Page 1
HUBUNGAN POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN
INTENSI PERILAKU AGRESI REMAJA PENGGUNA MEDIA
SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Emmanuel Maria Magdalena
129114058
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
i
HUBUNGAN POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN
INTENSI PERILAKU AGRESI REMAJA PENGGUNA MEDIA
SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Emmanuel Maria Magdalena
129114058
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1 Chorintians 2 : 9
However, as it is writen,
“No eye has seen
No ear has heard
No mind has conceived
What God has prepared for those who love him”.
Karya ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Orang Tua tercinta Ibu Ida Nur Astuti Dwi Lestari dan Bapak Minarto
Kedua adik saya tersayang Samuel Dwi nugroho dan Angella Christie
Semua orang yang telah mendukung saya dengan cintanya
Almamater saya, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
vii
HUBUNGAN POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN
INTENSI PERILAKU AGRESI REMAJA PENGGUNA MEDIA
SOSIAL
Emmanuel Maria Magdalena
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh otoriter orangtua terhadap untensi
perilaku agresi remaja pengguna media sosial. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
terdapat hubungan positif antara pola asuh otoriter orangtua dengan intensi perilaku
agresi remaja pengguna media sosial. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja dengan
rentang usia 12 sampai 21 tahun. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan
instrumen berupa skala. Dua skala yang disajikan adalah skala pola asuh otoriter dan
skala agresi. Analisis data menggunakan hasil uji korelasi Spearman Rank Row.
Koefisien korelasi (r) yang didapatkan dafri hasil uji tersebut, sebesar 0,065 dengan nilai
signifikan 0,230. Penelitian ini juga memiliki hasil reliabilitas atas skala pola asuh
sebesar 0,814 serta skla agresi sebesar 0,724. Terdapat 77 dari 132 remaja menerima pola
asuh otoriter dengan intensitas tinggi. Sedangkan, 90 dari 132 remaja pengguna media
sosial mempunyai intensi melakukan agresi dengan kategori sedang. Kesimpulannya,
terdapat hubungan yang positif antara pola asuh otoriter dengan intensi perilaku agresi
remaja pengguna media sosial.
Kata kunci : remaja, Spearman Rank Row, perilaku agresi remaja pengguna media
sosial, pola asuh otoriter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
viii
THE RELATION OF AUTHORITARIAN PARENTING WITH
INTENTION AGRESSION BEHAVIOR IN ADOLESCENCE AS
SOCIAL MEDIA USERS
Emmanuel Maria Magdalena
ABSTRACT
Parents had opinion about their own parenting and applied it as the best thing and the
most effective way to educate their children. Parents with dominant role would result to a
rebel child. Nowadays, technology development also supported adolscence’s needs of
external affection or from social media and they also proved it. This research is aimed to
know the authoritharian parenting toward aggresivity that shown from status in
adolescence’s social media. This research used quantitative technique with scale as
instrument. Two scales presented were agressivity scale and authoritarian parenting
scale. Aggresive behavior in this research found social media with frequency on changing
and writing status with violence elements. This behavior were connected with
authoritarian parenting where authoritarian parenting for adolescence would influence
them to do agressive action in social media. Based on the Spearman correlation test
result, it was found that correlation coefficient (r) 0,065 with significant value 0,230.
From 132 adolescent, their were 77 adolescent who accepted authoritarian parenting
with low intencity. Meanwhile 3 adolescence accepted autjotitarian parenting with high
intencity. This research also showed adolescence ageressivity bahavior in social media
were 90 adolescence a did agresion in medium category. However, there were 8
adolescence a did agression with high category. In the end, there were relation between
authoritarian parenteng with agressive bahavior.
Keyword : adolescence, quantitative, agressive behavior adolescence as social media
users, authritarian parenting, Spearman correlation test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, anugerah, dan kasih
yang telah diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dengan Intensi Perilaku Agresi
Remaja Pengguna Media Sosial” dengan baik. Meskipun banyak kesulitan yang
dihadapi, tetapi akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat
dukungan, bantuan, motivasi dan doa dari banyak pihak. Maka dari itu, melalui
tulisan ini saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Priyo Widiyanto, M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Santa Dharma.
2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Santa Dharma.
3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang
selalu memberi semangat untuk menyelesaikan studi S-1 saya selama di
Fakultas Universitas Santa Dharma.
4. Ibu Sylvia Carolina Maria Yuniarti Murtisari, M.Si dan Bapak Robertus
Landung Eko Prihatmoko, M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi.
Terimakasih untuk kesediaan waktu luang di tengah kesibukannya untuk
membimbing saya, memberi saran, masukan, memberi semangat kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
x
saya selama menemui kesulitan dalam menyusun skripsi. Terimakasih
karena sudah mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan kewajiban
saya dan selalu meyakinkan saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak, Ibu, Sammy dan Angel yang selalu memberikan semangat,
dukungan baik moral maupun materi, perhatian, kesabaran, kasih sayang,
serta doa yang tak pernah berhenti kepada saya dalam menyelesaikan
pendidikan.
6. Keluarga besar Bapak Moechtarom yang selalu memberikan dukungan doa,
semangat dan motivasi kepada penulis untuk meraih gelar sarjana.
Terimakasih banyak atas pengertian, kesabaran waktu menunggu, dukungan
dalam doa, kata-kata penyemangat yang mendorong untuk segera
menyelesaikan skripsi dan kasih yang tidak pernah berhenti kepada saya.
7. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terimakasih
atas ilmu yang sudah dibagikan kepada saya, selama saya menempuh
pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ini.
8. Seluruh Staff dan Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah sabar
melayani dan memberikan informasi selama saya menempuh pendidikan di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ini.
9. Kamti’s Squad yang selalu memberikan banyak pengalaman, mendengarkan
setiap keluhan dalam pembuatan skripsi ini dan tidak pernah lelah
mengingatkan untuk segera diselesaikan dengan berbagai cara. Terimakasih
untuk kegilaan dan asupan gizi baik jasmani ataupun rohani yang sudah
diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xi
10. Keluarga besar GKI Gejayan, terimakasih sudah memberikan saya
kesempatan untuk berbagi pengalaman dan belajar menjadi lebih baik di
dalam ladang-Nya. Terimakasih banyak karena sudah mengijinkan saya
untuk melakukan penelitian di gereja ini, serta banyak membantu saya
dalam proses pengumpulan data penelitian. Terimakasih atas semangat, doa
dan dukungannya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
11. Rainbow dan ajudannya, terimakasih sudah mendoakan dan memberikan
semangat. Terimakasih karena sudah setia dengan memberikan semangat
dan beribu pertanyaan tentang penyelesaian skripsi ini.
12. Teman-teman Psikologi Kelas B yang saya sayangi. Terimakasih atas
pengalaman yang berharga dan persahabatan yang terjalin selama ini.
terimakasih atas dinamika yang sudah kita alami selama perkuliahan. Terus
berusaha supaya nanti kita bertemu dengan sukses.
13. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
angkatan 2012. Terimakasih atas bantuan dan pengalaman selama masa
kuliah ini. semoga hubungan kita tetap berlanjut dan tetap saling membantu
sama lain.
14. Semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan telah
mendukung saya dengan cintanya.
15. Terimakasih untuk diriku! Terimakasih karna tetap setia berjuang sampai
akhir, selalu mengusahakan yang terbaik, mampu menepati janji diri, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xii
mempertanggung jawabkan kewajiban kepada orang tua. Satu tahap dilalui
dan perjuangan masih panjang, siapkan tenaga dan doa untuk bangkit lagi!
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman. Oleh karena itu, saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga
karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama
bidang psikologi dan bagi masyarakat pada umumnya.
Yogyakarta, 24 Maret 2017
Penulis
Emmanuel Maria Magdalena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN KEASLIAN KARYA ..................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 7
2. Manfaat Praktis .............................................................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xiv
A. Remaja Pengguna Media Sosial ........................................................... 8
1. Definisi Pengguna Media Sosial .................................................... 8
a. Definisi Media Sosial ............................................................... 8
b. Fitur Media Sosial Instant Messaging ..................................... 9
2. Remaja Pengguna Media Sosial ..................................................... 10
B. Pola Asuh Otoriter Orangtua ................................................................ 10
1. Pengertian Pola Asuh Otoriter Orangtua ....................................... 10
2. Aspek Pola Asuh Otoriter Orangtua .............................................. 13
3. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh ......................................... 14
a. Tingkat Sosial Ekonomi ........................................................... 14
b. Tinggkat Pendidikan ................................................................ 14
c. Kepribadian .............................................................................. 15
d. Jumlah Anak ............................................................................ 15
C. Perilaku Agresi ..................................................................................... 15
1. Pengertian Perilaku Agresi ............................................................. 15
2. Aspek Perilaku Agresi.................................................................... 17
3. Jenis Perilaku Agresi ...................................................................... 19
D. Dinamika Hubungan Antar Variabel ................................................... 20
E. Skema Penelitian .................................................................................. 23
F. Hipotesis ............................................................................................... 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 25
A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 25
B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional .................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xv
1. Identifikasi Variabel ....................................................................... 26
2. Definisi Operasional....................................................................... 26
C. Subjek Penelitian .................................................................................. 27
D. Alat dan Bahan Penelitian .................................................................... 28
E. Metode Analisis Data ........................................................................... 28
1. Skala Pola Asuh Otoriter ................................................................ 29
2. Skala Agresi ................................................................................... 32
F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data ....... 34
1. Validitas ......................................................................................... 34
2. Seleksi Aitem ................................................................................. 35
3. Reliabilitas ..................................................................................... 38
G. Analisis Data ........................................................................................ 39
1. Uji Normalitas ................................................................................ 39
2. Uji Linieritas .................................................................................. 40
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 40
H. Pelaksanaan Uji Coba .......................................................................... 40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 41
A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 41
B. Deskripsi Subjek .................................................................................. 42
C. Deskripsi Penelitian ............................................................................. 43
D. Kategorisasi .......................................................................................... 44
E. Analisis Data Penelitian ....................................................................... 46
1. Uji Asumsi ..................................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xvi
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 49
F. Pembahasan ......................................................................................... 50
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 55
A. Kesimpulan .......................................................................................... 55
B. Saran ..................................................................................................... 55
1. Bagi Orang Tua .............................................................................. 55
2. Bagi Remaja ................................................................................... 56
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57
LAMPIRAN ..................................................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategorisasi Jenis Pola Asuh ............................................................. 13
Tabel 2.2 Bentuk-Bentuk Perilaku Agresi ......................................................... 19
Tabel 3.1 Pemberian Skor Skala Pola Asuh Otoriter ......................................... 30
Tabel 3.2 Blueprint dan Distribusi Item Skala Pola Asuh Otoriter
Sebelum Uji Coba .............................................................................. 30
Tabel 3.3 Pemberian Skor Skala Agresivitas ..................................................... 33
Tabel 3.4 Blueprint dan Distribusi Item Skala Agresi Sebelum Uji Coba ......... 33
Tabel 3.5 Distribusi Item Skala Pola Asuh Otoriter Setelah Uji Coba .............. 37
Tabel 3.6 Distribusi Item Skala Agresi Setelah Uji Coba .................................. 38
Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Berdasarkan Kepemilikan Akun Media Sosial ...... 42
Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 43
Tabel 4.3 Norma Kategorisasi ............................................................................ 44
Tabel 4.4 Norma Kategorisasi Pola Asuh Otoriter Orang Tua pada Remaja..... 45
Tabel 4.5 Norma Kategorisasi Perilaku Agresi di Media Sosial ........................ 46
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas........................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
xviii
Tabel 4.7 Hasil Uji Linearitas ............................................................................ 48
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Blueprint skala pola asuh otoriter .................................................................... 61
Blueprint skala intensi perilaku agresi ............................................................. 70
Lampiran 1 Bentuk Skala Pola Asuh Otoriter Remaja dan Intensi
Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial ....................... 75
Lampiran 2 Hasil Seleksi Item Skala Intensi Perilaku Agresi Remaja
Pengguna Media Sosial dengan Pola Asuh Otoriter Orangtua
pada Remaja ............................................................................... 76
Lampiran 3 Reliabilitas Skala Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna
Media Sosial dengan Pola Asuh Otoriter Orang Tua pada
Remaja ........................................................................................ 78
Lampiran 4 Uji Deskriptif Mean Empirik ...................................................... 80
Lampiran 5 Uji Normalitas ............................................................................. 81
Lampiran 6 Uji Linearitas .............................................................................. 83
Lampiran 7 Uji Hipotesis ............................................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Syahreza (2015) menyatakan remaja semakin dimanjakan dengan
fasilitas teknologi yang berkembang pesat. Salah satu fasilitas yang
ditawarkan adalah kemudahan dalam mengakses informasi. Teknologi
mengembangkan alat komunikasi disebut media sosial. Beberapa contoh
media sosial yang terkenal saat ini adalah Facebook,
BlackBerryMessenger, WhatsApp, Line, dan lain-lain.
Syahreza (2015) berpendapat bahwa remaja mampu memakai
waktu lebih efisien merupakan salah satu dampak positif dari media sosial.
Remaja tidak perlu bertemu secara langsung atau bertatap muka dengan
lawan bicara dengan fasilitas live chatting dan video call. Selain itu,
informasi penting dapat menyebar dengan cepat menggunakan media
sosial. Dampak positif akan menjadi negatif ketika remaja tidak dapat
mengontrol penggunaan media sosial, sehingga mengakibatkan manusia
kehilangan waktu.
Menurut Yulianti (2014), salah satu dampak buruk dari media
sosial adalah remaja kesulitan untuk mengontrol media sosial, karena
otoritas setiap akun hanya milik pribadi. Remaja yang sudah terlena dalam
kemudahan ini, mudah menyalurkan emosinya, seperti sedang senang,
sedih, marah tanpa adanya batasan. Azhar (2012) menyatakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
2
ketidakmampuan remaja dalam mengatasi konflik yang berkepanjangan
akibat kurangnya kemampuan dalam mengendalikan emosi, menyebabkan
timbul perasaan gagal yang mengarah pada frustrasi yang merupakan
pemicu munculnya perilaku agresif.
Berdasarkan wawancara dengan IY (Perempuan, 27 tahun) yang
merupakan salah satu pembimbing komunitas remaja gereja pada
September 2016, menyatakan bahwa saat ini remaja memiliki tingkat
agresi yang tinggi dan mengakibatkan remaja bertindak secara pasif
(misalnya, remaja tidak ikut ambil bagian langsung dalam memberikan
pendapat atau dukungannya dalam suatu acara), serta tidak memiliki
batasan mengenai aturan dalam bersikap, baik di dunia teknologi atau
dunia nyata. Remaja cenderung membuat orasi atau pendapat yang tidak
sesuai dengan fakta.
Perilaku agresi merupakan perilaku yang bertujuan untuk
menyakiti orang lain, baik secara fisik, mental ataupun verbal. Perilaku
agresi verbal pasif tidak langsung merupakan tindakan agresi secara lisan
yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Tindakan tersebut dilakukan
dengan cara tidak langsung berhadapan dengan target. Misalnya, tidak
memberikan dukungan dan motivasi (Krahe, 2005).
Dewi dan Susilawati (2016), menyatakan faktor penyebab
munculnya perilaku agresif pada diri individu dapat berasal dari dua
sumber yaitu sumber yang berasal dari diri individu dan sumber yang
berasal dari luar diri individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
3
munculnya perilaku agresif adalah faktor yang berasal dari luar diri
individu yaitu pola asuh. Pola asuh yang diterapkan orang tua merupakan
salah satu faktor yang memiliki peranan dalam pembentukan kepribadian
anak. Baumrind (dalam Santrock, 2007) menegaskan bahwa orangtua yang
menerapkan pola asuh otoriter memberikan batasan dan kendali yang tegas
terhadap anak. Pola asuh yang menerapkan bahwa anak harus patuh akan
nilai dan prinsip yang orang tua pegang, pemberian hukuman terutama
hukuman fisik dan menuntut anak menuruti kehendak orang tuanya sering
disebut dengan pola asuh otoriter (authoritarian parenting style).
Gaya pengasuhan yang sangat ketat dan otoriter mungkin tidak lagi
sesuai ketika anak memasuki masa remaja dan ingin diperlakukan dewasa.
Remaja menolak pengaruh dari orangtua dan mencari dukungan, ketika
orangtua tidak menyesuaikan diri, sehingga remaja mencari persetujuan
teman sebaya apapun risikonya (Papalia, 2008). Hurlock (2005)
mengatakan bahwa remaja merasakan keotoriteran orangtua adalah sebuah
ancaman yang menimbulkan ketakutan dan menjadi kurang berterus terang
atau kurang jujur. Pada akhirnya, remaja akan mencari orang lain untuk
bergantung, yaitu teman sebayanya.
Idris dan Jamal (1992) menjelaskan bahwa orangtua berperan
dalam memberikan dasar pendidikan, sikap, serta keterampilan dasar
seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih
sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan, dan
menanamkan kebiasaan. Pola pengasuhan pada dasarnya diciptakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
4
adanya interaksi antara orangtua dan anak dalam hubungan sehari-hari
yang berevolusi sepanjang waktu. Pengaruh hubungan antara orangtua dan
anak ditentukan oleh pengasuhan, sikap, perasaan dan tindakan yang
dilakukan orangtua pada anak yang bercermin pada pola asuh orangtua
(Taganing, 2008).
Penelitian Gaertner & Rathert (2010), memaparkan orangtua
menggunakan bahasa yang tepat dan baik ketika menegur atau menasihati
anak. Karena akan cenderung meniru perilaku orangtua. Misalnya
orangtua menegur atau menasehati anak dengan penyampaian bahasa yang
baik, tidak dengan nada atau intonasi yang meninggi. Perilaku positif yang
dimodelkan oleh orangtua akan mencegah perilaku terbentuknya perilaku
negatif atau menyimpang, perilaku agresi verbal misalnya. Perilaku agresi
verbal bisa terbentuk dari penyampaian pesan orangtua terhadap anak
secara kurang tepat, yaitu dengan menggunakan kata-kata yang tidak
sopan dan kasar. Gaertner & Rathert juga menemukan bahwa keterlibatan
model pengasuhan positif, seperti kata yang sopan dan lembut, dapat
membuat hubungan antara orangtua dengan remaja semakin baik,
sehingga perilaku anak dapat dipantau. Orangtua mengenalkan perilaku
yang positif, seperti membantu sesama dan belajar mempunyai rasa empati
akan membuat remaja tumbuh dengan baik hingga masa dewasa sehingga
anak tidak akan berperilaku agresi, baik secara fisik ataupun verbal.
Mussen (2004) menyatakan bahwa ada beberapa aspek untuk
melihat pola asuh yang diberikan orangtua, yaitu kontrol, tuntutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
5
kedewasaan, komunikasi anak dan orangtua, dan kasih sayang.
Kontrol merupakan usaha mempengaruhi aktivitas anak untuk mencapai
tujuan, memodifikasi ekspresi ketergantungan, agresifitas, tingkah laku,
dan bermain. Tuntutan kedewasaan adalah pemberian penekanan pada
anak untuk mencapai suatu tingkat kemampuan secara intelektual, sosial
dan emosional. Tuntutan kedewasaan juga memberikan kesempatan
belajar pada anak untuk menjalani kehidupan, menghadapi dan
mengatasi berbagai masalah mereka, namun tetap ada bimbingan dari
orangtua.
UNICEF (2014), menemukan bahwa 98 persen dari anak-anak dan
remaja yang disurvei, mengetahui tentang internet dan 79,5 persen di
antaranya adalah pengguna internet. Ernawati dan Wibowo (2016),
menyatakan bahwa remaja cenderung mengikuti arus dari teman-
temannya. Dampak buruk dari penggunaan media sosial yang berlebihan
adalah meniru apa yang dilihat dan didengarnya, tak terkecuali berperilaku
agresi. Agresi merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
menyakiti baik secara verbal ataupun fisik (Berkowitz, 1995). Agresi
berdampak pada perkembangan kepribadian seorang anak. Salah satu
faktor penyebab agresi adalah frustrasi yang kemudian dapat menimbulkan
kemarahan dan emosi marah. Remaja yang kurang mendapatkan perhatian
dari orangtua membuat banyak remaja mengungkapan atau melampiaskan
perasaannya dengan tulisan di media sosial (Paputungan, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
6
Berdasarkan wawancara dengan IY, orangtua memiliki anggapan
mengenai cara mereka dalam menerapkan pola asuh yang menurut mereka
paling baik dan efektif untuk bisa membentuk karakter kepribadian anak
mereka yang sudah beranjak remaja. Remaja yang memiliki banyak sekali
masalah dalam kehidupannya dapat menuangkan semua perasaan dan
pikirannya dalam media sosial kapan saja sehingga mampu menjadi sarana
untuk mengekspresikan perasaannya. Orangtua yang terlalu dominan atau
membatasi akan menghambat daya kreativitas anak yang dampaknya anak
akan memberontak dengan melakukan perilaku agresi. Sedangkan
teknologi sendiri memiliki tujuan untuk mendekatkan manusia dari segi
informasi dan komunikasi. Hal ini menyebabkan, pola asuh yang
diterapkan orangtua mempengaruhi kepribadian remaja dan remaja sudah
dikenalkan dengan teknologi yang sangat memudahkan. Dengan keadaan
tersebut, remaja akan memunculkan emosi marah serta melampiaskannya
ke media sosial. Sesuai dengan penjelasan di atas, penulis akan meneliti
apakah ada hubungan antara pola asuh otoriter yang dilakukan orangtua
dengan perilaku agresi pada media sosial di kalangan remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara pola
asuh otoriter orangtua dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna
media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
7
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui hubungan pola asuh otoriter orangtua terhadap intensi
perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai
hubungan antara pola asuh otoriter orangtua dengan intensi
perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi
penelitian-penelitian lain, terutama pada ranah psikologi
perkembangan, khususnya terhadap pentingnya pola asuh yang
terjalin secara efektif antara orangtua dan anak.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
tentang pola asuh yang otoriter antara orangtua dan anak pada
perkembangan remaja dan mampu memberikan informasi kepada
orangtua terkait bagaimana menjalin pola asuh yang baik, efektif dan
berkualitas pada perkembangan remaja akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Remaja Pengguna Media Sosial
1. Definisi Pengguna Media Sosial
a. Definisi Media Sosial
Media sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-
elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menghubungkan
kesamaan sosialitas (Nawawi, 2008).
Firmansyah (2010) mengemukakan bahwa situs jejaring
sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang
memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar
pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman
untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring
sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di
dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna.
Media sosial adalah salah satu media yang memimpin
perubahan dramatis struktur komunikasi dan konsumsi komunikasi
massa ke era komunikasi digital yang interaktif (Khang, 2012).
Setiap situs jejaring sosial atau media sosial memiliki daya tarik
yang berbeda dengan tujuan yang sama, yaitu untuk berkomunikasi
dengan mudah. Daya tarik yang disajikan karena ada penambahan
dari fitur-fitur yang disediakan (Firmansyah, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
9
Dengan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa media sosial adalah layanan berbasis web yang
menghubungkan orang dengan cara berkomunikasi.
b. Fitur Media Sosial Instant Messaging
Instant Messaging merupakan pelayanan komunikasi yang
sangat terkenal dengan menggunakan internet dengan tujuan untuk
menghubungkan orang dengan membuat ruang percakapan secara
pribadi atau secara kelompok (Ramirez, 2008). Meskipun tumpang
tindih dengan telepon genggam, pesan singkat dan pesan
elektronik, mereka saling berkaitan dan termasuk keunggulan yang
dimiliki dari instant messaging (Lin, 2012). Pengguna instant
messaging lebih mempertimbangkan fungsi dan kualitas yang
merupakan faktor penting dalam penggunaannya. Faktor ini
didukung sebagai komunikasi tanpa bertatap muka yang sangat
berguna ketika seseorang tidak nyaman untuk bertemu langsung.
Update Status adalah fitur interaksi dua arah secara tidak langsung
di mana komunikasi ini akan terdokumentasi berdasar topik
bahasan dan terdaftar secara waktu (Yulianto, 2010).
Berdasarkan paparan di atas, media sosial instant
messaging adalah pelayanan komunikasi yang tujuan
menghubungkan orang dengan cara membuat ruang percakapan
dan terbatas oleh beberapa karakter kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
10
2. Remaja Pengguna Media Sosial
Kriteria Remaja Pengguna Media Sosial
Papalia (2008) menyatakan bahwa masa remaja (adolescence)
merupakan peralihan masa perkembangan yang berlangsung sejak
lebih usia 11 tahun. Subyek penelitian ini adalah remaja yang berusia
12 sampai 21 tahun, yang memiliki akun BlackBerry Messenger,
LINE dan WhatsApp, baik berjenis kelamin laki-laki atau perempuan,
serta menggunakan media sosial instant messaging.
B. Pola Asuh Otoriter Orangtua
1. Pengertian Pola Asuh Otoriter Orangtua
Keluarga merupakan suatu institusi awal bagi setiap pribadi
manusia belajar dan berinteraksi dengan sesamanya, di dalam
keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah dan ibu adalah
orangtua yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap tumbuh
kembang anaknya hingga mengantarkannya ke gerbang kedewasaan.
Menurut Abdul Malik (2013), orangtua memiliki kewajiban untuk
menyiapkan anaknya dalam menghadapi kehidupan yang akan
dilaluinya tentunya dengan mendidik, memberikan contoh, dan
mengarahkan tingkah laku agar dapat sesuai dengan norma yang
diharapkan oleh orangtua. Interaksi secara terus menerus dalam
membantu anak dalam menyiapkan perilaku yang sesuai dengan
harapan orangtua membutuhkan proses yang baik. Pola asuh orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
11
merupakan pola interaksi antara orangtua dan anak yang dapat
mempengaruhi pembentukan kepribadian, tujuan pengasuhan ini
adalah anak diajarkan untuk mampu bersosialisasi dengan
mengajarkan anak bagaimana menjadi bagian sebuah masyarakat.
Papalia (2008), berpendapat bahwa pola asuh akan mempengaruhi
proses pembentukan kemandirian emosional remaja karena keluarga
sebagai lingkungan yang paling dekat yang mempengaruhinya dalam
kehidupan sehari-hari. Steinberg (2002) mendefinisikan pola
pengasuhan orangtua merupakan sekumpulan sikap orangtua terhadap
anak yang diekspresikan melalui cara berkomunikasi dan menciptakan
suasana emosional. Menurut Baumrind (Papalia, 2008) pola asuh
otoriter adalah cara orangtua mendorong anak untuk mandiri namun
tetap meletakan batasan dan kendali atas anak. Interaksi verbal sangat
dibutuhkan sebagai upaya menunjukkan ketegasan dan pemberian
batasan dalam mengasuh anak. Orangtua biasa melakukan proses
pendekatan verbal kepada anak untuk memberikan ketegasan dan
adanya komunikasi. Komunikasi diciptakan untuk mengembangkan
suasana ketegasan yang memberikan batas dan dalam suasana yang
bertanggungjawab. Anak-anak yang tumbuh dalam pola asuh otoriter
cenderung lebih mampu bertanggungjawab dan mampu melakukan
proses sosialisasi dengan lingkungan.
Dariyo (2004) mengemukakan bahwa kedudukan dalam pola asuh
otoriter terhadap anak dan orangtua adalah kedudukan yang sejajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
12
Suatu kegiatan dilakukan dengan secara bersama-sama merencanakan
kegiatan dan membuat keputusan dengan mempertimbangkan kedua
belah pihak yang berperan untuk menyukseskan kegiatan tersebut.
Anak diberikan kebebasan dalam mengambil keputusan secara
bertanggungjawab walau tentunya dalam kendali orangtua agar anak
tidak mengambil keputusan secara terburu-buru tanpa memiliki
pertimbangan yang akurat. Akibat pola asuh ini anak akan tumbuh
sebagai individu yang bertanggungjawab terhadap tindakan yang
dilakukan. Dari pengertian para ahli, peneliti membuat kesimpulan
bahwa pola asuh otoriter adalah pola asuh yang memberikan pola
hubungan yang tegas, mandiri dan patuh pada aturan dalam mengambil
setiap keputusan dengan memberikan batasan yang kurang jelas, dan
bertanggungjawab artinya apa yang dilakukan harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada orangtua.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh
otoriter yang diterapkan oleh orangtua bertujuan untuk mendidik,
memberikan bimbingan, pengawasan dan pengalaman kepada anak-
anaknya secara ketat dan disiplin. Agar kelak anak dapat memenuhi
kebutuhan psikis dan fisik, serta memiliki pertimbangan yang akurat.
Pertimbangan akurat yang dimiliki anak akan menjadi faktor penentu
dalam mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menilai kemudan
memberikan tanggapan agar akhirnya dapat menentukan sikap maupun
perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
13
2. Aspek Pola Asuh Otoriter Orangtua
Baumrind membedakan jenis pola asuh dari otoriter, demokratis,
permisif, dan tidak terlibat (Papalia, 2008). Jenis pola asuh
berdasarkan tinggi atau rendahnya aspek pola asuh. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 2.1
Jenis Pola Asuh
Menurut Baumrind (dalam Papalia, 2008), aspek kehangatan pada
pola asuh otoriter akan menunjukkan interaksi kehangatan yang rendah
antara remaja dan orangtua. Orangtua cenderung tidak melibatkan
emosi terhadap remaja, serta kurang menyediakan waktu bersama
remaja. Remaja dari orangtua otoriter seringkali tidak bahagia,
ketakutan dan minder ketika membandingkan diri dengan orang lain,
tidak mampu memulai aktivitas sehari-hari.
Orangtua akan cenderung meminta kepatuhan tanpa syarat yang
tinggi pada aspek kontrol. Orangtua akan membatasi, menghukum,
memandang pentingnya aturan dan kepatuhan tanpa syarat. Orangtua
mendesak remaja untuk mengikuti arahan, menghormati pekerjaan
orangtua dan upaya mereka. Orangtua menerapkan batas dan kendali
yang tegas kepada remaja.
Pada aspek komunikasi, orangtua menerapkan komunikasi yang
rendah pada remaja. Orangtua meminimalisir perdebatan verbal yang
Jenis Kehangatan Kontrol Komunikasi
Pola Asuh Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah
Otoriter √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
14
memaksakan aturan secara kaku tanpa menjelaskannya dan
menunjukkan amarah kepada remaja. Sehingga, remaja memiliki
kemampuan komunikasi yang lemah. Remaja memperlihatkan
perasaan penuh ketakutan, tertekan, kurang berpendirian dan sering
berbohong.
Jadi, orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter akan cenderung
membatasi perilaku anak, menghukum, memandang pentingnya
kontrol dan kepatuhan tanpa syarat. Orangtua cenderung tidak bersikap
hangat dan menerapkan komunikasi satu arah di mana anak tidak dapat
memberikan pendapat.
3. Faktor Yang Memengaruhi Pola Asuh Orangtua
Menurut Hurlock (2005), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
pola asuh orang tua, yaitu:
a. Tingkat sosial ekonomi
Orang tua yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah lebih
bersikap hangat dibandingkan orang tua yang berasal dari sosial
ekonomi yang rendah.
b. Tingkat Pendidikan
Latar belakang pendidikan orang tua yang lebih tinggi dalam
praktek asuhannya terlihat lebih sering membaca artikel ataupun
mengikuti perkembangan pengetahuan mengenai perkembangan
anak. Dalam mengasuh anaknya mereka menjadi lebih siap karena
memiliki pemahaman yang lebih luas, sedangkan orang tua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
15
memiliki latar belakang pendidikan terbatas, memiliki pengetahuan
dan pengertian yang terbatas mengenai kebutuhan dan
perkembangan anak sehingga kurang menunjukan pengertian dan
cenderung akan memperlakukan anaknya denga ketat dan otoriter.
c. Kepribadian.
Kepribadian orang tua dapat mempengaruhi penggunaan pola asuh.
Orang tua yang konservatif cenderung akan memperlakukan
anaknya dengan ketat dan otoriter.
d. Jumlah anak
Orang tua yang memiliki anak hanya 2-3 orang (keluarga kecil)
cenderung lebih intensif pengasuhannya, dimana interaksi antara
orang tua dan anak lebih menekankan pada perkembangan pribadi
dan kerja sama antar anggota keluarga lebih dperhatikan.
Sedangakan orang tua yang memiliki anak berjumlah lebih dari
lima orang (keluarga besar) sangat kurang memperoleh kesempatan
untuk mengadakan kontrol secara intensif antara orang tua dan
anak, karena orang tua secara otomatis berkurang perhatiannya
pada setiap anak.
C. Perilaku Agresi
1. Pengertian Perilaku Agresi
Menurut Buss (dalam Edmund, 1980) perilaku agresi adalah
suatu respon memberikan stimulasi yang berbahaya kepada orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
16
termasuk semua penyerangan fisik, menghina dan umpatan verbal.
Murray dan Fine (dalam Sarwono, 1992) mendefinisikan agresi
sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal
terhadap individu lain atau terhadap objek-objek.
Berkowitz (1995) menyebutkan bahwa secara umum para ahli
yang menulis mengenai masalah agresi yang berorientasi penelitian
mengartikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang
dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun
mental. Agresi menurut Baron (dalam Koeswara, 1988) adalah
tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan tujuan melukai
atau mencelakakan individu lain. Menurut Dollar dan Miler (dalam
Sarwono, 1988) agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi.
Menurut Aronson (dalam Koeswara, 1988) agresi adalah tingkah
laku yang dijalankan oleh individu dengan maksud melukai atau
mencelakakan individu lain dengan atau tanpa tujuan tertentu. Agresi
menurut Moore & Fine (dalam Koeswara 1988) adalah tingkah laku
kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain
atau terhadap objek. Agresi secara fisik meliputi kekerasan yang
dilakukan secara fisik, seperti memukul, menampar, menendang dan
lain sebagainya. Selain itu agresi secara verbal adalah penggunaan
kata-kata kasar seperti bego, tolol. Agresi seringkali berhubungan
erat dengan marah. Ketika seseorang marah, biasanya ada perasaan
ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
17
dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal-hal tersebut
disalurkan maka terjadilah perilaku agresi.
Agresi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau kegagalan
dalam mencapai pemuasan atau tujuan yang dapat diarahkan kepada
orang atau benda. Kekerasan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang yang
menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan
kerusakan fisik atau barang orang lain. Jadi, perbedaan agresi dengan
kekerasan adalah agresi merupakan perasaan marah akibat adanya
kekecewaan, sedangkan kekerasan lebih merujuk ke perilaku yang
menyebabkan cedera terhadap orang lain. Dapat disimpulkan bahwa
agresi adalah bentuk perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang
lain, baik secara fisik, mental ataupun verbal.
2. Aspek Perilaku Agresi
Barbara Krahe (2005) merangkum sembilan aspek perilaku agresi
untuk mengkarakteristik berbagai macam bentuk agresi, namun
peneliti hanya mengambil empat dari sembilan aspek, dikarenakan
aspek tersebut mempunyai unsur fisik dan isyarat (body language)
yang dapat diterima secara langsung. Empat aspek tersebut yaitu :
a. Modalitas respons
Meliputi tindakan agresi yang dilakukan secara fisik
ataupun secara verbal. Contoh tindakan agresi secara fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
18
adalah memukul, menampar, dan menendang. Sedangkan
contoh tindakan agresi secara verbal adalah memaki,
mengumpat, mengejek, dan menghina.
b. Kualitas respons
Meliputi tindakan agresi yang berhasil dilakukan atau
berhasil mengenai sasaran atau tindakan agresi yang gagal
dilakukan atau gagal mengenai sasaran. Misalnya si A yang
berhasil memukul si B sehingga si B merasakan rasa sakit
akibat dari pukulan tersebut.
c. Hasutan
Meliputi perilaku agresi yang terjadi karena tidak
diprovokasi atau yang merupakan tindakan balasan. Contoh
si A memukul si B sebagai suatu tindakan balasan karena
sebelumnya si A pernah dipukul oleh si B (ini merupakan
perilaku agresi dengan karakter hasutan dengan tindakan
balasan).
d. Durasi akibat
Meliputi perilaku agresi yang menyebabkan kerusakan
sementara atau yang menyebabkan kerusakan jangka panjang.
Contoh si B mengalami luka ringan pada lengan kirinya
setelah berkelahi dengan si A (ini merupakan perilaku agresi
dengan karakter durasi akibat yang sementara). Si B menderita
cacat pada matanya setelah terkena pukulan dari si A (ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
19
merupakan perilaku agresi dengan karakter durasi akibat yang
jangka panjang).
3. Jenis Perilaku Agresi
Pembagian yang lebih rinci, antara lain dikemukakan tokoh ahli di
bawah ini yaitu Buss (dalam Dayakisni, 2009) mengelompokkan
perilaku agresi menjadi delapan jenis yaitu :
Tabel 2.2
Bentuk-Bentuk Perilaku Agresi
No Bentuk perilaku agresi Contoh
1. Fisik, aktif, langsung Menikam, memukul, atau menembak
orang lain.
2. Fisik, aktif, tak langsung Membuat perangkap untuk orang lain,
menyewa seorang pembunuh untuk
membunuh.
3. Fisik, pasif, langsung Secara fisik mencegah orang lain
memperoleh tujuan atau tindakan yang
diinginkan (seperti aksi duduk dalam
demonstrasi).
4. Fisik, pasif, tak langsung Menolak melakukan tugas-tugas yang
seharusnya.
5. Verbal, aktif, langsung Menghina orang lain.
6. Verbal, aktif, tak langsung Menyebarkan gosip atau rumor jahat
tentang orang lain.
7. Verbal, pasif, langsung Menolak berbicara kepada orang lain,
menolak menjawab pertanyaan, dan lain-
lain.
8. Verbal, pasif, tak langsung Tidak mau membuat komentar verbal
(misalkan menolak berbicara ke orang
yang menyerang dirinya bila dia dikritik
secara tidak adil).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
20
Pada penelitian ini, peneliti hanya menjelaskan jenis perilaku
agresi verbal, pasif tidak langsung. Agresi verbal pasif tidak langsung,
yaitu tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu atau
kelompok dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan
individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi
kontak verbal secara langsung seperti, tidak memberi dukungan, tidak
memberikan hak suara.
D. Dinamika Hubungan antar Variabel
Menurut Taganing (2008), remaja yang dilihat dari segi
psikologisnya merupakan masa yang rentan dengan pengaruh dari
eksternal individu. Hal ini bisa dikarenakan remaja mulai mencari jati
dirinya dan mudah sekali terombang-ambing saat dihadapkan dengan
masalah ataupun pengaruh negatif dari teman sebaya, gaya hidup
masyarakat, lingkungan dan lain-lain. Selain itu seorang remaja meniru
atau dipengaruhi oleh pengaruh eksternal, karena ingin diterima oleh
lingkungan sekitarnya dan ingin dianggap sudah matang sebagai layaknya
orang dewasa.
Menurut De Vito (2011), komunikasi dalam keluarga merupakan
suatu proses dalam memberi, menerima dan menginterpretasikan pesan.
Baik atau buruknya komunikasi tidak dipandang dari seringnya
komunikasi antara orangtua dan anak, melainkan dilihat dari kualitas
pembicaraan yang terjadi. DeVito juga menjelaskan bahwa kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
21
pembicaraan yang baik antara orangtua dan anak akan timbul perasaan
saling memahami, mengerti, mempercayai dan saling menyayangi satu
sama lain.
Pola asuh merupakan hasil komunikasi yang dipakai orangtua dan
anak. Serta cara yang dipakai oleh orangtua dalam mendidik, memberi
bimbingan, pengalaman dan memberikan pengawasan kepada anak-
anaknya agar kelak menjadi orang yang berguna, serta memenuhi
kebutuhan fisik dan psikis yang akan menjadi faktor penentu bagi
remaja dalam menginterpretasikan, menilai dan mendeskripsikan
kemudian memberikan tanggapan dan menentukan sikap maupun
berperilaku.
Menurut Baumrind (dalam Papalia, 2008), seorang pakar pola
asuh (parenting), berpendapat tentang cara terbaik untuk mengasuh anak.
Baumrind percaya bahwa orangtua tidak boleh terlalu menghukum
(punitive) atau terlalu tidak peduli (aloof). Sebaiknya, orangtua menyusun
aturan bagi anak dan pada saat yang sama bersifat mendukung,
membimbing dan mengasuh (nurturant).
Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pola asuh otoriter orangtua sangatlah berpengaruh pada perilaku
anak. Perilaku agresi adalah suatu respon memberikan stimulasi yang
berbahaya kepada orang lain termasuk penyerangan fisik, menghina dan
umpatan verbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
22
Remaja yang mengalami pola asuh otoriter yang tinggi akan dengan
mudahnya terpengaruh dengan kondisi lingkungan di sekitarnya (Mikami,
2010). Dalam menghadapi masalahnya, remaja belum mampu mengambil
keputusan dengan baik dan lebih suka menggunakan kekerasan. Teknologi
yang sudah maju saat ini memudahkan remaja untuk mengakses media
sosial dan menjadikannya sebagai sebuah media komunikasi baru yang
lengkap dengan segala kemudahannya. Media sosial mampu membuat
seseorang berkomunikasi dengan orang lain tanpa perlu bertemu langsung
dan hanya melalui sebuah pesan yang dikirimkan secara online (Lin, 2012).
Selain itu, media sosial juga alat untuk menunjukkan eksistensi individu
tersebut, serta alat untuk memberikan banyak informasi mengenai diri yang
mampu dilihat oleh orang lain, seperti mengunggah foto, menceritakan
keseharian dan menulis status yang menunjukkan hal apa yang sedang
dipikirkan atau sedang terjadi. Namun kemudahan yang ada di media sosial
kadangkala disalahgunakan oleh beberapa orang. Media sosial menjadi
tempat remaja untuk mencurahkan perasaan dan kejadian yang terjadi
(Yulianto, 2010).
Remaja dengan pola asuh otoriter yang tinggi mempunyai
komunikasi yang kurang dengan orangtuanya. Sehingga, perilaku agresi
sulit dikendalikan. Contohnya, remaja cenderung bersifat ragu-ragu dalam
membuat keputusan, sering cemas dan sering berbohong. Lalu, mereka
akan melampiaskan kebutuhan komunikasinya ke media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
23
E. Skema Penelitian
SKEMA HUBUNGAN POLA ASUH OTORITER ORANGTUA
DENGAN INTENSI PERILAKU AGRESI REMAJA PENGGUNA
MEDIA SOSIAL
Media sosial bukan
sebagai tempat
mengekspresikan dan
penyaluran perasaan.
Cenderung jarang
membuat pernyataan di
media sosial yang
mengandung unsur
verbal, aktif dan
langsung.
Media sosial sebagai
tempat
mengekspresikan dan
penyaluran perasaan.
Membuat pernyataan
di media sosial yang
mengandung unsur
verbal, pasif dan tidak
langsung.
Perilaku agresi sulit
dikendalikan.
Perilaku agresi dapat
dikendalikan.
Orangtua memberikan :
kehangatan yang rendah,
kontrol yang tinggi dan
komunikasi satu arah.
Orangtua memberikan :
kehangatan yang tinggi,
kontrol yang rendah dan
komunikasi dua arah.
Otoriter Tinggi Otoriter Rendah
Remaja
Komunikasi dan Pola Asuh Orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
24
F. Hipotesis
Berlandaskan dari landasan teori terkait hubungan pola asuh
otoriter orangtua dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media
sosial maka akan diperoleh hipotesis sebagai berikut :
Terdapat hubungan positif antara pola asuh otoriter orangtua
dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori tertentu
dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel yang
diukur biasanya dengan instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri
dari angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Laporan akhir
pada penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan
konsisten, dimulai dari latar belakang, landasan teori, metode penelitian,
hasil penelitian dan pembahasan (Cresswell, 2012).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian korelasi. Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan yang
terjadi antara variabel tanpa adanya pemberian perlakuan tertentu pada
variabel-variabel yang digunakan (Kountur, 2003). Menurut Kountur
(2003), penelitian korelasi pada umumnya digunakan untuk :
1. Memahami tingkah laku manusia. Melihat hubungan antara
variabel-variabel tertentu pada manusia dengan variabel
tertentu lainnya.
2. Membuat prediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi. Jika
ada hubungan antara dua variabel, apabila terjadi sesuatu pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
26
variabel pertama maka akan dapat diprediksikan apa yang akan
terjadi pada variabel kedua.
B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
1. Identifikasi Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu :
a. Variabel bebas : pola asuh otoriter orangtua.
b. Variabel terikat : perilaku agresi remaja pengguna media
sosial.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pola asuh otoriter orangtua pada remaja
Pola asuh otoriter merupakan salah satu pola asuh yang dilakukan
untuk mendidik anak, pola asuh seperti ini saling mempengaruhi
perasaan dan komunikasi anak dengan orangtua. Perasaan tertekan
pada anak dan perasaan menguasai pada orangtua. Timbulnya perasaan
tertekan pada anak sangat tidak menyenangkan, sehingga
menimbulkan situasi yang kurang kondusif melakukan interaksi
kekeluargaan. Anak akan mencari perlindungan atau kenyamanan dari
tempat yang lain. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka pola asuh
otoriter banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pada remaja.
Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
27
tidak banyak yang menerapkan pola asuh otoriter dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Perilaku agresi yang diperlihatkan di media sosial
Agresi adalah bentuk perilaku yang bertujuan untuk menyakiti
orang lain, baik secara fisik, mental ataupun verbal. Aspek yang
diambil dari perilaku agresi adalah agresi verbal pasif tidak langsung.
Tindakan agresi verbal pasif tidak langsung yang dilakukan oleh
remaja dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan remaja
atau kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak
verbal secara langsung seperti, tidak memberi dukungan, tidak
memberikan pendapat secara langsung. Semakin tinggi skor yang
diperoleh, maka semakin tinggi intensu perilaku agresi remaja
pengguna media sosial. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah
skor yang diperoleh, maka tidak banyak intensi perilaku agresi remaja
pengguna media sosial.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia 12 sampai 21 tahun, yang
memiliki akun BlackBerry Messenger, LINE dan WhatsApp, baik berjenis kelamin
laki-laki atau perempuan. Peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling.
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana unsur pada
populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Penarikan sampel dengan menggunakan purposive sampling atau judgemental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
28
sampling dilakukan dalam memilih subyek berdasarkan kriteria (Kountur, 2003).
Penelitian ini akan melibatkan subyek dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Siswa laki-laki atau perempuan yang masih berusia 12 sampai dengan 21
tahun yang memiliki akun BlackBerry Messenger, LINE dan WhatsApp.
b. Siswa laki-laki atau perempuan yang masih tinggal satu rumah bersama
orangtua.
D. Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat atau bahan penelitian ini sebagai berikut :
1. Pena.
2. Lembaran skala.
E. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan
metode kuantitatif. Pengumpulan data secara kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan instrumen penelitian berupa skala. Penelitian ini
menggunakan alat pengumpul data sebagai pendukung hasil penelitian.
Dua skala yang akan disajikan adalah skala pola asuh dan skala agresi
dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan salah satu
metode penskalaan yang meminta subyek untuk menyatakan kesetujuan
atau ketidaksetujuan dalam sebuah kontinum yang terdiri atas beberapa
respon jawaban (Supratiknya, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
29
Skala Likert tersebut menggunakan empat respon alternatif, yaitu
sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai
(STS). Pernyataan-pernyataan disusun berdasarkan dari aspek-aspek pola
asuh dan perilaku agresif remaja dengan memakai aitem favorable dan
unfavorable. Peneliti tidak menggunakan alternatif jawaban netral agar
subyek dapat lebih tegas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam skala. Oleh karena keterbatasan waktu dan subyek, maka
peneliti menggunakan metode try out.
1. Skala Pola Asuh Otoriter
Skala ini bertujuan untuk mengungkap pola asuh yang telah
diberikan oleh orangtua remaja yang masih tinggal bersama
orangtua. Skala pola asuh orangtua yang digunakan dalam
penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek pola asuh yang
dikemukakan oleh Baumrind (Papalia, 2008), yaitu kehangatan,
kontrol dan komunikasi.
Metode pengukuran yang digunakan dalam menyusun skala
ini adalah metode rating yang dijumlahkan (Summated Rating).
Skala ini juga mencakup 30 aitem yang terdiri dari 15 aitem
favorable dan 15 aitem unfavorable. Skala disusun berdasarkan
Skala Likert yang telah dimodifikasi dengan empat alternatif
jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
30
Pernyataan-pernyataan yang disajikan pada skala ini
disajikan dalam dua bentuk, yaitu favorable dan unfavorable
(Azwar, 2012). Pernyataan favorable adalah pernyataan yang
mendukung aspek-aspek dari pola asuh otoriter yang dilakukan
orangtua kepada remaja. Sedangkan pernyataan unfavorable
adalah pernyataan yang tidak mendukung aspek-aspek dari
pola asuh otoriter yang dilakukan orangtua kepada remaja.
Tabel 3.1
Pemberian Skor Skala Pola Asuh Otoriter
Alternatif Jawaban Pernyataan Favorable Pernyataan
Unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Tabel 3.2
Blueprint dan Distribusi Aitem Skala Pola Asuh Sebelum Uji Coba
Aspek Indikator Aitem Ʃ %
Kehangatan
Orangtua kurang
menunjukkan kasih
sayang kepada anak,
keterlibatan emosi
yang kurang antara
orangtua dan anak,
serta kurang
menyediakan waktu
bersama anak.
Favorable 1,12,13,
24,25
5
33,3%
Unfavorable 2,11,14,
23,26
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
31
Kontrol
Orangtua
menerapkan cara
berdisiplin yang
tinggi kepada anak,
memberikan
tuntutan (standar
yang harus
dijalankan atau
dilakukan secara
konsisten), aturan
dan mengontrol
setiap aktivitas anak.
Favorable 3,10,15,
22,27
5
33,3%
Unfavorable 4,9,16,21
,28
5
Komunikasi
Orangtua kurang
menjelaskan adanya
aturan dan batasan
tertentu, serta tidak
memberikan
penghargaan atas
prestasi anak.
Orangtua cenderung
menerapkan
komunikasi satu arah
yang tidak
melibatkan anak
memberikan
pendapat dan
pemahaman atas apa
yang sudah
didapatkan atau
dialami.
Favorable 5,8,17,20
,29
5
33,3%
Unfavorable 6,7,18,19
,30
5
Jumlah 30 100%
Ket : Ʃ = Jumlah
% = Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
32
2. Skala Agresi
Skala ini bertujuan untuk mengungkap perilaku agresif
yang dilakukan oleh remaja. Skala agresi ini dalam penelitian
ini disusun berdasarkan aspek-aspek intensi perilaku agresi
dikemukakan oleh Dayakisni (2009), yaitu verbal, pasif dan
tidak langsung.
Metode pengukuran yang digunakan dalam menyusun skala
ini adalah metode rating yang dijumlahkan (Summated Rating).
Skala ini juga mencakup 30 aitem yang terdiri dari 15 aitem
favorable dan 15 aitem unfavorable. Skala disusun berdasarkan
Skala Likert yang telah dimodifikasi dengan empat alternatif
jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Pernyataan-pernyataan yang disajikan pada skala ini
disajikan dalam dua bentuk, yaitu favorable dan unfavorable
(Azwar, 2012). Pernyataan favorable adalah pernyataan yang
mendukung aspek-aspek dari intensitas perilaku agresi.
Sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang
tidak mendukung aspek-aspek dari intensitas perilaku agresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
33
Tabel 3.3
Pemberian Skor Skala Agresi
Alternatif Jawaban Pernyataan Favorable Pernyataan
Unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Tabel 3.4
Blueprint dan Distribusi Aitem Skala Agresi Sebelum Uji Coba
Aspek Indikator Aitem Ʃ %
Verbal
Agresi yang dilakukan
untuk melukai orang lain
secara verbal atau lisan.
Bila seorang mengumpat,
membentak, berdebat,
mengejek, dan sebagainya,
orang itu dapat dikatakan
sedang melakukan agresi
verbal.
Favorable 1,12,13,
24,25
5
33,3%
Unfavorable 2,11,14,
23,26
5
Pasif
Agresi yang dilakukan oleh
individu atau kelompok
dengan cara tidak
berhadapan langsung
dengan individu atau
kelompok targetnya.
Favorable 3,10,15,
22,27
5
33,3% Unfavorable 4,9,16,2
1,28
5
Tidak
langsung
Tindakan agresi yang
dilakukan oleh individu
atau kelompok dengan tidak
terjadi kontak verbal secara
langsung.
Favorable 5,8,17,
20,29
5
33,3% Unfavorable 6,7,18,
19,30
5
Jumlah 30 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
34
Ket : Ʃ = Jumlah
% = Persentase
F. Validitas, Seleksi Aitem, dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
1. Validitas
Suatu penelitian dapat dikatakan baik apabila kuesionernya telah
memenuhi kriteria valid dan reliabel. Alat ukur yang baik adalah alat
ukur yang mampu menunjukkan secara valid bahwa hasil yang
diperoleh sesuai dengan tujuan dari alat ukur itu sendiri (Azwar, 2012).
Validitas adalah taraf sejauh mana penafsiran terhadap suatu tes
bersangkutan secara sungguh-sungguh dapat dipertanggungjawabkan
serta melihat apakah aspek yang diukur benar-benar sesuai dengan
tujuan alat tes tersebut (Supratiknya, 2014).
Tipe validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian
isi. Validitas isi atau evidensi terkait isi tes berarti sejauh mana suatu
kuesioner dapat mewakili semua aspek penelitian yang dianggap
sebagai suatu kerangka konsep penelitian. Evidensi ini bisa diperoleh
melalui analisis logis atau empiris terhadap seberapa memadai isi tes
mewakili ranah isi, serta seberapa relevan ranah isi tersebut sesuai
dengan interpretasi skor tes yang dimaksudkan. Uji validitas isi
dilakukan dengan cara melakukan professional judgment untuk
melihat kembali kesesuaian antara atribut dan aspek yang diukur pada
skala (Supratiknya, 2014). Professional judgment pada penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
35
merupakan dosen pembimbing skripsi. Analisis oleh subjek bertujuan
untuk memastikan subjek paham dengan aitem yang telah dibuat
(Periantalo, 2015). Peneliti meminta dua orang remaja untuk
memeriksa kesesuaian bahasa agar lebih mudah dipahami.
2. Seleksi Aitem
Seleksi aitem bertujuan untuk melihat skor masing-masing aitem
pada suatu alat ukur. Seleksi aitem ini dapat dilihat dengan daya
diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem
mampu membedakan antara satu individu dengan kelompok individu
yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012).
Daya diskriminasi dilakukan dengan melihat korelasi antara skor
aitem dengan skor aitem total. Korelasi antara skor aitem dengan skor
aitem total ini disebut dengan koefisien korelasi total (rix). Korelasi
aitem yang digunakan pada penelitian ini diperoleh menggunakan
komputansi korelasi product-moment Pearson. Hal ini dikarenakan
skor pada aitem-aitem skala merupakan skor pada taraf interval. Besar
koefisien korelasi aitem total, bergerak dari 0 hingga 1.00 baik itu
positif maupun negatif. Koefisien korelasi yang mendekati angka 1.00
baik mengindikasikan terdapat daya diskriminasi aitem yang baik pada
skala tersebut. Sedangkan, koefisien korelasi semakin mendekati
angka 0, hal ini menunjukkan bahwa aitem tersebut memiliki daya
diskriminasi yang rendah (Azwar, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
36
Pemilihan aitem yang baik pada penelitian ini memiliki batasan
nilai rix adalah 0.30, di mana aitem yang memiliki daya diskriminasi
sebesar ≥ 0.30 adalah aitem yang memiliki daya diskriminasi yang
tinggi. Sebaliknya, aitem yang memiliki skor ≤ 0.30 adalah aitem yang
memiliki daya diskriminasi yang rendah.
Penelitian ini menggunakan nilai rix 0.30 dengan taraf signifikasi
0.05. Aitem yang digunakan pada skala ini adalah aitem yang memiliki
koefisien korelasi aitem total ≥ 0.30. Komputasi pada skala ini
menggunakan software SPSS Statistics 22.
Pada skala pola asuh otoriter, terdapat 30 pernyataan atau aitem,
yang terdiri dari 15 aitem favorable dan 15 aitem unfavorable yang
masing-masing menunjukkan aspek kehangatan, kontrol dan
komunikasi. Hasil dari pengujian data skala pola asuh otoriter
menunjukkan bahwa terdapat 16 aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0.30.
Sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0.30 adalah aitem nomor 1,
3, 4, 5, 7, 11, 20, 21, 25, 26, 27, dan 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
37
Tabel 3.5
Distribusi Aitem Skala Pola Asuh Otoriter Setelah Uji Coba
Aspek Aitem Jumlah Persentase
Kehangatan
Favorable 12, 13, 24 3 33,3%
Unfavorable 2, 14, 23 3
Kontrol Favorable 10, 15, 22 3
33,3% Unfavorable 9, 16, 28 3
Komunikasi Favorable 8, 17, 29. 3
33,3% Unfavorable 6, 18, 19 3
Jumlah 18 100%
Pada skala agresi, terdapat 30 pernyataan atau aitem, yang terdiri
dari 15 aitem favorable dan 15 aitem unfavorable yang masing-masing
menunjukkan aspek verbal, pasif dan tidak langsung. Seluruh aitem
diseleksi melalui nilai rix hasil kompetensi. Aitem yang memiliki rix ≥
0.30 merupakan aitem yang dipilih untuk digunakan pada skala final.
Hal ini dikarenakan aitem tersebut memiliki daya diskriminasi yang
baik. Sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0.30 tidak digunakan
dalam skala final karena memiliki daya diskriminasi yang kurang baik.
Hasil dari pengujian data skala agresi menunjukkan bahwa terdapat 20
aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0.30. Sedangkan aitem yang memiliki
nilai rix ≤ 0.30 adalah aitem nomor 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 21, 24 ,26
dan 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
38
Tabel 3.6
Distribusi Aitem Skala Agresi Setelah Uji Coba
Aspek Aitem Jumlah Persentase
Verbal
Favorable 1, 13, 25 3 33,3%
Unfavorable 2, 14, 23 3
Pasif Favorable 15, 22, 27 3
33,3% Unfavorable 4, 16, 28 3
Tidak langsung Favorable 8, 17, 20 3
33,3% Unfavorable 18, 19, 30 3
Jumlah 18 100%
3. Reliabilitas
Menurut Nunnally (Supratiknya, 2014), reliabilitas adalah
ketepatan pengukuran tanpa menghiraukan atribut apa yang diukur.
Reliabilitas dapat diukur pada konsistensi antar bagian-bagian dalam
tes dan konsistensi antar waktu dari hasil tes. Reliabilitas pada
penelitian ini diukur dengan menggunakan uji reliabilitas Alpha-
Cronbach dengan melihat konsistensi antar bagian-bagian skala.
Koefisien reliabilitas minimum adalah 0.70. Apabila koefisien
reliabilitas dibawah 0.70, maka sebuah tes menjadi kurang memadai
untuk digunakan.
Berdasarkan hasil komputasi data pada skala agresi diperoleh
koefisien Alpha-Cronbach (r) setelah uji coba sebesar 0.724. Pada
skala pola asuh otoriter koefisien Alpha-Cronbach (r) setelah uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
39
sebesar 0.814. Nilai Alpha-Cronbach (r) yang diperoleh pada masing-
masing skala, dapat dikatakan memenuhi syarat reliabilitas yang baik.
G. Analisis Data
Metode analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
korelasi Pearson Product Moment. Sebelum dilakukan uji hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi dengan menguji normalitas dan
linieritas. Data yang diperoleh untuk menghitung korelasi variabel pola
asuh otoriter dan perilaku agresi adalah dengan menggunakan program
SPSS 22. Analisa data atau pengolahan data dilakukan sebagai suatu cara
untuk mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga data tersebut
dapat dibaca dan ditafsirkan (Azwar, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk
melihat hubungan yang signifikan antara intensi perilaku agresi remaja
pengguna media sosial dengan pola asuh orangtua yang otoriter.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek
apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang
sebarannya normal (Agung, 2010). Uji normalitas digunakan
untuk melihat skor variabel tertentu pada suatu sampel. Uji
normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov Test. Komputasi dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
40
2. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
besar tingkat hubungan antara variabel-variabel yang
bersangkutan. Teknik yang digunakan pada uji linieritas ini
adalah teknik Compare Means untuk melihat apakah kedua
variabel memiliki hubungan yang linier atau tidak. Komputasi
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik
Correlation Product Moment dari Karl Pearson, dengan tujuan
untuk menguji korelasi antara dua variabel yaitu intensi
perilaku agresi remaja pengguna media sosial dan pola asuh
otoriter orangtua pada remaja, dengan asumsi kedua variabel
ini bersifat linier.
H. Pelaksanaan Uji Coba
Pelaksanaan uji coba skala intensi perilaku agresi remaja pengguna
media sosial dan pola asuh otoriter orangtua pada remaja, dilakukan pada
5 November 2016 hingga 14 November 2016. Uji coba skala dilakukan
terhadap 53 siswa-siswi yang memiliki akun media sosial, berupa akun
dari BlackBerry Messenger, WhatsApp, Line, dll. 53 skala uji coba
seluruhnya disebarkan pada siswa-siswi Komisi Remaja di GKI Gejayan
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 November 2016 hingga 6
Desember 2016. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
secara online dan offline kepada semua komunitas remaja Kristen
Yogyakarta yang tinggal satu atap bersama orangtua, serta berumur 11
hingga 21 tahun. Teknis pengambilan data menggunakan kuesioner ini
dilakukan secara online dengan menyebarkan tautan kepada komunitas
remaja Kristen melalui aplikasi media sosial yang dimiliki masing-masing
remaja. Sedangkan pengambilan data secara offline, dilakukan dengan
memberikan sejumlah kuesioner secara langsung kepada subjek dan segera
dikembalikan.
Terdapat 132 kuesioner yang terisi dan kembali, kemudian diteliti
dan dipilih kembali kuesioner yang memenuhi syarat untuk dapat diproses
lebih lanjut dalam pengolahan data berdasarkan umur dan tempat tinggal
bersama orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
42
B. Deskripsi Subjek
Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi yang masih berusia
11 hingga 21 tahun dan bertempat tinggal bersama orangtua. Jumlah
subjek dalam penelitian ini adalah 132 siswa-siswi.
Tabel 4.1
Deskripsi Subjek Berdasarkan Kepemilikan Akun Media Sosial
Jumlah Kepemilikan
Akun Media Sosial Jumlah Persentase
1 7 5,30%
2 36 27,27%
3 72 54,54%
≥ 3 17 12,87%
Total 132 100%
Berdasarkan kepemilikan akun media sosial, dapat dilihat seberapa
sering subjek mengakses akun media sosial pribadinya. Terdapat 54,54%
subjek dengan memiliki tiga akun media sosial. Subjek yang memiliki dua
akun media sosial sebanyak 27,27%. 12,87% subjek memiliki lebih dari
tiga akun media sosial. Sedangkan persentase terkecil dari kepemilikan
akun media sosial adalah sebesar 5,30% yang hanya memiliki satu akun.
Hal ini menunjukkan semakin banyak akun media sosial, maka semakin
kurang interaksi dengan dunia sekitar dan mengakibatkan keinginan untuk
mengganti status sesuai dengan situasi yang sedang dialami. Penelitian di
atas menunjukkan jumlah paling besar dengan kepemilikan akun media
sosial sebanyak 3 dan mayoritas remaja memiliki media sosial dengan fitur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
43
penulisan status, seperti yang dimiliki oleh LINE, WhatsApp dan
BlackBerry Messanger.
C. Deskripsi Penelitian
Tabel 4.2
Deskripsi Data Penelitian
Skala N Sig
(p)
Teoretis Empiris
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Pola asuh 18 0,000 18 72 45 9 21 52 36,11 5,85
Agresi 18 0,000 18 72 45 9 29 54 42,55 4,50
Pada deskripsi data penelitian, peneliti ingin membandingkan nilai
mean empiris dan mean teoritis untuk memperoleh informasi tentang skor
subjek pada masing-masing variabel penelitian. Nilai mean empiris
diperoleh melalui perhitungan dengan program SPSS 22. Sedangkan nilai
mean teoritis diperoleh perhitungan manual yaitu : .
Variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja menunjukkan
nilai mean empiris 36,11 dengan perbedaan nilai yang signifikan (p =
0,000 < 0,05) dan nilai mean teoretis sebesar 45. Sehingga dapat dikatakan
terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoretis.
Perbedaan mean empiris dan mean teoretis menunjukkan bahwa rata-rata
skor subjek pada variabel ini lebih rendah dibandingkan rata-rata skor
subjek secara teoretis. Pada variabel intensi perilaku agresi remaja
pengguna media sosial diperoleh mean empiris 42,55 dengan perbedaan
nilai yang signifikan (p = 0,000 > 0,05) dan mean teoretis sebesar 45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
44
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara mean empiris dan mean teoretis. Mean empiris lebih tinggi daripada
mean teoretis. Hal ini menunjukkan rata-rata skor subjek tinggi pada
penelitian ini.
D. Kategorisasi
Kategorisasi dilakukan untuk menempatkan individu dalam
kelompok tertentu dalam posisi yang berjenjang menurut suatu kontinum.
Berdasarkan atribut yang diukur, yaitu dari rendah ke tinggi. Kategorisasi
ini dapat mengelompokkan skor yang diasumsikan normal, sehingga
membuat skor teoretis yang terdistribusi tersebut secara normal (Azwar,
2012). Pada penelitian ini, skor subjek pada variabel pola asuh otoriter
orangtua dan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial
dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu sangat rendah; rendah;
sedang; tinggi; sangat tinggi. Berikut merupakan norma kategorisasi yang
digunakan dalam penelitian ini :
Tabel 4.3
Norma Kategorisasi
Skor Kategorisasi
X ≤ (µ - 1,5σ) Sangat Rendah
(µ - 1,5σ) < X ≤ (µ - 0,5σ) Rendah
(µ - 0,5σ) < X ≤ (µ + 0,5σ) Sedang
(µ + 0,5σ) < X ≤ (µ + 1,5σ) Tinggi
X > (µ + 1,5σ) Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
45
Keterangan :
µ : Mean teoretis
σ : Standar deviasi teoretis
Pada tabel deskripsi data penelitian (lihat tabel 4.4) dapat diketahui
bahwa skor mean teoretis variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja
sebesar 45 dan standar deviasi sebesar 9. Maka dapat dihitung norma
kategorisasi skor pada variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Norma Kategorisasi Pola Asuh Otoriter Orangtua pada Remaja
Skala Rentang skor Kategorisasi Jumlah Persentase
Pola asuh
otoriter
orangtua pada
remaja
X ≤ 31,5 Sangat Rendah 29 22%
31,5 < X ≤ 40,5 Rendah 78 59%
40,5 < X ≤ 49,5 Sedang 22 17%
49,5 < X ≤ 58,5 Tinggi 3 2%
X > 58,5 Sangat Tinggi 0 0%
Total 132 100%
Pada tabel di atas, dapat diketahui sebanyak 78 subjek (remaja)
atau 59% subjek menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang
rendah. Sebanyak 29 subjek atau 22% subjek menerima pola asuh secara
otoriter dari orangtua yang sangat rendah. Terdapat pula 22 subjek atau
17% subjek yang menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang
sedang. Sedangkan 3 subjek lainnya atau 2% subjek, menerima pola asuh
secara otoriter dari orangtua yang tinggi.
Sedangkan pada tabel deskripsi data penelitian (lihat tabel 4.5)
dapat diketahui bahwa skor mean teoretis variabel perilaku agresi remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
46
pengguna media sosial sebesar 45 dan standar deviasi sebesar 9. Maka
dapat dihitung norma kategorisasi skor pada variabel perilaku agresi
remaja pengguna media sosial sebagai berikut :
Tabel 4.5
Norma Kategorisasi Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial
Skala Rentang skor Kategorisasi Jumlah Persentase
Perilaku agresi
remaja
pengguna
media sosial
X ≤ 31,5 Sangat Rendah 1 0,8%
31,5 < X ≤ 40,5 Rendah 33 25%
40,5 < X ≤ 49,5 Sedang 90 68,2%
49,5 < X ≤ 58,5 Tinggi 8 6%
X > 58,5 Sangat Tinggi 0 0%
Total 132 100%
Pada tabel di atas, dapat diketahui sebanyak 90 subjek atau 68,2 %
subjek melakukan perilaku agresi remaja pengguna media sosial dengan
intensi sedang. Sebanyak 33 subjek atau 25% subjek melakukan perilaku
agresi dengan intensi rendah di media sosial. Terdapat juga 8 subjek atau
6% subjek melakukan perilaku agresi dengan intensi tinggi di media
sosial. Sedangkan terdapat 1 subjek atau 0,8% subjek pengguna media
sosial melakukan perilaku agresi dengan intensi sangat rendah.
E. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan sebelum menganalisa data untuk melihat
apakah data yang diperoleh memenuhi syarat untuk dianalisa
menggunakan metode parametrik atau non-parametrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
47
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel data
terdistribusi normal atau tidak. Sampel yang terdistribusi secara
normal dianggap sampel yang berasal dari populasi yang normal.
Sedangkan apabila terdapat sampel data yang tidak terdistribusi
normal, sampel tersebut dianggap berasal dari populasi yang tidak
normal (Azwar, 2012). Metode yang digunakan dalam uji
normalitas penelitian ini adalah teknik Kolmogorov-Smirnov Test,
dengan menggunakan program SPSS 22. Data dikatakan
terdistribusi normal, apabila Asymp.sig (p) lebih besar dari 0,05.
Berikut adalah tabel hasil uji normalitas data :
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pola Asuh ,089 132 ,012 ,988 132 ,285
Agresif ,108 132 ,001 ,990 132 ,456
Berdasarkan tabel di atas, variabel intensi perilaku agresi
remaja pengguna media sosial memiliki nilai p = 0,001. Sedangkan
variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja memiliki nilai p =
0,012. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa sampel data pada
skala intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial dan
pola asuh otoriter orangtua pada remaja, tidak terdistribusi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
48
normal. Hal ini berarti bahwa sampel yang didapatkan dianggap
tidak berasal dari populasi normal.
b. Uji linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat
hubungan yang linear antara variabel intensi perilaku agresi remaja
pengguna media sosial dengan variabel pola asuh otoriter orangtua
pada remaja. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 22 yang menghasilkan tabel test of linearity. Kedua
variabel ini dikatakan memiliki hubungan linear apabila signifikan
dari tabel test of linearity lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
Tabel 4.7
Hasil Uji Linearitas
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Agresif
Pola
Asuh
Between
Groups
(Combined) 738,865 27 27,365 1,482 ,082
Linearity 13,201 1 13,201 ,715 ,400
Deviation
from
Linearity
725,664 26 27,910 1,512 ,075
Within Groups 1919,862 104 18,460
Total 2658,727 131
Berdasarkan tabel test of linearity di atas, dapat dilihat
hubungan antara intensi perilaku agresi remaja pengguna media
sosial dan pola asuh otoriter orangtua pada remaja memiliki nilai F
sebesar 0,715 dengan nilai signifikansi p sebesar 0,400 (p < 0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
49
pola asuh otoriter orangtua pada remaja dengan intensi perilaku
agresi remaja pengguna media sosial.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah hipotesis yang
diajukan oleh peneliti (H1) diterima atau ditolak. Pada penelitian ini,
uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
positif antara pola asuh otoriter orangtua pada remaja dengan intensi
perilaku agresi remaja pengguna media sosial. Metode yang digunakan
untuk menguji hipotesis ini adalah teknik korelasi Spearman Rank
Rho. Hal ini dikarenakan sampel data yang diperoleh tidak terdistribusi
normal, sehingga menggunakan metode non-parametrik.
Tabel 4.8
Hasil Uji Hipotesis
PolaAsuh Agresi
Spearman's
rho
PolaAsuh Correlation
Coefficient 1,000 ,065
Sig. (1-tailed) ,230
N 132 132
Agresi Correlation
Coefficient ,065 1,000
Sig. (1-tailed) ,230
N
132 132
Berdasarkan tabel uji korelasi menggunakan metode non-
parametrik (Spearman) di atas, dapat dilihat bahwa korelasi (r) antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
50
variabel pola asuh otoriter orangtua pada remaja dengan intensi
perilaku agresi remaja pengguna media sosial sebesar 0,065 dan nilai
signifikan 0,230. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikasi antara pola asuh otoriter orangtua
pada remaja dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media
sosial. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pola
asuh otoriter orangtua pada remaja semakin tinggi juga intensi perilaku
agresi remaja pengguna media sosial.
Berdasarkan koefisien korelasi (r) yang didapat, maka dapat dilihat
juga koefisien determinasinya. Koefisien determinasi dapat melihat
sejauh mana suatu variabel berpengaruh terhadap variabel lain.
Koefisien determinasi dapat dihitung dengan mengkuadratkan nilai
dari koefisien korelasi. Koefisien determinasi yang diperoleh dari
penelitian ini adalah sebesar 0.004. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel pola asuh otoriter orangtua pada anak memiliki pengaruh
0,4% terhadap variabel intensi perilaku agresif remaja pengguna media
sosial. Sedangkan 99,6% merupakan faktor lain yang mempengaruhi
variabel intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial.
F. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh
otoriter orangtua dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media
sosial di Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
51
koefisien korelasi (r) 0,065 dengan nilai signifikan 0,230 (p < 0,05).
Berdasarkan data analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pola
asuh otoriter orangtua memiliki hubungan yang positif dan signifikan
dengan intensi perilaku agresi remaja pengguna media sosial di
Yogyakarta. Dengan demikian, semakin tinggi pola asuh otoriter orangtua
pada remaja, semakin tinggi juga intensi perilaku agresi remaja pengguna
media sosial.
Penelitian ini juga mengungkap bahwa terdapat 77 subjek (remaja)
atau 58,3% subjek menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang
rendah. Sebanyak 29 subjek atau 22% subjek menerima pola asuh secara
otoriter dari orangtua yang sangat rendah. Terdapat pula 23 subjek atau
17,4% subjek yang menerima pola asuh secara otoriter dari orangtua yang
sedang. Sedangkan 3 subjek lainnya atau 2,3% subjek, menerima pola
asuh secara otoriter dari orangtua yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar orangtua memberikan pola asuh secara otoriter yang
cenderung rendah.
Steinberg (2002) menyatakan bahwa ada beberapa aspek untuk
melihat pola asuh yang diberikan orangtua, yaitu kontrol, tuntutan,
kedewasaan dan komunikasi anak kepada orangtua, serta kasih sayang.
Orangtua yang selalu menuntut dan mengontrol anak, akan menjadikan
anak tersebut mencari kenyamanan di luar keluarga. Hasil penelitian di
atas menunjukkan pola asuh otoriter yang cenderung rendah. Pola asuh
otoriter rendah menurut Baumrind (dalam Papalia, 2008) terjadi apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
52
kehangatan yang tinggi, kontrol orangtua kepada anak cenderung rendah
dan menerapkan komunikasi dua arah. Orangtua subjek pada penelitian ini
diduga menerapkan pola asuh otoriter yang rendah. Orangtua
mendengarkan dan memahami suasana hati anak dengan baik agar terjadi
komunikasi dua arah yang saling bertimbal balik. Selain itu, peneliti
menduga tuntutan perilaku antara orangtua dan subjek mempunyai batasan
yang jelas. Semua perilaku yanng dilakukan subjek dapat
dipertanggungjwabkan kepada orangtua (Baumrind, dalam Papalia 2008).
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 90 subjek atau
68,2 % subjek melakukan intensi perilaku agresi remaja pengguna media
sosial yang sedang. Sebanyak 33 subjek atau 25% subjek pengguna media
sosial melakukan perilaku agresif dengan intensi rendah. Terdapat juga 8
subjek atau 6% subjek pengguna media sosial melakukan perilaku agresi
dengan intensi tinggi. Sedangkan terdapat 1 subjek atau 0,8% subjek
pengguna media sosial melakukan perilaku agresi dengan intensi yang
sangat rendah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar
remaja yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah remaja pengguna
media sosial yang memiliki intensi perilaku agresi yang tergolong rata-rata
berdasarkan mean teoretis.
Menurut Berkowitz (1995) agresi adalah segala bentuk perilaku
yang bertujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik ataupun
verbal. Hasil penelitian ini menunjukkan intensi perilaku agresi remaja
pengguna media sosial yang sedang. Peneliti menduga remaja jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
53
menunjukkan perilaku agresi pada media sosial. Remaja sesekali
menunjukkan ketertarikan dengan teman sebaya yang sependapat dengan
dirinya. Namun, remaja juga sesekali menyampaikan perasaannya melalui
media sosial dengan terlalu terbuka.
Taganing (2005), agresi berdampak pada perkembangan anak.
Ditambah lagi dengan orangtua yang kurang komunikatif, membuat anak
menjadi pemurung dan tidak berani mengungkapan kekesalan atau
perasaannya kepada orangtua. Anak cenderung melampiaskan perasaannya
ke media sosial. Pada dasarnya, hubungan orangtua dan anak tergantung
kepada sikap orangtua terhadap anak. Jika suasana keluarga yang kurang
akrab terus berlanjut, maka tidak ada yang mengawasi segala perilaku
remaja, sehingga tidak dapat mengontrol emosi dan menahan diri. Dalam
kesempatan tersebut, besar kemungkinan remaja akan terjebak dalam
penyerapan nilai-nilai dan perbuatan yang menyimpang, seperti perilaku
agresi (Saputra, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat
bahwa sebagian besar subjek mendapatkan skor yang rendah dalam
mengungkapkan perilaku agresif di media sosial pribadi mereka. Hal ini
tidak sejalan dengan fenomena remaja yang menuangkan ekspresi
perasaannya ke dalam media sosial. Oleh sebab itu, peneliti menduga
terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap perolehan skor yang rendah
pada sampel data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
54
Permasalahan yang terjadi dalam masa remaja tidak terselesaikan,
apabila pola komunikasi dan pengasuhan kurang baik. Remaja cenderung
mencari kenyamanan di luar keluarga, seperti pada media sosial (Gaertner
& Rathert, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan
yang positif antara pola asuh otoriter orangtua dengan intensi perilaku
agresi remaja pengguna media sosial. Penelitian ini mampu membuktikan
bahwa hipotesis tersebut benar.
Selain itu, penelitian ini belum mampu melihat situasi secara
spesifik terkait pada pola asuh yang diterapkan pada masing-masing
subjek. Kemungkinan, pola asuh yang diberikan kepada subjek sudah lebih
efektif dan komunikatif, sehingga tidak terjadi perilaku agresif remaja
pengguna media sosial yang dilakukan. Penelitian ini memiliki
keterbatasan dari hasil data, sehingga hasil data dari penelitian ini
terdistribusi secara tidak normal. Koefisien determinasi yang dihasilkan
dalam penelitian ini adalah sebesar 0,004. Hasil ini menunjukkan bahwa
variabel pola asuh otoriter orangtua pada anak memiliki pengaruh 0,4 %
terhadap variabel perilaku agresif remaja di media sosial. Hasil koefisien
determinasi ini juga menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi
pola asuh otoriter dan intensi perilaku agresi remaja pengguna media
sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima yaitu, terdapat
hubungan positif antara pola asuh otoriter orang tua dengan intensi
perilaku agresi di media sosial pada remaja. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan koefisien korelasi (r) adalah 0,065 dengan nilai signifikansi
(p) adalah 0,230 ( p < 0,05). Semakin tinggi pola asuh otoriter orang tua,
maka semakin tinggi intensi perilaku agresi di media sosial pada remaja.
Begitu pula sebaliknya, semakin rendah pola asuh otoriter orang tua, maka
semakin rendah intensi perilaku agresi di media sosial pada remaja.
B. Saran
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, baik secara teoretis dan
praktis, peneliti memberikan saran sebagai berikut :
a. Bagi Orangtua
Pola asuh orangtua sangat berpengaruh dalam membentuk
kepribadian anak. Orangtua dapat memberikan kebebasan yang masih
dalam pengawasan. Hal ini agar anak belajar untuk bertanggungjawab
pada tindakan yang dilakukannya. Orangtua juga perlu berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
56
dengan anak secara intens agar saling membuka diri dan membangun
hal-hal yang positif.
b. Bagi Remaja
Remaja perlu memahami pola asuh yang diterapkan dari orangtua.
Remaja yang mampu memahami pola asuh dari orangtua akan lebih
bertanggungjawab atas setiap perilaku yang dilakukan. Bentuk
tanggungjawab yang diterapkan remaja, akan membentuk sikap yang
terbuka bagi remaja ke orangtuanya. Remaja juga diharapkan dapat
mengelola emosi dengan cara yang lebih tepat.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mampu mencari sampel data
yang lebih banyak dibandingkan penelitian ini. Penelitian ini belum
mampu melihat situasi secara spesifik terkait pada pola asuh yang
diterapkan masing-masing subjek. Oleh karena dalam penelitian ini
intensi perilaku agresi dengan kategori tinggi di media sosial terdapat
6%, maka diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian yang lebih maksimal. Hasil ini kurang sempurna, untuk itu
peneliti selanjutnya dapat menambahkan jumlah sampel dan juga
variabel-variabel lain dengan tambahan faktor lain, agar dapat lebih
sempurna dalam melakukan penelitian pola asuh orang tua yang
berkaitan dengan perilaku agresi pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
57
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, H, D. R. (2006). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi
Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja.
Bandung : Refika Aditama
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka
Belajar
Beebe, S. A., Beebe, S. J., Redmond, M. V. (2011). Interpersonal
Communication Relating To Others 7th Edition. United States : Pearson.
Berkowitz, L. (1995). Agresi I. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo
Chartika, E.D.P. (2012). Hubungan Pola asuh orang tua dengan perkembangan
sosial anak usia sekolah di SDN Kledokan Depok Sleman Yogyakarta.
Universitas Respati Yogyakarta.
Cresswell, J. W. (2012). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Pendekatan
Kuantitatif Dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan. Ghalia
Indonesia
Dayakisni, T. (1998). Perbedaan Intensi Prososial Siswa-Siswi Ditinjau Dari
Pola Asuh Orang Tua. Jurnal Psikologi No. 1 Tahun Ke-XVI. Yogyakarta.
Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). Psikologi Sosial. Pekalongan : UMM Press.
De Vito, J. A. (2011). Komunikasi Antarmanusia Edisi Kelima. Tangerang :
Kharisma Publishing Group
Dewi, N. P. A. R. & Susilawati, L. K. P. A. (2016). Hubungan Antara
Kecenderungan Pola Asuh Otoriter (Authoritarian Parenting Style) dengan
Gejala Perilaku Agresif Pada Remaja. Jurnal Psikologi Udayana 3 (1) 108-
116. Universitas Udayana
Edmund, G., & Kendrick, D. C. (1980). The Measurement Of Human
Agressiveness. International Edition : John Willey & Sans
Ernawati, N., & Wibowo, A. (2016). Hubungan Pola Asuh Otoriter dan
Intensitas Penggunaan Media Massa Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas
V Se-Kecamatan Moyudan Tahun Ajaran 2015/2016. UNIVERSITAS PGRI
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
58
Firmansyah, A. (2010). Situs Jejaring Sosial Menggunakan Elgg. (Makalah
Tidak Diterbitkan). Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika. ITB. Bandung
Gaertner, A. E & Jamie L. R, (2010). Sources Of Parental Knowledge as
Moderators Of The Relation Between Parental Psychological Control and
Relational and Physical / verbal Aggression, Journal of Verbal Aggression,
10, 607-616.
Hurlock, E. B. 2005. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Idris, Z. & Jamal, L. (1992). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Grasindo
Khang, H., Ki, E., Ye, L (2012). Social Media Research In Advertising,
Communication, Marketing And Public Relation 1997-2010. Sage Journal
Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia. Bandung : Pt. Erasco
Kountur, R. (2003). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis.
Jakarta : PPM
Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif, Buku Panduan Psikologi Sosial. Yogyakarta
: Pustaka Belajar
Lin, S. (2012). Instant Messaging on Interpersonal Relationship: How It Brings
Intimacy and Negative Feeling. Unpublished Thesis, School of Journalism
and Communication The Chinese University of Hong Kong.
Malik, A. (2013). Hubungan Pola Asuh Otoritatif, Kontrol Diri, Keterampilan
Komunikasi Dengan Agresivitas Siswa. Universitas Ahmad Dahlan.
Mikami, A. Y., Szwedo, D. E., Allen, J. P., Evans, M. A., & Hare, A. L. (2010).
Adolescent peer relationships and behavior problems predict young adults’
communication on social networking websites. Developmental
Psychology,46(1).
Mussen. (2004). Pengembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta : Archan
Nawawi, M. Rn. (2008). Jejaring Sosial (Social Networking). Diunduh dari
http://www.ridwanforge.net/blog/jejaring-sosial-socialnetworking.
Nurus, S. 2009. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Konsep Diri Pada
Remaja Usia 15-18 Tahun Di SMA PGRI Tuban (Tesis Magister).
Universitas Negri Jember. Jember.
Papalia, D. E., Wendkos, S., & Feldman, R. D. (2008). Human Development.
Jakarta : Kencana
Paputungan, K. (2017). Kurangnya Perhatian Orangtua Pada Pendidikan Anak.
Diunduh dari http://www.kompasiana.com/kartikapaputungan/kurangnya-
perhatian-orang-tua-terhadap-pendidikan-anak_5646a9b757a6109052640f2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
59
Parke, R. D., & Gauvain, M. (2009). Child Psychology A Contempory Viewpoint
7th. New York : Mcgraw-Hill
Periantolo, J. (2015). Penyusunan Skala Psikologi: Asyik Mudah & Bermanfaat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ramirez, A., Dimmick, J., Feaster, J. & Lin, S. (2008). Interpersonal media
competition: the gratification niches of instant messaging, e-mail, and the
telephone. Communication Research, 35, 529-547.
Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku.
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
Saputra, F. (2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Agresif
Pada remaja Di SMA Gadjah Mada Yogyakarta. Naskah Publikasi. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Sari D.P. (2008). Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Perilaku Anak.
Fokus Vol. VIII (2).
Sarwono. (1992). Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Shochib, M. (1998). Pola Asuh Orang Tua Untuk Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta : Rineka Cipta
Steinberg, L.D. (2002). Adolescence, 6 ed. New York : McGraw Hill Company
Supratiknya. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Syahreza, F. (2016, Februari). Social Media Digital.
https://www.linkedin.com/pulse/social-media-digital-marketing-farhad-
syah-reza
Taganing, N. M. (2008). Hubungan Pola Asuh Otoriter Dengan Perilaku Agresif
Pada Remaja. Universitas Gunadarma. Jakarta.
Ulum, D. F. (2014). Menghadapi Tantangan Global : Peranan Media. Fakultas
Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia.
UNICEF. (2014, Februari 18). Studi Terakhir: Kebanyakan Anak Indonesia
sudah online, namun masih banyak yang tidak menyadari potensi resikonya.
Diunduh dari : https://www.unicef.org/indonesia/id/media_22169.html
Yulianto. (2010, Februari). Sebuah Pengertian Media Sosial. Diunduh Dari :
http://seputarpengertian.co.id/2014/03/seputar-pengertian-facebook.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
60
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
61
BLUEPRINT SKALA POLA ASUH OTORITER
Pola Asuh Otoriter menurut Baumrind
Definisi Pola interaksi antara anak
dan orangtua dengan
membatasi, menghukum,
memandang pentingnya
kontrol dan kepatuhan
tanpa syarat. Cenderung
tidak bersifat hangat
kepada anak.
Komponen 1. Kehangatan Orangtua kurang menunjukkan kasih
sayang kepada anak, keterlibatan
emosi yang kurang antara orangtua
dan anak, serta kurang menyediakan
waktu bersama anak.
2. Kontrol Orangtua menerapkan cara berdisiplin
yang tinggi kepada anak, memberikan
tuntutan (standar yang harus
dijalankan atau dilakukan secara
konsisten), aturan dan mengontrol
setiap aktifitas anak.
3. Komunikasi Orangtua kurang menjelaskan adanya
aturan dan batasan tertentu, serta
tidak memberikan penghargaan atas
prestasi anak. Orangtua cenderung
menerapkan komunikasi satu arah
yang tidak melibatkan anak
memberikan pendapat dan
pemahaman atas apa yang sudah
didapatkan atau dialami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
62
Item-item
Kehangatan
Orangtua kurang
menunjukkan kasih sayang
kepada anak, keterlibatan
emosi yang kurang antara
orangtua dan anak, serta
kurang menyediakan waktu
bersama anak.
1. Orangtua saya selalu
menanyakan aktivitas
saya setiap hari.
2. Orangtua saya tidak
pernah menanyakan
aktivitas saya setiap
hari.
3. Orangtua saya selalu
marah ketika saya dapat
nilai jelek.
4. Orangtua saya tidak
pernah marah ketika
saya dapat nilai jelek.
5. Orang saya cuek
terhadap teman-teman
saya.
6. Orangtua saya selalu
bertanya saya berteman
dengan siapa saya.
7. Orangtua saya selalu
mengajak saya bermain
saat hari libur.
8. Orangtua saya sangat
sibuk dengan
pekerjaannya.
9. Orangtua saya sering
mengajak saya makan
malam diluar.
10. Orangtua saya tidak
pernah mengajak saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
63
makan diluar.
11. Orangtua saya
menanyakan makanan
yang saya sukai.
12. Orangtua saya tidak
pernah bertanya
makanan yang saya
sukai.
13. Orangtua saya tidak
pernah membantu dalam
memecahkan masalah.
14. Orangtua saya selalu
membantu memecahkan
masalah.
15. Orangtua saya tidak
pernah bertanya atas
luka yang saya dapatkan
saat saya terjatuh.
16. Orangtua saya selalu
bertanya pada luka yang
saya dapatkan saat saya
jatuh.
17. Orangtua saya tidak
pernah menyuruh saya
tidur saat sudah larut.
18. Orangtua saya selalu
menyuruh saya tidur
lebih awal.
19. Orangtua saya selalu
memarahi saya ketika
saya terlambat bangun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
64
20. Orangtua saya tidak
pernah marah saat saya
bangun terlambat.
21. Orangtua saya tidak
pernah menawarkan
sarapan di pagi hari.
22. Setiap pagi, saya
diingatkan untuk
sarapan.
Kontrol Orangtua menerapkan cara
berdisiplin yang tinggi kepada
anak, memberikan tuntutan
(standar yang harus
dijalankan atau dilakukan
secara konsisten), aturan dan
mengontrol setiap aktivitas
anak.
1. Saya harus pulang
sekolah tepat waktu.
2. Saya tidak harus pulang
sekolah tepat waktu.
3. Apabila saya tidak
pulang tepat waktu, saya
akan mendapatkan
hukuman.
4. Saya tidak pernah
mendapatkan hukuman
apabila saya tidak
pulang tepat waktu.
5. Saya harus belajar
selama 1 jam dirumah.
6. Saya tidak harus belajar
selama 1 jam dirumah.
7. Saya harus memiliki
bakat non akademis.
8. Saya tidak diharuskan
mempunyai bakat non
akademis.
9. Saya haru mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
65
nilai diatas 88.
10. Perolehan nilai yang
saya dapatkan dari
sekolah, tidak dibatasi
oleh orangtua.
11. Saya diwajibkan
memiliki satu kegiatan
ekstrakurikuler di
sekolah oleh orangtua.
12. Orangtua saya
membebaskan pilihan
ekstrakurikuler yang
ditawarkan sekolah.
13. Dalam pertemanan,
orangtua saya
membatasi hanya 2
orang teman saja.
14. Orangtua saya tidak
membatasi saya
berteman.
15. Orangtua saya
mewajibkan saya
berteman dengan sesama
jenis dengan saya.
16. Orangtua saya
membebaskan saya
berteman.
17. Orangtua saya
membatasi saya bermain
gadget.
18. Orangtua saya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
66
membatasi saya bermain
gadget.
19. Saya harus
mengembangkan
kemampuan saya dan
menunjukkannya kepada
orang lain.
20. Orangtua tidak
mewajibkan saya untuk
menunjukkan bakat di
depan umum.
21. Waktu yang saya pakai
untuk istirahat, dibatasi
oleh orangtua saya.
22. Orangtua tidak
membatasi saya
beristtirahat.
Komunikasi Orangtua kurang menjelaskan
adanya aturan dan batasan
tertentu, serta tidak
memberikan penghargaan atas
prestasi anak. Orangtua
cenderung menerapkan
komunikasi satu arah yang
tidak melibatkan anak
memberikan pendapat dan
pemahaman atas apa yang
sudah didapatkan atau
dialami.
1. Orangtua saya tidak
pernah meminta
pendapat saya mengenai
dandanan yang sedang
dipakai oleh mereka.
2. Orangtua saya selalu
menanyakan pendapat
saya mengenai apa yang
sedang dikenakan
3. Saat mendapatkan nilai
yang bagus, saya tidak
diberikan hadiah.
4. Saya selalu diberi hadiah
saat saya mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
67
nilai bagus.
5. Orangtua saya tidak
pernah bertanya
pelajaraan yang saya
dapatkan setiap hari.
6. Orangtua saya selalu
bertanya pelajaran yang
saya dapatkan setiap
hari.
7. Orangtua saya selalu
menonton televisi saat
saya belajar.
8. Orangtua saya selalu
mendampingi saya
belajar.
9. Selesai marah, orangtua
saya cuek terhadap saya.
10. Selesai marah, orangtua
saya selalu memeluk
saya.
11. Setelah saya meminta
maaf, orangtua saya
tidak menjelaskan apa
yang harus saya
perbaiki.
12. Setelah saya meminta
maaf orangtua saya
selalu memberi tahu apa
yang harus saya
perbaiki.
13. Orangtua saya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
68
pernah menanyakan
bekal apa yang saya
inginkan setiap hari.
14. Orangtua saya selalu
bertanya bekal apa yang
saya inginkan.
15. Orangtua saya
memberikan telepon
selular lamanya untuk
saya, saat telepan selular
saya rusak.
16. Orangtua saya
menawarkan telepon
selular baru saat telepon
selular saya rusak.
17. Orangtua saya tidak
pernah bertanya saya
akan pulang jam berapa
saat saya pergi.
18. Saat saya pergi,
orangtua saya selalu
bertanya aakan pulang
jam berapa.
19. Orangtua sata tidak
pernah bertanya saya
pergi bersama siapa.
20. Saat saya pergi,
orangtua saya selalu
bertanya saya pergi
bersama siapa.
21. Orangtua saya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
69
mencari saat saya pergi.
22. Orangtua saya selalu
menanyakan keberadaan
saya.
23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
70
BLUEPRINT SKALA PERILAKU AGRESI
Agresivitas dalam Dayaksini
Definisi Suatu serangan yang
dilakukan oleh suatu
organisme terhadap
organisme lain, objek
lain atau pada dirinya
sendiri
Komponen 1. Verbal Agresi yang dilakukan untuk melukai
orang lain secara verbal atau lisan.
Bila seorang mengumpat,
membentak, berdebat, mengejek, dan
sebagainya, orang itu dapat dikatakan
sedang melakukan agresi verbal.
2. Pasif Agresi yang dilakukan oleh individu
atau kelompok dengan cara tidak
berhadapan langsung dengan individu
atau kelompok targetnya.
3. Tidak langsung Tindakan agresi yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan tidak
terjadi kontak verbal secara langsung.
Item-item
Verbal
Agresi yang dilakukan untuk
melukai orang lain secara
verbal atau lisan. Bila seorang
mengumpat, membentak,
berdebat, mengejek, dan
sebagainya, orang itu dapat
dikatakan sedang melakukan
agresi verbal.
1. Saya sering mengumpat
2. Saya tidak pernah
mengumpat.
3. Saya sering membentak.
4. Saya tidak pernah
memarahi orang lain.
5. Saya sering mengejek.
6. Saya tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
71
mengolok-olok orang
lain.
7. Saya suka berdebat
dengan orang yang tidak
sepaham dengan saya.
8. Saya suka mengobrol
santai.
9. Saya suka berbicara
kotor.
10. Saya suka berbicara
dengan sopan.
11. Saya suka
membicarakan orang
lain.
12. Saya tidak suka
membicarakan orang
lain.
13. Saya selalu
membicarakan hal yang
menarik kepada orang
lain.
14. Saya tidak suka orang
lain membicarakan hal
yang saya anggap
menarik.
15. Saya selalu
membandingkan diri
saya dengan orang lain
secara lisan.
16. Bila saya mengagumi
orang lain, saya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
72
menyatakannya.
17. Saya suka mencibir
orang lain.
18. Saya tidak suka
mencibir orang lain.
19. Saya senang ketika
orang lain menyetujui
pendapat saya.
20. Saya tidak senang ketika
orang lain tidak
sependapat dengan saya.
21. Saya lebih menyukai
membicarakan orang
lain dengan teman dekat
saya.
22. Saya kurang setuju
dengan teman-teman
ketika mereka
membicarakan orang
lain.
Pasif Agresi yang dilakukan oleh
individu atau kelompok
dengan cara tidak berhadapan
langsung dengan individu
atau kelompok targetnya
(dalam lingkungan sehari-
hari).
1. Saya membicarakan
orang lain dengan
teman-teman saya
2. Saya tidak suka
membicarakan orang
lain.
3. Saya suka menyidir.
4. Saya suka berbicara
langsung ketika ada
masalah.
5. Saya suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
73
membicarakan
keburukan orang lain.
6. Saya tidak peduli
dengan keburukan orang
lain.
7. Masalah orang lain
adalah hal yang
menyenangkan untuk
dibicarakan.
8. Saya tidak peduli
dengan masalah orang
lain.
9. Ketika saya kesal
dengan orang lain saya
memendamnya sendiri.
10. Ketika saya kesal dan
berkumpul dengan
teman-teman, saya akan
menceritakannya.
11. Saya tidak berani untuk
memarahi orang yang
membuat saya kesal.
12. Saya akan berbicara
langsung dengan orang
yang membuat saya
kesal.
13. Saya tidak peduli
dengan orang yang
membicarakan saya
dibelakang.
14. Saya sangat peka dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
74
orang yang
membicarakan saya di
belakang.
15. Saya tidak
membutuhkan komentar
orang lain dalam urusan
pribadi saya.
16. Saya sensitif dengan
komentar orang lain
dalam urusan pribadi
saya.
17. Saya selalu
membicarakan kejelekan
orang lain dengan orang
terdekat saya.
18. Saya tidak peduli
dengan kejelekan orang
lain.
19. Saya suka orang lain
sependapat dengan apa
yang saya pikirkan.
20. Saya tidak setuju dengan
pandangan atau
pendapat yang sama.
21.
Tidak langsung Tindakan agresi yang
dilakukan oleh individu atau
kelompok dengan tidak terjadi
kontak verbal secara langsung
(dalam media sosial).
1. Saya bercerita melalui
akun media sosial saya.
2. Saya bercerita melalui
buku harian saya.
3. Saya menulis kegiatan
sehari-hari saya di media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
75
sosial.
4. Saya jarang menulis
kegiatan sehari-hari saya
di media sosial
5. Dalam sehari, saya
mengganti status di
media sosial lebih dari
tiga kali.
6. Saya jarang menulis
status di media sosial
saya.
7. Saya menulis status
tentang apa yang saya
rasakan saat itu.
8. Saya tidak pernah
menuliskan yang saya
rasakan di media sosial.
9. Saya selalu menuliskan
peristiwa-peristiwa yang
saya alami.
10. Saya jarang menuliskan
peristiwa yang saya
alami.
11. Media sosial sangat
penting untuk kehidupan
saya.
12. Tanpa media sosial saya
dapat melanjutkan
kehidupan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
75
Lampiran 1
Bentuk Skala Pola Asuh Otoriter Remaja dan Intensi Perilaku Agresi
Remaja Pengguna Media Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
SKALA PENELITIAN PSIKOLOGI
Disusun oleh :
Emmanuel Maria Magdalena (129114058)
Gusti Ayu Dara B. K (129114068)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
Yogyakarta, 2016
Yth.
Dengan hormat,
Kami yang beridentitas di bawah ini :
Nama : Emmanuel Maria Magdalena dan Gusti Ayu Dara B. K
Fakultas/ : Psikologi / Psikologi
Prodi
Universitas : Sanata Dharma
Memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk mengisi skala penelitian berikut
dalam rangka tugas akhir kami. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh
karena itu, kami harapkan Saudara/i mengisi skala ini dengan jujur, spontan, dan
sesuai dengan kondisi saat ini. Jawaban dan data yang Saudara/i berikan akan dijaga
kerahasiaannya dan digunakan untuk penelitian.
Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama Saudara/i dalam penelitian ini.
Hormat kami,
Emmanuel Maria Magdalena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini dengan suka
rela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya
penelitian. Semua jawaban dan informasi yang saya berikan dalam penelitian ini
merupakan keadaan yang saya alami dan bukan pandangan masyarakat pada
umumnya. Saya mengizinkan penggunaan jawaban dan informasi dalam skala ini
sebagai data untuk penelitian.
Yogyakarta, ......................................
Menyetujui
..........................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
IDENTITAS RESPONDEN
Inisial :
Jenis Kelamin : L/P*
Usia : ..... tahun
Asal Sekolah : Negeri/Swasta*
Uang saku perbulan : Rp. ........................
Penggunaan akses internet : Kuota pribadi**/wifi/keduanya*
Aplikasi instant messenger*** apa yang Saudara/i miliki?
(beri tanda centang ‘ ’ pada aplikasi yang Saudara/i miliki)?
□ BBM □ LINE
□ WhatsApp □ Lainnya : ...................................
(tuliskan nama aplikasi)
Dalam sehari berapa jam yang Saudara/i habiskan untuk mengakses aplikasi instant
messenger?
(beri tanda centang ‘ ’ pada rentang waktu)
□ 9 jam/hari □ 7-8 jam/hari □ 5-6 jam/hari
□ 3-4 jam/hari □ 1-2 jam/hari
* Coret yang tidak perlu
** Kuota pribadi : Pemakaian internet menggunakan data seluler pribadi
*** instant messenger /IM : sarana mengirim pesan dengan akses internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
PETUNJUK
SKALA BAGIAN B
1. Skala ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis yang Saudara/i alami saat
ini.
2. Skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan. Setiap pernyataan memiliki pilihan
jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Tugas Saudara/i adalah menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dengan
memberi tanda centang ( ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia.
3. Skala ini terdiri dari 30 pernyataan. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau
salah dan Saudara/i diminta untuk mengerjakan secara spontan dan sejujur-
jujurnya sesuai dengan keadaan Saudara/i saat ini.
4. Contoh pengerjaan :
Jika ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang sudah
dipilih, kemudian beri tanda centang pada jawaban yang menurut Saudara/i paling
sesuai.
1. Periksa kembali jawaban dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan.
2. Terimakasih atas kerjasama Saudara/i dan selamat mengerjakan.
Saya diharuskan pulang sekolah tepat waktu.
1
Pernyataan No STS TS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
Orangtua saya memilih untuk menonton televisi
daripada menemani saya belajar. 1
Pernyataan No STS TS S SS
Orang tua saya selalu mengajak saya bermain pada
akhir pekan. 2
Orang tua saya selalu marah ketika saya mendapat
nilai dibawah nilai standar sekolah. 3
Orang tua saya memberikan kebebasan pada
pergaulan saya. 4
Orang tua saya selalu harus mengetahui aktivitas
saya setiap hari. 5
Saya selalu berdiskusi tentang pelajaran di sekolah
dengan orang tua. 6
Orang tua saya selalu menanyakan siapa saja teman
saya. 8
Orang tua saya tahu bila saya sedang sedih. 7
Ortu tdk membatasi prestasi yg saya inginkan (ex:
dpt juara lomba atau dpt juara kelas). 9
Saya diharuskan tidur tepat waktu. 10
11 Orang tua saya tidak mengetahui makanan yang saya
sukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
Lanjutkan ke nomor 23 dan seterusnya
12 Orang tua saya tidak memberi ucapan selamat ketika
saya meraih prestasi.
Pernyataan No STS TS S SS
13 Orang tua saya tidak peduli dengan masalah yang
saya hadapi.
14 Orang tua saya memberi rasa nyaman ketika saya
menghadapi suatu masalah.
15 Ortu akan marah ketika saya tidak rapi (rambut
berantakan, baju sobek, baju tidak sesuai aturan).
16 Orang tua saya mudah akrab dengan teman-teman
saya, termasuk teman lawan jenis.
17 Orangtua saya tidak memberitahu letak kesalahan
saat marah pada saya.
19 Saya selalu bercerita tentang teman dekat saya
kepada orang tua.
18 Saya selalu memberi tahu orang tua, kemana saya
pergi dan ketika saya pulang terlambat
20 Orang tua tidak ingin saya berpendapat mengenai
semua urusan mereka.
21 Saya diberikan kebebasan memilih ekstrakurikuler
yang saya sukai oleh orang tua.
22 Saya diharuskan pulang sekolah tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
Periksa kembali jawaban-jawaban diatas agar terjawab secara lengkap.
Selesai memeriksa, silakan melanjutkan ke halaman selanjutnya.
23 Orang tua langsung mengobati ketika saya jatuh.
Pernyataan No STS TS S SS
24 Pendapat saya tidak didengar oleh orangtua saya.
25 Orang tua saya langsung menghukum saat saya
pulang terlambat.
26 Orang tua selalu mengantar dan menjemput saya
saat di sekolah.
27 Saya akan mendapatkan hukuman ketika
memecahkan vas kesayangan orang tua.
28 Orang tua sangat senang apabila teman-teman saya
datang ke rumah.
30 Sebelum tidur orang tua selalu menyediakan waktu
untuk mengobrol.
29 Ketika saya sakit, orang tua tetap menyuruh saya
belajar seperti hari biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
PETUNJUK
SKALA BAGIAN C
1. Skala ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis yang Saudara/i alami saat
ini.
2. Skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan. Setiap pernyataan memiliki pilihan
jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Tugas Saudara/i adalah menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dengan
memberi tanda centang ( ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia.
3. Skala ini terdiri dari 30 pernyataan. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau
salah dan Saudara/i diminta untuk mengerjakan secara spontan dan sejujur-
jujurnya sesuai dengan keadaan Saudara/i saat ini.
Contoh pengerjaan :
Jika ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang sudah
dipilih, kemudian beri tanda centang pada jawaban yang menurut Saudara/i paling
sesuai.
4. Periksa kembali jawaban dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan.
5. Terimakasih atas kerjasama Saudara/i dan selamat mengerjakan.
Saya suka membicarakan hal yang menarik
dengan teman saya. 1
Pernyataan No STS TS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
Saya sering misuh kepada orang lain. 1
Pernyataan No STS TS S SS
Saya tidak suka membicarakan orang lain. 2
Dalam sehari saya mengganti status lebih dari 3x. 3
Membicarakan keburukkan orang lain adalah hal
yang tabu. 4
Saya mengutarakan kekesalan saya melalui status
yang saya buat. 5
Status yang saya buat bermaksud untuk menyindir
orang yang tidak saya sukai. 6
Saya suka menyindir orang yang menyakiti saya di
aplikasi IM. 8
Saya jarang membuat status dengan stiker atau emoji
yang menggambarkan suasana hati. 7
Saya dan teman-teman saya jarang bergosip. 9
Saya menyanggupi permintaan teman saya, walau
dalam hati saya merasa kesal. 10
11 Saya suka membicarakan hal yang menarik dengan
teman saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
Lanjutkan ke nomor 23 dan seterusnya
12 Saya sering membentak orang di depan saya.
Pernyataan No STS TS S SS
13 Saya sering mengejek orang lain.
14 Saya selalu memuji teman saya yang memiliki sikap
baik.
15 Saya menghujat dalam hati, ketika saya kesal pada
teman saya.
16 Ketika orang lain membicarakan saya, saya tidak
peduli.
17 Saya merasa senang ketika ungkapan kekesalan saya di
respon melalui IM.
19 Saya lebih nyaman menuliskan peristiwa penting
dalam buku harian.
18 Media sosial adalah tempat saya berkomunikasi
dengan banyak orang baru.
20 Saya lebih berani untuk memaki-maki orang melalui
IM.
21 Saya pasrah apabila punya masalah.
22 Saya merasa kesal ketika teman-teman tidak
merespon saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
@darabintangkejora @emmagdalena800
Periksa kembali jawaban-jawaban diatas agar terjawab secara lengkap.
∞Selesai, terimakasih∞
23 Masalah orang lain adalah urusan pribadi yang
tidak pantas untuk di bicarakan.
Pernyataan No STS TS S SS
24 Saya suka berdebat dengan orang yang tidak
sepaham dengan saya.
25 Saya suka menghina orang lain bila ia membuat
kesalahan.
26 Saya senang ketika orang lain menyetujui pendapat
saya.
27 Saya suka menyimpan kekecewaan.
28 Saya memaafkan dan melupakan kesalahan orang
lain apabila masalah sudah terselesaikan.
30 Saya jarang mengakses media sosial.
29 Aplikasi IM memberikan kebebasan untuk
mengekspresikan kekesalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
SKALA PENELITIAN PSIKOLOGI
Disusun oleh :
Emmanuel Maria Magdalena (129114058)
Gusti Ayu Dara B. K (129114068)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
Yogyakarta, 2016
Yth.
Dengan hormat,
Kami yang beridentitas di bawah ini :
Nama : Emmanuel Maria Magdalena dan Gusti Ayu Dara B. K
Fakultas/ : Psikologi / Psikologi
Prodi
Universitas : Sanata Dharma
Memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk mengisi skala penelitian berikut
dalam rangka tugas akhir kami. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh
karena itu, kami harapkan Saudara/i mengisi skala ini dengan jujur, spontan, dan
sesuai dengan kondisi saat ini. Jawaban dan data yang Saudara/i berikan akan dijaga
kerahasiaannya dan digunakan untuk penelitian.
Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama Saudara/i dalam penelitian ini.
Hormat kami,
Emmanuel Maria Magdalena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini dengan suka
rela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya
penelitian. Semua jawaban dan informasi yang saya berikan dalam penelitian ini
merupakan keadaan yang saya alami dan bukan pandangan masyarakat pada
umumnya. Saya mengizinkan penggunaan jawaban dan informasi dalam skala ini
sebagai data untuk penelitian.
Yogyakarta, ......................................
Menyetujui
..........................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
IDENTITAS RESPONDEN
Inisial :
Jenis Kelamin : L/P*
Usia : ..... tahun
Asal Sekolah : Negeri/Swasta*
Uang saku perbulan : Rp. ........................
Penggunaan akses internet : Kuota pribadi**/wifi/keduanya*
Aplikasi instant messenger*** apa yang Saudara/i miliki?
(beri tanda centang ‘ ’ pada aplikasi yang Saudara/i miliki)?
□ BBM □ LINE
□ WhatsApp □ Lainnya : ...................................
(tuliskan nama aplikasi)
Dalam sehari berapa jam yang Saudara/i habiskan untuk mengakses aplikasi instant
messenger?
(beri tanda centang ‘ ’ pada rentang waktu)
□ 9 jam/hari □ 7-8 jam/hari □ 5-6 jam/hari
□ 3-4 jam/hari □ 1-2 jam/hari
* Coret yang tidak perlu
** Kuota pribadi : Pemakaian internet menggunakan data seluler pribadi
*** instant messenger /IM : sarana mengirim pesan dengan akses internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
PETUNJUK
SKALA BAGIAN B
1. Skala ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis yang Saudara/i alami saat
ini.
2. Skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan. Setiap pernyataan memiliki pilihan
jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Tugas Saudara/i adalah menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dengan
memberi tanda centang ( ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia.
3. Skala ini terdiri dari 30 pernyataan. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau
salah dan Saudara/i diminta untuk mengerjakan secara spontan dan sejujur-
jujurnya sesuai dengan keadaan Saudara/i saat ini.
4. Contoh pengerjaan :
Jika ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang sudah
dipilih, kemudian beri tanda centang pada jawaban yang menurut Saudara/i paling
sesuai.
1. Periksa kembali jawaban dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan.
2. Terimakasih atas kerjasama Saudara/i dan selamat mengerjakan.
Saya diharuskan pulang sekolah tepat waktu.
1
Pernyataan No STS TS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
Orang tua tidak peduli dengan masalah yang saya
hadapi. 1
Pernyataan No STS TS S SS
Orang tua saya selalu mengajak saya bermain pada
akhir pekan. 2
Saya diharuskan tidur tepat waktu, 3
Orang tua tidak membatasi prestasi yang saya
inginkan (ex:dpt juara lomba atau dpt juara kelas). 4
Orang tua saya tidak memberi tahu letak kesalahan
saat marah pada saya. 5
Saya selalu berdiskusi tentang pelajaran di sekolah
dengan orang tua. 6
Ketika saya sakit, orang tua tetap menyuruh saya
belajar seperti biasa. 8
Saya selalu memberi tahu orang tua, kemanapun
saya pergi dan ketika saya pulang terlambat. 7
Orang tua saya mudah akrab dengan teman-teman
saya, termasuk lawan jenis. 9
Saya diharuskan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
sesuai permintaan orang tua. 10
11 Orang tua saya memberi rasa nyaman ketika saya
menghadapi suatu masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
Periksa kembali jawaban-jawaban diatas agar terjawab secara lengkap.
Selesai memeriksa, silakan melanjutkan ke halaman selanjutnya.
12 Orang tua jarang memberi ucapan selamat ketika
saya meraih prestasi.
Pernyataan No STS TS S SS
13 Pendapat saya tidak didengar oleh orang tua saya.
14 Orang tua langsung mengobati luka, ketika saya jatuh.
15 Ketika saya terjatuh karena mengendarai motor dan
motor tsb rusak, saya langsung dihukum orang tua.
16 Orang tua saya sangat senang, apabila teman-teman
saya datang ke rumah.
17 Setiap saya mengikuti les, PA/ngaji, atau kegiatan di
luar rumah, orang tua saya selalu menunggui.
18 Saya selalu bercerita tentang teman dekat saya
kepada orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
PETUNJUK
SKALA BAGIAN C
1. Skala ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis yang Saudara/i alami saat
ini.
2. Skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan. Setiap pernyataan memiliki pilihan
jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Tugas Saudara/i adalah menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan dengan
memberi tanda centang ( ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia.
3. Skala ini terdiri dari 30 pernyataan. Pada skala ini tidak ada jawaban benar atau
salah dan Saudara/i diminta untuk mengerjakan secara spontan dan sejujur-
jujurnya sesuai dengan keadaan Saudara/i saat ini.
Contoh pengerjaan :
Jika ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang sudah
dipilih, kemudian beri tanda centang pada jawaban yang menurut Saudara/i paling
sesuai.
4. Periksa kembali jawaban dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan.
5. Terimakasih atas kerjasama Saudara/i dan selamat mengerjakan.
Saya suka membicarakan hal yang menarik
dengan teman saya. 1
Pernyataan No STS TS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
Lanjutkan ke nomor 12 dan seterusnya
Saya sering misuh kepada orang lain. 1
Pernyataan No STS TS S SS
Saya tidak suka membicarakan orang lain. 2
Saya menghujat dalam hati, ketika saya kesal pada
teman saya. 3
Membicarakan keburukkan orang lain adalah hal
yang tabu. 4
Saya suka menyindir orang yang menyakiti saya
melalui IM. 5
Saya lebih nyaman menuliskan peristiwa penting
dalam buku harian. 6
Saya merasa senang ketika ungkapan kekesalan saya
di respon melalui IM. 8
Status yang saya tulis di IM sangat ambigu, sehingga
banyak orang yang salah mengartikan. 7
Ketika orang lain membicarakan saya, saya tidak
peduli. 9
Saya merasa kesal ketika teman-teman tidak
merespon saya. 10
11 Saya selalu memuji teman-teman yang memiliki
sikap baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
@darabintangkejora @emmagdalena800
Periksa kembali jawaban-jawaban diatas agar terjawab secara lengkap.
∞Selesai, terimakasih∞
12 Saya sering mengejek orang lain.
Pernyataan No STS TS S SS
13 Saya suka menghina orang lain bila ia membuat
kesalahan.
14 Masalah orang lain adalah urusan pribadi yang tidak
pantas untuk dibicarakan.
15 Saya suka menyimpan kekecewaan.
16 Saya memaafkan dan melupakan kesalahan orang
lain, apabila masalah sudah terselesaikan.
17 Saya lebih berani memaki-maki orang melalui IM.
18 Saya jarang mengakses media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
76
Lampiran 2
Hasil Seleksi Item Skala Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media
Sosial dengan Pola Asuh Otoriter Orang Tua pada Remaja
1. Hasil Seleksi Item Skala Pola Asuh Otoriter Pada Remaja
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
P1 34,43 29,514 ,576 ,733
P2 33,55 30,600 ,343 ,751
P3 33,85 33,794 -,018 ,780
P4 34,32 31,211 ,278 ,756
P5 34,16 30,639 ,393 ,747
P6 33,72 28,951 ,552 ,733
P7 34,19 31,483 ,266 ,757
P8 34,20 32,698 ,184 ,761
P9 34,06 30,393 ,438 ,744
P10 34,40 31,693 ,353 ,751
P11 34,17 29,254 ,529 ,735
P12 34,12 29,115 ,464 ,740
P13 34,18 28,806 ,589 ,730
P14 34,05 31,287 ,336 ,751
P15 34,33 31,033 ,406 ,747
P16 34,17 32,588 ,175 ,762
P17 34,02 34,267 -,067 ,782
P18 33,86 30,256 ,356 ,750
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
77
2. Hasil Seleksi Item Skala Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna
Media Sosial
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
A1 40,26 17,109 ,402 ,519
A2 39,92 17,436 ,386 ,525
A3 39,73 17,818 ,331 ,535
A4 40,23 19,276 ,082 ,575
A5 40,52 18,022 ,243 ,549
A6 39,94 19,080 ,062 ,583
A7 39,77 22,257 -,346 ,646
A8 40,30 17,889 ,243 ,548
A9 40,34 17,692 ,243 ,548
A10 39,57 18,827 ,206 ,556
A11 40,74 20,773 -,154 ,601
A12 40,37 17,457 ,447 ,519
A13 40,55 17,654 ,435 ,523
A14 40,70 19,007 ,125 ,568
A15 39,44 19,561 ,072 ,574
A16 40,75 18,189 ,330 ,538
A17 40,76 18,399 ,255 ,548
A18 39,41 17,633 ,348 ,531
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
78
Lampiran 3
Reliabilitas Skala Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna Media Sosial
dengan Pola Asuh Otoriter Orang Tua pada Remaja
1. Reliabilitas Skala Pola Asuh Otoriter Pada Remaja
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PSkorTotal
132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,762 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
79
2. Reliabilitas Skala Perilaku Intensi Perilaku Agresi Remaja Pengguna
Media Sosial
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ASkorTotal
132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,571 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
80
Lampiran 4
Uji Deskriptif Mean Empirik
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PSkorTotal 132 36,11 5,852 ,509
One-Sample Test
Test Value = 45
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
PSkorTotal -17,461 131 ,000 -8,894 -9,90 -7,89
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ASkorTotal 132 42,55 4,505 ,392
One-Sample Test
Test Value = 45
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
ASkorTotal -6,260 131 ,000 -2,455 -3,23 -1,68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
81
Lampiran 5
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PSkorTotal ,089 132 ,012 ,988 132 ,285
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
82
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ASkorTotal ,108 132 ,001 ,990 132 ,456
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
83
Lampiran 6
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
ASkorTotal *
PSkorTotal
Between
Groups
(Combined) 738,865 27 27,365 1,482 ,082
Linearity 13,201 1 13,201 ,715 ,400
Deviation from
Linearity 725,664 26 27,910 1,512 ,075
Within Groups 1919,862 104 18,460
Total 2658,727 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
84
Lampiran 7
Uji Hipotesis
Correlations
PSkorTotal ASkorTotal
Spearman's rho PSkorTotal Correlation Coefficient 1,000 ,065
Sig. (1-tailed) . ,230
N 132 132
ASkorTotal Correlation Coefficient ,065 1,000
Sig. (1-tailed) ,230 .
N 132 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI