Top Banner
0 ARTIKEL PUBLIKASI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG PARKIR + CBD(CENTRAL BUSINESS DISTRICT)- SOLO Disusun oleh : AGHIL ARIFIN D 300 100 003 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
18

GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

Jun 30, 2019

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

0

ARTIKEL PUBLIKASI

TUGAS AKHIR

DASAR PROGRAM

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

GEDUNG PARKIR + CBD(CENTRAL BUSINESS DISTRICT)-

SOLO

Disusun oleh :

AGHIL ARIFIN

D 300 100 003

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan
Page 3: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

0

GEDUNG PARKIR CBD(CENTRAL BUSINESS DISTRICT)-SOLO

AGHIL ARIFIN

D 300 100 003

Program Studi Arsitektur , Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417

Email: [email protected].

ABSTRAKS

Seiring berjalannya waktu, Indonesia mengalami perkembangan modernisasi

yang sangat cepat. Perkembangan teknologi transportasi kota-kota di Indonesia juga

semakin tinggi, sehingga jumlah kendaraan bermotor juga semakin banyak. Menurut data

terakhir Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), selama tahun

2012, pertambahan terbanyak adalah mobil pribadi dan sepeda motor, masing-masing 12

persen. Sepeda motor baru yang dibeli konsumen pada tahun lalu mencapai 8.551.047

unit. Sedangkan mobil pribadi baru yang dicatat kepolisian mencapai 984.314 unit.

Sepeda motor jumlahnya 77,7 juta unit atau 82,4 persen. Mobil pribadi 9,5 juta unit atau

10 persen, disusul mobil barang, bus dan kendaraan khusus. Perkembangan jumlah

kendaraan yang meningkat drastis ini juga dialami di Kota Solo. Sebutan “solo macet”

kini sudah mulai melekat di Kota Bengawan. Menilik data yang dimiki Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo, 2013) Surakarta, peningkatan

jumlah kendaraan menjadi salah satu pemicu kemacetan di Solo. Menurut data Dinas

Perbuhungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo, 2013) Surakarta, jumlah

kendaraan di Solo hampir sama dengan jumlah penduduk di Kota Solo. Sedikitnya ada

14 titik macet di Kota Solo. Berdasar data di Dinas Perhubungan setempat, jumlah

kendaraan roda dua dan roda empat di Kota Solo terus bertambah. Macet menimbulkan

terhambatnya arus lalu lintas, sehingga dapat menimbulkan ketidak efisienan waktu.

Selain itu macet dapat menimbulkan kendaraan tidak dapat beristirahat. Dengan

berjubelnya kendaraan di jalan dengan tidak sengaja akan mengurangi keindahan kota. Untuk mengatasi permasalahan itu, maka dibuat solusi gedung parkir di titik

CBD(Central Business District). Dengan adanya gedung parkir di Solo, Maka dapat

mengatasi kemacetan di Solo. Khususnya di daerah CBD(Central Business District) Solo,

yang menjadi pusat perbisnisan di Solo.

Terdapat permasalahan yaitu; Bagaimana dasar program perencanaan dan

perancangan arsitektur Gedung Parkir CBD(Central Business District)-Solo?

Untuk menyusun buku DP3A CBD(Central Business District)-parking dan

Membuat karya bangunan CBD(Central Business District)-parking.

Perancangan dilakukan dengan pengamatan data dan juga mempertimbangkan

potensi – potensi yang dapat mendukung penulisan proposal. Hasil dari analisis dapat

dibuat dalam bentuk kerangka yang berupa deskriptif. Hasil akhir berupa konsep hasil

penelitian yang dipadukan dengan referensi yang ada sebagai dasar perencanaan dan

perancangan. Desain yang dihasilkan adalah sebuah Gedung Parkir CBD-(Central

Business District)-Solo.

Kata kunci : Gedung, Parkir, dan CBD(Central Business District)-Solo.

Page 4: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu, Indonesia mengalami perkembangan modernisasi

yang sangat cepat. Perkembangan teknologi transportasi kota-kota di Indonesia juga

semakin tinggi, sehingga jumlah kendaraan bermotor juga semakin banyak. Kendaraan

pribadi di Indonesia meningkat secara drastis sejak tahun 1980-an. Hal ini terjadi bukan

hanya di kota-kota besar, tetapi juga di pelosok-pelosok daerah. Sebagai contoh

penambahan jumlah kendaraan bermotor sepanjang tahun 2012 mencapai 10,036 juta

unit. Populasi kendaraan bermotor tercatat naik 12 persen (menjadi 94,229 juta unit)

dibandingkan periode tahun sebelumnya (2011) yang berjumlah 84,19 juta

unit.(www.kompas.com, 2014)

Kota Budaya yang sukses dengan roda perekonomian dari berbagai kalangan

ini ternyata menimbulkan masalah baru, yakni macet. Kemacetan di beberapa ruas jalan

utama di kota Solo ini karena banyaknya volume kendaraan yang masuk dan melakukan

aktivitas di Kota Solo. Kota Solo sebagai pusat perekonomian bagi kota sekitarnya

seperti Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali dan lainnya membuat kota ini semakin sesak.

Sedikitnya ada 14 titik macet di Kota Solo diantaranya di kawasan Manahan, Coyudan,

Palang Joglo, Simpang Dawung, Simpang Panggung, Simpang Kerten, Jl Kapten

Mulyadi, Purwosari, Simpang Girimulyo, Simpang Tugu Wisnu, Simpang Jajar, Jl

Gajahmada, Simpang Sumber atau Jembatan Komplang dan Simpang 3 Masjid

Mujahidin. Berdasar data di Dinas Perhubungan setempat, jumlah kendaraan roda dua

dan roda empat di Kota Solo terus bertambah.

Berdasarkan pengamatan, kemacetan di Solo banyak di sebabkan oleh parkir-

parkir yang ada di pinggir jalan. Ruas jalan yang sempit ditambah dengan parkir di kanan

kirinya menjadikan arus jalan macet. Untuk mengatasi permasalahan itu, maka dibuat

solusi gedung parkir di titik CBD(Central Business District). Dengan adanya gedung

parkir di Solo, Maka dapat mengatasi kemacetan di Solo. Khususnya di daerah CBD

(Central Business District) Solo, yang menjadi pusat perbisnisan di Solo.

B. Permasalahan

Bagaimana dasar program perencanaan dan perancangan arsitektur Gedung

Parkir + CBD (Central Business District) -Solo?

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penentuan Kebutuhan Parkir

Berdasarkan Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan Tinggi,

tahun 2005, penentuan kebutuhan parkir sebagai berikut :

Page 5: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

2

Gambar.II.1. Standar jumlah parkir

(Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi, 2005)

B. Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :

272/HK.105/DRJD/96 :

1. Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang.

Gambar II.1. : Dimensi Kendaraan Standar untuk Mobil Penumpang

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

a = jarak gandar h = tinggi total

b = depan tergantung B = lebar total

c = belakang tergantung L = panjang total

d = lebar

C. Pola Parkir

Page 6: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

3

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :

272/HK.105/DRJD/96, pola parkir dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Pola parkir paralel

a. pada daerah datar

Gambar II.5. : Pola Parkir Paralel Pada Daerah Datar

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

b. pada daerah tanjakan

Gambar II.6. : Pola Parkir Paralel Pada Daerah Tanjakan

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

c. pada daerah turunan

Gambar II.7. : Pola Parkir Paralel Pada Daerah Turunan

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

2. Pola parkir menyudut

a. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang manuver berlaku

untuk jalan kolektor dan lokal.

b. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang manuver berbeda

berdasarkan besar sudut berikut ini.

1) Sudut = 30°

Gambar II.8. : Pola Parkir Menyudut 30°

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

2) Sudut = 45°

Page 7: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

4

Gambar II.9. : Pola Parkir Menyudut 45°

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

3) Sudut = 60°

Gambar II.10. : Pola Parkir Menyudut 60°

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

4) Sudut = 90°

Gambar II.11. : Pola Parkir Menyudut 90°

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

5) pada daerah tanjakan

Gambar II.12. : Pola Parkir Menyudut Pada Daerah Tanjakan

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

6) pada daerah turunan

Gambar II.13. : Pola Parkir Menyudut Pada Daerah Turunan

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

D. Tata Letak Gedung Parkir

1. Lantai datar dengan jalur landai luar (external ramp).

Daerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata (datar) yang

dihubungkan dengan ramp.

Page 8: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

5

Gambar II.14. : Lantai datar dengan jalur landai luar (external ramp)

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

2. Lantai terpisah.

Gedung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak dengan

ramp yang ke atas digunakan untuk kendaraan yang masuk dan ramp yang turun

digunakan untuk kendaraan yang keluar (Gambar II.14b, II.14c dan II.14d).

Selanjutnya Gambar II.14c dan II.14d menunjukkan jalan masuk dan keluar

tersendiri (terpisah), serta mempunyai jalan masuk dan jalan keluar yang lebih

pendek. Gambar II.14b menunjukkan kombinasi antara sirkulasi kedatangan

(masuk) dan keberangkatan (keluar).

Gambar II.15. : Lantai Terpisah

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

Ramp berada pada pintu keluar; kendaraan yang masuk melewati semua

ruang parkir sampai menemukan tempat yang dapat dimanfaatkan. Pengaturan

gunting seperti itu memiliki kapasitas dinamik yang rendah karena jarak pandang

kendaraan yang datang agak sempit.

3. Lantai gedung yang berfungsi sebagai ramp.

Pada Gambar II.14e sampai dengan II.14.g terlihat kendaraan yang masuk

dan parkir pada gang sekaligus sebagai ramp. Ramp tersebut berbentuk dua arah.

Page 9: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

6

Gambar II.14e memperlihatkan gang satu arah dengan jalan keluar yang

lebar. Namun, bentuk seperti itu tidak disarankan untuk kapasitas parkir lebih

dari 500 kendaraan karena akan mengakibatkan alur tempat parkir menjadi

panjang.

Pada Gambar II.14f terlihat bahwa jalan keluar dimanfaatkan sebagai

lokasi parkir, dengan jalan keluar dan masuk dari ujung ke ujung.

Pada Gambar II.14g letak jalan keluar dan masuk bersamaan. Jenis lantai

ber-ramp biasanya di buat dalam dua bagian dan tidak selalu sesuai

dengan lokasi yang tersedia. Ramp dapat berbentuk oval atau persegi, dengan

gradien tidak terlalu curam, agar tidak menyulitkan membuka dan menutup pintu

kendaraan.

Pada Gambar II.14h plat lantai horizontal, pada ujung-ujungnya dibentuk

menurun ke dalam untuk membentuk sistem ramp. Umumnya merupakan jalan

satu arah dan dapat disesuaikan dengan ketersediaan lokasi, seperti polasi gedung

parkir lantai datar.

Gambar II.16. : Lantai Gedung Yang Berfungsi Sebagai Ramp

(Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DRJD/96)

4. Tinggi minimal ruang bebas lantai gedung parkir adalah 2,50 m.

E. Pola Parkir

1. Parkir kendaraan satu sisi. (Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang

sempit)

Page 10: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

7

a. membentuk sudut 90°

b. membentuk sudut 30°, 45°, 60°

2. Parkir kendaraan dua sisi.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang

cukup memadai)

a. membentuk sudut 90°.

b. membentuk sudut 30°, 45°, 60°

3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup

luas) a. membentuk sudut 90°.

b. membentuk sudut 45°

c. Pola Parkir Sepeda Motor

d. Jalur Sirkulasi, Gang, dan Modul

F. Ciri-Ciri CBD (Central Business District)

Central Business District memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari bagian

kota yang lain. .(http://moeljawan.blogspot.com/2010/03/central-business-district-

cbd.html, 2014). Ciri-ciri tersebut adalah :

a. Adanya pusat perdagangan, terutama sektor retail.

b. Banyak kantor-kantor institusi perkotaan.

c. Tidak dijumpai adanya industri berat/manufaktur.

d. Permukiman jarang, dan kalaupun ada merupakan permukiman

mewah(apartemen)sehingga populasinya jarang.

e. Ditandai adanya zonasi vertikal yaitu banyak bangunan bertingkat yang memiliki

diferensiasi fungsi.

f. Adanya pedestrian yaitu suatu zona yang dikhususkan untuk pejalan kaki karena

sering terjadi kemacetan lalu lintas. Tetapi zona ini baru ada di negara-negara

maju.

g. Adanya “ multi storey “ yaitu perdagangan yang bermacam-macam dan ditandai

dengan adanya supermarket/mall.

h. Sering terjadi masalah penggusuran untuk redevelopment/renovasi bangunan.

GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN

A. Lokasi dan Lingkungan Eksternalnya

Secara administratif objek penelitian masuk dalam wilayah pemerintahan

Kabupaten Surakarta, Kecamatan Laweyan.

Page 11: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

8

Gambar III.1. : Peta Surakarta

(Sumber : www.google.com, 2014)

Gambar III.2. : Peta Laweyan, Surakarta

(Sumber : www.google.com, 2014)

Gambar III.3. : Peta Laweyan

(Sumber : www.google.com, 2014)

Page 12: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

9

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PARKIR + CBD

(CENTRAL BUSINESS DISTRICT) -SOLO

A. Gagasan Perencanaan

Gambar IV.1. : Peta CBD Purwosari-Sriwedari Solo

(Sumber : Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 1 Tahun 2012)

Keterangan = : Pertigaan Purwosari

: Pertigaan Sriwedari

Gedung Parkir + CBD (Central Business District)-Solo ini menggunakan dua

sistem perpakiran yaitu dengan sistem tradisional atau sistem manual dan dengan sistem

APS (Automated Parking System) atau sistem otomatis. Sistem tradisional Gedung Parkir

+ CBD (Central Business District) -Solo ini adalah gedung yang di pakai mobil dengan

tarif 5000 rupiah dan motor dengan tarif 2000. Sedangkan sistem APS (Automated

Parking System) Gedung Parkir + CBD (Central Business District) -Solo ini adalah

gedung yang digunakan khusus kendaraan mobil dengan tarif 15000.

Gedung Parkir + CBD (Central Business District) -Solo dengan sistem

tradisional ini yang dimaksud adalah sistem yang dilakukan secara manual, dengan cara

memarkirkan kendaraan dengan mengendarainya. Pertama kendaraan akan berhenti di

pos petugas masuk untuk mengambil karcis parkir, setelah itu kendaraan akan berjalan

mencari lokasi parkir yang kosong. Cara keluar kendaraan dengan cara kendaraan akan

keluar dari lokasi parkir lalu menuju ke pos petugas keluar untuk menyerahkan karcis

serta membayar parkir.

Gedung Parkir + CBD (Central Business District) -Solo dengan sistem APS

(Automated Parking System) ini yang dimaksud adalah sistem yang dilakukan secara

otomatis, dengan cara memarkirkan kendaraan di depan gedung atau garasi APS

(Automated Parking System), lalu sipengguna mobil akan keluar dari mobil atau garasi

APS (Automated Parking System), secara otomatis garasi akan tertutup. Lalu mobil

dikirim ditengah atau di lift mobil. Kemudian lift mobil secara otomatis akan ke atas

gedung mencari lokasi parkir dengan membawa mobil. Cara keluar mobil ini dengan cara

mobil akan diangkut lagi oleh lift dari lokasi parkir. Setelah itu mobil dikirim di garasi.

Lalu sipengguna mobil bisa memakai mobilnya kembali dan keluar dari lokasi gedung

parkir ini.

Page 13: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

10

Setelah penulis mengikuti ujian DP3A, ternyata gedung ini membutuhkan

perkantoran. Perkantoran ini berfungsi untuk mengantisipasi kekosongan yang terjadi

dalam gedung parkir.

B. Analisis dan Konsep Site

Gambar IV.5. : Peta Titik Alternatif Site

(Sumber : www.google.com, 2014)

Keterangan : : alternatif 1

:alternatif 2

:alternatif 3

Alternatif 1

Terletak di pinggir jalan besar, Jl. Slamet Riyadi

Orientasi ke arah Utara

Alternatif 2

Terletak di pinggir jalan besar, Jl. Slamet Riyadi

Orientasi ke arah Utara

Alternatif 3

Terletak di pinggir jalan besar, Jl. Sudirman

Orientasi ke arah Barat

Dari tabel yang sudah dianalisis penulis didapatkan lokasi site

terpilih adalah alternatif 1 yang mempunyai bobot paling banyak dari

analisa dasar pertimbangan.

Gambar IV.6. : Site Alternatif 1

Page 14: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

11

(Sumber : Gambar Penulis, 2014)

C. Analisa Besaran Ruang

A. Luas lahan utama = 105 m x 65 m

= 6825 m²

B. Tata guna lahan = 6825 m²

Area Parkir 50% = 3412,5 m²

Fasilitas 15% = 1023,75 m²

Open space 15% = 1023,75 m²

C. KDB = 60% x 6825 m²

= 4095 m²

A. Untuk kegiatan parkir

1. Parkir

a. SRP mobil = 15m²x800 = 12000m²

b. SRP motor = 1,5m²x2400 = 3600m²

c. SRP motor = 1,5m²x505 = 757,5m²

d. Pos petugas masuk = 1,5m²x2 = 3m²

e. Pos petugas keluar = 1,5m²x2 = 3m²

2. Kegiatan penunjang

a. Cafetaria = 85m² x1 = 85m²

b. Ruang tunggu = 65m² = 65m²

c. Lavatory (4 orang) =3,19m²x42 = 133,98m²

Total = 16647,48m²

Total aman = 16648m²

B. Untuk kegiatan pengelola

Kegiatan Pengelola

a. Ruang administrasi = 49m²x1 = 49m²

b. Ruang manager = 10m²x1 = 10m²

c. Ruang operator = 32m²x1 = 32m²

d. Gudang = 6m²x15 = 90m²

e. Cafetaria

f. Lavatory(4 orang) = 3,19m²x1 = 3,19m²

Total = 184,19m²

Total aman = 185m²

C. Untuk kegiatan operasional

1. Kegiatan security

a. Ruang komputer = 36m²x1 = 36m²

b. Ruang pengawasan = 36m²x1 = 36m²

c. Ruang satpam = 4m²x17 = 68m²

d. Lavatory(4 orang)

Page 15: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

12

2. Kegiatan servis

a. SRP

b. Ruang genset = 24m²x1 = 24m²

3. Kegiatan utilitas

a. Shaft sampah = 6m²x21 = 126m²

b. Shaft sanitasi = 6m²x21 = 126m²

c. Ruang kontrol =36m²x1 = 36m²

Total = 452m²

Total aman = 452m²

D. Untuk kegiatan perkantoran

1. Kegiatan perkantoran

a. Ruang general manager = 25m²x1 = 25m²

b. Ruang asisten GM = 25m²x1 = 25m²

c. Ruang sekretaris = 15m²x15 = 225m²

d. Ruang manager = 15m²x15 = 225m²

e. Ruang tamu = 15m²x15 = 225m²

f. Ruang karyawan = 8m²x15 = 120m²

g. Ruang arsip = 0,9m²x15 = 13,5m²

h. Ruang rapat = 12,4m²x15 = 186m²

i. Ruang lobby = 300m²x15 = 4500m²

2. Kegiatan penunjang perkantoran

a. Ruang keamanan = 20m²x15 = 300m²

b. Ruang informasi = 16m²x15 = 240m²

c. Ruang mushola = 120m²x1 = 120m²

d. Ruang fotocopy = 20m²x1 = 20m²

e. Gudang = 16m² x15 = 240m²

f. Foodcourt = 42m²x1 = 630m²

Total = 7094,5m²

Total aman =7095m²

Total = parkir+pengelola+operasional+perkantoran+25%(sirkulasi)

= 16648m²+185m²+452m²+7095m²+25%(sirkulasi)

= 17727m²+25%(sirkulasi)

= 24380m²+6095m²

= 30475m²

Dari hasil diatas dapat ditemukan jumlah lantai yang diperlukan

dalam Gedung Parkir + CBD (Central Business District) -Solo ini. Yaitu

total keseluruhan(30475m²) dibagi KDB(4095m²). Maka dapat ditemukan

kurang lebih 8 lantai yang diperlukan gedung ini.

D. Analisis dan Konsep Penampilan Arsitektur

Bentuk dasar bangunan ini adalah Geometris Internasional Style :

Page 16: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

13

Jadi sesuai dengan fungsi wadah, yaitu sebagai bangunan

parkir maka bentuk dasar ruang yang dipilih adalah perpaduan antara

segiempat dan lingkaran, dengan pertimbangan segiempat digunakan

gedung parkir sistem tradisional sedangkan lingkaran digunakan

gedung parkir APS(Automated Parking System).

Gambar IV.27. : Gubahan Massa

(Sumber : Analisis Penulis, 2014)

E. Pola Sirkulasi

Berikut kategori pola sirkulasi yang dapat diterapkan pada kawasan

Gedung Parkir :

A. Linier

Gambar IV.38. : Linier

(Sumber : www.google.com, 2014)

Dari dasar pertimbangan dan pola Sirkulasi yang telah diuraikan,

maka pola sirkulasi dalam kawasan gedung parkir ini akan menerapkan

pola linier tanpa menutup kemungkinan penggabungan dengan pola

lainnya.

F. Jalur Sirkulasi Parkir Sistem Tradisional

Bagan IV.19. : Jalur Sirkulasi Parkir Sistem Tradisional

(Sumber : analisis penulis, 2014)

Pos Petugas

Masuk

SRP Pos Petugas

Keluar

linier

Geometris

Internasion

al

Style

Page 17: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

14

G. Jalur Sirkulasi Parkir Sistem APS(Automated Parking System)

Bagan IV.20. : Jalur Sirkulasi Parkir APS (Automated Parking System)

(Sumber : Analisis Penulis, 2014)

H. Analisis dan Konsep Dalam Mengatasi Limbah Udara/Polusi Udara

Maka dari itu penulis menyimpulkan ada dua sistem yang akan dipakai dalam

gedung parkir ini. Yaitu dengan sistem buatan(lokal exhaust ventilasi) dan sistem

alami(tanaman).

DAFTAR PUSTAKA

Brierley, John, 1972, Parking of Motor Vehicles, Applied Science Publishers LTD,

London

Ching, Francis D.K., 2008, Arsitektur : Bentuk, Ruang & Tatanan (Terj. Hanggan

Situmorang), Erlangga, Jakarta.

Juwana, Jimmy S, 2005, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta.

Neufert, Ernst, 1992, Data Arsitek I dan II (Terj. Ir. Sjamsu Amril), Erlangga, Jakarta.

Poerbo, Hartono, 1995, Utilitas Bangunan, Djambatan, Jakarta.

Soejono, 1996, Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat : Pedoman Teknis

Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Jakarta.

http://id.wikipedia.org, diakses 2 Maret pukul 21.00 WIB

http://kbbi.web.id/gedung, diakses 2 Maret pukul 21.00 WIB

http://kbbi.web.id/parkir, diakses 2 Maret pukul 21.00 WIB

http://moeljawan.blogspot.com/2010/03/central-business-district-cbd.html, diakses 2

Maret pukul 21.00 WIB

www.kompas.com, diakses 4 Maret pukul 24.00 WIB

www.google.com, diakses 4 Maret pukul 24.00 WIB

http://moeljawan.blogspot.com/2010/03/central-business-district-cbd.html, diakses 14

Maret pukul 22.00 WIB

Garasi Lift

Lift

SRP

Garasi

Page 18: GEDUNG PARKIR CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SOLOeprints.ums.ac.id/30435/17/02_Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · 3. Pola parkir pulau.(Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan

15