Top Banner

of 24

dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

Feb 11, 2018

Download

Documents

laeliyah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Demam Berdarh Dengue (DBD) merupakan penyakit yang masih

    menimbulkan masalah kesehatan di negara yang sedang berkembang,

    khususnya Indonesia. Hal ini disebabkan oleh masih tingginya angka

    morbiditass dan mortilitas.

    Sejak tahun 1962, di Indonesia sudah mulai mulai ditemukan penyakit

    menyerupai demam dengue yang terjadi di Filipina (1953) dan Muangthai

    (1958). Dan baru pada tahun 1968 dibuktikan dengan pemeriksaan serologis

    untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, tamapk jelas kecenderungan

    peningkatan jumlah penderita. Demikian juga dengan makin meluassnya

    penyakit tersebut, yang terlihat semula hanya dikota-kota besar, kemudian

    menyebar ke semua kotabesar di Indonesia, bahkan sampai ke pedesaan

    dengan penduduk yang padat dalam waktu relatif singkat. Penyakit ini

    sebenarnya telah ditemukan di jakarta pada tahun 1779 oleh Dr. David

    Baylon dan beliau menamakan penyakit ini knokkel koorts karena pasiennye

    mengeluh sakit pada sendi-sendi.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 1

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    2/24

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apakah pengertian dan epidemologi Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)?

    2. Bagaimana etiologi, patofisiologi,dan klasifikasi Dengue Haemorrhagic

    Fever (DHF)?

    3. Apa sajakah manifestasi klinis dan komplikasiyang terjadi padaDengue

    Haemorrhagic Fever (DHF)?

    4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan medis

    padaDengue Haemorrhagic Fever (DHF)?

    5. Bagaimana asuhan keperawatanDengue Haemorrhagic Fever (DHF)?

    1.3 Tujuan

    1. Mengetahui pengertian dan epidemologi Dengue Haemorrhagic Fever

    (DHF).

    2. Mengetahui etiologi, patofisiologi, dan klasifikasi Dengue Haemorrhagic

    Fever (DHF).

    3. Mengetahui apa sajakah manifestasi klinis dan komplikasiyang terjadi

    padaDengue Haemorrhagic Fever (DHF).

    4. Mengetahui pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan medis

    padaDengue Haemorrhagic Fever (DHF).

    5. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Dengue

    Haemorrhagic Fever (DHF).

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 2

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    3/24

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi

    DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus

    yang tergolong orbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan

    nyamuk aedes aegepty (betina).(Christantie effendy,Skp,1995,hal 1)

    DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus)

    yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

    (Suryady,2001,hal 57)

    DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan

    gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah 2

    hari pertama. (Hendarwanto,1992,hal 142)

    Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau demam berdarah dengue

    adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue ditularkan

    melalui gigitan nyamukaedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua

    orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit ini

    juga sering menimbulkan kejadiaan luar biasa atau wabah.

    2.2 Epidemologi

    Penyakit ini terdapat di daerah tropis, terutama di negara asean dan

    pasifik barat. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh

    nyamuk aedes. Di indonesia dikenal dua jenis nyamuk aedes, yaitu :

    1. Aedes aegepty

    a. Paling sering ditemukan

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 3

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    4/24

    b. Nyamuk yang hidup didaerah tropis, terutama hidup dan berkembang

    biak didalam rumah, yaitu ditempat penampungan air jernih atau tempat

    penampungan air disekitar rumah.

    c. Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik-bintik putih.

    d. Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.

    e. Jarak terbang 100 meter.

    2. Aedes albopictus

    a. Tempat habitatanya ditempat air jernih. Biasanya di sekitar rumah atau

    pohon-pohon, tempat yang menampung air hujan yang bersih, seperti

    pohon pisang, pandan, kaleng bekas.

    b. Menggigit pada waktu siang hari.

    c. Jarang terbang 50 meter

    2.3 Etiologi

    Penyebab penyakit Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau demam

    berdarah dengue adalah virus dengue.Virus dengue yang ditularkan melalui

    gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti berbentuk batang,

    stabil pada suhu 37C.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 4

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    5/24

    2.4 Patofisiologi

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 5

    DHF/DBD

    Viremia

    Demam Sakit kepala Mual Nyeri otot

    petekhie

    Pembesaran

    kelenjar

    getah bening

    Trombositopenia Pembesaran

    limfa

    (splenomegali

    Hepatomegali Hiperemia

    Vaskulitis

    Reaksi

    imunologis

    Permeabilitas vaskular

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    6/24

    2.5 Klasifikasi DHF

    Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitanya

    dengan pengelolaan dan prognosis, WHO (1975) membagi DHF dalam 4 derajat

    setelah laboratorik terpenuhi, yaitu:

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 6

    Kebocoran

    plasma

    Hemokonsentrasi (peningkatan

    HCT >20 %), hipoproteinemia,hiponatremia, efusi serosa

    Hipovolume

    Peningkatan reabsorpsi air dan Na

    oleh ginjal danpenurunan

    ekskresi Na urine serta

    peningkatan osmolalitas

    Syok

    Hipoksia

    jaringan

    DIC Asidosis

    metabolik

    Pendarahan masif

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    7/24

    1. Derajat I : Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala klinis lain atau

    perdarahan spontan, uji turniket positif. Trombositopenia dan

    hemakonsentrasi.

    2. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau

    perdarahan lain.

    3. Derajat III : Derajat II disertai kegagalan sirkulasi ringan, yaitu: denyut

    nadi cepat, lemah, dengan tekanan nadi yang menurun (20 mmHg atau

    kurang) atau hipotensi (sistolik 80 mmHg) disertai kulit yang dingin,

    lembab, dan penderita gelisah.

    4. Derajat IV : Derajat III disertai syok berat dengan nadi yang tak teraba dan

    tekanan darah yang tidak terukur dapat disertai dengan penurunan

    kesadaran, sianosis, dan asidosis.

    Derajat I dan II disebut DHF/DBD tanpa renjatan, sedangkan derajat III

    dan IV adalah DHF/DBD dengan rejatan atau DSS.

    2.6 Manifestasi Klinis

    Demam dengue menyerang semua golongan, umur, dan akan

    bermanifestasi lebih berat pada orang dewasa dibandingkan dengan anak-

    anak. Demam dengue pada bayi dan anak berupa demam ringan yang disertai

    dengan timbulnya ruam makulopapular. Pada orang dewasa penyakt ini

    dikenal dengan sindrom trias dengue, yaitu demam tinggi mendadak, nyeri

    pada anggota badan (kepala, bola mata, punggung, dan sendi), dan timbulnya

    ruam makulo papular. Pasien dengan penyakit demam dengue biasanya

    sembuh tanpa adanya gejala sisa.

    Kasus DHF ditandai dengan:

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 7

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    8/24

    1. Demam tinggi mencapai 40oC atau lebih selama 5-7 hari, terkadang

    disertai kejang demam

    2. Sakit kepala

    3. Mual, muntah-muntah (vomitting), tidak nafsu makan, diare, konstipasi

    4. Epigastric discomfort

    5. Perdarahan, terutama perdarahan kulit (ptechie, ekimosis, hematoma)

    6. Nyeri pada otot, tulang sendi, abodemen, ulu hati

    7. Suara serak, batuk

    8. Epistaksis serta disuria

    9. Pembengkakan sekitar mata

    10. Pembesaran htai, limpa, dan kelenjar getah bening

    11. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dinggin, tekanan darah

    menurun, gelisah, capillary refil lebih dari dua detik nadi lebih cepat dan

    lemah)

    Perdarahan kulit dapat berwujud memar atau dapat juga berupa

    perdarahan spontanmulai dari petechiae (muncul pada hari-hari pertama

    demam dan berlangsung selama 3-6 hari) pada ekstremitas, muka, tubuh,

    epistaksis dan perdarahan gusi. Selain perdarahan gastrointestinal masif lebih

    jarang terjadi dan biasanya terjadi dengan kasus dngan syok yang

    berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi.

    Selain perdarahan juga terjadi syok yang biasanya dijumpai pada saat

    demam telah menurun antara hari ke-3 dan ke-7 dengan tanda-tanda anak

    menjadi makin lemah, ujung-ujung jari, telingan dan hidung teraba dingin dan

    lembab. Denyut nadi teras cepat, kecil dan tekanan darah menurun dengan

    tekanan sistolik 80 mmHg atau kurang.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 8

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    9/24

    Menurut patokan WHO pada tahun 1975, diagnosis DBD (DHF) harus

    berdasarkan adanya gejala klinis sebagai berikut:

    1) Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab

    jelas).

    2) Menifestasi perdarahan; paling tidak terdapat uji tourniquet positif dan

    adanya salah satu bentuk perdarahan yang lain misalnya petekia, ekimosis,

    epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau hematemesis.

    3) Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)

    4) Syok yang ditandai nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi yang menurun

    (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik

    menurunsampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin

    dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki; pasien menjadi

    gelisah, timbul sianosis di sekitar mulut.

    2.7 Komplikasi

    1) Anemia

    2) Perdarahan spontan

    3) Efusi pleura

    4) Syok

    5) penurunan kesadaran

    6) Kematian

    2.8 Pemeriksaan Laboratorium

    Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai:

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 9

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    10/24

    1) Hb dan PCV meningkat (20%)

    2) Trombositopenia ( 100.000/ml)

    3) Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)

    4) Ig D dengue positif

    5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan : hipoproteinemia,

    hipokloremia, dan hiponatremia.

    6) Ureum dan Ph darah mungkin meningkat

    7) Asidosis metabolik : pCO2

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    11/24

    liter dalam 24 jam. Dapat diberi teh manis, sirop, susu dan bila mau lebih

    baik oralit. Cara memberikan minum sedikit demi sedikit dan orang tua yang

    menunggu dilibatkan dalam kegiatan ini. Jika anak tidak mau minum sesuai

    yang dianjurkan tidak dibenarkan pemasangan sonde karena risiko

    merangsang terjadinya perdarahan.

    Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat antipiretik dan kompres

    dingin. Jika terjadi kejang-kejang di beri luminal atau antikonvulsan lainnya.

    Luminal diberikan dengan dosis : anak umur kurang 1 tahun 50 mg IM; anak

    lebih dari 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit kejang belum berhenti luminal

    diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kgBB. Anak di atas 1 tahun di beri 50 mg,

    dan di bawah 1 tahun 30 mg, dengan memperhatikan adanya depresi fungsi

    vital.

    Infus diberikan pada pasien DBD tanpa rejatan apabila:

    1. Pasien terus-menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga

    mengancam terjadinya dehidrasi.

    2. Hematokrit yang cenderung meningkat

    Hematokrit mencerminkan derajat kebocoran plasma dan biasanya

    mendahului munculnya secara klinis perubahan fungsi vital (hipotensi,

    penurunan tekanan nadi); sedangkan turunya nilai trombosit biasanya

    mendahului naiknya hematokrit. Oleh karena itu, pada pasien yang diduga

    menderita DBD harus diperiksa Ht, Hb dan trombosit setiap hari mulai hari

    ke-3 sakit sampai demam telah turun 1-2 hari. Nilai Ht itulah yang

    menentukan apakah pasien perlu di pasang infus atau tidak.

    DBD disertai rejatan (DSS)

    Pasien yang mengalami rejatan (syok) harus segera dipasang infus

    sebagai pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang

    diberikan biasanya Ringer Laktat. Jika pemberian cairan tersebut tidak ada

    respons diberikan plasma atau plasma ekspander, banyaknya 20-30 ml/kgBB.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 11

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    12/24

    Pada pasien dengan rejatan berat pemberian infus harus diguyur dengan cara

    membuka klem infus; tetapi karena biasanya vena-vena telah kolaps sehingga

    kecepatan tetesan tidak mencapai yang diharapkan maka untuk mengatasinya

    dimasukkan cairan secara paksa ialah dengan spuit dimasukkan cairan

    sebanyak 100-200 ml, baru kemudian diguyur.

    Apabila rejatan telah teratasi, nadi sudah jelas teraba, amplitudo nadi

    sudah jelas teraba, amplitudo nadi cukup besar, tekanan sistolik 80

    mmHg/lebih, kecepatan tetesan dikurangi menjadi 10 ml/kgBB/jam.

    Mengingat kebocoran plasma biasanya berlangsung sampai 24-48 jam, maka

    pemberian infus dipertahankan sampai 1-2 hari lagi walaupun tanda-tanda

    vital telah nyata-nyata baik. Karena hematokrit merupakan indeks yang

    terpercaya dalam menentukan kebocoran plasma, maka pemeriksaan Ht perlu

    dilakukan secara periodik. Selanjutnya kecepatan tetesan diberikan sesuai

    dengan keadaan gejala klinik dan nilai hematokrit.

    Pada pasien dengan rejatan berat atau rejatan berulang perlu dipasang

    CVP (central venouspressure, pengaturan tekanan vena sentral) untuk

    mengukur tekanan vena sentral melalui safena magna atau vena jugularis, dan

    biasanya pasien dirawat di ICU. Dalam masa penyembuhan, cairan yang ada

    dalam ruang ekstravaskuler akan diresorbsi kembali ke dalam ruang vaskuler,

    maka dalam hal pemberian cairan harus hati-hati. Perlu diketahui, bahwa

    penurunannya nilai hematokrit dan hemoglobin pada masa ini tidak diartikan

    sebagai tanda terjadinya perdarahan gastrointestinal. Evaluasi klinis, nadi

    (amplitudo dan frekuensi), tekanan darah, pernapasan, suhu dan pengeluaran

    urine di lakukan lebih sering.

    Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan

    gastrointestinal yang hebat. Kadang-kadang perdarahan gastrointestinal berat

    dapat di duga apabila nilai hemoglobin dan hematokrit menurun sedangkan

    perdarahannya sendiri tidak kelihatan. Dengan memperhatikan evaluasi klinis

    yang telah disebut, maka dalam keadaan inipun dianjurkan pemberian darah.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 12

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    13/24

    Evaluasi pengobatan

    Untuk memudahkan mengikuti perjalanan klinik pasien dengan

    renjatan, dibuat catatan dalam klinik yang mencantumkan tanggal dan jam

    pemeriksaan serta hasil pemeriksaan nilai Ht dan Hb, trombosit, tekanan

    darah, nadi (frekuensi dan amplitudo), pernapasan, suhu dan pengeluaran

    urine. Juga jenis dan jumlah cairan yang diberikan(kecepatan tetesan) juga

    bila terjadi perdarahan gastrointestinal jumlah dan warna perdarahannya. Bila

    rejatan tidak teratasi dengan pengobatan biasa atau terjadi rejatan berulang

    pasien di rawat di ICU.

    BAB III

    Asuhan Keperawatan pada Bayi atau Anak dengan DHF

    3.1 Pengkajian

    a. Identitas pasien

    Nama, umur (pada DHF plaing sering menyerang anak-anak dengan usia

    kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,

    pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.

    b. Keluhan utama

    Alasan/keluhan yang menonjo pada pasien DHF untuk datang ke rumah

    sakit yaitu panas tinggi dan anak lemah.

    c. Riwayat penyakit sekarang

    Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan

    saat demam kesadaran kompos mentis. Turunya panas terjadi antara hari

    ke-3 dan ke-7, dan anak semakin lemah. Terkadang disertai dengan

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 13

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    14/24

    keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah anoreksia, diare/konstipasi,

    sakit kepala, nyeri otot dan persendiannyeri ulu hati, pergerakan bola mata

    terasa pegalserta adanya perdarahan pada kult, gusi (grade III, IV) dan

    melena/hematemesis.

    d. Riwayat penyakit yang pernah diderita

    Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak bisa mengalami

    serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain.

    e. Riwayat imunisasi

    Apabila anak mempunyai kekbalan tubuh yang baik, maka kemungkinan

    akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.

    f. Riwayat gizi

    Status gizi anak menderita DHF dat bervariasi. Semua anak dengna status

    gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor

    predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan

    mual, muntah dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini makin

    berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi,

    maka anak akan mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya

    menjadi kurang.

    g. Kondisi lingkungan

    Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang

    kurang bersih (seperti air ynag menggenang dan gantungna baju di kamar)

    h. Pola kebiasaan

    1) Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan

    berkurang.

    2) Eliminasi alvi (buang air besar) : terkadang anak mengalami

    diare/konstipasi. Sementara DHF grade III-IV bisa terjadi melena.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 14

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    15/24

    3) Eliminasi urine (buang air kecil) : perlu diaji apakah sering kencing,

    sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi

    hematuria.

    4) Todur dan istirahat : anak sering mengalami kurang tidur karena

    mengalami syok/nyeri otot dan persendiaan kuantitas dan kualitas tidur

    maupun istirahatnya kurang.

    5) Kebersihaan :upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan

    lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat

    sarang nyamuk aedes aegypti

    6) Perilakudan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk

    menjaga kesehatan.

    i. Pemeriksaan fisik

    Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi dari ujung rambut

    sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan (grade) DHF, keadaan fisikanak adalah sebagai berikut:

    1. Grade I : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda

    vital dan nadi lemah.

    2. Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, ada

    perdarahn spontan petekia, perdrahan gusi dan telinga, serta nadi

    lemah, kecil dan tidak teratur

    3. Grade III : kesadran apatis, somnolen, keadaan lemah, nadi lemah dan

    tidka teratur, serta tensi menurun

    4. Grade IV : kesadarn koma, tanda-tanda vital : nadi tidka teraba, tensi

    tidak terukur, pernafasna tiddak teratur, ekstremitas dingin,

    berkeringat, dan kulit tampak biru

    j. Sistem integumen :

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 15

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    16/24

    1. Adanya petekiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan mucul

    keringatdingin dan lembab.

    2. Kuku sianosis/tidak.

    3. Kepala dan leher

    Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy),

    mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) ada

    grade II,III,IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering,

    terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan

    mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telinga (pada

    grade I, III, IV)

    4. Dada

    Bentuk simestris dan kadang-kadang terasa sesak. Ada foto thorax

    terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi

    pleura), rales (+), ronchi (+) yang biasanya terdapat pada grade IIIdan IV.

    5. Abdomen

    Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali), dan asietas.

    6. Ekstremitas

    Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 16

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    17/24

    3.2 Diagnosa keperawatan

    a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam

    darah/viremia).

    b. Gangguan pemenuhan kubutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    berhubungan dengan anoreksia.

    c. Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.

    d. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang

    lemah.

    e. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume

    cairan tubuh akibat perdarahan.

    (Doengoes, 2000)

    3.3 Perencanaan Asuhan keperawatan

    Dx I : Hipertemia (suhu naik) berhubungan dengan proses penyakit

    (viremia/virus).

    Tujuan : Hipertermia dapat teratasi

    Kriteria Hasil : 1. Suhu tubuh dalam batas normal (36-37 C).

    2. Mukosa lembab

    3.Tidak ada sianosis atau purpura

    Intervensi Rasional

    Mandiri :1. Kaji saat timbulnya demam

    2. Observasi tanda-tanda vital: suhu,

    nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam

    atau lebih sering.

    3. Anjurkan klien untuk banyak

    minum 2,5 liter/24 jam dan

    Mandiri :1. Untuk mengidentifikasi pola

    demam pasien.

    2. Tanda-tanda vital merupakan

    acuan untuk mengetahui keadaan

    umum klien.

    3. Peningkatan suhu tubuh

    mengakibatkan penguapan tubuh

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 17

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    18/24

    jelaskan manfaatnya bagi klien.

    4. Lakukan Tepid Water Sponge.

    5. Anjurkan untuk tidak memakai

    selimut dan pakaian yang tebal.

    Kolaborasi :

    6. Berikan terapi cairan IVFD dan

    obat antipiretik.

    meningkat sehingga perlu

    diimbangi dengan asupan cairan

    yang banyak.

    4. Tepid Water Sponge dapat

    menurunkan penguapan dan

    penurunan suhu tubuh.

    5. Pakaian yang tipis akan membantu

    mengurangi panas dalam tubuh.

    Kolaborasi :

    6. Pemberian cairan dan obat

    antipiretik sangat penting bagi

    klien dengan suhu tinggi yaitu

    untuk menurunkan suhu tubuhnya.

    DX II : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

    tubuh berhubungan dengan anoreksia.

    Tujuan : Anoreksia dan kebutuhan nutrisi dapat teratasi.

    Kriteria Hasil : 1. Berat badan stabil dalam batas normal.

    2. Tidak ada mual dan muntah.

    Intervensi Rasional

    Mandiri :

    1. Kaji mual, sakit menelan, dan

    muntah yang dialami oleh pasien.

    2. Kaji cara/bagaimana makanan

    dihidangkan.

    3. Berikan makanan yang mudah

    ditelan seperti bubur, tim, dan

    hidangkan saat masih hangat.

    Mandiri :

    1. Untuk menetapkan cara

    mengatasinya.

    2. Cara menghidangkan makanan

    dapat mempengarauhi nafsu makan

    klien.

    3. Membantu mengurangi kelelahan

    pasien dan meningkatkan asupan

    makanan karena mudah ditelan.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 18

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    19/24

    4. Jelaskan manfaat makanan/nutrisi

    bagi klien terutama saat klien sakit.

    5. Berikan umpan balik positif pada

    saat klien mau berusaha

    menghabiskan makanan.

    6. Catat jumlah/porsi makan yang

    dihabiskan oleh klien setiap hari.

    7. Lakukan oral hygiene dengan

    menggunakan sikat gigi yang

    lunak.

    8. Timbang berat badan setiap hari

    Kolaborasi :

    9. Bererikan obat-obatan antasida

    (anti emetik) sesuai

    program/instruksi dokter.

    10. Kolaborasi dengan ahli gizi

    dalam pemberian diit yang tepat.

    4. Meningkatkan pengetahuan pasien

    tentang nutrisi sehingga motivasi

    makan meningkat.

    5. Motivasi dan meningkatklan

    semangat pasien.

    6. Untuk mengetahui pemenuhan

    nutrisi.

    7. Meningkatkan nafsu makan.

    8. Mengetahui perkembangan status

    nutrisi klien.

    Kolaborasi :

    9. Dengan pembarian obat tersebut

    diharapkan intake nutrisi klien

    meningkat karena mengurangi rasa

    mual dan muntah.

    10. Membantu proses penyembuhan

    klien.

    DX III : Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan

    trombositopenia

    Tujuan : Perdarahan tidak terjadi.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 19

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    20/24

    Kriteria Hasil : 1. Tanda-tanda vital normal.

    2. Jumlah trombosit klien meningkat.

    3. Tidak terjadi epitaksis, melena, dan hemotemesis.

    Intervensi Rasional

    Mandiri :

    1. Monitor tanda-tanda perdarahan

    dan trombosit yang disertai dengan

    tanda-tanda klinis.

    2. Anjurkan klien untuk banyak

    istirahat.

    3. Berikan penyelasan pada keluerga

    untuk segera melaporkan jika ada

    tanda-tanda perdarahan.

    4. Antisipasi terjadinya perdarahan

    dengan menggunakan sikat gigi

    lunak, memberikan tekanan pada

    area tubuh setiap kali selesai

    pengambilan darah.

    Mandiri :

    1. Penurunan jumlah trombosit

    merupakan tanda-tanda adanya

    perforasi pembuluh darah yang

    pada tahap tertentu dapat

    menimbulkan tanda-tanda klinis

    berupa perdarahan (petekie,

    epistaksis, dan melena).

    2. Aktivitas yang tidak terkontrol

    dapat menyebabkan terjadinya

    perdarahan.

    3. Mendapatkan penanganan segera

    mungkin.

    4. Mencegah terjadinya pendarahan.

    DX IV : Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi

    tubuh yang lemah.

    Tujuan : Aktivitas sehari-hari klien kembali normal.

    Kriteria Hasil : 1. Keadaan umum membaik

    2. Kebutuhan sehari-hari terpenuhi seperti: makan,

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 20

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    21/24

    minum, dan personal hyiene (mandi, menggosok

    gigi, dan bershampoo).

    Intervensi Rasional

    Mandiri :

    1. Kaji kebutuhan klien.

    2. Kaji hal-hal yang mampu dilakukan

    klien berhubungan dengan

    kelemahan fisiknya.

    3. Bantu klien memenuhi kebutuhan

    aktivitas sehari-hari klien sesuai

    tingkat keterbatasan klien seperti

    mandi, makan, dan eliminasi.

    Mandiri :

    1. Mengidentifikasi masalah klien.

    2. Mengetahui tindakan keperawtan

    yang akan diberikan sesuai dengan

    masalah klien.

    3. Pemberian bantuan sangat

    diperlukan oleh klien pada saat

    kondisinya lemah dan perawat

    mempunyai tanggung jawab

    dalam pemenuhan kebutuhan

    sehari-hari tanpa membuat klien

    ketergantungan terhadap perawat.

    DX V : Resiko tinggi syok hipovolemik berhibungan dengan kurangnya

    volume cairan tubuh akibat perdarahan.

    Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik.

    Kriteria Hasil : 1. Tanda-tanda vital dalam batas normal.

    2. Keadaan umum baik.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 21

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    22/24

    3. Syok hipovolemik tidak terjadi.

    Intervensi Rasional

    Mandiri :

    1. Monitor keadaan umum kilen.

    2. Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4

    jam.

    3. Monitor tanda-tanda perdarahan.

    4. Anjurkan keluarga/klien untuk

    segera melapor jika ada tanda-

    tanda perdarahan.

    5. Segera puasakan jika terjadi

    perdarahan saluran pencernaan.

    6. Perhatikan keluhan klien seperti

    pusing, lemah, ekstremitas dingin,

    sesak nafas.

    Kolaborasi :

    7. Berikan therapi cairan intra vena

    jika terjadi perdarahan.

    8. Cek Hb, Ht, Trombosit (sito).

    Mandiri :

    1. Untuk mengetahui jika terjadi

    tanda-tanda syok.

    2. Untuk memastikan tidak terjadi per

    syok.

    3. Perdarahan yang cepat diketahui

    dapat segera teratasi.

    4. Untuk membantu tim perawat

    untuk segara menentukan tindakan

    yang tepat.

    5. Untuk membantu mengistirahatkan

    saluran pencernaan untuk

    sementara selama perdarahanberasal dari saluran cerna.

    6. mengetahui seberapa jauh

    pengaruh perdarahan.

    Kolaborasi

    7. Untuk mengetahui kehilangan

    cairan tubuh yang hebat yaitu

    untuk mengatasi syok

    hipovolemik.

    8. Untuk mengetahui tingkat

    kebocoran pembuluh darah yang

    dialami klien, dan untuk acuan

    melakukan tindakan lebih lanjut.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 22

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    23/24

    9. Berikan trasfusi sesuai instruksi

    dokter.

    9. Untuk menganti volume darah

    serta komponen yang hilang.

    4. Evaluasi

    a. Hipertermia dapat teratasi.

    b. Anoreksia dan kebutuhan nutrisi dapat teratasi.

    c. Perdarahan tidak terjadi.

    d. Aktivitas sehari-hari klien kembali normal.

    e. Tidak terjadi syok hipovolemik.

    Askep Pada Bayi atau Anak dengan masalah DHF | 23

  • 7/23/2019 dhf jadiiiiiiiiiiiiiii

    24/24

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh

    melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak,

    remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi.

    Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever

    ( DHF ).

    4.2 Saran

    Demam Berdarah Dengue atau DBD biasa menyerang saat musim

    penghujan. Terlebih negara kita termasuk negara beriklim tropis yang

    merupakan tempat hidup favorit bagi nyamuk. Demam ini bisa menjadi

    penyakit yang mematikan jika tidak segera ditangani. Khususnya, anak-anak

    seringkali menjadi sasaran dari gigitan nyamuk yang menyebabkan penyakit

    ini. Sebagai orangtua, sebaiknya berusaha mencegah agar anak dan seluruh

    anggota keluarga agar terhindar dari penyakit ini. Juga perlu bersikap sigap jika

    ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala penyakit demam berdarah.

    Bekali diri dengan informasi seputar penyakit ini agar dapat membantu akibat

    negatif dari penyakit demam berdarah dengue.