Top Banner
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013-2014) Oleh Nama : Liana Dewi NPM : 1211031053 Jurusan : S1 Akuntansi JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
35

LIANA Proposal Metolid

Jan 31, 2016

Download

Documents

YoviDwiyana

liana
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LIANA Proposal Metolid

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013-2014)

Oleh

Nama : Liana Dewi

NPM : 1211031053

Jurusan : S1 Akuntansi

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG2015

Page 2: LIANA Proposal Metolid

BAB. I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat, dapat dilihat dari

banyaknya perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bagi perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di BEI atau perusahaan yang go

public wajib menyampaikan laporan keuangan perusahaan secara berkala.

Laporan keuangan merupakan laporan yang disusun sesuai dengan Satndar

Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Oleh karena adanya

peraturan yang dikeluarkan Badan Pengawas Pasar Modal(Bapepam) tersebut,

dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan permintaan akan audit laporan

keuangan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Peraturan Bapepam dan LK Nomor. X.K.2 tentang “Penyampaian Laporan

Keuangan Berkala” yang tertuang dalam angka 1 huruf b dan angka 2 huruf a

memuat peraturan dan ketentuan mengenai kewajiban menyampaikan laporan

keungan secara berkala. Di dalamnya memuat peraturan bahwa setiap perusahaan

go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Laporan

keuangan tahunan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang telah

diaudit oleh akuntan dan memuat pernyataan pertanggungjawaban atas laporan

keuangan sebagaimana diatur dalam peraturan VIII.G.11 tentang tanggung jawab

Page 3: LIANA Proposal Metolid

direksi atas laporan keuangan atau X.E.1 tentang kewajiban penyampaian laporan

berkala oleh perusahaan efek.

Dalam hal ini, akuntan publik memiliki tanggung jawab yang besar untuk bekerja

secara lebih profesional. Salah satu kriteria profesionalisme akuntan publik

tampak dalam ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya (Imam Subekti dan

Novi Wulandari, 2004 dalam Supriyati, 2007:109). Ketepatan waktu penyusunan

atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa

mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi

akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena informasi

yang dihasilkan dianggap tidak relevan lagi. Laporan keuangan yang telah diaudit

didalamnya memuat informasi penting seperti laba yang dihasilkan perusahaan

dan besarnya kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan. Informasi penting

tersebut menjadi dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak internal maupun

eksternal perusahaan.

Penyampaian laporan keuangan audit ke publik dapat mengakibatkan adanya

perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit

dalam laporan keuangan yang dapat mengindikasikan lamanya waktu

penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut sebagai

Audit Delay. Kartika (2003) memiliki opini mengenai audit delay yaitu rentang

waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai

dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Semakin cepat publikasi laporan

keuangan auditan maka opini publik terhadap suatu perusahaan tersebut akan

semakin baik.

Pentingnya publikasi laporan keuangan yang telah diaudit sebagai informasi yang

sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis, jarak waktu penyelesaian audit laporan

keuangan mempengaruhi manfaat informasi laporan keuangan audit yang

dipublikasikan. Sampai saat ini masih belum ada konsistensi dari penelitian

Page 4: LIANA Proposal Metolid

terdahulu terhadap beberapa variabel yang mempengaruhi keterlambatan audit,

maka judul yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Faktor

Internal dan Faktor Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay” (Studi pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2014).

Penelitian ini mereplikasi penelitian sebelumnya yaitu dalam penelitian Ani

Yuliyanti dengan judul skripsi “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit

Delay” (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada Tahun 2007-2008) dari Universitas Negeri Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, peneliti akan mengemukakan beberapa

permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang masalah diatas, yaitu sebagai

berikut:

1. Apakah tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit delay?

2. Apakah umur perusahaan perusahaan berpengaruh terhadap audit delay?

3. Apakah ukuran KAP perusahaan berpengaruh terhadap audit delay?

4. Apakah ruang lingkup pemeriksaan berpengaruh terhadap audit delay?

5. Apakah internal audit perusahaan berpengaruh terhadap audit delay?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang tersebut diatas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian adalah:

1. Mengetahui pengaruh tingkat profitabilitas perusahaan terhadap audit delay.

2. Mengetahui pengaruh umur perusahaan terhadap audit delay.

3. Mengetahui pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap audit

delay.

4. Mengetahui pengaruh ruang lingkup pemeriksaan terhadap audit delay.

5. Mengetahui pengaruh internal audit terhadap audit delay.

Page 5: LIANA Proposal Metolid

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay serta bagi pihak-pihak

yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dapat menjadi perbandingan dalam

melakukan penelitian.

1.4.2 Manfaat Praktis

Bagi pihak internal perusahaan diantaranya manajemen perusahaan, selain itu

juga pihak internail yaitu investor, analisis laporan keuangan, dan kreditur hasil

penelitian ini akan memberikan informasi dan gambaran serta menampilkan

temuan-temuan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay.

Page 6: LIANA Proposal Metolid

BAB. II

TINJAUAN PUSTAKA

I.1 Landasan Teori

2.1.1 Agency Theory

Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu

perusahaan) dengan principal (pemilik). Principal merupakan pihak yang

memberikan amanat kepada agen untuk melakukan suatu jasa atas nama principal,

sementara agen adalah pihak yang diberi mandat. Dengan demikian agen

bertindak sebagai pihak yang berkewenangan mengambil keputusan, sedangkan

principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi (Lestari, 2010). Dalam

penelitian ini, perusahaan bertindak sebagai principal, sementara auditor

independen merupakan agen.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Pelaporan

keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat membantu

menggambarkan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode

tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga manajemen

mendapatkan informasi yang bermanfaat (Kartika, 2009 dalam Saputri,2012).

Setiap perusahaan go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang disusun

sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik.

Tuntutan tersebut diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan

selanjutnya diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996,

yang mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan

Page 7: LIANA Proposal Metolid

laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor

independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat

(120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun, sejak

tanggal 30 September 2003, Bapepam memperketat peraturan dengan

dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan

Keuangan Berkala. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa

laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat

lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan

ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Pentingnya ketepatan

waktu terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri, apabila terdapat

penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi

yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya (Saputri,2012).

2.1.3 Auditing

Berdasarkan ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts), Halim

(2008:1) mendefinisikan auditing adalah suatu proses sistematis untuk

menghimpun dan mengavaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-

asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat

kesesuaiaan antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan

menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

2.1.4 Audit Delay

Lawrence dan Briyan (1988) dalam Yugo Trianto (2006:31) mendefinisikan audit

delay sebagai lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan

pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga

tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit. Panjangannya masa audit delay ini

berbanding lurus dengan lamanya masa pekerjaan lapangan diselesaikan auditor

Page 8: LIANA Proposal Metolid

sehingga semakin lama pekerjaan lapangan maka semakin lama audit delay yang

terjadi. Selanjutnya menurut Subekti dan Widiyanti (2004), audit delay adalah

lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor yang diukur dari

perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit

dalam laporan keuangan.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay

2.1.5.1 Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan. Penelitian yang dilakukan oleh Na’im (1998) memperlihatkan bahwa

tingkat profitabilitas yang rendah memacu kemunduran publikasi laporan

keuangan. Selain itu, Owusu-Ansah (2000) juga menunjukan bahwa perusahaan

yang memiliki prestasi yang tinggi (good news) akan melaporkan lebih tepat

waktu dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian (bad news).

Return on asset (ROA) digunakan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat

profitabilitas dalam penelitian ini. ROA merupakan rasio yang mengukur

efektivitas pemakaian total sumber daya alam oleh perusahaan. (Widyantari dan

Wiryakusuma, 2012)

2.1.5.2 Umur Perusahaan

Teori keagenan menyatakan bahwa semakin cepet dalam publikasi laporan keuangan

akan menghilangan kesalahan asimetri informasi. Perusahaan yang telah lama berdiri

umumnya telah melakukan ekspansi dengan membuka cabang-cabang atau usaha di

beberapa daerah, Hal ini berarti bahwa perusahaanyang lama listing di Bursa Efek

Indonesia memiliki lebih banyak stakeholder dan telah banyak menjadi perhatian

stakeholder sehingga mendorong manajemen mengenai pentingnya informasi dan

menginginkan laporan keuangan audit lebih cepat untuk dipublikasikan Lianto dan

Kusuma (2010). Rachmaf Saleh dalam Luciana dan Lucas (2006:8) menemukan

Page 9: LIANA Proposal Metolid

bahwa perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung untuk lebih terampil

dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan

dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki umur lebih muda, karena perusahaan

yang memiliki umur lebih tua telah memperoleh pengalaman yang cukup. Dengan

demikian laporan keuangan akan dapat disajikan lebih tepat waktu. Berdasarkan

beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh umur perusahaan

terhadap audit delay,yang dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini,

penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Lucas(2006) menunjukan bahwa umur

perusahaan sigifikan mempengaruhi audit delay.

2.1.5.3 Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri

Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaanya.

Pengukuran Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi dua yaitu KAP the big four

dan KAP non the big four.

Menurut Yuliana dan Aloysia (2004:115) dalam Yulianti (2011) Kantor Akuntan

Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik

non the big four.

Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia

adalah:

a. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama dengan

Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan.

b. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang

bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya.

c. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan Kantor

Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo.

Page 10: LIANA Proposal Metolid

d. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama

dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata. Menurut Supriyati Yuliastri

Rolinda (2007:114) Kantor Akuntan Publik internasional atau yang di kenal

dengan the Big Four dianggap dapat

melaksanakan auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih

tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik

yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan

auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya.

2.1.5.4 Ruang Lingkup Pemeriksaan

Ruang lingkup pemeriksaan yaitu menilai keefektifan sistem pengendalian intern,

pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian

internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang

diberikan. Ruang lingkup pemeriksaan menunjukan seberapa luasnya lingkup

yang menjadi pemeriksaan bagi auditor terhadap perusahaan. Ruang lingkup

dapat dilihat dari berapa banyak anak dan cabang perusahaan sebagai entitas yang

saling melaporkan laporan keuangan kepada induk perusahaan dan digabung ke

dalam satu laporan keuangan konsolidasian.

2.1.5.5 Internal audit

Institute of Internal Auditors (IIA) mendefinisikan audit internal sebagai berikut

(Sawyer’s et al.;2003;9): “Audit internal adalah aktivitas independen, keakinan

objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan

meningkatkan operasi organisasi. Audit membantu organisasi mencapai tujuannya

dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi

dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan kontrol dan

pengelolaan organisasi.”

2.2. Penelitian Terdahulu

Page 11: LIANA Proposal Metolid

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan dan berkaitan serta menjadi

acuan dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Jurnal “Analisis Faktor Yang mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

Food and Bevergades tercatat di BEI 2009-2011” oleh Mantik dan Sujana.

Terpilih 12 sampel perusahaan dengan variabel independen ukuran

perusahaan, solvabilitas dan reputasi auditor. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa secara signifikan ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh

terhadap audit delay, solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap audit delay,

reputasi auditor mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) berfokus pada perusahaan

yang terdaftar di LQ 45. Hasilnya adalah bahwa total asset, laba rugi

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay. Opini dari

auditor punya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap audit delay.

Faktor profit dan reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit

delay dan secara bersama-sama seluruh variabel berpengaruh.

3. Dalam jurnal yang disusun oleh Saputri dan Yuyeta (2011), hasil penelitian

secara simultan menunjukkan bahwa seluruh variabel independen secara

serempak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Namun,

berdasarkan hasil pengujian secara parsial, reputasi KAP memiliki pengaruh

negatif terhadap audit delay, sedangkan laba/rugi, opini auditor dan

kompleksitas operasi perusahaan memliki pengaruh positif signifikan

terhadap audit delay. Dan selanjutnya untuk variabel ukuran perusahaan, dan

jenis industri tidak berpengaruh terhadap audit delay.

2.3      Kerangka Pemikiran

Sebelumnya sudah ada beberapa penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi audit delay. Dalamn hal ini, peneliti akan melakukan penelitian

lanjutan dengan menggunakan variabel dari beberapa peneliatan sebelumnya

untuk membuktikan apakah variabel-variabel berikut ini berpengaruh terhadap

audit delay. Serta ada pengujian terhadap variabel lain yang belum pernah diteliti

Page 12: LIANA Proposal Metolid

sebelumnya berdasarkan saran peneliti sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti

mencoba menguji kembali beberapa variabel yaitu tingkat profitabilitas, umur

perusahaan, ukuran KAP, ruang lingkup pemeriksaan dan internal audit

perusahaan. Skema kerangka pemikiran dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Profitabilitas (X1)Umur Perusahaan (X2)Ukuran KAP (X3)

Ruang Lingkup Pemerik

saan (X4)

Audit Delay

(Y)Internal Audit (X5)

Page 13: LIANA Proposal Metolid

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 dan 2014. Oleh karena perlunya

beberapa kriteria untuk pemilihan data sampel maka dipilih pendekatan purposive

sampling yaitu pemilihan sampel dengan beberapa kriteria tertentu, diantaranya:

1. Termasuk perusahaan yang bergerak di sektor Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangannya pada tahun

2013 dan 2014 secara lengkap sesuai dengan data yang diperlukan oleh peneliti

dalam melakukan penelitian.

2. Menerbitkan laporan tahunan beserta laporan keuangan yang telah diaudit oleh

auditor yang dipublikasikan selama tahun 2013 dan 2014 secara berturut-turut.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa

laporan keuangan tahunan beserta laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Data tersebut meliputi data laporan keuangan

dan laporan tahunan perusahaan, rasio profitabilitas, laporan komite audit dan

laporan auditor independen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

yang merupakan pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan

angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

3.3      Metode Pengumpulan Data

Page 14: LIANA Proposal Metolid

Pengumpulan data penelitian yaitu dengan metode dokumenter yaitu dengan

mempelajari, mengklasifikasi dan menganalisis data sekunder berupa laporan auditor

independen, laporan keuangan tahunan. Metode sampel yang diterapkan adalah

metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang

informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan

dengan tujuan atau masalah penelitian.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Independen (X)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Variabel independen yang akan digunakan dalam penulisan ini terdiri dari :

profitabilitas (X1), umur perusahaan (X2), ukuran KAP (X3), ruang lingkup

pemeriksaan (X4) dan internal audit (X5).

3.4.1.1 Profitabilitas (X1)

Untuk menilai tingkat profitabiltas perusahaan dilihat dari laba bersih sebelum pajak

dengan jumlah total aktiva yang dimiliki perusahaan. Tingkat profitabilitas dapat

dihitung dan dilihat dari besarnya rasio Return on Asset (ROA) yang dirumuskan

sebagai berikut:

Profitabilitas (ROA )=Laba BersihTotal Aktiva

×100 %

3.4.1.2 Umur Perusahaan (X2)

Umur perusahaan dapat dihitung mulai dari tanggal perusahaan terdaftar

di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tanggal dilaksanakannya

Page 15: LIANA Proposal Metolid

penelitian. Pada umunya umur perusahaan dihitung ke dalam jumlah

harian sejak perusahaan listing dan pengukuran terhadap variabel umur

perusahaan menggunakan skala data rasio.

3.4.1.3 Ukuran KAP (X3)

Pada penelitian ini Ukuran KAP diukur dengan melihat KAP yang mengaudit

laporan keuangan perusahaan. Ukuran KAP dalam diklasifikasikan menjadi

dua yaitu perusahaan yang menggunakan jasa KAP the big four diberi kode 1

dan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP the big four diberi kode

0.

3.4.1.4 Ruang Lingkup Pemeriksaan (X4)

Ruang lingkup dapat dilihat dari berapa banyak anak dan cabang perusahaan

sebagai entitas yang saling melaporkan laporan keuangan kepada induk

perusahaan dan digabung ke dalam satu laporan keuangan konsolidasian.

3.4.1.5 Internal Audit (X5)

Fungsi di dalam internal audit dapat diukur dengan menggunakan jumlah aktivitas

audit internal, yaitu berapa banyak jumlah obyek audit yang diaudit oleh unit audit

internal selama 1 periode yang pada umumnya tahunan.

3.4.2 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Penelitian ini

menggunakan variabel dependen audit delay. Audit delay merupakan rentang waktu

penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan berdasarkan lamanya hari

yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas laporan audit

laporan keuangan tahunan perusahaan. Audit delay dihitung dari tanggal penutupan

Page 16: LIANA Proposal Metolid

buku sampai tanggal auditor mengeluarkan laporan audit atas laporan keuangan. Data

variabel dependen yang berupa lamanya hari tersebut dapat diukur ke dalam skala

data yaitu berupa data rasio.

3.5      Definisi Operasional dan pengukuran

Berikut ini adalah tabel dari definisi operasional dan pengukuran dalam penelitian ini:

Tabel 3.1

Pengukuran Variabel dan Operasional Variabel

Variabel yang diukur Indikator Skala Sumber data

1. Variabel Indpenden

Tingkat Profitabilitas Nilai laba bersih dibagi

dengan total aktiva

dikalikan 100%.

Rasio Sekunder

Umur Perusahaan Lamanya perusahaan

terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sampai dengan

tanggal pelaksanaan

penelitian

Rasio

 

Sekunder

 

 

Ukuran KAP  Big four dan non big

four.

 Dummy   Sekunder

 

Ruang Lingkup Pemeriksaan Jumlah cabang

perusahaan

Rasio Sekunder

 

Internal Audit Jumlah obyek audit yang

diaudit oleh unit audit

internal

Rasio Sekunder

2. Variabel Independen      

Page 17: LIANA Proposal Metolid

 Audit Delay Lamanya waktu

penyelesaian audit dari

tanggal akhir tahun buku

sampai diterbitkannya

laporan auditor.

Rasio

Sekunder

3.6    Teknik Analisis Data

Teknik dalam menganalisis data merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Riyani

Kusuma pada tahun 2014. Data yang diperoleh akan diolah dengan melakukan

pengujian statistik menggunakan program SPSS versi 19.0. Untuk menguji hipotesis

yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis data

sebagai berikut:

 

3.6.1     Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan menggambarkan

sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini menjabarkan jumlah data, rata-

rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

 

3.6.2      Uji Asumsi Klasik

Hasil analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik untuk menghasilkan suatu

model yang baik. Uji asusmsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidak nya

multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi dalam model regresi.

3.6.2.1 Uji Normalitas

Page 18: LIANA Proposal Metolid

            Uji Normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam sebuah

model regresi, variabel penggangu atau residual mempunyai distribusi normal atau

tidak. Dalam penelitian ini normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test, bila nilai signifikan semua variabel lebih dari 0,05 maka variabel

tersebut telah terdistribusi normal.

            3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model regresi

memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien

korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variable bebasnya. Konsekuensi

adanya multikolinearitas adalah koefisen korelasi variable tidak tertentu dan

kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.

Ada beberapa metode uji multikolinearitas, yaitu:

1. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan

nilai determinasi secara serentak (R2).

2. Dengan melihat nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF) pada

model regresi.

Batas tolerance adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF > 10 dan nilai

tolerance <0,10, maka terjadi multikolinearitas tinggi antar variable bebas dengan

variable bebas lainnya.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam

penelitian pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada

grafik regresi antara nilai prediksi variable terikat (deepnden) yaitu ZPRED

Page 19: LIANA Proposal Metolid

(Standardized Predicted Value) dengan residualnya SRESID (Studentized Residual).

Uji yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisiitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y

adalah residual (Y prediksi –Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Jika ada pola

tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar kemedian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi heteroskedasitas.

Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini akan di uji

dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi.

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut

waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi.

Metode pengujian menggunakana uji Durbin Watson (DW test). Model regresi

dikatakan tidak terdapat autokorelasi apabila nilai Durbin Watson berkisar 1,55

sampai 2,46 (untuk n<15).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Kriteria

pengujian dengan hipotesis tidak ada autokorelasi adalah sebagai berikut, Menurut

Santoso kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:

Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.

Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.

Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.

3.6.3  Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan

hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun

Page 20: LIANA Proposal Metolid

bentuk model regresi yang digunakan sebagai dasar adalah bentuk fungsi linear

yakni:

Y         = a + b1X1 +  b2X2  + b3X3 +  b4X4 + b5X5 + e

Dimana : a          = Konstanta

Y         = Audit Delay

X1       = Tingkat Profitabilitas

X2       = Umur Perusahaan

X3       = Kantor Akuntan Publik (KAP)

X4       = Ruang Lingkup Pemeriksaan

X5       = Auditor Internal

b1.. b2.. b3.. b4.. b5 = koefisien regresi masing-masing variabel independen

e          = faktor penggangu

3.6.4      Uji Parsial (Uji-t)

Uji t merupakan uji signifikan pengaruh setiap variabel antara variabel independen

terhadap variabel dependen. Dengan demikian, melalui uji t akan diketahui

bagaimana pengaruh variabel independen secara parsial terhadap audit delay.

1. Jika –ttabel  ≤ thitung  ≤ ttabel maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh

antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. Jika –ttabel > – thitung atau ttabel < thitung maka H0 ditolak yang artinya ada pengaruh

antara variabel bebas dengan variabel terikat.

 

3.6.5      Uji Simultan (Uji F)

Uji F adalah menguji variabel independen secara bersama terhadap variabel

dependen. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yang ditempuh

melalui dua pendekatan, yaitu: membandingkan angka F hitung dengan F tabel.

Page 21: LIANA Proposal Metolid

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho di terima,

2. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak.

Atau bisa dilihat dari nilai p-value yang muncul,

1. Jika p < α, maka Ho ditolak,

2. Jika p > α, maka Ho diterima.

3.7            Hipotesis

H a1: Tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay

H a2: Umur perusahaan perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay

H a3: Ukuran KAP perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay

H a4: Ruang lingkup pemeriksaan berpengaruh negatif terhadap audit delay

H a5: Internal audit perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay

Page 22: LIANA Proposal Metolid

DAFTAR PUSTAKA

Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia

(Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar Di Bursa

Efek Jakarta),  Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2009, Hal. 1 – 17

Vol. 16, No.1.

Lestari, Dewi. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi

Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Lianto, N., Kusuma, B. H. 2010. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit

Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12(2), 97-106, Agustus 2010.

Mantik, I Md Ngr Sudewa dan Edy Sujana,. 2012. Analisis Faktor Yang

Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Food And Beverages Tercatat

Di BEI 2009-2011.Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan

Keuangan. Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntansi Indonesia,

Jakarta.

Rachmaf Saleh. 2004. Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional

Akuntansi VII.(Desember) : pp 897-910.

Page 23: LIANA Proposal Metolid

Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi Keuanggan, Vol.

10, No. 1, Mei 2008.

Subekti, Imam. 2005. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay di

Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 6, No. 1, Februari 2005.

Yulianti, Ani. 2010. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi

Empiris pada Perusahaan Manufakturr yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada Tahun 2007-2008). Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/info_pm/BAS/Bas_9.pdf

http://www.stietrisakti.ac.id/jba/

JBA12.2Agustus2010/3_artikel_JBA12.2Agustus2010.pdf