, dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif, prestasi belajar, kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung, kanker, strok, dan disabilitas pada usia tua, serta menurunnya kualitas kerja yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.

B. TUJUAN

Tujuan dari materi ini adalah agar peserta mampu: 1. memahami Program Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tentang 1000 HPK

secara benar; dan

Tujuan dari materi ini adalah

Page 7: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

3

2

2. memahami program pengasuhan 1000 HPK di tingkat desa.

C. HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari materi ini adalah adanya pemahaman peserta tentang: 1. program Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tentang 1000 HPK; 2. peran pemerintah daerah, PKK, dan Satuan PAUD dalam program 1000 HPK; 3. sumber pendanaan untuk mendukung program 1000 HPK; 4. pengasuhan bagi ibu hamil; 5. pengasuhan bagi ibu dengan anak usia 0–12 bulan; dan 6. pengasuhan bagi ibu dengan anak usia 13–24 bulan.

D. MANFAAT

Manfaat dari materi ini adalah peserta memiliki pengetahuan mengenai: 1. edukasi kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan keluarga pada 1000 HPK; dan 2. Sinergisitas antara elemen di desa dalam mencegah stunting.

E. DAMPAK Dampak yang diharapkan dari materi ini adalah: 1. meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan anak; dan 2. terlaksananya pendidikan keluarga pada 1000 HPK di desa.

F. PEMBELAJARAN

Pertanyaan Kunci

Beberapa pertanyaan kunci yang perlu dijawab dari sesi ini antara lain: 1. Apa yang diketahui tentang program 1000 HPK? 2. Bagaimana peran pemerintah daerah, aparat desa, PKK, dan Satuan PAUD dalam

program 1000 HPK? 3. Dari mana sumber pendanaan untuk mendukung program 1000 HPK di tingkat desa? 4. Apa yang perlu diketahui dan dilakukan orang tua dalam 1000 HPK?

Petunjuk Umum

Fasilitator berperan memfasilitasi proses pembelajaran peserta agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan dengan baik. Berikut beberapa petunjuk umum.

3

1. Fasilitator berperan aktif untuk menciptakan suasana belajar yang aktif partisipatif. 2. Fasilitator bekerja sama dengan co-fasilitator dalam proses belajar peserta. 3. Fasilitator mempelajari bahan tentang Pendidikan Keluarga pada 1000 HPK. 4. Fasilitator wajib membaca buku atau sumber lain yang relevan mengenai materi

pendidikan keluarga pada 1000 HPK. 5. Fasilitator menyiapkan bahan presentasi tentang pendidikan keluarga pada 1000 HPK. 6. Fasilitator mengatur peserta duduk dalam kelompok-kelompok, disarankan

menggunakan format melingkar. 7. Fasilitator memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang kelas orang tua. 8. Fasilitator memberikan paparan tentang kelas orang tua. 9. Fasilitator membuka sesi tanya jawab. 10. Fasilitator memberikan refleksi dan penguatan di akhir sesi.

Sumber, Bahan, dan Alat

1. Handout Pendidikan Keluarga pada 1000 HPK 2. Satu set buku pengasuhan 1.000 HPK 3. Modul kelas orang tua tentang pengasuhan 1000 HPK 4. Flipchart untuk kelas orang tua 5. Kartu fakta/mitos (kehamilan dan anak usia 0--12 bulan) 6. Kartu anjuran/hindari (kehamilan dan anak usia 0--12 bulan) 7. Kartu perkembangan anak usia 0--12 bulan 8. Video tentang Pengasuhan 1000 HPK 9. ATK: kertas plano/karton, spidol, kertas tempel, double tip

Metode

Metode yang digunakan pada sesi ini adalah: e. ceramah; f. tanya jawab; g. diskusi; h. world café.

Berikut

Page 8: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

4

2

2. memahami program pengasuhan 1000 HPK di tingkat desa.

C. HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari materi ini adalah adanya pemahaman peserta tentang: 1. program Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tentang 1000 HPK; 2. peran pemerintah daerah, PKK, dan Satuan PAUD dalam program 1000 HPK; 3. sumber pendanaan untuk mendukung program 1000 HPK; 4. pengasuhan bagi ibu hamil; 5. pengasuhan bagi ibu dengan anak usia 0–12 bulan; dan 6. pengasuhan bagi ibu dengan anak usia 13–24 bulan.

D. MANFAAT

Manfaat dari materi ini adalah peserta memiliki pengetahuan mengenai: 1. edukasi kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan keluarga pada 1000 HPK; dan 2. Sinergisitas antara elemen di desa dalam mencegah stunting.

E. DAMPAK Dampak yang diharapkan dari materi ini adalah: 1. meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan anak; dan 2. terlaksananya pendidikan keluarga pada 1000 HPK di desa.

F. PEMBELAJARAN

Pertanyaan Kunci

Beberapa pertanyaan kunci yang perlu dijawab dari sesi ini antara lain: 1. Apa yang diketahui tentang program 1000 HPK? 2. Bagaimana peran pemerintah daerah, aparat desa, PKK, dan Satuan PAUD dalam

program 1000 HPK? 3. Dari mana sumber pendanaan untuk mendukung program 1000 HPK di tingkat desa? 4. Apa yang perlu diketahui dan dilakukan orang tua dalam 1000 HPK?

Petunjuk Umum

Fasilitator berperan memfasilitasi proses pembelajaran peserta agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan dengan baik. Berikut beberapa petunjuk umum.

3

1. Fasilitator berperan aktif untuk menciptakan suasana belajar yang aktif partisipatif. 2. Fasilitator bekerja sama dengan co-fasilitator dalam proses belajar peserta. 3. Fasilitator mempelajari bahan tentang Pendidikan Keluarga pada 1000 HPK. 4. Fasilitator wajib membaca buku atau sumber lain yang relevan mengenai materi

pendidikan keluarga pada 1000 HPK. 5. Fasilitator menyiapkan bahan presentasi tentang pendidikan keluarga pada 1000 HPK. 6. Fasilitator mengatur peserta duduk dalam kelompok-kelompok, disarankan

menggunakan format melingkar. 7. Fasilitator memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang kelas orang tua. 8. Fasilitator memberikan paparan tentang kelas orang tua. 9. Fasilitator membuka sesi tanya jawab. 10. Fasilitator memberikan refleksi dan penguatan di akhir sesi.

Sumber, Bahan, dan Alat

1. Handout Pendidikan Keluarga pada 1000 HPK 2. Satu set buku pengasuhan 1.000 HPK 3. Modul kelas orang tua tentang pengasuhan 1000 HPK 4. Flipchart untuk kelas orang tua 5. Kartu fakta/mitos (kehamilan dan anak usia 0--12 bulan) 6. Kartu anjuran/hindari (kehamilan dan anak usia 0--12 bulan) 7. Kartu perkembangan anak usia 0--12 bulan 8. Video tentang Pengasuhan 1000 HPK 9. ATK: kertas plano/karton, spidol, kertas tempel, double tip

Metode

Metode yang digunakan pada sesi ini adalah: e. ceramah; f. tanya jawab; g. diskusi; h. world café.

1.2.3.4.

Page 9: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

5

4

Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK)

Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini antara lain: 1. proyektor LCD; 2. laptop atau PC; dan 3. layar proyektor LCD.

Ringkasan Sesi

Langkah-Langkah Kegiatan

No. Kegiatan Waktu

PENGANTAR 5 menit

1. Fasilitator mengucapkan salam dan melakukan penyegaran (energizer); 3 menit 2. Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan hasil yang

diharapkan dari kegiatan sesi ini. 2 menit

KEGIATAN INTI 110

menit Kegiatan 1: Fasilitator Menggali Pemahaman Peserta

tentang pengasuhan pada 1000 HPK 10 menit

1

Fasilitator menggali pemahaman peserta tentang pengasuhan pada 1.000 HPK dengan cara memberikan beberapa pertanyaan berikut. a. Apa yang diketahui tentang program 1000 HPK? b. Bagaimana peran pemda, aparat desa, PKK, dan satuan PAUD dalam

program 1000 HPK? c. Dari mana sumber pendanaan untuk mendukung program 1000 HPK

di tingkat desa? d. Apa yang perlu diketahui dan dilakukan orang tua dalam 1000 HPK?

3 menit

Pengantar5 menit

Kegiatan Inti

110 menit

Refleksi3 Menit

Penguatan2 Menit

5

No. Kegiatan Waktu

2. Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan jawaban (minimal tiga) di kertas tempel dan kemudian menempelkannya di media yang telah disediakan.

2 menit

3. Fasilitator mengecek jawaban peserta 2 menit 4. Fasilitator mengapresiasi dan menyimpulkan jawaban peserta secara

sekilas 3 menit

Kegiatan 1: Pembagian Kelompok 5 menit 1. Fasilitator membagi peserta menjadi tiga kelompok besar (jumlah

anggota kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta). 3 menit

2. Fasilitator meminta peserta untuk duduk di kelompoknya masing-masing. 1 menit 3. Fasilitator menjelaskan tugas tiap-tiap kelompok.

Ø Kelompok 1: membahas tentang pengasuhan semasa kehamilan. Ø Kelompok 2: membahas tentang pengasuhan anak usia 0--12 bulan. Ø Kelompok 3: membahas tentang pengasuhan anak usia 13--24 bulan. * (Masing-masing kelompok difasilitasi oleh seorang fasilitator.)

1 menit

Kegiatan 2: Diskusi Kelompok

35 menit

1. Fasilitator (tiap-tiap kelompok) membagi kelompok besarnya menjadi tiga kelompok kecil.

3 menit

2. Fasilitator (tiap-tiap kelompok) memastikan semua peserta duduk di masing-masing kelompok kecilnya.

2 menit

3. Fasilitator (tiap-tiap kelompok) menjelaskan tugas masing-masing kelompok kecil. a. Kelompok Pengasuhan Selama Kehamilan

Kelompok 1: membuat infografis yang berisi tentang tahap perkembangan janin 0--6 bulan, gizi, dan stimulasi yang harus dilakukan di kertas plano.

Kelompok 2: menyusun kartu “mitos/fakta” dan “hindari/anjuran” dan menempelkannya di kertas plano, serta mengubah lirik lagu tentang peran ayah selama ibu mengandung di kertas plano.

Kelompok 3: membuat infografis yang berisi tentang tahap perkembangan janin usia 7--9 bulan dan stimulasinya, persiapan melahirkan, persiapan menyusui, dan inisiasi menyusui dini di kertas plano.

b. Kelompok Pengasuhan Anak Usia 0--12 Bulan Kelompok 1: mengurutkan 1 set gambar perkembangan anak usia 0--

3 menit menit

menit

Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK)

PC

Page 10: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

6

4

Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK)

Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini antara lain: 1. proyektor LCD; 2. laptop atau PC; dan 3. layar proyektor LCD.

Ringkasan Sesi

Langkah-Langkah Kegiatan

No. Kegiatan Waktu

PENGANTAR 5 menit

1. Fasilitator mengucapkan salam dan melakukan penyegaran (energizer); 3 menit 2. Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan hasil yang

diharapkan dari kegiatan sesi ini. 2 menit

KEGIATAN INTI 110

menit Kegiatan 1: Fasilitator Menggali Pemahaman Peserta

tentang pengasuhan pada 1000 HPK 10 menit

1

Fasilitator menggali pemahaman peserta tentang pengasuhan pada 1.000 HPK dengan cara memberikan beberapa pertanyaan berikut. a. Apa yang diketahui tentang program 1000 HPK? b. Bagaimana peran pemda, aparat desa, PKK, dan satuan PAUD dalam

program 1000 HPK? c. Dari mana sumber pendanaan untuk mendukung program 1000 HPK

di tingkat desa? d. Apa yang perlu diketahui dan dilakukan orang tua dalam 1000 HPK?

3 menit

Pengantar5 menit

Kegiatan Inti

110 menit

Refleksi3 Menit

Penguatan2 Menit

5

No. Kegiatan Waktu

2. Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan jawaban (minimal tiga) di kertas tempel dan kemudian menempelkannya di media yang telah disediakan.

2 menit

3. Fasilitator mengecek jawaban peserta 2 menit 4. Fasilitator mengapresiasi dan menyimpulkan jawaban peserta secara

sekilas 3 menit

Kegiatan 1: Pembagian Kelompok 5 menit 1. Fasilitator membagi peserta menjadi tiga kelompok besar (jumlah

anggota kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta). 3 menit

2. Fasilitator meminta peserta untuk duduk di kelompoknya masing-masing. 1 menit 3. Fasilitator menjelaskan tugas tiap-tiap kelompok.

Ø Kelompok 1: membahas tentang pengasuhan semasa kehamilan. Ø Kelompok 2: membahas tentang pengasuhan anak usia 0--12 bulan. Ø Kelompok 3: membahas tentang pengasuhan anak usia 13--24 bulan. * (Masing-masing kelompok difasilitasi oleh seorang fasilitator.)

1 menit

Kegiatan 2: Diskusi Kelompok

35 menit

1. Fasilitator (tiap-tiap kelompok) membagi kelompok besarnya menjadi tiga kelompok kecil.

3 menit

2. Fasilitator (tiap-tiap kelompok) memastikan semua peserta duduk di masing-masing kelompok kecilnya.

2 menit

3. Fasilitator (tiap-tiap kelompok) menjelaskan tugas masing-masing kelompok kecil. a. Kelompok Pengasuhan Selama Kehamilan

Kelompok 1: membuat infografis yang berisi tentang tahap perkembangan janin 0--6 bulan, gizi, dan stimulasi yang harus dilakukan di kertas plano.

Kelompok 2: menyusun kartu “mitos/fakta” dan “hindari/anjuran” dan menempelkannya di kertas plano, serta mengubah lirik lagu tentang peran ayah selama ibu mengandung di kertas plano.

Kelompok 3: membuat infografis yang berisi tentang tahap perkembangan janin usia 7--9 bulan dan stimulasinya, persiapan melahirkan, persiapan menyusui, dan inisiasi menyusui dini di kertas plano.

b. Kelompok Pengasuhan Anak Usia 0--12 Bulan Kelompok 1: mengurutkan 1 set gambar perkembangan anak usia 0--

3 menit

Page 11: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

7

6

No. Kegiatan Waktu

12 bulan serta menempelkannya di kertas plano, menuliskan gangguan yang biasa dihadapi anak dan stimulasi yang dilakukan pada setiap tahap perkembangannya di kertas plano.

Kelompok 2: menyusun kartu “mitos/fakta” dan “anjuran/hindari”, serta menuliskan gizi yang diperlukan pada setiap tahap perkembangan anak usia 0--12 bulan di kertas plano.

Kelompok 3: menuliskan perkembangan/kemampuan (berpikir, berbicara, dan sosial emosional) yang sudah dimiliki anak usia 0--12, stimulasi yang dilakukan, kendala/kesulitan yang biasa dihadapi, dan solusi yang dilakukan sesuai dengan tabel berikut. Kemampuan

Bayi Stimulasi Kendala Solusi

c. Kelompok Pengasuhan Anak Usia 13--24 Bulan

Kelompok 1: menuliskan perkembangan fisik dan berpikir anak usia 13--24 bulan, gizi dan stimulasi yang diberikan, kendala yang dihadapi, dan solusi yang dilakukan sesuai dengan tabel berikut*.

Kelompok 2: menuliskan perkembangan berkomunikasi/berbicara anak usia 13--24 bulan, stimulasi yang dilakukan, kendala yang dihadapi, dan solusi yang dilakukan sesuai dengan tabel berikut*.

Kelompok 3: menuliskan perkembangan sosial emosional anak usia 13--24 bulan, stimulasi yang dilakukan, kendala yang dihadapi, dan solusi yang dilakukan sesuai dengan tabel berikut*.

*tabel isian untuk setiap kelompok Perkembangan

Anak Gizi dan Stimulasi

Kendala Solusi

Page 12: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

8

6

No. Kegiatan Waktu

12 bulan serta menempelkannya di kertas plano, menuliskan gangguan yang biasa dihadapi anak dan stimulasi yang dilakukan pada setiap tahap perkembangannya di kertas plano.

Kelompok 2: menyusun kartu “mitos/fakta” dan “anjuran/hindari”, serta menuliskan gizi yang diperlukan pada setiap tahap perkembangan anak usia 0--12 bulan di kertas plano.

Kelompok 3: menuliskan perkembangan/kemampuan (berpikir, berbicara, dan sosial emosional) yang sudah dimiliki anak usia 0--12, stimulasi yang dilakukan, kendala/kesulitan yang biasa dihadapi, dan solusi yang dilakukan sesuai dengan tabel berikut. Kemampuan

Bayi Stimulasi Kendala Solusi

c. Kelompok Pengasuhan Anak Usia 13--24 Bulan

Kelompok 1: menuliskan perkembangan fisik dan berpikir anak usia 13--24 bulan, gizi dan stimulasi yang diberikan, kendala yang dihadapi, dan solusi yang dilakukan sesuai dengan tabel berikut*.

Kelompok 2: menuliskan perkembangan berkomunikasi/berbicara anak usia 13--24 bulan, stimulasi yang dilakukan, kendala yang dihadapi, dan solusi yang dilakukan sesuai dengan tabel berikut*.

Kelompok 3: menuliskan perkembangan sosial emosional anak usia 13--24 bulan, stimulasi yang dilakukan, kendala yang dihadapi, dan solusi yang dilakukan sesuai dengan tabel berikut*.

*tabel isian untuk setiap kelompok Perkembangan

Anak Gizi dan Stimulasi

Kendala Solusi

7

No. Kegiatan Waktu

4. Fasilitator (tiap-tiap kelompok) membagikan bahan-bahan/alat peraga untuk berdiskusi kelompok. a. Kelompok Pengasuhan Selama Kehamilan:

Kelompok 1: kertas plano dan spidol Kelompok 2: 1 set kartu mitos/fakta, 1 set kartu anjuran/hindari,

kertas plano dan spidol Kelompok 3: kertas plano dan spidol

b. Kelompok Pengasuhan Anak Usia 0--12 Bulan: Kelompok 1: 1 set gambar perkembangan bayi 0--12 bulan, kertas

plano, dan spidol Kelompok 2: 1 set kartu “fakta/mitos”, 1 set kartu “anjuran/hindari”,

dan kertas plano Kelompok 3: kertas plano dan spidol

c. Kelompok Pengasuhan Anak Usia 13--24 Bulan: Kelompok 1: kertas plano dan spidol Kelompok 2: kertas plano dan spidol Kelompok 3: kertas plano dan spidol

2 menit

5. Fasilitator mempersilakan peserta untuk berdiskusi sesuai dengan tugas di masing-masing kelompok kecil selama 25 menit.

25 menit

Kegiatan 3: Pemaparan Hasil Diskusi Kelompok

15 menit

1. Fasilitator meminta semua peserta memajang hasil diskusi kelompok di media yang telah disediakan.

3 menit

2. Fasilitator menjelaskan cara presentasi dengan berkeliling dan jika ada tanggapan atas hasil diskusi kelompok lain agar dituliskan di kertas tempel dan ditempel pada kertas plano.

5 menit

3. Peserta berkeliling ke kelompok-kelompok lain. 7 menit

Kegiatan 4: Pemaparan Materi 40

menit 1. Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan paparan tentang

pendidikan keluarga pada 1000 HPK serta membuka sesi tanya jawab.

REFLEKSI 3 menit 1. a. Fasilitator memberikan pertanyaan tentang:

1) pemahaman peserta mengenai pendidikan keluarga pada 1000 HPK.

tentang

45 menit

Page 13: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

9

8

No. Kegiatan Waktu

2) apakah pendidikan keluarga pada 1000 HPK dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?

b. Fasilitator meminta peserta menuliskan rencana aksi terkait pendidikan keluarga pada 1000 HPK dalam buku tindak lanjut.

PENGUATAN 2 menit 1. Fasilitator memberikan penguatan materi pendidikan keluarga pada 1000

HPK berdasarkan hasil refleksi. 1 menit

2. Fasilitator mendorong peserta untuk membaca bahan-bahan bacaan lainnya tentang pendidikan keluarga pada 1000 HPK

1 menit

9

RINGKASAN MATERI PENGASUHAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)

A. PENDAHULUAN

Dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), otak anak berkembang dengan sangat pesat. Meskipun otak manusia akan terus berkembang dan dapat mengalami perubahan sepanjang hidup, inilah masa perkembangan paling cepat dan tidak ada tandingannya. Apa yang terjadi pada diri anak pada masa sensitif ini akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahapan selanjutnya, bahkan berdampak hingga masa dewasa.

Semua orang tua tentu ingin anaknya bertumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, kenyataannya kondisi stunting (gagal tumbuh dan berkembang) masih banyak ditemui. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menunjukkan bahwa 30,8% anak Indonesia mengalami stunting. Meskipun sudah terjadi penurunan persentase dari sebelumnya yang mencapai 37,2% pada tahun 2013, angka ini masih di atas batasan yang diberikan oleh World Health Organization (WHO), yaitu 20%. Jadi, 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Oleh karena itu, upaya untuk mencegah stunting perlu terus dilakukan.

Keluarga sebagai lingkup pertama dan utama bagi anak memiliki peranan yang sangat besar dalam pencegahan dan penurunan angka stunting, tidak bisa hanya bergantung pada praktisi dan tenaga profesional di bidang kesehatan. Oleh karena itu, pendidikan keluarga tentang pemenuhan gizi dan pemberian stimulasi yang baik pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak menjadi kunci. Modul ini diharapkan dapat membantu para orang tua dan pengasuh dalam keluarga untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

B. ISI MATERI

1. Tentang 1000 HPK a. Apa itu 1000 HPK?

1000 HPK dimulai ketika janin masih berada dalam kandungan dan berlanjut hingga anak berusia dua tahun.

270 HARI Dalam kandungan

730 HARI Usia 0-2 th

tahun

Page 14: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

10

8

No. Kegiatan Waktu

2) apakah pendidikan keluarga pada 1000 HPK dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?

b. Fasilitator meminta peserta menuliskan rencana aksi terkait pendidikan keluarga pada 1000 HPK dalam buku tindak lanjut.

PENGUATAN 2 menit 1. Fasilitator memberikan penguatan materi pendidikan keluarga pada 1000

HPK berdasarkan hasil refleksi. 1 menit

2. Fasilitator mendorong peserta untuk membaca bahan-bahan bacaan lainnya tentang pendidikan keluarga pada 1000 HPK

1 menit

9

RINGKASAN MATERI PENGASUHAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)

A. PENDAHULUAN

Dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), otak anak berkembang dengan sangat pesat. Meskipun otak manusia akan terus berkembang dan dapat mengalami perubahan sepanjang hidup, inilah masa perkembangan paling cepat dan tidak ada tandingannya. Apa yang terjadi pada diri anak pada masa sensitif ini akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahapan selanjutnya, bahkan berdampak hingga masa dewasa.

Semua orang tua tentu ingin anaknya bertumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, kenyataannya kondisi stunting (gagal tumbuh dan berkembang) masih banyak ditemui. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menunjukkan bahwa 30,8% anak Indonesia mengalami stunting. Meskipun sudah terjadi penurunan persentase dari sebelumnya yang mencapai 37,2% pada tahun 2013, angka ini masih di atas batasan yang diberikan oleh World Health Organization (WHO), yaitu 20%. Jadi, 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Oleh karena itu, upaya untuk mencegah stunting perlu terus dilakukan.

Keluarga sebagai lingkup pertama dan utama bagi anak memiliki peranan yang sangat besar dalam pencegahan dan penurunan angka stunting, tidak bisa hanya bergantung pada praktisi dan tenaga profesional di bidang kesehatan. Oleh karena itu, pendidikan keluarga tentang pemenuhan gizi dan pemberian stimulasi yang baik pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak menjadi kunci. Modul ini diharapkan dapat membantu para orang tua dan pengasuh dalam keluarga untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

B. ISI MATERI

1. Tentang 1000 HPK a. Apa itu 1000 HPK?

1000 HPK dimulai ketika janin masih berada dalam kandungan dan berlanjut hingga anak berusia dua tahun.

270 HARI Dalam kandungan

730 HARI Usia 0-2 th

tahun

Page 15: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

11

10

b. Apa yang Paling Diperlukan Anak pada 1000 HPK? Gizi dan stimulasi merupakan dua hal yang diperlukan agar anak bertumbuh kembang optimal. v Gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan anak agar sistem tubuhnya dapat berfungsi

secara baik, dapat bertumbuh, dan terpelihara kesehatannya. v Stimulasi adalah pemberian rangsangan untuk mendorong anak agar dapat

mencapai tahapan perkembangan sesuai usianya. Jika anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan stimulasi yang baik dalam waktu yang lama, anak berisiko mengalami stunting atau gagal tumbuh dan berkembang.

2. Tentang Stunting a. Apa Ciri Stunting?

Menurut WHO, stunting adalah kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak karena kurang nutrisi, terkena infeksi yang berulang, dan kurang mendapat stimulasi psikososial. Ciri anak yang mengalami stunting adalah tinggi badannya lebih pendek 2 standar deviasi jika dibandingkan dengan anak seusianya, berdasarkan grafik pertumbuhan dari WHO. Studi dengan teknologi terkini menunjukkan bahwa tinggi badan dan perkembangan otak sangat berkaitan.

b. Apa Penyebab Stunting? Dalam kerangka konseptual yang dikeluarkan oleh WHO tentang Stunted Growth and Development, penyebab mengapa anak bisa sampai kekurangan gizi kronis sehingga gagal tumbuh dan berkembang bisa bersifat multifaktor. Perhatikan tabel berikut ini.

FAKTOR RUMAH DAN KELUARGA

FAKTOR IBU

§ Ibu kurang gizi dari masa sebelum hamil, kehamilan, menyusui. § Postur tubuh ibu secara bawaan pendek. § Ibu memiliki masalah kesehatan seperti infeksi dan hipertensi. § Ibu hamil di usia remaja. § Ibu memiliki masalah kesehatan mental. § Ibu melahirkan premature. § Jarak lahir antaranak singkat. LINGKUNGAN FISIK RUMAH KURANG BERSIH

§ Kebersihan rumah yang kurang. § Sanitasi dan suplai air kurang baik. STIMULASI DAN PERAWATAN KURANG MEMADAI

§ Pemberian stimulasi dan kegiatan anak yang kurang.

11

§ Anak tidak mendapat perawatan kesehatan yang baik, misalnya tidak diimunisasi.

FAKTOR PEMBERIAN MAKAN

KUALITAS MAKANAN KURANG BAIK

§ Makanan rendah gizi. § Jenis makanan kurang bervariasi dan kurang sumber protein hewani. § Makanan pelengkap memiliki kandungan energi yang rendah. PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN YANG TIDAK TEPAT

§ Pemberian makan tidak cukup sering atau porsi makan kurang. § Pemberian makan yang kurang saat anak sakit dan di masa pemulihan. § Pemberian tekstur makanan lembek terus-menerus. § Proses pemberian makan yang tidak responsif. KEBERSIHAN MAKANAN DAN AIR KURANG TERJAGA

§ Makanan dan minum terkontaminasi. § Proses memasak dan penyimpanan makanan yang kurang terjaga

kebersihannya. § Praktik hidup bersih yang kurang, misalnya tidak membiasakan cuci

tangan.

FAKTOR MENYUSUI

PRAKTIK MENYUSUI YANG TIDAK TEPAT

§ Tidak melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ketika bayi lahir. § Tidak melakukan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. § Pemberhentian proses menyusui sebelum usia 2 tahun.

FAKTOR INFEKSI

INFEKSI KLINIS

§ Infeksi pencernaan atau pernapasan; § Penurunan nafsu makan karena infeksi; § Malaria; § Peradangan.

c. Apa Dampak Apabila Anak Mengalami Stunting?

Dampak stunting bukan hanya masalah penampilan fisik anak yang tidak setinggi teman sebayanya. Studi menunjukkan bahwa stunting bisa berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan anak, keluarga, bahkan negara.

KESEHATAN

§ 45% tingkat kematian anak balita adalah karena malanutrisi. § Anak lebih mudah terkena infeksi. § Lebih rentan meninggal dunia karena penyakit diare, pneumonia,

dan campak.

Page 16: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

12

10

b. Apa yang Paling Diperlukan Anak pada 1000 HPK? Gizi dan stimulasi merupakan dua hal yang diperlukan agar anak bertumbuh kembang optimal. v Gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan anak agar sistem tubuhnya dapat berfungsi

secara baik, dapat bertumbuh, dan terpelihara kesehatannya. v Stimulasi adalah pemberian rangsangan untuk mendorong anak agar dapat

mencapai tahapan perkembangan sesuai usianya. Jika anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan stimulasi yang baik dalam waktu yang lama, anak berisiko mengalami stunting atau gagal tumbuh dan berkembang.

2. Tentang Stunting a. Apa Ciri Stunting?

Menurut WHO, stunting adalah kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak karena kurang nutrisi, terkena infeksi yang berulang, dan kurang mendapat stimulasi psikososial. Ciri anak yang mengalami stunting adalah tinggi badannya lebih pendek 2 standar deviasi jika dibandingkan dengan anak seusianya, berdasarkan grafik pertumbuhan dari WHO. Studi dengan teknologi terkini menunjukkan bahwa tinggi badan dan perkembangan otak sangat berkaitan.

b. Apa Penyebab Stunting? Dalam kerangka konseptual yang dikeluarkan oleh WHO tentang Stunted Growth and Development, penyebab mengapa anak bisa sampai kekurangan gizi kronis sehingga gagal tumbuh dan berkembang bisa bersifat multifaktor. Perhatikan tabel berikut ini.

FAKTOR RUMAH DAN KELUARGA

FAKTOR IBU

§ Ibu kurang gizi dari masa sebelum hamil, kehamilan, menyusui. § Postur tubuh ibu secara bawaan pendek. § Ibu memiliki masalah kesehatan seperti infeksi dan hipertensi. § Ibu hamil di usia remaja. § Ibu memiliki masalah kesehatan mental. § Ibu melahirkan premature. § Jarak lahir antaranak singkat. LINGKUNGAN FISIK RUMAH KURANG BERSIH

§ Kebersihan rumah yang kurang. § Sanitasi dan suplai air kurang baik. STIMULASI DAN PERAWATAN KURANG MEMADAI

§ Pemberian stimulasi dan kegiatan anak yang kurang.

11

§ Anak tidak mendapat perawatan kesehatan yang baik, misalnya tidak diimunisasi.

FAKTOR PEMBERIAN MAKAN

KUALITAS MAKANAN KURANG BAIK

§ Makanan rendah gizi. § Jenis makanan kurang bervariasi dan kurang sumber protein hewani. § Makanan pelengkap memiliki kandungan energi yang rendah. PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN YANG TIDAK TEPAT

§ Pemberian makan tidak cukup sering atau porsi makan kurang. § Pemberian makan yang kurang saat anak sakit dan di masa pemulihan. § Pemberian tekstur makanan lembek terus-menerus. § Proses pemberian makan yang tidak responsif. KEBERSIHAN MAKANAN DAN AIR KURANG TERJAGA

§ Makanan dan minum terkontaminasi. § Proses memasak dan penyimpanan makanan yang kurang terjaga

kebersihannya. § Praktik hidup bersih yang kurang, misalnya tidak membiasakan cuci

tangan.

FAKTOR MENYUSUI

PRAKTIK MENYUSUI YANG TIDAK TEPAT

§ Tidak melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ketika bayi lahir. § Tidak melakukan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. § Pemberhentian proses menyusui sebelum usia 2 tahun.

FAKTOR INFEKSI

INFEKSI KLINIS

§ Infeksi pencernaan atau pernapasan; § Penurunan nafsu makan karena infeksi; § Malaria; § Peradangan.

c. Apa Dampak Apabila Anak Mengalami Stunting?

Dampak stunting bukan hanya masalah penampilan fisik anak yang tidak setinggi teman sebayanya. Studi menunjukkan bahwa stunting bisa berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan anak, keluarga, bahkan negara.

KESEHATAN

§ 45% tingkat kematian anak balita adalah karena malanutrisi. § Anak lebih mudah terkena infeksi. § Lebih rentan meninggal dunia karena penyakit diare, pneumonia,

dan campak.

Page 17: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

13

12

§ Pertumbuhan gigi terlambat. § Pubertas terlambat. § Pada usia dewasa dapat mengalami obesitas (kegemukan) dan

berpeluang menderita penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan kanker.

PERKEMBANGAN § Keterlambatan perkembangan di berbagai aspek seperti kognitif, fisik, dan bahasa.

§ Penurunan aktivitas bermain dan ketertarikan untuk eksplorasi lingkungan.

§ Performa buruk pada tes kognitif termasuk tes atensi, memori, dan penalaran.

§ Penurunan kapasitas belajar membuat jumlah informasi yang diterima lebih sedikit, tingkat prestasi akademis lebih rendah, dan kemungkinan putus sekolah lebih tinggi.

§ Usia 8--10 tahun menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan eye contact.

EKONOMI § Peningkatan biaya kesehatan untuk pengobatan anak sakit dan penanganan gizi.

§ Tingkat produktivitas kerja lebih rendah yang berakibat pada penurunan pendapatan pekerja dewasa hingga 20%.

§ Menghambat pertumbuhan ekonomi dan penurunan GDP Indonesia hingga 11%.

§ Melebarnya kesenjangan dan kemiskinan antargenerasi. § Penurunan kualitas sumber daya manusia Indonesia, produktivitas,

dan daya saing bangsa.

3. Tentang Upaya Pencegahan Stunting Mengetahui dampak negatif stunting yang sedemikian banyak dan luas, tentu perlu dilakukan upaya yang intensif untuk mengatasi dan mencegah stunting. Upaya ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama semua orang tua, guru, dan praktisi pendidikan yang peduli pada perbaikan generasi penerus bangsa Indonesia. Upaya ini harus berkelanjutan mulai dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun, dan menyeluruh, meliputi pemenuhan gizi, pembentukan kebiasaan baik untuk hidup bersih dan sehat, serta pemberian stimulasi untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

a. Pemenuhan Gizi Selama Masa Hamil dan Menyusui

13

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi anak pada 1000 HPK. Dukungan dan keterlibatan ayah, keluarga besar, serta tenaga kesehatan memiliki peran yang sangat penting untuk keberhasilan upaya ini.

Untuk ibu hamil: § Mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat untuk sumber energi ibu dan

janin, dapat ditemukan pada nasi, kentang, singkong, dan umbi-umbian. § Mengonsumsi makanan yang berprotein tinggi untuk pertumbuhan otak janin, tiga

porsi setiap hari. Makanan sumber protein antara lain daging ayam, daging merah, ikan, tempe dan tahu.

§ Mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat yang penting untuk pembentukan sistem saraf pusat dan mencegah kelainan bawaan. Makanan yang kaya asam folat adalah telur, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau.

§ Mengonsumsi makanan yang mengandung iodium untuk memperkecil risiko keguguran, persalinan prematur, dan kelainan bawaan. Sumber iodium banyak terdapat pada produk susu seperti keju dan yoghurt, ikan, garam beriodium, dan telur.

§ Mengonsumsi tablet penambah darah/zat besi minimal 90 tablet, agar tidak mengalami anemia.

§ Mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.

§ Hindari merokok, minuman bersoda dan beralkohol, makanan instan dan berpengawet.

§ Memeriksakan kehamilan secara teratur minimal empat kali selama masa kehamilan. § Melakukan perawatan payudara untuk menjamin keberhasilan pemberian ASI.

Untuk ibu menyusui dengan anak usia 0--6 bulan:

§ Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) IMD adalah proses ketika bayi diberi kesempatan untuk mulai menyusu sendiri segera setelah lahir, tanpa ditunda dengan kegiatan menimbang, mengukur, atau membersihkan bayi (kecuali wajah dan telapak tangan). Idealnya, IMD dilakukan lebih dari 60 menit. Umumnya pada 30--45 menit pertama, bayi hanya akan diam di dada ibu, untuk menenangkan dirinya setelah proses kelahiran. Baru kemudian bayi mulai bergerak mencari dan menemukan payudara ibu, lalu mulai menyusu. Hal yang penting dalam IMD adalah kontak kulit (skin to skin) antara ibu dan bayi, yang memungkinkan terjadinya penyesuaian suhu tubuh sesuai kebutuhan bayi, membuat pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil, serta membangun kelekatan emosional. Proses ini juga merangsang hormon oksitosin (sering disebut sebagai hormon cinta) yang membuat ibu menjadi lebih tenang, lebih kuat menahan nyeri,

13

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi anak pada 1000 HPK. Dukungan dan keterlibatan ayah, keluarga besar, serta tenaga kesehatan memiliki peran yang sangat penting untuk keberhasilan upaya ini.

Untuk ibu hamil: § Mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat untuk sumber energi ibu dan

janin, dapat ditemukan pada nasi, kentang, singkong, dan umbi-umbian. § Mengonsumsi makanan yang berprotein tinggi untuk pertumbuhan otak janin, tiga

porsi setiap hari. Makanan sumber protein antara lain daging ayam, daging merah, ikan, tempe dan tahu.

§ Mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat yang penting untuk pembentukan sistem saraf pusat dan mencegah kelainan bawaan. Makanan yang kaya asam folat adalah telur, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau.

§ Mengonsumsi makanan yang mengandung iodium untuk memperkecil risiko keguguran, persalinan prematur, dan kelainan bawaan. Sumber iodium banyak terdapat pada produk susu seperti keju dan yoghurt, ikan, garam beriodium, dan telur.

§ Mengonsumsi tablet penambah darah/zat besi minimal 90 tablet, agar tidak mengalami anemia.

§ Mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.

§ Hindari merokok, minuman bersoda dan beralkohol, makanan instan dan berpengawet.

§ Memeriksakan kehamilan secara teratur minimal empat kali selama masa kehamilan. § Melakukan perawatan payudara untuk menjamin keberhasilan pemberian ASI.

Untuk ibu menyusui dengan anak usia 0--6 bulan:

§ Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) IMD adalah proses ketika bayi diberi kesempatan untuk mulai menyusu sendiri segera setelah lahir, tanpa ditunda dengan kegiatan menimbang, mengukur, atau membersihkan bayi (kecuali wajah dan telapak tangan). Idealnya, IMD dilakukan lebih dari 60 menit. Umumnya pada 30--45 menit pertama, bayi hanya akan diam di dada ibu, untuk menenangkan dirinya setelah proses kelahiran. Baru kemudian bayi mulai bergerak mencari dan menemukan payudara ibu, lalu mulai menyusu. Hal yang penting dalam IMD adalah kontak kulit (skin to skin) antara ibu dan bayi, yang memungkinkan terjadinya penyesuaian suhu tubuh sesuai kebutuhan bayi, membuat pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil, serta membangun kelekatan emosional. Proses ini juga merangsang hormon oksitosin (sering disebut sebagai hormon cinta) yang membuat ibu menjadi lebih tenang, lebih kuat menahan nyeri,

Page 18: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

14

12

§ Pertumbuhan gigi terlambat. § Pubertas terlambat. § Pada usia dewasa dapat mengalami obesitas (kegemukan) dan

berpeluang menderita penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan kanker.

PERKEMBANGAN § Keterlambatan perkembangan di berbagai aspek seperti kognitif, fisik, dan bahasa.

§ Penurunan aktivitas bermain dan ketertarikan untuk eksplorasi lingkungan.

§ Performa buruk pada tes kognitif termasuk tes atensi, memori, dan penalaran.

§ Penurunan kapasitas belajar membuat jumlah informasi yang diterima lebih sedikit, tingkat prestasi akademis lebih rendah, dan kemungkinan putus sekolah lebih tinggi.

§ Usia 8--10 tahun menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan eye contact.

EKONOMI § Peningkatan biaya kesehatan untuk pengobatan anak sakit dan penanganan gizi.

§ Tingkat produktivitas kerja lebih rendah yang berakibat pada penurunan pendapatan pekerja dewasa hingga 20%.

§ Menghambat pertumbuhan ekonomi dan penurunan GDP Indonesia hingga 11%.

§ Melebarnya kesenjangan dan kemiskinan antargenerasi. § Penurunan kualitas sumber daya manusia Indonesia, produktivitas,

dan daya saing bangsa.

3. Tentang Upaya Pencegahan Stunting Mengetahui dampak negatif stunting yang sedemikian banyak dan luas, tentu perlu dilakukan upaya yang intensif untuk mengatasi dan mencegah stunting. Upaya ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama semua orang tua, guru, dan praktisi pendidikan yang peduli pada perbaikan generasi penerus bangsa Indonesia. Upaya ini harus berkelanjutan mulai dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun, dan menyeluruh, meliputi pemenuhan gizi, pembentukan kebiasaan baik untuk hidup bersih dan sehat, serta pemberian stimulasi untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

a. Pemenuhan Gizi Selama Masa Hamil dan Menyusui

13

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi anak pada 1000 HPK. Dukungan dan keterlibatan ayah, keluarga besar, serta tenaga kesehatan memiliki peran yang sangat penting untuk keberhasilan upaya ini.

Untuk ibu hamil: § Mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat untuk sumber energi ibu dan

janin, dapat ditemukan pada nasi, kentang, singkong, dan umbi-umbian. § Mengonsumsi makanan yang berprotein tinggi untuk pertumbuhan otak janin, tiga

porsi setiap hari. Makanan sumber protein antara lain daging ayam, daging merah, ikan, tempe dan tahu.

§ Mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat yang penting untuk pembentukan sistem saraf pusat dan mencegah kelainan bawaan. Makanan yang kaya asam folat adalah telur, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau.

§ Mengonsumsi makanan yang mengandung iodium untuk memperkecil risiko keguguran, persalinan prematur, dan kelainan bawaan. Sumber iodium banyak terdapat pada produk susu seperti keju dan yoghurt, ikan, garam beriodium, dan telur.

§ Mengonsumsi tablet penambah darah/zat besi minimal 90 tablet, agar tidak mengalami anemia.

§ Mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.

§ Hindari merokok, minuman bersoda dan beralkohol, makanan instan dan berpengawet.

§ Memeriksakan kehamilan secara teratur minimal empat kali selama masa kehamilan. § Melakukan perawatan payudara untuk menjamin keberhasilan pemberian ASI.

Untuk ibu menyusui dengan anak usia 0--6 bulan:

§ Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) IMD adalah proses ketika bayi diberi kesempatan untuk mulai menyusu sendiri segera setelah lahir, tanpa ditunda dengan kegiatan menimbang, mengukur, atau membersihkan bayi (kecuali wajah dan telapak tangan). Idealnya, IMD dilakukan lebih dari 60 menit. Umumnya pada 30--45 menit pertama, bayi hanya akan diam di dada ibu, untuk menenangkan dirinya setelah proses kelahiran. Baru kemudian bayi mulai bergerak mencari dan menemukan payudara ibu, lalu mulai menyusu. Hal yang penting dalam IMD adalah kontak kulit (skin to skin) antara ibu dan bayi, yang memungkinkan terjadinya penyesuaian suhu tubuh sesuai kebutuhan bayi, membuat pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil, serta membangun kelekatan emosional. Proses ini juga merangsang hormon oksitosin (sering disebut sebagai hormon cinta) yang membuat ibu menjadi lebih tenang, lebih kuat menahan nyeri,

13

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi anak pada 1000 HPK. Dukungan dan keterlibatan ayah, keluarga besar, serta tenaga kesehatan memiliki peran yang sangat penting untuk keberhasilan upaya ini.

Untuk ibu hamil: § Mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat untuk sumber energi ibu dan

janin, dapat ditemukan pada nasi, kentang, singkong, dan umbi-umbian. § Mengonsumsi makanan yang berprotein tinggi untuk pertumbuhan otak janin, tiga

porsi setiap hari. Makanan sumber protein antara lain daging ayam, daging merah, ikan, tempe dan tahu.

§ Mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat yang penting untuk pembentukan sistem saraf pusat dan mencegah kelainan bawaan. Makanan yang kaya asam folat adalah telur, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau.

§ Mengonsumsi makanan yang mengandung iodium untuk memperkecil risiko keguguran, persalinan prematur, dan kelainan bawaan. Sumber iodium banyak terdapat pada produk susu seperti keju dan yoghurt, ikan, garam beriodium, dan telur.

§ Mengonsumsi tablet penambah darah/zat besi minimal 90 tablet, agar tidak mengalami anemia.

§ Mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.

§ Hindari merokok, minuman bersoda dan beralkohol, makanan instan dan berpengawet.

§ Memeriksakan kehamilan secara teratur minimal empat kali selama masa kehamilan. § Melakukan perawatan payudara untuk menjamin keberhasilan pemberian ASI.

Untuk ibu menyusui dengan anak usia 0--6 bulan:

§ Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) IMD adalah proses ketika bayi diberi kesempatan untuk mulai menyusu sendiri segera setelah lahir, tanpa ditunda dengan kegiatan menimbang, mengukur, atau membersihkan bayi (kecuali wajah dan telapak tangan). Idealnya, IMD dilakukan lebih dari 60 menit. Umumnya pada 30--45 menit pertama, bayi hanya akan diam di dada ibu, untuk menenangkan dirinya setelah proses kelahiran. Baru kemudian bayi mulai bergerak mencari dan menemukan payudara ibu, lalu mulai menyusu. Hal yang penting dalam IMD adalah kontak kulit (skin to skin) antara ibu dan bayi, yang memungkinkan terjadinya penyesuaian suhu tubuh sesuai kebutuhan bayi, membuat pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil, serta membangun kelekatan emosional. Proses ini juga merangsang hormon oksitosin (sering disebut sebagai hormon cinta) yang membuat ibu menjadi lebih tenang, lebih kuat menahan nyeri,

Page 19: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

15

14

serta membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi pendarahan ibu. Melalui IMD, bayi bisa mendapat kolostrum, cairan ASI pertama yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan bergizi tinggi.

§ Memberikan ASI Eksklusif selama 6 Bulan

Memberikan ASI eksklusif berarti memberikan hanya ASI selama 6 bulan pertama, tanpa penambahan apa pun termasuk air putih. Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan ibu. Ukuran lambung bayi masih kecil sehingga ASI saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi secara lengkap dan sempurna. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu sapi atau daging ikan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi sehingga rawan mengakibatkan alergi. ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh ibu sehingga bayi memiliki kekebalan dan terhindar dari penyakit pada masa awal kehidupannya. Hormon yang terdapat di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan kolik dan membuat bayi tertidur setelah menyusu, yang dibutuhkannya untuk bertumbuh. Secara psikologis, menyusui pun meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi karena posisi tubuh yang berdekatan dan memicu terbentuknya hormon oksitosin. Bagi ibu, menyusui juga memiliki dampak kesehatan, yaitu membantu rahim kembali ke ukuran normal lebih cepat, menurunkan risiko osteoporosis dan kanker, menurunkan berat badan, dan merupakan metode kontrasepsi yang alami. Mengingat salah satu faktor ibu yang menjadi penyebab stunting adalah melahirkan dalam jangka waktu dekat, pemberian ASI ekslusif dapat menjadi upaya pencegahan. Bagi ibu yang bekerja, pemberian ASI eksklusif tetap dapat dilakukan dengan cara memerah ASI dan menyimpannya di dalam lemari pendingin, lalu memanaskannya pada saat ingin diberikan kepada bayi.

Untuk ibu menyusui dengan anak usia 6 bulan–2 tahun:

§ Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk Anak 6 Bulan–2 Tahun. Pada masa ini, pemberian ASI masih terus dilakukan sesering mungkin, tetapi ditambah dengan makanan padat. Tanda-tanda anak siap diberi makanan lain selain ASI adalah anak mampu duduk tanpa bantuan/sandaran, mampu mengontrol gerakan tangan untuk mengambil dan membawa makanan ke mulut, mampu mengontrol gerakan lidah untuk menggerakkan makanan di mulut, mampu mengunyah, serta mampu mengontrol air liur.

6--9 Bulan 9--12 Bulan 12--24 Bulan

15

o Utamakan ASI, baru MPASI.

o Menu MPASI bervariasi, terdiri dari karbohidrat, protein hewan, protein nabati, sedikit lemak dan sayuran.

o Tekstur lembut atau lumat.

o Diberikan 2--3x sehari, sekitar 6--9 sendok makan. Jumlah porsi dan frekuensi makan naik secara bertahap.

o Utamakan ASI, baru MPASI.

o Menu MPASI bervariasi. o Tekstur lebih padat

seperti bubur saring atau nasi tim.

o Diberikan 3x sehari sekitar 9--12 sendok makan, ditambah selingan 2x sehari berupa biskuit bayi dan buah.

o Utamakan MPASI, baru ASI.

o Makanan dapat disamakan dengan menu keluarga.

o Tekstur awalnya dapat dicincang kasar dan naik bertahap sesuai kemampuan anak.

o Berikan 3x sehari, sebanyak 1/3 sampai 1/2 porsi dewasa. Beri makanan selingan 2x sehari (puding, kue, dan jus buah).

Makanan yang dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan

o Bubur tepung beras/beras merah yang dimasak menggunakan kaldu daging atau sayuran.

o Makanan yang mengandung zat besi tinggi seperti daging merah tanpa lemak, hati sapi/ayam, sayuran hijau (bayam, brokoli), kuning telur, tahu.

o Sayur-sayuran dan kacang-kacangan (seperti kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning, kacang hijau) yang direbus kemudian dihaluskan menggunakan blender.

o Buah-buahan seperti pepaya, pisang, apel, melon, dan alpukat.

o Ikan yang diblender, gunakan ikan segar dan tidak berduri seperti kembung, patin, kakap, gindara, atau salmon.

o Suplemen zat besi

o Makanan yang terbuat dari tepung terigu seperti mi atau roti karena kandungan protein dan vitaminnya rendah.

o Menambahkan penyedap rasa pada makanan bayi terutama pada tahun pertama.

o Makanan terlalu berlemak. o Makanan pedas atau berbumbu tajam. o Buah-buahan yang terlalu asam. o Buah-buahan dan sayuran yang

mengandung gas seperti durian, kol, kembang kol, atau lobak.

o Susu sapi dan olahannya karena memicu alergi.

o Kacang tanah karena memicu alergi. o Kadangkala telur dapat memacu alergi.

Berikan secara bertahap dan dengan porsi kecil. Jika bayi alergi segera hentikan.

14

serta membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi pendarahan ibu. Melalui IMD, bayi bisa mendapat kolostrum, cairan ASI pertama yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan bergizi tinggi.

§ Memberikan ASI Eksklusif selama 6 Bulan

Memberikan ASI eksklusif berarti memberikan hanya ASI selama 6 bulan pertama, tanpa penambahan apa pun termasuk air putih. Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan ibu. Ukuran lambung bayi masih kecil sehingga ASI saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi secara lengkap dan sempurna. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu sapi atau daging ikan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi sehingga rawan mengakibatkan alergi. ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh ibu sehingga bayi memiliki kekebalan dan terhindar dari penyakit pada masa awal kehidupannya. Hormon yang terdapat di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan kolik dan membuat bayi tertidur setelah menyusu, yang dibutuhkannya untuk bertumbuh. Secara psikologis, menyusui pun meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi karena posisi tubuh yang berdekatan dan memicu terbentuknya hormon oksitosin. Bagi ibu, menyusui juga memiliki dampak kesehatan, yaitu membantu rahim kembali ke ukuran normal lebih cepat, menurunkan risiko osteoporosis dan kanker, menurunkan berat badan, dan merupakan metode kontrasepsi yang alami. Mengingat salah satu faktor ibu yang menjadi penyebab stunting adalah melahirkan dalam jangka waktu dekat, pemberian ASI ekslusif dapat menjadi upaya pencegahan. Bagi ibu yang bekerja, pemberian ASI eksklusif tetap dapat dilakukan dengan cara memerah ASI dan menyimpannya di dalam lemari pendingin, lalu memanaskannya pada saat ingin diberikan kepada bayi.

Untuk ibu menyusui dengan anak usia 6 bulan–2 tahun:

§ Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk Anak 6 Bulan–2 Tahun. Pada masa ini, pemberian ASI masih terus dilakukan sesering mungkin, tetapi ditambah dengan makanan padat. Tanda-tanda anak siap diberi makanan lain selain ASI adalah anak mampu duduk tanpa bantuan/sandaran, mampu mengontrol gerakan tangan untuk mengambil dan membawa makanan ke mulut, mampu mengontrol gerakan lidah untuk menggerakkan makanan di mulut, mampu mengunyah, serta mampu mengontrol air liur.

6--9 Bulan 9--12 Bulan 12--24 Bulan

Page 20: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

16.16

14

serta membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi pendarahan ibu. Melalui IMD, bayi bisa mendapat kolostrum, cairan ASI pertama yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan bergizi tinggi.

§ Memberikan ASI Eksklusif selama 6 Bulan

Memberikan ASI eksklusif berarti memberikan hanya ASI selama 6 bulan pertama, tanpa penambahan apa pun termasuk air putih. Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan ibu. Ukuran lambung bayi masih kecil sehingga ASI saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi secara lengkap dan sempurna. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu sapi atau daging ikan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi sehingga rawan mengakibatkan alergi. ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh ibu sehingga bayi memiliki kekebalan dan terhindar dari penyakit pada masa awal kehidupannya. Hormon yang terdapat di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan kolik dan membuat bayi tertidur setelah menyusu, yang dibutuhkannya untuk bertumbuh. Secara psikologis, menyusui pun meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi karena posisi tubuh yang berdekatan dan memicu terbentuknya hormon oksitosin. Bagi ibu, menyusui juga memiliki dampak kesehatan, yaitu membantu rahim kembali ke ukuran normal lebih cepat, menurunkan risiko osteoporosis dan kanker, menurunkan berat badan, dan merupakan metode kontrasepsi yang alami. Mengingat salah satu faktor ibu yang menjadi penyebab stunting adalah melahirkan dalam jangka waktu dekat, pemberian ASI ekslusif dapat menjadi upaya pencegahan. Bagi ibu yang bekerja, pemberian ASI eksklusif tetap dapat dilakukan dengan cara memerah ASI dan menyimpannya di dalam lemari pendingin, lalu memanaskannya pada saat ingin diberikan kepada bayi.

Untuk ibu menyusui dengan anak usia 6 bulan–2 tahun:

§ Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk Anak 6 Bulan–2 Tahun. Pada masa ini, pemberian ASI masih terus dilakukan sesering mungkin, tetapi ditambah dengan makanan padat. Tanda-tanda anak siap diberi makanan lain selain ASI adalah anak mampu duduk tanpa bantuan/sandaran, mampu mengontrol gerakan tangan untuk mengambil dan membawa makanan ke mulut, mampu mengontrol gerakan lidah untuk menggerakkan makanan di mulut, mampu mengunyah, serta mampu mengontrol air liur.

6--9 Bulan 9--12 Bulan 12--24 Bulan

15

o Utamakan ASI, baru MPASI.

o Menu MPASI bervariasi, terdiri dari karbohidrat, protein hewan, protein nabati, sedikit lemak dan sayuran.

o Tekstur lembut atau lumat.

o Diberikan 2--3x sehari, sekitar 6--9 sendok makan. Jumlah porsi dan frekuensi makan naik secara bertahap.

o Utamakan ASI, baru MPASI.

o Menu MPASI bervariasi. o Tekstur lebih padat

seperti bubur saring atau nasi tim.

o Diberikan 3x sehari sekitar 9--12 sendok makan, ditambah selingan 2x sehari berupa biskuit bayi dan buah.

o Utamakan MPASI, baru ASI.

o Makanan dapat disamakan dengan menu keluarga.

o Tekstur awalnya dapat dicincang kasar dan naik bertahap sesuai kemampuan anak.

o Berikan 3x sehari, sebanyak 1/3 sampai 1/2 porsi dewasa. Beri makanan selingan 2x sehari (puding, kue, dan jus buah).

Makanan yang dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan

o Bubur tepung beras/beras merah yang dimasak menggunakan kaldu daging atau sayuran.

o Makanan yang mengandung zat besi tinggi seperti daging merah tanpa lemak, hati sapi/ayam, sayuran hijau (bayam, brokoli), kuning telur, tahu.

o Sayur-sayuran dan kacang-kacangan (seperti kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning, kacang hijau) yang direbus kemudian dihaluskan menggunakan blender.

o Buah-buahan seperti pepaya, pisang, apel, melon, dan alpukat.

o Ikan yang diblender, gunakan ikan segar dan tidak berduri seperti kembung, patin, kakap, gindara, atau salmon.

o Suplemen zat besi

o Makanan yang terbuat dari tepung terigu seperti mi atau roti karena kandungan protein dan vitaminnya rendah.

o Menambahkan penyedap rasa pada makanan bayi terutama pada tahun pertama.

o Makanan terlalu berlemak. o Makanan pedas atau berbumbu tajam. o Buah-buahan yang terlalu asam. o Buah-buahan dan sayuran yang

mengandung gas seperti durian, kol, kembang kol, atau lobak.

o Susu sapi dan olahannya karena memicu alergi.

o Kacang tanah karena memicu alergi. o Kadangkala telur dapat memacu alergi.

Berikan secara bertahap dan dengan porsi kecil. Jika bayi alergi segera hentikan.

14

serta membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi pendarahan ibu. Melalui IMD, bayi bisa mendapat kolostrum, cairan ASI pertama yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan bergizi tinggi.

§ Memberikan ASI Eksklusif selama 6 Bulan

Memberikan ASI eksklusif berarti memberikan hanya ASI selama 6 bulan pertama, tanpa penambahan apa pun termasuk air putih. Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan ibu. Ukuran lambung bayi masih kecil sehingga ASI saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi secara lengkap dan sempurna. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu sapi atau daging ikan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi sehingga rawan mengakibatkan alergi. ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh ibu sehingga bayi memiliki kekebalan dan terhindar dari penyakit pada masa awal kehidupannya. Hormon yang terdapat di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan kolik dan membuat bayi tertidur setelah menyusu, yang dibutuhkannya untuk bertumbuh. Secara psikologis, menyusui pun meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi karena posisi tubuh yang berdekatan dan memicu terbentuknya hormon oksitosin. Bagi ibu, menyusui juga memiliki dampak kesehatan, yaitu membantu rahim kembali ke ukuran normal lebih cepat, menurunkan risiko osteoporosis dan kanker, menurunkan berat badan, dan merupakan metode kontrasepsi yang alami. Mengingat salah satu faktor ibu yang menjadi penyebab stunting adalah melahirkan dalam jangka waktu dekat, pemberian ASI ekslusif dapat menjadi upaya pencegahan. Bagi ibu yang bekerja, pemberian ASI eksklusif tetap dapat dilakukan dengan cara memerah ASI dan menyimpannya di dalam lemari pendingin, lalu memanaskannya pada saat ingin diberikan kepada bayi.

Untuk ibu menyusui dengan anak usia 6 bulan–2 tahun:

§ Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk Anak 6 Bulan–2 Tahun. Pada masa ini, pemberian ASI masih terus dilakukan sesering mungkin, tetapi ditambah dengan makanan padat. Tanda-tanda anak siap diberi makanan lain selain ASI adalah anak mampu duduk tanpa bantuan/sandaran, mampu mengontrol gerakan tangan untuk mengambil dan membawa makanan ke mulut, mampu mengontrol gerakan lidah untuk menggerakkan makanan di mulut, mampu mengunyah, serta mampu mengontrol air liur.

6--9 Bulan 9--12 Bulan 12--24 Bulan

Page 21: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

17

16

§ Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap Imunisasi adalah upaya untuk membentuk antibodi dalam tubuh bayi sehingga meningkatkan kekebalan bayi terhadap penyakit. Imunisasi aman untuk dilakukan dan penting untuk mencegah terjadinya wabah penyakit dalam masyarakat. Imunisasi dasar lengkap terdiri dari:

Jenis

Imunisasi Tujuan Waktu Imunisasi

Imunisasi HB mencegah penyakit hepatitis B (sakit kuning)

4x: lahir, 1 bulan, 2 bulan, 4 bulan

Imunisasi BCG mencegah penyakit TBC 1x: lahir/usia 1 bulan

Imunisasi polio mencegah penyakit polio 4x: lahir/ usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan

Imunisasi DPT mencegah penyakit dipteri, batuk rejan, dan tetanus

3x: usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan

Imunisasi Hib mencegah penyakit radang selaput otak (meningitis), pneumonia, radang saluran pendengaran/ telinga

3x: usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan

Imunisasi campak

Mencegah penyakit campak 1x: usia 9 bulan

§ Memberikan Obat Cacing

Cacingan dapat menyebabkan terganggunya penyerapan zat-zat bergizi sehingga anak mengalami gangguan pertumbuhan. Pada anak yang cacingan, asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh justru diambil oleh cacing-cacing yang berkembang biak di dalam organ pencernaan. Akibatnya, anak menjadi kurang gizi. Di samping menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan obat cacing. Untuk usia 1--2 tahun, diberikan 6 bulan sekali dengan dosis 200 mg. Tunda pemberian obat cacing apabila anak sedang demam atau sakit.

b. Pembentukan Kebiasaan Baik untuk Menjaga Kebersihan

Salah satu faktor penyebab stunting adalah lingkungan rumah yang kurang bersih. Upaya pembentukan praktik kebiasaan baik untuk menjaga kebersihan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. § Membiasakan cuci tangan pakai sabun dan dengan air mengalir. Cuci tangan

sebaiknya dilakukan sebelum memberi ASI, sebelum memasak, sebelum dan

17

anak memberi sinyal lapar

orang tua merespon dengan menawarkan

ASI atau makanan

anak merespon dan makan

anak memberi sinyal tidak mau

makan lagi

orang tua menghentikan proses makan

sesudah makan, sesudah bermain, dan sesudah buang air kecil/buang air besar. Untuk membentuk kebiasaan baik cuci tangan pada anak, dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan seperti melalui lagu. Contoh lagu yang bisa diperkenalkan adalah ‘Yuk Cuci Tangan’ dari Kejora (https://www.youtube.com/watch?v=P-MqEOlQ99Q).

§ Melakukan proses menyiapkan dan menyimpan makanan yang higienis seperti mencuci bahan makanan dengan air bersih yang mengalir, memasak hingga matang untuk mematikan bakteri, tidak menyimpan bahan makanan langsung di atas lantai, menyimpan bahan makanan di suhu yang sesuai agar tidak cepat busuk, memisahkan bahan makanan yang mentah dan yang sudah matang, serta memisahkan bahan makanan dari bahan kimia (cairan pembersih, racun serangga).

§ Mengelola sampah dengan cara membuang sampah pada tempatnya, menutup

tempat sampah agar tidak mengundang hama dan serangga, serta mencuci tempat sampah secara berkala agar tidak menjadi sumber pencemaran.

§ Menjaga kebersihan rumah dan diri seluruh anggota keluarga dengan cara

menyapu dan mengepel rumah setiap hari, melakukan buang air di tempat tertutup, mencuci bak penampungan air secara berkala, mencuci dan mengganti seprai secara berkala, mandi dua kali sehari, dan menggunting kuku secara berkala.

c. Praktik Pemberian Makan yang Responsif

Orang tua perlu memperhatikan bukan saja apa yang dimakan anak, melainkan juga bagaimana proses makan itu berlangsung. Kekurangan gizi dapat disebabkan anak menolak makan, sebagai dampak dari suasana makan yang tidak menyenangkan dan tidak responsif. Oleh karena itu, perlu diupayakan praktik pemberian makan yang responsif (responsive feeding), yaitu proses dua arah di mana orang tua memperhatikan sinyal dari anak dan merespons secara tepat. Praktik ini merupakan dasar dari pola perilaku makan yang sehat dan mengembangkan keterampilan regulasi diri pada anak.

Page 22: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

18

16

§ Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap Imunisasi adalah upaya untuk membentuk antibodi dalam tubuh bayi sehingga meningkatkan kekebalan bayi terhadap penyakit. Imunisasi aman untuk dilakukan dan penting untuk mencegah terjadinya wabah penyakit dalam masyarakat. Imunisasi dasar lengkap terdiri dari:

Jenis

Imunisasi Tujuan Waktu Imunisasi

Imunisasi HB mencegah penyakit hepatitis B (sakit kuning)

4x: lahir, 1 bulan, 2 bulan, 4 bulan

Imunisasi BCG mencegah penyakit TBC 1x: lahir/usia 1 bulan

Imunisasi polio mencegah penyakit polio 4x: lahir/ usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan

Imunisasi DPT mencegah penyakit dipteri, batuk rejan, dan tetanus

3x: usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan

Imunisasi Hib mencegah penyakit radang selaput otak (meningitis), pneumonia, radang saluran pendengaran/ telinga

3x: usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan

Imunisasi campak

Mencegah penyakit campak 1x: usia 9 bulan

§ Memberikan Obat Cacing

Cacingan dapat menyebabkan terganggunya penyerapan zat-zat bergizi sehingga anak mengalami gangguan pertumbuhan. Pada anak yang cacingan, asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh justru diambil oleh cacing-cacing yang berkembang biak di dalam organ pencernaan. Akibatnya, anak menjadi kurang gizi. Di samping menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan obat cacing. Untuk usia 1--2 tahun, diberikan 6 bulan sekali dengan dosis 200 mg. Tunda pemberian obat cacing apabila anak sedang demam atau sakit.

b. Pembentukan Kebiasaan Baik untuk Menjaga Kebersihan

Salah satu faktor penyebab stunting adalah lingkungan rumah yang kurang bersih. Upaya pembentukan praktik kebiasaan baik untuk menjaga kebersihan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. § Membiasakan cuci tangan pakai sabun dan dengan air mengalir. Cuci tangan

sebaiknya dilakukan sebelum memberi ASI, sebelum memasak, sebelum dan

17

anak memberi sinyal lapar

orang tua merespon dengan menawarkan

ASI atau makanan

anak merespon dan makan

anak memberi sinyal tidak mau

makan lagi

orang tua menghentikan proses makan

sesudah makan, sesudah bermain, dan sesudah buang air kecil/buang air besar. Untuk membentuk kebiasaan baik cuci tangan pada anak, dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan seperti melalui lagu. Contoh lagu yang bisa diperkenalkan adalah ‘Yuk Cuci Tangan’ dari Kejora (https://www.youtube.com/watch?v=P-MqEOlQ99Q).

§ Melakukan proses menyiapkan dan menyimpan makanan yang higienis seperti mencuci bahan makanan dengan air bersih yang mengalir, memasak hingga matang untuk mematikan bakteri, tidak menyimpan bahan makanan langsung di atas lantai, menyimpan bahan makanan di suhu yang sesuai agar tidak cepat busuk, memisahkan bahan makanan yang mentah dan yang sudah matang, serta memisahkan bahan makanan dari bahan kimia (cairan pembersih, racun serangga).

§ Mengelola sampah dengan cara membuang sampah pada tempatnya, menutup

tempat sampah agar tidak mengundang hama dan serangga, serta mencuci tempat sampah secara berkala agar tidak menjadi sumber pencemaran.

§ Menjaga kebersihan rumah dan diri seluruh anggota keluarga dengan cara

menyapu dan mengepel rumah setiap hari, melakukan buang air di tempat tertutup, mencuci bak penampungan air secara berkala, mencuci dan mengganti seprai secara berkala, mandi dua kali sehari, dan menggunting kuku secara berkala.

c. Praktik Pemberian Makan yang Responsif

Orang tua perlu memperhatikan bukan saja apa yang dimakan anak, melainkan juga bagaimana proses makan itu berlangsung. Kekurangan gizi dapat disebabkan anak menolak makan, sebagai dampak dari suasana makan yang tidak menyenangkan dan tidak responsif. Oleh karena itu, perlu diupayakan praktik pemberian makan yang responsif (responsive feeding), yaitu proses dua arah di mana orang tua memperhatikan sinyal dari anak dan merespons secara tepat. Praktik ini merupakan dasar dari pola perilaku makan yang sehat dan mengembangkan keterampilan regulasi diri pada anak.

Page 23: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

19

18

Usia Sinyal Saat Lapar Sinyal Saat Kenyang

0–6 Bulan

Mengemut tangan, menangis atau merengek, membuka mulut, tersenyum, dan menatap pengasuh.

Mengatupkan bibir, menolehkan kepala ke arah lain, gerakan mengisap melambat atau berhenti, mengamati hal-hal lain, tidur.

6–12 Bulan

Mencoba meraih sendok atau makanan, menunjuk makanan, terlihat bersemangat ketika makanan dihidangkan.

Mengatupkan bibir, menolehkan kepala ke arah lain, terdistraksi hal lain, menggelengkan kepala saat ditawarkan makanan.

12–24 Bulan

Seperti usia 6–12 bulan, plus mengekspresikan keinginan terhadap makanan tertentu dengan suara atau kata.

Seperti usia 6–12 bulan, plus peningkatan kosakata ketika menolak makanan.

Pemberian Makan yang Responsif Pemberian Makanan yang Tidak Responsif

§ Menciptakan rutinitas makan bersama keluarga, dampingi anak saat makan.

§ Terlibat dalam percakapan dan mempertahankan kontak mata saat waktu makan (tidak sibuk main/nonton).

§ Mengomunikasikan kepada anak apa yang dimakan dan aturan makan.

§ Memperhatikan sinyal lapar dan kenyang dari anak, lalu merespons secara tepat.

§ Memberi kesempatan anak untuk mencoba makan sendiri menggunakan tangan atau alat makannya.

§ Menawarkan makanan yang bergizi dan sesuai kebutuhan tahap perkembangan anak.

§ Untuk mengatasi penolakan makanan, menyediakan makanan yang bervariasi (jenis, rasa, tesktur) dan membuat penyajian yang menarik (contohnya nasi

§ Orang tua menentukan sepenuhnya apa yang dimakan, kapan, dan seberapa banyak.

§ Orang tua tidak mengenali sinyal kapan anak lapar /kenyang, atau mengabaikan sinyal dari anak.

§ Anak harus menghabiskan apa yang ada di piring, walau sudah kenyang.

§ Orang tua menyuapi anak dengan paksa dan dengan cepat (masih mengunyah sudah disuapi lagi).

§ Orang tua membiarkan anak makan sendiri (tidak didampingi).

§ Orang tua dan anak tidak terlibat dalam percakapan seputar makanan.

§ Suasana makan tidak nyaman dan membuat frustrasi bagi orang tua dan anak.

§ Orang tua tidak menetapkan aturan apa pun terkait proses makan.

§ Orang tua menggunakan makanan sebagai

19

dibentuk bintang). § Saat anak sakit atau sedang tidak

berselera makan, berikan porsi kecil, tetapi sering.

§ Menghargai saat anak belum lapar dan tawarkan lagi pada jam makan berikutnya, tidak menghukum anak karena tidak mau makan.

hadiah atau alat mengontrol perilaku anak (contoh: kalau anak mau berhenti nonton, akan diberi makan).

§ Orang tua salah memahami sinyal anak dan berpikir makanan adalah solusi (contoh: anak rewel karena mengantuk, tetapi kemudian diberi es krim agar tenang).

4. Prinsip Perkembangan dan Proses Belajar Anak

National Association for the Education of Young Children (NAEYC) mengemukakan 12 prinsip perkembangan dan belajar anak sebagai landasan bagi siapa pun yang ingin mengembangkan program untuk anak usia dini. a. Semua aspek perkembangan penting dan saling berhubungan.

Perkembangan terdiri dari beberapa aspek, yaitu motorik kasar, motorik halus, personal sosial, bahasa, dan kognitif. Semua aspek tersebut perlu diperhatikan dan distimulasi. Apa yang terjadi di satu aspek dapat memengaruhi dan dipengaruhi aspek lainnya. Misalnya, kemampuan anak untuk merangkak dan berjalan membuat anak dapat mengeksplorasi lingkungannya secara lebih luas dan meningkatkan pemahamannya tentang dunia.

b. Banyak aspek perkembangan dan proses belajar yang terjadi dalam

urutan/ sekuens. Pengetahuan dan keterampilan yang anak miliki menjadi dasar tahapan selanjutnya. Misalnya, anak belajar membuat suara vokal dahulu, lalu kombinasi konsonan-vokal, lalu mengeluarkan bunyi suku kata yang berulang, baru reproduksi kata-kata tunggal, menggabungkan dua kata menjadi kalimat sederhana, hingga bisa berbicara dengan kalimat lengkap.

c. Perkembangan dan proses belajar setiap anak memiliki kecepatan dan

polanya masing-masing. Ada anak yang berjalan lancar lebih dahulu baru berbicara, atau sebaliknya. Temperamen, minat, serta pengalaman yang anak dapatkan dari keluarga maupun lingkungan sosial budayanya dapat memengaruhi apa yang dipelajari dan bagaimana anak belajar. Anak berkebutuhan khusus memerlukan usaha dan sumber daya tambahan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

d. Perkembangan dan proses belajar merupakan hasil interaksi antara

kematangan biologis (faktor bawaan) dan pengalaman anak (faktor lingkungan). Misalnya, anak yang terlahir dengan kondisi bawaan sempurna (dalam arti tidak ada masalah kesehatan atau genetika) bisa jadi tidak mencapai potensi

Page 24: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

20

18

Usia Sinyal Saat Lapar Sinyal Saat Kenyang

0–6 Bulan

Mengemut tangan, menangis atau merengek, membuka mulut, tersenyum, dan menatap pengasuh.

Mengatupkan bibir, menolehkan kepala ke arah lain, gerakan mengisap melambat atau berhenti, mengamati hal-hal lain, tidur.

6–12 Bulan

Mencoba meraih sendok atau makanan, menunjuk makanan, terlihat bersemangat ketika makanan dihidangkan.

Mengatupkan bibir, menolehkan kepala ke arah lain, terdistraksi hal lain, menggelengkan kepala saat ditawarkan makanan.

12–24 Bulan

Seperti usia 6–12 bulan, plus mengekspresikan keinginan terhadap makanan tertentu dengan suara atau kata.

Seperti usia 6–12 bulan, plus peningkatan kosakata ketika menolak makanan.

Pemberian Makan yang Responsif Pemberian Makanan yang Tidak Responsif

§ Menciptakan rutinitas makan bersama keluarga, dampingi anak saat makan.

§ Terlibat dalam percakapan dan mempertahankan kontak mata saat waktu makan (tidak sibuk main/nonton).

§ Mengomunikasikan kepada anak apa yang dimakan dan aturan makan.

§ Memperhatikan sinyal lapar dan kenyang dari anak, lalu merespons secara tepat.

§ Memberi kesempatan anak untuk mencoba makan sendiri menggunakan tangan atau alat makannya.

§ Menawarkan makanan yang bergizi dan sesuai kebutuhan tahap perkembangan anak.

§ Untuk mengatasi penolakan makanan, menyediakan makanan yang bervariasi (jenis, rasa, tesktur) dan membuat penyajian yang menarik (contohnya nasi

§ Orang tua menentukan sepenuhnya apa yang dimakan, kapan, dan seberapa banyak.

§ Orang tua tidak mengenali sinyal kapan anak lapar /kenyang, atau mengabaikan sinyal dari anak.

§ Anak harus menghabiskan apa yang ada di piring, walau sudah kenyang.

§ Orang tua menyuapi anak dengan paksa dan dengan cepat (masih mengunyah sudah disuapi lagi).

§ Orang tua membiarkan anak makan sendiri (tidak didampingi).

§ Orang tua dan anak tidak terlibat dalam percakapan seputar makanan.

§ Suasana makan tidak nyaman dan membuat frustrasi bagi orang tua dan anak.

§ Orang tua tidak menetapkan aturan apa pun terkait proses makan.

§ Orang tua menggunakan makanan sebagai

19

dibentuk bintang). § Saat anak sakit atau sedang tidak

berselera makan, berikan porsi kecil, tetapi sering.

§ Menghargai saat anak belum lapar dan tawarkan lagi pada jam makan berikutnya, tidak menghukum anak karena tidak mau makan.

hadiah atau alat mengontrol perilaku anak (contoh: kalau anak mau berhenti nonton, akan diberi makan).

§ Orang tua salah memahami sinyal anak dan berpikir makanan adalah solusi (contoh: anak rewel karena mengantuk, tetapi kemudian diberi es krim agar tenang).

4. Prinsip Perkembangan dan Proses Belajar Anak

National Association for the Education of Young Children (NAEYC) mengemukakan 12 prinsip perkembangan dan belajar anak sebagai landasan bagi siapa pun yang ingin mengembangkan program untuk anak usia dini. a. Semua aspek perkembangan penting dan saling berhubungan.

Perkembangan terdiri dari beberapa aspek, yaitu motorik kasar, motorik halus, personal sosial, bahasa, dan kognitif. Semua aspek tersebut perlu diperhatikan dan distimulasi. Apa yang terjadi di satu aspek dapat memengaruhi dan dipengaruhi aspek lainnya. Misalnya, kemampuan anak untuk merangkak dan berjalan membuat anak dapat mengeksplorasi lingkungannya secara lebih luas dan meningkatkan pemahamannya tentang dunia.

b. Banyak aspek perkembangan dan proses belajar yang terjadi dalam

urutan/ sekuens. Pengetahuan dan keterampilan yang anak miliki menjadi dasar tahapan selanjutnya. Misalnya, anak belajar membuat suara vokal dahulu, lalu kombinasi konsonan-vokal, lalu mengeluarkan bunyi suku kata yang berulang, baru reproduksi kata-kata tunggal, menggabungkan dua kata menjadi kalimat sederhana, hingga bisa berbicara dengan kalimat lengkap.

c. Perkembangan dan proses belajar setiap anak memiliki kecepatan dan

polanya masing-masing. Ada anak yang berjalan lancar lebih dahulu baru berbicara, atau sebaliknya. Temperamen, minat, serta pengalaman yang anak dapatkan dari keluarga maupun lingkungan sosial budayanya dapat memengaruhi apa yang dipelajari dan bagaimana anak belajar. Anak berkebutuhan khusus memerlukan usaha dan sumber daya tambahan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

d. Perkembangan dan proses belajar merupakan hasil interaksi antara

kematangan biologis (faktor bawaan) dan pengalaman anak (faktor lingkungan). Misalnya, anak yang terlahir dengan kondisi bawaan sempurna (dalam arti tidak ada masalah kesehatan atau genetika) bisa jadi tidak mencapai potensi

Page 25: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

21

20

dirinya secara penuh karena faktor kurang gizi atau karena tidak mendapat kesempatan pendidikan akibat kemiskinan.

e. Pengalaman di awal kehidupan anak memiliki dampak besar pada

perkembangan dan proses belajar selanjutnya. Misalnya, bayi yang tangisan dan ocehannya ditanggapi oleh orang dewasa akan mengembangkan rasa aman dan keinginan berkomunikasi. Sebaliknya, apabila orang dewasa tidak responsif dan membiarkan bayi menangis terus-menerus, serta tidak merespons ocehan bayi, bayi akan kehilangan motivasi untuk menjalin interaksi dengan lingkungan sosialnya dan ke depannya hal ini bisa menimbulkan masalah psikologis. Penelitian juga menunjukkan bahwa ada periode sensitif, yaitu anak belajar hal tertentu secara lebih mudah dan cepat, misalnya 0--1 tahun adalah periode sensitif untuk perkembangan motorik kasar.

f. Perkembangan bergerak menuju hal yang semakin kompleks. Misalnya,

awalnya anak bermain dengan objek konkret (menggunakan sendok sebagai sendok untuk menyuapi boneka), baru kemudian bisa bermain pura-pura (menggunakan stik es krim untuk jadi sendok). Saat baru lahir, bayi bergantung sepenuhnya pada orang dewasa untuk membuat dirinya tenang, dengan digendong atau dinyanyikan. Semakin besar, bayi belajar untuk menenangkan dirinya sendiri, misalnya dengan mengisap jempol, dan anak 2 tahun mulai bisa diajarkan untuk memeluk dirinya sendiri jika butuh waktu tenang.

g. Anak berkembang paling baik ketika memiliki hubungan yang positif

dengan orang dewasa dan teman sebaya. Membangun kelekatan atau kedekatan psikologis antara bayi dan orang tua/pengasuh utamanya merupakan hal yang sangat penting, terutama pada tiga bulan pertama sejak kelahirannya. Kelekatan yang baik mendukung bayi untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, mandiri, berani mencoba hal baru, dan kooperatif. Ia percaya bahwa ada orang yang dapat diandalkan untuk menjaganya. Sebaliknya, bayi yang kurang memiliki kelekatan dengan orang tua akan lebih sulit membangun relasi positif dan pertemanan dengan orang lain. Cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membangun kelekatan dengan bayi adalah dengan senantiasa menyentuh, memandang, menggendong, mengajak bicara dengan nada positif, menyanyikan lagu, dan tersenyum kepadanya. Berilah dukungan dan apresiasi saat ia mengembangkan keterampilan-keterampilan dirinya, dengan bertepuk tangan, memeluk, atau memujinya. Saat bersama bayi, bermainlah dengan penuh perhatian dan jauhkan gawai.

21

h. Perkembangan dan pembelajaran dipengaruhi oleh konteks sosial budaya. Apa yang anak pelajari dan bagaimana mereka belajar turut ditentukan oleh latar belakang sosial budaya dari diri anak, seperti agama dan etnis, sekolah, dan masyarakat. Misalnya, era digital membawa banyak perubahan terhadap cara anak berkomunikasi dan bagaimana anak mengisi waktu luang sehari-hari.

i. Anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang lebih mudah belajar

dengan melihat, mendengar, atau melakukan langsung. Semakin bervariasi metode dan semakin banyak indra yang digunakan saat anak belajar sesuatu, pemahamannya akan semakin baik. Misalnya, anak belajar tentang konsep besar dan kecil dengan cara melihat gambar, mengelompokkan bola besar (bola tenis) dan bola kecil (bola pingpong), berjalan mengelilingi lingkaran besar dan kecil yang terbuat dari kapur, atau melalui lagu yang disertai gerakan.

j. Bermain adalah cara anak mengembangkan berbagai keterampilan

dirinya dengan cara yang menyenangkan. Bagi orang dewasa, bermain itu sebagai pengisi waktu luang, pereda penat, dan penghilang stres. Bagi anak, bermain merupakan keinginan, kebutuhan, dan hak. Anak perlu dikenalkan dan diajak untuk melakukan berbagai jenis permainan, yaitu permainan dengan objek (segala benda yang bisa diputar, ditarik, ditepuk, digoyang), permainan fisik (berlari, lempar tangkap bola), permainan pura-pura (bermain peran jadi dokter/penjual), permainan konstruktif (lego, balok), dan permainan dengan aturan (petak umpet, ular tangga).

k. Tantangan dan kesempatan berlatih dapat meningkatkan perkembangan

dan proses belajar anak. Misalnya, anak yang sedang belajar berjalan akan meningkat kemampuannya jika sering diajak bermain di tempat terbuka, berlatih jalan di berbagai tekstur (jalan berbatu, aspal, rumput, pasir) dan permukaan (jalan menanjak, jalan menurun, jalan bergelombang).

l. Pengalaman anak menentukan motivasi dan sikap anak terhadap proses

belajar itu sendiri. Apabila pada masa-masa awal anak memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan dan merasakan pengalaman berhasil, akan terbentuk pandangan yang positif terhadap proses belajar. Anak akan menjadi lebih bersemangat, lebih tekun, dan lebih tidak cepat menyerah saat menemui kesulitan. Orang tua perlu menekankan pada proses daripada hasil semata, yaitu bahwa kesalahan adalah hal yang wajar dan merupakan bagian dari pembelajaran.

Page 26: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

22

20

dirinya secara penuh karena faktor kurang gizi atau karena tidak mendapat kesempatan pendidikan akibat kemiskinan.

e. Pengalaman di awal kehidupan anak memiliki dampak besar pada

perkembangan dan proses belajar selanjutnya. Misalnya, bayi yang tangisan dan ocehannya ditanggapi oleh orang dewasa akan mengembangkan rasa aman dan keinginan berkomunikasi. Sebaliknya, apabila orang dewasa tidak responsif dan membiarkan bayi menangis terus-menerus, serta tidak merespons ocehan bayi, bayi akan kehilangan motivasi untuk menjalin interaksi dengan lingkungan sosialnya dan ke depannya hal ini bisa menimbulkan masalah psikologis. Penelitian juga menunjukkan bahwa ada periode sensitif, yaitu anak belajar hal tertentu secara lebih mudah dan cepat, misalnya 0--1 tahun adalah periode sensitif untuk perkembangan motorik kasar.

f. Perkembangan bergerak menuju hal yang semakin kompleks. Misalnya,

awalnya anak bermain dengan objek konkret (menggunakan sendok sebagai sendok untuk menyuapi boneka), baru kemudian bisa bermain pura-pura (menggunakan stik es krim untuk jadi sendok). Saat baru lahir, bayi bergantung sepenuhnya pada orang dewasa untuk membuat dirinya tenang, dengan digendong atau dinyanyikan. Semakin besar, bayi belajar untuk menenangkan dirinya sendiri, misalnya dengan mengisap jempol, dan anak 2 tahun mulai bisa diajarkan untuk memeluk dirinya sendiri jika butuh waktu tenang.

g. Anak berkembang paling baik ketika memiliki hubungan yang positif

dengan orang dewasa dan teman sebaya. Membangun kelekatan atau kedekatan psikologis antara bayi dan orang tua/pengasuh utamanya merupakan hal yang sangat penting, terutama pada tiga bulan pertama sejak kelahirannya. Kelekatan yang baik mendukung bayi untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, mandiri, berani mencoba hal baru, dan kooperatif. Ia percaya bahwa ada orang yang dapat diandalkan untuk menjaganya. Sebaliknya, bayi yang kurang memiliki kelekatan dengan orang tua akan lebih sulit membangun relasi positif dan pertemanan dengan orang lain. Cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membangun kelekatan dengan bayi adalah dengan senantiasa menyentuh, memandang, menggendong, mengajak bicara dengan nada positif, menyanyikan lagu, dan tersenyum kepadanya. Berilah dukungan dan apresiasi saat ia mengembangkan keterampilan-keterampilan dirinya, dengan bertepuk tangan, memeluk, atau memujinya. Saat bersama bayi, bermainlah dengan penuh perhatian dan jauhkan gawai.

21

h. Perkembangan dan pembelajaran dipengaruhi oleh konteks sosial budaya. Apa yang anak pelajari dan bagaimana mereka belajar turut ditentukan oleh latar belakang sosial budaya dari diri anak, seperti agama dan etnis, sekolah, dan masyarakat. Misalnya, era digital membawa banyak perubahan terhadap cara anak berkomunikasi dan bagaimana anak mengisi waktu luang sehari-hari.

i. Anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang lebih mudah belajar

dengan melihat, mendengar, atau melakukan langsung. Semakin bervariasi metode dan semakin banyak indra yang digunakan saat anak belajar sesuatu, pemahamannya akan semakin baik. Misalnya, anak belajar tentang konsep besar dan kecil dengan cara melihat gambar, mengelompokkan bola besar (bola tenis) dan bola kecil (bola pingpong), berjalan mengelilingi lingkaran besar dan kecil yang terbuat dari kapur, atau melalui lagu yang disertai gerakan.

j. Bermain adalah cara anak mengembangkan berbagai keterampilan

dirinya dengan cara yang menyenangkan. Bagi orang dewasa, bermain itu sebagai pengisi waktu luang, pereda penat, dan penghilang stres. Bagi anak, bermain merupakan keinginan, kebutuhan, dan hak. Anak perlu dikenalkan dan diajak untuk melakukan berbagai jenis permainan, yaitu permainan dengan objek (segala benda yang bisa diputar, ditarik, ditepuk, digoyang), permainan fisik (berlari, lempar tangkap bola), permainan pura-pura (bermain peran jadi dokter/penjual), permainan konstruktif (lego, balok), dan permainan dengan aturan (petak umpet, ular tangga).

k. Tantangan dan kesempatan berlatih dapat meningkatkan perkembangan

dan proses belajar anak. Misalnya, anak yang sedang belajar berjalan akan meningkat kemampuannya jika sering diajak bermain di tempat terbuka, berlatih jalan di berbagai tekstur (jalan berbatu, aspal, rumput, pasir) dan permukaan (jalan menanjak, jalan menurun, jalan bergelombang).

l. Pengalaman anak menentukan motivasi dan sikap anak terhadap proses

belajar itu sendiri. Apabila pada masa-masa awal anak memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan dan merasakan pengalaman berhasil, akan terbentuk pandangan yang positif terhadap proses belajar. Anak akan menjadi lebih bersemangat, lebih tekun, dan lebih tidak cepat menyerah saat menemui kesulitan. Orang tua perlu menekankan pada proses daripada hasil semata, yaitu bahwa kesalahan adalah hal yang wajar dan merupakan bagian dari pembelajaran.

Page 27: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

23

22

5. Aspek Perkembangan Anak Perkembangan anak meliputi berbagai aspek, yaitu motorik kasar, motorik halus, personal sosial, bahasa, dan kognitif. Setiap aspek tersebut perlu distimulasi karena memiliki peran dan dampak yang berbeda-beda bagi diri anak. a. Motorik Kasar

Aspek motorik kasar berkaitan dengan gerakan tubuh yang melibatkan penggunaan otot-otot besar. Motorik kasar penting untuk melakukan fungsi sehari-hari seperti duduk, berjalan, dan berlari, untuk bermain fisik seperti memanjat dan bergelantungan, untuk mengembangkan keterampilan olahraga seperti menendang, melempar, mengayuh sepeda, dan berenang. Perkembangan motorik kasar memengaruhi kemampuan anak untuk mempertahankan postur tubuh yang nantinya mendukung anak dalam melakukan aktivitas duduk seperti menulis, menggambar, dan menggunting. Motorik kasar juga berdampak pada kemampuan anak bergerak dengan seimbang dan luwes, mengurangi kemungkinan terjatuh atau pun menabrak. Anak yang motorik kasarnya baik tidak akan mudah lelah, aktif, dan menunjukkan kekuatan saat bergerak.

b. Motorik Halus Aspek motorik halus berkaitan dengan penggunaan otot-otot kecil di tangan, mengoordinasikan gerakan mata-tangan untuk melakukan manipulasi objek dan mengerjakan hal-hal yang menuntut kecekatan dan kelincahan jemari seperti kegiatan dengan alat tulis, menempel stiker, membuka tutup botol, menggunakan sendok garpu, membuka kancing baju, mengikat tali sepatu, menyusun puzzle, dan menyikat gigi. Perkembangan motorik halus menentukan kualitas hasil dan kecepatan dalam melakukan sesuatu. Tanpa motorik halus yang baik, pilihan kegiatan bermain menjadi lebih terbatas dan perkembangan kemandirian pun dapat terhambat.

c. Personal Sosial

Aspek personal sosial berkaitan dengan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, memahami situasi yang terjadi, mengekspresikan perasaan dan keinginan diri, mengenali perasaan orang lain, mengontrol perilaku sesuai aturan dan norma sosial, serta membangun hubungan dengan orang dewasa dan teman sebaya. Perkembangan aspek ini sangat penting karena memberi anak panduan tentang siapa diri mereka, bagaimana relasi mereka dengan orang lain, dan bagaimana menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Anak yang berkembang baik pada aspek personal sosialnya akan lebih mudah berteman, lebih cakap dalam menghadapi konflik, lebih percaya diri, dan lebih mampu mencapai tujuannya.

23

d. Bahasa Aspek perkembangan bahasa terdiri dari dua aspek, yaitu bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bahasa reseptif berkaitan dengan pemahaman anak terhadap kata dan kalimat, baik yang diucapkan oleh orang lain maupun apa yang dibacanya. Bahasa ekspresif berkaitan dengan penggunaan bahasa, seberapa banyak kata-kata yang dapat diucapkan oleh anak dan kemampuan dalam menyusun kata menjadi kalimat sesuai aturan berbahasa. Bahasa reseptif berkembang lebih dahulu daripada bahasa ekspresif. Misalnya, bayi berusia 8 bulan mungkin belum bisa mengucap “mama/papa”, tetapi ketika ada yang bertanya “mana mama/papa?” maka ia dapat menoleh ke orang yang tepat. Kemampuan bahasa sangat penting untuk mendukung komunikasi dan interaksi anak dengan orang lain. Kemampuan bahasa yang terhambat seringkali memunculkan masalah emosi dan perilaku karena anak sulit mengutarakan apa yang ia inginkan dan butuhkan, serta sulit memahami arahan dan instruksi dari orang lain.

e. Kognitif Aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir, bagaimana menerima dan mengolah informasi yang didapat, mengenali pola dan membuat prediksi, serta melakukan penalaran dan penyelesaian masalah. Termasuk di dalam perkembangan kognitif adalah atensi dan memori. Sebelum anak dapat memproses informasi, atensi dan memorinya pun harus berkembang agar dapat menyaring hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dan diingat olehnya. Perkembangan kognitif yang baik mendukung pemahaman anak tentang bagaimana dunia bekerja, membantu dalam mencari solusi dari masalah sehari-hari yang ditemui, serta meningkatkan peluang keberhasilan anak di sekolah maupun ketika sudah bekerja nantinya.

6. Pemberian Stimulasi saat Bayi dalam Kandungan

Perkembangan janin sudah terjadi sejak di dalam kandungan, termasuk indra pendengaran, indra penglihatan, dan indra vestibular (keseimbangan). Oleh karena itu, stimulasi pun sudah bisa dilakukan untuk mendukung perkembangan bayi. Yuk lakukan hal-hal berikut ini. a. Mengajak bayi berbicara. Indra pendengaran bayi mulai berkembang sejak minggu

ke-16 dan sudah berkembang baik pada minggu ke-24. Bayi dapat menolehkan kepalanya sebagai respons terhadap suara dan bunyi yang familier. Ibu dan ayah perlu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan bayi. Sapalah bayi dan berceritalah tentang apa yang terjadi sehari-hari, gunakan nada yang riang dan tenang. “Hai sayang, apa kabar? Kata dokter, detak jantungmu kencang dan berat badanmu bertambah. Papa senang sekali mendengarnya. Semoga kamu selalu sehat-sehat ya.”

Page 28: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

24

22

5. Aspek Perkembangan Anak Perkembangan anak meliputi berbagai aspek, yaitu motorik kasar, motorik halus, personal sosial, bahasa, dan kognitif. Setiap aspek tersebut perlu distimulasi karena memiliki peran dan dampak yang berbeda-beda bagi diri anak. a. Motorik Kasar

Aspek motorik kasar berkaitan dengan gerakan tubuh yang melibatkan penggunaan otot-otot besar. Motorik kasar penting untuk melakukan fungsi sehari-hari seperti duduk, berjalan, dan berlari, untuk bermain fisik seperti memanjat dan bergelantungan, untuk mengembangkan keterampilan olahraga seperti menendang, melempar, mengayuh sepeda, dan berenang. Perkembangan motorik kasar memengaruhi kemampuan anak untuk mempertahankan postur tubuh yang nantinya mendukung anak dalam melakukan aktivitas duduk seperti menulis, menggambar, dan menggunting. Motorik kasar juga berdampak pada kemampuan anak bergerak dengan seimbang dan luwes, mengurangi kemungkinan terjatuh atau pun menabrak. Anak yang motorik kasarnya baik tidak akan mudah lelah, aktif, dan menunjukkan kekuatan saat bergerak.

b. Motorik Halus Aspek motorik halus berkaitan dengan penggunaan otot-otot kecil di tangan, mengoordinasikan gerakan mata-tangan untuk melakukan manipulasi objek dan mengerjakan hal-hal yang menuntut kecekatan dan kelincahan jemari seperti kegiatan dengan alat tulis, menempel stiker, membuka tutup botol, menggunakan sendok garpu, membuka kancing baju, mengikat tali sepatu, menyusun puzzle, dan menyikat gigi. Perkembangan motorik halus menentukan kualitas hasil dan kecepatan dalam melakukan sesuatu. Tanpa motorik halus yang baik, pilihan kegiatan bermain menjadi lebih terbatas dan perkembangan kemandirian pun dapat terhambat.

c. Personal Sosial

Aspek personal sosial berkaitan dengan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, memahami situasi yang terjadi, mengekspresikan perasaan dan keinginan diri, mengenali perasaan orang lain, mengontrol perilaku sesuai aturan dan norma sosial, serta membangun hubungan dengan orang dewasa dan teman sebaya. Perkembangan aspek ini sangat penting karena memberi anak panduan tentang siapa diri mereka, bagaimana relasi mereka dengan orang lain, dan bagaimana menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Anak yang berkembang baik pada aspek personal sosialnya akan lebih mudah berteman, lebih cakap dalam menghadapi konflik, lebih percaya diri, dan lebih mampu mencapai tujuannya.

23

d. Bahasa Aspek perkembangan bahasa terdiri dari dua aspek, yaitu bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bahasa reseptif berkaitan dengan pemahaman anak terhadap kata dan kalimat, baik yang diucapkan oleh orang lain maupun apa yang dibacanya. Bahasa ekspresif berkaitan dengan penggunaan bahasa, seberapa banyak kata-kata yang dapat diucapkan oleh anak dan kemampuan dalam menyusun kata menjadi kalimat sesuai aturan berbahasa. Bahasa reseptif berkembang lebih dahulu daripada bahasa ekspresif. Misalnya, bayi berusia 8 bulan mungkin belum bisa mengucap “mama/papa”, tetapi ketika ada yang bertanya “mana mama/papa?” maka ia dapat menoleh ke orang yang tepat. Kemampuan bahasa sangat penting untuk mendukung komunikasi dan interaksi anak dengan orang lain. Kemampuan bahasa yang terhambat seringkali memunculkan masalah emosi dan perilaku karena anak sulit mengutarakan apa yang ia inginkan dan butuhkan, serta sulit memahami arahan dan instruksi dari orang lain.

e. Kognitif Aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir, bagaimana menerima dan mengolah informasi yang didapat, mengenali pola dan membuat prediksi, serta melakukan penalaran dan penyelesaian masalah. Termasuk di dalam perkembangan kognitif adalah atensi dan memori. Sebelum anak dapat memproses informasi, atensi dan memorinya pun harus berkembang agar dapat menyaring hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dan diingat olehnya. Perkembangan kognitif yang baik mendukung pemahaman anak tentang bagaimana dunia bekerja, membantu dalam mencari solusi dari masalah sehari-hari yang ditemui, serta meningkatkan peluang keberhasilan anak di sekolah maupun ketika sudah bekerja nantinya.

6. Pemberian Stimulasi saat Bayi dalam Kandungan

Perkembangan janin sudah terjadi sejak di dalam kandungan, termasuk indra pendengaran, indra penglihatan, dan indra vestibular (keseimbangan). Oleh karena itu, stimulasi pun sudah bisa dilakukan untuk mendukung perkembangan bayi. Yuk lakukan hal-hal berikut ini. a. Mengajak bayi berbicara. Indra pendengaran bayi mulai berkembang sejak minggu

ke-16 dan sudah berkembang baik pada minggu ke-24. Bayi dapat menolehkan kepalanya sebagai respons terhadap suara dan bunyi yang familier. Ibu dan ayah perlu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan bayi. Sapalah bayi dan berceritalah tentang apa yang terjadi sehari-hari, gunakan nada yang riang dan tenang. “Hai sayang, apa kabar? Kata dokter, detak jantungmu kencang dan berat badanmu bertambah. Papa senang sekali mendengarnya. Semoga kamu selalu sehat-sehat ya.”

Page 29: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

25

24

b. Menyanyikan lagu dan memutarkan musik. Bayi dapat merespons lagu dan musik yang didengarnya dengan membuat gerakan-gerakan. Bila bayi mendengar musik yang sama secara berkala, musik tersebut dapat menimbulkan efek menenangkan untuknya setelah lahir. Hindari menggunakan pengeras suara atau meletakkan headphone di perut, gunakan volume suara yang sedang dan nada lembut.

c. Melakukan permainan cahaya dan permainan ketuk. Di minggu ke-16, indra

penglihatan bayi sudah cukup berkembang untuk mendeteksi cahaya dari luar. Sering-seringlah berjalan-jalan di bawah sinar matahari pagi untuk mendukung perkembangan matanya. Mulai minggu ke-22, bayi semakin sensitif terhadap cahaya. Contoh stimulasi yang bisa dilakukan adalah menyinari perut dengan senter. Ubahlah posisi senter beberapa kali dan lihat apakah bayi merespons, misalnya menendang ringan di tempat yang terkena cahaya seolah berkata “halo!” Apaila tidak ada senter, lakukan permainan ketuk. Tepuklah perut di berbagai spot dan lihat apakah bayi merespons balik.

d. Aktif bergerak. Sistem vestibular atau keseimbangan adalah sistem yang pertama

terbentuk di dalam kandungan, dan sepenuhnya berkembang pada minggu ke-20. Sistem ini terstimulasi melalui pergerakan ibu, yang akan menghubungkan sel-sel saraf dan menunjang perkembangan jalur-jalur di otak bayi. Oleh karena itu, saat hamil ibu tetap harus bergerak aktif, misalnya dengan berjalan-jalan keliling taman, menari mengikuti irama musik, berolahraga, dan beraktivitas seperti biasa. Jika ternyata ada masalah kehamilan yang membuat ibu harus beristirahat dan berbaring, cobalah tetap bergerak dengan cara mengubah posisi tidur secara berkala.

7. Tahap Perkembangan Anak 0--2 Tahun dan Stimulasinya Anak perlu mendapat stimulasi yang tepat agar dapat berkembang sesuai tahapan usianya. Ketika orang tua mewaspadai risiko stunting pada anak, perlu dilakukan upaya stimulasi yang lebih intensif. Apabila stimulasi intensif terjadi sebelum anak berusia 2 tahun, anak dapat mengejar ketertinggalan serta kembali ke pertumbuhan dan perkembangan normal seperti teman sebayanya.

0–3 BULAN TAHAP PERKEMBANGAN STIMULASI

Motorik Kasar § Menendang-nendang kaki dan menggerak-gerakkan tangan.

§ Di posisi tengkurap, belajar mengangkap kepala (sudut 30, 45, sampai 90 derajat).

§ Telentangkan bayi, pegang kedua kakinya dan buat gerakan mengayuh sepeda.

§ Posisikan bayi telentang/ tengkurap, tunjukkan mainan di

25

§ Kepala bergerak dari posisi kanan/kiri ke tengah, kemudian dari satu sisi ke sisi lain (180 derajat).

atas kepalanya. Gerakkan mainan ke berbagai arah untuk stimulasi otot lehernya.

§ Letakkan bayi di berbagai posisi untuk memberi kesempatan menggerakkan seluruh otot tubuhnya secara bergantian.

Motorik Halus § Mengikuti cahaya/gerakan benda dengan pandangan matanya.

§ Belajar menggapai benda-benda di dekatnya, seringkali gagal meraih.

§ Menggenggam dan menggoyang kerincingan yang diletakkan di tangannya.

§ Berikan mainan dengan tangkai yang dapat mengeluarkan bunyi untuk dipegang dan digerak-gerakkan.

§ Gantung mainan di atas tempat tidur, biarkan bayi berusaha menggapai-gapai walau belum berhasil.

§ Elus-elus telapak tangannya, bayi akan refleks mengenggam jari orang yang mengelus.

Personal Sosial

§ Bulan pertama ekspresi datar, bulan kedua mulai tersenyum, membuat kontak mata, dan membalas senyuman.

§ Tenang saat disentuh, dipeluk, digendong, disusui.

§ Menjadi bosan jika tidak mendapat cukup stimulasi.

§ Ajak bayi bermain pandang-pandangan, sambil tersenyum dan memanggil namanya.

§ Sering-seringlah mendekap dan menggoyangkan bayi dalam pelukan seolah berdansa.

§ Beri pijatan lembut setiap habis mandi.

Bahasa § Dari awalnya menangis sebagai bentuk komunikasi satu-satunya, hingga mulai membuat suara-suara vokal (oohhh, aahh).

§ Memberi perhatian dan mencari sumber suara.

§ Mulai membedakan suara percakapan dengan suara lain.

§ Perdengarkan berbagai jenis suara untuk mengenal dunia sekitarnya, seperti suara manusia, suara hewan, suara kipas angin, dsb.

§ Ajak bayi bicara dengan nada lembut dan menenangkan. Meski belum paham kata-kata, bayi dapat menangkap nada suara.

§ Responsif pada tangisan bayi, agar ia terdorong untuk menjalin komunikasi.

Page 30: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

26

24

b. Menyanyikan lagu dan memutarkan musik. Bayi dapat merespons lagu dan musik yang didengarnya dengan membuat gerakan-gerakan. Bila bayi mendengar musik yang sama secara berkala, musik tersebut dapat menimbulkan efek menenangkan untuknya setelah lahir. Hindari menggunakan pengeras suara atau meletakkan headphone di perut, gunakan volume suara yang sedang dan nada lembut.

c. Melakukan permainan cahaya dan permainan ketuk. Di minggu ke-16, indra

penglihatan bayi sudah cukup berkembang untuk mendeteksi cahaya dari luar. Sering-seringlah berjalan-jalan di bawah sinar matahari pagi untuk mendukung perkembangan matanya. Mulai minggu ke-22, bayi semakin sensitif terhadap cahaya. Contoh stimulasi yang bisa dilakukan adalah menyinari perut dengan senter. Ubahlah posisi senter beberapa kali dan lihat apakah bayi merespons, misalnya menendang ringan di tempat yang terkena cahaya seolah berkata “halo!” Apaila tidak ada senter, lakukan permainan ketuk. Tepuklah perut di berbagai spot dan lihat apakah bayi merespons balik.

d. Aktif bergerak. Sistem vestibular atau keseimbangan adalah sistem yang pertama

terbentuk di dalam kandungan, dan sepenuhnya berkembang pada minggu ke-20. Sistem ini terstimulasi melalui pergerakan ibu, yang akan menghubungkan sel-sel saraf dan menunjang perkembangan jalur-jalur di otak bayi. Oleh karena itu, saat hamil ibu tetap harus bergerak aktif, misalnya dengan berjalan-jalan keliling taman, menari mengikuti irama musik, berolahraga, dan beraktivitas seperti biasa. Jika ternyata ada masalah kehamilan yang membuat ibu harus beristirahat dan berbaring, cobalah tetap bergerak dengan cara mengubah posisi tidur secara berkala.

7. Tahap Perkembangan Anak 0--2 Tahun dan Stimulasinya Anak perlu mendapat stimulasi yang tepat agar dapat berkembang sesuai tahapan usianya. Ketika orang tua mewaspadai risiko stunting pada anak, perlu dilakukan upaya stimulasi yang lebih intensif. Apabila stimulasi intensif terjadi sebelum anak berusia 2 tahun, anak dapat mengejar ketertinggalan serta kembali ke pertumbuhan dan perkembangan normal seperti teman sebayanya.

0–3 BULAN TAHAP PERKEMBANGAN STIMULASI

Motorik Kasar § Menendang-nendang kaki dan menggerak-gerakkan tangan.

§ Di posisi tengkurap, belajar mengangkap kepala (sudut 30, 45, sampai 90 derajat).

§ Telentangkan bayi, pegang kedua kakinya dan buat gerakan mengayuh sepeda.

§ Posisikan bayi telentang/ tengkurap, tunjukkan mainan di

25

§ Kepala bergerak dari posisi kanan/kiri ke tengah, kemudian dari satu sisi ke sisi lain (180 derajat).

atas kepalanya. Gerakkan mainan ke berbagai arah untuk stimulasi otot lehernya.

§ Letakkan bayi di berbagai posisi untuk memberi kesempatan menggerakkan seluruh otot tubuhnya secara bergantian.

Motorik Halus § Mengikuti cahaya/gerakan benda dengan pandangan matanya.

§ Belajar menggapai benda-benda di dekatnya, seringkali gagal meraih.

§ Menggenggam dan menggoyang kerincingan yang diletakkan di tangannya.

§ Berikan mainan dengan tangkai yang dapat mengeluarkan bunyi untuk dipegang dan digerak-gerakkan.

§ Gantung mainan di atas tempat tidur, biarkan bayi berusaha menggapai-gapai walau belum berhasil.

§ Elus-elus telapak tangannya, bayi akan refleks mengenggam jari orang yang mengelus.

Personal Sosial

§ Bulan pertama ekspresi datar, bulan kedua mulai tersenyum, membuat kontak mata, dan membalas senyuman.

§ Tenang saat disentuh, dipeluk, digendong, disusui.

§ Menjadi bosan jika tidak mendapat cukup stimulasi.

§ Ajak bayi bermain pandang-pandangan, sambil tersenyum dan memanggil namanya.

§ Sering-seringlah mendekap dan menggoyangkan bayi dalam pelukan seolah berdansa.

§ Beri pijatan lembut setiap habis mandi.

Bahasa § Dari awalnya menangis sebagai bentuk komunikasi satu-satunya, hingga mulai membuat suara-suara vokal (oohhh, aahh).

§ Memberi perhatian dan mencari sumber suara.

§ Mulai membedakan suara percakapan dengan suara lain.

§ Perdengarkan berbagai jenis suara untuk mengenal dunia sekitarnya, seperti suara manusia, suara hewan, suara kipas angin, dsb.

§ Ajak bayi bicara dengan nada lembut dan menenangkan. Meski belum paham kata-kata, bayi dapat menangkap nada suara.

§ Responsif pada tangisan bayi, agar ia terdorong untuk menjalin komunikasi.

Page 31: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

27

26

Kognitif § Menatap sekeliling, lebih suka mengamati orang daripada benda.

§ Mengeksplorasi mulut, wajah, dan bagian tubuh dengan tangannya sendiri.

§ Mulai menghubungkan seseorang dengan aktivitas tertenatu (contoh: ibu-menyusu).

§ Perlihatkan mainan yang punya garis tegas dan warna kontras (hitam-putih-merah).

§ Bimbing tangan bayi untuk menyentuh bagian-bagian wajah dan tubuhnya.

§ Gendong bayi dan ajak berkeliling rumah untuk melihat dunia sekitarnya.

D. REFERENSI

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. 2017. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Harbron, J., Booley, S., Najaar B., & Day, C.E. 2013. Responsive feeding: establishing healthy eating behaviour early on in life. Paediatric Food-Based Dietary Guidelines for South Africa.

https://www.ajol.info/index.php/sajcn/article/viewFile/97829/87130

Keluarga Sehat Idamanku, Kota Sehat Kotaku. 2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

National Association for the Education of Young Children. 2009. Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs Serving Children from Birth through Age 8. https://www.naeyc.org/sites/default/files/globally-shared/downloads/PDFs/resources/position-statements/PSDAP.pdf

Rumah Dandelion. 2015. Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0-5 Tahun.

World Health Organization (WHO). 2013. Childhood Stunting: Context, Causes and Consequences. http://www.who.int/nutrition/events/2013_ChildhoodStunting_colloquium_14Oct_ConceptualFramework_colour.pdf

United Nations Children’s Fund (UNICEF). Responsive Feeding: Supporting Families for Nurturing Care. https://issa.nl/sites/default/files/pdf/Publications/cross%20sectoral/16.Module-ResponsiveFeeding-LOWRES.pdf

United Nations Children’s Fund (UNICEF). Pemberian Makan Bayi dan Anak. https://www.unicef.org/indonesia/id/PaketKonseling-3Logos.pdf

27

Fetal Development. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/fetal-development/

PAPARAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

27

Fetal Development. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/fetal-development/

PAPARAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

Page 32: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

28

26

Kognitif § Menatap sekeliling, lebih suka mengamati orang daripada benda.

§ Mengeksplorasi mulut, wajah, dan bagian tubuh dengan tangannya sendiri.

§ Mulai menghubungkan seseorang dengan aktivitas tertenatu (contoh: ibu-menyusu).

§ Perlihatkan mainan yang punya garis tegas dan warna kontras (hitam-putih-merah).

§ Bimbing tangan bayi untuk menyentuh bagian-bagian wajah dan tubuhnya.

§ Gendong bayi dan ajak berkeliling rumah untuk melihat dunia sekitarnya.

D. REFERENSI

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. 2017. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Harbron, J., Booley, S., Najaar B., & Day, C.E. 2013. Responsive feeding: establishing healthy eating behaviour early on in life. Paediatric Food-Based Dietary Guidelines for South Africa.

https://www.ajol.info/index.php/sajcn/article/viewFile/97829/87130

Keluarga Sehat Idamanku, Kota Sehat Kotaku. 2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

National Association for the Education of Young Children. 2009. Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs Serving Children from Birth through Age 8. https://www.naeyc.org/sites/default/files/globally-shared/downloads/PDFs/resources/position-statements/PSDAP.pdf

Rumah Dandelion. 2015. Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0-5 Tahun.

World Health Organization (WHO). 2013. Childhood Stunting: Context, Causes and Consequences. http://www.who.int/nutrition/events/2013_ChildhoodStunting_colloquium_14Oct_ConceptualFramework_colour.pdf

United Nations Children’s Fund (UNICEF). Responsive Feeding: Supporting Families for Nurturing Care. https://issa.nl/sites/default/files/pdf/Publications/cross%20sectoral/16.Module-ResponsiveFeeding-LOWRES.pdf

United Nations Children’s Fund (UNICEF). Pemberian Makan Bayi dan Anak. https://www.unicef.org/indonesia/id/PaketKonseling-3Logos.pdf

27

Fetal Development. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/fetal-development/

PAPARAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

27

Fetal Development. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/fetal-development/

PAPARAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

Page 33: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

29

28

29

Page 34: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

30

28

29

Page 35: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

31

30

31

Page 36: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

32

30

31

Page 37: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

33

32

33

Page 38: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

34

32

33

Page 39: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

35

34

35

Page 40: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

36

34

35

Page 41: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

37

36

37

Page 42: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

38

36

37

Page 43: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

39

38

39

Page 44: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

40

38

39

Page 45: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

41.41

40

41

Page 46: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

42.42

40

41

Page 47: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

43

42

43

Page 48: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

44

42

43

Page 49: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

45

44

45

Page 50: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

46

44

45

Page 51: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

47

46

47

46

Page 52: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

48

46

47

46

Page 53: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

49

48

Page 54: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh

50.

48

Page 55: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh
Page 56: MODUL - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Modul...2 1 MODUL PENDIDIKAN KELUARGA PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN A.PENDAHULUAN Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhioleh