Top Banner
KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SDN 277 PALATTAE KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE THE EFFECTIVENESS OF THEMATIC DEVICE LEARNING TO INDONESIAN LANGUAGE LEARNING OUTCOMES AT III GRADE STUDENTS OF SDN 277 PALATTAE IN KAHU SUB- DISTRICT BONE REGENCY TESIS ROSNANI ANDI BASO NIM: 04.07.738.2012 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014
101

KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

Dec 10, 2022

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIKTERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA

KELAS III SDN 277 PALATTAE KECAMATAN KAHUKABUPATEN BONE

THE EFFECTIVENESS OF THEMATIC DEVICE LEARNINGTO INDONESIAN LANGUAGE LEARNING OUTCOMES AT IIIGRADE STUDENTS OF SDN 277 PALATTAE IN KAHU SUB-

DISTRICT BONE REGENCY

TESIS

ROSNANI ANDI BASONIM: 04.07.738.2012

PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2014

Page 2: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIKTERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

SISWA KELAS III SDN 277 PALATTAE KECAMATAN KAHUKABUPATEN BONE

THE EFFECTIVENESS OF THEMATIC DEVICE LEARNINGTO LEARNING OUTCOMES AT III GRADE STUDENTS OF

SDN 277 PALATTAE IN KAHU SUB-DISTRICTBONE REGENCY

TESISSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister

Program Studi:MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Disusun dan Diajukan oleh:

ROSNANI ANDI BASONIM: 04.07.738.2012

PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2014

Page 3: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...
Page 4: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...
Page 5: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

M O T O

Allah meninggikan orang-orang yang berimandan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.

(Q.S Al Hujarat: 11)

Page 6: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

i

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas

limpahan rahmat dan karunianya-Nya sehingga tesis yang berjudul “Keefektifan

Perangkat Pembelajaran Tematik terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada

Siswa Kelas III SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone” dapat

diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tesis ini disusun sebagai

salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Magister Pendidikan

dalam Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, pada

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa hanyalah berkat bantuan, petunjuk, dan

bimbingan dari berbagai pihak sehingga tesis ini dapat terwujud sebagaimana

adanya. Oleh karena itu, kepada segenap pihak yang telah turut membantu,

penulis merasa sangat bersyukur dan dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Dr. Kamaruddin, M.A.,

dan Pembimbing II Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd., yang dengan tulus dan ikhlas telah

meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, arahan,

motivasi, dan petunjuk mulai dari proses penyusunan proposal sampai pada

penulisan tesis ini.

Page 7: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

ii

Terima kasih kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Direktur Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd., Ketua Program

Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum., dan seluruh dosen

dan karyawan Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membantu dan membekali

penulis berbagai pengetahuan selama kuliah sampai pada penyusunan tesis ini,

serta kepada seluruh staf dan karyawan dari bagian akademik Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu

penulis dalam hal urusan administrasi.

Secara istimewa, penulis menyampaikan sembah sujud sedalam-dalamya

serta terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang

tua tercinta, yang telah melahirkan, membesarkan, dan mendidik penulis dengan

segala curah kasih sayang dan doa yang terus mengalir dalam setiap darah,

keringat, dan air matanya sejak dalam kandungan. Sungguh penulis tidak

mampu membalasnya dengan apa pun juga.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan di

bangku kuliah, terutama mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Angkatan 2012, atas segala dorongan, saran, dan bantuannya

selama ini kepada penulis. Dan juga kepada seluruh pihak yang telah membantu

penulis dalam penyelesaian tesis ini yang tidak sempat penulis sebutkan namanya

satu per satu.

Page 8: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

iii

Harapan penulis, semoga segala bantuan, petunjuk, dorongan, dan

pengorbanan yang telah diberikan oleh berbagai pihak yang memungkinkan

selesainya tesis ini, akan bernilai ibadah dan memperoleh imbalan yang berlipat

ganda di sisi Allah Swt. Amin.

Makassar, Juli 2014

Penulis,

Page 9: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

iv

ABSTRAK

Rosnani Andi Baso. 2014. Keefektifan Perangkat Pembelajaran Tematikterhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN 277 PalattaeKecamatan Kahu Kabupaten Bone. (Dibimbing oleh Kamaruddin dan SittiAida Aziz.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaanperangkat pembelajaran tematik terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswaKelas III SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone dan untukmengetahui perbandingan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelaseksperimen. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas III SDN 277Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pemanfaatanpembelajaran tematik berlangsung selama dua bulan. Populasi dan sampel dalampenelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN 277 Palattae Kecamatan KahuKabupaten Bone tahun pelajaran 2013/2014 sejumlah 28 0rang (kelas eksprimen)dan 28 orang (kelas control). Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,implementasi perangkat pembelajaran tematik, dan analisis data. Data yangdianalisis secara deskriptif adalah data kemampuan guru dalam mengelolahpembelajaran, data aktivitas murid dan data hasil belajar.

Hasil penelitian di kelas eksperimen dianalisis secara deskriptifmenunjukkan (1) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berdasarkanpanduan perangkat pembelajaran tematik yang disusun, efektif digunakan denganrata-rata 3,58. (2) Frekuensi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yangberorientasi pada penggunaan perangkat pembelajaran tematik semakinmeningkat.

Page 10: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERBAIKAN TESIS .................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii

MOTTO .......................................................................................................... iii

PRAKATA...................................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ............... 10

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10

1. Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................... 10

2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran....................................... 11

3. Hasil Belajar Bahasa Indonesia ........................................... 15

4. Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar ............................. 16

B. Kerangka Pikir.......................................................................... 33

Page 11: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

ix

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 35

A. Desain Penelitian ...................................................................... 35

B. Variabel Penelitian ................................................................... 36

C. Definisi Operasional Variabel .................................................. 36

D. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 37

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 41

A. Analisis Hasil Penelitian........................................................... 44

1. Analisis Deskriptif ............................................................... 46

2. Analisis Statistik Inferensial ............................................... 53

B. Pembahasan .............................................................................. 56

1. Kemampuan Guru Mengelola Pelajaran.............................. 56

2. Murid ................................................................................... 57

3. Tes Hasil Belajar.................................................................. 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 62

A. Simpulan .................................................................................. 62

B. Saran......................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman3.1 Populasi Penelitian 34

3.2 Sampel Penelitian 35

3.3 Konversi Angka ke Dalam Nilai Berskala 1-10 38

3.4 Frekuensi Kuantitatif Perolehan Nilai 38

4.10 Perbedaan Hasil Pengembangan Perangkat Dalam

Pembelajaran Kelas Kontrol

41

4.11 Hasil pengamatan kemampuan guru mengelola

pembelajaran menggunakan perangkat tematik

(kelas eksperimen)

43

4.12 Kriteria Hasil Pengamatan Kemampuan Guru

Mengelola Pembelajaran Menggunakan Perangkat

Pembelajaran Tematik (Kelas Eksperimen)

43

4.13 Persentase Rata-Rata Pengamatan Aktivitas Murid

(Kelas Eksperimen)

47

4.14 Perbandingan Hasil Belajar Kelas Ekperimen Dan

Kelas Kontrol

49

4.15 Hasil Pengujian Homogenitas Varian 50

4.16 Hasil Pengujian Normalitas Data 51

4.17 Uji signifikasi T tes 52

x

Page 13: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas pendidikan, tentu tidak lepas dari

peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, maka

seorang guru dituntut agar dapat menguasai dengan baik materi

pengajaran. Selain itu, guru harus menyadari bahwa pendidikan di

sekolah dasar menjadi peletak dasar bagi lahirnya pribadi-pribadi

tangguh yang berpikir secara jernih dan kreatif.

Kedudukan model pembelajaran dapat digunakan sebagai salah

satu upaya untuk mempertinggi capaian hasil belajar siswa dalam

dinamika pendidikan. Oleh sebab itu, fungsi utama model

pembelajaran adalah sebagai upaya sistematisasi yang dipergunakan

oleh guru untuk mengelola pembelajaran di kelas. Penggunaan model

pembelajaran diharapkan mempertinggi proses pembelajaran di

sekolah, sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil

belajar siswa.

Dalam teori pendidikan klasik, mendidik anak-anak pra-sekolah

dan kelas-kelas rendah belum untuk memberi pengetahuan intelektual.

Pendidikan lebih ditekankan pada usaha menyempurnakan rasa. Yang

harus dikembangkan adalah kecerdasan bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar dan pengendalian emosinya. Pendidikan pra-

sekolah sesungguhnya ditekankan pada bagaimana menumbuhkan

Page 14: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

2

perasaan senang berimajinasi, menggunggah dan menggali hal-hal

kecil di sekitarnya. Jika anak sudah senang terhadap hal-hal tersebut,

dengan sendirinya minat dan potensi akademiknya akan tumbuh tepat

pada waktunya, ialah ketika tantangan dan tuntutan hidupnya semakin

besar (Kasihani. k, dkk. 2001: 75).

Belajar merupakan proses untuk memperoleh informasi atau

pengetahuan baru, sedangkan daya ingat adalah proses menyimpan

pengetahuan yang diperoleh dalam jangka waktu lama, agar dapat

mengingatnya kembali ketika dibutuhkan. Dalam menyerap informasi

dari lingkungan, sangat bergantung kepada kemampuan daya ingat

(Rakhmat, 2007: 47). Otak memerlukan beberapa langkah untuk

mengingat suatu informasi. Dimulai dengan proses mencatat atau

register, menyimpan, dan kemudian mengambilnya kembali.

Pencatatan akan lebih efektif apabila memiliki perhatian dan motivasi

yang lebih terhadap informasi. Suatu Informasi akan dapat disimpan

dalam jangka waktu yang lebih lama apabila sering digunakan untuk

mengingat. Salah satu cara untuk menciptakan motivasi agar dapat

mengingat suatu pelajaran, guru dapat menghadirkan suatu model

pembelajaran untuk memikat kecenderungan siswa (Hernowo, 2006:

32).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diberlakukan di

sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten

dan cerdas sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

Page 15: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

3

lebih tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran

yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang

dimiliki siswa. Di samping itu, kurikulum tingkat satuan pendidikan

memberi kemudahan kepada guru dalam menyajikan pengalaman

belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hidup yang mengacu

pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk mengetahui

(learning to know), belajar dengan melakukan (learning to do), belajar

untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar

menjadi diri sendiri (learning to be). Untuk itu, guru perlu meningkatkan

mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang

baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang

diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia. Kenyataannya masih

banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak

efisien dan kurang daya tarik, bahkan cenderung membosankan,

sehingga hasil belajar yang dicapai jadi tidak optimal.

Penelitian ini merupakan suatu proses belajar yang sistematik,

artinya kegiatan ini memerlukan kemampuan dan ketrampilan.

Orientasi penelitian ini adalah perbaikan pendidikan dengan

melakukan perubahan-perubahan dalam mengajar, karena itu

kesiapan guru untuk berubah merupakan syarat penting yang sedang

dihadapi guru sehingga diperlukan sebuah metode pembelajaran yang

efektif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maria Montessori (2008: 4)

bahwa pendidikan harus dipahami sebagai upaya pertolongan untuk

Page 16: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

4

menyingkap kekuatan psikis alami siswa. Hal ini, dapat dikatakan

bahwa dengan diterapkan metode pembelajaran ortodoks yang

bergantung pada ucapan. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang

efektif sangat dibutuhkan. Dalam penelitian ini metode efektif yang

dipilih adalah pendekatan pembelajaran tematik. Pendekatan

pembelajaran tematik diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi

pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Berdasarkan hasil observasi di sekolah, peneliti menemukan

permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran di sekolah

yaitu terlalu banyaknya konsep dalam materi pembelajaran, sehingga

siswa lebih mementingkan pengetahuannya saja dengan cara

menghafal berbagai konsep dan siswa kurang mampu

mengembangkan konsep tersebut dengan kehidupan nyata yang

mereka hadapi sehari-hari. Sistem pendidikan seperti ini membuat

anak berpikir secara parsial dan terkotak-kotak, sehingga pada

akhirnya dapat mematikan kreativitasnya.

Kenyataan ini mendorong perlunya penerapan model

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah satu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa adalah

model pembelajaran tematik. Model pembelajaran tematik merupakan

suatu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai

mata pelajaran atau sejumlah disiplin ilmu melalui perpaduan area isi,

keterampilan dan sikap ke dalam suatu tema tertentu (Hakim, 2009:

Page 17: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

5

212). Dalam penelitian ini, mata pelajaran yang ditematikkan pada

siswa kelas III SD Negeri 277 Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten

Bone yakni Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS.

Pembelajaran tematik secara efektif akan membantu

menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan

membangun konsep-konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian,

pembelajaran tematik memberi kesempatan pada siswa untuk

memahami masalah yang komplek dengan cara pandang yang utuh.

Dengan pembelajaran tematik ini diharapkan siswa memiliki

kemampuan mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan

menggunakan informasi yang ada disekitarnya secara bermakna.

Pada kenyataannya, berdasarkan pengamatan dalam melihat

proses pembelajaran di SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone, guru masih berorientasi pada siswa yang dijadikan

objek bukan sebagai subjek dalam pembelajaran. Sehingga guru

dalam proses ini mendominasi aktivitas belajar sedangkan siswa

hanya menerima informasi dari guru secara pasif. Keterlibatan siswa

dalam proses belajar hanya sekadar mendengarkan dan bertanya

apabila tulisan atau suara guru kurang terdengar, tanpa dapat dengan

aktif ikut mengembangkan materi yang didapatnya di sekolah dan

menghubungkan materi tersebut dengan kejadian yang dialami sehari-

hari.

Page 18: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

6

Selain itu, di kelas III SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone pada proses pelaksanaan pembelajaran mata

pelajaran, baik pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, dan IPA

masih dilakukan guru dengan menggunakan cara-cara konvensional,

baik penggunaan metode belajar ataupun penggunaan media dalam

belajar. Hal tersebut berakibat menurunnya motivasi siswa dalam

mempelajari sebuah materi dan mata pelajaran tertentu. Pada akhirnya

pembelajaran berjalan stagnan dan miskin kreativitas. Apabila hal

tersebut terus-menerus dipertahankan, besar kemungkinan hakikat

pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS

yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa tidak akan

tercapai

Pada titik inilah, diharapkan guru kreatif dalam mendesain

metode pembelajaran yang disenangi dan bermakna bagi siswa

sehingga dapat menghubungkan konsep yang dipelajarinya dengan

dunia anak dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian

diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan.

Guru pun harus mampu memilih pendekatan belajar mengajar yang

melibatkan beberapa mata pelajaran memberikan pengalaman yang

bermakna kepada siswa serta membantu siswa memahami konsep-

konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami

Page 19: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

7

Menurut penulis, pembelajaran tematik di kelas III SDN 277

Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, memungkinkan siswa

dapat menangkap esensi pembelajaran yang berlangsung di kelas.

Analisis ini memerlukan pengujian ilmiah melalui penelitian yang

dilakukan di kelas III SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten

Bone dalam rangka membuktikan analisis yang sudah ada. Begitu

pentingnya penerapan pembelajaran tematik, sehingga penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Keefektifan Perangkat

Pembelajaran Tematik terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada

Siswa Kelas III SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone”.

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan

tentang pemanfaatan pembelajaran sebagai upaya pembelajaran.

Penelitian ini juga ingin mengemukakan peran serta empati dan daya

ingat terhadap hasil belajar siswa. Dengan adanya model

pembelajaran tersebut, diharapkan dapat menjadi suatu strategi baru

dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan sekaligus dapat

memberikan suatu gambaran kepada pihak pendidik tentang urgensi

model pembelajaran tematik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas

dirumuskan masalah penelitian ini yaitu “Apakah perangkat

pembelajaran tematik efektif dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa

Page 20: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

8

Indonesia siswa kelas III SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone”?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui keefektifan

perangkat pembelajaran tematik dalam meningkatkan hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik

yang bersifat teoretis maupun praktis. Manfaat secara teoritis, maupun

praktis dari hasil penelitian diuraikan berikut ini.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah membantu guru

menghasilkan pengetahuan yang baru dan sahih serta relevan

sebagai upaya untuk memperbaiki cara mengajar di Sekolah

Dasar.khususnya di kelas III SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone sehingga dapat dijadikan acuan dan pengayaan

teori pembelajaran di sekolah dasar.

Page 21: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

9

2. Secara Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi guru

SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone pada

khususnya dan SD pada umumnya untuk meningkatkan

pembelajaran tematik pada mata pelajaran di sekolah dasar,

2. Hasil penelitian bermanfaat sebagai variasi/keragaman bentuk

kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman

belajar yang menarik dan berkesan pada siswa sehingga siswa

mampu mengonstruksi berbagai pengetahuannya dengan baik.

3. Hasil penelitian dapat menambah dan meningkatkan kinerja

guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai

pembelajaran tematik dengan penerapan pendekatan terpadu di

sekolah dasar.

4. Penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan, pengalaman,

wawasan, dan kemampuan dalam mengembangkan potensi

yang ada pada peneliti.

Page 22: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan

tema penelitian penulis, yaitu sebagai berikut:

1) Sri Deliati (2009), Peningkatkan Kemampuan Menyimak melalui

Penerapan Model Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas II SD

No. 21 Inpres Marana Kecamatan Lau Kabupaten Maros,

dengan hasil penelitian: Kemampuan menyimak siswa Kelas II

SD NO. 21 Inpres Marana Kecamatan Lau Kabupaten Maros

mengalami peningkatan setelah penerapan model pembelajaran

tematik.

2) Sukandar (2009), Implementasi Pembelajaran Tematik dalam

Meningkatkan Kualitas dan Hasil Pembelajaran kelas I Sekolah

Dasar Negeri Banjarsari 2 Kecamatan Gajah Kabupaten Demak,

dengan hasil penelitian: Pembelajaran tematik dapat

meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran Kelas 1 Sekolah

Dasar Negeri Banjarsari 2 Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.

3) Djoddin (2010), Pembelajaran Menulis Deskripsi dengan

Pendekatan Proses pada Siswa Kelas V SD Negeri Labuang Baji

I Makassar, dengan hasil belajar SD Labuang Baji I Makassar

mengalami peningkatan setelah penerapan pendekatan proses.

Page 23: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

10

4) Nurhasni Ibrahim (2012), Pengembangan Pembelajaran Tematik

dan Pengaruhnya terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Sekolah Dasar, dengan hasil penelitian: Pembelajaran tematik

efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif siswa dan dan

layak digunakan sebagai sumber belajar.

5) Taufina (2013) Pembeajaran Tematik Terpadu sebagai Bentuk

Optimalisasi Pembelajaran di Sekolah Dasar pada Kurikulum

2013

2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran.

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di

dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan

kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi

antaranak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak

dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi

bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman

dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat

individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri

individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.

Menurut Morgan (dalam Suprijono, 2009: 3) bahwa “Belajar

adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil

dari pengalaman”. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang

Page 24: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

11

relatif mantap berkat latihan dari pengalaman (Hamalik, 2006: 154).

Belajar adalah mengubah kelakuan anak atau pembentukan pribadi

anak (Nasution, 2000:4). Sedangkan menurut Hilgar (dalam

Ciptobroto, 1989:9) mengemukakan belajar adalah merupakan

suatu proses berubahnya tingkah laku dan perubahan atau faktor-

faktor yang tidak dapat dogolongkan (latihan/pendidikan).

Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu

proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan

yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan

belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh

terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi

atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di

dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar

menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi

merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk

menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang

dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.

Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus

selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang

telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara

harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang

akan diajarkan. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika

anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan

Page 25: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

12

mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan

orang/guru menjelaskan.

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa

(Degeng, 1989:45). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan

siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.

Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan

karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan

strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi

penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan

pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil

pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki

keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap

jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih

strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan

pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat

terpenuhi. Peran pengajar lebih erat kaitannya dengan

keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan

pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.

Pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah. Mengajar

dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan

oleh siswa, dan titik berat pembelajaran mengacu pada pendekatan

yang berfokus pada siswa. Pembelajaran menurut Dimiyati dan

Mujiono (dalam Sagala 2003 : 62) adalah kegiatan guru secara

Page 26: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

13

terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa

belajar aktif yang menekankan peran utama menjadi fasilitator

dalam mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

Prinsip pembelajaran menurut Gagne dan Briggs (1979 : 7)

adalah sebagai berikut :

a. Prinsip Hubungan (contiguity)

Prinsip ini menekankan antara materi pembelajaran dengan

situasi pembelajaran hendaknya memunyai kedekatan

hubungan;

b. Prinsip Pengulangan (Repetition)

Prinsip ini menekankan materi hendaknya diadakan pengulangan

untuk meningkatkan kekuatan ingatan pembelajaran.

c. Prinsip Penguatan (Reinforcement)

Dalam proses pembelajaran hendaknya diberikan penguatan

dengan kejadian-kejadian nyata serta pemberian penghargaan

agar kondisi pembelajaran lebih memuaskan.

Dari prinsip yang dikemukakan oleh Gagne dan Biggs ( tahun

1979) dapat memberikan gambaran bahwa proses pembelajaran

harus dikelola secara sistematis dan terprogram. Pemilihan bahan

ajar atau materi pembelajaran disesuaikan dengan kondisi

kebutuhan siswa. Adapun pengulangan pada materi-materi tertentu

perlu untuk lebih memberi pemahaman secara mendalam bagi

Page 27: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

14

siswa. Penguatan perlu dilakukan untuk lebih meyakinkan siswa

mengenai kebenaran materi pelajaran yang telah diberikan.

Proses pembelajaran memunyai dua karakteristik yaitu pertama,

dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa

sekadar mendengar, dan mencatat, akan tetapi menghendaki

aktivitas siswa dalam berpikir. Kedua, dalam pembelajaran

membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus

menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan

berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan

yang mereka instruksi sendiri (Sagala, 2003 : 63).

3. Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Secara umum pengertian hasil berdasarkan kamus besar

Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 391)

adalah “Sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh sebuah

usaha; akibat kesudahan (dari pertandingan, ujian dan

sebagainya)”. Sedangkan belajar Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 17) adalah “Berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu”.

Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar merupakan sasaran

dari pelaksanaan proses pembelajaran khususnya yang

berlangsung pada sekolah dasar. Apabila proses pembelajaran

berjalan dengan baik, maka hasil belajar juga baik. Artinya hasil

Page 28: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

15

belajar harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengajar

dalam menyelesaikan suatu masalah dan sebagai bahan

pertimbangan dalam langkah melakukan proses pembelajaran

selanjutnya.

Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh

pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan

tujuan pendidikan yang diterapkan. Hasil belajar dalam hal ini

meliputi wawasan kognitif, afektif dan kecakapan belajar seorang

pelajar. Hasil belajar

Bahasa Indonesia adalah prestasi yang dicapai oleh murid

sekolah dasar setelah mengikuti proses pembelajaran yang

berkenaan dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil belajar ini

dapat diukur dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar.

Berdasarkan hasil belajar tersebut, guru dapat membuat

kesimpulan urutan-urutan murid yang berprestasi dan urutan-urutan

yang murid yang tidak berprestasi. Kemudian dengan melihat hasil

belajar yang rendah atau kurang memuaskan maka perlu berupaya

mengadakan perbalikan proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar Bahasa Indonesia dapat dinyatakan sebagai tingkat

penguasaan bahan pelajaran Bahasa Indonesia setelah

mendapatkan atau memperoleh pengalaman belajar dalam kurun

waktu tertentu yang dapat diukur dengan menggunakan tes atau

Page 29: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

16

penilaian tertentu melalui proses belajar mengajar yang melibatkan

murid dan guru, sehingga murid sekolah dasar mampu mampu

memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi-

situasi yang dihadapi dalam proses belajarnya dengan lingkungan

dimana murid sekolah dasar tersebut berada.

4. Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

a. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan implementasi dari

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dasar

pertimbangan pelaksanaan pembelajaran tematik ini merujuk

pada tiga landasan, yaitu: landasan filosofis, psikologis, dan

yuridis. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu

yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang

terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam

satu kali tatap muka. Pembelajaran tematik dikemas dalam

suatu tema atau bisa disebut dengan istilah tematik.

Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk

mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai

pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan

menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik

adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.

Page 30: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

17

Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik,

peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka

pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya

dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Pendekatan ini

berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses

latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan

dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori

para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang

menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan

berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pendekatan pembelajaran tematik lebih menekankan pada

penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning

by doing).

Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran

tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan

dikembangkan oleh guru bersama peserta didik dengan

memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema

dalam pembelajaran tematik menjadi sentral yang harus

dikembangkan. Tema tersebut diharapkan akan memberikan

banyak keuntungan, di antaranya: 1) peserta didik mudah

memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 2) Peserta

didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan

berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema

Page 31: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

18

yang sama; 3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih

mendalam dan berkesan; 4) kompetensi dasar dapat

dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran

lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; 5) Peserta didik

lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena

materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; 6) Peserta didik

mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi

dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan

dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran

lain; 7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran

yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus

dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya

dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau

pengayaan.

Pembelajaran tematik mempunyai ciri khas dan

karakteristik tersendiri. Adapun ciri khas pembelajaran tematik di

antaranya: 1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan

dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah

dasar; 2) kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik

bertitik tolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar

akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga

hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) membantu

mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) menyajikan

Page 32: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

19

kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui peserta didik di

lingkungannya; dan 6) mengembangkan keterampilan sosial

siswa, misalnya: kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap

terhadap gagasan orang lain.

Penggabungan beberapa kompetensi dasar, indikator

serta isi mata pelajaran dalam pembelajaran tematik akan

terjadi penghematan karena tumpang tindih materi dapat

dikurangi bahkan dihilangkan. Siswa mampu melihat hubungan-

hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih

berperan sebagai sarana atau alat, bukan merupakan tujuan

akhir. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan

mendapat pengertian mengenai proses dan materi pelajaran

secara utuh pula. Dengan adanya pemaduan antar mata

pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan

meningkat.

Model pembelajaran tematik merupakan model

pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan

menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral,

setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan

dasar untuk menentukan dasar sub-subtema dari bidang studi

lain yang terkait (Fogarty 1990). Penentuan tema dapat

dilakukan oleh guru melalui tema konseptual yang cukup umum

Page 33: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

20

tetapi produktif. Dapat pula ditetapkan dengan negosiasi antara

guru dengan siswa, atau dengan cara diskusi sesama siswa.

Alwasilah dkk. (2008) menyebutkan bahwa tema dapat diambil

dari konsep atau pokok bahasan yang ada disekitar lingkungan

siswa, karena itu tema dapat dikembangkan berdasarkan minat

dan kebutuhan siswa yang bergerak dari lingkungan terdekat

siswa dan selanjutnya beranjak ke lingkungan terjauh siswa.

Landasan pengembangan pembelajaran tematik secara

psikologis adalah merunut pada teori belajar gestalt. Gestalt

berasal dari bahasa Jerman yang berarti ’whole configuration’

atau bentuk yang utuh, pola, kesatuan dan keseluruhan. Teori

ini memandang kejiwaan manusia terikat pada pengamatan

yang berwujud pada bentuk menyeluruh. Menurut teori belajar

ini seorang belajar jika ia mendapat ”insight”. Insight itu

diperoleh bila ia melihat hubungan tertentu antara berbagai

unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu menjadi jelas

baginya dan demikian memecahkan masalah itu (Nasution,

2000; Slameto, 2003).

Perkembangan otak anak sangat dipengaruhi oleh

rangsangan dari orang-orang di sekitarnya, termasuk guru dan

teman-teman di sekolah. Rangsangan yang tepat akan

meningkatkan jumlah syaraf yang akan saling menyambung

dengan cepat. Oleh karena itu, pendidikan awal di kelas I, II,

Page 34: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

21

dan III, perlu memperhatikan faktor tersebut agar syaraf pada

otak menyambung secara maksimal. Menurut Piaget, tokoh

psikologi perkembangan dan sekaligus tokoh konstruktivisme

menyatakan bahwa anak-anak yang berusia sekitar 10 tahun

baru mampu berpikir kongrit, belum mampu berpikir abstrak,

sehingga layanan pendidikan bagi peserta didik di kelas I, II,

dan III harus mempertimbangkan faktor tersebut sebagai dasar

untuk menguasai kompetensi dasar di kelas selanjutnya, yang

sudah menggunakan berpikir abstrak. Penetapan pembelajaran

tematik dalam pembelajaran di kelas rendah oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ini tidak lepas dari

perkembangan akan konsep pembelajaran terpadu. Menilik

perkembangan konsep pendekatan terpadu di Indonesia, pada

saat ini model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang

adalah model pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh

Fogarty (1990: 34). Model pembelajaran terpadu yang

dikemukakan oleh Fogarty ini berawal dari konsep pendekatan

interdisipliner yang dikembangkan oleh Jacob (1989: 29).

Surya, (2002: 31) menyatakan bahwa pembelajaran

tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan

tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau

dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat

ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan

Page 35: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

22

matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang

studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik

menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum,

menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa

untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang

tematik adalah epiteme dari seluruh bahasa pembelajaran yang

memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab

pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa

ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di

sekitar mereka (Tim Pengembang, 2008: 14).

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak,

karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan

pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi

anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran

tematik. pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu

yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok

yang menjadi pokok pembicaraan (Majid, 2007: 51)

Hadisubroto (1998: 26) menyebutkan keuntungan

pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah sebagai

berikut:

Page 36: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

23

1) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi

pelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat

dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata

pelajaran.

2) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan

secara logis dan alami.

3) Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang

kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau

bahkan empat dinding kelas.

4) Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan

belajar ke berbgai aspek kehidupan.

5) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau

topik dari berbagai sudut pandang.

6) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan

pada kompetisi bias dikurangi dan diganti dengan kerja

sama dan kolaborasi.

Sementara keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa

(Sukandar, 2003: 64) antara lain sebagai berikut:

(1) Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil

belajar.

(2) Menghilangkan batas semu antarbagian-bagian kurikulum dan

menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif.

Page 37: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

24

(3) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa-yang dikaitkan

dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk

membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada

keberhasilan belajar.

(4) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di

luar kelas.

(5) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide,

sehingga maningkatkan apresiasi dan pemahaman.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan

siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran,

sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih

untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang

dipelajarinya (Sanjaya, 2006: 31). Melalui pengalaman langsung siswa

akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk

Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna

dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak (Meinbach,

dkk, 1995: 13).

Meinbach, dkk. (1995: 17) menambahkan bahwa pembelajaran

tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil

melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu

mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan

Page 38: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

25

mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang

menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses

pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran

yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan

memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan

penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat

membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya

siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan

(holistik).

Hamalik (2006: 79) menguraikan beberapa ciri khas dari

pembelajaran tematik antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar

sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak

usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam

pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan

siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi

siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu

mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan

belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang

sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan

keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi,

dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan

tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan

Page 39: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

26

menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi

mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih

materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat

hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran

lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3)

Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian

mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4) Dengan

adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep

akan semakin baik dan meningkat.

b. Psikologi Gestalt sebagai Landasan Pengembangan

Pembelajaran Tematik

Berhasilnya suatu proses pendidikan, bergantung pada proses

pembelajaran yang terjadi di sekolah. Kemampuan guru yang

berhubungan dengan pemahaman guru akan hakekat belajar akan

sangat mempengaruhi proses pembelajaran yang berlangsung. Guru

yang memiliki pemahaman hakekat belajar sebagai proses

mengakumulasi pengetahuan maka proses pembelajaran yang terjadi

hanyalah sekedar pemberian sejumlah informasi yang harus dihapal

siswa (Slameto, 2003: 43). Sebaliknya, apabila pemahaman guru

tentang belajar adalah proses memperoleh perilaku secara

keseluruhan, proses pembelajaran yang terjadi mencerminkan suatu

kesatuan yang mengandung berbagai persoalan untuk dipahami oleh

anak secara keseluruhan dan terpadu. Seperti yang diungkapkan oleh

Page 40: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

27

Surya (2002: 84) bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan

oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya.

Dari definisi akan hakekat belajar di atas dapat diketahui bahwa

landasan pengembangan pembelajaran tematik secara psikologis

adalah merunut pada teori belajar gestalt. Gestalt berasal dari bahasa

Jerman yang berarti ’whole configuration’ atau bentuk yang utuh, pola,

kesatuan dan keseluruhan (Rusyan, 1994: 40). Teori ini memandang

kejiwaan manusia terikat pada pengamatan yang berwujud pada

bentuk menyeluruh. Menurut teori belajar ini seorang belajar jika ia

mendapat ”insight.”. Insight itu diperoleh bila ia melihat hubungan

tertentu antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan

itu menjadi jelas baginya dan demikian memecahkan masalah itu

(Nasution, 2004: 19)

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut Tim

Pengembang PGSD (1997: 3-4) adalah: (1) Holistik, suatu gejala atau

peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik

diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari

sudut pandang yang terkotak-kotak. (2) Bermakna, pengkajian suatu

fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya

semacam jalinan antar skemata yang dimiliki oleh siswa, yang pada

Page 41: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

28

gilirannya nanti, akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi

yang dipelajari; (3) Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan

siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin

dipelajari. (4) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan

berdasar kepada pendekatan diskoveri inkuiri dimana siswa terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, hingga proses evaluasi.

Subroto dan Herawati, (2004: 41-42) mengatakan bahwa

sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran

tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered),

hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih

banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-

kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini,

siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar

untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

Page 42: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

29

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran

menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada

pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan

kehidupan siswa.

d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai

mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian,

Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini

diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata

pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan

siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

d. Kaitan Pembelajaran Tematik dengan Standar Isi

Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum yang dikeluarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 12), menjelaskan bahwa

Page 43: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

30

untuk kelas I, II, dan III SD pembelajaran dilaksanakan melalui

pendekatan tematik. Mata pelajaran yang harus dicakup adalah (1)

pendidikan agama, (2) pendidikan kewarganegaraan, (3) bahasa

Indonesia, (4) matematika, (5) ilmu pengetahuan alam, (6) ilmu

pengetahuna sosial, (7) seni budaya dan keterampilan, dan (8)

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Pada pembelajaran tematik, standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang termuat dalam standar isi harus dapat tercakup

seluruhnya karena sifatnya masih minimal. Sesuai dengan petunjuk

pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), standar

itu dapat diperkaya dengan muatan lokal atau ciri khas satuan

pendidikan yang bersangkutan.

e. Cara Merancang Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memerlukan perencanaan dan

pengorganisasian agar dapat berhasil dengan baik. Tim Pengembang

(1997: 29-30) mengatakan terdapat lima hal yang perlu diperhatikan

dalam merancang pembelajaran tematik, yaitu (a) memilih tema, (b)

mengorganisasi tema, (c) mengumpulkan bahan dan sumber, (d)

merancang kegiatan dan proyek, dan (e) mengimplementasikan satuan

pelajaran.

a. Memilih Tema

Topik untuk pembelajaran tematik dapat berasal dari beberapa

sumber. Inilah beberapa di antaranya

Page 44: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

31

1) Topik-topik dalam kurikulum

2) Isu-isu

3) Masalah-masalah

4) Event-event khusus

5) Minat siswa

6) Literatur

b. Memilih Tema

Pengorganisasian tema dilakukan dengan menggunakan

jaringan topik dengan tema tertentu, pada semua mata pelajaran di

sekolah dasar.

c. Mengumpulkan Bahan dan Sumber

Pembelajaran tematik berbeda dengan pembelajaran

berdasarkan buku paket tidak hanya dalam mendesain, melainkan

juga berbagai bahan yang digunakan. Inilah beberapa sumber:

1) Sumber-sumber yang tercetak

2) Sumber-sumber visual

3) Sumber-sumber literatur

4) Artifac

d. Mendesain Kegiatan dan Proyek

Blanck, (1995: 43) mengatakan bahwa dalam mendesain

kegiatan dan proyek kiranya perlu mempertimbangkan saran-saran

sebagai berikut:

Page 45: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

32

1) Integrasikan bahasa-membaca, menulis, berbicara, dan

mendengar.

2) Hendaknya bersifat holistik.

3) Tekankan pada pada pendekatan “hands-on, minds-on”.

4) Sifatnya lintas kurikulum.

e. Mengimplementasikan Pembelajaran Tematik

Sanjaya (2006: 46) mengatakan bahwa terdapat 5 kemungkinan

implementasi yang dapat diterapkan bagi pembelajaran tematik, yakni:

1) Lakukan pembelajaran tematik sepanjang hari, untuk beberapa

hari.

2) Lakukan pembelajaran tematik selama setengah hari untuk

beberapa hari.

3) Gunakan pembelajaran tematik untuk satu atau dua mata

pelajaran.

4) Gunakan pembelajaran tematik untuk beberapa mata pelajaran.

5) Gunakan pembelajaran tematik untuk kegiatan lanjutan.

f. Perencanaan Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran

yang pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu

sebagai tema atau topik sentral, setelah tema ditetapkan maka

selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub

tema dari bidang studi lain yang terkait (Fogarty, 1999: 54). Penentuan

tema dapat dilakukan oleh guru melalui tema konseptual yang cukup

Page 46: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

33

umum tetapi produktif. Dapat pula ditetapkan dengan negosiasi antara

guru dengan siswa, atau dengan cara diskusi sesama siswa.

Alwasilah, dkk (1998: 16) menyebutkan bahwa tema dapat diambil dari

konsep atau pokok bahasan yang ada disekitar lingkungan siswa,

karena itu tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan

kebutuhan siswa yang bergerak dari lingkungan terdekat siswa dan

selanjutnya beranjak ke lingkungan terjauh siswa.

g. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan proses belajar

mengajar sebagai unsur inti dari aktivitas pembelajaran, yang dalam

pelaksanaannya disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun

dalam perencanaan sebelumnya. Pelaksanaan pelambelajaran tematik

diterapkan ke dalam tiga langkah pembelajaran yaitu (1) Kegiatan awal

bertujuan menarik perhatian siswa, menumbuhkan motivasi belajar

siswa,dan memberikan acuan atau rambu-rambu tentang

pembelajaran yang akan dilakukan (Sanjaya, 2006: 41); (2) Kegiatan

inti, merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Di mana

dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai

kegiatan belajar dengan menggunakan multi metode dan media

sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

Pada waktu penyajian dan pembahasan tema, guru dalam

penyajiannya sehendaknya lebih berperan sebagai fasilitator

(Alwasilah, dkk. 2008: 53); (3) Kegiatan akhir, dapat diartikan sebagai

Page 47: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

34

kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan

maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang

telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman

sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan

guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

h. Mengevaluasi Pembelajaran Tematik

Menurut Raka Joni (1996: 16), bahwa pada dasarnya evaluasi

dalam pembelajaran tematik tidak berbeda dari evaluasi untuk kegiatan

pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, semua asas yang perlu

diindahkan dalam pembelajaran konvensional berlaku pula bagi

penilaian pembelajaran tematik. Bedanya dalam evaluasi

pembelajaran tematik lebih menekankan pada aspek proses dan

usaha pembentukan efek iringan (nurturant effect) seperti kemampuan

bekerja sama, tenggang rasa, dan sebagainya.

B. Kerangka Pikir

Penerapan Pembelajaran Tematik merupakan salah satu bentuk

pembelajaran terhadap mata pelajaran di sekolah dasar. Pembelajaran

ini bertujuan agar siswa dapat memahami pelajaran dengan pemaduan

beberapa mata pelajaran. Dalam penelitian ini mata pelajaran yang

dipadukan di Kelas III SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten

Bone yakni mata pelajaran BI, matematika, IPA, IPS. Penerapan

Pembelajaran Tematik dilakukan sebagai sarana untuk meningkatkan

Page 48: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

35

kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran yang

dihubungkan dengan lingkungannya serta dapat menumbuhkan minat

dan motivasi yang tinggi dalam pelajaran.

Penelitian ini berfokus pada penerapan pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik mengandaikan adanya satu tema yang

memadukan atau menghubungkan mata pelajaran agama,

matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, dan PKN.

Page 49: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

36

Bagan Kerangka Pikir

Kurikulum

Kegiatan BelajarMengajar

IPS

Analisis

Efektif

Hasil

Tidak efektif

Tematik

Bahasa Indonesia Matematika IPA

Page 50: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

34

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian the posttest-only control design menurut

Sugiyono (2009: 76) adalah sebagai berikut:

1. Memilih sejumlah subjek secara acak/rambang dari suatu populasi;

2. Secara acak/rambang, menggolongkan subjek menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang dikenai variabel

perlakuan X, dan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan;

3. Mempertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok itu agar

tetap sama, kecuali satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenai

perlakuan X untuk jangka waktu tertentu;

4. Memberikan posttest;

5. Menghitung perbedaan antara hasil posttest untuk masing-masing

kelompok;

6. Membandingkan perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah

7. penerapan perlakuan X itu berkaitan dengan perubahan yang lebih

besar pada kelompok ekperimen;

8. Menggunakan test statistik yang cocok untuk rangcangan ini untuk

menentukan apakah perbedaan itu signifikan, yaitu apakah

perbedaan tersebut cukup besar untuk menolak hipotesis nol

bahwa perbedaan itu terjadi secara kebetulan

Page 51: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

35

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan perangkat

pembelajaran tematik sebagai variabel bebas dan peningkatan hasil

belajar Bahasa Indonesia sebagai variabel terikat. Desain penelitian

ini adalah Posttest-Only Control Design, dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

Keterangan:

R : Kelompok yang dipilih secara random (kelas eksprimen

dan kelas kontrol)

X : Perlakuan

_ : Tanpa perlakuan

O1 : Postes kelas eksprimen

O2 : Postes kelas kontrol

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk memberikan gambaran operasional dari variabel-variabel

yang diselidiki dalam penelitian ini, maka berikut dikemukakan definisi

operasional untuk masing-masing variabel.

a. Kelas kontrol

Kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas yang dijadikan

dalam subjek penelitian akan tetapi tidak dikenai perlakukan.

R X O 1

R -- O 2K = T1 - T2

Page 52: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

36

b. Kelas eksperimen

Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas yang dikenai

perlakuan dengan menggunakan perangkat pembelajaran tematik

untuk mengetahui hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi

(Arikunto, 2006: 131). Dinamakan penelitian sampel apabila

bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas III SDN

227 Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, pada tahun ajaran

2013/2014. Populasi tersebut meliputi 2 kelas, seperti yang

tergambar dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

No. Sekolah Laki-laki Perempuan Jumlah

1. III-1 15 13 28

2. III-2 12 16 28

Jumlah 56

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah populasi dalam

penelitian ini sebanyak 52 murid.

Page 53: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

37

2. Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yang dipilih sesuai

dengan tujuan atau keinginan (sampling purposive). Satu kelas

menjadi kelas eksperimen, yaitu kelas yang diajar dengan

pembelajaran tematik, dan satu kelas menjadi kelas kontrol, yaitu

kelas yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Kelas III1 dipilih sebagai kelas eksperimen, dan kelas III2 sebagai

kelas kontrol. Seperti yang terdapat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2. Sampel Penelitian

Kelas Sampel Jumlah Siswa

Kelas Ekperimen

Kelas Kontrol

III1III2

28

28

E. Teknik Pengumpulan Data

Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti melakukan observasi lapangan untuk mengetahui jumlah

dan keadaan murid.

2. Peneliti melakukan pembelajaran menulis dengan menguraikan

konsep pelajaran.

3. Peneliti memberikan perlakuan dengan implementasi perangkat

pembelajaran tematik dalam pembelajaran, sekaligus untuk

mengukur perbedaan antara penggunaan perangkat pembelajaran

tematik dan tidak menggunakan perangkat pembelajaran tematik.

Page 54: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

38

4. Memberikan skor hasil tes.

5. Pada akhirnya, peneliti melakukan kegiatan analisis data dengan

menggunakan analisis deskriptif dan statistik inferensial.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan tes menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Bentuk tes

yang digunakan adalah uraian tertulis. Tes disusun berdasarkan

Standar Kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.

Pelaksanaan post-test secara serentak dalam waktu yang

bersamaan baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

Pemeriksa tes ini, adalah guru yang tidak mengajar di kelas yang

menjadi sampel dalam penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang terkumpul dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif dan analisis eksperimen jenis uji t

desain ketiga. Hasil penelitian berupa bahan yang diperoleh dari

sampel diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik.

Langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Membuat daftar skor mentah

Setelah pelaksanaan tes, maka langkah selanjutnya

melakukan pemeriksaan terhadap hasil tes. Hasil tes tersebut

diberikan skor sesuai dengan skor yang telah ditentukan.

Page 55: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

39

2. Membuat distribusi frekuensi dari skor mentah

Data tes yang diperoleh dari kerja koreksi pada umumnya

masih dalam keadaan tak menentu. Untuk memudahkan analisis

selanjutnya, yaitu dengan membuat tabulasi kemudian menghitung

frekuensi setiap skor. Jika memilih cara tersebut berarti peneliti

akan menyusun distribusi frekuensi yang dapat memudahkan

perhitungan selanjutnya.

3. Mencari mean rata-rata dengan menggunakan rumus:

Xi = 60% x skor maksimal

Keterangan :

Xi = Mean ideal

(Nurgiyantoro, 2001: 359)

4. Mengukur penyebaran dengan rumus:

Si = x

Keterangan :

Si = Simpanan baku ideal

Xi = Mean ideal

(Nurgiyantoro, 2001: 359)

5. Untuk kepentingan standardisasi hasil pengukuran (skor)

dilakukan transformasi dari skor mentah di dalam nilai berskala

1-10.

Rumus untuk mengonversi skor mentah ke dalam nilai berskala

1-10 dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 56: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

40

Tabel 3.3 Konversi Angka ke dalam Nilai Berskala 1-10

SkalaSigma Nilai Skala Angka Ekuivalensi Nilai

Mentah+2,25

+1,75

+1,25

+0,75

+0,25

-0,25

-0,75

-1,25

-1,75

-2,25

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Mean + (2,25 X DS)

Mean + (1,75 X DS)

Mean + (1,25 X DS)

Mean + (0,75 X DS)

Mean + (0,25 X DS)

Mean – (0,25 X DS)

Mean – (0,75 X DS)

Mean – (1,25 X DS)

Mean – (1,75 X DS)

Mean – (2,25 X DS)

………….

………….

………….

………….

………….

………….

………….

………….

………….

………….

6. Menentukan frekuensi kuantitatif perolehan nilai

Data yang diperoleh dari tabel frekuensi dan persentase

kemudian disimpulkan seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.4. Frekuensi Kuantitatif Perolehan Nilai

No Perolehan Nilai Frekuensi Persentase

1 Nilai 65 ke atas… .......................... ..........................

2 Nilai di bawah 65… ……………….. ………………..

Jumlah

(Sumber : Tata usaha SDN 227 Palattae Kecamatan kahu Kabupaten

Bone)

Page 57: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

41

Sampel dikatakan tuntas, jika memperoleh nilai 65 ke atas, dan

dianggap tidak tuntas jika sampel memperoleh nilai di bawah 65.

1. Menentukan perbandingan hasil belajar kelas eksprimen dan kelas

kontrol tentang kemampuan murid dalam pelajaran bahasa

Indonesia dengan menggunakan media visual, dengan

menggunakan rumus uji t desain ketiga:

t = M 1 - M 2

∑ X1 ² + ∑ X2 ²

N (N – 1)

Keterangan:

t = Perbandingan nilai rata-rata kelas kontrol dan

kelas eksperimen

N = Jumlah frekuensi

∑ X1 ² = Jumlah kuadrat nilai kelas kontrol

∑ X2 ² = Jumlah kuadrat nilai kelas eksperimen

∑ X1 = Jumlah nilai kelas kontrol

∑ X2 = Jumlah nilai kelas eksperimen

M1 = Nilai rata-rata kelas kontrol

M2 = Nilai rata-rata kelas eksperimen

d.b(Nu) = Jumlah frekuensi (N)-1

2. Melakukan Uji Hipotesis

Page 58: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

42

Pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan uji t desain

ketiga. Dari hasil analisis penelitian tersebut kemudian diajukan

untuk pengujian hipotesis.

Dalam pengujian statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai

berikut:

H0: th ≤ tt lawan H1: th ≥ tt

dengan kriteria pengujian:

H0 diterima jika nilai t hitung ≤ t tabel (1-α)

H1 diterima jika nilai t hitung > t tabel (1-α)

Dengan α adalah taraf kesalahan 5%

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H0 : Penggunaan perangkat pembelajaran tematik tidak efektif

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa

Indonesia pada murid kelas III SDN 277 Palattae

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

H1 : Penggunaan perangkat pembelajaran tematik efektif

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa

Indonesia pada murid kelas III SDN 277 Palattae

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

Page 59: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

43

43

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian

Perangkat pembelajaran yang dihasilkan merupakan

pengembangan dari perangkat yang digunakan disekolah, disesuaikan

dengan metode dan tujuan pembelajaran yang digunakan yaitu

pemanfaatan media pembelajaran yang baik untuk pembelajaran Bahasa

Indonesia sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan berbahasa

murid. Gambaran perbedaan hasil pengembangan perangkat

pembelajaran dengan perangkat pembelajaran sebelum dikembangkan

dapat dilihat padaTabel4.10 berikut ini:

Tabel .4.10Perbedaan Hasil Pengembangan Perangkatdalam Pembelajaran Kelas Kontrol

No KomponenPerangkat

PembelajaranKelas Kontrol

Hasil PengembanganPerangkat Pembelajaran

1 RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP)a. Modelb. Metode

pembelajaran

Pembelajaran biasa(Teacher center)

Ceramah, Diskusibiasa

Pemanfaatan MediaPembelajaranCeramah, diskusi kelompokberdasrkan mediapembelajaran (tematik)

2 Buku Sumber Buku teksa. Bersifat

konseptual

Materi ajar (tematik)a. Bersifat konseptualb. Design menarikc. Sesuai dengan

karateristik muridd. Keterbacaan

3 Lembar Kerja Murid(LKS)

LKS yang digunakanberdasar buku teksyang ada (tidakdibuat oleh guru)

LKS yang digunakandikembangkan berdasarkan(tematik):a. Metode yang dipakai

dalam pembelajaran

Page 60: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

44

Lanjutan tabel 4.10

b. Indikator-indikator yangsudah dikembangkan diRPP

4 Tes Hasil Belajar(THB)

THB yangdigunakan dibuatoleh guru

THB yang digunakandikembangkanberdasarkan: Materi ajar(tematik)a. Indikator–indikator

yang dikambangkanb. Tujuan pembelajaranc. Diukur :

Validitas,Sensitivitas,Reliabelitanya.

Perangkat yang dikembangkan sesuai prosedur pengembangan

perangkat Model 4-D yang dimodifikasi (prosedur pengembangan

perangkat dapat dilihat pada faliditasi butir soal).

Penelitian eksperimen dengan pemanfaatan pembelajarantematik

berlangsung selama dua bulan di kelas III SDN 277 Palattae Kecamatan

Kahu Kabupaten Bone.Kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen

adalah kelas III-1, sedangkan kelas kontrolnya adalah kelas III-2.Adapun

guru mitra dan pengamat pada penelitian eksperimen sama pada saat

dilaksanakan uji coba.

Sebelum pelaksanaanpembelajaran tematik pada kelas

eksperimen, setiap murid diberikan pretes. Kemudian setelah

pelaksanaan pembelajaran dengan pemanfaatan pembelajaran tematik,

Page 61: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

45

setiap murid diberikan postes dan angket responsmurid terhadap

penggunaan pembelajaran tematik.

Pada saat pelaksanaan pembelajaran, diadakan

pengamatan.Pengamat melakukan pengamatan terhadap kemampuan

guru mitra mengelola pembelajaran, aktivitas murid, dan keterampilan

dalam pembelajaran.

1. Analisis Deskriptif

Data yang dianalisis secara deskriptif adalah data kemampuan

guru mengelola pembelajaran, data aktivitas murid, dan data hasil belajar.

a. Analisis Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Hasil pengamatan terhadap kemampuan guru mengelola

pembelajaran dngan perangkat pembelajarantematik dari dua pengamat

pada RPP 01 dan RPP02, dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan ringkasan

data tentang hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran disajikan pada Tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.11Hasil Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran Menggunakan perangkat tematik(Kelas Eksperimen)

No Aspek Yang diamati RPP1 RPP2 X̅ Y̅̅

I PERSIAPAN (SecaraKeseluruhan) 4 4 4.00 4.00

II PELAKSANAAN

3.17

A. Pendahuluan1. Menyampaikan TPK (tematik) 3 3 3.002. Memotivasi murid 3.5 3 3.253. Menghubungkan pelajaran

sekarang dengan pelajaran 3 3.5 3.25

Page 62: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

46

terdahulu (tematik)B. Kegiatan Inti

3.61

1. Mempresentasikan materipembelajaran (tematik) 3 3 3.00

2. Mengatur murid 4 4 4.003. Melatihkan Keterampilan

murid dalam belajar dengan:- Menghargai pendapat

orang lain 3 4 3.50

- Mengambil giliran danberbagai tugas 4 4 4.00

- Memeriksa ketepatan 4 4 4.004. Mengawasi murid 4 4 4.005. Memberi bantuan kepada

murid atau kelompok yangmengalami kesulitan 3 4 3.50

6. Memberi bantuan kepadamurid atau kelompok yangmengalami kesulitan 3 4 3.50

7. Membimbing muridmembahas LKS/tugas yangtelah dikerjakan (tematik) 4 4 4.00

8. Memberi kuis/resitasi/umpanbalik (tematik) 4 4 4.00

C. Penutup

3.33

1. Menyajikan pembahasan soalkuis dengan singkat (tematik) 3 3 3.00

2. Mengevaluasi jalannyapembelajaran hari ini (tematik) 3 3 3.00

3. Memberikan award 4 4 4.00III PENGELOLAAN WAKTU 4 4 4.00 4.00IV TEKNIK BERTANYA GURU 3 4 3.50 3.50V SUASANA KELAS

3.50· Berpusat pada murid 3 3 3.00· Murid antusias 4 4 4.00· Guru antusias 3 4 3.50

Rata-rata 3.59

Keterangan :

1 = Kurang Baik

2 = Cukup Baik

Page 63: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

47

3 = Baik

4 = Sangat Baik

X = Rata-rata Tiap Aspek Selama KBM ( RPP 01 dan RPP 02)

Y = Rata-rata Tiap Katagori Selama KBM ( RPP 01 dan RPP 02)

Tabel 4.12Kriteria Hasil Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran Menggunakan PerangkatPembelajaran Tematik(Kelas Eksperimen)

No Aspek Yang diamati

Penilaian /Pertemuan Rata-

rataaspek

Rata-rata

KatagoriI II

I PERSIAPAN (Secara Keseluruhan)4 4 4

4Sangat

BaikII PELAKSANAAN

3.17Baik

A. Pendahuluan1. Menyampaikan TPK (tematik) 3 3 32. Memotivasi murid 3,5 3 3,253. Menghubungkan pelajaran

sekarang dengan pelajaranterdahulu (tematik)

3 3,5 3,25

B. Kegiatan Inti

3.61Baik

1. Mempresentasikan materi(tematik) 3 3

2. Mengatur murid dalam belajar 4 4 43. Melatihkan Keterampilan

belajar:Menghargai pendapat orang lain 3 4 3,5Mengambil giliran dan berbagaitugas 4 4 4Memeriksa ketepatan 4 4 4

4. Mengawasi setiap murid secarabergilir

4 4 4

5. Memberi bantuan kepada muridyang mengalami kesulitan

3 4 3,5

6. Membimbing murid membahasLKS/tugas yang telahdikerjakan (tematik) 4 4 4

Page 64: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

48

7. Memberi kuis/resitasi/umpanbalik (tematik)

4 4 4

C. Penutup

3.33Baik

1. Menyajikan pembahasan soalkuis (tematik)

3 3 3

2. Mengevaluasi jalannyapembelajaran hari ini (tematik) 3 3 33. Memberikan award 4 4 4

III PENGELOLAAN WAKTU 4 4 4 4Sangat

BaikIV TEKNIK BERTANYA GURU 3 4 3,5 3.5 BaikV SUASANA KELAS

3.5 Baik· Berpusat pada murid 3 3 3· Murid antusias 4 4 4· Guru antusias 3 4 3,5

Rata-rata 3.58Baik

Kriteria penilaian:

TKG = 4 Sangat baik 1 ≤ TKG < 2 Kurang Baik

3 ≤ TKG <4 Baik 0 ≤ TKG < 1 Tidak

Baik

2 ≤ TKG <3 Cukup baik

TKG= Tingkat Kemampuan Guru

Data diatas merupakan data yang diberikan dua pengamat

terhadap pengelolaan pembelajaran dengan media padaRPP 01 dan

RPP 02. Skor untuk tiap pertemuan merupakan rata-rata skor oleh

pengamat. Kemampuan guru dalam melakukan persiapan secara

keseluruhan pada RPP 01 dan RPP 02 rata-rata sangat baik dengan

Skor 4.00. Kemampuan guru dalam menyampaikan pendahuluan pada

Page 65: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

49

RPP 01 dan RPP02 rata-rata baik dengan Skor 3.17. Angka ini diperoleh

dari rata-rata dari tiga katagori yang diamati yaitu (1) kemampuan guru

dalam menyampaikan TPK (skor 3), (2) memotivasi murid (skor 3.25), (3)

menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran terdahulu (skor

3.25). Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan inti padaRPP 01 dan

RPP 02 rata-rata baik dengan skor 3.61.

Berdasarkan data pada Tabel 4.12, dapat diperoleh informasi

bahwa secara umum kegiatan pembelajaran rata-rata dari RPP 01 dan

RPP 02 adalah baik dengan skor 3.58. Dengan demikian berdasarkan

pada kriteria keefektifan sebagaiana diuraikan pada Bab III, maka

kemampun guru mengelola pembelajaran tergolong efektif.

b. Analisis Data Aktivitas Murid

Aktivitas murid selama pembelajaran direkam dengan

menggunakan instrumen-2.Pelaksanaan pengisian Instrumen-2 dilakukan

oleh dua orang pengamat dengan tujuan untuk memperoleh informasi

tentang aktivitas yang dilakukan oleh murid.Pengamatan ditujukan

kepada murid dari dua RPP.

Hasil pengamatan terhadap frekuensi aktivitasmurid setiap aspek

dalam pembelajaran selama empat kali pertemuan (RPP 01 dan RPP 02)

dinyatakan dalam persentase yang dianalisis dengan rumus a5,

sebagaimana telah diuraikan pada bab III. Hasil pengamatan untuk setiap

pertemuan secara rinci dapat dilihat pada Tabel4.13 berikut ini.

Page 66: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

50

Tabel4.13Persentase Rata-rata Pengamatan Aktivitas Murid(Kelas Eksperimen)

c. Analisis Data Hasil Belajar

1) Analisis Diskriptif

Pengumpulan data tes hasil belajar dilakukan melalui

pelaksanaan tes tertulis yaitu pretes dan postes.Pretes dilaksanakan

N0 Aspek yang diamati Pertemuan (RPP 1) Pertemuan (RPP 2)Rata-rata Rata-rata

A Berada dalam tugas1. Membaca (materi ajar/LKS)(tematik) 5.36 4.48

2. Mengerjakan LKS 6.25 7.463. Mengerjakan kuis individu 7.14 4.48

BMengambil giliran dan berbagi

tugas4. Menjelaskan topik yangdipelajari (tematik)

9.82 10.45

5. Membahas LKS (tematik) 7.14 8.216. Menjawab pertanyaan yangdiajukan oleh teman atau guru

9.82 9.70

C Mendorong partisipasi7. Memotivasi teman untukmemberikan pendapat/ide

9.82 10.45

D Mendengarkan dengan aktif8. Mendengarkan/memperhatikanpenjelasan guru dan murid

8.04 8.21

9. Menghargai pendapat oranglain

8.93 9.70

E Mengajukan pertanyaan11. Bertanya antar murid danguru

7.14 7.46

12. Bertanya antar murid 8.93 9.70

FPrilaku yang tidak relevandengan KBM 2.68 0.75

Jumlah 100.00 100,00

Page 67: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

51

sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, sedangkan postes

dilaksanakan sesudah kegiatan pembelajaran. Tujuan analisis

dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat pencapaian hasil belajar

murid setelah pembelajaran bahasa Indonesia dengan pemanfaatan

media pembelajaran. Disamping itu juga akan dilakukan

perbandingan antara tes hasil belajar murid kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Terdapat dua kelompok yang akan dideskripsikan

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Masing-masing

kelompok dilakukan tes sebanyak dua kali yaitu tes awal dan tes akhir

dengan soal yang sama.

Tes hasil belajar adalah suatu tes objektif pilihan ganda dengan

empat alternatif jawaban. Skor yang diberikan kepada murid adalah

jumlah skor dari setiap butir soal yang dijawab benar dan skor

jawaban tes bersifat dikotomi, skor setiap butir soal diberikan dengan

cara memberi skor satu (1) untuk butir soal yang dijawab benar, dan

skor 0 (nol) untuk soal yang dijawab salah oleh muridkarena jumlah

soal adalah 30 maka skor maksimal yang diperoleh murid adalah 30

dan skor minimal adalah 0.

Seorang murid dikatagorikan tuntas belajar jika memperoleh

skor minimal 23 atau 75% dari skor total.Ketuntasan belajar secara

klasikaltercapai jika 85% dari murid dikelas tersebut tuntas

belajar.Data hasilbelajar murid untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Page 68: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

52

Perbandingan data hasil belajar murid kelas eksperimen

dengan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.18 di bawah ini.

Tabel4.14

Perbandingan Hasil Belajar KelasEsperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat bahwa banyaknya murid kelas

eksperimen yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 28 orang

dari 28 murid atau 100%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar

murid secara klasikal pada pelajaran bahasa Indonesia pada kelas

eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran dianggap

tuntas . Sedangkan pada kelas kontrol 8 orang dari 28 murid atau

28.57% yang tuntas belajar sehingga hasil belajar murid secara

konvensional pada pelajaran bahasa Indonesia tidak tuntas. Dengan

demikian kelas eksperimen lebih baik ketuntasannya daripada kelas

konrol.

2) Analisis Statistik Inferensial

Sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, data hasil belajar

dianalisis menggunakan analisis uji t untuk menjawab pertanyaan

hipotesis. Untuk menguji ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara

murid yang mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesiadengan

KelasEksperimen

KelasKontrol

Banyak murid 28 28Banyak murid yang tuntas Belajar 28 8Persentase murid yang tuntas belajar 100 28.57

Ketuntasan belajar secara klasikal TuntasTidak

Tuntas

Page 69: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

53

pemanfaatan media pembelajaran dengan murid yang mengikuti

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode pembelajaran

ceramah dan pemberian tugas digunakan analisis uji-t. Hipotesis yang

diajukan adalah, Untuk keperluan pengujian hipotesis dilakukan uji

persyaratan yaitu uji kesamaan varians yaitu uji homogenitas dan uji

normalitas.

a) Uji Homogenitas

Uji kesamaan dua varians diambil dari hasil pre-tes kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dari uji tersebut mean kelompok

kontrol = 4.25 dengan N = 28, sedangkan mean kelompok eksperimen

= 4.03 dengan N=28. Dengan menggunakan taraf signifikan α=

0.05% diperoleh harga F = 0,137 dengan taraf siknifikan0.418 berarti >

dari 0,05 atau semua nilai probabilitas (P) lebih besar dari 0.05.

Setelah dilakukan konsultasi harga kritik F terhadap Ft pada taraf

signifikansi 5% di dapat Ft = 2.38. Berdasarkan kriteria kesamaan dua

varians dimana jika F≤FTabel, maka kedua kelompok memiliki varian

yang sama. Sedangakan jika F≥FTabel, berarti kedua kelompok memliki

varian yang berbeda. Dari hasil komputasi didapat F= 0.137 dengan

Ft.5%=2.38, berarti F≤F t (0.137<2.38). Dengan demikian disimpulkan

data kedua kelompok diambil dari kelompok varian yang homogen.

Interetasi data dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut ini:

Page 70: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

54

Tabel 4.15Hasil Pengujian Homogenitas Varian

Pretes Kelas N Mean

Kontrol 28 4.25

Eksperimen 28 4.03

F hitung F table Signifikasi

0.137 2.38 P > 0.05

b) Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran skor dilakukan terhadap prestasi belajar

(pos-tes) dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov antara kelas

eksperimen dan kelas control. Hasil perhitungan uji normalitas

sebaran skor melalui komputasi dengan program SPSS 13.0,

Berdasarkan hasil komputasi menggunakan taraf signifikansi α=

0.05% diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov = 1.426 dengan taraf

signifikansi 0,438 berarti > dari 0,05, maka dapat disimpulkan data

dua kelompok varian berdistribusi normal. Interpretasi data dapat

dilihat pada Tabel 4.20 berikut ini

Tabel 4.16

Hasil Pengujian Normalitas Data

Chi Square( X hitung)

Chi Square( X Tabel)

Signifikansi Kesimpulan

1.426 12.592 0.438 > 0.05 Normal

Page 71: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

55

c) Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, dengan

menggunakan progam SPSS 13.0, dan hasilnya diperoleh mean

untuk kelas ekspermen = 17,96 dengan n1= 28 dan mean untuk kelas

kontrol = 11,39 dengan n2 = 28. Dengan menggunakan df = (n1+n2-2)

dan dikonsultasikan pada table nilai “t”, baik pada taraf signifikansi 5%

maupun taraf signifikansi 1%, ternyata dengan df= 54, diperoleh harga

kritik t pada tTabelsignifikansi 5% sebesar 2.02 dan kritik t pada tTabel

taraf signifikansi 1% diperoleh 2.70.

Dengan membandingkan besarnya t yang diperoleh yaitu th=

9.27, dan besarnya t pada table nilai t (tt.5%= 2.02 dan tt.1%=2.70) maka

dapat diketahui bahwa th lebih besar dari pada tt ;yaitu 2.02 < 9.27 >

2.70. Karena thitung lebih besar tt (th>tt), maka Hipotesis Nihil (Ho) yang

diajukan ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Ini berarti bahwa

Hasil belajar murid yang diajar menggunakan media pembelajaran

lebih baik dibandingkan hasil belajar murid yang diajar menggunakan

pembelajaran ceramah dan pemberian tugas mata pelajaran Bahasa

Indonesia Sekolah Menengah Pertama. Hasil komputasi dapat dilihat

pada Tabel 4.21 berikut ini:

Tabel 4.17Uji Signifikasi T tes

Kelas N Mean Std Deviation Std. ErrorMean

Kontrol 28 11.39 3.52072 .66535Eksperimen 28 17.96 1.29048 .24388

T-tes for Equality of Means

Page 72: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

56

Lanjutan tabel 4.17

T DF Sig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference

Equal VariancesAssumed

-9.273

54 .000 -6.57143 .70864

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan perangkat

pembelajaran tematik dalam pembelajaran lebih efektif daripada

pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan pemberian

tugas (konvensional)

1. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian tentang kemampuan

guru mengelola pembelajaran.Selama kegiatan pembelajaran dengan

mengoptimalisasikan Penggunaan perangkat pembelajaran tematik

dalam pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa secara umum kegiatan

pembelajaran baik dengan rata-rata 3.58. Rata-rata untuk tiap

pertemuan merupakan rata-rata skor yang diberikan oleh dua

pengamat. Kemampuan guru dalam melakukan persiapan secara

keseluruhan masuk dalam katagori sangat baik dengan rata-rata

4.00. Dalam tahap pelaksanaan kemampuan guru dalam

menyampaikan pendahuluan masuk dalam katagori baik dengan rata-

rata 3.17. Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan inti masuk

dengan katagori baik dengan rata-rata 3.61, kemampuan guru dalam

Page 73: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

57

fase penutup masuk dengan katagori baik dengan rata-rata 3.33 dan

kemampuan guru dalam mengelola waktu masuk dalam katagori

sangat baik dengan rata-rata 4.00. Aspek teknik bertanya guru masuk

dengan katagori baik dengan rata-rata 3.50.Pengamatan suasana

kelas masuk dalam katagori baik dengan rata-rata 3.50.Dengan

demikian berdasarkan pada kriteria keefektifan seperti yang diuraikan

pada Bab III, maka kemampuan guru mengelola pembelajaran

tergolong efektif.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:22) bahwa guru

sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer) dan fasilitator,

berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan murid

dapat belajar secara nyaman melalui pengelolaan secara baik dan

efektif.

2. Aktivitas Murid

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aktivitasmurid selama

kegiatan pembelajaran dengan optimalisasi Penggunaan perangkat

pembelajaran tematik dalam pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa

aktivitas yang dilakukan murid setelah mengikuti pembelajaran

denganpemanfaatan media pembelajaran mengalami peningkatan.

Dari dua kali pengamatan aktivitas murid yang dilakukan dalam

penelitian ini didapat bahwa, frekuensi rata-rata aktivitasmurid dari

dua RPP dan dari dua pengamat adalah: berada dalam tugas dengan

rata-rata 5.86, mengambil giliran dan berbagi tugas dengan rata-rata

Page 74: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

58

9.19, mendorong partisipasi dengan rata-rata 10.13, mendengarkan

dengan aktif dengan rata-rata 8.79, dan mengajukan pertanyaan

dengan rata-rata 8.31.

Pada data di atas terlihat juga persentase aktivitas murid yang

paling menonjol adalah menjelaskan topik yang dipelajari kepada

pasangan dalam kelompok danmemotivasi teman untuk memberikan

pendapat/ide dengan rata-rata 10.13, dan untuk aktivitas yang kurang

menonjol dalam proses pembelajaran ini adalah aktivitas membaca

buku dengan rata-rata 4.92. Dalam analisis aktivitas murid terjadi

peningkatan yang paling tinggi yaitu pada aktivitas mengerjakan LKS

dengan pasangan dalam kelompok pada RPP 01 = 6.25 dan RPP 02

= 7.46, terjadi peningkatan 1.21%,dan terjadi penurunan persentase

aktivitas murid yang paling tinggi yaitu aktivitas Mengerjakan kuis

individu pada RPP 01 = 7.14 dan pada RPP 02 = 4.48.,terjadi

penurunan sebesar 22.94%.Penurunan terjadi pada aktivitas-aktivitas

murid yang dilakukan secara individu sebaliknya aktivitas-aktivitas

murid yang dilakukan secara bersama-sama terjadi peningkatan.

Berdasarkan data diatas penurunan dan kenaikan aktivitas murid serta

informasi tentang aktivitas yang paling atau kurang menonjol dapat

disimpulkan bahwa dalam Penggunaan perangkat pembelajaran

tematik dalam pembelajaran terjadi perubahan kearah positif yang

mengarah pada peningkatan sikap demokratis murid.

Page 75: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

59

Hasil penelitian menunjukkan bahwa muriddominan (aktif)

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan Penggunaan perangkat

pembelajaran tematik dalam pembelajaran, yaitu kerjasama dengan

pasangan dan ketergantungan murid dalam struktur tugas, tujuan dan

penghargaan. Hal ini serupa dengan yang dikatakan Ibrahim dkk

(2000:14) yang menyatakan bahwa setiap individu (murid)

bertanggung jawab terhadap keberhasilan pembelajaran dan

mengeliminasi tujuan individu dan tujuan kompetitif.

1. Tes Hasil Belajar

a. Analisis Deskriptif

Dari hasil analisis secara deskriptif mengenai hasil belajar

murid diperoleh informasi bahwa banyaknya murid kelas eksperimen

yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 28 dari 28 murid atau

100%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar

muriddalamPenggunaan perangkat pembelajaran tematik dalam

pembelajaran kelas eksperimen tuntas. Sedangkan pada kelas kontrol

8 dari 28 murid atau 28.57% yang tuntas belajar sehingga hasil belajar

murid secara konvensional pada pembelajaran pada kelas kontrol

tidak tuntas. Dengan demikian kelas eksperimen lebih baik

ketuntasannya daripada kelas konrol.

b. Analisis Inferensial

Dari hasil analisis secara deskriptif mengenai hasil belajar

murid dalam penelitian ini diperoleh hasil uji kesamaan varian

Page 76: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

60

(homogenitas) yang menyatakan kemampuan awal kedua kelompok

adalah sama. Karena dari hasil uji kesamaan varian, dengan

menggunakan taraf signifikansi α= 0.05% diperoleh harga F = 0,137

dengan taraf siknifikansi 0.713 berarti > dari 0,05. Setelah dilakukan

konsultasi harga kritik F terhadap Ft pada taraf signifikansi 5% di dapat

Ft = 2.38 berarti F≤Ft (0,137<2,38). Dengan demikian disimpulkan data

kedua kelompok diambil dari kelompok varian yang homogen.

Sedangkan hasil perhitungan uji normalitas sebaran skor

melalui komputerisasi dengan program SPSS 13.0, hasil

komputerisasi dengan menggunakan taraf signifikan α= 0.05%

diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov = 1,426 dengan taraf signifikansi

0,438 berarti > dari 0.05, maka dapat disimpulkan data dua kelompok

varian berdistribusi normal.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, dengan

menggunakan progam SPSS 13.0, dan hasilnya diperoleh mean untuk

kelas ekspermen = 17.96, n1= 28 dan mean untuk kelas kontrol =

11.39, n2 = 28. Dengan menggunakan df = (n1+n2-2) dan

dikonsultasikan pada table nilai “t”, baik pada taraf signifikansi 5%

maupun taraf signifikansi 1%, ternyata dengan df= 54, diperoleh harga

kritik t pada tTabelsignifikansi 5% sebesar 2.02 dan kritik t pada tTabel taraf

signifikansi 1% diperoleh 2.70.

Dengan membandingkan besarnya t yang kita peroleh yaitu th=

9.27, dan besarnya t pada table nilai t (tt.5%= 2.02 dan tt.1%=2.70) maka

Page 77: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

61

dapat diketahui bahwa th lebih besar dari pada tt ;yaitu 2.02 < 9.27 >

2.70. Karena thitung lebih besar tt (th>tt), maka Hipotesis Nihil (Ho) yang

diajukan ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Ini berarti bahwa

adanya perbedaan antara murid yang mengikuti pembelajaran dengan

penggunaan perangkat pembelajaran tematik dalam pembelajaran

dan murid yang mengikuti pembelajaran dengan cara konvensional

dan pemberian tugas, memiliki perbedaan yang berarti atau

perbedaan yang meyakinkan (signifikan). Kesimpulan yang dapat

ditarik adalah, berdasarkan hasil eksperimen penelitian, secara

meyakinkan dapat dikatakan Penggunaan perangkat pembelajaran

tematik dalam pembelajaran, telah menunjukkan peningkatan kinerja

(hasil belajar) Bahasa Indonesiadi Kelas III SDN 227 Palattae

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

Penggunaan perangkatpembelajaran tematik dalam

pembelajaran dapat disimpulkan, pencapaian prestasi belajar Bahasa

Indonesia dengan menggunakan perangkat pembelajaran tematik

lebih baik daripada penggunaan metode pembelajaran ceramah dan

pemberian tugas (konvensional).

Page 78: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

61

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya beserta dengan

tinjauan data penelitian, menunjukkan adanya perbedaan murid yang

mengikuti pembelajaran dengan penggunaan perangkat pembelajaran

tematik dalam pembelajaran dan murid yang mengikuti pembelajaran

dengan cara konvensional dan pemberian tugas, memiliki perbedaan

yang berarti atau perbedaan yang meyakinkan (signifikan). Kesimpulan

yang dapat ditarik adalah,berdasarkan hasil eksperimen penelitian,

secara meyakinkan dapat dikatakan penggunaan perangkat

pembelajaran tematik dalam pembelajaran, telah menunjukkan

peningkatan kinerja (hasil belajar) Bahasa Indonesia di Kelas III SD

Negeri 277 Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Maka simpulan

yang bisa ditarik yang sekaligus merupakan jawaban atas penelitian

adalah :

Pembelajaran Penggunaan perangkat pembelajaran tematik dalam

pembelajaran lebih efektif daripada pembelajaran dengan

menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas (konvensional).

Hasil belajar murid yang diajarkan dengan Penggunaan perangkat

pembelajaran tematik dalam pembelajaran lebih baik secara signifikan

daripada hasil belajar murid yang diajar dengan menggunakan

motode ceramah dan pemberian tugas (konvensional).

Page 79: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

62

B. Saran

1. Bertolak dari hasil penelitian maka penulis menyarankan terutama

kepada teman sejawat guru kelas khususnya agar meningkatkan

kemampuan murid baik dalam aspek akademis maupun psikologis

terutama yang pada aspek sikap kerjasama murid.

2. Tidak menutup kemungkinan bagi guru-guru mata pelajaran yang lain

untuk melaksanakan pembelajaran dengan penggunaan perangkat

pembelajaran tematik dalam pembelajaran, tetapi dengan

penyesuaian-penyesuaian seperlunya dengan kebutuhan murid

sehingga murid merasa senang belajar.

3. Penggunaan perangkat pembelajaran tematik dalam pembelajaran

seyogyanya dilaksanakan dengan memperhatikan karateristik murid,

sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.

Page 80: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

63

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah A. Chaedar , dkk. 1998. Pengembangan Model Pembelajarantematik di Sekolah Dasar. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006. Model Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan dan Model Silabus Mata Pelajaran SD/MI. Jakarta: BP.Cipta Jaya.

Blanck, J.A. 1995. Curriculum Integration and Disipliner of Knowledge.Kappan: Phi Delta.

Ciptobroto. 1989. Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta: Bhrata.

Degeng, I.Nyoman Sudana. 1989. a. Strategi Pengajaran Mengorganisasi Isidengan Model Elaborasi. Malang: IKIP dan IPTDI

Degeng I Nyoman Sudana.1989. b. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel.Jakarta: Departemen P & K Dirjen Dikti.

Deliati, Sri. 2009. Peningkatan Kemampuan Menyimak melalui PenerapanModel Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas II SD No.21 InpresMarana Kecamatan Lau Kabupaten Maros. Skripsi. Makassar: PGSDUnismuh Makasar.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan PendidikanDasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Djati,Sidi Indra. 2003. Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta Selatan:Paramadina

Djodding. 2010. Pembelajaran Menulis Deskripsi dengan Pendekatan Prosespada Siswa Kelas V SD Negeri Labuang Baji Makassar. Skripsi.Makassar: PGSD Makassar.

Gagne, Robert M. dan Leslie Biggs J. 1979. Princples of InstructionalDesign. New York: Rinehart and Winston.

Hadisubroto, Tisno. 1998. Buku Materi Pokok Terpadu Modul 1 sampaidengan 6. Jakarta: Univertsitas Terbuka Departemen Pendidikan danKebudayaan.

Page 81: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

64

Hakim. 2009. Pembelajaran Tematik untuk Sekolah Dasar. Jakarta : CV AlamSakti.

Hamalik, O. 2006. Inovasi Pendidikan. Bahan Kajian Perkuliahan InovasiPendidikan. Bandung: Pascasarjana Universitas PendidikanIndonesia.

Hernowo. 2006. Menjadi Guru, yang mau dan mampu mengajar secaramenyenangkan. Bandung. Mizan Learning Center.

Ibrahim Nurhasni (2012). Pengembangan Pembelajaran Tematik danPengaruhnya terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SekolahDasar. Tesis. Makassar: UNM.

Indra, Sidi Djati. 2003. Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta Selatan:Paramadina.

Jacob, 1989. Konsep Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Jakarta.Depdikbud.

Joni, T. Raka. 1996. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Kasihani, K. dkk. 2002. Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teachingand Learning). Malang : Universitas Negeri Malang.

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja RosdaKarya.

Meinbach, A.M., dkk. 1995. The Complete Guide to Thematic Units: CreatingThe Integrated Curriculum. Washington Street: Christopher-GordonPublisher, Inc.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosda Karya.

Nasution, Sarimuda. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: BumiAksara.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran BahasaIndonesia. Yogyakarta : BPFE.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Belajar Cerdas, Belajar Berbasis Otak. Bandung:Mizan Learning Center.

Page 82: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

65

Rusyan, A. Thabrani. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Sukandar, 2009. Implementasi pembelajaran Tematik dalam meningkatkanKualitas dan Hasil Pembelajaran siswa Kelas I Sekolah dasar negeriBanjarsari 2 Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.Makassar: PGSDUnismuh Makassar.

Slameto. 2009. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (rev).Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Subroto, T.H. dan Herawati, I.S. 2004. Pembelajaran Terpadu. Materi PokokPGSD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung.Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Surya, H.M. 2002. Kapita Selekta Pendidikan SD. Jakarta: Pusat PenerbitanUniversitas Terbuka.

Taufina. Pembelajaran Tematik Terpadu sebagai Bentuk OptimalisasiPembelajaran di SD Dalam Kurikulum 2013

Tilaar, H.A.R. 1998. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalamPerspektif Abad XXI. Magelang: Penerbit Tera Indonesia.

Tim Pengembang PGSD. 1997. Pembelajaran Terpadu D II PGSD dan S-2PGSD Pendidikan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Tim. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD/SMP/SMA.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Pengembang. 2008. Pembelajaran Tematik 3A untuk kelas III SDSemester I. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Page 83: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

xiv

Page 84: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

RREENNCCAANNAANN PPEELLAAKKSSAANNAAAANN PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN((RRPPPP)) TTEEMMAATTIIKK

Nama Sekolah : SDN 277 Palattae Kecamatan Kahu Kabupaten BoneTema : PengalamanKelas/Semester : III / 1Alokasi Waktu : 3 minggu

I. STANDAR KOMPETENSIPKn1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

IPS1. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah

Bahasa IndonesiaMendengarkan1. Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankanBerbicara2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bercerita

dan memberikan tanggapan/ saranMembaca3. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca

dongeng

Matematika1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam memecahkan masalah

IPA1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang

mempengaruhiperubahan pada makhluk hidup

2. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam kehidupansehari-hari

II. KOMPETENSI DASAR1. PKn : Mengenal makna Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa2. IPS : Melakukan kerja sama di lingkungan rumah, sekolah, dan

kelurahan/desa

Page 85: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

3. IPA : a. Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidupb. Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan

hal- hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak(makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat, olah raga)

c. Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melaluibenda padat, cair dan gas.

4. Matematika : a. Menentukan letak bilangan pada garis bilanganb. Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angkac. Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angkad. Memecahkan masalah penghitungan termasuk yang berkaitan

dengan uange. Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan,

atau jam)f. Mengenal hubungan antarsatuan waktu, antarsatuan panjang, dan

antarsatuan berat

5. B. Indonesia : a. Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikansecara lisan

b. Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secaralisan

c. Menceritakan pengalaman yang mengesankan denganmenggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami

d. Tanggapan dan saran sederhana terhadap suatu masalah denganmenggunakan kalimat yang runtut dan pilihan kata yang tepat

e. Menjelaskan isi teks (100 – 150 kata) melalui membaca intensif

III. TUJUAN PEMBELAJARAN**1. PKn : a. Siswa dapat mendefinisikan arti Sumpah Pemuda

b. Siswa dapat menjelaskan latar belakang terwujudnya SumpahPemuda

c. Siswa dapat menjelaskan tujuan Kongres Pemuda I dan IId. Siswa dapat menjelaskan makna Sumpah Pemudae. Siswa dapat menyebutkan manfaat persatuan dan kesatuan

2. IPS : a. Siswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk kerja sama di lingkunganrumah

b. Siswa dapat menjelaskan kerja sama (gotong royong) sebagai cirrikhas bangsa Indonesia

IPA : a. Siswa dapat membedakan antara makhluk hidup dan makhluk takhidup berdasarkan pengmatan ciri-cirinya

b. Siswa dapat mengidentifikasi perubahan tubuh pada manusiamelalui pengamatan gambar c. Siswa dapat menafsirkan perubahanmanusia berdasarkan hasil pengukuran

Page 86: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

d. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda gas e. Siswa dapatmenyebutkan sifat-sifat benda cair

f. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda gas

4. Matematika : a. Siswa dapat menaksirkan bilangan yang dibutuhkan letaknya padagaris bilangan

b. Siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkanpenjumlahan dan pengurangan

c. Siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkanperkalian dan pembagian

d. Siswa dapat menyebutkan nilai mata uang rupiah dari yang terkecilsampai yang terbesar

e. Siswa dapat menentukan kesetaraan nilai uang dengan berbagaisatuan uang lainnya

f. Siswa dapat menaksir jumlah harga dari sekelompok barang yangbisa dibeli atau dijualsehari-hari

g. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uangh Siswa dapat menaksir panjang dan lebar suatu benda dengan

meterani. Siswa dapat menaksir berat suatu benda dengan alat

timbangan/neracaj. Siswa dapat menaksir lama kegiatan sehari-hari dengan alat ukurk. Siswa dapat menentukan satuan ukur dalam pemecahan masalah

sehari-hari

5. B. Indonesia : a. Siswa dapat mendengarkan penjelasan untuk menolong temanb. Siswa dapat menuliskan hal-hal penting yang didengar tentang

menolong temanc. Siswa menceritakan pengalaman kebiasaan baik yang dilakukan

sehari-harid. Siswa dapat melakukan percakapan tentang pengalamane. Siswa dapat menanggapi cerita pengalaman temanf. Siswa dapat mengemukakan perasaan sesuai isi bacaang. Siswa dapat membuat kesimpulan isi bacaanh Siswa dapat mengemukakan pendapat tentang isi bacaan

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )Tekun ( diligence )Tanggung jawab ( responsibility)Ketelitian ( carefulness)Kerja sama ( Cooperation )Toleransi ( Tolerance )Percaya diri ( Confidence )Keberanian( Bravery )

Page 87: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

IV. MATERI POKOK1. PKn

Makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa2. IPS

Kerja sama di lingkungan rumah3. IPA

a. Ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dan tak hidup.b. Perubahan pada makhluk hidupc. Sifat-sifat benda

4. Matematikaa. Garis bilanganb. Penjumlahan dan penguranganc. Perkalian dan pembagiand. Uange. Alat ukurf. Hubungan antar satuan waktu, panjang dan berat.

5. Bahasa Indonesia.a. Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan.b. Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak.c. Menceritakan pengalaman yang mengesankan.d. Memberikan tanggapan dan saran sederhana.e. Menjelaskan isi teks.

V. METODE PEMBELAJARAN1. Informasi2. Diskusi3. Tanya jawab4. Demontrasi5. Pemberian tugas

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARANA. Kegiatan AwalApresepsi :

a. Mengisi daftar kelas, berdo’a , mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga.b. Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat.c. Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu

B. Kegiatan IntiMinggu IPertemuan pertama : 6 X 35 menit (IPA, PKN, Matematika) EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:IPA

Page 88: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

a. Menjelaskan cara memelihara tanamanb. Siswa mempraktekkan cara memelihara tanaman di sekolah

PKna. Guru menceritakan secara singkat sejarah Sumpah Pemudab. Siswa menanggapi cerita yang disampaikanc. Guru membacakan teks Sumpah Pemuda

Matematikaa. Siswamembuat garis bilangan dengan menentukan letak titiknyab. Siswa menentukan bilangan pada garis bilanganc. Siswa menentukan pola bilangan pada garis bilangan

Pertemuan ke dua 6 X 35 menit ( Bahasa Indonesia, IPS, Matematika) EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:Bahasa Indonesia

a. Gurumenjelaskan petunjuk lombab. Siswa menanggapi penjelasan guru

IPSa. Siswamenyebutkan manfaat lingkungan alam bagi manusiab. Siswa menyebutkan akibat pencemaran lingkungan

Matematikaa. Siswa mengingat kembali perkalianb. Guru menjelaskan perkalian adalah kebalikan dari pembagianc. Siswa mengerjakan latihan soal

Pertemuan ke tiga 4 X 35 menit ( Bahasa Indonesia, Matematika, IPA) EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:Bahasa Indonesia

a. Siswamenyusun percakapan melalui teleponb. Siswa mempraktekan percakapan memakai telepon mainan di depan kelas

Matematikaa. Siswa mengingat kembali bentuk pembagianb. Siswa mengubah bentuk perkalian menjadi pembagianc. Membahas soal yang dikerjakan siswa

IPAa. Siswa melakukan pengamatan tanaman yang dipeliharanya di sekolahb. Mencatat hasil pengamatan secara kelompokc. Siswamelaporkan hasil pengamatan di depan kelas

Minggu IIPertemuan pertama : 6 x 35 menit (IPA, PKn, Matematika) Eksplorasi

Page 89: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:IPA

a. Siswa menggolongkan benda padat yang ada di sekitar sekolahb. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat benda padat

PKna. Siswa mendiskusikan nilai-nilai Sumpah Pemuda dari Narasi yang diberikan gurub. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang berhubungan dengan nilai-nilaisumpah pemuda

Matematikaa. Siswa menyebutkan jenis alat ukur sederhana yang diketahuinyab. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang alat ukur tersebut

Ke Pertemuan dua : 6 x 35 menit ( Bahasa Indonesia, IPS, Matematika) EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:Bahasa Indonesia

a. Siswa mengamati gambar berserib. Siswa memberi tanggapan melalui pengamatan gambar

IPSa. Guru menjelaskan cara memelihara lingkungan rumahb. Siswa mempraktekan cara memelihara lingkungan rumah

Matematikaa. Siswa memilih alat ukur yang sesuai dengan benda yang akan diukurb. Siswa mengukur benda-benda tersebut secara berkelompok

Pertemuan ke tiga : 6 x 35 menit (Bahasa Indonesia, IPA, Matematika) EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:Bahasa Indonesia

a. Guru memberi contoh cara membaca bersuara dengan lafal dan intonasi yang tepatb. Siswa membaca bersuara di depan kelasc. Siswa menjawab pertanyaan bacaan

IPAa. Siswa mengidentifikasi benda-banda padat yang ada di sekitar rumahb. Siswa membuat laporan hasil identifikasi benda-benda padat

Matematikaa. Siswa menyebutkan alat-alat ukur sederhana dalam kehidupan sehari-harib. Siswa menyebutkan kegunaan alat-alat ukur sederhana dalam kehidupan sehari-hari

Minggu IIIPertemuan pertama : 6 x 35 menit (IPA, PKn, Matematika)

Page 90: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:IPA

a. Siswa mengidentifikasi benda-benda cairb. Siswa menyebutkan sifat-sifat benda cair

PKna. Siswa mendiskusikan mengenai pengamalan nilai-nilai Sumpah Pemudab. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelasc. Kelompok lain menanggapi hasil laporan tiap kelompok

Matematikaa. Siswamembuat jam dari karton secara berkelompokb. Siswa membubuhkan angka pada jam tersebut dengan tepat

Pertemuan kedua : 6 x 35 menit (Bahasa Indonesia, IPS, Matematika) EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:Bahasa Indonesia

a. Siswa menjelaskan cara menggunakan huruf kapital pada kalimatb. Siswa menulis kalimat dengan menggunakan huruf kapital

IPSa. Guru menjelaskan cara melestarikan lingkungan alamb. Siswa mengidentifikasi lingkungan alam yang perlu dilestarikan

Matematikaa. Guru menjelaskan tanda waktu jamb. Siswa membaca tanda waktu jam setengah, seperempat pada jarum jam

Pertemuan ke tiga : 6 x 35 menit (Bahasa Indonesia, IPA, Matematika) EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:Bahasa Indonesia

a. Gurumenjelaskan pemakaian tanda hubung pada kalimatb. Siswa menggunakan tanda hubung dalam kalimat

IPAa. Siswamembandingkan sifat berbagai benda cairb. Siswa menyebutkan contoh benda cair

Matematikaa. Gurumenjelaskan cara membaca tanda waktu dalam bentuk angka atau digitalb. Siswa membaca tanda waktu sampai lima menit pada jarum jam

Minggu IV EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:Pertemuan pertama : 6 x 35 menit (IPA, PKn, Matematika)

Page 91: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

IPAa. Siswa mengidentifikasi benda-benda gasb. Siswa menyebutkan sifat-sifat benda gas

PKna. Siswa mencatat kegiatan karang taruna yang menggalang persatuan dan kesatuanb. Mendiskusikan kegiatan karang taruna secara berkelompokc. Melaporkan hasil diskusi di depan kelas

Matematikaa. Guru menerangkan hubungan antar satuan waktu, menit dan jamb. Siswa menyelesaikan soal yang berhubungan dengan satuan waktu, menit dan jam

Pertemuan kedua : 6 x 35 menit (Bahasa Indonesia, IPS, Matematika) EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:Bahasa Indonesia

a. Guru menjelaskan cara menulis kalimat dengan menggunakan koma untukmemisahkan ruapiah, persepuluh dan senb. Siswa membuat kalimat dengan menggunakan koma untuk memisahkan rupiah,persepuluh dan senc. Siswa membuat kalimat dengan menggunakan tanda seru

IPSa. Siswa mengidentifikasi bentuk kerjasama di lingkungan tetanggab. Siswa mengidentifikasi pekerjaan yang dapat dilakukan dengan gotong royong dilingkungan rumah

Matematikaa. Guru menerangkan tentang hubungan antar satuan hari, minggu, bulan dan tahunb. Siswa mempraktekannya dalam bentuk soal

Pertemuan ke tiga : 6 x 35 menit (Bahasa Indonesia, IPA, Matematika) EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:Bahasa Indonesia

a. Guru menjelaskan kata depan di dan ke pada kalimatb. Siswa menggunakan kata depan di dan ke pada kalimat

IPAa. Siswa menyebutkan contoh benda-benda gasb. Siswa membandingkan benda gas dengan benda lainnya

Matematikaa. Guru menjelaskan hubungan antar satuan berat, kg, ons, dan gramb. Siswa melakukan latihan soal mengenai hubungan antar satuan berat

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru:a. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna;

Page 92: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

b. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untukmemunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

c. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, danbertindak tanpa rasa takut;

d. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;e. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi

belajar;f. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan

maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswab. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan

C. Kegiatan AkhirDalam kegiatan Akhir, guru:

a. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkanb. Siswa mengumpulkan tugas sesuai materi yang diajarkanc. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan

VII. ALAT DAN SUMBER BELAJARSumber belajar :1. Buku Pendidikan Kewarganegaraan2. Buku IPA3. Buku Matematika4. Buku Bahasa Indonesia5. Buku IPS6. Eksiklopedia7. Kamus Bahasa Indonesia8. Pedoman EYD9. Koran dan majalah

10. Media elektronik

Alat Peraga1. Gambar kenampakan alam2. Gambar kenampakan buatan3. Gambar peristiwa alam4. Teks cerita binatang

VIII. PENILAIANPenilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran

Indikator Pencapaian Penilaian

Page 93: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

Kompetensi Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

1. PKn : Mendefinisikan arti Sumpah

Pemuda Menjelaskan latar belakang

terwujudnya Sumpah Pemuda Menjelaskan tujuan Kongres

Pemuda I dan II Menjelaskan makna Sumpah

Pemuda Menyebutkan manfaat

persatuan dan kesatuan2. IPS : Menyebutkan bentuk-bentuk

kerja sama di lingkunganrumah Menjelaskan kerja sama

(gotong royong) sebagai cirikhas bangsa Indonesia

3. IPA : Membedakan antara makhluk

hidup dan makhluk tak hidupberdasarkan pengmatan ciri-cirinya Mengidentifikasi perubahan

tubuh pada manusia melaluipengamatan gambar Menafsirkan perubahan

manusia berdasarkan hasilpengukuran Menyebutkan sifat-sifat

benda gas Menyebutkan sifat-sifat

benda cair Menyebutkan sifat-sifat

benda gas4. Matematika : Menaksirkan bilangan yang

dibutuhkan letaknya padagaris bilangan Memecahkan masalah sehari-

hari yang melibatkanpenjumlahan danpengurangan

Tes lisanTes

tertulis

uraianisian

1. PKn : Jelaskanlah arti Sumpah

Pemuda Jelaskanlah latar belakang

terwujudnya SumpahPemuda Jelaskanlah tujuan Kongres

Pemuda I dan II Jelaskanlah makna Sumpah

Pemuda Sebutkan manfaat persatuan

dan kesatuan2. IPS : Sebutkan bentuk-bentuk

kerja sama di lingkunganrumah Jelaskanlah kerja sama

(gotong royong) sebagai cirikhas bangsa Indonesia

3. IPA : Bedakan antara makhluk

hidup dan makhluk takhidup berdasarkanpengmatan ciri-cirinya Jelaskanlah perubahan tubuh

pada manusia melaluipengamatan gambar Nafsirkan perubahan

manusia berdasarkan hasilpengukuran Sebutkan sifat-sifat benda

gas Sebutkan sifat-sifat benda

cair Sebutkan sifat-sifat benda

gas4. Matematika : Naksirkan bilangan yang

dibutuhkan letaknya padagaris bilangan Jelaskanlah Pecahan

masalah sehari-hari yangmelibatkan penjumlahan dan

Page 94: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

Indikator PencapaianKompetensi

Penilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkanperkalian dan pembagian Menyebutkan nilai mata uang

rupiah dari yang terkecilsampai yang terbesar Menentukan kesetaraan nilai

uang dengan berbagai satuanuang lainnya Menaksir jumlah harga dari

sekelompok barang yang bisadibeli atau dijual sehari-hari Menyelesaikan soal cerita

yang melibatkan nilai uang Menaksir panjang dan lebar

suatu benda dengan meteran Menaksir berat suatu benda

dengan alat timbangan/neraca Menaksir lama kegiatan

sehari-hari dengan alat ukur Menentukan satuan ukur

dalam pemecahan masalahsehari-hari

5. B. Indonesia : Mendengarkan penjelasan

untuk menolong teman Menuliskan hal-hal penting

yang didengar tentangmenolong teman Menceritakan pengalaman

kebiasaan baik yangdilakukan sehari-hari Melakukan percakapan

tentang pengalaman Menanggapi cerita

pengalaman teman Mengemukakan perasaan

sesuai isi bacaan Membuat kesimpulan isi

bacaan

pengurangan Jelaskanlah Pecahan

masalah sehari-hari yangmelibatkan perkalian dan

pembagian Sebutkan nilai mata uang

rupiah dari yang terkecilsampai yang terbesar Tentukan kesetaraan nilai

uang dengan berbagai satuanuang lainnya Naksir jumlah harga dari

sekelompok barang yangbisa dibeli atau dijual sehari-hari Selesaikan soal cerita yang

melibatkan nilai uang Naksir panjang dan lebar

suatu benda dengan meteran Naksir berat suatu benda

dengan alat timbangan/neraca Naksir lama kegiatan sehari-

hari dengan alat ukur Tentukan satuan ukur dalam

pemecahan masalah sehari-hari

5. B. Indonesia : Jelaskanlah Tentang

menolong teman Tuliskan hal-hal penting

yang didengar tentangmenolong teman Ceritakan pengalaman

kebiasaan baik yangdilakukan sehari-hari Jelaskanlah cara melakukan

percakapan tentangpengalaman Jelaskanlah cara

Page 95: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

Indikator PencapaianKompetensi

Penilaian

Teknik BentukInstrumen

ContohInstrumen

Mengemukakan pendapattentang isi bacaan

menanggapi ceritapengalaman teman Bagaimana cara

mengemukakan perasaansesuai isi bacaan Buatkanlah kesimpulan isi

bacaan Jelaskanlah cara

mengemukakan pendapattentang isi bacaan

LKS Lmbar observasi.

Kriteria Penilaian1. Produk ( hasil diskusi )

No. Aspek Kriteria Skor1. Konsep * semua benar

* sebagian besar benar* sebagian kecil benar* semua salah

4321

2. PerformansiNo. Aspek Kriteria Skor1.

2.

Kerjasama

Partisipasi

* bekerjasama* kadang-kadang kerjasama* tidak bekerjasama

* aktif berpartisipasi* kadang-kadang aktif* tidak aktif

421

421

Page 96: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

3. Lembar Penilaian

No Nama SiswaPerforman

Produk JumlahSkor NilaiKerjasama Partisipasi

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10..

CATATAN :Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

MengetahuiKepala SekolahSD

( ………………..………… )NIP/NIK : …………………

Bone, Maret 2014Guru Tematik Kelas III

( …………………...……… )NIP/NIK : …………………

Page 97: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

Silabus Pembelajaran. Dengan Tema

Tematik Untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) KLS 3 1

PPEERRAANNGGKKAATT PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANNSSIILLAABBUUSS PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN TTEEMMAATTIIKKDDEENNGGAANN TTEEMMAA :: LLIINNGGKKUUNNGGAANN

Mata Pelajaran : TematikSatuan Pendidikan : SD/MIKelas/Semester : III / 1

Nama Guru : Rosnani Andi BasoNIP/NIK : -Sekolah : SDN 277 Palattae

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Page 98: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

Silabus Pembelajaran. Dengan Tema

Tematik Untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) KLS 3 2

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIKSEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

TEMA: LINGKUNGAN

StandarKompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok dan

Uraian Materi Kegiatan Belajar Indikator PencapaianKompetensi Penilaian Alokasi

WaktuSumber/

Bahan/ Alat

1. PKN : Mengamalkan

makna SumpahPemuda

Mengamalkanmakna satu nusa,satu bangsa dansatu bahasa

Mengamalkannilai-nilaiSumpah Pemudadalam kehidupansehari- sehari

Makna satunusa, satubangsa, dan satubahasa

mengklasifikasi danmembuat daftartindakan yang dapatmempersatukan bangsa

menyebutkan namaorganisasi pemuda dinusantara

menyebutkan limatokoh pemuda yang ikutKongres Pemuda

mengidentifikasikanpengamalan nilai-nilaiSumpah Pemuda dilingkungan rumah

Mengklasifikasi danmembuat daftartindakan yang dapatmempersatukanbangsa

Menyebutkan namaorganisasi pemuda dinusantara

Menyebutkan limatokoh pemuda yangikut Kongres Pemuda

Mengidentifikasikanpengamalan nilai-nilaiSumpah Pemuda dilingkungan rumah

Tertulis :uraianPengamatan/perbuatan

3minggu

GambarBukuyang relevan

2. IPS : Memahami

lingkungan danmelaksanakankerjasama disekitar rumah dansekolah

Menceritakanlingkungan alamdan buatan disekitar rumahdan sekolah

Membuat denahdan petalingkunganrumah dansekolah

Kerja sama dilingkunganrumah

mengidentifikasikankenampakan alam dankenampakanbuatan di lingkungansekitar

menjelaskan manfaatkenampakan alam bagikehidupan

menjelaskan manfaatkenampakan buatanbagi kehidupan

membuat denah rumahsiswa denganmenentukan arah mata

Mengidentifikasikankenampakan alam dankenampakan buatan dilingkungan sekitar

Menjelaskan manfaatkenampakan alam bagikehidupan

Menjelaskan manfaatkenampakan buatanbagi kehidupan

Membuat denahrumah siswa denganmenentukan arah mata

Page 99: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

Silabus Pembelajaran. Dengan Tema

Tematik Untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) KLS 3 3

StandarKompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok dan

Uraian Materi Kegiatan Belajar Indikator PencapaianKompetensi Penilaian Alokasi

WaktuSumber/

Bahan/ Alatanginnya anginnya

3. Bahasa IndonesiaMendengarkan Memahami

penjelasan tentangpetunjuk dan ceritaanak yangdilisankan

Berbicara Mengungkapkan

pikiran, perasaan,pengalaman, danpetunjuk denganbercerita danmemberikantanggapan/ saran

Melakukansesuatuberdasarkanpenjelasan yangdisampaikansecara lisan

Mengomentaritokoh-tokohcerita anak yangdisampaikansecara lisan

Menceritakanpengalamanyangmengesankandenganmenggunakankalimat yangruntut danmudah dipahami

Melakukansesuatuberdasarkanpenjelasan.

Mengomentaritokoh-tokohcerita anak.

Menceritakanpengalamanyangmengesankan.

Memberikantanggapan dansaran sederhana.

Menjelaskan isiteks

menjelaskan petunjukmembuat alat pengukurdebu

membuat pertanyaantentang caramenggunakan

menyebutkan nama dansifat tokoh dalam ceritabinatang

memberikan tanggapandan alasan tentangtokoh cerita binatang

menceritakan peristiwaalam melaluipengamatan gambar

Menjelaskan petunjukmembuat alatpengukur debu

Membuat pertanyaantentang caramenggunakan

Menyebutkan namadan sifat tokoh dalamcerita binatang

Memberikantanggapan dan alasantentang tokoh ceritabinatang

Menceritakan peristiwaalam melaluipengamatan gambar

4. Matematika Melakukan operasi

hitung bilangansampai tiga angka

Melakukanoperasi hitungbilangan sampaitiga angka

Garis bilangan Penjumlahan dan

pengurangan Perkalian dan

pembagian Uang Alat ukur Hubungan antar

satuan waktu,panjang dan berat

menulis bilangan secarapanjang (ribuan,ratusan, puluhan,

satuan) menentukan nilai

tempat sampai denganribuan

melakukan operasipenjumlahan tanpamenyimpan

melakukan operasipenjumlahan dengan

Menulis bilangansecara panjang (ribuan,ratusan, puluhan,satuan)

Menentukan nilaitempat sampai denganribuan

Melakukan operasipenjumlahan tanpamenyimpan

Melakukan operasipenjumlahan dengan

Page 100: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

Silabus Pembelajaran. Dengan Tema

Tematik Untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) KLS 3 4

StandarKompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok dan

Uraian Materi Kegiatan Belajar Indikator PencapaianKompetensi Penilaian Alokasi

WaktuSumber/

Bahan/ Alatmenyimpan

melakukan operasipengurangan tanpameminjam

melakukan operasipengurangan denganmeminjam

menyimpan Melakukan operasi

pengurangan tanpameminjam

Melakukan operasipengurangan denganmeminjam

5. IPA :Memahami ciri-ciridan kebutuhanmakhluk hidup sertahal-hal yangmempengaruhiperubahan padamakhluk hidup

Mengidentifikasiciri-ciri dankebutuhanmakhluk hidup

Mendeskripsikan perubahanyang terjadipada makhlukhidup dan hal-hal yangmempengaruhipertumbuhandanperkembangananak (makanan,kesehatan,rekreasi, danolah raga)

Ciri-ciri dankebutuhanmakhluk hidupdan tak hidup.

Perubahan padamakhluk hidup

Sifat-sifat benda

mengidentifikasi ciri-cirimakhluk hidup

mengidentifikasi ciri-cirimakhluk tak hidup

menggolongkantumbuhan berdasarkanbijinya

menggolongkantumbuhan berdasarkanakarnya

menggolongkantumbuhan berdasarkanbatangnya

menggolongkantumbuhan berdasarkandaunnya

menyebutkan ciri-ciripertumbuhan hewan

menyebutkan ciri-ciripertumbuhan tumbuhan

Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup

Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk tak hidup

Menggolongkantumbuhan berdasarkanbijinya

Menggolongkantumbuhan berdasarkanakarnya

Menggolongkantumbuhan berdasarkanbatangnya

Menggolongkantumbuhan berdasarkandaunnya

Menyebutkan ciri-ciripertumbuhan hewan

Menyebutkan ciri-ciripertumbuhan tumbuhan

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )Tekun ( diligence )Tanggung jawab ( responsibility )Ketelitian ( carefulness)Kerja sama ( Cooperation )Toleransi ( Tolerance )

Page 101: KEEFEKTIFAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK ...

Silabus Pembelajaran. Dengan Tema

Tematik Untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) KLS 3 5

StandarKompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok dan

Uraian Materi Kegiatan Belajar Indikator PencapaianKompetensi Penilaian Alokasi

WaktuSumber/

Bahan/ AlatPercaya diri ( Confidence )Keberanian ( Bravery )

MengetahuiKepala Sekolah SD/MI …….

( ………………..………… )NIP/NIK : …………………

……...., ………………… 20…Guru Tematik Kelas III

( …………………...……… )NIP/NIK : …………………