Laporan Akhir Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ___________________________________________ i DAFTAR ISI _________________________________________________ ii DAFTAR TABEL ______________________________________________ iv DAFTAR GAMBAR ____________________________________________ v DAFTAR PETA _______________________________________________ vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang _____________________________________________ 1 1.2 Tujuan dan Sasaran ________________________________________ 3 1.3 Deskripsi Pekerjaan _________________________________________ 5 1.4 Hasil Yang Diharapkan _______________________________________ 7 1.5 Sistematika Pembahasan ____________________________________ 7 BAB II TINJAUAN KEBIJAKSANAAN DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2.1 Kebijaksanaan Umum Perencanaan Tata Ruang ________________ 9 2.1.1 Fungsi dan Peran Wilayah ______________________________ 9 2.1.2 Keseimbangan Ekologi Kota_____________________________ 10 2.1.3 Kebijaksanaan Optimasi Pemanfaatan Ruang Kota __________ 12 2.2 Rencana Struktur Tata Ruang _______________________________ 13 2.2.1 Rencana Fungsional Kota Blitar _________________________ 13 2.2.2 Rencana Struktur Pusat Pelayanan _______________________ 14 2.3 Rencana Pemanfaatan Ruang Kota ___________________________ 15 2.4 Rencana Sistem Transportasi ________________________________ 20 2.5 Rencana Sistem Utama Jaringan Utilitas Drainase________________ 25 BAB III DESKRIPSI WILAYAH STUDI 3.1 Kondisi Sistem Drainase _____________________________________ 26 3.2 Kondisi Saluran Drainase _____________________________________ 30
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
ii
DDAAFFTTAARR IISSII
KATA PENGANTAR ___________________________________________ i
DAFTAR ISI _________________________________________________ ii
DAFTAR TABEL ______________________________________________ iv
DAFTAR GAMBAR ____________________________________________ v
DAFTAR PETA _______________________________________________ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang _____________________________________________ 1
1.2 Tujuan dan Sasaran ________________________________________ 3
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
vi
DDAAFFTTAARR PPEETTAA
Peta Wilayah Perencanaan ______________________________________ 6
Peta Jaringan Jalan Eksisting ____________________________________ 24
Peta Jaringan Drainase Eksisting _________________________________ 29
Peta Stasiun Amatan ___________________________________________ 45
Peta Daerah Genangan__________________________________________ 49
Peta Penyebaran Catchment Area _________________________________ 113
Peta Rencana Sistem Drainase____________________________________ 114
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
vii
BBAABB 11PPEENNDDAAHHUULLUUAANNLatar BelakangTujuan dan SasaranDeskripsi PekerjaanHasil Yang Diharapkan
Sistematika Pembahasan
1.1 LATAR BELAKANG
Dengan semakin berkurangnya daerah terbuka di kawasan perkotaan
yang dapat difungsikan sebagai lahan peresapan air dan didukung pula
oleh menurunnya kondisi saluran drainase baik kapasitas, sistem operasi
maupun pengelolaannya telah menyebabkan timbulnya berbagai masalah
di sektor drainase. Apalagi dengan penurunan permukaan tanah secara
tidak langsung akan menimbulkan penambahan beban pada sektor
drainase.
Demikian halnya dengan kondisi di Kota Blitar dalam beberapa tahun
terakhir mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
viii
dinamika masyarakatnya dan kewenangan yang diberikan pada
pemerintah Kota Blitar untuk membangun kotanya secara mandiri.
Perkembangan dan pertumbuhan Kota Blitar membawa dampak ke
seluruh kota, sehingga diperlukan penataan dan perencanaan secara
menyeluruh bahkan agar diperoleh kondisi kota yang optimal maka
diperlukan rencana terperinci, dan salah satunya adalah penyusunan
Master Plan Drainase Kota Blitar.
Kebutuhan akan prasarana wilayah di Kota Blitar yang semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang sampai tahun 2003
mencapai ± 128,216 jiwa yang berdampak pada berkurangnya lahan
kosong/resapan air sebagai lahan terbangun, pada dasarnya sangat
membutuhkan penanganan yang lebih intensif dari pihak pemerintah kota.
Bentuk penanganan tidak hanya dalam bentuk penanganan konstruksi
bangunan namun lebih dari itu, salah satunya adalah faktor perencanaan
dimana faktor perencanaan merupakan faktor urgensi dan mempunyai
peranan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan system
prasarana yang akan diterapkan. Seperti halnya berbagai problema yang
sering dialami oleh kota-kota besar di Indonesia, terjadinya banjir dan
longsor menunjukkan kekurangcermatan proses perencanaan yang
dilakukan.
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
ix
Kota Blitar mempunyai luas 3.257,83 Ha dengan letak geografis pada
ketinggian 150 - 200 mdpl dan berada pada lokasi hulu, mempunyai resiko
yang besar dalam menimbulkan banjir/genangan air bagi kota-kota yang
berada disekitarnya maupun pada daerah-daerah yang mempunyai relief
cekungan di Kota Blitar. Apalagi kondisi klimatologi Kota Blitar yang
cenderung bercurah hujan tinggi (mencapai 1226,86 mm/th)
menyebabkan Kota Blitar harus mempunyai system saluran pembuangan
air (drainase) yang memadai.
Selain kondisi diatas yang melatarbelakangi perlunya disusun Master Plan
Drainase, ada beberapa hal yang secara spesifik menyebabkan disusunnya
master plan ini yaitu :
- Masih kurang jelasnya komponen-komponen system drainase yang ada
sebagai konsekuensi pengalihan fungsi system irigasi;
- Kurang atau tidak layaknya dimensi saluran drainase saat ini;
- Kurangnya perawatan / perbaikan komponen system drainase yang
ada;
- Kurangnya sumber daya manusia untuk perawatan.
1.2 TUJUAN DAN SASARAN
Penyusunan Master Plan Drainase Kota Blitar bertujuan untuk memberikan
landasan dan pedoman bagi pembangunan dan pengembangan jaringan
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
x
drainase yang terpadu serta sebagai landasan bagi proses analisa
penyusunan master plan secara lebih sempurna baik dalam tahap
pengumpulan data, pengolahan data maupun pemanfaatan data.
Sedangkan sasaran yang harus dilaksanakan untuk menyusun master plan
drainase sebagaimana yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Peninjauan kembali terhadap kebijakan dan rencana pembangunan
Kota Blitar yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan
saluran pembuangan air (drainase);
2. Pengidentifikasian kondisi wilayah perencanaan terhadap aspek fisik
dan sosial dengan menekankan proses identifikasi terhadap kondisi
prasarana drainase (up dating data).
3. Penentuan konsep-konsep pelaksanaan studi mulai dari pendekatan
yang digunakan, variabel amatan yang akan dikaji, metodologi yang
akan dipakai sampai pada proses aplikasi metode untuk menganalisis
variable amatan.
4. Penyusunan rencana tindak terkait dengan penentuan tim pelaksana
studi, jadwal pelaksanaan studi, sistem pelaksanaan kerja tim dan
urutan prioritas penyusunan master plan.
5. Pengumpulan beberapa dokumen awal berupa data-data primer yang
berguna sebagai petunjuk proses pelaksanaan survey baik primer
maupun sekunder.
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xi
1.3 DESKRIPSI PEKERJAAN
Pelaksanaan kegiatan penyusunan Master Plan Drainase Kota Blitar tetap
mengacu pada TOR yang yang ada. Studi tersebut dilaksanakan di Kota
Blitar dengan batas-batas administratif adalah:
Sebelah Utara : Kec. Nglegok dan Kec. Garum, Kabupaten Blitar
Sebelah Selatan : Kec. Sanankulon, Kabupaten Blitar
Sebelah Barat : Kec. Sanankulon dan Kec. Nglegok, Kabupaten Blitar
Sebelah Timur : Kec. Kanigoro, Kabupaten Blitar
Orientasi wilayah perencanaan dapat dilihat pada peta berikut.
Pelaksanaan studi dititikberatkan pada penanganan masalah sistem
drainase dan pengembangan jaringan drainase terpadu. Adapun kawasan
yang menjadi orientasi utama yaitu pada:
a. Kawasan banjir/genangan air
b. Kawasan buangan air domestik dan non domestik
c. Kawasan strategis
Untuk mengatasi permasalahan di tersebut, laporan akhir yang merupakan
tahap perencanaan akan membahas tentang: (1) kajian terhadap
kebijakan, karakteristik wilayah studi, dan hasil analisa; (2) perencanaan
dan pengembangan saluran; (3) penentuan bentuk dan tipikal saluran
yang tepat.
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xii
Peta wilayah perencanaan
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xiii
1.4 HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Penentuan alternative penanganan terhadap saluran yang bermasalah.
Penentuan alternative penanganan ditekankan terhadap lokasi
genangan dan saluran yang mempunyai debit dibawah kapasitas
maksimum.
2. Perencanaan Sistem Drainase.
Perencanaan system saluran merupakian perencanaan terhadap rute
dan tata letak saluran sesuai dengan kondisi topografi/kontur daerah
setempat.
1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Drainase Kota Blitar disusun
dengan sistematika sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang diperlukannya penyusunan master plan,
tujuan dan sasaran penyusunan, deskripsi kegiatan yang akan
dilaksanakan, metodologi dan sistematika pembahasan.
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xiv
2. Tinjauan Kebijaksanaan dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Merupakan tinjauan terhadap kebijakan dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Blitar terkait dengan arahan pembangunan jaringan
drainase di Kota Blitar.
3. Deskripsi Wilayah Studi
Berisi tentang kondisi dan permasalahan sistem drainase pada wilayah
studi, sistem pengaliran dan saluran drainase
4. Analisa dan Evaluasi Saluran Drainase
Berisi tentang analisis kebutuhan sistem drainase, analisis teknis terkait
dengan analisa hidrologi dan hidrolika, evaluasi kapasitas saluran, dan
penyelesaian masalah terjadinya genangan air.
5. Kesimpulan dan Arahan Penanganan
Berisi tentang kesimpulan dari analisa dan evaluasi data-data serta
arahan penanganan permasalahan saluran drainase dibawah kapasitas
maksimum, arahan penanganan pada lokasi genangan serta rencana
sistem drainase Kota Blitar.
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xv
Berisi tentang arahan penanganan permasalahan saluran drainase
dibawah kapasitas maksimum, arahan penanganan pada lokasi
genangan serta rencana pengembangan saluran termasuk penentuan
tipikal/model saluran yang ideal.
6. Rencana Pengembangan Sistem Drainase
Berisi tentang rencana pengembangan system drainase Kota Blitar
meliputi rencana pengambangan saluran termasuk penentuan
tipikal/model saluran yang ideal.
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xvi
BBAABB 22TINJAUAN KEBIJAKSANAAN DANRENCANA TATA RUANG WILAYAH
Kebijaksanaan Umum Perencanaan Tata RuangRencana Struktur Tata RuangRencana Pemanfaatan Ruang KotaRencana Sistem TransportasiRencana Sistem Utama Utilitas Drainase
2.1 KEBIJAKSANAAN UMUM PERENCANAAN TATA RUANG
Dalam rangka penyusunan Master Plan Drainase Kota Blitar, maka
pelaksanaan studi ini diupayakan agar dapat mempertimbangkan
beberapa aspek kebijaksanaan yang terkait dengan fungsi dan peran
wilayah, khususnya keseimbangan ekologi dan optimasi ruang yang
meliputi :
2.1.1 Fungsi dan Peran Wilayah
Kota Blitar yang terletak pada Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
Kediri dan sekitarnya ditujukan pada kegiatan perdagangan (koleksi dan
distribusi), jasa komersil, keuangan, industri pengolahan dan pelayanan
umum lainnya. Kota Blitar mempunyai peran penting bagi Jawa Timur, hal
ini dapat dilihat dari sumbengan yang diberikan terhadap Produk Domestik
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xvii
Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur, yaitu sebesar 0,43 % pada periode
Tahun 1993 – 1997. Kedudukan seperti ini sangat memberikan
keuntungan yang besar bagi Kota Blitar dalam lingkup regional serta
adanya potensi-potensi yang dimiliki menyebabkan peran Kota Blitar akan
semakin penting bagi Jawa Timur, terutama dalam sektor industri,
perhubungan dan perdagangan, hotel dan restoran.
2.1.2 Keseimbangan Ekologi Kota
Kota Blitar yang berperan dalam skala regional maupun nasional
mempunyai tingkat perkembangan kota yang sangat tinggi dengan
terjadinya berbagai perubahan guna lahan dari kawasan non terbangun ke
kawasan terbangun. Bila hal ini berlangsung secara terus menerus maka
akan mengakibatkan berkurangnya ketersediaan lahan non terbangun dan
akan berdampak pada terganggunya keseimbangan ekologis serta
penurunan kualitas lingkungan hidup. Kebijaksanaan yang dilakukakan
dalam upaya menjaga keseimbangan ekologi Kota Blitar adalah dengan
memantapkan fungsi kawasan perlindungan yang telah ditetapkan, baik
yang berfungsi sebagai kawasan perlindungan setempat, kawasan lindung
perlindungan bawahannya dan kawasan rawan bencana. Dengan menjaga
keserasian antara pengembangan secara optimal kawasan budidaya
dengan memperhatikan fungsi lindung serta mendasarkan pola
pembangunan yang berpedoman pada prinsip Lestari, Optimal, Serasi dan
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xviii
Seimbang (LOSS). Untuk itu diharapkan pembangunan berkembang sesuai
dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Maka arahan
pengendalian pembangunan yang perlu dilakukan antara lain :
1. Pengendalian akan kemungkinan adanya dampak pengembangan
kawasan industri terhadap pengembangan kawasan budidaya dan non
budidaya.
2. Pengendalian kegiatan industri yang dapat mengundang pemusatan
pemukiman baru.
3. Pengendalian kegiatan pemukiman yang dapat mengundang
pemusatan pemukiman baru di sekitar kawasan pengembangan jalan
arteri.
4. Pengendalian terhadap penggunaan lahan pertanian ke non pertanian.
5. Kawasan yang mempunyai fungsi sebagai kawasan lindung harus
dikembangkan sebagai jalur hijau kota, kawasan penyangga, penyedia
oksigen dan sebagai kawasan pembatas lahan konservasi.
6. Kawasan dengan topografi beragam diperlukan kebijaksanaan
perencanaan sebagai berikut:
a. Pada kawasan terbangun kota, harus disediakan ruang terbuka
hijau (RTH) dengan ketentuan:
· Kawasan berkepadatan tinggi minimum disediakan area 10%;
· Kawasan berkepadatan sedang minimum disediakan area 15%;
· Kawasan berkepadatan rendah minimum disediakan area 20%.
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xix
b. Harus mempertimbangkan besaran koefisien dasar bangunan (KDB)
dan koefisien lantai bangunan (KLB) sesuai dengan sifat dan
penggunaan tanah.
c. Menyediakan sumur resapan air untuk menampung buangan air
hujan dari saluran darinase.
7. Ruang terbuka hijau diluar kawasan terbangun harus dicadangkan
minimum 30% dari luas total wilayah.
8. Untuk kawasan industri, harus disediakan RTH dengan ketentuan KDB
maksimal 50% dan sisanya untuk sirkulasi dan RTH dengan jenis
tanaman yang mampu berfungsi sebagai zona penyangga.
2.1.3 Kebijaksanaan Optimasi Pemanfaatan Ruang Kota
Sesuai dengan karakteristik Kota Blitar, maka kegiatan di kawasan
perkotaan cenderung lebih intensif dibandingkan dengan kawasan
disekitarnya, sehingga diperlukan kebijaksanaan optimasi pemanfaatan
lahan kota di Kota Blitar adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan lahan untuk kegiatan permukiman, industri dan
perdagangan tidak diarahkan pada lahan-lahan produktif/subur
khususnya lahan pertanian.
2. Pengendalian peruntukan lahan pada kawasan pusat-pusat kota,
terutama disepanjang jalan arteri/kolektor primer dan kota-kota kecil
yang sedang tumbuh pesat.
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xx
3. Kebijaksanaan pemanfaatan lahan perkotaan berpedoman kepada
arahan kebijaksanaan Rencana Tata Ruang yang telah disusun.
2.2 RENCANA STRUKTUR TATA RUANG
Peninjauan terhadap rencana struktur Kota Blitar bertujuan untuk
mengetahui kegiatan-kegiatan kota secara efektif, efisien, serasi dan
merata agar nantinya penetapan rencana pembangunan dan
pengembangan sistem drainase di Kota Blitar dapat sesuai dengan
karakteristik wilayah dan pola kegiatan yang ada.
2.2.1 Rencana struktur fungsional Kota Blitar
Rencana struktur fungsional Kota Blitar sangat berhubungan erat dengan
peran dan fungsi Kota Blitar yang akan dikembangkan secara umum
mempunyai fungsi utama sebagai berikut :
· Sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan
tertentu
· Sebagai simpul jasa perhubungan yang mencakup kegiatan
pengumpulan, produksi maupun pemasaran
· Sebagai tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu kegiatan
dominan.
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xxi
2.2.2 Rencana Struktur Pusat Pelayanan
Struktur pelayanan di Kota Blitar direncanakan sesuai dengan penempatan
kegiatan-kegiatan fugsional kota dengan menetapkan pusat kota dan
BWK, meliputi :
1. BWK I
Merupakan kawasan pusat kota dengan kegiatan utamanya pada
bidang perumahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan
dan jasa, perkantoran, terminal lokal, Stasiun KA, jalur hijau.
2. BWK II
Kegiatan utamanya pada bidang perumahan, pendidikan, kesehatan,
peribadatan, perdagangan dan jasa, perkantoran, konservasi.
3. BWK III
Kegiatan utamanya pada bidang perumahan, pendidikan, peribadatan,
perdagangan dan jasa, terminal, olah raga, industri kecil, konservasi.
4. BWK IV
Kegiatan utamanya pada bidang perumahan, pendidikan, kesehatan,
peribadatan, perdagangan dan jasa, konservasi.
Laporan AkhirMaster Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
xxii
2.3 RENCANA PEMANFAATAN RUANG KOTA
Pembahasan mengenai pemanfaatan ruang kota pada perencanaan
drainase di Kota Blitar digunakan untuk menentukan sistem, jenis, dan
design konstruksi secara tepat agar dapat sesuai dengan peruntukan
lahan dan arahan pengembangan Kota Blitar dimasa yang akan datang.
Dalam hal ini tinjauan terhadap rencana pemanfaatan ruang kota
diorientasikan pada sektor-sektor strategis dan potensial untuk
mendukung percepatan pembangunan. Sektor-sektor tersebut terdiri dari
pengembangan sektor kawasan lindung, pertanian tanaman pangan,