Top Banner

of 52

Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

Oct 18, 2015

Download

Documents

Juru Ketik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    1/52

    1

    MEMBENTUK KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS UNTUK

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS MELALUI

    PENGGUNAAN ALAT PERAGA DI KELAS V

    SDN 49/IV KEL. TALANG BANJAR

    KEC. JAMBI TIMUR

    KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Universitas Jambi

    Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    2011-2012

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    2/52

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang MasalahPendidikan dewasa ini lebih menekankan pada kualitas proses maupun

    produk pembelajaran melalui kegiatan yang mampu memberikan dampak positif

    terhadap perkembangan dan kreatifitas berfikir peserta didik. Selain itu, perlu

    dipahami konsep pendidikan dan pembelajaran sebagaimana tertuang dalam UU

    Nomor 20 Tahun 2003, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

    untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

    secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Sedangkan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan

    dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar.

    Guru harus mampu menentukan suatu pendekatan dan metode atau media

    sesuai untuk pembelajaran topik-topik Sains sehingga menarik dan dapat

    memotivasi siswa untuk mempersiapkan emosi belajar secara menyeluruh. Hasil

    kajian menunjukan bahwa pembelajaran Sains di Sekolah Dasar masih banyak

    dilakukan secara konvensional (pembelajaran berpusat pada guru) dan prestasi

    belajar Sains masih sangat rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran

    lainnya (Departemen Pendidikan. Sarjono, 2000). Hal lain yang telah ditemukan

    di lapangan pada waktu melakukan observasi pada SD No.49/IV Kelurahan

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    3/52

    3

    Talang Banjar Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi diperoleh hasil observasi

    siswa dan siswi yang rendah, observasi ini dilakukan berdasarkan data yang

    diperoleh dari hasil belajar siswa serta dari hasil refleksi bersama guru.

    Permasalahan yang diperoleh dari hasil belajar siswa yang rendah terutama

    pada pelajaran Sains pada pokok pembahasan sistem pencernaan pada manusia.

    Hal ini disebabkan pelajaran Sains hampir selalu disajikan secara verbal melalui

    kegiatan ceramah dan textbook oriented dengan keterlibatan siswa yang sangat

    minim, kurang menarik minat siswa dan membosankan. Guru jarang

    menggunakan alat peraga atau media pelajaran Sains sekalipun di sekolah tersedia

    alat peraga KIT IPA serta tidak terbiasa untuk melibatkan siswa dalam melakukan

    kegiatan percobaan. Dalam membahas materi tidak terlihat adanya upaya guru

    untuk mengembangkan kegiatan diskusi kelompok maupun kegiatan kelas, target

    keberhasilan pelajaran Sains yang diterapkan guru cenderung lebih mengarahkan

    agar siswa terampil mengerjakan soal-soal ujian akibatnya pemahaman konsep

    siswa rendah.

    Di dalam kurikulum telah ditegaskan bahwa pembelajaran Sains harus

    menekankan pada penugasan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah

    (Depdiknas 2006). Namun pada kenyataannya hal tersebut sulit untuk

    direalisasikan karena masih terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran

    Sains, yaitu 1) Berpusat pada guru, 2) Tidak menantang siswa untuk berpikir

    kritis, analitis, dan logis, 3) Orientasi pembelajaran hanya untuk mencapai target

    kurikulum, 4) Keterlibatan siswa sangat minim, 5) Kegiatan percobaan atau

    demonstrasi jarang dilakukan, 6) Kurang menekankan penguasaan keterampilan.

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    4/52

    4

    Oleh karena itu pembelajaran Sains di SD harus menekankan pada pemberian

    pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan metode alat peraga

    ataupun media yang digunakan.

    Seperti yang telah dijelaskan diatas sebelumnya, hal tersebutlah salah satu

    penyebab kurang berhasilnya siswa dalam belajar. Hal ini juga dapat dilihat dari

    data nilai KKM siswa kelas V pada mata pelajaran Sains yang mencapai nilai 65.

    Bila nilai KKM tersebut kurang dari setengah maka diadakan remedial, dan jika

    lebih dari nilai yang rendah maka diadakan pengulangan atau pengayaan,

    tujuannya menaikkan nilai anak yang rendah menjadi lebih baik, dimana syarat

    kriteria ketuntasan minimum itu dilihat dari 1) adanya dukungan, 2) sumber

    belajar yang baik, dan 3) dari penilaian hasil belajar siswa.

    Guru berhasil dalam mengajar maka ia harus dapat memilih dan

    menggunakan metode, media, atau alat peraga yang tepat dalam mengajar anak

    didik nya, upaya tersebut selayaknya berjalan secara terus menerus dan

    berkesinambungan sehingga pada akhirnya diharapkan peserta dapat

    meningkatkan pengetahuan yang optimal, guru juga harus mengetahui bukan

    hanya bahan/materi pelajaran akan tetapi juga masalah-masalah siswa, sebab

    melalui media mengajar, metode maupun alat peraga guru harus mampu

    memberikan kemudahan belajar kepada siswa dalam proses belajar di kelas. Jadi

    penguasaan guru terhadap alat pendukung tersebut adalah upaya guru untuk

    membantu penguasaan materi pengajaran oleh siswa nya. Maka alat peraga dipilih

    untuk mengatasi masalah yang ada di dalam kelas.

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    5/52

    5

    Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba memperbaiki pembelajaran

    dengan menggunakan Alat Peraga untuk membentuk kemampuan berpikir kritis

    dan meningkatkan hasil belajar sains di kelas V SDN No.49/IV Kelurahan Talang

    Banjar Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.

    1.2.Rumusan MasalahBerdasarkan uraian pada latar belakang penelitian maka masalah yang diangkat

    dalam penelitian ini adalah: Bagaimana membentuk kemampuan berfikir kritis

    untuk meningkatkan hasil belajar sains melalui penggunaan alat peraga di kelas V

    SDN 49/IV Kelurahan Talang Banjar, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.?

    1.3.Tujuan PenelitianMembentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar

    sains melalui penggunaan alat peraga kelas V SDN No.49/IV Kelurahan Talang

    Banjar pokok bahasan sistem pencernaan pada manusia.

    1.4.Manfaat PenelitianSuatu penelitian pada akhirnya secara umu diharapkan dapat memberikan suatu

    nilai kemanfaatan. Begitu juga dengan penulisan ini diharapkan akan memberikan

    manfaat sebagai berikut:

    1. Bagi siswaBagi siswa diharapkan dapat mendorong siswa belajar lebih giat, terutama

    untuk meningkatkan kemampuannya dalam:

    Mengarahkan kegiatan belajar Meningkatkan semangat belajar Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    6/52

    6

    2. Bagi guruMelalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan menambah wawasan

    guru tentang tindakan kelas guna membentuk kemampuan berfikir kritis untuk

    meningkatkan hasil belajar sains melalui penggunaan berfikir kritis untuk

    meningkatkan hasil belajar sains melalui penggunaan alat peraga, memahami

    kemampuan siswa dan potensi yang dimilikinya serta memberikan stimulus

    yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa dalam

    pembelajaran Sains.

    3. Bagi SekolahBagi sekolah hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan

    pertimbangan penting dalam rangka meningkatkan kegiatan pembelajaran,

    khususnya pada mata pelajaran Sains.

    4. Bagi PenelitiMenambah pengetahuan tentang pelajaran sains, menambah wawasan peneliti

    tentang kemampuan berfikir kritis dan peningkatan hasil belajar anak didik,

    serta menambah manfaat bagi penulis dalam penulisan laporan skripsi.

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    7/52

    7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1.Mata Pelajaran Sains Di Sekolah DasarSains adalah ilmu yang seperti ilmu terus menambahkan pengetahuan dari

    penelitian oleh orang yang berdisiplin dan rajin. Sains adalah salah satu mata

    pelajaran utama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Sains adalah mata

    pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang

    Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas, dan mutu pendidikan sains di

    Indonesia, ditinjau dari perolehan UN masih memperhatikan. Semakin tinggi

    jenjang pendidikan, maka perolehan rata-rata UN sains siswa menjadi semakin

    kecil. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, walaupun telah banyak upaya yang

    dilakukan, baik oleh pemerintah, swasta maupun para guru. Upaya tersebut

    mencakup dana, waktu, tenaga, dan pikiran yang telah banyak dicurahkan untuk

    meningkatkan mutu pendidikan sains, namun belum memberikan hail yang

    memuaskan.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:324), kata ilmu berarti

    pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-

    metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu

    di bidang (pengetahuan) itu. Dalam tatanan praktis kehidupan sehari-hari semua

    orang senantiasa memanfaatkan pengetahuan untuk mengetahui ilmu tertentu, dan

    lain-lain.

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    8/52

    8

    Mata pelajaran Sains perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

    dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir

    kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Guru berperan sebagai fasilitator

    sehingga siswa lebih efektif berperan dalam proses belajar. Guru membiasakan

    memberi respon yang mengaktifkan agar semua siswa berperan secara positif dan

    edukatif.

    Penilaian tentang kemajuan belajar Sains dilakukan selama proses

    pembelajaran, penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan

    secara terintegrasi (tidak dipisahkan) dari kegiatan pembelajaran dalam arti

    kemajuan dinilai dari prosesnya bukan hanya dari hasil, karena proses

    pembelajaran sangat menentukan hasil yang akan didapati.

    Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

    sistematis, sehingga Sains bukan saja hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

    yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

    merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006: 484). Dalam kurikulum

    (Depdiknas: 2004) pada bidang studi Sains dijelaskan bahwa ruang lingkup

    pelajaran Sains meliputi dua aspek yaitu:

    1. Kerja ilmiah yang mencakup pengamatan/penelitian, komunikasi ilmiah,pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah sikap, dan nilai ilmiah.

    2. Pemahaman konsep dan penerapan nya, yang mencakup:a. Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan, tumbuhan

    dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan

    b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cairan, padat dan gas

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    9/52

    9

    c. Energi dan perubahannya meliputi gaya, panas magnet, listrik, cahaya, danpesawat sederhana

    d. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-bendalangit lainnya

    e. Sains, lingkungan teknologi dan masyarakat merupakan penerapan konsepsains dan saling keterkaitan nya dengan lingkungan, teknologi dan

    masyarakat, melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk

    merancang dan membuat

    2.1.1. Konsep Alat Peraga Pelajaran SainsParadigma Pembelajaran modern cenderung berpusat pada siswa (siswa

    sentris) dengan melibatkan berbagai komponen pembelajaran, antara lain peranan

    sarana dan prasarana pendidikan yang di dalamnya secara spesifik terdapat alat

    peraga/praktik mutlak diperdayakan. Menurut Nasution (1985:100) alat peraga

    adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Jika memperhatikan

    pengantar Direktur Sarana Pendidikan, Dirjen Dikdasmen Depdiknas (2006)

    dikemukakan bahwa:

    Salah satu sumber belajar yang sangat penting dalam hal ini adalah ala t

    peraga/praktik yang dapat membantu guru untuk memperjelas dan

    memvisualkan konsep atau pengertian serta melatih untuk mencapaiketerampilan tertentu. Untuk mata pelajaran yang tujuan instruksional nya

    lebih banyak menekankan (psikomotor), alat peraga/praktik sangat

    diperlukan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.

    Paradigma pendidikan dewasa ini lebih menentukan pada kualitas proses

    maupun produk pembelajaran melalui produk pembelajaran learning to know,

    learning to life together yang mampu memberikan dampak positif terhadap

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    10/52

    10

    perkembangan dan kreatifitas berfikir peserta didik. Selain itu perlu dipahami

    konsep pendidikan dan pembelajaran sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 20

    Tahun 2003, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan,

    akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

    negara. Sedangkan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

    pendidik dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar.

    Berdasarkan paparan tersebut, tersirat maka adanya keharusan guru ketika

    melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah melakukan

    berbagai upaya dalam memodifikasi RPP serta improvisasi pelaksanaan

    pembelajaran nya. Upaya tersebut selayaknya berjalan secara berkesinambungan

    sehingga pada akhirnya diharapkan peserta didik dapat mencapai hasil belajar

    yang optimal.

    Melihat fenomena di lapangan, ada kecenderungan guru kurang

    memperhatikan penggunaan alat peraga pelajaran ditinjau dari aspek pencernaan

    maupun pelaksanaan proses pembelajaran. Sedangkan alat peraga/ praktik

    merupakan bagian dari sarana dan prasarana pendidikan dan identik dengan alat

    bantu pelajaran.

    Torso sebagai alat peraga buatan (article) merupakan salah satu alat peraga

    yang digunakan sebagai alat bantu pengajaran pada konsep pencernaan makanan.

    Menurut kurikulum (Anonim, 1991: 26) peranan alat peraga disebutkan

    sebagai berikut: (a) alat peraga dapat membuat pendidikan lebih efektif dengan

    jalan meningkatkan semangat belajar siswa, (b) alat peraga memungkinkan lebih

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    11/52

    11

    sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak

    kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-

    masing individu, (c) alat peraga memungkinkan belajar lebih cepat segera

    bersesuaian antara kelas dan di luar kelas, (d) alat peraga memungkinkan

    mengajar lebih sistematis dan teratur.

    Secara umum benda yang ada di alam sekitar selain sebagai sumber belajar

    juga dapat dimanfaatkan sebagai alat peraga/ praktik pembelajaran. Tetapi jenis

    dan spesifikasi nya untuk masing-masing mata pelajaran akan berbeda-beda sesuai

    dengan tuntunan pembelajaran nya. Direktorat Sarana Pendidikan (2000: 1)

    menerangkan bahwa:

    Dalam daftar jenis dan spesifikasi alat peraga/ praktik terdapat 2 (dua)

    kategori alat yaitu alat yang sukar dibuat dan alat yang mudah dibuat

    (sederhana). Untuk alat yang sukar dibuat, akan dibuatkan properti nya dan

    pabrikasi untuk selanjutnya disebarluaskan di sekolah. Bagi alat peraga

    yang mudah dibuat diupayakan agar guru-guru/ siswa dapat membuat

    sendiri dengan menggunakan bahan yang murah dan di dapat di

    lingkungan sekitar.

    2.1.2. Kelebihan dan kekurangan alat peraga Sainsa. Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran

    b. Meningkatkan motivasi belajarc. Menyediakan variasi belajard. Memberikan gambaran struktural yang memudahkan belajare. Memberikan contoh yang selektiff. Merangsang berfikir analisisg. Memberikan situasi belajar tanpa beban atau tekanan

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    12/52

    12

    Selain kelebihan yang terdapat dalam penggunaan alat peraga, alat peraga

    pun terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaannya, antara lain:

    a. Media terbatasb. Penggunaan hanya secara pasifc. Guru hanya menyebutkan dan menjelaskan, namun tidak membimbing siswa

    dalam kegiatan belajar

    Disamping itu penggunaan alat peraga sangat sesuai dengan teori Piaget

    yang menyatakan bahwa anak SD pada umumnya berada pada akhir tahap pra

    operasional. Pada hakekatnya kedua tahapan ini mempunyai banyak persamaan

    yaitu mereka berfikir atas dasar nyata (konkrit), mereka belum dapat berfikir

    abstrak, kalaupun mampu mereka harus terlebih dahulu menggunakan alat peraga.

    2.2.Pengertian Berfikir KritisBerpikir kritis merupakan proses mental yang terorganisasi dengan baik

    dan berperan dalam proses mengambil keputusan untuk memecahkan masalah

    dengan menganalisis dan menginterpretasikan data dalam kegiatan inkuiri ilmiah.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Berpikir Kritis telah menjadi suatu

    istilah yang sangat populer di dunia pendidikan. Karena banyak alasan, para

    pendidik menjadi lebih tertarik mengajarkan keterampilan-keterampilan berpikir

    dengan berbagai corak dari pada mengajar informasi dan isi. Tentu saja, anda bisa

    melakukan keduanya, tetapi di masa lalu penekanan sebagian besar pengejaran

    yang disampaikan kepada masyarakat adalah pada isi sejarah, fisika, geografi,

    atau apa saja dan meskipun banyak pengajar menyatakan bahwa mereka telah

    mengajarkan kepada para siswa nya tentang bagaimana berpikir, sebagian besar

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    13/52

    13

    akan mengatakan bahwa mereka melakukan secara tidak langsung atau secara

    implisit, yaitu sembari menyampaikan isi materi pelajaran mereka.

    Indikator Berpikir Kritis

    Wade (1995) mengidentifikasikan delapan karakteristik berpikir kritis, yakni

    meliputi:

    (1)Kegiatan merumuskan pernyataan,(2)Membatasi masalah,(3)Menguji data-data,(4)Menganalisis berbagai pendapat,(5)Menghindari pertimbangan yang sangat emosional,(6)Menghindari penyederhanaan berlebihan,(7)Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan(8)Mentoleransi ambiguitas.

    Semua manusia akan berfikir, begitulah alaminya manusia tercipta. Proses

    berfikir merupakan sesuatu yang lumrah, bahkan seorang yang mengalami

    gangguan kejiwaan pun merupakan seorang pemikir yang mempunyai dunia lain

    dalam hidupnya.

    Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila

    mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.

    Dalam proses berfikir, tentunya diperlukan daya nalar yang memadai untuk

    menganalisa masalah yang dihadapi. Liputo dalam Maulana (2008) bahwa

    berpikir merupakan kegiatan mental yang disadari dan diarahkan agar kita dapat

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    14/52

    14

    membangun dan memperoleh pengetahuan, mengambil keputusan, membuat

    perencanaan, memecahkan masalah, serta untuk menilai tindakan.

    Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah,

    disiplin, terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja

    membutuhkan kemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian masalah

    serta komitmen untuk mengubah paradigma egosentris dan sosio sentris kita.

    Gleser mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu sikap mau berpikir

    secara mendalam tentang masalah dan hal yang berbeda dalam jangkauan

    pengalaman seseorang, pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan

    penalaran yang logis dan semacam suatu menuntut upaya keras untuk memeriksa

    setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan

    kesimpulan-kesimpulan lanjut yang diakibatkan nya (Gleser, 1941, hal 5).

    Beyer (1995) menawarkan definisi yang paling sederhana: Berpikir kritis

    berarti membuat penilaian-penilaian yang masuk akal. Beyer memandang

    berpikir kritis sebagai menggunakan kriteria untuk menilai kualitas sesuatu, dari

    kegiatan yang paling sederhana seperti kegiatan normal sehari-hari sampai

    konklusi dari sebuah paper berpikir disiplin yang digunakan seseorang untuk

    mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-pernyataan, ide-ide, argumen-

    argumen, penelitian, dan lain-lain).

    Screven dan Paul (1996) dan Angelo (1995) memandang berpikir kritis

    sebagai proses disiplin cerdas dari konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis,

    dan evaluasi aktif dan ber keterampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan

    oleh, observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai sebuah

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    15/52

    15

    penuntun menuju kepercayaan dan aksi. Selain itu, berpikir kritis juga telah

    didefinisikan sebagai berpikir yang memiliki maksud, masuk akal, dan

    berorientasi tujuan dan kecakapan untuk menganalisis sesuatu informasi dan

    ide-ide secara hati-hati dan logis dari berbagai macam perspektif (Silverman dan

    Smith, 2002).

    Beberapa penulis percaya bahwa kecakapan yang kurang di dalam berpikir

    kritis secara langsung mempengaruhi kapasitas bagi individu untuk maju dalam

    penerapan secara efektif informasi yang sampai kepada mereka (Glazer, 1985;

    Primack, 1986; Wilson, 1988). Oleh karena itu, mereka menafsirkan bahwa

    nampak penting bagi kita untuk tidak hanya belajar berpikir kritis, tetapi juga

    mengajarkan berpikir kritis kepada orang lain.

    Anggapan ini sangat penting karena bagi seseorang untuk bisa berhasil di

    dalam bidang apa pun, dia harus memiliki kecakapan untuk berpikir kritis. Dia

    harus bisa menalar secara induktif dan deduktif, seperti kapan dia melakukan

    kritik dan mengkonsumsi ide-ide atau saran-saran. Kecakapan-kecakapan berpikir

    kritis ini biasa dikenal sebagai sebuah tujuan pendidikan yang penting dan

    meresap, dan dianggap sebagai sebuah hasil yang diinginkan dari semua kegiatan

    manusia.

    Bagi Rudinov dan Barry (1994), berpikir kritis adalah sebuah proses yang

    menekankan sebuah basis kepercayaan-kepercayaan yang logis dan rasional , dan

    memberikan serangkaian standard dan prosedur untuk menganalisis, menguji dan

    mengevaluasi. Keduanya menyatakan bahwa banyak orang tidak, tidak bisa, atau

    tidak akan berpikir kritis. Alasan utama untuk ketidakjelasan ini adalah bahwa

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    16/52

    16

    orang menjadi korban karena penghalang-penghalang berpikir tertentu. Rudinov

    dan Barry lebih jauh menyatakan bahwa setiap individu memiliki struktur

    kepercayaan yang ke dalamnya dia telah memasukan banyak kepercayaan. Yaitu:

    kebanyakan kepercayaan atau prasangka yang akan kita duga tanpa pertimbangan

    sadar, dan kepercayaan-kepercayaan ini sangatlah sulit untuk dibuang.

    Berdasarkan uraian di atas, maka berpikir kritis dalam penelitian ini adalah

    suatu proses kognitif atau tindakan mental siswa dalam usaha memperoleh

    pengetahuan berdasarkan penalaran.

    2.2.1. Ciri khas pemikir kritisAda beberapa ciri khas dari pemikir kritis itu sendiri adalah sebagai

    berikut:

    1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas dan relevan terhadapkondisi yang ada

    2. Berfikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dankonsekuensi yang logis

    3. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yangkompleks

    Pemikir kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual,

    seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi, dan lain-lain.

    2.2.2. Fase-fase dalam berpikir kritisDalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis, maka kita terlebih dahulu

    harus mengetahui fase-fase kemampuan berfikir kritis, oleh karena itu selanjutnya

    akan diuraikan fase-fase berfikir kritis, yaitu:

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    17/52

    17

    Brookfield (1987) mengidentifikasi lima fase berfikir kritis, yaitu:

    (1)Trigger event (cepat tanggap terhadap peristiwa)Yaitu pengenalan suatu peristiwa tak terduga yang mengakibatkan terjadinya

    konflik kognisi internal.

    (2)Appraisal (penaksiran)Yaitu nilai situasi dan mulai bekerja secara teliti, menghadapi peristiwa tak

    terduga dengan berbagai cara, mengklarifikasikan dan mengidentifikasi

    perhatian orang lain dalam menghadapi situasi serupa.

    (3)Exploration (eksplorasi)Yaitu mencari makna ke resolusi, atau cara dalam menjelaskan pertentangan

    untuk mengurangi konflik kognisi, mendorong seseorang untuk mencari

    maksud/arti, menyelidiki cara pikir dan bertindak

    (4)Development alternative perspective (mengembangkan alternatif perspektif)Yaitu mengembangkan cara pikir baru yang membantu seseorang

    menyesuaikan kepada peristiwa yang tidak diharapkan. Transisi ini melibatkan

    suatu usaha untuk mengurangi ketidaksesuaian dalam hidup seseorang, dan

    (5)Integration (integrasi)Yaitu menegosiasikan perspektif baru untuk memfasilitasi integrasi perubahan

    hidup seseorang, melibatkan pengintegrasian konflik kognisi secara internal

    atau eksternal untuk mencapai suatu resolusi

    Knedler dalam L. Costa yang dikutip oleh Wahiddin (2008) mengemukakan

    bahwa berpikir kritis dapat dikelompokkan dalam tiga fase, yaitu:

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    18/52

    18

    (1)Menganalisa masalah yang di dalamnya ada empat langkah yaitumengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok, membandingkan kesamaan

    dan perbedaan-perbedaan, memilih informasi yang relevan dan merumuskan

    masalah,

    (2)Menilai informasi yang relevan yang di dalamnya terdapat lima langkah yaitumenyeleksi fakta, opini dan hasil nalar, mengecek konsisten, mengidentifikasi

    asumsi, mengenali kemungkinan bisa karena salah penafsiran, dan perbedaan

    orientasi nilai dan ideologi,

    (3)Pemecahan masalah dan penarikan kesimpulan2.3.Pengertian Belajar

    Menurut Jihad dan Haris (2008: 1) belajar adalah kegiatan berproses dan

    merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan

    jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan

    sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan

    lingkungan sekitarnya.

    Sedangkan kegiatan belajar pada dasarnya merupakan proses interaksi

    antara guru dan peserta didik. Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat

    dipisahkan dari kehidupan manusia, kegiatan belajar dapat berlangsung dimana-

    mana misalnya di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, baik disadari

    maupun tidak disadari, disengaja maupun tidak disengaja. Belajar juga selalu

    mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu.

    Menurut WS. Winkel (1989: 36) belajar adalah salah satu aktifitas mental

    atau psikis yang berlangsung dalam suatu interaksi aktif dengan lingkungan yang

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    19/52

    19

    menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pengalaman,

    keterampilan, dan nilai sikap.

    Menurut Djamarah (2002: 13) belajar juga dapat diartikan sebagai suatu

    kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak

    raga yang ditujukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapat perubahan.

    Tentu saja perubahan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan

    sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses

    belajar adalah perubahan yang mempengaruhi.

    Belajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan membawa suatu

    perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya

    berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,

    keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Dapat

    disimpulkan secara umum bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan

    oleh guru sedemikian rupa tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.

    2.3.1. Pengertian Hasil BelajarHasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

    pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

    pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi

    kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan

    belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat

    menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk

    keseluruhan kelas maupun individu.

    2.3.2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    20/52

    20

    1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar)Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor

    dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan

    tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian,

    pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

    2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar)Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar

    yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun

    faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penamaan

    konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.

    Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses

    belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang

    diperoleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses

    belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, (Nama Sudjana,

    1989: 111)

    2.4.Kerangka berfikirPenelitian ini mengungkapkan antara pelajaran Sains pada konsep sistem

    pencernaan pada manusia. Hamalik (1986) mengemukakan pendapatnya bahwa

    pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat mengakibatkan keinginan

    dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,

    dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

    Seperti yang telah dijelaskan diatas maka dapat di simpulkan bagaimana

    membentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar sains

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    21/52

    21

    melalui penggunaan alat peraga yaitu membuat anak semangat dalam belajar

    dengan menampilkan gambar-gambar sebagai salah satu alat pendukung, dari

    gambar tersebut guru dapat melihat kemampuan anak dalam mengamati,

    mencermati gambar serta mampu menganalisis apa yang di tampilkan dari

    gambar-gambar tersebut, serta membuat anak berfikir, mengungkapkan pendapat

    dari gambar yang diberikan guru dan memberi memotivasi anak agar minat dalam

    belajarnya semakin meningkat, di sinilah guru dapat melihat serta memperoleh

    hasil belajar siswa yang semakin meningkat atau tidaknya ke arah yang lebih baik.

    Kerangka berfikir

    Mengamati

    Alat Peraga Mencermati Menimbulkan Berfikir Hasil

    Pertanyaan Kritis Belajar

    Menganalisis

    2.5.Hipotesis TindakanBerdasarkan kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan dan kerangka

    berfikir yang dikemukakan diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian

    tindakan kelas adalah: Penggunaan Alat Peraga pada pokok bahasan sistem

    pencernaan pada manusia dapat membantu kemampuan berfikir kritis untuk

    meningkatkan hasil belajar Sains di kelas V SDN 49/IV Kelurahan Talang Banjar,

    Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    22/52

    22

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1.Seting Penelitiana. Subjek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 49/IV Talang Banjar

    Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Pada tanggal 01 November sampai

    dengan 15 Desember 2011. Di kelas V dengan jumlah 39 orang. Yang

    terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan. Dari

    aspek kegiatan ialah penggunaan alat peraga pada pembelajaran Sains

    terhadap siswa yang mengalami penurunan prestasi belajar pada materi

    sistem pencernaan pada manusia.

    b. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 49/IV Talang Banjar Kecamatan

    Jambi Timur, Kota Jambi dan sekolah ini mempuyai fasilitas sebagai

    berikut:

    1. Ruangan kantor : 2 Ruangan2. Ruang belajar siswa : 8 Ruangan yang terdiri dari a, b, c3. Ruang perpustakaan : 1 Ruangan4. Ruang UKS : 1 Ruangan5. WC guru : 2 Ruangan6. WC siswa : 2 Ruangan7. Rumah Penjaga Sekolah : 1 Ruangan

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    23/52

    23

    3.2.Rencana Tindakan3.2.1. Jenis Tindakan dan Bentuk Tindakan

    Rencana Tindakan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, dengan

    menggunakan alat peraga pada mata pelajaran Sains di kelas V. penelitian

    tindakan kelas ini dilakukan oleh gurunya sendiri dengan cara (1) merencanakan

    (2) melaksanakan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif

    dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

    dapat meningkat.

    3.2.2. Prosedur PenelitianData perolehan gambaran meningkat pengetahuan pada pembelajaran

    Sains siswa kelas V SD dikumpulkan dalam penelitian ini, berdasarkan hasil tes

    atau ulangan harian dan persentase rata-rata secara umum nilai diperoleh. Adapun

    prosedur penelitian tindakan kelas meliputi:

    a. PerencanaanPada tahap perencanaan tindakan yang perlu dipersiapkan adalah:

    1. Menganalisis silabus2. Menetapkan materi pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan pedoman

    penilaian

    3. Menentukan sumber belajar, alat dan bahan4. Menetapkan waktu pembelajaran

    b. Pelaksanaan TindakanPenelitian ini dilaksanakan sendiri oleh peneliti dikelas V sebagai guru Sains/

    IPA, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    24/52

    24

    a. Yang dilaksanakan : Penelitian Sendirib. Waktu : Jam pelajaran sainsc. Tempat : Ruang kelas Vd. Langkah-langkah :

    a. Kegiatan awal Guru memberikan apersepsi tentang materi sebelumnya Guru menyampaikan indikator pencapaian kompetensi dan

    kompetensi yang diharapkan

    Memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnyamempelajari alat pencernaan pada manusia

    b. Kegiatan inti Guru memperlihatkan alat peraga kepada peserta didik sebagai

    pengantar pelajaran

    Guru menyebutkan bagian-bagian alat pencernaan dimulai darirongga mulut, kerongkongan, gerak peristaltik, dan lambung

    disini posisi guru tidak menjelaskan secara final, tujuannya guru

    menginginkan siswa berfikir kritis dan dapat membuat

    pertanyaan dari alat peraga yang diberikan

    a. Eksplorasi Siswa dapat memahami peta konsep tentang alat

    pencernaan pada manusia

    Guru menjelaskan tugas dari rongga mulut

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    25/52

    25

    Guru menjelaskan tugas dari kerongkongan dan fungsidari gerak peristaltik serta fungsi dari lambung

    b. Elaborasi Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,

    diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru

    baik lisan maupun tulisan

    Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis,menyelesaikan masalah da bertindak tanpa rasa takut dari

    apa yang trlah mereka ketahui lebih lanjut

    c. Konfirmasi Guru menyimpulkan materi pelajaran dan bertanya jawab

    tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

    Memberikan penguatan dan pemahaman kepada siswac. Kegiatan akhir

    Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR Guru menutup pelajaran

    c. ObservasiPengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap pengetahuan siswa,

    pengetahuan di dapat dari efektifitas tindakan siklus dan hasil akhir siklus dari

    tindakan, disamping itu juga diamati apakah penggunaan alat peraga dapat

    membentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar

    dalam menyelesaikan soal-soal materi pencernaan.

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    26/52

    26

    d. RefleksiBerdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran yang dilakukan

    diperkirakan sudah menunjukan kemampuan, hal ini ditunjukkan dengan

    meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa.

    Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan

    memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang

    dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    a. Bahan untuk refleksi adalah hasil observasi dan jawaban siswab. Yang melaksanakan refleksi adalah peneliti sendiric. Waktu dilaksanakan setiap akhir dari pelaksanaan tindakan (siklus)

    3.3.Matrik Metode PenelitianJudul : Membentuk kemampuan kritis untuk Meningkatkan hasil belajar sains

    melalui penggunaan Alat peraga di kelas V SDN No.49/IV Kelurahan

    Talang Banjar Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi

    Nama : Uci Suciati

    NoRumusan

    Masalah

    Variabel

    yang diamati

    Definisi

    operasional

    variabel

    Instrume

    n

    Sumber

    data

    Cara

    pengambilan

    data

    1 Bagaimana

    membentukkemampuan

    berfikir kritis

    untuk

    meningkatkan

    hasil belajar

    sains melalui

    penggunaan

    alat peraga

    dikelas V

    SDN 49/IV

    kelurahan

    Alat peraga Alat peraga

    yang lebihmengedepank

    an aktifitas

    siswa dalam

    mengamati

    gambar

    Lembar

    observasiguru dan

    siswa dan

    lisan

    Guru Siswa

    Data

    kualitatifmelalui

    pengamatan

    langsung

    terhadap

    aktivitas

    guru dan

    siswa

    Kemampuan

    berfikir

    kritis

    Kemampuan

    yang

    diperoleh

    siswa dalam

    Lembar

    jawaban

    tes

    tertulis

    Data

    kuantitatif

    melalui nilai

    tes menulis

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    27/52

    27

    Talang Banjar

    Kecamatan

    Jambi TimurKota Jambi

    berfikir kritis

    dengan

    menemukanberbagai

    pertanyaan

    yang

    dilihatnya

    melalui alat

    peraga

    beberapa

    pertanyaan

    Hasil belajar Nilai yang

    diperoleh dari

    hasil akhir

    tiap siklus

    3.4.Data dan teknik pengumpulan data3.4.1. Jenis Data

    Data kuantitatifData kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa berupa

    tes yang dilakukan pada akhir siklus.

    Data kualitatifData hasil observasi selama proses belajar mengajar berlangsung

    diruang kelas, data ini diperoleh menggunakan lembar observasi.

    3.4.2. Sumber dataSiswa kelas V SD Negeri 49/IV Talang Banjar Kecamatan Jambi Timur

    Kota Jambi

    3.4.3. Cara pengumpulan dataData kuantitatif diperoleh dengan menggunakan lembar observasi yang

    dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklus. Data

    kuantitatif diambil dari penilaian berfikir kritis siswa.

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    28/52

    28

    3.4.4. Analisis dataAnalisis data dilakukan dengan menggunakan metode penilaian dengan

    menggunakan skala dan berdasarkan ketentuan perolehan nilai yang telah

    diperoleh dari hasil penelitian. Skala penilaian dimaksud adalah peningkatan

    kemampuan berfikir kritis siswa melalui pembelajaran Sains pada materi

    pencernaan.

    Data hasil belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan tes hasil

    belajar dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan perhitungan statistik

    sederhana yaitu dengan persentase, modus, media dan rata-rata (Sudijono, 2007;

    79).

    Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata adalah sebagai berikut:

    R = X1

    N

    R : Nilai rata-rata siswa

    X1 : Hasil penjumlahan semua nilai siswa

    N : Jumlah siswa

    Analisis data hasil observasi yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-

    pertanyaan sebagaimana adanya tampak dari prilaku yang diobservasi, diolah

    dengan melakukan analisis dan interpretasi seluruh hasil amatan tersebut

    (Sudjana, 1991; 132). Analisisnya adalah dengan melihat re rata skor hasil

    observasi dengan menggunakan rumus:

    Re rata skor :

    Jumlah aktivitas siswa yang tampak

    Jumlah aktivitas yang diamati

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    29/52

    29

    3.5.Kriteria keberhasilanKeberhasilan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

    melihat ketuntasan belajar yang secara klasikal kelas yang bersangkutan. Adapun

    perhitungan ketuntasan pengetahuan belajar tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Ketuntasan belajar secara individuJika guru ingin mengetahui sejauh mana penugasan materi pelajaran yang

    diajarkan. Dalam penelitian ini ketuntasan hasil belajar dihitung dengan

    persentase jawaban yang benar dicapai oleh setiap siswa dalam menjawab soal tes

    yang di berikan. Richjadi (2003: 26) mengemukakan bahwa untuk menghitung

    ketuntasan belajar individu digunakan rumus sebagai berikut:

    Persentase Ketuntasan =Jumlah jawaban yang benar

    X 100%

    Jumlah soal seluruhnya

    Kriteria ketuntasan secara individu apabila persentase jawaban siswa minimal

    60%

    2. Ketuntasan KlasikalJika guru menginginkan berapa persen dari materi pelajaran yang telah

    disajikan telah dikuasai oleh kelas, maka digunakan ketuntasan belajar secara

    klasikal. Ketuntasan secara klasikal ini dihitung dengan persentase penguasaan

    kelas terhadap materi pelajaran yang diberikan. Menurut /Richjadi (2003; 27)

    untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal ini dapat digunakan rumus:

    % Ketuntasan Klasikal :Jumlah siswa yang tuntas

    X 100%Jumlah soal seluruhnya

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    30/52

    30

    Secara klasikal dikatakan telah tuntas dalam mengikuti pelajaran apabila

    siswa yang tuntas belajar sebesar 75%. Menurut Rohjadi (2003; 28) bila seseorang

    dapat menjawab dengan benar 75% atau lebih dari seluruh soal tes yang diberikan,

    maka siswa tersebut telah menguasai bahan pelajaran dan berhak untuk

    melanjutkan materi pembelajaran.

    Tabel 1. Predikat keberhasilan belajar siswa

    No Interval persentase Predikat

    1. 80100 Sangat Baik

    2. 6079 Baik

    3. 4059 Cukup

    4. 2039 Kurang

    5. 0019 Sangat Kurang

    3.6.Jadwal PenelitianPenelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 49/IV Kelurahan Talang

    Banjar Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi tahun ajaran 2010/2011, dalam

    upaya membentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar

    sains melalui penggunaan alat peraga di kelas V. pelaksanaan dan perencanaan

    yang telah dibuat, perlu disusun agenda kegiatan sehingga penelitian dapat

    dilaksanakan secara sistematik dan terjadwal dengan jadwal berikut:

    Tebal 3.6: Jadwal Kegiatan Penelitian

    No Rencana KegiatanWaktu (Minggu ke)

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Persiapan

    Menyusun Konsep Pelaksanaan

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    31/52

    31

    Menyusun Instrumen

    Menyusun LKS

    Menyusun Strategi Penelitian2. Pelaksanaan

    Menyiapkan Kelas Dan Alat

    Melakukan Tindakan Siklus I

    Melakukan Tindakan Siklus II

    Melakukan Tindakan Siklus III

    3. Penyusunan Laporan

    Menyusun Konsep Laporan

    Mendiskusikan Hasil Penelitian

    Perbaikan Laporan

    Pengadaan Dan Pengiriman Hasil

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    32/52

    32

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1.Hasil Penelitian4.1.1. Hasil Penelitian pada Siklus I

    Berdasarkan hasil observasi terhadap hasil pengamatan Pembelajaran

    Sains pada konsep pencernaan dan data hasil belajar peserta didik kelas V SD

    Negeri 49/IV Talang Banjar dilaksanakan tindakan diperoleh gambaran sebagai

    berikut.

    Pada tahap perencanaan awal guru tidak mempersiapkannya secara

    optimal, mulai dari RPP sampai ke alat bantu nya, sehingga dalam

    pelaksanaannya nanti tidak akan tercipta suatu pembelajaran yang efektif. Prilaku

    belajar peserta didik pun tidak menampakkan aktivitas belajar tinggi, dikarenakan

    pelaksanaan pembelajaran monoton, semua didominasi oleh guru dan pengabaian

    alat peraga, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan tidak memenuhi target

    yang diharapkan.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran Sains

    untuk materi pencernaan makanan saja dianggap tidak berhasil atau tidak sesuai

    dengan tujuan yang diharapkan dan perlu diulang/ diperbaiki.

    Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah temuan hasil observasi awal,

    aktivitas guru dan siswa, tingkat pemahaman siswa, hasil tes tertulis kemampuan

    siswa, sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu dilaksanakan tes awal hasil

    tertulis kemampuan siswa dalam memahami konsep setelah tindakan siklus I, II,

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    33/52

    33

    dan III. Seluruh data disajikan dalam bentuk persentase, hasil persentase tersebut

    ditafsirkan dan di analisis pada pembahasan. Berikut data dan hasil penelitian

    yang disajikan setiap siklus.

    1. Perencanaan tindakan Siklus ITahap perencanaan pada Siklus I meliputi kegiatan yang terdiri dari:

    Perencanaan Kegiatan Siklus I pertemuan 1 dan 2

    a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)b. Menetapkan materi bahan ajar pada tindakan pertamac. Penyusunan skenario pembelajaran dengan menggunakan alat peragad. Menyusun alat evaluasi berupa lembar tes untuk mengetahui respon dan

    hasil kerja pada siklus I

    e. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi belajarmengajar ketika alat peraga di aplikasikan.

    2. Pelaksanaan Tindakan Siklus IPelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sesuai judul penelitian

    tindakan ini adalah membentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan

    hasil belajar sains melalui penggunaan alat peraga dikelas V SDN 49/IV

    Kelurahan Talang Banjar Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, dimana skenario

    tindakan atau kegiatan pada pertemuan pertama dan kedua meliputi:

    a. Menjelaskan tujuan pembelajaranb. Menjelaskan kompetensi yang ingin dicapaic. Membahas pelajaran secara bersama

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    34/52

    34

    d. Membahas persoalan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran materi alatpencernaan manusia dengan menggunakan alat peraga.

    Guru memberikan alat peraga berupa gambar organ mulut sebagai

    pengantar pelajaran, guru menyebutkan satu persatu alat peraga dan

    menjelaskan nya dalam bentuk poin-poin yang penting, tujuannya guru

    mengharapkan adanya rangsangan dari alat peraga tersebut sehingga anak

    dapat berfikir dan menimbulkan pertanyaan dari setiap bagian gambar

    yang diperlihatkan guru.

    e. Memberikan hasil tanggapan dan membahas soal-soalf. Mengevaluasig. Memberikan kesimpulanh. Penutup

    3. ObservasiObservasi pada tindakan pembelajaran siklus I meliputi: 1) Observasi aktivitas

    guru 2) Observasi aktivitas siswa

    1) Aktifitas guruTabel 4.1. Lembar observasi guru siklus I

    No Komponen yang diamati Kategori1 2 3 4 5

    1. Menyampaikan Tujuan pembelajaran

    2. Mengadakan apersepsi

    3. Memotivasi siswa untuk belajar

    4. Penyajian materi pelajaran

    5. Kecakapan dalam menggunakan alat peraga

    6. Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas

    7. Mengadakan tanya jawab

    8. Memotivasi keberanian bertanya siswa

    9. Menyimpulkan pelajaran

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    35/52

    35

    Keterangan:

    5 = Sangat Baik4 = Baik

    3 = Cukup

    2 = Kurang

    1 = Sangat Kurang

    Berdasarkan tabel observasi aktifitas guru diatas dapat dilihat

    bahwa kegiatan guru dalam penggunaan media dan metode pembelajaran

    juga belum optimal.

    2) Aktifitas siswaHasil observasi aktifitas siswa pada siklus I disajikan pada tabel dibawah

    ini:

    Tabel 4.2. Rekapitulasi hasil observasi siswa siklus I

    No Komponen yang diamati Jumlah siswa Persentase

    1. Siswa yang memperhatikan 20 51,28%2. Siswa yang bertanya 8 20,51%

    3. Siswa yang menjawab 15 38,46%

    4. Siswa yang mengerjakan tugas 28 71,79%

    5. Siswa yang membuat kesimpulan 27 69,23%

    Berdasarkan dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ke efektifan

    siswa masih belum maksimal, hal ini menyebabkan hasil belajar dan

    kemampuan siswa dalam berfikir kritis masih sangat kurang dan dibawah

    standar ketuntasan minimal.

    4. Hasil BelajarSetelah melihat hasil observasi siswa pada siklus I dapat dilihat pula rata-

    rata hasil belajar siswa pada siklus I (hasil belajar siswa terlampir) pada tabel

    dibawah ini:

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    36/52

    36

    Tabel 4.3. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I

    No Aspek yang diamatiSiklus

    I

    Persentase (%)Siswa yang

    tuntas

    Siswa yang tidak

    tuntas

    1. Jumlah siswa 39

    44% 56%

    2. Jumlah nilai 2240

    3. Rata-rata 57,43

    4. Jumlah siswa yang tuntas 17

    5.Jumlah siswa yang tidak

    tuntas22

    5. RefleksiTindakan yang dilakukan pada siklus I dianggap belum berhasil, karena

    siswa belum mencapai standar kompetensi yang disyaratkan. Oleh karena itu

    setelah tindakan berakhir, peneliti menganalisis tindakan siklus I dan

    merencanakan selanjutnya sebagai langkah-langkah perbaikan pada tindakan ini.

    Pada identifikasi masalah pada tindakan siklus I, ditemukan masalah-

    masalah sebagai berikut:

    (a)Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran(b)Masih banyak siswa yang malu dalam bertanya(c)Masih banyak siswa yang malu menjawab pertanyaan(d)Masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas atau tidak selesai

    dalam mengerjakan tugas

    (e)Masih banyak siswa yang tidak mampu membuat kesimpulan dalammateri atau belum begitu paham pelajaran

    Indikator yang dapat menjadi timbulnya masalah tersebut adalah sebagai

    berikut:

    (a)Proses pembelajaran masih belum terarah

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    37/52

    37

    (b)Suasana belajar belum begitu efektif(c)Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa mengemukakan

    pendapat

    6. RekomendasiSetelah melihat hasil observasi guru, hasil observasi keefektifan siswa, dan rata-

    rata hasil belajar siswa pada siklus I, untuk itu peneliti akan menindak lanjuti nya

    pada siklus II dengan mengadakan perbaikan dan perubahan terutama pada

    penyampaian dan penyajian materi pelajaran serta metode pembelajaran/ media

    yang digunakan agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan menarik

    guna untuk memecahkan masalah tersebut.

    Menurut Nasution (1985: 100) alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar

    agar efektif.

    Adapun perubahan tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

    (a)Memaksimalkan penggunaan media dengan menggunakan alat peraga(b)Mengadakan pendekatan dengan cara membimbing siswa dalam

    mengerjakan tugas

    (c)Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir kritis sehingga siswasemangat untuk bertanya

    Dengan adanya perbaikan perubahan tindakan ini diharapkan dapat

    membuat siswa menjadi aktif dan kreatif dan hasil yang lebih baik lagi pada siklus

    II.

    4.1.2. Hasil Penelitian pada Siklus II

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    38/52

    38

    Sebagaimana telah dijelaskan pada siklus I maka peneliti berusaha

    memperbaiki pelajaran pada siklus II, berikut data dan hasil pendidikan pada

    setiap siklus.

    1. Pelaksanaan Tindakan Siklus IIPerencanaan siklus II pertemuan 1 dan 2

    a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)b. Menetapkan materi bahan ajar pada tindakan pertamac. Penyusunan skenario pembelajaran dengan menggunakan alat peraga torsod. Menyusun alat evaluasi berupa lembar tes untuk mengetahui respon dan

    hasil kerja pada siklus II

    e. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi belajarmengajar ketika alat peraga di aplikasikan

    2. Pelaksanaan Tindakan Siklus IIPelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sesuai dengan judul

    penelitian ini adalah membentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan

    hasil belajar sains melalui penggunaan alat peraga di kelas V, berdasarkan hasil

    evaluasi dan refleksi pada hasil belajar pada siklus I, ada beberapa masalah yang

    ditemukan, untuk itu diadakan perbaikan pada siklus II.

    Adapun skenario tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:

    a. Menyampaikan tujuan pembelajaranb. Menjelaskan kompetensi yang ingin dicapaic. Membahas pelajaran secara bersama

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    39/52

    39

    d. Membahas persoalan yang timbul dalam kegiatan materi alat perencanaanmanusia dengan menggunakan alat peraga torso. Guru memberikan alat

    peraga torso sebagai pengantar pelajaran, guru menyebutkan satu persatu

    alat peraga dan menjelaskan nya dalam bentuk poin-poin yang penting,

    tujuannya guru mengharapkan adanya rangsangan dari alat peraga tersebut

    sehingga anak dapat berfikir dan menimbulkan pertanyaan dari setiap

    bagian gambar yang diperlihatkan guru.

    e. Memberikan hasil tanggapan dan membahas soal-soalf. Mengevaluasig. Memberikan kesimpulanh. Penutup

    3. Observasi dan evaluasi Siklus IIObservasi pada tingkatan pembelajaran siklus II meliputi: 1) observasi aktifitas

    guru, 2) observasi aktifitas siswa

    1) Aktifitas guruTabel 4.4: Lembar observasi guru siklus II

    No Komponen yang diamati Kategori1 2 3 4 5

    1. Menyampaikan Tujuan pembelajaran

    2. Mengadakan apersepsi

    3. Memotivasi siswa untuk belajar

    4. Penyajian materi pelajaran

    5. Kecakapan dalam menggunakan alat peraga

    6. Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas

    7. Mengadakan tanya jawab

    8. Memotivasi keberanian bertanya siswa

    9. Menyimpulkan pelajaran

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    40/52

    40

    Keterangan:

    5 = Sangat Baik4 = Baik

    3 = Cukup

    2 = Kurang

    1 = Sangat Kurang

    Berdasarkan tabel observasi aktifitas guru diatas dapat dilihat bahwa

    kegiatan guru dalam penggunaan media dan metode pembelajaran hampir

    mendekati optimal.

    2) Aktifitas siswaHasil observasi aktifitas siswa pada siklus II disajikan pada tabel dibawah

    ini:

    Tabel 4.5: Rekapitulasi hasil observasi siswa siklus II

    No Komponen yang diamati Jumlah siswa Persentase1. Siswa yang memperhatikan 29 74,36%

    2. Siswa yang bertanya 12 30,77%

    3. Siswa yang menjawab 15 38,46%

    4. Siswa yang mengerjakan tugas 29 74,36%

    5. Siswa yang membuat kesimpulan 27 69,23%

    Berdasarkan dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa keefektifan siswa masih

    belum maksimal, hal ini menyebabkan hasil belajar dan kemampuan siswa dalam

    berfikir kritis masih sangat kurang dan dibawah standar ketuntasan minimal.

    4. Hasil belajarSetelah melihat hasil observasi siswa pada siklus II dapat dilihat pula rata-

    rata hasil belajar siswa pada siklus II (hasil belajar siswa terlampir) pada tabel

    dibawah ini:

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    41/52

    41

    Tabel 4.6: Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II

    No Aspek yang diamatiSiklus

    I

    Persentase (%)Siswa yang

    tuntas

    Siswa yang tidak

    tuntas

    1. Jumlah siswa 39

    69% 31%

    2. Jumlah nilai 2940

    3. Rata-rata 63,84

    4. Jumlah siswa yang tuntas 27

    5.Jumlah siswa yang tidak

    tuntas12

    5. RefleksiTindakan yang dilakukan pada siklus II dianggap belum berhasil karena

    siswa belum mencapai standar kompetensi yang disyaratkan. Oleh karena itu

    setelah tindakan berakhir, peneliti menganalisis tindakan siklus II dan

    merencanakan selanjutnya sebagai langkah-langkah perbaikan pada tindakan ini.

    Pada identifikasi masalah pada tindakan siklus II, ditemukan masalah-

    masalah sebagai berikut:

    (a)Masih ada siswa yang kurang memperhatikan pelajaran,(b)Masih banyak siswa yang malu dalam bertanya(c)Masih banyak siswa yang malu menjawab pertanyaan(d)Masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas atau tidak selesai

    dalam mengerjakan tugas

    (e)Masih ada siswa yang tidak mampu membuat kesimpulan dalammateri atau belum begitu paham terhadap pelajaran.

    Indikator yang dapat menjadi timbulnya masalah tersebut adalah sebagai

    berikut:

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    42/52

    42

    (a)Proses pembelajaran sudah begitu baik tetapi masih belum terarah,(b)Suasana belajar sedikit kurang optimal(c)Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa mengemukakan

    pendapat.

    6. RekomendasiSetelah melihat hasil observasi guru, hasil observasi keefektifan siswa, dan

    rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II, untuk itu peneliti akan menindak lanjuti

    nya pada siklus III dengan mengadakan perbaikan dan perubahan terutama pada

    penyampaian materi pelajaran serta metode pembelajaran/ media yang digunakan

    agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan menarik guna untuk

    memecahkan masalah tersebut.

    Menurut kurikulum (Anonim, 1991: 26) peranan alat peraga disebutkan

    sebagai berikut: (a) alat peraga dapat membuat pendidikan lebih efektif dengan

    jalan meningkatkan semangat belajar siswa, (b) alat peraga memungkinkan lebih

    sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak

    kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-

    masing individu, (c) alat peraga memungkinkan belajar lebih cepat segera

    bersesuaian antara kelas dan di luar kelas, (d) alat peraga memungkinkan

    mengajar lebih sistematis dan teratur.

    Adapun perubahan tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

    (a)Lebih memaksimalkan cara penggunaan media dengan menggunakan alatperaga

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    43/52

    43

    (b)Mengadakan pendekatan lebih baik lagi dengan cara membimbing siswadalam mengerjakan tugas

    (c)Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir kritis sehingga siswasemangat untuk bertanya

    Dengan adanya perbaikan perubahan tindakan ini diharapkan dapat membuat

    siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dan hasil yang lebih baik lagi pada siklus III.

    4.1.3. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus IIITelah dijelaskan pada siklus II, ternyata masih pembelajaran masih kurang

    optimal, tetapi telah hampir mendekati nilai yang lebih baik dari siklus I, untuk itu

    peneliti melakukan perbaikan pada siklus III agar hasil yang diharapkan lebih baik

    lagi. Adapun data yang diperoleh pada siklus III berupa tahap-tahap berikut ini.

    1. Pelaksanaan Tindakan Siklus IIITindakan siklus III dilaksanakan dua kali pertemuan dengan perencanaan

    sebagai berikut:

    a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)b. Menetapkan materi bahan ajar pada tindakan pertamac. Penyusunan skenario pembelajaran dengan menggunakan alat peragad. Menyusun alat evaluasi berupa lembar tes untuk mengetahui respon

    dan hasil kerja pada siklus III

    e. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi belajarmengajar ketika alat peraga torso di aplikasikan

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    44/52

    44

    2. Pelaksanaan Tindakan Siklus IIIPelaksanaan tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan

    refleksi pada hasil belajar pada siklus II, ada beberapa masalah yang

    ditemukan, untuk itu dilakukan perbaikan pada siklus III.

    Adapun skenario tindakan pada siklus III adalah sebagai berikut:

    a. Menyampaikan tujuan pembelajaranb. Menjelaskan kompetensi yang ingin dicapaic. Membahas pelajaran secara bersamad. Membahas persoalan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran materi alat

    pencernaan manusia dengan menggunakan alat peraga gambar-gambar

    penyakit alat pencernaan manusia. Guru memberikan alat peraga berapa

    gambar penyakit-penyakit alat pencernaan pada manusia sebagai

    pengantar pelajaran, guru menyebutkan satu dan menjelaskan nya dalam

    bentuk poin-poin yang penting, tujuannya guru mengharapkan adanya

    rangsangan dari alat peraga tersebut sehingga anak dapat berfikir dan

    menimbulkan pertanyaan dari setiap bagian gambar yang diperlihatkan

    guru.

    e. Memberikan hasil tanggapan dan membahas soal-soalf. Mengevaluasig. Memberikan kesimpulanh. penutup

    3. observasi

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    45/52

    45

    Observasi pada tindakan pembelajaran siklus III meliputi: 1) observasi

    aktivitas guru, 2) observasi aktifitas siswa.

    1) Aktifitas guruTabel 4.7: Lembar observasi guru siklus III

    No Komponen yang diamatiKategori

    1 2 3 4 5

    1. Menyampaikan Tujuan pembelajaran

    2. Mengadakan apersepsi

    3. Memotivasi siswa untuk belajar

    4. Penyajian materi pelajaran

    5. Kecakapan dalam menggunakan alat peraga

    6. Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas

    7. Mengadakan tanya jawab

    8. Memotivasi keberanian bertanya siswa

    9. Menyimpulkan pelajaran

    Keterangan:

    5 = Sangat Baik4 = Baik

    3 = Cukup

    2 = Kurang

    1 = Sangat Kurang

    Berdasarkan tabel observasi aktifitas guru diatas dapat dilihat

    bahwa kegiatan guru dalam penggunaan media dan metode pembelajaran

    sudah berjalan secara optimal.

    2) Aktifitas siswaHasil observasi aktifitas siswa pada siklus III disajikan pada tabel dibawah

    ini:

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    46/52

    46

    Tabel 4.8: Rekapitulasi hasil observasi siswa siklus III

    No Komponen yang diamati Jumlah siswa Persentase

    1. Siswa yang memperhatikan 35 89,74%

    2. Siswa yang bertanya 28 71,78%

    3. Siswa yang menjawab 30 76,92%

    4. Siswa yang mengerjakan tugas 35 89,74%

    5. Siswa yang membuat kesimpulan 27 69,23%

    Berdasarkan dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa keefektifan siswa sudah

    mengalami peningkatan yang baik dari sebelumnya, meskipun ada beberapa siswa

    yang mempunyai nilai yang dibawah teman-teman mereka yang lain.

    4. Hasil BelajarSetelah melihat hasil observasi siswa pada siklus III dapat dilihat pula rata-

    rata hasil belajar siswa pada siklus III (hasil belajar siswa terlampir) pada tabel

    dibawah ini:

    Tabel 4.9: Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus III

    No Aspek yang diamatiSiklus

    I

    Persentase (%)

    Siswa yang

    tuntas

    Siswa yang tidak

    tuntas

    1. Jumlah siswa 39

    89% 11%

    2. Jumlah nilai 28103. Rata-rata 72,05

    4. Jumlah siswa yang tuntas 35

    5.Jumlah siswa yang tidak

    tuntas4

    5. RefleksiBerdasarkan dari data hasil evaluasi dan hasil observasi yang diperoleh pada

    siklus III, dapat disimpulkan pula bahwa penggunaan alat peraga dalam

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    47/52

    47

    pembelajaran sains pada materi alat pencernaan manusia menjadi meningkat,

    setelah siklus III dilaksanakan dapat dinyatakan berhasil, karena pada tindakan

    siklus ketiga siswa terlihat begitu memperhatikan pelajaran, lebih aktif dalam

    bertanya dan menjawab pertanyaan, siswa tidak malu mengungkapkan apa yang

    ada di benak mereka, lebih tekun dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan

    sehingga kemampuan siswa hasil belajar siswa menjadi meningkat.

    4.2.PembahasanHasil dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

    pola tiga siklus ternyata dapat membuktikan hipotesis tindakan yang diajukan

    dalam penelitian ini dan mengalami peningkatan.

    1. Siklus IPada siklus I hasil evaluasi siswa belum mencapai ketuntasan, dilihat dari

    siswa yang tuntas sebanyak 44% dan siswa yang tidak tuntas 56%. Hal ini

    dikarenakan masih kurang semangat, minat, serta motivasi siswa mengikuti

    kegiatan pembelajaran sehingga tingkat keaktifan dan kereaktifan siswa pada

    saat pembelajaran berlangsung menjadi rendah. Dimana dapat dilihat dari

    beberapa aspek yang diamati, banyaknya siswa yang memperhatikan pada saat

    guru menyajikan materi hanya baru mencapai 51,28%, siswa yang bertanya

    20,51%, siswa yang mampu menjawab 38,46%, siswa yang mengerjakan

    tugas 71,79%, dan siswa yang membuat kesimpulan 69,23%, karena itu pada

    siklus II akan diadakan perbaikan dan perubahan tindakan guna untuk

    mencapai tujuan yang diinginkan. Perubahan yang akan dilakukan pada siklus

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    48/52

    48

    II yaitu dengan mengagunkan alat peraga agar menjadi lebih menarik dan

    dapat menarik simpati siswa untuk mengikuti pelajaran. Disamping itu guru

    juga memberikan bimbingan dan motivasi yang lebih lagi kepada siswa agar

    mampu menyelesaikan tugas dan berani bertanya.

    2. Siklus IISetelah melakukan beberapa perubahan yang dilakukan pada siklus II hasil

    evaluasi siswa telah mengalami peningkatan 69% siswa yang tuntas dan 31%

    siswa yang tidak tuntas, dapat dilihat dari beberapa aspek yang telah diamati,

    banyaknya siswa yang memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi

    sebanyak 74,36%, siswa yang bertanya 30,77%, siswa yang mampu menjawab

    38,46%, siswa yang mengerjakan tugas 74,36% dan siswa yang membuat

    kesimpulan 69,23%. Namun semua hasil yang diperoleh belum merupakan

    hasil akhir, karena walaupun telah memperoleh peningkatan akan tetapi masih

    perlu diadakan perbaikan pada siklus III.

    3. Siklus IIIBerdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II, dan perbaikan yang telah

    dilakukan pada siklus III, hasil evaluasi siswa telah mengalami peningkatan

    dan berhasil mencapai bahkan melebihi kriteria ketuntasan minimum yang

    ditetapkan yaitu 65. Pada siklus III hampir semua siswa berhasil mencapai

    ketuntasan dengan jumlah 35% atau 89% dan yang belum tuntas hanya 4

    orang 11%. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan beberapa aspek yang

    berupa keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dimana

    semua aspek telah mengalami peningkatan dengan jumlah siswa yang

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    49/52

    49

    memperhatikan menjadi 89,74%, siswa yang bertanya 71,78%, siswa yang

    mampu menjawab 89,74%, siswa yang bertanya 71,78%, siswa yang mampu

    menjawab 76,92%, siswa yang mengerjakan tugas 89,74%, siswa yang

    membuat kesimpulan 69,23%, disamping itu juga semangat, minat serta

    motivasi siswa dalam belajar juga meningkat sehingga hasil belajar siswa pada

    siklus III berhasil mencapai bahkan melebihi standar ketuntasan minimal yang

    telah ditetapkan.

    Peningkatan hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.10: Rekapitulasi hasil belajar siklus I, II, III

    No Komponen Siklus I Siklus II Siklus III

    1. Rata-rata nilai 57,43 63,84 72,05

    2. Siswa yang tuntas 17 27 35

    3. Siswa yang tidak tuntas 22 12 4

    4. Persentase siswa yang tuntas 44% 69% 89%

    5. Persentase siswa yang tidak tuntas 56% 31% 11%

    Dari tabel 4.10 diatas, menunjukan adanya peningkatan pada setiap siklus.

    Pada akhir siklus III seluruh kriteria dapat terpenuhi oleh karena itu hipotesis

    tindakan dapat diterima.

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    50/52

    50

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1.SimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan makan dapat disimpulkan bahwa

    dengan menggunakan alat peraga dapat membentuk kemampuan berfikir kritis

    untuk meningkatkan hasil belajar Sains di kelas V SDN 49/IV Talang Banjar

    Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Sebelum tindakan, tingkat kemampuan

    siswa tentang observasi awal yang dilaksanakan serta hasil tes sebelum

    pembelajaran. Setelah diadakan tindakan dengan melaksanakan pembelajaran

    pada konsep pencernaan makanan dengan menggunakan alat peraga terjadi

    peningkatan baik dari hasil observasi tingkat pemahaman nya maupun dari

    keterampilan sains siswa dikategorikan cukup memuaskan.

    Keberhasilan penggunaan alat peraga pada konsep pencernaan terlihat

    pada hasil observasi untuk belajar siswa dalam proses pembelajaran untuk setiap

    siklus yaitu pada siklus I guru memberikan gambaran tentang alat pencernaan

    yang pertama, guru menyebutkan poin, tujuannya agar siswa mampu berfikir

    kritis atas apa yang mereka lihat, pada siklus II guru memberikan gambaran

    melalui alat peraga torso dan menyebutkan poin-poin penting tujuannya sama,

    guru menginginkan adanya rangsangan dari siswa untuk bertanya atas apa yang

    mereka lihat pada alat peraga tersebut, pada siklus III, guru memberikan

    gambaran tentang penyakit gangguan pencernaan, sehingga diperoleh hasil belajar

    tiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I ke siklus II mengalami

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    51/52

    51

    peningkatan sebanyak 6,41% dan siklus II ke siklus III mengalami peningkatan

    sebanyak 9,01%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

    nilai KKM yang sebelum nya yaitu 65 menjadi 70 dan dapat dilihat pula pada

    siklus III telah terjadi peningkatan pembelajaran Sains dengan menggunakan alat

    peraga pada konsep pencernaan dinyatakan tuntas dan berhasil.

    5.2.SaranBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mengharapkan agar

    para guru atau peneliti berikutnya dapat menggunakan alat peraga terhadap materi

    pelajaran yang lain yang karakteristiknya hampir sama dengan karakteristik materi

    alat pencernaan manusia.

  • 5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga

    52/52

    52

    DAFTAR PUSTAKA

    Depdikbud. 1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

    Depdiknas. 2006. Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran SD/MI.

    Jakarta: Depdiknas.

    Drs. Rudi Susilana, M.Si, dan Cepi Riyana, M.Pd. 2007. Media Pembelajaran,

    Bandung: Wacana Prima.

    Dzaujak Achmad, H. 1995, 1996.Metodik Khusus Pengajaran Ilmu Pengetahuan

    Alam di Sekolah Dasar,Jakarta L Dirjen Dikdasmen, Proyek Peningkatan

    mutu SD, TK, dan SLB

    Fisher, Alec. 2008.Berfikir Kritis Sebuah Pengantar, Jakarta: Erlangga.

    Hamalik, Oemar. 1000. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumu Aksa

    (http)://www.berfikirkritis.html.

    Rachman Munandar, Dadang. 2004. Belajar Sains Kelas V SD. Bandung: PT

    Sarana Panca Karya Nusa.

    Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta:

    Rineka Cipta.

    Sudjana, N. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja

    Rosda Karya.