Top Banner
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSB. PERMATA SARANA HUSADA NO : 24/SK-DIR/PPI/RSB-PSH/X/2015 TENTANG KEBIJAKAN PENANGANAN SAMPAH RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA SARANA HUSADA Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSB. Permata Sarana Husada, maka di perlukan pengelolaan penanganan sampah rumah sakit bermutu tinggi . b. bahwa agar pengelolaan penanganan sampah di RSB. Permata Sarana Husada dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya panduan Direktur RSB. Permata Sarana Husada sebagai landasan bagi penyelenggaraan penanganan sampah di RSB. Permata Sarana Husada.. c. bahwa bedasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b ,perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur RSB. Permata Sarana Husada. Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
23

Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

Apr 11, 2016

Download

Documents

mimi yuliasari

Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RSB. PERMATA SARANA HUSADA

NO : 24/SK-DIR/PPI/RSB-PSH/X/2015

TENTANG

KEBIJAKAN PENANGANAN SAMPAH

RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA SARANA HUSADA

Menimbang :

a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSB. Permata

Sarana Husada, maka di perlukan pengelolaan penanganan sampah

rumah sakit bermutu tinggi .

b. bahwa agar pengelolaan penanganan sampah di RSB. Permata Sarana

Husada dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya panduan Direktur

RSB. Permata Sarana Husada sebagai landasan bagi penyelenggaraan

penanganan sampah di RSB. Permata Sarana Husada..

c. bahwa bedasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b

,perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur RSB. Permata Sarana

Husada.

Mengingat :

1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204 Tahun 2004 Tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan

PPI di RS dan FPK lain

Page 2: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

Menetapkan

Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RSB. PERMATA SARANA HUSADA

TENTANG PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN PENANGANAN SAMPAH

RSB. PERMATA SARANA HUSADA

Kedua : Memberlakukan kebijakan penanganan sampah Rumah Sakit Petukangan

sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Ketiga : Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur Rumah Sakit Petukangan ini,

maka apabila terdapat peraturan yang bertentangan dengan peraturan

Direktur Rumah Sakit Petukangan ini maka peraturan – peraturan yang

terdahulu di nyatakan tidak berlaku.

Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan dalam

Peraturan Direktur RSB. Permata Sarana Husada ini maka akan diadakan

perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : Di Tangerang Selatan

Tanggal : 1 S eptember 2015

RSB. Permata Sarana Husada

dr . Novi Gracia S pOG .

Direktur

Page 3: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RSB. PERMATA SARANA HUSADA

NOMOR : 024 /SK-DIR/PPI/RSB-PSH/X/2015

TANGGAL : 15 OKTOBER 2015

TENTANG : KEBIJAKAN PENANGANAN SAMPAH

1. PENDAHULUAN

a. pembuangan sampah yang aman oleh mereka yang terlibat dalam penanganan ,

pengangkutan atau pengelolahan sampah tersebut adalah bagian penting dari

kesehatan dan kebersihan umum yang baik dan di atur oleh undang – undang.

b. Pembuangan yang aman dari sampah medis terutama ketika mungkin

terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh lain, sekresi atau ekskresi, adalah salah

satu dari sembilan elemen dari kewaspadaan standar pengendalian infeksi.

c. Penanganan sampah yang terkontaminasi melibatkan banyak unsur, yang

memastikan pemusnahan secara aman yang tuntas .pengendalian infeksi adalah

salah satu elemen terpenting untuk semua ini.

d. Dengan membuang sampah dengan aman dan tepat dimaksudkan bahwa resiko

penularan mikroorganisme dan infeksi potensial melalui rute ini akan dihindari

atau diminimalkan.

e. Sampah yang di produksi sebagai hasil dari kegiatan pelayanan kesehatan paling

sering di sebut sebagai sampah khusus atau sampah pelayanan kesehatan dan

dapat mencakup berbagai hal seperti : anatomi, zat menular atau berpotensi

berbahaya, seperti zat yang terdiri dari seluruhnya atau sebagaian dari jaringan

manusia, darah atau cairaan tubuh lainnya , ekskresi , obat dan produk farmasi

lainnya, kapas atau pembalut , jarum suntik , jarum atau benda tajam lainnya dan

sisa lainnya yang timbul dari medis, perawatan, gigi, atau kegiatan farmasi.

2. TUJUAN

tujuan dari kebijakan ini, sebagai bagian dari kewaspadaan standar pengendalian

infeksi adalah untuk memastikan bahwa penanganan pembuangan , transportasi dan

Page 4: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

pengolahan hasil akhir dari semua sampah yang mungkin terkontaminasi diperhatikan

dan dikelola dengan cara yang paling aman dan paling tepat sehingga dapat

melindungi petugas kesehatan , petugas pengelola sampah dari masyarakat.

Dalam melalukan hal itu harus mempertimbangkan :

a. pemahaman tentang sampah yang dihasilkan

b. kemampuan untuk mengidentifikasi dan memisahkan sampah berbahaya

c. penggunaan kemasan untuk membatasi setiap bahaya, untuk memastikan personil

dan lingkungan di lindungi selama penyimpanan , penanganan dan transportasi.

d. Penggunaan kendaraan yang tepat untuk transportasi sampah ke fasilitas

penanganan dan pembuangan yang berlisensi

e. Penggunaan penandaan yang seragam dan system pelacakan yang memungkinkan

sampah diidentifikasi dan dilacak pada semua tahap dari saat muncul hingga

pembuangan.

3. RUANG LINGKUP

Kebijakan ini ditujukan untuk semua staff yang memberikan perawatan kepada semua

pasien di Rumah Sakit Petukangan, secara langsung ataupun tidak langsung.

4. DEFINISI

a. sampah klinis / medis adalah sampah yang di hasilkan dari kegiatan atau proses

perawatan pasien yang terjadi di Rumah Sakit yang terkontaminasi.

b. Sampah non medis adalah sampah yang tidak berhubungan langsung dengan

kegiatan / proses perawatan pasien.

c. Tempat pusat penampungan sementara sampah adalah tempat berupa suatu

ruangan untuk menampung sementara sampah sebelum dikirimkan ke tempat

pembuangan akhir.

Page 5: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

5. TANGGUNG JAWAB ORGANISASI

a. Direktur

1) Memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk memastikan bahwa ada pengaturan yang

efektif di tempat untuk pengelolaan yang aman dari sampah termasuk pembuangan

sampah medis.

2) Akan mempromosikan dan mendukung inisiatif pencegahan / pengurangan sampah.

3) Mendelegasikan seluruh tanggung jawab pelaksanaan dan implementasi kepada

Kepala Bagian Umum

b. Kepala Bagian Umum

1) Memastikan bahwa kebijakan tersebut diterapkan dan dipatuhi di seluruh Rumah

Sakit.

2) Menyediakan sumber daya yang cukup untuk memastikan semua sampah di tangani

dan dibuang secara aman dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

c. Koordinator Sarana dan Prasarana

1) Pelaksana masalah – masalah sampah di dalam rumah sakit.

2) Mengawasi pekerjaan dan penerapan kebijakan dan prosedur sampah di rumah sakit

bertanggung jawab terhadap masalah – masalah pengelolaan sampah.

3) Memastikan bahwa sebelum di buang, sampah disimpan secara aman dan selamat.

4) Memberikan saran dan panduan jika diperlukan untuk praktek yang aman dan

prosedur untuk menangani sampah.

d. Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Memberi saran kepada Head Unit Building Maintance dalam hal – hal yang berkaitan

dengan pencegahan dan pengendalian infeksi ketika menangani sampah tersebut.

e. Koordinator Unit ;

1) Secara teratur meninjau penyediaan dan penggunaan fasilitas yang diperlukan dan

peralatan untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

2) Memastikan staff outsourcing yang bekerja di rumah sakit terinformasi mengenai

kebijakan dan prosedur yang relevan sehubungan dengan pengelolaan sampah.

Page 6: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

3) Memastikan bahwa semua staff baru di sediakan informasi mengenai penanganan

danpembuangan sampah dan saat induksi.

f. Staff Rumah Sakit

1) Mengatur pengumpulan sampah medis dari ruangan klinis yang ditentukan / tempat

penyimpanan dan menyediakan staff dan praktek yang tepat untuk membawa sampah

medis ke pusat area pengumpulan.

2) Memastikan titik – titik pengumpulan yang ditentukan aman setelah pengumpulan

sampah medis dan kantong lain.

3) Memastikan pengaturan keamanan sampah medis dipelihara.

4) Menjamin bahwa terdapat pengontrolan secara rutin terhadap semua tempat sampah

di semua lokasi sehingga tempat sampah tidak kepenuhan.

g. Seluruh staff

1) Penanganan sampah medis adalah pekerjaan berbahaya, staff dapat terpapar resiko

infeksi.

2) Seluruh staff mempunyai tanggung jawab berikut :

a) Tersedia fasilitas yang memadai untuk mencuci, mengganti, menyimpan, dan

mencuci pakaian yang tercemar sebagaimana yang disediakan.

b) Menggunakan alat pelindung diri yang memadai. Hal ini termasuk pelindung khusus

terhadap cidera tertusuk jarum bagi tim pengumpul sampah.

c) Kantong plastik kuning untuk sampah medis tidak di tinggal tanpa pengawasan saat

transit di suatu tempat.

d) Kantong sampah akan ditangani sesering mungkin, sejauh hal ini memungkinkan.

e) Kantong sampah akan disegel dengan memadai.

SEMUA TANGGUNG JAWAB AKAN DIPERIKSA UNTUK MEMASTIKAN TIDAK

ADA ORANG YANG TERPAPAR ZAT YANG BERBAHAYA BAGI KESEHATAN.

6. PEMISAHAN SAMPAH

a. Sampah yang diproduksi di rumah sakit, dipisahkan dalam dua kategori :

1) Sampah umum / non medis (Domestik)

2) Bahan yang tidak menyebabkan risiko bagi kesehatan. Termasuk sampah

dari kantor, dapur atau sampah rumah tangga lainnya.

Page 7: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

3) Sampah Medis

b. Sampah medis dipisahkan dalam 5 kategori :

Group A :

Seluruh jaringan tubuh manusia termasuk darah dan produk darah lainnya (darah

PMI) dari Rumah Sakit termasuk kasa dan pembalut.

Materi sampah, dimana pengkajian mengindikasikan risiko jika staff

menanganinya, misalnya berasal dari kasus penyakit menular dan bahan kimia.

Kassa bedah kotor, swab, dan sampah kotor lain dari area treatment atau ruang

tindakan.

Suntikan bekas pakai tanpa jarum.

Group B ; Jarum suntik bekas, kaca pecah, dan slat tajam sekali pakai lain yang

tercemar.

Group C :

Kultur mikrobiologi dan sampah yang berpotensi menular dari laboratorium.

Sisa / bekas specimen pemeriksaan laboratorium.

Group D : Produk farmasi tertentu dan limbah sitotoksik.

Group E : Barang yang dipakai untuk membuang urine dan feses dan secret tubuh

atau ekskresi lain. Hal ini termasuk pispot sekali pakai, pembalut

inkontinesia, kantong stoma, kantong urine.

c. Pemisahan yang efektif dari sampah medis dan sampah non medis adalah penting

dalam mengendalikan infeksi dan menurunkan biaya pengelolaan sampah.

d. Pengumpulan sampah medis dan non medis oleh petugas kebersihan dari setiap

unit menggunakan trolley khusus tertutup dan dibedakan berdasarkan warna.

Warna kuning untuk sampah medis dan warna hijau untuk sampah non medis.

7. KAPAN MEMBUANG SAMPAH DENGAN AMAN DAN MEMADAI

Sampah harus di buang sedekat mungkin dengan tempat di mana di gunakan, segera

setelah di gunakan.

Page 8: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

8. PEMBUANGAN SAMPAH DI AREA KLINIS

a. Gunakan wadah yang diberi tanda jenis sampah dengan jelas yaitu sampah

medis, sampah non medis dan sampah flabot / flacon (sampah farmasi),

khusunya di tempat perawatan.

b. Wadah tersebut harus tidak perlu di pegang / tutup yang dioperasikan dengan

pedal, berbahan keras, di dalamnya terdapat kantong plastik sampah yang

sesuai, sehingga tangan tidak terkontaminasi saat membuang sampah,

misalnya karena menyentuh tutup dan membukanya.

c. Kantong sampah / wadah untuk menampung sampah harus cukup kuat untuk

menjamin kemampuannya menampung sampah tanpa tumpah atau bocor.

d. Kantong plastik berwarna kuning menandakan sampah medis untuk

penanganan / pemusnahan dan pembuangan harus di gunakan sebagaimana

mestinya tergantung sampah yang akan ditampung.

e. Jangan letakkan sampah umum pada kantong tersebut.

f. Apabila plastik berwarna kuning tidak ada dapat menggunakan kantong

berwarna putih tapi di ikat dengan tali warna kuning.

g. Wadah tajam harus juga selalu digunakan karena wadah tersebut tahan

tusukan dan menampung cairan. Wadah tersebut harus dipasang dengan benar,

sesuai instruksi pabrik, sebelum di gunakan.

h. Sampah non-medis juga harus di buang ke dalam tempat yang sesuai dengan

menggunakan kantong plastik berwarna hitam.

i. Jangan pernah membuang sampah kedalam tempat yang telah penuh.

1) Kantong harus tidak lebih dari ¾ penuh.

2) Wadah tajam harus tidak lebih dari ¾ penuh.

j. Ketika pasien dapat membuang sampah mereka sendiri, misalnya tissue,

mereka harus didorong untuk melakukan hal yang sama dan disediakan tempat

sampah yang sesuai.

9. PENANGANAN SAMPAH MEDIS

a. Ketika menangani sampah medis, sarung tangan yang memadai harus dipakai, pada

setiap sampah diproduksi, sarung tangan sekali pakai di perlukan.

b. Ketika sampah di tangani dari tempat penampungan, sarung tangan yang memadai

diperlukan.

Page 9: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

c. Sampah harus diletakan di wadah yang memadai. Kantong harus diganti jika sudah ¾

penuh.

d. Kantong harus di segel dengan aman.

e. Bawa kantong ketempat penampungan dan di letakkan dalam wadah yang sesuai,

pastikan tertutup setelah pembuangan.

f. Buang alat suntik, jarum suntik ke wadah benda tajam. Tutup wadah setelah ¾ penuh.

g. Jauhkan wadah benda tajam dari tempat umum dan hindarkan dari sumber panas

langsung.

h. Seluruh staff penanganan sampah harus memakai alat pelindung diri.

i. Seluruh staff penanganan sampah harus menerima pelatihan berkaitan dengan

penanganan yang aman dan tindakan yang memadai jika terjadi insiden tumpah atau

cedera benda tajam.

j. Pemusnahan sampah medis dilakukan oleh pihak ketiga dan sampah ini di musnahkan

dengan cara di bakar menggunakan incinerator.

10. KEWASPADAAN MENYIMPANAN

Area pusat penampungan sementara sampah harus :

a. Terang dan ada ventilasi.

b. Jauh dari tempat penyimpanan makanan dan area penyimpanan umum, dan dari lalu

lintas publik.

c. Tertutup

d. Terdapat drainase yang baik.

e. Dapat di jangkau tapi hanya oleh orang yang berkepentingan.

f. Terkunci jika sedang tidak di gunakan.

g. Sebaiknya terdapat fasilitas untuk pembersihan.

h. Tersedia fasilitas membilas bagi pekerja.

i. Tersedia area terpisah yang di beri lable dengan jelas untuk masing-masing sampah

yang berbeda.

11. PENGANGKUTAN SAMPAH MEDIS DARI RUMAH SAKIT

a. Operator yang berlisensi harus mengambil sampah sesuai waktu yang telah di

tentukan.

b. Orang yang terlibat dalam pengangkutan sampah medis harus memenuhi ketentuan

yang berlaku.

Page 10: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

12. IMPLEMENTASI

Pelatihan

a. Staff harus menyadari proses yang memadai untuk pemisahan, penyimpanan,

penanganan, dan pengangkutan sampah.

b. Staff yang melakukan penanganan dan memindahkan sampah medis harus di

latih tentang prosedur penanganan tumpahan atau insiden lain di area kerja

mereka.

13. PEMANTAUAN DAN TINJAUAN

a. Pemantauan dan tinjauan pelaksanaan kebijakan ini dilakukan dengan

berbagai cara, diantaranya :

b. Audit oleh tim internal audit.

c. Panitia PPI.

d. Umpan balik akan diberikan kepada staff dan manajemen perihal hasil audit.

Bagian Rumah Tanggaakan bertanggung jawab terhadap setiap tindak lanjut

yang diperlukan.

14. DOKUMEN TERKAIT

SPO penanganan dan pengelohan limbah infeksius. (terlampir)

15. REFERENSI

a. DepKes, 2011, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan

Fasilitas Pelayanan kesehatan lainnya.

b. CDC & HICPAC, 2003, Guidelines for Environmental Infection Control in Health

Care facilities.

c. Brent NHS (2008) Clinical waste Policy : Sharps, Infectious and offensive waste

arising from healthcare activities.

d. Central Lancashire NHS (2009) Waste management policy

e. Ashford and ST Peter hospital NHS (2008) Policy for the management oh healthcare

waste.

Page 11: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

RSB. PERMATA SARANA HUSADA

PENANGANAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH

INFEKSIUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPI/PPO/005 0 1/4

Tanggal Terbit

Ditetapkan,

Direktur RSB. Permata Sarana

Husada

Standar Prosedur

Oprasional01 Oktober 2015 dr.Hendrivand,SpOG

Pengertian : Tata cara mengelola limbah padat, cair, baik limbah

medismaupun non medis yang berasal dari Instalasi

PatologiKlinik

DEFINISI LIMBAH LABORATORIUM

Limbah laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam

pekerjaan di laboratorium yang dapat berupa limbah

cair, padat dan gas. Laboratorium Mikrobiologi dan

Biomedis dapat menjadi salah satu sumber penghasil

limbah yang berbahaya bila limbah tersebut tidak

ditangani secara benar.

SUMBER LIMBAH

Bahan baku kadaluwarsaBahan habis pakai, media

perbenihan, alat suntik, bahan kimia yang dipakai

analisaSisa specimenBahan proses analisis

SIFAT LIMBAH

Buangan berbahaya dan beracun ( B3 )

Limbah infektif

Limbah radioaktif

Limbah umum

Setiap jenis limbah dibuang dalam keadaan tersendiri

sesuai dengan jenisnya dan diberi label.

BENTUK LIMBAH

1. Limbah Cair

Pelarut organik

Bahan kimia untuk pengujian

Air bekas pencuci alat

Sisa specimen

2. Limbah Padat

Page 12: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)
Page 13: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

PROSEDUR:

PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

INFEKSIUS

Sediakan tong-tong sampah yang didalamnya sudah dilambari

kantong plastic hitam tebal dan ditutup.

Tong sampah dan kantong plastik diberi tulisan “ LIMBAH

INFEKSIUS “.

Tong-tong sampah disediakan pada setiap ruangan

laboratorium.

Tong-tong sampah yang sudah terisi dipindahkan ke pintu

keluar laboratoriumdan plastiknya diikat dengan tali berwarna

kuning untuk diambil oleh petugaspengelolaan limbah Rumah

Sakit.

Pengambilan limbah dilakukan 2 X sehari yaitu jam 07.00 dan

jam 14.00 WIB oleh petugas pengelolaan limbah Rumah Sakit

untuk dibawa ke tempat pengelolaan limbah Rumah Sakit

dengan berita acara yang di tandatangani oleh petugas

laboratorium, petugas pengambil dan petugas pengelola

limbah.

PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DAN

SETENGAH PADAT INFEKSIUS

Sisa sampel

Sisa sampel dibuang ke dalam saluran pembuangan yang

menuju kepengolahan limbah cair rumah sakit wadah sampel

dari gelas di cuci dengan deterjen dan di bilas dengan air yang

mengalir dan di strerilkan pada suhu 120 o C selama 2 jam

pada sampel yang tidak bisa disterilisasi dengan panas kering

atau basah di masukkan ke dalam tong sampah limbah padat

infeksius

Bekas media pertumbuhan kuman

Page 14: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

a. masukkan plate atau tabung bekas media biakan

kuman ke dalam autoclave untuk di lakukan sterilisasi

selama 20 menit pada suhu 120 oC

b. kemudian keluarkan plate dan tabung-tabung media

tersebut dan buang bekasmedia pada saluran pembuangan

yang menuju ke pengolahan limbah cair rumah sakit

c. cuci plate dan tabung-tabung yang sudah bersih dari

media dengan deterjen dan bilas dengan air mengalir

d. keringkan plate dan tabung - tabung tersebut dalam

inkubator pada suhu 120 oCselama 2 jam

Bahan kimia bekas analisis

Buang bahan kimia bekas analisa sampel ke dalam saluran

pembuangan yangmenuju ke pengolahan limbah rumah

sakittabung-tabung reaksi bekas proses analisisdicuci dengan

deterjen dan dibilas dengan air mengalir kemudian dikeringkan

diinkubator selama 2 jam pada suhu 120 oC

LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN

Bahan kimia yang digunakan di laboratorium umumnya dalam

jumlah sedikitnamun mencakup jenis yang sangat beragam.

Pada dasarnya banyak bahan kimiayang berbahaya karena

dapat menimbulkan kebakaran (F-flamabiliy hazard),

ledakan(R-reactivity/stabilityhazard), atau gangguan kesehatan

(H-healthhazard) bagipetugas laboratorium. Karena itu mutlak

perlu diketahui penggolongan bahan kimiaberbahaya untuk

memudahkan pengenalan, cara penanganan dan

pengirimannya.

KLASIFIKASI LABEL DERAJAT BAHAYA BAHAN

KIMIA

Page 15: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

H-healt hazard

Adalah bahaya terhadap kesehatan. Tingkat bahaya terhadap

kesehatan dari bahan kimia dapat di lihat dari angka yang

tertulis pada bagian label kemasan berwarna BIRU.

Rinciannya adalah sebagai berikut :

Angka 4 : dapat menyebabkan kematian atau luka parah

meskipun telahmendapat pengobatan

angka 3 : menyebabkan luka serius meskipun telah

mendapatkan pengobatan

angka 2: dapat menyebabkan luka dan membutuhkan

pengobatan segera

angka 1 : dapat menyebabkan iritasi jika tidak diobati

angka 0 : tidak menimbulkan bahaya

F-flammability hazard

Adalah bahaya mudah terbakar. Katagori ini ditandai dengan

warna MERAH, dan dibagi dalam 5 derajat yang dinyatakan

dengan angka.

angka 4 : gas yang sangat mudah terbakar atau cairan yang

sangat mudah terbakar

angka 3 : dapat terbakar pada temperatur biasa

angka 2 : terbakar jika dipanaskan

angka 1 : terbakar jika dipanaskan cukup lama

angka 0 : tidak akan terbakar

R-Reactivity/stabilityhazard

Page 16: Kebijakan Dan Pedoman Pengolahan Sampah(Ok)

Adalah bahaya karena sifatnya yang tidak stabil / mudah

meledak. Tingkat stabilitas dan kemungkinana meledaknya

bahan kimia tersebut dapat dilihatdari angka yang tertulis pada

bagian lebel kemasan berwarna KUNING

angka 4 : segera meledak

angka 3 : dapat meledak jika dipanaskan dalam ruang tertutup

atau ada pencetus yang kuat

angka 2 : umumnya tidak stabil tapi tidak akan meledak

angka 1 : umumnya stabil, bersifat tidak stabil pada suhu tinggi

dan jika ada tekanan. Bereaksi dengan air

angka 0 : umumnya stabil dan tidak bereaksi dengan air