Top Banner
1 UPAYA BUNUH DIRI SEBAGAI BENTUK DEPRESI PADA REMAJA PUTRIKORBANTRAFFICKING Oleh Dinar Oktamiya Hayuningtyas [email protected] Yoyon Supriyono, S.Psi.,M.Psi [email protected] Sumi Lestari, S.Psi.,M.Si [email protected] [email protected] ABSTRACT This study discusses about the effort to suicide as a depression of a girl who has an experience in trafficking, a case study in Surabaya regency police (Polrestabes Surabaya). A girl who identified as a trafficking victim tries to do a suicide. This study uses a depression etiology theory, clinical view, depression degree and diagnosis maintenance referring to PPDGJ III (Guide for Categorizing and Diagnosing Mental Disorders). Method of this study is qualitative approaching and data reduction. Technique of data exposure uses qualitative analysis. Result of this study is subject I and II having an effort to suicide with a depression tendency. The factor is the existence of physical, feeling, mind and habitual change of both subjects that is also the occurrence of the symptoms referring to PPDGJ III. A cause of the depression because of becoming trafficking victims, so the development of subject I is not running well and so is the subject II. Keywords: Suicide, depression in young women, trafficking ABSTRAK Penelitian ini mengangkat tentang upaya bunuh diri sebagai bentuk depresi pada remaja putri korban trafficking, studi kasus di Polrestabes Surabaya. Remaja putri korban trafficking melakukan upaya bunuh diri. Penelitian ini menggunakan teori etiologi depresi, gambaran klinis, derajat depresi dan penegakan diagnosis yang mengacu pada PPDGJ III. Metode penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan jenis metode reduksi data. Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi serta tes grafis. Analisis data menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini adalah subjek I dan subjek II memiliki melakukan upaya bunuh diri dengan kecenderungan depresi. Faktor subjek I dan subjek II mengalami depresi adalah karena adanya perubahan fisik, perubahan perasaan, perubahan pikiran serta perubahan kebiasaan kedua subjek serta gejala-gejala yang mengacu pada PPDGJ III. Penyebab dari depresi ini karena kedua subjek remaja putri ini menjadi korban trafficking sehingga tugas perkembangan remaja pada subjek I tidak berjalan baik, dan gagal pada subjek II. Kata kunci: Bunuh diri, depresi pada remaja putri, trafficking
21

Jurnal Dinar Bismilah

Dec 26, 2015

Download

Documents

Boy Ehung

jurnal dinar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnal Dinar Bismilah

1

UPAYA BUNUH DIRI SEBAGAI BENTUK DEPRESI PADA REMAJA

PUTRIKORBANTRAFFICKING

Oleh Dinar Oktamiya Hayuningtyas [email protected]

Yoyon Supriyono, S.Psi.,M.Psi [email protected]

Sumi Lestari, S.Psi.,M.Si [email protected]

[email protected]

ABSTRACT

This study discusses about the effort to suicide as a depression of a girl who has an experience in trafficking, a case study in Surabaya regency police (Polrestabes Surabaya). A girl who identified as a trafficking victim tries to do a suicide. This study uses a depression etiology theory, clinical view, depression degree and diagnosis maintenance referring to PPDGJ III (Guide for Categorizing and Diagnosing Mental Disorders). Method of this study is qualitative approaching and data reduction. Technique of data exposure uses qualitative analysis. Result of this study is subject I and II having an effort to suicide with a depression tendency. The factor is the existence of physical, feeling, mind and habitual change of both subjects that is also the occurrence of the symptoms referring to PPDGJ III. A cause of the depression because of becoming trafficking victims, so the development of subject I is not running well and so is the subject II.

Keywords: Suicide, depression in young women, trafficking

ABSTRAK

Penelitian ini mengangkat tentang upaya bunuh diri sebagai bentuk depresi pada remaja putri korban trafficking, studi kasus di Polrestabes Surabaya. Remaja putri korban trafficking melakukan upaya bunuh diri. Penelitian ini menggunakan teori etiologi depresi, gambaran klinis, derajat depresi dan penegakan diagnosis yang mengacu pada PPDGJ III. Metode penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan jenis metode reduksi data. Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi serta tes grafis. Analisis data menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini adalah subjek I dan subjek II memiliki melakukan upaya bunuh diri dengan kecenderungan depresi. Faktor subjek I dan subjek II mengalami depresi adalah karena adanya perubahan fisik, perubahan perasaan, perubahan pikiran serta perubahan kebiasaan kedua subjek serta gejala-gejala yang mengacu pada PPDGJ III. Penyebab dari depresi ini karena kedua subjek remaja putri ini menjadi korban trafficking sehingga tugas perkembangan remaja pada subjek I tidak berjalan baik, dan gagal pada subjek II.

Kata kunci: Bunuh diri, depresi pada remaja putri, trafficking

Page 2: Jurnal Dinar Bismilah

2

Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin maju membuat manusia semakin terdesak oleh

berbagai kebutuhan dalam berbagai hal. Hal ini berbanding lurus dengan semakin tinggi

jumlah penduduk yang mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat persaingan kerja. Banyak

cara yang dilakukan seseorang untuk bertahan hidup, terutama dengan cara yang tidak

manusiawi, salah satu contoh yang ingin peneliti kaji adalah trafficking. Trafficking

merupakan salah satu kasus yang sekarang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat,

biasanya pembahasan masalah trafficking dilakukan dengan mengundang para korban

trafficking sebagai narasumber.

Berdasarkan Kodir (2006) trafficking merupakan salah satu tindakan bentuk kejahatan

yang sangat kompleks dan mengerikan, Trafficking tidak sekedar praktik pembudakan

manusia oleh manusia sebagaimana telah terjadi pada masa lalu, melainkan prosesnya

dilakukan dengan kekerasan fisik, mental, seksual, penindasan, sosial dan ekonomi, dengan

modus yang sangat beragam, mulai dengan cara yang halus seperti bujukan dan penipuan

sampai dengan cara yang kasar seperti paksaan dan perampasan.Secara umum, faktor-faktor

yang mendorong terjadinya trafficking anak adalah kemiskinan, terbatasnya kesempatan

kerja, konflik sosial, lemahnya penegakan hukum, rendahnya pendidikan dan kesehatan,

kekerasan dalam rumah tangga, desakan ekonomi (Elin, 2008).

Perdagangan orang (trafficking in persons) merupakan kejahatan yang keji terhadap

Hak Asasi Manusia (HAM), yang mengabaikan hak seseorang untuk hidup bebas, tidak

disiksa, kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, beragama, hak untuk tidak diperbudak,

dan lainnya. Remaja adalah yang paling banyak menjadi korban perdagangan

orang (trafficking in persons), menempatkan mereka pada posisi yang sangat berisiko

khususnya yang berkaitan dengan kesehatannya baik fisik maupun mental spritual, dan sangat

Page 3: Jurnal Dinar Bismilah

3

rentan terhadap tindak kekerasan, kehamilan yang tak dikehendaki, dan infeksi penyakit

seksual termasuk HIV/AIDS. Kondisi anak dan perempuan yang seperti itu akan mengancam

kualitas ibu bangsa dan generasi penerus bangsa Indonesia (Gultom, 2010)

Banyak korban kasus trafficking, umumnya perasaan malu pada lingkungan sosial

mereka serta lebih sensitif terhadap orang yang baru dikenalnya. Pada kondisi ini remaja

mengalami trauma serta depresi yang bersifat patologis bukan merupakan proses normal

dalam kehidupan. Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan

dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertaannya termasuk perubahan pada pola

tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan

tidak berdaya, serta bunuh diri.Kaplan,(2010) penelitian ini penting dilakukan karena adanya

korban Trafficking yang mengalami upaya bunuh diri perilaku ini merupakan bentuk dari

patologis berupa depresi yang sangat berdampak buruk untuk kehidupan mendatang,mungkin

subjek akan mengalami trauma yang berkepanjangan.Hal ini sangat mempengaruhi

bagaimana kualitas penerus bangsa kususnya pada para korban trafficking yaitu perempuan

dan anak, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Upaya Bunuh Diri

Sebagai Bentuk Depresi pada Remaja Putri Korban Trafficking.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka dapat penulis

kemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah bunuh diri sebagai bentuk dari depresi pada remaja putri korban trafficking?

2. Bagaimana depresi dapat terjadi pada remaja putri korban Trafficking?

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui upaya bunuh diri sebagai bentuk depresi remaja putri korban

Trafficking.

Page 4: Jurnal Dinar Bismilah

4

Kajian Pustaka

A. Bunuh Diri

1. Definisi Bunuh Diri

Secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa Latin “suicidium”, dengan “sui” yang

berarti sendiri dan “cidium” yang berarti pembunuhan. Schneidman mendefinisikan bunuh

diri sebagai sebuah perilaku pemusnahan secara sadar yang ditujukan pada diri sendiri

oleh seorang individu yang memandang bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah isu.

Dia mendeskripsikan bahwa keadaan mental individu yang cenderung melakukan bunuh

diri telah mengalami rasa sakit psikologis dan perasaan frustasi yang bertahan lama

sehingga individu melihat bunuh diri sebagai satu-satunya penyelesaian untuk masalah

yang dihadapi yang bisa menghentikan rasa sakit yang dirasakan (dalam Maris dkk., 2000)

Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000), bunuh diri memiliki 4

pengertian, antara lain:

1. Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional

2. Bunuh diri dilakukan dengan intensi

3. Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri

4. Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung (pasif),

misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan kelangsungan hidup atau

secara sengaja berada di rel kereta api.

2. Metode Bunuh Diri

Richman menyatakan ada dua fungsi dari metode bunuh diri (Maris dkk., 2000).

Fungsi pertama adalah sebagai sebuah cara untuk melaksanakan intensi mati. Sedangkan

pada fungsi yang kedua, Richman percaya bahwa metode memiliki makna khusus atau

simbolisasi dari individu.Secara umum, metode bunuh diri terdiri dari enam kategori

utama adalah sebagai berikut:

Page 5: Jurnal Dinar Bismilah

5

a. Obat (memakan padatan, cairan, gas, atau uap)

b. Menggantung diri (mencekik dan menyesakkan nafas)

c. Senjata api dan peledak

d. Menenggelamkan diri

e. Melompat

f. Memotong (menyayat dan menusuk)

3. Faktor Penyebab Bunuh Diri

Berikut beberapa faktor penyebab bunuh diri yang didasarkan pada kasus bunuh diri

yang berbeda-beda tetapi memiliki efek interaksi di antaranya (Maris dkk.,2000;

Meichenbaum, 2008):

a. Major-depressive illness, affective disorder

b. Penyalahgunaan obat-obatan (sebanyak 50% korban percobaan bunuh memiliki

level alkohol dalam darah yang positif)

c. Memiliki pikiran bunuh diri, berbicara dan mempersiapkan bunuhdiri

d. Sejarah percobaan bunuh diri

e. Sejarah bunuh diri dalam keluarga

f. Isolasi, hidup sendiri, kehilangan dukungan, penolakan

g. Hopelessness dan cognitive rigidity

h. 8. Stresor atau kejadian hidup yang negatif (masalah pekerjaan, pernikahan,

seksual, patologi keluarga, konflik interpersonal, kehilangan, berhubungan dengan

kelompok teman yang suicidal)

i. Kemarahan, agresi, dan impulsivitas

j. Rendahnya tingkat 5-HIAA

k. Key symptoms (anhedonia, impulsivitas, kecemasan / panik,insomnia global,

halusinasi perintah)

Page 6: Jurnal Dinar Bismilah

6

l. Suicidality (frekuensi, intensitas, durasi, rencana dan perilaku persiapan bunuh diri)

m. Akses pada media untuk melukai diri sendiri

n. Penyakit fisik dan komplikasinya

o. Repetisi dan komorbid antara faktor-faktor di atas

B. Depresi

1. Definisi Depresi

Beck (McDowell dan Newel, 1996) mendefinisikan depresi sebagai keadaan abnormal

organisme yang dimanifestasikan dengan tanda simptom- symptom seperti: menurunya

mood subjektif, rasa pesimis dan sikap nihilistic, kehilangan kespontanan dan gejala

vegetatif (seperti kehilangan berat badan dan gangguan tidur). Depresi juga merupakan

kompleks gangguan yang meliputi gangguan afeksi, kognisi, motivasi dan komponen

perilaku.

Menurut Kaplan (2010) pengertian depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi

manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,

termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,

kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. Menurut (Maslim, 2002)

depresi adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau

beberapa aminergik neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada

sinapsneuron di SSP (terutama pada sistem limbik). Lebih lanjut Kaplan (2010)

mengatakan bahwa depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh

hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood

adalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu

ekspresi dari isi emosional saat itu.

Page 7: Jurnal Dinar Bismilah

7

Menurut Sadock dan Sadock (2007) pengertian depresi merupakan suatu gangguan

mood. Mood adalah suasana perasaan yang meresap dan menetap yang dialami secara

internal dan yang mempengaruhi perilaku seseorang dan persepsinya terhadap dunia.

Depresi adalah suasana perasaan tertekan (depressed mood) yang dapat merupakan suatu

diagnosis penyakit atau sebagai sebuah gejala atau respons dari kondisi penyakit lain dan

stres terhadap lingkungan.

2. Etiologi Depresi

Menurut Kaplan (2010) bahwa faktor penyebab depresi dapat secara buatan dibagi

menjadi faktor biologi, faktor genetik, faktor kognitif, faktor lingkungan,kepribadian dan

faktor psikososial.

a. Faktor biologi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin biogenik,

seperti: 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid), MPGH (5

methoxy-0-hydroksi phenil glikol), di dalam darah, urin dan cairan serebrospinal pada

pasien gangguan suasana hati. Neurotransmiter yang terkait dengan patologi depresi

adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi, dan

pada Utarapasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki serotonin yang rendah. Pada

terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin berperan dalam patofisiologi

depresi (Kaplan, 2010). Selain itu aktivitas dopamin pada depresi adalah menurun. Hal

tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan konsentrasi dopamin seperti

Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin menurun seperti parkinson, adalah

disertai gejala depresi.

Obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan

bupropion, menurunkan gejala depresi (Kaplan, 2010). Disregulasi neuroendokrin dan

Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis neuroendokrin, menerima input neuron

Page 8: Jurnal Dinar Bismilah

8

yang mengandung neurotransmiter amin biogenik. Pada pasien depresi ditemukan

adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron

yang mengandung amin biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi aksis

Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin

biogenik sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal,

tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan.

Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah

berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan organ utama

pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi mempengaruhi

CRH di PVN, yang menyebabkan peningkatan sekresi CRH (Landefeld, 2004). Pada

orang lanjut usia terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Estrogen berfungsi

melindungi sistem dopaminergik negrostriatal terhadap neurotoksin seperti MPTP, 6

OHDA dan methamphetamin. Estrogen bersama dengan antioksidan juga merusak

monoamine oxidase (Unutzer dkk, 2002).

b. Faktor Genetik

Faktor genetik. Depresi bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Resiko untuk

terjadinya depresi meningkat antara 20 – 40 % untuk keluarga keturunan pertama.

Dapat dikatakan bahwa anak-anak dari orangtua yang depresi psikotik dan depresi non-

psikotik terdapat insiden yang tinggi dari gejala depresi ini. Memiliki satu orangtua

yang mengalami depresi, meningkatkan resiko dua kali pada keturunannya. Resiko itu

meningkat menjadi empat kali bila kedua orangtuanya sama-sama mengalami depresi.

c. Lingkungan

Lingkungan juga memainkan peran yang kuat dalam menyebabkan depresi. Faktor-

faktor lingkungan, seperti stress, kehilangan, atau mengubah sering memicu episode

depresi (Harun, 2010). Ada beberapa faktor yang menyebabkan depresi yaitu mulai

Page 9: Jurnal Dinar Bismilah

9

faktor genetik sampai dengan faktor nongenetik. Faktor genetik, ketidakseimbangan

biogenik, gangguan neuroendokrin dan perubahan neurofisiologi, serta faktor

psikologik seperti kehilangan objek yang dicintai, hilangnya harga diri, distorsi

kognitif, ketidakberdayaan yang dipelajari dan faktor-faktor lain yang diduga berperan

dalam terjadinya depresi (Nurmiati, 2005).

d. Faktor psikososial

Peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian, psikodinamika, kegagalan

yang berulang, teori kognitif dan dukungan sosial (Kaplan, 2010). Peristiwa kehidupan

dan stresor lingkungan. Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres, lebih sering

mendahului episode pertama gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinisi

mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan utama dalam depresi,

klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa kehidupan hanya memiliki peranan terbatas

dalam onset depresi. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu

episode depresi adalah kehilangan pasangan (Kaplan, 2010).]

e. Faktor kepribadian

Beberapa ciri kepribadian tertentu yang terdapat pada individu, seperti kepribadian

dependen, anankastik, histrionik, diduga mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya

depresi. Sedangkan kepribadian antisosial dan paranoid (kepribadian yang memakai

proyeksi sebagai mekanisme defensif) mempunyai resiko yang rendah (Kaplan, 2010).

f. Faktor psikodinamika.

Berdasarkan teori psikodinamika Freud, dinyatakan bahwa kehilangan objek yang

dicintai dapat menimbulkan depresi (Kaplan, 2010). Dalam upaya untuk mengerti

depresi, Sigmud Freud sebagaimana dikutip Kaplan (2010) mendalilkan suatu

hubungan antara kehilangan objek dan melankolia. Ia menyatakan bahwa kekerasan

yang dilakukan pasien depresi diarahkan secara internal karena identifikasi dengan

Page 10: Jurnal Dinar Bismilah

10

objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi mungkin merupakan cara satu-

satunya bagi ego untuk melepaskan suatu objek, ia membedakan melankolia atau

depresi dari duka cita atas dasar bahwa pasien terdepresi merasakan penurunan harga

diri yang melanda dalam hubungan dengan perasaan bersalah dan mencela diri sendiri,

sedangkan orang yang berkabung tidak demikian.

g. Faktor kognitif

Adanya interpretasi yang keliru terhadap sesuatu, menyebabkan distorsi pikiran

menjadi negatif tentang pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, pesimisme dan

keputusasaan. Pandangan yang negatif tersebut menyebabkan perasaan depresi

(Kaplan, 2010)

3. Gambaran Klinis

Pada perempuan dan anak yang mengalami depresi rata – rata mengalami perubahan

yang menonjol, yaitu perubahan fisik, perubahan pikiran, perubahan perasaan serta

perubahan pada kebiasaan sehari- hari.

a. Perubahan Fisik

b. Perubahan Pikiran

c. Perubahan Perasaan

d. Perubahan pada Kebiasaan Sehari-hari

4. Derajat Depresi dan Penegakan Diagnosis

Gangguan depresi pada usia lanjut ditegakkan berpedoman pada PPDGJ III (Pedoman

Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) yang merujuk pada ICD 10 (International

ClassificationDiagnostic 10). Gangguan depresi dibedakan dalam depresi berat, sedang,

dan ringan sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi

kehidupan seseorang (Maslim,2000).

a. Gejala Utama

Page 11: Jurnal Dinar Bismilah

11

1) Perasaan depresif

2) Hilangnya minat dan semangat

3) Mudah lelah dan tenaga hilang

b. Gejala Lain

1) Konsentrasi dan perhatian menurun

2) Harga diri dan kepercayaan diri menurun

3) Perasaan bersalah dan tidak berguna

4) Pesimis terhadap masa depan

5) Gagasan membahayakan diri atau bunuh diri

6) Gangguan tidur

7) Gangguan nafsu makan

8) Menurunnya libido

C. Trafficking

1. Devinisi Trafficking

Trafficking merupakan perekrutan, pengangkutan, pemindahan, penampungan atau

penerimaan seseorang dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk

paksaaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau

posisi rentan, ataupun memberi atau menerima bayaran atau manfaat, untuk tujuan

eksploitasi seksual, perbudakan atau praktik-praktik lain, pengambilan organ tubuh

(Gultom, 2010)..

Pengertian Trafficking yang pada umumnya paling banyak dipakai adalah pengertian

yang diambil dari Protokol PBB untuk mencegah, menekan, dan menghukum pelaku

Trafficking terhadap manusia, khususnya perempuan dan anak (selanjutnya disebut

Protokol Trafficking). Dalam protokol ini pengertian Trafficking adalah perekrutan,

pengangkutan, pemindahan, penyembunyian atau penerimaan seseorang, melalui

Page 12: Jurnal Dinar Bismilah

12

penggunaan ancaman atau tekanan atau bentuk-bentuk lain dari kekerasan, penculikan,

penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan atau memberi,

menerima pembayaran atau memperoleh keuntungan kendali atas orang lain tersebut,

untuk tujuan eksploitasi (Nasution, 2008).

a) perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan dan penerimaan seseorang.

b) Persetujuan korban perdagangan manusia terhadap eksploitasi yang dimaksud dalam

subalinea.

c) Perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan atau penerimaan seorang anak untuk

tujuan eksploitasi dipandang sebagai perdagangan manusia sekalipun tindakan ini tidak

melibatkan satu pun cara yang dikemukakan dalam subalinea (a) Pasal ini;

d) Anak adalah setiap orang yang berumur di bawah delapan belas tahun.

Kedua definisi ini sangat penting karena menyoroti tidak hanya pada proses

perekrutan dan pengiriman yang menentukan bagi perdagangan, tetapi juga kondisi

eksploitatif terkait kedalam mana orang diperdagangkan.

2. Faktor Trafficking

Adanya faktor pendorong dan faktor penarik pada kasus trafficking (Lapian & Geru,

2010)

1) Faktor Pendorong

a) Kurangnya pengetahuan tentang akibat dari trafficking

b) Factor ekonomi (miskin)

c) Keinginan untuk secara cepat mendapatkan uang (kerja tidak terlalu berat)

d) Adanya izin dari orangtua

e) Mudahnya mendapatkan izin dari pemerintah

f) Adanya ikut perekembangan zaman (modern)

g) Adanya masalah dalam keluarga dan ingin mencari pelarian.

Page 13: Jurnal Dinar Bismilah

13

2) Faktor Penarik

a) Adanya iming – iming gaji ( pendapatan yang tinggi)

b) Keinginan keluar daerah atau keluar negeri untuk mencari pengalaman kerja

c) Adanya calo yang bertempat tinggal di desa korban

d) Rayuan dari calo untuk bekerja jadi baby-sitter

D. Remaja Putri

1. Pengertian Remaja putri

Menurut Soetjiningsih (2004) Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa

anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12

tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda. Tugas pokok remaja

adalah mempersiapkan diri memasuki usia dewasa. rentang usia masa remaja ini bervariasi

terkait budaya dan historisnya. Menurut Santrock (2004), masa remaja pada usia 10 – 13

tahun sampai 18- 20 tahun. Menurut Hurlock (1990) mengkatagorikan masa remaja menjadi

dua tahap, yaitu masa remaja awal (13-16) dan masa remaja akhir (16-22).

2. Kronologis Umur

Remaja periode transisi dari masa anak – anak hingga masa awal dewasa, yang

memasuki pada usia kira - kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22

tahun.

3. Karakteristik Remaja Putri

Masa remaja bermula dengan perubahan fisik yang cepat-pertambahan tinggi dan

berat badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan dada, perkembangan pinggang.

Pada masa perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol ;

pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis; semakin banyak waktu diluangkan di luar

keluarga. (Santrock, 2007)

Page 14: Jurnal Dinar Bismilah

14

1) Perkembangan Fisik

a) Perubahan dalam proporsi tubuh

b) Perubahan dalam tinggi dan berat badan.

c) Perubahan puberitas

d) Perubahan ciri-ciri seks primer

e) Perubahan ciri-ciri seks sekunder

Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan

dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara jenis

kelamin laki-laki dan perempuan.

2) Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget yang menyatakan bahwa

merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal. Idealnya,

seorang remaja sudah mempunyai pola pikir sendiri (Hanhan, 2010). Diantaranya

digambarkan yaitu:

a) Mulai bisa berfikir logis tentang suatu gagasan atau abstrak.

b) Mulai bisa berencana, strategi, membuat keputusan, memecahkan masalah serta mulai

memikirkan masa depan.

c) Muncul kemampuan nalar secara ilmiah dan belajar menguji hipotesis atau permasalahan

d) Belajar berintreospeksi diri.

e) Wawasan berfikirnya semakin luas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, jati diri atau

identitas.

3) Perkembangan Psikososial

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa masa remaja terjadi peubahan–perubahan yang

dramatis, baik dalam fisik maupun dalam kognitif. Perubahan secara fisik dan kognitif itulah

yang mempengaruhi terhadap perubahan perkembangan psikososial mereka.

Page 15: Jurnal Dinar Bismilah

15

a) Individusi dan Identitas

Dalam konteks psikologi perkembangan, pembentukan identitas merupakan tugas utama

dalam perkembangan kepribadian.

b) Hubungan dengan orang tua Perubahan fisik dan kognitif yang terjadi pada remaja mempunyai pengaruh besar

terhadap relasi dengan orang tua. Salah satu ciri yang menonjol dalam hal ini yang

mempengaruhi relasinya dengan orang tua adalah perjuangan otonomi, baik secara fisik

dan psikologis. Karena remaja meluangkan sedikit waktunya bersama orang tua dan lebih

banyak menghabiskan waktu untuk dunia luar. Maka mereka berhadapan dengan

bermacam-macam nilai dan ide.

c) Hubungan dengan teman sebaya

Perkembangan kehidupan sosial remaja di tandai dengan gejala meningkatnya pengaruh

teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian banyak waktu dihabiskan bersama

teman sebaya mereka.

d) Seksualitas

Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini sangat

dipengaruhi oleh faktor perubahan fisik selama masa pubertas. Untuk melepaskan

ketegangan seksual tersebut remaja mencoba mengekspresikan dorongan seksualnya

dalam berbagai tingkah laku seksual mulai dari melakukan aktifitas berpacaran,

berkencan, bercumbu sampai dengan melakukan kontak seksual.

e) Proaktivitas

Perkembangan proaktivitas adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Stephen R.

Covey mengnai manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab atas hidupnya sendiri.

f) Resiliensi

Kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki seseorang untuk meminimalkan atau

bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi yang tidak

Page 16: Jurnal Dinar Bismilah

16

menyenangkan, atau bahkan mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi

suatu hal yang wajar untuk diatasi. Seriap individu terutama remaja pada dasarnya belajar

menghadapi kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan dalam hidupnya.

4. Ciri-ciri masa remaja

Menurut Hurlock (2009), remaja memiliki ciri-ciri khusus yang spesifik dalam diri

seorang remaja, yaitu :

1) Masa remaja sebagai periode yang penting

2) Masa remaja sebagai periode peralihan

3) Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan tingkah laku remaja sama dengan perubahan fisiknya. Ada lima

perubahan yang bersifat universal :

a) Meningginya emosi

b) Perubahan tubuh

c) Perubahan minat dan peran dalam pergaulan social

d) Perubahan pola nilai-nilai yang dianutnya

e) Perubahan yang ambivalen, di mana masa remaja biasanya menginginkan perubahan,

tetapi secara mental belum ada kesadaran tanggungjawab atas keinginannya sendiri.

4) Masa remaja sebagai usia bermasalah

5) Masa remaja sebagai masa mencari identitas

6) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistk

8) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

5. Tugas perkembangan masa remaja

Dalam buku Psikologi Perkembangan (2009), Hurlock memberikan rician tugas-tugas

perkembangan masa remaja, yaitu:

Page 17: Jurnal Dinar Bismilah

17

1) Memperoleh hubungan-hubungan baru dan yang lebih matang dengan yang sebaya

dari kedua pria maupun wanita.

2) Memperoleh peranan sosial pria dan wanita

3) Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif

4) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab

5) Memperoleh kemandirian diri melepaskan ketergantungan diri dari orang tua dan

orang dewasa lainya.

6) Mempersiapkan karier ekonomi

7) Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga

8) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku

Metode Penelitian

Dalam metode penelitian dengan pendekatan kualitatif, peneliti berfungsi sebagai

instrumen penelitian yang memiliki peranan penting. Instrumen atau alat yang dimaksud

adalah semenjak awal hingga akhir penelitian, peneliti sendiri yang berfungsi penuh atau

peneliti sendiri yang terlibat aktif dalam penelitian yang dilakukan, bukan orang lain atau

asisten peneliti (Herdiansyah, 2010). Dalam penelitian kualitatif, peneliti bertindak sebagai

perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan sekaligus sebagai

pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2010).

Jenis Penelitian adalah penelitian ini adalah studi kasus. Dalam Moleong (2010) studi

kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar satu orang subjek dan satu tempat

penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Fokus penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yaitu mengenai depresi pada korban Trafficking.Untuk pengumpul data sekunder,

peneliti menggunakan alat perekam dan kamera, serta skala depresi.Lokasi penelitian ini

dibatasi di sebuah instansi “Polrestabes Surabaya” yang ada di kota Surabaya. Alasan

peneliti memilih instansi ini karena ini sebagai wadah para korban trafficking yang ada di

Page 18: Jurnal Dinar Bismilah

18

kota Surabaya dan sekitarnya.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa wawancara primer, wawancara sekunder (orang-orang LSM yang bersangkutan),

observasi partisipan, tes grafis,dan dokumentasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini

adalah menggunakan teknik pemilihan informan dengan cara sampel bertujuan (purposive

sampling). informan yang dipilih berdasarkan criteria yaitu ; dua subjek remaja putri usia 13-

22 tahunyang menjadi korban trafficking, remaja putri yang berupaya bunuh diri, remaja

putri yang mengalami depresi dan remaja putriyang berada dalam perlindungan hukum di

Polrestabes Surabaya.Teknik analisis penelitian ini adalah data reduksi.Validitas Dan

Reliabilitas Data penelitian adalah Rhizomatic Validity dan synchronic Reliability.

Keabsahan data penelitian ini adalah dengan menggunakancredibility, transferability, dan

objektivitas.

HASIL

Berdasarkan hasil pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka

kesimpulan yang dapat ditarik dari temuan di lapangan berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan interpretasi dari tes grafis adalah sebagai berikut:

1. Pada kasus traffiking yang telah tercatat di Polrestabes Surabaya ada dua subjek korban

traffickingyaitu kedua remaja putri yang melakukan percobaan bunuh diri sebagai bentuk

dari depresi hal ini dapat dilihat dari hasil tes grafis dan gejala – gejala yang muncul dari

gangguan depresi.

2. Depresi muncul dikarenakan adanya faktor lingkungan, faktor psikososial maupun faktor

kognitif dari faktor inilah muncul gambaran klinis berupa perubahan fisik, perubahan

perasaan, perubahan pikiran serta perubahan pada kebiasaan sehari – hari, Perubahan –

perubahan inilah yang terjadi saat seorang individu mengalami depresi.

3. Tugas perkembangan pada remaja yaitu memperoleh hubungan-hubungan baru dan yang

lebih matang dengan yang sebaya dari kedua pria maupun wanita, memperoleh peranan

Page 19: Jurnal Dinar Bismilah

19

sosial pria dan wanita, menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif,

mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab, memperoleh

kemandirian diri melepaskan ketergantungan diri dari orang tua dan orang dewasa lainya,

mempersiapkan karier ekonomi, persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga,

memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku. Disaat

remaja merasa terancam dan mulai tidak nyaman pada lingkungan oleh tekanan dan

beban yang memberatkan seorang remaja maka muncul keinginan serta upaya bunuh diri

sebagai jalan keluar atas segala permasalahan yang terjadi pada dirinya. Keberhasilan

pada setiap individu berbeda, hal ini dapat terjadi karena perbedaan prinsip serta motivasi

hidup masing – masing individu dalam menghadapi segala permasalahan yang dapat

mendewasakan individu, sehingga keberhasilan tugas perkembangan remaja sangat

dipangaruhi oleh lingkungan individu tersebut berada.

DISKUSI

Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang

upaya bunuh diri sebagai bentuk depresi pada remaja putri korban Trafficking. Permasalahan

yang dialami oleh kedua subjek tergolong berat karena tugas perkembangan remaja kedua

subjek kurang berjalan baik, hal ini terkait dengan tugas perkembangan mereka dimana tugas

subjek untuk melajutkan sekolah serta tanggung jawab anak terhadap orang tua. Kedua

subjek merasa malu terhadap keluarga dan lingkungan, berbagai hal yang membuat kedua

subjek merasa tertekan dan akhirnya muncul keinginan serta usaha untuk bunuh diri sebagai

solusi dari permasalahan subjek. Kesulitan dalam penelitian ini adalah dalam proses

pengambilan data pada subjek penelitian.

Page 20: Jurnal Dinar Bismilah

20

DAFTAR PUSTAKA

Ariza Cilvia Nora & Erlina Listyanti Widuri, (2011). Komunikasi Ibu dan Anak dengan Depresi pada Remaja. Jurnal.Dari http://www.journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/232/80 diunduh 11/05/ 2012

Afiliati Fitriakartikasari, (2003). Determinan Depresi Pada Anak dan Remaja. Tesis, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegorodari Http://eprints.undip.ac.id/12313/1/2003PPDS2909.pdf

Aryafebrirahmadani(2008)Http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/156_07depresiparkinson.pdf/156_07depresiparkinson.html/22.08/29032012

Chaplin J.P. 2009. Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Rajawali Pers.

Desmita.2007. psikologi Perkembangan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Geru, Hetty dan Lapian, Gandhi. 2010. Trafficking Perempuan dan Anak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hurlock, Elizabeth B., 1973. Adolescent Development. Tokyo: Mc Graw-Hill Kogakusha Ltd

Hurlock, Elizabeth B., 1976 Developmental Psychology New Delhi: Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Ltd

Inalovered (2010) Http://inalovered.blogspot.com/2010/12/tugas-perkembangan-anak-hingga-dewasa.html/02/04/2012/21.45.

Mardhiyah, Leo Prawirodihardjo And Eddy Tiro. 2011. Analisis Derajat Depresi Menggunakan Parameter Zung Selfrating Depression Scale. Dari

Mihhibudiin (2010) Http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/13/masa-remaja-manusia/26/03/10.10

Maslim R. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta : PT Nuh Jaya.

Meta Amelia Widya Saputri, Endang Sri Indrawati. (2011) http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2910/2592/07/11/2012

Moleong, L.J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, L.J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, L.J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 21: Jurnal Dinar Bismilah

21

Kristi P. 2007. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3)

Koentjoro. 2006. Teknik analisis data penelitian kualitatif. Materi perkuliahan.univ. gajahmada: tidak diterbitkan.

Lestari.(2011)Http://www.surya.co.id/2011/12/08/70-kasus-human-trafficking-terjadi-di-surabaya.

Lubis Namora, M,. Sc. 2009. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta . Kencana Pernada Media Group

Universitas sumatra utara (2011) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21410/4/Chapter%20II.pdf / 17/ 03/08.43

Pakpahan, R. (2011). Pemikiran Moral Narapidana Anak Kasus Pembunuhan berdasarkan Teori Kohlberg. Skripsi. Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya Malang

Reber Arthur & Reber Emily. 2010. Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sadock. BJ, Sadock.VA, Kaplan & Sadock, 2007. synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry 10tn edition. Lippincott williams & wilkins. Dari http://www.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=u-ohbTtxCeYC&oi=fnd&pg=PR7&dq=kaplan+sadock+psychiatry+depression&ots=9gxzwjh4vX&sig=Cxbj9UCees0_6RBbgNpFOcBrLHw&redir_esc=y#v=onepage&q=kaplan%20sadock%20psychiatry%20depression&f=false. Diunduh pada tanggal 6 maret 2012

Sadock kaplan. 2009. Buku ajar psikiatri klinis edisi dua . jakarta

Sarwono, S.W. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta: Radja Grafindo Persada.

Suntrock J.W.2002. life- Span Development Perkembangan Masa Hidup Edisi Lima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Universitas sumatra utara (2011) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21410/4/Chapter%20II.pdf / 17/ 03/08.43

Wijanarko 2011 http://wachjoe.wordpress.com/2011/03/10/integrasi-sosial-dan-angka-bunuh-diri/ 15/12/12