Top Banner
MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM SIGINJEI KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi Oleh: Novi Wikaharyani IPT. 121338 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018
80

MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

Nov 22, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF

PADA MUSEUM SIGINJEI KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S.1)Dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh:

Novi Wikaharyani

IPT. 121338

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

Page 2: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

ii

NOTA DINAS

Jambi, 12 Juli 2018

Pembimbing I : Dr. Hj. Armida, M.Pd.I

Pembimbing II : Agus Fiadi, S.IP.M.SI

Alamat : Fakultas Adab Dan Humaniora UIN STS Jambi

Kepada Yth, Ibu Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi

Di Jambi

Assalamu’alaikum Wr Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, kami berpendapat

bahwa skripsi saudari Novi Wikaharyani yang berjudul “Manajemen Preservasi

Koleksi Monograf Pada Museum Siginjei Kota Jambi”, telah dapat diajukan

untuk dimunaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat

mencapai gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Adab dan Humaniora,UIN

STS Jambi. Maka dengan ini kami ajukan skripsi tersebut agar dapat diterima

dengan baik.

Demikianlah,kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan

agama, nusa dan bangsa.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Pembimbing I,

Dr. Hj. Armida, M. Pd. iNIP. 19621223 199003 2001

Pembimbing II,

Agus Fiadi, S. IP. M. SiNIP. 19700807 20032 1005

Page 3: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBIFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

PENGESAHANSkripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada hari selasa tanggal3 Juli 2018 dan telah diterima sebagai bagian dari persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Perputakaan dengan nilai (C).

Jambi, 12 Juli 2018Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

Prof. Dr. Maisah,M.Pd.iNIP. 197007 11199401 2001

Sekretaris sidang

Drs. H. Ahmad TarmiziNIP. 19600821 198401 1001

Ketua sidang

M. Rum, SS.M.S. iNIP. 19710711 200003 1003

Penguji I

Wenny Dastina, S.Sos.M.SiNIP. 19780109 200501 2006

Pembimbing I

Dr. Hj. Armida, M.Pd.iNIP. 19621223 199003 2001

Penguji II

Athiatul Haqqi, S.IPI.M.I.Kom NIP. 19730106 200003 2001

Pembimbing II

Agus Fiadi, S.IP.M.SiNIP. 19700807 200312 1005

Page 4: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

iv

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Nama : Novi Wikaharyani

NIM : IPT.121338

Pembimbing I : Dr. Hj. Armida, M.Pd.I

Pembimbing II : Agus Fiadi, S. Ip. M.Si

Fakultas : Adab dan Humaniora

Jurusan : Ilmu Perpustakaan

Judul Skripsi :Manajemen Preservasi Koleksi Monograf Pada

Museum Siginjei Kota Jambi

Menyatakan bahwa karya ilmiah/skripsi ini adalah asli bukan plagiasi serta telah

diselesaikan dengan ketentuan ilmiah munurut peraturan yang

berlaku.Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

apabila dikemudian hari ditemukan sebuah pelanggaran plagiasi dalam karya

ilmiah/skripsi ini, maka saya siap diproses berdasarkan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.

Jambi,12 Juli 2018

Novi WikaharyaniNIM. IPT.121338

Page 5: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

MOTTO

Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.1

1 Anonim, alqur’an dan terjemahan tafsir perkata, (Bandung : Insan Kamil) hal. 262

Page 6: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Kedua orang tua, ayah anda Baharman Dan Ibu Anisa, Suami Abdulrahman Hafir,

Adiva, Maslamah, Terimakasih mendukung Untuk Tetap Semangat Penulis Skipsi

Ini Sampai Selesai.

Page 7: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha ‘Alim yang kita tidak

mengetahui kecuali apa yang diajarkan, atas iradah sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW pembawa risalah

pencerahan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar sarjana strata satu (S.1) Jurusan Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi. Peneliti menyadari

sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah

memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini

peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. Hadri Hasan, M.Pd.I., Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

2. Prof. Dr. Maisah. M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Adab Dan Humaniora UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. M. Rum, SS,. M. Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Dan Informasi

Islam.

4. Pembing I, Dr. Hj Armida, M. Pd.I

5. Pembimbing II, Agus Fiadi, S. Ip. M. Si

6. Kapada Rekan dan staf yang telah memberikan penelitian yang ada di Museum

Siginjei Kota Jambi.

7. Kepada Rekan Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

Page 8: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

viii

Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu.

Jambi, 12 Juli 2018Penulis,

Novi WikaharyaniNIM: IPT.121338

Page 9: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

ix

ABSTRAKNovi Wikaharyani: Sistem Manajemen Preservasi Koleksi Monograf Pada

Museum Siginjei Kota Jambi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen Preservasi koleksi monograf yang ada pada Museum Siginjei Provinsi Jambi, hambatan apa saja yang terdapat pada perencanaan pengorganisasian, dan penggerakan pada Museum Siginjei, serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sistem perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan pada Museum Siginjei. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data melalui metode observasi, wawancara serta dokumentasi. Berdasarkan analisis data, dapat dilihat faktor - faktor yang menyebabkan kendala Manajemen dalam kegiatan preservasi atau pelestarian koleksi pada Museum Siginjei Provinsi Jambi yang meliputi. Pihak Museum telah melakukan Manajemen preservasi koleksi monograf akan tetapi belum berjalan baik dikarenakan masih banyak kekurangan dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Dimana perencanaan, pengorganisasian, penggerakan. Dan pengawasan dilakukan oleh orang- orang yang belum begitu memahami bagaimana seharusnya reservasi pada koleksimonograf. hambatan yang dihadapi dalam manajemen preservasi koleksi monograf pada Museum adalah tidak ada tenaga ahli pada kegiatan preservasikoleksi, atau yang biasa disebut konservator pada museum. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh pihak museum guna meningkatkan kualitas perencanaan, pengorganisasian, dan penggerakan pada Museum dengan mengikuti pelatihan bagi staf untuk bisa mendapatkan pengetahuan preservasi yang baik dan benar, mengadakan kerja sama antar pihak Museum guna mendapatkan bantuan dan pengetahuan kegiatan preservasi, meningkatkan sarana dan prasarana untuk koleksi agar dapat bertahan lama dan tidak segera punah.

Kata kunci: Manajemen, Preservasi, Koleksi, perpustakaan Museum

Page 10: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

NOTA DINAS........................................................................................ ii

PENGESAHAN..................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI....................... iv

MOTTO.................................................................................................. v

PERSEMBAHAN.................................................................................. vii

KATA PENGANTAR........................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI.......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................7

C. Batasan Masalah............................................................................................7

D. Tujuan Penelitian ..........................................................................................8

E. Kegunaan Penelitian......................................................................................8

F. Kerangka Teori..............................................................................................9

a. Pengertian Manajemen ...........................................................................9

b. Pengertian preservasi ..............................................................................13

c. Pengertian koleksi ....................................................................................16

d. Pengertian Museum.................................................................................17

e. Studi Relevan ..........................................................................................20

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

a. Ruang lingkup penellitian ........................................................................23

b. Lokasi Penelitian......................................................................................24

c. Subjek Penelitian......................................................................................24

d. Jenis dan Sumber Data .............................................................................24

e. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................27

f. Tehnik Analisis Data................................................................................39

Page 11: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

xi

g. Trianggulasi Data .....................................................................................33

h. Jadwal Penelitian......................................................................................34

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Siginjei Jambi ...............................................................35

B. Arsitektur Bangunan Museum Siginjei Jambi ............................................37

C. Jenis Koleksi Museum Siginjei Jambi ........................................................39

D. Visi dan Misi ...............................................................................................42

1. Visi ...........................................................................................................42

2. Misi ........................................................................................................42

3. Tugas danFungsi ....................................................................................42

4. Sarana dan prasarana..............................................................................43

a. Loby ...........................................................................................43

b. Ruang Potensi Alam ..................................................................44

c. Ruang Informasi Candi Muaro Jambi........................................45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Pembahasan .................................................................................................46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................59

B. Saran ...........................................................................................................60

C. Penutup .......................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 12: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengetahuan mengenai manajemen perlu dimiliki oleh setiap individu,

baik yang baru mulai bekerja maupun yang sudah bekerja puluhan tahun.

Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh fleksibelitas, kesepakatan dan

kemampuan responsif organisasi bersangkutan terhadap perubahan.1

Beberapa penelitian tentang manajemen yang sudah banyak dilakukan

tentang perubahan global dan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan

komunikasi mengungkapkan bahwa permasalahan yang selalu dijadikan

kambing hitam adalah dana yang tidak mencukupi. Padahal, banyak

organisasi membuktikan bahwa dengan dana sekecil apapun mereka mampu

berkembang, asalkan para pekerjanya kreatif. Jadi, bukan dana masalahnya

dan bukan pula jumlah pekerja yang kecil ataupun fasilitas yang kurang

memadai, melainkan cara berorganisasi yang menjadi kunci.

Setiap organisasi memerlukan manajemen. Manajemen berfungsi untuk

mengatur aktivitas seluruh elemen dalam suatu lembaga. Oleh karena itu,

dalam proses manajemen diperlukan perencanaan, pengorganisasian,

penganggaran, kepemimpinan, dan pengendalian.

1Laksmi dkk, Manajemen Lembaga Informasi : Teori dan Praktik ( Jakarta : Penaku, 2011 ) hal. 1

Page 13: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

2

Pelesterian (preservation) mencakup semua aspek usaha melestarikan

bahan pustaka dan arsip, termasuk di dalam kebijakan pengolahan, metode

dan teknik, sumber daya manusia dan penyimpananya.2 Dalam Undang-

Undang No.43 Tahun 2007 Pasal 1 menyatakan bahwa koleksi adalah semua

dokumen tertulis, karya cetak / karya rekam dalam berbagai media yang

diterbitkan atau pun tidak diterbitkan, baik yang ada di dalam dan di luar

Negeri yang berumur sekurang-kurang 50 (lima puluh) Tahun dan yang

mempunyai nilai penting bagi kebudayaan Nasional, sejarah dan ilmu

pengetahuan.3

Koleksi yang dimaksud adalah koleksi yang mengandung nilai-nilai yang

menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat sebagai gambaran

kehidupan manusia pada masa silam serta kebudaya. Berbicara tentang

koleksi berarti berbicara tentang informasi, karena koleksi memiliki nilai

informasi yang sangat berharga baik ditinjau dari aspek maupun kandungan

informasi yang termuat dalam koleksi tersebut.

Dalam ruang lingkup perpustakaan, pelestarian merupakan suatu

pekerjaan untuk memelihara dan melindungi koleksi atau bahan pustaka

sehingga tidak mengalami penurunan nilai dan bisa dimanfaatkan oleh

masyarakat dalam jangka waktu lama. Tujuan utama pelestarian bahan

pustaka adalah untuk melestarikan kandungan informasi yang direkam dalam

bentuk fisik, atau dialihkan pada media lain, agar dapat dimanfaatkan oleh

penggunaan perpustakaan. 2 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan( Jakarta : Gramedia, 1993 ). Hal 271

3 Undang -Undang No 43 Tahun Tentang Perpustakaan

Page 14: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

3

Pengelolaan pelestarian bahan pustaka melibatkan beberapa komponen

seperti: sumber daya manusia, koleksi,peralatan,sarana dan prasarana, metode

dan uang. Dalam konsep manajemen, istilah tersebut dikenal dengan toos of

managemenatau sarana manajemen.4 Untuk meningkatkan sarana dan

prasarana menajemen yang jadikan peran utama adalah leader. leader yang di

maksud disini adalah manager atau pimpinan untuk memandu atau

menunjukan jalan dalam suatu organisasi yang berkembang.

Dalam manajemen preservasi koleksi monograf pada Museum Siginjei

Kota Jambi, yang menjadi leadernya adalah kepala Museum dan diberi

tanggung jawab kepada sumber daya manusia SDM seperti kepala bidang

perawatan koleksi, clening servise, dan staf yang berkaitan dengan perawatan

koleksi yang ada di Museum Siginjei.

Untuk mencapai tujuan pengembangan sumber daya manusia perlu

karyawan mengikuti latihan dan pendidikan agar efektifitas dan efesiensi

kerja dapat terlaksanakan dengan baik, dengan begitu bagi karyawan yang

tidak terlatih diubah menjadi karyawan yang berkemampuan, sehingga dapat

bertanggung jawab.

Preservasi sangat diperlukan dalam sebuah lembaga yang menyimpan

berbagai informasi, seperti perpustakaan, Museum, Galeri, toko buku agar

koleksi yang ada dapat terjaga dan terpelihara dengan baik.

4 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik, ( Jkarta : Samitra Media Utama,2004 ) hal. 19

Page 15: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

4

hal ini dimungkinkan kerana Museum atau perpustakaan salah sarana

pelestarian koleksi sebagai hasil budaya bangsa yang berfungsi sebagai

sumberinformasi.5

Pengembagan setiap organisasi apapun bentuk senantiasa akan berupaya

dapat tercapai tujuan organisasi yang berangkutan dengan efektif dan efesien,

efesiensi maupun efektifitas organisasi sangat tergantung pada keadaan

sebuah lembaga itu sendiri.

Dalam Museum yang diperulukan itu adalah ruang tertentu seperti

laboratorium, organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi serta

susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab

tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah kepala bidang kepala

bertanggung jawab terhadap sumua kegiatan yang di lakukan pada semua

peralatan yang ada, sementara yang berada dibawa kepemimpinan harus

sepenuh bertanggung jawab pada perkerjaan yang diberikan.

keterampilan para tenaga kerja didalam laboratorium harus selalu

ditingkatkan kualitas hal ini dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan,

penataran, atau magang. Museum semestinya harus memiliki tenaga kerja

yang berpengalaman dan terlatih karena akan menghadapi pekerjaan ynag

sangat berat dalam hal kerusakan bahan pustaka, bermacam musuh pengrusak

dan peghancur dari berbagai faktor, seperti faktor biologi (binatang, serangga,

jamur) dengan faktor kimia (zat kimia,keasaman,oksida,tinta) dan faktor yang

lain seperti manusia, air, dan linggkugan serperti gempa bumi, kebakaran,

5 Sulistio Basuki, Op Cit.,

Page 16: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

5

sunami, dan lain lainnya. tenaga kerja dan leader perlu mengetahui penyebab

kerusakan bahan pustaka sehingga dapat di lakukan tindakan yang tepat

apabila bahan pustaka sudah rusak. Bila kerusakan sanggat parahakan susah

untuk memperbaiki dan juga memerlukan biaya yang sangat banyak.

Koleksi perlu untuk dilestarikan keberadaannya agar tidak musnah dan

bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Upaya melestarikan bisa dilakukan

melalui penyimpanan di museum atau perpustakaan serta mengolah dengan

mengkaji isi yang terkandung di dalam agar mudah dipahami dan

dimanfaatkan oleh pengembang kebudayaan.

Museum Siginjei Kota Jambi merupakan Museum terbesar di Kota Jambi

yang memiliki fungsiuntuk melakukan pengumpulan, perawatan,

pengawetan, dan penyajian benda-benda yang mempunyai nilai budaya dan

ilmiah, melakukan urusan perpustakaan dan dokumentasi ilmiah serta

memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitiaan benda koleksi yang

mempunyai nilai budaya dan ilmiah.

Oleh karena itu, tentunya Museum Siginjei Kota Jambi sedikit banyak

sudah menerapkan sistem manajemen preservasi dalam rangka melaksanakan

fungsi-fungsi tersebut demi terjaganya ketuhan dan kualitas koleksi-koleksi

yang ada hingga tetap dapat dimanfaatkan oleh masyarakat terutama sarana

yang terdapat di Museum Siginjei Kota Jambi adalah ruang perpustakaan

yang menyimpan buku-buku sejarah sebagai bahan bacaan, referensi

penelitian dan lain sebagainya.

Page 17: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

6

Masgia, salah satu pegawai di Museum Siginjei Kota Jambi menyatakan

bahwaMuseum Siginjei Kota Jambi memiliki beragam koleksi yang

berjumlah sekitar4.000 buah, antara lain geologi (benda koleksi

yang merupakan objek disiplin ilmu geologi antara lain meliputi batuan,

mineral, fosil dan benda-benda bentukan alam lainnya), biologi (benda

koleksi yang masuk kategori benda objek penelitian/dipelajari oleh disiplin

ilmu biologi), filologi (naskah-naskah kuno yang ditulis tangan, naskah

incung Kerinci yang ditulis di atas tanduk dan bambu, Alquran dan Kitab

Tasauf yang ditulis tangan), etnografi (koleksi yang menjadi objek

penelitian/disiplin ilmu antropologi, benda-benda tersebut merupakan hasil

budaya atau menggambarkan identitas suatu etnis), arkeologi (koleksi yang

menjadi objek penelitian/disiplin ilmu arkeologi, seperti: peninggalan masa

prasejarah), historis (koleksi yang menjadi disiplin ilmu sejarah, sejak

masuknya budata barat, benda yang berkaitan dengan peristiwa sejarah),

keramik (koleksi keramik terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan suhu

tertentu), senirupa (koleksi seni yang mengekspresikan pengalaman artistik

manusia melalui objek dua dan atau tiga dimensi) dan teknologi (koleksi yang

menggambarkan perkembangan teknologi tradisional sampai dengan

teknologi modern).

Museum ini juga menyimpan benda peninggalan prasejarah seperti

beliung batu, gong bertuliskan aksara kuno Cina, teko, piring porselen,

fragmen tangan, arca Budha, arca dan sebagainya.

Page 18: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

7

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis akan mengkaji

dan mengadakan penelitian lebih dalam tentang peleksanaan sistem

manajemen preservasi koleksi yang bertujuan menjaga dan meningkatkan

kualitas dari koleksi-koleksi yang ada di museum. Maka dari itu penulis

mengangkat dalam sebuah skripsi yang berjudul: Manajemen Preservasi

Koleksi Monograf Pada Museum Siginjei Kota Jambi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakangyang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Manajemen preservasi koleksi Monograf pada Museum Singinjei?

2. Hambatan apa saja yang terdapat dalam fungsi manajemen preservasi

koleksi monograf pada Museum Siginjei?

3. Apa Strategi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas preservasi

koleksi monograf pada Museum Siginjei?

C. Batasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini sehingga tidak

terjadi kesimpangsiuran dalam pembahasan yang sebenarnya. Maka penulis

membatasi masalah sampai pada “Manajemen Preservasi Koleksi Monograf

Pada Museum Siginjei Kota Jambi.”

Page 19: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

8

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, penulis menentukan tujuan

dari penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui manajemen apa saja yang dilakukan pihak

museum agar koleksi tidak punah

b. Untuk mengetahui hambatan apa saja dalam manajemen

preservasi koleksi monograf pada Museum Siginjei Kota Jambi

c. Untuk mengetahui strategi apa saja yang terdapat pada preservasi

koleksi monograf pada Museum Siginjei dalam meningkatkan

kualitas

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan Penelitian ini diarahkan untuk memenuhi dua sasaran yakni

teoritis normatis dan praktis pragmatis. Dengan demikian, penelitian ini

diharapkan bermanfaat untuk:

1. Berdasarkan perspektif teoritis normatisnya, penelitian ini dapat memberikan

informasi bagi mahasiswa, khususnya dilingkungan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi dalam meningkatkan cara manajemen preservasi koleksi agar

tidak punah.

2. Manfaat praktis pragmatisnya adalah memberikan informasi bagi masyarakat

bahwa menjaga dan preservasi koleksi pada museum merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting.

3. Selain itu, bagi penulis selanjutnya, dapat dijadikan sebagai referensi dalam

melakukan penelitian berikutnya yang memfokuskan pada topik yang sama

Page 20: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

9

F. Kerangka Teori

a. Pengertian Manajemen

Makna dasar dari kata manajemen berasal dari kosa kata bahasa

inggris, to manage, yang berarti mengurusi. Makna lain dari kata manajemen

selalu dikaitkan dengan pimpinan atau manajer, yaitu orang yang melakukan

kegiatan memimpin dalam suatu organisasi. Secara umum manajemen berarti

suatu rangkaian langkah atau proses, mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan untuk mencapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien.6

Menurut Zulkifli Amsyah bagaimana yang dikutip oleh lasa HS,

manajemen adalah proses kegiatan pengelola sumber daya manusia, materi

dan metode berdasarkan fungsi-fungsi manajemen agar tujuan dapat dicapai

secara efisien dan efektif.7

Sedangkan menurut kamus kepustakawan, manajemen adalah proses

perencanaan, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota

lembaga, instansi atau organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi

untuk mencapai tujuan lembaga, instansi atau organisasi.8

Prinsip dasar yang perlu diketahui mengapa manusia membutuhkan

manajemen adalah pemahaman bahwa manusia memiliki martabat, harga diri

dan perasaan. Didalam organisasi, tiga kelompok yang dikenal sebagai

pemilik, karyawan dan konsumen memiliki kepentingan yang berbeda.

6 Laksmi, Op Cit., hal 27 Lasa Hs, Manajemen Perpustakaan Sekolah, ( Yogyakarta : Pustaka Book Publisher,2009) hal.178 Lasa Hs, Op Cit., hal.199

Page 21: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

10

Pada dasarnya, manajemen adalah mengembangkan petunjuk dan

kebijakan dan mengatur tindakan manusia dalam berorganisasi.

a. Fungsi Manajemen

Secara lebih sederhana fungsi manajemen yaitu pelaksanaan

serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga

dengan melaksanakan sejumlah fungsi tertentu.9 Pengelolaan ini

dilakukan untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki secara

terkodinasi untuk mencapai sebuah tujuan, masing-masing ahli berbeda

pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen, menurut Sutarno NS fungsi

manajemern adalah perencanaan, pengorganisasian penggerakan dan

pengawasan.

Dalam upaya mengatur sesuatu, umumnya, kegiatan atau fungsi

yang pertama kali harus dilakukan adalah perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan.Keempat fungsi pokok biasanya

disingkatkan sebagai POAC.10

b. Fungsi perencanaan

Perencanaan adalah proses menilai dan menentukan tujuan yang

diinginkan di masa yang akan datang serta mengembangkan dan

menyeleksi kegiatan-kegiatan alternative untuk mencapai. Pelaksanaan

fungsi membutuhkan keterlibatan individu di semua tingkatan dan tugas

setiap individu harus tertulis.

9Sutarno NS, Op.Cit, hal. 510Laksmi, Op.Cit hal. 17

Page 22: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

11

Perencanaan operasional mengidentifikasi kegiatan apa saja yang

harus dilakukan untuk mengimplemtasikan perencanaan starategi dalam

mencapai tujuan. Jenis perencanaan operasional umumnya berupa:

1. Perencanaan produksi: perencanaan yang berhubungan dengan

metode dan teknologi dalam melakukan pekerjaan.

2. Perencanaan keuangan: perencanaan yang berhubungan dengan

dana yang dibutuhkan untuk aktifitas operasional.

3. Perencanaan fasilitas: perencanaan yang berhubungan dengan

fasilitas pekerjaan untuk mendukung tugas.

4. Perencanaan pemasaran: berhubungan dengan keperluan penjualan

dan distribusi barang / jasa.

5. Perencanaan sumber daya manusia: berhubungan dengan

rekruitmen, penyeleksian dan penempatan orang-orang dalam

berbagai pekerjaan.

c. Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran-peran melalui

penentuan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-

tujuan organisasi, pengelompokan kegiatan, penugasan kelompok-

kelompok kegiatan kepada para manajer, pendelegasian wewenang untuk

melaksanakannya, pengkordinasian hubungan wewenang dan informasi

bagi struktur organisasi baik horizontal maupun vertical.

Page 23: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

12

Keuntungan fungsi pengorganisasian meliputi adanya sinkronasi

kegiatan, menyelaraskan kegiatan, meruntunkan kegiatan serta mencegah

tumpang tindih dan kekosongan kegiatan.

Pengorganisasian meliputi kekuasaan, yaitu kemampuan untuk

mempengaruhi orang lain, bukan hanya dari posisi juga dari hubungan

antara individu dan otoritas, yaitu wewenang atau hak untuk mengambil

tindakan.

d. Fungsi Penggerakan

Penggerakan yang mencakup directing, motivating, staffing dan

leading adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan

supaya bekerja dengan giat serta membimbing mereka melaksanakan

rencana dalam mencapai tujuan, termasuk didalamnya perekrutan

karyawan, pemanfaatan, pelatihan, pendidikan dan pengembangan

sumber daya karyawan tersebut dengan efektif.

e. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan adalah suatu aktivitas menilai kinerja

berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan

atau perbaikan jika diperlukan. Fungsi ini juga memberikan

penilaian,koreksi dan evaluasi atas semua kegiatan, serta monitoring atas

pekerjaan yang sedang dilakukan. Pengawasan adalah suatu upaya

sistematis untuk menetapkan standar prestasi pada sasaran perencanaan,

merancang sistem umpan balik informasi, membandingkan prestasi kerja

dengan standar yang telah ditetapkan, menetapkan apakah ada

Page 24: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

13

penyimpangan, mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk

menjamin bahwa sumber daya perusahaan telah digunakan dengan cara

yang paling efektif dan efisien guna tercapainya sasaran perusahaan.11

b. Pengertian Preservasi

Pelestarian (preservation) menurut defenisi yang diberikan oleh

IFLA (international federation Library Association), mencakup semua

aspek usaha melestarikan bahan pustaka, keuangan, ketenangan, metode

dan teknik serta penyimpanannya.12

Preservasi adalah kegiatan yang terencana dan terkelola untuk

memastikan agar koleksi perpustakaan dapat terus dipakai selama

mungkin.Pada dasarnya preservasi itu upaya untuk memastikan semua

bahan pustaka cetak maupun non cetak pada suatu dokumen perpustakaan

bisa tahan lama dan tidak cepat rusak.

Menurut Sulistyo Basuki, tujuan pelestarian bahan pustaka adalah

melestarikan isi kandungan informasi bahan pustaka dengan ahli bentuk

menggunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya selengkap

mungkin untuk dapat digunakan secara optimal.13

11 Ibid., hal 2212 Karmidi Op. Cit hal.113 Sulistyo Basuki,Op Cit.,., hal.273

Page 25: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

14

Tujuan utama pelestarian bahan pustaka adalah mengusahakan agar

koleksi bahan pustaka harus selalu sedia an siap pakai. Hal ini dapat

dilakukan dengan melestarikan bentuk fisik bahan pustaka, melestarikan

kandungan informasi ke dalam media lain (alihmedia) seperti microfilem,

microfish, foto reproduksi dan fotokopy. Atau melestarikan kedua-

duanya, yaitu bentuk fisik dan kandungan informasi.

Dalam rangkaian kegiatan pemeliharaan bahan pustaka ada dua

kegiatan, yaitu berusaha mencegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya

kerusakan bahan dan membentukan atau memperbaiki bahan pustaka

yang telah rusak. Mengingat pentingnya bahan pustaka maka bahan

pustaka harus dilesterikan. Bahan pusta akan mudah rusak apabila

perawatan dan pelestarian kurang diperhatikan. Perawatan dan pelestarian

bahan pustaka dilakukan dengan tujuan melestarikan informasi bahan

pustaka tersebut.

Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada bahan pustaka pertama-

tama harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang biasanya dapat

merusak bahan pustaka, kemudian bagaimana cara mencegah sehingga

bahan pustaka tidak mudah rusak.Ada dua faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya kerusakan bahan pustaka. Yaitu: Pertama,faktor

manusia. Kedua, faktor alamiah.

a. Faktor manusia

Manusia merupakan penyebab kerusakan yang berasal dari luar,

kerusakan yang berasal dari luar, kerusakan yang terjadi dapat bersifat

Page 26: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

15

kimiawi, seperti memegang bahan pustaka pada saat tangan kotor dan

berminyak sehingga menimbulkan noda.Akan tetapi kerusakan yang

paling besar adalah kerusakan fisik seperti sampul buku rusak, kertaas

dan film robek dan putus, piringan hitam pecah dan retak, pita

rekaman macet, tergores dan bahkan suaranya terputus-putus.

b. Faktor alamiah

1. Temperature dan kelembaban udara

2. Cahaya

3. Pencemaran udara14

Dalam ruang lingkup perpustakaan, pelestarian (preservasi)

merupakan suatu pekerjaan untuk memelihara dan melindungi koleksi

atau bahan pustaka sehingga tidak mengalami penurunan nilai dan bisa

dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka waktu lama. Tujuan utama

pelestarian bahan pustaka adalah untuk melestarikan kandungan informasi

yang direkam dalam bentuk fisiknya, atau dialihkan pada media lain, agar

dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. Dalam strategi

preservasi koleksi, terdapat dua pendekatan yang dilakukan, yaitu

pendekatan terhadap fisik naskah dan pendekatan terhadap teks dalam

naskah (isi naskah).

14 Muhammadin Razak, Petunjuk Teknis Pelestarian Bahan Pustaka ( Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 1995).hal.7

Page 27: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

16

Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kegiatan

pelestarian bahan pustaka:

a. Menyelamatkan nilai informasi yang terkandung dalam setiap bahan

pustaka atau dokumen.

b. Menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka atau dokumen

c. Mempercepat proses temu balik atau penelusuran perolehan

informasi.

d. Mengatasi kendala kekurangan ruangan (space)

e. Menjaga keindahan dan kerapian bahan pustaka.

a. Fungsi pelestarian bahan pustaka

c. Pengertian Koleksi Monograf

Koleksi monograf adalah sebuah lain koleksi buku dalam ilmu

perpustakaan, definisi monograf adalah terbitan yang bukan terbitan

berseri yang lengkap dalam suatu volume atau sejumlah volume yang

sudah ditentukan sebelumnya. Monograf berbeda dengan terbitan berseri

seperti majalah, jurnal, atau surat kabar.15

Monograf adalah bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan yang

utuh dan tidak berseri. Berdasarkan standar dari UNI SCO, tebal buku

paling sedikit 48 halama tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Contoh

adalah buku teks, buku rujukan, buku fiksi. Setiap buku biasanya

dilengkapi dengan nomor standar yang unik dan bersifat internasional,

yaitu ISBN (International Standar Book Nomber).

15 Soerjono soekanto. Dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat. Jakarta : Hlm. 28

Page 28: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

17

d. Pengertian Museum

Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan

public dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian,

mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda

nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan dan

kesenangan. Museum sebagai salah satu lembaga yang bertanggung

jawab atas warisan budaya, berfungsi melindungi dan melestarikan, mulai

dari menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan benda-

benda bukti material hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya.16

Menurut ICOM museum merupakan sebuah lembaga yang bersifat

tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan

berkembangnya, terbuka untuk umum, yang memperoleh,

merawat,mengkomunikasikan dan memamerkan benda-benda pembuktian

manusia dan lingkungannya untuk studi, pendidikan dan kesenangan.17

Pembahasan di international Council Of Museum ( ICOM ), 14 Juni

1974 di Denmark, menetapkan Sembilan fungsi Museum, yakni:

i. Pengumpulan dan pengamanan warisan alam budaya

ii. Dokumentasi dan peneliian ilmiah

iii. Konservasi dan preservasi

iv. Penyeberan dan pemerataan ilmu untuk umum

v. Pengenalan dan penghayatan kesenian

vi. Visualisasi warisan alam antar daerah dan antar bangsa 16Lakmi dkk, op. Cit. hal. 6617 Muhammad Erman, Bulletin Gema Sitimang Jambi :informasi dan komunikasi museum, ( Jambi : Museum Negeri Propinsi Jambi, 1998). Hal. 1

Page 29: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

18

vii. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia, dan

viii. Pembangkit rasa takwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa.18

Selain menyimpan pengetahuan dan menyebarkan informasi,

museum dan perpustakaan memilki tujuan yang sama, yaitu pendidikan

masyarakat.

Museum memang bukan satu-satunya tempat identifitas

kebudayaan, tetapi melalui koleksi tetapi melalui koleksi yang disajikan

merupakan sumber yang sangat menguntungkan bagi dunia pendidikan.

ix. Karakteristik Museum

Sebagai lembaga informasi, museum memiliki beberapa

karakteristik tersendiri. Lembaga ini layaknya tontonan bagi pengunjung.

Masyarakat datang untuk melihat benda-benda budaya atau artefak yang

dipamerkan digaleri museum. Benda-benda yang dipajang tentu saja

memiliki makna dan nilai tertentu yang mewakili masa lalu, serta bisa

dijadikan sumber inspirasi dan kearifan dalam menuntut manusia merajut

masa depan yang lebih baik.

Pengelolaan museum yang ada di Indonesia dapat dibagi kedalam

dua kategori, yaitu museum yang dikelola atas nama perorangan/ pribadi

dan museum milik pemerintah.

18 Ibid, hal.66

Page 30: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

19

Tata kerja di museum juga hampir mirip dengan perpustakaan,

mulai dari penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran koleksi.Jika

diperpustakaan pengelolanya disebut pustakawan, maka museum dikenal

dengan kurator.

Bagian tersulit dalam pengelolaan museum adalah menentukan

benda yang benar-benar bermakna dan mewakili masa lalu sekaligus

mencerminkan masa depan. Seringkali penetapan benda yang disimpan di

museum sangat subjektif. Masalah lain yang banyak ditemukan di dunia

permuseuman adalah penyebaran informasi yang belum optimal, baik

tidak adanya brosur, leaflet maupun keterangan singkat didepan display

artefak. Masyarakat yang berkunjung tidak memperoleh gmbaran utuh

masa lalu dari artefak yang dipamerkan.19

x. Perawatan koleksi

Perawatan koleksi adalah suatu tindakan untuk mencegah,

menghambat proses kerusakan atau pelapukan koleksi serta tindakan

menangani koleksi yang sudah mengalami kerusakan dan menjaga agar

tetap berada pada kondisi baik sesuai dengan aslinya.20

19 Ibid, hal.6820 Surya Helmi, Pedoman Museum Indonesia( Jakarta : Direktur Pelestarian Cagar Budaya Dan Permuseuman, 2012).hal. 39

Page 31: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

20

a. Secara umum perawatan koleksi dapat dilakukan melalui beberapa

tindakan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

2. Analisis Laboratorium

3. Pembersihan perbaikan

4. Konsolidasi

5. Pengawetan dan

6. Perlindungan.21

Sistem pemeliharaan di museum berkaitan erat dengan konservasi

preventif yang merupakan pencegahan atau tindakan mengintegrasikan

koleksi dengan lingkungan dimana koleksi itu berada.

b. Studi Relevan

Kajian-kajian atau tulisan-tulisan mengenai manajemen atau

pengelolaan preservasi koleksi monograf sebelumnya sudah pernah di

kaji atau di tulis baik oleh akademisi dan peneliti local maupun luar.

Perdebadan yang ditemui dalam manajemen atau pengelolaan preservasi

koleksi tidak bisa kita anggap sederhana, karena hal ini menyangkut

referensi atau rujukan para sarjanawan.

Oleh karena itu, peneliti akan mengulas beberapa tulisan yang

berkaitan dengan pembahasan mengenai kegiatan preservasi koleksi.

Tulisan tersebut di antaranya,

21Ibid, hal. 41

Page 32: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

21

1. Kegiatan Preservasi Koleksi Majalah Merpati Pos Di Perpustakaan

Pos Indonesia.22 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana proses pelaksanaan kegiatan preservasi di perpustakaan

pos Indonesia berlangsung, serta mengetahui bentuk dan teknik

penerapan kegiatan preservasi pada koleksi majalah merpati pos di

perpustakaan Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan teori

piramida preservasi oleh Rene Teygeler yaitu preservasi preventif,

konservasi pasif, dan konservasi aktif.

Koleksi majalah merpati pos disusun berdasarkan edisi terbit,

biasanya kalau sudah lama disimpan, dan diganti dengan edisi yang

baru. Untuk majalah yang sudah dijilid dan dibundle, dikeluarkan

apabila ada yang membutuhkan saja dan tidak boleh dibawa pulang.

Tentu hal ini berbeda dengan jenis penelitian ini, bahwa focusnya

adalah pada sebutan lain untuk buku, dan digunakan untuk

membedakan terbitan tersebut dengan terbitan berseri. Monograf berisi

satu topik atau sejumlah topik (subjek) yang berkaitan, dan biasanya

ditulis oleh satu orang. Selain itu, monograf merupakan terbitan

tunggal yang selesai dalam satu jilid dan tidak berkelanjutan.

2. Kegiatan Preservasi Di Museum Dalam Melestarikan Budaya, Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui tentang tindakan pencegahan

kerusakan pada koleksi manuskrip yang dimiliki Musium Sri Baduga,

Jawa Barat, Pendokumentasian dengan upaya untuk melestarikan nilai

22 Muhammad Nur Ihsan,., dkk, e-jurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran, Kegiatan Preservasi koleksi Majalah merpati pos di perpustakaan pos Indonesia, tahun 2012

Page 33: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

22

budaya yang terkandung dalam manuskrip. Penelitian ini

menggunakan metode deskpriptif kualitatif.

Perlindungan yang dilakukan oleh pelaksana preservasi pada

manuskrip adalah dengan meletakan setiap manuskrip yang berbentuk

buku, lembaran terjilid atau lembaran terpisah dalam sebuah kotak

yang terbuat dari bahan khusus (alkaline). Untuk menjaga dari

kerusakan, manuskrip tidak boleh disentuh tanpa pengawasan

penanggung jawab pelestarian manuskrip. Karena sensitivitas

manuskrip terhadap cahaya, maka manuskrip tidak boleh difoto dengan

dibantu lampu kilat (flashlight).

Dua penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian

yang sedang saya lakukan, namun penelitian saya lebih memfokuskan

kepada preversif terhadap koleksi monograf.

Page 34: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

23

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

c. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yang

bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif menekankan analisis proses dari proses

berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan

antarfenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika

ilmiah.23dimana dalam penyajian hasil penelitian penulis menggunakan

wacana dan argumentasi untuk mengemukakan masalah yang muncul di

lapangan.

Wacana atau argumentasi tersebut merupakan pemaparan atau

deskripsi dari keadaan yang ada di lapangan.Penulis mengarahkan penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan

mengadakan pemeriksaan dan pengukuran terhadap gejala tertentu untuk

memecahkan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi dengan menguraikan masalah dan fakta-fakta tersebut.24

Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji masalah Manajemen

Preservasi Koleksi Monograf Pada Museum Siginjei Kota Jambi.

23Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), 80.24Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,

2012), 44.

Page 35: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

24

d. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Museum Siginjei, yang bertempat di Jl.

Urip Sumoharjo No. 1, Jambi.Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan

rasional bahwa Museum Siginjei Kota Jambi merupakan sebuah lembaga

yang diperuntukkan bagi masyarakat umum Kota Jambi untuk melihat dan

memahami berbagai warisan budaya Jambi.Selain itu, jumlah koleksi yang

terdapat di Museum Siginjei Kota Jambi cukup besar disertai dengan

penjelasan-penjelasan yang terangkum di setiap koleksi-koleksi yang ada.

e. Subjek Penelitian

Secara keseluruhan yang menjadi subjek penelitian tertuju pada informan.

Informan tersebut adalah kepala Museum, petugas Staf dan masyarakat

setempat. Teknik sampling yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

Sampling Purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.25 Jadi dalam proses penentuan sampel beberapa besar tidak dapat

ditentukan sebelumnya, dalam sampel purposive besar sampel ditentukan

oleh perimbangan informasi.

f. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Untuk memudahkan pengumpulan data yang penulis lakukan dalam

penelitian ini, maka penulis menggunakan jenis data primer dan data

sekunder.

25 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta. Hlm. 85.

Page 36: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

25

a. Data primer

Data Primer adalah data yang langsung dari lapangan termasuk

laboratorium.26 Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

diperoleh darihasil observasi dan wawancara dengan Kepala

Museumsebagai pengelola dan staf urusan koleksi Museum Siginjei.

Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data terkait Sistem

Manajemen Preservasi Koleksi Pada Museum Siginjei Kota Jambi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dari bahan bacaan.27 Data

ini di ambil untuk mendukung penelitian. Data sekunder dari

penelitian ini melipiti buku-buku, dokumentasi serta data-data lain

yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Data sekunder digunakan sebagai pelengkap atau pendukung

dari data primer yang meliputi:

1. Jenis Koleksi, Visi Misi Museum Singinjei

2. Sarana dan Prasarana serta tugas dan Fungsi Museum Singinjei

3. Letak Geografis dan Sejarah Museum Singinjei

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Data-data tersebut adalah data yang ada kaitannya Manajemen

Preservasi Kolekasi Monograf Pada Museum Siginjei Kota Jambi.

26 S. Nasution, Metode Reseach : Penelitian Ilmiah, ( Jakarta ; Bumi Aksara, 2009 ), hal. 14327Ibid…, hal. 143

Page 37: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

26

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini terdiri dari

manusia, peristiwa dan dokumentasi yang terdapat di Museum Siginjei

Kota Jambi.

Sumber data yang penulis gunakan dalam memperoleh informasi

tentang preservasi koleksi pada Museum Singinjei Koleksi adalah:

a. Sumber data berupa manusia, yaitu staf urusan koleksi dan kepala

pengelolamuseum.Manusia, sebagai sumber data yang merespon atau

menjawab pertannyaan-pertannyaan peneliti, baik pertannyaan tertulis

maupun lisan.

b. Sumber data berupa suasana ditempatkan penelitian yang sesuai

dengan pembahasan dan sesuai dengan data yang diperlukan. Peristiwa

atau suasana sebagai sumber data yang menyajikan tampilan berupa

keadaan atau proses terjadinya sesuatu. Sumber data berupa peristiwa

ini meliputi pelaksanaan dari sistem manajemen preservasi koleksi

yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas preservasi koleksi itu

sendiri sehingga dapat meningkatkan minat pengunjung di Museum

Siginjei Kota Jambi.

c. Sumber data berupa dokumen, yaitu semua buku dan dokumentasi

yang berkaitan dengan penelitian ini. Dokumentasi, sebagai sumber

data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau

simbol-simbol lain.

Page 38: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

27

Sumber data dalam penelitian ini meliputi:

1. Kepala Museum

Kepala Museum merupakan informanyang memberikan informasi

tentang keadaan gedung, pustakawan, dan staf karena kepala museum

mengetahui tentang informasi yang terjadi dalam museum yang

dipimpin.

2. Staf

Staf merupakan informan yang dapat memberikan informasi

mengenai data-data pelaksanaan Preservasi Koleksi pada Museum

Singinjei Kota Jambi.

e. Prosedur Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Observasi atau pengamatan ini peneliti gunakan untuk pengumpulan

data dengan terjun langsung kelapangan dan melakukan pengamatan data

lokasi penelitian dan kepala Museum, Staf Museum.

Prosedur ini digunakan untuk mengetahui kondisi tempat penelitian dan

mengamati subjek penelitian secara langsung. Sebelum melakukan

wawancara peneliti juga melakukan observasi untuk melakukan pendekatan

terhadap informan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses

wawancara, sehingga informan lebih mudah mengungkapkan jawabannya

tanpa ada rasa canggung. Observasi ini juga peneliti lakukan pada saat

wawancara langsung untuk melihat aktivitas, peristiwa dan tingkahlaku

informan saat berinteraksi dengan peneliti penelitian ini.

Page 39: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

28

2. Metode Wawancara

Menurut Esterberg, wawancara adalah merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.28 Metode ini

penulis gunakan untuk memperoleh data secara langsung dari informan

yaitu:

a) Kepala museum

b) Staf yang ada di Museum

Kemudian jenis wawancara ini digunakan adalah wawancara

terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara untuk mengambil

data yang berkenaan dengan :

1) Manajemen preservasi Koleksi Pada Museum Singinjei.

2) Hambatan apa saja yang terdapat dalam fungsi manajemen

preservasi pada Museum Siginjei?

3) Apa upaya untuk meningkatkan kualitas preservasi pada Museum

Siginjei?

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah catatan kejadian yang sudah lampau

yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya yang diperoleh dari

museum.

28 Sugiyono. Ibid. Hlm. 231.

Page 40: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

29

e.Tehnik Analisis Data

Analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah model analisis

data SWOT. Tujuan penggunaan tahapan analisis SWOT ini yaitu untuk

mengkaji dan menguji eksistensi atas keberadaan suatu organisasi

(Perpustakaan) apakah perlu tetap ada, semakin berimbang, atau makin

diperkecil, dan bahkan dihilangkan sama sekali karena dinilai sudah tidak

dibutuhkan lagi. Analisis SWOT yang dimaksud meliputi:

1) Kekuatan (Stenght)

Perpustakaan yang merupakan suatu lembaga/organisasi yang

bergerak dibidang informasi dan ilmu pengetahuan akan tetap ada dan

makin berkembang karena pada dasarnya semua orang membutuhkan

informasi dan ilmu pengetahuan tersebut, sesuai kebutuhan secara tepat

guna dan tepat waktu. Sumber kekuatan perpustakaan ini antara lain :

1. Sumber daya manusia (SDM)

2. Koleksi bahan pustaka

3. Sarana dan prasarana

4. Pengunjung, anggota dan pemakai perpustakaan

5. Lingkungan perpustakaan

6. Mitra perpustakaan

7. Anggaran

Page 41: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

30

2) Kelemahan (Weakness)

Kelemahan perpustakaan (Weakness) adalah suatu kondisi dimana

sebuah perpustakaan tidak atau kurang dapat berfungsi sebagaimana

mestinya. Dengan adanya kelemahan tersebut kemungkinan ada hambatan

atau kendala yang secara langsung atau tidak, dapat mempengaruhi

kinerja perpustakaan. Kelemahan internal adalah kelemahan yang berada

di dalam perpustakaan. kelemahan atau kesulitan yang dihadapi tersebut

biasanya meliputi:

1. Sumber daya manusia (SDM)

2. Administrasi

3. Manajemen

3) Tantangan dan Ancaman (Threat)

Sebuah perpustakaan akan tetap ada dan dapat menyelenggarakan

kegiatannya apabila mampu mengatasi berbagai ancaman yang dihadapi.

Semakin berkembang apabila kinerja, jatidiri dan penampilannya makin

diperlukan oleh masyarakat. Sebaliknya perpustakaan dapat saja semakin

kurang diminati masyarakat atau “berjalan ditempat” (stagnant),

sekiranya perpustakaan tidak dapat mengatasi ancaman dan tantangan,

baik yang ada di dalam maupun di luar perpustakaan. Ancaman dan

tantangan yang dihadapi perpustakaan meliputi :

Page 42: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

31

1.Perkembangan pusat-pusat informasi yang lain

2.Perkembangan tempat-tempat hiburan (entertainment)

3.Tayangan acara televisi

4.Status dan kedudukan perpustakaan

5.Citra perpustakaan

4) Kesempatan atau Peluang (Opportunity)

Kesempatan atau peluang dalam analisis SWOT disebut

“Opportunity” adalah waktu dalam pengertian “moment” yang dimiliki

perpustakaan untuk dapat melakukan hal-hal yang berguna. Kesempatan

atau peluang yang dimiliki perpustakaan adalah :

1. Perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan,

2. Teknologi informasi,

3. Perkembangan bidang pendidikan,

4. Kebijakan pemerintah dibidang perpustakaan, dan

5. Persaingan perpustakaan dengan bidang-bidang lain. 29

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Dalam hal ini Nasution menyatakan “Analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

langsung terus sampai penulisan hasil penelitian”. Analisis data yang

penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

29 Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto. Hlm. 120-148.

Page 43: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

32

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data

bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antara katagori. Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Verifikasi (Conclusion Drawing)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut

Milesand Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukakan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

Page 44: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

33

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang Credible.30

f. Trianggulasi Data

Karena yang dicari kata-kata, maka tidak mustahil ada kata-kata yang

keliru yang tidak sesuai antara yang dibicarakan dengan kenyataan dengan

sesungguhnya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kreadibilitas informasinya,

waktu pengungkapan, kondisi yang dialami dan sebagainya. Maka penelitian

perlu melakukan Trianggulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan waktu.

Menurut Moleong Lexy J Penelitian yang menggunakan teknik

trianggulasi dalam pemeriksaan melalui sumbernya artinya membandingkan

atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda. Untuk itu perlu diadakan pengecekkan

ulang terhadap sumber-sumber data dengan cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang di depan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan seseorang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.31

30 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:

Alfabeta. Hlm. 245-25231Moleong Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. ( Bandung: Remaja Rosdakarya ).2006

Page 45: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

34

g. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini disusun untuk menjadi pedoman dalam rangka

penelitian. Dengan adanya jadwal penelitian akan lebih mudah

mempersiapkan langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan nantinya.

Lebih jelasnnya dapat dilihat pada tabel:32

32 Terlampir

Page 46: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

35

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Museum Siginjei Jambi

Pembangunan Museum Negeri Provinsi Jambi pada hakekatnya

merupakan perwujudan nyata dari gagasan sebuah museum di wilayah

Propinsi Jambi yang telah tumbuh semenjak lahirnya Provinsi Jambi.

Peletakan batu pertama pembangunan Museum Negeri Jambi dilakukan oleh

Gubernur Jambi, Maschun Sofwan, SH. Pada tanngal 18 februari 1981 pada

lahan seluas 13.350 m2 dengan luas bangunan 4.000 m2. peresmian museum

ini dengan nama Museum Negeri Provinsi Jambi dilakukan pada tanggal 6

juni 1988 oleh menteri pendidikan dan kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hasan.

Dengan berlakunya UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah, Maka

Museum Negeri Propinsi Jambi diubah namanya menjadi Museum Negeri

Jambi, sesuai dengan peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2002.33

Sejarah mencatat bahwa tanah lokasi untuk pembangunan Museum

Negeri Propinsi Jambi ini pada mulanya adalah milik organisasi persatuan

Pamong Marga Desa ( P.P.M.D ) Propinsi Jambi yang anggota adalah para

Ninik mamak dan Tuo Tengganai masyarakat/menghibahkan tanah tersebut

untuk lokasi pembangunan Museum, kepada Gubernur KDH Tk.I Jambi.34

33Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen. Kebudayaan, Mengenal Museum Negeri Jambi,( Jambi : Museum Negeri Propinsi Jambi, 1992 ). Hal : 1434 Ibid ., hal 14

Page 47: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

36

Dengan lokasi pembangunan seluas 13.350 m2 terletak di perempatan

Jalan Urip Sumoharjo dengan Jalan Prof. Dr. Sri Sudewi Masjchun Sofwan

SH. ( Sumbangan gratis pemda TK.I Jambi dan masyarakat daerah Jambi ).

Maka proses pembangunan gedung museum Negeri Jambi sudah memasuki

ambang penyelesaian ( 1986/ 1986 ).35 Usaha percepatan pembangunan

dalam priode 1981-1986 dipusatkan pada pembangunan fisik gedung dengan

tidak mengabaikan penumbuhan dan pembinaan pada aspek lainnya. Keadaan

demikian telah menepatkan pembangunan Museum Negeri Propinsi Jambi

pada tingkat siap untuk difungsikan.

Kini Museum Negeri Jambi sebagai Museum terbesar di kota Jambi,

telah berganti nama menjadi Museum Siginjei. Perubahan nama diharapkan

memperkuat ingatan kolektif masyarakat akan tempat peninggalan benda-

benda bersejarah Jambi.

Pergantian nama ini merupakan kesepakatan para budayawan Jambi.

Siginjei diambil dari nama ikon Jambi Sebilah keris Raaja Jambi. Perubahan

nama Museum Negeri Jambi menjadi Museum Siginjei ini berdasarkan

Peraturan Gubernur Nomor 26 tahun 2012. Dipilihnya nama Siginjei sebagai

pengganti, karena merupakan nama sebilah keris yang digunakan oleh Orang

Kayo Hitam, sebagai Raja Jambi di masa lalu dalam membela Negeri Jambi.

Nama ini lebih dikenal dan masyarakat diharapkan akan lebih mengenal

senjata pusaka yang berkaitan dengan sejarah berdirinya Jambi.

35 Ibid.,

Page 48: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

37

Keris Siginjei sampai saat ini masi tersimpan di Museum Nasional di

Jakarta, dan duplikatnya tersimpan di Museum ini.36

B. Arsitektur Bangunan Museum Siginjei Jambi

Bangunan Museum secara keseluruhannya menampilkan karya

arsitektur perancang bangunan yang memperpadukan arsitektur tradisional

Jambi dengan kreasi bangunan masa kini.Bentuk- bentuk dan cirri-ciri rumah

tradisional Jambi yang dikenal dengan sebutan Rumah Kajang Lako dan

Rumah Larik atau Rumah Panjang, tertonjolkan pada bentuk tiang pilar yang

kokoh, mendukung ruangan bangsal beratap sirap dan bentuk-bentuk tiang

untuk ruamah Larik diasimilasikan pada saluran air dari atap bangunan.

Bentuk rumah Kajang Lako dituangkan pada bangunan gedung induk ( main

building ) serta bangunan Auditorium. Sedangkan bentuk ruamah Larik

dituangkan pada bangunan penunjang lainnya, gedung administrasi, gedung

storage, gedung konservasi dan preparasi.37 Gedung induk dengan arsitektur

Rumah Kaajang Lako terdiri dari 2 lantai, lantai pertama adalah pemnafaatan

dan penyesuaian bagian bawah, rumah Kajang Lako untuk keperluan teknis

kepameranan museum. Demikian pula dengan lantai 2 yang dibuat tanpa

pembagian ruangan atau sekat-sekat, untuk memudahkan pengaturan teknis

kepameranan yang merupakan fungsi utama dari bangunan induk. Fungsi

tangga pada bangunan rumah Kajang Lako, dialihkan menjadi tangga untuk

memasuki ruangan umum pada lantai pertama, sedangkan dibagian samping

dalam tersedia pula 2 buah tangga, yang pertama untuk naik ke lantai 2, di

36 Ibid.,37 Ibid ., hal : 16

Page 49: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

38

sisi utara, dan tangga kedua berfungsi untuk turun ke lantai 1 yang berbeda

disisi selatan. Atap bangunan terdidri empat bidang, masing-masing

berbentuk empat persegi panjang.

Dua bidang pertama dibidang puncak membentuk sudut 450. sedangkan

kedua bidang lainya merupakan lanjutan pada dari kedua bidang puncak dan

masing-masing membentuk sudut tumpul. Tedeng laying berfungsi untuk

menutup ruangan di bawah atap, pada kedua ujung bangunan atap itu

membentuk bidang segitiga dan bidang trapezium di bagian bawah. Bentuk –

bentuk geometris yang demikian juga terdapat pada bangunan Auditorium,

yang berfungsi untuk berlangsung kegiatan Edukatif Kultural, diskusi dan

seminar pada khususnya, serta kegiatan – kegiatan lainnya yang berkaitan

dengan kegiatan permuseuman.

Arsitektur gedung induk dan gedung auditorium museum adalah dua

komponen bangunan yang dilihat dengan kecamata Rumah Kajang lako,

merupakan pengasimilasian dari komponen dari Rumah Induk Garang dan

Dapur. Rumah Induk tempat proses berlangsungnya kehidupan keluarga anak

beranak, dapur tempat untuk menggodok mengelola segala sesuatu yang akan

disajikan untuk keterbitan dan kelangsungan hidup keluarga. Sedangkan

Garang adalah bagian dari bangunan yang menghubungkan Rumah Induk

dengan dapur, ia merupakan sebuah bidang lantai diatas tiang tanpa atap,

tempat berlangsungnya kegiatan tanam-tanaman, yang masa kini dikenal

dengan tanaman pot, yang bersifat apotik hidup.

Page 50: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

39

Lazimnya di samping Rumah Kajang Lako tersedia pula bangunan kecil

yang oleh masyarakat Jambi disebut “ Belubur “ atau lubang padi. Bentuk

bangunan itu pula yang diasimilasikan pada bangunan gedung pameran

Temporer.Biasanya Belubur itu terletak disamping atau belakang Rumah

Kajang Lako. Pada Museum Siginjei Jambi ditempatkan di bagian belakang

utara bangunan induk, yang secara langsung menghadap ke jalan raya, disisi

lain areal Museum Siginjei Jambi.

Tiga bangunan lainnya ( Gedung Administrasi umum, Gedung Storage

dan Gedung Konservasi dan Preparasi ) yang terletak di bagian belakang

bangunan yang disebut bangunan- bangunan dengan arsitektur Rumah Larik

atau Rumah Panjang, baik yang berlantai 2, maupun yang satu lantai,

memanjang menghadap jalan, dengan beberapa tangga yang menunjukkan

adanya beberapa keluarga batin yang mendiami satu bangunan Rumah

Panjang itu.38

C. Jenis Koleksi Museum Siginjei Jambi

Museum Siginjei Jambi memiliki tugas dan fungsi dan berperan untuk

mengumpulkan, memamerkan, merawat, meneliti dan menginformasikan

kepada masyarakat tentang benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah

yang meliputi 10 ( sepuluh ) Janis koleksi yaitu :39

38 Ibid., hal 1839 Dokumentasi Museum Siginjei Jambi

Page 51: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

40

No. Jenis koleksi museum Ket.

1 Geologika

2 Biologika

3 Enthnografika

4 Arkeologika

5 Filologika

6 Historika

7 Numismatika/heraldika

8 Keramologika

9 Senirupa

10 Teknologika

Tabel 3.1. Jenis Koleksi Museum

a. Geologika yaitu benda koleksi yang merupakan objek disiplin ilmu

geologi antara lain meliputi batuan, mineral, fosil dan benda-benda

bentukan alam lainnya.

b. Biologika yaitu benda koleksi yang termasuk kategori benda objek

penelitian/dipelajari oleh ilmu biologi, antara lain berupa tengkorak

atau kerangka manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan.

c. Ethnografika yaitu koleksi yang menjadi objek penelitian/disiplin ilmu

antropologi, benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau

menggambarkan identitas suatu etnis.

Page 52: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

41

d. Arkeologika yaitu koleksi yang merupakan hasil budaya manusia masa

lampau yang menjadi objek penelitian/disiplin ilmu arkeologi, seperti

peninggalan masa prasejarah.

e. Filologika yaitu benda koleksi yang menjadi objek penelitian filologi,

berupa naskah-naskah kuno yang ditulis tangan, naskah incung kerinci

yang ditulis di atas tanduk dan bambu, AlQur’an dan kitab tasawuf

yang ditulis dengan tangan.

f. Historika yaitu koleksi yang mempunyai nilai sejarah, yang menjadi

objek penelitian disiplin ilmu sejarah, sejak masuknya budaya barat,

benda-benda tersebut berkaitan dengan peristiwa sejarah.

g. Numismatika/heraldika adalah setiap mata uang atau alat tukar

(token) yang sah, sedangkan heraldika adalah tanda jasa, lambang

resmi termasuk cap/stempel.

h. Keramologika yaitu koleksi keramik tersebut dari tanah liat yang

dibakar dengan suhu tertentu.

i. Senirupa yaitu koleksi seni yang mengekpresikan pengalaman artistic

manusia melalui objek dua atau tiga dimensi.

j. Teknologika yaitu koleksi yang menggambarkan perkembangan

teknologi tradisional sampai dengan teknologi modern.

Page 53: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

42

D. Visi dan Misi

1. Visi

Mewujudkan Museum Siginjei Jambi untu menjadikan budaya dan

destinasi wisata, pasti informasi budaya dan ilmu pengetahuan.40

2. Misi

a.Sebagai pu studi ilmiah, rekreasi budaya pelestarian budaya dan wisata.

b.Menyelamatkan dan mendokumentasikan koleksi benda warisan budaya

yang mempunyai nilai penting bagi seni, sejarah, ilmu pengetahuan,

teknologi, kebudayaan dan relegi.

c. Memelihara dan memanfaatkan benda warisan budaya untuk memajukan

adat dan budaya bangsa.

d. Mendorong pengembangan ilmu pengetahuan, seni, religi dan teknologi

dengang memanfaatkan wahana museum sebagai sumber inspirasi dan

apresiasi budaya dari generasi ke generasi.

e. Melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam upaya memperkokoh

jati diri serta rasa persatuan dan kesatuan.

f. Memberikan cerminan pengembangan alam, sejarah perjuangan, seni,

teknologi, religi dan peradaban manusia.

E. Tugas dan Fungsi

Museum Siginjei Jambi adalah museum umum mempunyai tugas

melaksanakan sebagain kewenangan dan tugas teknis tertentu yang diberi

Dinas Kebudayaan dan Parawisata dalam bidang pengumpulan,

40 Dukumentasi Museum Siginjei

Page 54: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

43

penyimpanan, Pengawetan, Perawatan, Penyajian, penelitian koleksi dan

penerbitan hasilnya, memberikan bimbingan edukatif cultural benda-benda

yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah yang bersifat local regional

(provinsi ).41

Adapun fungsi Museum Siginjei Jambi yaitu :

a. Melakukan pengumpulan, perawatan, pengawetan dan penyajian

benda-benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah.

b. Melakukan urusan perpustakaan dan dokumentasi ilmiah.

c. Memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitian benda

koleksi yang mempunyai nilai buday dan ilmiah.

d. Melakukan bimbingan edukatif cultural.

e. Melaksanakan urusan tata usaha.

F. Sarana dan Prasarana

a. Loby

Pada ruangan ini terdapat ruangan informasi awal ( resepsionis)

yang jugadidukung dengan peta pengenalan wilayah Jambi serta

pengenalan lambang Provinsi Jambi beserta makna dan profil Provinsi

Jambi dari sebelas ( 11 ) kabupaten/kota.

41 Ibid.,

Page 55: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

44

b. Ruang Potensi Alam

Setelah mengenal wilayah Jambi, pengunjung diperkenalkan

dengan koleksi yang berasal dari alam, seperti batuan, flora dan fauna,

serta fosil kayu, dan dilanjutkan dengan pengenalan Jambi dari masa

ke masa serta benda budaya yang digunakan pada masa itu.

c. Ruang Informasi Candi Muaro Jambi

Di ruangan ini pengunjung di perkenalkan dengan berbagai

informasi tentang Candi Muaro Jambi melalui pete dan photo

persebaran candi baik sebelum dan sesudah ekskapasi.

d. Ruang Budaya Masyarakat Jambi

Pada ruangan ini dipamerkan rumah tradisional daerah jambi

serta koleksi budaya yang digunakan oleh masyarakat mulai dari

zaman berburu, bercocok tanam.Pertanian, kerajinan, amben,

pelaminan, pakaian adat suku berdasarkan suku yang ada di daerah

Jambi dan kamar tidur sultan/raja juga diperkenalkan alat musik

tradisional serta permainan tradisional masa lalu.

e. Miniature Goa

Di Museum juga di diperkenalkan miniature goa yang ada di

Sungai Manau Kabupaten Merangin yaitu Goa Tiangko yang

merupakan kediaman manusia purba ribuan tahun lalu dan

berdasarkan penelitian Bennet Bronson, Goa Tiangko menjadi

pemukiman tertua di Jambi, di goa ini ditemukan batu kapiler.

Page 56: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

45

f. Ruang Khazanah Budaya Jambi

Di ruang ini dipamerkan koleksi budaya unggulan

(masterpeace) yang diawali dengan temuan beberapa koleksi di area

percandian Muaro Jambi dan temuan dari daerah lainnya.

g. Ruang Keramik

Pada ruangan ini dipamerkan beberapa jenis keramik dalam

maupun luar negeri seperti cina, Thailand, eropa, arab dan Myanmar

juga tehnik pembuatannya dan informasi peta perdagangan serta

temuan beberapa keramik cina yang ditemukan bawah air selat

malaka.

Adapun fasilitas pendukung yang disedian di Museum ini

yaitu:

1. Hotspot Free

2. Café

3. Ruangan Auditorium Visual

4. Auditorium

5. Perpustakaan

6. Mushollah

7. Parker Area

8. Toilet

9. Saung /Gazebo

10. Pentas Hiburan.

Page 57: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

46

Page 58: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Manajemen Preservasi Pada Museum

Berdasarkan analisis penulis dari observasi wawancara menunjukkan

bahwa manajemen pada Museum Siginjei masih belum begitu optimal.

Menurut pengamatan penulis adanya kesalahan manajemen yang terjadi

dalam museum tersebut berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

dan pengawasan. ini menyebabkan naskah-naskah tidak dapat dikelola

dengan baik karena para pengelola dibidang pelestarian naskah belum ada

pada Museum Siginjei. Dan para pengelola yang ada tidak begitu memahami

apa saja yang harus dilakukan dalam melakukan preservasi terdapat koleksi

atau naskah-nasakah kuno.

1. Plaining (perencanaan)

Dalam perencanaan yang harus diperhatikan adalah bagaimana

langgkah-langkah yang harus diambil untuk melaksanakan perencanaan

seperti prosedur, metode dan proses tata kerja serta program dan jadwal yang

akan dilakukan oleh para pengelola koleksi.

Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala museum, Bapak Dendi

Denmar, Beliau maengatakan bahwa :

“Dalam perencanaan terhadap koleksi, disini kami langsung memberikan wewenang kepada kasi pengelolaan koleksi, dikarenakan dia sedikit lebih mengetahui tentang urusan koleksi-koleksi, dan lebih memahamibagaimana kondisi koleksi yang ada pada museum ini, nah nanti distu tergantung kepada kasi pengelolaan koleksi lagi, apakah melimpahkan lagi

Page 59: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

48

kepada staf urusan koleksi karena mereka sama-sama memahami dan mengadakan kerjasama antar sesama pengelola.”42

Berdasarkan hasil wawancara dengan kasi pengelola koleksi ibu

Nurlaini mengatakan :

“sebagai kepala seksi pengelolaan koleksi saya diberi kewenangan dalam mengelolah dan memeliara koleksi termasuk naskah, dan menempatkan orang-orang yang memang berpengalaman terhadap koleksi, yakni dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang pemeliharaan koleksiatau naskah-naskah kuno ini, agar naskah-naskah yang umurnya puluhan tahun ini bisa terselamatkan informasi. Di sini kami tidak menempatkan seseorang yang berlatar belakang konservasi untuk urusan naskah, mengingat belum adanya seseorang yang memang berlatar belakang dari konservator itu sendiri. Saya sendiri kewenangan menjadi kepala pengelolaan koleksi karena telah mendapatkan pelatihan beberapa kali dijambi.”43

Berdasarkan wawancara penulis dilapangan pada fungsi perencanaan

ini dilakukan oleh Kepala Museum. Pada proses prencanaan dilakukan oleh

kepala museum, proses perencanaan ini dilakukan setiap tahun, agar lebih

mengenalkan Museum Siginjei kepada masyarakat luar terhadap koleksi-

koleksi yang ada. Akan tetapi yang disanyangkan adalah pihak Museum

belum terfikirkan untuk benar-benar mencari seseorang yang berlatar

belakang konservator dalam menangani naskah yang memang membutuhkan

perhatian lebih dibanding koleksi-koleksi yang lain. Sehingga misi pada

Museum belum terealisasikan dengan baik.

2. Organingzing (pengorganisasian)

Dalam melaksanakan tugasnya Museum sebagai intansi perlu ada

langkah-langkah pengorganisasian. Pengorganisasian merupakan penyatuan

langkah-langkah dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh elemen

42 Dendi Denmar, 02 Oktober 2017 ( wawancara pribadi )43 Nurlaini, 02 Oktober 2017 ( wawancara pribadi )

Page 60: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

49

dalam suatu lembaga. Pengaturan langkah penting agar tidak terjadi tumpang

tindih dalam pelaksanaan proses.

Proses pengorganisasian pada museum akan berjalan dengan baik

apalagi memiliki sumber daya, sumber dana, prosedur, koordinasi dan

pengarahan pada langkah-langkah tertentu.

Dalam hal ini, penulis mewancarain kepala museum, mengatakan :

“Dalam hal pengorganisasian bisa dilihat dari struktur organisasi yang ada.Hanya saja terkadang tidak berjalan dengan baik, apalagi pada koleksi yang berbentuk naskah, mereka yang menangani naskah hanya melakukan apa yang mereka tahu. Dan bagi yang telah mengingkari pelatihan biasanya mereka memberikan arahan bagaimana seharusnya koleksi itu dirawat.”44

Hal serupa juga dilakukan oleh Bapak Yusuf, selaku staf urusan

koleksi :

“Ya disini pengorganisasian terlihat pada stuktur organisasian. Dimana yang menjalankan kita langsung dari kepala museum, akan tetapi dalam hal pengurusan koleksi apalagi naskah kita lebih memilih orang yang telah mengikuti pelatihan, walaupun pelatihan hanya sebatas pelatihan merawat koleksi, tidak tergantung pada kepala pengelolaan menunjuk siapa yang pantas untuk mengelola naskah. Jika ada yang lebih paham, ya boleh-boleh saja mengurusi naskah.45

Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa pengorganisasian

yang ada pada urusan koleksi naskah dan pelestarian naskah seharusnya

dilakukan oleh seseorang berlatar belakang ahli. Akan tetapi pada urusan

koleksi naskah yang terjadi tidak demikian, untuk urusan naskah adalah

seseorang yang berlatar belakang sejarah dan bahasa yang diberi

kewenangan, tidak ada konservator ahli dalam menangani naska-naskah

kuno.

44 Dendi Denmar, 20 Oktober 201745 Yusuf, 02 Oktober 2017( wawancara pribadi )

Page 61: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

50

3. Acaunting(penggerakakan)

Kepemimpinan yang disandang oleh kepala museum akan berjalan

dengan baik apabila dengan pengelolaan koleksi terealisasikan dengan baik

dan memahami prinsip dan teori dalam melaksanakan manajemen yang mana

tugasnya adalah mengarahkan staf untuk bekerja labih baik lagi, adanya

komunikasi yang baik dengan bawahan bisa memberikan motivasi bagi

bawahan dan menyediakan sarana dan prasarana.

Pada kesempatan ini kepala museum menyatakan bahwa :

“sebagai pemimpin kepala seksi pengelolaan hendak menjalin hubungan yang baik dengan staf lainnya. Agar pada naskah-naskah tersebut dapat dikelola dengan baik dan sebagaimana mestinya, jika tidak ada hubungan dan komunikasi yang baik, bagaimana proses pelestarian disini bisaberjalan jika diantara mereka ada yang saling tidak berbicara.”46

Dan ibu Nurlaini juga menyatakan bahwa :

Untuk penggerakan dibagian urusan koleksi, kami mencoba menempatkan beberapa orang staf yang telah terorganisasi dan sudahmenjalankankan tugas untuk melakukan kegiatan pelestarian, meskipun dalam hal pelestarian mereka belum begitu mengerti dan masih perlu untuk mengikuti pelatihan.47

Dan begitu juga Bapak Yusuf Martun menambahkan pernyataan bahwa :

“dalam hal penggerakan pasti ada dari atasan/ kepala, jika tidak ya bagaimana kita melakukan seluruh kegiatan pada museum ini, mau mengambil keputusan sendiri untuk menjalankan apa yang telah ditetpkan ya tidak bisa, di sini kan kita punya pemimpin, jadi ya harus ikut apa kata pemimpin.”48

46 Dendi Denmar, 02 Oktober 201747 Nurlaini, 02 Oktober 201748 Yusuf, 02 Oktober 2017

Page 62: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

51

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa pada museum

siginjei harus dan pasti ada penggerakan dari kepala, hal tersebut juga

menjelaskan bahwa dalam hal ini bukan hanya kepala seksi pengelolaan saja

yang memberi penggerakan kepada bawahannya, akan tetapi kepala museum

juga memberi arahan yang baik untuk bawahan.

4. Controlling (Pengawasan)

Funsi dari pada pengawasan adalah untuk mengetahui apakah

kegiatan yang ada dibagian pelestarian naskah benar-benar berjalan dengan

baik atau tidak, Karena pengawasan dilakukan lansung oleh kepala untuk

mengetahui kinerja staf.

Hal ini diungkapkan oleh ibu Nurlaini, menyatakanbahwa :

“Kalau soal pengawasan disini terkadang lansung oleh kepala museum, dalam hal ini juga saya punya wewenag untuk mengawasi kinerja disini, akan tetapi untuk urusan naskah itu kita mengawasinya bersama-sama,mengingat di sini belum begitu paham bagaimana koleksi itu seharusnya diperbaiki.”49

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa pada fungsi

pengawasan, masih belum begitu baik, mengingat naskah begitu sulit untuk

dirawat dan belum ada yang begitu memahami bagaimna seharusnya naskah

diperbaiki, akan tetapi kepala museum tetap mengawasi kerja staf.

49 Nurlaini, 02 Oktober 2017

Page 63: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

52

B. Hambatan Yang Terdapat Pada Perencanaan, Pengorganisasian Dan

Penggerakan Pada Museum Siginjei

Hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan perencanaan,

pengorganisaian penggerakan dan pengawasan dalam meningkatkan

manajemen pada pelestarian naskah adalah karena :

a. Tidak adanya ruang ahli :

Pada Museum Siginjei ini juga jumlah SDM yang ada sekitar 33

orang dan setiap orang memiliki peranan masing-masing pada Museum ini.

Dan pada seksi pengelolaan koleksi dikepalai oleh Dra. Nurlaini dari jurusan

sejarah, sedangkan untuk urusan koleksi pada bapak Yusup martun dari

jurusan ahli arkiologi, ibu meli dari jurusan sejarah.

Pada Museum Siginjai ini belum memiliki tenaga ahli dalam bidang

pelestarian naskah-naskah kuno, sehingga kegiatan pelesterian dikelola oleh

petugas yang tidak berlatar belakang tenaga ahli dalam pelestarian. Untuk

sementara ini, petugas museum Siginjei hanya melakukan pelestarian

mendasar seperti member pembatasan berupa kertasa penghilang asam pada

naskah, penjilidan dan member kamper dan silicagel pada lemari untuk

menghilangkan hewan pemakan kayu dan mengatur suhu kelembapan. Selain

itu fumigasi juga pernah dilakukan akan tetapi, dikarena akan memerlukan

biaya yang besar fumigasi tidak di teruskan, hal itu diungkapi oleh ibu

Nurlaini :

Page 64: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

53

Dulu pernah diadakan fumigasi, akan tetapi mengingat biaya yang

besar dan SDM kita juga belum begitu paham jadinya ya kita fikir-fikir lagi

untuk mengadakan fumigasi.50

Faktor sumber daya manusia menjadi salah satu kendala dalam

melaksanakan kegiatan preservasi. Dimana sumber daya manusia pada

bagian preservasi bukanlah dari tenaga ahli yang menguasaikegiatan

preservasi.

Dari keterangan ibu Nurlaini di atas diketahui bahwa pada manajemen

bagian preservasi koleksi bukan dari tenaga ahli, melainkan berdasarkan

siapa saja yang mau masuk dan mau menerima pekerjaan yang sulit untuk

dilakukan.

Hal ini diungkapkan oeleh ibu Kharinas :

“Disini, belum ada tenaga ahli yang memang benar-benar menguasai preservasi koleksi, oleh karena itu kami di sini sebenarnya mengharapkan ada yang bias membantu dalam kegiatan preservasi mengingat koleksi di sini memiliki nilai penting bagi pihak Museum.”51

Lagi pula, SDM pada Museum Siginjei ini belum memiliki keahlian

khusus dalam hal preservasi, dikarenakan dilihat dari latar belakang

pendidikan yang bukan dari bidang ahli preservasi. Dimana Museum ini,

SDM sangatlah diperlukan mengingat belum ada SDM yang memang dari

bidang ahli. SDM pada Museum ini memamang belum begituu paham dan

mengerti tentang preservasi hanya ada beberapa saja yang mengerti

dikarenakan telah mengikuti pelatihan-pelatihan khusus.

50 Nurlaini, 02 Oktober 2017 ( wawancara pribadi )51 Khairinas, 02 Oktober ( wawancara pribadi )

Page 65: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

54

Tidak ada SDM yang berlatar belakang dari bidang ahli sangat

menjadi kurang efektif dalam kegiatan preservasi.

b. Kurangnya Dana

Dana merupakan hal yang tak kalah pentingnya dalam kegiatan

pelestarian, tanpa adanya dana maka akan kesulitan dalam melakukan proses

kegiatan preservasi.

Pada dasarnya, semua kegiatan di Museum agar dapat berjalan

tentunya harus ditopang dengan ketersediaan biaya atau anggaran yang

memadai. Tanpa adanya dana atau anggaran yang cukup niscahaya sulit

untuk melakukan berbagai kegiatan. Masalah sebenarnaya juga menjadi alas

an klasik yang menjadi kendala dalam setiap kegiatan yang direncanakan.

Hal ini juga diungkapkan oleh bapak yusuf, selaku urusan koleksi :

“Masalah dana atau anggaran sebenarnya juga menjadi salah satu

kendala dalam manajemen kita, kegiatan preservasi, jika dana tidak cukup

atau kurang mencukupi ya bagaimana kita bias melakukan kegiatan.

Seharusnya, anggaran haruslah terpenuh dengan baik.”52

Hal serupa juga diungkapkan oleh ibu Nurlaini, yang merupakan kepala seksi

pengelolaan koleksi di Museum Siginjei :

“Faktor penghambat pada manajemen kita harus salah stu ya dana, dalam preservasi ini sangat tidak mudah mencapai apa yang kita harapkan. Kita mengharapkan kegiatan preservasi sisi mencapai 100 akan tetapi dikarenak 3 haal tersebut, makanya kegiatan preservasi hanay sebatas kemampuan kami di sini. Jangan dalam kegiatan preservasi, sarana danprasarana di ruangan naskah kuno saja belum maksimal, contohnya seperti AC dan lemari besi, belum ada perubahan.”53

52 Yusuf, 02 Oktober 2017 ( wawancara pribadi )53 Nurlaini,02 Oktober 2017 ( wawancara pribadi )

Page 66: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

55

Berdasarkan informasi tersebut, jalas bahwa masalah dana atau

anggaran yang tidak mencukupi menjadi salah satu kendala yang dapat

mempengaruhi manajemen, dan berdampak pada setiap keiatan yang akan

dilaksanakan. Tanpa adanya dana yang mencukupi, maka kegiatan apapun

akan sulit untuk terlaksanakan.

Dan ditambahkan lgi oleh bapak yusuf, mengatakan :

“Disini dana hanya beberapa persen saja yang turun, dan untuk melakukan kegiatan pelestarian memerlukan dana yang cukup besar tidak sedikit dana yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pelestarian terhadap naskah, tidak sama dengan pelestarian terhadap koleksi lainnya, naskah benar memerlukan tempat khusus untuk dilestarikan agar naskah bisa tetap awer dengan jangka waktu lama. Akan tetapi, dana yang ada tidak bisa dipergunakan untuk melakukan semua kegiatan pelestarian terhadap naskah yang ada pada museum siginjei, dikerenakan naskah memerlukan dana yang sangat besar dalam pelsetarian dibandingkan dengan koleksi museum yang lain.” 54

Meskipun begitu, pihak museum tetap untuk menjadi dan merawat

naskah tersebut meskipun dengan dana yang sangat minim. Alih media yang

seharusnya menjadi bagian dari kegiatan pelestarian juga tak dapat dilajankan

dengan baik, dikarenakan media yang ada pun tak bertahan lama dan rusak.

c. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian terpenting untuk

melakukan preservasi pada koleksi.tanpa adanya media seperti kertas yang

baik dan bagus sangatlah kurang efektif dalam melakukan preservasi koleksi.

yang seharusnya kertas pengaganti pada naskah bias bertahan lama, akibat

kurangnya media akan menjadi cepat penggantian kertas-kertas pada naskah.

54 Yusuf, 02 Oktober 2017 (wawancara pribadi)

Page 67: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

56

Semua naskah yang ada berjenis kertas atau manuskrip pada museum

siginjei berjumlah 88 koleksi.20 pulu naskah mengalami rusak punah,30

naskah rusak sedang dan sisanya dalam kondisi baik.

“Akan tetapi dikarenakan media yang kami pakai itu sangat sulit

didapat. Seperti kertas tidak memadai, jadi sulit untuk mengadakan

preservasi terhadap koleksi.”55

Hal ini jelas tergambar, bahwa media yang digunakan oleh pihak

museum masih sangat minim untuk menjadikan naskah lebih baik lagi. Tidak

adanya media yang berkualitas baik akan mempercepat pelapukan terhadap

naskah tersebut.

Selain itu, pengalih media juga sangat berperan penting dalam

melindungi informasi yang ada di dalam naskah. Apabila naskah tersebut

tidak bisa diperbaiki lagi, ahli media merupakan salah satu jalan untuk

penyelamatan informasi yang ada dalam naskah tersebut, akan tetapi pada

museum ini ahli media hanya berbentuk fotokopi, seperti yang diungkapkan

oleh ibu Khairinas :

“Sebenarnaya ahli media juga sangat penting, akan tetapi disini untuk

ahli media berupa digitalisasi sepertinya belum ada. Kalau berbentuk fotokopi

ada. Itu pun dikarenakan yang asli disimpan pada badan arsip.”56

Selain dana yang belum begitu mencukupi, sarana dan prasarana pada

Museum Siginjei juga belum begitu optimal terlihat dari pihak Museum

melakukan kegiatan preservasi.

55 02 Oktober 2017 ( wawancara pribadi )56 Khairinas, 02 Oktober 2017

Page 68: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

57

Laboratorium di museum siginjei merupakan tempat utama untuk

melakukan kegiatan pelestarian. Akan tetapi untuk kegiatan pelestarian

naskah belum dikhususkan untuk naskah saja.

Kegiatan pelestarian naskah masih disatukan dengan pelestarisn

koleksi lainnya.Tidak menggunakan laboratorium khusus untuk pelestarian

naskah. Seperti yang diungkapkan oleh bapak yusuf:

“Jika melakukan pelestarian naskah, di sini masih kami satukan dengan koleksi yang lainnya, mengingat tidak adanya laboratorium khusus untuk naskah, ya kembali pada anggaran tadi, jangankan dana, sarana dan prasarana di sini saja belum begitu memadai.”57

Dari pertanyaan di atas, diketahui bahwa sarana dan prasarana yang

ada belum mencukupi dan melengkapi untuk hal pelesterian pada Museum

siginjei.

C. Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Sistem Perencanaan

Pengorganisasian Dan Penggerakan Pada Museum Siginjei

Museum Siginjei merupakan salah satu tempat informasi mengenai

sejarah masa lampau dan peninggalan bersejarah. Berbagai informasi yang

ada pada Museum ini sangatlah berarti bagi pihak penelitian. Akan tetapi,

informasi yang bernilai penting itu akan punah apabiala tidak dilakukan

preservasi dengan baik.

Dengan keadaan naskah yang masi belum dilestarika dan masih rusak,

pihak museum berusaha mempertahankan dan bemperbaiki naskah yang

masih bias dan masih bagus keadaan fisiknya agar informasi yang terkandung

57 Yusuf, 02 Oktober 2017

Page 69: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

58

tidak punah. Dari hasil penelitian terdapat beberpa upaya yang dilakukan oleh

pihak Museum Siginjei yaitu :

1. Mengikuti pelatihan

Pelatihan adalah kegiatan yang dilakukan pihak Museum Siginjei agar

menambah pengetahuan dan wawasan tentang naskah dan pelestarian.Pihak

Museum Siginjei telah mengikuti kegiatan ini mengingat keadaan sumber

daya manusia yang tidak berlatar belakang sebagai konservator.

Hal ini dilakukan oleh bapak yusuf, beliau mengatakan :

Disini pihak kami telah mengikuti pelatihan khusus, seperti pelatihan konservator yang di bagi menjadi beberapa tingkatan yaitu tingkat dasar, menengah dan lanjutan. Selebihnya mengikuti kegiatan worksop, baru ini salah satu dari kita lebih mengikuti pelatiahan itu, akan tetapi hanya pada tingkat dasar belum kepada tingkat selanjutnya.58

Selain mengikuti pelatihan yang diikuti seperti worksop yang juga

telah pihak Museum ikuti guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia untuk hal konservasi. Setidak bisa lebih mengetahui dari apa yang

belum diketahui oleh pihak Museum.

Hal ini juga diungkapkan oleh ibu meli yang menyatakan bahwa :

“Ya, disini jika ada worksop atau pelatihan yang menyangkut masalah preservasi akan kami ikuti, guna membantu pihak museum dalam melestarikan naskah itu.Jika tidak kasihan juga melihat naskah yang seharusnya masih bisa diperbaiki jadi terabaikan.”59

58 Yusuf, 02 Oktober 2017 ( wawancara pribadi )59 Meli, 02 Oktober 2017 ( wawancara pribadi )

Page 70: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

59

Dari hasil wawancara di atas jelas bahwa Museum Siginjei telah

berusaha untuk memajukan sumber daya manusia dengan cara mengikuti

kegiatan pelatihan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk membangun

sumbr daya manusia yang lebih baik lagi.

2. Mengadakan kerjasama

Upaya selanjutnya yang dilakukan oleh pihak Museum adalah

mengadakan kerjasama antar museum, agar tercapainya suatu tujuan.

Meskipun kerjasama antar museum ini secara non-formal, akan tetapi tetap

ada korelasi antar museum seperti yang diungkap oleh bapak Drs H Zulheri

kasubang tata usaha :

Ya, Museum di sini memiliki kerjasama dengan Museum Nasional RI, akan tetapi secara non-formal dan tidak tertulis. Sebagai contoh, keris siginjei yang asli disimpan pada Museum Nasional. Dan terkadang pihak Museum Nasional melakukan kegiatan atau acara di sini, meskipun begitu kita tetap ada korelasi antar Museum.60

Seperti yang kita ketahui, Museum Siginjei berada di bawah naungan

UPTD Dinas Kebudayaan dan Parawisata, dan baru menuju ke struktur

organisasi pada museum, yang mana dana yang dikucurkan untuk

melaksanakan kegiatan di ambil dari APBD.

Dana yang diturunkan oleh APBD itu pun tidak sepenuhnya untuk

perservasi koleksi, tetapi untuk seluruh koleksi naskah, jika hanya untuk

preservasi nasaka sudah dipastikan koleksi yang lain tidak akan mendapatkan

perawatan.

60 Zulheri, 02 Oktober 2017 ( wawancara pribadi )

Page 71: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

60

3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana

Peningkatan sarana dan prasarana pada koleksi sangat diperlukan.

Sarana dan Sprasarana merupakan factor pendukung bagi kegiatan

preservasi. Apabila sarana dan prasarana preservasi memadai maka koleksi

yang berbentuk naskah akan lebih terjaga dengan baik.

Hal itu diungkapkan oleh Ibu Nurlaini :

“Masalah sarana dan prasarana pihak museum telah mengupayakan

agar bias lebih ditingkatkan lagi, akan tetapi mungkin masi membutuhkan

waktu bagi pemerintah untuk memperhatikan naskah, hanya ada beberapa

sarana yang kami tingkatkan di sini yaitu lemari, meskipun lemari masih

berbentuk kayu, untuk AC, disini belum begitu terpenuhi, mengingat kondisi

ruangan kita masih bersatu dengn koleksi yang lain, ac yang adapun kini

sudah tidak berfungsi dengan baik, sehingga suh disana tidak terjaga.”61

Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa pihak museum telah

semaksimal mungkin untuk menjaja koleksi dan naskah yang bisa terjaga dan

terpelihara dengan baik meskipun dengan sarana dan prasarana seadanya.

61 Nurlaili, 02 0ktober 2017 ( wawancara pribadi )

Page 72: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan penemuan serta lokasi penelitian maka

penulis menyampaikan bahwa:

1. Pihak museum telah melakukan manajemen pada preservasi

koleksi akan tetapi belum berjalan dengan baik dikarenakan

masih banyak kekurangan-kekurangan dalam melakukan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan,

dimana perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengawasan dilakukan oleh orang-orang yang belum begitu

memahami bagaimana seharusnya preservasi pada koleksi.

2. Hambatan yang dihadapi dalam manajemen preservasi pada

museum adalah tidak adanya tenaga ahli pada kegiatan preservasi

koleksi atau yang biasa disebut konservator pada museum

kurangnya dana dalam melakukan kegiatan preservasi pada

koleksi, kurangnya sarana dan prasarana untuk melakukan

kegiatan preservasi dan ini jelas menjadi hambatan bagi

pengelolaan koleksi terutama naskah.

3. sedangkan upaya yang dilakukan oleh pihak museum guna

meningkatkan kualitas perencanaan, pengorganisasian dan

penggerakan pada museum adalah dengan mengikuti pelatihan

bagi staf untuk bias mendapatkan pengetahuan untuk pelestarian

yang baik dan benar. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk

koleksi naskah agar naskah dapat bertahan lama dan tidak

segera punah.

Page 73: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

62

B. Saran

1. Didalam manajemen pada preservasi koleksi. langkah awal

yanga harus diambil oleh piahak museum adalah dengan

memiliki visi dan misi yang lebih memprioritaskan koleksi yang

rentan punah, bukan hanya terpaku pada koleksi yang mudah

dirawat.

2. Dalam mengatasi hambatan hendaknya pihak museum lebih

meningkat dana, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana

pada pelestarian yang mana telah diketahui pada pelestarian yang

mana telah diketahui pada pelestarian terutama naskah belum

memiliki dana yang cukup, sumber daya manusia yang ahli dan

sarana dan prasarana yang memadai.

3. Hendaknya upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

kualitas manajemen pada pelestarian bukan nanya terpaku pada

kerja sama antar museum, akan tetapi para curator yang ada juga

bias bekerja sama untuk mempertahankan kandungan informasi

pada naskah itu.

Page 74: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

Daftar Pustaka

Anonim. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Gita Media Press. 2009.

Hasbullah. Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo. 2009.

Karmidi Martoadmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka, Jakarta : Universitas Terbuka. 1993.

Kementrian. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia : Undang- Undang Republika

Indonesia No.1 Tahun 2010, Tentang Benda Cagar Budaya. 2014.

Laksmi dkk. Manajemen Lembaga Informasi . Teori dan Praktik. Jakarta : Penaku. 2011.

Lasa Hs. Manajemen Perpustakaan Sekolah.. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher. 2009 .

Lexy J. Moleong. Metode Penelitiain Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda karya 2009.

Muhammadin Razak. Petunjuk Teknis Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta : Perpustakaan

Nasional RI. 1995.

Muhammad Erman. Bulletin Gema Sitimang Jambi : informasi dan komunikasi museum. Jambi :

Museum Negeri Propinsi Jambi. 1998.

Nasution. Metode Reseach : Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara 2009.

Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia1993.

Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Samitra Media

Utama. 2004.

Surya Helmi. Pedoman Museum Indonesia. Jakarta : Direktur Pelestarian Cagar Budaya Dan

Permuseuman. 2012.

Sugiyono. Metodologi Penelitian : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta. 2007.

Page 75: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

Tim Penyusun. Buku Adab Skripsi. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab-Sastra dan

Kebudayaan Islam Jambi: Fakultas Adab- Sastra dan Kebudayaan Islam IAIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. 2011.

http://hayunirasasadaramultiply.Com/journal/item/18/pengertian Museum dan Museol ogi?&swo

interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem.

Page 76: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

Dokumen Penelitian di Museum Siginjei Kota Jambi

Pintu Utama Museum SiginjeiKota Jambi

Ruang Receptionist Museum Siginjei Kota Jambi

Ruang perpustakan Museum Siginjei kota Jambi

Ruang RumahTanggaMuseum Siginjei Kota Jambi

Page 77: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

Dokumen Foto Koleksi Buku-Buku Di Museum Siginjei Kota Jambi

Page 78: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

Jadwal Penelitian

NoJadwal Kegiatan

Penelitian

BULAN

April Mei Juni Juli Agustus september

1Pembuatan proposal

2Pengajuan proposal dan penunjukan dosen pembimbimg

√ √ √ √

3Konsultasi dan perbaikan proposal

4Seminar proposal dan perbaikan hasil seminar

√ √ √

5Pengesahan judul dan izin riset

6Pengumpulan dan penyusunan data

7Analisa dan penulisan draf

8Penyempurnaan dan penggandaan

9 Ujian skripsi

Page 79: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

46

Gambar, 3.1. Struktur Organisasi Museum SiginjeiSUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DINAS MUSEUM

NEGERI JAMBI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAMBI45

a46

45 Dokumen Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Museum Negeri Jambi, Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jambi.

Kelompok Jabatan Fungsional

SUB. BAG. TATA USAHA

Drs. H. Zulheri

UrusanRumah Tangga1.Selamat2.Heri3.Idrus4.Siti djuwairiah5.Ali6.Mailinus7.Pensensius

Urusan Kepegawaian1.M. rajak2.Eko suwardi

Urusan Keuangan

1.Sulastri2. Pinoria

Urusan Kepegawaian

1.M. rajak2.Eko suwardi

KEPALA

Dendi Denmar

Perpustakaan

1.Hasnimar2.Sulaiman

Urusan Preparasi1.Zainal S.Pd2.Juhartono3.Mulyono4.Helmi

Urusan Edukasi1.Krisviorini2.Melizarni3.Irzal4.Tamrin5.Firdaus

Urusan Konservasi

1.Zulefinar2.Nurmayeti3.Udin4.M. Guntur

Urusan Koleksi1.Budi Prihatna. M, Hum2.Yusuf Martun. M, Hum3.Surya Darmawati4.Khairinas S. Ag5.Suharto

Seksi Bimbingan dan Publikasi

Masgia ,SH

Seksi Pengelolaan Koleksi

Dra. Nurlaini

Page 80: MANAJEMEN PRESERVASI KOLEKSI MONOGRAF PADA MUSEUM …repository.uinjambi.ac.id/232/1/IPT121338_NOVI... · Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora

CURICULUM VITAE

Nama : Novi Wikaharyani

Tempat/tgl lahir : Jambi/17 November 199I

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Jambi Suak Kandis, Desa Tarikan, Kecamatan

Kumpeh Ilir, Kabupaten Muaro Jambi

Latar Belakang Pendidikan:

No Tingkat Pendidikan Tempat Tahun Tamat1 SD SD 10/ Desa Rantau Suli 2004

2SMP SMP 4 Kabupaten Muaro

Jambi2008

3SMA SMA Negeri 5

Kabupaten Muaro Jambi2010

4 Perguruan Tinggi IAIN STS Jambi 2012

Jambi, 11 Juli 2018

Novi Wikaharyani