Top Banner
i KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL Oleh: CARROLIN NIM : 232010057 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sajarna Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WANCANA SALATIGA 2015
39

KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

Dec 02, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

i

KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI

KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL

Oleh:

CARROLIN

NIM : 232010057

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sajarna Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WANCANA

SALATIGA

2015

Page 2: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …
Page 3: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …
Page 4: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …
Page 5: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jalan Diponegoro 52-60

Telp : (0298) 21212, 311881

Telex 22364 ukwsa ia

Salatiga 50711 – Indonesia

Fax. (0298) 213433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Carrolin

NIM : 232010057

Program Studi: AKUNTANSI

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul : Kebijakan Hutang Ditinjau Dari Kepemilikan Manajerial

dan Kepemilikan Institusional

Pembimbing : Maria Rio Rita, SE, M.Si.

Tanggal diuji : 18 April 2015

adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya

sendiri tanpa memberikan pengakuan tanpa penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin

atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, termasuk pencabutan gelar

keserjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, April 2015

Yang memberi pernyataan,

Carrolin

Page 6: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

iii

Page 7: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa selama proses perkuliahan dan dalam

penyusunan skripsi ini banyak sekali kesulitan yang ditemui dan harus dihadapi

oleh penulis. Berkat doa, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak, maka

skripsi ini dapat juga terselesaikan.

Oleh karena itu penulis mencoba untuk menyampaikan rasa terima kasih

yang kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan pikiran dalam

pembuatan penulisan ini sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan serta:

1. Ibu Maria Rio Rita, SE, M.Si.selaku pembimbing yang telah memberikan

waktu, tenaga, dan pikiran selama proses bimbingan sehingga penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE, MSI selaku wali studi yang membimbing

dan memberi saran selama penulis menempuh studi.

3. Seluruh staf pengajar FEB-UKSW yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.

4. Seluruh staf TU FEB-UKSW yang telah membantu penulis dalam

pengurusan persyaratan administrasi skripsi.

5. Keluargaku tercinta, Bapak Fransiskus Andy, Ibu Nurlena dan Felli

Junianto, SE, terima kasih untuk semua perhatian dan kasih sayang yang

dicurahkan selama ini.

6. Semua teman-teman FEB, terkhusus Andreas Puspo Nugroho SE,

Kristaka Surya Wijaya SE, Frendy Winanta SE, Pniel Agupha, Eko

Ujianto SE, Antoni Setiawan, Ivana Seftiyani, Dimas Pradipta SE,

Page 8: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

v

Ardiansyah SE, Christian David Wahyu SE, Christika Isabelita SE, Hova

Ely Liam SE, Prilly Cristia SE, Fenny Jayanti SE dan anak-anak kemiri 1

No. 2A Salatiga terima kasih untuk segala batuan dan kerja samanya

selama ini.

7. Teman-teman dari Fakultas lain yang pernah membantu penulis selama

penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu, penulis

ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Salatiga, April 2015

Penulis

Carrolin

Page 9: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

vi

MOTTO

“We will never know the real answer before you try”

“Nothing is impossible. Anything can happen as long as we

believe”

“If you want to get something that you never own, you must

do something that you never done before”

“Setiap orang sukses pasti mempunyai kegagalan. Jangan

takut gagal karena kegagalan adalah bagian dari

kesuksesan”

Page 10: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

vii

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine high and low debt reviewed by managerial

ownership and institutional ownership. Sample in this study are all manufacturing

companies listed on the Indonesian Stock Exchange from 2011 and 2012. Total

sample in this study are 30 companies, which get from purposive sampling

method. Data in this study were analyzed using non parametric test. The result

from these study shows that there are no different between managerial ownership

in low and high debt, but there are different between institutional ownership in

low and high debt.

Keywords: Debt policy, managerial ownership, institutional ownership.

Page 11: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

viii

SARIPATI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji tinggi dan rendahnya hutang yang

ditinjau dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011 dan 2012. Total sampel dalam penelitian ini adalah 30

perusahaan, yang didapat dari metode purposive sampling. Data dalam penelitian

ini dianalisis dengan menggunakan uji beda non parametric. Hasil dalam

penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan kepemiklikan

manajerial pada hutang yang tinggi ataupun rendah tetapi terdapat perbedaan pada

kepemilikan Institusional pada hutang yang tinggi ataupun rendah.

Kata kunci: Kebijakan hutang, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional.

Page 12: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

ix

KATA PENGANTAR

Pada penelitian ini, penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi yang

berjudul “Kebijakan Hutang Ditinjau dari Kepemilikan Manajerial dan

Kepemilikan Institusional” ini dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelan Sarjana Ekonomi pada Progam Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

karena kerterbatasan pengetahuan dan pengalaman, sehingga penulis

mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.

Namun penulis berharap agar hasil penelitian dalam skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat memberi dorongan

bagi peneliti-peneliti lain untuk mengembangkan penelitian serupa dikemudian

hari. Semoga skripsi ini dapat berguna sebagai tambahan pengetahuan kita. Tuhan

memberkati kita sekalian.

Salatiga, April 2015

Carrolin

Page 13: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ..................................................................... ii

Persetujuan atau Pengesahan ............................................................................. iii

Ucapan Terima Kasih.......................................................................................... iv

Motto. .................................................................................................................. vi

Abstract ............................................................................................................... vii

Saripati. ............................................................................................................... viii

Kata Pengantar . .................................................................................................. ix

Daftar Isi . ........................................................................................................... x

Tabel ................................................................................................................... xii

Lampiran ............................................................................................................ xiii

Latar Belakang .................................................................................................... 1

Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis ................................................... 4

Agency Theory ............................................................................................. 4

Mekanisme Good Corporate Governance ................................................... 5

Kebijakan Hutang ........................................................................................ 5

Kepemilikan Manajerial .............................................................................. 6

Kepemilikan Institusional ............................................................................ 6

Kebijakan Manajerial dan Kebijakan Hutang .............................................. 7

Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Hutang ....................................... 8

Metode Penelitian .............................................................................................. 9

Populasi dan Sampel .................................................................................... 9

Jenis Data dan Sumber Data ........................................................................ 10

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................................... 10

Langkah Analisis Data ................................................................................. 10

Analisis dan Pembahasan .................................................................................... 12

Statistik Deskriptif ....................................................................................... 12

Hasil Pengujian ............................................................................................ 14

Penutup ............................................................................................................. 18

Page 14: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

xi

Kesimpulan ................................................................................................. 18

Implikasi Penelitian .................................................................................... 18

Implikasi Teoritis........................................................................................ 19

Keterbatasan dan Saran Penelitian ............................................................ 19

Daftar Pustaka .................................................................................................... 20

Page 15: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

xii

Tabel

Tabel 1. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 9

Tabel 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................... 10

Tabel 3. Statisitk Deskriptif ................................................................................ 12

Tabel 4. Uji Normalitas ....................................................................................... 13

Tabel 5. Hasil Pengujian Mann-Whitney Kepemilikan Manajerial

Berdasarkan Tingkat Hutang. ............................................................... 14

Tabel 5. Hasil Pengujian Mann-Whitney Kepemilikan Institusional

Berdasarkan Tingkat Hutang. ............................................................... 15

Page 16: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

xiii

Lampiran

Lampiran 1. Debt Equity Ratio (DER)................................................................ 23

Lampiran 2. Kepemilikan Manajerial (KM) ....................................................... 24

Lampiran 3. Kepemilikan Institusional (KI) ....................................................... 25

Page 17: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

1

Latar Belakang

Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran

pemilik atau pemegang saham, untuk mencapai tujuan tersebut, maka pemilik

modal menyerahkan wewenang untuk mengelola perusahaannya kepada manajer.

Namun seiring berjalannya waktu, dengan kewenangan yang dimiliki manajer

seringkali bertindak bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan hanya

mementingkan kepentingannya saja. Hal ini yang nantinya akan menimbulkan

konflik kepentingan antara manager dengan pemegang saham, yang biasa disebut

konflik keagenan.

Penyebab konflik kepentingan antara manager dengan pemegang saham

atau pemilik ini diantaranya adalah keputusan dalam hal pendanaan perusahaan.

Menurut Kusnaeni (2012), sumber pendanaan perusahaan terdiri 2 hal, yaitu

sumber intern dan sumber ekstern. Sumber intern merupakan sumber utama dalam

perusahaan untuk membiayain investasi dalam aktiva tetap atau pengeluaran

modal, terutama untuk perusahaan yang mempunyai resiko usaha besar.

Sedangkan dana yang berasal dari ekstern meliputi hutang dan modal dari pemilik

perusahaan. Pendanaan perusahaan dari luar atau hutang ini perlu

dipertimbangkan oleh perusahaan jika pendanaan yang berasal dari modal sendiri

mengalami kekurangan atau defisit.

Menurut Rebecca dan Siregar (2012), Corporate governance merupakan

mekanisme yang digunakan untuk mengurangi agency problem dengan

meningkatkan pemantauan terhadap tindakan manajemen, membatasi perilaku

Page 18: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

2

oportunistik manajer, dan mengurangi risiko informasi yang ditanggung oleh

pemegang saham.

Menurut Purwantini (2011), mekanisme Corporate Governance dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok internal mechanism (mekanisme internal)

yang terdiri dari dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial dan

komposisi eksekutif. Kelompok kedua yaitu external mechanism (mekanisme

eksternal) yang terdiri dari pengendalian oleh pasar dan level debt financing

Manager cenderung menggunakan hutang yang besar untuk membiayai

kegiatan operasional perusahaan, hal tersebut berkaitan dengan kontrol manager.

Dalam mengurangi penggunaan hutang tersebut yang dilakukan oleh manajer

maka dengan meningkatkan kepemilikan saham manajerial. Adanya peningkatan

tersebut memaksa manajer untuk menaggung resiko sebagai konsekuensi dari

setiap keputusannya (Nengsi, 2013).

Selain itu, untuk mengontrol penggunaan hutang yang dilakukan oleh

pihak manajer dengan meningkatkan kepemilikan institusional. Semakin besar

persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusional maka semakin efektif

usaha memonitoring karena dapat mengendalikan perilaku opportunistik yang

dilakukan oleh manajer (Abdullah, 2009)

Menurut Karinaputri (2012), perusahaan memilih pendanaan dari pihak

ekternal (hutang), maka perusahaan akan memperoleh keuntungan penghematan

pajak atas laba perusahaan. Selain itu hutang juga dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Perusahaan yang menggunakan hutang akan dipercaya oleh pasar

karena telah memiliki kemampuan dan prospek yang cerah serta mendapat

Page 19: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

3

kepercayaan investor. Selain itu, penggunaan hutang yang terlalu besar akan

meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan jika perusahaan tidak dapat

membayar hutang dan bunganya yang mengancam posisi manajer. Sebagai objek

penelitian difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek

Indonesia untuk tahun 2011 sampai dengan 2012.

Dasar pertimbangannya memfokuskan pada perusahaan manufaktur adalah

perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan

oprasional sendiri seperti membeli bahan baku, pengelolahan bahan hingga

menjadi produk siap jual. Sehingga perusahaan manufaktur membutukan sumber

dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan salah satunya dengan

berhutang (Sitanggang, 2011).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik persoalan penelitian yaitu apakah

terdapat perbedaan kepemilikan manjerial dan kepemilikan institusional terhadap

kebijakan hutang yang tercermin dari tinggi dan rendahnya hutang?

Dengan penelitian ini diharapkan hasil yang didapat mampu memberikan

kontribusi terkait kebijakan hutang ditinjau dari kepemilikan manajerial dan

institusional serta memberikan manfaat bagi kreditor sebagai informasi dan

masukan dalam meminjamkan dana kepada sebuah perusahaan.

Page 20: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

4

Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

Agency Theory

Hardiningsih dan Oktaviani (2012), manajer memiliki tujuan pribadi yang

bersaing dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Manajer

diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk

membuat keputusan, dan hal ini menciptakan konflik potensial atas kepentingan

yang disebut teori keagenan (agency theory). Masalah keagenan muncul dalam

dua bentuk yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen

(agent) dan hubungan antara pemegang saham dengan pemilik obligasi (pemberi

kredit).

Menurut Jensen dan Meckling (1976), agency problem akan terjadi bila

proporsi kepemilikan atas saham perusahaan kurang dari 100% sehingga manajer

cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak

berdasarkan maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan.

Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari pemisahan fungsi pengelola dengan

fungsi kepemilikan, manajemen tidak akan menanggung resiko atas kesalahan

dalam pengambilan keputusan, resiko tersebut sepenuhnya ditanggung pemegang

saham (Principal). Oleh karena itu manajemen cenderung melakukan pengeluaran

yang bersifat konsumtif dan tidak produktif untuk kepentingan pripribadinya,

seperti peningkatan gaji dan status. Menurut Mursalim (2009), untuk mengurangi

agecy problem dengan meningkatkan peranan outsider dalam memonitoring

perusahaan, eksistensi kepemilikan manajerial, peningkatan pembayaran dividen

dan pendanaan melalui hutang.

Page 21: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

5

Mekanisme Good Corporate Governance

Mekanisme corporate governance merupakan seperangkat tata cara,

prosedur atau aturan main yang jelas antar berbagai pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan praktek tata kelola perusahan (Anyta, 2011). Menurut Purwantini

(2011), Penelitian mengenai Corporate Governance menghasilkan berbagai

mekanisme yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa tindakan tim manajemen

benar-benar untuk kepentingan pemegang saham. Corporate Governance terdiri

atas dua mekanisme, yaitu mekanisme internal dan mekanisme eksternal. Walsh

dan Seward (1990) dalam Anyta (2011) menyatakan bahwa, “internal,

organizationally based mechanisms of corporate control and external, market-

based control mechanisms can be employed to help align the diverse interests of

managers and shareholders”. Artinya, mekanisme pengendalian perusahaan

berbasis organisasi (internal) dan mekanisme pengendalian berbasis pasar

(eksternal) dapat digunakan Untuk membantu menyelaraskan beragam

kepentingan manajer dan pemegang saham.

Kebijakan Hutang

Menurut Rahmawati (2012), hutang merupakan keputusan yang sangat

penting dalam perusahaan. Dimana kebijakan hutang merupakan salah satu bagian

dari kebijakan perusahaan. Kebijakan Hutang adalah kebijakan yang diambil oleh

pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan

sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas oprasional perusahaan.

Menurut Taswan (2003), besar kecilnya persentase hutang yang digunakan

oleh perusahaan, dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kepemilikan

Page 22: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

6

manajerial (insiders ownership), kepemilikan institusional (institutional

ownership), kebijakan dividen, resiko bisnis, profitabilitas dan pertumbuhan.

Kepemilikan Manajerial

Menurut Schroeder et al. (2001) dalam Christiawan dan Tarigan (2007),

Kepemilikan Manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham

perusahaan atau dengan kata lain manager tersebut sekaligus pemegang. Dalam

laporan keuangan, keadaan ini ditunjukan dengan besarnya persentase

kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Karena hal ini merupakan informasi

penting bagi penguna laporan keuangan maka informasi ini akan diungkapkan

dalam catatan atas laporan kuangan. Adanya kepemilikan manajerial menjadi hal

yang menarik jika dikaitkan dengan agency theory. Dalam kerangka agency

theory, hubungan antara manajer dengan pemegang saham digambarkan sebagai

hubungan antara agent dan principal.

Kepemilikan Institusional

Menurut Tarjo (2008), kepemilikan institusional adalah kepemilikan

saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan

asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan

institusional memiliki arti yang penting dalam memonitor manajemen karena

dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan

pengawasan yang lebih optimal. Mentoring tersebut tentu akan menjamin

kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional sebagai

agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang ckup besar dalam pasar

modal.

Page 23: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

7

Kebijakan Manajerial dan Kebijakan Hutang

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), sebagai seorang manajer

sekaligus pemegang saham, ia tidak ingin perusahaan mengalami kesulitan

keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesulitan keuangan atau kebangkrutan

usaha akan merugikan ia sebagai manajer atau sebagai pemegang saham. Sebagai

manajer akan kehilangan insentif dan pemegang saham, akan kehilangan return

bahkan dana yang diinvestasikan. Cara untuk menurunkan resiko ini adalah

dengan menurunkan tingkat debt yang dimiliki perusahaan. Debt yang tinggi akan

meningkatkan resiko kebangkrutan perusahaan, karena perusahaan mengalami

finacial distress. Karena itulah maka manajer akan berusaha menekan jumlah debt

serendah mungkin. Tindakan ini di sisi lain tidak menguntungkan karena

perusahaan hanya mengandalkan dana dari pemegang saham. Perusahaan tidak

bisa berkembang dengan cepat, dibandingkan jika perusahaan menggunakan dana

dari kreditor.

Sedangkan menurut Faisal (2004), Tingginya tingkat kepemilikan

manajerial di suatu perusahaan akan menurunkan Debt Equty Ratio karena

manajer akan berhati-hati dalam menggunakan dana yang berasal dari hutang

tersebut dan manajer tidak ingin perusahaan tersebut mengalami resiko

kebangkrutan karena akan mengancam dia sebagai manger sekaligus pemegang

saham. Hasil ini sejalan dengan Herdianingsih dan Oktaviani (2012).

Page 24: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

8

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif yang akan diuji adalah

sebagai berikut:

H1: Terdapat perbedaan kepemilikan manajerial pada tingkat hutang yang tinggi

atau rendah.

Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Hutang

Menurut Yuniatie dan Destriana (2010), semakin tingginya kepemilikan

institusional maka keberadaan investor institusional untuk memonitor perilaku

manajemen akan semakin efektif. Adanya monitoring yang efektif oleh investor

institusional menyebabkan pnggunaan hutang menurun, karena peranan hutang

sebagai salah satu alat memonitoring agency cost sudah diambil alih oleh investor

institusional. Pernyataan tersebut di dukung oleh peneliti Masdupi (2005) dan

Taswan (2003).

Menurut Indahningrum dan Handayani (2009) menyatakan bahwa

kepemilikan institusional memiliki wewenang yang besar sehingga akan memilih

proyek yang memiliki resiko yang tinggi dengan harapan memperoleh untung

atau laba yang tinggi oleh karena itu untuk membiayai proyek tersebut maka

memilih pembiayaan melalui hutang. Apabila proyeknya berhasil maka pemegang

saham akan mendapatkan sisa dari pelunasan hutang beserta bunganya.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif yang akan diuji adalah

sebagai berikut:

H2: Terdapat perbedaan kepemilikan institusional pada tingkat hutang yang tinggi

atau rendah.

Page 25: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

9

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing

di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian

ini adalah perusahaan - perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 dengan kriteria sebagai

berikut:

1. Perusahaan sampel yang menyajikan Laporan Keuangan selama tahun 2011-

2012, yang disajikan dalam mata uang rupiah.

2. Perusahaan yang mempunyai data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian.

Dalam pengumpulan sampel yang dipilih menggunakan metode purposive

judgement sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai

yang dikehendaki oleh peneliti.

Tabel 1. Teknik Pengambilan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar tahun 2011-2012 135

Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang asing

tahun 2011-2012 (33)

Perusahaan yang tidak memiliki data kepemilikan manajerial tahun

2011-2012 (82)

Perusahaan yang tidak memiliki data kepemilikan institusitusional tahun

2011-2012 (10)

Jumlah Perusahaan 20

Total Sampel yang Diuji (15x2 tahun) 30

Sumber: www.idx.co.id

Jenis dan Sumber data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari

pihak lain atau didapat secara tidak langsung dari sumber utama (perusahaan),

Page 26: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

10

dalam bentuk sudah jadi yang bersifat dokumenter. Adapun sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Data publikasi laporan

keuangan tahunan perusahaan (financial report). Data ini diperoleh dari situs

Bursa Efek Indonesia (BEI) (www.idx.co.id).

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Tabel 2. definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Indikator Pengukur Sumber

Kebijakan Hutang

(DER)

………….............................. (1)

Purba (2011)

Kepemilikan

Manajerial (KM)

................. (2)

Purba (2011)

Kepemilikan

Instusional (KI)

...…..... (3) Rahardja (2012)

Langkah Analisis Data

a. Teknik yang dilakukan dengan membagi kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional yang naik dan yang turun dengan menggunakan

rata-rata (mean).

b. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

statistik Kolmogorov-Smirnov. Level of Significant yang digunakan adalah

0,05. Data berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) hasil

perhitungan dalam komputer lebih dari 0,005. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan bantuan software SPSS20.

c. Uji Beda

Uji beda dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametik (Mann-

Whitney U) untuk pengujian hipotesis. Mann-Whitney U bertujuan untuk

menguji perbedaan rata-rata dua kelompok yang Indipendent.

Page 27: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

11

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan 2 variabel indipenden yaitu kepemilikan

manajerial (X1) dan kepemilikan institusional (X2), sedangkan variabel

dependenya kebijakan hutang (Y). Analisis statistik deskriptif untuk menjelaskan

variabel dependen dan independen dalam penelitian ini, dinyatakan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 3. Statisitk Deskriptif

Variabel Penelitian Minimum Maksimum Mean

DER (%) 0.310 0.626 0.249

Kepemilikan Manajerial (KM) (%) 0.016 25.620 5.077

Kepemilikan Institusional (KI) (%) 5.720 95.060 43.207

Sumber: Data Sekunder yang diolah (2015)

Dalam tabel 3 untuk variabel dependent DER mempunyai nilai minimum

yaitu 0.310 artinya bahwa total jumlah hutang jangka panjang terendah adalah

sebesar 0.310 dari ekuitas perusahaan. Nilai makasimum yaitu 0.626 artinya

bahwa total hutang jangka panjang terbesar perusahaan sebesar 0.626 daru total

ekuitasnya. Nilai rata-rata sebesar 0.249 artinya bahwa selama periode penelitian

rata-rata perusahaan yang memiliki hutang jangka panjang adalah sebesar 0.249

dari total ekuitasnya. Hal ini berarti perusahaan yang menggunakan sumber

hutang lebih kecil daripada menggunakan modalnya sendri.

Kepemilikan manajerial mempunyai nilai minimum yaitu 0.016 artinya

bahwa saham yang dimiliki manager terendah adalah 0.016 dari total saham yang

beredar. Nilai maksimum sebesar 25.620 artinya kepemilikan saham oleh

Page 28: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

12

manager sebesar 25.620 dari total saham yang beredar. Nilai rata-ratanya sebesar

5.077 yang artinya rata-rata saham yang dimiliki manager yaitu 5.077 dari total

saham yang beredar. Hal ini menunjukkan bahawa kepemilikan saham oleh

manager lebih sedikit dari total saham yang berdar.

Kepemilikan institusional mempunyai nilai minimum yaitu 5.720 artinya

bahwa saham yang dimiliki institusi terendah sebesar 5.720 dari total saham yang

beredar. Nilai maksimumnya yaitu sebesar 95.060 artinya bahwa kepemilikan

saham tertinggi yang dimiliki oleh institusi sebesar 95.060 dari total saham yang

beredar. Rata-ratanya sebesar 43.207 yang artinya bahwa rata-rata saham yang

dimiliki oleh institusi adalah sebesar 43.207 dari totla saham yang beredar.

Tabel 4. Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

DER 0.160 30 0.047

KM 0.265 30 0.000

KI 0.106 30 0.200*

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2015)

Tabel 4 menunjukkan angka signifikansi DER sebesar 0.047 atau p =

0.047 artinya 0.047 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel DER

menunjukkan distribusi yang tidak normal. Pada variabel KM menunjukkan

angka signifikansi sebesar 0.000 atau p = 0.000 artinya 0.000 < 0.05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa data variabel KM menunjukkan distribusi yang tidak

normal. Sedangkan pada variabel KI menunjukkan signifikansi sebesar 0.200 atau

Page 29: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

13

p = 0.200 artinya 0.200 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel

KI menunjukan distribusi normal.

Hasil Pengujian

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda Nonparametric Test yaitu

Mann-Whitney. Uji beda ini digunakan untuk mengetahui perbedaan median dua

(2) kelompok bebas apabila skala data variabel terkait adalah ordinal atau interval

atau ratio yang tidak berdistribusi normal. Uji ini dilakukan karena asumsi

normalitas tidak terpenuhi.

Tabel 5. Hasil Pengujian Mann-Whitney Kepemilikan Manajerial

Berdasarkan Tingkat Hutang

T_KM N Mean Rank Sum of Ranks

DER Tinggi 10 12.30 123.00

DER Rendah 20 17.10 342.00

Total 30

Asynp. Sig. (2-tailed) 0.159

a. Grouping Variable: T_KM

Dari tabel 5 menunjukkan Mean Rank KM antara DER yang tinggi dengan

DER yang rendah adalah berbeda. Pada KM dengan DER yang tinggi

menunjukan rata-rata peringkat (Mean Rank) sebesar 12.30. Angka tersebut lebih

kecil dari KM dengan DER yang rendah yaitu sebesar 17.10. Hasil test untuk

hipotesis pertama (H1) dengan p-value = 0.159. Dari hasil p-value sebesar 0.159

maka hipotesis pertama (H1) ditolak karena 0.159 > 0.05.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan antara KM pada tingkat hutang tinggi ataupun rendah. Hal tersebut

Page 30: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

14

dimungkinkan kepemilikan manajerial bukan faktor penentu dalam pengambilan

keputusan terutama kebijakan hutang.

Alasan yang kedua dalam penelitian ini perusahaan yang memiliki

kepemilikan manajerial diatas rata-rata 5.077% sebanyak 5 perusahaan saja (33%)

sehingga manajer tidak dapat mengambil keputusan dalam kebijakan hutang

berdasarkan atas keinginannya. Temuan ini sejalan dengan Pithaloka (2009), yang

menyatakan bahwa ada atau tidaknya kepemilikan manajerial, manajer tetap

konsisten dengan kewajibannya yaitu memakmurkan para pemegang saham dan

tidak mempunyai hak kendali dalam keputusan hutang karena banyak

dikendalikan oleh pemilik saham mayoritas seperti pihak institusional.

Tabel 6. Hasil Pengujian Mann-Whitney Kepemilikan Institusional

Berdasarkan Tingkat Hutang

T_KI N Mean Rank Sum of Ranks

DER Tinggi 16 19.94 319.00

DER Rendah 14 10.43 146.00

Total 30

Asynp. Sig. (2-tailed) 0.003

a. Grouping Variable: T_KI

Dari tabel 6 menunjukkan Mean Rank KI antara DER yang tinggi dengan

DER yang rendah adalah berbeda. Pada KM dengan DER yang tinggi

menunjukan mean rank sebesar 20.13. Angka tersebut lebih besar dari KM

dengan DER yang renda yaitu sebesar 10.21. Hasil p-value sebesar 0.003 maka

hipotesis kedua (H2) diterima karena 0.002 < 0.05. Berdasarkan hasil analisis

tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara KI pada tingkat

hutang tinggi ataupun rendah. Hutang yang meningkat nenunjukkan adanya

Page 31: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

15

pengawasan yang baik dari pihak pemegang hutang sehingga meningkatkan minat

kepemilikan institusional untuk memiliki saham perusahaan. (Murtiningtyas,

2012). Hal terusebut sejalan dengan Indahningrum dan Handayani (2009), pemilik

saham institusional memiliki wewenang yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pemegang saham yang lain. Oleh karena itu, pihak institusional dapat memilih

dan menentukan proyek yang lebih beresiko, dengan harapan akan memperoleh

keuntungan yang tinggi. Untuk membiayai proyek tersebut, perushaan memilih

pembiayaan melalui hutang. Dengan kebijakan tersebut, mereka dapat

mengalihkan penangguhan risiko kepada pihak kreditor apabila proyek gagal,

tetapi jika proyek tersebut berhasil maka perusahaan akan membayar kreditor

sejumlah tertentu yang serupa bunga dan sisa dari pembayaran hutang itu akan

diberikan kepada pemegang saham. Sehingga peranan kreditor berkepentingan

untuk memonitor perusahaan atas hutangnya.

Page 32: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

16

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kepemilikan manajerial

dan kepemilikan institusional pada tingkat hutang tinggi atau rendah pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk

periode 2011 sampai dengan 2012. Kesimpulan yang dapar ditarik adalah:

1. Tidak ada perbedaan kepemilikan manajerial pada tingkat hutang yang

tinggi atau rendah pada perusahaan disektor manufaktur tahun 2011-2012.

2. Terdapat perbedaan kepemilikan institusional pada tingkat hutang yang

tinggi atau rendah pada perusahaan disektor manufaktur tahun 2011-2012.

Implikasi Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan yang bertujuan untuk

memonitor secara optimal perusahaan dan manajer. Serta, meminimalisasi

penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh manajer terutama dalam

menggunakan hutang.

2. Bagi Kreditor

Kreditor memilih kepemilikan institusional diatas rata-rata dari industri

manufaktur karena adanya pengawasan yang baik dari pihak institusional,

maka kreditor percaya bahwa perusahaan tersebut dapat menggembalikan

hutang beserta bunganya.

Page 33: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

17

Implikasi Teoritis

Kepemilikan Institusional merupakan salah satu bagian dari mekanisme

Good Corporate Governance, dimana institusional berperan dalam mengawasi

perusahaan sekaligus dapat mengurangi biaya keagenan temuan ini sejalan dengan

Yuniatie dan Destriana (2010).

Keterbatasan dan Saran Penelitian

Penelitian ini belum memasukkan variabel ukuran perusahaan yang diduga

menjadi faktor pertimbangan dalam menentukan level hutang perusahaan dan

mempengaruhi kemudahan suatu perusahaan dalam memperoleh sumber

pendanaan baik eksternal maupun internal perusahaan maka untuk penelitian

selanjutnya menambahkan variabel ukuran perusahaan (Bhakti, 2013).

Page 34: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

18

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, W. D. 2009. Kebijakan Dividen dan Struktur Kepemilikan terhadap

Kebijakan Hutang: Sebuah Perspektif Agency Theory. Jurnal Keuangan

Perbankan 13 (2).

Anyta. 2011. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Govermance terhadap

Voluntary Corporate Governance Disclosure. Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/26929/1/SKRIPSI-

ANYTAx(r) diakses pada tahun 2014

Bhakti, A. D 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan

Institusional terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi

Universitas Brawijaya.

http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/750/689 diakses

pada tahun 2014

Christiawan, Y. Y. dan Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan

Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, 9 (1).

Erni, M. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang

dalam Mengkontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, 2 (1): 57-69.

Faisal, M. 2004. Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi,

Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan

Hutang (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia). Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/11620/1/2004MM3278.pdf diakses pada tahun

2015.

Hardinigsih, P. dan Oktaviani, R. M. 2012. Derteminan Kebijakan Hutang (Dalam

Agency Theory dan Packing Order Theory). Dinamika Akuntansi,

Keuangan dan Perbankan, 1 (1): 11-24.

Indahningrum, R. P. dan Handayani, R. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash

Flow, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal

Bisnis dan akuntansi, 11 (3), Desember: 189-207.

Jensen, M. C, dan Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics, October 1976, 3 (4): 305-360. http://ssrn.com/abstract=94043

diakses pada tahun 2014.

Karinaputri, N. 2012. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan

Dividen, Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan

Hutang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2008-2010). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/35789/1/KARINAPUTRI.pdf diakses pada tahun

2013.

Page 35: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

19

Kusnaeni, D. 2012. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada

Industri Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Koleksi Perpustakaan

Universitas Terbuka Jakarta.

http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdftesis2/40806.pdf diakses pada tahun

2013.

Larasati, E. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manjerial, Kepemilikan Institusional

dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal

Ekonomi Bisnis 16 (2).

Mursalim. 2009. Simultanitas Akitvisme Institusional, Struktur Kepemilikan,

Kebijakan Dividen dan Hutang dalam Mengurangi Konflik Keagenan

(Studi Empiris pada Perusahaan Go Publik di Indonesia). Universitas

Muslim Indonesia.

https://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/simultanitas-

aktivisme-institusiona-struktur-kepemilikanm-kebijakan-dividen-dan-

utang-dalam-mengurangi-konflik-keagenan.pdf diakses pada tahun 2014

Murtiningtyas, A. I. 2012. Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Resiko Bisnis terhadap

Kebijakan Hutang. Accounting Analysis Journal 1 (2) Universitas Negeri

Semarang

Pithaloka, N. D. 2009. Pengaruh Faktor-Faktor Intern Perusahaan terhadap

Kebijakan Hutang: dengan Pendekatan Pecking Order Theory. Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. http://fe-

akuntansi.unila.ac.id/skripsi/0511031013/NINA%20DIAH%20PITHALO

KA.pdf diakses pada tahun 2015

Purba, L. J. R. 2011. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan

Dividen, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang

(Studi Kasus pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2006-2009). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro http://eprints.undip.ac.id/28642/1/Skripsi06.pdf diakses pada

tahun 2013.

Purwantini, V. T. 2011. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance

terhadap Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi

Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia). STIE AUB Surakarta. http://e-journal.stie-aub.ac.id/e-

journal/index.php/probank/article/viev/69 diakses pada tahun 2014

Rahardja, M. D. S. 2012. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap

Manajemen Laba dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi

Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI). Diponegoro Journal of

Accounting, 1 (1): 1-15. http://ejournal-

s1.undip.ac.id/index.php/accounting. Diakses pada tahun 2014

Rahmawati, A. N. 2012. Analisis Faktor Kebijakan Hutang yang Mempengaruhi

Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI Periode 2006-2010). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/35630/1/Skripsi_RAHMAWATI_Apriliana.pdf

diakses pada tahun 2014.

Page 36: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

20

Rebecca, Y. dan Siregar, S. V. 2012. Pengaruh Corporate Governance Index,

Kepemilikan Keluarga, dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya

Ekuitas dan Biaya Utang: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI. Simposium Nasional Akuntansi 15.

Sitanggang, L.S. 2011. pengaruh Laba bersih dan Arus Kas Operasi terhadap

Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/26899 diakses pada tahun

2015

Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage

terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity

Capital. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Taswan. 2003. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang dan

Dividen terhadap Nilai Perusahaan Serta Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September 2003. Jurnal

Bisnis dan Ekonomi 9 (2):149-163.

Yunitae dan Destriana, N. 2010. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebijakan

Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12 (1): 1-16

Page 37: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

23

Lampiran 1

Debt Equity Ratio (DER)

No Nama Perusahaan Kode 2011 2012

Total Liabilitas Total Ekuitas DER Total Liabilitas Total Ekuitas DER

1 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 264,072,274,293 588,058,903,788 0.449 367,886,911,194 587,883,021,026 0.626

2 PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 18,982,620,623 131,169,188,261 0.145 16,433,810,159 155,696,522,072 0.106

3 PT. Eterindo Wahanatama Tbk dan Entitas Anak ETWA 11,824,085,477 375,955,480,827 0.031 139,728,624,299 437,749,233,845 0.319

4 PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH 8,946,810,235 57,202,680,156 0.156 5,986,238,681 97,525,195,182 0.061

5 PT. Panasia Indo Resoures Tbk HDTX 137,804,489,781 565,234,862,845 0.244 295,719,182,828 635,591,912,356 0.465

6 PT. Kabelindo Murni Tbk dan Entitas Anak KLBM 12,840,938,748 244,364,131,761 0.053 156,462,630,297 1,136,572,861,829 0.138

7 PT. Indosring Tbk dan Entitas Anak INDS 177,227,480,414 632,249,053,230 0.280 16,668,115,691 264,746,064,454 0.063

8 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 125,386,758,036 238,844,930,394 0.525 119,904,257,212 280,293,729,818 0.428

9 PT. Gudang Garam Tbk dan Entitas Anak GGRM 14,537,777,000,000 24,550,928,000,000 0.592 14,903,612,000,000 26,605,713,000,000 0.560

10 PT. Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak INDF 9,144,404,000,000 31,610,225,000,000 0.289 12,100,989,000,000 34,142,674,000,000 0.354

11 PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI 15,395,321,964 64,297,602,391 0.239 15,464,492,789 66,557,077,885 0.232

12 PT. Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 60,073,215,635 407,119,930,796 0.148 56,982,213,828 409,460,604,815 0.139

13 PT. Sekar Laut Tbk dan Entitas Anak SKLT 30,942,997,591 122,900,384,177 0.252 31,439,200,976 129,482,560,948 0.243

14 PT. Tempo Scan Pasific TBk dan Entitas Anak TSPC 158,032,261,568 3,045,935,747,008 0.052 182,694,345,603 3,353,156,079,810 0.054

15 PT. Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company Tbk ULTJ 216,760,061,969 1,351,971,313,937 0.160 151,451,739,464 1,676,519,113,422 0.090

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2015)

Page 38: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

24

Lampiran 2

Kepemilikan Manajerial (KM)

No Nama Perusahaan Kode

2011 2012

Saham

Manajerial

Total

Saham

Persentase

KM

Saham

Manajerial

Total

Saham

Persentase

KM

1 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 4940000 308000000 1.604 4940000 308000000 1.604

2 PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 41451899 331129952 12.518 41451899 331129952 12.518

3 PT. Eterindo Wahanatama Tbk dan Entitas Anak ETWA 75000000 968297000 7.750 75000000 968297000 7.750

4 PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH 2459500 9600000 25.620 2459500 9600000 25.620

5 PT. Panasia Indo Resoures Tbk HDTX 36400000 1532571000 2.380 36400000 1532571000 2.380

6 PT. Kabelindo Murni Tbk dan Entitas Anak KBLM 171765200 1120000000 15.34 171765200 1120000000 15.34

7 PT. Indosring Tbk dan Entitas Anak INDS 920000 225000000 0.409 920000 225000000 0.409

8 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 34745900 588000000 5.909 34745900 588000000 5.909

9 PT. Gudang Garam Tbk dan Entitas Anak GGRM 16425610 1924088000 0.854 17702299 1924088000 0.920

10 PT. Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak INDF 4595700 8780426500 0.052 1380020 8780426500 0.016

11 PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI 313080 138000000 0.227 313080 138000000 0.227

12 PT. Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 168263 1008510337 0.017 168263 1008510337 0.017

13 PT. Sekar Laut Tbk dan Entitas Anak SKLT 864000 690740500 0.125 864000 690740500 0.125

14 PT. Tempo Scan Pasific TBk dan Entitas Anak TSPC 197475000 17180325 0.087 229900000 225000000000 0.102

15 PT. Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company Tbk ULTJ 93750000 2888382000 3.246 93750000 2888382000 3.246

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2015)

Page 39: KEBIJAKAN HUTANG DITINJAU DARI KEPEMILIKAN …

25

Lampiran 3

Kepemilikan Institusioanl

No. Nama Perusahaan Kode

2011 2012

Saham

Institusional

Total

Saham

Persentase

KI

Saham

Institusional

Total

Saham

Persentase

KI

1 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 258225313 308000000 83.839 258225313 308000000 83.839

2 PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 33570935 331129952 10.138 33114435 331129952 10.000

3 PT. Eterindo Wahanatama Tbk dan Entitas Anak ETWA 55415600 968297000 5.723 55415600 968297000 5.723

4 PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH 640000 9600000 6.667 640000 9600000 6.667

5 PT. Panasia Indo Resoures Tbk HDTX 724000000 1532571000 47.241 724000000 1532571000 47.241

6 PT. Kabelindo Murni Tbk dan Entitas Anak KBLM 691988300 1532571000 45.152 691988300 1532571000 45.152

7 PT. Indosring Tbk dan Entitas Anak INDS 38617600000 1120000000 34.480 38606400000 1120000000 34.470

8 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 266000000 588000000 45.238 588000000 45.238 45.238

9 PT. Gudang Garam Tbk dan Entitas Anak GGRM 1453589500 1924088000 75.547 1924088000 75.547 75.547

10 PT. Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak INDF 4396103450 8780426500 50.067 8780426500 50.067 50.067

11 PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI 43332000 138000000 31.400 53721200 138000000 38.928

12 PT. Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 177901002 1008517669 17.640 177901002 1008517669 17.640

13 PT. Sekar Laut Tbk dan Entitas Anak SKLT 484625000 690740500 70.160 484625000 690740500 70.160

14 PT. Tempo Scan Pasific TBk dan Entitas Anak TSPC 4277791818 4500000000 95.062 3477850818 4500000000 77.286

15 PT. Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company Tbk ULTJ 728260961 2888382000 25.213 728260961 2888382000 25.213

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2015)