LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
SISTEM UROGENITAL
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Dias Rahmawati Wijaya (2013730134)
Dien Rahmawati (2013730135)
M Hakam Al Hasby (2013730150)
Megi Annisa (2013730152)
Nia Fitriyani ( 2013730161)
Nina Amelinda (2013730162)
Putri Noviarin Irhamna (2013730166)
Rezka Fadilah Yefri (2013730170)
Rifky Fadila Naratama (2013730171)
Sari Azzahro Said (2013730176)
Thia Resti Putri (2011730164)
Tutor : dr. Kartono Ichwani, Sp.BK.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum biokimia ini.
Penulis membuat laporan ini dengan tujuan untuk mendalami ilmu
biokimia dalam Sistem Urogenitalia, serta memberi beberapa
informasi penting kepada pembaca.
Dalam penulisan laporan praktikum ini, kami mengalami beberapa
kendala, karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada dr.
Kartono, Sp.BK dan Staf Laboratorium FKK yang telah membimbing
serta memberikan penjelasan yang sangat penting bagi penulis untuk
menyelesaikan laporan serta kepada teman-teman yang telah membantu
dalam kegiatan praktikum biokimia ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk
memperbaiki segala kekurangan dan kami berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi kami maupun pembacanya.
Wassalamualaikum wr. wb
Jakarta, April 2014
Penulis
I. Pendahuluan
PERCOBAAN URIN
Urin mengandung hasil proses metabolisme dalam tubuh, baik
fisiologik maupun patologik. Karena itu, pemeriksaan urin berguna
untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit
atau gangguan metabolisme dangan gangguan organ-organ atau
faktor-faktor yang berhubungan dengan metabolisme tersebut.
Berhubungan dengan hal itu, kadang- kadang perlu untuk menetapkan
jumlah suatu zat dalam urin dan untuk itu dilakukan pemeriksaan
urin 24 jam.
Pemakaian zat pengawet untuk urin yang akan diperiksa secara
kimia atau mikroskopik penting, karena pada keadaan normal akan
terjadi perubahan-perubahan pada urin tersebut oleh kerja bakteri,
yang akan mempengaruhi nilai pemeriksaan.
Sebagai contoh : urea akan berubah menjadi amonium karbonat,
gula akan dipecah menjadi CO2dan H2O. Urin akan menjadi keruh dan
terjadi pemecahan zat-zat yang membentuk sedimen.
Untuk menghindari perubahan-perubahan ini dipakai zat-zat
pengawet yang tidak atau sedikit pengaruhnya terhadap zat-zat dalam
urine, misalnya toluene atau formaldehida.
1. Cara PengumpulanUrin
Urin hari pertama dibuang pada waktu yang telah ditentukan
(misalnya jam 6 pagi).Semua urin mulai waktu itu sampai dengan
waktu yang sama pada hari berikutnya dikumpulkan. Seluruh urine
tersebut harus disimpan dalam keadaan dingin dengan toluene sebagai
pengawet.
2. Sifat-sifatUrin
a. Catatlah hal-hal dibawah ini :
1. Volume (mL)
2. Warna, bau dan kejernihan
3. Reaksi terhadap lakmus dan indicator universal
4. Berat jenis (metode)
Isilah sebuah tabung urinometer dengan urine dan letakkan
hydrometer didalamnya. Hydrometer tidak boleh menyentuh dinding
tabung. Catatlah suhu urine tersebut. Tiap-tiap urinometer ditera
pada suatu suhu tertentu. Bila suhu urine tidak sama dengan suhu
tera, lakukanlah koreksi sebagai berikut :
Tambahkan 0,001 pada angka yang dinyatakan urinometer bagi tiap
penambahan suhu 3oC di atas suhu tera, atau kurangi 0,001 untuk
setiap perbedaan suhu 3oC dibawah suhu tera.
3. Jumlah zat padat total
Kalikan kedua angka terakhir dari Berat jenis urine tersebut
dengan angka 2,66 gram/L (koefisien log). Hasilnya menyatakan
secara kasar jumlah zat pada total dalam 1 liter urine (gram). Dari
sini dapat diperhitungkan jumlah zat padat total dalam urine 24
jam.
4. Protein
4.1 Tes asam sulfasalisilat
Pada urine ditambahkan 2-3 tetes larutan asam sulfasalisilat 3
%. Bila timbul kekeruhan atau presipitat menyatakan adanya albumin
atau globulin. Presipitat akan bertambah pada pemanasan
4.2 Tesbence jones
Panaskan urine berhati-hati dan perhatikan suhunya. Pada mulai
timbul kekeruhan dan akan menggumpal bila suhu mencapai. Asamkan
sedikit dengan asam asetat dan panaskan sampai . Sebagian
presipitat akan hilang. Saring mumpung masih panas, presipitat akan
terbentuk lagi setelah tabung menjadi dingin.
5. Zat-zat keton
5. 1 Tes nitroprusida (legal)
Urine direaksikan dengan Na-Nitroprusida dan NaOH sampai
bereaksi basa. Bila terdapat aseton akan terbentuk warna merah.
Warna ini juga dapat disebabkan oleh kreatinin, tetapi disini warna
akan hilang pada penambahan asam asetat.
II. Praktikum
a. Alat dan Bahan
Pot urin
Pipet
Tabungreaksi
Rak tabung
Penjepit tabung
Kertas lakmus
Gelas ukur
Asam sulfasalisilat
Asam asetat
Reagen Protein
Na-Nitroprusida
NaOH
Tabung urinometer
Sarung tangan
Penangas air
Api bunsen
III. Hasil
a. Percobaan sifat-sifat urine
b. Berat jenis urine
Diketahui: Bj Terbaca : 20 1,020
Suhu kamar : 26C
Jawab:
=
= 1,022
c. Jumlah zat padat total
Diketahui : Berat jenis urin 1,022
Jawab : 22 x 2,66 = 58,52 gram/liter
Kesimpulan
Peningkatan berat jenis urin dapat terjadi karena proteinuria.
Dari hasil yang kelompok kami dapatkan,berat jenis urin masih dalam
batasan normal (N = 1,003 1,030). Kemungkinan tidak didapatkan
adanya zat tambahan lain yang terlarut dalam urin. Untuk jumlah zat
padat total dapat menggunakan presentase 25% untuk NaCl (relatif
meningkat dengan diet tinggi garam) dan 50% untuk urea (hasil
katabolisme protein).
d. Tes asam sulfasalisilat
Hasil Percobaan
Urin ditambahkan dengan 2-3 tetes reagen sulfosalisilat 3%,
tidak terdapat tanda kekeruhan ataupun presipitat
Pembahasan
Proteinuria ini terjadi akibat adanya kebocoran pada glomelurus
yang behubungan dengan kenaikan permeabilitas membrane basal
glomerulus terhadap protein. Dalam keadaan normal, walaupun
terhadap sejumlah protein yang cukup besar / beberapa gram protein
plasma yang melalui nefron setiaphari, hanya sedikit yang muncul
didalam urin. ini disebabkan 2 faktor utama yang berperan yaitu:
filtran glomerulus dan reabsorpsi protein tubulus.
Pada keadaan fisiologis sering ditemukan proteinuria ringan yang
bersifat sementara misalnya pada keadaan demam tinggi, gagal
jantung, latihan fisik yang kuat dan pasien hematuria.
Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada urin
tidak terdapat protein
e. Tes bence jones
Hasil
Setelah dipanaskan pada suhu 50o C hasilnya (-) negatif / tidak
terdapat presipitat
Saat telah ditambah asam asetat (3 tetes) dan dipanaskan hingga
suhu 100o C hasilnya pun juga tetap negatif (-) atau tidak ada
tanda-tanda adanya kandungan protein dalam urin.
Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada urin
tidak terdapat protein yang menggambarkan ginjal masih berfungsi
dengan baik.
f. Tes nitroprusida
Hasil
Pada percobaan ini, hasil yang ditunjukkan saat urin direaksikan
dengan Na Nitroprusida terbentuk warna merah yang menandakan adanya
kandungan aseton atau kreatinin. Kemudian setelah ditambahkan asam
asetat warna berubah kembali seperti semula yang menandakan sampel
urin mengandung kreatinin dan keton tidak terdeteksi.
Kesimpulan
Sampel urin mengandung kreatinin dan keton tidak terdeteksi.
Interpretasi:
Warna kertas lakmus berubah menjadi merah yang menandakan adanya
aseton atau kreatinin dalam urin, tetapi dengan penambahan aseton
warna merah berangsur hilang yang menandakan kadar kreatinin
terdeteksi dalam urin sedangkan aseton tidak dapat terdeteksi.
IV. Lampiran
Alat dan bahan