Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh VON HEBRA, bapak dermatologi modern. Penyebabnya ditemukan oleh BENOMO pada tahun1687, kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan selam perang dunia II.¹ Skabies sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya ibu yang menggendong anaknya yang menderita scabies atau penderita yang bergandengan tangan dengan teman-temannya. Secara tidak langsung misalnya melalui tempat tidur, handuk, pakaian dan lain-lain. Masa inkubasinya sangat bervariasi. Predileksi dari skabies ialah biasanya pada: 1. Axilla 2. Areola mammae 3. Sekitar umbilikus 4. Genital 5. Bokong 6. Pergelangan tangan bagian volair 7. Sela-sela jari tangan 8. Siku flexor 9. Telapak tangan dan telapak kaki Setiap tahunnya sekitar 300 juta kasus skabies dilaporkan di seluruh dunia. Penyakit ini dilaporkan lebih banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. 1
25

Lapsus Scabies

Dec 01, 2015

Download

Documents

raisalia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lapsus Scabies

BAB 1

PENDAHULUAN

Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh VON HEBRA, bapak

dermatologi modern. Penyebabnya ditemukan oleh BENOMO pada tahun1687,

kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan selam perang

dunia II.¹ Skabies sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak langsung.

Secara langsung misalnya ibu yang menggendong anaknya yang menderita scabies atau

penderita yang bergandengan tangan dengan teman-temannya. Secara tidak langsung

misalnya melalui tempat tidur, handuk, pakaian dan lain-lain. Masa inkubasinya sangat

bervariasi.

Predileksi dari skabies ialah biasanya pada:

1. Axilla

2. Areola mammae

3. Sekitar umbilikus

4. Genital

5. Bokong

6. Pergelangan tangan bagian volair

7. Sela-sela jari tangan

8. Siku flexor

9. Telapak tangan dan telapak kaki

Setiap tahunnya sekitar 300 juta kasus skabies dilaporkan di seluruh dunia. Penyakit ini

dilaporkan lebih banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju.

Skabies biasanya terjadi di kawasan padat, di asrama, maupun penjara. Penyakit ini

akibat rasa gatal dan garukan yang biasanya dilakukan oleh penderitanya dapat

menimbulkan infeksi kulit sekunder. Jumlah kasus yang besar dan komplikasi infeksi

yang mungkin ditimbulkan mendorong pemahaman terhadap penyakit ini menjadi hal

yang penting untuk dikuasai. 1,²,3

1

Page 2: Lapsus Scabies

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

Sarcoptes scabei var, hominis dan produknya (DERBER 1971). Penyakit ini sangat

mudah sekali menular dan sangat gatal terutama pada malam hari. Faktor yang

mempengaruhi ialah higiene yang kurang baik.¹,4

2.2 Sinonim

The itch, gudik, budukan, gatal agogo.¹

2.3 Epidemologi

Setiap tahun dilaporkan ada sekitar 300 juta kasus scabies di seluruh dunia. Jumlah kasus

lebih banyak di negara berkembang dibandingkan negara maju,. Kejadian ini biasanya

terjadai pada kelompok sosial ekonomi yang rendah dan higiene yang buruk. Penyakit ini

sering menyerang anak-anak dan orang dengan imunitas rendah.1,2

2.4 Etiopatogenesis

Sarcoptes scabei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super

famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei var.hominis. Selain itu terdapat

Sarcoptes scabei yang lain, misalnya pada kambing dan babi.

Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan

bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor dan tidak bermata.

Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan

yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa

mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki didepan sebagai alat untuk melekat dan 2

pasang kaki kedua pada betina berakhir pada rambut, sedangkan pada yang jantan

pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi diatas

kulit, yang jantan akan mati, kadang- kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam

terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang sudah dibuahi menggali

2

Page 3: Lapsus Scabies

terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil

meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk

betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya

dalam waktu 3-5 hari, dan mempunyai larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini

dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan

menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki.

Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara

8-12 hari.¹

Gambar 1. Sarcoptes Scabiei var. hominis. 2

Setelah sekitar 1 minggu, telur menetas, dan anak Sarcoptes akan tumbuh menjadi

dewasa. Sarcoptes dewasa ini akan keluar dari lorong-lorong untuk mencari pasangannya

(hal ini biasanya terjadi pada malam hari). Oleh karena itu penderita scabies akan

merasakan gatal-gatal pada malam hari.1

Gambar 2. Terowongan/kunikulus pada scabies. 2

3

Page 4: Lapsus Scabies

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi juga pada

penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabakan oleh sensitisasi terhadap

sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi.

Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel,

urtika, dan lain-lain. Dengan gaukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi

sekunder.1,2,.3,4

Pada gambar diatas tampak kelainan yang ditimblukan oleh skabies pada daerah axilla

(sekitar ketiak), glutea (sekitar bokong), dan pada genetalia (penis dan scrotum). 2

4

Gambar 3. Lesi di axilla Gambar 4. Lesi di glutea

Gambar 5. Lesi di penis Gambar 6. Lesi di penis dan scrotum

Page 5: Lapsus Scabies

2.5 Gambaran klinis

Ada 4 tanda kardinal :

1. Proritus nokturna, artinya atal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas

tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah

keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam

sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang

berdekatan akan diserang tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang

seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau,

tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna

putih atau keabu-abuan. Berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1

cm, pada ujng terowongan itu didapatkan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi

sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustule, ekskoriasi, dan lain-lain).

Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang

tipis, yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian

luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong,

genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang

telapak tangan dan telapak kaki.

4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu

atau lebih stadium hidup tungau ini.

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut.¹,3

Khas untuk skabies adalah rasa gatal yang amat sangat terutama pada malam hari. Hal

ini dikarenakan pada malam hari suasananya lebih hangat, sehingga larva aktif akan

keluar dari sarangnya.

Efflorosensinya berupa papula atau vesikel dimana puncaknya terdapat gambaran

yang sebenarnya merupakan lorong-lorong rumah sarcoptes yang biasanya disebut

dengan istilah burrows atau kunikulus. Kunikulus ini pada pemeriksaan fisik kadang

5

Page 6: Lapsus Scabies

tidak terlihat (tidak ditemukan) karena sudah hilang akibat garukan kronis. Jika

terjadi infeksi sekunder, kunikilus ini dapat menjadi pustula.

Skabies Norwegia (scabies berkrusta)

Bentuk scabies ini ditandai dengan dermatitis berkrusta pada tangan dan kaki, dan

skuama yang generalisata. Bentuk ini sangat menular, tetapi rasa gatalnya sangat

sedikit. Tungau dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat besar. Penyakit ini

terdapat pada penderita dengan retardasi mental, kelemahan fisis, gangguan

imunologik, dan psikosis.¹,2,4

2.6 Pembantu Diagnosis

Dengan adanya keluhan gatal terutama pada malam hari, kelainan kulit pada tempat

predileksi, dan adanya penyakit serupa pada angota keluarga yang serumah atau anggota

yang sekelompok, sudah dapat diduga bahwa penyakit tersebut adalah scabies. Terlebih-

lebih jika ditemukannya terowongan dan tungau.¹

Cara menemukan tungau :

1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau

vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca obyek, lalu

ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.

2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih

dan dilihat dengan kaca pembesar.

3. Dengan membuat biopsy irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari kemudian

dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa denga mikroskop cahaya.

4. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.

2.7 Diagnosis Banding

Adanya pendapat yang mengatakan penyakit scabies ini merupakan the great imitator

karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis

banding ialah : prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis, dan lain-lain.¹1,3

6

Page 7: Lapsus Scabies

2.8 Penatalaksanaan

Syarat obat yang ideal adalah :

1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau.

2. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.

3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian.

4. Mudah diperoleh dan harganya murah.

Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita

yang hiposensitisasi).¹

Jenis obat topikal :

1. Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep

atau krim. Preparat ini karena tidak efektif terhadap stadium telur, maka

penggunaanya tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang lain ialah

berbau dan mengotori pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat

dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.

2. Emulsi benzyl-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan

setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan

kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

3. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan = gammexane) kadarnya 1% dalam

krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium,

mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak

dibawah enam tahun dan wanita hamil, karena toksis terhadap susunan saraf

pusat. Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi

seminggu kemudian.

4. Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai

dua efek sebagai antiskabies dan antigatal ; harus dijauhkan dari mata, mulut, dan

uretra.

5. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik jika dibandingkan

gameksan, efektifitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam.

Bila belum sembuh diulangi selama seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi

dibawah umur 2 bulan.

7

Page 8: Lapsus Scabies

Bila disertai infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika. Untuk rasa gatal dapat

diberikan antihistamin per oral. Perlu diperhatikan jika diantara anggota keluarga

ada yang menderita skabies juga harus diobati.¹

Karena sifatnya yang sangat mudah menular, maka apabila ada salah satu anggota

keluarga terkena scabies, sebaiknya seluruh anggota keluarga tersebut juga harus

menerima pengobatan. Pakaian, alat-alat tidur, dan lain-lain hendaknya dicuci

dengan air panas.1.3

2.8 Prognosis

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat

pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi (antara lain hygiene yang buruk),

maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang baik.¹

8

Page 9: Lapsus Scabies

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien

Nama : WIJ

Umur : 13 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Hindu

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SD

Alamat : Banjar Tegal, Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

Suku : Bali

Bangsa : Indonesia

Status perkawinan : Belum menikah

No. CM : 053935

Tanggal MRS : 16 Juli 2012

3.2 Anamnesis

Keluhan utama :

Gatal dan bintik-bintik berair di perut dan tangan.

Riwayat penyakit :

Pasien datang ke poli klinik kesehatan kulit dan kelamin RS Indera dengan

keluhan gatal-gatal dan bintik-bintik berair di tangan. Keluhan dirasakan sejak 1.5

bulan yang lalu, awalnya dirasakan berawal dari perut kemudian meluas sampai

ke sela-sela jari kedua tangan. Keluhan gatal dirasakan semakin hebat terutama

pada malam hari dan mengganggu tidurnya. Pasien lebih sering tinggal di asrama

dan hanya sewaktu liburan pasien biasanya pulang dan tinggal di rumah untuk

beberapa hari. Riwayat orang sekitar yang mengalami keluhan yang sama

dibenarkan, yaitu teman-teman yang satu asrama dengan pasien.

Riwayat pengobatan : pasien sempat menggunakan bedak salicyl yang

didapat di puskesmas

9

Page 10: Lapsus Scabies

Riwayat penyakit sebelumnya : (-)

Riwayat alergi : (-)

3.3 Pemeriksaan Fisik

Status present :

KU : Baik

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 84 kali per menit

Respirasi : 20 kali per menit

Suhu aksila : 36,4o C

Status general :

Kepala : Normochepali

Mata : Anemia (-/-), Ikterus (-/-)

Thorax : Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-)

Pulmo : Ves +/+, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Distensi (-) , Bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (-)

Status dermatologi :

Lokasi : perut, sela-sela jari tangan dan pergelangan tangan.

Effloresensi : papul erytema, multiple, berbentuk bulat, dengan ukuran ± 1-2

mm, tersebar diatas kulit yang normal dan tampak beberapa erosi

diantaranya. Ditemukan pula pustul, multiple, berbentuk bulat,

dengan ukuran + 2-3 mm, dan kulit sekitarnya tampak kemerahan.

Beberapa pustul tampak telah pecah dan tertutup oleh krusta

berwarna kecoklatan.

10

Page 11: Lapsus Scabies

3.4 Diagnosis Banding

Skabies

Prurigo

Pedikulosis korporis

Dermatitis Atopi

3.5 Pemeriksaaan penunjang

Tidak dikerjakan

3.6 Diagnosis kerja

Skabies

11

Gambar 7. Lesi di pergelangan tanganGambar 8. Lesi sela-sela jari

Gambar 9. Lesi di perut

Page 12: Lapsus Scabies

3.6 Penatalaksanaan

Mebhydrolin napadisylate 2 x 50 mg

Permetrin 5%

Cefadroxyl 2 x 500 mg

KIE :

Meningkatkan kebersihan perorangan maupun lingkungan dengan cara mandi

teratur dan bersih, serta mencuci pakaian dan seprei dengan bersih dan bila perlu

direndam dengan air panas dan disetrika dengan setrika panas.

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup dan makan yang

teratur dan gizi berimbang

Apabila kulit terasa gatal, diusahakan jangan digaruk agar tidak menimbulkan

luka yang lebih luas

Pemakaian krim dioleskan di permukaan tubuh mulai dari leher ke bawah, setelah

8-12 jam kemudian dibersihkan. Apabila belum sembuh dapat diulangi seminggu

kemudian.

3.7 Prognosis

Prognosis penyakit ini baik

12

Page 13: Lapsus Scabies

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien seorang laki-laki berumur 13 tahun, datang dengan keluhan gatal- gatal dan bintik

berair pada sela-sela jari tangan dan perut. Keluhan dirasakan sejak satu setengah bulan

yang lalu, awalnya dirasakan dari perut kemudian meluas hingga ke sela-sela jari kedua

tangan. Keluhan gatal dirasakan semakin hebat terutama pada malam hari dan

mengganggu tidurnya. Pasien tinggal di asrama dan riwayat orang sekitar yang

mengalami keluhan yang sama dibenarkan. Dari pemeriksaan fisik diperoleh status

present dan status general dalam batas normal dengan effloresensi berupa papul erytema,

multiple, berbentuk bulat, dengan ukuran ± 1-2 mm, tersebar diatas kulit yang normal dan

tampak beberapa erosi diantaranya. Ditemukan pula pustul, multiple, berbentuk bulat,

dengan ukuran + 2-3 mm, dan kulit sekitarnya tampak kemerahan. Beberapa pustul

tampak telah pecah dan tertutup oleh krusta berwarna kecoklatan.

4.1 Penegakan Diagnosis

Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

Sarcoptes scabei var, hominis dan produknya (DERBER 1971). Penyakit ini sangat

mudah sekali menular dan sangat gatal terutama pada malam hari. Faktor yang

mempengaruhi ialah hygiene yang kurang baik. Predileksi dari skabies yang paling sering

biasanya pada axilla, areola mammae, sekitar umbulikus, genital, bokong, pergelangan

tangan bagian volair, sela-sela jari tangan, siku flexor, dan telapak tangan dan telapak

kaki.

Dasar penegakan diagnosis skabies pada pasien dalam kasus ini adalah sebagai

berikut :

1. Dari anamnesis, keluhan utama pasien adalah gatal dan timbul bercak-bercak

kemerahan berair pada sela-sela jari kedua tangan dan perut sejak satu setengah

bulan yang lalu. Keluhan gatal dirasakan semakin hebat terutama pada malam hari

dan mengganggu tidurnya. Pasien tinggal di asrama dan riwayat orang sekitar

yang mengalami keluhan yang sama dibenarkan. Keluhan ini mengarah ke

13

Page 14: Lapsus Scabies

scabies dimana ada keluhan gatal yang parah di malam hari dan ada riwayat orang

di sekitarnya yang mengeluh keluhan yang sama.

2. Dari pemeriksaan fisik, diperoleh status present dan status general dalam batas

normal. lokasi pada daerah perut dan tangan ditemukan effloresensi papul

erytema, multiple, berbentuk bulat, dengan ukuran ± 1-2 mm, tersebar diatas kulit

yang normal dan tampak beberapa erosi diantaranya. Ditemukan pula pustul,

multiple, berbentuk bulat, dengan ukuran + 2-3 mm, dan kulit sekitarnya tampak

kemerahan. Beberapa pustul tampak telah pecah dan tertutup oleh krusta

berwarna kecoklatan. Dari gambaran ini tempat lesi sesuai dengan tempat

predileksi skabies dan effloresensi yang timbul berupa papul, pustul, erosi dan

krusta sesuai dengan bentuk gambaran klinis dari skabies.

3. Beberapa penyakit lain dapat menjadi diagnosis banding dari keluhan pasien ini,

yang pertama seperti prurigo. Pada prurigo akan ditemukan gejala yang mirip

yaitu gambaran berupa papul dan biasanya menyerang anak anak. Predileksiya di

daerah ekstensor. Sedangkan pada scabies daerah predileksinya berbeda, keluhan

gatalnya biasanya memburuk di malam hari, dan orang sekitarnya juga terkena.5

Penyakit kedua yang memungkinkan menjadi diagnosis banding dari pasien ini

adalah Pedikulosis korporis. Pada pasien pedikulosis korporis keluhan utamanya

adalah rasa gatal dan timbul bekas garukan di kulit. Pada pasien ini keluhan rasa

gatal dan bekas garukan dapat ditemukan pada daerah perut dan tangan, akan

tetapi pada pasien ini, keluhan rasa gatal akan bertambah parah di malam hari,

gambaran lesinya juga bervariasi, mulai dari papul, pustule, hingga erosi akibat

garukan. Selain itu riwayat keluhan yang sama pada orang di sekitarnya juga

ditemukan. Maka dari itu, keluhan pasien ini lebih mengarah kepada scabies.6

Diagnosis banding yang ketiga adalah dermatitis atopi. Pada dermatitis atopi

keluhan utamanya berupa rasa gatal sepanjang hari yang memburuk di malam hari

dan lesinya berupa polimorfik, hal ini mirip dengan keluhan pasien ini, akan tetapi

keluhan pasien berupa rasa riwayat orang sekitar yang memiliki keluhan yang

sama menjadi pendukung diagnosis pasien ini ke arah scabies, selain itu pasien

tidak memiliki riwayat atopi atau alergi sebelumnya.7

14

Page 15: Lapsus Scabies

4.2 Penatalaksanaan Skabies

Penatalaksanaan skabies meliputi pengobatan topikal dan sistemik. Pada pasien

ini diberikan kedua macam pengobatan tersebut.

Pengobatan topikal :

1. Permetrin 5%

Obat ini diberikan pada pasien ini bertujuan untuk menghilangkan kutu penyebab

dari penyakit ini. Obat ini memiliki beberapa kelebihan yaitu penggunannya

hanya satu kali dan efek samping yang mungkin ditimbulkan lebih ringan

dibandingkan pilihan obat lainnya

2. Cefadroxyl 2 x 500 mg

Obat ini diberikan karena pada pasien ditemukan adanya tanda-tanda infeksi

sekunder berupa pustule yang berisi cairan purulen.

3. Mebridolin napadesylate 2 x 50 mg

Obat ini diberikan untuk meringankan rasa gatal yang dirasakan oleh pasien. Efek

samping berupa rasa kantuk akan membantu pasien utnuk dapat tidur di malam

hari tanpa terganggu oleh rasa gatal.

15

Page 16: Lapsus Scabies

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

Sarcoptes scabei var, hominis dan produknya (DERBER 1971). Skabies sangat mudah

sekali menular dan sangat gatal terutama pada malam hari. Foktor yang mempengaruhi

ialah hygiene yang kurang baik. Predileksi dari skabies ialah biasanya pada axilla, areola

mammae, sekitar umbulikus, genital, bokong, pergelangan tangan bagian volair, sela-sela

jari tangan, siku flexor, dan telapak tangan dan telapak kaki.

Pasien merupakan seorang laki-laki berumur 13 tahun, datang dengan keluhan gatal-

gatal dan bintik berair pada sela-sela jari kedua tangan dan perut. Keluhan dirasakan

sejak satu setengah bulan yang lalu, awalnya dirasakan dari pelipatan paha kemudian

meluas hingga ke sela-sela jari kedua tangan. Keluhan gatal dirasakan semakin hebat

terutama pada malam hari dan mengganggu tidurnya. Pasien tinggal di asrama dan

riwayat orang sekitar yang mengalami keluhan yang sama dibenarkan. Dari pemeriksaan

fisik diperoleh status present dan status general dalam batas normal. Status dermatologis,

lokasi pada daerah perut dan tangan ditemukan effloresensi papul erytema, multiple,

berbentuk bulat, dengan ukuran ± 1-2 mm, tersebar diatas kulit yang normal dan tampak

beberapa erosi diantaranya. Ditemukan pula pustul, multiple, berbentuk bulat, dengan

ukuran + 2-3 mm, dan kulit sekitarnya tampak kemerahan. Beberapa pustul tampak telah

pecah dan tertutup oleh krusta berwarna kecoklatan.

Berdasarkan anamesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, pasien ini didiagnosis

dengan skabies. Pasien ini diberikan terapi berupa terapi lokal dan sistemik. Terapi lokal

yang diberikan berupa permetrin 5%.Obat ini diberikan pada pasien ini bertujuan untuk

menghilangkan kutu penyebab dari penyakit ini. Obat sistemik yang diberikan berupa

Cefadroxyl 2 x 500 mg. Obat ini diberikan karena pada pasien ditemukan adanya tanda-

tanda infeksi sekunder berupa pustule. Obat sistemik kedua adalah mebridolin

napadesylate 2 x 50 mg. Obat ini diberikan untuk meringankan rasa gatal yang dirasakan

16

Page 17: Lapsus Scabies

oleh pasien. Efek samping berupa rasa kantuk akan membantu pasien untuk dapat tidur di

malam hari tanpa terganggu oleh rasa gatal.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan kasus ini adalah sebagai

berikut : Skabies sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak langsung.

Secara langsung misalnya pada orang yang tinggal serumah dengan penderita dan sehari-

harinya berinteraksi satu sama lain. Secara tidak langsung misalnya melalui tempat tidur,

handuk, pakaian dan lain-lain dengan masa inkubasi yang bervariasi. Karena sifatnya

yang sangat mudah menular, maka apabila ada salah satu anggota keluarga terkena

scabies, sebaiknya seluruh anggota keluarga tersebut juga harus menerima pengobatan.

Pakaian, alat-alat tidur, dan lain-lain hendaknya dicuci dengan air panas.

17