DASPENMAKALAH
Diajukan Sebagai Syarat Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan
IPA
Oleh :
Kelompok III :
1. Asrizal Wahdan Wilsa (0402514003)
2. Zulfa Ayuningtyas F.(0402514005)3. Novi
Widyastuti(0402514006)4. Moch. Dwi Irsyad S.(0402514027)5.
Sukarmi(0402514044)PROGRAM STUDI PEND. IPA KONSENTRASI BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2014 A. DISKUSI, DEMONSTRASI DAN CERAMAH
1. Latar Belakang
Bicara dan berpendapat adalah cara penting dalam belajar sains.
Diskusi, demonstrasi, dan ceramah adalah strategi pembelajaran yang
memberikan kesempatan siswa untuk secara produktif terlibat dalam
bentuk-bentuk komunikasi lisan. Praktek di kelas menunjukkan bahwa
strategi pembelajaran cenderung berpusat pada guru, tapi ini
seharusnya tidak menjadi ketentuan ketika guru menggunakan strategi
pembelajaran ini.
Pemahaman siswa dalam ilmu pengetahuan melalui diskusi,
demonstrasi, dan ceramah dipengaruhi oleh pola wacana kelas.
Penggunaan strategi pengajaran oleh guru sains dapat membantu siswa
untuk mengembangkan kekuatan penalaran logis mereka dan membangun
pemahaman yang kuat tentang dunia di mana mereka tinggal.
2. Tujuan
Gunakan pertanyaan berikut untuk memandu pemikiran dan belajar
tentang strategi pembelajaran diskusi, demonstrasi, dan
ceramah:
Apa itu berbicara ilmiah dan pendapat? Apa jenis pola wacana
kelas yang mendorong keberanian bicara ilmiah dan argumentasi?
Bagaimana bisa diskusi digunakan untuk mempromosikan siswa
belajar sains?
Apa yang harus guru IPA pertimbangkan ketika merencanakan dan
memimpin demonstrasi untuk mendorong pembelajaran IPA?
Kapan ceramah digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran sains?
Bagaimana seharusnya seorang guru IPA mempersiapkan dan menyajikan
ceramah?3. Wacana ilmiah
Mempelajari IPA, siswa harus melakukan lebih dari mempelajari
fakta-fakta ilmu pengetahuan dan teori-teori saja. Mereka juga
harus memahami tentang cara pembuatan/proses gejala IPA. Sebagian
besar siswa tidak akrab dengan kosa kata yang digunakan dalam
pembelajaran sains. Di kelas sains, siswa perlu diperkenalkan
kata-kata yang memiliki makna ilmiah khusus dan membantu untuk
membedakan antara makna ilmiah dan makna sehari-hari.Sarana utama
argumentasi ilmiah adalah persuasi, di mana ide-ide dan bukti yang
diajukan dalam upaya untuk meyakinkan masyarakat tentang kekuatan
atau ide.
4. Pertanyaan Lisan
Pertanyaan harus dinyatakan dengan jelas sehingga siswa dapat
mngerti makna dan menangkap apa yang dimaksud guru. Guru harus
menggunakan kosakata dan bahasa yang jelas menggunakan campuran
pertanyaan dari berbagai tingkat berfikir
Siswa harus mengajukan pertanyaan yang mendorong untuk
menganalisis masalah dan mensintesis ide selain diminta untuk
mengingat fakta-fakta ilmiah. Ketika guru mengajukan pertanyaan
dengan tingkat yang lebih tinggi dan mengajarkan siswa untuk
mengenali kata-kata kunci yang menunjukkan tingkat yang diinginkan,
siswa terlibat dalam berpikir tingkat tinggi ketika merumuskan
jawaban mereka (Costa & Lowery, 1989)
5. Giliran berbicara dan format berbicara
Giliran berbicara dalam pertanyaan guru dapat mendorong
pembicaraan siswa dan keterlibatan kognitif siswa. Pertanyaan
menyelidik mendorong siswa untuk memperluas jawaban,
mengklarifikasi, dan membenarkan pembicaraan mereka.Mendorong siswa
untuk mengklarifikasi pemikiran mereka dengan mengatakan.."Jelaskan
pernyataan anda? Atau dengan mengajukan pertanyaan seperti "Apa
artinya, bagi Anda? " adalah contoh cara untuk meminta pembenaran.
Berbeda dengan pertanyaan yang menyelidik, ketika mengarahkan, guru
menanyakan siswa untuk memperluas, menjelaskan, atau membenarkan
pembicaraan teman sekelas."Apa bukti yang mendukung pernyataan
Johns bahwa beberapa reaksi fotosintesis tidak memerlukan cahaya?"
dan Jimmy, tolong memperluas jawaban Caroline tentang hubungan
antara kekuatan perekat dan pembentukan meniskus? adalah contoh
mengarahkan pertanyaan secara bergiliran.Jangka waktu berpikir
dalam bertanya kadang-kadang digunakan menunggu waktu untuk
mengklarifikasi tujuan akademis dan periode diam ini untuk
memungkinkan siswa dan guru untuk menyelesaikan tugas berpikir
"(Stahl. 1996, hlm. 1). Waktu tunggu dari 3 sampai 5 detik adalah
yang paling menguntungkan untuk mendorong siswa berbicara.
Menggunakan waktu tunggu menunjukkan manfaat
1. siswa yang diminta dan tidak diminta, responya kembali
meningkat
2. Kegagalan siswa untuk menjawab pertanyaan menurun
3. kepercayaan siswa dan tanggapan spekulatif meningkat
4. Jumlah pertanyaan yang diajukan oleh siswa meningkat. (Rowe,
1974. 1978. Tobin. 1984)
Berbeda dengan berbicara bergiliran. format bicara adalah cara
pengorganisasian siswa untuk memfasilitasi pembicaraan. Sebagai
contoh, siswa dapat dipasangkan atau dikelompokkan menjadi tiga
atau empat tim anggota untuk melakukan kegiatan laboratorium atau
memahami suatu bagian teks. Tugas seperti ini dapat menyebabkan
peningkatan keterlibatan kognitif bahkan di antara siswa yang
akademiknya kurang bagus (Michaels, Sh ouse, & Schwein Gruber,
2008)
Mempromosikan bicara dan berpendapat di kelas sains mungkin
awalnya sulit karena percakapan siswa tidak dapat diprediksi dan
tingkat keahlian guru yang dibutuhkan untuk merasa nyaman saat
melakukannya. Diskusi, demonstrasi. dan ceramah adalah kendaraan
yang sangat baik untuk mempromosikan bicara ilmiah dan
argumentasi
6. Diskusi
Sebuah diskusi melibatkan ekspresi dari sudut pandang guru dan
siswa tentang topik yang semua memiliki latar belakang pengetahuan
yang memadai untuk membuat kontribusi. Dua jenis diskusi yang dapat
berkontribusi pada tujuan pembelajaran sains adalah diskusi
terpandu dan diskusi refleksi.
7. Diskusi terpandu
Dalam diskusi yang dipandu, guru adalah pemimpin interaksi dan
kuesioner primer dalam interaksi yang bervariasi dan fleksibel
(Wilen. 1990). Dalam beberapa kasus, siswa dapat mengajukan
pertanyaan kepada guru atau teman sekelas untuk memperluas
penjelasan atau menjelaskan sesuatu yang dikatakan. Dalam diskusi
yang dipandu siswa diberi waktu untuk berpikir tentang pertanyaan
dan merumuskan jawaban sebelum menjawab.
Diskusi dipandu dapat digunakan untuk membantu siswa membangun
pengetahuan diri mereka sendiri. Pertanyaan yang diajukan dalam
diskusi terpandu mendorong siswa untuk menafsirkan, menjelaskan,
menerapkan, mengilustrasikan, dan menyimpulkan (Wilen. 1990).
8. Diskusi reflektif
Inti dari diskusi reflektif atau diskusi yang sebenarnya adalah
ekspresi ide terbuka. Diskusi refleksi dimulai oleh guru, yang
berperan seperti moderator setelahnya sebagai fasilitator diskusi.
Diskusi refektif berjalan lambat dan mondar-mandir, tanggapan siswa
cenderung cukup panjang. Momentum diskusi tidak dikelola oleh
serangkaian pertanyaan guru, seperti halnya dengan diskusi terpandu
tetapi dengan siswa meminta pertanyaan dari siswa lain dan
pernyataan kontribusi baik oleh guru dan siswa (Dillon , 1990).
Keberhasilan diskusi reflektif terletak pada minat siswa dan latar
belakang pengetahuan siswa.9. Memimpin Diskusi yang Sukses
Pokok diskusi terdiri dari empat tahap: pembukaan, klarifikasi,
investigasi. dan penutupan (Kindsatter et ala 1996. Pada tahap
pembukaan, guru mengidentifikasi topik diskusi dan memberitahu
siswa apa yang akan dilakukan dan mengapa. Banyak guru dalm
memusatkan perhatian dengan gambar, video, pertanyaan, dan pendapat
pribadi.
Selama fase klarifikasi, aturan dalam diskusi dikomunikasikan
dan konsep penting didefinisikan dan dijelaskan. Siswa perlu tahu
bagaimana mereka berbicara dan menunjukkan rasa hormat terhadap
pandangan orang lain. Mereka juga perlu tahu apa peran guru selama
diskusi.
Tahap penyidikan adalah bagian utama dari setiap diskusi.
Unsur-unsur utama dari fase ini adalah pertanyaan guru, bicara
bergiliran, dan format bicara, semuanya ditujukan untuk mendorong
keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Guru dapat mengarahkan
pertanyaan yang meminta penjelasan yang lebih mendalam untuk
meningkatkan diskusi, tapi terlalu banyak bicara guru dapat menahan
kontribusi dari siswa . Meskipun tidak mungkin untuk mengantisipasi
semua pertanyaan atau berbicara bergiliran dan format pembicaraan
yang harus digunakan selama diskusi, akan sangat membantu bagi guru
untuk untuk menggunakan waktu tunggu, mengungkapkan sudut pandang
pribadi,menambah kontribusi siswa, dan pengelompokan siswa secara
berpasangan atau tim yang bicara bergiliran dan format yang dapat
digunakan oleh guru untuk menjaga berjalanya diskusi tetap terfokus
. Hal ini juga penting untuk mempertimbangkan bagaimana kemampuan
tingkat berfikir siswa, kemampuan bahasa, dan budaya di rumah dapat
mempengaruhi keberhasilan.
Penutupan adalah tahap akhir diskusi akan tetapi tetap penting
untuk keberhasilan diskusi.
Untuk memimpin sebuah diskusi yang baik , seorang guru harus
mampu melakukan hal berikut :
1. mengatur tempat duduk siswa dalam lingkaran atau pengaturan
tapal kuda sehingga mereka dapat berinteraksi dengan mudah dan
dapat mengamati ekspresi wajah masing-masing . Peserta juga
menggunakan ekspresi wajah untuk berkomunikasi.2. menjaga diskusi
bergerak pada kecepatan yang wajar.
3. menjaga diskusi berkaitan dengan topik atau masalah yang
sedang dipertimbangkan .
4. Mendorong semua siswa untuk berpartisipasi. Jangan membiarkan
beberapa siswa untuk berbicara sendiri.
5. Mengakui semua kontribusi yang dibuat siswa.
6. Menolak komentar-komentar miring dengan bijaksana,
7. Menyimpulkan di akhir diskusi
8. menghidupkan diskusi ketika siswa mulai kehilangan minat
10. Demonstrasi
Demonstrasi adalah pengalaman konkret yang mengundang bicara
ilmiah dan argumentasi. Percakapan yang diasosiasikan dengan
demonstrasi yang efektif dapat membantu mengungkap kesalah pahaman
konsep siswa, memperjelas konsep-konsep utama dan prinsip-prinsip,
dan menimbulkan ketertarikan yang tinggi dalam penyelidikan lebih
lanjut
11. Perencanaan Sebuah Demonstrasi
Begitu keputusan telah dibuat untuk menggunakan demonstrasi,
perhatian guru harus beralih ke bahan dan alat yang diperlukan,
visibilitas dan perhatian siswa, serta mencoba demonstrarion
sebelum menyajikannya kepada siswa .
Ketika siswa melakukan demonstrarion, mereka mendapatkan
keuntungan pengalaman perencanaan dan membangun perangkat. Sebelum
menyajikan demonstrasi, perlu diperhatikan masalah-masalah yang
akan timbul dalam demonstrasi tersebut. Guru harus merakit
peralatan sebelum kelas dimulai, menutupinya dengan kain atau kotak
sebelum siswa rrive di dalam ruangan , dan kemudian member tau
siswa peraturan untuk memulai demonstrasi tersebut. Ketersediaan
bahan cadangan seperti baterai tambahan, katrol, dan gelas akan
membuat demonstrasi berjalan seperti yang direncanakan tanpa
masalah . 12. Menyajikan sebuah Demonstrasi
Sebuah demonstrasi ilmu pengetahuan dapat dengan mudah
menghasilkan sesi pembelajaran yang berpusat pada guru, Namun,
disarankan menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa selama
demonstrasi, yang melibatkan semua siswa dari awal. Hal ini
dimungkinkan dengan hati-hati memilih demonstrasi, jenis
pertanyaan, dan memilih bicara bergiliran yang menyebabkan siswa
untuk bertanya-tanya mengapa dan untuk menjelaskan bagaimana
hubungannya. Penting untuk melibatkan siswa dalam demonstrarioi
yang memiliki tiga tahap: pengantar , presentasi dan kesimpulan
(Kindsvattet et al,1996).
Selama pendahuluan , tujuan demonstrasi disampaikan dan menjadi
acuan. Tujuan demonstrasi harus dibuat sederhana agar siswa mudah
memahami.
Demonstrasi paling produktif ketika masalah yang ditimbulkan
dari hasil demonstrasi memiliki lebih dari satu kemungkinan.
Diskusi yang menyertai prediksi siswa selanjutnya sering melibatkan
pembicaraan energik yang kaya dengan argumen, bukti, dan penalaran
.
Untuk memastikan bahwa siswa memahami/belajar dari demonstrasi,
guru dapat mengajukan pertanyaan seperti, "pengamatan Apa yang
telah Anda buat?" atau "Apa yang terjadi di langkah terakhir?"
sebagai proses demonstrasi. Jika siswa tidak dapat merespon
terhadap pertanyaan guru , mungkin perlu untuk mengulangi
demonstrasi. Untuk meminta perhatian dan belajar siswa, guru secara
berkala bisa meringkas apa yang telah terjadi atau meminta siswa
untuk melakukannya. Tergantung pada sifat dari demonstrasi
tersebut, dimungkinkan siswa secara fisik memanipulasi bahan atau
peralatan pada fase ini .
Selama fase akhir demonstrasi, guru membantu siswa membangun
temuan tentang konsep atau prinsip baru yang diilustrasikan dalam
fase sebelumnya. Guru yang terlalu banyak berbicara dapat
memadamkan percakapan siswa .
Penelitian menunjukkan bahwa kualitas demonstrasi meningkatkan
pengetahuan konten sains dan pemahaman guru tentang praktik
pembelajaran sains dan karakteristik siswa ( Clermont , Borko ,
& Krajcik , 1994).13. Ceramah
Ceramah ini memiliki kekuatan tertentu yang membuatnya berguna
untuk ilmu petunjuk. Sejumlah besar materi pembelajaran dapat
ditutup dalam waktu singkat dengan ceramah, dan itu adalah cara
yang efektif untuk memperkenalkan unit, mengklarifikasi pemahaman,
dan mendefinisikan istilah ilmu (Howerdew,1992). Ceramah juga dapat
mengajarkan banyak siswa menggunakan beberapa bahan dan sumber.
Ketika guru sains berbicara tentang pembelajaran mereka paling
sering berbicara tentang pembelajaran interaktif dari sesuatu yang
menyerupai presentasi.
Pertanyaan seru dan demonstrasi mendorong siswa untuk
memperhatikan topik atau isu yang menjadi fokus ceramah interaktif.
Pertanyaan dan demonstrasi mendorong pembicaraan ilmiah dan
argumentasi yang diperlukan bagi siswa untuk mengembangkan
pemahaman ilmu mereka. Selain itu, pertanyaan dan tanggapan siswa
terhadap pertanyaan guru memberikan pemahaman siswa.
Ceramah interaktif sering kali diremehkan sebagai strategi
mengajar. Tapi Eick dan Samford (1999) menunjukkan bahwa itu
memberi harapan besar bagi guru pemula, terutama untuk dua alasan,
yaitu meningkatkan kepercayaan diri dan membuat siswa aktif
berargumentasi.
14. Mempersiapkan Ceramah
Persiapan Ceramah melibatkan pemeriksaan pemahaman tentang
materi yang akan disajikan, mempersiapkan catatan untuk memandu
presentasi Anda. Mengetahui konten saja tidak cukup, tetapi harus
mengetahui cara menyajikannya kepada siswa. Guru harus mampu
menjelaskan ide-ide lebih dari satu cara, memberikan contoh
persuasif, menggunakan analogi, dan mengenali kesulitan siswa
ketika mempelajari topik ilmu untuk pertama kalinya. Anda dapat
memperkuat dasar pengetahuan dengan berbicara dengan guru lain,
membaca, berpartisipasi dalam program pendidikan sains, dan
mengajar mata pelajaran ilmu yang sama beberapa kali.
Catatan berfungsi untuk memandu presentasi guru. Beberapa guru
merasa nyaman ketika telah menulis materi lengkap dalam bentuk
prosa. Guru lain yang lebih berpengalaman lebih memilih kerangka
out-line berisi kata kunci. Paparan visual yang berbentuk garis
atau grafis, seperti peta konsep dapat merangsang siswa mengikuti
pembelajaran dan meningkatkan prestasi dalam mengingat materi.
Perhatian khusus harus diberikan pada saat pengenalan
pembelajaran untuk memberikan patokan untuk apa mengikuti
pembelajaran. Guru harus membantu menjelaskan dan menghubungkan
materi yang dahulu atau bersifat konseptual. 15. Menyajikan Ceramah
yang sukses
Ceramah terorganisir dengan baik jika memiliki pendahuluan,
inti, ringkasan dari inti presentasi, dan kesimpulan. Pendahuluan
harus memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Salah satunya
adalah menjelaskan topik pembelajaran yang berhubungan dengan
kehidupan pribadi siswa. Guru dapat menggunakan pertanyaan,
pernyataan, dan istilah penting untuk memberi semangat siswa.
Pendahuluan ini juga berfungsi untuk membantu siswa mempersiapkan
diri untuk informasi yang disajikan selama pembelajaran.
Inti pembelajaran ditandai dengan presentasi dari materi,
penggunaan alat bantu visual dapat meningkatkan presentasi, dan
dengan adanya pertanyaan dapat merangsang perhatian siswa. Garis,
gambar, grafik, foto, model dan demonstrasi adalah contoh alat
bantu visual yang dapat meningkatkan pembelajaran apapun. "Isyarat
nonverbal seperti postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, gerak
tubuh, dan jarak fisik dapat membantu menahan minat siswa dan
perhatian mereka dalam pembelajaran (Kindsvatter et al, 1996).
Salah satu cara lain untuk mencapai tujuan yang sama adalah
dengan bercerita. Misalnya berkaitan dengan mitos, budaya, namun,
harus akurat dan tidak terlalu dramatis.
Ringkasan dalam sebuah ceramah interaktif biasanya berbasis
pertanyaan. Sebuah alternatif untuk ringkasan adalah refleksi dalam
pembelajaran (Olmsted, 1999), di mana siswa didorong untuk berbagi
apa yang telah mereka pelajari dengan teman sekelas dan memberikan
umpan balik kepada guru. Ringkasan pembelajaran dan refleksi
dimaksudkan untuk memotivasi, menetapkan relevansi materi yang
disampaikan, dan memungkinkan untuk penilaian formatif.
Kesimpulan dari pembelajaran adalah tempat bagi guru untuk
meringkas poin utama dan mengajukan pertanyaan tambahan.
Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dari tanggapan siswa
terhadap pertanyaan-pertanyaan penutup. 16. Mendemonstrasikan
pemahaman Anda tentang Strategi Pengajaran Yang dipromosikan Dalam
Wacana Ilmiah
Diskusi, demonstrasi, dan ceramah adalah strategi pembelajaran
yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk ikut dalam pembicaraan
ilmu pengetahuan dan argumentasi. Sebagai seorang guru pemula, Anda
diharapkan untuk menunjukkan pemahaman Anda bagaimana menggunakan
strategi instruksional untuk mempromosikan wacana ilmiah di
kalangan siswa yang akan menuntun mereka ke konstruksi ilmu
pengetahuan dalam perencanaan dan praktek. Ada dua bagian dari
National Science Teachers Association (NSTA) Standar untuk
Persiapan Guru Sains yaitu:
Standar 2: Nature of Science menyatakan:
Guru harus Melibatkan para siswa dalam pembelajaran dengan
critical analysis (NSTA, 2003, hal. 16)
Standar 5: Keterampilan Umum Pengajaran menyatakan:
Guru harus menggunakan tindakan mengajar, strategi, dan metode
yang bervariasi untuk mengembangkan keterampilan dan tingkat
pemahaman siswa. (NSTA, 2003, hal. 21)
B. ILMU TERKAIT ERAT DENGAN TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT
1. Latar Belakang
Penelitian ilmiah bermanfaat dalam menyediakan teknologi. Tujuan
penting dari ilmu pengetahuan bagi siswa untuk memahami hubungan
antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat. Pendekatan
instruksional harus menghubungkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan menitikberatkan penerapan pengetahuan ilmiah dan teknologi
untuk kehidupan pribadi dan melibatkan siswa dalam berbagai
pengalaman pembelajaran, termasuk yang melibatkan desain dan
eksplorasi produk, proses, dan system. pendekatan instruksional
juga harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk menganalisis
dampak sains dan teknologi terhadap masyarakat
2. Tujuan Pada Bab Tersebut
Menggunakan pertanyaan untuk membantu siswa menghubungkan antara
ilmu pengetahuan dan teknologi dan membuat keputusan tentang
masalah.
a. Apa itu teknologi? Bagaimana bioteknologi berbeda dari
teknologi yang berasal dari ilmu fisika?
b. Bagaimana teknologi dijadikan bagian dari pengalaman belajar
IPA oleh siswa?Apa saja masalah ilmu sosial?
c. Bagaimana hal tersebut bisa diberikan di kelas sains SMP?
d. Apa yang harus dipertimbangkan ketika berhadapan dengan
isu-isu kontroversial dan nilai-nilai pribadi di kelas sains,
terutama yang berkaitan dengan evolusi dan penciptaan?3. Sains dan
Teknologi
Para pemuda harus memahami keterkaitan ilmu pengetahuan dan
teknologi, karena selama masa hidupnya akan mengalami banyak
kemajuan ilmiah dan teknologi. Pemuda harus diberikan kesempatan
untuk terlibat dalam desain teknologi dan pengusulan solusi
terhadap suatu masalah.
4. Apakah itu Teknologi?
Ilmu pengetahuan dapat dianggap sebagai usaha untuk memahami
fenomena alam dan mengatur ide-ide ini menjadi pengetahuan,
sedangkan teknologi melibatkan desain produk, sistem, dan proses
yang mempengaruhi kualitas hidup, menggunakan pengetahuan dari ilmu
yang diperlukan.
Teknologi, di sisi lain, adalah pengembangan, membangun, dan
menerapkan ide-ide yang mengakibatkan adanya perlengkapan, gadget,
peralatan, mesin, dan teknik. Produk ilmu sering disebut penemuan,
sedangkan produk teknologi yang disebut sebagai penciptaan.
Teknologi sudah ada dalam sejarah manusia, dimulai ketika
manusia menemukan alat untuk membuat pekerjaan lebih mudah dan
kehidupan yang lebih baik. Alat-alat sederhana yang dibuat oleh
orang-orang kuno untuk membantu dalam berburu, bertani, dan
berkelahi. Produk teknologi saat ini termasuk perangkat yang
kompleks, seperti komputer, dan komoditas pertanian, seperti jagung
rekayasa genetika.
Namun teknologi ini tidak terbatas pada penemuan artefak. Sistem
dan proses juga teknologi. Navigasi, obat-obatan, dan rekayasa
genetika adalah sistem teknologi. Pembuatan, kloning, pengaturan
prioritas, dan implementasi model sistem universal adalah proses
technologi. Setelah berabad-abad interaksi antara teknologi dan
ilmu pengetahuan, terdapat segudang desain, barang, dan jasa yang
bermanfaat bagi manusia.5. Teknologi Berasal dari Ilmu Pengetahuan
Fisika
Teknologi sering dikaitkan dengan ilmu fisika melalui alat dan
mesin yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dunia nyata dan
meningkatkan kualitas hidup. Beberapa prestasi teknologi modern
yaitu computers, pemain videodisc digital, kamera digital, bahan
super konduktor, tenaga nuklir, telepon seluler, hambatan, plastik,
dan Internet. Insinyur terlibat dalam penemuan, menggunakan
imajinasi mereka, dan mencari solusi suatu masalah. Mereka
bereksperimen, mengendalikan variabel, dan melakukan pengamatan
yang tajam. Orang-orang ini memiliki pengetahuan terhadap banyak
disiplin ilmu. Yang paling penting, orang-orang ini menciptakan
produk dan proses.6. BioteknologiBioteknologi merujuk pada aplikasi
teknologi yang menggunakan bahan biologis atau sistem untuk
memodifikasi produk atau proses (Convention on Biological Nasional
Diversity, 1992). Bioteknologi berkaitan erat dengan ilmu genetika,
biologi molekuler, biologi sel, dan banyak lainnya, dan menggunakan
alat-alat seperti DNA rekombinan, kultur jaringan, dan vektor
bakteri dan virus untuk mentransfer bahan ke host.
Aplikasi bioteknologi yang paling jelas dalam perawatan
kesehatan dan industri farmasi, produksi pertanian, pengujian
genetik. 7. Pengajaran tentang Teknologi
Hal ini penting bagi siswa untuk memahami technologi dan
hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Untungnya, banyak jenis
produk, sistem, dan proses dapat dirancang dan diselidiki oleh
siswa untuk mengembangkan literasi ilmiah dan teknologi mereka.8.
Merancang dan membangun
Guru sains dapat melibatkan para siswa dalam merancang dan
membangun model berbagai alat teknologi. Misalnya, sekolah menengah
dapat merancang dan membangun model kerja seperti motor, bola
lampu, barang-barang rumah tangga, senjata robot, radio, dan
listrik. Serta Membangun jembatan menggunakan pasta, atau wadah
yang akan membuat telur tidak pecah jika jatuh dari gedung
berlantai tiga. Semua itu beberapa contoh tantangan yang membuat
siswa antusias mengejar. Ketika mengejar tantangan ini , siswa
diberikan kesempatan untuk merancang solusi untuk masalah,
melaksanakan dan mengevaluasi desain, dan mengkomunikasikan tahapan
pekerjaan mereka kepada teman sekelas ( NRC , 1996) .
Kegiatan belajar lainnya, seperti perencanaan menu kantin untuk
memenuhi kebutuhan gizi dasar, membandingkan merek bersaing handuk,
atau tegangan baterai , juga memberikan pengalaman dalam desain dan
analisis. Siswa dapat menerapkan pemahaman baru mereka untuk
masalah lain di rumah dan kelompok mereka . Salah satu contoh
adalah penemuan pemenang penghargaan Ashley Kling. Pada kelas
sembilan , Ashley menemukan Sepatu boot keselamatan petugas pemadam
kebakaran yang bisa berkedip , yang membuat petugas pemadam
kebakaran lebih terlihat pada bangunan berasap dan tangga.
Perhatian Ashley didorong oleh keprihatinannya pada keselamatan
petugas pemadam kebakaran
9. Menyelidiki dan Meningkatkan
Membaca, wawancara pribadi, dan kunjungan adalah bentuk
penyelidikan yang digunakan banyak guru sains untuk membantu siswa
belajar tentang teknologi . Bentuk-bentuk penyelidikan yang tepat
untuk belajar tentang produk teknologi serta sistem teknologi dan
proses .
Investigasi bioteknologi juga dapat menggunakan cara lain .
Selain siswa membaca buku-buku dan artikel tentang topik-topik
seperti bioinformatika dan pemetaan genom , guru dapat melibatkan
mereka dalam kegiatan laboratory dan simulasi komputer yang
mencerminkan praktik industri bioteknologi . Siswa dapat memainkan
peran adegan penyidik kejahatan dan berusaha untuk mengidentifikasi
seorang pembunuh yang diduga dengan membandingkan antigen dan
antibodi di laboratorium immunoassay . Dalam penyelidikan dan
simulasi yang berfokus pada aplikasi medis bioteknologi, siswa
dapat menguji perbedaan genetik menggunakan sidik jari DNA,
mengidentifikasi mutasi genetik menggunakan analisis enzim
restriksi , dan mendiagnosa kanker dengan menggunakan micro -array.
Siswa dapat menyelidiki efek dari rekayasa genetika pada tanaman
dengan mempelajari DNA dan morfologi tanaman kapas biasa dan
rekayasa genetika tanaman kapas Bt . Fakta bahwa kapas Bt
mengandung bakteri yang menghasilkan racun yang membunuh serangga
dapat menjadi diskusi menarik tentang implikasi ekologis dan
evolusi rekayasa genetika . Sumber-sumber online penyelidikan dan
simulasi lainnya yang dapat digunakan untuk membantu siswa
membangun pemahaman bioteknologi dan teknologi yang terkait dengan
ilmu fisika diidentifikasi dalam Tabel 12.1 .
Melalui pengalaman dengan teknologi , siswa juga dapat
diperkenalkan ke model sistem yang universal :
Tujuan : apakah sistem harus mampu melakukan atau
menghasilkan
Input: bahan yang masuk ke sistem
Proses : langkah-langkah yang mengarah pada tujuan yang
dimaksudkan
Keluaran ; hasil yang dihasilkan oleh sistem
Umpan balik : membandingkan hasil dengan tujuan dan membuat
perubahan pada input atau Proses ( Forrester , 1961)
Sebagai hasil dari penyelidikan teknologi, siswa harus dapat
memberikan saran untuk peningkatan produk teknologi, sistem, dan
proses seperti beberapa dari mereka yang diidentifikasi di bawah
ini :
Produk : telepon seluler , iPod , dan senjata cerdas
Sistem : Internet , bandara control untuk lalu lintas udara ,
keamanan rumah - tanah
Proses : penetapan prioritas oleh siswa , penggunaan technology
di sekolah , distribusi sumber daya masyarakat .10. Pembelajaran
STS (Sains, Teknologi and Society) di SekolahPenempatan Sains di
sekolah sangat mempengaruhi perkembangan teknologi yang memiliki
dampak terhadap masyarakat. (Solomon, 2002). Konsisten dengan ini,
Tujuan dari instruksi STS adalah untuk meningkatkan minat siswa
dalam ilmu pengetahuan melalui keterlibatan aktif dengan isu-isu
dan berbagai masalah, ini juga mempersiapkan siswa berperan aktif
sebagai warga negara yang hidup dalam masyarakat yang demokratis.
Kontroversi ilmiah dan dilema moral tertanam dalam konteks sosial
berfungsi sebagai alat penting instruksi STS. Instruksi dipandu
oleh pengguna STS berpusat pada topik-topik seperti polusi air dan
udara, penggunaan lahan yang tidak baik, penipisan sumber daya
alam, dan kesehatan pribadi. Area pedagogis yang penting disorot
kritikus gerakan STS yang dapat diatasi berpusat pada SSI meliputi:
Ilmu Pengetahuan Alam : Pemahaman Siswa tentang sifat ilmu
mempengaruhi pandangan mereka tentang apa yang dianggap sebagai
bukti ilmiah. (Lihat Bab 7 untuk pembahasan tentang sifat ilmu
mendalam.) Kelas Wacana : Siswa bicara ilmu pengetahuan dan
beargumentasi mempengaruhi pandangan mereka terhadap keputusan
tentang SSI. (Lihat Bab 11 untuk informasi lebih lanjut tentang
pembicaraan ilmu pengetahuan dan argumentasi dalam kelas.) Masalah
budaya: Sebagai anggota masyarakat yang beragam, kebutuhan siswa
untuk menjadi toleran terhadap pandangan orang lain juga mengakui
bahwa keputusan mereka tentang SSI dipengaruhi juga oleh budaya
mereka. (Lihat Bab 9 untuk pembahasan tentang bagaimana instruksi
sains harus menyelesaikan masalah tentang budaya )
Pendekatan Sains, Teknologi dan masyarakat (STM) adalah
pengindonesiaan dari Science-Technology-Society (STS) yang pertama
kali dikembangkan di Amerika Serikat pada tahun 1980-an, dan
selanjutnya berkembang di Inggris dan Australia. National Science
Teacher Association atau NSTA, mendefinisikan pendekatan ini
sebagai belajar/mengajar sains dan teknologi dalam konteks
pengalaman manusia. Dengan volume informasi dalam masyarakat yang
terus meningkat dan kebutuhan bagi penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dapat
menjadi lebih mendalam, maka pendekatan STM dapat sangat membantu
bagi anak. Oleh karena, pendekatan ini mencakup interdisipliner
konten dan benar-benar melibatkan anak sehingga dapat meningkatkan
kemampuan anak. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menjembatani
kesenjangan antara kemajuan iptek, membanjirnya informasi ilmiah
dalam dunia pendidikan, dan nilai-nilai iptek itu sendiri dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Menurut Rusmansyah (2003) dalam Aisyah (2007), pendekatan STM
dilandasi oleh tiga hal penting yaitu:
1. Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan
masyarakat.
2. Proses belajar-mengajar menganut pandangan konstruktivisme,
yang pada pokoknya menggambarkan bahwa anak membentuk atau
membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan
lingkungan.
3. Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas
ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah
kreativitas, dan ranah hubungan dan aplikasi.
Program pembelajaran dengan pendekatan STM pada umumnya
mempunyai karakteristik, sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah-masalah setempat.
2. Penggunaan sumber daya setempat yang digunakan dalam
memecahkan masalah.
3. Keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi
untuk memecahkan masalah.
4. Perpanjangan pembelajaran di luar kelas dan sekolah.
5. Fokus kepada dampak sains dan teknologi terhadap siswa.
6. Isi dari pembelajaran bukan hanya konsep-konsep saja yang
harus dikuasai siswa dalam kelas.
7. Penekanan pada keterampilan proses di mana siswa dapat
menggunakan dalam memecahkan masalah.
8. Penekanan pada kesadaran karir yang berkaitan dengan sains
dan teknologi.
9. Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara
identifikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak di masa
depan.
10. Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.
Untuk mengimplementasikan pendekatan STM dalam pembelajaran,
Dass (1999) dalam Raja (2009) mengemukakan empat langkah kegiatan
kelas yang secara komprehensif merupakan upaya mengembangkan
pemahaman murid dan pelaksanaan suatu proyek STM yang berhubungan
preservice guru. Keempat langkah pembelajaran tersebut adalah fase
invitasi atau undangan atau inisiasi, eksplorasi, mengusulkan
penjelasan dan solusi, dan mengambil tindakan.
1. Fase Invitasi
Pada Preservice teachers (PSTs)atahap ini, guru melakukan
brainstorming dan menghasilkan beberapa kemungkinan topik untuk
penyelidikan. Topik dapat bersifat global atau lokal, tetapi harus
merupakan minat siswa dan memberikan wilayah yang cukup untuk
penyelidikan bagi siswa. Menurut Aisyah (2007),Apersepsi dalam
kehidupan juga dapat dilakukan, yaitu mengaitkan peristiwa yang
telah diketahui siswa dengan materi yang akan dibahas. Dengan
demikian, tampak adanya kesinambungan pengetahuan, karena diawali
dengan hal-hal yang telah diketahui siswa sebelumnya dan ditekankan
pada keadaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
2. Eksplorasi
Pada tahap ini, guru dan siswa mengidentifikasi daerah kritis
penyelidikan. Data-data dan informasi dapat dikumpulkan melalui
pertanyaan-pertanyaan atau wawancara, kemudian menganalisis
informasi tersebut. Data dan informasi dapat pula diperoleh melalui
telekomunikasi, perpustakaan dan sumber-sumber dokumen publik
lainnya. Dari sumber-sumber informasi, siswa dapat mengembangkan
penyelidikan berbasis ilmu pengetahuan untuk menyelidiki isu-isu
yang berkaitan dengan masalah ini. Pemahaman tentang hujan asam,
misalnya, dilakukan dalam laboratorium untuk menyelidiki
sifat-sifat asam dan basa. Penyelidikan ini memberikan pemahaman
dasar untuk pengembangan, pengujian hipotesis, dan mengusulkan
tindakan (Dass, 1999 dalam Raja, 2009).
Menurut Aisyah (2007), tahap kedua ini merupakan proses
pembentukan konsep yang dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan
dan metode. Misalnya pendekatan keterampilan proses, pendekatan
sejarah, pendekatan kecakapan hidup, metode demonstrasi, eksperimen
di labolatorium, diskusi kelompok, bermain peran dan lain-lain.
Pada akhir tahap kedua, diharapkan melalui konstruksi dan
rekonstruksi siswa menemukan konsep-konsep yang benar atau
konsep-konsep para ilmuan. Selanjutnya berbekal pemahaman konsep
yang benar siswa melanjutkan analisis isu atau masalah yang disebut
aplikasi konsep dalam kehidupan.
3. Fase Mengusulkan Penjelasan dan Solusi
Pada tahap ini, siswa mengatur dan mensintesis informasi yang
mereka telah kembangkan sebelumnya dalam penyelidikan. Proses ini
termasuk komunikasi lebih lanjut dengan para ahli di lapangan,
pengembangan lebih lanjut, memperbaiki, dan menguji hipotesis
mereka, dan kemudian mengembangkan penjelasan tentatif dan proposal
untuk solusi dan tindakan. Hasil tersebut kemudian dilaporkan dan
disajikan kepada rekan-rekan kelas untuk menggambarkan temuan,
posisi yang diambil, dan tindakan yang diusulkan (Dass, 1999 dalam
Raja, 2009).
Menurut Aisyah (2007), apabila selama proses pembentukan konsep
dalam tahap ini tidak tampak ada miskonsepsi yang terjadi pada
siswa, demikian pula setelah akhir analisis isu dan penyelesaian
masalah, guru tetap harus melakukan pemantapan konsep melalui
penekanan pada konsep-konsep kunci yang penting diketahui dalam
bahan kajian tertentu. Hal ini dilakukan karena konsep-konsep kunci
yang ditekankan pada akhir pembelajaran akan memiliki retensilebih
lama dibandingkan dengan kalau tidak dimantapkan atau ditekankan
oleh guru pada akhir pembelajaran.
4. Fase Mengambil Tindakan
Berdasarkan temuan yang dilaporkan dalam fase ketiga (mengajukan
penjelasan dan solusi), siswa menerapkan temuan-temuan mereka dalam
beberapa bentuk aksi sosial. Jika tindakan ini melibatkan
masyarakat sebagai pelaksana, misalnya membersihkan daerah
berbahaya anak dapat menghubungi pejabat publik yang dapat
mendukung pikiran dan temuan mereka. Anak menyajikan informasi ini
kepada rekan-rekan kelas mereka. Proposal ini akan dimasukkan
sebagai tindakan follow up (Dass, 1999 dalam Raja, 2009).Evolusi
dari STS instruksi ke instruksi SSI, dalam hal ini pembangunan
intelektual dari individu siswa lebih menekankan dalam moralitas
dan etika dalam pemahaman mereka. pemahaman dari hubungan antara
ilmu pengetahuan dan masyarakat. Pengembangan intelektual dalam
moralitas dan etika dipandang sebagai sangat penting untuk
pengambilan keputusan kemampuan siswa yang berkaitan dengan
SSL.
Tidak hanya berperan dalam memenuhi kontekstualitas pembelajaran
sains, SSI adalah strategi yang bertujuan untuk menstimulasi
perkembangan intelektual, moral Dan etika, serta kesadaranperihal
hubungan Antara sains dengan kehidupan sosial (Zeidler, et.al.,
2005; Nuangchalerm, 2010). SSI merupakan representasi isu-isu atau
persoalan dalam kehidupan sosial yang secara konseptual berkaitan
erat dengan sains (Anagun & Ozden, 2010) dengan solusi jawaban
yang relatif atau tidak pasti (Topcu,et.al., 2010). Menurut Sadler
(2004a), SSI merujuk pada persoalan sosial yang dilematis berkaitan
dengan sains secara konseptual, prosedural maupun teknologik. SSI
dapat ditemukan dalam konteks global, seperti isu rekayasa genetik
(terapi gen, kloning atau stem sel) dan masalah lingkungan seperti
pemanasan global dan perubahan iklim (Sadler, 2004a).Disamping
itu,SSI juga dapat bersumber dari masyarakat lokal, seperti isu
rambut gimbal yangada di masyarakat Dieng, Jawa Tengah, atau isu
dampak peristiwa erupsi Gunung Merapi (Subiantoro, 2011).
pembelajaran berbasisSocioscientific Issuesmerupakan
pembelajaran yang menekankan mengkonseptualkan ke dalam kehidupan
sehari-hari dan isu-isu yang kontroversi yang menyangkut bidang
sosial dan masalah nyata di masyarakat dunia (Sandra, 2010:
3).Pembelajaran SSI mengefektifkan pembelajaran pada aspek-aspek
kehidupan sehari-hari dengan isu-isu sains pro dan kontra dan
isu-isu sosial di lingkungan masyarakat, sehingga pembelajaran SSI
ini memiliki rasa keingintahuan siswa mngenai isu-isu kontroversial
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sadler (2003: 514)
pembelajaran berbasisSocioscientific Issuesmerujuk pada isu-isu
sosial yang masih kontroversial dan berhubungan dengan sains secara
konseptual.11. Investigasi isuPenyelidikan dan analisis SSI
membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam isu-isu dan
memahami ilmu. Investigasi SSI menekankan ilmu faktual serta
penyajian data yang tidak menggunakan kekerasan. Penyelidikan dan
analisis SSI mengharuskan mahasiswa untuk terlibat dalam
penyelidikan dan mencari tahu tentang ide-ide dengan melakukan
pengamatan perpustakaan dan lapangan, menggunakan internet, dan
menentukan keyakinan dan sikap orang lain. Hal ini juga mendorong
siswa untuk memisahkan fakta dan pendapat, untuk menyadari
nilai-nilai yang dipegang oleh individu yang tidak setuju dengan
mereka.
Penyelidikan SSI berpuncak pada siswa membuat keputusan yang
mempengaruhi kehidupan mereka dan kehidupan orang lain. Dua model
pembelajaran contoh pendekatan ini untuk menangani SSL adalah
analisis pengambilan keputusan model yang dikembangkan oleh Oliver
dan Newman (1967) dan Model kontroversi terstruktur yang
dikembangkan oleh Johnson dan Johnson (1988). Kedua model ini
sangat berguna untuk membimbing pemeriksaan siswa SSL Sebagai
contoh, beberapa masyarakat US sedang mempertimbangkan apakah akan
menggunakan sebagian tanah mereka untuk penyimpanan jangka panjang
limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Ini adalah
sebuah keputusan penting karena dampak keputusan dapat memiliki
pada ekonomi lokal dan akan-menyebabkan limbah radioaktif memicu
reaksi yang kuat dari masyarakat mengenai lingkungan dan kesehatan
masyarakat. Masyarakat di dekat situs penyimpanan apapun yang
diusulkan harus mempertimbangkan risiko dan manfaat dari penggunaan
lahan.
Siswa yang melakukan penilaian apakah fasilitas penyimpanan
harus dibangun di dekat sebuah komunitas hipotetis harus
menyelidiki berbagai aspek dari masalah. Mereka harus belajar
tentang radiasi dan paruh, dan mempelajari catatan keamanan
fasilitas serupa di negara-negara lain dan negara. Mereka harus
membandingkan potensi bahaya yang terkait dengan tenaga nuklir
dengan industri lain. Permintaan ini kemungkinan akan menyebabkan
siswa untuk belajar bahaya menggunakan batubara dan minyak bumi
untuk menghasilkan listrik dan masalah membuang bahan kimia seperti
polychlorinated biphenyls, timbal, arsen, dan produk limbah
industri lain yang telah pergi ke tempat pembuangan sampah
C. PEKERJAAN LABORATORIUM DAN LAPANGAN YANG UNIK1. Latar
belakang
Jenis instruksi sains. Strategi ini melibatkan pengalaman
langsung, memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam ilmu
pengetahuan sebagai cara berpikir dan menyelidiki serta
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep
sains, prinsip, dan teori-teori.
2. TUJUAN DARI BAB INI
Gunakan pertanyaan yang turut serta membimbing pemikiran Anda
dan belajar tentang pekerjaan di laboratorium dan lapangan:
Bagaimana tepatnya Anda dapat menentukan tujuan pekerjaan
laboratorium dan kerja lapangan?
Berapa banyak faktor yang dapat mengidentifikasi yang dapat
mengganggu pelaksanaan laboratorium dan lapangan dalam program
sains?
Dapatkah Anda menjelaskan setidaknya lima tahun jenis pendekatan
laboratorium yang harus digunakan dalam pembelajaran ilmu
pengetahuan dan membangun latihan yang menggambarkan pendekatan
ini?
Apa elemen penting yang harus Anda lakukan termasuk ketika
melakukan diskusi pra laboratorium dan pasca laboratorium?
Dapatkah Anda mendaftar banyak tips mengajar yang akan
mempromosikan pengalaman laboratorium yang sukses bagi siswa?
Bagaimana Anda akan merencanakan kunjungan lapangan untuk
sekelompok siswa secara instruktif dan aman?
3. Apa pekerjaan laboratorium?Pekerjaan laboratorium merupakan
kegiatan yang melibatkan siswa dalam penyelidikan ilmiah dengan
menempatkan mereka dalam posisi mengajukan pertanyaan, mengajukan
solusi, merancang eksperimen, membuat prediksi, melakukan
observasi, pengorganisasian data, menjelaskan pola, dan sebagainya.
Pekerjaan laboratorium memungkinkan siswa untuk merencanakan dan
berpartisipasi dalam penyelidikan atau untuk mengambil bagian dalam
kegiatan yang akan membantu mereka meningkatkan teknis mereka,
laboratorium, dan keterampilan kooperatif.
Seiring dengan sikap tentang ilmu pengetahuan, pekerjaan
laboratorium dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih
baik tentang konsep dan prinsip-prinsip sebagai hasil dari
pengalaman konkret (Freedman, 2002). Secara umum, pekerjaan
laboratorium dapat digunakan untuk mempromosikan hasil belajar
yaitu 1) Sikap terhadap ilmu, 2)Sikap Ilmiah, 3) Penyelidikan
ilmiah, 4) Pengembangan Konseptual, 5) Keterampilan teknis, 6)
Keterampilan berkerja secara berkelompok.Laboratorium selalu
ditekankan dalam pengajaran ilmu pengetahuan, dan selama beberapa
periode dalam sejarah pendidikan sains, telah diberi peran yang
dominan. Jika pekerjaan laboratorium adalah untuk mempromosikan
pengalaman belajar yang produktif, banyak gol pendidikan sains
penting harus dimasukkan ke dalam instruksi, seperti sifat ilmu,
sains sebagai penyelidikan, pengembangan konseptual, dan
keamanan.
Hasil yang diinginkan akan menentukan pendekatan memiliki
karakteristik yang membedakan dari yang lain ke dalam salah satu
dari lima kategori: (1) proses keterampilan sains, (2) deduktif
atau verifikasi, (3) induktif, (4) kemampuan teknis, dan (5)
pemecahan masalah .
4. Petunjuk Sebelum dan Sesudah di LaboratoriumGuru sains
Berpengalaman telah belajar untuk merencanakan pekerjaan
laboratorium dengan hati-hati, melakukan diskusi pra laboratorium,
memberikan petunjuk penting, dan diakhiri dengan diskusi pasca
laboratorium secara menyeluruh.5. Diskusi Sebelum di
LaboratoriumDiskusi pra laboratorium mempersiapkan para siswa untuk
kegiatan laboratorium. Fase instruksi memberitahu siswa mengapa,
bagaimana, dan apa yang akan mereka lakukan. Diskusi pra
laboratorium sangat penting karena memberikan siswa pola pikir
untuk kegiatan di laboratorium. 6. Memberikan ArahPetunjuk untuk
latihan laboratorium harus jelas. Mereka dapat diberikan secara
oral dan didistribusikan secara tertulis selama sesi pra
laboratorium. Kadang-kadang merangkum petunjuk pada papan tulis
yang telah diberikan secara lisan sangat membantu.7. Keselamatan
LaboratoriumKeselamatan harus menjadi faktor utama dalam pekerjaan
laboratorium dan ditangani secara menyeluruh selama instruksi pra
laboratorium serta dalam semua tahap dari pengalaman ini. Guru
sains harus membahas keamanan secara umum dengan siswa dan setiap
potensi bahaya yang terkait dengan laboratorium diberikan sebelum
siswa diizinkan untuk terlibat dalam jenis kegiatan. 8. Diskusi
Setelah LaboratoriumDiskusi pasca laboratorium adalah komponen
penting dari pekerjaan laboratorium, dan tidak boleh dilakukan
tergesa-gesa. Seringkali, karena kegiatan laboratorium singkat,
diskusi pasca laboratorium bergegas pada akhir periode dengan
sedikit keuntungan bagi siswa. Pendekatan yang lebih baik adalah
untuk menahan diskusi sampai periode kelas sains berikutnya dan
melakukan diskusi pasca laboratorium secara keseluruhan.9. Proses
Keterampilan Ilmu LaboratoriumSalah satu tujuan untuk melakukan
pekerjaan laboratorium bagi siswa adalah untuk mengembangkan
keterampilan mereka untuk mengumpulkan data dan menggunakan bukti
untuk menjawab pertanyaan atau untuk mendukung atau menolak
hipotesis. Tujuan ini mengharuskan siswa menggunakan banyak
keterampilan untuk terlibat dalam penyelidikan mereka. Keterampilan
ini meliputi mengamati, mengklasifikasi, menggunakan hubungan ruang
/ waktu, menggunakan angka, mengukur, menyimpulkan, meramalkan,
mendefinisikan secara operasional, merumuskan model, mengendalikan
variabel, menafsirkan data, dan bereksperimen. Tabel 13.1
memberikan contoh keterampilan proses sains yang layak perhatian
guru sainsKeterampilan ProsesHasil Belajar
Mengamati dan menyimpulkan
Mengukur
Hipotesis
Berkomunikasi
BereksperimenMembedakan antara observasi dan kesimpulan.
melakukan pengamatan yang akurat yang menggambarkan objek dan
peristiwa. Membuat kesimpulan yang masuk akal yang membantu untuk
menjelaskan situasi.Membuat pengukuran untuk panjang, massa, dan
volume, menggunakan SI atau satuan metrik.
Bedakan antara kesimpulan dan hipotesis dan tahu kapan harus
menggunakan. Membangun hipotesis yang dapat diuji dan yang cukup
data dapat dikumpulkan untuk generalisasi.
Membuat label, grafik batang, dan grafik garis yang tepat dan
sesuai dengan situasi. menyimpan catatan laboratorium dan jurnal
kegiatan dengan refleksi. Menulis laporan laboratorium yang koheren
dan hadir prosedur, hasil dan kesimpulan.
Uji hipotesis dan pertanyaan jawaban melalui eksperimen
terkendali dimana variabel independen dan dependen dicatat dan
dikontrol dengan baik.
Mungkin tidak ada program sains secara lengkap terkecuali setiap
siswa telah diberi kesempatan untuk melakukan percobaan.
Bereksperimen adalah yang kegiatan paling kompleks dari
keterampilan proses yang terintegrasi dan salah satu yang menuntut
siswa untuk menggunakan banyak keterampilan proses untuk menguji
ide. Sebuah percobaan yang benar menguji hipotesis yang menyatakan
hubungan antara variabel. Percobaan dapat berkisar dari yang
sederhana sampai prosedur yang sangat kompleks.10. Deduktif atau
verifikasi Laboratorium
Deduktif atau verifikasi laboratorium mungkin merupakan
pendekatan yang paling umum untuk pekerjaan laboratorium dalam
kursus ilmu. Tujuan untuk jenis pekerjaan laboratorium adalah untuk
mengkonfirmasi konsep, prinsip, dan hukum yang telah ditangani
selama diskusi kelas dan membaca. Seorang guru biologi, misalnya,
mungkin menggunakan pendekatan deduktif untuk membahas berbagai
jenis bakteri, seperti batang, bulat, dan sel bentuk spiral.
Presentasi lisan mungkin kemudian akan diikuti dengan latihan
laboratorium di mana siswa mengamati berbagai bentuk bakteri di
bawah mikroskop.
Banyak konsep, prinsip, dan hukum dapat dikembangkan terbaik
melalui pendekatan deduktif, dimana mereka pertama kali dibahas
oleh guru, kemudian diikuti dengan kegiatan laboratorium untuk
memverifikasi kelengkapan dan hubungan. 11. Sebuah Laboratorium
Latihan deduktif
Latihan laboratorium mengharuskan siswa untuk bekerja dalam
kelompok dan untuk menentukan sudut refleksi yang dihasilkan dengan
memberlakukan seberkas cahaya pada permukaan cermin. Mereka bebas
untuk menggunakan banyak sudut dari mana untuk menyerang permukaan
dengan berkas cahaya. Meskipun siswa memiliki ide yang cukup baik
dari apa yang diharapkan sebagai hasil dari diskusi kelas mereka,
mereka tampaknya ditantang oleh aktivitas karena guru memberikan
berbagai pandangan di mana mereka dituntut untuk belajar
merefleksi.12. Laboratorium induktifLaboratorium induktif adalah
kebalikan dari laboratorium deduktif. Laboratorium induktif
memberikan siswa dengan kesempatan untuk mengembangkan konsep,
prinsip, dan hukum melalui pengalaman pertama sebelum ide ini
dibahas di kelas. Pendekatan induktif menempatkan siswa dalam
posisi untuk mencari pola dan mengidentifikasi hubungan antar data,
setelah itu ide dibahas oleh guru dan aplikasi dari konsep-konsep
yang disediakan untuk memperkuat pembelajaran. Namun, konsep yang
akan dipelajari oleh pendekatan induktif tidak bisa begitu asing
bagi siswa bahwa mereka tidak akan mengakui segala aspek dari fitur
mereka dalam pengalaman laboratorium.
Meskipun guru sains sering menggunakan laboratorium deduktif,
mereka juga harus menggunakan laboratorium induktif untuk membantu
siswa mengembangkan prinsip-prinsip konsep dasar ilmu. 13.
Keterampilan Teknis LaboratoriumTeknik laboratorium yang baik
sangat penting untuk melakukan kegiatan laboratorium yang sukses
dan mengumpulkan data yang akurat. Mereka membutuhkan keterampilan
manipulatif yang melibatkan pengembangan koordinasi tangan-mata,
seperti fokus pada mikroskop, sketsa spesimen, mengukur sudut,
memotong kaca, menghubungkan meter, dan menyiapkan probeware.
Pekerjaan laboratorium yang baik juga mencakup teknik eksperimental
dan ketertiban. Meskipun pekerjaan laboratorium sering bergantung
pada kemampuan siswa untuk memanipulasi peralatan, beberapa sangat
tergantung pada penggunaan peralatan khusus dan teknik; Oleh karena
itu, penekanan dari beberapa laboratorium harus melibatkan
pengembangan dan penggunaan keterampilan dan teknik.
GAMBARAN RUANG KELAS 13.2Sebuah Latihan induktif
LaboratoriumKebanyakan remaja memiliki kesulitan dalam memfokuskan
mikroskop dan memusatkan spesimen pada mikroskop. Guru biologi
berpengalaman memberikan para siswa latihan laboratorium pada
perawatan dan penggunaan mikroskop. Psikomotorik dan latihan mental
dengan prosedur laboratorium yang diperlukan dalam rangka untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk membuat tingkat kepercayaan
laboratorium yang akurat dan tepat. Membuat sketsa dan gambar
adalah bagian penting dari pekerjaan laboratorium. Jenis kegiatan
ini tidak hanya menyediakan catatan pengamatan, tetapi memperkuat
citra visual yang berhubungan dengan konsep-konsep penting dan
hasil belajar.
14. Kelompok Kecil Soal Pemecahan Masalah LaboratoriumDalam
beberapa kasus, guru sains harus melibatkan siswa mereka dalam
pemecahan masalah pekerjaan laboratorium di mana siswa diberi
kesempatan untuk mengidentifikasi masalah, prosedur desain,
mengumpulkan informasi, mengatur data, dan melaporkan temuan. Jenis
penelitian laboratorium dapat melibatkan pengalaman penyelidikan
otentik bagi siswa. Karena siswa yang terlibat dalam
penyelenggaraan pembelajaran mereka sendiri, mereka mungkin
cenderung lebih memahami apa yang mereka lakukan. Beberapa guru
sains menggunakan pendekatan kelompok kecil untuk memecahkan
masalah dengan siswa yang ingin memuaskan rasa ingin tahu mereka
tentang situasi tertentu atau dengan siswa guru ingin memotivasi
untuk belajar ilmu. Guru sains dapat mencapai tujuan ini di luar
waktu laboratorium, biasanya setelah sekolah ketika siswa dapat
menghabiskan berjam-jam terlibat dalam pengalaman.15. Memastikan
Pengalaman Sukses LaboratoriumGuru sains harus hati-hati
merencanakan dan mengatur kegiatan laboratorium mereka dalam rangka
bagi siswa untuk mencapai hasil belajar yang penting dari pekerjaan
ini. Mereka harus memberikan perhatian serius terhadap relevansi
pekerjaan laboratorium, tingkat struktur yang terlibat dalam
kegiatan, metode dimana siswa merekam dan melaporkan data,
mengelola kelas, dan evaluasi hasil karya siswa.
16. Relevansi Kerja LaboratoriumHubungan antara kelas dan kerja
laboratorium mungkin tidak selalu jelas dari pengalaman program
mereka. Benda Familiar memberikan konteks yang mungkin lebih
menarik untuk siswa melayani dan untuk memotivasi belajar mereka.
Penggunaan bahan sehari-hari menunjukkan penerapan konsep ilmu
pengetahuan dan prinsip-prinsip dalam kehidupan sehari-hari.
Bahan-bahan ini biasanya murah dan mudah diperoleh. Seringkali,
siswa yang tidak termotivasi di kelas sains adalah mereka yang
mudah menjadi relawan untuk membawa barang-barang untuk pekerjaan
laboratorium. Juga, ketika siswa mempelajari fenomena sehari-hari
di laboratorium, mereka lebih cenderung untuk memperoleh
keterampilan penyelidikan (Rubin &: Tamir, 1988).
17. Tingkat Struktur Aktivitas di LaboratoriumStruktur mengacu
pada jumlah bimbingan dan arahan yang guru berikan kepada siswa.
Ini biasanya mengambil bentuk petunjuk tertulis atau pertanyaan
yang disiapkan pada lembar duplikat atau manual laboratorium. Guru
sains pengalaman sering menggunakan latihan laboratorium yang
sangat terstruktur, terutama selama bagian pertama dari
pembelajaran ilmu pengetahuan. Latihan dengan sangat terstruktur
memberikan siswa banyak bimbingan, yang membantu guru mengelola
lingkungan pembelajaran. 18. Rekaman Siswa dan Laporan DataSiswa
membutuhkan bantuan dalam menyimpan dan melaporkan observasi
laboratorium mereka. Ketika pedoman laboratorium tersedia, masalah
tersebut bisa berkurang, karena pedoman laboratorium biasanya
memberikan ruang untuk siswa merespon. Ketika pedoman laboratorium
tidak tersedia, lembar kerja yang digandakan atau buku catatan
dapat digunakan untuk merekam data. Perekaman data harus bisa
sederhana. Jika siswa terlalu tekun menghabiskan banyak waktu dan
tenaga untuk perekaman dan laporan, mereka melakukan sikap yang
kurang baik terhadap laboratorium.Pelatihan laboratorium seharusnya
bervariasi pada isi dan kegunaanya. Konsekuensinya, aktivitas
rekaman dan laporan seharusnya bermacam-macam. Beberapa latihan
berfokus pada teknik dan keterampilan motoric dan membutuhkan
sedikit aktivitas menulis. Sebagai contoh, latihan dalam
meningkatkan penggunaan mikroskop, buret, voltmeter, ammeter,
kekuatan mengukur, dan pembedahan alat untuk keterampilan mental,
tetapi sedikit yang digunakan untuk menulis.Siswa menjelaskan
prosedur penggunaan pengumpulan data ketika melaporkan investigasi
mereka. Di samping itu, siswa harus melaporkan data dalam form
untuk mengkomunikasikan hasil dari investigasinya. Biasanya ada
banyak alat komunikasi yang digunakan, antara lain grafik, table,
rumus dan gambar.Guru sains meminta siswa mereka untuk
mempersiapkan penjelasan (1) Hasil (2) Signifikasi hasil (3)
Bagaimana kegiatan laborarorium berhubungan dengan subjek isi
materi yang dipelajari siswa di kelas (4) Bagaimana kegiatan
laboratorium bercermin pada ilmu alam (5) Bagaimana konsep dan
penerapan dasar pada situasi yang lain. Guru menunjukkan manfaat
dari kerja laboratorium kepada siswa sehingga siswa bisa
bersemangat untuk bekerja pada laboratorium. Tipe format dari
laporan kerja laboratorium sains meliputi 6 tahapan (1) Masalah (2)
Bahan (3) Prosedur (4) Hasil (5) Kesimpulan (6) PenerapanGardner
dan Gauld (1990) menganjurkan guru yang menekankan data yang harus
benar dan kesimpulannya mungkin membentuk dampak yang negative
terhadap performa dan sikap siswa pada laboratorium. Mereka meminta
siswa untuk mendapatkan hasil yang sesuai karena mereka menggunakan
hasil untuk menilai siswa. Konsekuensinya, jika siswa tidak
mendapatkan data yang baik atau hasil yang sesuai, mereka mungkin
dihukum. Situasi ini menyebabkan beberapa siswa untuk menyalin data
dari siswa yang lain untuk mendapatkan nilai yang bagus. Guru
seharusnya menyadari bahwa mendapatkan jawaban yang bagus dapat
menghambat rasa ingin tahu dan langkah aslinya.19. Manajemen dan
Disiplin selama aktivitas LaboratoriumManajemen adalah factor
penting terhadap keberhasilan aktivitas laboratorium. Khususnya
pada sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, dimana
siswa-siswanya sangat aktif dan mungkin tidak dapat berkonsentrasi.
Beberapa hal penting yang menjadi perhatian laboratorium meliputi
perencanaan tempat duduk, berkelompok, disiplin, dan mengawasi
aktivitas siswa. Kursi dan meja laboratorium seharusnya diatur agar
tidak ramai.Siswa dapat bekerja secara individu, berpasangan dan di
kelompok kecil. Jumlah alat dan bahan biasanya disesuaikan dengan
rencana kerja. Seyogyanya, siswa bekerja secara bebas pada waktu
yang lama, tetapi pada banyak situasi, mereka harus bekerja pada
pasangan atau di kelompok kecil yang kira-kira terdiri dari 4
siswa. Masalah dapat muncul ketika siswa berpartisipasi dalam grup
di kerja kecil laboratorium, atau mereka berinteraksi diantara
kelompok. Biasanya mengakibatkan kebisingan dan perilakunya
mengganggu.Tingkat kebisingan adalah masalah di area terbuka selama
aktivitas laboratorium. Banyak aktivitas laboratorium dapat
ditangani pada kelompok. Khusunya pada siswa sekolah menengah
pertama. Peran yang dapat direncanakan siswa di dalam masing-masing
kelompok Koordinator: Menjaga tugas kelompok dan pekerjaan
Manajer: Melengkapi dan menyediakan alat dan bahan
Investigator: Membantu mengadakan investigasi
Perekam: Merekam data dan membuat catatan investigasi
Reporter: Mengorganisasi dan melaporkan temuanGuru seharusnya
memberi kebebasan siswa untuk memilih peran yang bisa mereka
mainkan di investigasi, memberi mereka kesempatan untuk aktif dalam
kerja laboratorium. Siswa seharusnya merotasi peran mereka,
bagaimanapun, masing-masing memliki pengalaman yang bermacam-macam
dan bertanggung jawab untuk pembelajaran mereka. Guru sains yang
berhasil adalah mereka yang menghabiskan sedikit waktu untuk
mengontrol siswa mereka dan banyak waktu untuk membentuk strukur
mereka dan memberi mereka kesempatan untuk belajar apa yang mereka
jelaskan. Guru memiliki peran besar dalam peningkatan dan
pemeliharaan lingkungan disiplin laboratorium. Peraturan dan
ketertiban keselamatan dan perilaku merupakan penting untuk
kesuksesan laboratorium. Peraturan seharusnya meliputi pernyataan
tentang keselamatan laboratorium, penggunaan alat dan bahan dan
mereka seharusnya ditempatkan sebagaimana mestinya. 20.
EvaluasiEvaluasi dari kerja laboratorium adalah bagian dari
matapelajaran sains. Ada beberapa teknik untuk bekerja, Kertas dan
pensil tes, laporan laboratorium, catatan buku, ujian praktik,
perilaku laboratorium dan dapat digunakan untuk meningkatkan
komponen laboratorium. Sedikitnya ada 10 aspek kerja laboratorium
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi siswa:1. Kecenderungan
bertanya dan menyelidiki
2. Kemampuan untuk menanyakan pertanyaan yang dapat dijawab di
laboratorium
3. Membuat prosedur
4. Kompetensi dan menguasai keterampilan teknik
5. Kompetensi dan menguasai keterampilan proses sains
6. Kemampuan untuk mengumpulkan data yang tepat
7. Kesediaan untuk menampilkan data yang jujur
8. Kemampuan untuk melaporkan pola dan hubungan dan juga
menjelaskan signifikasinya
9. Laporan laboratorium
10. Kecenderungan untuk berperilaku yang benar di
laboratorium.Contoh Pedoman Perilaku di Laboratorium Sains :1.
Lakukan pekerjaan Anda dengan baik dan tanggung jawab
2. Jagalah tingkat kebisingan minimum dan berbicara lembut.
3. Bekerjadengan anggota kelompoknya; menghindari berinteraksi
dengan kelompok lain.
4. Angkat tangan Anda jika Anda memerlukan bantuan dari guru. 5.
Bermain main tidak diperbolehkan di laboratorium
6. Makan atau minum tidak diizinkan di laboratorium.
7. Ikuti semua prosedur keselamatan yang diposting.8. Copy
aturan mengenai "Keselamatan di Laboratorium" untuk referensi.9.
Hati-hati menangani peralatan dan mengembalikannya ke tempat yang
tepat10. Laporan atau peralatan rusak segera lapor guru.
11. Jangan buang bahan di sembarang tempat12. Bahan kimia yang
berbahaya harus ditangani seperti yang diarahkan oleh guru.
13. Pastikan bahwa semua gelas dicuci dan dikeringkan sebelum
dikembalikan 14. Jaga area kerja Anda bersih dan terorganisir
15. Bersihkan meja Anda sebelum meninggalkan laboratorium.
16. Hapus sampah dari lantai, terutama di sekitar wilayah di
mana Anda bekerja.
17. Berusaha akurat dalam melakukan pengamatan dan
pengukuran.
18. Jujurlah dalam melaporkan data; menyajikan apa yang
sebenarnya Anda temukan.21. Kunjungan LapanganGuru sains harus
memasukkan kunjungan lapangan di dalam kurikulum karena merupakan
pembelajaran pengalaman bagi siswa, memberi pemahaman yang baik di
alam dan dunia teknologi dimana mereka tinggal. Kunjungan lapangan
mengharapkan banyak kesenangan dan pengalaman akademik yang
mengesankan bagi siswa. Kamar rumah sakit operasi, pembangkit
listrik yang menghasilkan listrik, kilang minyak, pusat ruang
angkasa, pabrik pengolahan limbah, observatorium, dan perlindungan
satwa liar merupakan situs lapangan yang siswa bisa mendapatkan
keuntungan dari mengunjungi. 22. KurikulumKetika guru sains
menyampaikan ide untuk kunjungan lapangan di kursus mereka, mereka
harus menguji kurikulum dan memutuskan kunjungan lapangan mana yang
bisa dihubungkan secara langsung di kursus mereka. Kunjungan
lapangan membutuhkan ketepatan waktu untuk merencanakan dan
menyeleksi pada tujuan dan isi kurikulum. Jika guru sains dapat
mengidentifikasi topic kurikulum dimana siswa belajar di luar
kelas, kesempatan bagus dia dapat mengorganiasi kunjungan lapangan
ke lokasi.23. Survei tempat yang memungkinkan untuk dikunjungiSiswa
antara belajar di dalam ruangan dengan di luar ruangan lebih baik
dengan belajar di luar ruangan. Umumnya, objek dan kegiatan sering
dibelajarkan di lingkungan alam. Guru sains dapat memulai
merencanakan membuat daftar tempat yang akan dikunjungi, dimulai di
sekolah, berpindah ke lingkungan sekolah, jalan, tetangga, layanan
masyarakat, area pedesaan, bisnis kecil, museum, perusahaan tanaman
kecil, dan fasilitas industry besar.
24. Kebijakan Administratif Dianjurkan untuk berkonsultasi
dengan administrasi sekolah sehingga Anda mendapatkan informasi
mengenai kebijakan sekolah. Karena mungkin terjadi di masa lalu
bahwa guru harus sadari, karena peristiwa ini mungkin telah
menyebabkan administrasi untuk peduli tentang kunjungan lapangan,
Guru sains perlu saya sepenuhnya diberitahu tentang sekolah dan
kebijakan kunjungan lapangan. Contoh Lokasi Kunjungan Lapangan dan
Tempat yang BerhubunganBangunan sekolahPemanasan dan pendinginan
daerah : panas, kondensasi, suhuSistem kelistrikan: keselamatan,
kabel, tegangan, baterai, mesin, rem, Kantin : keamanan, makanan,
nutrisi, diet Kitchen, kebersihan, memasak, Lingkungan
SekolahTumbuhan, hewan, habitat, ekologiSemak: efek cahaya dan
bayanganPohon: perubahan musim, identifikasi, klasifikasiTiang
Bendera: pengukuran, posisi matahari, musimJalananKendaraan: jenis,
jarak henti Lalu Lintas: keselamatan, pola, persimpangan, lampu
Pejalan kaki: pola berjalan dan melintasi Jalan: jenis perkerasan,
garis utilitas pemeliharaan: layanan, keamananPerumahanKebun:
topsoil dan subsoil, pot bunga: identifikasi, klasifikasi,
kondisiRumput: organisme, pupuk, warna dan cahayaIsolasi: jenis,
jumlahAtap: Komposisi, Layanan MasyarakatStasiun: peralatan, mesin
sederhana, tangga mobil Polisi: komputer, radar, mesin, Rumah Sakit
keselamatan: ruang operasi, diet, sterilisasi perawat: tanaman,
klasifikasi, musim Air bekerja: pemurnian, pipa, sistem
komputer
25. PersiapanSetalah study tour diputuskan, selanjutnya adalah
mempersiapkan tempat tujuan dengan pertimbangan manfaat yang
maksimal. Instruksi merupakan bagian dari tahap persiapan sehingga
siswa memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang apa yang mereka
amati dan pelajari. Siswa perlu mengembangkan pola pikir yang tepat
untuk acara ini sehingga mereka akan berkonsentrasi dan belajar
keterampilan penting, prosedur, informasi.
Sebuah daftar pertimbangan penting tentang kunjungan lapangan
Izin yang diberikan oleh administrasi sekolah Pengaturan dibuat
panitia kunjungan lapangan Penentuan biaya masuk ke lapangan situs
perjalanan Tanggal, dan keberangkatan, kedatangan dan kembali-
Pengaturan transportasi
Formulir persetujuan orang tua Orang tua dan guru pendamping
lainnya Persiapan beberapa daftar siswa yang akan berpartisipasi
Bentuk medis darurat bagi siswa yang membutuhkan mereka
Identifikasi telepon seluler Makanan, Kebutuhan pakaian atau
peralatan khusus
Penentuan fasilitas WC