Top Banner
29

FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

May 15, 2018

Download

Documents

leliem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan
Page 2: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan
Page 3: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKAL

Oleh

DEWA AYU WIDIA KUSUMA NINGRAT

I G.A. GDE PUTRA PEMAYUN

LABORATORIUM BEDAH VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Page 4: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan
Page 5: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan koasistensi bedah yang

berjudul Fraktur Os Tibia Fibula pada Anjing Lokal.

Penulis menyadari penulisan laporan ini didukung oleh bantuan berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak drh. I. G. A. Gde Putra Pemayun, MP selaku koordinator

Koasistensi Laboratorium Bedah Veteriner dan dosen pembimbing kasus.

2. Bapak drh. A. A. Gde Jayawardhita, M.Kes selaku dosen pembimbing

kelompok Koasistensi Laboratorium Bedah Veteriner.

3. Bapak drh I Wayan Gorda, M.Kes selaku penguji kasus mandiri

Koasistensi Laboratorium Bedah Veteriner

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan.

Denpasar, Januari 2016

Penulis

Page 6: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iLEMBAR PERSETUJUAN KASUS............................................................... iiKATA PENGANTAR ....................................................................................... iiiDAFTAR ISI...................................................................................................... ivDAFTAR TABEL ............................................................................................. vDAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 21.2 Tujuan Penulisan.................................................................................. 21.3 Manfaat Penulisan................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3

2.1 Fraktur Os. Tibia Fibula ........................................................................ 32.2 Etiologi .................................................................................................. 42.2 Tanda Klinis .......................................................................................... 42.3 Diagnosis ............................................................................................... 42.4 Prognosa ................................................................................................ 52.5 Penanganan ............................................................................................ 5

BAB III MATERI DAN METODE ................................................................. 7

3.1 Materi..................................................................................................... 73.1.1 Hewan .......................................................................................... 73.1.2 Alat-alat........................................................................................ 83.1.3 Bahan-bahan ................................................................................ 8

3.2 Metode ................................................................................................... 83.2.1 Preoperasi..................................................................................... 83.2.2 Operasi ......................................................................................... 103.2.3 Pasca operasi ................................................................................ 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 12

4.1 Hasil ...................................................................................................... 124.2 Pembahasan........................................................................................... 16

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 19

5.1 Simpulan ................................................................................................ 195.2 Saran ...................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20

LAMPIRAN

Page 7: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan fisik anjing lokal .................................................. 8Tabel 4.1 Hasil pengamatan pasca operasi ........................................................ 12

Page 8: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kondisi anjing yang mengalami fraktur os. tibia fibula.................... 7Gambar 2. Foto rontgen anjing kasus yang mengalami fraktur os. tibia fibula .. 9Gambar 3. Insisi kulit pada lokasi fraktur ........................................................... 10Gambar 4. Penjahitan kulit.................................................................................. 11Gambar 5. Foto setelah penjahitan luka amputasi .............................................. 11

Page 9: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anjing merupakan salah satu hewan yang sangat dekat keberadaannya

dengan manusia. Selain sebagai hewan kesayangan, anjing juga banyak

dipelihara oleh manusia untuk membantu berburu, menggembalakan ternak,

hingga mencari jejak atau sebagai anjing pelacak. Karena kepribadian yang

mudah akrab dengan manusia ini, anjing sering dipelihara oleh manusia dengan

cara dilepas liarkan. Pemeliharaan dengan cara ini memang mudah dilakukan,

namun hal ini berakibat pada kurangnya tanggung jawab pemilik anjing

terhadap kesehatan dan keselamatan anjing peliharaannya.

Anjing yang dipelihara dengan cara dilepas liarkan beresiko tinggi

terhadap penyebaran penyakit seperti rabies dan sering kali anjing-anjing

tersebut terluka ketika berkeliaran diluar lingkungan tempat tinggal

pemiliknya. Adapun penyakit atau gangguan kesehatan yang sering diderita

oleh anjing yang dilepas liarkan adalah patah tulang atau fraktur akibat

tertabrak oleh kendaraan bermotor.

Fraktur pada anjing akibat tertabrak oleh kendaraan bermotor dapat

dialami oleh anjing dari semua usia yang dilepas liarkan diluar rumah. Tulang

pada daerah ekstrimitas kaki belakang merupakan tulang yang paling sering

mengalami fraktur. Penanganan terhadap anjing yang mengalami fraktur harus

dilakukan dengan cepat dan tepat, bila terlambat dilakukan penanganan, maka

akan terbentuk callus yang akan menyelimuti tulang yang mengalami fraktur

sehingga akan menyulitkan dalam proses penanganan fraktur (Denny et al.,

2008).

Penanganan pada kasus fraktur mengacu pada 4 konsep dasar yakni :

rekognisi, reposisi, retensi dan rehabilitasi (Sudisma et al., 2009). Bila tulang

mengalami fraktur yang tidak dapat di fiksasi, baik itu fiksasi eksternal maupun

internal atau bila jaringan disekitar fraktur telah mengalami nekrosis atau

infeksi berat yang beresiko menyebar keanggota tubuh lainnya sehingga

Page 10: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

2

membahayakan keselamatan hewan, maka penanganan yang harus dilakukan

adalah amputasi (Fossum, 2002).

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara

mendiagnosa, prosedur operasi serta rencana terapi kasus fraktur os. tibia fibula

pada anjing lokal dengan cara amputasi.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penulisan laporan ini adalah untuk menambah wawasan

serta keterampilan mahasiswa dalam menangani kasus fraktur os. tibia fibula

pada anjing lokal.

Page 11: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fraktur Os. Tibia Fibula

Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari

kekuaan eksternal (traumatik) atau bisa juga terjadi akibat suatu penyakit

(Sudisma et al., 2009). Fraktur pada tibia fibula sering terjadi pada hewan

kesayangan seperti anjing dan kucing akibat kecelakaan lalu lintas seperti

tertabrak kendaraan bermotor, berkelahi, ataupun tersandung ketika hewan

bergerak cepat (Butterworth, 2006).

Secara umum ada dua jenis fraktur yaitu : (a) Simple fracture (Closed

fracture) yaitu fraktur tertutup dimana tidak ada komplikasi luka dan

biasanya tidak terjadi perdarahan, namun bila dibiarkan akan terjadi

kerusakan baik pada pembuluh darah maupun system syaraf disekitar fraktur

yang dapat membahayakan nyawa hewan tersebut. (b) Compound fracture

(Open fracture) yaitu fraktur terbuka dimana tulang yang patah dapat terlihat

dan dapat menyebabkan terjadinya infeksi (Piermattei et al.,2006).

Berdasarkan atas struktur kerusakan tulang, fraktur dapat dibedakan

menjadi : (a) Incomplete fracture yang ditandai dengan hilangnya

kesinambungan tulang yang bersifat partial dan hanya sedikit tulang yang

mengalami pemisahan jaringan. (b) Complete fracture yaitu adanya

pemisahan sempurna kesinambungan tulang dimana garis patahan bisa

tunggal/ single atau bisa multiple, misalnya pada comminuted fracture

Berdasarkan arah patahannya, fraktur dapat dibagi menjadi :

a. Fraktur transversal.b. Fraktur miring/ oblique fracture.c. Fraktur spiral.d. Fraktur longitudinal.

Page 12: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

4

1.2 Etiologi

Ada dua hal penyebab terjadinya fraktur yakni akibat traumatik (fraktur

traumatik) dan akibat penyakit lainya (fraktur patologik). Fraktur traumatik

dapat terjadi bila tulang mendapatkan tekanan keras dari eksternal misalnya

fraktur akibat pukulan benda keras, tertabrak kendaraan bermotor, terjatuh

dari tempat tinggi, tersandungnya kaki hewan ketika bergerak cepat.

Fraktur akibat traumatik dapat terjadi secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung (Direct) merupakan patah tulang yang terjadi

langsung ditempat terjadinya trauma. Biasanya arah patahan dari fraktur

akibat traumatik langsung bersifat transversal. Sedangkan secara tidak

langusng (indirect), fraktur terjadi ditempat lain akibat kekuatan yang

diantarkan lewat tulang.

Fraktur patologik merupakan fraktur yang terjadi akibat penyakit

sehingga kerusakan minor dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Adapun

penyakit yang dapat menyebabkan fraktur adalah osteoma, osteosarcoma,

osteomyelitis, dan rakhitis (Piermattei et al.,2006).

1.3 Tanda Klinik

Tanda klinik yang nampak pada anjing yang mengalami fraktur adalah

kesulitan dan kesakitan ketika anjing bergerak, hewan terlihat mengangkat

kaki yang mengalami fraktur sehingga nampak pincang ketika berjalan atau

bahkan tidak bisa berjalan sama sekali, terdengar suara krepitasi pada

fragmen tulang. Deformitas tulang ditandai dengan adanya angulasi, rotasi,

pemendekan tulang, abduksi, adduksi dan nampak terjadi penyimpangan

dari posisi nomalnya (Sudisma et al., 2006).

1.4 Diagnosis

Diagnosis dari kasus fraktur pada anjing dilakukan berdasarkan

anamnesa dari pemilik hewan, pemeriksaan fisik, tanda klinik yang

ditunjukkan oleh anjing, pengukuran panjang kaki, dan didukung oleh

pemeriksaan radiologi dengan foto rontgen sehingga didapatkan diagnosa

yang definitif.

Page 13: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

5

1.5 Prognosa

Prognosis dari kasus fraktur umumnya bervariasi tergantung dari berat

ringannya fraktur, tempat terjadinya fraktur, cepat lambatnya penanganan

dan teknik penanganan fraktur serta perawatan pasca operasi. Untuk

prognosa dari operasi amputasi kasus fraktur os. tibia fibula pada anjing

lokal adalah fausta.

1.6 Penanganan

Treatment atau penanganan pada kasus fraktur harus mengacu pada 4

konsep dasar yaitu 4R: rekognisi, reposisi, retensi, dan rehabilitasi.

Rekognisi harus dilakukan sedini mungkin untuk mengetahui lokasi dan

tingkat keparahan fraktur serta untuk membantu menentukan jenis

penanganan yang tepat. Dalam beberapa kasus dimana fiksasi internal dan

eksternal tidak dapat dilakukan, maka dapat dilakukan penanganan lain

yakni amputasi.

Amputasi adalah tindakan memisahkan sebagian atau seluruh bagian

ekstremitas tubuh. Tindakan ini merupakan pilihan terakhir bila masalah

organ sudah tidak dapat diperbaiki lagi menggunakan teknik lain atau dalam

kondisi yang dapat membahayakan keselamatan tubuh pasien secara utuh

atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan infeksi yang

berat (Fossum, 2002). Adapun indikasi dari amputasi adalah keadaan fraktur

multiple dimana tulang patah menjadi potongan tulang yang lebih kecil

sehingga tidak dapat dilakukan fiksasi internal dan eksternal, nekrosis

jaringan disekitar fraktur, adanya tumor pada tulang, deformitas organ serta

adanya infeksi yang berat atau yang beresiko tinggi menyebar ke organ

lainnya.

Pada kasus ini, anjing mengalami fraktur pada bagian distal os. tibia

fibula bagian sinister akibat tertabrak oleh kendaraan bermotor dan tidak

mendapatkan penanganan selama ± 3 bulan sehingga terjadi pembentukan

callus dan deformitas tulang yang membengkok kearah medial tubuh. Luka

yang terjadi ketika anjing tertabrak mengalami infeksi dan mengeluarkan

Page 14: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

6

eksudat berwarna kekuningan. Persendian antara os. tibia fibula dan ossa

tarsal sinister mengalami ankilosis dan kaki tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya sehingga penanganan yang dilakukan untuk kasus ini

adalah amputasi.

Page 15: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

7

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Materi

3.1.1 Hewan

A. Signalemen

Materi yang digunakan adalah anjing jantan lokal dengan nama

Benzy, berwarna putih- hitam, berat 5,3 kg dan berumur ± 6 bulan. Anjing

ini milik Bapak Angga yang beralamat di Padangsambian.

Gambar 1. Kondisi anjing yang mengalami fraktur os. tibia fibula.

B. Anamnesa

Berdasarkan keterangan dari pemilik, ± 3 bulan yang lalu anjing

ditabrak oleh kendaraan bermotor pada bagian kaki belakang sebelah kiri.

Karena kendala biaya anjing tidak mendapatkan penanganan sehingga

anjing mengalami kesulitan berjalan, terdapat luka di bagian medial kaki

belakang sebelah kiri yang mengeluarkan eksudat berwarna kekuningan

dan terlihat sedikit membengkak serta berwarna kemerahan. Bagian distal

os.tibia fibula sinister mengalami deformitas membengkok kearah medial

tubuh dan persendian antara os. tibia fibula dengan ossa tarsal kaku dan

tidak dapat digerakkan (ankilosis).

Page 16: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

8

C. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik anjing lokal yang mengalami fraktur pada bagian

distal os. tibia fibula sinister diperoleh hasil sebagai berikut (Tabel 3.1) :

Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan fisik anjing lokal.No Jenis Pemeriksaan Fisik Keterangan1. Berat Badan 5,3 Kg2. Temperatur 37,80C3. Pulsus 102x/menit4. Respirasi 17x/menit5. CRT < 2 detik

3.1.2 Alat

Alat yang digunakan dalam pembedahan ini : stetoskop, termometer, tube

endotrakeal (ETT), alat pencukur, skalpel, pinset, needle holder, jarum, benang

jahit absorbable, klam arteri, tampon, gunting (lurus tumpul, lurus tajam, lurus

bengkok), perban, dan plester.

3.1.3 Bahan-Bahan dan Obat

Bahan-bahan dan obat yang dipersiapkan adalah alkohol 70%, Lactat

Ringer, dan antiseptik (betadine). Obat-obat yang dipersiapkan adalah

premedikasi yaitu atropin sulfat, anestesi umum yaitu xylazin dan ketamin,

anestesi inhalasi yaitu isofluran, antibiotik dan anti inflamasi.

3.2 Metode

3.2.1 Preoperasi

Sebelum operasi dilakukan perlu persiapan yang matang pada hewan agar

berjalan dengan sukses dan lancar tanpa adanya hal-hal yang menggangu jalannya

operasi dan menghambat kesembuhan hewan tersebut. Persiapan yang perlu

dilakukan meliputi persiapan alat, bahan dan obat, persiapan ruang operasi,

persiapan pasien, dan persiapan operator.

a. Persiapan alat, bahan dan obat

Alat-alat yang digunakan adalah skalpel, pisau bedah, gunting, arteri

clamp, Allis forceps, needle holder, pinset, spuit, jarum operasi, dan benang

vicryl. Sebelum menggunakan alat tersebut harus di sterilisasi dengan

autoclave ataupun alkohol 70%. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan

Page 17: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

9

adalah tampon, alkohol 70%, Iodium tincture 3%, dan NaCl fisiologi atau

Ringer Laktat. Obat-obat yang dipersiapkan adalah premedikasi yaitu

atropine sulfat, anestesi umum adalah ketamin dan xylazin, anestesi inhalasi

dengan isofluran, antibiotika dan anti inflamasi.

b. Persiapan ruang operasi

Ruang operasi harus dalam keadaan bersih, meja operasi harus bersih

dan telah di sterilisasi dengan desinfektan.

c. Persiapan pasien atau hewan kasus

Sebelum pembedahan terhadap hewan kasus, dilakukan pemeriksaan

fisik yang meliputi ; signalemen, berat badan, umur, pulsus, frekuensi nafas,

suhu tubuh, sistem digestivus, respirasi, sirkulasi, syaraf, reproduksi,

perubahan anggota gerak dan perubahan kulit yang telah dicatat semua pada

ambulator yang telah terlampir. Untuk kasus fraktur pada anjing, dilakukan

pemeriksaan radiografi untuk melihat lokasi dan tingkat keparahan fraktur,

serta menentukan jenis penanganan terhadap hewan kasus.

Gambar 2. Foto rontgen anjing kasus yang mengalami fraktur pada os. tibiafibula.

Setelah pemeriksaan fisik anjing, dilakukan pemberian premedikasi

atropin sulfat secara subkutan (dosis terlampir). Lakukan pemasangan kateter

intravena (IV cath) untuk pemberian cairan infus. Selang 10-15 menit kemudian

anestesi umum berupa xylazin dan ketamin diberikan secara intravena (dosis

terlampir). Setelah hewan teranestesi, hewan dibaringkan diatas meja operasi

Page 18: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

10

dengan posisi rebah dorsal dan pemasangan ETT dilakukan untuk pemberian

anestesi inhalasi isofluran.

3.2.2 Operasi

Hewan dibaringkan diatas meja operasi dengan posisi rebah dorsal. Lokasi

yang akan dilakukan amputasi dicukur dan diberikan povidone iodine. Penyayatan

dilakukan pada daerah tarsal atau ±5cm dibawah lokasi fraktur. Kulit di preparir

sampai pada persendian antara os.tibia fibula dengan ossa tarsal lalu lakukan

ligasi pada pembuluh darah untuk menghindari adanya perdarahan. Karena bagian

tulang yang mengalami fraktur telah mengalami callus hingga menutupi

persendian, maka gergaji digunakan untuk mengamputasi.

Gambar 3. Insisi kulit pada lokasi fraktur.

Setelah tulang dipisahkan, kulit diukur dan potong untuk menutup bagian

yang telah diamputasi. Penjahitan kulit dilakukan dengan pola subkutikuler

dengan menggunakan benang vicryl 2.0. Luka jahitan ditetesi dengan povidone

iodine atau betadine dan dioleskan salep oksitetraasiklin dan ditutup dengan

menggunakan perban.

Page 19: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

11

Gambar 4. Penjahitan kulit.

Gambar 5. Foto setelah penjahitan luka amputasi.

3.2.3 Pasca operasi

Hewan diberikan antibiotik berupa amoksisilin dalam bentuk sirup

amoxan sebanyak 5 ml per pemberian 3 kali sehari selama 5 hari dan pemberian

asam mefenamat tablet sebanyak ¼ tablet selama 5 hari. Pasang Elisabeth colar

pada hewan untuk menghindari hewan menjilat dan menggigiti lukpasca

amputasi. Hewan diletakkan pada kandang yang bersih dan kering. Makanan yang

diberikan pada hewan harus bergizi dan banyak mengandung kalsium untuk

membantu mempercepat proses kesembuhan.

Page 20: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pengamatan pasca operasi amputasi dilakukan selama 14 hari. Hasil

pengamatan anjing pasca operasi amputasi pada persendian antara os. tibia fibula

dengan ossa tarsal (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Hasil pengamatan pasca operasiPengamatan

Pasca operasi(Hari)

Perubahan Klinis Terapi

1

Anjing tampak lemah dengan tidak adapergerakkan (pasif) dan luka operasi terlihatmengalami peradangan.

Amoxan, asammefenamat,salepoksitetrasiklin.

2

Anjing tampak lemah dengan tidak adapergerakkan (pasif) dan luka operasi nampakmengalami peradangan.

Amoxan, asammefenamat,salepoksitetrasiklin.

3

Anjing masih tampak lemah namun mulai adapergerakkan dan luka operasi mengalamiperadangan.

Amoxan, asammefenamat,salepoksitetrasiklin

Page 21: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

13

4

Anjing sudah mulai bergerak dan luka operasiterlihat masih terjadi peradangan.

Amoxan, asammefenamat,salepoksitetrasiklin.

5

Anjing sudah mulai berjalan kembali denganketiga kakinya dan luka operasi masih terjadiperadangan.

Amoxan, asammefenamat,salepoksitetrasiklin.

6

Anjing sudah mulai berjalan normal, luka operasisudah mulai kering, peradangan mulai berkurangdan nafsu makan membaik.

Salepoksitetrasiklin.

Page 22: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

14

7

Anjing sudah mulai berjalan kembali dengan duakali belakangnya, luka operasi sudah mulai keringdan nafsu makan membaik

Salepoksitetrasiklin.

8

Anjing sudah mulai berjalan kembali dengan duakali belakangnya, luka operasi sudah mulai keringdan nafsu makan membaik

Salepoksitetrasiklin.

9

Anjing sudah mulai berjalan kembali dengan duakali belakangnya, luka operasi sudah mulai keringdan nafsu makan membaik

Salepoksitetrasiklin.

Page 23: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

15

10

Anjing sudah mulai berjalan kembali dengan duakali belakangnya, luka operasi sudah mulai keringdan nafsu makan membaik

.

Salepoksitetrasiklin.

11

Anjing sudah mulai berjalan kembali dengan duakali belakangnya, luka operasi sudah mulai keringdan nafsu makan membaik.

12

Anjing sudah mulai berjalan kembali dengan duakali belakangnya, luka operasi mengering dannafsu makan normal.

Page 24: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

16

13

Anjing sudah mulai berjalan kembali dengan duakali belakangnya, luka operasi mengering dannafsu makan normal.

14

Anjing sudah mulai berjalan kembali dengan duakali belakangnya, luka operasi mengering dannafsu makan normal.

4.2 Pembahasan

Amputasi adalah suatu tindakan pemisahan bagian tubuh yang

mengalami luka atau kelainan akibat dari trauma melalui proses

pembedahan. Biasanya amputasi akan dilakukan jika suatu kondisi luka

atau penyakit yang tidak dapat diobati secara lokal, misalnya pada kasus

patah tulang yang parah, tumor, gangrene, dan infeksi berat lainnya.

Page 25: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

17

Amputasi dapat juga dilakukan pada kasus paralisis permanen yang

komplit (Jhonson, 2014)

Pasca operasi anjing diberikan obat antibiotik untuk mencegah

terjadinya infeksi bakteri yang dapat menghambat proses kesembuhan,

serta asam mefenamat untuk mengobati efek peradangan pasca operasi.

Hewan diamati proses kesembuhannya selama 2 minggu. Pada hari ke-1

sampai hari ke-3 pasca operasi, hewan terlihat pasif dalam melakukan

pergerakan, dan luka operasi terlihat membengkak. Pergerakan yang pasif

pada anjing disebabkan oleh luka amputasi yang belum mengering dan

terasa sakit bila digerakkan, sedangkan kemerahan dan pembengkakkan

pada luka operasi disebabkan oleh reaksi radang yang umum terjadi ketika

terjadi perlukaan.

Pada hari ke-4 sampai hari ke-6 anjing mulai melakukan

pergerakan dan radang mulai berangsur-angsur berkurang. Luka operasi

terlihat mulai mengering. Nafsu makan anjing yang mulai membaik serta

pemenuhan gizi anjing melalui pemberian makanan yang bergizi

membantu mempercepat proses pemulihan hewan sehingga hewan terlihat

mulai mampu berjalan menggunakan ketiga kakinya. Kebersihan luka

operasi dijaga sebaik mungkin sehingga tidak terjadi infeksi sekunder.

Pemberian antibiotika topikal berupa salep oksitetrasiklin mampu

mencegah terjadinya infeksi sekunder dan mengurangi efek radang pada

luka sehingga peradangan terlihat berangsur-angsur berkurang.

Hari ke-6 sampai ke-14 pemberian antibiotika secara oral dan

asam mefenamat di hentikan untuk menghindari resistensi hewan terhadap

obat, namun pemberian antibiotika salep oksitetrasiklin tetap dilakukan.

Pada hari ke-6 sampai ke-10, hewan mulai aktif bergerak dan mampu

berjalan dengan ketiga kakinya, luka hewan terlihat berangsur-angsur

mengering dan nafsu makan hewan normal.

Pada hari ke-11 hingga ke-14 pemberian salep oksitetrasiklin

dihentikan karena luka telah mengering dan tidak terlihat adanya

peradangan. Hewan terlihat aktif bergerak dan mampu berlari dengan baik

dengan menggunakan ketiga kakinya.

Page 26: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

18

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 14 hari pasca

anjing menjalani operasi amputasi, proses kesembuhan hewan sesuai

dengan prognosa yakni fausta. Hal ini ditunjukkan dengan luka operasi

yang telah mengering dan hewan mampu berjalan dengan baik

menggunakan ketiga kakinya.

Page 27: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

19

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Penanganan kasus fraktur bagian distal os. tibia fibula sinister pada anjing

lokal dilakukan dengan cara amputasi pada persendian antara os. tibia

fibula dangan ossa tarsal.

2. Kesembuhan anjing yang menjalani operasi amputasi tercapai pada hari

ke-14 yang ditunjukkan oleh luka hewan yang telah mengering, nafsu

makan hewan kembali normal dan hewan mampu aktif bergerak dengan

menggunakan ketiga kakinya. Prognosa dari kasus ini adalah fausta.

5.2 Saran

1. Penanganan fraktur pada extremitas caudalis anjing sebaiknya dilakukan

secepat mungkin untuk menghindari terjadinya pembentukan callus dan terjadi infeksi

yang dapat membahayakan keselamatan hewan.

2. Kebersihan kandang dan luka perlu diperhatikan dengan baik untuk menghindari

terjadinya infeksi pada luka pasca operasi yang dapat menghambat proses kesembuhan.

3. Pemenuhan nutrisi hewan melalui pemberian makanan bergizi dapat

mempercepat proses kesembuhan hewan.

Page 28: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

20

DAFTAR PUSTAKA

Butterworth, Steven J. 2006. Tibia Fibula:Fracture Repair and Management.BSAVA. Page; 228-248.

Denny, H. R ., dan S. J. Butterworth. 2008. A Guide to Canine and FelineOrthopaedic Surgery, 4th ed. John Wiley & Sons.

Fossum, T.W. 2002. Small Animal Surgery, ed 2nd Mosby, St. Lois London.Philandelphia Sydney. Toronto.

Jhonson, K.A. 2014. Surgical Approaches to the Bones and Joint of the Dog andCat. Edisi 5. Australia : Associates Dean of Veterinary Clinical Sciences.

Piermattei, D., G. Flo., C. DeCamp. 2006. Handbook of Small AnimalOrthopedics and Fracture Repair, 4th ed. SAUNDERS.

Sudisma, I G.N., I G.A.G.P. Pemayun., A.A.G.J. Warditha., I W. Gorda. 2006.Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Pelawa Sari. Denpasar.

Thrall, Donald E., dan I.D. Roberson. 2011. Atlas of Normal RadhiographicAnatomy and Anatomic Variants in The Dog and Cat. California.ELSEVIER SAUNDERS.

Page 29: FRAKTUR OS TIBIA FIBULA PADA ANJING LOKALerepo.unud.ac.id/1060/1/867e89e3ca6685bdb7497f8c832d332c.pdf · Fraktur adalah keadaan patahnya tulang atau kartilago akibat dari kekuaan

21

LAMPIRAN

Dosis pemberian obatPremedikasi

1. Atropin SulfatJumlah pemberian = berat badan x dosis

Sediaan= 5,3 kg x (0,02-0,04) mg/kg

0,25 mg/ml= 0,42 – 0,85 ml

Jumlah pemberian = 0,6 ml

Anestesi2. Xylazin

Jumlah pemberian = berat badan x dosisSediaan

= 5,3 kg x ( 1 - 3) mg/kg20 mg/ml

= 0,3 – 0,8 mlJumlah pemberian = 0,6 ml

3. KetaminJumlah pemberian = berat badan x dosis

Sediaan= 5,3 kg x (10 - 15) mg/kg

100 mg/ml= 0,53 – 0,8 ml

Jumlah pemberian = 0,7 ml

Pasca Operasi4. Amoxan

Jumlah pemberian = berat badan x dosisSediaan

= 5,3 kg x (40-80) mg/kg25 mg/ml

= 8,5- 17 mlJumlah pemberian =15 mlR/ Amoxan syrup Fl No IS. 3. dd. Cth I

5. Asam MefenamatJumlah pemberian = berat badan x dosis

Sediaan= 5,3 kg x (30-60) mg/kg

500 mg/tab= 0,3-0,5 tab

R/ Asam mefenamat 500 g tab. XS.2.dd tab 1/4