Proposal KB Suntik 3 bulan
BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDalam Undang-Undang Kesehatan
No. 36 Tahun 2009 ditegaskan bahwa pelayanan kesehatan dalam
keluarga berencana di maksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi
pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan
cerdas. Dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan ,
alat dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang
aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
WHO dan UNICEF (1978) melakukan pertemuan di Alma Ata yang
memusatkan perhatian terhadap tingginya angka kematian maternal
perinatal. Dalam pertemuan tersebut di sepakati untuk menetapkan
konsep Primary Health Care yang memberikan pelayanan antenatal,
persalinan bersih dan aman, melakukan upaya penerimaan keluarga
berencana, dan meningkatkan pelayanan rujukan (Handayani, 2010:
13).
Tindakan yang membantu individu / pasutri untuk mendapatkan
objektif-objaktif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak di
inginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Anggraeni, 2012: 47).
Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia
sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan
perkembangan laju peningkatan penduduk yang terlalu cepat,
usaha-usaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial yang telah
dilaksanakan dengan maksimal akan tidak berfaedah.
Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat menyelamatkan nasib manusia
di muka bumi tercinta ini, masih terbuka peluang untuk meningkatkan
kesehatan reproduksi melalui gerakan yang lebih intensif pada
pelaksanaan keluarga berencana (Handayani, 2010: 14).
Keputusan Presiden No. 20 tahun 2000 mengatur tentang BKKBN.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya
disingkat BKKBN, adalah lembaga pemerintah Non-Departemen yang
berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada presiden.
BKKBN dipimpin oleh seorang kepala yang dijabat oleh Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan.
Tugas BKKBN adalah merumuskan kebijakan pengelolaan dan
koordinasi pelaksanaan program Keluarga Berencana Nasional dan
pembangunan keluarga sejahtera, mengembangkan dan memantapkan peran
serta masyarakat, meningkatkan kualitas program Keluarga Berencana
Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera serta pemberdayaan
perempuan secara terpadu bersama instansi terkait (Sujiatini, 2011:
22).
Dimasyarakat, metode kontrasepsi hormonal tidaklah asing lagi.
Hampir 70 % akseptor KB menggunakan metode kontrasepsi hormonal.
Namun demikian banyak juga efek samping yang dikeluhkan akseptor KB
berkenaan dengan kontrasepsi yang dipakainya akhirnya banyak
kejadian akseptor KB yang drop out karena belum memahami dengan
baik bagaimana metode kontrasepsi hormonal tersebut (Handayani,
2010: 96). Tabel 1.1 Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana
per-PuskesmasKota Jambi Tahun 2012NoPuskesmasPengguna
KB Suntik
1Putri Ayu0
2Aur Duri18
3Simpang IV Sipin60
4Tanjung Pinang83
5Talang Banjar44
6Payo Selincah1607
7Pakuan Baru202
8Talang Bakung0
9Kebun Kopi10
10Paal Merah I32
11Paal merah II10
12Olak Kemang0
13Tahtul yaman1017
14Koni90
15Paal V26
16Paal X0
17Kenali Besar0
18Rawasari51
19Simpang Kawat24
20Kebun Handil717
Jumlah3.991
Dapat dilihat dari tabel 1.1, berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kota Jambi tahun 2012 akseptor KB suntik tertinggi di
Puskesmas Payo Selincah Kota Jambi yaitu sebanyak 1607 orang.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas masalah yang
di temukan adalah bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap ibu
akseptor KB suntik terhadap kenaikan berat badan di Wilayah Kerja
Puskesmas Payo Selincah Kota Jambi Tahun 2013.
C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umumUntuk mengetahui gambaran
pengetahuan dan sikap ibu akseptor KB suntik terhadap kenaikan
berat badan di Wilayah Kerja Puskesmas Payo Selincah Kota Jambi
Tahun 2013.
2. Tujuan khusus1) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu
akseptor KB suntik terhadap kenaikan berat badan di Wilayah Kerja
Puskesmas Payo Selincah Kota Jambi Tahun 2013.
2) Untuk mengetahui gambaran sikap ibu akseptor KB suntik
terhadap kenaikan berat badan di Wilayah Kerja Puskesmas Payo
Selincah Kota Jambi Tahun 2013.
D. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah :
1. Bagi Puskesmas Payo Selincah
Diharapkan sebagai referensi atas data yang telah ada, untuk
mengkaji dan mengembangkan informasi tentang KB khususnya mengenai
dampak/efek samping dari pengguaan KB suntik dan masukan dalam
pelaksanaan program pelayanan kontrasepsi di Puskesmas Payo
Selincah.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan atau informasi untuk mahasiswa dalam
pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan khususnya tentang KB
suntik.
3. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan kesehatan, Pengetahuan dan Pengalaman
dalam membuat karya tulis ilmiah ini.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggambarkan tentang sejauh mana pengetahuan dan
sikap ibu akseptor KB suntik terhadap kenaikan berat badan di
wilayah kerja Puskesmas Payo Selincah Kota Jambi tahun 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
pendekatan cross sectional. Sedangkan sampel dalam penelitian ini
diperoleh dengan teknik simple random sampling, instrument yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Metode yang
digunakan untuk menguraikan gambaran pengetahuan dan sikap pada ibu
akseptor KB suntik terhadap kenaikan berat badan secara
deskriptif.
BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Konsep dasar Keluarga Berencana1.
Definisi Keluarga Berencana Keluarga Berencana adalah usaha untuk
mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai
hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk
mencegah ataupun menunda kehamilan (Sulistyawati,2011: 12).
2. Sasaran KBSasaran program KB dibagi enjadi 2 yaitu sasaran
langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang
ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran
tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuwan
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera.
B. Konsep Dasar Kontrasepsi1. Definisi Kontrasepsi Kontrasepsi
adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma
(Suratun,2008:27).
2. Macam-Macam Alat KontrasepsiPada umumnya metode kontrasepsi
dapat dibagi menjadi :
a. Metode Sederhana Tanpa Alat/Obat
1). Senggama terputus
Senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan menjelang
ejakulasi (Manuaba, 2010: 596). Senggama terputus merupakan metode
tertua di dunia,
2). Pantang berkala
Metode ini memerlukan sistem menstruasi yang teratur sehingga
dapat memperhitungkan masa subur untuk menghindari kehamilan dengan
tidak melakukan hubungan seks.(Manuaba,2010)
b. Metode Sederhana Dengan Menggunakan Alat/Obat
1). Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet),plastic (vinil), atau
bahan alami (produksi hewani) yang dipasang apda penis (kondom
pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat berhubungan
seksual.(Handayani,2010: 72)
2). Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai
mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan
seks.(Manuaba,2010: 597)
3). Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari
lateks (karet), yang dimasukkan kedalam vagina sebelum melakuakn
hubungan seksual dan menutupi serviks.(Handayani, 2010: 82)
c. Metode Modern Kontrasepsi Hormonal
1). Kontrasepsi Pil
Menurut Handayani, 2010 kontrasepsi pil dapat dibagi menjadi 2
:
a) Pil Oral Kombinasi
Pil ini merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormone sintesis
estrogen dan progesterone.
b) Pil Progestin
Pil ini merupakan pil kontasepsi yang berisi hormone sintesis
progesterone.
2). Alat Kontrasepai Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Devices
(IUD)
Merupakan suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim
yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat
dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif.(Handayani,
2010:139)
3). Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal (Anggraeni, 2012:
133)
Menurut Pinem, 2009 kontrasepsi suntik terbagi menjadi 2 jenis
yaitu:
a) Suntik Kombinasi, jenis suntikan kombinasi yaitu : 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat, dan 50 mg
Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat.
b) Suntik Progestin, jenis suntik progestin yaitu : 150 mg Depo
Medroxyprogesteron Asetat (DMPA), Depo-Provera dan 200 mg
Norethindrone enantahate atau Noristerat (NET-EN).
4). Implant
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat
dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada
lengan atas.(Handayani, 2010: 116).
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metode KB yang
paling efektif, murah, aman, dan mempunyai nilai demografi yang
tinggi.(Manuaba, 2010: 620).
Menurut Handayani, 2010 kontrasepsi mantap dibagi menjadi 2
jenis yaitu:
1). Kontrasepsi Mantap Pada Pria (Vasektomi)
Suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat
aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang
singkat dan tidak memerlukan anastesi umum.
2). Kontrasepsi mantap pada wanita (Tubektomi)
Setiap tindakan pada kedua saluran telur yang mengakibatkan
orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan
lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut
tubektomi atau sterilisasi.
C. Konsep Dasar Suntik Kombinasi 1. Definisi suntik
kombinasiSuntik kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi
hormon sintesis estrogen dan progesteron (Handayani, 2010: 106)
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM
sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat Dan 5 mg
Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali
(Pinem,2009: 276).
2. Mekanisme Kerja Suntik KombinasiMenurut Handayani, 2010.
Mekanisme kerja KB suntik Kombinasi adalah :
a. Menekan Ovulasi
b. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
c. Mempertebal mukus serviks (mencegah penetrasi sperma)
d. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan
proses implantasi
3. Keuntungan/ManfaatManfaat atau keuntungan kontrasepsi suntik
kombinasi, menurut handayani, 2010 :
a. Tidak berpengaruh pada hubungan suami isteri
b. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
c. Klien tidak perlu menyimpan obat
d. Resiko terhadap kesehatan kecil
e. Efek samping sangat kecil
f. Jangka panjang
Manfaat atau keuntungan Non Kontrasepsi menurut Handayani, 2010
:
a. Mengurangi jumlah perdarahan sehingga mengurangi anemia
b. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
c. Dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause
d. Mencegah kanker ovarium dan endometrium
e. Mencegah kehamilan ektopik
f. Mengurangi nyeri haid
4. Kerugian suntik kombinasiMenurut Pinem saroha, 2009: 277
kerugian suntikan kombinasi yaitu :
a. Terjadi perubahan pola haid seperti haid tidak teratur,
perdarhan bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.
b. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan. Biasanya suntikan
ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
c. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapat
suntikan
d. Bila digunakan bersamaan dengan Fenitoin dan Barbiturat (obat
epilepsi) atau Rifampisin (obat untuk tuberkulosis), efektifitasnya
berkurang
e. Dapat menyebabkan efek samping serius seperti serangan
jantung , stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan
timbulnya tumor hati
f. Peningkatan berat badan
g. Tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular seksual,
hepatitis B virus atau HIV / AIDS
h. Pemulihan kesuburan kemungkinan terlambat setelah pemakaian
pil berhenti
5. Indikasi Suntik Kombinasia. Usia reproduksi, telah memiliki
anak atau belum
b. Ingin menggunakan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
c. Memberikan ASI pasca persalinan > 6 bulan
d. Pasca persalinan tetapi tidak menyusui
e. Anemia
f. Nyeri haid hebat, haid teratur
g. Riwayat kehamilan ektopik
h. Sering lupa minum pil
(Pinem, 2009:277)
6. Kontraindikasi Suntik Kombinasia. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan pervaginam tak jelas penyebabnya
c. Perokok usia >35 th yang merokok
d. Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi (>180 /
110)
e. Riwayat Thromboemboli atau DM > 20 th
f. Penyakit hati akut
g. Keganasan payudara
h. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
i. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migraine
(Handayani, 2010: 108)
7. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan kombinasia.
Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
b. Bila suntikan pertama diberikan setelah 7 hari siklus haid,
klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya
atau gunakan kontrasepsi lain
c. Bila klien tidak haid maka pastikan tidak hamil, suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat. Klien tidak boleh melakukan
hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau gunakan kontrasepsi
lain
d. Pasca persalinan 6 bulan, menyusui dan belum haid maka harus
pastikan tidak hamil, suntikan dapat diberikan
e. Pasca persalinan < 6 bulan, menyusui serta telah
mendapatkan haid,maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid
hari 1 dan 7
f. Pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan
kombinasi dapat di berikan
g. Pasca keguguran suntikan kombinasi dapat segera diberikan
dalam waktu 7 hari
h. Ganti cara :
1). Suntikan lain sesuai jadwal
2). Hormonal kombinasi lain, gunakan benar, segera berikan, jika
ragu tes kehamilan
3). Non hormonal, segera berikan asal tidak hamil, bila
diberikan hari 1-7 siklus tidak perlu kontrasepsi lain
(Handayani,2010 : 109)
8. Cara penggunaan suntik kombinasiMenurut Handayani, 2010: 110
suntikan kombinasi diberikan dengan :
a. Intra muskular, setiap bulan
b. Diulang tiap 4 minggu
c. 7 hari lebih awal, terjadi resiko gangguan perdarahan
d. Setelah hari ke 7 bila tidak hubungan 7 hari kemudian atau
gunakan kontrasepsi lain
9. Efek samping dan penanganana. Amenorea
Penanganannya, singkirkan kehamilan, bila tidak terjadi
kehamilan, dan tidak perlu diberi pengobatan khusus, jelaskan bahwa
darah haid tidak berkumpul dalam rahim. Anjurkan klien untuk
kembali ke klinik bila tidak datangnya haid masih maenjadi masalah.
Bila klien hamil, rujuk klien, hentikan pentuntikan dan jelaskan
bahwa hormon progestin dan estrogen sedikit sekali pengaruhnya pada
janin.
b. Mual/Pusing/Muntah
Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil rujuk. Bila tidak
hamil, informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang
dalam waktu dekat.
c. Perdarahan bercak
Bila hamil rujuk, bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang
lain. Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal biasa.
Bila perdarahan berlanjut dan mengkhawatirkan klien, metode
kontrasepsilain perlu dicari.(Sujiatini, 2011 : 197
D. Konsep Dasar Suntikan Progestin1. Definisi suntikan
progestinSuntikan Progestin merupakan kontrasepsi suntikan yang
berisi hormone progesterone. (Handayani, 2010: 111).
Menurut Handayani, 2010 suntikan progestin terbagi menjadi 2
jenis yaitu Depo Medroxyprogesterone Asetat, Depo-Provera (DMPA) :
150 mg depot-medroxyprogesterone acetat yang diberikan seyiap 3
bulan dan Noristerat (NET-EN): 200 mg norethindrone enanthate yang
diberikan setiap 2 bulan.
2. Mekanisme Kerja Suntik KombinasiMenurut Handayani, 2010
mekanisme kerja suntik progestin yaitu :
a. Menekan ovulasi
b. Lender serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa
c. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk
implantasi dari ovum yang sudah dibuahi
d. Mungkin mempengaruhi kecepatan yranspor ovum di dalam tuba
falopii
3. Keuntungan/ManfaatMenurut Pinem, 2009: 271 keuntungan
kontrasepsi adalah :
a. Sangat efektif, dan mempunyai efek pencegahan kehamilan
jangka panjang
b. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
c. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
d. Tidak mempengaruhi ASI
e. Efek samping sedikit
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
g. Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia di atas 35 tahun
sampai perimenopause
h. Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
i. Menurunkan kejadian jinak payudara
j. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
k. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
4. Keterbatasan Suntik Progestina. Sering ditemukan gangguan
haid. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi amenorea
perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, perubahan dalam
frekuensi, lama dan banyaknya darah yang keluar, atau tidak haid
sama sekali.
b. Pada waktu tertentu harus kembali untuk mendapat suntikan
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikut
d. Peningkatan berat badan
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular seksual,
inveksi HIV, hepatitis B virus
f. Setelah pemakaian dihentikan kesuburan terlambat kembali
karena pelepasan obat suntikan dari depannya belum habis
g. Pada penggunaan jangka panjang, terjadi perubahan pada lipid
serum, dapat sedikit menurunkan densitas (kepadatan) tulang, dapat
menimbulakn kekeringan pada vagina, menurunkan libido, dapat
menimbulakan gangguan emosi (tetapi jarang), sakiit kepala,
jerawat, nervositas.(Pinem,2009: 271)
5. Indikasi Suntikan Progestina. Wanita dari semua usia subur
atau paritas yang :
1). Menginginkan metoda yang efektif dan bias dikembalikan
lagi
2). Sedang dalam masa nifas dan tidak sedang menyusui
3). Sedang menyusui (6 minggu atau lebih masa nifas)
4). Pasca aborsi
5). Perokok (dari semua umur, sebanyak apapun)
6). Tidak peduli dengan perdarahan atau amenorrhea yang tidak
teratur
b. Wanita dari kelompok usia subur atau paritas manapun yang
:
1) Mengalami nyeri haid dari yang sedang hingga yang hebat
2) Makan obat untuk epilepsi atau tuberculosis
3) Mengalami tekanan darah tinggi atau masalah pembekuan
darah
4) Lebih menyukai untuk tidak atau tidak boleh menggunakan
estrogen
5) Tak bias mengingat untuk makan pil setiap hari
6) Lebih menyukai metode yang tidak berkaitan dengan hubunagan
seks. (Handayani,2010: 113)
6. Kontraindikasi Suntikan Progestina. Sedang hamil (diketahui
atau dicurigai)
b. Sedang mengalami perdarahan vaginal tanpa diketahui sebabnya
(jika adanya masalah serius dicurigai)
c. Mengalami kanker payudara
d. Sedang menyusui (< 6 minggu pasca persalinan)
e. Mengalami sakit kuning (hepatitis virus simptomatik atau
sirhosis)
f. Menderita tekanan darah tinggi (180/110)
g. Menderita penyakit jantung iskhemik (sedang atau belum
sekarang ini)
h. Pernah mengalami stroke
i. Menderita tumor hati (adenoma atau hepatoma)
j. Menderita diabetes (selama lebih dari 20 tahun).
(Handayani,2010: 113)
7. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan ProgestinMenurut Handayani,
2010: 114 suntikan diberikan pada waktu :
a. Injeksi awal
1) Hari ke 1 sampai 7 dari siklus haid
2) Setiap saat selama siklus haid dimana anda merasa yakin bahwa
pasien tersebut tidak hamil
3) Postpartum
a)Segera jika tidak sedang menyusui
b) Setelah 6 bulan jika menggunakan LAM
c)Paksa aborsi: segera atau dalam waktu 7 hari
b. Injeksi ulang :
1) DMPA : hingga 4 minggu lebih awal atau terlambat
2) NET-EN : hingga 2 minggu lebih awal atau terlambat
8. Efek Samping dan PenangananMenurut Handayani,2010: 114 efek
samping penggunaan suntik progestin adalah:
a. Amenorrhea
1) Meyakinkan pada klien bahwa itu adalah hal yang biasa, bukan
merupakan efek samping yang serius.
2) Mengevaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama
jika terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur.
3) Jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan
kontrasepsi oral kombinasi.
b. Perdarahan hebat atau tidak teratur
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal
ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan
pengobatan.
c. Pertambahan tau kehilangan berat badan (perubahan nafsu
makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 kg dapat
saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan BB klien terlalu
mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode
kontrasepsi yang lain.
E. Pengertian Berat BadanBerat badan merupakan ukuran
antropometri yang terpenting. Berat badan dapat dipergunakan untuk
melihat laju pertumbuhan fisik, maupun status gizi, kecuali
terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asitas, edema dan
adanya tumor.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan
mineral pada tulang.(Supariasa, 2002 : 39).
Berat badan dapat memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot
dan lemak), karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan
keadaan yang mendadak, misalnya terserang penyakit/infeksi,
menurunnya nafsu makan, menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi,
dan oleh karena adanya bencana alam dan keadaan darurat lainnya.
Berat badan dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan.
Dalam keadaan normal, berat badan akan berkembang mengikuti
pertambahan umur, sedangkan dalam keadaan abnormal, terdapat 2 (dua
) kemungkinan dalam perkembangan berat badan, yaitu dapat
berkembang lebih cepat atau dapat berkembang lebih lambat. Berat
badan dapat di ukur dengan menggunakan timbangan, seperti : dacin,
salter, timbangan injak, timbangan injak, timbangan detecto,
seca.(Proverawati, 2011 : 146)
F. Perilaku KesehatanMenurut Skinner yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2010 : 23) perilaku kesehatan adalah respons seseorang
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,
penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit
(kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman,dan pelayanan
kesehatan.
Menurut Notoatmodjo, (2010 : 22) faktor-faktor terbentuknya
perilaku dibedakan menjadi 2 yakni : faktor internal mencakup
perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan
sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan, baik
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
sebagainya.
1. PengetahuanPengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia,
atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya. Pengetahuan
seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang
berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkatan yakni
(Notoatmodjo,2010: 27) :
a. Tahu (know)
Tahu diartikann sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b.Memahami (comprehension)
Memahami suatu suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang
iketahui tersebut.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapt menggunakan atu mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut paa situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat alam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis
adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau
memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap
pengetahuan atau objek tersebut.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
2. Sikap (attitude)Sikap merupakan respons tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang,
setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).
(Notoatmodjo, 2010 : 29)
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai
tingkatan-tingkatan berdasarkan intensitasnya sebagai berikut:
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau menerima stimulus
yang diberikan (obyek).
b. Menanggapi (responding)
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subyek atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan
orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan
orang lain merespon.
d. Bertanggungjawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab
terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil
sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil
resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko
lain.
G. Kerangka TeoriLawrence Green dalam teorinya menyatakan bahwa
kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor
pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar
perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri
ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu (Notoatmodjo,2007:
178)
1. Faktor-faktor predisposisi (presdisposing factors), yang
terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
nilai-nilai dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud
dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya
puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan
sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.