MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL II METODE PERSEDIAAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Dosen Pembimbing: Wenny Yuniaris, S.E., M.M Oleh : Kelompok 4 WIDYA WULANDARI 201110160311320 PUTRA DWI PRATAMA 201110160311323 RANGGA ANGGRIAWAN P. 201110160311328 RUSMIN 201110160311336 RENDI GANDA PUTRA 201110160311343 M. ISNAN PURWOWIDODO 201110160311351 RISZA NINJARSARI 201110160311359 M. JAMILUDIN 201110160311364
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAHMANAJEMEN OPERASIONAL II
METODE PERSEDIAAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)
Dosen Pembimbing: Wenny Yuniaris, S.E., M.M
Oleh : Kelompok 4
WIDYA WULANDARI 201110160311320
PUTRA DWI PRATAMA 201110160311323
RANGGA ANGGRIAWAN P. 201110160311328
RUSMIN 201110160311336
RENDI GANDA PUTRA 201110160311343
M. ISNAN PURWOWIDODO 201110160311351
RISZA NINJARSARI 201110160311359
M. JAMILUDIN 201110160311364
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGTAHUN AJARAN 2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulilah kita haturkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayahnya, kita selalu di beri kesehatan sampai pada saat ini. Shalawat dan salam
kita haturkan selalu kepada junjungan Nabi kita yaitu Rosululloh SAW, beliaulah Guru dari
segala Guru yang mengajarkan kita tentang Ilmu yang bermanfaat Dunia dan Akhirat. Dan
dengan adanya izin dari Allah SWT kami selaku Pemakalah dapat menyelesaikan tugas kami
yang berjudul “ Metode Persedian Economic Order Quantity (EOQ)“
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu tujuan untuk menambah wawasan
kita tentang ilmu Manajemen Operasional II, dan untuk memudahkan kita dalam ujian
semester nanti, amin Ya Rabbal Alamin.
Dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini, kami sebagai
pemakalah sangat banyak mendapat bantuan, doa, motivasi, dan bimbingan dari berbagai
pihak, dan kami ingin mengucapkan banyak Terima Kasih kepada :
- Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost)
- menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan.
c. Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)
- Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila
nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).
- Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage).
Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.
d. Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of obsolescence, deterioration
and loss).
e. Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)
2. Faktor yang mempengaruhi investasi dalam persediaan.
Faktor ini mencakup beberapa aspek yang berkaitan dengan proses
produksi dan daya tahan suatu persediaan. Beriut cakupapn dari faktor yang
mempengaruhi investasi dalam persediaan:
9
a. Tingkat Penjualan.
Semakin tinggi omzet penjualan maka makin besar investasi
persediaannya. Begitu juga sebaliknya. Jika omzet penjualannya rendah maka
persediaan akan sedikit.
b. Sifak Teknis dan Sifat Produksi
- Produksi pesanan => persediaan beragam dan banyak- Produksi massal => persediaan bisa diatur
c. Lamanya Proses Produksi
Jika proses produksi persediaan lama maka akan mengakibatkan BDP
biayanya semakin mahal dan tidak efisien.
d. Daya Tahan Bahan Baku dan Produk Akhir
- Barang tahan lama => Persediaan relatif tinggi- Barang tahan tidak lama => Persediaan relatif rendah- Barang Musiman => Persediaan tinggii pada musimnya
e. Lama Pembelian dan pengiriman
2.6 Metode Perhitungan Operasional Persediaan
Penanganan persediaan tidak hanya dilakukan dengan melihat semata. Tetapi,
terdapat hal yang bisa dihitung untuk dijadikan sebagai bahan dalam menentukan
kebijakan dalam manajemen persediaan. Perhitungan dalam manajemen persediaan
banyak sekali jenisnya. Makalah ini akan membahas beberapa jenis perhitungan yang
sangat penting dalam manajemen persediaan dan juga sering digunakan dalam sebuah
perusahaan terutama dalam perusahaan industri manufaktur dan perusahaan dagang.
Jenis atau model perhitungan Operasional Persediaan yaitu:
1. Model Economic Order Quantity (EOQ).2. Model Periodic Order Quality (POQ)3. Model Quantity Discount Model (QDM)4. Model Analisis ABC5. Model Just In Time (JIT)
Dari lima metode atau model perhitungan persediaan diatas, kami hanya akan membahas model Economic Order Quantity (EOQ). Hal ini dikarenakan model ini yang sering diaplikasikan pada kebanyakan perusahaan yang bergerak di manufactur dan dagang.
10
BAB IIIECONOMIC ORDER QUANTITY
(EOQ)
Pada umumnya perusahaan menggunakan cara tradisional dalam mengelola
persediaan, yaitu dengan cara memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran
proses produksi. Di samping itu, perusahaan juga memperhitungkan biaya persediaan yang
paling ekonomis yang dikenal dengan istilah Economic Order Quantity atau EOQ. EOQ akan
menjawab pertanyaan berapa banyak kualitas bahan baku yang harus dipesan dan berapa
biayanya yang paling murah atau paling ekonomis.
Biaya-biaya dalam manajemen persediaan sudah dipaparkan dalam bab dua dalam
pertimbangan-pertimbangan manajemen persediaan. Pada bab ini kita tinggal mengaitkan
biaya-biaya yang sudah dipaparkan pada bab dua dengan metode EOQ. Pada umumnya
biaya-biaya dalam manajemen operasional persediaan saling berkaitan dan dapat
mempengaruhi harga persediaan. Sehingga seorang manajer operasional harus jeli dan teliti
dalam memutuskan berapa persedeiaan yang harus dibeli. Hal ini tidak bisa dilihat dari kasat
mata saja tentunya.
Metode ini, kita harus menghitung biaya yang paling ekonomis pada setiap jumlah
barang yang dibeli (dipesan). Biaya tersebut adalah saling hubungan antara harga bahan baku,
biaya penyimpanan yang umumnya dihitung berdasar persentase tertentu dari nilai persediaan
rata-rata, jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam satu periode misalnya dalam satu tahun,
dan biaya pesanan. Untuk itu mari kita bahas satu persatu agar lebih jelas dalam
memahaminya.
3.1 Total Biaya Penyimpanan Persediaan ( Total Carrying Cost / TCC)
Biaya penyimpanan persediaan dalam EOQ bersifat Variabel terhadap jumlah
inventori yang dibeli. Sehingga rumusnya sebagai berikut:
11
- Total Biaya Penyimpanan
TCC = C. P. A - Persediaan Rata-Rata
A = Q/2 = ( S / N ) / 2
Dimana :Q = Kuantitas PesananS = Penjualan TahunanN = Frekuensi PemesananC = Biaya PenyimpananP = Harga Beli Per Unit
Biaya TCC ini mencakup sewa gudang, pemeliharaan barang didalam gudang,
modal yang tertanam dalam inventori, pajak dan ansuransi. Besarnya biaya TCC dapat
diperhitungkan dengan dua cara yaitu berdasarkan presentasi tertentu dari nilai
Inventori rata-rata dan berdasarkan biaya perunit barang yang disimpan ( dari jumlah
rata-rata).
3.2 Total Biaya Pemesanan ( Total Ordering Cost / TOC)
Biaya pemesanan persediaan dalam bersifat Variabel terhadap frekuensi
pesanan yang dibeli. Sehingga rumusnya sebagai berikut:
3.3 Total Biaya Persedian ( Total Inventory Cost / TIC)
Total Biaya Perseddiaan atau TIC ini didapat dari penjumlahan toatal biaya
persediaan dan total biaya pemesanan. Sehingga hasilnya diketahui total biaya
persediaan tersebut. Jadi rumusnya sebagai berikut:
Ketiga perhitungan diatas bertujuan untuk mengetahui besaran biaya dimasing-
masing kategori. Setelah itu kita bisa mengaitkannya dengan Kuantitas Pemesanan
yang Ekonomis atau dikenal dengan EOQ ( Economic Ordering Quantity Model).
Terdapat dua dasar keputusan dalam model EOQ ini dalam manajemen
persediaan, diantaranya yaitu:
1. Berapa jumlah bahan mentah yang harus dipesan pada saat bahan tersebut perlu
dibeli kembali – Replenishment Cycle.
2. Kapan perlu dilakukan pembelian kembali – Reorder point.
12
- Total Biaya Pesanan
TOC = F. ( S / Q )
Dimana :Q = Kuantitas PesananS = Penjualan TahunanF = Biaya Tetap
Total Biaya Persediaan
TIC = TCC + TOCAtau
TIC = C.P.( Q/2 ) + F. ( S/Q )
Dimana :Q = Kuantitas PesananS = Penjualan TahunanN = Frekuensi PemesananC = Biaya PenyimpananP = Harga Beli Per Unit
Rumus Model EOQ sebagai Berikut:
3.4 Asumsi dan Aktifitas EOQ
Model EOQ dalam persediaan tidak lepas dari beberapa asumsi agar
perhitungannya akurat. Selain itu, asumsi ini juga untuk menghindari kesalahan-
kesalahan dalam perhitungan untuk menentukan spesikulasi kedepan dalam memenuhi
kebutuhan persediaan. Berikut ini beberapa asumsi mengenai model EOQ:
- Jumlah kebutuhan bahan mentah sudah dapat ditentukan lebih dulu secara pasti
untuk penggunaan selama satu tahun atau satu periode.
- Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang konstan secara kontinyu
- Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan sama dengan nol atau diatas
safety stock
- Harga konstan selama periode tersebut.
Metode EOQ juga memiliki kaitan dengan beberapa aktifitas disebuah
industri manufaktur. Aktifitas yang berkaitan dengan model EOQ dalam persediaan
meliputi:
- Permesanan ulang ( Reorder Point )
- Persediaan Pengaman (Safety Stocks)
- Penentuan Besaran Safety Stocks
Agar pemahaman tentang aktifitas diatas lebih mendalam lagi. Mari kita bahas
perhitungan atau rumus – rumusnya sekali lagi.
3.4.1 Pemesanan Ulang ( Reorder Point )
Pada dasarnya, sebuaah perusahaan dalam mempersiapkan bahan
persediaan tidak menunggu bahan persediaan di gudang habis secara keseluruhan.
Hal ini dapat menghambat dan memperlambat proses produksi didalam perusahaan
tersebut. Sehingga seorang manajer akan menentukan titik minimum atau standar
dimana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali untuk mengisi persediaan
yang telah kosong.
13
EOQ = √ 2. F . SC . P
Dimana :F = Biaya TetapS = Penjualan TahunanC = Biaya PenyimpananP = Harga Beli Per Unit
Jika digambarkan dalam sebuah grafik akan berbentuk seperti dibawah
ini sebagai ilustrasi:
Gambar i: Grafik Ilustrasi Pemesanan Ulang
Dari grafik tersebut bisa kita tarik kesimpulan bahwa Rusmus
Pemesanan Ulang atau Reorder Point yaitu:
3.4.2 Persediaan Pengaman ( Safety Stocks )
Persediaan Pengaman ini memang disengaja disediakan oleh
perusahaan untuk dijadikan alternatif pengganti terhadap perubahan tingkat
penjualan atau keterlambatan produksi-pengiriman. Tujuannya tidak lain sebagai
jaga-jaga agar aktifitas disebuah perusahaan tidak berhenti.
Dari gambaran itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan awal
mengandung safety stock. Jadi bisa di simpulkan menjadi:
Penentuan besar kecilnya Safety Stock dipengaruhi oleh faktor
pengalaman, Faktor dugaan, Faktor Biaya dan Faktor keterlambatan. Jadi, setiap
perusahaan dalam menentukan besar kecilnya safety stock persediaan tidaklah
sama.
Contohnya sebagai berikut:
14
Titik Pemesanan Ulang
Waktu Tunggu X Tingkat Penggunaan
Persediaan Awal
EOQ + Safety StockPersediaan Rata-rata
( EOQ / 2 ) + Safety Stock
Diketahui:
- Penggunaan perhari 15 Kg.
- Keterlambatan Pengiriman 10 hari
Ditanya:
- Berapa besarnya Safety stock yang harus disiapkan??
Jawab:
Safety stock = Penggunaan per hari X Kendala atau faktor-faktor
= 10 x 15 kg
= 150 Kg.
Jadi Safety stock yang harus disediakan sebesar 150 kg.
3.5 Kelebihan dan kelemahan Model EOQ
Metode EOQ dalam operasional persedian mempunyai kelebihan dan juga
kekurangan. Sehingga kita harus mengetahuinya. Berikut beberapa kelebihan dan
kelemahan dalam metode ini:
- Kelebihan Model EOQ:
1. Dapat dijadikan dasar penukaran (trade off) antara biaya penyimpanan dengan
biaya persiapan atau biaya pemesanan (setup cost).
2. Dapat mengatasi ketidakpastian penggunaan persediaan pengaman atau
persediaan besi (safety stock).
3. Mudah diaplikasikan pada proses produksi yang outputnya telah memiliki
standar tertentu dan diproduksi secara massal.
4. Lazim digunakan pada rumah sakit, yaitu pada persediaan obat. Jika ada pasien
yang sakit mendadak dan perlu obat segera, apotek rumah sakit dapat melayani
dengan cepat.
- Kelemahan Model EOQ:
Hakikatnya model EOQ adalah model yang menempatkan pemasok sebagai
mitra bisnis sementara karena paradigma untung-rugi diterapkan pada mereka,
sehingga penggunaan model ini terjadi berganti-ganti pemasok, dan hal ini dapat
mengganggu proses produksi
BAB IVSTUDI KASUS
15
Studi kasus ini kami ambil dari sebuah pabrik roti yang terkenal mereknya.
Sebut saja namanya Pabrik Roti S. Dari kegiatan aktifitasnya diketahui Pabrik Roti S
penjualannya mencapai 2.600.000 Kg tepung terigu. Kemudian biaya pemesannanya
mencapai $ 5.000. dari tepung yang dipesannya setelah sampai diperusahaan
dikenakan biaya penyimpanan sebesar 2% dari harga beli. Dan harga belinya sebesar
$5/Kg. Pabrik Roti S ini memprioritaskan persediaan pengaman 50.000 kg tepung
terigu. Waktu pengiriman memakan waktu 2 minggu dan setiap pemesanan terigu
harus dengan kelipatan 2000 Kg. Dalam perjalanan Aktifitasnya, Perusahaan tepung
terigu yang biasa dijadikan langganan memberikan penawaran yang langka.
Penawarannya, Jika perusahaan Pabrik Roti S membeli terigu sebanyak
650.000 Kg. Maka biaya pengiriman ditanggung oleh perusahaan tepung sebesar $
3.500. Dari aktifitas tersebut seorang manajer disuruh Direktur Pabrik Roti S untuk
membuat perencanaan besarnya persediaan yang harus disiapkan, pemesanan ulang,
pembagian waktu pemesanan dalam satu tahun, biaya penyimpanan, biaya
pemesanan, biaya safety stock dan total biaya persediaan serta analisis dari penawaran
perusahaan tepung tersebut.
4.1 Pembahasan Kasus
Dari kasus diatas dapat disederhanakan menjadi sebagai Pokok yang diketahui
dari aktifitas Pabrik Roti S meliputi:
- S / Penjualan Pabrik Roti S 2,6 juta kg terigu
- F / Biaya pemesanan $ 5000
- C / Biaya penyimpanan 2% dari harga beli $ 5/Kg
- Safety Stock 50.000 Kg
- Waktu tunggu 2 Minggu
- Kelipatan pesanan 2000 Kg
- Jika pembelian 650.000 kg dapat diskon kirim $ 3.500
Dari data diatas seorang manajer operasioanl akan menghitung semua hal yang
berkaitan dengan persediaan. Metode yang kami gunakan dalam menghitung masalah
diatas menggunakan metode EOQ. Berikut penyelesaianya:
1. Besarnya EOQ
16
EOQ = √ 2. F . SC . P
= √ 2.5000 .26000000,02.5
= 509902 Kg
= 510.000 Kg
2. Pemesanan Ulang (Reorder Point)
- Penggunaan per minggu= 2.600.000 / 52 = 50.000 Kg
- Titik Pemesanan Ulang= Waktu Pengiriman + Safety Stock= ( 2 Minggu x 50.000 ) + 50.000= 100.000 + 50.000= 150.000 Kg
3. Pemesanan Dalam Satu Tahun
- Pemesanan Dalam Satu Tahun
= 2.600.000 / 510.000
= 5,098 kali
Jika dijadikan hari maka 365 hari / 5,098 kali = 72 hari
= 10 Minggu
- Tingkat Pemakaian Perhari
= 2.600.000 / 365 hari
= 7.123,29 Kg
= 7.124 Kg / hari
4. Biaya Penyimpanan / TCC
- TCC = C.P.A atau TCC = C.P.(Q/2)
- TCC = C . P . ( Q / 2 )
= 0,02 . $5 . ( 510.000 / 2 )
= 0,1 . 255.000
= $ 25.500
5. Biaya Pemesanan / TOC
17
- TOC = F. ( S / Q )
= $ 5000 . ( 2.600.000 / 510.000 )
= $ 5000 . 5,098
= $ 25.490,20
6. Biaya Safety Stock
- Safety Stock = C. P. (Safety Stock)
= 0,02 . $ 5 . (50.000)
= 0,1 . 50.000
= $ 5.000
7. Total Biaya Persediaan / TIC
- TIC = TCC + TOC + Biaya Safety Stock
= $ 25.500 + $ 25.490,20 + $ 5.000
= $ 55.990,20
8. Grafik EOQ
Gambar iii: Grafik EOQ
9. Biaya Persediaan – TIC Setelah Ada Tawaran
- Biaya Pemesanan
= $ 5.000 - $ 3.500
= $ 1.500
- TCC = 0,02 . $ 5 . ( 650.000 / 2 )
= 0,1 . 325.000
18
= $ 32.500
- TOC = $ 1.500 . ( 2.600.000 / 510.000 )
= $ 1.500 . 5,098
= $ 7.647
- TIC = $ 32.500 + $ 7.647 + $ 5.000
= $ 45.147
10. Hasil Analisis
- Jika pesanan sejumlah
a. 510.000 Kg Biaya persediaan sebesar $ 55.990,20
b. 650.000 Kg Biaya persediaan sebesar $ 45.147
Selesihnya mencapai $ 10.843,20
- Penawaran dari perusahaan pengolahan gandum perlu dipertimbanngkan.
- Pemesanan dalam satu tahun dilakukan 4 kali atau 13 Minggu
= 2.600.000 / 650.000 = 4 Kali
19
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat penting
bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah
satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus
meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri
harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang
mengganggu jalannya operasi perusahaan.
Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk
memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan
dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam
menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.
5.2 Saran
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran
bahwa penerapan Manajemen Operasional Persediaan yang baik harus dilaksanakan
secara efektif, karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
- Rangkuti Freddy. 1995: Manajemen Persediaan. Cetakan Pertama, raja Grafindo
Persada, Jakarta
- Riyanto, Bambang. 1993: Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi kedua
Cetakan kedelapan, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta.
- Syamsuddin, M.A., Drs. Lukman. 2007: Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
- Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2001: Manajemen Keuangan. Erlangga.