Top Banner
KERANGKA KONSEPTUAL DAN PELAPORAN KEUANGAN, MANAJEMEN LABA, KONSEKUENSI EKONOMIS LAPORAN KEUANGAN MAKALAH Pelaporan dan Akuntansi Keuangan Oleh: AHMAD RENANDY GHOZALI DWI DAYANTI OKTAVIA FADILLA CAHYANINGTYAS NAWANGSARI PUTRI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
43

Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

Jan 21, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

KERANGKA KONSEPTUAL DAN PELAPORAN KEUANGAN,

MANAJEMEN LABA,

KONSEKUENSI EKONOMIS LAPORAN KEUANGAN

MAKALAH

Pelaporan dan Akuntansi Keuangan

Oleh:

AHMAD RENANDY GHOZALI

DWI DAYANTI OKTAVIA

FADILLA CAHYANINGTYAS

NAWANGSARI PUTRI

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Pelaporan keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam aktivitas sebuah

entitas, karena laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan

kepada pihak-pihak eksternal yang akan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Hal ini dapat terlihat pada tujuan laporan keuangan yaitu memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Selain itu,

Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Setiap entitas harus memiliki kemampuan yang baik dalam menyajikan laporan

keuangan setiap periodenya baik dalam hal keandalan, materialitas, ataupun kualitas dari

informasi yang terdapat dalam penyajian laporan keuangan. Untuk memiliki kemampuan

yang baik setiap perusahaan harus memahami dan menerapkan standar akuntansi keuangan

yang tertuang dalam PSAK, baik itu mengenai kerangka konseptual dan pelaporan keuangan,

manajemen laba, ataupun konsekuensi ekonomi laporan keuangan. Dengan adanya PSAK ini

diharapkan seluruh entitas yang ada di Indonesia mampu menerapkan dengan baik dalam

menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku

sehingga semua informasi dalam laporan keuangan dapat memberikan keyakinan bagi

penggunanya dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis (yang terdiri dari 4 orang) ingin menyusun

sebuah makalah dengan judul “Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan, Manajemen

Laba. Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan”. Dalam makalah ini penulis akan

memapaparkan Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan berdasarkan IFRS yang saat

ini berlaku di Indonesia, tentang teori manajemen laba dan analisi kasus studi PT. Indofarma,

Tbk sebagai contoh kasus manajemen laba yang pernah ada, serta konsekuensi ekonomis

laporan keuangan.

Page 3: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini antara lain:

1. Bagaimana Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan berdasarakan IFRS

yang saat ini berlaku di Indonesia?

2. Apa yang dimaksud dengan Teori Manajemen Laba?

3. Bagaimana konsekuensi ekonomis terhadap laporan keuangan?

III. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dalam makalah

ini antara lain:

1. Untuk memaparkan Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan sesuai dengan PSAK

berdasarkan IFRS baik untuk lapran keuangan bertujuan umum ( yang selanjutnya

disebut laporan keuangan) (PSAK 01), Laporan Arus Kas (PSAK 02), Laporan

Keuangan Interm (PSAK 03);

2. Untuk memaparkan Teori manajamen laba baik definisi, sasaran, alasan, serta terjadinya

manajemen laba;

3. Untuk memaparkan mengenai konsekuensi ekonomis laporan keuangan baik definisi,

terjadinya ataupun hubungan konsekuensi ekonomi dengan pasar modal.

Page 4: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

BAB II

PEMBAHASAN

I. KERANGKA KONSEPTUAL DAN PELAPORAN KEUANGAN

Penyajian laporan keuangan harus disajikan dengan benar dan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku agar dapat dibandingkan, baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya

maupun dengan laporan keuangan entitas lain.

FASB (1978), mendefinisikan kerangka konseptual sebagai suatu sistim yang koheren

tentang tujuan (objective) dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat

menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberikan pedoman tentang jenis, fungsi

dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan keuangan.

Perlunya kerangka konseptual :

a. Sebagai pedoman dalam menetukan standar akuntansi

b. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi apabila standar

yang sekarang ada tidak mengatur isu-isu yang baru muncul

c. Sebagai dasar membuat pertimbangan dalam penyajian laporan keuangan.

d. Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternatif metode

akuntansi yang ada.

Sebelum mempelajari mengenai kerangka konseptual, terdapat beberapa istilah yang

perlu dipahami, antara lain sebagai berikut :

1. Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai ’laporan keuangan’)

adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama

sebagian besar pengguna laporan.

2. Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas

tidak dapat menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.

3. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun

oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri dari:

(a) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK);

(b) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).

4. Material. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos

laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun

bersamasama, dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan.

Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian dalam mencantumkan

Page 5: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memerhatikan kondisi terkait. Ukuran

atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut, atau gabungan dari keduanya, dapat

menjadi faktor penentu penilaian apakah suatu kelalaian dalam mencantumkan atau

kesalahan dalam mencatat dapat memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna

laporan, dan dengan demikian menjadi material, membutuhkan pertimbangan

mengenai karakteristik dari masing-masing pengguna laporan tersebut. Kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa

“pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari

informasi dengan ketekunan yang wajar.” Oleh karena itu, penilaian tersebut perlu

memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan karakteristik tersebut diharapkan

terpengaruh dalam membuat keputusan ekonomi.

5. Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi

tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan

komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas

dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau

rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi

mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

6. Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk

penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan

komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.

7. Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.

8. Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-

komponen pendapatan komprehensif lain.

9. Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi

periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada

periode berjalan atau periode sebelumnya.

10. Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang

dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari

transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

Page 6: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

Berikut merupakan diagram kerangka konseptual pelaporan keuangan,

Gambar 1.1

Menurut IFRS kerangka konseptual dibagi menjadi 3 level :

1. First Level merupakan basic objective

2. Second Level merupakan karakteristik keuangan dan Unsur Iaporan keuangan

3. Third Level merupakan Recognition, measurement, and disclosure concepts

1. First Level

Basic objective berguna untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas pelapor

yang berguna untuk investor sekarang dan potensial, lenders dan kreditur lain dalam

pengambilan keputusan dalam kapasitasnya penyedia modal.

Page 7: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

2. Second Level

a. Karakteristik kualitatif

IASB mengidentifikasi karakteristik kualitatif informasi akuntansi untuk

membedakan informasi yang lebih baik (lebih berguna) dan lnformasi yang inferior

(kurang bermanfaat) untuk keperluan pembuatan keputusan.

Fundamental qualities:

a) Relevance:  

Predictive Value : membantu meramalkan hasil-hasil yang akan diperoleh di

masa-masa yang akan datang.

Confirmatory Value : membantu mengkonfirmasi kebenaran ekpektasi

sebelumnya.

b) Reliability

Completeness: menyajikan semua informasi yang penting untuk memenuhi

kriteria penyajian secara wajar.  

Neutrality: informasi laporan keuangan tidak dibuat atas dasar kepentingan

salah satu pihak.  

Free from error: informasi laporan keuangan bebas dari kesalahan.

Enhancing qualities:

c) Comparability: Laporan keuangan harus dapat dibandingkan dengan laporan

keuangan dari perusahaan lain yang sejenis atau dapat dibandingkan dengan

laporan keuangan periode sebelumnya atau juga sering disebut dengan

consistency

Verifiability : laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh akuntan-

akuntan lain dengan metode-metode yang sama, dapat diuji.

Understandability: Harus dapat dipahami oleh orang-orang yang mengerti

masalah akuntansi dan bisnis atau oleh orang-orang yang ingin mempelajari

dan menganalisa informasi yang disajikan.

b. Unsur-unsur laporan keuangan  

1) Assets : manfaat ekonomi masa datang

2) Liabilities : pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang 

3) Equity and net assets : nilai sisa antara selisih assets dan liabilities

4) Revenues : aliran masuk atau perluasan assets

5) Expenses : aliran keluar atau penggunaan/penghabisan assets

Page 8: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

3. Third Level  

Recognition, measurement, and disclosure concept

a. Asumsi Dasar

Economic entity : Perusahaan merupakan entitas ekonomi yang terpisah dan berbeda

dari pemiliknya dan unit bisnis lainnya.

1) Going concern : Perusahaan dianggap sebagai entitas yang memiliki

kelangsungan hidup yang berkelanjutan sehingga perencanaan atas pembuatan

laporan keuangan masa kini dan yang akan datang dilaksanakan terus-

menerus.

Monetary unit : uang adalah common denominator

Periodicity : Untuk tujuan laporan keuangan, sebuah entitas bisnis dibagi ke

dalam periode-periode akuntansi.

2) Accrual basis of accounting: transaksi dicatat dalam periode di mana peristiwa

terjadi.  

b. Prinsip Dasar

Measurement

1) Cost – harus disajian secara wajar dari jumlah yang dibayarkan untuk barang

yang diterima.

2) Fair value - jumlah nilai dimana aset dapat ditukarkan antara pihak-pihak

yang berpengetahuan dan bersedia dalam arm‘s length transaction. lASB telah

mengambil langkah yang memberikan perusahaan pilihan untuk menggunakan

nilai wajar sebagai dasar untuk pengukuran aset keuangan dan kewajiban

keuangan.

3) Revenue recognition

Pendapatan harus diakui apabila kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi

masa depan akan mengalir ke perusahaan dan pengukuran dapat dilakukan

secara andal.

4) Expense recognition

Pengeluaran atau penggunaan aset atau menimbulkan kewajiban (atau

kombinasi dari keduanya) selama periode sebagai akibat dari penyerahan atau

produksi barang dan / atau memberikan jasa.

5) Full disclosure

Memberikan informasi yang penting dalam jumlah cukup yang dapat

mempengaruhi penilaian dan keputusan dari pengguna informasi.

Page 9: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

c. Constraint

1) Biaya: biaya dan penyediaan informasi harus mempertimbangkan manfaat

yang dapat ditimbulkan dari menggunakannya.

2) Materialitas : suatu item dianggap material jika dimasukkannya atau kelalaian

memasukkannya  akan mempengaruhi atau mengubah penilaian dari orang

yang menggunakannya.

3) Timeliness: laporan keuangan disajikan secara tepat waktu yaitu sebelum

keputusan akan dibuat.

Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai

posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar

kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga

menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi

mengenai entitas yang meliputi:

a. aset;

b. liabilitas;

c. ekuitas;

d. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

e. kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan

f. arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan

keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan,

khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Laporan Keuangan Interim (PSAK NO 3)

Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi laporan keuangan

lengkap (seperti yang dijelaskan psak no 1 : penyajian laporan keuangan) atau laporan

keuangan ringkas (seperti yang dijelaskan di pernyataan ini ) untuk satu periode interim.

Periode interim adalah suatu periode pelaporan keuangan yang lebih pendek dari pada satu

tahun buku penuh.

Page 10: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

Isi Laporan Keuangan Interim

Menurut PSAK No 1, Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen

berikut ini:

(a) laporan posisi keuangan pada akhir periode;

(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode

(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;

(d) laporan arus kas selama periode;

(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi

penjelasan lainnya; dan

(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian

kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam

laporan keuangannya. Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang

digunakan dalam Pernyataan ini.

Beberapa entitas menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, suatu kajian keuangan oleh

manajemen yang menjelaskan karakteristik utama dari kinerja keuangan dan posisi keuangan,

dan kondisi ketidakpastian utama yang dihadapi. Laporan tersebut dapat meliputi kajian

mengenai:

a. Faktor dan pengaruh-pengaruh utama yang menentukan kinerja keuangan, termasuk

perubahan lingkungan tempat entitas beroperasi, tanggapan terhadap perubahan dan

pengaruhnya, dan kebijakan investasi untuk memelihara serta meningkatkan kinerja

keuangannya, termasuk kebijakan dividen;

b. Sumber pendanaan entitas dan target rasio laibilitas terhadap ekuitas; dan

c. Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan

SAK.

Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai

lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industry

dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang

menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan

penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan.

Page 11: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

Laporan Arus Kas

Menurut PSAK no 2, informasi tentang arus kas entitas berguna bagi para pengguna

laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam mengahasilkan kas

dan setara kas setara menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.

Arus kas adalah arus masuk dan keluar kas setara kas. Penyajian laporan arus kas meliputi :

1. Aktifitas Investasi adalah perolehan dan pelepasan asset jangka panjang serta

investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

2. Aktifitas Operasi adalah aktifitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktifitas lain

yang bukan merupakan aktifitas investasi dan pendanaan.

3. Aktifitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah

serta komposisi kontribusi modal pinjaman entitas.

Karakteristik Umum

Salah satu karakteristik penyajian laporan keuangan adalah laporan keuangan harus

disajikan secara wajar dan patuh terhadap SAK. Penyajian yang wajar mensyaratkan

penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan

definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan

pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan

keuangan secara wajar.

Dalam hampir semua kondisi, entitas mencapai penyajian laporan keuangan secara wajar

apabila memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas untuk:

a. Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan PSAK 25. PSAK 25

mengatur hirarki pedoman otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal

tidak terdapat PSAK yang secara khusus mengatur suatu pos tertentu.

b. Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat

memberikan informasi yang relevan, andal, dapat diperbandingkan, dan mudah

dipahami.

c. Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan khusus

dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk memahami pengaruh

dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain terhadap posisi keuangan dan kinerja

keuangan entitas.

Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat baik dengan

pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau pengungkapan dalam catatan atas

Page 12: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

laporan keuangan atau materi penjelasan. Ketika entitas menyimpang dari ketentuan suatu

PSAK sesuai dengan paragraf 17, maka entitas harus mengungkapkan:

a. Bahwa manajemen telah menyimpulkan bahwa laporan keuangan menyajikan secara

wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas;

b. Bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK terkait, kecuali pos yang

menyimpang dari ketentuan tertentu untuk mencapai penyajian yang wajar;

c. Nama PSAK yang tidak diterapkan, sifat penyimpangan, termasuk perlakuan yang

disyaratkan oleh PSAK tersebut, alasan mengapa perlakuan tersebut akan

memberikan pemahaman yang salah dalam situasi tersebut sehingga akan

bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, dan perlakuan yang diterapkan; dan

d. Masing-masing periode yang disajikan, pengaruh keuangan dari penyimpangan untuk

masing-masing pos dalam laporan keuangan yang seharusnya dilaporkan sesuai

dengan ketentuan tersebut.

Ketika entitas menyimpang dari suatu ketentuan dalam suatu PSAK pada periode

sebelumnya, dan penyimpangan tersebut berpengaruh terhadap jumlah yang diakui dalam

laporan keuangan pada periode berjalan, maka entitas membuat pengungkapan.

Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen menyimpulkan bahwa

kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang

salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, tetapi peraturan yang relevan melarang

penyimpangan tersebut, maka entitas semaksimal mungkin mengurangi pemahaman yang

salah tersebut dengan mengungkapkan:

a. Nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen menyimpulkan

bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan memberikan pemahaman yang

salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan; dan

b. Masing-masing periode yang disajikan, penyesuaian terhadap masing-masing pos

dalam laporan keuangan yang dipandang perlu oleh manajemen untuk mencapai

penyajian yang wajar.

Ketika menilai apakah kepatuhan terhadap ketentuan khusus dari suatu PSAK akan

memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang

diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, manajemen

mempertimbangkan:

Page 13: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

a. Alasan tujuan laporan keuangan tidak tercapai dalam kondisi tersebut; dan

b. Bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang mematuhi

persyaratan. Jika entitas lain dengan kondisi yang sama menerapkan persyaratan

tersebut, maka akan muncul asumsi yang dapat diperdebatkan bahwa kepatuhan

terhadap persyaratan tersebut tidak akan memberikan pemahaman yang salah yang

bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

Kelangsungan Usaha

Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan

entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan

berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi

entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang

realistis selain melakukannya. Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya)

mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi

yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian tersebut.

Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka

entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam

penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai

entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.

Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber pembiayaan,

maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui

analisis rinci.

Dasar Akrual

Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika

akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas,

ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut

memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsure unsur tersebut dalam Kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

Page 14: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

Materialitas dan Agregasi

Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas

menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos

tersebut tidak material.

Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa

lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan

dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos

tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan

keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material

untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan

terpisah dalam catatan atas laporan keuangan.

Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan

beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK. Entitas melaporkan secara

terpisah untuk aset dan laibilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam laporan

laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah

(jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami

transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas

di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa.

Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan

keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori

saling hapus.

PSAK 23: Pendapatan mendefinisikan pendapatan dan mensyaratkan entitas untuk

mengukurnya berdasarkan nilai wajar dari jumlah yang diterima atau akan diterima, dengan

mempertimbangkan jumlah potongan dagang dan rabat volume yang diperbolehkan. Dalam

aktivitas normal, entitas juga melakukan transaksi lain yang bukan merupakan penghasil

utama pendapatan dan bersifat insidentil. Entitas menyajikan hasil dari transaksi tersebut

dengan mengurangkan setiap pendapatan dengan beban terkait yang timbul dari transaksi

yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan substansi dari transaksi atau peristiwa

lain. Misalnya:

a. entitas menyajikan keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset tidak lancar,

termasuk investasi dan asset operasional, dilaporkan dengan mengurangkan

penerimaan dari pelepasan dengan nilai tercatat dan beban yang timbul dari pelepasan

aset tersebut;

Page 15: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

b. entitas dapat mengurangkan pengeluaran yang terkait dengan ketentuan yang diakui

sesuai dengan PSAK 57 dan diganti berdasarkan perjanjian kontraktual dengan pihak

ketiga (seperti perjanjian garansi dari pemasok) dengan penggantian yang diterima.

Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu kelompok transaksi

yang sejenis secara neto, misalnya keuntungan dan kerugian dari transaksi mata uang asing

atau keuntungan dan kerugian yang timbul dari instrument keuangan yang dikategorikan

sebagai diperdagangkan. Namun, entitas menyajikan keuntungan dan kerugian tersebut

secara terpisah jika keuntungan atau kerugian tersebut material.

Frekuensi Pelaporan

Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)

setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan

keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode

satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas

mengungkapkan:

a. Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan

b. Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat

diperbandingkan secara keseluruhan.

Informasi Komparatif

Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk

seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan

lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan

keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan

keuangan periode berjalan.

Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal dua laporan

posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan

keuangan. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat

penyajian kembali secara retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau

mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan, maka entitas menyajikan minimal tiga

laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas

laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada:

Page 16: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

a. akhir periode berjalan,

b. akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode berjalan), dan

c. permulaan dari periode komparasi terawal.

Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan periode

sebelumnya masih tetap relevan untuk diungkapkan pada periode berjalan. Misalnya, rincian

tentang sengketa hukum yang dihadapi dengan hasil akhirnya belum diketahui secara pasti

pada periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali

pada periode berjalan. Pengguna akan memperoleh manfaat dari informasi adanya

ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan

selama periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.

Jika entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan keuangan,

maka entitas mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali reklasifikasi tersebut tidak praktis

untuk dilakukan. Jika entitas mereklasifikasi jumlah komparatif, maka entitas

mengungkapkan:

a. sifat reklasifikasi;

b. jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos yang direklasifikasi; dan

c. alasan reklasifikasi.

Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas

mengungkapkan:

a. alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan

b. sifat penyesuaian yang akan dilakukan jika jumlah tersebut direklasifikasi.

Peningkatkan komparabilitas informasi antar periode membantu pengguna dalam

membuat keputusan ekonomi, khususnya memungkinkan penilaian atas tren informasi

keuangan untuk tujuan prediksi.

PSAK 25 mengatur penyesuaian terhadap informasi komparatif yang dipersyaratkan

ketika entitas melakukan perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan

mendasar.

Konsistensi Penyajian

Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten

kecuali:

a. setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau review

atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian

Page 17: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk

penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25; atau

b. perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.

Misalnya, suatu akusisi atau pelepasan yang signifikan atau review atas penyajian laporan

keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan keuangan harus disajikan

secara berbeda. Namun demikian perubahan penyajian dapat dilaksanakan jika perubahan

tersebut memberikan informasi yang andal dan lebih relevan bagi pengguna atau struktur

yang baru mempunyai kecenderungan akan dipergunakan seterusnya.

II.    MANAJEMEN LABA

Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas

prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun diluar batas General Accepted

Accounting PrinciSP (GAAP).

Menurut sugiri (1998:1-18) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu :

1. Definisi Sempit.Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan

metode    akuntansi. Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai

perilaku manajer  untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam

menentukan besarnya laba.

2. Definisi Luas. Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan

(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit usaha dimana manajer

bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas

ekonomi jangka panjang unit tersebut.

Pengertian manajemen laba oleh Merchan (1989) dalam Merchan dan Rockness (1994)

didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk

mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai keuntungan

ekonomis  (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan, yang dalam

jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan. 

Sasaran Manajemen Laba

Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat  unsur-unsur laporan keuangan yang dapat

dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu :

a. Kebijakan Akuntansi. Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan

akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan

Page 18: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat

berlakunya kebijakan tersebut.

b. Pendapatan. Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.

c. Biaya. Menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau menganggap sebagai suatu

tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize of investment).

Alasan dilakukan manajemen laba

a. Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap

manajer. Manajemen laba berhubungan eratdengan tingkat perolehan laba atau

prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitkan

dengan prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh

manajer.

b. Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor. Perusahaan

yang terancam  default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang

pada waktunya, perusahaan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan

yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberi

posisi  bargaining yang relatif baik dalam negoisasi atau penjadwalan ulang utang

antara pihak kreditor dengan perusahaan.

c. Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya terutama pada

perusahaan go publik pada saat IPO.

Terjadinya Manajemen Laba

Menurut Ayres (1994:27-29) manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dengan cara-

cara sebagai berikut:

a. Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba melalui

kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang dapat

mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan

wewenang dari para manajer.

b. Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib

diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih awal atau menunda

sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.

c. Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu dari

sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan

akuntansi yang ada (GAAP).

Page 19: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

III.       KONSEKUENSI EKONOMI LAPORAN KEUANGAN

Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun bertentangan

dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi

nilai perusahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori pasar modal efisien, tampak

bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi bagi pamakai laporan

keuangan, walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan.

Zeff (1978) mendefinisikan economic consequences sebagai dampak laporan akuntansi

terhadap perilaku pengambilan keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditor. Esensi definisi

tersebut adalah bahwa laporan akuntansi dapat mempengaruhi (affect) keputusan nyata oleh

manajer dan pihak lain, tidak hanya sekedar menggambarkan (reflecting) hasil keputusan

yang dibuat.

Pemahaman konsep konsekuensi ekonomi dalam pemilihan kebijakan akuntansi

merupakan hal penting karena beberapa alasan :

1. Konsep itu sendiri merupakan hal yang menarik.

2. Usul bahwa kebijakan akuntansi bukan merupakan persoalan, bertentangan dengan

pengalaman akuntan.

3. Hadirnya konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan mengapa konsekuensi

ekonomi tersebut ada.

Esensi dari economic consequences adalah bahwa kebijakan akuntansi dan perubahan

kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan (matter), terutama permasalahan

bagi manajemen. Akan tetapi, apabila hal tersebut merupakan permasalahan bagi manajemen,

kebijakan akuntansi juga permasalahan bagi investor yang memiliki perusahaan karena

manajer dapat mengubah hasil operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan

perubahan kebijakan akuntansi.

Economic consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti

kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang (debt contract). Kebijakan

akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang penting bagi investor.

Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa pilihan kebijakan akuntansi yang

dipilih sebagai signal tentang informasi dalam dari perusahaan. Alasan lain munculnya

konsekuensi ekonomi adalah karena :

a. Economic consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti

kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang (debt contract).

Page 20: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

b. Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang

penting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa pilihan

kebijakan akuntansi yang dipilih sebagai signal tentang informasi dalam dari

perusahaan.

c. Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar

modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan

akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan.

d. Economic consequences diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan

kebijakan akuntansi walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak

berpengaruh secara langsung terhadap arus kas. Karena itu, economic consequences

merupakan salah satu anomali pasar modal efisien. Teori akuntansi positif (PAT)

adalah penjelasan terhadap adanya economic consequences.

Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar

modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan

akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic consequences

diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi walaupun

perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap arus kas.

Karena itu, economic consequences merupakan salah satu anomali pasar modal efisien. Teori

akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) adalah penjelasan terhadap adanya

economic consequences.

PAT adalah teori yang berkaitan dengan prediksi tindakan atas adanya pilihan kebijakan

akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer merespon suatu standar baru. Komponen

PAT meliputi:

1. Bonus Plan Hypothesis

2. Debt Covenant Hypothesis

3. Political Cost Hypothesis

Bonus Plan Hypothesis – Manajer yang memiliki program bonus akan memilih kebijakan

akuntansi yang menggeser laba dari periode yang akan datang ke periode sekarang.

Debt Covenant Hypothesis – Semakin dekat perusahaan terhadap pelanggaran kovenan

utang berbasis akuntansi, semakin mungkin manajer memilih prosedur akuntansi yang

menggeser laba dari periode yang akan datang ke periode sekarang.

Page 21: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

Political Cost Hypothesis – Semakin besar biaya politik yang dihadapi perusahaan,

semakin mungkin manajer memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba periode

sekarang ke periode yang akan datang.

Hubungan Economic Consequences Dan Pasar Modal Efisien

Teori pasar modal efisien tidak mampu menjelaskan perubahan kebijakan akuntansi

terhadap reaksi pasar, pada tidak ada pengaruh perubahan akuntansi tersebut terhadap arus

kas. Karena itu, economic consequences dikategorikan sebagai anomali pasar modal efisien.

Ada lagi anomali pasar modal efisien. Teori pasar modal efisien memprediksi tidak ada

reaksi pasar terhadap perubahan kebijakan akuntansi yang tidak berdampak terhadap

profitabilitas dan arus kas. Apabila tidak ada reaksi pasar (terlihat dari tidak berubahnya cost

of capital), hal ini menjadi tidak jelas mengapa manajemen dan pemerintah harus konsen

terhadap kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan. Dengan kata lain, teori pasar

modal efisien mendukung pengungkapan penuh, termasuk pengungkapan kebijakan

akuntansi. Namun, sekalipun kebijakan akuntansi diungkapkan, pasar tidak bereaksi karena

pasar tidak mempermasalahkan perubahan nilai perusahaan hanya karena terjadi perubahan

metode akuntansi.

Terlihat bahwa tiga kontituen laporan keuangan, manajemen, pemerintah, dan investor

bereaksi terhadap artikel tentang kebijakan akuntansi. Namun reaksi manajemen mengejutkan

sampai pada intervensi badan penyusun standar. Perbedaan reaksi ini merupakan bagian dari

konsekuensi ekonomi, yaitu bahwa pilihan kebijakan akuntansi dapat menjadi masalah

walaupun tidak ada pengaruhnya terhadap arus kas.

Rekonsiliasi Economic Consequences Dan Pasar Modal Efisien

Konsekuensi ekonomi merupakan anomali bagi pasar modal efisien. Hal ini terjadi karena

perubahan kebijakan akuntansi yang tidak berpengaruh terhadap arus kas memiliki

konsekuensi ekonomi tetapi tidak direaksi oleh pasar. Bagi manajer, kebijakan akuntansi

adalah suatu masalah (matter) karena dua hal.

1. Pertama, bonus manajer seringkali ditentukan berdasarkan variabel akuntansi.

2. Kedua, kontrak dengan kreditor seringkali terkait dengan variabel akuntansi. Walaupun

memiliki konsekuensi ekonomi, namun kebijakan akuntansi tersebut tidak sesuai dengan

Page 22: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

efisiensi pasar modal. Memang, konsekuensi ekonomi dan efisiensi pasar modal tidak

sejalan.

Konsekuensi ekonomi dan efisiensi pasar modal dapat direkonsiliasi melalui teori

akuntansi positif yang didukung oleh teori keagenan. Teori ini menjelaskan mengapa

perusahaan terlibat dengan kontrak yang variabelnya adalah angka akuntansi.

Penjelasan lain selain teori keagenan adalah karena manajer tidak percaya terhadap teori

pasar modal efisien. Manajer yakin bahwa reaksi investor dan biaya modal perusahaan

dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi apapun dampaknya terhadap arus kas.

Page 23: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

BAB III

STUDI KASUS

ANALISIS KASUS PT. INDOFARMA Tbk

Kasus Indofarma ini bermula saat perusahaan yang memproduksi 80% (delapan puluh

persen) obat generik itu mengalami kerugian sebesar Rp. 20,097 (dua puluh koma Sembilan

puluh tujuh) miliar pada akhir tahun 2002. Padahal hingga kuartal III tahun yang sama, laba

bersih Indofarma mencapai Rp. 88,57 (delapan puluh delapan koma lima puluh tujuh) miliar

Kerugian ini sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari kekeliruan yang dilakukan oleh

manajemen pada tahun tahun sebelumnya yang pada akhirnya berdampak pada tahun-tahun

berikutnya.

Faktor penyebab kerugian itu menurut manajemen Indofarma :

1. Adanya Perubahan Regulasi pemerintah.

2. Persaingan yang semakni ketat antar produsen obat

3. Komposisi portofolio produk yang sangat bergantung pada obat generic

4. Pengembangan 40 (empat puluh) jenis obat-obat ethical yang berharga murah dengan

merek (low-price branded generic)

5. Inefisiensi produksi yang disebabkan oleh kapasitas menganggur (idle capacity) dari

fasilitas produksi

6. Sejak tahun 2000 Perusahaan mendirikan anak perusahaan yaitu PT. Indofarma Global

Medika (IGM) yang menjadi distributor untuk semua produk Indofarma

7. Adanya Peningkatan persediaan (obat jadi, bahan baku, alat-alat kesehatan dan Iain-lain)

tapi tidak melalui perencanaan yang baik dan juga tidak didukung oleh kebutuhan atau

daya serap pasar khususnya alat-alat kesehatan.

8. Beban usaha mengalami peningkatan sebesar Rp. 183,88 (seratus delapan puluh tiga

koma delapan puluh delapan) miliar yang juga mendorong meningkatnya kerugian

ditambah dengan beban bungan pinjaman sebesar Rp. 40,95 (empat puluh komasembilan

puluh lima) miliar.

Page 24: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

Adapun tinjauan keuangan PT. Indofarma, Tbk selama 5 tahun yaitu tahun 1999-2003

DESKRIPSI 1999 2000 2001 2002 2003

Penjual Bersih 392,02 493,37 615,43 687,98 498,21

Laba Kotor 182,06 272,54 303,79 123,16 136,84

Laba (Rugi) Usaha 125,92 182,07 172,33 (52,26) (47,05)

Laba (Rugi) Bersih 117,01 110,29 122,54 (59,82) (129,57)

Total Aktiva 487,51 538,17 811,62 810,03 635,96

Aktiva Lancar 421,71 432,79 688,96 647,16 443,65

Aktiva Tidak Lancar 65,80 105,38 122,66 162,87 192,96

Total Kewajiban 239,92 245,61 294,19 412,03 368,01

Kewajiban Lancar 239,92 245,61 289,76 373,22 343,16

Kewajiban Tidak lancar - - 4,43 38,81 24,85

Ekuitas 247,59 292,57 520,84 390,43 260,86

Analisis Kasus

Awal mula dari kasus ini karena selama 2 (dua) tahun berturut-turut Indofarma

mengalami kerugian yaitu pada tahun 2002 dan 2003. Padahal tahun 2001 perusahaan

farmasi tersebut meraih laba yang cukup besar (lihat tabel 1). Setelah dilakukan pemeriksaan

oleh Bapepam ternyata telah adanya kesalahan dalam penyajian informasi di dalam Laporan

Keuangan 2001. Kejadian ini merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap ketentuan Pasar

Modal (UUPM dan peraturan Bapepam) dan Pedoman Standar Akuntan Publik (PSAK).

Bahwa di dalam ketentuan Pasar Modal yaitu yang terdapat dalam Pasal 69 ayat (l) UUPM:

"Laporan Keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun berdasarkan prinsip

akuntansi yang berlaku umum."

Adapun bukti-bukti yang ditemukan adalah sebagai berikut :

1. Nilai Barang Dalam Proses dinilai lebih tinggi dari nilai seharusnya (oversteated)

dalam penyajian nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar

Rp 28.870.000.000,00. Akibat overstated tersebut, maka Harga Pokok Penjualan akan

understated sebesar Rp 28.870.000.000,00 dan laba bersih juga akan mengalami

overstated dengan nilai yang sama pula.

Page 25: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

2. Berdasarkan angka 2 huruf a pearaturan Bapepam nomor VIII.G.7 tentang pedoman

penyajian laporan keuangan disebutkan bahwa “manajemen emiten atau perusahaan

public vertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan”

3. Dalam pedoman standar akuntansi public (PSAK) kerangka dasar penyusunan dan

penyajian laporan keuangan khususnya berkaitan dengan materialitas, paragraph 30

dinyatakan bahwa “….informasi dipandang material kalau kelalaian mencantumkan

atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan

ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan…”

4. Dalam PSAK kerangka dasar penyusunan dan penyajian alaporan keuangan

khususnya berkaitan engan keandalan, paragraph 31 menyatakan bahwa “…. Agar

bermanfaat, informasi juga harus andal (realiabel) informasi memiliki kualitas andal

jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat

diandalkan pemakai sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithfull representation)

dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan”.

5. PSAK No 1 Paragaraf 10 bahwa “ laporan keuangan harus menyajikan secara wajar

posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan

dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan

PSAK dalam catatan atas laporan keuangan….”

6. Berdasarkan pasal 5 huruf n undang-undang No 8 tahun 1995 tentang pasar modal

dan pasal 64 peraturan pemerintah nomor 45 tahun 1995 sebagaimana telah diubah

dengan peraturan pemerintah no 12 tahun 2004 tentang penyelenggaraan kegiatan

dibidang pasar modal, kepada direksi yang menjabat pada periode terbitnya laporan

keuangan tahun periode 2001 diberikan sanksi administrative berupa denda sebesar

Rp. 500.000.000,00 dan memerintahkan kepada direksi PT. Indofarma Tbk untuk :

a. Segera membenahi dan atau menysusun system pengendalian internal dan system

akuntansi perusahaan yang memadai untuk menghindari timbulnya permasalahan

yang sama dikemudian hari. Pembenahan dan atau penyusunan system

pengendalian internal dan system akuntansi perusahaan tersbut sudah harus

diselesaikan selambat-lambatnya pada akhir semester 1 tahun buku 2005

b. Menyampaikan laporan perkembangan atau pembenahan dan atau penyusunan

system pengendaliaan internal dan system akuntansi perusahaan tersebut secara

berkala setiap akhir bulan kepada BAPEPAM

c. Menunjuk akuntan public yang terdaftar di BAPEPAM untuk melakukan audit

khusus untuk melakukan penilaian atas system pengendalian internal dan item

Page 26: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

akuntansi tersebut apabila perusahaan telah selesai melakukan pembenahan adan

atu penyusunan system pengendalian internal dan system akuntansi perusahaan.

Hasil audit khusus tersebut wajib disampaikan ke BAPEPAM

Page 27: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

BAB IV

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerangka konseptual dan

pelaporan keuangan dapat diringkas dalam bagan yang menjelaskan 3 level dalam yaitu First

Level merupakan basic objective, Second Level merupakan karakteristik keuangan dan Unsur

Iaporan keuangan, Third Level merupakan Recognition, measurement, and disclosure

concepts. Pilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan

tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba. Tiga alasan manajer melakukan manajemen

laba adalah meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer, Manajemen laba

dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor, menarik investor untuk menanamkan

modalnya terutama pada perusahaan go publik pada saat IPO. Hal ini dapat tercermin dalam

kasus yang pernah terjadi pada PT. Indofarma, Tbk. Teori economic consequences sebagai

dampak laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan bisnis, pemerintah, dan

kreditor. Economic consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti

kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang (debt contract).

Page 28: Makalah Kelp 1 Kerangka Koneptual Dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

REFERENSI

Aribowo, Tjiptono. 2012. Teori Akuntansi Normatif dan Positif, (Online),

(http://msa15.blogspot.com/2012/02/teori-akuntansi-normatif-dan-positif.html., diakses

27 September 2013)

Erika.2012. A Conceptual Framework for Financial Accounting and Reporting, (Online),

(http://erika0391989.wordpress.com/2012/02/08/a-conceptual-framework-for-financial-

accounting-and-reporting/., diakses 27 September 2013)

IAI. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia

Koran Tempo. 2012. Bapepam Temukan Indikasi, (Online),

(http://kumpulanberitalama.blogspot.com/2012/10/korantempo-bapepam-temukan-

indikasi.html., diakses 28 september 2013)

Simbolon, Harry Andrian. 2011. Perbedan Kerangka Konseptual USGAAP dan IfRS,

(Online), (http://akuntansibisnis.wordpress.com/2011/04/07/perbedaan-kerangka-

konseptual-usgaap-dan-ifrs/., diakses 27 september 2013)