Top Banner
Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017 409 Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia Triasesiarta Nur [email protected] Institut Bisnis Nusantara Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari bagaimana 3(tiga) keputusan keuangan perusahaan, yakni keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen saling mempengaruhi. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 128 perusahaan manufaktur pada periode 2012-2016, atau sebanyak 640 observasi . Pengujian hipotesis menggunakan 3 (tiga) model regresi berganda, dengan menerapkan analisis data panel., disertai dengan uji Kausalitas Granger. Model keputusan pendanaan untuk melihat pengaruh keputusan investasi dan kebijakan dividen terhadap keputusan pendanaan. Sementara model kebijakan dividen untuk melilhat pengaruh keputusan pendanaan dan keputusan investasi terhadap kebijakan dividen. Sedangkan model Keputusan Investasi adalah untuk melihat pengaruh keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap keputusan investasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dengan memperhitungkan keberadaan beberapa variabel kontrol, maka keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan baik terhadap keputusan pendanaan maupun kebijakan dividen. Keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan baik terhadap keputusan investasi maupun terhadap kebijakan dividen. Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap keputusan investasi namun tidak berpengaruh terhadap keputusan pendanaan. Hasil pengujian ketiga model konsisten dengan uji Kausalitas Granger. . Kata kunci: Keputusan keuangan, keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, data panel price book value, debt to total asset, dividend payout ratio, kausalitas Granger 1. Pendahuluan Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam kegiatan perusahaan dan mempunyai pengaruh cukup besar terhadap nilai perusahaan. Maksimalisasi nilai perusahaan inilah yang menjadi tujuan perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan melalui harga pasar saham. Harga pasar saham adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon investor apabila ia ingin memiliki saham suatu perusahaan. Semakin tinggi harga pasar saham maka semakin tinggi nilai perusahaan serta semakin tinggi pula kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. (Einhart dan Brigham, 2011). Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan tersebut, manajer keuangan perusahaan dihadapkan pada keputusan keuangan yang meliputi keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision) dan keputusan yang menyangkut pembagian laba dalam bentuk dividen (Titman et al., 2011). Ketiga keputusan tersebut saling berkaitan dan setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya. Dalam keputusan investasi, perusahaan dihadapkan pada keputusan tentang berapa dana yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar dan aktiva tetap serta pos-pos yang terkait dengan aktiva lain-lain perusahaan. Selain itu dengan aktiva yang tersedia perusahaan harus dapat mengoptimalkan penggunaannya sehingga dapat menghasilkan laba. Selanjutnya dari laba yang diperoleh, perusahaan harus mengambil keputusan berapa dari laba tersebut yang
17

Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Nov 29, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

409

Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan

Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Triasesiarta Nur

[email protected]

Institut Bisnis Nusantara

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari bagaimana 3(tiga) keputusan keuangan

perusahaan, yakni keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen saling

mempengaruhi. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 128 perusahaan manufaktur pada

periode 2012-2016, atau sebanyak 640 observasi . Pengujian hipotesis menggunakan 3 (tiga)

model regresi berganda, dengan menerapkan analisis data panel., disertai dengan uji

Kausalitas Granger. Model keputusan pendanaan untuk melihat pengaruh keputusan

investasi dan kebijakan dividen terhadap keputusan pendanaan. Sementara model kebijakan

dividen untuk melilhat pengaruh keputusan pendanaan dan keputusan investasi terhadap

kebijakan dividen. Sedangkan model Keputusan Investasi adalah untuk melihat pengaruh

keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap keputusan investasi. Dari hasil

penelitian ditemukan bahwa dengan memperhitungkan keberadaan beberapa variabel kontrol,

maka keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan baik terhadap keputusan

pendanaan maupun kebijakan dividen. Keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan

baik terhadap keputusan investasi maupun terhadap kebijakan dividen. Kebijakan dividen

berpengaruh positif terhadap keputusan investasi namun tidak berpengaruh terhadap

keputusan pendanaan. Hasil pengujian ketiga model konsisten dengan uji Kausalitas Granger.

.

Kata kunci: Keputusan keuangan, keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan

dividen, data panel price book value, debt to total asset, dividend payout ratio, kausalitas

Granger

1. Pendahuluan

Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam kegiatan perusahaan dan

mempunyai pengaruh cukup besar terhadap nilai perusahaan. Maksimalisasi nilai perusahaan

inilah yang menjadi tujuan perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public, nilai

perusahaan dapat direfleksikan melalui harga pasar saham. Harga pasar saham adalah harga

yang bersedia dibayar oleh calon investor apabila ia ingin memiliki saham suatu perusahaan.

Semakin tinggi harga pasar saham maka semakin tinggi nilai perusahaan serta semakin tinggi

pula kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. (Einhart dan Brigham, 2011).

Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan tersebut, manajer keuangan perusahaan

dihadapkan pada keputusan keuangan yang meliputi keputusan investasi (investment

decision), keputusan pendanaan (financing decision) dan keputusan yang menyangkut

pembagian laba dalam bentuk dividen (Titman et al., 2011). Ketiga keputusan tersebut saling

berkaitan dan setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan

keuangan yang lainnya.

Dalam keputusan investasi, perusahaan dihadapkan pada keputusan tentang berapa

dana yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar dan aktiva tetap serta pos-pos yang terkait

dengan aktiva lain-lain perusahaan. Selain itu dengan aktiva yang tersedia perusahaan harus

dapat mengoptimalkan penggunaannya sehingga dapat menghasilkan laba. Selanjutnya dari

laba yang diperoleh, perusahaan harus mengambil keputusan berapa dari laba tersebut yang

Page 2: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

410

akan diinvestasikan kembali pada perusahaan dalam bentuk laba ditahan (retained earning)

dan berapa yang harus dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Kebijakan

inilah yang dikenal dengan dividend policy atau kebijakan pembagian laba.

Keputusan yang tidak kalah pentingnya adalah menyangkut keputusan pendanaan.

Dalam keputusan tersebut perusahaan berusaha untuk mencari sumber-sumber pendanaan

dengan biaya yang minimal. Sumber pendanaan perusahaan dapat diperoleh dari internal yaitu

berupa laba ditahan dan dari eksternal yaitu berupa hutang atau penerbitan saham baru. Suatu

kombinasi yang optimal atas penentuan pendanaan tersebut sangat penting karena diharapkan

dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menganalisis mengenai kebijakan keuangan

dikaitkan dengan kondisi tertentu. Tandelilin dan Wilberforce (2002) melakukan pengujian

terhadap keterkaitan antara kebijakan hutang dengan kebijakan dividen dalam konteks

keagenan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik keagenan dapat dikurangi melalui

kebijakan hutang atau menggunakan kebijakan dividen.

Sementara Kaaro (2001) melakukan pengujian terhadap keterkaitan keputusan

pendanaan dengan keputusan investasi pada kondisi perekonomian normal maupun pada

kondisi krisis pernah dilakukan oleh Kaaro (2001). Penelitian ini menemukan bahwa ternyata

ada keterkaitan antara kedua keputusan keuangan tersebut serta diketahui adanya perbedaan

tentang perilaku manajer dalam menentukan keputusan investasi dan keputusan pendanaan

pada periode normal dan periode krisis. Keputusan investasi ternyata dapat dipengaruhi oleh

keputusan pendanaan (leverage), perubahan laba internal, pertumbuhan dan ukuran

perusahaan sedangkan keputusan pendanaan dapat dipengaruhi oleh keputusan investasi,

pertumbuhan penjualan, dividend yield, profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan.

Penelitian lainnya mencoba untuk menganalisis bagaimana ketiga keputusan keuangan

berkaitan. Beberapa dari penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil yang belum

konsisten.

Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen (Wibowo dan

Erkaningrum (2002), Purnamasari et.al., 2009), Nur dan Karnen (2014)). Sementara itu

Kaweny, 2007 membuktikan bahwa keputusan investasi berpengaruh negatif terhadap

kebijakan dividen. Penelitian lainnya mendapatkan hasil bahwa keputusan investasi tidak

berpengaruh terhadap kebijakan dividen (Wibowo dan Erkaningrum (2002), Pontoh, 2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari et.al., 2009, dan Rajsheree 2015

membuktikan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.

Sementara Lashgari dan Moghaddam., 2015 menyatakan bahwa kebijakan dividen

berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi. Hasil penelitian lainnya menunjukkan

bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi dibuktikan oleh

Kaweny, 2007.

Penelitian mengenai pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan juga

mendapatkan hasil yang beragam. Pengaruh positif dari keputusan investasi terhadap terhadap

keputusan pendanaan dibuktikan oleh Kaweny, 2007, Purnamasari et.al., 2009, Demirel 2016.

Sementara pengaruh negatif dibuktikan oleh Hayati, 2010. Sementara Kaweny 2007

menyatakan bahwa Keputusan Investasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pendanaan.

Hal sebaliknya yakni bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap

keputusan investasi (Purnamasari et.al., (2009), John and Muthusamy (2014) Hidayati (2014),

Mohammad et al (2014)). Meskipun demikian beberapa penelitian juga membuktikan hal

yang sebaliknya bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negatif terhadap keputusan

investasi (Aivazian et.al., 2005, John and Muthusamy (2014),Pontoh, 2014, Sajid Et al, 2016

). Sementara penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Erkaningrum (2002), Mohammad et

Page 3: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

411

al (2014) mendapatkan hasil bahwa keputusan pendananaan tidak berpengaruh terhadap

keputusan investasi.

Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang memperlihatkan bagaimana pengaruh

keputusan pendanaan terhadap kebijakan dividen. Keputusan pendanaan berpengaruh negatif

terhadap kebijakan dividen (Wibowo dan Erkaningrum (2002), Fadah dan Aditya (2008),

Purnamasari et.al., 2009),Asad and Yousaf (2014), Nur dan Karnen (2014) Khan and

Naeemulah (2016)). Pengaruh positif dari keputusan pendanaan terhadap kebijakan dividen

dibuktikan oleh Adedeji (1998). Sementara Pontoh, (2014) dan, Kaweny (2007) justru

membuktikan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

dividen

Kebijakan dividen itu sendiri berpengaruh positif terhadap keputusan pendanaan

(Kaweny, 2007). Sebaliknya Fadah dan Aditya (2008), Purnamasari et.al., (2009) menyatakan

bahwa Kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap keputusan pendanaan. Sementara,

Wahyuningsih (2001), Indahningrum dan Handayani, (2009) membuktikan bahwa kebijakan

dividen tidak berpengaruh terhadap keputusan pendanaan.

Berdasar uraian di atas terlihat bahwa berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan

hasil yang belum konsisten mengenai keterkaitan antara keputusan investasi, keputusan

pendanaan, dan kebijakan dividen, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai adanya keterkaitan pengaruh antar ketiga variabel yakni antara ketiga keputusan

keuangan sekaligus yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen

pada seluruh perusahaan manufaktur, yang akan dituangkan dalam penelitian ini dengan judul

“Analisis Pengaruh Antar Variabel Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan

Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode

Tahun 2010-2014)”.

2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

Tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan.

Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan

pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha

pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi secara efisien. Meskipun fungsi manajer

keuangan untuk setiap organisasi belum tentu sama, akan tetapi pada prinsipnya fungsi utama

seorang manajer keuangan meliputi pengambilan keputusan investasi, pengambilan keputusan

pendanaan dan kebijakan dividen (Ehrhardt dan Brigham , 2011).

Keputusan investasi yang dibuat oleh manajemen adalah suatu tindakan manajemen

untuk menentukan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang

dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selama jangka waktu tersebut.

Sementara, keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai keputusan yang menyangkut

struktur keuangan perusahaan (financial structure) Struktur keuangan perusahaan merupakan

komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka

panjang dan modal sendiri.

Sedangkan dividen merupakan bagian laba perusahaan yang dibagikan kepada

pemegang saham biasa. Kebijakan dividen adalah kebijakan untuk menahan berapa laba yang

harus dibayarkan (dividen) kepada pemegang saham dan berapa yang harus ditanamkan

kembali ke perusahaan. Besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham tergantung

pada jumlah lembar saham yang dimiliki pemegang saham. Dividen biasanya dibagikan

dalam bentuk uang tunai. Selain dalam bentuk uang tunai, dividen juga dapat dibagikan dalam

bentuk aktiva selain kas dan saham baru

Page 4: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

412

2.1. Pengembangan Hipotesis :

2.1.1. Pengaruh Keputusan Investasi dan Kebijakan Dividen terhadap Keputusan

Pendanaan (Model Keputusan Pendanaan).

Keinginan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham telah

mendorong perusahaan untuk memanfaatkan adanya kesempatan investasi yang ada.

Keterbatasan dana yang ada di dalam perusahaan akan mendorong dilakukannya peminjaman

yang lebih besar dan mengarah pada rasio leverage yang lebih tinggi pula (Baskin (1989), dan

Chang dan Rhee (1990).

Miller dan Rock (1985) mengemukakan bahwa sumber pendanaan (keputusan

pendanaan) sama dengan penggunaan dana (keputusan investasi).

Heitor dan Murillo (2007) mempertimbangka adanya asimetri informasi dapat

merubahan opini manajer dalam hal pemilihan proyek dan pilihan pendanaannya. Pada

kondisi di mana tidak terjadi asimetri informasi maka tidak ada kewajiban bagi perusahaan

untuk menggunakan pendanaan internal. Namun sebaliknya terjadi pada kondisi asimetri

informasi, maka berlaku Teori Pecking Order dari Myers (1977), yang menyebutkan bahwa

pendanaan terlebih dahulu dari internal, kemudian hutang, dan yang terakhir adalah

penerbitan saham baru. Kesempatan investasi yang dimiliki oleh perusahaan akan

mempengaruhi financial leverage apabila internal equity yang dapat dipergunakan untuk

mendanai investasi tidak mencukupi. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai

kesempatan investasi yang besar akan melakukan peminjaman dalam jumlah yang besar pula

(Myers, 1984).

Sementara itu keputusan investasi dapat terkait dengan pertumbuhan perusahaan dapat

berarti peningkatan financial distress, pengurangan problem free cash flow dan memperburuk

masalah keagenan yang berhubungan dengan debt. Pertumbuhan dapat juga berarti

manifestasi dari free cash flow, yang dapat digunakan oleh para manager untuk membangun

kekuasaan dalam bentuk investasi yang tidak menguntungkan (Jensen, 1986). Perusahaan

yang sedang tumbuh sangat mengutamakan nilai perusahaan untuk kepentingan pemegang

saham sebagai investor, sehingga trade off theory memprediksi bahwa perusahaan dengan

banyak investasi justru akan memiliki lebih sedikit leverage.

Kebijakan dividen merupakan pilihan bagi perusahaan untuk membayar pemegang

sahamnya berupa cash dividend atau tetap menahan keuntungan sebagai retained earnings.

Berbagai teori mencoba untuk menjelaskan kaitan dividen dengan nilai perusahaan. Miller

dan Modigliani (1961) menganggap tidak ada kaitan antara dividen dengan nilai perusahaan

(dividend irrelevance theory). Dengan demikian dividen tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Bird in the hand theory (Gordon dan Shapiro (1956) dan Lintner (1962) menganggap

dalam kondisi penuh ketidakpastian dan asimetri informasi, maka investor lebih

menginginkan dividen dibandingkan retained earning. Pihak manajemen berupaya untuk

membayar dividen untuk menyampaikan signal positif mengenai prospek perusahaan (Pettit

1972). Sehingga pembayaran dividen akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Atau pembayaran dividen akan berpengaruh negatif terhadap keputusan pendanaan.

Selain konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham, konflik juga dapat

terjadi antara pemegang saham dengan pemegang hutang. Pemegang hutang akan menentukan

debt covenant untuk untuk menjamin cukupnya cash untuk membayar kembali hutang

perusahaan. Kebijakan dividen akan mempengaruhi kebijakan pendanaan.

Page 5: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

413

Berdasarkan uraian diatas, maka :

H1: Keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pendanaan.

H2: Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pendanaan.

2.1.2.Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Keputusan Investasi terhadap Kebijakan

Dividen (Model Kebijakan Dividen)

Semakin tinggi hutang perusahaan maka akan semakin besar beban bunga yang

menjadi kewajiban perusahaan yang akan mengurangi profit yang akan dibagikan kepada

pemegang saham (Wibowo dan Erkaningrum (2002), Fadah dan Aditya (2008), Purnamasari

et.al., 2009), Asad and Yousaf (2014), Nur dan Karnen (2014), Khan and Naeemulah (2016).

Sebaliknya leverage dapat saja berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen

(Adedeji (1998). Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan

hutang apabila internal equity yang ada dalam perusahaan tidak mencukupi untuk mengatasi

masalah kebutuhan dana. Pendanaan melalui penerbitan saham baru menjadi alternatif

terakhir disebabkan karena pihak manajemen menghindari asimetri informasi.

Masalah kebutuhan dana dalam jangka pendek, akan diatasi oleh perusahaan dengan

melakukan peminjaman bahkan untuk membayar dividen. Pembayaran dividen tetap

dilakukan, terutama oleh perusahaan dengan kesempatan investasi yang cukup baik. Karena

dividen merupakan signal positif yang dapat disampaikan kepada investor (Bernhart el al

(2005)). Namun, apabila kebutuhan dana berlangsung secara terus menerus, maka

perusahaan akan mengatasi masalah kebutuhan dana dengan menyesuaikan tingkat

pembayaran dividen dengan tingkat earning yang baru.

Berdasarkan uraian di atas maka,

H3: Keputusan Pendanaan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

H4: Keputusan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

2.1.3.Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Keputusan

Keputusan Investasi (Model Keputusan Investasi)

Keputusan pendanaan dapat dijadikan indikator oleh pasar untuk memprediksikan

prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Perusahaan dengan prospek yang baik akan

mengatasi masalah kebutuhan dana dengan melakukan peminjaman untuk memanfaatkan

kesempatan investasi. Namun, apabila prospek perusahaan kurang baik akan membuat

kebutuhan dana berlangsung secara terus-menerus, sehingga perusahaan akan mengatasi

masalah kebutuhan dana dengan peluang investasi yang baru (Baskin (1989) dan Allen

(1993)).

Hite (1977) menyatakan bahwa terdapat efek leverage terhadap keputusan produksi

yang optimal. Menurutnya pertumbuhan dalam financial leverage akan mengurangi biaya

modal dan pada akhirnya akan meningkatkan level output yang paling optimal. Semakin

tinggi proksi hutang maka keputusan untuk berinvestasi juga akan semakin tinggi. Miller

(1977) beranggapan bahwa pertumbuhan dari NPV perusahaan (investasi yang dilakukan oleh

perusahaan) disebabkan karena “efek leverage”, dimana adanya dampak pajak pada porsi

hutang juga akan jadi pertimbangan pihak manajemen perusahaan.

Kebijakan dividen memiliki pengaruh negatif terhadap investasi di masa selanjutnya.

Pembayaran dividen di masa lalu akan mempengaruhi besarnya dana yang dapat digunakan

Page 6: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

414

untuk investasi. Meskipun demikian, asimetri informasi menyebabkan perilaku perusahaan

dalam menentukan kebijakan dividen dijadikan sebagai sinyal bagi prospek perusahaan di

masa yang akan datang (Easterbrook (1984)). dividen merupakan alat bagi shareholder untuk

mendorong manajemen agar mendapatkan modal di pasar yang kompetitif. Pembayaran

dividen akan mempengaruhi retained earning yang ada di dalam perusahaan. Seberapa besar

internal equity yang ada dalam perusahaan akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk

melakukan investasi.

Berdasarkan uraian di atas maka,

H5: Keputusan Pendanaan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Investasi.

H6: Kebijakan Dividen berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Investasi.

3. Metode Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2010-2014. Sampel yang digunakan

adalah perusahaan manufaktur. Sedangkan untuk penentuan sampel, penulis menggunakan

metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria

tertentu. Kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2012 hingga

2016.

2. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan auditan per 31 Desember dan memiliki

data keuangan lengkap, termasuk memiliki informasi tentang pembagian dividen tunai

selama periode penelitian.

3. Perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.

4. Rentang waktu tahun laporan keuangan adalah dari tahun 2012-2016.

Berdasarkan kriteria tersebut, didapatkan 128 perusahaan yang dijadikan sampel di

dalam penelitian ini dengan periode penelitian selama empat tahun, sehingga jumlah

keseluruhan unit observasi adalah 640. Daftar perusahaan sampel disajikan dalam Tabel 1.

3.1. Variabel Penelitian.

Variabel Independen adalah variabel yang berdiri sendiri tanpa harus dipengaruhi oleh

variabel lain. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independen. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan juga merupakan

variabel dependen, yakni keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen.

Tabel 1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

N

o Keterangan

Jumla

h

1

.

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-

2016

147

2

.

Perusahaan yang data keuangannya tidak lengkap -19

3

.

Total Perusahaan yang digunakan dalam penelitian 128

4 Total observasi (5 tahun) 640

Page 7: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

415

Keputusan Investasi dihitung dengan menggunakan price book value (PBV)

Keputusan pendanaan dihitung menggunakan Debt to Asset Ratio (BDA). Rasio ini

menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang digunakan oleh

perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya.

Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan dengan dividedn payout ratio (DPR).

Variabel Kontrol.

Variabel kontrol pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Profitabilitas.

Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio antara Earning Before Interest and

Taxes (EBIT) terhadap total asset.

Ukuran perusahaan.

Penelitian ini menggunakan logaritma natural total aset untuk menghitung ukuran

perusahaan.

Pertumbuhan Penjualan Perhitungan pertumbuhan penjualan menggunakan delta penjualan periode t dan

periode sebelumnya.

Struktur Aktiva

Strukur aktiva adalah rasio dari Aktiva tetap dan Total Aktiva.

Likuiditas Perusahaan

Current Ratio yakni ratio antara current asset dan current liabilities digunakan sebagai

proksi likuiditas.

Penelitian ini menerapkan analisis regresi berganda dengan menggunakan data panel.

Berkaitan dengan hal tersebut dilakukan penentuan model estimasi (Common Effect Model,

Fixed Effect Model atau Random Effect Model) dan pengujian asumsi dan kesesuaian model.

Terdapat 6 (enam) hipotesis dalam penelitian ini, yang akan diselesaikan melalui 3

(model) yakni :

Model 1 Keputusan Pendanaan

BDAit = a0 + a1PBVit+ a2 DPRit+ a3Profitit + a4 Sizeit + a5FASit + e1

..................................................... (1)

Model 2 Kebijakan Dividen

DPRit = b0 + b1 BDAit + b2PBVit + b3 Profitit + b4SGit + b5 CRit + b6 Size + e2

........................................(2)

Page 8: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

416

Model 3 Keputusan Investasi

PBVit = c0 + c1 BDAit+ c2 DPRit+ c3Profitit + c4 Sizeit + c5 SGit + e3

4. Hasil Analisis dan Pembahasan

4.1. Analisis Data

4.1.1.Pengaruh Keputusan investasi dan kebijakan dividen terhadap keputusan

pendanaan (Model Keputusan Pendanaan)

Hasil regresi data panel yang memperlihatkan bagaimana pengaruh keputusan

investasi terhadap kebijakan dividen dapat terlihat pada Tabel 2.

Berdasarkan hasil tabel 2 tersebut maka dapat disimpulkan dengan nilai probabilitas

dari t sebesar 0.0007 < 0,01, maka hipotesis H1 diterima. Secara statistik membuktikan bahwa

keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan.

Keputusan investasi (PBV) berpengaruh positif dan signifikan keputusan pendanaan

(BDA), yang berarti semakin banyak keputusan investasi akan dilaksanakan perusahaan,

maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan peminjaman yang lebih besar lagi untuk

membiayai investasinya. Perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia mempunyai

keinginan untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham dengan memanfaatkan

adanya kesempatan investasi yang ada, sehingga jumlah hutang pun akan semakin besar.

Hal ini menunjukkan berlakunya pecking order theory. Perusahaan mencari dana

tambahan dengan cara mencari pinjaman baik ke perbankan, leasing, atau juga dengan

menerbitkan obligasi (bonds) untuk mendanai investasinya. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian Baskin (1989), Chang Rhee (1990), Adedeji (1998), Wibowo dan

Ekaningrum (2002) Kaweny (2007), Purnamasari et al. (2009) yang menemukan bahwa

financial leverage berhubungan positif dengan keputusan investasi.

Perusahaan akan memilih sumber dana dari hutang karena dipandang lebih murah

dibandingkan dengan penerbitan ekuitas baru yang dijadikan sebagai pilihan terakhir untuk

sumber pemenuhan kebutuhan investasi. Penggunaan dana eksternal dalam bentuk hutang

lebih disukai daripada menerbitkan ekuitas baru dengan alasan untuk menghindari adanya

asimetri informasi.

Adanya asimetri informasi membuat investor menginterprestasikan pendanaan

investasi melalui penerbitan ekuitas sebagai berita buruk. Asimetri informasi juga akan

menghambat kemampuan perusahaan dalam menaikkan dana melalui penerbitan saham baru.

Investor beranggapan bahwa penerbitan ekuitas baru dilakukan oleh para manajer apabila

saham perusahaan dinilai lebih tinggi. Baskin (1989) dan Myers (1984). mengemukakan

bahwa pemberitahuan penerbitan ekuitas-ekuitas baru menyebabkan nilai perusahaan yang

tercermin dalam harga saham menjadi turun dan perusahaan semakin sulit untuk mendapatkan

peluang investasi yang baru.

Tabel 2.

Hasil Regresi Model 1 (Keputusan Pendanaan)

Pengaruh Keputusan Investasi dan Kebijakan Dividen terhadap Keputusan Pendanaan

BDAit = a0 + a1PBVit+ a2 DPRit+ a3Profitit + a4 Sizeit + a5FASit + e1

Fixed Effect Model

Variabel Independen

Prediksi

Koefisien p-value

Page 9: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

417

Konstanta ? 2.958778 0.0000

PBV +/- 0.007871

0.0007**

*

DPR +/- -0.016363 0.29463

Profit - -3.240586

0.0000**

*

Size (Ln TA) + -0.123816

0.0000**

*

FAS + -0.620626

0.0000**

*

R-Square 0.843750

Adjust R 0.885961

F-Statistik 32.27283

Sig (F-stat) 0.000000

DW 1.872399

***, **, * signifikansi pada level α= 1%, 5%, 10%

Deskripsi Variabel :

BDA, adalah keputusan pendanaan (financial leverage) yang dihitung dengan

membandingkan total hutang dengan total aset; PBV, adalah keputusan investasi yang

dihitung dengan membandingkan harga saham per lembar saham dengan nilai buku per

lembar saham; DPR, adalah kebijakan dividen yang dihitung dengan membandingkan

dividend per share dengan earning per share; Profit, adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan yang diukur dengan menggunakan rasio antara Earning Before

Interest and Taxes (EBIT) terhadap total assets; Size (LnTA), adalah ukuran perusahaan

dapat dinyatakan dengan logaritma natural dari total aset; FAS (Fixed Asset Structure),

adalah struktur aset yang diukur dengan membandingkan aset tetap dengan total aset

perusahaan.

Sumber : data diolah

Hasil pengujian t-statistik atas kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio)

menunjukkan nilai koefisien negatif yakni -0.019463. Nilai probabilitas dari t sebesar 0.2943

> 0,10, maka hipotesis H2 ditolak. Secara statistik membuktikan bahwa kebijakan dividen

(DPR) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan (BDA) yang berarti

tingkat pembayaran dividen perusahaan tidak mempengaruhi jumlah hutang yang dimiliki

perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kaaro (2001) [2] dan

Allen (1993) dan Kaweng (2007).

Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan,

yang berarti perusahaan yang dapat menghasilkan earnings yang lebih besar cenderung

mempergunakan retained earning untuk memenuhi kebutuhan dana. Semakin besar retained

earning sebagai sumber internal membuat penggunaan utang berkurang, sehingga tingkat

financial leverage perusahaan menjadi semakin rendah.

Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan

pendanaan. Semakin besar perusahaan akan lebih mengandalkan pada pendanaan melalui

penerbitan ekuitas.

Struktur aktiva berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan.

Dengan tingginya aktiva tetap perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi

stabil, memiliki earning yang cukup sehingga tidak memerlukan level hutang yang tinggi.

Page 10: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

418

4.1.2.Pengaruh Keputusan pendanaan dan Keputusan Investasi terhadap Kebijakan

Dividen (Model Kebijakan Dividen)

Hasil Regresi pada tabel 3 menunjukkan bahwa hasil pengujian t-statistik atas

pengaruh keputusan pendanaan (BDA) terhadap kebijakan dividen, mendapatkan nilai

probabilitas t sebesar 0.3053.dengan demikian maka H3 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa

keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Besar kecilnya hutang

yang dimiliki perusahaan, tidak mempengaruhi tingkat pembayaran dividen perusahaan. Hasil

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitain Kaaro (2001) [2] yang menemukan bahwa

keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Hasil pengujian terhadap H4 yakni mengenai pengaruh dari keputusan investasi

terhadap kebijakan dividen menunjukan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Dengan demikian.

maka H4 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen. Semakin tinggi tingkat keputusan investasi yang i

perusahaan, maka akan semakin tinggi pula tingkat pembayaran dividen pada perusahaan

tersebut.

Hal ini menunjukkan perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia memiliki free

cash flow yang baik. Hanya perusahaan yang memiliki free cash flow yang baik yang mampu

membayar dividen secara kontinu. Jika free cash flow besar, maka dividend payout ratio juga

tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Purnamasari et al. (2009), Rajsheree

(2015) dan Nur dan Karnen (2014) menemukan bahwa investasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen.

Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Berarti besar kecilnya

kemampuan sebuah perusahaan tidak mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan

dibayarkan.

Pertumbuhan penjualan juga tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi belum tentu akan membagikan

dividen, disebabkan karena adanya kemungkinan earning kembali diinvestasikan pada

perusahaan. Demikian juga halnya dengan likuiditas dan size yang tidak signifikan

mempengaruhi kebijakan dividen.

Tabel 3.

Hasil Regresi Model 2 (Kebijakan Dividen)

Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Keputusan Investasi terhadap kebijakan dividen

Fixed Effect Model

DPRit = b0 + b1 BDAit + b2PBVit + b3 Profitit + b4SGit + b5 CRit + b6 Size + e2

Variabel

Independen

Prediksi

Koefisien p-value

Konstanta ? 0.655508 0.3710

BDA +/- -0.109796 0.3053

PBV +/- 0.031209

0.0000**

*

Profit + -0.460488 0.2277

SG + 0.010850 0.7032

CR + -0.000126 0.8984

Size + -0.040321

R-Square 0.342585

Page 11: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

419

Adjust R 0.169787

F-Statistik 1.982570

Sig (F-stat) 0.000000

DW 2.187227

***, **, * signifikansi pada level α= 1%, 5%, 10%

Deskripsi Variabel :

BDA, adalah keputusan pendanaan (financial leverage) yang dihitung dengan

membandingkan total hutang dengan total aset; PBV, adalah keputusan investasi yang

dihitung dengan membandingkan harga saham per lembar saham dengan nilai buku per

lembar saham; DPR, adalah kebijakan dividen yang dihitung dengan membandingkan

dividend per share dengan earning per share; Profit, adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan yang diukur dengan menggunakan rasio antara Earning Before

Interest and Taxes (EBIT) terhadap total assets; Size (LnTA), adalah ukuran perusahaan

dapat dinyatakan dengan logaritma natural dari total aset; SG (Sales growth), adalah

pertumbuhan penjualan perusahaan yang dihitung dengan membandingkan penjualan tahun

berjalan dikurangi penjualan tahun sebelumnya dengan pernjualan tahun berjalan; CR

(Current Ratio), adalah likuiditas perusahaan yang dihitung dengan membandingkan asset

lancar dengan kewajiban lancer

Sumber : data diolah

4.1.3.Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Kebijakan dividen terhadap Keputusan

Investasi (Model Keputusan Investasi)

Hasil Regresi Model Persamaan ketiga atau model persamaan keputusan investasi

dapat terlihat pada Tabel 4. Hasil uji T, dengan nilai probabilita sebesar 0.3155

menunjukkan bahwa H5 ditolak. Keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap

keputusan investasi. Hal tersebut berarti proporsi struktur modal tidak akan mempengaruhi

keputusan investasi yang akan dijalankan oleh perusahaan manufaktur. Kebijakan dividen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasi dengan nilai probabilita

sebesar 0.0000. sehingga H6 diterima. Perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia

cenderung memilih untuk membayar dividen guna memberikan sinyal positif kepada pihak

luar mengenai keuntungn yang akan diperoleh perusahaan. Dengan membayar dividen,

perusahaan berharap pendanaan untuk peluang investasi diperoleh dari investor publik.

Dengan demikian perusahaan menggunakan dividen sebagai alat sinyal kepada publik.

Dividen yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki proyek yang

menguntungkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wibowo dan Erkaningrum (2002),

Purnamasari et.al., 2009), Nur dan Karnen (2014).

Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasi.

Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menjalankan

investasinya. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi memiliki kemampuan lebih besar untuk

menghimpun dana investasi.

Perusahaan-perusahaan manufaktur Indonesia berusaha untuk meningkatkan profit

agar nilai perusahaan dapat meningkat sehingga perusahaan dapat peluang untuk melakukan

investasi lebih besar lagi. Ukuran dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan investasi.

Page 12: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

420

Tabel 4.

Hasil Regresi Model 3 (Keputusan Investasi)

Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Keputusan Investasi

PBVit = c0 + c1 BDAit+ c2 DPRit+ c3Profitit + c4 Sizeit + c5 SGit + e3

Variabel

Independen

Prediksi

Koefisien p-value

Konstanta ? -4.575163 0.3238

BDA +/- 0.331076 0.3155

DPR +/- 1.255612 0.0000***

Profit + 8.240768 0.0006***

Size (Ln TA) - 0.327573 0.3022

SG + 0.107019 0.5531

R-Square 0.789487

Adjust R 0.734679

F-Statistik 14.40459

Sig (F-stat) 0.000000

DW 1.852199

***, **, * signifikansi pada level α= 1%, 5%, 10%

Deskripsi Variabel :

PBV, adalah keputusan investasi yang dihitung dengan membandingkan harga saham

per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham; BDA, adalah keputusan pendanaan

(financial leverage) yang dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total aset;

DPR, adalah kebijakan dividen yang dihitung dengan membandingkan dividend per share

dengan earning per share; Profit, adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan yang diukur dengan menggunakan rasio antara Earning Before Interest and

Taxes (EBIT) terhadap total assets; Size(LNTA), adalah ukuran perusahaan dapat

dinyatakan dengan logaritma natural dari total aset; SG (Sales Growth), adalah pertumbuhan

perusahaan yang diukur dengan menggunakan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan.

Sumber : data diolah

4.2. Robustness Test

Granger Causality test dilakukan untuk melihat hubungan kausalitas antara 2(dua)

variabel penelitian, dimana sebuah data time series harus diuji secara statistik apakah dapat

memprediksi data time series lainnya (Granger, 1969).

Hasil dari uji Granger dapat dilihat pada tabel 5, yang menunjukkan hasil yang

konsisten dengan H 1 sampai dengan H6 dimana :

1. Kebijakan dividen secara statistik tidak signifikan mempengaruhi keputusan

pendanaan dan sebaliknya keputusan pendanaan juga tidak signifkan mempengaruhi

kebijakan dividen, yang dibuktikan dengan nilai probabilita masing-masing yang lebih

besar dari 0.05. Sehingga tidak terjadi kausalitas apapun untuk kedua keputusan

keuangan tersebut.

2. Variabel keputusan pendanaan tidak signifikan mempengaruhi keputusan investasi.

Namun keputusan investasi signifikan mempengaruhi keputusan pendanaan. Dengan

Page 13: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

421

demikian terjadi kausalitas searah antara keputusan pendanaan dan keputusan investasi

yaitu hanya keputusan investasi yang secara statistik signifikan mempengaruhi

keputusan pendanaan dan tidak sebaliknya.

3. Baik keputusan investasi maupun kebijakan dividen secara statistik signifikan saling

mempengaruhi. Sehingga terjadi hubungan kausalitas dari keputusan investasi dan

kebijakan dividen. Semakin tinggi dividend pay out ratio merupakan signal yang

dikirim oleh pihak manajemen terhadap investor bahwa perusahaan memiliki sejumlah

kesempatan investasi yang cukup baik. Sebaliknya, perusahaan dengan cash flow yang

cukup untuk membayarkan dividen dengan rate yang tinggi adalah perusahaan dengan

kesempatan investasi yang baik

Tabel 5

Hasil Granger Causality Test

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

DPS does not Granger Cause BDA 640 0.06671

0.935

5

BDA does not Granger Cause DPS 0.01779

0.982

4

PBV does not Granger Cause BDA 640 2.02995

0.132

8

BDA does not Granger Cause PBV 8.76512

0.000

2

PBV does not Granger Cause DPS 640 56.6489

3.E-

22

DPS does not Granger Cause PBV 18.5261

2.E-

08

Deskripsi Variabel :

PBV, adalah keputusan investasi yang dihitung dengan membandingkan harga saham per

lembar saham dengan nilai buku per lembar saham; BDA, adalah keputusan pendanaan

(financial leverage) yang dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total

aset; DPR, adalah kebijakan dividen yang dihitung dengan membandingkan dividend per

share dengan earning per share.

Sumber : data diolah

5. Penutup

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan baik melalui regresi berganda

maupun didukung oleh uji granger causality maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Keputusan investasi yang diproksikan dengan price book value (PBV) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan (BDA). Sedangkan kebijakan

dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) tidak signifikan

mempengaruhi keputusan pendanaan (BDA)

2. Keputusan pendanaan yang diproksikan dengan debt to asset ratio (BDA) tidak

berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Sedangkan keputusan

Page 14: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

421

investasi yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR).

3. Keputusan pendanaan yang diproksikan dengan debt to asset ratio (BDA) tidak

signifikan mempengaruhi keputusan investasi, sementara kebijakan dividen yang

diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan investasi (PBV).

4. Dari ketiga keputusan keuangan tersebut, terlihat bahwa keputusan keuangan yang

terpenting adalah keputusan investasi (PBV). Berdasarkan hasil regresi, secara statistik

membuktikan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap keputusan

pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan investasi. Perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia cenderung

melakukan peminjaman untuk mendanai investasi. Apabila kebutuhan dana berlangsung

secara terus menerus, dengan asumsi kapasitas perusahaan sudah maksimal maka

perusahaan harus mengatasi masalah kebutuhan dana dengan mencari peluang investasi

baru. Beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia membayar dividen guna

memberikan sinyal positif kepada pihak luar mengenai keuntungan yang akan diperoleh

perusahaan. Dengan membayar dividen, perusahaan berharap pendanaan peluang

investasi diperoleh dari investor public. Keputusan investasi juga berpengaruh positif

terhadap kebijakan dividen, karena dengan dilakukannya investasi maka perusahaan

akan semakin profitable, dan akan semakin meningkatkan jumlah dividen yang

dibayarkan.

5.2. Saran

Bagi para manajer perusahaan dapat mempertimbangkan keterkaitan antara keputusan

investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen, karena setiap keputusan keuangan

yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya dan juga akan berkaitan

dengan peningkatan nilai perusahaan.

5.3. Rekomendasi Penelitian Selanjutnya

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan beberapa variabel sebagai pemoderasi untuk

melihat bagaimana dampak keberadaan variabel pemoderasi ini terhadap pengaruh

ketiga variabel keputusan keuangan. Variabel yang dapat dipertimbangkan untuk

menjadi variabel pemoderasi adalah variabel-variabel Corporate Governance seperti

variabel struktur kepemilikan (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial),

board of diroctor, board of commisioner.

2. Penelitian selanjutnya dapat dipertimbangkan untuk menggunakan Structural Equation

Modelling (SEM). Dengan menambahkan variabel nilai perusahaan pada model. Model

penelitian menjadi lebih kompleks, sehingga dapat dianalisa bagaimana pengaruh

kausalitas antar variabel keputusan perusahaan dan dampaknya terhadap nilai

perusahaan; memperhitungkan keberadaan variabel pemoderasi.

3. Hasil analisis data panel dan granger causality menunjukkan bahwa keputusan Investasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia cenderung untuk lebih

mengandalkan sumber pendanaan yang berasal dari hutang untuk pemenuhan keputusan

investasinya. Sehingga berlaku hipotesis Pecking Order. Meskipun demikian.

Keputusan investasi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

422

Page 15: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

421

Hal tersebut berarti berlaku teori signaling dimana pendanaan juga diharapkan dari

penerbitan ekuitas. Oleh karena itu diperlukan penelitian lanjutan untuk melihat

kemungkinan keberadaan variabel lainnya dalam hal mempengaruhi hubungan

keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Untuk itu dapat

dipertimbangkan keberadaan variabel ukuran ataupun umur perusahaan sebagai

pemoderasi.

Daftar Pustaka

Adedeji, A. (1998). “Does the Pecking Order Hypothesis explain the dividend payout ratios of

firms in the UK? Journal of Business Finance & Accounting. Vol. 25 : 1127-1155.

Aivazian, Varouj, Ying Ge and Jiaping Qiu (2005). The Impact of Leverage on Firm

Investment on Firm Investment., Journal of Corporate Finance 11(1): 277-291.

March 2005.

Allen, D.E., (1993) “The Pecking Order Hypothesis : Australian Evidence” Applied Financial

Economic, 3(2) : 101-112.

Asad., Muhammad and Saddia Yousaf (2014). “Impact of Leverage on Dividend Payment

Behaviour of Pakistani Manufacturing Firms”. International Journal of Innovation

and Applied Studies ISSN 20228-9324 Vol.6.(2) : 216-221.

Baskin J. (1989). “An Empirical Investigation of the Pecking Order Hypothesis”, Financial

Management Vol 18. (1) : 26-35.

Bernhardt, D, Alan Douglas, Fiona Robertson . (2005). “Testing dividend signaling models”,

Journal of Empirical Finance, 12 : 77-98.

Chang, RP and S.G. Rhee (1990) “The Impac of Personal Taxes on Corporate Dividend

Policy and Capital Structure Decisions ”Financial Management”, 19(2) : 21-31.

Deeptee., Rajsheree., (2009). “Signalling power of dividend on firms’ future profit”. A

literature Review. Evergreen

Demirel Suleyman (2015)., “The effect of Dividend Policy on Investment Decisions of

Individual Investors” The Journal of Faculty of Economics and Administrative

Sciences, 2015, 20(2) : 397-411.

Easterbrook, Frank., (1984). “Two Agency cost explanationa of dividends”, American

Economic Review 74 : 650-659.

Ehrhardt., Michael and Eugene F. Brigham (2011). Financial Management. Theory and

Practice. Thirteenth Edition. South-Western Cengage Learning 5191 Natorp

Boulevard. USA.

Fadah, Isti dan Roro Aditya Novi, “Interdependsi Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan

Kepemilikan manajer Perspektif Teori Keagenan”. National Conference on

Management Research 2008. ISBN 974 442 242 8

Gordon M.J and Shapiro E. (1956) “Capital equipment analysis : the required rate of profit”,

Management Science, Vol.3 : 102-110.

Granger, C.W.J (1069). “Investigating causal relations by Econometric Models and Cross-

Spectral Method”. Econometrica. 37(3) : 424-438. JSTOR.

Hayati, Nurul (2010)., “Faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) sebagai

salah satu keputusan investasi saham perusahaan Real Estate dan Property di BEI”.

Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 11 (1).

Hite (1977). “Leverage, output effects and MM theorem”, Journal of Financial Economics,

Vol.4 (2) pp. 177-202.

Hidayati, Mardiyah Isma (2014). “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan

investasi Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Bakrie Vol. 2 (3).

423

Page 16: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

421

Indahningrum, Rizka Putri dan Ratih Handayani (2009). “Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, dividen, pertumbuhan perusahaan, free cash flow dan

profitabilitas terhadap kebijakan hutang perusahaan sektor manufaktur. Jurnal Bisnis

dan Akuntansi. Vol. 11(3) : 189-207. ISSN : 1210-9875.

Jensen, M.C., (1986). “Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers”,

American Economic Review 76 : 323-329.

John., Franklin and Muthusamy K (2011). Impact of leverage on firm investment decision.

International Journal of Scientific & Engineering Research Vol.2, Issue 4, April 2011.

Kaaro H. (2001). The Association Between Financing Decision and Investment Decision.

Jurnal ekonomi dan Bisnis. Vol. 7 (2).pp 151-164.

Kaweny., Siwi Puspa (2007). Studi Keterkaitan antara Dividend Ratio, Financial Leverage

dan Investasi dalam Pengujian Hipotesis Pecking Order. Tesis. Program Pasca Sarjana

Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.

Khan., Jahanzeb and Naeemullah (2016)., The Impact of Leverage on Firm’s Investment.

Research Journal of Recent Sciences Vol. 4(5), 67-70, May (2015).

Lashagari.,Zahra.& Roghiyeh Moghaddam (2015) “Effects of Dividend Policy on Investment

Decisions”. J. Appl. Environ. Biol. Sci, 5(11S) 415-420.

Lintner J. (1962) “Dividend, earning, leverage, stock prices and supply of capital to

corporation” , The Review of Economics and Statistics, Vol. 64, : 243-269.

Miller M. (1977) “Debt and taxes”. Journal of Finance, Vol. 32(2), pp. 261-275.

Miller M. H and Modigliani F. 1961., “Dividend Policy, growth and valuation of shares”, The

Journal of Business, Vol.34 :. 411-433.

Miller M.H and Kevin Rock (1985) “ Dividend Policy under Asymetric Information, The

Journal of Finance, Vol.40. : 1031-1051.

Mohammad., Eghbalnia, Fadayinejad Esmaeel and Noferesti Mohammad (2014). “The

Impact of leverage on firm Investment : Evidence from Tehran Stock Exchange”

Journal of Money and Economy. Vol.8. (4).

Myers, S.C., 1984, “The Capital Structure Puzzle”, Journal of Finance 39, 575-592.

Nur, Triasesiarta dan Karnen, Kresnohadi. “Searching for determinant of to pay or not to pay

cash dividend in Indonesia”. Indonesian Capital Market Review. Vol VI. (1). : 19-36.

Pettit. R. R. (1972) “Dividend announcement, security performance and capital market

efficiency”, Journal of Finance, Vol. 27 : 993-1007.

Pontoh, Winston (2014). Dampak Kebijakan Investasi dan Kebijakan Pendanaan terhadap

Kebijakan Dividen.Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing “Goodwill”. Vol. 5 No. 1.

Purnamasari, Linda., Sri Lestari Kurniawati dan Melliza Silvi. (2009). “Interdependensi

Antara Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan dividen”., Jurnal

Keuangan dan Perbankan, Vol.13, (1) : 106-119.

Sajid., Muhammad, Amir Mahmood, Hazoor M. Sabir (2016). “Does Financial Leverage

Influence investment Decision?. Empirical Evidence From KSE 30 Index of Pakistan

“.Asian Journal of Economic Modelling, 4(2): 82-89.

Suhartono. (2004). “Pengujian terhadap keterkaitan antara kebijakan dividen dan kebijakan

hutang secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta”. Jurnal Ventura. Vol. 7 (1) : 53-71.

Tandelilin E., Wilberforce T., 2002. “Can Debt and Dividend Policy Substitute Ownership in

Controlling Equity Agency Conflict ?” Gadjah Mada International Journal of

Business, 40: 185 – 213.

Titman., Sheridan, Arthur J. Keown and John D, Martin (2011). Financial Management :

Principles & Application, Eleventh Edition. Prentice hall. Ney Jersey 07458

424

Page 17: Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...

Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017

421

Wahyuningsih (2001). Analisis hubungan inerdependensi antara keputusan investasi, hutang

dan dividen perusahaan porperti go public di Bursa Efek Indonesia, Media Riset Bisnis

dan Manajemen, Vol. 1 Nomor 3.

Wibowo, A, Jatmiko dan F. Indri Erkaningrum (2002). “Studi Keterkaitan antara Dividend

Pay Out Ratio, Financial Leverage dan Investasi dalam Pengujian Hipotesis Pecking

Order. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 17(4) : 506-519

.

425