Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017 409 Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia Triasesiarta Nur tria.s@ibn.ac.id Institut Bisnis Nusantara Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari bagaimana 3(tiga) keputusan keuangan perusahaan, yakni keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen saling mempengaruhi. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 128 perusahaan manufaktur pada periode 2012-2016, atau sebanyak 640 observasi . Pengujian hipotesis menggunakan 3 (tiga) model regresi berganda, dengan menerapkan analisis data panel., disertai dengan uji Kausalitas Granger. Model keputusan pendanaan untuk melihat pengaruh keputusan investasi dan kebijakan dividen terhadap keputusan pendanaan. Sementara model kebijakan dividen untuk melilhat pengaruh keputusan pendanaan dan keputusan investasi terhadap kebijakan dividen. Sedangkan model Keputusan Investasi adalah untuk melihat pengaruh keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap keputusan investasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dengan memperhitungkan keberadaan beberapa variabel kontrol, maka keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan baik terhadap keputusan pendanaan maupun kebijakan dividen. Keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan baik terhadap keputusan investasi maupun terhadap kebijakan dividen. Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap keputusan investasi namun tidak berpengaruh terhadap keputusan pendanaan. Hasil pengujian ketiga model konsisten dengan uji Kausalitas Granger. . Kata kunci: Keputusan keuangan, keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, data panel price book value, debt to total asset, dividend payout ratio, kausalitas Granger 1. Pendahuluan Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam kegiatan perusahaan dan mempunyai pengaruh cukup besar terhadap nilai perusahaan. Maksimalisasi nilai perusahaan inilah yang menjadi tujuan perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan melalui harga pasar saham. Harga pasar saham adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon investor apabila ia ingin memiliki saham suatu perusahaan. Semakin tinggi harga pasar saham maka semakin tinggi nilai perusahaan serta semakin tinggi pula kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. (Einhart dan Brigham, 2011). Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan tersebut, manajer keuangan perusahaan dihadapkan pada keputusan keuangan yang meliputi keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision) dan keputusan yang menyangkut pembagian laba dalam bentuk dividen (Titman et al., 2011). Ketiga keputusan tersebut saling berkaitan dan setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya. Dalam keputusan investasi, perusahaan dihadapkan pada keputusan tentang berapa dana yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar dan aktiva tetap serta pos-pos yang terkait dengan aktiva lain-lain perusahaan. Selain itu dengan aktiva yang tersedia perusahaan harus dapat mengoptimalkan penggunaannya sehingga dapat menghasilkan laba. Selanjutnya dari laba yang diperoleh, perusahaan harus mengambil keputusan berapa dari laba tersebut yang
17
Embed
Keterkaitan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
409
Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Triasesiarta Nur
periode 2012-2016, atau sebanyak 640 observasi . Pengujian
hipotesis menggunakan 3 (tiga)
model regresi berganda, dengan menerapkan analisis data panel.,
disertai dengan uji
Kausalitas Granger. Model keputusan pendanaan untuk melihat
pengaruh keputusan
investasi dan kebijakan dividen terhadap keputusan pendanaan.
Sementara model kebijakan
dividen untuk melilhat pengaruh keputusan pendanaan dan keputusan
investasi terhadap
kebijakan dividen. Sedangkan model Keputusan Investasi adalah untuk
melihat pengaruh
keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap keputusan
investasi. Dari hasil
penelitian ditemukan bahwa dengan memperhitungkan keberadaan
beberapa variabel kontrol,
maka keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan baik
terhadap keputusan
pendanaan maupun kebijakan dividen. Keputusan pendanaan tidak
berpengaruh signifikan
baik terhadap keputusan investasi maupun terhadap kebijakan
dividen. Kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap keputusan investasi namun tidak
berpengaruh terhadap
keputusan pendanaan. Hasil pengujian ketiga model konsisten dengan
uji Kausalitas Granger.
.
Kata kunci: Keputusan keuangan, keputusan investasi, keputusan
pendanaan, kebijakan
dividen, data panel price book value, debt to total asset, dividend
payout ratio, kausalitas
Granger
Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam kegiatan
perusahaan dan
mempunyai pengaruh cukup besar terhadap nilai perusahaan.
Maksimalisasi nilai perusahaan
inilah yang menjadi tujuan perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan
yang go public, nilai
perusahaan dapat direfleksikan melalui harga pasar saham. Harga
pasar saham adalah harga
yang bersedia dibayar oleh calon investor apabila ia ingin memiliki
saham suatu perusahaan.
Semakin tinggi harga pasar saham maka semakin tinggi nilai
perusahaan serta semakin tinggi
pula kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
(Einhart dan Brigham, 2011).
Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan tersebut, manajer keuangan
perusahaan
dihadapkan pada keputusan keuangan yang meliputi keputusan
investasi (investment
decision), keputusan pendanaan (financing decision) dan keputusan
yang menyangkut
pembagian laba dalam bentuk dividen (Titman et al., 2011). Ketiga
keputusan tersebut saling
berkaitan dan setiap keputusan keuangan yang diambil akan
mempengaruhi keputusan
keuangan yang lainnya.
Dalam keputusan investasi, perusahaan dihadapkan pada keputusan
tentang berapa
dana yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar dan aktiva tetap
serta pos-pos yang terkait
dengan aktiva lain-lain perusahaan. Selain itu dengan aktiva yang
tersedia perusahaan harus
dapat mengoptimalkan penggunaannya sehingga dapat menghasilkan
laba. Selanjutnya dari
laba yang diperoleh, perusahaan harus mengambil keputusan berapa
dari laba tersebut yang
Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017
410
akan diinvestasikan kembali pada perusahaan dalam bentuk laba
ditahan (retained earning)
dan berapa yang harus dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk
dividen. Kebijakan
inilah yang dikenal dengan dividend policy atau kebijakan pembagian
laba.
Keputusan yang tidak kalah pentingnya adalah menyangkut keputusan
pendanaan.
Dalam keputusan tersebut perusahaan berusaha untuk mencari
sumber-sumber pendanaan
dengan biaya yang minimal. Sumber pendanaan perusahaan dapat
diperoleh dari internal yaitu
berupa laba ditahan dan dari eksternal yaitu berupa hutang atau
penerbitan saham baru. Suatu
kombinasi yang optimal atas penentuan pendanaan tersebut sangat
penting karena diharapkan
dapat meningkatkan nilai perusahaan.
dikaitkan dengan kondisi tertentu. Tandelilin dan Wilberforce
(2002) melakukan pengujian
terhadap keterkaitan antara kebijakan hutang dengan kebijakan
dividen dalam konteks
keagenan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik keagenan dapat
dikurangi melalui
kebijakan hutang atau menggunakan kebijakan dividen.
Sementara Kaaro (2001) melakukan pengujian terhadap keterkaitan
keputusan
pendanaan dengan keputusan investasi pada kondisi perekonomian
normal maupun pada
kondisi krisis pernah dilakukan oleh Kaaro (2001). Penelitian ini
menemukan bahwa ternyata
ada keterkaitan antara kedua keputusan keuangan tersebut serta
diketahui adanya perbedaan
tentang perilaku manajer dalam menentukan keputusan investasi dan
keputusan pendanaan
pada periode normal dan periode krisis. Keputusan investasi
ternyata dapat dipengaruhi oleh
keputusan pendanaan (leverage), perubahan laba internal,
pertumbuhan dan ukuran
perusahaan sedangkan keputusan pendanaan dapat dipengaruhi oleh
keputusan investasi,
pertumbuhan penjualan, dividend yield, profitabilitas, likuiditas
dan ukuran perusahaan.
Penelitian lainnya mencoba untuk menganalisis bagaimana ketiga
keputusan keuangan
berkaitan. Beberapa dari penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
hasil yang belum
konsisten.
Erkaningrum (2002), Purnamasari et.al., 2009), Nur dan Karnen
(2014)). Sementara itu
Kaweny, 2007 membuktikan bahwa keputusan investasi berpengaruh
negatif terhadap
kebijakan dividen. Penelitian lainnya mendapatkan hasil bahwa
keputusan investasi tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen (Wibowo dan Erkaningrum
(2002), Pontoh, 2014)
Penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari et.al., 2009, dan
Rajsheree 2015
membuktikan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap
keputusan investasi.
Sementara Lashgari dan Moghaddam., 2015 menyatakan bahwa kebijakan
dividen
berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi. Hasil penelitian
lainnya menunjukkan
bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap keputusan
investasi dibuktikan oleh
Kaweny, 2007.
mendapatkan hasil yang beragam. Pengaruh positif dari keputusan
investasi terhadap terhadap
keputusan pendanaan dibuktikan oleh Kaweny, 2007, Purnamasari
et.al., 2009, Demirel 2016.
Sementara pengaruh negatif dibuktikan oleh Hayati, 2010. Sementara
Kaweny 2007
menyatakan bahwa Keputusan Investasi tidak berpengaruh terhadap
keputusan pendanaan.
Hal sebaliknya yakni bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif
terhadap
keputusan investasi (Purnamasari et.al., (2009), John and Muthusamy
(2014) Hidayati (2014),
Mohammad et al (2014)). Meskipun demikian beberapa penelitian juga
membuktikan hal
yang sebaliknya bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negatif
terhadap keputusan
investasi (Aivazian et.al., 2005, John and Muthusamy (2014),Pontoh,
2014, Sajid Et al, 2016
). Sementara penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Erkaningrum
(2002), Mohammad et
Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017
411
keputusan investasi.
keputusan pendanaan terhadap kebijakan dividen. Keputusan pendanaan
berpengaruh negatif
terhadap kebijakan dividen (Wibowo dan Erkaningrum (2002), Fadah
dan Aditya (2008),
Purnamasari et.al., 2009),Asad and Yousaf (2014), Nur dan Karnen
(2014) Khan and
Naeemulah (2016)). Pengaruh positif dari keputusan pendanaan
terhadap kebijakan dividen
dibuktikan oleh Adedeji (1998). Sementara Pontoh, (2014) dan,
Kaweny (2007) justru
membuktikan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan
dividen
(Kaweny, 2007). Sebaliknya Fadah dan Aditya (2008), Purnamasari
et.al., (2009) menyatakan
bahwa Kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap keputusan
pendanaan. Sementara,
Wahyuningsih (2001), Indahningrum dan Handayani, (2009) membuktikan
bahwa kebijakan
dividen tidak berpengaruh terhadap keputusan pendanaan.
Berdasar uraian di atas terlihat bahwa berbagai penelitian
sebelumnya menunjukkan
hasil yang belum konsisten mengenai keterkaitan antara keputusan
investasi, keputusan
pendanaan, dan kebijakan dividen, sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian
mengenai adanya keterkaitan pengaruh antar ketiga variabel yakni
antara ketiga keputusan
keuangan sekaligus yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan
dan kebijakan dividen
pada seluruh perusahaan manufaktur, yang akan dituangkan dalam
penelitian ini dengan judul
“Analisis Pengaruh Antar Variabel Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan
Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Periode
Tahun 2010-2014)”.
Tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi
manajemen keuangan.
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik
yang berkaitan dengan
pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif
maupun usaha
pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi secara efisien.
Meskipun fungsi manajer
keuangan untuk setiap organisasi belum tentu sama, akan tetapi pada
prinsipnya fungsi utama
seorang manajer keuangan meliputi pengambilan keputusan investasi,
pengambilan keputusan
pendanaan dan kebijakan dividen (Ehrhardt dan Brigham ,
2011).
Keputusan investasi yang dibuat oleh manajemen adalah suatu
tindakan manajemen
untuk menentukan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk
jangka waktu yang
dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selama jangka
waktu tersebut.
Sementara, keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai keputusan
yang menyangkut
struktur keuangan perusahaan (financial structure) Struktur
keuangan perusahaan merupakan
komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka
pendek, hutang jangka
panjang dan modal sendiri.
pemegang saham biasa. Kebijakan dividen adalah kebijakan untuk
menahan berapa laba yang
harus dibayarkan (dividen) kepada pemegang saham dan berapa yang
harus ditanamkan
kembali ke perusahaan. Besarnya dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham tergantung
pada jumlah lembar saham yang dimiliki pemegang saham. Dividen
biasanya dibagikan
dalam bentuk uang tunai. Selain dalam bentuk uang tunai, dividen
juga dapat dibagikan dalam
bentuk aktiva selain kas dan saham baru
Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017
412
Pendanaan (Model Keputusan Pendanaan).
Keterbatasan dana yang ada di dalam perusahaan akan mendorong
dilakukannya peminjaman
yang lebih besar dan mengarah pada rasio leverage yang lebih tinggi
pula (Baskin (1989), dan
Chang dan Rhee (1990).
pendanaan) sama dengan penggunaan dana (keputusan investasi).
Heitor dan Murillo (2007) mempertimbangka adanya asimetri informasi
dapat
merubahan opini manajer dalam hal pemilihan proyek dan pilihan
pendanaannya. Pada
kondisi di mana tidak terjadi asimetri informasi maka tidak ada
kewajiban bagi perusahaan
untuk menggunakan pendanaan internal. Namun sebaliknya terjadi pada
kondisi asimetri
informasi, maka berlaku Teori Pecking Order dari Myers (1977), yang
menyebutkan bahwa
pendanaan terlebih dahulu dari internal, kemudian hutang, dan yang
terakhir adalah
penerbitan saham baru. Kesempatan investasi yang dimiliki oleh
perusahaan akan
mempengaruhi financial leverage apabila internal equity yang dapat
dipergunakan untuk
mendanai investasi tidak mencukupi. Dengan demikian, perusahaan
yang mempunyai
kesempatan investasi yang besar akan melakukan peminjaman dalam
jumlah yang besar pula
(Myers, 1984).
berarti peningkatan financial distress, pengurangan problem free
cash flow dan memperburuk
masalah keagenan yang berhubungan dengan debt. Pertumbuhan dapat
juga berarti
manifestasi dari free cash flow, yang dapat digunakan oleh para
manager untuk membangun
kekuasaan dalam bentuk investasi yang tidak menguntungkan (Jensen,
1986). Perusahaan
yang sedang tumbuh sangat mengutamakan nilai perusahaan untuk
kepentingan pemegang
saham sebagai investor, sehingga trade off theory memprediksi bahwa
perusahaan dengan
banyak investasi justru akan memiliki lebih sedikit leverage.
Kebijakan dividen merupakan pilihan bagi perusahaan untuk membayar
pemegang
sahamnya berupa cash dividend atau tetap menahan keuntungan sebagai
retained earnings.
Berbagai teori mencoba untuk menjelaskan kaitan dividen dengan
nilai perusahaan. Miller
dan Modigliani (1961) menganggap tidak ada kaitan antara dividen
dengan nilai perusahaan
(dividend irrelevance theory). Dengan demikian dividen tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Bird in the hand theory (Gordon dan Shapiro (1956) dan Lintner
(1962) menganggap
dalam kondisi penuh ketidakpastian dan asimetri informasi, maka
investor lebih
menginginkan dividen dibandingkan retained earning. Pihak manajemen
berupaya untuk
membayar dividen untuk menyampaikan signal positif mengenai prospek
perusahaan (Pettit
1972). Sehingga pembayaran dividen akan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Atau pembayaran dividen akan berpengaruh negatif terhadap keputusan
pendanaan.
Selain konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham, konflik
juga dapat
terjadi antara pemegang saham dengan pemegang hutang. Pemegang
hutang akan menentukan
debt covenant untuk untuk menjamin cukupnya cash untuk membayar
kembali hutang
perusahaan. Kebijakan dividen akan mempengaruhi kebijakan
pendanaan.
Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017
413
Dividen (Model Kebijakan Dividen)
Semakin tinggi hutang perusahaan maka akan semakin besar beban
bunga yang
menjadi kewajiban perusahaan yang akan mengurangi profit yang akan
dibagikan kepada
pemegang saham (Wibowo dan Erkaningrum (2002), Fadah dan Aditya
(2008), Purnamasari
et.al., 2009), Asad and Yousaf (2014), Nur dan Karnen (2014), Khan
and Naeemulah (2016).
Sebaliknya leverage dapat saja berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividen
(Adedeji (1998). Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan
akan menggunakan
hutang apabila internal equity yang ada dalam perusahaan tidak
mencukupi untuk mengatasi
masalah kebutuhan dana. Pendanaan melalui penerbitan saham baru
menjadi alternatif
terakhir disebabkan karena pihak manajemen menghindari asimetri
informasi.
Masalah kebutuhan dana dalam jangka pendek, akan diatasi oleh
perusahaan dengan
melakukan peminjaman bahkan untuk membayar dividen. Pembayaran
dividen tetap
dilakukan, terutama oleh perusahaan dengan kesempatan investasi
yang cukup baik. Karena
dividen merupakan signal positif yang dapat disampaikan kepada
investor (Bernhart el al
(2005)). Namun, apabila kebutuhan dana berlangsung secara terus
menerus, maka
perusahaan akan mengatasi masalah kebutuhan dana dengan
menyesuaikan tingkat
pembayaran dividen dengan tingkat earning yang baru.
Berdasarkan uraian di atas maka,
H3: Keputusan Pendanaan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan
Dividen.
H4: Keputusan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan
Dividen.
2.1.3.Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap
Keputusan
Keputusan Investasi (Model Keputusan Investasi)
Keputusan pendanaan dapat dijadikan indikator oleh pasar untuk
memprediksikan
prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Perusahaan dengan
prospek yang baik akan
mengatasi masalah kebutuhan dana dengan melakukan peminjaman untuk
memanfaatkan
kesempatan investasi. Namun, apabila prospek perusahaan kurang baik
akan membuat
kebutuhan dana berlangsung secara terus-menerus, sehingga
perusahaan akan mengatasi
masalah kebutuhan dana dengan peluang investasi yang baru (Baskin
(1989) dan Allen
(1993)).
Hite (1977) menyatakan bahwa terdapat efek leverage terhadap
keputusan produksi
yang optimal. Menurutnya pertumbuhan dalam financial leverage akan
mengurangi biaya
modal dan pada akhirnya akan meningkatkan level output yang paling
optimal. Semakin
tinggi proksi hutang maka keputusan untuk berinvestasi juga akan
semakin tinggi. Miller
(1977) beranggapan bahwa pertumbuhan dari NPV perusahaan (investasi
yang dilakukan oleh
perusahaan) disebabkan karena “efek leverage”, dimana adanya dampak
pajak pada porsi
hutang juga akan jadi pertimbangan pihak manajemen
perusahaan.
Kebijakan dividen memiliki pengaruh negatif terhadap investasi di
masa selanjutnya.
Pembayaran dividen di masa lalu akan mempengaruhi besarnya dana
yang dapat digunakan
Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017
414
dalam menentukan kebijakan dividen dijadikan sebagai sinyal bagi
prospek perusahaan di
masa yang akan datang (Easterbrook (1984)). dividen merupakan alat
bagi shareholder untuk
mendorong manajemen agar mendapatkan modal di pasar yang
kompetitif. Pembayaran
dividen akan mempengaruhi retained earning yang ada di dalam
perusahaan. Seberapa besar
internal equity yang ada dalam perusahaan akan mempengaruhi
keputusan perusahaan untuk
melakukan investasi.
H5: Keputusan Pendanaan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Investasi.
H6: Kebijakan Dividen berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Investasi.
3. Metode Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2010-2014.
Sampel yang digunakan
adalah perusahaan manufaktur. Sedangkan untuk penentuan sampel,
penulis menggunakan
metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu. Kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sejak tahun 2012 hingga
2016.
2. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan auditan per 31
Desember dan memiliki
data keuangan lengkap, termasuk memiliki informasi tentang
pembagian dividen tunai
selama periode penelitian.
4. Rentang waktu tahun laporan keuangan adalah dari tahun
2012-2016.
Berdasarkan kriteria tersebut, didapatkan 128 perusahaan yang
dijadikan sampel di
dalam penelitian ini dengan periode penelitian selama empat tahun,
sehingga jumlah
keseluruhan unit observasi adalah 640. Daftar perusahaan sampel
disajikan dalam Tabel 1.
3.1. Variabel Penelitian.
Variabel Independen adalah variabel yang berdiri sendiri tanpa
harus dipengaruhi oleh
variabel lain. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh
variabel independen. Pada penelitian ini variabel independen yang
digunakan juga merupakan
variabel dependen, yakni keputusan investasi, keputusan pendanaan
dan kebijakan dividen.
Tabel 1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
N
2016
147
2
3
4 Total observasi (5 tahun) 640
Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017
415
Keputusan Investasi dihitung dengan menggunakan price book value
(PBV)
Keputusan pendanaan dihitung menggunakan Debt to Asset Ratio (BDA).
Rasio ini
menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva
yang digunakan oleh
perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya.
Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan dengan dividedn
payout ratio (DPR).
Variabel Kontrol.
Profitabilitas.
Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio antara Earning Before
Interest and
Taxes (EBIT) terhadap total asset.
Ukuran perusahaan.
Penelitian ini menggunakan logaritma natural total aset untuk
menghitung ukuran
perusahaan.
periode sebelumnya.
Struktur Aktiva
Strukur aktiva adalah rasio dari Aktiva tetap dan Total
Aktiva.
Likuiditas Perusahaan
Current Ratio yakni ratio antara current asset dan current
liabilities digunakan sebagai
proksi likuiditas.
Berkaitan dengan hal tersebut dilakukan penentuan model estimasi
(Common Effect Model,
Fixed Effect Model atau Random Effect Model) dan pengujian asumsi
dan kesesuaian model.
Terdapat 6 (enam) hipotesis dalam penelitian ini, yang akan
diselesaikan melalui 3
(model) yakni :
BDAit = a0 + a1PBVit+ a2 DPRit+ a3Profitit + a4 Sizeit + a5FASit +
e1
..................................................... (1)
Model 2 Kebijakan Dividen
DPRit = b0 + b1 BDAit + b2PBVit + b3 Profitit + b4SGit + b5 CRit +
b6 Size + e2
........................................(2)
416
Model 3 Keputusan Investasi
PBVit = c0 + c1 BDAit+ c2 DPRit+ c3Profitit + c4 Sizeit + c5 SGit +
e3
4. Hasil Analisis dan Pembahasan
4.1. Analisis Data
pendanaan (Model Keputusan Pendanaan)
Berdasarkan hasil tabel 2 tersebut maka dapat disimpulkan dengan
nilai probabilitas
dari t sebesar 0.0007 < 0,01, maka hipotesis H1 diterima. Secara
statistik membuktikan bahwa
keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pendanaan.
Keputusan investasi (PBV) berpengaruh positif dan signifikan
keputusan pendanaan
(BDA), yang berarti semakin banyak keputusan investasi akan
dilaksanakan perusahaan,
maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan peminjaman yang
lebih besar lagi untuk
membiayai investasinya. Perusahaan-perusahaan manufaktur di
Indonesia mempunyai
keinginan untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham dengan
memanfaatkan
adanya kesempatan investasi yang ada, sehingga jumlah hutang pun
akan semakin besar.
Hal ini menunjukkan berlakunya pecking order theory. Perusahaan
mencari dana
tambahan dengan cara mencari pinjaman baik ke perbankan, leasing,
atau juga dengan
menerbitkan obligasi (bonds) untuk mendanai investasinya. Hasil
penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian Baskin (1989), Chang Rhee (1990), Adedeji
(1998), Wibowo dan
Ekaningrum (2002) Kaweny (2007), Purnamasari et al. (2009) yang
menemukan bahwa
financial leverage berhubungan positif dengan keputusan
investasi.
Perusahaan akan memilih sumber dana dari hutang karena dipandang
lebih murah
dibandingkan dengan penerbitan ekuitas baru yang dijadikan sebagai
pilihan terakhir untuk
sumber pemenuhan kebutuhan investasi. Penggunaan dana eksternal
dalam bentuk hutang
lebih disukai daripada menerbitkan ekuitas baru dengan alasan untuk
menghindari adanya
asimetri informasi.
investasi melalui penerbitan ekuitas sebagai berita buruk. Asimetri
informasi juga akan
menghambat kemampuan perusahaan dalam menaikkan dana melalui
penerbitan saham baru.
Investor beranggapan bahwa penerbitan ekuitas baru dilakukan oleh
para manajer apabila
saham perusahaan dinilai lebih tinggi. Baskin (1989) dan Myers
(1984). mengemukakan
bahwa pemberitahuan penerbitan ekuitas-ekuitas baru menyebabkan
nilai perusahaan yang
tercermin dalam harga saham menjadi turun dan perusahaan semakin
sulit untuk mendapatkan
peluang investasi yang baru.
Pengaruh Keputusan Investasi dan Kebijakan Dividen terhadap
Keputusan Pendanaan
BDAit = a0 + a1PBVit+ a2 DPRit+ a3Profitit + a4 Sizeit + a5FASit +
e1
Fixed Effect Model
417
Deskripsi Variabel :
membandingkan total hutang dengan total aset; PBV, adalah keputusan
investasi yang
dihitung dengan membandingkan harga saham per lembar saham dengan
nilai buku per
lembar saham; DPR, adalah kebijakan dividen yang dihitung dengan
membandingkan
dividend per share dengan earning per share; Profit, adalah
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang diukur dengan menggunakan rasio antara
Earning Before
Interest and Taxes (EBIT) terhadap total assets; Size (LnTA),
adalah ukuran perusahaan
dapat dinyatakan dengan logaritma natural dari total aset; FAS
(Fixed Asset Structure),
adalah struktur aset yang diukur dengan membandingkan aset tetap
dengan total aset
perusahaan.
menunjukkan nilai koefisien negatif yakni -0.019463. Nilai
probabilitas dari t sebesar 0.2943
> 0,10, maka hipotesis H2 ditolak. Secara statistik membuktikan
bahwa kebijakan dividen
(DPR) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan
(BDA) yang berarti
tingkat pembayaran dividen perusahaan tidak mempengaruhi jumlah
hutang yang dimiliki
perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Kaaro (2001) [2] dan
Allen (1993) dan Kaweng (2007).
Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
keputusan pendanaan,
yang berarti perusahaan yang dapat menghasilkan earnings yang lebih
besar cenderung
mempergunakan retained earning untuk memenuhi kebutuhan dana.
Semakin besar retained
earning sebagai sumber internal membuat penggunaan utang berkurang,
sehingga tingkat
financial leverage perusahaan menjadi semakin rendah.
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
keputusan
pendanaan. Semakin besar perusahaan akan lebih mengandalkan pada
pendanaan melalui
penerbitan ekuitas.
Struktur aktiva berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
keputusan pendanaan.
Dengan tingginya aktiva tetap perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan dalam kondisi
stabil, memiliki earning yang cukup sehingga tidak memerlukan level
hutang yang tinggi.
Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017
418
Dividen (Model Kebijakan Dividen)
Hasil Regresi pada tabel 3 menunjukkan bahwa hasil pengujian
t-statistik atas
pengaruh keputusan pendanaan (BDA) terhadap kebijakan dividen,
mendapatkan nilai
probabilitas t sebesar 0.3053.dengan demikian maka H3 ditolak. Hal
ini menunjukkan bahwa
keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Besar kecilnya hutang
yang dimiliki perusahaan, tidak mempengaruhi tingkat pembayaran
dividen perusahaan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitain Kaaro (2001) [2]
yang menemukan bahwa
keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Hasil pengujian terhadap H4 yakni mengenai pengaruh dari keputusan
investasi
terhadap kebijakan dividen menunjukan nilai probabilitas sebesar
0.0000. Dengan demikian.
maka H4 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan investasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen. Semakin tinggi tingkat
keputusan investasi yang i
perusahaan, maka akan semakin tinggi pula tingkat pembayaran
dividen pada perusahaan
tersebut.
Hal ini menunjukkan perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia
memiliki free
cash flow yang baik. Hanya perusahaan yang memiliki free cash flow
yang baik yang mampu
membayar dividen secara kontinu. Jika free cash flow besar, maka
dividend payout ratio juga
tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Purnamasari et al. (2009), Rajsheree
(2015) dan Nur dan Karnen (2014) menemukan bahwa investasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen.
kemampuan sebuah perusahaan tidak mempengaruhi besar kecilnya
dividen yang akan
dibayarkan.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi belum
tentu akan membagikan
dividen, disebabkan karena adanya kemungkinan earning kembali
diinvestasikan pada
perusahaan. Demikian juga halnya dengan likuiditas dan size yang
tidak signifikan
mempengaruhi kebijakan dividen.
Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Keputusan Investasi terhadap
kebijakan dividen
Fixed Effect Model
DPRit = b0 + b1 BDAit + b2PBVit + b3 Profitit + b4SGit + b5 CRit +
b6 Size + e2
Variabel
Independen
Prediksi
419
Deskripsi Variabel :
membandingkan total hutang dengan total aset; PBV, adalah keputusan
investasi yang
dihitung dengan membandingkan harga saham per lembar saham dengan
nilai buku per
lembar saham; DPR, adalah kebijakan dividen yang dihitung dengan
membandingkan
dividend per share dengan earning per share; Profit, adalah
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang diukur dengan menggunakan rasio antara
Earning Before
Interest and Taxes (EBIT) terhadap total assets; Size (LnTA),
adalah ukuran perusahaan
dapat dinyatakan dengan logaritma natural dari total aset; SG
(Sales growth), adalah
pertumbuhan penjualan perusahaan yang dihitung dengan membandingkan
penjualan tahun
berjalan dikurangi penjualan tahun sebelumnya dengan pernjualan
tahun berjalan; CR
(Current Ratio), adalah likuiditas perusahaan yang dihitung dengan
membandingkan asset
lancar dengan kewajiban lancer
Investasi (Model Keputusan Investasi)
Hasil Regresi Model Persamaan ketiga atau model persamaan keputusan
investasi
dapat terlihat pada Tabel 4. Hasil uji T, dengan nilai probabilita
sebesar 0.3155
menunjukkan bahwa H5 ditolak. Keputusan pendanaan tidak berpengaruh
terhadap
keputusan investasi. Hal tersebut berarti proporsi struktur modal
tidak akan mempengaruhi
keputusan investasi yang akan dijalankan oleh perusahaan
manufaktur. Kebijakan dividen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasi
dengan nilai probabilita
sebesar 0.0000. sehingga H6 diterima. Perusahaan-perusahaan
manufaktur di Indonesia
cenderung memilih untuk membayar dividen guna memberikan sinyal
positif kepada pihak
luar mengenai keuntungn yang akan diperoleh perusahaan. Dengan
membayar dividen,
perusahaan berharap pendanaan untuk peluang investasi diperoleh
dari investor publik.
Dengan demikian perusahaan menggunakan dividen sebagai alat sinyal
kepada publik.
Dividen yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki
proyek yang
menguntungkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wibowo dan
Erkaningrum (2002),
Purnamasari et.al., 2009), Nur dan Karnen (2014).
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan investasi.
Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin besar kemungkinan
perusahaan menjalankan
investasinya. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi memiliki
kemampuan lebih besar untuk
menghimpun dana investasi.
agar nilai perusahaan dapat meningkat sehingga perusahaan dapat
peluang untuk melakukan
investasi lebih besar lagi. Ukuran dan pertumbuhan penjualan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan investasi.
420
Hasil Regresi Model 3 (Keputusan Investasi)
Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Keputusan Investasi
PBVit = c0 + c1 BDAit+ c2 DPRit+ c3Profitit + c4 Sizeit + c5 SGit +
e3
Variabel
Independen
Prediksi
SG + 0.107019 0.5531
Deskripsi Variabel :
PBV, adalah keputusan investasi yang dihitung dengan membandingkan
harga saham
per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham; BDA, adalah
keputusan pendanaan
(financial leverage) yang dihitung dengan membandingkan total
hutang dengan total aset;
DPR, adalah kebijakan dividen yang dihitung dengan membandingkan
dividend per share
dengan earning per share; Profit, adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan
keuntungan yang diukur dengan menggunakan rasio antara Earning
Before Interest and
Taxes (EBIT) terhadap total assets; Size(LNTA), adalah ukuran
perusahaan dapat
dinyatakan dengan logaritma natural dari total aset; SG (Sales
Growth), adalah pertumbuhan
perusahaan yang diukur dengan menggunakan tingkat pertumbuhan
penjualan perusahaan.
Sumber : data diolah
4.2. Robustness Test
Granger Causality test dilakukan untuk melihat hubungan kausalitas
antara 2(dua)
variabel penelitian, dimana sebuah data time series harus diuji
secara statistik apakah dapat
memprediksi data time series lainnya (Granger, 1969).
Hasil dari uji Granger dapat dilihat pada tabel 5, yang menunjukkan
hasil yang
konsisten dengan H 1 sampai dengan H6 dimana :
1. Kebijakan dividen secara statistik tidak signifikan mempengaruhi
keputusan
pendanaan dan sebaliknya keputusan pendanaan juga tidak signifkan
mempengaruhi
kebijakan dividen, yang dibuktikan dengan nilai probabilita
masing-masing yang lebih
besar dari 0.05. Sehingga tidak terjadi kausalitas apapun untuk
kedua keputusan
keuangan tersebut.
Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017
421
keputusan pendanaan dan tidak sebaliknya.
3. Baik keputusan investasi maupun kebijakan dividen secara
statistik signifikan saling
mempengaruhi. Sehingga terjadi hubungan kausalitas dari keputusan
investasi dan
kebijakan dividen. Semakin tinggi dividend pay out ratio merupakan
signal yang
dikirim oleh pihak manajemen terhadap investor bahwa perusahaan
memiliki sejumlah
kesempatan investasi yang cukup baik. Sebaliknya, perusahaan dengan
cash flow yang
cukup untuk membayarkan dividen dengan rate yang tinggi adalah
perusahaan dengan
kesempatan investasi yang baik
DPS does not Granger Cause BDA 640 0.06671
0.935
5
0.982
4
0.132
8
0.000
2
3.E-
22
2.E-
08
PBV, adalah keputusan investasi yang dihitung dengan membandingkan
harga saham per
lembar saham dengan nilai buku per lembar saham; BDA, adalah
keputusan pendanaan
(financial leverage) yang dihitung dengan membandingkan total
hutang dengan total
aset; DPR, adalah kebijakan dividen yang dihitung dengan
membandingkan dividend per
share dengan earning per share.
Sumber : data diolah
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan baik melalui
regresi berganda
maupun didukung oleh uji granger causality maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Keputusan investasi yang diproksikan dengan price book value
(PBV) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan (BDA).
Sedangkan kebijakan
dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) tidak
signifikan
mempengaruhi keputusan pendanaan (BDA)
2. Keputusan pendanaan yang diproksikan dengan debt to asset ratio
(BDA) tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Sedangkan
keputusan
Triasesiarta Nur Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 4, Nomor 3, Jun 2017
421
investasi yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV)
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR).
3. Keputusan pendanaan yang diproksikan dengan debt to asset ratio
(BDA) tidak
signifikan mempengaruhi keputusan investasi, sementara kebijakan
dividen yang
diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap keputusan investasi (PBV).
4. Dari ketiga keputusan keuangan tersebut, terlihat bahwa
keputusan keuangan yang
terpenting adalah keputusan investasi (PBV). Berdasarkan hasil
regresi, secara statistik
membuktikan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap
keputusan
pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
keputusan investasi. Perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia
cenderung
melakukan peminjaman untuk mendanai investasi. Apabila kebutuhan
dana berlangsung
secara terus menerus, dengan asumsi kapasitas perusahaan sudah
maksimal maka
perusahaan harus mengatasi masalah kebutuhan dana dengan mencari
peluang investasi
baru. Beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia membayar dividen
guna
memberikan sinyal positif kepada pihak luar mengenai keuntungan
yang akan diperoleh
perusahaan. Dengan membayar dividen, perusahaan berharap pendanaan
peluang
investasi diperoleh dari investor public. Keputusan investasi juga
berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen, karena dengan dilakukannya investasi
maka perusahaan
akan semakin profitable, dan akan semakin meningkatkan jumlah
dividen yang
dibayarkan.
Bagi para manajer perusahaan dapat mempertimbangkan keterkaitan
antara keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen, karena
setiap keputusan keuangan
yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya dan
juga akan berkaitan
dengan peningkatan nilai perusahaan.
5.3. Rekomendasi Penelitian Selanjutnya
menjadi variabel pemoderasi adalah variabel-variabel Corporate
Governance seperti
variabel struktur kepemilikan (kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial),
board of diroctor, board of commisioner.
2. Penelitian selanjutnya dapat dipertimbangkan untuk menggunakan
Structural Equation
Modelling (SEM). Dengan menambahkan variabel nilai perusahaan pada
model. Model
penelitian menjadi lebih kompleks, sehingga dapat dianalisa
bagaimana pengaruh
kausalitas antar variabel keputusan perusahaan dan dampaknya
terhadap nilai
perusahaan; memperhitungkan keberadaan variabel pemoderasi.
3. Hasil analisis data panel dan granger causality menunjukkan
bahwa keputusan Investasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia cenderung
untuk lebih
mengandalkan sumber pendanaan yang berasal dari hutang untuk
pemenuhan keputusan
investasinya. Sehingga berlaku hipotesis Pecking Order. Meskipun
demikian.
Keputusan investasi juga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen.
422
421
Hal tersebut berarti berlaku teori signaling dimana pendanaan juga
diharapkan dari
penerbitan ekuitas. Oleh karena itu diperlukan penelitian lanjutan
untuk melihat
kemungkinan keberadaan variabel lainnya dalam hal mempengaruhi
hubungan
keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen.
Untuk itu dapat
dipertimbangkan keberadaan variabel ukuran ataupun umur perusahaan
sebagai
pemoderasi.
Daftar Pustaka
Adedeji, A. (1998). “Does the Pecking Order Hypothesis explain the
dividend payout ratios of
firms in the UK? Journal of Business Finance & Accounting. Vol.
25 : 1127-1155.
Aivazian, Varouj, Ying Ge and Jiaping Qiu (2005). The Impact of
Leverage on Firm
Investment on Firm Investment., Journal of Corporate Finance 11(1):
277-291.
March 2005.
Allen, D.E., (1993) “The Pecking Order Hypothesis : Australian
Evidence” Applied Financial
Economic, 3(2) : 101-112.
Asad., Muhammad and Saddia Yousaf (2014). “Impact of Leverage on
Dividend Payment
Behaviour of Pakistani Manufacturing Firms”. International Journal
of Innovation
and Applied Studies ISSN 20228-9324 Vol.6.(2) : 216-221.
Baskin J. (1989). “An Empirical Investigation of the Pecking Order
Hypothesis”, Financial
Management Vol 18. (1) : 26-35.
Bernhardt, D, Alan Douglas, Fiona Robertson . (2005). “Testing
dividend signaling models”,
Journal of Empirical Finance, 12 : 77-98.
Chang, RP and S.G. Rhee (1990) “The Impac of Personal Taxes on
Corporate Dividend
Policy and Capital Structure Decisions ”Financial Management”,
19(2) : 21-31.
Deeptee., Rajsheree., (2009). “Signalling power of dividend on
firms’ future profit”. A
literature Review. Evergreen
Demirel Suleyman (2015)., “The effect of Dividend Policy on
Investment Decisions of
Individual Investors” The Journal of Faculty of Economics and
Administrative
Sciences, 2015, 20(2) : 397-411.
Easterbrook, Frank., (1984). “Two Agency cost explanationa of
dividends”, American
Economic Review 74 : 650-659.
Ehrhardt., Michael and Eugene F. Brigham (2011). Financial
Management. Theory and
Practice. Thirteenth Edition. South-Western Cengage Learning 5191
Natorp
Boulevard. USA.
Fadah, Isti dan Roro Aditya Novi, “Interdependsi Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang dan
Kepemilikan manajer Perspektif Teori Keagenan”. National Conference
on
Management Research 2008. ISBN 974 442 242 8
Gordon M.J and Shapiro E. (1956) “Capital equipment analysis : the
required rate of profit”,
Management Science, Vol.3 : 102-110.
Granger, C.W.J (1069). “Investigating causal relations by
Econometric Models and Cross-
Spectral Method”. Econometrica. 37(3) : 424-438. JSTOR.
Hayati, Nurul (2010)., “Faktor-faktor yang mempengaruhi Price
Earning Ratio (PER) sebagai
salah satu keputusan investasi saham perusahaan Real Estate dan
Property di BEI”.
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 11 (1).
Hite (1977). “Leverage, output effects and MM theorem”, Journal of
Financial Economics,
Vol.4 (2) pp. 177-202.
423
421
profitabilitas terhadap kebijakan hutang perusahaan sektor
manufaktur. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi. Vol. 11(3) : 189-207. ISSN : 1210-9875.
Jensen, M.C., (1986). “Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate
Finance, and Takeovers”,
American Economic Review 76 : 323-329.
John., Franklin and Muthusamy K (2011). Impact of leverage on firm
investment decision.
International Journal of Scientific & Engineering Research
Vol.2, Issue 4, April 2011.
Kaaro H. (2001). The Association Between Financing Decision and
Investment Decision.
Jurnal ekonomi dan Bisnis. Vol. 7 (2).pp 151-164.
Kaweny., Siwi Puspa (2007). Studi Keterkaitan antara Dividend
Ratio, Financial Leverage
dan Investasi dalam Pengujian Hipotesis Pecking Order. Tesis.
Program Pasca Sarjana
Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro
Semarang.
Khan., Jahanzeb and Naeemullah (2016)., The Impact of Leverage on
Firm’s Investment.
Research Journal of Recent Sciences Vol. 4(5), 67-70, May
(2015).
Lashagari.,Zahra.& Roghiyeh Moghaddam (2015) “Effects of
Dividend Policy on Investment
Decisions”. J. Appl. Environ. Biol. Sci, 5(11S) 415-420.
Lintner J. (1962) “Dividend, earning, leverage, stock prices and
supply of capital to
corporation” , The Review of Economics and Statistics, Vol. 64, :
243-269.
Miller M. (1977) “Debt and taxes”. Journal of Finance, Vol. 32(2),
pp. 261-275.
Miller M. H and Modigliani F. 1961., “Dividend Policy, growth and
valuation of shares”, The
Journal of Business, Vol.34 :. 411-433.
Miller M.H and Kevin Rock (1985) “ Dividend Policy under Asymetric
Information, The
Journal of Finance, Vol.40. : 1031-1051.
Mohammad., Eghbalnia, Fadayinejad Esmaeel and Noferesti Mohammad
(2014). “The
Impact of leverage on firm Investment : Evidence from Tehran Stock
Exchange”
Journal of Money and Economy. Vol.8. (4).
Myers, S.C., 1984, “The Capital Structure Puzzle”, Journal of
Finance 39, 575-592.
Nur, Triasesiarta dan Karnen, Kresnohadi. “Searching for
determinant of to pay or not to pay
cash dividend in Indonesia”. Indonesian Capital Market Review. Vol
VI. (1). : 19-36.
Pettit. R. R. (1972) “Dividend announcement, security performance
and capital market
efficiency”, Journal of Finance, Vol. 27 : 993-1007.
Pontoh, Winston (2014). Dampak Kebijakan Investasi dan Kebijakan
Pendanaan terhadap
Kebijakan Dividen.Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing “Goodwill”.
Vol. 5 No. 1.
Purnamasari, Linda., Sri Lestari Kurniawati dan Melliza Silvi.
(2009). “Interdependensi
Antara Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan
dividen”., Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Vol.13, (1) : 106-119.
Sajid., Muhammad, Amir Mahmood, Hazoor M. Sabir (2016). “Does
Financial Leverage
Influence investment Decision?. Empirical Evidence From KSE 30
Index of Pakistan
“.Asian Journal of Economic Modelling, 4(2): 82-89.
Suhartono. (2004). “Pengujian terhadap keterkaitan antara kebijakan
dividen dan kebijakan
hutang secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek
Jakarta”. Jurnal Ventura. Vol. 7 (1) : 53-71.
Tandelilin E., Wilberforce T., 2002. “Can Debt and Dividend Policy
Substitute Ownership in
Controlling Equity Agency Conflict ?” Gadjah Mada International
Journal of
Business, 40: 185 – 213.
Titman., Sheridan, Arthur J. Keown and John D, Martin (2011).
Financial Management :
Principles & Application, Eleventh Edition. Prentice hall. Ney
Jersey 07458
424
421
Wahyuningsih (2001). Analisis hubungan inerdependensi antara
keputusan investasi, hutang
dan dividen perusahaan porperti go public di Bursa Efek Indonesia,
Media Riset Bisnis
dan Manajemen, Vol. 1 Nomor 3.
Wibowo, A, Jatmiko dan F. Indri Erkaningrum (2002). “Studi
Keterkaitan antara Dividend
Pay Out Ratio, Financial Leverage dan Investasi dalam Pengujian
Hipotesis Pecking
Order. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 17(4) : 506-519
.