Top Banner
Laporan Praktikum Nama : Lailatul Hasanah Mikrobiologi NIM : J3M113010 Kelas : LNK AP2 Kelompok : 3 Hari/Tanggal : Sabtu/10 Mei 2014 Waktu : 08.00- 12.00 PJP : M.Arif Mulya, Spi Asisten : Ramdhani Ivone IDENTIFIKASI BAKTERI (Karakterisasi Sifat Biokimia dan Fisiologis Bakteri)
17

laporan mikrob 11

Dec 26, 2015

Download

Documents

AtinaChaerani

laporan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: laporan mikrob 11

Laporan Praktikum Nama : Lailatul HasanahMikrobiologi NIM : J3M113010

Kelas : LNK AP2Kelompok : 3Hari/Tanggal : Sabtu/10 Mei 2014Waktu : 08.00-12.00PJP : M.Arif Mulya, SpiAsisten : Ramdhani

Ivone

IDENTIFIKASI BAKTERI (Karakterisasi Sifat Biokimia dan Fisiologis Bakteri)

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGANPROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

Page 2: laporan mikrob 11

PENDAHULUAN

Ciri fisiologis ataupun biokimia merupakan kriteria yang sangat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan atau sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagian mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi tipe metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan tes reagen yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Murray, 2005).

Karakterisasi morfologi bertujuan untuk mengamati baik morfologi koloni maupun morfologi sel bakteri pada isolasi bakteri yang telah lolos seleksi. Bakteri saat ditumbuhkan dalam media yang bervariasi, mikroorganisme akan menunjukkan penampakan makroskopis yang berbeda-beda pada pertumbuhannya. Perbedaan ini disebut dengan karakteristik kultur, yang digunakan sebagai dasar untuk memisahkan mikroorganisme dalam kelompok taksonomik (Capuccino,1992). Pengujian secara fisiologis juga dapat dilakukan untuk mengelompokkan taksonomi mikroorganisme termasuk taksonomi bakteri. Pengujian fisiologis terdiri dari uji motilitas, uji katalase, uji oksidase, uji gelatin, uji fermentatif/oksidatif, dan selain kelima uji tersebut dapat juga dilakukan uji yang lain yaitu dengan menggunakan uji hidrolisis pati, uji indol, uji methyl red, uji sitrat, dan uji hidrolisis urea (Hadioetomo,1993).

Reaksi-reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemampuan untuk menghidrolisis lemak. Sama halnya dengan mikroorganisme lain, bakteri mempertahankan kehidupannya melalui penyesuaian diri terhadap lingkungan demi kelanjutan generasinya. Bakteri mampu merombak dan menggunakan bahan kimia (dalam bentuk larutan) yang ada di lingkungannya sebagai sumber energi dan zat pembangunan. Jenis spesies bakteri mempunyai karakterisasi sifat biokimia dan fisiologis yang khas. Sifat-sifat ini dapat dijadikan acuan dalam proses identifikasi. Identifikasi mikroba berguna untuk mempelajari secara detail karakter fisik, kimiawi, dan biologis mikroba sehingga dapat diketahui dan dimanfaatkan secara optimal. Identifikasi merupakan kegiatan utama dalam membuat klasifikasi atau taksonomi.

TUJUAN

Tujuan dari praktikum yaitu untuk mengetahui jenis dari suatu biakan bakteri dengan melakukan identifikasi bakteri melalui metode Cowan.

Page 3: laporan mikrob 11

ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan yaitu gelas objek, kertas cakram steril, pipet tetes, ose bulat, ose tusuk, pinset, tissue, dan bunsen. Bahan yang digunakan yaitu reagen (P-aminodimetyl aniline oxalate 1%), paraffin, media SIM (Sulfida Indol Motility), larutan H2O2 (hydrogen peroksida), alkohol 70%, dan biakan bakteri dengan kode A.

PROSEDUR

a. Uji OksidasePraktikum dimulai dengan sterilisasi meja dan tangan

dengan alkohol 70%, sebelum melakukan kegiatan gelas objek terlebih dahulu disterilkan dengan alkohol 70%, setelah disemprot dengan alkohol gelas objek di keringkan dengan tisu, kemudian pada gelas objek diletakan dua buah kertas cakram steril, kemudian kertas cakram steril tersebut ditetesi dengan p-aminodimethyl aniline oxalate 1% sebanyak satu tetes, untuk melakukan uji satu ose penuh biakan bakteri A dioleskan di salah satu kertas cakram steril yang sudah ditetesi p-aminodimethyl aniline oxalate 1%, reaksi positif ditunjukan bila koloni berubah warna menjadi merah, dan reaksi negatif ditunjukan bila koloni tidak berubah warna dan tetap bewarna ungu.

b. Uji O/FLangkah pertama yang dilakukan yaitu ose dipanaskan pada api

bunsen yang menyala sampai kemerahan, setelah itu dinginkan ose dan ambil biakan bakteri dengan ose, kemudian tutup tabung reaksi dibuka, setelah itu mulut tabung reaksi dipanaskan untuk menghindari kontaminan, kemudian masukan biakan di ose ke dalam tabung reaksi dengan posisi lurus, masukan ose pada media sampai kedalaman dari dua pertiga medianya, angkat ose dari tabung reaksi, kemudian tabung reaksi dipanakan dan ditutup kembali dengan rapat. Lakukan hal yang sama untuk tabung kedua, kemudian sebelum tabung reaksi ke dua ditutup masukan paraffin sampai permukaan media tertutup semuanya, terakhir lakukan inkubasi selama 24jam.

c. Uji MotilitasUji motilitas dimulai dengan memanaskan ose tusuk di api bunsen,

kemudian ose di dinginkan dan ambil satu olesan biakan bakteri yang akan diuji, kemudian buka tutup tabung reaksi dan biakan bakteri yang sudah diambil diinokulasikan secara vertikal pada tabung reaksi yang berisi media uji, setelah itu tutup kembali tabung reaksi, kemudian tabung reaksi diinkubasi selama 24 jam. Hasil uji motilitas diperlihatkan dengan adanya pertumbuhan pada permukaan medium dan pada tusukan inokulasi.

Page 4: laporan mikrob 11

d. Uji KatalaseLangkah pertama yang dilakukan yaitu objek glass

disterilisasi dengan dengan alkohol 70%, setelah itu keringkan dengan tisu, kemudian oleskan biakan bakteri yang akan diuji pada preparat dengan menggunakan ose, setelah itu olesan biakan bakteri ditetesi dengan hydrogen peroksida (H2O2), adanya gelembung pada biakan bakteri yang ditetesi H2O2

menunjukan reaksi yang positif.e. Uji Gelatin

Pengujian gelatin pada bakteri dilakukan setelah ose dipanaskan pada api bunsen, kemudian ose didinginkan dan ambil satu olesan biakan bakteri yang akan diuji, buka tutup tabung reaksi dan biakan bakteri yang sudah diambil diinokulasikan secara vertikal pada tabung reaksi yang berisi media uji, setelah itu tutup kembali tabung reaksi kemudian tabung reaksi diinkubasi selama 24 jam, setelah diinkubasi tabung reaksi uji dimasukan ke dalam ice-bath. Kontrol dan gelatin yang tidak mengalami hidrolisa akan membeku, sedangkan yang terhidrolisa akan tetap cair atau menunjukan reaksi positif.

HASIL PENGAMATAN

Praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :Tabel 1. Uji O/F

Sampel

Hasil

GambarTabung

1 dengan Parafin

KeteranganTabung 2

Tanpa parafin

Keterangan

A + Kuning + Kuning

Keterangan : + = Berubah warna + = Tidak berubah warna

Uji O/F dapat diketahui bahwa hasil pengujian biakan bakteri A fermentatif dengan ditunjukannya perubahan warna media uji menjadi kuning.

Page 5: laporan mikrob 11

Tabel 2. Uji KatalaseSampe

lHasil Keterangan Gambar

A -Tidak ada gelembung

Uji katalase dapat diketahui bahwa biakan bakteri tidak mengandung enzim katalase ditunjukkan dengan tidak adanya gelembung pada uji yang dilakukan.

Tabel 3. Uji OksidaseSampel Hasil Keterangan Gambar

A-

Tidah berubah warna

Keterangan : + = Berubah warna − = Tidak berubah warna

Uji oksidase dapat diketahui bahwa reaksi negatif ditunjukan dengan tidak adanya perubahan warna pada sampel yang diuji.

Tabel 4. Uji MotilitasSampel Hasil Keterangan Gambar

A +Bakteri tumbuh

menyebar ke permukaan

Keterangan : + = Motil − = Non motil

Page 6: laporan mikrob 11

Uji motilitas dapat diketahui bahwa bakteri yang bersifat motil karna bakteri tumbuh tidak hanya pada tusukan tetapi menyebar kepermukaan dan punya flagel.

Tabel 5. Uji GelatinSampel Hasil Keterangan

A + Cair

Keterangan : + = Gelatin terhidrolisa − = Gelatin tidak terhidrolisa

Uji gelatin dapat diketahui bahwa hasil uji menunjukan reaksi positif karena media yang digunakan terhidrolisa atau tetap cair.

PEMBAHASAN

Metabolisme adalah semua reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan-kegiatan seluler seperti pergerakan. Reaksi kimiawi yang membebaskan energi melalui perombakan nutrien disebut reaksi disimilasi atau penguraian, sedangkan reaksi kimiawi yang menggunakan energi untuk sintesis dan fungsi-fungsi sel lainnya disebut reaksi asimilasi atau anabolik. Reaksi disimilasi menghasilkan energi sedangkan reaksi asimilasi menggunakan energi.

Sel merombak ikatan-ikatan kimiawi tertentu selama metabolisme, sehingga energi yang dilepaskan menjadi tersedia untuk melangsungkan kerja biologis. Selama masa hidup sel, kerja ini bersifat ekstensif dan beragam. Mikroorganisme heterotrofik nonfotosintesik memperoleh energinya dari oksidasi (pengusiran elektron atau atom hidrogen) senyawa-senyawa anorganik (Pelzer, 2006). Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri. Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-uji biokimia yang dilakukan dalam praktikum ini antara lain uji O/F, uji katalase, uji oksidase, hidrolisis gelatin, dan uji motilitas.

Pengujian O/F merupakan salah satu media yang digunakan untuk pengujian fisio-metabolisme suatu bakteri yaitu untuk mengetahui kemampuan memecah karbohidrat (glukosa) dalam suasana aerobik (oksidatif) dan anaerobik (fermentative). Perubahan warna yang terjadi pada media O/F akan menentukan kategori bakteri tersebut. Perubahan warna media menjadi kuning pada tabung yang tidak diberi parafin tetapi tidak berubah pada tabung yang diberi parafin, menunjukan metabolisme oksidatif dari glukosa. Perubahan warna media menjadi kuning terjadi pada kedua tabung, menunjukan metabolisme fermentatif.

Bakteri aerob adalah salah satu penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan bakteri terhadap oksigen. Bakteri aerob merupakan jenis bakteri yang memerlukan oksigen bebas untuk kelangsungan hidupnya. Bakteri yang tergolong bakteri aerob

Page 7: laporan mikrob 11

hidupnya mutlak memerlukan oksigen dalam keadaan bebas. Bakteri ada juga yang kebutuhan akan oksigennya bersifat tidak mutlak yaitu bakteri aerob fakultatif (Pelzar, 2006), selain bakteri aerob dan fakultatif terdapat juga bakteri anaerob. Bakteri anaerob menggunakan senyawa anorganik sebagai aseptor elektron terakhirnya. Organisme tersebut dapat dibagai dalam 3 kelompok yaitu reduser sulfat, reduser nitrat, dan bakteri metan. Letak perbedaan antara resfirasi aerob dan anaerob adalah bahwa pada respiriasi anaerob yang berperan sebagai aseptor elektron terkahir adalah senyawa anorganik, bukan oksigen (Dwidjoseputro, 2003).

Media SIM (Sulfida Indo Motility) merupakan salah satu media semi solid yang digunakan untuk pengujian fisio-metabolisme suatu bakteri yaitu untuk mengetahui kemampuan membentuk indol (produk hasil degradasi protein), ikatan sulfida, dan motilitas atau pergerakan bakteri. Motalitas merupakan salah satu ciri penting pengkarakterisasian bakteri. Sifat ini diakibatkan oleh adanya alat moler cambut yang disebut flagella sehingga sel bakteri dapat berenang didalam lingkungan air. Motilitas sebagaian besar jenis bakteri motil pada suhu relatif rendah 15-250C dan mungkin tidak motil pada suhu 370C, namun suatu resiko tersendiri bagi organisme berukuran kecil untuk menerima kenyataan bahwa dengan ukuran tersebut sel bakteri dapat dipengaruhi oleh aktifitas molekul air atau pelarut disekitarnya yang dinamakan Brownian movement.

Gerakan brown adalah gerak partikel koloid yang bergerak dengan arah tak beraturan, gerak acak molekul ini dapat membuat sel bakteri bergoyang-goyang cepat atau lebih tepatnya bergetar tak beraturan sehingga akan terlihat motil (Karser, 2004). Sel yang bergerak dengan dorongan flagella akan bergerak lebih aktif. Sel tersebut dikatakan motil jika menciptakan jalur gerak yang tak beraturan, namun untuk gerak brown sel tampak pasif dan seperti bergerak sendiri mirip pada saat menggetarkan batang pensil dengan memutarkan pergelangan tangan (Volk, 1988). Flagella merupakan struktur komplek yang tersusun atas bermacam-macam protein termasuk flagelin yang membuat flagella berbentuk seperti tabung cambut dan protein kompleks yang memanjang dinding sel dan membran sel untuk membentuk seperti cambuk, flagella digunakan bakteri sebagai alat gerak (Pramono, 2007).

Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba (Gross, 1995). Organisme yang tidak memproduksi katalase dilindungi oleh penanaman dengan jaringan hewan, tumbuhan, dan organisme lain yang mempunyai kemampuan memproduksi enzim. Katalase diproduksi oleh beberapa bakteri, ini ditunjukkan dengan jumlah yang banyak pada bakteri aerob, sedangkan enzim tidak diproduksi oleh bakteri anaerob obligat karena tidak memerlukan enzim tersebut (Gross, 1995).

Bakteri katalase positif bisa menghasilkan gelembung-gelembung oksigen karena adanya pemecahan H2O2 (hidrogen peroksida) oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri. Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri, dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri. Oleh karena itu,

Page 8: laporan mikrob 11

komponen ini harus dipecah agar tidak bersifat toksik lagi (Hastutik, 2002). Bakteri katalase negatif tidak menghasilkan gelembung-gelembung, hal ini berarti H2O2 yang diberikan tidak dipecah oleh bakteri katalase negatif, misalnya, L.casei sehingga tidak menghasilkan oksigen. Bakteri katalase negatif tidak memiliki enzim katalase yang menguraikan H2O2 (Hastutik, 2002).

Mekanisme enzim katalase memecah H2O2 yaitu saat melakukan respirasi. Bakteri yang memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzim katalase maka segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkannya sendiri. Bakteri katalase positif akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 dimana parameter yang menunjukkan adanya aktivitas katalase tersebut adalah adanya gelembung-gelembung oksigen seperti pada percobaan yang telah dilakukan. Dengan enzim katalase, H2O2 diurai dengan reaksi 2H2O2 → 2H2O + O2 (Karser, 2004).

Enzim oksidase memegang peranan penting dalam transport elektron selama respirasi aerobik. Sitokrom oksidase mengkatalisis oksidasi dan reduksi sitokrom oleh molekul oksigen. Enzim oksidase dihasilkan oleh bakteri aerob, fakultatif anaerob, dan mikroaerofilik. Mikroorganisme ini menggunakan oksigen, sebagai akseptor elektron terakhir selama penguraian karbohidrat untuk menghasilkan energi. Kemampuan bakteri memproduksi sitokrom oksidase dapat diketahui dari reaksi yang ditimbulkan setelah pemberian reagen oksidase pada koloni bakteri. Enzim ini merupakan bagian dari kompleks enzim yang berperan dalam proses fosforilasi oksidatif. Reagen yang digunakan adalah P-aminodimethylaniline-oxalat 1%. Reagen akan mendonorkan elektron terhadap enzim ini sehingga akan teroksidasi membentuk senyawa yang berwarna.

Gelatin adalah protein yang diperoleh dari hidrolisa kalogen yaitu zat pada jaringan penghubung dan tendon dari hewan. Gelatin akan terurai oleh jasad renik yang mempunyai enzim proteolitik. Larutan gelatin bersifat cair pada suhu ruang atau suhu kamar dan padat apabila berada dalam lemari es. Bila gelatin telah dihidrolisa oleh jasad renik akan tetap bersifat cair meskipun berada dalam lemari es (Hadioetomo, 1993). Gelatin adalah suatu zat yang meleleh pada atau di atas suhu 280C, sehingga harus dibudidayakan di suhu 250C (suhu kamar). Hidrolisis gelatin terjadi karena bakteri menghasilkan gelatinase untuk menghidrolisis polimer protein, gelatin, untuk asam amino. Gelatin protein merupakan polimer besar asam amino yang terlalu besar untuk masuk ke dalam membrane sel. Dalam rangka memanfaatkan gelatin, exoenzim proteolitik bakteri mensekresi gelatinase dan peptidase untuk mencerna gelatin luar sel (Pramono, 2007).

Uji biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri dapat juga berupa : a. Indol

Media ini biasanya digunakan dalam identifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovaks seperti Ehrlich yang megandung para-dimetil-aminobenzaldehida (Choirunissa, 2011).b. Uji gula-gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa dan Manitol)

Page 9: laporan mikrob 11

Uji ini dilakukan untuk mengindetifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat. Pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada media glukosa yang berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakan terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas (Oktarina, 2010).c. Hidrolisis pati

Menurut Jutono (1980), suatu bakteri mempunyai suatu enzim yang dapat menghidrolisis polisakarida, misalnya pati menjadi senyawa gula yang lebih sederhana. Bakteri yang mempunyai enzim amilase dapat menghidrolisis pati (suatu polosakarida) menjadi maltosa (disakarida).d. Peptonisasi

Peptonisasi adalah perubahan dari bentuk tidak larut menjadi larut pada bermacam-macam protein dan menunjukkan adanya pemecahan protein menjadi pepton yang terjadi pada keadaan aerob dan anaerob (Jutono dkk, 1980).e. Fermentasi susu

Air susu mengandung bermacam-macam zat, yaitu air, karbohidrat, (laktosa), lemak, protein (kasein), garam-garam  mineral, dan vitamin-vitamin. Medium susu (tanpa lemak) digunakan untuk pengujian fermentasi, peptonisasi atau kedua-duanya yang terjadi bersama-sama. Pada peptonisasi susu kasein dihidrolisa oleh enzim renin menjadi parakasein dan pepton-pepton yang terlarut. Parakasein itu kemudian akan bereaksi dengan garam-garam kalsium membentuk endapan kalsium para kaseinat. Peptonisasi reaksi medium menjadi basa sehingga warna indikator ( misalnya bromokresol purpule ) ungu terang, pada fermentasi laktosa, berubah menjadi asam sehingga menyebabkan kasein mengendap atau menggumpal. Asam ini akan menentukan pertumbuhan bakteri lebih lanjut, sehingga peruraian protein tidak terjadi (Jutono dkk, 1980).f. Uji reduksi nitrat

Keberadaan nitrit dalam media diuji dengan penambahan asam sulfanilat dan α-naftilamin yang akan bereaksi dengan nitrit yang ditunjukkan dengan perubahan warna media menjadi merah atau merah muda. Pada tabung yang tidak menunjukkan perubahan warna, ditambahkan bubuk Zn untuk melihat reduksi nitrat menjadi nitrit. Bila didapatkan nitrat dalam medium, maka kaldu berubah warna menjadi merah muda atau merah karena Zn mereduksi nitrat menjadi nitrit dan nitrit ini bereaksi dengan reagen uji dan terbentuk warna merah (Lay, 2004). Reduksi nitrat terjadi pada kebanyakan bakteri anaerob fakultatif dengan menggunakan nitrit. Berdasarkan beberapa pengujian yang hasilnya dicocokkan menggunakan tabel

Chowan didapatkan bahwa pada bakteri A merupakan genus Haemophilus.Klasifikasi Haemophilus :

Kingdom : BacteriaPhylum : ProteobacteriaKelas : Gamma ProteobacteriaOrdo : PasteurellalesFamily : Pasteurellaceae

Page 10: laporan mikrob 11

Genus : HaemophilusSpesies : H. Influenzae, H. Aegyptius, H. Aphrophilus, H.

Ducrey, H. Haemoglobinophilus, H. Haemolitycus, H. parainfluenzae

Haemophilus merupakan merupakan golongan bakteri kecil, gram-negatif pleomorfik, untuk mengisolasikannya dibutuhkan perbenihan diperkaya yang biasanya mengandung darah atau turunannya. Genus Haemophilus disebut haemophilic karena bakteri golongan ini membutuhkan faktor pertumbuhan yang terdapat di dalam darah. Haemophilus merupakan bakteri fakultatif anaerob, yang kadang-kadang memiliki kapsul tetapi juga terkadang tidak memiliki kapsul. Suhu optimum untuk tumbuhnya adalah 37ºC, untuk tumbuhnya memerlukan hemin atau nikotinamida-adenin difosfat atau kedua-duanya. Haemophilus menyusun dirinya berupa rantai pendek maupun panjang atau berpasangan secara parallel. Sifat bakteri ini hampir sama dengan Haemophilus influenza hanya ukurannya agak lebih besar.

SIMPULAN

Pengujian biokimia pada bakteri sangat penting dilakukan karena metode ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi bakteri yang akan diuji. Praktikum yang telah dilakukan didapatkan tabung yang diberi paraffin dan tabung yang tidak diberi paraffin terjadi perubahan warna menjadi kuning, hal ini menunjukan reaksi fermentatif pada bakteri. Bakteri yang diuji tidak menghasilkan gelembung, hal ini membuktikan bahwa bakteri tersebut tidak mempunyai enzim katalase. Koloni bakteri setelah ditetesi reagen tidak berubah warna menjadi pink hal ini menunjukan bahwa bakteri tidak mengandung enzim oksidase. Koloni bakteri tidak hanya tumbuh di bekas tusukan ose tetapi juga di permukaan media, hal ini menunjukkan bahwa bakteri tergolong motil dan memiliki flagel untuk bergerak. Koloni bakteri yang sudah dimasukkan ke media dan di inkubasi selama 24jam tetap cair, hal ini menunjukkan bahwa bakteri bereaksi positif punya enzim gelatinase. Berdasarkan beberapa pengujian yang hasilnya dicocokkan menggunakan tabel Chowan didapatkan bahwa pada bakteri A merupakan genus Haemophilus.

Page 11: laporan mikrob 11

DAFTAR PUSTAKA

Adam Syamsunir. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Capuccino,JG,&Sherman,N. 1992. Microbiology a Laboratory Mannual. Amerika : The Benjamin/Cumming public.

Dwidjoseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Gross,1995. Introgductary Microbiology. London : chaswaan hall university and profesional.

Hadioetomo, RS. 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Teknik Dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.

Hastutik, Sri utami, 2002. Petunjuk Praktikum Mikro. Malang : UMM press.

Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, S. Suhadi, D. dan Soesanto. 1980.  Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi Fakultas   Pertanian UGM. Yogyakarta.

Karser, gery. 2004. Microbiology laboratory manual. New York : Cotons ville campus of the comunity collage of balsimere country.

Lay, W. B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.

Murray. 2005. Biokimia Harper. EGC. Jakarta.

Pelezer, M. 2006. Mikrobiologi Dasar. Dwijoseputro, penerjemah. Jakarta : universitas Indonesia Press. Terjemahan dari : Basics of Microbiology.

Pramono, hendro. 2007. Penggolongan Mikroba. Bandung : kurnia.

Volk. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.