Top Banner
IDENTITAS NASIONAL MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah kewarganegaraan dengan Dosen Pengampu Drs.Mupid Hidayat, MA Oleh : 1. Dina Arfan 1001731 2. Elsa Syefira Q. 1003039 3. Fathia Ikmi 1006474 4. Muharis Jajuli 1005854 5. Renny Friska 1002115
37

Makalah Identitas Nasional (REVISI)

Jul 26, 2015

Download

Documents

Renny Friska
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

IDENTITAS NASIONAL

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah kewarganegaraan dengan

Dosen Pengampu Drs.Mupid Hidayat, MA

Oleh :

1. Dina Arfan 1001731

2. Elsa Syefira Q. 1003039

3. Fathia Ikmi 1006474

4. Muharis Jajuli 1005854

5. Renny Friska 1002115

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIABANDUNG

2010

Page 2: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga

makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Identitas Nasional” ini dapat terwujud sesuai dengan

yang direncanakan. Sesuai dengan judulnya, makalah ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai

pegangan dalam memahami dan mengetahui fungsi Pancasila sebagai Identitas Nasional.

Kami percaya bahwa makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari pihak lain.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

pihak, khususnya dosen kami, Drs. Mupid Hidayat, MA. Sesuai dengan pribahasa yang berbunyi

“tak ada gading yang tak retak” maka kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih

banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik dari manapun akan kami terima dengan

senang hati.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat baik bagi kami sendiri maupun

pembacanya.

Bandung , November 2010

Tim Penyusun

Page 3: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iDaftar Isi iiBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 11.1 Rumusan Masalah 21.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan 21.3 Sistematika Penyusunan Makalah 31.4 Metode Penyusunan 3

BAB II IDENTITAS NASIONAL2.1 Pengertian Identitas Nasional 42.2 Unsur-Unsur Identitas Nasional 52.3 Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional 72.4 Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional 92.5 Kaitan Identitas Nasional dengan Keadaan Aktual2.6 Penyelesain Masalah

BAB III KESIMPULAN 13Daftar Pustaka 14Lampiran 15

Page 4: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya, manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia

senantiasa membutuhkan orang lain hingga pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok-

kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang

berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar, dimulai dari

lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam

kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi seperti suku,

masyarakat, dan bangsa. Kemudian, manusia hidup bernegara. Mereka membentuk negara

sebagai persekutuan hidupnya.

Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh kelompok manusia yang

memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang

sama. Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara adalah organisasi

kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup

manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara. Demikian pula orang-

orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan

dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan

bangsa atau negara tersebut dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa

merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga

merupakan identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan

diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa.

Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai

bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang

aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya

dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik,

moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di

Page 5: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional. Perlu dikemukakan bahwa

nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah

selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka-cenderung terus

menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat

pendukungnya.

Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional juga sesuatu yang terbuka,

dinamis, dan dialektis untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional

dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Krisis multidimensi yang kini sedang

melanda masyarakat kita, menyadarkan bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk

mengembangkan identitas nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen konstitusional

sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam Pembukaan, khususnya dalam

Pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : Kebudayan bangsa ialah kebudayaan yang

timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli

terdapat berbagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung

sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya,

dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat

memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat

kemanusiaan bangsa Indonesia. Kemudian dalam UUD 1945 yang diamandemen dalam satu

naskah disebutkan dalam Pasal 32 :

1. Negara memajukan kebudayan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan

menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya.

2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

Dengan demikian, secara konstitusional, pengembangan kebudayan untuk membina dan

mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan arahnya, terlepas dari apa dan

bagaimana kebudayaan itu dipahami yang dalam khasanah ilmiah terdapat tidak kurang dari 166

definisi sebagaimana dinyatakan oleh Kroeber dan Klukhohn di tahun 1952.

1.2 Rumusan Masalah

· Apa pengertian Identitas Nasional ?

· Apa saja unsur-unsur Identitas Nasional ?

Page 6: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

· Apa saja faktor-faktor pendukung kelahiran Idetitas Nasinal ?

· Apa pengertian pancasila sebagai kepribadian dan Identitas Nasional ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

· Untuk megetahui pengertian Identitas Nasional.

· Untuk mengetahui unsur-unsur Identitas Nasional.

· Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran Identitas Nasional.

· Untuk mengetahui pengertian pancasila sebagai kepribadian dan Identitas Nasional.

1.4 Sistematika Penyusunan Makalah

BAB 1 PENDAHULUANMeliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Sistematika Penyusunan Makalah, dan Metode Penyusunan.

BAB 2 IDENTITAS NASIONALMeliputi: Pengertian Identitas Nasional, Unsur-Unsur Identitas Nasional, Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional, dan Pancasila sebagai Kepribadian dan

Identitas Nasional.BAB 3 KESIMPULAN

1.5 Metode Penyusunan

Metode yang kami lakukan dalam penyusunan makalah ini yaitu melalui studi pustaka, seperti buku dan internet.

Page 7: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Dilihat dari segi bahasa identitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu identity yang dapat

diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri-ciri adalah suatu yang menandai suatu

benda atau orang. Jadi identity atau identitas atau jati diri dapat memiliki dua arti:

a. Identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau

sebuah benda.

b. Identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang dapat menjelaskan pribadi

seseorang dan riwayat hidup seseorang.

Sedangkan nasional berasal dari Bahasa Inggris yaitu national yang dapat diartikan sebagai

warga negara atau kebangsaan. Jadi identitas nasional berasal dari kata national identity yang

dapat diartikan sebagai kepribadian nasional atau jati diri nasional. Kepribadian nasional atau jati

diri nasional adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa.

Identitas nasional terbentuk sebagai rasa bahwa bangsa Indonesia mempunyai pengalaman

bersama, sejarah yang sama, dan penderitaan yang sama. Identitas nasional diperlukan dalam

interaksi karena di dalam setiap interaksi, para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan

berdasarkan posisi tersebut para pelaku menjalankan peranan-peranannya sesuai dengan corak

interaksi yang berlangsung, maka dalam berinteraksi seorang berpedoman kepada

kebudayaannya. Jika kebudayaan dikatakan bagian dari identitas nasional maka kebudayaan itu

juga dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk berbuat dan bertingkah laku.

Jadi, pengertian identitas nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa,

filsafat pancasila, dan juga sebagai ideologi negara sehingga mempunyai kedudukan paling

tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum

yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai dasar negara yang merupakan norma

peraturan yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga negara tanpa kecuali rule of law, yang

mengatur mengenai hak dan kewajiban warga negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang

berkembang semakin dinamis di Indonesia.

Page 8: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

Identitas Nasional Indonesia :

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia;

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih;

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya;

4. Lambang Negara yaitu Pancasila;

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika;

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila;

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945;

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat;

9. Konsepsi Wawasan Nusantara;

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.

2.2 Unsur-Unsur Identitas Nasional

Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:

a. Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),

yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat

banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.

b. Agama. Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang

tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha,

dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama

resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama

resmi negara dihapuskan.

c. Kebudayaan, yaitu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah

perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh

pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi

dan digunakan sebagai rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan

benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

Page 9: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

d. Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami

sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia

dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3

bagian sebagai berikut :

1) Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan

Ideologi Negara;

2) Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia,

Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya;

3) Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) danpluralisme dalam

suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.

Menurut sumber lain disebutkan bahwa satu jati diri dengan dua identitas, yaitu:

1. Identitas Primordial

- Orang dengan berbagai latar belakang etnik dan budaya: Jawa, Batak, Dayak, Bugis, Bali,

Timor, Maluku, dan sebagainya.

- Orang dengan berbagai latar belakang agama: Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha,

dan sebagainya.

2. Identitas Nasional

Suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan

oleh suku-suku tersebut. Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri

yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan

bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena

pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, era

globalisasi dewasa ini, ideologi kapitalisme yang akan menguasai dunia.

Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional

yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia dan secara tidak

langsung juga nasib, sosial, politik, dan kebudayaan. Perubahan global ini menurut Fakuyama

membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari ideologi partikular ke arah ideologi universal dan

Page 10: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang akan menguasainya. Dalam kondisi seperti ini,

negara nasional akan dikuasai oleh negara transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-

negara dengan prinsip kapitalisme.

Konsekuensinya, negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun

demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan

bangsa itu sendiri. Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genious

dalam menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi challenge dan response. Jika

challenge cukup besar sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini

sebagaimana terjadi pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun

demikian, jika challange kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan

berkembang menjadi bangsa yang kreatif. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis

dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang

merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya

globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan

penuh tantangan yang cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali

kesadaran nasional.

2.3 Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

1. Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:

Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis;

Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki

bangsa Indonesia (Suryo, 2002).

Menurut Robert de Ventos, dikutip Manuel Castelles dalam bukunya The Power of Identity

(Suryo, 2002), munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis

ada 4 faktor penting, yaitu:

Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya;

Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan

bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara;

Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya

birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional;

Page 11: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional

bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai

kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.

2. Faktor pembentukan Identitas Bersama

Proses pembentukan bangsa-negara membutuhkan identitas-identitas untuk menyatukan

masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas

bersama suatu bangsa, yaitu:

· Primordial;

· Sakral;

· Tokoh;

· Bhinneka Tunggal Ika;

· Sejarah;

· Perkembangan Ekonomi;

· Kelembagaan.

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia sebagai berikut:

1. Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa asing

lebih kurang selama 350 tahun;

2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu penjajahan;

3. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari Sabang

sampai Merauke;

4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa.

Cita- Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia

Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil, dan

makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat

Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan

amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945, yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu,

berdaulat, adil, dan makmur. Tujuan negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV

Pembukaan UUD 1945. Secara rinci sebagai berikut:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

2. Memajukan kesejahteraan umum;

Page 12: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

3. Mencerdaskan Kehidupan bangsa;

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan

keadilan sosial.

Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,

demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman,

bertakwa dan berahklak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. Setelah

tidak adanya GBHN maka berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka mengenah (RPJM)

Nasional 2004-2009, disebutkan bahwa visi pembangunan nasional adalah:

1. Terwujudnya kehidupan masyarakat , bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun dan

damai;

2. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjujung tinggi hukum, kesetaraan,

dan hak asasi manusia;

3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan

penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang

berkelanjutan.

2.4 Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki

sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala

bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip

dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernegara.

Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat

hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat

negara yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup

yang bersumber pada kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan bahwa Pancasila sebagai

dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya

dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat

Pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan suatu rezim atau penguasa melainkan

Page 13: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

melalui suatu historis yang cukup panjang. Sejarah budaya bangsa sebagai akar identitas

nasional.

Menurut sumber lain disebutkan bahwa kegagalan dalam menjalankan dan

mendistribusikan output berbagai agenda pembangunan nasional secara lebih adil akan

berdampak negatif pada persatuan dan kesatuan bangsa. Pada titik inilah semangat nasionalisme

akan menjadi salah satu elemen utama dalam memperkuat eksistensi negara atau bangsa. Studi

Robert I Rotbergs secara eksplisit mengidentifikasikan salah satu karakteristik penting negara

gagal (failed states) adalah ketidakmampuan negara mengelola identitas negara yang tercermin

dalam semangat nasionalisme dalam menyelesaikan berbagai persoalan nasionalnya.

Ketidakmampuan ini dapat memicu intra dan interstatewar secara hampir bersamaan. Penataan,

pengelolaan, bahkan pengembangan nasionalisme dalam identitas nasional, dengan demikian

akan menjadi prasyarat utama bagi upaya menciptakan sebuah negara kuat (strong state).

Fenomena globalisasi dengan berbagai macam aspeknya seakan telah meluluhkan batas-batas

tradisional antarnegara, menghapus jarak fisik antar Negara, bahkan nasionalisme sebuah negara.

Alhasil, konflik komunal menjadi fenomena umum yang terjadi di berbagai belahan dunia,

khususnya negara-negara berkembang. Konflik-konflik serupa juga melanda Indonesia. Dalam

konteks Indonesia, konflik-konflik ini kian diperuncing karekteristik geografis Indonesia.

Berbagai tindakan kekerasan (separatisme) yang dipicu sentimenet nonasionalis yang terjadi di

berbagai wilayah Indonesia bahkan menyedot perhatian internasional. Nasionalisme bukan saja

dapat dipandang sebagai sikap untuk siap mengorbankan jiwa raga guna mempertahankan negara

dan kedaulatan nasional, tetapi juga bermakna sikap kritis untuk memberi kontribusi positif

terhadap segala aspek pembangunan nasional. Dengan kata lain, sikap nasionalisme

membutuhkan sebuah wisdom dalam melihat segala kekurangan yang masih kita miliki dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan sekaligus kemauan untuk terus

mengoreksi diri demi tercapainya cita-cita nasional. Makna falsafah dalam pembukaan UUD

1945, yang berbunyi sebagai berikut:

1. Alinea pertama menyatakan: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa dan

oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan , karena tidak sesuai dengan

perikemanusiaan dan perikeadilan. Maknanya, kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan

penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia;

Page 14: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

2. Alinea kedua menyebutkan: dan perjuangan kemerdekaaan Indonesia telah sampailah

kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia

kepada depan gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan

makmur. Maknanya: adanya masa depan yang harus diraih (cita- cita);

3. Alinea ketiga menyebutkan: atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan

didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat

Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Maknanya, bila negara ingin mencapai

cita-cita maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat ridha Allah swt yang

merupakan dorongan spiritual;

4. Alinea keempat menyebutkan: kemudian daripada itu untuk membentuk suatu

pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia danseluruh

tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan

kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan

rakyat dan berdasarkan kepada: ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan

beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia. Alinea ini mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa

Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.5 Kaitan Identitas Nasional dengan Keadaan Aktual

Untuk lebih memahami pentingnya identitas nasional dalam suatu negara, berikut kami

sajikan contohnya dalam peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat saat ini.

Permasalahan

Tidak tercerminnya identitas nasional pada diri warga negara Indonesia saat ini. Masyarakat

Indonesia cenderung menutupi bahkan menghilangkan identitas nasionalnya, mereka merasa

lebih bangga dengan identias atau atribut yang berkaitan dengan budaya barat.

Pada saat ini, identitas nasional yang seharusnya melekat pada diri tiap masyarakat Indonesia

kini sudah mulai pudar. Kita mulai dari hal paling kecil dan mendasar saja, saat ini masih cukup

Page 15: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

banyak warga negara Indonesia yang tidak hafal urutan sila-sila dalam Pancasila. Apabila hal

kecil seperti ini saja mereka tidak hafal, bagaimana mereka bisa menjalani hidup sebagai warga

negara yang berpedoman Pancasila? Bagaimana juga mereka bisa menunjukan kepada dunia luar

bahwa mereka adalah warga negara Indonesia?

Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan Indonesia hanya dipandang sebelah mata oleh

negara lain. Contoh yang nyata saat ini terjadi adalah tentang TKI dan TKW yang mendapat

siksaan oleh para majikannya. Memang tidak semua negara memiliki sifat seperti itu terhadap

TKI dan TKW. Kebanyakan yang berlaku seperti itu adalah negara-negara di Jazirah, Arab

(Timur-Tengah). Para majikan berani untuk berlaku sesuka hatinya kepada TKI dan TKW

karena mereka menganggap TKI dan TKW hanya sebagai pembantu. Mereka seakan-akan

melecehkan negara kita. Hal ini terjadi karena para TKI dan TKW tidak bisa menunjukan jati diri

sesungguhnya sebagai warga negara Indonesia. Seharusnya TKI dan TKW bisa menunjukkan

bahwa negara Indonesia adalah negara yang kuat dan berpedoman pada Pancasila. Mereka

seharusnya bisa menunjukan keramahtamahan yang menjadi ciri bangsa Indonesia. Tetapi, kita

pun tidak bisa sepenuhnya menyalahkan para TKI dan TKW karena kebanyakan dari mereka

hanyalah lulusan SMA, SMP, bahkan SD, sehingga mereka kurang dalam hal mendapatkan

pendidikan yang cukup baik mengenai identitas nasional.

Hal lain yang menyebabkan tidak tercerminnya identitas nasional dari rakyat-rakyat di

Indonesia ini yaitu, karena masyarakat Indonesia terlalu bersifat terbuka terhadap kebudayaan

barat yang masuk ke negeri ini tanpa menyaring budaya tersebut terlebih dahulu. Bila terus

dibiarkan seperti ini, lama kelamaan budaya yang sudah ada di Indonesia bisa tertutupi oleh

budaya barat atau bahkan mungkin bisa menghilang. Secara tidak langsung hal ini bisa membuat

masyarakat Indonesia lebih berorientasi pada budaya barat dan meninggalkan identitas

nasionalnya sebagai warga negara Indonesia.

Selain masalah diatas, Keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional pun sangat erat

hubungannya sebab Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan

perubahan tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya

teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa

ruang. Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era

Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang

telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini

Page 16: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk

berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan. Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa

semakin ketat. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi

penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses

akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun

yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut, apakah dapat melunturkan tata nilai yang

merupakan jati diri bangsa Indonesia.

Lunturnya tata nilai-nilai yang ada di Indonesia disebabkan oleh dua factor , yaitu :

1) semakin menonjolnya sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi di atas

kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong-royong; serta

2) semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat kemanusiaan hanya

diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh kekayaan. Hal ini bisa

berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi.

Apabila hal ini terjadi, berarti etika dan moral telah dikesampingkan. Arus informasi

yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negatif

semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat lebih sering ketika

pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya.

Pengaruh negatif akibat proses akulturasi tersebut dapat merongrong nilai-nilai yang telah

ada di dalam masyarakat. Jika semua ini tidak dapat dibendung, akan mengganggu ketahanan di

segala aspek kehidupan, bahkan akan mengarah pada kredibilitas sebuah ideologi. Untuk

membendung arus globalisasi yang sangat deras tersebut, harus diupayakan suatu kondisi

(konsepsi) agar ketahanan nasional dapat terjaga, yaitu dengan cara membangun sebuah konsep

nasionalisme kebangsaan yang mengarah kepada konsep Identitas Nasional.

Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan

negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya

kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut, antara

lain terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang, peredaran dokumen keimigrasian palsu,

dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang

Page 17: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

selama ini dijunjung tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredaran

narkotika dan psikotropika sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa, khususnya

bagi generasi penerus bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat dibendung, akan mengganggu

terhadap ketahanan nasional di segala aspek kehidupan, bahkan akan menyebabkan lunturnya

nilai-nilai Identitas Nasional.

Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan

berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang "dihimpun" dalam satu

kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh "Bhinneka

Tunggal Ika" sebagai dasar dan arah pengembangannya.

2.6 Penyelesaian Masalah

Dari permasalahan di atas, seharusnya kita bisa menentukan sikap apa yang seharusnya

dilakukan agar identitas nasional dapat dipertahankan, salah satunya adalah dengan diadakannya

pendidikan Pancasila pada seluruh warga Indonesia sehingga nilai luhur dalam Pancasila dapat

membentuk kepribadian warga Indonesia yang Pancasilais.

Seperti pada contoh di atas, permasalahan yang terus berkembang dalam ketenagakerjaan

Indonesia seharusnya tidak terjadi apabila para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dibekali dengan

keterampilan yang memadai dan pendidikan Pancasila. Ironis jika penyuplai devisa terbesar ini

justru tidak mendapatkan balasan yang layak atas usahanya. Dengan adanya pembekalan yang

cukup sebelum diterjunkan ke dunia kerja, selain terampil bekerja, para TKI juga dapat

mempertahankan nilai luhur Pancasila dengan mengimplementasikannya dalam pekerjaan

sehingga TKI menjadi tenaga kerja yang berkualitas dan tidak dipandang sebelah mata oleh

negara lain.

Contoh lainnya di atas, masyarakat Indonesia akan lebih mempertahankan kebudayaan dan

identitasnya apabila mereka dibekali pendidikan Pancasila yang cukup. Hal ini dikarenakan

apabila Pancasila sudah dianggap sebagai kepribadian bangsa Indonesia, dengan munculnya

kebudayaan lain tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kepribadian bangsa. Seperti yang kita

ketahui bahwa Pancasila bersifat terbuka, yang berarti tidak menolak adanya perkembangan

jaman dan kebudayaan. Pancasila memiliki nilai dinamis dalam perubahan, hal tesebut bukan

Page 18: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

berarti nilai Pancasila dapat berubah-ubah, namun nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat

diperkuat dengan adanya perkembangan tersebut dan nilai luhur Pancasila hanya dapat diperkuat

apabila masyarakat Indonesia sendiri sudah tertanam nilai luhur Pancasila. Oleh karena itu,

pendidikan Pancasila dan kewarganegaan sangat diperlukan dalam membantu masyarakat

Indonesia menumbuhkan nilai luhur Pancasila menjadi bagian dari kepribadiannya.

Page 19: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

BAB III

PENUTUP

Dalam hidup keseharian yang mencakup suatu negara berdaulat, Indonesia sendiri sudah

menganggap bahwa dirinya memiliki identitas nasional. Identitas nasional merupakan pandangan

hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila, dan juga sebagai ideologi negara sehingga

mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Unsur-

unsur dari identitas nasional adalah suku bangsa yang terdiri dari golongan sosial (askriptif:asal

lahir) dan golongan umur, agama yaitu sistem keyakinan dan kepercayaan, kebudayaan yaitu

pengetahuan manusia sebagai pedoman nilai dan moral dalam kehidupan aktual, serta bahasa

yaitu Bahasa Melayu-penghubung (linguafranca). Faktor-faktor kelahiran identitas nasional

adalah faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi

faktor subjektif dan faktor objektif, Namun, menurut Robert de Ventos faktor kelahiran identitas

nasional terdiri dari empat faktor, yaitu faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa,

agama, dan yang sejenisnya, faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan

teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan

bernegara, faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya

birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional, dan faktor reaktif, pada dasarnya tercakup

dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa

sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.

Page 20: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

DAFTAR PUSTAKA

1. http://aktrismonika.blogspot.com/2009/05/identitas-nasional.html

2. Ganeswara, Ganjar M, 2002, Panduan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Perguruan Tinggi, Yasindo Multi Aspek: Bandung .

Page 21: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

LAMPIRAN

Berita Acara Diskusi

Pada hari Rabu, 24 November 2010 telah dilaksanakan diskusi oleh:

Tim Penyaji : Kelompok II

Anggota : 1. Dina Arfan

2. Elsa Syefira Qhoirunnisa

3. Muharis Jajuli

4. Renny Friska

Moderator : Almudin Usman (Kelompok III)

Notulis : Kumita Ary Fhuspa (Kelompok III)

Permasalahan Yang Dibahas :

a. Pengertian Identitas Nasional dan Unsur Identitas Nasional (dibahas oleh Elsa Syefira Q)

- Pengertian Identitas Nasional

Adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai

ideologi negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan

berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah hukuman yang berlaku di Indonesia.

Identitas Nasional di Indonesia terbagi menjadi 10, yaitu:

1. Bahasa Nasional,

2. Bendera Negara,

3. Lagu Kebangsaan,

4. Lambang Negara,

5. Semboyan Negara,

6. Dasar Falsafah,

7. Konsitusi,

8. Bentuk Negara Kesatuan,

9. Konsepsi Wawasan Nusantara, dan

10. Kebudayaan.

Page 22: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

- Unsur-Unsur Identitas Nasional:

Suku Bangsa, Agama, Kebudayaan, dan Bahasa.

b. Faktor-faktor Kelahiran Identitas Nasional (Dibahas oleh Muharis Jajuli)

- Identitas Nasional dirumuskan menjadi 3 bagian :

1. Identitas Fundamental;

2. Identitas Instrumental;

3. Identitas Alamiah.

- Faktor-faktor pendukung kelahiran Identitas Nasional :

1. Faktor Objektif;

2. Faktor Subjektif.

c. Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional (dibahas oleh Renny Friska)

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki

sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Prinsip-

prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari falsafat bangsa

Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu

Pancasila. Filsafat Pancasila buka muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan suatu rezim atau

penguasa melainkan melalui suatu historis yang cukup panjang. Sejarah budaya bangsa sebagai

akar identitas nasional.

d. Kesimpulan (disimpulkan oleh Dina Arfan)

Indonesia sendiri menganggap memiliki identitas nasional. Identitas nasional berarti

kepribadian yang melekat pada diri Indonesia.

Season Tanya Jawab:

Page 23: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

1. Penanya 1: Nisa Istiqomah

Pertanyaan: Apa kaitannya konsep nasionalisme dengan Identitas Nasional?

2. Penanya 2: Adityo Al Barwa

Pertanyaan: Hal apa yang membuat penyiksaan terhadap TKI terjadi dan apa saja yang

dapat dilakukan untuk menghadapi hal tersebut?

3. Penanya 3: Riza Gilang Ariandy

Pertanyaan: Apa yang dimaksud dari pernyataan “Nilai-nilai budaya yang tercermin

didalam identitas nasional bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam

kebekuan normative & dogmatis, melainkan suatu yang terbuka yang

cenderung terus-menerus bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang

dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.”

Jawaban :

1. Pertanyaan 1 dijawab oleh Elsa Syefira Qhoirunnisa

- Identitas nasional terbentuk karena adanya rasa nasonalisme. Rasa nasionalisme secara

alami akan mendorong terbentuknya identitas nasional dalam pembangunan bangsa.

2. Pertanyaan 2 dijawab oleh Muharis Jajuli

- Karena negara lain kurang menghargai Indonesia, hal yang dapat dilakukan sebaiknya

dimulai dari diri sendiri.

- Point of Order Yuliani (meluruskan pertanyaan)

- Point of Order Audri Utami: Bangsa Indonesia belum bisa menyatu dengan identitas

nasionalnya sendiri.

3. Pertanyaan 3 dijawab oleh Renny Friska

- Kebudayaan itu sendiri merupakan hasil dari penelitian masyarakat, identitas nasional

yang terbuka tersebut merupakan hal yang bersifat historis dan dapat menyesuaikan

dengan perkembangan zaman.

Page 24: Makalah Identitas Nasional (REVISI)

Season Tanya Jawab 2:

1. Penanya 1: Cynthia Mugi

Pertanyaan: Bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan perbedaan budaya di

Indonesia?

2. Penanya 2: Nicol Stefani

Pertanyaan: Mungkinkah unsur-unsur Identitas Nasional hilang atau bertambah?

Jawaban:

1. Pertanyaan 1 dijawab oleh Dina Arfan:

- Salah satunya dengan toleransi.

- Point of Order Yuliani: Menyatukan perbedaan dengan bahasa Indonesia yang satu,

jangan pernah menanyakan apa yang dilakukan pemerintah untuk kita, tetapi tanyakan

apa yang kita berikan untuk negara?

- Point of Order Audri Utami: Toleransi harus dimulai dari diri sendiri.

2. Pertanyaan 2 dijawab Muharis Jajuli :

Identitas nasional bersifat terbuka, jadi ada kemungkinan untuk berubah.

Page 25: Makalah Identitas Nasional (REVISI)