Top Banner
Makalah typoid abdominalis pada anak usia 5 thn di poliklinik coca cola tanjung bintang lampung selatan Di Susun Oleh : Desi irawati SMK NEGRI 1 TANJUNG SARI
32

Makalah Desi

Dec 23, 2015

Download

Documents

ekoadiwardoyo

fjhfj
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Desi

Makalah

typoid abdominalis pada anak usia 5 thn

di poliklinik coca cola tanjung bintang

lampung selatan

Di Susun Oleh :

Desi irawati

SMK NEGRI 1 TANJUNG SARI

2013 / 2014

Page 2: Makalah Desi

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

Page 3: Makalah Desi

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas tinjauan kepustakaan ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan semua pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Page 4: Makalah Desi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................. iv

BAB I

Page 5: Makalah Desi

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam tifoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi di negara yang sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air bersih yang dapat diminum. Diagnose dari pelubangan penyakit tipus dapat sangat berbahaya apabila terjadi selama kehamilan atau pada periode setelah melahirkan. Kebanyakan penyebaran penyakit demam tifoid ini tertular pada manusia pada daerah – daerah berkembang, ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang belum baik, hygiene personal yang buruk. Salah satu contoh yaitu di Negara Nigeria, dimana terdapat 467 kasus dari tahun 1996 sampai dengan 2000.

Pada beberapa dekade terakhir demam tifoid sudah jarang terjadi di negara-negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di sebagian wilayah dunia, seperti bekas negara Uni Soviet, anak benua India, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Afrika. Menurut WHO, diperkirakan terjadi 16 juta kasus per tahun dan 600 ribu diantaranya berakhir dengan kematian. Sekitar 70 % dari seluruh kasus kematian itu menimpa penderita demam tifoid di Asia

Demam tifoid merupakan masalah global terutama di negara dengan higiene buruk. Etiologi utama di Indonesia adalah Salmonella enterika subspesies enterika serovar Typhi (S.Typhi) dan Salmonella enterika subspesies enterika serovar Paratyphi A (S. Paratyphi A). CDC Indonesia melaporkan prevalensi demam tifoid mencapai 358-810/100.000 populasipada tahun 2007 dengan 64% penyakit ditemukan pada usia 3-19 tahun, dan angka mortalitas bervariasiantara 3,1 – 10,4 % pada pasien rawat inap.

Morbiditas di seluruh dunia, setidaknya 17 juta kasus baru dan hingga 600.000 kematian dilaporkan tiap tahunnya. Di negara berkembang, diperkirakan sekitar 150 kasus/ juta populasi/ tahun di Amerika Latin. Hingga 1.000 kasus/ juta populasi/ tahun di beberapa negara Asia. Penyakit ini jarang dijumpai di Amerika Utara, yaitu sekitar 400 kasus dilaporkan tiap tahun di United State, 70% terjadi pada turis yang berkunjung ke negara endemis. Di United Kingdom, insiden dilaporkan hanya 1 dalam 100.000 populasi.

1

2

Page 6: Makalah Desi

Di Indonesia, demam tifoid masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat, berbagai upaya yang dilakukan untuk memberantas penyakit ini tampaknya belum memuaskan. Di seluruh dunia WHO memperkirakan pada tahun 2000 terdapat lebih dari 21,65 juta penderita demam tifoid dan lebih dari 216 ribu diantaranya meninggal . Di Indonesia selama tahun 2006, demam tifoid dan demam paratifoid merupakan penyebab morbiditas peringkat 3 setelah diare dan Demam Berdarah Dengue.

Kejadian demam tifoid meningkat terutama pada musim hujan.Usia penderita di Indonesia (daerah endemis) antara 3-19 tahun (prevalensi 91% kasus). Dari presentase tersebut, jelas bahwa anak-anak sangat rentan untuk mengalami demam tifoid. Demam tifoid sebenarnya dapat menyerang semua golongan umur, tetapibiasanya menyerang anak usia lebih dari 5 tahun. Itulah sebabnya demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang memerlukan perhatian khusus. Penularan penyakit ini biasanya dihubungkan dengan faktor kebiasaan makan, kebiasaan jajan, kebersihan lingkungan, keadaan fisik anak, daya tahan tubuh dan derajat kekebalan anak. Di poliklinik coca cola typoid merupakan penyakit yang sering di jumpai di karenakan lingkungan pabrik, dan dekat dengan sungai, di tambah pengetahuan keluarga tentang pentingnya kebersihan sangat kurang, sehingga banyak anak – anak terserang demam typoid, Perlu penanganan yang tepat dan komprehensif agar dapat memberikan pelayanan yang tepat terhadap pasien.

Tidak hanya dengan pemberian antibiotika, namun perlu juga asuhan keperawatan yang baik dan benar serta pengaturan diet yang tepat agar dapat mempercepat proses penyembuhan pasien dengan demam tifoid.

Berikut laporan bulanan penyakit typoid di poliklinik coca – cola dari bulan mei – juli 2014

3

Page 7: Makalah Desi

Tabel 1.1

No Bulan Tipus

1 Mei 48

2 Juni 24

3 Juli 30

Sumber : data poliklinik coca cola

data tersebut di atas menunjukkan bahwa penyakit demam typoid di poliklinik masih cukup tinggi

1.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian demam tifoid? Apa saja penyebab demam tifoid? Bagaimana gejala dan tanda demam tifoid? Bagaimana patogenesis demam tifoid? Bagaimana maanifestasi klinis dari demam tifoid? Bagaimana diagnosis yang dilakukan untukpenderita demam tifoid ? Bagaimana penanganan atau pencegaha demam tifoid? Bagaimana pengobatan demam tifoid ?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pengertian demam tifoid Untuk mengetahui apa saja penyebab daridemam tifoid

4

Page 8: Makalah Desi

Untuk mengetahui gejaladan tanda yang terjadipada demam tifoid Untuk mengetahui patogenesis demam tifoid Untuk mengetahui manifestasi klinis dari demam tifoid Untuk mengetahuipemeriksaan apa saja yang baik untuk penderita demam

tifoid Untuk mengetahui pencegahan atau penanganan demam tifoid Untuk mengetahui cara pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita

demam tifoid

I.4. Manfaat Penulisan

Mengetahui apa yang dimaksud dengan thypoid Mengerti apa yang menyebabkan thypoid Mengetahui proses dari thypoid Mengetahui pemeriksaan yang harus dilakukan pada penyakit thypoid Mengetahui patofisologi thypoid Mengetahui manifestasi klinis thypoid Mengetahui pemeriksaan penunjang thypoid Mengetahui penatalaksanaan thypoid

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan di laksanakan dari tanggal 23 Juni – 23 September 2014 di

poliklinik Coca – Cola Tanjung Bintang.

Page 9: Makalah Desi

BAB II

GAMBARAN UMUM

A .Gambaran Umum

Poliklinik Coca – Cola yang terletak di Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung selatan, Poliklinik ini milik Perusahaan Coca Cola Amatil Indonesia ( CCAI ), Poliklinik ini memiliki PelayananKesehatan Khusus bagi karyawan Coca – Cola , Keluarga Karyawan, Dan Masyarakat Umum yang sifatnya sosial, dan juga Pelayanan KB, Poliklinik ini mempunyai tenaga kesehatan tetap yaitu 1 Dokter, dan 1 Paramedis, Poliklinik Coca – Cola buka setiap hari senin – jum’at, dari jam 08.00 – 17.00 Wib, Libur tiap hari sabtu dan minggu serta hari – hari besar. Fasilitas yang ada di Poliklinik ini adalah 1 ruang untuk pendaftaran, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang Dokter atau ruang konsultasi , 1 ruang obat, 1 ruang dapur.

5

BAB III

Page 10: Makalah Desi

TINJAUAN TEORITIS

III.1. Pengertian Thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).

Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi ( Arief Maeyer, 1999 ).

Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1996 ).

Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara Fecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).

Dari beberapa pengertian diatasis dapat disimpulkan sebagai berikut, Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A, B dan C yang dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.

III.2. Manifestasi Klinis

Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :

• Perasaan tidak enak badan

• Lesu

• Nyeri kepala

• Pusing

• Diare

6

7

Page 11: Makalah Desi

• Anoreksia

• Batuk

• Nyeri otot (Mansjoer, Arif 1999).

Menyusul gejala klinis yang lain

1. Demam

Demam berlangsung 3 minggu

Ø Minggu I : demam remiten, biasanya menurun

pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis, pada pemeriksaan fisik tidak hanya didapat peningkatan suhu badan

Ø Minggu II : Demam terus, Demam, Bradikardikardi relatif lidah thypoid (kotor ditengah, tepi dan ujung merah tremor), Hepatomegali, Plenomegali, Meteorismus, Gangguan kesadaran seperti samnolen

Ø Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur – angsur.

2. Gangguan Pada Saluran Pencernaan

Ø Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor

Ø Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan

Ø Terdapat konstipasi, diare

3. Gangguan Kesadaran

Ø Kesadaran yaitu apatis – somnolen.

Ø Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996)

III.3. Etiologi

Page 12: Makalah Desi

Penyakit tifus disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Typhosa, basil gram negatif, berflagel (bergerak dengan bulu getar), anaerob, dan tidak menghasilkan spora. Bakteri tersebut memasuki tubuh manusia melalui saluran pencernaan dan manusia merupakan sumber utama infeksi yang mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit saat sedang sakit atau dalam pemulihan.

Kuman ini dapat hidup dengan baik sekali pada tubuh manusia maupun pada suhu yang lebih rendah sedikit, namun mati pada suhu 70°C maupun oleh antiseptik. Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi (Soedarto, 1996). Terdapat ratusan jenis bakteri salmonella, tetapi hanya 4 jenis yang dapat menimbulkan tifus yaitu:

a. Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:

Ø antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida) :

merupakan polisakarida yang sifatnya spesifik untuk grup

Salmonella dan berada pada permukaan organisme dan juga

merupakan somatik antigen yang tidak menyebar

Øantigen H : terdapat pada flagella dan dan bersifat termolabil

Ø antigen V1 (merupakan kapsul yang meliputi tubuh

kuman dan melindungi antigen O terhadap fagositosis) dan

protein membrane hialin.

b. Salmonella parathypi A

c. salmonella parathypi B

d. Salmonella parathypi C

e. Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad Juwono, 1996).

Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.

III.4. Patofisiologi

Page 13: Makalah Desi

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.

Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial.

Pada akhir masa inkubasi (5-9 hari) kuman kembali masuk dalam darah (bakteremi sekunder) dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak berbentuk lonjong di atas Plak Peyer. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Pada masa bakteremi ini, kuman mengeluarkan endotoksin yang mempunyai peran membantu proses peradangan lokal dimana kuman ini berkembang. Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

III.5. Komplikasi

a. Komplikasi intestinal

1) Perdarahan usus

2) Perporasi usus

3) Ilius paralitik

b. Komplikasi extra intestinal

1) Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis),

Page 14: Makalah Desi

miokarditis, trombosis, tromboplebitis.

2) Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma

uremia hemolitik.

3)Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.

4)Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.

5)Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.

6) Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan

arthritis.

7) Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis,

polineuritis perifer, sindroma Guillain bare dan sidroma katatonia.

III.6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid adalah pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari :

a. Pemeriksaan leukosit

Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan kadang-kadang terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam typhoid.

b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT

SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.

c. Biakan darah

Page 15: Makalah Desi

Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa faktor :

1. Teknik pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat bakteremia berlangsung.

2. Saat pemeriksaan selama perjalanan Penyakit.

Biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu pertama dan berkurang pada minggu-minggu berikutnya. Pada waktu kambuh biakan darah dapat positif kembali.

3. Vaksinasi di masa lampau

Vaksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat menimbulkan antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat menekan bakteremia sehingga biakan darah negatif.

4. Pengobatan dengan obat anti mikroba.

Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin negatif.

d. Uji Widal

Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :

1. Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).

Page 16: Makalah Desi

2. Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).

3. Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman)

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.

Faktor – faktor yang mempengaruhi uji widal :

a. Faktor yang berhubungan dengan klien :

1. Keadaan umum : gizi buruk dapat menghambat pembentukan

antibodi.

2. Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit: aglutinin baru

dijumpai dalam darah setelah klien sakit 1 minggu dan

mencapai puncaknya pada minggu ke-5 atau ke-6.

3. Penyakit – penyakit tertentu : ada beberapa penyakit yang

dapat menyertai demam typhoid yang tidak dapat

menimbulkan antibodi seperti agamaglobulinemia, leukemia

dan karsinoma lanjut.

4. Pengobatan dini dengan antibiotika : pengobatan dini dengan

obat anti mikroba dapat menghambat pembentukan antibodi.

5. Obat-obatan imunosupresif atau kortikosteroid : obat-obat

tersebut dapat menghambat terjadinya pembentukan antibodi

karena supresi sistem retikuloendotelial.

6. Vaksinasi dengan kotipa atau tipa : seseorang yang divaksinasi

dengan kotipa atau tipa, titer aglutinin O dan H dapat

meningkat. Aglutinin O biasanya menghilang setelah 6 bulan

sampai 1 tahun, sedangkan titer aglutinin H menurun

Page 17: Makalah Desi

perlahan-lahan selama 1 atau 2 tahun. Oleh sebab itu titer

aglutinin HPadaorang yang pernah divaksinasi kurang

mempunyai nilaidiagnostik.

7.Infeksi klien dengan klinis/subklinis oleh salmonella

sebelumnya : keadaan ini dapat mendukung hasil uji widal

yang positif, walaupun dengan hasil titer yang rendah.

8. Reaksi anamnesa : keadaan dimana terjadi peningkatan titer

aglutinin terhadap salmonella thypi karena penyakit infeksi

dengan demam yang bukan typhoid pada seseorang yang

pernah tertular salmonella di masa lalu.

III.7.Cara Mengobati Penyakit Thypoid

Penyakit ini tidak terlalu parah, namun sangat dapat menganggu aktifitas kita. Yang sangat dibutuhkan adalah istirahat total selama beberapa minggu bahkan bulan. Bagi orang yang sangat aktif, hal ini sangat menderita. Anda terasa tidak bisa apa-apa ( setidaknya ini yang saya rasakan ketika menderita penyakit ini).

Yang perlu diperhatikan pasca terkena Tipes adalah pola makan yang benar. Misalnya harus lunak, ya terapkan makan lunak sampai batas yang telah ditentukan dokter, kemudian makanan yang berminyak, pedas, asam, spicy hindari. Kurangi kegiatan yang terlalu menguras tenaga. Kemudian untuk menjaga stamina bisa diberikan Kapsul Tapak ( sesuai ketentuan dokter) Liman 3 x 2 Kaps/hr, Kaps Daun sendok 3 x 2 Kaps.hr, dan Patikan Kebo 3x1 Kaps/hr. (untuk membantu mempercepat penyembuhan luka diusus akibat Typus).

Pengobatan pada penderita ini meliputi tirah baring, diet rendah serat – tinggi kalori dan protein, obat-obatan berupa antibiotika (dijelaskan pada paragraf berikutnya), serta pengobatan terhadap komplikasi yang mungkin timbul.

Obat untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol, Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 – 10 hari. Lamanya

Page 18: Makalah Desi

pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yg dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai habis ( 7 – 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali

III.8. Pencegahan penyakit thypoid

Pencegahan utama dalam penyebaran penyakit ini yaitu dengan meningkatkan higiene sanitasi makanan dan lingkungan seperti membiasakan cuci tangan dengan bersih setelah BAB dan sebelum makan.

Vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil thypoid dan parathypoid Adan B yang dimatikan ) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian dengan interval 10 hari merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan demam thypoid. Jumlah kasus penyakit itu di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 358-810 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Suntikan imunisasi thypoid boleh dilakukan setiap dua tahun manakala vaksin oral diambil setiap lima tahun. Bagaimanapun, vaksinasi tidak memberikan jaminan perlindungan 100 peratus.

Minum air yang telah dimasak. Masak air sekurang-kurangnya lima minit penuh (apabila air sudah masak, biarkan ia selama lima minit lagi). Buat air batu menggunakan air yang dimasak. Sekiranya sedang dalam perjalanan, gunakan air botol atau minuman berdesis berkarbonat tanpa ais. Anda hendaklah lebih berhati-hati dengan ais kacang atau air batu campur yang menggunakan air hancur, terutama sekali dalam keadaan sekarang. Makan makanan yang baru dimasak. Jika terpaksa makan di warung, pastikan makanan yang dipesan khas dan berada dalam keadaan `berasap’ karena baru diangkat dari dapur. Tudung semua makanan dan minuman agar tidak dihinggapi lalat. Letakkan makanan ditempat tinggi.

Gunakan penyepit, sendok, atau garpu bersih untuk mengambil makanan. Buah-buahan hendaklah dikupas dan dibilas sebelum dimakan. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum menyedia atau memakan makanan,membuang sampah sarap, memegang bahan mentah atau selepas membuang air besar. Anda akan mendapati insiden thypoid berkurangan dengan amalan ini yang sepatutnya menjadi kewajiban sehari - hari dan bukan hanya musim wabak. Pilih tempat dan pengendali makanan yang bersih. Dalam keadaan sekarang, adalah baik sekiranya orang ramai mengelak daripada membeli makanan atau minuman penjaja jalanan terutamanya yang menjual minuman dingin. Bersihkan tempat pembiakan lalat – lalat. Gunakan tempat yang sempurna. Segeralah periksa ke dokter jika

Page 19: Makalah Desi

mengalami tanda-tanda dijangkiti thypoid. Pusat Penelitian Penyakit dari Amerika Serikat memberikan dua metode bagi melindungi diri anda dari demam thypoid:

a. Rebus, masak, kupas

Hindarkan makanan dan minuman yang beresiko (jajanan jalan). Ini mungkin mengejutkan anda tetapi melihat apa yang anda makan dan minum terutama saat dalam perjalanan adalah penting untuk kesehatan .Dengan menghindari makanan beresiko juga mampu melindungi diri anda dari penyakit seperti kolera/taun, disenteri dan hepatitis A.

b. Dapatkan Vaksin S.Thypi

Jika anda menetap atau dalam perjalanan menuju ke negara yang biasa diserang wabah demam, anda perlu mempertimbangkan pemberian vaksin demam. Temui dokter jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang pilihan vaksin anda.

Pada pria lebih banyak terpapar dengan kuman S. typhi dibandingkan wanita karena aktivitas di luar rumah lebih banyak. Semua kelompok umur dapat tertular penyakit thypoid, tetapi yang banyak adalah golongan umur dewasa. Angka kejadian demam thypoid tidak dipengaruhi musim, tetapi pada daerah – daerah yang terjadi endemik demam thypoid, angka kejadian meningkat pada bulan – bulan tertentu. Di Indonesia, angka kejadian demam thypoid meningkat pada musim kemarau panjang atau awal musim hujan.

Hal ini banyak dihubungkan dengan meningkatnya populasi lalat pada musim tersebut dan penyediaan air bersih yang kurang memuaskan.Demam thypoid masih merupakan masalah besar di Indonesia. Penyakit ini di Indonesia bersifat sporadik endemik dan timbul sepanjang tahun. Kasus demam thypoid di Indonesia,masih cukup tinggi berkisar antara 354-810 / 100.000 penduduk pertahun. Di Palembang dari penelitian retrospektif selama periode 5 tahun ( 1990-1994) didapatkan sebanyak 83kasus ( 21,5 %) penderita demam thypoid dengan hasil biakan darah salmonella positif dari penderita yang dirawat dengan klinis demam thypoid. Demam thypoid adalah penyakit yang umum di Indonesia.

Page 20: Makalah Desi

BAB IV

PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A, B dan C yang dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi. Etiologi demam thypoid adalah salmonella thypi. Gejala- gejala yang timbul bervariasi. Penyakit dapat ditimbulkan dari berbagai factor, dan dapat membahayakan kesehatan bahkan berakibat kematian. Untuk itu menjaga kebersihan dirasa perlu demi menjaga kesehatan diri dan lingkungan, agar terhindar dari penyakit yang membahayakan kesehatan kita.

HCL (asam lambung) dalam lambung berperan sebagai penghambat masuknyaSalmonella spp dan lain-lain bakteri usus. Jika Salmonella spp masuk bersama-samacairan, maka terjadi pengenceran HCL yang mengurangi daya hambat terhadapmikroorganisme penyebab penyakit yang masuk. Daya hambat HCL ini akan menurun pada waktu terjadi pengosongan lamung, sehingga Salmonella spp dapat masuk ke dalamusus penderita dengan lebih senang.

Dalam makalah ini dapat disimpulkan, bahwa penyakit demam thypoid merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi dalam masyarakat dan sampai saat ini masih belum bisa ditangani dan dihentikan. Menjaga diri dan lingkungan masing – masing merupakan cara terbaik untuk mencegah penyakit ini datang.

IV.2. Saran

Demam thypoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim. Kebersihan perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup umumnya adalah baik. Dengan kasus demam thypoid, semoga bisa menjadi acuan pemahaman mengenai bagian-bagian yang terkait dengan demam typoid, dan dapat mengetahui cara pencegahan yang benar.

Sebagai tenaga kesehatan, kita sebaiknya memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama pada anak-anak supaya menjaga kebersihan, baik kebersihan lingkungan, makanan, air minum, dan kebersihan diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Makalah Desi

Coca – cola,Poliklinik,2014 Cakupan penyakit typoid dari bulan mei – juli 2014,Tanjung bintang

Marylin E Doengoes. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 . EGC. Jakarta. 1999.

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1

Gambaran Umum Poliklinik COCA – COLA

Gambar 1

Page 22: Makalah Desi

Poliklinik coca cola

Gambar 2 Gambar 3

Dokter Poliklinik coca - cola Tenaga medis poliklinik coca cola

Gambar 4 Gambar 5

Page 23: Makalah Desi

Ruang Pendaftaran Ruang Pemeriksaan

Gambar 6 Gambar 7

Ruang Obat Kotak Sampah

Gambar 8 Gambar 9

Page 24: Makalah Desi

Ruang Tunggu Ruang Dokter / Konsultasi

Lampiran 2

Kegiatan di poliklinik coca cola

Page 25: Makalah Desi

Gambar 10 Gambar 11