-
1
PERANCANGAN DAN SIMULASI BGP ROUTING DI MIKROTIK DENGAN
MENGGUNAKAN JARINGAN IPV6 Chandra Putrayana, Periyadi, S.T., Anang
Sularsa, S.T.
Program Studi Teknik Komputer
Politeknik Telkom
Bandung
2011
Jl. Telekomunikasi No. 1 Dayeuhkolot Bandung 40257
ABSTRAK ( Border Gateway Protocol ) BGP atau lebih dikenal
dengan nama BGP merupakan sebuah protokol routing inter-Autonomous
System. Fungsi utama sistem BGP adalah untuk bertukar informasi
network yang dapat dijangkau oleh sistem BGP lain, termasuk
didalamnya informasi yang terdapat dalam list autonomous sistem
(AS). BGP berjalan melalui sebuah protokol transport, yaitu TCP.
IPv6 adalah singkatan "Internet Protokol Version 6". IPv6 adalah
"next generation" protokol yang didesain oleh IETF (Internet
Engineering Task Force) untuk menggantikan versi Internet Protokol,
IP Version 4 ("IPv4"). Mikrotik adalah sistem operasi independen
berbasiskan Linux khusus untuk komputer yang difungsikan sebagai
router. Dalam proyek akhir ini BGP Routing akan disimulasikan
dengan rancangan jaringan yang sudah dibuat sebelumnya, dimana pada
jaringan tersebut memakai router tiga buah dan dua client, Router
saling terhubung dan client dapat berkomunikasi melalui media kabel
UTP. Kemudian dilakukan analisis pada jaringan, antara lain melihat
jalur terpendek pada saat pemutusan link dan trafik jaringan.
Dimana dalam keseluruhan pengujian akan didapatkan sebuah hasil
pemilihan jalur terpendek dan analisis trafik jaringan dimana pada
jaringan di analisis dengan menggunakan sebuah tool yang ada. Kata
Kunci: BGP, IPv6, Mikrotik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan semakin
meningkatnya kebutuhan komunikasi global, maka setiap individu
dituntut mengerti tentang teknologi informasi tersebut. Salah satu
perkembangan teknologi informasi yaitu pada internet, internet
adalah suatu eksperimen jaringan komputer yang digunakan
penilitian. Pada perkembangannya, internet kemudian menjadi
jaringan komputer yang terdistribusi dan mendunia. Internet membawa
trafik berupa informasi yang dikirim dan diterima oleh orang atau
mesin yang berada di dua tempat yang berbeda, selama mereka
terkoneksi dengan jaringan. Secara umum, internet merupakan
kumpulan komputer yang terkoneksi secara fisik, baik melalui fiber
optic, maupun melalui gelombang elektromagnetik. Secara
administrative, internet terbagi atas ribuan Autonomous System (AS)
yang saling bertukar informasi berupa informasi routing menggunakan
exterior routing protocol.
Untuk menghubungkan antar AS dibutuhkan model peroutingan yang
cocok. Ada jenis protokol routing yang telah tersedia khusus
menangani untuk menghubungkan antar AS)yaitu protokol routing BGP
(Border Gateway Protocol). Routing ini masuk dalam keluarga
protokol EGP (Exterior Gateway Protokol). EGP adalah nama generik
keluarga protokol yang digunakan untuk membantu pertukaran
informasi routing antara dua mesin antar jaringan sistem
autonomous. BGP adalah protokol routing standard yang bertujuan
untuk memilih jalur-jalur interdomain. Fungsi utama dari BGP adalah
untuk mempertukarkan network reachability information antar suatu
BGP router dengan BGP router yang lain. Dalam informasi ini
terdapat juga informasi jumlah AS yang berada dalam jalur
penyampaian informasi tersebut. Dengan adanya informasi ini, dapat
dibentuk grafik dari AS path yang saling terkoneksi sehingga dapat
menghindari terjadinya routing loop.
Dalam peroutingan protokol pengalamatan juga sangat
diperhatikan, saat ini masih banyak administrator network yang
menggunakan pengalamatan IPv4. Hal ini menyebabkan alokasi IPv4 di
dunia semakin terbatas. Tentu saja ini merupakan sebuah kendala
dari pengguna jaringan, IPv4 juga mempunyai sebuah kekurangan yang
dimilikinya yaitu keterbatasan alokasi IP. Untuk mengatasi masalah
tersebut maka untuk mensimulasikan jaringan BGP ini diperlukan
sebuah protokol pengalamatan yang baik. Jadi untuk mengatasi
keterbatasan IPv4 di dunia yang semakin terbatas, maka digunakanlah
IPv6. IPv6 mendukung kompabilitas dengan IPv4, sehingga pemilik
lama dengan versi terdahulu tetap dapat terkoneksi tanpa kendala.
IPv6 itu sendiri memiliki jumlah alamat yang sangat banyak.
Pada proyek akhir ini akan dilakukan perancangan dan simulasi
BGP routing di mikrotik dengan menggunakan jaringan IPv6. Router
mikrotik akan terhubung satu sama lain yang akan di implementasikan
dengan VMware versi 7.0. Dalam pengujian performansi BGP routing
akan di analisis jalur terpendek dan trafik jaringan.
1.2 Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam proyek akhir
ini adalah : 1. Bagaimana membuat perancangan BGP routing di
mikrotik dalam jaringan berbasis IPv6 2. Bagaimana
mensimulasikan BGP routing di mikrotik
dalam jaringan berbasis IPv6. 3. Bagaimana menganalisis trafik
yang melewati router
pada BGP routing di mikrotik dalam jaringan berbasis IPv6.
4. Bagaimana router dapat memilih jalur terpendek pada saat
dilakukan pemutusan salah satu link jaringan yang terhubung
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari proyek akhir ini adalah : a.
Merancang jaringan BGP routing di mikrotik dalam
jaringan berbasis IPv6. b. Simulasi BGP routing di mikrotik
dalam jaringan
berbasis IPv6. c. Menganilisis trafik yang melewati router pada
BGP
routing di mikrotik dalam jaringan berbasis IPv6. d. Melihat
hasil jalur pada router yang sedang
berkomunikasi 1.4 Batasan masalah
Adapun ruang lingkup dalam proyek akhir ini adalah : 1.
Menggunakan peroutingan BGP 2. Router yang digunakan adalah
mikrotik versi 5.0 3. Tidak menggunakan ip public 4. Dipakai kabel
UTP untuk menghubungkan router ke
client 5. Memakai pengalamatan IPv6 6. Implementasi menggunakan
VMware versi 7.0 7. Untuk memonitor trafik menggunakan CACTI 8.
Untuk monitoring di browser menggunakan Ipv4
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan proyek
akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan pembahasan, sistematika penulisan dan jadwal
pengerjaan.
BAB II DASAR TEORI Bab ini membahas mengenai penjelasan secara
umum tentang routing, BGP routing, penjelasan IPv6, miktorik,
VMware, dan CACTI.
BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN
-
2
Bab ini membahas mengenai metoda yang digunakan dalam
mengerjakan proyek akhir rancangan sistem yang akan dibangun.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas mengenai
pengimplementasian dan pengujian sistem dalam proyek akhir ini.
BAB V PENUTUP Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran
dalam pengerjaan poyek akhir ini.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian routing
Data-data dari device yang terhubung ke Internet dikirim dalam
bentuk datagram, yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP.
Datagram memiliki alamat tujuan paket data; Internet Protokol
memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagram dari device asal
ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak
satu jaringan dengan device asal, datagram langsung disampaikan
kepada device tujuan tersebut. Jika ternyata alamat tujuan datagram
tidak terdapat di jaringan yang sama, datagram disampaikan kepada
router yang paling tepat.
2.1.1 Statik dan Dinamik Routing Statik adalah route ke tujuan
didaftar secara manual. Tabel routing statik hanya berubah jika
diubah oleh pengguna atau administrator. Routing dinamik adalah
routing dinamik menggunakan protokol informasi routing yang khusus
yang dapat secara otomatis update tabel routing yang dapat
berbicara dengan router lainnya.
2.1.2 Routed protokol dan protokol routing Protokol tidak lain
deskripsi formal dari set atau rule-
rule dan konversi yang menentukan device dalam sebuah network
bertukar informasi. Berikut dua tipe dasar protocol. 1. Routed
protokol
Protokol yang diroutingkan. jadi, protokol ini tidak digunakan
untuk membuat routing tabel, melainkan dipakai untuk pengalamatan.
karena digunakan untuk pengalamatan, maka yang menggunakan routed
protokol ini adalah end devices (laptop, mobile phone, desktop,
mac, dll). router akan membaca informasi dari protokol ini sebagai
dasar untuk mem-forward paket. contoh routed protokol adalah IP,
NetbeUI, IPX
2. Protokol Routing Protokol-protokol ini digunakan untuk
merawat routing table pada router-router.contoh dari routing
protokol di antaranya OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP.yang
didedikasikan untuk menjalankan aplikasi tersebut juga disebut mail
server.
2.2 Pengertian BGP routing Border Gateway Protokol atau lebih
dikenal dengan
nama BGP merupakan sebuah protokol routing inter-Autonomous
System. Fungsi utama sistem BGP adalah untuk bertukar informasi
network yang dapat dijangkau oleh sistem BGP lain, termasuk
didalamnya informasi yang terdapat dalam list autonomous sistem
(AS). BGP berjalan melalui sebuah protokol transport, yaitu
TCP.
2.2.1 Jenis jenis BGP Routing protokol BGP dibagi menjadi dua
subbagian besar yang berbeda berdasarkan fungsi, lokasi berjalannya
sesi BGP, dan kebutuhan konfigurasinya : IBGP (Internal BGP) Sesuai
dengan namanya, internal BGP atau IBGP adalah sebuah sesi BGP yang
terjalin antara dua router yang menjalankan BGP yang berada dalam
satu hak administrasi, atau dengan kata lain berada dalam satu
autonomous system yang sama. Sesi internal BGP biasanya dibangun
dengan cara membuat sebuah sesi BGP antarsesama router internal
dengan menggunakan nomor AS yang sama.
EBGP (External BGP)
Kebalikannya dari IBGP, External BGP atau sering disingkat EBGP
berarti sebuah sesi BGP yang terjadi antardua router atau lebih
yang berbeda autonomous systemnya atau berbeda hak administratif.
Tidak hanya sekadar beda nomor AS saja, namun benar-benar berbeda
administrasinya. Jadi misalnya router kita dengan router ISP ingin
dapat saling bertukar informasi dengan menggunakan bantuan BGP,
maka kemungkinan besar akan membuat sesi EBGP. Hal ini dikarena
autonomous system router kita dengan router ISP dibuat berbeda
2.2.2 Karekteristik BGP routing 1. Menggunakan algoritma routing
distance vector.
Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin tabel
routing dari router ke router. Perubahan tabel routing di update
antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan
topologi.
2. Digunakan untuk merutekan trafik pada tiap router 3. BGP
adalah Path Vektor routing protokol. Dalam
proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada
path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang
lainnya.
4. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar peer
menggunakan port nomor 179.
5. BGP memiliki routing tabel sendiri yang biasanya memuat
prefik-prefik routing yang diterimanya dari router BGP lain.
2.2.3 Cara kerja BGP routing BGP bekerja dengan cara memetakan
sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yang dapat
dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan sebagai
sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP
(Interior Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing
decision berdasarkan path, network policies, dan ruleset. BGP
diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang mengijinkan
routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu
jaringan backbone saja. Routing protokol BGP baru dapat dikatakan
bekerja pada sebuah router jika sudah terbentuk sesi komunikasi
dengan router tetangganya yang juga menjalankan BGP. Sesi
komunikasi ini adalah berupa komunikasi dengan protokol TCP dengan
nomor port 179. Setelah terjalin komunikasi ini, maka kedua buah
router BGP dapat saling bertukar informasi rute. Router perlu
melakukan pemilihan rute terbaik ketika mendapatkan dua atau lebih
rute untuk menuju ke suatu lokasi di luar. Biasanya sebuah router
BGP mungkin saja mendapatkan sebuah rute lebih dari dua, tergantung
pada banyaknya sesi BGP yang dibentuk dengan tetangga-tetangganya.
Semakin banyak sesi BGP dengan router tetangga, maka router
tetangga tersebut akan mengirimkan banyak rute yang diketahuinya,
sehingga mungkin saja ada yang sama. Ketika dihadapkan pada dua
jalan dengan tujuan yang sama, maka tugas router BGP adalah harus
memilih salah satu jalan untuk digunakan meneruskan informasi yang
dibawanya. Jalan yang dipilih haruslah jalan yang terbaik yang ada
saat itu untuk dapat meneruskan informasi sebaik mungkin. Untuk
memilih salah satu jalan tersebut, router BGP akan langsung
menjalankan prosedur pemilihan rute terbaik. Untuk membentuk dan
mempertahankan sebuah sesi BGP dengan router tetangganya, BGP
mempunyai mekanismenya sendiri yang unik. Pembentukan sesi BGP ini
melibatkan paket-paket pesan yang terdiri dari empat macam.
Paket-paket tersebut adalah sebagai berikut: Open Message,
Keepalive Message, Notification Message, dan Update Message
2.3 Penjelasan Ipv6 IPv6 adalah singkatan "Internet Protokol
Version 6".
IPv6 adalah "next generation" protokol yang didesain oleh IETF
(Internet Engineering Task Force) untuk menggantikan versi Internet
Protokol, IP Version 4 ("IPv4").
-
3
IPv6 adalah lapisan baru 3 protokol yang akan menggantikan IPv4
(yang biasa kita kenal dengan IP). IPv4 dirancang sudah lama (RFC
760 / Internet Protokol dari Januari 1980). RFC terbaru adalah RFC
2460 / Internet Protokol Version 6. Perubahan besar dalam IPv6
adalah desain ulang header, termasuk peningkatan ukuran alamat dari
32 bit hingga 128 bit.
Panjang IPv6 totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.
Contoh alamat IP versi 6 adalah
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.
2.3.1 Format pengalamatan Ipv6 Dalam IPv6, alamat 128-bit akan
dibagi ke dalam 8
blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam
bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan
heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering
disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang
menggunakan dotted-decimal format.
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000
0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000
1001110001011010
setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke
dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal
tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil
konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A Alamat di atas juga
dapat disederhanakan lagi dengan
membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di
atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka
0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A 2.3.2 Format prefik
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format
dapat direpresentasikan dengan menggunakan angka prefik yang
merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefik, tapi
tidak digunakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang
IPv6 tidak mendukung subnet mask
Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit
memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan
bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefik dalam IPv6
direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefik alamat
IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefik]. Panjang prefik
menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefik
subnet. Sebagai contoh, prefik sebuah alamat IPv6 dapat
direpresentasikan sebagai berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut
dianggap sebagai prefix alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap
sebagai interface ID.
Pada IPv6 tidak dikenal istilah pengkelasan, hanya IPv6
menyediakan 3 jenis pengalamatan yaitu : 1. Unicast
Alamat Unicast IPv6 adalah pengiriman paket data menggunaan
unicast address hanya satu host. Pada alamat Unicast dibagi menjadi
tiga jenis lagi : Alamat Link Local Alamat Site Local Alamat
Global
2. Anycast Pengiriman paket data menggunakan anycast address ke
host terdekat yang memiliki anycast address yang sama.
3. Multicast
Pengiriman paket data menggunakan multicast address dari satu
host ke banyak host.
2.3.3 Protokol routing pada IPv6 Protokol routing yang digunakan
pada IPv6 adalah
BGP4+ untuk external routing dan OSPFv6, RIPng untuk internal
routing. BGP4+ Border Gateway Protocol adalah routing protokol yang
memakai sistem autonomous. Fungsi utama dari BGP adalah untuk
saling tukar-menukar informasi konektivitas jaringan antar BGP
sistem. Informasi konektifitas ini antara lain adalah daftar dari
Autonomous System (AS).
RIPng Routing information Protocol Next Generation adalah
protokol routing yang berdasarkan protokol routing RIP di IPv4 yang
sudah mendukung IPv6. RIPng ini digunakan untuk internal routing
protokol dan menggunakan protokol UDP sebagai transport.
OSPFv3 Open Shortest Path First adalah routing protokol yang
digunakan pada IPv6. OSPF ini berdasarkan atas Link-state dan bukan
berdasarkan atas jarak. Setiap node dari OSPF mengumpulkan data
state dan mengumpulkan pada Link State Packet.
2.4 Mikrotik Mikrotik adalah sistem operasi independen
berbasiskan Linux khusus untuk komputer yang difungsikan sebagai
router.
2.4.1 Jenis mikrotik MIKROTIK ROUTER OS
Merupakan versi Mikrotik dalam bentuk perangkat lunak yang dapat
diinstall pada computer rumahan (PC) melalui CD.
BUILT IN HARDWARE MIKROTIK Merupakan Mikrotik dalam bentuk
perangkat
keras yang khusus dikemas dalam board router yang di dalamnya
sudah terinstal Mikrotik Router OS.
2.4.2 Keuntungan menggunakan mikrotik Fleksibel Powerfull GUI (
Graphical User Interface ) Biaya Murah Banyak fitur Support IPv6 (
ether,wlan,virtual interface )
2.4.3 Akses mikrotik Salah satu lagi kelebihan dari mikrotik
adalah ia
mampu di akses dengan berbagai cara, diantaranya : Via
console
Mikrotik router board ataupun PC dapat diakses langsung via
console/ shell maupun remote akses menggunakan putty.
Via winbox Mikrotik bisa juga diakses/remote menggunakan
software tool winbox.
Via web Mikrotik juga dapat diakses via web/port 80 dengan
menggunakan browser.
2.4.4 Mikrotik sebagai router Ipv6 Menambahkan alamat Global
pada interface Routing Statik untuk default gateway Membuat
statefull untuk host ipv6 atau stateless
untuk router router yang lain ( sesuai kebutuhan ) Firewall ipv6
( jika dibutuhkan ).
2.5 Penjelasan Vmware VMWare merupakan software untuk virtual
machine (mesin virtual). Fungsinya adalah untuk menjalankan banyak
sistem operasi dalam satu perangkat keras dan untuk menjalankan
aplikasi yang ditujukan untuk sistem operasi lainnya. Fungsi
lainnya adalah untuk mempelajari suatu sistem operasi baik ketika
pada proses pembelajaran atau ketika proses pengembangan sistem
operasi. Ada 3 jenis VMWare, yaitu : VMWare Workstation VMWare
Server
-
4
VMWare Player 2.6 Penjelasan CACTI
Cacti adalah salah satu aplikasi open source yang merupakan
solusi pembuatan grafik network yang lengkap yang design untuk
memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai peyimpanan data dan
pembuatan grafik.
BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis
kebutuhan 3.1.1 Kebutuhan Perangkat keras
Kebutuhan perangkat keras yang dipergunakan untuk membangun BGP
routing ini adalah PC router mikrotik dan PC client dengan
spesifikasi minimal sebagai berikut: a) PC router :
- RAM 1 GB DDR3 - Hardisk 320 GB - Processor : intel Atom
N550/1,50 - Monitor :GHz 10.1 Acer CineCrystal LED LCD
Untuk PC router dalam implementasinya akan di install di VMware,
pada VMware diinstall dalam satu PC dan di dalam VMware tersebut
sudah teriinstal tiga mikrotik untuk router, ubuntu 10.10 sebagai
client2, dan Debian Lenny 5.0 sebagai penginstalan paket CACTI. b)
PC client 1 :
- RAM 1 GB DDR3 - Hardisk 320 GB - Processor : intel Atom
N550/1,50 - Monitor :GHz 10.1 Acer CineCrystal LED LCD
c) Kabel UTP 3.1.2 Kebutuhan Perankat lunak
Nama
Perangkat
Lunak
Keterangan
Windows 7 Sistem operasi untuk Klien 1
Ubuntu
10.10
Sistem operasi untuk klien 2
Mikrotik v5.0 Router OS
VMware v7.0 Virtual mesin untuk menginstal 3 router
mikrotik, debian, dan Ubuntu
CACTI Monitoring trafik yang melewati router
DEBIAN
Lenny 5.0
Untuk menginstall paket CACTI
3.1.1 Kebutuhan komponen jaringan Nama Komponen Keterangan
Kabel UTP Media transmisi menggunakan
kawat tembaga
RJ 45 Konektor kabel UTP
Tang crimping Tang penjepit RJ45 dengan
kabel UTP
Tester Media uji koneksi kabel UTP
3.2 Perancangan sistem
Adapun perancangan sistem yang akan dipergunakan dalam proyek
akhir ini adalah :
Penjelasan gambar : 1. Router 1 mempunyai dua interfaces yaitu
ether 1 dan
ether 2, pada interfaces tersebut mempunyai ip yaitu ether 1 =
2001:12::1 dan ether 2 = 2001:13::1. Ether 1 tehubung pada router 2
sedangkan ether 2 terhubung pada router 3. Router 1 mempunyai
router id 1.1.1.1 dan mempunyai AS number =2, semua itu digunakan
untuk meremote pada router yang lain agar bisa saling
terhubung.
2. Router 2 mempunyai tiga interfaces yaitu ether 1, ether 2,
dan ether 3, pada interfaces tersebut mempunyai ip yaitu ether 1 =
2001:12::2, ether 2 = 2001:1::1 dan ether 3 = 2001:14::1. Ether 1
tehubung pada router 1, ether 2 digunakan untuk ke client 1,
sedangkan ether 3 terhubung pada router 3. Router 2 mempunyai
router id 2.2.2.2 dan mempunyai AS number =1, semua itu digunakan
untuk meremote pada router yang lain agar bisa saling
terhubung.
3. Router 3 mempunyai tiga interfaces yaitu ether 1, ether 2,
dan ether 3, pada interfaces tersebut mempunyai ip yaitu ether 1 =
2001:13::2, ether 2 = 2001:14::2 dan ether 3 = 2001:2::1. Ether 1
tehubung pada router 1, ether 2 terhubung pada router, sedangkan
ether 3 digunakan untuk ke client 2. Router 3 mempunyai router id
3.3.3.3 dan mempunyai AS number =2, semua itu digunakan untuk
meremote pada router yang lain agar bisa saling terhubung.
Penjelasan tambahan : 1. Penjelasan pada arsitektur sistem
tersebut yaitu
router 1 dan router 3 mempunyai AS number yang sama yaitu 2.
Pada skenarionya router 1 dan router 3 adalah satu jaringan yang
akan dihubungkan pada jaringan yang lain yaitu router 2 yang
mempunyai AS number 1.
2. Pada router-router tersebut ditambahkan satu buah interfaces
lagi pada tiap router. Hal ini digunakan untuk mengisi SNMP, pada
IPv6 di mikrotik masih belum mendukung SNMP. SNMP ini digunakan
untuk memancing jaringan tersebut agar bisa termonitoring di CACTI,
untuk itu digunakanlah IPv4 untuk mengisi SNMP. Karena IPv4 di
mikrotik sudah mendukung SNMP. SNMP (Simple Network Management
Protocol) adalah digunakan untuk melakukan menagemen jaringan.
Dengan menggunakan protokol ini bisa mendapatkan informasi tentang
status dan keadaan satu jaringan.
Alur Kerja :
-
5
1. Mencoba memutuskan salah satu link yang terhubung antara
router 2 dan router 3. Hal ini dilakukan untuk menganalisis
penentuan jalur terpendek pada BGP routing saat terjadi terputusnya
link. Untuk melihat jalur tersebut maka dapat dilihat dengan cara
traceroute antar client.
2. Melihat trafik BGP routing dengan menggunakan tool CACTI pada
BGP routing dalam keadaan terhubung dan dianalisis selama 2 jam
BAB IV IMPLEMANTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi
Dalam pengimplemantasian proyek akhir ini ada beberapa langkah
yang harus dilakukan, diantaranya :
4.1.1 Konfigurasi Dalam konfigurasi proyek akhir ini, ada
beberapa hal yang harus dilakukan konfigurasi yaitu :
4.1.1.1 Konfigurasi IPv6 dan BGP routing pada setiap router 1.
Konfigurasi pada router 1
[admin@RouterSiji]>ipv6 address add address=2001:12::1/64
interface=ether1 advertise=yes [admin@RouterSiji]> ipv6 address
add address=2001:13::1/64 interface=ether2 advertise=yes
[admin@RouterSiji]>router bgp instance set default router-id=
1.1.1.1 as= 2 [admin@RouterSiji]>routing bgp peer add remote
address = 2001:12::2 remote-as = 1 address-families= ipv6
[admin@RouterSiji]>routing bgp peer add remote address =
2001:13::2 remote-as = 2 address-families= ipv6
[admin@RouterSiji]>routing bgp network add network =
2001:13::/64 [admin@RouterSiji]> routing bgp network add network
= 2001:12::/64
2. Konfigurasi pada router 2 [admin@RouterLoro]>ipv6 address
add address=2001:12::2/64interface=ether1 advertise=yes
[admin@RouterLoro]>ipv6 address add address=2001:1::1/64
interface=ether2 advertise=yes [admin@RouterLoro]>ipv6 address
add address=2001:14:1/64 interface=ether3 advertise=yes
[admin@RouterLoro]>router bgp instance set default router-id=
2.2.2.2 as= 1 [admin@RouterLoro]>routing bgp peer add remote
address = 2001:12::1 remote-as = 2 address-families= ipv6
[admin@RouterLoro]>routing bgp peer add remote address =
2001:14::2 remote-as = 2 address-families= ipv6
[admin@RouterLoro]>routing bgp network add network =
2001:14::/64 [admin@RouterLoro]> routing bgp network add network
= 2001:12::/64 [admin@RouterLoro]> routing bgp network add
network = 2001:1::/64
3. Konfigurasi pada router 3 [admin@RouterTelu]>ipv6 address
add address=2001:13:2/64 interface=ether1 advertise=yes
[admin@RouterTelu]> ipv6address add address=2001:14:2/64
interface=ether2 advertise=yes [admin@RouterTelu]> ipv6address
add address=2001:2:1/64 interface=ether3 advertise=yes
[admin@RouterTelu]>router bgp instance set default router-id=
3.3.3.3 as=2
[admin@RouterTelu]> routing bgp peer add remote address =
2001:13::1 remote-as = 2 address-families= ipv6
[admin@RouterTelu]> routing bgp peer add remote address =
2001:14::1 remote-as = 1 address-families= ipv6
[admin@RouterTelu]>routing bgp network add network =
2001:13::/64 [admin@RouterTelu]>routing bgp network add network
= 2001:14::/64 [admin@RouterTelu]> routing bgp network add
network = 2001:2::/64
4.1.1.2 Setting IPv6 pada client Berikut adalah setting IPv6
pada tiap client : 1. Pada client 1
IPv6 address : 2001:1::3 Netmask : 64 Gateway : 2001:1::1
2. Pada client 2 IPv6 address : 2001:2::2 Netmask : 64 Gateway :
2001:2::1
4.1.1.3 Konfigurasi Cacti CACTI merupakan software monitoring
trafik jaringan yang memanfaatkan RRDtool sebagai software
graphing/perekam trafik dan menyajikannya dalam bentuk grafis.
Berikut adalah proses instalasi dan konfigurasi CACTI. 1. Install
Cacti di Debian Lenny 5.0
Konfigurasi CACTI pada saat proses instalasi akan diminta untuk
menkonfigurasi setting MySql dengan wizard. Berikut
langkah-langkahnya: MRTG : # apt-get install cacti Configuring
libphp-adobd
Configuring cacti
Memberi password di user root MySql Password user root MySql :
bismillah
Konfirmasi password user MySql Cacti Password : bismillah
Memilih webserver yang akan digunakan oleh Cacti
Cacti sudah terinstal
2. Memasukkan IP di Debian Lenny 5.0
-
6
Nano /etc/network/interfaces Aut0 eth0 Allow-hotplug eth0 Iface
eth0 inet static Address 192.168.99.4 Netmask 255.255.255.0 Network
192.168.99.0 Gateway 192.168.99.1
3. Mengaktifkan poller untuk agar grafik akan berjalan secara
otomatis selama 5 menit MRTG : # crontab e # m h dom mon dow
command */5 * * * * root php /usr/share/cacti/site/poller.php >
/dev/null 2>&1
4. Setting SNMP di setiap router Fungsi dari SNMP adalah
protokol yang dapat
digunakan untuk melakukan manegemen jaringan. Dengan menggunakan
protokol ini bisa mendapatkan informasi tentang status dan keadaan
dari suatu jaringan. Langkah-langkah setting SNMP adalah : Buka
winbox masing-masing router Router 1
Dikarenakan IPv6 belum support untuk di masukkan SNMP pada
mikrotik jadi untuk memasukkan SNMP di butuhkan IPv4 untuk bisa
memantau aktifitas jaringan BGP routing IPv6. Langkah-langkahnya
sebagai berikut : Masukkan IP address :
Pilih IP -> Address -> Add
Setting SNMP : Pilih IP -> SNMP -> SNMP setting
Router 2
Dikarenakan IPv6 belum support untuk di masukkan SNMP pada
mikrotik jadi untuk memasukkan SNMP di butuhkan IPv4 untuk bisa
memantau aktifitas jaringan BGP routing IPv6. Langkah-langkahnya
sebagai berikut : Masukkan IP address :
Pilih IP -> Address -> Add
Setting SNMP : Pilih IP -> SNMP -> SNMP setting
Router 3 Dikarenakan IPv6 belum support untuk di
masukkan SNMP pada mikrotik jadi untuk memasukkan SNMP di
butuhkan IPv4 untuk bisa memantau aktifitas jaringan BGP routing
IPv6. Langkah-langkahnya sebagai berikut : Masukkan IP address
:
Pilih IP -> Address -> Add
Setting SNMP : Pilih IP -> SNMP -> SNMP setting
-
7
4.2 Pengujian Dalam pelaksanaan pengujian proyek akhir ini ada
beberapa langkah yang harus dilakukan, di antaranya :
4.2.1 Hasil tabel routing pada BGP routing Berikut adalahhasil
dari tabel routing pada masing
router dimana penjelasan sebagai berikut: Hasil tabel routing
pada Router 1
Hasil tabel routing pada Router 2
Hasil tabel routing pada Router 3
Keterangan : - b : adalah BGP - C : adalah konek - ADC : adalah
IPv6 yang dimasukkan sudah
terhubung/aktif di interfaces yang sudah di tentukan.
- ADb : adalah berarti routing BGP sudah aktif - Kesimpulannya
adalah bahwa rute yang dihasilkan
dari peroutinganBGP sudah jalan dan menghasilkan tabel
routing.
4.2.2 Hasil ping antar client Client 1 ke Client 2
Client 2 ke Client 1
4.2.3 Hasil analisis pemilihan jalur Analisa pemilihan jalur
rute di BGP dilakukan dengan mencoba tidak mengaktifkan/disabled
salah satu BGP peering yang terhubung antara router 2 dan router 3.
Untuk melihat jalur rute dengan menggunakan traceroute pada client
1 dan client 2. Berikut hasil traceroute dari client 1 dan client 2
atau sebaliknya. Pemutusan jalur antara router 2 dan router 3
Pada sekenario ini akan di akukan pemutusun jalur antara router
2 dan router 3 dengan cara memutuskan sebuah link yaitu dengan
metode tidak mengaktifkan/disable BGP peering pada kedua
router.
Sebelum pemutusan link
Sesudah pemutusan link Hasil traceroute klien 1 ke klien 2 dan
sebaliknya
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa ada perubahan jalur rute
ketika terdapat salah satu jalur terputus sehingga router tersebut
akan memilih jalur lain. Perubahan tersebut terlihat pada saat
dilakukan traceroute antara klien 1 ke 2 maupun sebaliknya.
-
8
Dan hasilnya yaitu router 2 dan router 3 memilih jalur lain
untuk menuju ke network tujuan
4.2.4 Monitoring trafik Untuk melihat beban trafik yang melewati
router pada
routing BGP yaitu dengan tool monitoring CACTI. Hasil monitoring
trafik pada routing BGP yang dilakukan yaitu dengan cara nge-ping
yang di analisis selama 2 jam yaitu mulai jam 2 sampai jam 4. Untuk
lebih jelasnya hasil monitoring pada tiap router adalah sebagai
berikut. Pada router 1
Router 1 mempunyai dua interfaces yaitu di antaranya ether 1 dan
ether 2, Berikut hasilnya :
Pada router 2 Router 1 mempunyai tiga interfaces yaitu di
antaranya ether 1, ether 2, dan ether 3 berikut hasilnya :
Pada router 3 Router 1 mempunyai tiga interfaces yaitu di
antaranya ether 1, ether 2, dan ether 3 berikut hasilnya :
Dari gambar hasil monitoring trafik routing BGP di atas pada
masing -masing router yaitu terlihat garis trafik berwarna hijau
dan garis trafik berwana biru. Garis trafik berwana hijau itu
terjadi dikarenakan adanya transfer data yang masuk atau melewati
router tersebut. Sedangkan Garis trafik berwana biru itu terjadi
dikarenakan adanya transfer data yang keluar dari router tersebut.
Kesimpulannya adalah pada monitoring trafik yang melewati router
pada BGP routing ini aktifitas yang di tampilkan yaitu dengan
rincian trafik masuk dan trafik keluar yang selanjutnya diproses
menjadi grafik.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam pengerjaan proyek akhir ini adalah :
-
9
1. Perancangan arsitektur system BGP routing menggunakan 3
router dan 2 client sudah dapat berjalan dengan baik.
2. Simulasi routing BGP pada mikrotik menggunakan IPv6 sudah
berhasil berjalan dengan baik sesuai dengan perancangan yang sudah
di buat. Mikrotik dapat digunakan sebagai router terlihat pada
hasil tabel routing BGP.
3. Pada hasil analisis pemilihan jalur rute di BGP routing dapat
menentukan jalur lain untuk menuju network tujuan ketika terjadinya
link terputus.
4. Dari hasil monitoring trafik yang melewati router pada
routing BGP terjadi perbedaan pada aktifitas tiap router. Hal ini
bisa diketahui dengan besarnnya trafik yang masuk dan trafik yang
keluar.
5.1 Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan untuk
mengembangkan proyek akhir ini adalah diharapkan untuk
kedepannya : 1. Sebelum melakukan konfigurasi routing BGP pada
mikrotik pastikan semua interfaces ethernet router sudah
terhubung dengan baik.
2. Untuk implementasi konfigurasi lebih baiknya router terlebih
dahulu dikerjakan sampai bisa saling terhubung. Setelah terhubung
maka tambahkanlah client sebagai pengujian jaringan BGP
routing.
3. Penggunaan IPv6 yang masih minim penggunaannya diharapkan
sudah banyak yang memakai karena mengingat IPv4 semakin
terbatas.
DAFTAR PUSTAKA 1) Herlambang,Moch.Linto & Catur.L,Azis
(2008).Panduan
Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik Router
OS.Yogyakarta : Penerbit Andi.
2) Kristanto,Andri (2003).Jaringan komputer. Yogyakarta :
penerbit Graha Ilmu.
3) Sukmaaji,Anjik & Rianto (2008).Jaringan komputer.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
4) Sofana,Iwan (2008).Membangun jaringan komputer. Bandung :
Penerbit Informatika.
5) Miller, Mark A. 2000. Implementing IPv6. Foster City :
M&T Books.
6) Syafriza,Melwin (2005).Pengantar jaringan komputer.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
7) Taufan, Riza. (2007). Teori dan Implementasi IPv6 Protokol
Internet Masa Depan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
8) Rafiudin.Rahmat (2005).IPv6 Addressing. Jakarta : Penerbit PT
Elex Media Komputindo.
9)
http://www.warnet-family.com/2011/03/cara-termudah-setting-mikrotik.html.Diakses
tanggal 30 maret 2011