Top Banner
Bab I Pendahuluan 1.1. Pendahuluan 1.2. Tujuan penelitian Bab II Tinjauan Umum 2.1. Penyediaan Air Bersih 2.2. Sumber Air Bersih 2.3. Pengolahan Air Bersih Bab III Gambaran Umum 3.1. Profil PDAM Kota Malang 3.2. Keadaan Eksisting PDAM Kota Malang Bab IV Hasil Pengamatan dan Pembahasan Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran Daftar Pustaka Lampiran
14

Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

Aug 13, 2015

Download

Engineering

Yahya M Aji
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

Bab I Pendahuluan

1.1. Pendahuluan

1.2. Tujuan penelitian

Bab II Tinjauan Umum

2.1. Penyediaan Air Bersih

2.2. Sumber Air Bersih

2.3. Pengolahan Air Bersih

Bab III Gambaran Umum

3.1. Profil PDAM Kota Malang

3.2. Keadaan Eksisting PDAM Kota Malang

Bab IV Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 2: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

Latar Belakang

Air minum merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, yang harus

tersedia dalam kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat.

Meskipun alam telah menyediakan air dalam jumlah yang cukup, tetapi

pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitasnya telah mengubah

tatanan dan keseimbangan air di alam.

Sebagian besar air yang tersedia tidak lagi layak dikonsumsi secara

langsung dan memerlukan pengolahan supaya air dari alam layak dan

sehat untuk dikonsumsi. Kualitas air baku untuk air minum semakin

memburuk dengan masih kurangnya perhatian yang serius terhadap

pengelolaan air limbah. Air limbah dari rumah tangga dan industri,

kawasan perdagangan, dan sebagainya hampir semuanya dibuang

langsung ke badan-badan air tanpa pengolahan. Akibatnya, terjadi

penurunan kualitas air permukaan dan air tanah, yang pada akhirnya

menurunkan kualitas air baku untuk air minum.

Pemerintah telah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap

pengembangan system pernyediaan air minum. Sejak akhir 1970an

hingga saat ini penyediaan air minum khususnya dengan sistem

perpipaan telah dibangun dan dikembangkan menggunakan berbagai

pendekatan baik yang bersifat sektoral maupun pendekatan keterpaduan

dan kewilayahan (perkotaan dan perdesaan). Pada awalnya

pengembangan system penyediaan air minum (SPAM) banyak dilakukan

oleh pemerintah pusat. Tetapi sejalan dengan upaya desentralisasi

melalui PP No.14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan

Pemerintah bidang Pekerjaan Umum kepada daerah, urusan

pembangunan, pemerliharaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air

minum diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota.

Meskipun urusan tersebut telah diserahkan, namum pendanaannya

masih dapat dibantu sebagian oleh Pemerintah pusat. Penyerahan urusan

pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air

minum merupakan bentuk wewenang dan tanggung jawab pemerintah

kabupaten/kota tersebut. Selanjutnya dipertegas dalam Pasal 16 Undang-

Page 3: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

Undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Pasal 40 PP No.

16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Tentunya lingkup atau pengertian dari urusan penyediaan

prasarana dan sarana umum serta pelayanan dasar bagi masyarakat di

kabupaten/kota tersebut mencakup pula penyediaan air minum bagi

masyarakat. Upaya tersebut diwujudkan dengan pembangunan PDAM di

seluruh Indonesia demi melayani kebutuhan air bersih untuk kehidupan

masyarakat yang lebih sejahtera.

Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan laporan kunjungan PDAM ini adalah untuk

memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Jaringan Perpipaan”. Selain itu,

substansi kunjungan yang kami lakukan ke PDAM Kota Malang adalah

untuk menambah pengetahuan serta wawasan kami terkait proses

penyediaan air bersih di Kota Malang.

Penyediaan air bersih

Makhluk di dunia ini tanpa terkecuali sangat menggantungakan

hidupnya pada air. Untuk manusia, selain digunakan sebagai konsumsi

(makan dan minum), air juga diandalkan untuk keperluan pertanian,

industri dan lain-lain. Perkembangan zaman serta pertambahan jumlah

penduduk di dunia ini mengakibatkan munculnya aktivitas kehidupan baru

yang berdampak pada pengotoran atau pencemaran air yang pada

hakikatnya dibutuhkan. Padahal, beberapa abad yang lalu, manusia dalam

memenuhi kebutuhan akan air (khususnya air minum) cukup mengambil

dari sumber – sumber air yang ada di dekatnya dengan menggunakan

peralatan yang sangat sederhana.

Namun sekarang ini, khususnya di kota yang sudah langka akan

sumber air minum yang bersih tidak mungkin mempergunakan cara

demikian. Hampir dimana-mana air sudah tercemar, dan ini berarti kita

harus mempergunakan suatu peralatan yang modern untuk mendapatkan

air minum agar terbebas dari berbagai penyakit.

Page 4: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

Sumber Air bersih

Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatualiran yang di namakan ”cyclus Hydrologi”. Secara sederhana, ada 2 jenis

sumber air baku yang selanjutnya dapat kita olah menjadi air bersih, yaitu

air permukaan dan air tanah.

a. Air permukaan Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya,

air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukan akan berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah kotoran fisik, kimia dan bakteriologi. Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan mengalami suatu proses pembersihan sendiri. Air permukaan dapat berupa air sungai atau air rawa.

1. Air sungaiDalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami

suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.

2. Air rawaKebanyakan air rawa ini berwarna karena adanya zat-zat organis

yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2. Jadi untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah – tengah agar endapan – endapan Fe dan Mn tak terbawa, demikian pula dengan lumut yang ada pada permukaan rawa/ telaga.

b. Air tanahAir tanah umumnya memiliki kualitas yang lebih terjaga daripada

air permukaan karena telah melewati proses peresapan dari permukaan sampai ke dalam tanah. Air tanah dapat berupa air tanah dangkal, air tanah dalam, atau mata air. Suatu air tanah dikatakan air tanah dalam apabila kedalamannya mencapai 100m atau lebih.

Page 5: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

Pengolahan air bersih

Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang

dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting artinya

bagi air minum, karena dengan adanya pengolahan ini, maka akan

didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang

telah ditentukan. Dalam proses pengolahan air ini pada lazimnya dikenal

dengan dua cara, yakni :

1. Pengolahan lengkap atau complete treatment process, yaitu air akan

mengalami pengolahan lengkap , baik fisik, kimiawi dan bakteriologik.

Pada hakekatnya, pengolahan lengkap ini dibagi dalam tiga tingkatan

pengolahan, yaitu :

a. Pengolahan fisik, yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk

mengurangi/menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan

lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organic yang ada dalam

air yang akan diolah.

b. Pengolahan kimia, yaitu suatu tingkat pengolahan dengan

menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan

selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan kapur dalam proses

pelunakan dan sebagainya.

c. Pengolahan bakteriologik, yaitu suatu tingkat pengolahan untuk

membunuh/memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air

minum yakni dengan cara/jalan membubuhkan kaporit (zat desinfektant).

2. Pengolahan sebagian atau partial treatment process, misalnya

diadakan pengolahan kimiawi dan/atau pengolahan bakteriologik saja.

Pengolahan ini pada lazimnya dilakukan untuk :

a. Mata air bersih

b. Air dari sumur yang dangkal/dalam

Kesimpulan

Page 6: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

Setelah melakukan kunjungan ke Rumah Pompa Wendit dan Tandon Air

Mojolangu, ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan:

1. Instalasi pengolahan air di PDAM Kota Malang, tepatnya di Sumber

Air Wendit, Kabupaten Malang, hanya berupa unit disinfeksi saja.

Adapun disinfektan yang digunakan adalah gas khlor yang disimpan

dalam tabung dengan kapasitas tabung 1000kg dengan

penggantian tabung rata-rata adalah 16 hari. IPA yang ada di

Wendit tidak memuat pengolahan yang kompleks karena sumber air

baku di Wendit sudah memenuhi kriteria yang dibutuhkan.

2. Pada prakteknya, PDAM Kota Malang tidak pernah mengeksploitasi

sebuah sumber air hingga 100%. Hal tersebut bertujuan untuk

menjaga kesinambungan dari sumber mata air tersebut, serta

mematuhi regulasi dari peraturan-peraturan yang ada. Di Sumber

Air Wendit saja, air yang langsung melimpas dan terbuang ke

sungai bahkan lebih besar daripada yang diolah oleh PDAM.

3. Setelah air diolah (melewati proses chlorinasi), air selanjutnya

dipompa menuju tendon air Mojolangu dengan 2 rumah pompa

kapasitas @200 kW jenis vertical pump, yaitu pompa Wendit 1 dan

Wendit 2. Satu lagi rumah pompa di lokasi yang kami tinjau, yaitu

rumah pompa Wendit 3 dengan kapasitas 147 dan 166 kW jenis

submersible pump, mengalirkan air olahan ke distrik Buring. Tiap

satu unit pompa memiliki kapasitas debit 350 L/det.

4. Kondisi topografi Kota Malang yang berbukit-bukit menyebabkan

biaya produksi air bersih cukup mahal, karena 73% dari seluruh air

yang disalurkan menggunakan system pompanisasi

Saran

Demi terciptanya suasananya yang kondusif pada saat berlangsungnya

acara, serta untuk memberikan wawasan yang lebih kepada mahasiswa,

maka beberapa masukan yang ingin kami sampaikan adalah:

1. Hendaknya acara-acara sejenis diadakan lebih sering lagi,

mengingat hasilnya yang dirasa cukup efektif dalam memberikan

pengetahuan serta wawasan yang komprehensif kepada

Page 7: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

mahasiswa, serta melihat antusiasme teman-teman yang sangat

tinggi dalam mengikuti jalannya acara

2. Koordinasi antara para peserta Studi Lapangan perlu diperhatikan

lagi, supaya tidak terjadi keterlambatan pada saat keberangkatan,

yang mana dikhawatirkan mengganggu jalannya acara

Lampiran

Page 8: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Page 9: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Page 10: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

Gambaran umum

Profil PDAM Kota Malang

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang adalah badan

pengelola air minum yang dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan air

bersih di Kota Malang. Yang dimaksud dengan air bersih adalah air bersih

yang didistribusikan kepada masyarakat secara kontinyu dengan kualitas,

kuantitas serta tekanan yang memenuhi persyaratan. Agar pengelolaan

air minum dapat terlaksana dengan baik dan benar, diperlukan penerapan

prosedur serta sistim yang baik dan benar. Oleh karena itu pihak PDAM

Kota Malang diharapkan dapat mengelolanya dengan prosedur yang

Page 11: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

berlaku, baik dari segi manajemen, pengelolaan keuangan, kapasitas

produksi serta sistim pendistribusiannya, sehingga kebutuhan masyarakat

akan air minum dapat terpenuhi. Selain itu tetap memperhatikan

kemampuan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan,

sehingga pelayanan air minum dapat dinikmati secara merata oleh

masyarakat. Sejarah dan perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum

Kota Malang dijelaskan sebagai berikut :

ISI SEJARAHNYA YA

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan

industry yang terus meningkat di kota Malang, maka keperluan akan air

minum juga terus bertambah. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota

Malang sebagai badan pengelola air minum di kota ini, dituntut untuk

dapat menyediakan sarana air minum yang memadai, yang diharapkan

dapat meningkatkan taraf hidup dan derajat kesehatan masyarakat serta

dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Secara umum rencana

pengembangan kota Malang akan memberikan masukan terhadap PDAM

dalam mengembangkan wilayah pelayanan sesuai dengan arah kebijakan

pengembangan wilayah.

PDAM Kota Malang mengambil air baku dari banyak sumber air dan sumur

bor, beberapa di antaranya yang paling besar adalah:

1. Air baku dari Sumber Banyuning dengan kapasitas intake 140 lt/dt.

2. Air baku dari Sumber wendit I,II, dan III dengan kapasitas total intake

1500 lt/dt.

3. Air baku dari Sumber Binangun dengan kapasitas intake 250 lt/dt.

4. Air baku dari Sumur Bor Badut I, II, dan III dengan kapasitas total intake

50 lt/dt.

5. Air baku dari Sumur Istana Dieng dengan kapasitas intake 20 lt/dt.

Page 12: Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang

Berdasarkan kunjungan kami ke PDAM Kota Malang di Rumah Pompa

Wendit:

Rumah Pompa Wendit I dan Wendit II mengalirkan air ke tendon air

Mojolangu

dan sebagian kecil langsung dialirkan ke warga dengan kapasitas total

1020 lt/det. Sumber air baku yang diproduksi berasal dari Sumber Air

Wendit.

Rumah Pompa Wendit III mengalirkan air ke tandon air Buring dan

sebagian kecil langsung dialirkan ke warga dengan kapasitas total 1020

lt/det. Sumber air baku yang diproduksi berasal dari Sumber Air Wendit.