Top Banner
KARTILAGO Sel kartilago terdiri dari kondrosit dan kondroblasl. Serat dan substansi dasar membentuk substansi interselular atau matriks. Matriks merupakan suatu wujud kaku bahkan keras, yang substansi dasarnya terdiri atas proteoglikans yang mengandung kondroitin sulfat untuk kartilago. Kartilago dicirikan oleh suatu matriks ekstraseluler yang kaya akan glikosaminoglikan dan proteoglikan. Merupakan jaringan ikat khusus dimana matriks ekstraselnya berkonsistensi padat, sehingga kartilago ini memiliki daya kenyal yang memungkinkan jaringan ini menahan stres mekanik tanpa mengalami distorsi. Fungsi kartilago yang lain ialah menunjang jaringan lunak. Karena permukaannya licin dan berdaya kenyal, maka kartilago merupakan daerah peredam guncangan dan permukaan gesekan bagi sendi. Kolagen,asam hialuronat, proteoglikan dan sejumlah kecil glikoprotein tertentu merupakan makromolekul utama dalam semua jenis matriks kartilago. Kartilago tidak mempunyai pembuluh darah dan mendapatkan makanannya melalui difusi dari kapiler dalam jaringan ikat yang berdekatan (perikondrium) atau melalui cairan sinovial. Pada keadaan tertentu, pembuluh darah menerobos kartilago untuk mengangkut makanan bagi jaringan lain, namun pembuluh ini tidak memasok makanan bagi kartilago. Kartilago terdiri atas :
40

Jumat Tulang Kartilago Darah

Jan 22, 2016

Download

Documents

Nuril Zamzam

Tulang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jumat Tulang Kartilago Darah

KARTILAGO

Sel kartilago terdiri dari kondrosit dan kondroblasl. Serat dan substansi dasar membentuk

substansi interselular atau matriks. Matriks merupakan suatu wujud kaku bahkan keras,

yang substansi dasarnya terdiri atas proteoglikans yang mengandung kondroitin sulfat untuk

kartilago.

Kartilago dicirikan oleh suatu matriks ekstraseluler yang kaya akan glikosaminoglikan dan

proteoglikan. Merupakan jaringan ikat khusus dimana matriks ekstraselnya berkonsistensi

padat, sehingga kartilago ini memiliki daya kenyal yang memungkinkan jaringan ini menahan

stres mekanik tanpa mengalami distorsi. Fungsi kartilago yang lain ialah menunjang jaringan

lunak. Karena permukaannya licin dan berdaya kenyal, maka kartilago merupakan daerah

peredam guncangan dan permukaan gesekan bagi sendi.

Kolagen,asam hialuronat, proteoglikan dan sejumlah kecil glikoprotein tertentu merupakan

makromolekul utama dalam semua jenis matriks kartilago. Kartilago tidak mempunyai

pembuluh darah dan mendapatkan makanannya melalui difusi dari kapiler dalam jaringan

ikat yang berdekatan (perikondrium) atau melalui cairan sinovial. Pada keadaan tertentu,

pembuluh darah menerobos kartilago untuk mengangkut makanan bagi jaringan lain,

namun pembuluh ini tidak memasok makanan bagi kartilago.

Kartilago terdiri atas :

1. kondroblas.

2. kondrosit.

3. substansi interseluler.

4. perikondrium.

Page 2: Jumat Tulang Kartilago Darah

Kondroblas : fibroblas, keduanya adalah ‘sel bakal’ yang berbentuk oval terletak di pinggir

dari kartilago. Kondroblas adalah bakal sel kartilago.

Kondrosit mempunyai inti yang khas berbentuk bundar dengan sebuah nucleus atau dua

buah nucleoli. Kondrosit terletak di dalam lacuna ( celah ) berbentuk bulat. Ia disebut juga

sel kartilago ( yang kalau berkelompok disebut sel isogen ). Letak chondrocyt di dalam

jaringan tulang rawan lebih ke dalam daripada letak chondroblast.

Substansi interseluler terdiri dari komponen fibriler dan substansi dasar, matriks amorf

“gel”.

Perikondrium merupakan jaringan pengikat yang membungkus kartilago, terdiri dari sel

fibrosit yang gepeng dan diantaranya terdapat serat kolagen.

Kalsifikasi berdasarkan jumlah matriks amorf dan jumlah serabut kolagen terbagi menjadi 3:

1. Kartilago hyalin

2. Kartilago elastis

3. Kartilago fibrosa

I. KARTILAGO HYALIN

Kartilago hyalin segar berwarna putih kebiruan dan translusen. Pada embrio berfungsi

sebagai kerangka sementara hingga secara berangsur-ahgsur hilang diganti dengan tulang.

Sedangkan pada mamalia dewasa , kartilago hyalin terdapat di permukaan sendi pada sendi

yang dapat bergerak, dinding jalan nafas yang lebih besar (hidung,laring,trakea,bronki), dan

ujung ventral iga, tempat berartikulasi dengan sternum, dan pada lempeng epifise.

Page 3: Jumat Tulang Kartilago Darah

Matriks

Komponen penting dari matriks kartilago adalah kondronektin,sebuah makromolekul yang

membantu perlekatan kondrosit pada kolagen matriks. Matriks kartilago yang

tepat ,mengelilingi setiap kondrosit banyak mengandung glikosaminoglikan dan sedikit

kolagen.

Perikondrium

Kecuali pada kartilago sendi,semua kartilago hyalin ditutupi oleh selapis jaringan ikat

padat,perikondrium, yang esensial bagi pertumbuhan dan pemeliharaan tulang rawan.

Terdiri dari dua lapisan : lapisan fibrosa dan lapisan khondrogenik

Kondrocyt

Pada tepian kartilago hyalin, kondrosit muda berbentuk lonjong, dengan sumbu panjang

paralel dengan permukaan. Lebih ke dalam bentuknya bulat, dan dapat berkelompok hingga

8 sel, kesemuanya adalah hasil dari pembelahan mitosis dari kondrosit. Kelompok demikian

disebut dengan kelompok isogen.

Struktur paling luar dari kartilago Hyalin bagian atas sama dengan dari bawah masing-

masing terdapat selaput perikondrium yang kaya fibroblas. Agak ke tengah terdapat

kondroblas atau sel kartilago muda dalam kapsula kecil dengan sitoplasma penuh. Makin ke

tengah terdapat kondrosit atau sel rawan dewasa dalam berkelompok seperti bagian paling

tengah, kondrosit tampak membentuk kelompok dua-dua empat-empat, dan disebut

kelompok isogen. Tiap kelompok isogen dikelilingi matriks teritorial dan menampakkan

kondrosit dengan sitoplasma tereduksi, sehingga tampak ruang antara sitoplasma dengan

kapsula yang disebut lakuna. Antara dua kelompok isogen dipisahkan oleh matriks

interteritorial.

II. KARTILAGO ELASTIS

Kartilago elastis terdapat pada aurikula telinga,dinding meatus auditiva eksterna, tuba

Page 4: Jumat Tulang Kartilago Darah

auditiva (eustachii), epiglotis dan sebagian kerangka larynx. Kartilago elastis segar berwarna

kekuningan disebabkan oleh adanya elastin dalam serat-serat elastin. Strukturnya sama

dengan kartilago hyalin.

III. KARTILAGO FIBROSA

Merupakan peralihan dari kartilago hyalin ke jaringan pengikat. Ditemukan pada diskus

invertebrate, kartilago artikularis, symfisis osseum pubis. Struktur kartilago fibrosa terdiri

dari serabut kolagen menutupi matriks ( sebagai anyaman padat ).

Histogenesis Kartilago Hyaline :

A. Mesenkim, jaringan precursor semua jenis tulang rawan.

B. Proliferasi mitosis dari sel-sel mesenkim menghasilkan jaringan yang sangat aseluler.

C. Khondroblast saling berjauhan oleh pembentukan banyak matriks.

D. Multiplikasi sel-sel kartilago mengasilkan kelompok isogen, masing-masing dikelilingi oleh

pemadatan matriks territorial ( kapsula ).

Kartilago terbentuk sel mesenkim. Modifikasi pertama yang tampak ialah membulatnya sel-

sel mesenkim, yang menarik kembali juluran-julurannya, membelah dengan cepat, dan

mengelompok. Sel-sel yang dibentuk melalui diferensiasi langsung dari sel mesenkim ini

disebut Kondroblas. Sintesis dan pelepasan matriks mulai memisahkan kondroblas satu

terhadap lainnya. Kejadian diferensiasi kartilago berlangsung dari pusat ke luar, karena nya

sel-sel yang lebih di pusat memiliki ciri kondrosit sedangkan sel-sel perifer memiliki ciri

kondroblas. Mesenkim superficial bekembang menjadi kondroblas dan fibroblas dari

perikondrium.

Page 5: Jumat Tulang Kartilago Darah

Pertumbuhan

Pertumbuhan kartilago dapat terjadi melalui 2 proses :

- Pertumbuhan interstisial, akibat pembelahan mitosis dari khondrosit-kondrosit yang ada.

- dan pertumbuhan aposisil, akibat diferensiasi sel-sel perikondrium.

Pertumbuhan sebenarnya jadi jauh lebih besar daripada sekedar penambahan jumlah sel.

Pertumbuhan interstisial penting untuk menambah panjang tulang panjang dan

menyediakan model kartilago untuk penulangan endokondral.

Pada tulang rawan sendi, saat sel-sel dan matriks dekat permukaan sendi secara berangsur

menjadi aus, maka tulang rawan ini harus diganti baru dari dalam, karena tidak ada

perikondrium untuk menambah sel-sel baru secara aposisi. Pada kartilago yang ditemukan

di tempat lain dari tubuh, pertumbuhan interstisial tidak begitu penting karena matriksnya

telah menjadi sangat kaku akibat adanya ikatan silang dari unsur matriks. Tulang rawan

kemudian hanya dapat tumbuh melebar melalui aposisi.

Page 6: Jumat Tulang Kartilago Darah

TULANG

Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen

ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh

deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.

Sel-sel pada tulang adalah :

Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast

ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk

kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.

Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan

penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada

tulang.

Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian

yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari

deretan sel monosit makrofag.

Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast

selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang.

Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal

menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam

penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang

kompak yang kaku dan padat.

Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat

tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain :

Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang.

Page 7: Jumat Tulang Kartilago Darah

Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.

Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.

Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.

STRUKTUR MAKROSKOPIK

Pada potongan tulang terdapat 2 macam struktur :

Substantia spongiosa (berongga)

Substantia compacta (padat)

Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai pipa dindingnya merupakan tulang

padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar merupakan tulang berongga yang dilapisi oleh

tulang padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga saling berhubungan dan juga dengan

rongga sumsum tulang.

JENIS JARINGAN TULANG

Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama, yaitu :

Tulang muda/tulang primer

Tulang dewasa/tulang sekunder

Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-

serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang sekunder tersusun secara teratur.

Jaringan Tulang Primer

Page 8: Jumat Tulang Kartilago Darah

Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka

tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara

karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder. Jaringan tulang ini berupa anyaman,

sehingga disebut sebagai woven bone. Merupakan komponen muda yang tersusun dari

serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. Woven bone terbentuk pada saat osteoblast

membentuk osteoid secara cepat seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa

ketika terjadi pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis. Selain tidak

teraturnya serabut-serabut kolagen, terdapat ciri lain untuk jaringan tulang primer, yaitu

sedikitnya kandungan garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-X dan lebih

banyak jumlah osteosit kalau dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder. Jaringan

tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling menjadi tulang sekunder (lamellar

bone) yang secara fisik lebih kuat dan resilien. Karena itu pada tulang orang dewasa yang

sehat itu hanya terdapat lamella saja.

Jaringan Tulang Sekunder

Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone

karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam

lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam

lamellae(lapisan) setebal 3-7μm yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris

saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan

pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan

struktur konsentris ini dinamai Systema Haversi atau osteon. Sel-sel tulang yang dinamakan

osteosit berada di antara lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap

lamella, serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi

serabut-serabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang. Di

antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan bahan

perekat.

Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola sebagai berikut :

Tersusun konsentris membentuk osteon.

Page 9: Jumat Tulang Kartilago Darah

Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema interstitialis.

Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae circumferentialis

externa.

Lamellae yang melingkari pada permukaan dalam membentuk lamellae circumferentialis

interna.

PERIOSTEUM

Bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengikat pada fibrosa yang

mengandung sedikit sel. Pembuluh darah yang terdapat di bagian periosteum luar akan

bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam periosteum yang selanjutnya samapai

ke dalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik

karena memiliki potensi membentuk tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat

penting dalam proses penyembuhan tulang.

Periosteum dapat melekat pada jaringan tulang karena : pembuluh-pembuluh darah yang

masuk ke dalam tulang. terdapat serabut Sharpey ( serat kolagen ) yang masuk ke dalam

tulang. terdapat serabut elastis yang tidak sebanyak serabut Sharpey.

ENDOSTEUM

Endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang membatasi rongga sumsum

tulang dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-rongga dalam jaringan tulang termasuk

Canalis Haversi dan Canalis Volkmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan

sumsum tulang yang berubah potensinya menjadi osteogenik.

Page 10: Jumat Tulang Kartilago Darah

KOMPONEN JARINGAN TULANG

Sepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang juga terdiri atas unsur-

unsur : sel, substansi dasar, dan komponen fibriler. Dalam jaringan tulang yang sedang

tumbuh, seperti telah dijelaskan pada awal pembahasan, dibedakan atas 4 macam sel :

Osteoblas

Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak

ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek,

dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal.

Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang

menandakan aktif mensintesis protein.

Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif

mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula

adanya lisosom.

Osteosit

Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa

bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk

ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-

tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa

kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam

sitoplasmanya. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan

melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-

ion di antara osteosit yang berdekatan. Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan

mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat

berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas.

Osteoklas

Page 11: Jumat Tulang Kartilago Darah

Merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 μm-100μm dengan

inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh Köllicker dalam

tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan

resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas

dalam suatu lekukan jaringan tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan

osteoklas ini secara khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas

yang berkerut-kerut (ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop electron.

Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan

komponen mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas

menghancurkan matriks organic. Pada proses persiapan dekalsifikasi (a), osteoklas

cenderung menyusut dan memisahkan diri dari permukaan tulang. Relasi yang baik dari

osteoklas dan tulang terlihat pada gambar (b). resorpsi osteoklatik berperan pada proses

remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal

pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka

panjang.

Selain pendapat di atas, ada sebagian peneliti berpendapat bahwa keberadaan osteoklas

merupakan akibat dari penghancuran tulang. Adanya penghancuran tulang osteosit yang

terlepas akan bergabung menjadi osteoklas. Tetapi akhir-akhir ini pendapat tersebut sudah

banyak ditinggalkan dan beralih pada pendapat bahwa sel-sel osteoklas-lah yang

menyebabkan terjadinya penghancuran jaringan tulang.

Sel Osteoprogenitor

Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sel osteogenik. Sel-

sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan

juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan

mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada

permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel

osteogenik menghasilkan osteoklas. Sel – sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas

juga berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian

ini, misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian,

diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila terdapat pembuluh darah maka

Page 12: Jumat Tulang Kartilago Darah

akan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada pembuluh darah akan

menjadi khondroblas. Selain itu, terdapat pula penelitian yang menyatakan bahwa sel

osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel osteoklas lebih – lebih pada permukaan

dalam dari jaringan tulang.

MATRIKS TULANG

Berdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi interseluler terdiri dari ±

70% garam anorganik dan 30% matriks organic. 95% komponen organic dibentuk dari

kolagen, sisanya terdiri dari substansi dasar proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen

yang tampaknya terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen yang dimiliki oleh

tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan

kolagen pada jaringan pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada

struktur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan tempat bagi deposit

mineral.

Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi yang jauh lebih kecil

dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam

hyaluronic. Substansi dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan

terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen. Materi organik non kolagen terdiri

dari osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses

mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara kolagen dan komponen

mineral, sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan beberapa protein. Matriks anorganik

merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk

kristal-kristal hydroxyapatite. Kristal –kristal tersebut tersusun sepanjang serabut kolagen.

Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan potassium. Kekerasan

tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam

kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya serabut kolagen.

MEKANISME KALSIFIKASI DAN RESORPSI TULANG

Page 13: Jumat Tulang Kartilago Darah

Proses kalsifikasi tulang yang kompleks belum diketahui secara pasti, namun disini akan

dibahas garis besarnya. Kalsifikasi dalam tulang tidak terlepas dari proses metabolisme

kalsium dan fosfat. Bahan-bahan mineral yang akan diendapkan semula berada dalam aliran

darah. Osteoblas berperan dalam mensekresikan enzim alkali fosfatase. Dalam keadaan

biasa, darah dan cairan jaringan mengandung cukup ion fosfat dan kalsium untuk

pengendapan kalsium Ca3(PO4)2 apabila terjadi penambahan ion fosfat dan kalsium.

Penambahan ion-ion tersebut diperoleh dari pengaruh enzim alkali fosfatase dari osteoblas.

Hal tersebut juga dapat diperoleh dari pengaruh hormone parathyreoid dan pemberian

vitamin D atau pengaruh makanan yang mengandung garam kalsium tinggi. Faktor lain yang

harus diperhitungkan yaitu keadaan pH karena kondisi yang agak asam lebih menjurus ke

pembentukan garam CaHPO4 daripada Ca3(PO4)2. Karena CaHPO4 lebih mudah larut, maka

untuk mengendapkannya dibutuhkan kadar fosfat dan kalsium yang lebih tinggi daripada

dalam kondisi alkali untuk mengendapkan Ca3(PO4)2 yang kurang dapat larut.

Kenaikan kadar ion kalsium dan fosfat setempat sekitar osteoblast dan khondrosit hipertrofi

disebabkan sekresi alkali fosfatase yang akan melepaskan fosfat dari senyawa organik yang

ada di sekitarnya.

Serabut kolagen yang ada di sekitar osteoblast akan merupakan inti pengendapan, sehingga

kristal-kristal kalsium akan tersusun sepanjang serabut. Resorpsi tulang sama pentingnya

dengan proses kalsifikasinya, karena tulang akan dapat tumbuh membesar dengan cara

menambah jaringan tulang baru dari permukaan luarnya yang dibarengi dengan pengikisan

tulang dari permukaan dalamnya. Resorpsi tulang yang sangat erat hubungannya dengan

sel-sel osteoklas, mencakup pembersihan garam mineral dan matriks organic yang

kebanyakan merupakan kolagen. Dalam kaitannya dengan resorpsi tersebut terdapat 3

kemungkinan : osteoklas bertindak primer dengan cara melepaskan mineral yang disusul

dengan depolimerisasi molekul-molekul organic, osteoklas menyebabkan depolimerisasi

mukopolisakarida dan glikoprotein sehingga garam mineral yang melekat menjadi bebas,

sel osteoklas berpengaruh kepada serabut kolagen Rupanya, cara yang paling mudah untuk

osteoklas dalam membersihkan garam mineral yaitu dengan menyediakan suasana

setempat yang cukup asam pada permukaan kasarnya. Bagaimana cara osteoklas membuat

Page 14: Jumat Tulang Kartilago Darah

suasana asam belum dapat dijelaskan. Perlu pula dipertimbangkan adanya lisosom dalam

sitoplasma osteoklas yang pernah dibuktikan.

PERTUMBUHAN TULANG

Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis desmalis

dan osteogenesis enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan pendukung kolagen

primitive diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan diganti pula

menjadi jaringan tulang. Hasil kedua proses osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang

yang selanjutnya akan mengalami remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk

membentuk tulang dewasa yang tersusun dari lamella tulang. Kemudian, resorpsi dan

deposisi tulang terjadi pada rasio yang jauh lebih kecil untuk mengakomodasi perubahan

yang terjadi karena fungsi dan untuk mempengaruhi homeostasis kalsium. Perkembangan

tulang ini diatur oleh hormone pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone sex.

Osteogenesis Desmalis

Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis intramembranosa, karena terjadinya

dalam membrane jaringan. Tulang yang terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal.

Yang mengalami penulangan desmal ini yaitu tulang atap tengkorak. Mula-mula jaringan

mesenkhim mengalami kondensasi menjadi lembaran jaringan pengikat yang banyak

mengandung pembuluh darah. Sel-sel mesenkhimal saling berhubungan melalui tonjolan-

tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-serabut kolagen halus yang

terpendam dalam substansi dasar yang sangat padat. Tanda-tanda pertama yang dapat

dilihat adanya pembentukan tulang yaitu matriks yang terwarna eosinofil di antara 2

pembuluh darah yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan menjadi atap tengkorak

tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka matriks yang terbentuk pun akan

berupa anyaman. Tempat perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan primer.

Pada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memulai

sintesis dan sekresi osteoid. Osteoid kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-

Page 15: Jumat Tulang Kartilago Darah

lempeng atau trabekulae yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi molekul-

molekul tropokolagen yang akan membentuk kolagen dan sekresi glikoprotein.

Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas tersebut disusul oleh proses pengendapan

garam kalsium fosfat pada sebagian dari matriksnya sehingga bersisa sebagai selapis tipis

matriks osteoid sekeliling osteoblas.

Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam dalam matriks yang

mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Antara sel-sel tersebut masih terdapat

hubungan melalui tonjolannya yang sekarang terperangkap dalam kanalikuli. Osteoblas yang

telah berubah menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di

sekitarnya. Dengan berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae

makin menebal, sehingga jaringan pengikat yang memisahkan makin menipis. Pada bagian

yang nantinya akan menjadi tulang padat, rongga yang memisahkan trabekulae sangat

sempit, sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang berongga, jaingan

pengikat yang masih ada akan berubah menjadi sumsum tulang yang akan menghasilkan

sel-sel darah. Sementara itu, sel-sel osteoprogenitor pada permukaan Pusat penulangan

mengalami mitosis untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut

Osteogenesis Enchondralis

Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran khondrosit di tengah-tengah

diaphysis yang dinamakan sebagai pusat penulangan primer. Sel – sel khondrosit di daerah

pusat penulangan primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan terdesak

mejadi sekat – sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit terdapat penimbunan glikogen.

Pada saat ini matriks kartilago siap menerima pengendapan garam – garam kalsium yang

pada gilirannya akan membawa kemunduran sel – sel kartilago yang terperangkap karena

terganggu nutrisinya. Kemunduran sel – sel tersebut akan berakhir dengan kematian.,

sehingga rongga – rongga yang saling berhubungan sebagai sisa – sisa lacuna. Proses

kerusakan ini akan mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak diperkuat oleh pembentukan

tulang disekelilingnya. Pada saat yang bersamaan, perikhondrium di sekeliling pusat

penulangan memiliki potensi osteogenik sehingga di bawahnya terbentuk tulang. Pada

hakekatnya pembentukan tulang ini melalui penulangan desmal karena jaringan pengikat

Page 16: Jumat Tulang Kartilago Darah

berubah menjadi tulang. Tulang yang terbentuk merupakan pipa yang mengelilingi pusat

penulangan yang masih berongga – rongga sehingga bertindeak sebagai penopang agar

model bentuk kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan pipa

periosteal.

Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh – pembuluh darah dari

perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan periosteum, yang selanjutnya menembus

masuk kedalam pusat penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami

klasifikasi. Darah membawa sel – sel yang diletakan pada dinding matriks. Sel – sel tersebut

memiliki potensi hemopoetik dan osteogenik. Sel – sel yang diletakan pada matriks kartilago

akan bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan matriks osteoid dan

melapiskan pada matriks kartilago yang mengapur. Selanjutnya trabekula yang terbentuk

oleh matriks kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid akan mengalami

pengapuran pula sehingga akhirnya jaringan osteoid berubah menjadi jaringan tulang yang

masih mengandung matriks kartilago yang mengapur di bagian tengahnya. Pusat

penulangan primer yang terjadi dalam diaphysis akan disusun oleh pusat penulangan

sekunder yang berlangsung di ujung – ujung model kerangka kartilago.

PERTUMBUHAN MEMANJANG TULANG PIPA

Setelah berlangsung penulangan pada pusat penulangan sekunder di daerah epiphysis,

maka teradapatlah sisa – sisa sel khondrosit diantara epiphysis dan diaphysis. Sel – sel

tersebut tersusun bederet –deret memanjang sejajar sumbu panjang tulang. Masing –

masing deretan sel kartilago dipisahkan oleh matriks tebal kartilago, sedangkan sel –sel

kartilago dalam masing – masing deretan dipisahkan oleh matriks tipis. Jaringan kartilago

yang memisahkan epiphysis dan diaphysis berbentuk lempeng atau cakram sehingga

dinamakan Discus epiphysealis.

Sel –sel dalam masing – masing deretan tidak sama penampilannya. Hal ini disebabkan

karena ke arah diaphysis sel – sel kartilago berkembang yang sesuai dengan perubahan –

perubahan yang terjadi pada pusat penulangan. Karena perubahan sel –sel dalam setiap

Page 17: Jumat Tulang Kartilago Darah

deret seirama, maka discus tersebut menunjukan gambaran yang dibedakan dalam daerah –

daerah perkembangan.

Daerah – daerah perkembangan :

1. Zona Proliferasi : sel kartilago membelah diri menjadi deretan sel – sel gepeng.

2. Zona Maturasi : sel kartilago tidak lagi membelah diri,tapi bertambah besar.

3. Zona hypertrophy : sel –sel membesar dan bervakuola.

4. Zona kalsifikasi : matriks cartílago mengalami kalsifikasi.

5. Zona degenerasi : sel – sel cartílago berdegenerasi diikuti oleh terbukanya lacuna

sehingga terbentuk trabekula.

Karena masuknya pembuluh darah, maka pada permukaan trabekula di daerah ke arah

diaphysis diletakan sel –sel yang akan berubah menjadi osteoblas yang selanjutnya akan

melanjutkan penulangan. Dalam proses pertumbuhan discus epiphysealis akan semakin

menipis, sehingga akhirnya pada orang yang telah berhenti pertumbuhan memanjangnya

sudah tidak deketemukan lagi.

PEMBESARAN DIAMETER TULANG PIPA

Pertumbuhan tulang pipa selain memanjang melalui discus epiphysealis juga mengalami

pertambahan diameter dengan cara pertambahan jeringan tulang melalui penulangan oleh

periosteum lapisan dalam yang dibarengi dengan pengikisan jaringan tulang dari permukaan

dalamnya.

Dengan adanya proses pengikisan jaringan tulang ini, walau pun diameter tulang bertambah

namun ketebalannya tetap dipertahankan. Hal ini penting,karena tanpa pengikisan,berat

tulang akan bertambah terus sehingga mengganggu fungsinya.

Page 18: Jumat Tulang Kartilago Darah

PERUBAHAN STRUKTUR JARINGAN TULANG

Pada mulanya, dari perkembangan trabekula tulang terbentuk semacam sistem harvers

yang tidak teratur polanya yang dinamakan sistem Havers primitif. Untuk membentuk

sistem Havers dengan pola teratur, perlulah sistem Havers primitif mengalami perubahan

sehingga terjadilah tulang sekunder. Perubahan dimulai pada beberapa tempat yang

terletak tersebar dalam bentuk rongga – rongga yang disebabkan erosi tulang oleh sel-sel

osteoklas. Rongga – rongga tersebut meluas sehingga terbentuk silindris yang memanjang,

disusul oleh masuknya pembuluh darah bersama jeringan sumsum tulang kedalam rongga –

rongga tersebut. Apabila rongga sudah cukup besar, erosi akan berhenti dalm mulailah

pembentukn tulang oleh osteoblas yang diletakan oleh darah pada dinding rongga.

Pembentukan tulang berlangsung sebagai lembaran – lembaran yang dimulai dari dinding

rongga yang makin lama makin mengecilkan rongga sehingga akhirnya pembuluh darah

dikelilingi penuh oleh lembaran – lembaran tulang. Dengan demikian terbentuklah sistem

harvers dengan pembuluh darah di tengahnya. Pada perbatasan luar setiap sistem harvers

terdapat substansi perekat yang merupakan sisa matriks tulang.

Pembentukan sistem Havers tidak berhenti estela proses di atas, namun akan terjadi pula

erosi lagi yang diikuti pembentukan sistem harvers baru seperti semula. Proses tersebut

terjadi berulang-ulang sehingga pada potongan melintang tulang pipa akan dapat dibedakan

beberapa struktur :

1. Sistem Havers yang lama

2. Sistem Havers yang sedang dibentuk

3. Ruang-ruang karena erosi

4. Sisa – sisa sistem harvers sebagai lamela intersitiil.

PERBAIKAN PATAH TULANG

Jika terjadi patah tulang, maka kerusakan akan menyebabkan perdarahan yang biasanya

akan diikuti oleh pembekuan. Kerusakan juga menyebabkan kerusakan matriks dan sel – sel

tulang di dekatgaris patah. Awal dari proses perbaikan tulang dimulai dengan pembersihan

dari bekuan darah, sisa – sisa sel dan matriks yang rusak. Periosteum dan endosteum

Page 19: Jumat Tulang Kartilago Darah

disekitar tulang yang patah menanggapi dengan meningkatnya proliferasi fibroblast

sehingga terbentuklah jaringan seluler disekitar garis patah dan di antara ujung – ujung

tulang yang terpisah. Pembentukan tulang baru berlangsung melalui penulangan

enkhondral dan desmal secara simultan. Untuk penulangan enkhondral didahului dengan

terbentuknya kartilago hialin yang berasal dari perubahan jaringan granulasi sebagai hasil

proliferasi fibroblast. Celah fragmen tulang sekarang diisi oleh jaringan kartilago yang

merupakan kalus. Jaringan tulang baru mengisi celah diantara fragmen tulang membentuk

kalus tulang dan menggantikan kalus kartilago. Sel – sel osteoprogenitor dari periosteum

dan endosteum akan menjadi osteoblas sehingga di daerah tersebut terjadi penulangan

desmal. Penulangan enkhondral berlangsung sebagai trabekula dalam jaringan kartilago

yang merupakan jaringan penopang sementara dalam perbaikan patah tulang. Tekanan

pada tulang selama proses penyembuhan menyebabkan perbaikan bentuk tulang ke bentuk

asalnya sehingga benjolan kalus akhirnya akan lenyap melalui resorpsi.

PERSENDIAN DAN MEMBRANA SYNOVIALIS

Tulang – tulang dihubungkan satu ama lain melalui persendian. Berdasarkan strukturnya

terdapat berbagai bentuk sendi yang juga menentukan keluasan gerakan bagian – bagian

tulang yang terlibat.

Berdasarkan keluasan gerakannya dibedakan :

1. Synathrosis : gerakan terbatas.

2. Diathrosis : gerakan luas.

Karena luasnya gerakan dari diarthrosis maka diantara ujung – ujung tulang berdekatan

terdapat rongga yang dinamakan Cavum artikularis. Rongga ini berdinding jaringan ikat

padat.

Kapsel pada sendi tersebut terdiri atas dua lapisan, yaitu :

1. Lapisan fibrosa (di sebelah luar)

2. Lapisan sinovial (disebelah dalam)

Page 20: Jumat Tulang Kartilago Darah

Cairan yang berada di dalam cavum synoviale dihasilkan oleh sel – sel sinovial. Permukaan

dalam dari lapisan sinovial biasanya dibatasi oleh sel – sel berbentuk gepeng atau kuboid. Di

bawah lapisan ini terdapat jaringan pengikat longgar atau padat dan jaringan lemak. Sel –sel

membran sinovial berasal dari jaringan mesenkhim yang dipisahkan oleh substansi dasar.

Page 21: Jumat Tulang Kartilago Darah

DARAH

Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut

Plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas,

karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk

plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di

seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa

metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan

mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah

tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,

protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung

besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing

ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Pada manusia umumnya memiliki volume darah sebanyak kurang lebih 5 liter dengan unsur-

unsur pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan plasma. Sel darah terdiri dari eritrosit

dan leukosit, platelet yang merupakan trombosit atau keping darah, sedangkan plasma

darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :

Air (90%)

Zat terlarut (10%) yang terdiri dari :

- Protein plasma (albumin, globulin, fibrinogen) 7%

- Senyawa Organik (As. Amino, glukosa, vitamin, lemak) 2.1%

- Garam organik (sodium, pottasium, calcium) 0.9%

Page 22: Jumat Tulang Kartilago Darah

Untuk dapat melihat perbedaan dari sel darah dengan plasma dapat dilakukan dengan cara

sentrifugasi tabung hematokrit berisi darah yang telah diberi bahan anti pembekuan.

Eritrosit

Leukosit

Plasma

Dapat dilihat untuk bagian yang berwarna merah merupakan eritrosit, selapis tipis warna

putih merupakan kumpulan sel-sel darah putih ( leukosit) can cairan kuning merupakan

plasma.

JENIS SEL DARAH

1. ERITROSIT

Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99%, oleh karena itu

setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol adalah sel-sel tersebut. Dalam

keadaan normal, eritrosit manusia berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8 μm,

tebal ± 2.6 μm dan tebal tengah ± 0.8 μm dan tanpa memiliki inti.

Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air

(60%) dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi eritrosit merupakan

substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak. Eritrosit

mengandung protein yang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan

dengan pigmen hem membentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan

keseluruh bagian tubuh. Seperti halnya sel-sel yang lain, eritrositpun dibatasi oleh membran

plasma yang bersifat semipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang

dikandungnya tetap didalam.

Gambar 1. Eritrosit

Dari pengamatan eritrosit banyak hal yang harus diperhatikan untuk mengungkapkan

berbagai kondisi kesehatan tubuh. Misalnya tentang bentuk, ukuran, warna dan tingkat

Page 23: Jumat Tulang Kartilago Darah

kedewasaan eritrosit dapat berbeda dari normal. Jika dalam sediaan apus darah terdapat

berbagai bentuk yang abnormal dinamakan poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup banyak

maka keadaan tersebut dinamakan poikilositosis. Eritrosit yang berukuran kurang dari

normalnya dinamakan mikrosit dan yang berukuran lebih dari normalnya dinamakan

makrosit.

Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian, melainkan bagian tengah yang lebih pucat,

karena bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya. Pada keadaan normal bagian

tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya sehingga selnya dinamakan eritrosit

normokhromatik. Apabila bagian tengah yang pucat melebar disertai bagian pinggir yang

kurang terwarna maka eritrosit tersebut dinamakan eritrosit hipokromatik. Sebaliknya

apabila bagian tengah yang memucat menyempit selnya dimanakan eritrosit

hiperkhromatik.

2. LEUKOSIT

Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah putih. Leukosit

mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat

asingan. Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 6000-10000

sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bilakurang dari

5000 disebut leukopenia.

Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa jenis. Untuk klasifikasinya

didasarkan pada morfologi inti adanya struktur khusus dalam sitoplasmanya.

Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih dapat dibedakan yaitu :

1. Granulosit

Yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair,

dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi. Terdapat tiga jenis

leukosit granuler :

Page 24: Jumat Tulang Kartilago Darah

- Neutrofil,

- Basofil, dan

- Asidofil (atau eosinofil)

yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam.

2. Agranulosit

Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat

atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu :

- limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan

- monosit (sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak).

NETROFIL

Di antara granulosit, netrofil merupakan merupakan jenis sel yang terbanyak yaitu sebanyak

60 – 70% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per mm3 darah normal. Pada

perkembangan sel netrofil dalam sumsum tulang, terjadi perubahan bentuk intinya,

sehingga dalam darah perifer selalu terdapat bentuk-bentuk yang masih dalam

perkembangan. Dalam keadaan normal perbandingan tahap-tahap mempunyai harga

tertentu sehingga perubahan perbandingan tersebut dapat mencerminkan kelainan. Sel

netrofil matang berbentuk bulat dengan diameter 10-12 μm. Intinya berbentuk tidak bulat

melainkan berlobus berjumlah 2-5 lobi bahkan dapat lebih. Makin muda jumlah lobi akan

berkurang. Yang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah-pisah oleh bahan

inti berbentuk benang. Inti terisi penuh oleh butir-butir khromatin padat sehingga sangat

mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. Oleh karena padatnya inti, maka sukar

untuk untuk memastikan adanya nukleolus.

Page 25: Jumat Tulang Kartilago Darah

Dalam netrofil terdapat adanya bangunan pemukul genderang pada inti netrofil yang tidal

lain sesuai dengan Barr Bodies yang terdapat pada inti sel wanita. Barr Bodies dalam inti

netrofil tidak seperti sel biasa melainkan menyendiri sebagai benjolan kecil. Hal ini dapat

digunakan untuk menentukan apakah jenis kelamin seseorang wanita. Dalam sitoplasma

terdapat 2 jenis butir-butir ata granul yang berbeda dalam penampilannya dengan ukuran

antara (0.3-0.8μm).

Granul pada neutrofil tersebut yaitu :

- Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase, dimana sudah mulai tampak

sejak masih dalam sumsum tulang yang makin dewasa makin berkurang jumlahnya.

Ukurannya lebih besar dari pada jenis butir yang kedua dan kebanyakan telah kehilangan

kemampuan mengikat warna. Dengan pewarnaan Romanovsky butiran ini tampak ungu

kemerah-merahan.

- Granul spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal

(protein Kationik) yang dinamakan fagositin. Dinamakan butir spesifik karena hanya

terdapat pada sel netrofil dengan ukran lebih halus. Butiran ini baru tampak dalam tahap

mielosit, berwarna ungu merah muda dan pada sel dewasa akan tampak lebih banyak

daripada butir azurofil.

Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit mitokonria,

apparatus Golgi rudimenter dan sedikit granula glikogen. Neutrofil merupakan garis depan

pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik, menfagosit partikel kecil dengan aktif.

Dengan adanya asam amino D oksidase dalam granula azurofilik penting dalam pengenceran

dinding sel bakteri yang mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis dibentuk

peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan peroksida

dan halida bekerja pada molekul tirosin dinding sel bakteri dan menghancurkannya.

Dibawah pengaruh zat toksik tertentu seperti streptolisin toksin streptokokus membran

granula-granula neutrofil pecah, mengakibatkan proses pembengkakan diikuti oleh

aglutulasi organel - organel dan destruksi neutrofil. Neotrofil mempunyai metabolisme yang

sangat aktif dan mampu melakukan glikolisis baik secara aerob maupun anaerob.

Kemampuan nautrofil untuk hidup dalam lingkungan anaerob sangat menguntungkan,

Page 26: Jumat Tulang Kartilago Darah

karena mereka dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkan debris pada

jaringan nekrotik

EOSINOFIL

Jumlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh lekosit atau 150-450 buah per mm3 darah.

Ukurannya berdiameter 10-15 μm, sedikit lebih besar dari netrofil. Intinya biasanya hanya

terdiri atas 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti yang sebagai benang. Butir-butir

khromatinnya tidak begitu padat kalau dibandingkan dengan inti netrofil. Eosinofil berkaitan

erat dengan peristiwa alergi, karena sel-sel ini ditemukan dalam jaringan yaang mengalami

reaksi alergi. Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi

lebih selektif dibanding neutrofil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan antibodi, ini

merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen

dan antibodi. Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan

darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses Patologi.

BASOFIL

Jenis sel ini terdapat paling sedikit diantara sel granulosit yaitu sekitar 0.5%, sehingga sangat

sulit diketemukan pada sediaan apus. Ukurannya sekitar 10-12 μm sama besar dengan

netrofil. Kurang lebih separuh dari sel dipenuhi oleh inti yang bersegmen-segmen ata

kadang-kadang tidak teratur. Inti satu, besar bentuk pilihan irreguler, umumnya bentuk

huruf S, sitoplasma basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti,

sehingga tidak mudah untuk mempelajari intinya. Granul spesifik bentuknya ireguler

berwarna biru tua dan kasar tampak memenuhi sitoplasma. Granula basofil mensekresi

histamin yang berperan dalam dalam proses alergi basofil merupakan sel utama pada

tempat peradangan ini dinamakan hypersesitivitas kulit basofil.

Page 27: Jumat Tulang Kartilago Darah

LIMFOSIT

Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi sehingga pada pengamatan sediaan apus

darah dibedakan menjadi : limfosit kecil (7-8 μm), limfosit sedang dan limfosit besar (12

μm). Jumlah limfosit mendduki nomer 2 setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3

darah atau 20-30% dari seluruh leukosit. Di antara 3 jenis limfosit, limfosit kecil terdapat

paling banyak. Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat yang kadang-kadang bertakik sedikit.

Intinya gelap karena khromatinnya berkelompok dan tidak nampak nukleolus.

Sitoplasmanya yang sedikit tampak mengelilingi inti sebagai cincin berwarna biru muda.

Kadang-kadang sitoplasmanya tidak jelas mungkin karena butir-butir azurofil yang berwarna

ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah 92% dari seluruh limfosit dalam darah. Limfosit

mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem imunitas tubuh, sehingga sel-sel tersebut

tidak saja terdapat dalam darah, melainkan dalam jaringan khusus yang dinamakan jaringan

limfoid. Berbeda dengan sel-sel leukosit yang lain, limfosit setelah dilepaskan dari sumsum

tulang belum dapat berfungsi secara penuh oleh karena hars mengalami differensiasi lebih

lanjut. Apabila sudah masak sehingga mampu berperan dalam respon immunologik, maka

sel-sel tersebut dinamakan sebagai sel imunokompeten. Sel limfosit imunokompeten

dibedakan menjadi limfosit B dan limfosit T, walaupun dalam sediaan apus kita tidak dapat

membedakannya. Limfosit T sebelumnya mengalami diferensiasi di dalam kelenjar thymus,

sedangkan limfosit B dalam jaringan yang dinamakan Bursa ekivalen yang diduga keras

jaringan sumsum tulang sendiri. Kedua jenis limfosit ini berbeda dalam fngsi

immunologiknya.

Sel-sel limfosit T bertanggung jawab terhadap reaksi immune seluler dan mempunyai

reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen asing. Sel limfosit B bertugas

untuk memproduksi antibody humoral antibody response yang beredar dalam peredaran

darah dan mengikat secara khusus dengan antigen asing yang menyebabkan antigen asing

tersalut antibody, kompleks ini mempertinggi fagositosis, lisis sel dan sel pembunuh (killer

sel atau sel K) dari organisme yang menyerang. Sel T dan sel B secara marfologis hanya

dapat dibedakan ketika diaktifkan oleh antigen.

Page 28: Jumat Tulang Kartilago Darah

MONOSIT

Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Sel ini merupakan sel

yang terbesar diantara sel leukosit karena diameternya sekitar 12-15 μm. Bentuk inti dapat

berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir

khromatinnya lebih halus dan tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit. Sitoplasma

monosit terdapat relatif lebih banyak tampak berwarna biru abu-abu. Berbeda dengan

limfosit, sitoplasma monosit mengandung butir-butir yang mengandung perioksidase seperti

yang diketemukan dalam netrofil.

Monosit mampu mengadakan gerakan dengan jalan membentuk pseudopodia sehingga

dapat bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke dalam jaringan pengikat. Dalam

jaringan pengikat monosit berbah menjadi sel makrofag atau sel-sel lain yang

diklasifikasikan sebagai sel fagositik. Didalam jaringan mereka masih mempunyai membelah

diri. Selain berfungsi fagositosis makrofag dapat berperan menyampaikan antigen kepada

limfosit untuk bekerjasama dalam sistem imun.

3. TROMBOSIT (Keping Darah)

Walaupun amanya menunjukan bahwa merupakan sebuah sel, namun sebenarnya tidak

memenuhi syarat sebagai sebuah sel yang utuh karena tidak memiliki inti. Oleh karena itu

dinamakan keping darah. Berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma berukuran 2-5 μm

lengkap dengan membran plasma yang mengelilinginya. Trombosit ini khusus terdapat

dalam darah mamalia. Untuk menentkan jumlahnya, tidak begit mudah karena trombosit

mempunyai kecenderungan untuk bergumpal. Diperkirakan jumlahnya sekitar 150-300ribu

setiap μl, sedang umurnya sekitar 8 hari. Pada sediaan apus darah, trombosit sering terdapt

bergumpal . Setiap keping tampak bagian tepi yang berwarna biru muda yang dinamakan

Hialomer dan bagian tengah yang berbutir-butir berwarna ungu dinamakan granulomer

atau khromomer. Hialomer mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga bentknya tidak teratur.