BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangOtitis eksterna adalah radang liang telinga
akut maupun kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan
virus. Faktor yang mempermudah timbulnya otitis eksterna antara
lain perubahan pH yang biasanya normal atau asam menjadi basa,
keadaan udara yang hangat dan lembab, serta trauma lokal ringan
ketika mengorek telinga. 8 Faktor ini menyebabkan berkurangnya
fungsi protektif dan menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan
bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat.
Bakteri patogen pada otitis eksterna akut antara lain pseudomonas
(41 %), streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan
bakteroides (11%).1,2,3Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi
liang telinga bagian luar yangdapat menyebar ke pina,
periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang
telinga terlibat, tetapi pada otitis eksterna furunkulosis
melibatkan liang telinga sepertiga luar. Otitis eksterna difusa
merupakan tipe infeksibakteri patogen yang paling umum disebabkan
oleh pseudomonas, stafilokokus danproteus, atau jamur. 4 Penyakit
ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai,
disamping penyakit telinga lainnya.1,2 Penyakit otitis eksterna
sering dijumpai pada daerah yang panas dan lembab dan jarang pada
iklim sejuk dan kering. Setiap tahun, otitis eksterna terjadi pada
4 dari setiap 1000 orang di Amerika Serikat. Kejadian lebih tinggi
selama musim panas yang terkait dengan kelembaban telinga dan
peningkatan kegiatan di air seperti berenang atau mandi. Otitis
eksterna akut, kronis, dan eczematous merupakan otitis yang umum di
Amerika Serikat, namun otitis necrotizing jarang terjadi. Secara
umum, di dunia, frekuensi otitis eksterna belum diketahui secara
pasti, namun insidennya meningkat di Negara tropis seperti
Indonesia. 7Oleh karena itu, kasus otitis eksterna termasuk dalam
kasus dengan area kompetensi empat, dimana dokter umum atau dokter
pada tingkat layanan primer
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Otitis EksternaOtitis eksterna (OE) adalah
peradangan pada telinga bagian luar (meatus acusticus
eksternus/MAE), aurikula, atau keduanya) baik akut maupun kronis
yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau virus. Otitis
eksterna (OE) biasanya merupakan infeksi bakteri akut kulit MAE
(paling sering disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa atau
Staphylococcus aureus) tetapi juga dapat disebabkan oleh bakteri
lain.11,13
2.2. EpidemiologiBerdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal
Januari s/d Desember 2000 di Poliklinik THT RS H. Adam Malik Medan
didapati 10746 kunjungan baru dimana, dijumpai 867 kasus (8,07%)
otitis eksterna, 282 kasus (2,62%) otitis eksterna difusa dan 585
kasus (5,44%) otitis eksterna sirkumskripta. Penyakit ini sering
diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada
iklim- iklim sejuk dan kering. 1Otitis eksterna dapat ditemukan
pada semua kelompok umur, tetapi dalam suatu penelitian selama
periode November 2012 - Januari 2013 di Poliklinik THT BLU Prof
Dr.R.D. Kandou didapatkan 20 pasien otitis eksterna yang terdiri
dari kelompok usia 0-12 tahun enam orang (30%), 13-17 tahun dua
orang (10%), 18- 59 tahun 10 orang (50%), 60 tahun dua orang (10%).
14 Dari hasil dikemukakan oleh Palandeng di Poliklinik THT BLU RSUP
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado (2011) yang mendapatkan pasien
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, dengan hasil 255
perempuan (57,96%) dan 185 laki-laki (42,04%).8
2.3. Etiologi dan Faktor ResikoOtitis eksterna paling sering
disebabkan oleh bakteri patogen. Dalam sebuah penelitian, 91% kasus
OE disebabkan oleh karena bakteri. Bakteri patogen yang sering
menyebabkan otitis eksterna yaitu pseudomonas (41%), streptokokus
(22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Varietasnya
antara lain otitis eksterna oleh jamur (otomycosis) yang disebabkan
oleh jamur Candida albicans dan Aspergillus niger.Beberapa faktor
resiko terjadinya otitis eksterna, yaitu : 1,6,7 Derajat keasaman
(pH): pH pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam
berfungsi sebagai protektor terhadap kuman. Peningkatan pH menjadi
basa (di atas 6.0) akan mempermudah terjadinya otitis eksterna yang
disebabkan oleh karena proteksi terhadap infeksi menurun. Udara:
udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur mudah
tumbuh. Trauma: trauma ringan misalnya mengorek-ngorek telinga
dengan benda tumpul seperti cotton bud merupakan faktor
predisposisi terjadinya OE. Berenang: terutama jika berenang pada
air yang tercemar. Air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan
merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri. Penggunaan
bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna rambut yang
bisa membuat iritasi yang memungkinkan bakteri dan jamur untuk
masuk. Kondisi kulit seperti eksema atau dermatitis di mana kulit
terkelupas atau pecah, dan tidak bertindak sebagai penghalang atau
pelindung dari kuman atau jamur. Kanal telinga sempit Infeksi
telinga tengah Diabetes.
2.4. PatofisiologiSecara alami, sel-sel kulit yang mati,
termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan dari membrana
timpani melalui MAE. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat
mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit
mati dan serumen akan menumpuk di sekitar membrana timpani. Masalah
ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan
pada MAE. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk
ke dalam MAE ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab,
hangat, dan gelap pada MAE merupakan tempat yang baik bagi
pertumbuhan bakteri dan jamur.3Adanya faktor predisposisi otitis
eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang
menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma
lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi
inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi,
berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu
lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu,
proses infeksi akan mengeluarkan cairan atau nanah yang bisa
menumpuk dalam MAE sehingga hantaran suara akan terhalang dan
terjadilah penurunan pendengaran.3 Infeksi pada MAE dapat menyebar
ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal. 1
2.5. Tanda dan GejalaGejala otitis eksterna umumnya adalah rasa
gatal dan sakit (otalgia). Gejala dan tanda pasien otitis eksterna
diantaranya adalah: 26,331. Otalgia.2. Gatal pada telinga3. Rasa
penuh (fullness) di liang telinga: biasa terjadi pada tahap awal
otitis eksterna difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekan
aurikula.4. Pendengaran berkurang atau hilang, tinitus5.
Deskuamasi.6. Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir
dari liang telinga (otore). Kadang-kadang pada otitis eksterna
difus ditemukansekret / cairan berwarna putih atau kuning, atau
nanah. Cairan tersebutberbau yang tidak menyenangkan. Tidak
bercampur dengan lendir (musin).7. Demam.8. Nyeri tekan pada tragus
dan nyeri saat membuka mulut.9. Infiltrat dan abses (bisul).
Keduanya tampak pada otitis eksterna sirkumskripta. Bisul
menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah dan nanah dalam
jumlah kecil bisa bocor dari telinga.Rasa sakit di dalam telinga
(otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak
sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar
hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit
sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering
merupakan gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding
dengan derajat peradangan yang ada. Otalgia pada otitis eksterna
disebabkan : Kulit MAE beralaskan periostium & perikondrium
bukan bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau
trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang
mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Kulit dan tulang rawan pada
1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang
rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga
akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar
sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat.Rasa penuh pada
telinga: keluhan umum pada tahap awal otitis eksterna difusa dan
sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun
telinga. Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan
merupakan pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis
eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa
penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan
suatu otitis eksterna akut.Penurunan pendengaran mungkin terjadi
pada akut dan kronik dari otitis eksterna. Edema kulit liang
telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang
progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen
kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang
deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang
digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan
peredaman hantaran suara.
2.6. KlasifikasiMenurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna
terbagi : 131. Otitis Eksterna Ringan : kulit MAE hiperemis dan
eksudat, MAE menyempit.2. Otitis Eksterna Sedang : MAE sempit,
bengkak, kulit hiperemis dan eksudat.3. Otitis Eksterna Komplikasi
: Pina atau periaurikuler eritema dan bengkak4. Otitis Eksterna
Kronik : kulit MAE atau pina menebal, keriput, eritema.Otitis
eksterna diklasifikasikan atas:1. Otitis eksterna akut : Otitis
eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul) Otitis eksterna difus2.
Otitis eksterna kronik1. Otitis eksterna akutOtitis eksterna
sirkumskripta (furunkel/ bisul)Otitis eksterna sirkumskripta adalah
infeksi yang bermula dari folikel rambut di liang telinga yang
biasanya disebabkan oleh bakteri gram positif Staphylococcus aureus
dan Staphylococcus albus serta menimbulkan furunkel di liang
telinga 1/3 luar (pars cartilagenous). Hal ini terjadi karena
bagian ini mengandung adneksa kulit, seperti folikel
rambut,kelenjar sebasea dan kelenjar serumen maka di tempat
tersebut dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk
furunkel. 8,12Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa
rasa sakit pada telinga mendadak dan terus-menerus (biasanya dari
ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin
hebat bila mengunyah dan menelan makanan). Nyeri dapat hebat karena
terbatasnya ruangan untuk perluasan edema dan tidak mengandung
jaringan longgar di bawahnya. Keluhan penurunan pendengaran, bila
furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga
ditarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses bermata
pada 1/3 luar liang telinga. Lesi primer biasanya berupa jerawat
kecil yang bisa membesar menjadi furunkel atau menggabungkan dengan
beberapa lesi yang sama.
Otitis Eksterna DifusaOtitis eksterna difusa, juga dikenal
sebagai telinga perenang (swimmers ear) atau telinga cuacapanas
(hotweather ear), adalah infeksi pada 2/3 medial (dalam) dari liang
telinga akibat infeksi bakteri. 6 Umumnya bakteri penyebab yaitu
bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocaneus).
Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli,
dan Enterobacter aerogenes. Yang lebih jarang ditemukan adalah
bakteri Streptococci dan Proteus vulgaris. Otitis eksterna difusa
dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis. 3,6
Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta berupa
nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kelenjar getah
bening regional membesar. 5 Kulit liang telinga terlihat hiperemis
dan edema yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapatfurunkel
(bisul). Kandang ditemukan sekret berbau namun tidak bercampur
lendir (musin). Lendir merupakan sekret yang berasal dari kavum
timpani dan kita temukan pada kasus otitis media. 3Menurut Senturia
HB (1980) otitis ekterna difusa dibagi menjadi 3 stadium :131.
Preinflamasi Tahap preinflammatory dimulai ketika stratum korneum
menjadi edematous karena hilangnya lapisan lipid pelindung MAE,
sehingga menyumbat unit apopilosebaceous. proses obstruksi terus
berlanjut, rasa penuh dan gatal telinga dimulai. Terganggunya
lapisan epitel memungkinkan invasi bakteri yang baik berada di MAE
atau benda asing dari luar masuk ke dalam saluran, seperti kapas
atau kuku kotor.2. Inflamasi akut (ringan/sedang/berat)Tahap
inflamasi akut disertai dengan rasa sakit dan nyeri dari daun
telinga. Tahap ringan, kulit saluran pendengaran eksternal
menunjukkan eritema ringan dan edema minimal. Tampak adanya sekret
yang terlihat pada MAE. Rasa sakit dan gatal meningkat.Tahap
sedang, MAE menunjukkan lebih edema dan eksudat tebal lebih banyak.
Jika tidak diobati maka akan menjadi lebih berat, ditandai dengan
peningkatan rasa sakit dan kerusakan pada lumen MAE. Banyaknya
eksudat purulen dan edema pada kulit MAE memungkin mengaburkan
gambaran membran timpani. Pseudomonas aeruginosa atau lain basil
gram negatif hampir selalu dapat dikultur pada tahap ini . Tahap
berat, terjadi perluasan infeksi di luar MAE dengan melibatkan
kelenjar getah bening didaerah leher.3. Inflamasi kronikPada tahap
ini, nyeri berkurang tapi gatal lebih terasa. Kulit MAE menebal,
dan mengelupas. Auricula dan concha sering menunjukkan perubahan
sekunder, seperti eksematisasi, likenifikasi, dan ulserasi
dangkal.4
Otomikosis Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh
kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Penyebab tersering ialah
jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans
atau jamur lain.Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh
di liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya
ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2-5%
dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat
menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur
(sebagai salep) yang diberikan secara topikal. 8
2. Otitis eksterna kronik
Gambar: Otitis eksterna kronikOtitis eksterna kronik adalah
otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh
terbentuknya jaringan parut (sikatriks) yang menyebabkan liang
telinga menyempit (stenosis). Infeksi bakteri atau jamur yang tidak
diobati dengan baik, iritasi kulit yang disebabkan cairan otitis
media, trauma berulang, adanya benda asing, dan penggunaan cetakan
alat bantu dengar dapat menyebabkan radang kronik. Pengobatannya
memerlukan operasi rekostruksi liang telinga. 8,12
2.7. DiagnosisAnamnesis Rasa gatal yang berlanjut menjadi nyeri
telinga/otalgia yang sangat dan terkadang tidak sesuai dengan
kondisi penyakitnya (misalnya pada folikulitis atau otitis eksterna
sirkumskripta). Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri
tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan. Disertai pula keluarnya
sekret encer, bening sampai kental purulen tergantung pada kuman
atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya akan
bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.
Didapatkan riwayat faktor predisposisi Pendengaran normal atau
sedikit berkurang, atau tinnitus Demam (jarang), gejala bilateral
(jarang)Pemeriksaan Fisik Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai
ke membran timpani dan MAE penuh dengan sekret. Jika edema hebat,
membran timpani dapat tidak tampak. Pada folikulitis didapatkan
edema, hiperemi pada pars kartilagenous MAE. Adenopati
periauricular dan servikal, dan terkadang didapatkan nyeri tekan
Nyeri tekan tragus (+), discharge purulen, eczema dari daun telinga
Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak
sekitarnya, termasuk kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat
terjadi ke dalam tulang mastoid, sendi temporomandibular, dan dasar
tengkorak, dalam hal saraf kranial VII (wajah), IX
(glossopharingeus), X (vagus), XI (aksesori), atau XII
(hypoglossal) dapat terpengaruh.Pemeriksaan Penunjang : Biakan
sekret dan tes kadar gula darah
2.8. PenatalaksanaanTerapi utama dari otitis eksterna melibatkan
manajemen rasa sakit, pembuangan debris dari kanalis auditorius
eksternal, penggunaan obat topikal untuk mengontrol edema dan
infeksi, dan menghindari faktor pencetus.6,8 Dengan lembut
membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan
irigasi atau menggunakan kapas di bawah visualisasi langsung.
Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat topikal. Obat
topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk
mengurangi peradangan), agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang
mungkin terjadi, terutama setelah berenang. Pasien harus menjaga
agar telinganya selalu kering. Pasien juga diingatkan agar tidak
menggaruk atau membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu
sering. 1,3Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta: 5 Lokal :
dapat diberikan antibiotik topikal berupa salep seperti polymixin
B, bacitrasin, atau ntiseptik seperti rivanol atau asam asetat 2-5%
dalam alkohol. Pada stadium infiltrat diberikan tampon yang
dibasahi dengan 10% ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari.
Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan
rivanol 0,1%. Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan
infeksi yang cukup berat. Diberikan pada orang dewasa ampisillin
3x250mg, eritromisin 3x250mg. Anak-anak diberikan dosis 40-50
mg/kgBB/hr. Analgetik: Parasetamol 500mg (dewasa). Antalgin 500 mg
(dewasa). Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor
sistemik yaitu adanya penyakit diabetes melitus, karena sering
timbul pada seseorang yang menderita diabetes. 5Pengobatan otitis
eksterna difus: Otitis eksterna difusa harus diobati secara dini
sehingga dapat menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga.
Perlu disisipkan tamponberukuran x 5 cm kedalam liang telinga yang
mengandung obat antibiotik agar terdapat kontak yang baik antara
obat dengan kulit yang meradang. Kemudian tampon kasa disisipkan
perlahan menggunakan forsep aligator. Penderita harus meneteskan
obat tetes telinga pada kapas tersebut 1-2x sehari.Tetes telinga
yang sering digunakan adalah Cortisporin (polomiksin B, neomisin,
hidrokortison), Coli-Mycin (kolistin, neomisin, hidrokortison),
Pyocidin (polomiksin B, hidrokortison), VoSol HC (asam asetat
non-aqueus 2%, hidrokortison), dan Chloromycetin (kloramphenikol).
Setelah reaksi peradangan berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70%
untuk membuat liang telinga bersih dan kering. 1,2,8 Terapi
antibiotik sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus berat, dan
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik
sistemik khususnya diperlukan jika dicurigai danya perikondritis
atau kondritis pada tulang rawan telinga. 8
2.9. Komplikasi PerikondritisRadang pada tulang rawan daun
telinga yang terjadi apabila suatu trauma atau radang menyebabkan
efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago
telinga luar. Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah
dan kenyal, diikuti pembengkakan general dan membentuk abses
subperikondrial dengan pus terkumpul di antara perikondrium dan
tulang rawan dibawahnya. Otitis Eksterna MalignanInfeksi difus di
liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya. Biasanya terjadi
pada orang tua dengan diabetes mellitus. Pada penderita DM, pH
serumen lebih tinggi dibanding non diabetes. Kondisi ini
menyebabkan penderita DM lebih mudah mengalami OE. Akibat faktor
immunocompromize dan mikroangiopati, OE berlanjut menjadi OE
malignan.8 Pada OE malignan peradangan meluas secara progresif ke
lapisan subkutis, tulang rawan dan tulang disekitarnya. Sehingga
dapat timbul kondroitis, osteitis, dan osteomielitis yang
menghancurkan tulang temporal.8 Gejala dapat dimulai dengan rasa
gatal pada MAE diikuti oleh nyeri hebat, sekret banyak dan
pembengkakan MAE. Rasa nyeri semakin hebat, MAE tertutup oleh
tumbuhnya jaringan granulasi yang tumbuh cepat. Saraf fasial dapat
terkena, sehingga menimbulkan paresis dan paralisis fasial. 13
SelulitisPeradangan pada kulit dan jaringan subkutan yang
dihasilkan dari infeksi umum, biasanya dengan bakteri
Staphylococcus atau Streptococcus. Hal ini dapat terjadi sebagai
akibat dari trauma kulit atau infeksi bakteri sekunder dari luka
terbuka, seperti luka tekanan, atau mungkin terkait dengan trauma
kulit. 2.10 PrognosisOtitis eksterna dapat diobati dan biasanya
sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat serta dapat
menghindari faktor pencetusnya. Umumnya prognosisnya baik (dubia ad
bonam). Paling sering, OE dapat dengan mudah diobati menggunakan
tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna kronis mungkin memerlukan
perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki
komplikasi jangka panjang atau serius. 10 Akan tetapi sering kambuh
jika kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit
tertentu seperti diabetes yang menyulitkan penyembuhan otitis
sendiri, dan tidak menghindari faktor pencetus dengan baik.
BAB IIILAPORAN KASUS
3.1 Identitas PasienNama: Ny.LUsia: 53 tahunAgama:
KristenPekerjaan: IRTAlamat: Ketahun, Bengkulu UtaraMR: 639133
3.2 AnamnesisKeluhan Utama: Nyeri pada telinga sebalah kanan
sejak 4 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang: Nyeri telinga kanan dirasakan pasien
sejak 4 hari sebelum datang ke poli THT RSMY, nyeri dirasakan
terus-menerus, sebelumnya pasien mengeluhkan adanya telinga gatal,
pasien juga mengeluhkan adanya cairan berwarna putih kekuningan dan
tidak berbau sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengalami demam
yang naik turun, namun demam dirasakan tidak terlalu tinggi. Pasien
tidak mengeluhkan adanya penurunan pendengaran, batuk dan pilek dan
nyeri menelan. Pasien mengaku keluhan timbul setelah
mengorek-ngorek telinganya dengan cotton bud, pasien memang
memiliki kebiasaan untuk membersihkan telinga sendiri setiap
hari.
Riwayat Penyakit Dahulu:Pasien pernah mengalami keluhan yang
serupa pada telinga kanan juga saat masih duduk di bangku SD.
Pasien kemudian berobat ke Puskesmas, dokter yang bertugas di sana
memberikan obat tetes telinga, dan setelah menggunakan obat
tersebut pasien pun sembuh.Riwayat ISPA berulang: disangkalRiwayat
alergi: disangkalRiwayat HT: disangkalRiwayat DM: disangkalRiwayat
Penyakit Keluarga:Pasien tidak memiliki keluarga dengan keluhan
yang serupa.
Riwayat Sosial: Pasien adalah seorang IRT Suami pasien bekerja
sebagai wiraswasta Biaya berobat ditanggung BPJS Kesan ekonomi
cukup
3.3 Pemeriksaan FisikKeadaan umum : tampak sakit ringanKesadaran
: compos mentis
Tanda Vital:Tekanan darah: 110/80 mmHgFrekuensi nadi : 88
x/menit, reguler, isi cukup Frekuensi nafas : 20 x/menit,
regulerSuhu : 36,9 C (per axiller)
Status Generalis:Kepala& Leher: normochepali, konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Telinga/Hidung/Tenggorok: Status
LokalisThorax: Pulmo : Inspeksi: bentuk gerak dada simetris Palpasi
: fremitus raba kanan = kiri Perkusi: sonor Auskultasi: vesikuler,
rhonki (-/-), wheezing (-/-)Cor :Inspeksi: ictus cordis tidak
terlihatPalpasi : ictus cordis tidak terabaPerkusi : batas jantung
dalam batas normalAuskultasi : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-),
gallop (-), Abdomen: Inspeksi: distensi (-)Palpasi: soefel,
organomegali (-)Perkusi: timpaniAuskultasi: bising usus (+)
normal.Ektremitas: edema (-/-), varises (-/-), akral hangat
Status lokalis telinga, hidung dan tenggorokan :TELINGA Dextra
Sinistra
AurikulaMikrotia (-), radang (-), nyeri tekan tragus (+), nyeri
pergerakan aurikula (+), nyeri tarik (+)Mikrotia (-), radang (-),
nyeri tekan tragus (-), nyeri pergerakan aurikula (-), nyeri tarik
(-)
Retroaurikula Abses (-), sikatrik (-), radang (-), fistula (-),
jaringan granulasi(-), nyeri tekan (-), sulkus retroaurikula
(+)Abses (-), sikatrik (-), radang (-), fistula (-), jaringan
granulasi (-), nyeri tekan (-), sulkus retroaurikula (+)
Meatus akustikus eksternusSempit (+), Mukosa hiperemi (+), edema
(+), sekret purulen (+), deskuamasi (+), serumen (+), erosi (-),
pendarahan (-), Lapang (+), Mukosa hiperemi (-), edema (-), sekret
(-), deskuamasi (-), serumen lunak (+), erosi (-), pendarahan
(-)
Membran timpaniSukar dievaluasiWarna putih mengkilat, intak,
refleks cahaya (+), cone of light (+) arah jam 7
Tes khusus (garpu tala)
Tes RinnePositifPositif
Tes WeberTidak ada lateralisasiTidak ada lateralisasi
Tes SchwabachSama dengan pemeriksaSama dengan pemeriksa
HIDUNG
Hidung LuarRadang (-), deformitas (-), massa (-), hematoma (-),
krepitasi (-)Radang (-), deformitas (-), massa (-),hematoma (-),
krepitasi (-)
Septum nasiDeviasi (-)Deviasi (-)
Mukosa rongga nasiEutropi, pucat (-), basah, (+), licin (+),
hiperemis (-), massa (-)Eutropi, pucat (-), basah (+), licin (+),
hiperemis (-), massa (-)
Konka nasiHiperemis (-), edema (-), hipertrofi (-), polip
(-)Hiperemis (-), edema (-), hipertrofi (-), polip (-)
SINUS PARANASAL
Maksila, frontalis, etmoidNyeri tekan (-)Transluminasi tidak
dilakukan
FARING
Mucosa bucal Merah muda
GingivaMerah muda
Gigi geligiTidak ada yang karies
TonsilT1, hiperemi (-), kripta (-),detritus (-), permukaan
rataT1, hiperemi (-), kripta (-),detritus (-), permukaan rata
UvulaSimetris, hiperemi (-), oedem (-)
Palatum moleSimetris, hiperemi (-)
Arcus faringSimetris
Dinding faringMukosa halus, hiperemi (-), refleks muntah +/+
3.4 DiagnosisOtitis eksterna difusa dextra
3.5 Usulan penatalaksanaan1. Terapi farmakologis: Irigasi liang
telinga menggunakan H2O2 3% Dipasang tampon berukuran x 5 cm
Antibiotik: Ciprofloxacin tablet 500 mg 2x1 (selama 5 hari) Otopain
2 dd II tetes telinga dextra Analgetik: Asam mefenamat tablet 500
mg 3x1 Kortikosteroid: Metilprednisolon tab 3x12. Edukasi Selalu
jaga hygiene liang telinga Menghilangkan kebiasaan mengkorek-korek
telinga
3.6 PrognosisAd bonam
BAB IV PEMBAHASAN
Pasien wanita datang ke RS dengan keluhan nyeri telinga kanan
sejak 4 hari sebelum datang ke poli THT RSMY, sebelumnya disertai
adanya rasa gatal, keluhan ini disertai keluarnya cairan berwarna
putih keruh dan tidak berbau dari telinga kanan sejak 2 hari yang
lalu dan adanya demam yang naik turun yang tidak terlalu tinggi.
Riwayat penyakit sebelumnya tidak pernah mengalami riwayat pilek
menahun yang mengarah pada penyakit alergi maupun infeksi. Menurut
literatur penyebab otitis eksterna dapat berasal dari infeksi,
genetik (anatomi MAE), lingkungan ( tropis-kering berdebu), trauma
(korek-korek telinga), dimana sebelumnya pasien memiliki kebiasaan
mengkorek-korek telinga karena telinga terasa gatal. Hal ini yang
kemungkinan dapat menyebabkan trauma ringan sehingga terjadi
perubahan pada kulit liang telinga yang memudahkan terjadinya
infeksi kuman, dimana pada sepertiga luar liang telinga banyak
mengandung adneksa kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar serumen. Dari pemeriksaan fisik status lokalis
terdapat nyeri tarik aurikula (+), MAE sempit, hiperemis (+), edema
(+), terdapat sekret purulen, deskuamasi, pendengaran normal,
membran timpani sulit dievaluasi, hal ini sesuai dengan gejala
otitis ekterna difusa yaitu nyeri tekan tragus, nyeri tarik
aurikula, liang telinga yang sempit akibat edema, terdapat sekret
yang berbau dan terdapat gangguan pendengaran yang terjadi karena
liang telinga yang edema dan menyumbat liang telingaTerapi
farmakologis yang diberikan pada pasien ini adalah ciprofloxacin mg
2x1 selama 5 hari, asam mefenamat 500 mg 3x1, dan metilprednisolon
tab 3x1. Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini
sehingga dapat menghilangkan edem yang menyumbat liang telinga.
Untuk tujuan ini biasanya perlu disisipkan tampon berukuran x 5 cm
kedalam liang telinga mengandung obat agar mencapai kulit yang
terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan
perlahan-lahan dengan menggunakan forsep hartmann yang kecil.
Penderita harus meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut
satu hingga dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari
liang telinga karena lumen sudah bertambah besar. Untuk pengobatan
otitis eksterna difusa membutuhkan kepatuhan penderita terutama
dalam menjaga kebersihan liang telinga. Pembersihan liang telinga
dengan mengkorek-korek telinga dengan menggunakan benda yang dapat
menimbulkan trauma tidak dianjurkan. Kadang-kadang diperlukan
obat-obatan antibiotika sistemik, Mengurangi rasa sakit, peradangan
dan edema dapat diberikan obat golongan kortikosteroid seperti
metilprednison, asam mefenamat diberikan sebagai
analgetik.Prognosis pada pasien ini adalah ad bonam karena setelah
diatasi penyebab dan dilakukan terapi farmakologis yang adekuat
diharapkan peluang terjadinya rekurensi akan lebih minimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan
Burruwi Saring dengan Salep Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis
Eksterna Akut. Available from : www.usudigitallibrary.com.
Accessed: 14 September 20122. Ballanger, Jhon. 1996. Penyakit
Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher Edisi 13. Jakarta:
Binarupa Aksara.3. Kartika, Henny. 2008. Otitis Eksterna. Availble
from http://library.usu.ac.id/modules.php&id. Accessed: 14
September 20124. Carr, MM. 2000. Otitis Eksterna. Available from :
http://www. icarus.med.utoronto.ea/carr/manual/otitisexterna. htm.
Accessed: 14 Maret 20155. Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis
dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok RSUP
Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud. Denpasar.6.
Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. 2008.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher.
Jakarta: FK UI. 7. Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Available from
: http:sav-ondrugs. com/shop/templates/encyclopedia/ ENCY/
artcle/000622. asp. Accessed: 14 September 20128. Sosialisman,
Helmi. 2007. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.9. Ardan, Juliarti,
Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok. Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id. Accessed:
14 Maret 201510. Stppler M. Swimmers Ear Infection. Available at:
http://www.medicinenet.com/otitis_externa/article.html. Accessed:
14 Maret 201511. Otitis Externa,Author: Ariel A Waitzman, MD, FRCS
(C) ; Chief Editor: Arlen D Meyers, MD, MBA.Updated: Jan 22, 2013,
http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview. (diakses :
14 Maret 2015)12. Boies RL. Penyakit Telinga Luar. Dalam : Boies,
Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, ed 6. Alih Bahasa
Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta., 1997:
78 - 87.13. Bailey, Byron J.; Johnson, Jonas T.; Newlands, Shawn
D.: Head and Neck Surgery Otolaryngology. Vol 1, 4th edition,
Philadephia ; J.B. Lippicont Company, 2006: 1542 - 55.14. Palandeng
RW. Otitis eksterna di Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode januari 2011- Desember 2011 [skripsi]. Manado:
Universitas Sam Ratulangi; 2012.15. Surbakti R. Uji Coba Banding
Klinik Pemakaian Larutan Burrowi Saring (Aluminium Acetate
Solution) dan Tetes Telinga Campuran Antibiotika (Framycetine,
Gramicidin) dan Steroid Pada Otitis Eksterna Akut, Tesis, FK.USU/
RS. H. Adam Malik Medan, 1996: 1 - 73.
18