Top Banner
KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI HABITAT IKAN DI PERAIRAN PANTAI MANOKWARI PAPUA BARAT HERRY KOPALIT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
93

KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Mar 18, 2019

Download

Documents

ledien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI HABITAT IKAN DI PERAIRAN PANTAI MANOKWARI

PAPUA BARAT

HERRY KOPALIT

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2010

Page 2: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul“ Kajian Komunitas Padang Lamun Sebagai Fungsi Habitat Ikan Di Perairan Pantai Manokwari Papua Barat” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, September 2010

Herry Kopalit

NRP C252080324

Page 3: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

ABSTRACT

HERRY KOPALIT.

Analysis of Seagrass Beds As Fish Habitats Function in Manokwari Coastal Waters, West Papua Province. Under direction of MOHAMMAD MUKHLIS KAMAL and ARIO DAMAR

Manokwari waters serve as one of the region in Indonesia that high in marine biodiversity including seagrass and fish which justify the urgent need to preserve these waters along with the resources that make up the whole system. However, research and information about marine resources in Manokwari in general about seagrass and fish in particular are still limited. This study aims are to assess the distribution, composition and community structure of seagrass and fish; and examine the difference in fish species associated with seagrass beds by comparing healthy and damaged beds. Based on the results of the research carried out in Rendani, Wosi and Lemon Island, eight species of seagrass were found: Cymodocea rotundata,Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halodule uninervis, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides. As far as the assessment of cover percentage is concerned, the seagrass beds in Rendani were found healthy with a 60% cover, while the ones in Wosi and Lemon Island were less healthy (40% cover). A total number of 596 individual fishes from 33 species and 19 families were observed. In Rendani, Apogonidae family was found to be the most common with the highest number of individual fishes observed from three species (Apogon guamensis, Fowleria punctata and Siphamia sp). The family of Atherinidae was abundant in Wosi (i.e. Atherinomorus duodecimalis) with brackish water and sloping areas that make it a favorable habitat for this family. Highest day catches were observed with the juvenile stadia (65% of total catches), followed by pre-adult stadia and adult stadia (20% and 15% respectively). Rather similar trend was also noticeable for the evening catch: 44% juvenile, 30% adult, and 26% pre-adult.

Keywords : seagrass,

Rendani, Wosi and Lemon island, cover percentage, healthy

Page 4: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

RINGKASAN

HERRY KOPALIT. Kajian komunitas padang lamun sebagai fungsi habitat ikan di perairan Manokwari Papua Barat. Dibawah bimbingan Mohammad Mukhlis Kamal dan Ario Damar selaku Ketua dan Anggota Komisi Pembimbing

Secara ekologis ekosistem padang lamun di perairan pesisir dapat berperan sebagai daerah perlindungan ikan-ikan ekonomis penting seperti ikan baronang dan penyu, menyediakan nutrien ke perairan sekitarnya, memiliki fungsi sebagai produsen primer, pendaur ulang zat hara, sebagai habitat biota, tempat memijah ikan, mencari makan berbagai biota laut, stabilisator dasar perairan, perangkap sedimen, penahan erosi dan dapat memproduksi 10 gr bahan kering daun per hari. Pada habitat padang lamun hidup berbagai macam spesies hewan, yang berasosiasi dengan padang lamun, sebagai contoh di perairan teluk Ambon ditemukan 48 famili dan 108 jenis ikan yang adalah sebagai penghuni lamun, di Teluk Banten ditemukan 360 spesies, Pulau Bintan 33 jenis ikan dari 22 famili dan 72 jenis dari 39 famili ikan yang berasosiasi dengan lamun di teluk Awur Jepara. Kondisi ekosistem padang lamun di perairan pesisir Indonesia telah mengalami kerusakan sekitar 30%-60%. Kerusakan padang lamun di Manokwari berada dalam status kurang kaya dan miskin dengan prosentase 14-45% tahun 2008 dan 1-16% tahun 2009. Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut yang perlu dilestarikan karena dapat memberikan kontribusi pada peningkatan hasil perikanan dan sektor pariwisata. Namun penelitian dan informasi mengenai ekosistem ini masih sangat terbatas. Mengingat pentingnya peranan lamun dan ikan yang hidup didalamnya bagi ekosistem perairan laut dan semakin banyaknya tekanan dari aktivitas manusia maupun secara alami, maka perlu diupayakan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk 1. mengkaji sebaran dan komposisi serta struktur komunitas lamun, 2. Untuk mendapatkan gambaran komposisi spesies, distribusi dan kelimpahan spesies ikan, 3. Mengetahui perbedaan spesies ikan-ikan yang berasosiasi dengan padang lamun yang masih baik dan sudah rusak. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi data bagi pembangunan pesisir di Manokwari secara berkelanjutan.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2010 di lokasi Rendani, Wosi dan Pulau Lemon. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel lamun yaitu metode acak terstruktur dengan menggunakan transek kuadrat karena berhubungan dengan analisa penelitian pemisahan lamun dari segi densitas dan identifikasi disuatu perairan Untuk memudahkan, pengambilan sampel dilakukan pada saat surut terendah dengan bantuan peralatan “snorkeling”. Pada setiap lokasi ditentukan 3 garis transek yang diletakkan tegak lurus garis pantai dan setiap garis transek ditempatkan 10 kuadran berukuran 50 x 50 cm. Ukuran ini adalah sangat efisien dalam jumlah yang besar dan sangat memadai untuk cakupan ukuran dan distribusi dari organisme.

Page 5: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Jenis-jenis lamun yang di temukan dan diidentifikasi selama penelitian sebanyak 8 jenis lamun yang termasuk dalam 2 suku yaitu Cymodocea (Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia dan Syringodium isoetifolium) dan Hydrocharitaceae (Halophila ovalis, Halodule uninervis, Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides). Total penutupan di 3 lokasi yang paling besar pada lokasi Rendani dengan tutupan 60%, diikuti oleh Wosi dan pulau Lemon yang masing-masing 40%. Nilai tutupan pada lokasi Rendani masuk dalam status padang lamun dengan kondisi Baik, sedangkan lokasi Wosi dan pulau Lemon adalah Kurang kaya/kurang sehat (Kepmen Negara LH No 200 Tahun 2004). Nilai INP tertinggi di setiap lokasi adalah beragam dimana T. hemprichii paling tinggi di lokasi Rendani dengan nilai 55.70 H. ovalis mendominasi di Lokasi Wosi dengan nilai INP 40.15 dan C. serrulata pada lokasi pulau Lemon dengan nilai 18.46. Penangkapan sampel ikan dilakukan pada siang dan malam hari. Penangkapan sampel ikan dilakukan dengan menggunakan dua jaring yaitu jaring kantong (fyke net) dan jaring insang (gill net). Penangkapan dengan kedua jaring dilakukan pada saat antara pasang dan surut sedalam 1-1.5 m. Jaring kantong biasanya terdiri dari dua buah sayap besar dan satu kantung dimana sebagian besar dari jaring ini bentuknya hampir menyerupai bentuk jaring pukat harimau (trawl). Dengan menggunakan jaring ukuran 1 mm dengan panjang 25 m dilakukan penangkapan dari arah laut ke darat secara menyapu dan dilakukan pengurungan. Sedangkan untuk jaring insang berukuran panjang 30 m lebar 1.3 m dan ukuran mata jaring 1 cm. Jaring insang diletakkan di daerah dengan kedalaman 1.5 m dan dibiarkan selama 2 jam.

Jumlah total ikan yang ditangkap selama penelitian berjumlah 596 individu ikan dari 33 spesies dan 19 famili. Famili Apogonidae merupakan famili paling banyak ditemukannya jumlah individu yaitu di Rendani dengan 3 jenis (Apogon guamensis Valenciennes, Fowleria punctata Tesch dan Siphamia species Weber) dengan jumlah 114 individu ikan dan pulau Lemon 1 jenis (Apogon guamensis Valenciennes) dari 166 individu ikan. Walaupun famili Apogonidae merupakan ikan malam (nokturnal nekton) namun pada siang hari famili ini mencari mangsa di padang lamun. Famili ini juga mendiami daerah yang dangkal 1-5 m. Pada lokasi Wosi yang paling banyak adalah famili Atherinidae yaitu Atherinomorus duodecimalis Valenciennes dengan jumlah 151 individu ikan. Famili Atherinidae khususnya spesies Atherinomorus guamensis merupakan spesies yang mendiami daerah air payau, didaerah yang dangkal dan sering bergerombol (schooling).

Jika dilihat dari kelimpahan famili yang paling banyak ikan hasil tangkapan adalah pada lokasi Rendani yaitu 10 famili pada siang hari dan 9 famili pada malam hari. Ini disebabkan oleh lokasi Rendani yang merupakan lokasi yang kompleks dimana terdiri akan terumbu karang, padang lamun dan mangrove. Kelimpahan ikan sering terjadi karena terdapat suatu komunitas yang kompleks yang terdiri akan terumbu karang, lamun dan mangrove.

Nilai Indeks keanekaragaman yang paling tinggi yaitu pada Lokasi Rendani siang hari. Walaupun dari hasil jumlah ikan sedikit tapi lokasi Rendani tangkapan siang hari keanekaragamannya tinggi yaitu 2,65 sehingga masuk dalam kriteria keanekaragaman jenis tinggi. Terlihat pada daerah ini lokasinya sangat

Page 6: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

kompleks yang disenangi ikan. Sedangkan lokasi Wosi dan pulau Lemon masuk dalam kriteria keanekaragaman jenis sedang dan rendah.

Hasil nilai indeks keseragaman juga bervariasi pada siang dan malam hari untuk setiap lokasi. Rendani pada siang hari 0.76 mendekati nilai 1 dengan kriteria keseragamannya besar, berbeda dengan siang hari yang memiliki keseragaman sedang. Lokasi Wosi memiliki nilai keseragaman mendekati 1 pada malam hari yaitu 0.70 berbeda dengan siang hari yang masuk dalam kriteria keseragaman kecil. Pulau Lemon masuk dalam kriteria keseragaman besar untuk malam hari dengan nilai 0.91 dibanding siang hari 0.19 yaitu keseragaman kecil. Lokasi Wosi dan Rendani walaupun memiliki nilai indeks keanekaragaman lebih sedikit dibanding lokasi Rendani tetapi memiliki nilai dominansi yang tinggi yaitu 0.87 dan 0.89. Nilai dominansi ini mengartikan ada salah satu yang mendominansi. Untuk lokasi Wosi siang spesies yang mendominansi yaitu A. duodecimalis sedangkan lokasi pulau Lemon siang yaitu A. guamensis. Jika mengikuti kriteria Magurran 2004 lokasi Wosi siang dan pulau Lemon siang masuk dalam kriteria dominasi tinggi, sedangkan lokasi yang lain masuk dalam kriteria dominansi rendah.

Ukuran ikan yang tertangkap rata-rata berukuran juvenil. Tangkapan siang yang paling besar adalah stadia juvenil yaitu 65% diikuti oleh stadi pra-dewasa yaitu 20% dan stadia dewasa yaitu 15%. Untuk tangkapan malam yang paling banyak juga yaitu stadia juvenil yaitu 44% diikuti stadia dewasa yaitu 30% dan pra-dewasa yaitu 26%. Untuk analisis isi perut ikan-ikan dibeberapa lokasi yang paling banyak dimakan yaitu jenis ikan yaitu 65%, diikuti krustacea 16%, polychaeta 8%, detritus 5% dan insekta serta tumbuhan yang masing-masing 3%. Hasil ini menduga jika padang lamun berfungsi sebagai area mencari makan (feeding ground). Total penutupan di 3 lokasi yang paling besar pada lokasi Rendani dengan tutupan 60%, diikuti oleh Wosi dan pulau Lemon yang masing-masing 40%. Nilai tutupan pada lokasi Rendani masuk dalam status padang lamun dengan kondisi Baik, sedangkan lokasi Wosi dan pulau Lemon adalah Kurang kaya/kurang sehat. Alternatif pengelolaan adalah; (1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bentuk penyuluhan tentang peranan padang lamun dalam rangkah pengelolaan pesisir pantai Manokwari; (2) rehabilitasi lamun; (3) pelarangan pengrusakan lamun pada saat menangkap ikan; (4) melibatkan stakeholder; dan (6) efektivitas pengawasan

Kata kunci : lamun,

Rendani, Wosi, pulau Lemon, prosentase tutupan, kurang sehat

Page 7: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah;

b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya

tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 8: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI HABITAT IKAN DI PERAIRAN PANTAI MANOKWARI

PAPUA BARAT

HERRY KOPALIT

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2010

Page 9: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc

Page 10: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Judul Penelitian : Kajian Komunitas Padang Lamun Sebagai Fungsi

Habitat Ikan Di Perairan Pantai Manokwari Papua Barat

Nama mahasiswa : Herry Kopalit

Nomor Pokok : C252080324

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Disetujui

Komisi Pembimbing

Diketahui

Tanggal Ujian: 1 September 2010 Tanggal Lulus:

Ketua Komisi Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc

Anggota Komisi Dr. Ir. Ario Damar, M. Si

Ketua Program Studi

Dekan Sekolah Pasca Sarjana IPB

Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S

Page 11: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

penyertaan dan perlindungan-Nya sehingga laporan penelitian yang berjudul “Kajian Komunitas Padang Lamun Sebagai Fungsi Habitat Ikan Di Perairan Pantai Manokwari Papua Barat” dapat diselesaikan. Manfaat dari penelitian ini untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan sehingga dampak dari pembangunan di kawasan padang lamun tidak memberikan pengaruh negatif terhadap keberadaan komunitas ikan di sekitarnya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc dan Dr. Ir. Ario Damar, M.Si, selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membantu penulis dalam diskusi dan memberi masukkan dan saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB beserta staf, Rektor UNIPA beserta staf, Tim Pengelola COREMAP World Bank yang telah memberikan bantuan beasiswa. Juga kepada teman-teman yang telah membantu dalam penelitian di lapangan maupun di laboratorium, yaitu Rangga Namserna, S.Ik, Abraham Rumfabe, S.Pi, Frangkly Lahumeten, S.Pi., Sem Marin, S.Pi., Michael Tarukbua, S.Pi., Tumpak Sihite, S.Ik., serta kepada semua pihak lainnya yang sudah membantu dalam diskusi, saran dan doa sehingga penelitian ini selesai.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan karena itu masukan untuk melengkapi dan memperbaiki tulisan ini sangat diharapkan. Semoga tulisan penelitian ini bisa bermanfaat.

Bogor, September 2010

Herry Kopalit

Page 12: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Manado, 8 November

1974 dari Ayah Gabriel Kopalit dan Ibu Henny Loho

(alm). Penulis merupakan putra keempat dari empat

bersaudara.

Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi

Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado dan

lulus tahun 2001. Penulis bekerja sebagai staf pengajar Jurusan Perikanan

Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Papua sejak

tahun 2005. Pada tahun 2008 diberi kesempatan mengikuti program magister

sains di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan dan juga

University of The Ryukyus (Japan) atas bantuan COREMAP World Bank.

Page 13: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

xviii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL......................................................................................... xx

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxii

1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 2 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 1.5 Hipotesis .................................................................................................. 5

2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7 2.1 Padang Lamun, Fungsi dan Manfaat ............................................... 7 2.2 Peran Padang Lamun Bagi Ikan ...................................................... 10 2.2.1 Sebagai Daerah Asuhan dan Perlindungan ............................. 10 2.2.2 Sebagai Makanan Ikan ........................................................... 11 2.2.3 Sebagai Tempat mencari Makan (feeding ground) ................. 12

3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 13 3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 13 3.2 Alat dan Bahan..................................................................................... 15 3.3 Metode Pengambilan Data ................................................................ 15 3.3.1 Kualitas Perairan ..................................................................... 15 3.3.2 Sampling Lamun ..................................................................... 16 3.3.2.1 Prosentase Penutupan Lamun ........................................ 3.3.2.2 Analisis Kerapatan dan Kerapatan Relatif Spesies Lamun ........................................................................... 17 3.3.2.3 Frekuensi dan Frekuensi Relatif Spesies Lamun ............ 18 3.3.2.4 Penutupan dan Penutupan Relatif Spesies Lamun .......... 18 3.3.2.5 Indeks Nilai Penting Spesies Lamun .............................. 19 3.3.2.6 Biomassa Lamun ........................................................... 19

3.3.2.7 Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (E) dan Dominansi Lamun (Cd) ........................................ 20

3.3.3 Pengambilan Sampel Ikan ....................................................... 21 3.3.3.1 Komposisi Jenis Ikan ................................................. 23

3.3.3.2 Frekuensi, Indeks Keanekargaman (H’), Indeks Keseragaman (E) dan Dominansi (Cd) Jenis Ikan .... 23

3.3.3.3 Analisis Kebiasaan Makan Ikan ................................. 25 3.3.3.4 Distribusi Spasial Antara Lokasi Penelitian Dengan Beberapa Variabel-Pengamatan Penelitian ................. 25 3.3.3.5 Keterkaitan Antara Padang Lamun Dengan Jumlah Famili Ikan ................................................................ 25

Page 14: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

xix

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 27 4.1 Kondisi Habitat Lokasi Penelitian ...................................................... 27 4.2 Parameter Kualitas Perairan ............................................................... 27 4.2.1 Suhu ........................................................................................ 27 4.2.2 pH............................................................................................ 29 4.2.3 Oksigen Terlarut (DO) ............................................................. 29 4.2.4 Kecepatan Arus........................................................................ 30 4.2.5 Salinitas ................................................................................... 30 4.2.6 Kekeruhan (turbidity) ............................................................... 31 4.2.7 Total Fosfat.............................................................................. 32 4.2.8 Nitrat ....................................................................................... 32 4.2.9 Kedalam Air ............................................................................ 33 4.3 Struktur Komunitas Lamun ................................................................ 33 4.3.1 Komposisi Jenis dan Sebaran Lamun ....................................... 33 4.3.2 Kerapatan, Frekuensi, Penutupan dan INP Spesies Lamun ....... 34 4.3.3 Biomassa Lamun ..................................................................... 39 4.3.4 Indeks Keanekaragaman (H’) Keseragaman (E) dan Dominansi (Cd) Jenis Lamun.................................................................... 42 4.4 Struktur Komunitas Ikan .................................................................... 43 4.4.1 Komposisi Jenis ....................................................................... 43 4.4.2 Frekuensi, Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominansi (Cd) ..................................................................... 47 4.4.3 Kebiasaan Makanan Ikan ......................................................... 48 4.5 Distribusi Spasial Antara Lokasi Penelitian Dengan Beberapa Variabel Pengamatan Penelitian ...................................................................... 49 4.6 Keterkaitan Antara Padang Lamun Dengan Jumlah Famili Ikan ........ 50 4.7 Implikasi Pengelolaan ........................................................................ 51

5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 53 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 53 5.2 Saran ................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 54

LAMPIRAN ................................................................................................. 63

xix

Page 15: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

xx

DAFTAR TABEL Halaman

1. Sebaran geografis spesies lamun yang ada di Indonesia .......................... 8

2. Letak posisi geografis transek pada lokasi penelitian .............................. 13

3. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ................................... 15

4. Status padang lamun menurut Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup No 200 Tahun 2004 .............................................................................. 18

5. Hasil rerata pengukuran parameter fisika-kimia di Perairan Manokwari Dibandingkan dengan baku mutu air laut Kepmen Negara dan Lingkunan

HidupNo 51Tahun 2004 ......................................................................... 28 6. Jenis dan sebaran jenis lamun pada lokasi penelitian .............................. 34

7. Jumlah tegakan individu lamun .............................................................. 35

8. Frekuensi (%) jenis lamun ...................................................................... 36

9. Penutupan (%) Jenis Lamun ................................................................... 37

10. Biomassa lamun dalam berat basah dan berat kering .............................. 40

11. Nilai keanekaragaman (H’), keseragaman (E) dan dominansi (Cd) lamun 42

12. Jenis dan famili ikan yang berasosiasi dengan padang lamun di berbagai lokasi penelitian (Supratomo 2000) ........................................................ 44

13. Kelimpahan, Jumlah famili, frekuensi keterdapatan, indeks Keanekaragaman H’), Indeks Keseragaman (E) dan Dominansi (Cd) ..... 46

Page 16: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

xxi

DAFTAR GAMBAR Halaman

1. Diagram alir penelitian ........................................................................... 4

2. Morfologi lamun (Community Environment Network 2005) ................. 8

3. Peta lokasi penelitian ............................................................................. 14

4. Skematik sampling pengamatan lamun ................................................... 16

5. Jaring kantong (fyke net) ........................................................................ 22

6. Jaring insang (gill net) ............................................................................ 22

7. Kerapatan jenis lamun pada setiap lokasi ............................................... 35

8. Nilai INP jenis lamun di setiap lokasi ..................................................... 38

9. Prosentase selisih biomassa .................................................................... 41

10. Kelimpahan famili ikan hasil penelitian.................................................. 43

11. Prosentase spesies ikan berdasarkan ukuran panjang total ikan ............. 45

12. Prosentase makanan ikan di beberapa lokasi........................................... 47

13. Spesies Secutor rucorius yang memakan fraksi ikan.............................. 47

14. Distribusi spasial antara lokasi penelitian dengan variabel pengamtan penelitian dengan menggunakan Analisis Komponen Utama (AKU)

(Principal Component Analisys/PCA) .................................................... 49 15. Hubungan antara kelimpahan ikan dengan tutupan lamun ...................... 48

Page 17: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lokasi penelitian .................................................................................... 65

2. Beberapa substrat pada lokasi penelitian................................................. 66

3. Parameter kualitas perairan .................................................................... 67

4. Kedalaman air ........................................................................................ 68

5. Komposisi dan jumlah spesies ikan ........................................................ 69

6. Kelimpahan famili pada setiap lokasi ..................................................... 72

7. Kategori kelas ikan berdasarkan ukuran panjang .................................... 73

8. Beberapa variabel dalam analisis komponen utama (AKU) .................... 74

9. Analisis komponen utama (AKU)/Principal Component Analisys (PCA) 76

10. Hasil Anova/sidik ragam hubungan cover tutupan lamun dengan Jumlah individu ikan .............................................................................. 77

11. Jenis komposisi lamun ........................................................................... 78

Page 18: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara ekologis ekosistem padang lamun di perairan pesisir dapat berperan

sebagai daerah perlindungan ikan-ikan ekonomis penting seperti ikan baronang dan

penyu, menyediakan nutrien ke perairan sekitarnya (Fortes 1990). Lebih jauh

Kiswara (1997); Kikuchi dan Peres (1977) menjelaskan ekosistem padang lamun

di daerah pesisir memiliki fungsi sebagai produsen primer, pendaur ulang zat hara,

sebagai habitat biota, tempat memijah ikan, mencari makan berbagai biota laut,

stabilisator dasar perairan, perangkap sedimen, penahan erosi, dan dapat

memproduksi 10 gr bahan kering daun per hari.

Padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut sebagai

tempat perlindungan dan persembunyian dari predator dan arus yang tinggi.

Hewan yang hidup pada padang lamun ada yang sebagai penghuni tetap ada pula

yang bersifat sebagai penghuni tidak tetap. Hewan yang datang sebagai

penghuni tidak tetap biasanya untuk memijah atau mengasuh anaknya seperti

ikan. Selain itu, ada pula hewan yang datang mencari makan seperti duyung

(dugong-dugong) dan penyu (turtle) yang memakan lamun Syringodium

isoetifolium dan Thalassia hemprichii (Nontji 1987). Lamun sebagai sumber

bahan makanan baik daunnya maupun epifit atau detritus. Jenis-jenis polichaeta

dan hewan–hewan nekton juga banyak didapatkan pada padang lamun. Lamun

juga merupakan komunitas yang sangat produktif sehingga jenis-jenis ikan dan

fauna invertebrata melimpah di perairan ini. Lamun juga memproduksi sejumlah

besar bahan bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan

fauna.

Pada padang habitat lamun hidup berbagai macam spesies hewan, yang

berasosiasi dengan padang lamun, sebagai contoh menurut Nybakken (1988) di

perairan teluk Ambon ditemukan 48 famili dan 108 jenis ikan yang adalah sebagai

penghuni lamun, sedangkan di Kepulauan Seribu sebelah utara Jakarta di

temukan 78 jenis ikan yang berasosiasi dengan padang lamun. Menurut Dahuri

(2003) ditemukan 360 spesies di teluk Banten, sedangkan Nasution (2003b)

menemukan 33 jenis ikan dari 22 famili di Pulau Bintan; Merryanto (2000)

Page 19: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

2

menemukan 72 jenis dari 39 famili ikan yang berasosiasi dengan lamun di teluk

Awur Jepara. Dalam Nybakken (1988) selain ikan, sapi laut dan penyu serta

banyak hewan invertebrata yang berasosiasi dengan padang lamun, seperti: Pinna

sp. beberapa Gastropoda, Lambis, Strombus, teripang, bintang laut, beberapa

jenis cacing laut dan udang (Penaeus doratum) yang ditemukan di Florida selatan

Perairan Manokwari merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki

jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan-ikan di laut yang tersebar di

sepanjang perairan laut Manokwari yang perlu di lestarikan karena dapat memberikan

kontribusi pada peningkatan hasil perikanan dan sektor pariwisata. Namun penelitian dan

informasi mengenai ekosistem ini masih sangat terbatas. Mengingat pentingnya peranan

lamun dan ikan-ikan yang hidup didalamnya bagi ekosistem perairan laut dan semakin

banyaknya tekanan dari aktivitas manusia maupun secara alami, maka perlu diupayakan

pengelolaan yang baik dan berkelanjutan.

1.2 Perumusan Masalah

Menurut Fortes (1990) mengatakan kondisi ekosistem padang lamun di

perairan pesisir Indonesia telah mengalami kerusakan sekitar 30-40%. Pada

pesisir Pulau Jawa kondisi ekosistem padang lamun telah mengalami gangguan

yang cukup serius akibat pembuangan limbah dan pertumbuhan penduduk dan

diperkirakan sekitar 60% padang lamun telah mengalami kerusakan. Di pesisir

Pulau Bali dan Pulau Lombok gangguan bersumber dari penggunaan potasium

sianida dan telah berdampak pada penurunan nilai penutupan dan kerapatan

spesies lamun

Sementara kerusakan padang lamun di beberapa lokasi di Manokwari

berada dalam status kurang kaya dan miskin dengan prosentase 14 - 45% (Levaan

2008), 1-16% (Lahumeten 2009). Selama ini banyak masyarakat yang

menganggap bahwa areal pesisir mutlak merupakan milik umum yang sangat luas

yang dapat mengakomodasi segala bentuk kepentingan termasuk kegiatan yang

berbahaya sekalipun.

Informasi dan pengetahuan tentang padang lamun pada masyarakat

Manokwari masih sangat rendah terlihat dengan adanya pembuangan sampah dari

beberapa masyarakat ke laut sehingga mencemari laut. Adanya pemanfaatan

Page 20: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

3

padang lamun yang kurang bijaksana sehingga berakibat menurunnya kualitas

padang lamun seperti dijadikan areal budidaya tanpa memperhatikan

perkembangannya. Kegiatan yang bersifat merusak dapat merubah komunitas

lamun dan menghambat perkembangan padang lamun secara keseluruhan.

Tekanan terhadap padang lamun akibat aktivitas penduduk sudah mulai terlihat

seperti eksploitasi sumberdaya di padang lamun yang berlebihan, beberapa

spesies lamun mengalami kerusakan akibat reklamasi pantai baik untuk kegiatan

industri maupun pembangunan pelabuhan (Azkab 1994; Kiswara 1995; Kiswara

& Winardi 1999). Kegiatan-kegiatan ini telah mengurangi luasan padang lamun

seperti yang terjadi di perairan Manokwari, dimana adanya eksploitasi

penangkapan ikan dengan jaring yang merusak padang lamun.

Menyadari pentingnya nilai ekologis dari lamun dan ikan-ikan yang hidup

di dalamnya, maka perlu dilakukan penelitian komposisi dan struktur komunitas

lamun di perairan pesisir Manokwari yang dihubungkan dengan kelimpahan dan

sebaran ikan dan juga karakteristik parameter kualitas perairan. Setelah itu

melihat struktur komunitas lamun apakah masuk dalam kriteria sehat dan kurang

sehat. Diharapakan hasil dari penelitian ini bisa dipakai dalam pengelolaan pesisir

di Manokwari.

Dari uraian diatas, yang digambarkan dalam diagram alir (Gambar 1), ada

beberapa masalah mengenai aktifitas makan harian ikan-ikan di padang lamun

yang mungkin dapat didekati dengan mempelajari ekologinya, yaitu :

1. Bagaimana komposisi, keragaman dan penutupan lamun.

2. Bagaimana struktur komunitas, spesies ikan di padang lamun pada siang dan

malam hari.

3. Bagaimana aktifitas makan kebiasaan makan dan jenis makanan ikan di

padang lamun.

4. Bagaimana pengaruh faktor lingkungan seperti suhu, salinitas dan pasang surut

terhadap aktifitas makan harian ikan terumbu karang ke padang lamun.

Page 21: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

4

Gambar 1 Diagram alir penelitian.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengkaji struktur komunitas serta sebaran dan komposisi lamun.

2. Untuk mendapatkan gambaran komposisi spesies, distribusi dan kelimpahan

spesies ikan.

3. Mengetahui perbedaan spesies ikan-ikan yang berasosiasi dengan padang

lamun yang masih baik dan sudah rusak. Hasilnya dapat dipakai sebagai data

dasar peneliti dalam menunjang penelitian untuk pembuatan zonasi, manajemen

dan monitoring di daerah padang lamun.

Ekosistem Lamun

Padang Lamun Air Biota (Ikan)

• Suhu • Kecepatan Arus • Kekeruhan • pH • DO • Salinitas • Kedalaman • Nitrat • Fosfat

• Tegakkan • Kerapatan • Tutupan • Frekuensi • INP • Keanekaragaman • Keseragaman • Dominansi

• Komposisi Jenis • Kelimpahan • Panjang Total • Frekuensi • Keanekaragaman • Keseragaman • Dominansi

Kondisi Perairan Struktur Komunitas lamun Struktur Komunitas ikan

Kesehatan Ekosistem Lamun

Pengelolaan yang Berkelanjutan

Page 22: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

5

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan pengelolaan ekosistem padang

lamun di perairan pesisir Manokwari berdasarkan pada kepentingan ekologi

sumberdaya alam dan kepentingan ekonomi dan sosial masyarakat nelayan.

2. Dasar pengembangan studi yang lebih mendalam dan luas terutama tentang

keterkaitan fungsi ekosistem padang lamun dengan ekosistem lain serta melakukan

verifikasi terhadap keberadaan padang lamun dalam kaitan dengan fungsinya

sebagai penunjang kehidupan ikan yang ada di lingkungan sekitarnya.

3. Memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan sehingga dampak

dari pembangunan di kawasan padang lamun tidak memberikan pengaruh

negatif terhadap keberadaan komunitas ikan di sekitarnya.

1.5 Hipotesis

a. Semakin baik struktur komunitas padang lamun semakin melimpah ikan yang

hidup didalamnya.

b. Dengan tersedianya berbagai jenis makanan ikan menyebabkan adanya

migrasi, rantai makanan, perbedaan kelimpahan dan komposisi jenis ikan

di padang lamun.

c. Keberadaan makanan ikan di padang lamun berhubungan erat dengan kondisi

lamun yang meliputi kepadatan dan keanekaragaman lamun serta kondisi

lingkunan perairan padang lamun.

d. Lamun akan lebih baik dalam hal kerapatan, tutupan dan keanekaragaman

di lokasi-lokasi yang parameter lebih baik.

e. Ada keterkaitan anatara famili ikan dengan jenis lamun tertentu.

Page 23: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

1. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Padang Lamun, Fungsi dan Manfaat

Lamun tumbuh di perairan dangkal terlindung pada batu yang lunak dan

hidup pada habitat pantai seperti estuari. Istilah lamun pertama kali diperkenalkan

oleh Hutomo (1984) in Kiswara (1999) berdasarkan istilah yang dipakai oleh

nelayan dan masyarakat di pesisir Teluk Banten untuk seluruh jenis “seagrass” saja.

Lamun merupakan tumbuhan laut berbunga (angiospermae) yang memiliki daun,

rhizoma dan akar sejati yang hidup terendam dan bereproduksi di dalam lingkungan

laut (Nasution 2003a; Waycott et al. 2007). Berbeda dengan tumbuhan laut lainnya,

lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji sehingga dapat mengkolonisasi

suatu daerah melalui penyebaran buah yang dihasilkan secara seksual. Penyerbukan

pada lamun terjadi di dalam air dengan bantuan arus dan gelombang (Bengen 2001;

Nontji 1987; Romimohtarto & Juwana, 2001). Jumlah jenis lamun di dunia adalah 58

jenis yang termasuk dalam 4 suku dan 12 marga. Seperti yang tersaji dalam Tabel 1,

di perairan Indonesia ditemukan 12 jenis lamun yang termasuk dalam 2 suku dan 7

marga (Kuo & McComb, 1989; Fortes 1990; Tomascik et al. 1997), serta

penyebarannya (den Hartog 1970).

Tumbuhan lamun mempunyai beberapa sifat yang memungkinkan dapat

berhasil hidup di laut, antara lain (den Hartog, 1970; Philips & Menez 1988): 1)

mampu hidup di media air asin, 2) mampu berfungsi normal di bawah permukaan air,

3) mempunyai sistem berkembang biak secara vegetatif dan generatif, 4) mampu

melaksanakan daur generatif dalam keadaan terbenam, 5) mampu bersaing

(berkompetisi) dengan organisme lain dibawah kondisi lingkungan media air asin.

Faktor biotik dan abiotik mempengaruhi kelimpahan lamun seperti

kedalaman, substrat sehingga akan membentuk pola zonasi lamun. Lamun umunya

hidup di daerah inner tidal dan upper subtidal antara daratan dan terumbu karang.

Disamping pantai berpasir sebagai tinggal lamun, ada juga sisi yang mengarah ke laut

Page 24: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

8

dari daerah mangrove dan bagian dataran terumbu karang (coral reef flats) yang

berhadapan dengan daratan terumbu karang (Hutomo et al. 1993)

Tabel 1 Sebaran geografis spesies lamun yang terdapat di Indonesia

Famili Spesies Wilayah Sebaran

Potamogentonaceae

Halodule uninervis (Forsk.) Aschers. in Boissier 1 2 3 4 5

Halodule pinifolia (Miki) den Hartog + + + + +

Cymodocea rotundata Ehrenberg ex Hempr. ex Aschers.

+ + + + +

Cymodocea serrulata (R. Br.) Aschers. and Magnus + + - - +

Syringodium isoetifolium (Aschers.) Dandy + + + + +

Thalassodendrom ciliatum (Forsk.) den Hartog - - + + +

Hydrocharitaceae

Enhalus acoroides (L.F.) Royle + + + + +

Halophila decipiens Ostenfeld - + - - -

Halophila minor (Zoll.) den Hartog + + + + +

Halophila ovalis (R.Br.) Hook. F. + + + + +

Halophila spinulosa (R.Br.) Aschers. + + - - +

Halophila beccarii Greenway ? ? ? ? ?

Thalassia hemprichii (Ehrenb.) Aschers. + + + + +

Sumber : Hutomo et al. 1993 Keterangan : 1. = Sumatera + = ada 2. = Jawa, Bali dan Kalimantan - = tidak ada 3. = Sulawesi ? = kemungkinan ada 4. = Maluku dan Nusa Tenggara 5. = Papua

Page 25: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

9

Kelimpahan yang tinggi dari organisme di padang lamun terjadi karena lamun

digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator (Sabarini &

Kartawijaya 2008; Hossain 2005), kecepatan arus yang tinggi dan juga sebagai

sumber bahan makanan baik daunnya maupun epifit atau detritus (Adrim 2006; Smith

et al. 2008).

Gambar 2 Morfologi lamun (Community Environment Network 2005).

Apabila air sedang surut rendah sekali atau surut purnama, sebagian padang

lamun akan tersembul keluar dari air terutama bila komponen utamanya adalah

Enhalus acoroides, sehingga burung-burung berdatangan mencari makanan di padang

lamun ini (Nontji 1987).

Menurut Azkab (1988), lamun yang terdiri daun, batang dan akar (Gambar

2) merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping

itu ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan

perkembangan jasad hidup di laut dangkal.

Secara ekologis, padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting bagi

wilayah pulau-pulau kecil yaitu sebagai produsen bagi detritus dan penyedia unsur

hara; mengikat sedimen dan menstabilakan substrat yang lunak dengan sistem

perakaran yang padat dan saling menyilang; sebagai tempat berlindung, mencari

makan, tumbuh besar dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang

Page 26: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

10

melewati masa dewasanya di lingkungan ini, serta sebagai tudung pelindung yang

melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari. Disamping itu juga,

padang lamun dapat dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan budidaya berbagai jenis

ikan, kerang-kerangan dan tiram, tempat rekreasi dan sumber pupuk hijau.

2.2 Peran Padang Lamun Bagi Ikan

Ikan merupakan salah satu organisme yang berasosiasi dengan padang lamun.

Banyak penelitian mengatakan pentingnya padang lamun sebagai habitat untuk ikan

(Sedberry & Carter 1993) di Samudra Hindia (Pinto & Punchiwa 1996) di samudra

Pasifik (Tzeng & Wang 1992) dan di Mozambique (Gullström & Mattis 2004)

Padang lamun umumnya memiliki keanekaragaman jumlah spesies yang besar

dibandingkan yang berdekatan dengan ekosistem tanpa padang lamun (Horinouchi

2006), ini terlihat karena banyak spesies ikan menggunakan padang lamun sebagai

naungan untuk bersembunyi dari predator dan juga sebagai prey spesies; untuk ikan

ukuran kecil seperti juvenile, memiliki habitat padang lamun untuk mengurangi

resiko dimangsa (Shervette et al. 2006). Peran lamun dalam kehidupan ikan dapat

dibagi menjadi tiga, yaitu : sebagai daerah asuhan (nursery ground), sebagai tempat

pemijahan (spawning ground), dan sebagai tempat mencari makan (feeding ground).

2.2.1 Sebagai Daerah Asuhan dan Perlindungan

Peran ini merupakan peran tradisional padang lamun yang kaya akan detritus

organisme, dimana detritus merupakan makanan bagi ikan-ikan muda dan helaian

daun-daun lamun yang lebat dapat digunakan sebagai tempat perindungan ikan-ikan

muda dari ancaman predator (Baker & Sheppard 2006)

Beberapa penelitian tentang komunitas ikan padang lamun, mendapatkan

bahwa sebagian besar ikan di padang lamun adalah ikan-ikan muda (juvenile) dan

beberapa merupakan ikan dewasa yang termasuk dalam familia Pomadasyidae,

Lutjanidae, Scaridae (Springer & Mc Erlan 1962 in Hutomo 1985), Gobiidae,

Leiognathidae dan Teraponidae (Sudara et al. 1989). Sedangkan Hutomo et al.

(1993), dalam penelitian komunitas ikan padang lamun pulau Burung, gugus pulau

Pari, mendapatkan 78 spesies ikan diantaranya adalah ikan-ikan muda seperti Siganus

Page 27: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

11

canaliculatus, Siganus virgatus, Siganus punctatus, Lethrimus sp, Mulloides

samoensis dan Upeneus tragula. Sedangkan menurut Shervette et al. (2006), di

daerah estuari di Florida terdapat 81 spesies ikan yang hidup pada daerah lamun dan

mangrove. Ikan-ikan muda tersebut, tampaknya mulai masuk ke padang lamun pada

masa plantonik hingga tumbuh menjadi ikan muda. Setelah ikan-ikan tumbu menjadi

dewasa, padang lamun menjadi kurang efektif untuk bersembunyi, sehingga mereka

bermigrasi ke tempat lain untuk menghabiskan sisa hidupnya.

Selain sebagai daerah asuhan, lamun juga sebagai tempat perlindungan, baik

dari faktor biologi yaitu predator maupun dari faktor fisik seperti suhu dan sengatan

matahari (Redjeki 1993). Hal ini berhubungan dengan kelimpahan dan distribusi

lamun.

Sedangkan Vergara (1989), dalam penelitian tentang icththyofauna padang

lamun Philipina, mendapatkan suatu korelasi yang negatif antara spesies lamun

dengan daun kecil, dengan kelimpahan ikan. Fenomena ini dikarenakan menurutnya

peran perlindungan lamun bagi ikan, dimana ikan tidak bisa bersembunyi di bawah

daun-daun lamun.

2.2.2 Sebagai Makanan Ikan

Dalam rantai makanan di laut, di daerah subtropis, hampir seluruh produksi

tumbuhan di daerah padang lamun digunakan oleh invertebrata sebagai sumber

energj, akan tetapi di daerah tropik aliran energi ini terletak pada ikan-ikan herbivora

(Ogden 1980; Peristiwady 1994; Polunin 1988 in Lepiten (1992), menyebutkan

dimana keberadaan ikan herbivora merupakan mata rantai penting dalam rantai

makanan pada komunitas padang lamun. Mereka berperan sebagai agen yang

menghubungkan energi dari produsen primer ke konsumen tingkat tinggi.

Diantara ikan-ikan pemakan lamun diantaranya (Hutomo 1985; Lepiten 1992;

Rendra 1996) adalah ikan kakatua dari familia Scaridae : Scarus sp, dan Sparisoma

sp; familia Siganidae: Siganus guttatus dan Siganus virgatus, Siganus cannaliculatus;

familia Hemimphridae, dimana semuanya termasuk dalam kelompok ikan terumbu

diurnal. Dalam penelitian Peristiwady (1994) di padang lamun pantai selatan

Page 28: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

12

Lombok, didapatkan adanya potongan lamun dalam lambung ikan : Caranx sp,

Arothron immaculalus, Cheilio inermis, Stolephorus indicus dan Apogon chinensis.

2.2.3 Sebagai Tempat Mencari Makan (feeding ground)

Hubungan padang lamun sebagai tempat mencari makan di perairan tropis

dinyatakan melalui variasi fauna padang lamun dalam siklus harian (Robblee &

Zieman 1984). Dalam penelitian di Tague Bay, didapati 15 spesies (51% dari koleksi

ikan nokturnal) bergerak pindah dari tempat istirahat siang hari (diurnal resting sites)

untuk mencari makan di lamun pada waktu malam hari. Lebih dari 87% dari

pengunjung nokturnal (10 spesies) didominasi oleh ikan terumbu karang, dimana

79% dari ikan tersebut aktif mencari makan di padang lamun di waktu malam hari.

Hal ini menunjukkan padang lamun menyediakan area untuk mencari makan ikan-

ikan terumbu karang.

Sudara et al. (1991), melaporkan spesies yang umumnya juvenile dari

Halichorui cholopterus, Pomacentris tripuncatus dan Chelmon restrains merupakan

ikan terumbu karang yang terdapat di padang lamun Teluk Thailand. Mereka

bermigrasi ke padang lamun untuk mencari makan di siang hari. Kenworthy (1988) in

Dolar (1989), ikan terumbu karang juvenile juga bermigrasi ke padang lamun pada

malam hari untuk mencari makan.

Dolar (1989), menyebutkan bahwa adanya keanekaragaman dan kelimpahan

spesies ikan di padang lamun sebagai habitat biota seperti udang, juga menjadikan

padang lamun sebagai tempat mencari makan (feeding ground) bagi beberapa

predator. Coles et al. (1993), menyebutkan familia Ariidae, Carcharhinidae,

Haemulidae, Lethrinidae, Lutjanidae, Platycephalidae, Polynemidae, Sciaenidae,

Sparidae, dan Sphyraenidae merupakan predator penting bagi udang penaeid juvenile

di padang lamun. Selanjutnya Dolar (1989) mengatakan tingginya kelimpahan ikan di

padang lamun malam hari berhubungan dengan kelimpahan Crustacea di malam hari,

disebabkan migrasi malam hari (nokturnal migration) dari hewan-hewan tersebut ke

padang lamun dari habitat sekitarnya, seperti terumbu karang dan mangrove.

Page 29: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

13

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di perairan Manokwari pada bulan Maret – Mei 2010

dan di lakukan pada lokasi dimana terdapat padang lamun. Populasi penelitian

adalah semua lokasi yang tersebar pada lokasi ekosisistem padang lamun di lokasi

penelitian (Gambar 3). Lokasi pertama yang di pilih pada pulau Lemon karena pada

daerah ini banyak lamun yang masih baik karena daerah ini jarang ada aktivitas

manusia. Jarak lokasi penelitian dengan perkampungan lokal di pulau Lemon

sekitar 2 km. Lokasi kedua pada daerah Pasar Wosi Manokwari, tujuannya melihat

lamun dan ikan di daerah tersebut apakah pengaruh terhadap padang lamun dan

ikan karena aktivitas pasar. Sedangkan lokasi ketiga di daerah Rendani karena

sedikit dekat dengan daerah mangrove, tujuannya melihat keeratan lamun, ikan dan

mangrove. Untuk lebih jelasnya setiap titik-titik lokasi pengambilan sampel

disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Letak posisi geografis transek pada lokasi penelitian

No Lokasi Transek Awal Akhir 1. Rendani I S 00 S 0 53' 46.4'' 0 52' 23.1''

E 1340 E 134 03' 07.4'' 0

03' 08.1''

II S 00 S 0 53' 47.8'' 0

53' 48.7''

E 1340 E 134 03' 06.5'' 0

03' 07.3''

III S 00 S 0 53'49.4" 0

53'50.0"

E 1340 E 134 03' 05.6" 0

2. 03' 06.5"

Wosi I S 00 S 0 52' 23.1'' 0 52' 23.2'' E 1340 E 134 02' 59.1'' 0

02' 00.8''

II S 00 S 0 52' 21.6'' 0

52' 22.1''

E 1340 E 134 02' 59.3'' 0

03' 01.9''

III S 00 S 0 52' 20.5'' 0

52' 20.0''

E 1340 E 134 03' 01.9'' 0

3. 02' 59.7''

Pulau Lemon I S 00 S 0 53'13.15'' 0 53' 11.51'' E 1340 E 134 04' 56.78'' 0

04' 57.51''

II S 00 S 0 53' 14.72'' 0

53' 12.97''

E 1340 E 134 04' 59.07'' 0

05' 00.27''

III S 00 S 0 53' 16.76'' 0

53' 14.73''

E 1340 E 134 05' 01.26'' 0 05' 02.49''

Page 30: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

14

Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

Page 31: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

15

3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur kualitas

perairan berupa parameter fisika, kimia dan biologi untuk penghitungan lamun

disajikan dalam Tabel 3 :

Tabel 3 Alat dan bahan yang di gunakan dalam penelitian

Parameter Satuan Metode Peralatan Keterangan Fisika Suhu 0Kecepatan arus m/det Elektrometrik Current meter In situ

C Pemuaian Termometer In situ

Salinitas 0/00

Argentometrik Konduktivitimetrik/ Hand refractometer In situ

Kekeruhan NTU Nefelometer / Turbidimeter Lab. Turbidimetrik Kedalaman m Pengukuran Meteran roll In situ Kimia Oksigen terlarut ppm Elektrokimiawi DO meter In situ pH - Elektrokimiawi pH meter In situ NO3

-

PO ppm Elektrometrik Spektrometer Lab.

4- ppm Elektrometrik Spektrometer Lab.

Biologi Komposisi Jenis - Identifikasi Kuadran In situ Penutupan % Penghitungan Kuadran In situ Kepadatan tegakan/m2

Biomassa gram Penimbangan Timbangan, oven Lab.

Penghitungan Kuadran In situ

Posisi Lokasi sampling (Koordinat) Derajat (0) Navigasi Global Position System In situ

3.3 Metode Pengambilan Data 3.3.1 Kualitas Perairan Pengambilan data kualitas air (fisik-kimia-biologi) dilakukan dengan dua

cara yakni pengukuran langsung di lapangan (insitu) dan analisis di laboratorium.

Sampel air yang diambil dan diukur adalah air yang berada pada titik permukaan

di lokasi yang dianggap dapat mewakili karakteristik keseluruhan perairan (Tabel

1) Kualitas air yang merupakan parameter kunci seperti suhu, kecepatan arus,

kedalaman, salinitas, oksigen terlarut dan pH dilakukan di lapangan dengan

menggunakan alat pengukuran masing-masing parameter. Sedangkan nilai

kekeruhan (turbidity), NO3- dan PO4

- dilakukan dengan mengambil air sampel

Page 32: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

16

di lapangan diletakkan dalam ‘coolbox’ yang dingin dan segera di bawah ke

laboratorium untuk di analisis.

3.3.2 Sampling lamun

3.3.2.1 Prosentase Penutupan Lamun Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel lamun yaitu metode

acak terstruktur dengan menggunakan transek kuadran karena berhubungan dengan

analisa penelitian pemisahan lamun dari segi densitas dan biomassa di suatu

perairan (Duarte et al. 2001; Pringle 1984 in Setyobudiandi et al. 2009). Untuk

memudahkan, pengambilan sampel dilakukan pada saat surut terendah dengan

bantuan peralatan “snorkeling”. Sebelum pengambilan data dilakukan terlebih

dahulu pengamatan awal di lapangan terhadap kondisi penyebaran spesies lamun

untuk menentukan lokasi penempatan garis transek.

Gambar 4 Skematik sampling pengamatan lamun.

Keterangan: Kuadran pengamatan padang lamun

Seperti yang tersaji dalam Gambar 4, pada setiap lokasi ditentukan 3 garis

transek yang diletakkan tegak lurus garis pantai dan pada setiap garis transek

ditempatkan 10 kuadran berukuran 50 x 50 cm. Ukuran ini sangat efisien dalam

jumlah yang besar dan sangat memadai untuk cakupan ukuran dan distribusi dari

organisme makrophytes (de Wreede 1985 in Setyobudiandi et al. 2009). Kuadrat

DDaarraatt

50 x 50 cm

50 meter 50 meter

Page 33: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

17

pertama setiap transek diletakkan di daerah dekat daratan, diukur 5 m dari garis

pantai, dan kuadran terakhir diukur 10 m seterusnya dari kuadran pertama sampai

kuadran kesepuluh. Sedangkan titik transek selanjutnya diukur dari transek

pertama secara horisontal dengan jarak yang diinginkan agar satu daerah titik

pengambilan sampel terwakili. Jarak transek pada lokasi Rendani dan Wosi

adalah 50 m, sedangkan pada lokasi pulau Lemon adalah 30 m.

Penentuan jenis lamun dilakukan secara langsung dengan menggunakan

identifikasi lamun menurut Seagrass Watch Northern Fisheries Centre Ausralia,

Lanyon (1986); Kuo & den Hartog (2003) Community Environment Network

(2005); Mc Kenzie (2003); Mc Kenzie et al. (2003), Kepmen Negara dan

Lingkungan Hidup No. 200 tahun 2004. Selain itu juga dilakukan survei jelajah

untuk inventarisasi.

3.3.2.2 Analisis Kerapatan dan Kerapatan Relatif Spesies Lamun

Kerapatan spesies (Ki) memberikan gambaran jumlah jenis yang

menempati suatu ruang tertentu pada suatu ekosistem menurut Fonseca (1990),

formula yang digunakan adalah :

Kerapatan Relatif lamun (KR) adalah perbandingan kerapatan mutlak spesies ke-I

dan jumlah kerapatan seluruh spesies (English et al. 1994), sebagai berikut:

3.3.2.3 Frekuensi dan Frekuensi Relatif Spesies Lamun

Frekuensi spesies lamun adalah peluang ditemukannya spesies ke-i dalam

petak contoh dan dibandingkan dengan jumlah petak contoh yang diamati

(Setyobudiandi et al. 2009 ):

Page 34: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

18

Frekuensi Relatif (KR) adalah perbandingan antara frekuensi jenis lamun ke-i dan

frekuensi seluruh jenis lamun (Cox, 2002) :

3.3.2.4 Penutupan dan Penutupan Relatif Spesies Lamun

Penutupan lamun (C) menyatakan luasan area yang tertutupi oleh lamun.

Perhitungan penutupan spesies lamun berdasarkan Setyobudianto et al. (2009)

dengan formula :

Dimana : C = penutupan jenis lamun ke-i(%)

Ci = persen penutupan lamun pada tiap plot

f = Jumlah plot transek di setiap sub stasiun

Penutupan Relatif (RCi) spesies lamun merupakan perbandingan luas tutupan

jenis ke-i dengan total tutupan semua jenis

Setelah didapatkan hasil prosentase penutupan lamun, kemudian

dibandingkan dengan kriteria baku kerusakan dan pedoman penentuan status

padang lamun oleh Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup No. 200 Tahun 2004.

Dari kriteria ini baku kerusakan dapat dilihat sehat tidaknya padang lamun

(Tabel 4).

Tabel 4 Status padang lamun menurut Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup

No. 200 Tahun 2004

Kondisi Penutupan (%) Baik Kaya/ Sehat ≥ 60 %

Rusak Kurang kaya/kurang sehat 30 -59.9 Miskin ≤ 29.9

3.3.2.5 Indeks Nilai Penting Spesies Lamun

Indeks Nilai Penting digunakan untuk menghitung dan menduga peranan

spesies ke-i didalam suatu komunitas. Semakin tinggi Indeks Nilai Penting spesies

ke-i, maka semakin tinggi peranan spesies ke-i didalam komunitas demikian pula

Page 35: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

19

sebaliknya semakin rendah Indeks Nilai Penting spesies ke-i, maka semakin

rendah peranan spesies ke-i didalam komunitas (Brower et al. 1990) :

INP = FR + KR + PR

Dimana : FR = frekuensi relatif

KR = kepadatan relatif

PR = penutupan relatif

3.3.2.6 Biomassa Lamun

Penentuan contoh biomassa ditentukan dengan mengambil semua plot

kuadran di tiap transek. Sampel contoh lamun diambil dengan menggunakan skop

kecil, dibersihkan dengan mengeluarkan pasir dan batu-batuan yang masih

menempel. Di laboratorium, setiap sampel lamun dibersihkan kemudian ditiriskan

dengan menggunakan kertas koran, dipisahkan bagian akar, batang dan daun

kemudian ditimbang untuk mengetahui berat basah lamun. Setelah penimbangan

berat basah, bagian-bagian tadi dimasukan dalam kertas aluminium foil dan

dimasukkan ke dalam oven pengeringan dengan suhu 600

Penentuan biomassa lamun dinyatakan dalam gram berat basah /m

C selama 24 jam

(Kiswara 1995; Duarte et al. 2001) dan dilakukan penimbangan kembali untuk

mengetahui berat kering dari lamun tersebut. 2 untuk

lamun yang basah (dipanen dan ditiriskan) dan gram berat kering /m2

3.3.2.7 Indeks Keanekargaman (H’), Indeks Keseragaman (E) dan Dominansi Lamun (Cd)

. Fortes

(1990) menambahkan bahwa besarnya biomassa lamun bukan hanya merupakan

fungsi dari ukuran tumbuhan, tetapi juga merupakan fungsi dari kerapatan.

Parameter ini meliputi keragaman padang lamun; semakin tinggi nilai

indeks keragaman/keanekaragaman semakin tinggi tingkat kekayaan ekosistem

padang lamun. Keragaman/keanekaragaman (H’) sangat penting untuk

mengetahui tingkat kestabilan suatu komunitas. Semakin tinggi indeks

keanekaragaman suatu habitat, maka semakin baik kestabilan habitat tersebut

terhadap tekanan dari luar (external pressure) semakin baik.

Page 36: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

20

Nilai indeks padang lamun ditunjukkan pada indeks keanekaragaman Shannon-

Wiener dengan persamaan sebagai berikut :

H’ =

Dimana :

pi = Proporsi Penutupan padang lamun ke i

ni

N = Total Penutupan Bentuk pertumbuhan Padang lamun

= Nilai Penutupan Bentuk Pertumbuhan Padang Lamun ke i

H’ = Indeks Keanekaragaman Bentuk Pertumbuhan Padang Lamun

Dengan Kriteria sebagai Berikut (Magurran 2004).

Jika, H’ ≤ 2 : Keanekaragaman Rendah

Jika, 2 < H’ ≤ 3 : Keanekaragaman Sedang, dan

Jika, H’ > 3 : Keanekaragaman Tinggi.

Pada perhitungan nilai indeks keanekaragaman bentuk pertumbuhan

padang lamun menggunakan logaritma basis 2(log2

Indeks keseragaman (regularitas) yaitu dengan membandingkan nilai indeks

keanekaragaman dan nilai keanekaragaman maksimum.

) dengan pertimbangan bahwa

padang lamun merupakan biota sesile alami yang keberadaranya mulai terancam,

sehingga faktor probabilitasnya harus diperbesar.

Keseragaman Jenis Ikan (E) di hitung dengan rumus :

E = H’/H’

Dimana : H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wienner maks

H’maks = log2

S = jumlah spesies

S

Menurut Romimohtarto & Juwana (2001) mengatakan nilai indeks ini

menggambarkan struktur penyebaran spesies yaitu merata atau tidak. Jika nilai

indeks tinggi, ini menggambarkan bahwa kandungan setiap spesies berbeda banyak.

Nilai indeks kemerataan berkisar antara 0 – 1, dengan kriteria sebagai berikut :

E<0.4 = keseragaman kecil

0.4≤E<0.6 = keseragaman sedang

E≥0.6 = keseragaman besar

Page 37: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

21

Untuk mengetahui dominansi suatu jenis lamun dalam komunitasnya

menggunakan indeks dominansi mengacu pada Cox (2002), sebagai berikut :

Dimana : Cd = Indeks dominansi

ni

N = jumalah total individu seluruh jenis.

= jumlah spesies jenis ke-i

Nilai indeks dominansi berkisar 0 – 1. Jika indeks dominasi 0 berarti hampir

tidak ada jenis ikan yang mendominasi dan apabila nilai indeks dominasi mendekati

1 berarti ada salah satu jenis yang mendominasi di komunitas tersebut.

3.3.3 Pengambilan Sampel Ikan

Kegiatan metode ini dilakukan pada setiap transek lamun dengan luasan

5000 m2

Penangkapan sampel ikan dilakukan dengan menggunakan dua jaring

yaitu jaring kantong (fyke net) dan jaring insang (gill net). Penangkapan dengan

kedua jaring dilakukan pada saat antara pasang dan surut sedalam 1-1.5 m. Jaring

kantong biasanya terdiri dari dua buah sayap besar dan satu kantung dimana

sebagian besar dari jaring ini bentuknya hampir menyerupai bentuk jaring pukat

harimau (trawl) (Gambar 5) . Dengan menggunakan jaring ukuran 1 mm dengan

panjang 25 m dilakukan penangkapan dari arah laut ke darat secara menyapu dan

dilakukan pengurungan. Sedangkan untuk jarng insang berukuran panjang 30

meter lebar 1.3 m dan ukuran mata jaring 1 cm. Jaring insang diletakkan di daerah

dengan kedalaman 1.5 m dan dibiarkan selama 2 jam (Gambar 6). Sesudah itu

kelimpahan ikan tiap jenis (spesies) mulai diestimasi atau dihitung pada saat

sudah tertangkap, dipilah dan dikelompokan menurut spesies, besar dan kecil

ikan. Spesies ikan dihitung dan diidentifikasi dengan berpedoman pada FAO

; Penangkapan sampel ikan dilakukan pada siang dan malam hari.

Menurut Bell dan Pollard (1989) in Merryanto (2000), adanya perbedaan dalam

waktu penangkapan ini karena adanya kelimpahan relatif dari jenis tertentu,

adanya perbedaan ketersediaan mangsa pada siang dan malam hari, perubahan

dalam dalam mendapatkan mangsa, penghindaran dari kompetisi interspesifik atau

terjadi emigrasi dari lamun pada sebagian besar jenis ikan setelah gelap.

Page 38: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

22

(1974); Kuiter dan Tonozuka (2001); Allen (2000); Allen (2001); Peristiwady

(2006); Kimura dan Matsuura (2000); Nelson (2006); Susetiono (2004);

www.fishbase.org. Selain itu dilakukan survey jelajah untuk ikan diluar transek dan

kuadrat pada lamun sebagai inventarisasi ikan.

Gambar 5 Jaring kantong (fyke net).

Gambar 6 Jaring insang (gill net).

Page 39: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

23

3.3.3.1 Komposisi Jenis Ikan

Komposisi jenis diperoleh dari data jumlah ikan dan ukuran ikan yang

diperoleh dari stasiun yang ada.

3.3.3.2 Frekuensi, Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (E) Dan Dominasi (Cd) Jenis Ikan

Frekuensi keterdapatan (Fi) digunakan untuk menunujukan luasnya

penyebaran lokal jenis tertentu. Hal ini terlihat dari frekuensi (%) ikan yang

tertangkap dengan persamaa (Misra 1968 in Setyobudianto et al. (2009):

Untuk indeks keanekragaman; semakin tinggi nilai indeks

keragaman/keanekaragaman semakin tinggi tingkat kekayaan ekosistem ikan.

Keragaman/keanekaragaman (H’) sangat penting untuk mengetahui tingkat

kestabilan suatu komunitas. Semakin tinggi tinggi indeks keanekargaman suatu

habitat, maka semakin baik kestabilan habitat tersebut terhadap tekanan dari luar

(external pressure) semakin baik.Penentuan indeks keanekaragaman jenis pada

penelitian ini menggunkan indeks Shannon-Wiener berpedoman pada Brower dan

Zar (1990); Kawaroe et al. (2001); Setyobudiandi et al. (2009), dengan formula

sebagai berikut :

Dimana : H’ = indeks keanekaragaman jenis

pi = ni

n

/N

i

N = jumlah total individu seluruh jenis

= jumlah individu jenis ke i

Agar nilai indeks Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) dapat ditafsirkan maknanya

maka digunakan kriteria sebagai berikut :

Jika H’ < 1 : keanekargaman jenis rendah,

Jika 1 ≤ H’ < 3 : keanekaragaan jenis sedang

Jika H’ > 3 : Keanekaragaman jenis tinggi

Page 40: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

24

Untuk mengetahui keseragaman suatu komunitas dan seberapa besar

kesamaan penyebaran jumlah individu tiap jenis ikan digunakan indeks

keseragaman (regularitas yaitu dengan membandingkan nilai indeks

keanekaragaman dan nilai keanekaragaman maksimum.

Keseragaman Jenis Ikan (E) di hitung dengan rumus :

E = H’/H’

Dimana : H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wienner maks

H’maks = log2S

S = jumlah spesies

Nilai indeks kemerataan berkisar antara 0 – 1, dengan kriteria sebagai berikut :

E<0.4 = keseragaman kecil

0.4≤E<0.6 = keseragaman sedang

E≥0.6 = keseragaman besar

Bila indeks keseragaman mendekati 0, maka ekosistem tersebut mempunyai

kecenderungan didominansi oleh jenis tertentu dan bila indeks keseragaman

mendekati 1, maka ekosistem tersebut dalam kondisi relatif stabil (Erina 2006).

Sedangkan untuk mengetahui dominasi suatu jenis ikan dalam

komunitasnya menggunakan indeks dominasi Simpson (Legendre & Legendre

1983), sebagai berikut :

Dimana : Cd = Indeks dominansi

ni

N = jumlah total individu seluruh jenis.

= jumlah spesies jenis ke-i

Nilai indeks dominnsi berkisar 0 – 1. Jika indeks dominasi 0 berarti hampir

tidak ada jenis ikan yang mendominasi dan apabila nilai indeks dominasi mendekati

1 berarti ada salah satu jenis yang mendominasi di komunitas tersebut.

3.3.3.3 Analisis Kebiasaan Makan Ikan

Tujuannya ialah mengetahui kebiasaan makan ikan sehingga dapat dilihat

antar hubungan ekologi diantara organisme di perairan itu. Misalnya bentuk-

bentuk pemangsaan, saingan dan rantai makanan. Jadi makanan merupakan faktor

yang menentukan bagi populasi, pertumbuhan dan kondisi ikan.

Page 41: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

25

Pengamatan kebiasaan makanan ikan dengan mengambil secara terpilih

beberapa spesies ikan di setiap lokasi dengan tujuan setiap spesies yang diambil

dianggap mewakili setiap lokasi. Pengamatan dilakukan dengan membedah dan

meneliti isi perut ikan sampel dengan melihat jenis makanan dan prosentase

kelimpahannya. Analisis ini dilakukan dengan melihat isi dan jumlah kandungan

isi perut ikan.

3.3.3.4 Distribusi Spasial Antara Lokasi Penelitian Dengan Beberapa Variabel Pengamatan Penelitian

Distribusi ini menggunakan beberapa variabel seperti parameter fisika-kimia

di perairan, famili ikan berdasarkan jumlah, golongan ikan target dan ikan mayor,

tutupan lamun, selisih biomassa lamun dan stadia berdasarkan ukuran ikan

(Lampiran 2). Mengkaji bebrapa variabel ini menggunakan analisis komponen

utama (Principal Component Analysis, PCA) (Legendre & Legendre 1983; Bengen

et al. 1992).

Principal Component Analysis atau analisis komponen utama merupakan

model statistik deskriptif yang bertujuan untuk menampilkan dalam bentuk grafik

model (model matematika) suatu informasi maksimum dari matriks data (Jongman

et al. 1995)

3.3.3.5 Keterkaitan Antara Padang Lamun Dengan Jumlah Famili Ikan

Untuk mengevaluasi keterkaitan antara padang lamun berdasarkan jumlah

tutupan dengan jumlah famili ikan digunakan regresi sederhana (Legendre &

Legendre 1983; Jongman et al. 1995).

Page 42: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Habitat Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pertama di Rendani (Lampiran 1a) merupakan pantai yang

jauh dari pemukiman dan memiliki daerah terumbu yang landai. Daerah ini

merupakan daerah ekosistem yang kompleks karena terdapat ekosistem mangrove,

lamun dan terumbu karang. Daerah ini berdekatan dengan danau kecil air payau

yang perairannya relatif jernih. Tipe substrat pada lokasi ini terdiri atas pasir berbatu

dan pecahan karang (Lampiran 2)

Pada lokasi Wosi merupakan daerah yang cukup luas dan landai, terdapat

pada daerah teluk sehingga daerah ini agak terlindung (Lampiran 1b). Lokasi ini

berada pada pemukiman penduduk dan dekat dengan pasar. Perairannya keruh

karena dekat dengan muara sungai Wosi yang banyak masukan limbah dari pasar.

Sedimen pada daerah ini merupakan sedimen terrigenous (berasal dari daratan) yang

terdiri oleh lumpur dan lumpur berpasir.

Lokasi pulau Lemon merupakan daerah rataan terumbu dengan tipe substrat

karbonat (pasir dan pecahan karang). Lokasi ini dekat dengan pemukiman pulau

Lemon. Lokasi ini juga dekat dengan rataan terumbu bertipe sedimen karbonat yang

berasal dari hancuran karang. Padang lamun di daerah ini sering ditemukan dalam

pecahan karang dan terumbu karang, sedangkan pada lokasi Wosi didominansi oleh

lumpur dan lumpur berpasir dan lokasi pulau Lemon terdiri oleh pasir dan pecahan

karang (Lampiran 1c).

4.2 Parameter Kualitas Perairan

Kehidupan organisme perairan akan hidup dan bertumbuh denagn baik

apabila didukung oleh kualitas perairan yang baik. Nilai-nilai parameter kualitas

perairan pada 3 lokasi penelitian tersaji dalam Tabel 5 (Lampiran 3).

4.2.1 Suhu

Suhu merupakan faktor yang sangat penting dalam mengatur metabolisme

dan penyebaran organisme pada suatu ekosistem. Faktor intensitas penyinaran

cahaya matahari, kondisi atmosfir, cuaca maupun sirkulasi laut merupakan faktor

Page 43: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

28

yang mempengaruhi distribusi suhu (Bowden 1980). Suhu air laut merupakan faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan lamun dan ikan. Beberapa peneliti melaporkan

adanya pengaruh nyata perubahan suhu terhadap kehidupan lamun, antara lain dapat

mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsur hara dan kelangsungan hidup lamun

(Bulthuis 1987).

Tabel 5 Hasil rerata pengukuran parameter fisika-kimia di perairan Manokwari

dibandingkan dengan baku mutu air laut Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004

Parameter Satuan Lokasi Baku mutu air

laut untuk biota laut Rendani Wosi P. Lemon

pH

7.81 7.83 7.90 7-8.5 DO (mg/l) 7.26 7.02 7.50 >5 Suhu (0 31.00 C) 30.47 34.63 28-30 Kec. Arus (m/det) 0.10 0.10 0.10 - Salinitas (0/00 29.33 ) 29.33 31.00 33-34 Turbidity (NTU) 4.08 5.95 1.64 <5 Total Fosfat (mg/l) 0.25 0.62 0.27 0.015 Nitrat (mg/l) 0.70 0.44 0.61 0.008 Kedalaman cm 59 55 42 -

Hasil pengukuran suhu pada ke 3 lokasi penelitian berkisar antara 30.00-

34.63 0C. pengukuran ini dilakukan saat siang hari. Hasil pengukuran ini masih

dalam kondisi yang sangat normal untuk pertumbuhan lamun karena menurut

Berwick (1983), kisaran optimum untuk fotosintesis lamun yaitu antara 25-35 0C

pada saat cahaya penuh. Perbedaan suhu ini sangat kecil fluktuasi suhunya dan tidak

mempengaruhi proses metabolisme pertumbuhan lamun. Sedangkan baku mutu air

laut untuk biota laut khususnya lamun oleh Kepmen Negara Lingkungan Hidup No.

51 Tahun 2004 yaitu 28-30 0

Walaupun pulau Lemon sedikit terlindung namun diduga ada sedikit

pengaruh pengadukan air dari samudera Pasifik (lihat Gambar 3) sehingga membuat

nilai suhu sedikit rendah. Sedangkan pada lokasi Wosi rendah disebabkan adanya

aliran air sungai Wosi yang masuk. Menurut Nybakken (1997) dinginnya air laut

juga dipengaruhi oleh aliran air sungai yang masuk ke laut.

C, dibandingkan dengan hasil pengukuran pada ke 3

lokasi adalah di luar ambang batas.

Page 44: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

29

4.2.2 pH

pH atau derajat keasaman merupakan yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan

sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion

hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada

perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap

sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan

internasional.

Nilai derajat keasaman (pH) selama penelitian menunjukkan kisaran yang

netral yaitu antara 7.8-7.9 (Tabel 5). Hasil pengukuran pH antar lokasi penelitian

tidak menunjukkan fluktuasi yang besar. Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup

No. 51 tahun 2004 menetapkan nilai ambang batas pH untuk biota laut yaitu 7-

8.5±0.2 dan ke 3 lokasi masih berada dalam kisaran ini. Phillips dan Menez (1988)

mengatakan bahwa lamun dapat tumbuh dengan baik pada pH air laut yang normal

(7.8-8.5).

4.2.3 Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut merupakan senyawa kimia gas yang larut dalam air yang

mempunyai fungsi untuk keberlangsungan hidup dari biota aerobik yang hidup

dalam air. Oksigen ini berasal dari difusi dari udara (proses aerasi) dan fotosintesi

tumbuhan air di siang hari dan juga adanya oksidasi limbah (APHA 1989). Hasil

penelitian oksigen terlarut dari ke 3 lokasi penelitian berkisar 7.02-7.5 mg/l. Kisaran

yang diperoleh dari hasil pengukuran ini masih berada di atas baku mutu untuk biota

laut, yaitu >5 mg/l.

Oksigen terlarut adalah faktor pembatas untuk pernapasan ikan dan biota air

lain serta di perlukan dalam perombakan bahan organik. Terjadinya penurunan kadar

oksigen terlarut dalam air laut akan menurunkan kegiatan fisiologis makhluk hidup

didalamnya. Menurut Schmitz (1971) in Erina (2006) menggolongkan kualitas air di

perairan mengalir menjadi lima golongan berdasarkan kandungan oksigen terlarut

yaitu :

Sangat baik : kadar DO > 8 mg/l

Baik : kadar DO = 6 mg/l

Page 45: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

30

Kritis : kadar DO = 4 mg/l

Buruk : kadar DO = 2 mg/l

Sangat buruk : kadar DO< 2 mg/l

Membandingkan dengan hasil pengukuran gas terlarut dalam penelitian masuk dalam

kategori sangat baik.

4.2.4 Kecepatan Arus

Kecepatan arus berhubungan sekali dengan aliran nutrien, distribusi suhu dan

memberi pengaruh terhadap pencampuran gas atmosfir ke dalam air sehingga

kandungan oksigen yang larut dalam air bertambah (Nybakken 1997). Hasil

pengukuran kecepatan arus ke 3 lokasi sangatlah rendah 0.10-0.11 m/detik.

Berdasarkan hasil pengukuran ini menggambarkan tidak ada perbedaan yang

mencolok masing-masing kecepatan arus di setiap lokasi. Hal ini menunjukkan

bahwa kecepatan arus yang terjadi lebih dipengaruhi oleh pasang-surut perairan

daripada pengaruh angin dan densitas.

Menurut Welch (1980) membedakan arus dalam 5 kategori yaitu arus sangat

cepat (>1 m/det), cepat (0.5-1 m/det, sedang (0.25-0.50 m/det), lambat (0.1-0.25

m/det) dan sangat lambat (<0.1m/det). Dari hasil pengkuran maka nilai kecepatan

arus dalam penelitian masuk dalam kategori lambat. Kecepatan arus di 3 lokasi

adalah sangat mendukung pertumbuhan lamun dan kehidupan ekosistem ikan.

Lamun dapat melakukan proses metabolisme dengan baik, ikan dapat melakukan

transportasi telur, larva dan ikan-ikan kecil dan juga dapat bermigrasi dan beruaya

dengan baik (Laevastu & Hayes 1981).

4.2.5 Salinitas

Salinitas menunjukkan kandungan garam yang ada dalam air laut, dan

perbandingannya dengan total jumlah padatan terlarut (DO) yang ada di air laut

dalam perbandingan berat. Salinitas air laut bervariasi sebanding dengan kedalaman

(Mukhtasor 2007). Nilai salinitas di perairan dipengaruhi oleh masuknya massa air

tawar ke perairan estuari, massa air laut karena pasang-surut, penguapan curah hujan

dan pola sirkulasi air. Salinitas umumnya mempengaruhi keseimbangan osmotik

antara protoplasma organisme air (lamun) dengan medium air di lingkungannya.

Page 46: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

31

Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi antar jenis dan umur. Lamun

yang tua dapat menoleransi fluktuasi salinitas yang besar. Ditambahkan bahwa

Thalassia hemprichii ditemukan hidup dari salinitas 3.5-600/00, namun dengan waktu

toleransi yang singkat. Salinitas juga dapat berpengaruh terhadap biomassa,

produktivitas, kerapatan, lebar daun dan kecepatan pulih lamun. Pada jenis

Amphibolis antartica biomassa, produktivitas dan kecepatan pulih tertinggi

ditemukan pada salinitas 42.5°°/o

Dalam penelitian ini nilai salinitas paling tinggi pada lokasi pulau Lemon

(31

, sedangkan kerapatan semakin meningkat dengan

meningkatnya salinitas, namun jumlah cabang dan lebar daun semakin menurun

(Walker 1985).

0/00) , sedangkan pada lokasi Rendani dan Wosi adalah sama sebesar 290/00.

Salinitas padang lamun antara 15-400/00, tetapi puncak pertumbuhan dicapai pada

salinitas 300/00

4.2.6 Kekeruhan (turbidity)

, baik untuk komunitas Thalassia (Wibisono 2005). Nilai salinitas

yang rendah, pada lokasi Wosi diduga berhubungan dengan masuknya air sungai

sehingga membawa limbah organik dan keberadaan lapisan minyak pada permukaan

air. Nontji (1987) mengemukakan distribusi salinitas di laut salah satunya

dipengaruhi oleh aliran sungai. Begitu halnya dengan Rendani yang terdapat juga

sungai air payau dekat dengan daerah tersebut.

Menurut APHA (2004) merupakan deskripsi sifat yang optik suatu perairan

yang bergantung pada jumlah cahaya (sinar) yang dipancarkan dan diserap oleh

partikel-partikel dalam air. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekeruhan antara lain

pasir, lumpur, bahan organik dan anorganik, plankton dan organisme mikroskopik.

Penyebaran kekeruhan di pengaruhi oleh faktor kimia, biologi dan fisik. Menurut

Kirby (1986), kekeruhan dipengaruhi juga oleh proses penyerapan, refleksi serta asal

materi suspensi dan interaksi yang ada didalamnya serta dinamika perairan.

Hasil pengukuran kekeruhan terlihat pulau Lemon memiliki nilai yang paling

kecil yaitu 1.64 NTU yang berarti perairan yang sangat jernih, karena perairan Pulau

Lemon jauh dari kota Manokwari. Pada lokasi Rendani dengan nilai kekeruhan 4.08

NTU karena di lokasi ini terdapat komunitas mangrove yang berperan pertama dalam

menahan sedimen dari darat. Sedangkan Wosi kekeruhan paling tinggi karena lokasi

Page 47: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

32

bersubstrat lumpur dan diduga adanya masukan limbah organik dari sungai Wosi di

daerah pasar. Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup No 51 Tahun2004 menetapkan

nilai ambang batas untuk kekeruhan untuk biota laut yaitu <5. Kisaran ini masih baik

untuk daerah Rendani dan Pulau Lemon, sedangkan Wosi berada di luar ambang

baku mutu ini.

4.2.7 Total Fosfat

Fosfat merupakan satu dari beberapa senyawa yang esential untuk

pertumbuhan lamun, karena senyawa ini dibutuhkan dalam mensintesa protoplasma.

Fosfat dalam perairan alami umumnya dalam bentuk ortofosfat dan polifosfat

(Irawan 2003). Hasil analisis kandungan fosfat di kolom air di semua lokasi

penelitian menunjukkan konsentrasi yang tinggi yaitu 0.22-0.62 mg/l. Konsentrasi ini

masih lebih tinggi dibandingkan dengan baku mutu biota air laut yang ditetapkan

oleh Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 yaitu sebesar 0.015

mg/l. Keberadaan fosfat yang tinggi disamping limbah antropogenik juga karena

ekosistem di lingkungannya (contohnya dari mangrove) yang berhubungan dengan

adanya pelepasan senyawa dari matrik karbonat karena kandungan karbonat yang

tinggi (Levaan 2008). Ini dapat dilihat pada ekosistem padang lamun Rendani dan

Pulau Lemon, sedangkan limbah antropogenik ada pada lokasi Wosi.

4.2.8 Nitrat

Nitrat adalah pusat aktivitas mikroba yang melakukan dekomposisi bagian

lamun yang mati (Moriarty & Boon 1989). Kandungan nitrat yang paling tinggi pada

lokasi Wosi diduga disebabkan bahan organik yang masuk melalui sungai Wosi

sehingga terjadi pengaruh antropogenik. Hal ini sesuai dengan pendapat Hutagalung

dan Rozak (1997) in Levaan (2008) bahwa peningkatan kandungan amoniak di laut

berkaitan erat dengan masuknya bahan organik yang mudah diurai. Selanjutnya

dikemukakan juga bahwa hasil reduksi nitrat dan nitrit oleh mikroorganisme itu

disebabkan oleh degradasi bahan organik.

Konsentrasi nitrat pada semua lokasi yaitu 0.44-0.70 mg/l adalah sangat

tinggi dibandingkan dengan baku mutu biota air laut sebesar 0.008 mg/l.

Page 48: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

33

Tingginya konsentrasi nilai nitrat ini diduga telah terjadi eurotrifikasi pada lokasi

penelitian tersebut.

4.2.9 Kedalaman Air

Kedalaman air mempengaruhi pertumbuhan lamun dan kelimpahan ikan..

Menurut Beer dan Waisel (1982) in Short et al. (2001) pada organisme lamun,

kedalaman air tidak hanya mengurangi intensitas cahaya tetapi juga akan terjadi

penambahan tekanan hydrostatik organisme lamun, contohnya Halodule uninervis

yang akan menghasilkan terlalu banyaknya tekanan hydrostatik.

Kedalaman perairan dapat membatasi distribusi lamun secara vertikal. Lamun

tumbuh di zona intertidal bawah dan subtidal atas hingga mencapai kedalaman 30 m.

Zona intertidal dicirikan oleh tumbuhan pionir yang didominasi oleh Halophila

ovalis, Cymodocea rotundata dan Holodule pinifolia, Sedangkan Thalassodendron

ciliatum mendominasi zona intertidal bawah (Hutomo 1985).

Hasil pengukuran kedalaman air dilakukan pada saat surut terendah, diukur

dari ½ kedalaman saat berada pada ¼ surut (Burdick & Kendrick 2001). Hasil

pengukuran dengan nilai kedalaman berkisar 42-59 cm (Lampiran 4). Sebagian besar

jenis lamun pada kondisi kekeringan tidak bisa ditolerir untuk bertumbuh terutama

pada zona intertidal. Ada sebagian kecil jenis lamun yang bertahan hidup di antara

daun-daunnya saat surut terendah (Koch 2001). Syringodium isoetifolium (Bjork et

al. 1999) merupakan jenis yang tahan terhadap kekeringan dan bisa hidup

di daerah itu.

4.3 Struktur Komunitas Lamun

4.3.1 Komposisi Jenis dan Sebaran Lamun

Jenis-jenis lamun yang di temukan dan di identifikasi selama penelitian

sebanyak 8 jenis lamun yang termasuk dalam 2 suku yaitu Cymodocea (Cymodocea

rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia dan Syringodium isoetifolium)

dan Hydrocharitaceae (Halophila ovalis, Halodule uninervis, Thalassia hemprichii

dan Enhalus acoroides). Dari ke-8 jenis lamun tersebut yang jenis Enhalus

acoroides di temukan di luar kuadran pada lokasi Wosi (Tabel 6). Sedikit berbeda

Page 49: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

34

dengan penelitian sebelumnya ditemukan sama 8 jenis (Talakua 2007), 7 jenis

(Levaan 2008) dan 6 jenis (Lahumeten 2009).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hamparan lamun yang ditemukan

pada ketiga lokasi adalah tipe vegetasi campuran, dimana pada setiap kuadran

terdapat lebih dari 2 jenis lamun. Keberadaan padang lamun dengan tipe campuran

yang terdiri dari 8-11 spesies juga telah dilaporkan oleh Kiswara & Winardi (1994)

di perairan Laut Flores, Teluk Kuta dan Teluk Gerupuk. Tipe vegetasi ini juga bisa

ditemukan beberapa tempat di perairan di Indonesia (Erftemeijer & Middelburg

1993; Nasution 2003b).

Tabel 6 Jenis dan sebaran jenis lamun pada lokasi penelitian

Suku Jenis Lokasi

Pulau Lemon Rendani Wosi

Cymodoceaeceae

Cymodocea rotundata + + + Cymodocea serrulata + + + Halodule pinifolia + - + Syringodium isoetifolium - + -

Hydrocharitaceae

Halophila ovalis + + + Halodule uninervis + + + Thalassia hemprichii + + - Enhalus acoroides - - •

Total 6 6 6

Keterangan : + = ditemukan di transek pengamatan - = tidak di temukan • = ditemukan di luar transek pengamatan

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hemminga dan Duarte (2000) bahwa

karakteristik padang lamun daerah tropis dan sub tropis Indo-Pasifik memiliki

keanekaragaman yang tinggi dan bertipe vegetasi campuran (mixed vegetation).

4.3.2 Kerapatan, Frekuensi, Penutupan dan INP Spesies Lamun

Penyebaran lamun pada ketiga lokasi ini sangat beragam dimana pada lokasi

Rendani yang paling banyak adalah Thallassia hemprichii dengan jumlah tegakan

313 – 882/m2. Pada lokasi Wosi didominansi oleh Halodule uninervis dengan jumlah

Page 50: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

35

tegakan 1506 – 4770/m2. Sedangkan pada daerah pulau Lemon adalah Halodule

pinifolia dengan jumlah tegakan 457 – 1555/m2

Dari 8 jenis lamun dan 7 yang diteliti terlihat bahwa Cymodocea rotundata,

Cymodocea serrulata, Halophila ovalis dan Halodule uninervis terdapat pada setiap

lokasi penelitian. Hal ini berarti ke empat jenis lamun tersebut mampu hidup dan

beradaptasi di 3 lokasi yang berbeda substratnya.

(Tabel 7).

Tabel 7 Jumlah tegakan individu lamun

Jenis Lamun. Rendani (m2

Wosi (m) 2

P. Lemon (m) 2)

Thalassia hemprichii 1967 0 1399 Halophila ovalis 233 196 132 Halodule uninervis 844 8029 243 Cymodocea rotundata 1377 550 1246 Cymodocea serrulata 114 1473 1138 Halodule pinifolia 0 3493 2790 Syringodium isoetifolium 152 0 0

Nilai kerapatan jenis lamun yang tinggi sangat beragam pada ketiga lokasi

seperti Thalassia hemprichii di Rendani yaitu 48.58 individu/m2, Halophila ovalis

57.78 individu/m2 dan Syringodium isoetifolium sebesar 39.12 individu/m2 yang

terdapat di lokasi pulau Lemon (Gambar 7). Hal ini menggambarkan bahwa jenis ini

memiliki kemampuan yang tinggi dari jenis lainnya dalam satu lokasi terhadap

adaptasi dan kompetisi dalam lingkungan yang terganggu. Halophila ovalis

mempunyai kerapatan yang tinggi karena hidup di lokasi Wosi yang bersubstrat

lumpur. Short et al. (2001) mengatakan jenis ini bertumbuh pada intensitas cahaya

yang kurang.

Page 51: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

36

Gambar 7 Kerapatan jenis lamun pada setiap lokasi.

Dari ketiga lokasi untuk nilai frekuensinya hampir tersebar merata terlihat

dengan nilai tertinggi masing-masing lokasi hampir berdekatan seperti Thalassia

hemprichii di Rendani yaitu 17.08%, Halodule uninervis di Wosi yaitu 39.34% dan

Cymodocea serrulata yaitu 18.22%. (Tabel 8). Untuk beberapa jenis yang rendah

frekuensinya pada 2 lokasi diduga di sebakan jenis lamun tersebut kemampuan

adaptasi pada daerah pecahan karang yang kurang.

Tabel 8 Frekuensi (%) jenis lamun

Jenis Rendani (%) Wosi (%) Lemon (%) Thalassia hemprichii 17.08 0 16.03 Halophila ovalis 1.68 21.22 15.43 Halodule uninervis 6.16 39.34 8.52 Cymodocea rotundata 8.55 10.56 14.84 Cymodocea serrulata 0.80 18.74 18.22 Syringodium isoetifolium 1.80 0 9.49 Halodule pinifolia 0 10.14 0

Penutupan menggambarkan tingkat penaungan ruang oleh komunitas lamun.

Penaungan ini sering dimanfaatkan oleh ekosistem yang hidup di lamun. Penutupan

ini sangat penting untuk mengetahui kondisi ekositem serta sejauh mana komunitas

lamun mampu memanfaatkan luasan yang ada. Menurut Erina (2006) nilai

kerapatan jenis belum tentu menggambarkan tingkat penutupan suatu jenis

48,58

4,72

17,3323,79

3,34

57,78

3,59

25,9920,35 18,14 16,81

39,12

0,008,00

16,0024,0032,0040,0048,0056,00

Th Ho Hu Cr Cs Si Hp

Kera

pata

n la

mun

(%)

Jenis lamun

Rendani Wosi Lemon

Page 52: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

37

karena nilai penutupannya selain dipengaruhi oleh kerapatan juga sangat erat

kaitannya dengan tipe morfologi.

Penutupan total komunitas lamun pada ketiga lokasi penelitian relatif rendah

dengan kisaran 0.49–24.65% dari keseluruhan areal yang potensial ditumbuhi

lamun.

Tabel 9 Penutupan (%) jenis lamun

Jenis Rendani (%) Wosi (%) Lemon (%) Thalassia hemprichii 24.65 0 8.14 Halophila ovalis 7.22 23.11 0.78 Halodule uninervis 8.76 0.49 1.45 Cymodocea rotundata 13.91 4.57 7.26 Cymodocea serrulata 2.80 1.44 6.72 Syringodium isoetifolium 2.67 0 0 Halodule pinifolia 0 10.40 15.65

Total 60 40 40

Penutupan tertinggi yaitu jenis Thalassia hemprichii sebesar 24.65% dan terendah

yaitu halodule uninervis sebesar 0.49 % yang terdapat pada lokasi Wosi (Tabel 9).

Lamun jenis T. hemprichii penutupannya lebih tinggi karena pada lokasi Rendani

kondisi substrat yang berpasir dan pecahan karang yang membuat proses flushing

atau pencucian pantai berlangsung baik sehingga proses sedimentasi berlangsung

lambat. Kondisi substrat seperti ini sangat cocok untuk kehidupan jenis lamun

Thalassia (den Hartog 1970). Hal ini juga dengan ukuran daun dan rhizome yang

kuat sehingga apabila terjadi hempasan ombak tidak meyebabkan kerusakan daun

dan patahnya rhizome. Sedangkan H. uninervis terendah di karenakan jenis ini hanya

berada pada daerah genangan air. Bjork et al. (1990) mengatakan bahwa H.

uninervis tidak tahan terhadap kekeringan dan ditemukan pada kolam-kolam dangkal

genangan air di daerah rataan terumbu. Selain itu, Terrados et al. (1999) mengatakan

bahwa kalau H. uninervis relatif peka terhadap gangguan (kekeruhan dan penutupan

sedimen).

Total penutupan di 3 lokasi yang paling besar pada lokasi Rendani dengan

tutupan 60%, diikuti oleh Wosi dan pulau Lemon yang masing-masing 40%. Nilai

tutupan pada lokasi Rendani masuk dalam status padang lamun dengan kondisi baik,

sedangkan lokasi Wosi dan pulau Lemon adalah kurang kaya/kurang sehat (Kepmen

Negara dan Lingkungan Hidup No 200 Tahun 2004).

Page 53: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

38

Indeks Nilai Penting (INP) merupakan besaran yang digunakan untuk

menghitung dan menduga peranan suatu jenis lamun dalam komunitasnya. Hasil INP

dipengaruhi oleh nilai relatif dari kerapatan, frekuensi dan penutupan jenis lamun.

Semakin tinggi nilai INP suatu spesies terhadap spesies lamun yang lain, maka

semakin tinggi peranan spesies tersebut pada komunitas tersebut. Nilai INP ini

tergantung pada struktur nilai relatif kerapatan, frekuensi dan penutupan jenis lamun

yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.

Nilai INP tertinggi di setiap lokasi adalah beragam dimana T. hemprichii

paling tinggi di lokasi Rendani dengan nilai 55.70 H. ovalis mendominasi di lokasi

Wosi dengan nilai INP 40.15 dan C. serrulata pada lokasi pulau Lemon dengan nilai

18.46 (Gambar 8). Nilai INP yang tinggi berhubungan dengan kemampuan jenis

lamun untuk beradaptasi terhadap fluktuasi kondisi perairan dan tipe substrat.

Gambar 8 Nilai INP jenis lamun disetiap lokasi.

Vermat et al. 1995 mengemukakan, walaupun T. hemprichii dan C. serrulata

relatif peka terhadap gangguan namun jika ditemukan dalam perairan yang jernih

dan jauh dari gangguan (Rendani dan pulau Lemon) maka akan bertumbuh baik. Hal

ini juga dikemukakan oleh Phillips dan Menez (1988) bahwa T. hemprichii dominan

di daerah substrat yang berpasir dan pecahan karang yang bersih.

55,70

22,11

26,37

40,15

21,5918,46

10,04

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

Th Ho Hu Cr Cs Si Hp

Nila

i IN

P

Jenis Lamun

Rendani Wosi Lemon

Page 54: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

39

4.3.3 Biomassa Lamun

Pengamatan biomassa lamun dibagi atas tiga bagian, yaitu biomassa akar,

batang dan daun. Hasil pengamatan biomassa berat basah dan berat kering tersaji

dalam Tabel 10. Dari hasil pengamatan terlihat untuk berat basah pada 3 lokasi

masih didominasi oleh berat daun yaitu dengan rata-rata 560.87 gbb/m2 di Rendani,

340.98 gbb/m2 di Wosi dan 540.08 gbb/m2

Biomassa dan produksi dapat bervariasi secara spasial dan temporal yang

disebabkan oleh berbagai faktor, terutama oleh nutrien dan cahaya (Tomascik et al.

1987). Selain itu juga sangat tergantung pada spesies dan kondisi perairan lokal

lainnya seperti kecerahan air, sirkulasi air, kedalaman (Zieman 1987), panjang hari,

suhu dan angin (Mellor et al. 1993). Fortes (1990) menambahkan bahwa besarnya

biomassa lamun bukan hanya merupakan fungsi dari ukuran tumbuhan, tetapi juga

merupakan fungsi dari kerapatan. Biomassa batang juga relatif lebih berat karena

batang/rizoma merupakan gudang penyimpanan hasil fotosintesis dan unsur hara,

serta dapat digunakan kembali untuk regenerasi bagian yang putus atau mati.

di pulau Lemon. Ini menunjukkan

distribusi hasil fotosintesis lebih banyak disimpan dalam daun. Penelitian-penelitian

yang telah dilakukan menunjukkan bahwa biomassa lamun di bawah substrat lebih

besar dibanding di atas substrat. Namun sebaliknya, produksi lamun di atas substrat

lebih besar dibanding di bawah substrat (Brouns 1985). Nilai ini disebabkan oleh

adanya variasi cahaya, kedalaman, nutrien tipe sedimen, struktur komunitas mikroba,

turbulensi/pengadukan dalam air, suhu air, dan spesies lamun (Fonseca et al. 1990;

Pollard & Greenway 1993).

Biomassa berat basah dan berat kering dari 3 lokasi yang terendah ada pada

lokasi Wosi, berbeda dengan dua lokasi Rendani dan Pulau Lemon yang nilai

biomassanya relatif sama. Pada lokasi Wosi biomassanya relatif lebih rendah

dikarenakan lokasi yang bersubstrat lumpur. Keadaan ini terkait dengan kekeruhan

yang yang mempengaruhi intensitas cahaya. Daerah Wosi ini juga merupakan daerah

yang landai sehingga kedalaman perairan rendah, memungkinkan intensitas cahaya

relatif tinggi sehingga menyebabkan lamun kurang berfotosintesis secara optimal

yang mengakibatkan biomassanya rendah.

Page 55: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

40

Menurut Erftemeijer (1993) mengatakan cahaya cenderung menghambat

pertumbuhan lamun jika intensitasnya begitu tinggi pada siang hari.

Tabel 10 Biomassa lamun dalam berat basah dan berat kering

Lokasi Berat Basah (gbb/m2) Berat Kering (gbk/m2) Akar Batang Daun Akar Batang Daun

Rendani 308.84 402.11 560.87 103.98 121.81 152.14 Wosi 204.46 260.52 340.98 72.06 90.39 107.30 P. Lemon 303.84 438.94 540.08 109.72 120.14 158.50 Total 817.14 1101.57 1441.93 285.76 332.34 417.94

Sementara untuk berat kering masih di dominansi oleh berat kering daun

yaitu 152 gbk/m2 di Rendani, 107.30 gbk/m2 di Wosi dan 158.50 gbk/m2 (Tabel 10)

Variasi biomassa dari lokasi penelitian berkaitan erat dengan dengan tipe sedimen

dan unsur haranya. Umumnya lamun menyukai tipe substrat karbonat seperti ada

pecahan karang. Di lokasi Wosi terlihat rendah karena tipe substrat berupa lumpur.

Berat kering juga masih dipengaruhi oleh nutrien yang diserap seperti nitrat dan

fosfat.

Kalau melihat hasil selisih biomassa pada Gambar 12 pada tiga lokasi terlihat

hasilnya hampir sama dan merata. Untuk selisih biomassa lamun tidaklah terlalu

berbeda jauh nilainya seperti akar (22-25%), batang (32-35%) dan daun (43-45%),

ini disebabkan karena masing-masing mengambil nutrien dari laut dan darat yang

sama, ini disebabkan karena masing-masing mengambil nutrien dari laut dan darat

yang sama. Daun dengan fotosintesis mendapatkan nutrien, juga melakukan respirasi

dalam air yaitu dengan mengambil karbon organik yang larut dalm air. Rizoma dan

akar juga mengambil karbon organik yang larut dalam air dan menyimpan nutrien

dari dalam substrat. Hal ini terbukt i dalam Gambar 9.

Page 56: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

41

Keterangan : (a) Rendani, (b) Wosi, (c) P. Lemon).

4.3.4 Indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominansi (Cd) Jenis Lamun

Indeks keanekaragaman suatu komunitas dapat menggambarkan kelimpahan

dan kestabilan spesies pada suatu lokasi. Nilai indeks keanekaragaman berkaitan

dengan jumlah jenis dan jumlah individu setiap jenis yang diperoleh. Nilai

keseragaman menunjukkan keseimbangan populasi besar. Sedangkan nilai

dominansi merupakan nilai ada tidaknya spesies yang mendominasi dalam suatu

komunitas. Identifikasi dan analisis jumlah individu lamun masing-masing tersaji

dalam Tabel 11.

Nilai indeks keanekaragaman tertinggi berada pada dua lokasi yaitu Rendani

yaitu 2.17 dan Pulau Lemon 2.14. Pada lokasi Wosi yaitu 1.49. dengan mengikuti

kriteria Magurran (2004) maka nilai keanekaragaman masuk dalam kategori

keanekaragaman sedang, sedangkan pada Lokasi Wosi masih dalam nilai

keanekaragaman rendah. Nilai indeks ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

penelitian sebelumnya yaitu 0.644 (Levaan 2008) dan 1.252 (Lahumeten 2009). Ini

menggambarkan adanya perbaikan pertumbuhan lamun dari waktu ke waktu.

Tabel 11 Nilai keanekaragaman (H’), keseragaman(E) dan dominansi (Cd) lamun

Lokasi H’ E Cd Rendani 2.17 0.84 0.30 Wosi 1.49 0.64 0.42 P. Lemon 2.14 0.83 0.26

Seperti yang tersaji pada Tabel 11, nilai keseragaman pada ke-3 lokasi masuk

dalam nilai keseragaman besar mendekati 1. Ini berarti pada ke 3 lokasi tersebut

Gambar 9 Prosentase selisih biomassa

Akar 23%

Batang 32%

Daun45%

(a)

Akar 25%

Batang 32%

Daun43%

(b)

Akar 22%

Batang 35%

Daun43%

(c)

Page 57: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

42

ekosistemnya dalam kondisi relatif stabil. Nilai dominansi pada ke 3 lokasi

menunjukkan nilai yang hampir sama yaitu Rendani 0.30, Wosi 0.42 dan Pulau

Lemon 0.26. Ini menggambarkan kalau tidak terdapat jenis tertentu yang melimpah

(mendominasi) dari jenis yang lain pada ke-3 lokasi tersebut. Nilai-nilai tersebut

mendekati 0 yang mengindikasikan tidak terjadi dominansi spesies dalam suatu

komunitas.

4.4 Struktur Komunitas Ikan 4.4.1 Komposisi Jenis Jumlah total ikan yang ditangkap selama penelitian berjumlah 596 individu

ikan dari 33 spesies dan 19 famili pada luasan tangkapan 5000 m2

Berdasarkan jumlah spesies yang paling banyak adalah famili Apogonidae,

Atherinidae, Leiognathidae, Mullidae dan Sphyraenidae yang masing-masing

memiliki 3 spesies; diikuti famili Lethrinidae, Ostraciidae dan Tetraodontidae yang

masing-masing memiliki 2 spesies. Jenis ikan yang termasuk dalam kelompok ikan

target atau ikan ekonomis ada 4 famili yaitu Acanthuridae, Lethrinidae, Mullidae dan

Siganidae, sedangkan untuk jenis ikan lain (ikan yang dijadikan ikan hias air laut)

ada 1 famili yaitu Apogonidae.

. Komposisi dan

jumlah spesies ikan pada lampiran 5, menunjukkan Apogonidae merupakan famili

paling banyak ditemukannya jumlah individu yaitu di Rendani dengan 3 jenis

(Apogon guamensis Valenciennes, Fowleria punctata Tesch dan Siphamia species

Weber) dengan jumlah 114 individu ikan dan Pulau Lemon 1 jenis (Apogon

guamensis Valenciennes) dari 166 individu ikan. Pada lokasi Wosi yang paling

banyak adalah famili Atherinidae yaitu Atherinomorus duodecimalis Valenciennes

dengan jumlah 151 individu ikan.

Kelimpahan ikan paling banyak adalah pada lokasi Rendani malam yaitu 188

individu ikan. Ini diduga adalah ikan yang menyenangi lamun dan mencari makan di

padang lamun yang yang kerapatan dan tutupan yang paling tinggi, sedangkan pada

siang hari tangkapanya sedikit yaitu 53 individu ikan dikarenakan hampir setiap hari

ada beberapa masyarakat nelayan melakukan penangkapan dengan menggunakan

jala lempar dan memancing. Berbeda dengan lokasi Wosi dan pulau Lemon yang

jumlah tangkapan siang lebih banyak dari tangkapan malam.

Page 58: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

43

Jika dilihat dari kelimpahan famili ikan yang paling banyak adalah pada

lokasi Rendani yaitu 10 famili pada siang hari dan 9 famili pada malam hari. Ini

disebabkan oleh lokasi Rendani yang merupakan lokasi yang kompleks dimana

terdiri akan terumbu karang, padang lamun, dan mangrove. Menurut Smith et al.

(2008), kelimpahan ikan sering terjadi karena terdapat suatu komunitas yang

kompleks yang terdiri akan terumbu karang, lamun, dan mangrove. Berbeda dengan

lokasi Wosi yang bersubstrat lumpur dan pulau Lemon yang terdapat sedikit terumbu

karang.

Gambar 10 Kelimpahan famili ikan hasil penelitian.

Dari Gambar 10 juga menggambarkan 13 famili dan kelompok famili lain

(Faml) (Lampiran 6). Untuk famili Apogonidae (Apo) paling banyak di temukan

pada lokasi Pulau Lemon. Menurut Myers (1991) famili ini mendiami daerah yang

dangkal 1-5 m. Sementara menurut Vivien (1975) in Marnane dan Belwood (2002),

walaupun famili Apogonidae merupakan ikan malam (nokturnal nekton) namun pada

siang hari famili ini mencari mangsa di padang lamun. Sejumlah penelitian juga

mengatakan pola distribusi Apoginidae terjadi pada siang hari (sebagai contoh

Vivien 1975; Dale, 1978; Greenfield & Johnson 1960; Finn & Kingsford 1996

in Marnane & Belwood 2002). Untuk famili Atherinidae (Ath) adalah yang

paling banyak ditemukan terlebih khusus di Lokasi Wosi. Menurut Takemura et al.

114

35 39

146

151

13 7

166

7 21

21

41

61

81

101

121

141

161

Apo Ath Sig Hem Chan Faml

Jum

lah

indi

vidu

/m2

Famili ikan

Rendani Wosi P.Lemon

Page 59: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

44

(2004) famili Atherinidae khususnya spesies Atherinomorus guamensis merupakan

spesies yang mendiami daerah air payau, di daerah yang dangkal dan sering

bergerombol (schooling). Melihat karakteristik habitat ikan ini, maka lokasi Wosi

masuk dalam semua kriteria ini. Tangkapan banyak diduga ditangkap saat ikan-ikan

bergerombol. Dibandingkan dengan penelitian asosiasi ikan di padang lamun, jumlah

spesies yang ditemukan selama penelitian di Manokwari termasuk sedikit, akan

tetapi ditinjau dari famili yang tertangkap termasuk banyak (Supratomo 2000)

(Tabel 12).

Tabel 12 Jenis dan famili ikan yang berasosiasi dengan padang lamun di berbagai lokasi penelitian (Supratomo 2000)

Lokasi Jenis Famili Peneliti Pulau Osi dan Marsegu 207 52 Peristiwady 1994 Pantai Selatan Lombok 85 47 Hutomo dan Parino 1994 Selat Malaka 49 29 Erfteimejer dan Allen 1993 Manokwari 33 19 Penelitian sekarang Aow Khung Krabanc, Thailand 21 18 Sudara et al. 1992 Teluk Baguala 61 10 Radjab et al. 1991 Peninsular, Malaysia 15 9 Rajuddin 1992

Ukuran ikan yang tertangkap rata-rata berukuran juvenile (Lampiran 7).

Seperti yang tersaji dalam gambar 11a (ikan tangkapan siang) dan 11b (ikan

tangkapan malam), tangkapan siang yang paling besar adalah stadia juvenil yaitu

65% diikuti oleh stadi pra-dewasa yaitu 20% dan stadia dewasa yaitu 15%. Untuk

tangkapan malam yang paling banyak juga yaitu stadia juvenil yaitu 44% diikuti

stadia dewasa yaitu 30% dan pra-dewasa yaitu 26%.

65%

20%

15%Juvenil

Pra-dewasa

Dewasa

44%

26%

30%Juvenil

Pra-dewasa

Dewasa

(a) (b) Gambar 11 Prosentase spesies ikan berdasarkan ukuran panjang total ikan.

Keterangan (a). Ikan tangkapan siang (b). Ikan tangkapan malam

Page 60: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

45

Dari hasil gambar dapat disimpulkan fungsi padang lamun selama waktu

penelitian menjadi fungsi sebagai area asuhan (nursery ground) karena dilihat dari

hasil tangkapan yang paling banyak masih dalam stadia juvenil untuk tangkapan

siang dan tangkapan malam. Untuk pra-dewasa dan dewasa berbeda nilai prosentase

pada tangkapan siang dan malam karena diduga berhubungan dengan ikan-ikan

diurnal dan nokturnal pada saat pra-dewasa dan dewasa dalam hal mencari makan

dan memijah.

4.4.2 Frekuensi, Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominansi (Cd)

Nilai frekuensi keterdapatan ikan pada semua lokasi penelitian memiliki nilai

yang beragam. Nilai paling tinggi terdapat pada lokasi Rendani Malam dengan nilai

0.39. Hal ini menggambarkan kalau lokasi Rendani paling di gemari ikan untuk

hidup dan tinggal karena lokasinya yang kompleks terdiri atas terumbu karang,

lamun, dan mangrove (Tabel 14).

Indeks keanekaragaman dipengaruhi oleh jumlah individu setiap jenis ikan

dan total individu seluruh jenis ikan. Nilai Indeks keanekaragaman yang paling

tinggi yaitu pada Lokasi Rendani siang hari. Walaupun dari hasil jumlah ikan sedikit

tapi lokasi Rendani tangkapan siang hari keanekaragamannya tinggi yaitu 2.65

sehingga masuk dalam kriteria keanekaragaman jenis tinggi. Terlihat pada daerah ini

lokasinya sangat kompleks yang disenangi ikan, sedangkan lokasi Wosi dan pulau

lemon masuk dalam kriteria keanekaragaman jenis sedang dan rendah.

Tabel 13 Kelimpahan, jumlah famili, frekuensi keterdapatan, indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E) dan dominansi (Cd)

Index Rendani Wosi Pulau Lemon

Siang Malam Siang Malam Siang Malam Kelimpahan ikan 53 188 160 15 176 4

Jumlah famili 10 9 4 6 4 3 Frekuensi Kerterdapatan 0.33 0.39 0.18 0.18 0.12 0.12

H' 2.65 1.82 0.50 1.63 0.38 1.81 E' 0.76 0.47 0.18 0.70 0.19 0.91 Cd 0.20 0.46 0.87 0.41 0.89 0.28

Page 61: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

46

Indeks keseragaman atau regularitas menggambarkan struktur penyebaran

spesies yang merata atau tidak merata. Hasil nilai indeks keseragaman juga

bervariasi pada siang dan malam hari untuk setiap lokasi. Rendani pada siang hari

0.76 mendekati nilai 1 dengan kriteria keseragamannya besar, berbeda dengan siang

hari yang memiliki keseragaman sedang. Lokasi Wosi memiliki nilai keseragaman

mendekati 1 pada malam hari yaitu 0.70 berbeda dengan siang hari yang masuk

dalam kriteria keseragaman kecil. Pulau Lemon masuk dalam kriteria keseragaman

besar untuk malam hari dengan nilai 0.91 dibanding siang hari 0.19 yaitu

keseragaman kecil.

Lokasi Wosi dan pulau Lemon walaupun memiliki nilai indeks

keanekaragaman relatif kecil dibanding lokasi Rendani, tetapi memiliki nilai

dominansi yang tinggi yaitu 0.87 dan 0.89. Nilai dominansi ini mengartikan ada

salah satu yang mendominansi. Untuk lokasi Wosi siang spesies yang mendominansi

yaitu Atherinomorus duodecimalis sedangkan lokasi Pulau Lemon siang yaitu

Apogon guamensis. Jika mengikut i kriteria Magguran (2004) lokasi Wosi siang dan

Pulau Lemon siang masuk dalam kriteria dominasi tinggi, sedangkan lokasi yang

lain masuk dalam kriteria dominansi rendah.

4.4.3 Kebiasaan Makanan Ikan

Menurut Effendie (1979) metode perhitungan kebiasaan makananan dapat

juga dilakukan dengan metode perkiraan tumpukan dengan persen. Untuk sampel

ikan yang diamati dilakukan perwakilan dari beberapa lokasi seperti lokasi Rendani

malam dan Lemon siang (Atherinomorus lacunosus, Fowleria punctata dan Apogon

guamensis), sedangkan Rendani siang dan Wosi malam (Atherinomorus

duodecimalis). Setiap sampel spesies ikan di ambil 5 ekor. Tujuannya adalah

mengetahui makanan ikan dengan asumsi ikan-ikan di lamun salah satu aktivitasnya

mencari makan.

Page 62: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

47

Gambar 12 Prosentase makanan ikan di beberapa lokasi.

Dari Gambar 12 diketahui dari keseluruhan isi perut ikan-ikan di beberapa

lokasi yang paling banyak dimakan yaitu jenis ikan yaitu 65%, diikuti krustacea

16%, polychaeta 8%, detritus 5% dan insekta serta tumbuhan yang masing-masing

3%. Seperti yang terlihat pada Gambar 13, tertangkap salah satu jenis Leiognathidae

sedang memakan fraksi ikan. Hasil ini memperkuat dugaan jika padang lamun

berfungsi sebagai area mencari makan (feeding ground).

Gambar 13 Spesies Secutor rucorius yang memakan fraksi ikan.

4.5 Distribusi Spasial Antara Lokasi Penelitian Dengan Beberapa Variabel Pengamatan Penelitian

Berdasarkan hasil korelasi variable fisika-kimia perairan (pH, suhu, salinitas,

kekeruhan, DO, kecepatan arus, kedalaman, nitrat, fosfat) ikan target, ikan mayor

dan stadia berdasarkan ukuran, famili ikan berdasarkan jumlah ikan, selisih biomassa

dan prosentase tutupan lamun (Lampiran 8) di masing-masing lokasi penelitian

menunjukan adanya penyebaran informasi pada setiap lokasi pengamatan. yang

65%

5%

16%3% 8% 3% ikan

Detritus

crustacea

fraksi tumbuhan

polychaeta

Insecta

Page 63: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

48

masing-masing memberikan kontribusi dari ragam total yaitu : F1 sebesar 70.18%,

F2 sebesar 8.91% (Lampiran 8).

Untuk lokasi Lemon siang dan Lemon malam dicirikan dengan nitrat. Lokasi

Rendani siang dan malam dicirikan dengan kedalaman dan oksigen terlarut,

sedangkan Wosi siang dan Wosi malam dicirikan dengan fosfat dan kekeruhan

(Gambar 14).

Keterkaitan pada penggolongan ikan target dan ikan lain (ikan mayor) berada

pada lokasi Rendani siang dan Rendani malam. Ini menunjukkan ada kesamaan nilai

dalam hal jumlah individu pada setiap golongan ikan.

Pada Gambar 14 menjelaskan juga keterkaitan dengan famili ikan lokasi

Lemon siang dan Lemon malam dicirikan dengan famili ikan Acanthuridae dan

Apogonidae, lokasi Rendani malam dan Rendani siang dicirikan dengan

Holocentridae, Mullidae, Ostraciidae, Belonidae, Hemirhamphidae, Gobidae,

Centriscidae, Carangidae, Siganidae, Tetraodontidae, Lethrinidae, Sphyraenidae dan

famili yang tidak teridentifikasi, sedangkan untuk Wosi malam dan Wosi siang

dicirikan dengan Scombridae, Leiognathidae, Chandidae dan Atherinidae.

Penggolongan stadia berdasarkan panjang total ikan lokasi Pulau Lemon

siang dan Pulau Lemon malam dicirikan dengan stadia pra-dewasa. Pada lokasi

Rendani siang dan Rendani malam dicirikan dengan stadia dewasa dan stadia juvenil

pada lokasi Wosi siang.

Selisih biomassa lamun untuk batang, daun dan akar berada dalam lokasi

Rendani siang dan Rendani malam. Keterkaitan dengan prosentase penutupan lamun

yaitu pada lokasi Lemon siang dan malam dicirikan dengan H. ovalis. Lokasi

Rendani malam dan Rendani siang dicirikan dengan S. isoetifolium, C. rotundata dan

H. uninervis T. hemprichii yang tinggi, sedangkan untuk Wosi malam dicirikan

dengan C. serrulata, H. pinifolia yang rendah.

Page 64: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

49

pH

DO

Temp

Ka

Sal

Dep

Tur

P

Ni

IkT

IkL

Juv

preD

De

AcaApo

Ath

BelCarCen

Cha

Gob Hem

Hol

Leio

Let

MulOst

Sco

SigSph

Tet

Tt

akbtg

dnTh

Ho

Hu

Cr

Cs

Si

Hp

-1

-0,75

-0,5

-0,25

0

0,25

0,5

0,75

1

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

F3 (8

.91

%)

F1 (70.18 %)

Wosi malam

Rendani siang

Rendani malam

Lemon malam

Lemon siang

Fig. 14 Spatial distribution between the location of the research study with the observed variables using Principal Component Analysis (PCA)

Biplot (axes F1 and F2: 79.09 %)

Wosi siang

Page 65: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

50

Karakter pengelompokan beberapa variabel pengamatan ini menunjukkan

rendahnya famili Atherinidae dan Leiognathidae pada lokasi Wosi siang dan Wosi

malam seiring dengan menurunnya nilai kekeruhan, pH dan salinitas. Begitu juga

dengan lokasi Rendani siang dan Rendani malam yaitu Holocentridae, Mullidae,

Ostraciidae, Belonidae, Hemiramphidae, Gobiidae, Centriscidae, Carangidae,

Siganidae, Tetraodontidae, Lethrinidae, Sphyraenidae dan famili yang tidak

teridentifikasi yang rendah diikuti oleh Cymodocea rotundata dan Thalassia

hemprichii, Halodule uninervis dan Syringodium isoetifolium yang tinggi namun

rendah pada Halophila ovalis.

4.6 Keterkaitan Antara Padang Lamun Dengan Jumlah Famili Ikan

Hasil regresi sederhana ditunjukan dalam Gambar 16 menunjukan bahwa

kepadatan ikan memiliki pengaruh yang tinggi terhadap tutupan lamun dengan nilai

koefisien determinasi (R2

) sebesar 0.999. Pada hasil Gambar 16 membuktikan

adanya hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut.

Gambar 15 Hubungan antara kelimpahan ikan dengan tutupan lamun.

y = 1,922x + 5,439R² = 0,999

0

50

100

150

200

250

300

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00

Jum

lah

ikan

(Ind

ivid

u)

Prosentase tutupan lamun

Page 66: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

51

Hasil analisis sidik ragam menggambarkan jika nilai F hitung lebih besar dari

Ftabel yaitu tolak H0

4.7 Implikasi Pengelolaan

atau berbeda nyata, artinya ada hubungan antar jumlah individu

ikan dengan cover tutupan lamun (Lampiran 10). Ini juga terbukti dengan adanya

prosentase tutupan yang tinggi pada lokasi Rendani dengan ikan yang melimpah.

Agar pemanfaatan sumberdaya alam di perairan pesisir Manokwari tetap

berkelanjutan (suistanable) maka direkomendasikan perlu dilakukan peraturan

daerah untuk tidak melakukan penangkapan jenis ikan seperti famili Apogonidae

pada lokasi Rendani dan Pulau Lemon di siang hari mengingat spesies ini merupakan

spesies ikan hias yang terancam dan dikuatirkan jika berkurang atau punah akan

terjadi pemutusan mata rantai beberapa spesies pada lokasi tersebut. Untuk famili

Atherinidae pada lokasi Wosi perlu dilakukan konservasi mengingat famili ikan

tersebut membuat suatu ekosistem padang lamun menjadi subur pada lokasi tersebut.

Sedangkan untuk perlindungan lamun perlu dilakukan desain kawasan konservasi

lamun karena banyaknya biota yang berasosiasi dengan lamun

Alternatif pengelolaan adalah; (1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat

dalam bentuk penyuluhan tentang peranan padang lamun dalam rangka pengelolaan

pesisir pantai Manokwari; (2) rehabilitasi lamun; (3) pelarangan pengrusakan lamun

pada saat menangkap ikan; (4) melibatkan stakeholder; dan (6) efektivitas

pengawasan.

Page 67: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Jenis-jenis lamun yang ditemukan selama penelitian termasuk dalam 2 suku

Cymodocea (C. rotundata, C. serrulata, H. pinifolia dan S. isoetifolium) dan

Hydrocharitaceae (H. ovalis, H. uninervis, T. hemprichii dan E. acoroides).

2. Famili Apogonidae merupakan famili paling banyak ditemukannya jumlah

individu yaitu di Rendani dengan 3 jenis (Apogon guamensis Valenciennes,

Fowleria punctata Tesch dan Siphamia species Weber), lokasi Wosi dengan

famili Atherinidae (Atherinomorus duodecimalis Valenciennes) dan Pulau

Lemon 1 jenis (Apogon guamensis Valenciennes).

3. Nilai tutupan lamun pada lokasi Rendani masuk dalam status dengan kondisi

baik dengan spesies Apogon guamensis Valenciennes, Fowleria punctata

Tesch dan Siphamia species Weber sedangkan lokasi Wosi dengan spesies

Atherinomorus duodecimalis Valenciennes dan pulau Lemon dengan spesies

Apogon guamensis Valenciennes adalah kurang kaya/kurang sehat.

5.2 Saran

1. Besarnya kontribusi padang lamun terhadap keberadaan dan keanekaragaman

ikan dan aktivitas masyarakat (pemukiman, perikanan dan pariwisata), maka

perlu adanya penjagaan kelestarian dan pengelolaan sumberdaya ikan, lamun

dan pesisir secara umum dan konkrit.

2. Perlu adanya penelitian lanjut tentang seberapa besar kerusakan padang

lamun oleh pemangsaan ikan.

Page 68: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

51

REFERENCES

Adrim M. 2006. Asosiasi Ikan di Padang Lamun. Oseana 31(4):1-7 Allen G. 2000. Marine fishes of South-East Asia. A field guide for Anglers and

Divers. Periplus. 292. Allen GR. 2001. Periplus nature guides tropical reef fishes of Indonesia.

Periplus. 66 pp. APHA (American Public Health Association). 2004. Standard Method for the

Examination of Water and Wastewater. APHA Inc. New York. Baker R, Sheppard R. 2006. Fisheries resources of Albatross bay, Gulf of

Carpentaria. Department Of Primary Industries And Fisheries. Queensland.

Bengen DG, Lim P, Belaud A. 1992. Structure and Fish Tipology of Three

Ancients Arms of The Garonne Rivers. Annals Lim. 28(1): 35-36. Bengen DG, Eidman M, Boer M. 2001. Strukutur komunitas Ikan di Pantai Utara

Kabupaten Subang, Jawa Barat. Jurnal Pesisir dan Lautan 3(3). Berwick NL. 1983. Guidelines for Analysis of Biophysical Impact Coastal Marine

Resources. The Bombay Natural History Society Centenery Seminar Conservation in Developing Countries, Problems and Propects, Bombay: 6-10 December 1983.

Bjork M, Uku J, Weil A, Beer S. 1999. Photosynthetic tolerance to dessiccation of

tropical intertidal seagrass. Mar Ecol Prog Ser 191: 121-218. Bownden KF. 1980. Physical oceanography of estuaries. Englewood Ld. pp :476 Brouns JJ. 1985. A preliminary study of the Thalassodendron ciliatum (Forskall)

den Hartog from Eastern Indonesia. Aquatic Botany 23:249-260. Brower JE, Zar JH, Von Ende C. 1990. General Ecology. Field and Laboratory

Methods. Dubugue Iowa. Wm. C. Brown Company Publish. Bultuis D. A. 1987. Effect of temperature on photosynthesis and growth of

seagrass. Aquatic Botany 27: 2-40. Burdick DM, Kendrick GA. 2001. Standards for seagrass collection, identification

and sampel design. In: Global Seagrass Research Methods. Elsevier. pp: 79-100.

Page 69: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

52

Community Environment Network. (2005). Watching the seagrass grow – A guide for community seagrass monitoring in New South Wales ( Ed ke-2). The Community Environment Network, Ourimbah.

Cox GW. 2002. General ecology laboratory manual. Ed ke-8 New York: Mc

Graw-Hill Higher Education. Dahuri R. 2003. Keanekaragaman hayati laut: Aset pembangunan berkelanjutan

Indonesia. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. den Hartog C. 1970. The seagrasses of the world. London. North-Holland

Publishing Company-Amsterdam. Dhewani N, Hermanto B, Susianti E. 2009. Panduan jenis-jenis ikan ekonomis di

terumbu karang. LIPI. 52 pp. Dolar MLL. 1991. A survey on the fish and crustacean fauna of the seagrass bed

in North Bais Bay, Negros Oriental, Philippines, pp. 367-337. In: A. C. Alcala. Living Resources In Coastal Areas Proceeding of The Regional Symposium. 30 Jan – 1 Peb 1989. Manila. Marine Science Institute, University of The Philippines. Quezon City. Philippines.

Duarte CM, Kirkman H. 2001. Methods for the measurement of seagrass

abundance and depth distribution. In: Global Seagrass Research Methods. Elsevier. pp 7: 141 -153.

Effendie MI. 1979. Metode biologi perikanan. Cetakan Pertama. Penerbit

Yayasan Dewi Sri. Bogor. Erftemeijer, PLA. 1993. Differences in nutrient concentration and resources

between seagrass communities on carbonates and terrigenous sediment in South Sulawesi, Indonesia. Bul Mar Scien. 54: 403-419.

Erftemeijer PLA, Middelburg JJ. 1993. Sediment nutrient interaction in tropical

seagrass bed: a comparison between a carbonate and terrigenous sedimentary environment in South Sulawesi (Indonesia). Mar Ecol Progress Series 102:187-198.

Erftemeijer PLA, Herman PMJ. 1994. Seasonal change in environmental variabel,

biomassa, production and content nutrient in two contrasting tropical intertidal seagrass bed in South Sulawesi (Indonesia). Oecologia. 99: 45-59.

Erina Y. 2006. Keterkaitan antara komposisi perifiton pada lamun Enhalus

acoroides (Linn.F) Royle Dengan Tipe Substrat Lumpur dan Pasir di teluk Banten. (Tesis). Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Page 70: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

53

Gullström M, Dahlberg M. 2004. Fish community structure of seagrass meadows around inhaca island, southern mozambique. Arbetsgruppen för Tropisk Ekologi. Committee of Tropical Ecology Uppsala University, Sweden.

FAO. 1974. Species identification sheet for fishery purpose. USA. Fonseca MS, Thayer GW, Kenworthy WJ. 1990. Root/Shoot Ratios. In Phillips

RC, Mc Roy CP. editor. Seagrass Res Met. Paris: Unesco. pp 65-67. Fortes MD. 1990. Seagrasses: a Resource Unknown in the ASEAN Region.

ICLARM Education Series 6. Manila, Philippines: International Center for Living Aquatic Resources Management.

Horinouchi M. 2006. Distribution patterns of benthic juvenile gobies in and

around seagrass habitats: Effectiveness of seagrass shelter against predators. Environ Biol Fishes. 82:187-194.

Hossain Md. MK. 2005. An examination of seagrass monitoring protocol as

applied to two New South Wales estuarine setting. (Tesis). Australian Chatolic University. Research Service. Victoria-Australia).

http://www.fishbase.org/identification/specieslist.cfm?famcode=207&areacode=

&spines=&fins=&c_code= (20 Juni 2010). http://www.montereybayaquarium.org/cr/cr_seafoodwatch/sfw_gear.aspx (3 Maret

2010. Hutomo M. 1985. Telaah ekologik komunitas ikan di padang lamun (seagrass

anthopyta) di perairan Teluk Banten. (Disertasi). Bogor: Program Pascasarajana. Institut Pertanian Bogor.

Hutomo M, Kiswara W, Azkab MH. 1993. Status dan khasanah pengetahuan

ekosistem lamun di Indonesia. In: Hutomo M, Soemodihardjo, Penyunting. Prosiding lokakarya Nasional Penyusunan Program Penelitian Biologi Kelautan dan Proses Dinamika Pesisir; Semarang, 24-28 November 1992. Jakarta. LIPI dan Universitas Diponegoro. Hlm 93-114.

Irawan A. 2003. Asosiasi makrozoobentos berdasarkan letak padang lamun di

estuari Bontang Kuala Kota Bontang Kalimantan Timur. (Tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Jongman RHG, Ter Braak CJF, van Tongeren OFR. 1995. Data analysis in

community and landscape ecology. Cambridge. University Press. Kawaroe M, Indrajaya, Happy SI. 2005. Pemetaan bioekologi padang lamun

(seagrass) di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Pesisir dan Lautan. 6:31-41.

Page 71: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

54

Kepmen Negara LH No. 51 Tahun 2004. Tentang baku mutu air laut untuk biota laut.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 200 Tahun 2004. Tentang kriteria

baku kerusakan dan pedoman penentuan status padang lamun. Kikuchi T, Peres JM. 1977. Consumer ecology of seagrass beds. In: Seagrass

Ecosystem. A Scientific Perspective. Mc.Roy PC. Helfferich, editor. New York: Mar Scien. 4:147-193.

Kimura S, Matsuura K. 2000. Fishes of Bitung. Northern Tip of Sulawesi,

Indonesia. Ocean Research Institute The University of Tokyo. Kirby R. 1986. Suspended fine cohesive sediment in the severn stuary and Innder

Bristal Channel. Departemen of Energy. Harwell. England. Kiswara W, Winardi. 1994. Keanekaragaman dan sebaran lamun di Teluk Kuta

dan Teluk Gerupuk, Lombok Selatan. In: Kiswara W, Moosa MK, Hutomo M, Penyunting. Struktur Komunitas Biologi Padang Lamun di pantai Selatan Lombok dan Kondisi Lingkungannya. Jakarta: Proyek Pengembangan Kelautan/MREP 1993-1994 Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI. hlm 15-33.

Kiswara W. 1995. Kandungan hara dalam air antara dan air permukaan padang

lamun pulau Barang Lompo dan Gusung Talang, Sulawesi Selatan. In: Pemantapan Keterpaduan dan Pendayagunaan Potensi Sumberdaya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Kelembagaan Kelautan Nasional Menuju Kemandirian. Prosiding Seminar Kelautan Nasional 1995; Jakarta.

Kiswara W. 1997. Struktur komunitas padang lamun perairan Indonesia. In:

Kongres Biologi Indonesia XV di Universitas Indonesia. Inventarisasi dan Evaluasi Potensi laut Pesisir II Geologi, Kimia, Biologi dan Ekologi. Jakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan tentang Oseanologi LIPI. hlm 54-61.

Kiswara W. 1999. Struktur komunitas padang lamun di Sumatera Utara.

Proseding seminar Kelautan Regional Sumatera Kedua. Fakultas Perikanan Universitas Bung Hata. Padang.

Koch EW. 2001. Beyond light: Physical, geological and geochemical parameters as

possible submerge aquatic vegetation habitat requirments. Estuaries 24:1-17.

Kuiter RH, Takamasa T. 2001. Pictorial Guide To : Indonesian Reefs Fishes. Zoo

Netics.

Page 72: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

55

Kuo JC, den Hartog C. 2003. Seagrass taxanomy and identification key. Short FT, Coles RG, Short CA. (editor) in : Global Seagrass Research Methods. Elsevier Science B.V. pp Chapter 2 : 31-58.

Lahumeten F. 2009. Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem lamun di

pesisir kota Manokwari. Universitas Negeri Papua. Lanyon J. 1986. Guide to identification of seagrasses in the Great Barrier Reef

Region. Great Barrier Reef Marine Park Authority. Laevastu T, Hayes ML. 1981. Fisheries oceanography and ecology. Fishing News

Books Ltd., Farnham-Surrey-England. Legendre L, Legendre P. 1983. Numerical ecology. Elsevier Scientific Pub. Co. Levaan TP. 2008. kajian komunitas padang lamun di pesisir Manokwari. (Tesis).

Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Ludwig JA, Reynolds JF. 1988. Statistical ecology a primer on methods

computing. A Wiley. Canada: Interscience Publication. John Wiley and Sons.

Magurran AE. 2004. Measuring Biological diversity. Blackwell Publishing. Marname JM, Belwood DR. 2002. Diet and nocturnal foraging in cardinalfish

(Apogonidae) at one tree reef, Great Barrier Reef, Australia. Mar Ecol Prog Ser. Published April 2002. 231:161-268.

McKenzie LJ, Cambell SJ, Roder CA. 2003. Seagrass Watch: Manual for mapping

and monitoring seagrass resources by community (Citizen) volunteers. Ed ke-2. Departmen of Primary Industries, Queensland Northern Fisheries Centre.

McKenzie LJ. 2003. Guidelines for the rapid assesment of seagrass habitat in the

Western Pacific. Department of Primary Industries Queensland, Northern Fisheries Centre. Mellors EH, Coles MRG. 1993. Intra-annual Change in Seagrass Standing Crop, Green Island, Northern Queensland. Ausa J Mar. Freshwater Research. 44 (1) : 19-31.

Merryanto, Y. 2000. Struktur komunitas ikan dan asosiasinya dengan padang

lamun di perairan Teluk Awur Jepara. (Tesis). Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Mukhtasor. 2007. Pencemaran pesisir dan laut. Pt Pradnya Paramita. Jakarta.

Page 73: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

56

Myers RF. 1991. Micronesian reef fishes. Second Ed. Coral Graphics, Barrigada, Guam.298p.Ref1602.in:fishbase.org. http://www.discoverlife.org/mp/20q?search=Apogon+guamensis. (12 Agustus 2010).

Moriarty DJW, Boon PI. 1989. Interaction of seagrass with sediment and water.

In: Larkum AWW, Mc Comb AJ, Sheperd SA. Biology of Seagrass. Aquatic Plant Studies 2. Elsevier, New York. P 501-527.

Nasution IM. 2003a. Padang lamun di perairan pulau Bintan, Kabupaten Riau. In:

Burhanuddin S, Sulistiyo B, Supangat A. 2003. Kondisi Ekosistem Pesisir Pulau Bintan. Pusat Riset Wilayah laut dan Sumber Non-Hayati. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelutan dan Perikanan.

Nasution IM. 2003b. Struktur komunitas ikan di padang lamun pulau Bintan,

kabupaten kepulauan Riau. In: Burhanuddin S, Sulistiyo B, Supangat A. 2003. Kondisi Ekosistem Pesisir Pulau Bintan. Pusat Riset Wilayah laut dan Sumber Non-Hayati. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelutan dan Perikanan.

Nelson JS. 2006. Fishes of The World. Ed-4. John Wiley and Sons, Inc. Nybakken JW. 1997. Marine biology an ecologycal approach. Ed-4. An imprint

of Addison Wesley Longman, Inc. Onuf CP. 1994. Seagrasses, dredging and light in Laguna Madre, Texas, USA est.

Odum EP.1993. Dasar-dasar ekologi. Ed ke-3. Yogyakarta. Gajah Mada

University Press. Peristiwady T. 2006. Ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia. Petunjuk

Identifikasi. LIPI. Phillips RC, Menez EG. 1988. Seagrass. Smithsonian contribution to the marine

science. No.34. Smithsonian Institution Press. Washington D. C. Pinto L, Punchihewa NN. 1996. Utilisation of mangroves and seagrass by fishes in

The Negombo estuary, Sri Lanka, Marine Biology. Pollard PC, Greenway M. 1993. Photynthesis characteristics of seagrass

(Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii and Zostera capricorni) in a low light environment, with a Comparison of Leaf Marking an Lacunal Gas Measurment of Productivity. Australian J Mar & Freswater Res. 44:127-139.

Romimohtarto K, Juwana S. 2001. Biologi laut: ilmu pengetahuan tentang biota

laut. Jakarta: Djambatan. Sabarini KE, Kartawijaya T. 2008. A comparison of fish in community seagrass

Page 74: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

57

beds to coral reefs in Karimunjawa National Park. Wildlife Conservation Society Marine Program Indonesia.

Sedberry GR, Carter J. 1993. The fish community of shallow tropical lagoon in

Belize, Central America. Estuaries 16. Setyobudiandi I, Sulistiono, Yulianda F, Kusmana C, Hariyadi S, Damar A,

Sembiring A, Bahtiar. 2009. Sampling dan analisis data perikanan. Terapan metode pengambilan contoh di wilayah pesisir dan laut. Makaira-FPIK. IPB Bogor.

Shervette VR, Aquirre WE, Blacio E, Cevallos R, Gonzales M, Pozo F, Gelwick F.

2006. Fish communities of a disturbed mangrove wetland and an adjacent tivad rivers in Palmer, Ecuador. Est Coas and Shelf Science. Elsevier. 67:343-542.

Short FT, RG, Coles, Pergent-Martini C. 2001. Global seagrass distribution. In:

Global Seagrass Research Methods. Elsevier. pp: 5-30 Smith TM, Hindell JS, Jenkins GP, Connolly RM. 2008. Edge effects on fish

associated with seagrass and sand patches. Mar Ecol Prog Series. Vol. 359: 203-213.

Supratomo RT. 2000. Fungsi padang lamun sebagai area mencari makan ikan

dengan indikator migrasi ikan terumbu karang. (Tesis). Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Susetiono. 2004. Fauna padang lamun. Tanjung merah selat lembeh. Program

Coremap II.P2O LIPI. Jakarta. Takemura I, Sado T, Mackawa Y, Kimura S. 2004. Descriptive morphology of the

reared eggs, larvae and juveniles of the marine atherinid fish Atherinomorus duodecimalis. Ich Res 52(2):159-198 in http://www.fishbase.org/listbyletter/fbreferencest.htm (2 Agustus 2010).

Talakua S. 2007. Komunitas makroalga, lamun dan mangrove di pesisir pantai

Manokwari, Provinsi Irian Jaya Barat. (Tesis). Manado. Program Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi.

Terrados J, Duarte CM, Fortes MD, Borum J, Agawin NSR, Bach S, Thampanya

U, Kamp-Nielsen L, Kenworthy WJ. Greertz-hansen O, Vermaat J. 1997. Changes in community structure and biomass of seagrass communities along gradients of siltation in South East Asia. Estuarine, Coastal nd Shelf Science 46: 757-768.

Tomascik T, Mah AJ, Nontji A, Moosa MK. 1997. The ecology of the Indonesian

seas. Part I and II.Singapore. Periplus Edition (HK) Ltd.

Page 75: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

58

Vermaat JE, Fortes MD, Agawin N, Duarte CM, Marba N, Uri J. 1995. Meadow maintanance, growth, and productivity of a mixed Philippine seagrass bed. Mar Ecol Progress Series 124: 215-255.

Walker DI, Mc Comb AJ. 1985, Seagrass degradation in Australian coastal waters, Mar

Pollution Bulletin, 25: 191—195. Waycott MC, Collier K, Mc Mahon P, Ralph L, Mc Kenzie J, Udy, Grech A. 2007.

Vulnerability of seagrasses in the Great Barrier Reef to climate change. In: Climate change and the Great Barrier reef: a vulnerability assessment. Edited by Johnson JE, Marshall PA. Great Barrier Reef Marine Park Authority, Townsville, Australia and the Australian Greenhouse Office, in the Department of the Environment and Water Resources.

Welch EB, Lindell T. 1980. The ecological effect of wastewater. Cambrige,

London. Cambrige University Press. Wibisono MS.2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo. Jakarta. P: 211. Zieman JC. 1986. Gradients in carribean seagrass ecosystem. In Ogden JC,

Gladfelter EH, Editor. Carribean Coas Mar Productivity. Jamaica: Unesco Reports in Marine Science:25-29

Page 76: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 1 Lokasi Penelitian

a. Rendani

b. Wosi

c. PulauLemon

Page 77: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 2 Beberapa substrat pada lokasi penelitian Rendani

KUADRAT

Substrat

Line 1 Line 2 Line 2

1 Pasir berbatu Pasir berbatu Lumpur ,pecahan karang

2 Pasir

Pasir Pecahan karang, berlumpur

3 Pasir berbatu

Pasir Pecahan karang, berlumpur

4 Pasir berbatu (patahan karang) Pasir Berbatu

5 Pasir berbatu (patahan karang) Pasir berbatu (patahan karang) Berbatu

6 Pasir berlumpur batuan kecil Pasir berbatu (patahan karang) Berbatu

7 Pasir berlumpur Berbatu Berbatu

8 Lumpur berpasir Karang mati berpasir Karang mati berpasir

9 Lumpur berpasir patahan karang Karang mati berpasir Karang mati berpasir

10 Pasir halus, patahan karang Patahan karang, berpasir

Patahan karang, berpasir, lumpur

Wosi

KUADRAT Substrat

Line 1 Line 2 Line 2

1 Lumpur berpasir Lumpur Berpasir

2 Lumpur berpasir Lumpur Lumpur

3 Pasir lumpur berbatu Lumpur berpasir Pasir berlumpur

4 Lumpur berpasir Lumpur Pasir berlumpur

5 Lumpur Lumpur Pasir berlumpur

6 Lumpur berpasir Lumpur berpasir Pasir berlumpur

7 Lumpur berpasir Lumpur berpasir Pasir berlumpur

8 Pasir berlumpur Lumpur,batu, berpasir Pasir berlumpur

9 Pasir bertbatu Lumpur,batu, berpasir Lumpur berpasir

10 Lumpur berbatu Lumpur,batu, berpasir Lumpur berpasir

Pulau Lemon

KUADRAT Substrat

Line 1 Line 2 Line 2

1 Pasir Pasir Pasir berbatu

2 Pasir pasir pasir

3 Pasir, pecahan karang pasir pasir

4 Pasir, pecahan karang pasir, pecahan karang berbatu

5 pecahan karang pecahan karang pecahan karang

6 pecahan karang pecahan karang pasir, pecahan karang

7 berbatu pasir, pecahan karang pecahan karang

8 berbatu pecahan karang pecahan karang, berbatu

9 pecahan karang pasir, pecahan karang pecahan karang

10 pecahan karang berbatu pecahan karang

Page 78: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 3 Parameter kualitas perairan

Stasiun ulangan

Parameter

pH DO (mg/l) Temperature (0C)

Current velocity (m/s)

Salinity (0/00)

Turbidity (NTU)

Phosphate (mg/L)

Nitrate NO3- (mg/L)

Lemon island I 7.94 8.22 34.6 0.1 31 1.22 0.29 0.6 II 7.88 7.67 34.6 0.1 31 2.03 0.27 0.64 III 7.87 6.62 34.7 0.1 31 1.66 0.24 0.6

ulangan 7.90 7.50 34.63 0.10 31.00 1.64 0.27 0.61

Rendani I 7.74 7.2 31 0.1 28 4.65 0.25 0.7 II 7.82 7.3 31 0.1 30 2.98 0.22 0.75 III 7.87 7.29 31 0.1 30 4.6 0.27 0.64

Ulangan 7.81 7.26 31.00 0.10 29.33 4.08 0.25 0.70

Wosi I 7.88 6.86 31 0.1 31 5.78 0.62 0.4 II 7.93 6.77 31.5 0.1 29 6.29 0.59 0.52 III 7.69 7.44 28.9 0.1 28 5.77 0.66 0.41

Ulangan 7.83 7.02 30.47 0.10 29.33 5.95 0.62 0.44

Page 79: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 4 Kedalaman Air

Rendani (cm)

Wosi (cm)

Lemon island (cm)

L1 L2 L3

L1 L2 L3

L1 L2 L3

1 0 0 0

8 34 58

3 4 3

2 0 28 0

7 52 44

7 14 10

3 1 34 0

19 56 41

9 20 12

4 1 41 12

34 7 19

20 28 19

5 4 70 18

44 9 9

22 31 43

6 5 94 27

56 1o 6

50 56 55

7 9 99 38

73 11 41

80 84 76

8 11 130 43

97 44 30

116 112 100

9 12 154 54

102 68 23

120 122 122

10 12 170 87

122 83 10

133 145 159

Total 55 82 27.9

56.2 40.44 28.1

56 61.6 59.9 Rerata 54.97

41.58

59.17

Page 80: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 5 Komposisi dan jumlah ikan

No

Famili No. Nama umum Spesies Panjang

Total (mm)

Panjang baku (mm)

Lokasi penelitian

Total

Rendani Wosi Lemon

siang malam siang malam siang malam

1 Acanthuridae 1 Striped britle-tooth Ctenochaetus striatus Quoy & Gamay 1825 152 100

2 2

2 Apogonidae 2 Guam Cardinalfish Apogon guamensis Valenciennes 1832 86.8 69.5

82

166 248

3

Pepperd Cardinalfish

Fowleria punctata Tesch 1903 53 41.7

31

31

4 Cardinalfish Siphamia species Weber 1909 25.2 18

1 1

3 Atherinidae 5 Tropical Silverside

Atherinomorus duodecimalis Valenciennes 1835 136.3 107.9333

18

149 2

169

6 Robust Hardyhead

Atherinomous lacunosus Forster 1801 59 46

17

17

7 Samoan Silverside

Hypoatherina temmincki Bleeker 1853 52.2 42.2

7 7

4 Belonidae 8 Reef Needlefish Strongylura incisa Valenciennes 1846

670 620

1 1

9 Baja California Keeltail

Platybelone argalus pterura Osburn & Nichols 1916 85.4 81.5

6 6

5 Carangidae 10 Giant Trevally Caranx ignobilis Forsskal 1775 175 129

1 1

6 Centriscidae 11 Coral Shrimpfish Aeoliscus strigatus Gonther 1861 121.4 90.3

6 6

7 Chandidaeae 12 Bleeker's Perchlet Ambassis urotaenia Bleeker 1852 55.05 40.85

4 9 13

8 Gobiidae 13 Twin- spot Sand-goby

Istigobius spence Smith 1974 29.9 25.6

1 1

Page 81: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 5 (lanjutan)

No

Famili No. Nama umum Spesies Panjang

total (mm)

Panjang baku (mm)

Lokasi penelitian

Total

Rendani Wosi Lemon

siang malam siang malam siang malam

9 Hemiramphidae 14 Short Garfish Hemiramphus rasori Popta 1912 116.6 114.3

14 14

10 Holocentridae 15 Soldierfish Myripstis pralinia Cuvier 1829 190 166.55

1 1 2

11 Leiognatidae 16 Toothpony Gazza minuta Bloch 1795 52.87 34.45

1 1

2

17 Splendid Ponyfish

Leiognathus splendens Cuvier 1829 39.9 32.3

4

4

18 Pugnose Ponyfish

Secutor rucorius Hamilton-Buchanan 1822 31.3 21.5

1 1

12 Lethrinidae 19 Striped Large-eye Beam

Gnathodentex aurolneattusus Lacepede 1802 115.4 101.3

5

5

20 Spotcheek Emperor

Lethrinus rubrioperculatus Sato 1978 54.8 44.95

2 1 3

13 Mullidae 21 Square-spot Goatfish

Mulloidichthys flavolineatus Lacepede 1801

240 220

1 1

22 Yellow-spot Indicus

Parupebeus indicus Shaw 1803 106.3 83.5

4

4

23 Dash-dot Goatfish Parupeneus barberinus Lacepede 1801

207 161 1 1

Page 82: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 5 (lanjutan)

No

Famili No. Nama umum Spesies Panjang

Total (mm)

Panjang baku (mm)

Lokasi penelitian

Total

Rendani Wosi Lemon

Siang malam siang malam siang malam

14 Ostraciidae 24 Long-horn Cowfish

Ostracion cornutus Linnaeus 1758 85.1 82.1

1 1

2

25 Yellow Boxfish Ostracion cubicus Linnaeus 1758 27 21.4

1 1

15 Scombridae 26 Indina Mackerel Rastrelliger kanagurta Cuvier 1817 24.6.5 213.3

1 1

16 Siganidae 27 Scribbled Rabitfish

Siganus spinus Linnaeus 1758 94.7 83.4

39 39

17 Sphyraenidae 28 Great Barracuda Sphyraena barracuda Edwards 1771 31.5 31.4

1

1

29

Yellow-tail Barracuda

Sphyraena flavicauda Rupel 1838 134.55 118.65

3

1

4

30 Little Barracuda Sphyraena pinguis Gunter 1874 41.3 40.5

2 2

18 Tetraodontidae 31 Reticulated Puffer

Aratrhon leticularis Bloch & Schneider 1801 63.55 55.05

1 1

2

32 Stars & Stripes Puffer

Arothron hipidus Linnaeus 1875 130 101.7

2 2

19 Un identified 33 unidentified 56.4 40.4 1 1

2

Page 83: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 6 Kelimpahan famili pada setiap lokasi

No Famili

Lokasi penelitian Total kode Rendani Wosi Lemon

1 Apogonidae Apo 114 166 280 2 Atherinidae Ath 35 151 7 193 3 Siganidae Sig 39 39 4 Hemiramphidae Hem 14 14 5 Chandidaeae Chan 13 13 6 Lethrinidae Leth 8 8 7 Belonidae Bel 6 1 7 8 Leiognathidae Leio 7 7 9 Sphyraenidae Sphy 6 1 7

10 Centriscidae Cent 6 6 11 Mullidae Mull 4 2 6 12 Tetraodontidae Tet 4 4 13 Famili lain Faml 2 2 2 6

Keterangan: famili lain (Ostraciidae, Hollocentridae, Acanthuridae, Scombridae,

Carangidae, Gobiidae 2, Tetraodontidae, Mullidae, Centriscidae,

Sphyraenidae, Leiognathidae, Belonidae, Lethrinida dan famili yang

tidak teridentifikasi

Page 84: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut
Page 85: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 7 Kategori kelas ikan berdasarkan ukuran panjang

Spesies siang Panjang

Total (mm)

Panjang baku (mm)

Panjang maks (mm)

Panjang umum (mm) Kat.

Spesies malam Panjang

Total (mm)

Panjang baku (mm)

Panjang maks (mm)

Panjang umum (mm) Kat.

Apogon guamensis 50.2 40.5 100 70 p Strongylura incisa, 670 620 1000 600 d

Ostracion cubicus 27 21.4 450 0 j Myripstis pralinia 153 136 200 0 d

Ctenochaetus striatus 152 100 260 200 d Parupeneus barberinus 207 161 450 350 d

Hypoatherina temmincki 52.2 42.2 120 0 j Mulloidichthys flavolineatus 240 220 430 250 d

Atherinomorus duodecimalis 38.2 32.4 110 100 j Atherinomorus duodecimalis 79.8 60 100 110 p

Ambassis urotaenia 40.4 30.3 140 0 j Ambassis urotaenia 29.3 21.1 140 0 j

Gazza minuta 29.3 19.7 210 150 j Gazza minuta Bloch 38.22 29.5 210 150 j

Leiognathus splendens 39.9 32.3 170 150 j Rastrelliger kanagurta 24.6.5 213.3 350 250 j

Secutor rucorius 31.3 21.5 80 60 j Sphyraena flavicauda 100.5 89.15 600 400 p

Atherinomorus duodecimalis 54.9 46.6 100 110 p Apogon guamensis 73.2 58 100 0 d

Platybelone argalus pterura 85.4 81.5 400 300 p Fowleria punctata 53 41.7 70 0 d

Hemiramphus rasori 116.6 114.3 180 0 d Siphamia species 25.2 18 40 0 p

Caranx ignobilis 175 129 1700 1000 j Atherinomous lacunosus 59 46 250 0 j

Aeoliscus strigatus 121.4 90.3 150 0 d Myripstis pralinia Cuvier 74 61.1 200 0 j

Istigobius spence 29.9 25.6 90 70 p Gnathodentex aurolneattusus 115.4 101.3 300 200 p

Lethrinus rubrioperculatus 39.3 32.4 500 300 j Lethrinus rubrioperculatus 31 25.1 500 300 j

Ostracion cornutus 51 44.2 460 400 j Parupebeus indicus 106.3 83.5 450 350 p

Sphyraena pinguis 41.3 40.5 500 0 j Ostracion cornutus 68.2 60 460 400 j

Sphyraena barracuda 31.5 31.4 2000 1400 j Siganus spinus 94.7 83.4 280 180 p

Arathron reticularis 39.05 33.5 450 0 j Sphyraena flavicauda 68.1 59 600 400 j

Arothron hipidus 130 101.7 500 0 j

Aratrhon leticularis 49 38.3 450 0 j Ket. : Kat=kategori, j = juvenile, p = pra-dewasa, d = dewasa

Page 86: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 8 Beberapa variable dalam Analisis Komponen Utama (AKU) /PCA

Lokasi Parameter Gol. ikan Stadia

pH DO Temp Ka Sal Dep Tur P Ni IkT IkL Juv preD De Lemon Siang 7.90 7.50 34.63 0.10 31.00 31.00 1.64 0.27 0.61 1 0 2 1 1 Lemon Malam 7.94 8.22 32.60 0.10 31.00 31.00 1.22 0.22 0.60 1 1 0 0 4 Rendani Siang 7.81 7.26 31.00 0.11 29.33 30.44 4.08 0.25 0.70 3 0 6 3 2 Rendani Malam 7.74 7.20 29.00 0.10 28.00 30.44 4.65 0.23 0.66 4 3 7 4 2 Wosi Siang 7.83 7.02 30.47 0.10 29.33 30.44 5.95 0.62 0.44 0 0 5 0 0 Wosi Malam 7.88 6.86 31.00 0.10 31.00 29.44 5.78 0.62 0.59 0 0 3 2 0

Keterangan: Temp=temperatur, Ka=kecepatan arus, Sal=salinitas, Dep=depth/kedalaman, Tur=turbidity/kekeruhan, IkT=ikan target, IkL= ikan lain, Juv=Juvenil, preD=pra-dewasa dan De=dewasa

Lokasi Jumlah famili ikan pada setiap lokasi

Aca Apo Ath Bel Car Cen Cha Gob Hem Hol Leio Let Mul Ost Sco Sig Sph Tet Tt Lemon Siang 2 166 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 Lemon Malam 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 0 0 0 0 0 0 Rendani Siang 0 0 18 6 1 6 0 1 14 0 0 2 0 1 0 0 3 1 0 Rendani Malam 0 114 17 0 0 0 0 0 0 1 0 6 4 1 0 39 3 3 0 Wosi Siang 0 0 149 0 0 0 4 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 1 Wosi Malam 0 0 2 0 0 0 9 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1

Keterangan: Aca=Acanthuridae, Ath=Atherinidae, Bel=Belonidae, Car=Carangidae, Cha=Chandidae, Gob=Gobidae 2, Hem=Hemiramphidae, Hol=Hollocentridae, Lei=Leiognathidae, Let=Lethrinidae, Mul=Mullidae, Ost=Ostraciidae, Scom=Scombridae, Sig=Siganidae, Sph=Sphyraenidae, Tet=Tetraodontisae, Tt=tidak teridentifikasi

Page 87: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 8 (lanjutan)

Lokasi Selisih Biomass Persentase tutupan lamun

ak btg dn Th Ho Hu Cr Cs Hp Si

Lemon Siang 194.12 318.8 381.58 0.00 23.11 0.49 4.57 1.44 0.00 10.40

Lemon Malam 194.12 318.8 381.58 0.00 23.11 0.49 4.57 1.44 0.00 10.40

Rendani Siang 204.86 280.30 399.54 24.65 7.22 8.76 13.91 2.80 2.67 0

Rendani Malam 204.86 280.30 399.54

24.65 7.22 8.76 13.91 2.80 2.67 0

Wosi Siang 132.4 170.13 233.68 8.14 0.78 1.45 7.26 6.72 0.00 15.65

Wosi Malam 132.4 170.13 233.68 8.14 0.78 1.45 7.26 6.72 0.00 15.65

Keterangan : ak=akar, btg=batang, dn=daun, Th=Thallasia hempricii, Ho=Halophila ovalis, Hu=Halodule uninervis, Cr=Cymodocea rotundata, Cs=Cymodocea serrulata, Hp=Halodule pinifolia, Si=Siringodium isoetifolium

Page 88: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 9 Principal Component Analisys (PCA)

Eigenvalues: F1 F2

Eigenvalue 8.040 1.615 Variability (%) 79.823 16.033 Cumulative % 79.823 95.857

Correlations between variables and factors:

F1 F2 F1 F2

F1 F2 Ath -0.659 0.271 ak 0.952 -0.200

pH -0.050 -0.217 Bel 0.218 -0.672 btg 0.958 -0.140

DO 0.581 -0.403 Car 0.177 -0.562 dn 0.959 -0.195

Temp 0.361 0.132 Cen 0.177 -0.562 Th 0.117 -0.178

Ka 0.177 -0.562 Cha -0.830 0.083 Ho 0.751 -0.031

Sal -0.066 -0.119 Gob 0.177 -0.562 Hu 0.329 -0.207

Dep 0.654 0.042 Hem 0.177 -0.562 Cr 0.162 -0.184

Tur -0.761 0.148 Hol 0.461 -0.233 Cs -0.958 0.140

P -0.958 0.229 Leio -0.806 0.263 Hp 0.424 -0.217

Ni 0.749 -0.333 Let 0.423 0.101 Si -0.689 0.233

IkT 0.661 -0.122 Mul 0.461 -0.233

IkL 0.439 0.094 Ost 0.749 0.263

Juv -0.089 0.172 Sco -0.526 -0.033

preD 0.346 0.006 Sig 0.359 0.287

De 0.655 -0.606 Sph 0.300 -0.237

Aca 0.469 0.627 Tet 0.423 0.101

Apo 0.654 0.753 Tt -0.971 0.182

Page 89: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 10 Hasil Anova/sidik ragam hubungan cover tutupan lamun dengan jumlah individu ikan

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics Multiple R 0.999945065 R Square 0.999890133 Adjusted R Square 0.999780266 Standard Error 0.544715136 Observations 3

ANOVA df SS MS F Significance F

Regression 1 2700.369952 2700.37 9100.901 0.006673014 Residual 1 0.296714579 0.296715

Total 2 2700.666667

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0% Intercept 5.439767283 2.049737943 2.653884 0.229408 -20.60462268 31.48415724 -20.6046227 31.48415724 X Variable 1 1.922655715 0.020153911 95.39864 0.006673 1.666575998 2.178735433 1.666576 2.178735433

Page 90: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Lampiran 11 Jenis dan Komposisi Lamun

Rendani kuadran

Spesies K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 TOTAL Transect

1 Thalassia hemprichii 133 383 254 26 14 72 882

Halophila ovalis 49 25 74

Halodule uninervis 231 103 92 164 29 19 638

Cymodocea rotundata 15 78 253 61 76 250 288 20 1041

Cymodocea serrulata 8 3 16 27

2662

Transect

2 Thalassia hemprichii 57 46 163 25 117 77 5 118 164 772

Halophila ovalis 49 12 31 46 14 152

Halodule uninervis 93 3 96

Cymodocea rotundata 142 42 46 13 16 259

Cymodocea serrulata 55 32 87

Syringodium isoetifolium 51 101 152

1518

Transect

3 Thalassia hemprichii 24 47 150 44 14 34 313

Halodule uninervis 7 7

Cymodocea rotundata 37 64 9 110

Cymodocea serrulata 74 3 77

507

Page 91: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Wosi Kuadran

Spesies K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 TOTAL Transect

1 Halodule pinifolia 91 98 193 201 109 4 106 18 820

Halodule uninervis 307 388 286 289 205 31 1506

Cymodocea rotundata 103 88 163 354

Cymodocea serrulata 6 84 7 74 59 57 287

2967 Transect

2 Halodule pinifolia 28 72 1242 1154 163 2659

Halodule uninervis 563 783 11 12 298 43 37 6 1753

Halophila ovalis 18 7 3 126 154

Cymodocea rotundata 188 260 230 6 2 686

Cymodocea serrulata 58 58

5310 Transect

3 Halodule pinifolia 14 14

Halodule uninervis 676 281 738 679 696 838 598 264 4770

Halophila ovalis 20 22 42

Cymodocea rotundata 104 371 25 500

5326

Page 92: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut

Pulau Lemon Kuadran

Spesies K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 TOTAL Transect

1 Thalassia hemprichii 413 52 85 550

Halophila ovalis 6 17 4 27

Halodule uninervis 31 31

Cymodocea rotundata 141 87 38 266

Cymodocea serrulata 48 48

Halodule pinifolia 431 1124 1555

2477 Transect

2 Thalassia hemprichii 207 18 56 281

Halophila ovalis 2 22 15 39

Halodule uninervis 89 89

Cymodocea rotundata 125 201 223 549

Cymodocea serrulata 146 112 106 103 81 40 41 629

Halodule pinifolia 362 416 778

2365 Transect

3 Thalassia hemprichii 289 58 115 59 22 25 568

Halophila ovalis 21 22 14 7 2 66

Halodule uninervis 112 11 123

Cymodocea rotundata 230 156 37 8 431

Cymodocea serrulata 377 22 62 461

Halodule pinifolia 91 366 457

2106

Page 93: KAJIAN KOMUNITAS PADANG LAMUN SEBAGAI FUNGSI … · Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan yang tersebar di sepanjang perairan laut