EKSTRAKSI FORSEPSOleh:
Elia Agus Triantoro Febrina Ruth Sriwahyuni M. Riefki Mei Risanti Sirait
Pembimbing: Dr. Fatimah Usman, SpOGKKS OBGYN Periode 21 November-16 Januari 2011 RSMH FK UNSRI
DEFINISI
Suatu persalinan buatan dimana dilahirkan dengan tarikan forceps dipasang di kepala janin.
janin yang
BENTUK DAN BAGIAN BAGIAN FORCEPS Terdiri atas 2 sendok berupa sendok kiri dan sendok kanan. Sendok kiri ialah sendok yang dipegang oleh tangan kiri dan diletakkan di sebelah kiri panggul ibu. Sendok kanan ialah sendok yang dipegang di tangan kanan dan diletakkan di sebelah kanan panggul ibu.
Daun forceps: bagian yang dipasang di kepala janin saat melakukan ekstraksi forceps. Terdiri dari dua lengkungan (curve), yaitu lengkung kepala janin (cephalic curve) dan lengkung panggul (cervical curve). Tangkai forceps: adalah bagian yang terletak antara daun forceps dan kunci forceps. Kunci forceps: kunci forceps ada beberapa macam, ada yang interlocking, system sekrup, dan system sliding. Pemegang forceps: bagian yang dipegang penolong saat melakukan ekstraksi.
FUNGSI FORCEPS Fungsi forseps adalah: Ekstraktor Rotator Ekstraktor dan rotator bersama - sama
INDIKASI
Indikasi Relatif 1. Indikasi menurut De Lee Ekstraksi cunam dengan syarat kepala sudah di dasar panggul, putaran paksi dalam sudah sempurna, m. levator ani sudah teregang dan syarat-syarat ekstraksi cunam yang lain sudah dipenuhi. 2. Indikasi menurut Pinard Indikasi menurut Pinard hampir sama dengan menurut De Lee, namun ibu harus dipimpin dulu mengejan selama 2 jam.
INDIKASIIndikasi Absolut 1. Indikasi Ibu: Ekstraksi forceps dilakukan pada ibu-ibu dengan keadaan preeklampsi, eklampsi, atau ibu-ibu dengan penyakit jantung, paru, partus kasep. 1. Indikasi Janin: pada keadaan gawat janin 2. Indikasi waktu: pada kala dua lama
SYARAT DALAM MELAKUKAN EKSTRAKSI FORSEPS FORCEPS1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8.
Pembukaan lengkap (F) Presentasi belakang kepala (O) Ketuban sudah pecah (R) Panggul luas / tidak ada DKP (C) Kepala sudah engaged, sudah berada di dasar panggul (E) Presentasi (P) Station HIII (S) Janin tunggal hidup
TEHNIK PEMASANGAN FORCEP DAN EKSTRAKSINYA
Persiapan untuk ibuPosisi litotomi Rambut vulva dicukur Kandung kemih dan rectum dikosongkan Desinfeksi vulva Infuse Narcosis jika diperlukan Kain penutup pembedahan Gunting episiotomi Alat-alat untuk menjahit robekan jalan lahir Uterotonika
TEHNIK PEMASANGAN FORCEP DAN EKSTRAKSINYAPERSIAPAN
Persiapan untuk dokter
Persiapan untuk janin
Mencuci tangan Sarung tangan bebas hama Baju operasi bebas hama
alat-alat pertolongan persalinan alat penghisap lender (suction) oksigen alat-alat resusitasi bayi
CARA PEMASANGAN CUNAMPemasangan sefalik (pemasangan biparietal, melintang terhadap kepala Pemasangan pelvic (melintang terhadap panggul),
Oleh karena itu kriteria pemasangan cunam yang sempurna (ideal) ialah, bila:sutura sagitalis tegak lurus dengan bidang tangkai cunam ubun-ubun kecil terletak 1 jari di atas bidang tersebut. Kedua daun cunam teraba simetris di samping kepala
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Penolong membayangkan bagaimana cunam akan dipasang Pemasangan daun cunam pada kepala janin mengunci sendok cunam menilai hasil pemasangan daun cunam ekstraksi cunam percobaan ekstraksi cunam definitif membuka dan melepaskan sendok cunam
MEMBAYANGKAN BAGAIMANA CUNAM AKAN DIPASANG
MEMASANG FORSEP
PENGUNCIAN FORSEP
PEMERIKSAAN ULANG
STATUS PASIEN
TRAKSI PERCOBAAN
TRAKSI DEFINITIF
Setelah yakin tidak ada jaringan yang terjepit, maka dilakukan traksi percobaan.
Setelah kepala bayi lahir, maka forsep dilepaskan dan janin dilahirkan seperti persalinan biasa.
MELEPASKAN FORSEPS
Setelah kepala bayi lahir, maka forsep dilepaskan dan janin dilahirkan seperti persalinan biasa.
IDEO:
Pemasangan Forsep dikatakan gagal apabila: Forsep tidak dapat dipasang Forsep tidak dapat dikunci Tiga kali traksi janin tidak lahir
KOMPLIKASI EKSTRAKSI FORSEP:Ibu Perdarahan Trauma jalan lahir:
Trauma pada jaringan lunak : robekan vagina sampai ruptura uteri Simfisiolisis Fraktur os koksigis dan lain- lain
Trauma pada tulang tulang
Infeksi pasca persalinan Janin Luka pada kulit kepala, fraktur tulang kepala Cedera m. sterno-kleido-mastoideus Paralisis nervus vii Asfiksia Perdarahan intrakranial
KOMPLIKASI EKSTRAKSI FORSEP:Ibu
Janin
Perdarahan Trauma jalan lahir:
Trauma pada jaringan lunak : robekan vagina sampai ruptura uteri
Trauma pada tulang tulangSimfisiolisis Fraktur os koksigis dan lain- lain
Luka pada kulit kepala, fraktur tulang kepala Cedera m. sterno-kleidomastoideus Paralisis nervus vii Asfiksia Perdarahan intrakranial
Infeksi pasca persalinan
STATUS
Ny. W, 35 th, G2P1A0 Keluhan Utama : Mau melahirkan dengan keluar air-air dengan bekas sc 1x Riwayat Perjalanan Penyakit : Sekitar 8 jam SMRS Os mengeluh keluar air-air warna jernih banyaknya 2x ganti kain basah. Os mengeluh perut mules yang menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama makin sering dan kuat, R/ keputihan (-), R/ trauma (-), R/ post coital (-). Os lalu kebidan dan dirujuk ke RS dr. Rivai. Karena tempat penuh os dirujuk ke RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan. R/ SC 1x ( a.i partus kering ).
Riwayat Persalinan Dikirim oleh : dokter dari RS. Dr.Rivai dengan surat rujukan His mulai sejak tanggal: 7-12-2011 pukul 10.00WIB Darah lendir sejak tanggal: 7-12-2011 pukul 11.00WIB Rasa mengedan sejak tanggal: 7-12-2011 pukul 11.00WIB Ketuban belum / sudah pecah: 7-12-2011 pukul 13.00WIB
Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Frekuensi pernafasan Suhu Berat badan Tinggi badan
: tampak sakit sedang : compos mentis : 120/70 mmHg : 82 x/mnt : 22 x/mnt : 36,5 oC : 56 kg : 150 cm
Pemeriksaan luar: Tanggal : 7-12-2011
Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah procesus xipoideus (32 cm), detak jantung janin 142 kali/menit teratur, letak janin memanjang, punggung kiri, terbawah kepala, penurunan 4/5, his dua kali dalam 10 menit lamanya 30 detik, taksiran berat janin 3000 gr.
Pemeriksaan dalam vagina : Tanggal : 7-12-2011
Portio konsistensi lunak, posisi medial, pendataran 100 %, pembukaan 3 cm, ketuban (8 jam) bau (-) jernih, terbawah kepala, penurunan di Hodge I-II, penunjuk sutura sagitalis lintang.
Pemeriksaan panggul: Promontorium
tidak teraba, KD >15 cm, KV >11,5 cm, linea innominata teraba 1/3-1/3, sakrum konkaf, spina iskiadika tak menonjol, arkus pubis >900, dinding samping lurus, kesan panggul luas.
DIAGNOSA KERJA G2P1A0
hamil aterm dengan KPSW 8 jam dan bekas SC 1x (a.i partus kering) inpartu kala I fase laten janin tunggal hidup presentasi kepala.
LAPORAN PERSALINAN
Pukul 09.00 WIBParturient tampak ingin mengejan kuat Pada pemeriksaan dalam didapatkan: Portio tidak teraba Pembukaan lengkap Ketuban (-), jernih, bau (-) Terbawah kepala, H III+ D/ G2P1A0 hamil aterm dengan riwayat pecah ketuban KPSW 18 jam dengan bekas SC 1x (a.i partus kering) inpartu kala II janin tunggal hidup presentasi kepala T/ Pimpin persalinan waktu
Pukul 09.10 WIB
Setelah dipimpin waktu ( jam), bayi tidak lahir maka diputuskan untuk melakukan ekstraksi forsep
Pukul 09.40 WIBLahir dengan ekstraksi forsep neonatus hidup perempuan dengan BB 2500gr PB 46cm AS 8/9 TT AGA Dilakukan manajemen aktif kala III: Injeksi oksitosin 10 IU I.M Masase fundus uteri Peregangan tali pusat terkendali
Pukul 09.45 WIB Plasenta
lahir lengkap, BP 450 gr, PTP 50cm, 16x17cm Dilakukan eksplorasi, tidak dijumpai perluasan episotomi. Luka episiotomi dijahit secara jelkujur subkutikuler dengan chromic catgut 2-0 Keadaan umum ibu post partum baik, perdarahan aktif (-)
TERIMA KASIH