i HUBUNGAN ANTARA CITRA TOSERBA DAN LOYALITAS KONSUMEN PADA TOSERBA MIROTA KAMPUS YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Rama Sugandhi NIM : 059114116 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
95
Embed
HUBUNGAN ANTARA CITRA TOSERBA DAN LOYALITAS …1].pdf · Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara citra toserba dan loyalitas konsumen pada toserba Mirota Kampus jalan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
HUBUNGAN ANTARA CITRA TOSERBA
DAN LOYALITAS KONSUMEN
PADA TOSERBA MIROTA KAMPUS YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Rama Sugandhi
NIM : 059114116
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
iii
iv
KENALI DIRIMU
Jika kau ingin berhasil dalam hidup
Jadikan keteguhan hati sebagai sahabatmu
Pengalaman sebagai penasehat yang bijaksana
Kewaspadaan sebagai saudara tuamu
Dan harapan sebagi perlindunganmu
Joseph Addison
v
Kupersembahkan karya cinta ini kepada :
Allah Maha SegalaNya
Orang tuaku Tercinta
Saudara-saudaraku Tercinta
Kekasihku Tercinta
Keluarga Tercinta
Sahabat-sahabatku Tercint
Saya men
memuat k
kutipan da
P
nyatakan de
karya atau b
aftar pustak
PERNYAT
engan sesun
bagian karya
a, sebagaim
Yogyak
vi
TAAN KEA
ngguhnya b
a orang lain
mana layakn
karta, 17 De
Penuli
Rama Sug
ASLIAN KA
ahwa skrip
n, kecuali y
nya karya ilm
esember 20
is
gandhi
ARYA
si yang say
yang telah d
miah.
09
ya tulis ini
disebutkan d
tidak
dalam
vii
HUBUNGAN ANTARA CITRA TOSERBA DAN LOYALITAS KONSUMEN PADA TOSERBA
MIROTA KAMPUS YOGYAKARTA
Studi Pada Konsumen Toserba Mirota Kampus Jalan C. Simanjuntak 70 Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Rama Sugandhi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara citra toserba dan loyalitas konsumen pada toserba Mirota Kampus jalan C. Simanjutak 70 Yogyakarta. Hipotesis penelitian menyatakan citra toserba berhubungan secara positif dan signifikan dengan loyalitas konsumen. Subyek penelitian adalah 107 konsumen. Sampel diambil melalui tehnik purposive random sampling. Data dikumpulkan dengan skala semantik diferensial yang disusun oleh peneliti. Metode analisis data korelasi menggunakan Spearman Brown dengan hasil 0,362. Hasil menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara citra toserba dan loyalitas konsumen. Dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima. Kata Kunci : Citra Toserba, Loyalitas Konsumen
viii
CORRELATION BETWEEN DEPARTEMENT STORE IMAGE AND CONSUMERS’ LOYALTY TO MIROTA KAMPUS
DEPARTEMENT STORE YOGYAKARTA
Study in Consumers’ of Mirota Kampus Departement Store C Simanjuntak 70 Street Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma
Rama Sugandhi
ABSTRACT
This research aimed to test the correlation between the departement store image and consumers’ loyalty of Mirota Kampus 70 Simanjutak street Yogyakarta. The hypothesis was the department store image has positive significant correlation with the consumers’ loyalty. The subjects were 107 consumers. The sampling technique was the purposive random with semantic differential scale composed by researcher to collect data. The Spearman Brown analysis method was used to find the correlation with the result of r = 0.362. It shows a positive significant correlation between the departement store image and consumers’ loyalty. Therefore the research hypothesis is accepted. Key words : The Departement Store Image, Consumers’ Loyalty
PUBLI
Yang bert
Na
No
Demi pen
Universita
beserta pe
kepada P
mengalihk
data, men
media lai
maupun m
sebagai pe
Demikian
Dibuat di
Pada tangg
Yang men
(Rama Su
LEM
IKASI KA
anda tangan
ama
omor Mahas
ngembangan
as Sanata Dh
“Hu
erangkat ya
Perpustakaa
kan dalam
ndistribusika
in untuk k
memberikan
enulis.
pernyataan
Yogyakart
gal : 17 De
nyatakan
gandhi)
MBAR PER
ARYA ILMI
n di bawah i
: R
siswa : 0
n ilmu peng
harma kary
ubungan An
Pada
ang diperluk
an Univers
bentuk me
an secara te
kepentingan
n royalti kep
n ini yang sa
ta
esember 201
ix
RNYATAA
IAH UNTU
ini, saya ma
Rama Sugan
059114116
getahuan, sa
ya ilmiah say
ntara Citra T
a Mirota Ka
kan (bila ada
sitas Sanat
dia lain, m
erbatas, dan
akademis
pada saya s
aya buat den
10
AN PERSE
UK KEPEN
ahasiswa Un
ndhi
aya membe
ya yang berj
Toserba Dan
ampus Yogy
a). Dengan
a Dharma
mengelolany
n mempubli
tanpa perl
elama tetap
ngan sebena
ETUJUAN
NTINGAN
niversitas S
erikan kepa
rjudul :
n Loyalitas
yakarta”
demikian s
hak untu
ya dalam be
ikasikannya
lu meminta
p mencantum
arnya.
AKADEM
Sanata Dharm
ada Perpusta
Toserba
aya membe
uk menyim
entuk pang
a di internet
a ijin dari
mkan nama
MIS
ma :
akaan
erikan
mpan,
gkalan
t atau
saya
a saya
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya yang jauh dari sempurna dengan judul “
Hubungan Citra Toserba dan Loyalitas Konsumen di toserba Mirota Kampus jalan
C. Simanjutak 70 Yogyakarta ” . Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi dari Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih secara khusus kepada:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si sebagai Dekan Fakultas Psikologi.
2. Ibu Kristiana Dewayani S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah
dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Lampiran Hasil Uji Coba......................................................................... 54
3. Lampiran Skala Setelah Uji Coba............................................................. 59
4. Lampiran Hasil Penelitian......................................................................... 69
5. Lampiran Hasil Uji Normalitas................................................................. 74
6. Lampiran Hasil Uji Linearitas................................................................... 75
7. Lampiran Deskripsi Data dan Hasil Uji Hipotesis................................... 77
1
B A B I
PENDAHULUAN
Pendahuluan ini menguraikan:
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penelitian
A. Latar Belakang
Bisnis ritel berkembang di Indonesia sejak tahun 1962. Bisnis ritel adalah
penjualan barang secara eceran pada berbagai tipe gerai seperti kios, pasar, toserba,
department store, butik dan lain-lain (termasuk juga penjualan dengan system
delivery service), yang umumnya untuk dipergunakan langsung oleh pembeli
(Pandin, 2009). Bisnis ritel di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar yakni ritel tradisional dan ritel moderen yang pada dasarnya merupakan
pengembangan dari ritel tradisional. Format ritel muncul dan berkembang seiring
perkembangan perekonomian, teknologi dan gaya hidup masyarakat yang membuat
masyarakat menuntut lebih besar kenyamanan dalam berbelanja.
Ritel modern pertama kali hadir di Indonesia saat toserba Sarinah didirikan
pada tahun 1962. Pada era 1970 – 1980-an, format bisnis ini terus berkembang. Awal
dekade 1990-an merupakan tonggak sejarah masuknya ritel asing di Indonesia yang
ditandai dengan beroperasinya ritel terbesar Jepang yaitu Sogo. Ritel modern
kemudian berkembang begitu pesat saat pemerintah, berdasarkan Kepres no. 99 th
2
1998, mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi Penanaman Modal Asing.
Sebelum Kepres 99 th 1998 diterbitkan, jumlah peritel asing sangat dibatasi.
Dalam lima tahun terakhir berkembang jenis-jenis ritel di Indonesia. Saat ini,
jenis-jenis ritel modern di Indonesia meliputi pasar moderen, pasar swalayan, toserba,
department store, boutique, factory outlet, specialty store, trade centre dan
mall/supermall/plaza. Pembangunan toserba di Indonesia lebih meningkat tajam
dibandingkan format ritel lainnya. Toserba adalah tempat penjualan kebutuhan rumah
tangga (termasuk kebutuhan sehari-hari), dengan penjualan yang dilakukan secara
eceran dengan cara swalayan (konsumen mengambil sendiri barang dari rak dagangan
dan membayar ke kasir). Hal ini menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen di
Indonesia (Pandin, 2009).
Perkembangan pusat perbelanjaan moderen yang semakin banyak sudah
menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Mereka saling berlomba menarik
konsumen dengan meningkatkan pelayanan, kenyamanan, kualitas barang dan
menberikan hadiah. Persaingan menyebabkan konsumen berpindah-pindah dari satu
tempat perbelanjaan ke tempat perbelanjaan lain. Keadaan ini menyebabkan
konsumen tidak setia pada pusat perbelanjaan tertentu sehingga menyebabkan
kerugian yang tidak diharapkan oleh pihak pemasar.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990) upaya untuk mempertahankan
pelanggan harus mendapatkan prioritas dibandingkan mendapatkan pelanggan baru.
Umumnya lebih mudah untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dari pada
3
menarik pelanggan baru. Kehilangan pelanggan merupakan bencana bagi pihak
produsen.
Setiap pengusaha bisnis eceran mempunyai keinginan agar usahanya tetap
bertahan di tengah ketatnya persaingan toserba asing yang masuk ke pasar nasional.
Mereka sangat menyadari bahwa konsumen adalah penentu maju mundurnya usaha
mereka. Kesadaran ini memerlukan strategi yang jitu untuk memperebutkan
konsumen agar mampu bersaing. Strateginya adalah membangun citra yang baik di
mata konsumen maupun publik, karena citra dapat mempengaruhi proses pembelian
suatu produk atau jasa.
Masyarakat zaman sekarang lebih kritis, mereka tidak hanya memperhatikan
produk saja tetapi juga memperhatikan pelayanan, kebersihan, dan kondisi-kondisi
lain pada tempat berbelanja. Konsumen cenderung memilih tempat berbelanja yang
memberikan citra yang baik pada mereka. Mereka berpindah tempat karena tidak
mendapatkan tempat belanja yang diharapkan. Banyak konsumen berbelanja ke pusat
perbelanjaan asing yang mempunyai citra yang baik. Loundon dan Bitta (1993)
mengungkapkan citra yang kuat akan dapat meningkatkan kepercayaan pada
konsumen pada suatu toko dan menjadi predisposisi untuk berbelanja di toko
tersebut.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah
apakah ada hubungan antara citra toserba dan loyalitas konsumen pada toserba Mirota
Kampus jalan C. Simanjuntak 70 Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra toserba dan
loyalitas konsumen pada toserba Mirota Kampus jalan C. Simanjuntak 70
Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini memberikan informasi mengenai hubungan antara citra
toserba dan loyalitas konsumen pada suatu tempat perbelanjaan. Oleh karena itu
secara teoretis penelitian ini diharapkan menambah khasanah pengetahuan di
bidang psikologi khususnya psikologi konsumen.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis
terutama pada pengelola bisnis toserba, yaitu memberikan pemahaman
pemikiran mengenai hubungan antara citra toserba dan loyalitas konsumen.
5
B A B I I
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka ini menguraikan:
a. Loyalitas Konsumen.
b. Citra Toserba.
c. Hubungan antara Loyalitas Konsumen dan Citra Toserba
d. Hipotesis Penelitian
A. Loyalitas Konsumen
1. Pengertian Loyalitas Konsumen
Kamus Umum Bahasa Indonesia mengemukakan pengertian loyalitas berasal
dari kata loyal yang berarti ”patuh, setia, taat” (DEPDIKBUD, 2008). Tjiptono (2000)
mendefinisikan loyalitas konsumen sama artinya dengan loyalitas pelanggan, yaitu
komitmen pelanggan terhadap suatu merek atau toko berdasarkan sikap positif dan
tercermin dari pembelian yang konsisten.
Engel, Blackwell dan Miniard (1990) membedakan antara sikap loyal dengan
perilaku loyal. Perilaku loyal didefinisikan sebagai perilaku membeli ulang yang
selektif didasarkan pada proses evaluatif, sedangkan sikap loyal merupakan
predisposisi untuk berprilaku. Berdasarkan analisis tersebut maka loyalitas
6
didefinisikan sebagai pilihan sikap dan perilaku terhadap suatu toko atau lebih selama
periode waktu tertentu.
Engel, Blackwell dan Miniard (1990) menambahkan bahwa kebiasaan yang
dipertahankan tanpa komitmen yang kuat akan rentan terhadap perubahan. Loyalitas
harus diusahakan dan dipelihara melalui komitmen yang berkesinambungan. Hal ini
disebabkan oleh adanya sikap yang sangat mendukung dan menolak perubahan,
sehingga membuat jalan masuk pesaing menjadi sulit sekaligus mahal.
Loyalitas merupakan kebiasaan berulang secara konsisten yang muncul
sebagai suatu kebiasaan yang didasari dengan pertimbangan-pertimbangan, baik
secara emosional maupun rasional sehingga sulit untuk berubah. Loyalitas ini
berdasarkan minat yang kuat, sikap yang baik, fanatisme dan adanya konsistensi
(Hadipranata, 1997).
Loyalitas konsumen adalah konsep yang menunjuk pada pola-pola pembelian
selama periode waktu tertentu. Pola-pola pembelian berulang dalam loyalitas tersebut
dicapai berdasarkan sikap yang positif terhadap suatu tempat pembelian. Loyalitas
diawali dengan proses pemilihan yang objektif sehingga pilihan tersebut
menimbulkan ikatan emosional dengan konsumen. Konsumen yang loyal secara aktif
akan mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap pilihannya (Salomon, 1992).
Salah satu cara konsumen mengatasi tuntutan atas waktu dan energi adalah
dengan merutinkan prosesnya. Perilaku pengulangan yang cepat dapat menjadi
kebiasaan dengan ciri-ciri ketiadaan pencarian informasi eksternal dan evaluasi
alternatif (Engel, Blackwell dan Miniard 1990).
7
Pembelian berulang terjadi karena konsumen belajar dari pengalaman masa
lalu. Konsumen mengulang pembelian pada sesuatu yang telah memberikan
kepuasan. Loyalitas konsumen merupakan hasil dari kepuasan dan komitmen yang
kuat sehingga pencarian informasi dan evaluasi akan sedikit dilakukan atau tidak
dilakukan sama sekali ketika konsumen memutuskan untuk pembelian berikutnya
(Assael, 1992).
Peter dan Olson (1990) menyatakan bahwa di dalam perilaku loyal paling
tidak harus ada minat dan kepuasan yang mempengaruhi perilaku loyal. Bila
konsumen tidak puas maka sikap dan keinginan tidak akan terbentuk, sebab
konsumen cenderung akan memberikan citra yang negative. Kepuasan merupakan
evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif setidaknya memenuhi atau melebihi
harapan konsumen. Kepuasan ini akan menimbulkan niat pembelian ulang (Engel,
Blackwell, Miniard dan 1990).
Loyalitas konsumen adalah kecenderungan konsumen untuk berlangganan
pada suatu toko selama periode waktu tertentu. Loyalitas tersebut merupakan faktor
penting yang berkaitan keuntungan perusahaan. Konsumen yang loyal cenderung
untuk mengkonsentrasikan pembelian pada suatu toko. Oleh karena itu akan
menguntungkan apabila mereka dapat diidentifikasikan sebelumnya (Loundon dan
Bitta, 1993).
Loyalitas konsumen sangat penting, karena pada masa sekarang ini persaingan
lebih kompetitif. Memelihara konsumen yang loyal sangat bermanfaat bagi
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Memelihara konsumen merupakan strategi
8
yang lebih efisien dari pada mencari pelanggan baru. Mencari pelanggan yang baru
membutuhkan biaya enam kali lebih mahal bila dibandingkan dengan memelihara
pelanggan yang loyal (Peter dan Olson, 1990).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa loyalitas konsumen bukanlah sekedar pembelian ulang yang terjadi secara
konsisten namun merupakan suatu kebiasaan yang disadari dan melibatkan
pertimbangan-pertimbangan, baik secara rasional maupun emosional sangat sulit
untuk diubah. Loyalitas konsumen dalam hal ini adalah loyalitas pada suatu tempat
perbelanjaan dimana mengandung suatu komitmen yang kuat untuk memilih suatu
tempat perbelanjaan dibandingkan tempat perbelanjaan lain sehingga dapat
menimbulkan minat konsumen untuk pembelian secara berulang pada suatu tempat
perbelanjaan.
2. Aspek-aspek Loyalitas Konsumen
Jacoby dan Chestnut (1978) menyatakan bahwa konsumen yang loyal
ditunjukkan dengan pembelian berulang yang didasari oleh faktor-faktor psikologis
sebagai berikut :
a. Faktor kognitif
Konsumen melibatkan kognisi dalam pembelian. Proses pengambilan keputusan
tertentu dilakukan dengan mempertimbangkan harga, tempat, waktu dan
sebagainya. Konsumen dalam hal ini memerlukan pengetahuan sebagai bahan
pertimbangan, sehingga konsumen perlu pula pengaktifan ingatannya.
9
b. Faktor afektif
Konsumen dalam memilih produk tertentu dan dimana akan membeli produk
tersebut berdasarkan perasaan suka atau tidak suka terhadap produk dan tempat
pembelian produk tersebut.
c. Faktor evaluatif
Konsumen melakukan evaluasi terhadap pilihannya yaitu berupa penilaian yang
baik atau buruk, sesuai dengan keinginan atau tidak.
d. Faktor Kecenderungan
Konsumen dalam hal ini telah mempunyai kebiasaan untuk memilih atau membeli
disuatu tempat perbelanjaan tertentu.
Loyalitas dipahami melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan perilakuan dan
kognitif (Assael, 1992). Pendekatan perilakuan adalah pendekatan yang menekankan
pada konsistensi perilaku membeli di pusat perbelanjaan tertentu. Perilaku membeli
ulang diasumsikan sebagai cerminan terjadinya penguatan dan pengaruh yang kuat
antara stimulus dan respon. Perilaku dianggap sebagai satu-satunya indikator yang
penting sehingga proses kognitif cenderung diabaikan. Sudut pandang ini selalu
berimplikasi pada aspek-aspek pengukuran loyalitas yang didasarkan hanya pada
rentetan perilaku membeli yang dapat dilihat secara langsung atau lewat rekaman data
elektronik. Pengukuran lewat perilaku ini mempunyai beberapa kelemahan seperti
hasil yang bisa menyesatkan tidak dapat menjelaskan terjadinya penguatan atau
reinforcement dan pengaruh belajar (Assael, 1992).
10
Berbeda dengan pendekatan perilakuan, pendekatan kognitif tidak semata-
mata berfokus pada aspek perilaku yang nampak untuk menjelaskan loyalitas tetapi
juga melibatkan aspek sikap lainnya, seperti kognisi, evaluasi, afeksi dan
predisposisi. Loyalitas bukan sekedar pembelian berulang secara kontinyu, namun
ditunjukkan dengan adanya suatu komitmen. Hal ini sejalan dengan konsep yang
dikemukakan Dick dan Basu (1994) dan Jones dan Sasser (1996) menyatakan bahwa
aspek-aspek yang terkandung dalam loyalitas tidak hanya meliputi perilaku
pembelian ulang saja, namun juga disertai intensi dan perilaku-perilaku lain.
Jones dan Sasser (1996) menguraikan beberapa hal yang dapat dijadikan
aspek-aspek loyalitas konsumen secara detail adalah :
a. Intensi atau niat membeli kembali
Intensi menjadi indikator yang cukup kuat untuk meramalkan perilaku walaupun
sangat sederhana, cukup dengan menanyakan apakah konsumen berniat untuk
membeli kembali suatu produk akan dapat didata secara akurat dan konsisten.
b. Perlaku-perilaku primer
Termasuk dalam kategori ini adalah perilaku membeli ulang yang benar-benar
telah dilakukan konsumen. Frekuensi, jumlah transaksi, lama atau durasi perilaku
membeli ulang telah terjadi.
c. Perilaku-perilaku sekunder
Aktivitas-aktivitas seperti menyebarkan informasi positif tentang toko,
memberikan pujian, mau merekomendasikan toko pada pihak ketiga atau
11
membawa konsumen baru ke toko merupakan perilaku-perilaku sekunder yang
menandakan loyalitas.
Ketiga indikator inilah yang akan digunakan dalam pengukuran loyalitas
konsumen pada skala loyalitas konsumen.
3. Faktor-faktor yang berkaitan dengan loyalitas konsumen
Berdasarkan hasil penelitian Loundon dan Bitta (1993), beberapa faktor yang
berkaitan dengan loyalitas konsumen adalah :
a. Variabel sosio ekonomi, demografi dan psikologis, tetapi lebih cenderung ke arah
yang spesifik daripada produk yang umum.
b. Perilaku loyal dari pemimpin kelompok yang informal mempengaruhi anggota
kelompoknya.
c. Beberapa karakter pembeli yang berhubungan dengan loyalitas konsumen, yang
akhirnya akan berpengaruh dengan loyalitas toko.
Konsumen yang loyal biasanya cenderung lebih tua, mempunyai tingkat
pendidikan yang lebih rendah dan biasanya memiliki tingkat penghasilan yang lebih
rendah bila dibandingkan konsumen yang tidak loyal. Secara psikografik konsumen
yang loyal cenderung tidak memperhatikan gaya, kurang suka mencoba produk baru
dan kurang bersosialisasi. Konsumen yang loyal sangat memperhatikan masalah
waktu.
Peter dan Olson (1990) loyalitas konsumen sangat berkaitan dengan susunan
dari lingkungan toko, seperti stimulus-stimulus di dalam toko dan atribut-atribut dari
12
citra toserba. Adanya kelancaran, keadaan toko yang menyenangkan, barang-barang
berkualitas tinggi dan harga yang kompetitif digunakan pula untuk membangun
loyalitas konsumen.
Engel, Blackwell dan Miniard (1990) mengatakan beberapa faktor yang
berkaitan dengan loyalitas konsumen adalah :
a. Usia. Dalam usia dewasa seseorang lebih memiliki pertimbangan yang matang
dalam mengambil keputusan.
b. Jenis Kelamin. Pria cenderung lebih loyal karena wanita senang belanja sehingga
mudah tertarik pada merek lain.
c. Pendidikan. Tingkat pendidikan akan memengaruhi wawasan sesorang, akibatnya
orang yang berwawasan rendah akan lebih mudah terpengaruh.
Goldman (1977) membuktikan konsumen yang loyal kurang suka
membandingkan beberapa toko sebelum mereka membeli sesuatu. Mereka hanya
mengetahui beberapa toko dan hanya mengunjungi toko yang hanya diketahuinya
saja.
B. Citra Toserba
1. Pengertian Citra Toserba
Citra toserba adalah cara suatu toko didefinisikan di dalam benak pembelanja,
sebagian oleh kualitas fungsionalnya dan sebagian lagi oleh atribut psikologis. Ini
menunjukan bahwa pada persepsi pada citra toserba tidak hanya berasal dari atribut
13
fungsional seperti harga, barang-barang yang baik dan terpilih, tetapi juga berkaitan
dengan arsitektur, desain interior, warna, dan periklanan (Loundon dan Bitta, 1993).
Peter dan Olson (1999) memandang citra toserba sebagai apa yang dipikirkan
konsumen tentang suatu toko, termasuk di dalamnya adalah persepsi dan sikap yang
didasarkan pada sensasi dari rangsangan yang berkaitan dengan toko yang diterima
melalui kelima indera. Engel, Blackwell dan Miniard (1995) menambahkan beberapa
atribut-atribut toko yang mempengaruhi citra toserba adalah lokasi, keragaman,
harga, iklan dan promosi penjualan, personel toko dan pelayanan.
Dunne, Lusch dan Gable (1995) menyatakan citra toserba merupakan
kombinasi dari faktor-faktor di luar toko (lokasi, iklan, dan publikasi) dengan
variabel-variabel di dalam toko. Pengiklanan dan aktifitas promosi lainnya adalah hal
yang penting dalam membangun citra toserba yang baik. Usaha ini sangat komplek
karena keadaan konsumen yang mudah berubah. Konsumen setiap saat dapat
mengubah pandangannya mengenai suatu toko karena hal yang sepele sehingga
kemampuan untuk membangun citra yang baik sangat diperlukan untuk kelangsungan
hidup pengecer.
Citra toserba diketahui dengan menanyakan kepada konsumen mengenai
seberapa bagus atau seberapa penting aspek-aspek yang ada pada suatu toko.
Penelitian citra toserba antara lain dilakukan dengan polling pada konsumen
mengenai persepsi dan sikap mereka mengenai dimensi-dimensi tersebut. Misalnya
dimensi pelayanan meliputi kualitas, susunan mode, jaminan, dan harga. Dimensi
pelayanan meliputi pelayanan secara umum, pelayanan pramuniaga, tingkat
14
pelayanan, kemudahan dalam pengembalian barang, pelayanan hantaran dan
pelayanan kredit (Peter dan Olson, 1990).
Loundon dan Bitta (1993) menambahkan karakteristik demografi, gaya hidup
dan karakteristik konsumen lainnya akan menimbulkan pandangan umum, aktivitas
berbelanja dan perilaku pencarian. Karakteristik-karakteristik ini akan mempengaruhi
konsumen dalam menentukan atribut-atribut toko ketika konsumen mengevaluasi
beberapa alternatif toko. Karakteristik konsumen juga mempengaruhi persepsi
terhadap toko atau citra toserba.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukan di atas, disimpulkan citra
toserba adalah persepsi konsumen mengenai atribut-atribut pada toko, baik atribut
fungsional maupun atribut psikologis. Atribut ini meliputi beberapa aspek seperti
barang-barang dagangan, pelayan, fasilitas dan karakteristik fisik, promosi, dan
kenyamanan. Persepsi konsumen yang terbentuk tersebut didasarkan pada stimulus
toko yang diterima melalui indera manusia.
2. Aspek-aspek Citra Toserba
Lindguist (1974) mengemukakan ada sembilan atribut yang memberikan
kontribusi pada pembentukan citra toserba. Atribut-atribut tersebut adalah :
a. Barang-barang meliputi kualitas, pilihan atau susunan, model, jaminan dan harga.
b. Pelayanan meliputi pelayanan secara keseluruhan, pelayanan pramuniaga,
keberadaan pelayanan dalam bentuk self-service, kemudahan mengembalikan
barang-barang dan pelayanan hantaran.
15
c. Pelanggan meliputi daya tarik kelas sosial dan personil toko.
d. Fasilitas fisik meliputi tangga berjalan, penerangan, penyejuk ruangan, kamar
kecil, store lay out, penempatan dan lebar gang, karpet dan arsitektur.
e. Kenyamanan meliputi kenyamanan secara keseluruhan, kenyaman lokasi dan
tempat parkir.
f. Promosi meliputi promosi penjualan, iklan, display, kupon dan pewarnaan.
g. Atmosfir toko meliputi perasaan konsumen terhadap penerimaan dan kehangatan.
h. Faktor-faktor institusional antara lain meliputi bentuk toko yang moderen atau
kuno.
i. Kepuasan setelah pembelian.
Rahel (2003) menyusun skala citra toserba berdasarkan pada beberapa aspek,
yaitu :
a. Layanan karyawan
b. Kualitas produk
c. Atmosfir toserba
d. Kenyamanan toserba
e. Harga produk
Kelima atribut dari suatu toko ini yang selanjutnya menjadi aspek yang akan
digunakan dalam skala citra toserba.
16
3. Pentingnya Citra Toserba
Peter dan Olson (1990) menjelaskan stimulus-stimulus toserba seperti layanan
karyawan, kualitas produk, atmosfir toserba, kenyamanan dan harga produk yang
diterima di dalam toko dapat mempengaruhi konsumen dalam :
a. Kegembiraan berbelanja di dalam toko.
b. Keinginan berada lebih lama di dalam toko untuk melihat-lihat dan mendalami apa
yang ditawarkan suatu toko.
c. Keinginan untuk berbicara dengan pramuniaga.
d. Keinginan untuk membelanjakan lebih banyak lagi uang dari apa yang telah
dibelanjakan sebelumnya.
e. Kecenderungan untuk kembali lagi ke toko tersebut.
Penilaian konsumen terhadap citra toserba berhubungan positif terhadap
keinginan membeli (Grewall dan Khrisnan, 1998). Grabois (dalam Darley dan Lim,
1999) juga menemukan adanya hubungan antara citra toserba dengan frekuensi
membeli sebuah produk. Frekuensi seorang konsumen pada suatu toserba berkaitan
dengan citra toserba tersebut. Bentuk kecenderungan konsumen mengenai suatu
toserba memberi dampak yang signifikan terhadap frekuensi berbelanja pada suatu
toserba tersebut. Semakin positif toserbanya, semakin sering konsumen melakukan
pembelian.
Ruyon dan Stewart (1987) membuktikan bahwa karakteristik toko, seperti
lokasi toko, dekorasi, produk yang dijual dan harga mempengaruhi referensi
konsumen. Konsumen mempunyai gambaran mengenai lokasi dan bagaimana cara
17
mencapainya, seberapa jauhnya. Lokasi toko yang jauh dan banyak waktu yang
diperlukan untuk mencapainya, sangat mempengaruhi konsumen untuk berlangganan
dan loyal terhadap toserba tersebut. Semua anggapan negatif tersebut akan sirna
apabila toko dapat meningkatkan citranya, dengan memperluas toko, menjual barang-
barang yang bermutu, dan memberikan harga bersaing Ghosh dan McLafferty (1984).
Dengan demikian citra toserba yang baik akan meningkatkan keinginan membeli
konsumen, walaupun jarak dan waktu yang diperlukan sangat jauh dan lama.
C. Hubungan antara Citra Toserba dan Loyalitas Konsumen
Pemilihan toko merupakan proses interaksi antara strategi pemasaran
pengencer dengan karakteristik individual konsumen. Karakteristik individual
mempengaruhi pandangan umum dan akifitas yang terlibat dalam perilaku belanja.
Para pengecer mempengaruhi aktifitas ini dengan strategi iklan dan promosi
Karakteristik individu juga mempengaruhi citra toserba. Citra toserba ini pada
gilirannya akan mempengaruhi pilihan toko dan produk akhir atau pembelian. Jika
pengalaman masa lalu memuaskan, maka pilihannya akan bersifat kebiasaan (Engel,
Blackwell dan Miniard, 1990).
Konsumen menjadi pelanggan pada suatu toko berkaitan dengan persepsi
mereka terhadap toko tersebut (Loundon dan Bitta, 1993). Spiggle dan Sewall (1987)
menyatakan pemilihan toko dan pola-pola berlangganan pada suatu toko merupakan
hasil proses persepsi konsumen, citra dan sikap terhadap toko yang terbentuk
berdasarkan pengalaman, informasi dan kebutuhan konsumen.
18
Peter dan Olson (1990) sebagian besar pengecer tidak hanya ingin konsumen
datang ke toko mereka sekali saja dan kemudian tidak kembali lagi, melainkan
pelanggan yang terus datang kembali adalah sesuatu yang diinginkan. Loyalitas
konsumen adalah keinginan dan perilaku berbelanja kembali konsumen yang
berkaitan dengan citra toserba yang meliputi penataan lingkungan toko khususnya
prasarana toko yang dapat melakukan perkuatan
Penelitian Arnold, Oum dan Tigert (1983) membuktikan bahwa lokasi, harga,
susunan, kecepatan, pelayanan yang ramah dan sopan, adanya acara spesial mingguan
dan lingkungan berbelanja yang menyenangkan adalah determinan-determinan
langganan yang penting. Determinan lokasi dan harga mendominasi proses pemilihan
toko.
Proses pemilihan toko menunjukkan bahwa citra toko pada suatu toko
dibangun dari kebutuhan-kebutuhan konsumen dan strategi pengecer. Semakin dekat
citra dengan kebutuhan konsumen maka semakin positif sikap konsumen tersebut
pada suatu toko. Hal ini menyebabkan semakin besar pula kemungkinan konsumen
untuk berbelanja pada toko itu. Konsumen kemudian akan mengevaluasi toko yang
telah dipilih mengenai stimulus-stimulus yang ada di dalam toko tersebut seperti
layanan karyawan, kualitas produk, atmosfir, kenyamanan dan harga. Jika konsumen
puas dengan lingkungan toko maka citra positif terhadap toko semakin kuat dan
mendorong konsumen untuk mengunjungi toko itu lagi. Proses tersebut bila
berlangsung terus-menerus akan menimbulkan loyalitas pada toko (Assael, 1992).
19
Sirgi dan Samli (1989) mengemukakan bahwa evaluasi citra berkaitan dengan
loyalitas pada suatu toko. Semakin tinggi citra toserba maka semakin tinggi loyalitas
konsumen. Demikian pula sebaiknya semakin rendah citra toserba maka semakin
rendah loyalitas konsumen pada suatu tempat perbelanjaan.
Konsumen yang mempunyai pengalaman buruk dan hasil evaluasi yang buruk
terhadap suatu tempat perbelanjaan akan menyebabkan ketidakpuasan dalam diri
konsumen. Ini menumbuhkan citra negatif terhadap suatu tempat perbelanjaan
tersebut. Konsumen kemungkinan akan meninggalkan tempat perbelanjaan tersebut
dan kemudian akan berpindah ke tempat belanja yang lain untuk mendapat kepuasan
sesuai dengan harapannya.
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian teoretis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis
yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif dan signifikan
antara citra toserba dan loyalitas konsumen.
20
B A B I I I
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menguraikan :
a. Jenis penelitian
b. Identifikasi variabel
c. Definisi operasional variabel penelitian
d. Subjek penelitian
e. Alat pengumpulan data
f. Validitas dan reliabilitas
g. Pelaksanaan uji coba alat penelitian
h. Hasil uji coba alat penelitian
i. Prosedur penelitian
j. Metode analisis data
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
tehnik korelasional (correlational research) yaitu tipe penelitian dengan karakteristik
berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih (Azwar, 2005). Tujuan
penelitian ini adalah menyelidiki ada tidaknya hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain. Pada penelitian ini akan dicari apakah ada hubungan positif dan
signifikan antara citra toserba dan loyalitas konsumen.
21
B. Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel 1 : Loyalitas konsumen
2. Variabel 2 : Citra Toserba
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Suatu konsep teoretik dalam suatu penelitian harus diterjemahkan dalam
bentuk operasionalnya dengan tujuan untuk mempermudah usaha pengukuran konsep
tersebut dan proses pengumpulan data. Adapun definisi operasional adalah sebagai
berikut :
1. Loyalitas konsumen
Loyalitas konsumen adalah perilaku yang diukur melalui skala loyalitas
konsumen yang dibuat sendiri oleh peneliti.
2. Citra toserba
Citra toserba adalah persepsi konsumen terhadap toserba yang diukur
melalui skala citra toserba yang dibuat sendiri oleh peneliti.
D. Subjek Penelitian
Peneliti terlebih dahulu menentukan batas-batas atau syarat-syarat subyek
sebelum dilakukan penelitian. Karakteristik yang akan dipakai dalam penelitian ini
adalah konsumen yang telah dua kali atau lebih melakukan pembelian di Mirota
Kampus. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa, karena mahasiswa yang dipandang
22
sudah mempunyai pertimbangan-pertimbangan matang dalam mengambil keputusan
untuk melakukan pembelian di toserba Mirota Kampus Yogyakarta. Penelitian ini
akan mengambil lokasi di toserba Mirota Kampus jalan. C. Simanjutak Yogyakarta.
E. Alat Pengumpulan Data
Data penelitian ini diperoleh dari 2 (dua) skala yang masing-masing
mengukur variabel citra toserba dan loyalitas konsumen. Alat ukur yang memenuhi
kualifikasi validitas dan realibilitas yang digunakan dalam penelitian apabila alat ukur
tersebut dapat digunakan untuk mengungkap apa yang akan diungkap dan konsisten
dalam pengukurannya (Azwar, 1997).
Kedua alat ukur tersebut adalah:
a. Skala Citra Toserba
Skala ini berbentuk angket dengan menggunakan rangkaian pertanyaan yang
akan direspon oleh subyek. Skala ini berdasarkan lima aspek yang disebutkan
dalam tinjauan pustaka adalah : 1. layanan karyawan, 2. kualitas produk, 3.
atmosfir, 4. kenyamanan, 5. harga.
Skala ini menggunakan skala semantik diferensial dengan cara responden
memberikan respon terhadap item dalam skala, yang dalam hal ini responden
tidak diminta untuk memberikan respon setuju atau tidak setuju, akan tetapi
diminta untuk langsung memberi bobot penilaian mereka terhadap suatu stimulus
menurut kata sifat yang ada pada setiap kontinum dalam skala. Keunikan lain,
23
tehnik ini tidak menggunakan pendekatan stimulus maupun pendekatan respons
dalam pengembangannya (Azwar, 1997).
Pemberian skor pada tehnik ini dibagi atas 8 bagian yang diberi angka 1
sampai dengan 8, mulai dari kutub favorable dan kutub favorable. Cara pemberian
angka seperti ini adalah cara yang telah disederhanakan, yaitu angka 1 berarti
adanya arah yang tak favorable dengan intensitas tinggi, sedangkan angka 8
menunjukkan adanya arah yang favorable dengan intensitas tinggi. Makin
mendekati ke tengah maka sikap makin kurang jelas dan intensitasnya pun
berkurang.
b. Skala Loyalitas Konsumen
Skala ini berbentuk angket menggunakan rangkaian pertanyaan yang akan
direspon oleh subyek. Skala ini berdasarkan tiga aspek loyalitas dari Jones dan
Sasser (1996) yang meliputi intensi atau niat membeli kembali, perilaku-perilaku
primer, dan perilaku-perilaku sekunder.
Skala ini menggunakan skala semantik diferensial dengan cara responden
memberikan respon terhadap item dalam skala semantik diferensial, dalam hal ini
responden tidak diminta untuk memberikan respons setuju atau tidak setuju, akan
tetapi diminta untuk langsung memberi bobot penilaian mereka terhadap suatu
stimulus menurut kata sifat yang ada pada setiap kontinum dalam skala. Keunikan
lain, tehnik ini tidak menggunakan pendekatan stimulus maupun pendekatan
respons dalam pengembangannya (Azwar, 1997).
24
Pemberian skor pada tehnik ini dibagi atas 2 jawaban, yaitu :
a. Ya : 1
b. Tidak : 0
F. Pelaksanaan Uji Coba Alat Penelitian
Setelah alat ukur siap dan ijin penelitian disetujui, maka dilakukan uji coba
alat ukur. Uji coba alat ukur ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas item dan
reliabilitas alat ukur. Pelaksanaan uji coba alat penelitian pada tanggal 11 Oktober
2009 sampai dengan 12 Oktober 2009 di toserba Mirota Kampus jalan C. Simanjutak
70 dengan menyebarkan angket uji coba kepada konsumen yang telah datang minimal
tiga kali kunjungan. Pengisian skala dilakukan apabila subyek benar-benar memiliki
waktu luang untuk mengisinya. Hal ini dilakukan supaya dapat memberikan
keleluasaan kepada subyek penelitian dalam mengisi angket tanpa keterpaksaan.
G. Validitas dan Reliabilitas
Untuk mencapai tingkat obyektifitas hasil yang tinggi, alat ukur yang
digunakan harus mempunyai validitas dan reliabiltas yang akurat.
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu
alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur dengan jitu dan teliti (Azwar, 1997).
25
Analisis terhadap butir pernyataan pada Skala Citra Toserba dan Skala
Loyalitas Konsumen menggunakan validitas isi. Menurut Azwar (1997), validitas
isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan
analisis rasional oleh professional judgement. Dengan demikian untuk mengetahui
relevansi butir pernyataan sebagai alat ukur untuk mengungkap atribut yang
hendak diukur dapat diketahui lewat nalar dan akal sehat, yaitu dengan selalu
mencocokkan butir pernyataan dengan blue print. Oleh karena itu, blue print skala
harus diikuti dengan baik untuk mendukung validitas isi skala.
2. Seleksi Item
Seleksi item digunakan korelasi skor tiap butir pernyataan dengan skor
totalnya dengan memakai rumus product moment dari Pearson. Seleksi item
dilakukan dengan mencocokkan butir pernyataan dengan blue print skala yang
memberikan gambaran mengenai isi skala untuk tetap berada dalam lingkup
yang benar.
Adapun seleksi item yang sahih dilakukan dengan menggunakan kriteria
r > 0,25. Butir pernyataan yang sahih dapat membedakan subyek satu dengan
yang lain secara tepat.
3. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat memberikan hasil
pengukuran yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali
terhadap subyek yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap kumpulan
butir pertanyaan yang terpilih. Reliabilitas suatu alat ukur sering disebut
26
konsistensi, yang pada prinsipnya menunjukkan seberapa jauh hasil pengukuran
terhadap subyek yang sama selama aspek-aspek dalam diri subyek diukur belum
berubah (Azwar, 1997). Uji reabilitas dilakukan dengan tehnik Alpha Cronbach
yang dikenakan pada butir yang sahih.
Untuk melakukan analisis butir pernyataan dan uji reliabilitas skala-skala
ini digunakan program SPSS (Statistic Package for Social Science) 17.0 for
Windows.
H. Hasil Uji Coba Alat Penelitian
Jumlah kedua skala yang disebarkan untuk uji validitas dan reliabilitas adalah
110 dan terkumpul hanya 107 yang dianggap layak dalam perhitungan. Angket ini
diberikan kepada subyek pada saat berbelanja di toserba Mirota Kampus. Hasil uji
validitas dan reliabilitas kedua skala adalah sebagai berikut :
a. Citra Toserba
Uji validitas dan reliabilitas butir aitem skala penelitian dilakukan dengan
menggunakan teknik korelasi product moment yang dikembangkan oleh Pearson
(Hadi, 1996). Uji validitas item menghasilkan koefisien korelasi (Citra Toserba)
dengan rentang antara r = 0,354 hingga r = 0,675 dengan signifikasi α: 0,05. Item
yang mempunyai skor korelasi total kurang dari 0,25, item tersebut digugurkan.
Semua 46 item dinyatakan lolos dan dijadikan item penelitian. Uji reliabilitas pada 46
butir pernyataan yang sahih tersebut menghasilkan koefisien reliabilitas Alpha
sebesar 0,951.
27
Tabel 1
Sebaran Butir Pernyataan Skala Citra Toserba
No. Aspek-aspek Jumlah Nomer Item 1 Layanan Karyawan
a. Keramahan karyawan setiap lantai: 1. karyawan lantai 1 2. karyawan lantai 2 3. karyawan lantai 3
b. Pengetahuan karyawan c. Pemahaman karyawan d. Penangan Keluhan e. Kesigapan karyawan
2 2 2 1 1 1
1
1, 2 3, 4 5, 6 7 8 9
10 b. Kelengkapan produk
- Makanan dan minuman - Kebutuhan rumah tangga - Kebutuhan alat kantor dan alat tulis - Kebutuhanlain-lain (pakaian, kosmetik, olahraga) c. Keragaman merek - Makanan dan minuman - Kebutuhan rumah tangga - Kebutuhan alat kantor dan alat tulis - Kebutuhan lain-lain (pakaian, kosmetik dan olahraga)
1 1 1 1 1 1 1 1
19 20 21 22
23 24 25 27
3. Atmosfir :
a. Penampilan produk b. Pencahayaan c. Suhu ruangan d. Fasilitas fisik
1. Eskalator 2. Trouli 3. Keranjang 4. Tempat penitipan barang
1 1 1 1 1 1 1
28 29 30
31 32 33 34
4. Kenyamanan a. Kenyamanan Berbelanja
1. Kemudahan dalam bergerak 2. Kenyamanan mencari produk 3. Kenyamanan pembayaran
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil analisis menunjukkan koefisien untuk variabel loyalitas konsumen dan
variabel citra toserba adalah (0,362) < α (0,01). Analisis data ini membuktikan bahwa
ada hubungan positif dan signifikan antara citra toserba dan loyalitas konsumen.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara citra
toserba dan loyalitas konsumen, seperti yang telah dikemukakan pada bab III
mengenai metodelogi penelitian. Analisis Statistik yang telah dilakukan menunjukkan
koefisien korelasi Spearman Brown antara citra toserba sebagai variabel 1 dan
loyalitas konsumen sebagai variabel 2, sebesar r = (0,362) < α (0,01).
Kemajuan atau kemunduran citra toserba dan loyalitas berlangsung bersama-
sama sehingga kemajuan atau kemunduran salah satunya berarti kemajuan atau
kemunduran yang lain. Untuk meningkatkan keduanya maka cukup meningkatkan
salah satunya.
38
B A B V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran menguraikan :
a. Kesimpulan hasil penelitian
b. Saran bagi pengelola toserba dan peneliti selanjutnya
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara citra toserba dan loyalitas
konsumen sebesar 0,362. Dengan demikian hubungan antara citra toserba dan
loyalitas konsumen bersifat positif dan signifikan.
B. Saran
1. Bagi Pengelola Toserba
Hasil penelitian menunjukkan semakin positif citra toserba maka semakin
konsumen loyal dan sebaliknya. Untuk meningkatkan keduanya maka cukup
meningkatkan salah satunya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian masih memanfaatkan acuan-acuan lama (sebelum tahun 2000) untuk
menyusun landasan teori. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mempergunakan
acuan-acuan terbaru dalam memaparkan landasan teori.
39
b. Alat ukur penelitian ini mempunyai kekurangan dalam hal pemerincian aitem.
Harga produk perlu dirincikan sesuai dengan kelengkapan produk dan
keanekaragaman merek.
40
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. 1996. Sikap Manusia (Teori dan Pengukuran). Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Offset. Azwar, 2005. Reliabilitas dan Validitas Instrumen. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Offset. Arnold, S.J., Oum, T.H., dan Tigert, D.J. 1983. Determining Attributes in Retail
Patronage: Season, Temporal, Regional, and InternationalComparisons, Journal of Marketing Research, 20, 149-157.
Assael, H. 1992. Consumer Behaviour and Marketing Action, 4th Edition. Boston :
PWS-KENT Publishing Company. Cunningham, W.H. dan Cunningham, I.C.M. 1981. Marketing Z managerial
Approach. Cincinnati, OH: South-Western Publishing Co. Darley, W.K dan Lim, J.S. 1993. Store Choice Behaviour for Pre-Owned
Merchandise. Journal of Business Research. Vol. 17; 17-31. Darley, W.K dan Lim, J.S. 1999. Effect of Store Image and Attitude Toward
Secondhand Stores on Shopping Frequency and Distance Traveled. International Journal of Retail and Distribution Management, Vol. XXVII, 311-318.
DEPDIKBUD. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Dick, A,S dan Basu, K .1984. Costumer Loyalty: Toward an Integrated Conceptual Frame Work. Journal Of Marketting Sciences no. 22, Vol. 02.
Dunne, P. Lusch, R. dan Gable, M.1995. Retailing. 2nd Edition. South-Western
College Publishing. Engel J.F., Blackwell R.D dan Miniard P.W. 1994. Perilaku Konsumen. Terjemahan
F.X. Budiyanto. Jakarta : Binarupa Aksara. Engel, J.F., Blackwell R.D dan Miniard P.W 1990. Consumer Behaviour. 6th Edition
Chicago : The Dryden Press. Evenly, Anton. 2006 Pengaruh Antara Persepsi Kualitas Pelayanan Dengan
41
Loyalitas konsumen. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Ghosh, A and McLafferty, S.1984. Model of Retail Location Process: A Review.
Journal of Retailing, 60 (1), 5-36. Goldman, A. 1977. The Shopping Style Explanation for Store Loyalty. Journal of
Retailing. 53(4), 33-46, 94. Grewal, D dan Khrisnan, R. 1998. The Effect of Store name, Brand Name,
and Price Discount on Consumers’ Evaluation an Purcahase Intention. Journal of Marketing. Fall 98, Vol 74, Issue.
Hadipranata, A.F. 1997. Psikologi Penjualan: Modul kuliah. Program Pendidikan
Penjualan dan Pelayanan PT. Telkom.Yogyakarta : PPM FE UGM. Hadi, S. 1996. Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset. Jacoby, J dan Chestnut, R.W. 1978, Brand Loyalty : Measurement and
Management. New York: Wiley. Laaksoen, M. 1993. Retail Patronage Dynamic : Learning About Daily Shopping
Behaviour in Contex of Changing Retail Structures. Journal of Business Research. Vol. 28, 3-174.
Lindquist, J.D. 1974. Meaning of Image : A. Survey of Empirical and
Hypothetical Evidence. Journal of Retailing. Vol 50 (4), hal 29-37). Loundon, D.L dan Bitta, A. J. D. 1993. Consumen Behaviour: Concepts and
Aplication. 4th. New York : Irwin inc. Pandin, M.L. 2009. Potret Bisnis Ritel Di Indonesia : Pasar Moderen. Economic
Review. Vol. 215. Diunduh 16 Februari 2010, dari http://www.bni.co.id Peter J.P. dan Olson, J.C. 1990. Consumen Behaviour and Marketing Strategy 2nd
Edition. New York : Irwin Inc. Rahel. 2003. Pengaruh Store Image dengan Minat Membeli Mahasiswa di Toko
Buku Gramedia Yogyakarta. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sirgi dan Samli. 1989. Multidimensional Approach to Analyzing Store Loyalty : a
Predictive Model America MarketingAssociation. Chicago : Emerald Group
42
Publishing. Spiggle, S dan Sewall, Murphy A. 1987. A Choice Sets Model of Retail Selection.
Journal of Marketing. Vol.51, April. Hal 86-96. Sugiyono. (2008). Statiska Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Salomon., M.R. 1992. Consumen Behaviour (3th Edition). New Jersey : Prentice Hall
International. Thomas, J dan Sasser, E.W.J. 1996. Principle Of Marketing (Second edition)
New York: Mc Graw Hill Inc.
Tjiptono, F. 2000. Persfektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer. Yogyakarta : Andi Offset.
43
L A M P I R A N
44
LAMPIRAN 1
Skala Item Uji Coba
45
SKALA PENELITIAN I
Nama : Usia : Jenis Kelamin : Sehubungan dengan penelitian tugas akhir, perkenankanlah saya memohon kesediaan untuk meluangkan waktu di tengah kesibukan anda untuk mengisi angket berikut. Angket ini berisi pernyataan-pernyataan yang terbagi dalam dua bagian yang saya harapkan dapat diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi kehidupan anda sehari-hari, dalam hal ini tidak ada pernyataan benar dan salah serta usahakan semua pernyataan tidak ada yang terlewatkan. Hasil dari angket ini akan dipergunakan untuk kepentingan akademik sehingga semua informasi anda terjamin kerahasiaannya. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatian anda. Petunjuk Pengerjaan
Pada halaman berikut, Anda akan menemui pasangan kata-kata yang dapat
Anda pergunakan untuk menggambarkan pendapat Anda dengan menggunakan tanda
silang (X) diantara kedua kata yang dipasangkan tersebut.
Contoh:
Pelayanan Taxi Rama Shinta
X Baik .------.------.------.------.------.------.------. ------. Buruk Kalau Anda beranggapan bahwa pelayanan taxi Rama Shinta baik, maka
berikanlah tanda silang pada salah satu ruang di sebelah kiri. Apabila Anda
beranggapan bahwa pelayanan taxi Rama Shinta buruk, berilah tanda disalah satu
ruang sebelah kanan, dan semakin ke kiri Anda menempatkan tanda silang berarti
semakin Anda beranggapan bahwa pelayanan taxi Rama Shinta sangat baik.
46
Pernahkah Anda berbelanja di toserba Mirota Kampus....
Ya_____ Tidak____
1. Layanan karyawan adalah pelayanan yang diberikan oleh karyawan Mirota
Kampus, meliputi keramahan karyawan, pengetahuan karyawan tentang produk,
pemahaman karyawan terhadap produk, penanganan karyawan terhadap keluhan
pelanggan, dan kesigapan karyawan terhadap konsumen.
a. Keramahan, dalam hal ini meliputi karyawan melayani konsumen dengan
ramah dan menyapa pengunjung yang datang.
Keramahan
1. Karyawan lantai satu
Ramah .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak ramah
2. Karyawan lantai dua
Ramah .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak ramah
3. Karyawan lantai tiga
Ramah .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak ramah
4. Karyawan lantai satu
Senyum .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak Senyum
5. Karyawan lantai dua
Senyum .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak Senyum
6. Karyawan lantai tiga
Senyum .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak Senyum
b. Pengetahuan karyawan terhadap produk yang dijual.
Pengetahuan Karyawan.
7. Baik .------.------.------.------.------.------.------. ------. . Tidak baik
c. Pemahaman karyawan terhadap pelanggan toserba meliputi pemahaman
karyawan terhadap keinginan pelanggan dan penanganan keluhan pelanggan
Pemahaman Karyawan Terhadap Kebutuhan Konsumen
8. Paham .------.------.------.------.------.------.------.------. Tidak paham
Nama : Usia : Jenis Kelamin : Sehubungan dengan penelitian tugas akhir, perkenankanlah saya memohon kesediaan untuk meluangkan waktu di tengah kesibukan anda untuk mengisi angket berikut. Angket ini berisi pernyataan-pernyataan yang terbagi dalam dua bagian yang saya harapkan dapat diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi kehidupan anda sehari-hari, dalam hal ini tidak ada pernyataan benar dan salah serta usahakan semua pernyataan tidak ada yang terlewatkan. Hasil dari angket ini akan dipergunakan untuk kepentingan akademik sehingga semua informasi anda terjamin kerahasiaannya. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatian anda. Petunjuk Pengerjaan
Pada halaman berikut, Anda akan menemui pasangan kata-kata yang dapat
Anda pergunakan untuk menggambarkan pendapat Anda dengan menggunakan tanda
silang (X) diantara kedua kata yang dipasangkan tersebut.
Contoh:
Pelayanan Taxi Rama Shinta
X Baik .------.------.------.------.------.------.------. ------. Buruk Kalau Anda beranggapan bahwa pelayanan taxi Rama Shinta baik, maka
berikanlah tanda silang pada salah satu ruang di sebelah kiri. Apabila Anda
beranggapan bahwa pelayanan taxi Rama Shinta buruk, berilah tanda disalah satu
ruang sebelah kanan, dan semakin ke kiri Anda menempatkan tanda silang berarti
semakin Anda beranggapan bahwa pelayanan taxi Rama Shinta sangat baik.
61
Pernahkah Anda berbelanja di toserba Mirota Kampus....
Ya_____ Tidak____
1. Layanan karyawan adalah pelayanan yang diberikan oleh karyawan Mirota
Kampus, meliputi keramahan karyawan, pengetahuan karyawan tentang produk,
pemahaman karyawan terhadap produk, penanganan karyawan terhadap keluhan
pelanggan, dan kesigapan karyawan terhadap konsumen.
b. Keramahan, dalam hal ini meliputi karyawan melayani konsumen dengan
ramah dan menyapa pengunjung yang datang.
Keramahan
1. Karyawan lantai satu
Ramah .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak ramah
2. Karyawan lantai dua
Ramah .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak ramah
3. Karyawan lantai tiga
Ramah .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak ramah
4. Karyawan lantai satu
Senyum .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak Senyum
5. Karyawan lantai dua
Senyum .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak Senyum
6. Karyawan lantai tiga
Senyum .------.------.------.------.------.------.------. ------. Tidak Senyum
b. Pengetahuan karyawan terhadap produk yang dijual.
Pengetahuan Karyawan.
7. Baik .------.------.------.------.------.------.------. ------. . Tidak baik
c. Pemahaman karyawan terhadap pelanggan toserba meliputi pemahaman
karyawan terhadap keinginan pelanggan dan penanganan keluhan pelanggan
62
Pemahaman Karyawan Terhadap Kebutuhan Konsumen
8. Paham .------.------.------.------.------.------.------.------. Tidak paham