Politeknik Negeri Sriwijaya
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Globalisasi dan pasar bebas sebagai era moderisasi, dimana kita
harus berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain yang didukung oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagai bagian dari
kemajuan peradaban dan kebudayaan manusia sekarang, merupakan
tantangan masa depan yang harus siap dihadapi oleh bangsa
indonesia, agar tidak ketinggalan dari bangsa lain. Untuk
menghadapi era globalisasi dan pasar bebas tersebut, diperlukan
sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional di bidangnya.
Oleh karena itu, pembekalan diri dari ilmu pengetahuan teknologi
(IPTEK) serta iman dan taqwa (IMTAK), diharapkan sumber daya
manusia Indonesia dapat pemberdayaan sumber daya manusia yang
berkualitas, dan tentu saja hal ini tidak terlepas dari suatu
lembaga pendidikan yang berkualitas pula.Politeknik adalah sebuah
lembaga pendidikan prefesional yang telah menghasilkan banyak
tenaga kerja yang terampil, didukung dengan fasilitas serta sarana
dan kurikulum yang memadai merupakan jawaban dari semua tantangan
di atas. Sesuai dengan kurikulum yang di terapkan di Politeknik
Negari Sriwijaya maka mahasiswa diwajibkan mempunyai keterampilan
di bidang teknologi. Program Studi Teknik Listrik adalah salah satu
prodi dari jurusan Teknik Elektro pada Politeknik Sriwijaya
Palembang yang membina mahasiswa sehingga mendapat suatu
keterampilan dan dengan keterampilan itu mahasiswa diharapkan mampu
menguasai ilmu listrik.
Sebenarnya ilmu kelistrikkan dari sejak saat ditemukannya oleh
para ilmuwan sampai sekarang tidak mengalami perubahan mengenai
dasar hanya saja peralatan serta simbol dan tantangannya yang
berkembang, sejalan dengan lajunya perkembangan teknologi. Untuk
mengimbangi perkembangan ilmu kelistrikkan tersebut dibutuhkan
sumber daya manusia yang terampil dalam kelistrikan. Dari itu
mahasiswa diberikan praktik kerja bengkel listrik agar terwujudnya
tenaga manusia yang handal dan mempunyai keterampilan baik dalam
pemasangan, pemikiran, pengoperasian, dan pemanfaatan.
Materi pokok yang diambil dalam praktik kerja bengkel listrik
menitik beratkan pada perencanaan instalasi penerangan semi control
otomatis. Dimana dalam melakukan praktik ini mahasiswa melakukan
pekerjaannya disuatu papan kerja sebagai simulasi. Dalam praktik
ini mahasiswa diberikan keterampilan berpikir secara almiah dan
teknik bagaimana cara perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian,
pemafaatan, dan perbaikan suatu instalasi listrik. Dari
tenaga-tenaga terampil inilah masyarakat banyak dapat berguna bagi
industri-indsutri atau masyarakat banyak dan dapat mengembangkan
teknologi kelistrikkan dimasa depan .1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktik bengkel ini antara lain
sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengetahui dan mengenal semua material lisrtik yang
di gunakan dalam praktik bengkel listrik dan menggunakan material
itu sesuai dengan fungsinya.
b. Mahasiswa mengetahui, memahami, dan mengenal cara
mempergunakan peralatan kerja sesuai dengan fungsinya.
c. Mahasiswa mampu membedakan antara keadaan teori dan praktik
secara langsung di bengkel listrik.
d. Mahasiswa mampu menganalisa gambar diagram lokasi dan
pengawatan dengan menerapkannya di bengkel listrik.
e. Mahasiswa dapat menilai kemampuannya dalam melakukan
pekerjaannya di bengkel listrik.
f. Mahasiswa mampu merancang instalasi penerangan semi control
otomatis dengan baik dan benar.
g. Mahasiswa mampu mempraktikkan teori yang didapat di
kelas.
h. Mahasiswa mempunyai keterampilan atau kecakapan dalam bekerja
di bidang kelistrikkan.
i. Mahasiswa mampu bekerja dengan baik sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur ( SOP ).
1.2.2 ManfaatAdapun manfaat utama praktik bengkel listrik ini
adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat membaca gambar
pekerjannya dan mengaplikasikan pekerjaannya disuatu tempat
kerja.
2. Mahasiswa mengetahui dan mengenal macam- macam bahan dan
komponen listrik yang digunakan dalam praktik.
3. Mahasiswa dapat terampil dalam mempergunakan peralatan
listrik sesuai dengan fungsinya.
4. Mahasiswa mengetahui dan dapat menentukan kesalahan suatu
pemasangan instalasi listrik.
5. Mahasiswa mampu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi
dalam pemasangan instalasi listrik
6. Mahasiswa dapat menentukan banyaknya material yang digunakan
dalam pemasangan instalasi listrik
7. Mahasiswa dapat merancang rangkaian serta dapat membuat
kesimpulan kerja dalam pemasanagan instalasi listrik.1.3 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam praktik bengkel mata kuliah kabel
dan teknik pemasangan adalah sebagai berikut:
1. Material apa saja yang digunakan dalam praktik instalasi
penerangan semi control otomatis ?2. Bagaimana fungsi dari
material-material tersebut ?
3. Bagaimana cara menganalisa diagram kerja untuk diaplikasikan
dalam papan kerja ?
4. Langkah apa saja yang dilakukan untuk memasang instalasi
penerangan semi control otomatis ?
5. Apakah tujuan dari praktik ini sudah terpenuhi ?1.4 Metode
Penulisan
Dalam menyusun laporan ini penulis menggunakan metode tinjauan
pustaka. Metode ini menggunakan sumber tertulis yang didapatkan
baik melalui buku atau internet sebagai dasarnya.1.5 Sistematika
PenulisanSistematika penulisan laporan bengkel listrik ini adalah
sebagai berikut: A. Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penulisan, tujuan dan manfaat
penulisan, rumusan masalah, metode penulisan dan sistematika
penulisanB. Bab II. Tinjauan Pustaka
Menjelaskan tentang keselamatan kerja, penanggung jawab
keselamatan, prinsip dasar instalasi listrik, macam-macam jenis
instalasi, metode pemasangan instalasi listrik, peralatan dan
komponen listrik.
C. Bab III.
Berisi denah lokasi saat bekerja di bengkel listrik,
mempersiapkan peralatan dan bahan, pembuatan skala dan penandaan
langkah kerja, pemasangan komponen pada papan kerja dan hal lain
yang berkaitab dengan job.D. Bab IV. Pembahasan dan PerhitunganBab
ini berisi informasi hasil yang dicapai selama melakukan praktik di
bengkel listrik, selain itu juga dijelaskan semua hal yang
berkenaan dengan group 1, grroup 2, group 3 dan group 4.E. Bab V.
Penutup
Menguraikan kesimpulan yang dapat di ambil dari pengerjaan
praktik ini dan saran yang sedapat mungkin diberikan untuk para
pembaca laporan ini.BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keselamatan Kerja
Dalam melakukan suatu pekerjaan di bengkel listrik keselamatan
kerja harus diutamakan. Adapun keselamatan kerja itu meliputi
beberapa hal sebagai berikut :
Selalu mematuhi tata tertib kegiatan di bengkel teknik yang
berlaku;
Selalu memakai perlengkapan yang telah di tentukan seperti
sepatu,sarung tangan,dan baju bengkel dan perlengkapan lainnya yang
diperlukan;
Tidak boleh melewati batas yang sudah ditentukan karena tempat
tersebut berbahaya;
Pakaian kerja harus rapi dan terkancing ( tidak boleh terlalu
longgar/sempit );
Rambut harus rapi;
Jangan menyimpan benda tajam dalam saku;
Jangan menggunakan jam tangan dan cicin pada waktu bekerja;
Gunakan Sepatu pengaman (safety shoes);
Gunakan sarung tangan bila perlu;
Gunakan kaca pengaman bila perlu;
Jangan memakai kikir tanpa gagang; Jangan salah menjepit benda
kerja pada tanggem;. Jangan memakai alat yang tidak sempurna,
misalnya martil dengan kepala kendor.Hal penting yang di dapat dari
menjaga keselamatan kerja adalah sebagai berikut ini :
Menciptakan rasa nyaman,aman pekerja dalam melakukan
pekerjaanya;
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang membahayakan
pekerja;
Mencegah timbulnya kerugian materi;
Mencegah timbulnya kerugian waktu;
Mencegah timbulnya kehilangan waktu;
Mencegah kehilangan anggota badan;
Untuk pertolongan kecelakan, harus tersedia alat pemadam
kebakaran, pasir, dan alat penyemprot air.Usaha pencegahan
kecelakaan haruslah lebih di utamakan dan lebih diperhatikan.
Program keselamatan kerja yang baik adalah program yang terapadu
dengan pekerjaan sehari hari (rutin) sehingga sulit untuk
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Apabila kecelakaan terjadi menimpa tubuh atau jiwa seseorang
maka diharapkan setiap mahasiswa menguasai P3K. Begitu pula tata
laksana bengkel merupakan suatu penunjang yang utama dalam
ketertiban jalannya pemakaian perkakas, mesin, dan
perlengkapan-perlengkapan lainnya.tata laksana bengkel yang
tercatat rapi dan sesuai dengan tempatnya membuat kecelakaan dapat
diminimalisir atau sedapat mungkin dihilangkan.
Alat alat pelindung badan
Sebagai usaha untuk menghindari kecelakaan kerja maka peralatan
standard yang harus dipakai dalam melakukan kegiatan dibengkel
adalah sebagai berikut ini :
Baju bengkel/Jas Lab;
Pelindung tangan;
Pelindung kaki/Sepatu pengaman;
Kaca mata;
Sarung tangan.
2.1.1 Penanggung Jawab Keselamatan
Didalam keselamatan umum telah dijelaskan bahwa penaggung jawab
keselamatan tidak hanya dibebankan kepada insruktur saja, tetapi
semua yang ikut aktif didalam kegiatan bengkel mekanik
tersebut.Penanggung jawab didalam bengkel mekanik ini adalah
sebagai berikut ini :
A. Instruktur
Yaitu guru pembimbing yang bertugas untuk memberikan instruksi
dengan benar, baik, tepat dan mudah dipahami oleh mahasiswa atau
orang yang akan melakukan praktek untuk tiap-tiap bagian yang akan
dipraktikan serta menyelidiki sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan
kerusakan pada alat/mesin yang dipergunakan dan kita harus mencatat
kejadian tersebut.
B. Storeman
Yaitu guru pembimbing yang bertanggung jawab penuh terhadap alat
alat yang dipinjamkan kepada setiap mahasiswa.C. Praktikan atau
Pekerja
Yaitu mahasiswa yang melaksanakan praktikan. Setiap mahasiswa
dituntut harus dapat bekerja sesuai dengan ketentuan yang telah ada
dan mahasiswa harus menjaga semua peralatan dari segala yang dapat
menyebabkan kerusakan.
Adapun penyebab dari kecelakaan yang dapat mengakibatkan bahaya
pada setiap mahasiswa adalah sebagai berikut :
Ujung besi yang tajam
Benda benda yang panas
Aliran listrik
Kecelakaan yang tidak disengaja
Selain kecelakaan yang berakibat langsung terhadap diri sendiri,
ada juga yang mengakibatkan kecelakaan pada benda dan alat kerja,
yaitu :
Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan fungsi dan kegunaanya.
Penggunaan alat pada beban yang lebih dari kemampuannya seperti
penggunaan alat cutter atau alat pemotong yang mempunyai ketebalan
tidak lebih dari 2 mm maka dapat merusak alat pemotong yang
digunakan. Meletakkan alat pada tempat yang tidaktepat atau tidak
sesuai dengan tempatnya dan juga meletakkan peralatan yang salah
misalnya terjatuh dan rusak. Kita sebagai mahasiswa hendaknya
membersihkan dan menjaga peralatan yang kita gunakan,peralatan yang
tidak dijaga dan dirawat akan cepat rusakKeselamatan kerja bangku
juga mempengaruhi untuk kelancaran jalannya praktik bengkel mekanik
dan oleh sebab itu keselamatan kerja dibangku meliputi :
Keselamatan mahasiswa itu sendiri
Peralatan pada mesin dan peralatan bengkel
Keselamatan pada benda kerja
Keselamatan pada sekeliling bengkel mekanik tersebut2.2 Prinsip
Dasar Instalasi Listrik
Dalam pemasangan instalasi terlebih dahulu harus mengenal fungsi
dan prinsip peralatan atau bahan yang akan digunakan atau dipasang.
Kemudian memahami symbol-simbol yang digunakan dalam gambar.
Perencanaan instalasi yang baik akan didapat jika dalam perencanaan
itu mengikuti peraturan yang berlaku.
Adapun ketentuan yang digunakan dalam perencanaan instalasi
listrik, yaitu:
1. PUIL 1987, digunakan sebagai dasar merencanakan instalasi
listrik.
2. Standar IEC, digunakan sebagai ukuran standar dalam
menggambar teknik seperti symbol-simbol.
3. Undang-undang keselamatan kerja yang ditetapkan dalam UU Bo.
1 tahun 1987.
4. PLN no. 18 tahun 1987, tentang perusahaan listrik Negara
5. Peraturan mengenai kelistrikan yang tidak bertentangan dengan
peraturan induk (PUIL dan IEC).Selain ketentuan di atas,
perencanaan dan pemasangan instalasi listrik juga harus merujuk
pada prinsip dasar instalasi listrik. Prinsip dasar tersebut adalah
sebagai berikut:a. KeamananPemasangan instalasi harus dipasang
sedemikian rupa sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan dapat
diminimalisir. Hal ini bertujuan untuk mengamankan manusia,
peralatan dan lingkungan dari bahaya akibat gangguan listrik.b.
KeandalanInstalasi yang dipasang harus tahan terhadap gangguan
mekanik maupun termis dan dapat beroperasi dengan baik pada keadaan
normal.c. KetersediaanPeralatan atau komponen instalasi yang
dipasang harus mudah didapat dan sesuai dengan keadaan standar
rumah yang akan dipasang instalasi.d. KeindahanInstalasi yang
dipasang harus tertata rapi mengikuti peraturan yang diizinkan.
Selain itu instalasi juga disesuaikan dengan keadaan lingkungan.e.
EkonomisPerencanaan dan pemasangan instalasi listrik haruslah
menggunakan komponen yang sesuai dengan keuangan konsumen dan
tingkat keelitan bangunan tersebut.2.3. Macam-Macam Instalasi2.3.1.
Instalasi tetapInstalasi listrik dengan tegangan menuju ke tanah
sampai 300 volt. Instalasi tetap ini misalnya instalasi rumah,
tokoh dll.2.3.2. Instalasi sementara
Yaitu instalasi yang dipakai dalam jangka waktu yang pendek,
misalnya penerangan untuk pesta.
2.3.3. Instalasi dalam masa pengerjaan bangunan
Instalasi ini umumnya harus memiliki ketentuan yang berlaku
untuk instalasi sementara dengan beberapa tambahan. Tambahan
tersebut antara lain, pengaman percikan air untuk lemari hubung
bagi dan penaturan sedemikian rupa untuk instalasi di tempat lembab
agar tidak terkena rembesan air.2.3.4. Instalasi darurat
Adalah instalasi yang digunakan untuk jangka penerangan yang
cenderung pendek karena terjadi gangguan. Tenaga listrik untuk
penerangan tersebut harus mampu mengganti supply selama terjadi
kerusakan.2.4 Metode pemasangan instalasi listrik2.4.1. Metode
pemasangan luar atau on plasterMetode instalasi yang di pasang
menempel pada dinding luar. Metode ini memungkinkan pengawatan
dalam pipa dari instalasi tersebut dapat terlihat dengan
jelas.Intalasi ini biasa diaplikasikan pada rumah kayu dan rumah
semi permanen.2.4.2. Metode pemasangan dalam atau in plaster
Tidak seperti on plaster, pemasangan dalam justru memasang
instalasi di bagian dalam dinding sehingga metode ini tidak
memperlihatkan jalur pipa instalasi. Metode ini biasa diterapkan
pada rumah beton atau permanen.2.5 Peralatan dan Komponen
InstalasiTabel daftar material yang digunakan
NoDaftar MaterialJumlahSatuan
1Pipa union (5/8) (0 inti 15 mm)2.8Meter
2Benda siku (5/8) union6Buah
3Klem alumunium 16 mm1Buah
4Saklar seri1Buah
5Kotak kontak 1 fasa+PE3Buah
6Fitting duduk3Buah
7Roset kayu4Buah
8Saklar tekan (impuls dengan lampu tanda)2Buah
9Saklar tukar2Buah
10Saklar silang1Buah
11Saklar golongan (selector)1Buah
12Saklar tekan (impuls dengan lampu IP 55)1Buah
13Lampu tanda hijau1Buah
14Kotak hubung4Buah
15Sekering 10 ampere3Buah
16Kabel NYA 1.5 mm (merah)5.5Meter
17Kabel NYA 1.5 mm (biru)2.5Meter
18Kabel NYA pengantar 1.5 mm2.5Meter
19Kabel NYA hijau kuning 1.5 mm3.4Meter
20Lampu pijar6Buah
21Terminal pin3Buah
22Platinax2Buah
23Line Up terminal18Buah
24Relai kontaktor 220V2Buah
25Saklar relai impuls 220V1Buah
26Saklar waktu 220V1Buah
27Saklar relai tangga 220V1Buah
28Busbar tembaga280mm
29Profil untuk terminal150mm
30Sekrup kayu kepala bulat100Buah
31Sekrup kayu, rata perseng 4x30 (20) 30Buah
32Mur baut M4x105Buah
33Mur baut M4x505Buah
34Mur baut M4x155Buah
35Rumah kontrol panel (housing)1Buah
36Bingkai panel1Buah
37Mur geser3Buah
2.5.1. Alat UkurAlat ukur adalah peralatan listrik yang
menggunakan sumber tegangan DC dan pada praktik ini peralatan
elektris yang digunakan adalah:
Multitester
Alat ukur ini berfungsi sebagai alat pengukuran tegangan, arus
dan tahanan. Berkaitan dengan fungsinya sebagai pengukur tahanan
alat ini dapat di manfaatkan untuk mengetes rangkaian instalasi
sebelum di beri tegangan.
2.5.2. Tespen
Alat yang menyerupai obeng minus (-) tetapi fungsi utamanya
adalah mengetahui ada tidaknya tegangan pada suatu penghantar.
2.5.3. Bor Listrik
Bor listrik adalah alat untuk membuat lubang pada komponen,
seperti pertinax, busbar dan papan panel. Bor listrik dapat
dibedakan berdasarkan kabel yang dipasang pada alat itu, yaitu
berkawat tiga, berkawat dua dan mesin dahleder dengan kawat tiga.
Bor listrk yang memakai kabel berkawat tiga berarti tutup bor
tersebut dari logam dan biasanya dibumikan. Kawat yang dibumikan
adalah kawat ketiga. Bor listrik yang memakai kabel berkawat dua
yang isolasinya dibuat dari bahan yang baik tidak perlu
dibumikan.2.5.4. Nylon Hammer 300 gram (palu plastik)
Palu plastik adalah alat yang digunakan untuk memukul, meratakan
benda kerja dan membengkokkan plat agar benda yang letaknya
dibagian depan atau muka tidak mengalami lecet atau kerusakan. Palu
jenis ini terbuat dari plastik/karet.
Gambar 1. Palu plastic2.5.5. Palu Baja (steel Hammer 300
gram)
Palu baja adalah alat untuk memukul yang terbuat dari baja yang
kedua ujungnya dikeraskan. Fungsi alat ini sama dengan nylon hammer
yaitu memukul peralatan-peralatan yang dioperasikan pada benda
kerja misalnya adalah sebagai berikut ini :
Pengecapan atau Stamping pada benda kerja.
Penitikan pada benda kerja.
Pelurusan benda kerja yang bengkok dan lainnya.
Palu yang letaknya terbaik adalah palu yang memiliki persyaratan
sebagai berikut ini :
Serat kayu dari tangkainya sejajar dengan tiap-tiap
sumbunya.
Tangkai dipasng presisi pada kepala palunya.
Ujung yang memukul dan bagian atas pemukul merupakan sebagai
titk berat palu sedangkan bagianatas atau bagian yangruncing
sebagai pengimbang.
Gambar 2. Palu baja
2.5.6. Gergaji Besi/Gergaji Tangan (Steel Saw)
Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong benda kerja.
Adapun bagian-bagian gergaji adalah sebagai berikut :
Bingkai
Terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku agar hasilnya lurus
dan kuat. Tangkai
Biasanya terbuat dari logam yang lunak.
Pasak dan Gergaji
Pasak ini dipasang pada kedua pasang yang terdapat pada kedua
bingkainya.
Mur Kupu Kupu
Mur kupu kupu digunakan untuk mengencangkan daun gergaji. Pada
pemasangan mata gergaji perlu diperhatikan arah matanya.
Gambar 3. Gergaji Besi2.5.7. Obeng Negatif dan Obeng Positif
Alat yang berfungsi untuk mengencangkan dan mengendurkan screw
atau baut yang di gunakan untuk menempelkan benda pada papan
kerja.
Gambar 4. Obeng negatif dan positif2.5.8. Tang PemotongAlat
listrik yang berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar
dengan ukuran sesuai dengan benda kerja.
Gambar 5. Tang pemotong
2.5.9. Tang Pengupas
Berfungsi untuk mengupas kabel penghantar yang akan di gunakan
untuk penyambungan.
Gambar 6. Tang pengupas2.5.10. Tang Kombinasi
Alat listrik yang berfungsi untuk menjepit, memotong dan memutar
benda yang akan di kerjakan seperti kabel atau kawat yang di
gunakan pada instalasi penerangan dan tenaga.2.5.11 Tang
Pembulat
Peralatan listrik yang berfungsi untuk membulatkan kawat
penghantar yang di gunakan untuk pembuatan mata itik.
Gambar 8. Tang pembulat2.5.12 Tang Buaya atau Penjepit
Berfungsi untuk menjepit dan menahan kawat penghantar.
Gambar 9. Tang penjempit2.5.13 Obeng PenusukObeng ini mempunyai
ujung yang lancip yang di gunakan untuk menusuk papan kerja yang
terbuat dari kayu dan tidak dapat di gunakan untuk benda kerja yang
terbuat dari sculen, plastic, baja, dan lainnya.2.5.14 Sekrup
Komponen yang berfungsi melekatkan berbagai bahan yang digunakan
dalam praktik ke papan percobaan.
Gambar 11. Sekrup2.5.15. Saklar
Saklar adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai control,
yaitu menghubungkan atau memutuskan arus listrik pada suatu
rangkaian. Terdapat beberapa saklar yang digunakan dalam praktik
bengkel kali ini, yakni antara lain: Saklar tunggal
Saklar seri
Saklar tukar
Saklar impuls + tombol tekan
Gambar 12. Saklar tunggal
Gambar 13. Saklar seri2.5.16 Kotak Kontak
Sebuah komponen listrik yang difungsikan sebagai beban pada
rangkaian. Alat ini biasanya dijadikan sebagai media penyalur
energi listrik ke berbagai peralatan elektronik atau motor
listik.
Gambar 14. Kotak kontak2.5.17 Fuse
Alat yang berfungsi sebagai pengaman pada sebuah rangkaian
listrik. Seperti halnya MCB, fuse bekerja pada saat terjadi
gangguan pada rangkaian, misalnya beban lebih atau hubung singkat
arus listrik.
Gambar 15. Fuse
Fuse terdiri dari sepotong metal yang mudah melebur dan di
tempatkan dalam suatu sirkit dan akan melebur jika dilalui arus
listrik yang melebihi nilai nominal yang diperkenankan untuk waktu
yang telah ditentukan.
Arus nominal fuse adalah arus yang tidak membuat kerusakan fuse
yang bekerja pada kondisi normal. Pesyaratan yang dipenuhi oleh
peralatan ini adalah dapat bekerja terus-menerus dengan dibebani
arus dalam waktu yang lama.
Hantaran supply yang masuk ke pengaman lebur dihubungkan ke
rumah sekering (PUIL ayat 206b 3) sedangkan kotak luar rumah
sekering terhubung pada hantaran yang menuju ke beban (PUIL ayat
206b 3).
Penandaan dari ukuran atau rating arus pada sekering jenis ini
selain dengan tulisan juga ditandai dengan warna yang berbeda-beda.
Ukuran dan tipe fuse seperti disajikan dalam tabel
berikut:NoWarnaRating Arus
1Merah jambu2 A
2Cokelat4 A
3Hijau6 A
4Merah10 A
5Abu-abu16 A
6Biru20 A
7Kuning25 A
8Hitam35 A
9Putih50 A
10Tembaga63 A
11Perak80 A
12Merah tua100 A
Untuk menentukan besar pengaman terlebih dahulu mencari nila In
rangkaian dengan persamaan:
Besar pengaman yang kita pakai adalah:
2.5.19 Kabel InstalasiKabel penghantar banyak digunakan pada
sutau instalasi rumah tinggal pasangan tetap, yaitu kabel NYA
(seperti pada gambar). Ketentuan yang harus diperhatikan didalam
pemasangan kabel NYA sebagai berikut :
Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, kabel NYA harus
dilindungi pipa instalasi.
Jika dipasang diruang lembab,kabel NYA harus didalam pipa pvc
pemasangannya.
Kabel NYA tidak pada boleh dipasang langsung menempel atau
ditanam pada plesteran atau kayu, tetapi harus dilindungi dengan
pipa instalasi.
Kabel NYA tidak boleh dugunakan diruang basah, didalam terbuka,
tempat kerja gedung dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
Sedangkan ketentuan-ketentuan untuk pemasangan kabel NYA adalah
sebagai berikut :
Kabel NYA boleh dipasang langsung menempel atau di tanam pada
plesteran,diruang lembab ataupun basah, di tempat kerja atau gedung
dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
Kabel NYM boleh di pasang langsung pada bagian-bagian lain dari
bangunan, konstruksi, rangkanya dan lainnya.dengan syarat
pemasangannya tidak merusak selubung luar ledakan.
Kabel NYM tidak boleh dipasang dalam tanah.
Dalam hal penggunaan, kabel instalasi yang berselubung memiliki
beberapa keuntungan di bandingkan dengan instalasi dalam pipa yaitu
:
Lebih mudah dilengkungkan
Lebih tahan terhadap pengaruh asam, uap atau gas
Sambungan dengan alat pemakai dapat ditutup lebih rapat.Untuk
penandaan fungsi penghantar maka di beri tanda warna. Tanda warna
tersebut adalah:
Merah untuk fasa R
Kuning untuk fasa S
Hitam untuk fasa T
Biru untuk Netral
Kuning hijau untuk pentanahan Pemilihan penghantar kawat
berisolasi maupun kabel harus menggunakan pertimbangan yang
meliputi:
Tegangan nominal kabel, dipengaruhi oleh mutu bahan isolasi yang
digunakan.
Kemampuan hantar Arus (KHA), dipengaruhi oleh pemasangan
beberapa tabel yang berdekatan.
Konstruksi kabel dapatc mempengaruhi tagangan nominal \dan
Kemampuan Hantar Arus (KHA).
Jenis dan arti penandaan suatu kabel adalah:
Huruf pertama menyatakan jenis penghantar.
Huruf kedua menyatakan jenis isolasi
Huruf ketiga menyatakan jenis pelindung.
Huruf keempat menyatakan selubung pelindung kabel.
Contoh macam kabel yang digunakan dalam pemasangan instalasi
penerangan dengan disertai jenis dan penandaannya,
sebagaiberikut:
NYA
N: Kabel penghantar terbuat dari tembaga
Y: Isolasi dari PVC
A: Selubung dari yute
Kabel ini digunakan untuk instalai ruangan lembab yang
penggunaannya didalam pipa dan tidak boleh ditanam plaster.
Gambar 16. Kabel NYA NYM
N: Kabel penghantar terbuat dari tembaga
Y: Isolasi dari PVC
M: Berselubung PVC
Kabel ini digunakan untuk instalasi diruang lembab ataupun
kering dimanadalam penggunaannya dapat ditanam plaster dan menempel
didinding.
Gambar 17. Kabel NYM
2.5.20 Wiring Chanel
Wiring chanel adalah bahan yang terbuat dari pvc yang berbentuk
persegi panjang yang berfungsi untuk tempat jalur kabel.
Gambar 18. Wiring chanel2.5.21 Line Up Terminal
Line up terminal adalah suatu alat listrik yang berfungsi
sebagai penghubung kabel penghantar.
Gambar 19. Line up terminal
2.5.22 Terminal Block
Terminal block adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk
menghubungkan kabel. Untuk jenis kabel berserabut atau pejal yang
akan di sambungkan harus menggunakan sepatu kabel.
Gambar 20. Terminal block2.5.23 Terminal Pin
Di gunakan sebagai tempat penyambungan kabel pada pengawatan
suatu instalasi listrik maupun tenaga.
Gambar 21. Terminal pin
2.5.24 Papan Pertinax 300 x 100 x 5
Papan pertinax digunakan sebagai penghubung antar kabel, atau
tempat meletakkan komponen komponen listrik, papan pertinax
merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
(bersifat isolator).
Gambar 22. Papan pertinax
2.5.25 Pipa
Pipa adalah alat yang di gunakan sebagai selubung dari kabel
penghantar suatu impedansi instalasi. Fungsinya adalah untuk
instalasi ON plaster dimana tahanan mekanik sangat tinggi untuk
konduktor di perlukan dan untuk instalasi ini plaster supaya
menjamin pada waktu pengawatan.
Gambar 23. Pipa PVC
2.5.26 Klem
Klem adalah bahan yang terbuat dari plastik pvc yang berbentuk U
yang digunakan untuk menahan pipa atau kabel agar tidak terlepas
dan kelihatan rapi.
2.5.27 Fitting
Fitting di gunakan sebagai alat untuk menaruh atau menempatkan
lampu. Dalam praktik ini digunakan sedikitnya 6 (enam) fitting
lampu.
Gambar 25. Fitting lampu
2.5.28 Lampu
Lampu pada instalasi listrik difungsikan sebagai komponen
penghasil cahaya yang kemudian cahaya ini berguna untuk penerangan.
Sifat penerangan cahayanya tergantung pada besarnya daya lampu.
Gambar 26. Lampu
2.5.29 Saklar Putar atau SelektorAdalah suatu saklar yang cara
pengoperasiannya dengan cara diputar. Di dalam selector ini
terdapat poros yang dapat diputar dengan satu atau lebih di
piringan. Pada masing-masing piringan ini terdapat liku-liku pada
porosnya yang dipasang sesuai dengan pelayanannya.Saklar ini
memiliki dua buah poros, yaitu:
Tombol dari phasa
Tombol ke beban beberapa buah (L1, L2, L3 dan N).
Gambar 27. Selektor
2.5.30 Timer atau DimerAdalah alat pengatur waktu yang dapat
menyambung dan mematikan arus listrik pada saat yang telah
ditentukan oleh pengatur timer. Dengan mekanisme ini timer bisa
dipakai untuk menghidupkan (ON) atau mematikan (OFF) berbagai alat
listrik secara otomatis. Bahkan jika timer ini dikombinasikan
dengan video cassette recorder, maka alat ini dapat merekam acara
TV bila seseorang belum sempat melihatnya.2.5.31 Lampu Tanda
Lampu tanda atau indicator digunakan pada peralatan kontrol
untuk menandai bekerja atau tidaknya suatu peralatan/rangkaian
listrik. Jika lampu tanda digunakan untuk menandai suatu peralatan
sedang bekerja, maka lampu tanda dipasang seri kontak NO sedangkan
apabila lampu tanda digunakan untuk menandai tidak bekerjanya suatu
peralatan maka lampu tanda dipasang parallel dengan kontak NC pada
rangkaian yang mengontrol peralatan tersebut.2.5.32 Kontaktor
Kontaktor adalah sebuah peralatan listrik yang digunakan untuk
mengoperasikan beban dengan megnet sebagai penggeraknya. Penggerak
magnet adalah sebuah kumparan yang bekerja apabila mendapat sumber
tegangan pada A1 yang akan menimbulkan magnet untuk menarik tuas
kontak. Kontaktor ini mempunyai dua jenis anak kontak yaitu NO dan
NC. Saat kontaktor mulai bekerja, anak kontak NO akan terhubung dan
anak kontak NC akan terbuka. Berdasarkan konstruksinya, kontaktor
mempunyai dua bagian anak kontak, yaitu kontak utama dan kontak
bantu. Fungsi masing-masing anak kontak
a. Kontak utama, digunakan untuk mengoperasikan beban besar.
Kemampuan hantar arus besar karena mempunyai penampang yang besar.
Anak kontaknya hanya terdapat kontak NO (normaly open) saja.
b. Kontak bantu, mempunyai penampang yang lebih kecil karena
hanya digunakan untuk beban sistem pengontrolan yang arusnya
relative kecil. Pada anak kontaknya terdapat kontak NO dan NC.
Penandaan pada terminal-terminal kontaktor yang tercantum pada
kontaktor itu sendiri umunya sebagai berikut:Kode
TerminalPenjelasan
1, 3, 5Terminal supply masukan (kontak utama yang dihubungkan ke
sumber)
2, 4, 6Terminal supply keluaran (kontak utama yang dihubungkan
ke beban)
13, 14Kontak bantu NO (normally open)
21, 22Kontak bantu NC (normally close)
2.5.33 RelayAdalah sebuah alat yang bekerja secara otomatis
untuk mengatur atau memasukkan suatu instruksi (trip/alarm) pada
rangkaian listrik. Alarm/trip akan masuk apabila tekanan dalam
ruanganya mencapai nilai tertentu akibat adanya perubahan dari
rangkaian hidrolik. Fungsi relay adalah untuk mengamankan peralatan
dari kemungkinan buruk yang terjadi.2.5.34 LDR
LDR dapat diasumsikan sebagai saklar yang prinsip kerjanya
berdasarkan perubahan dan pengaruh cahaya. Dalam komponen LDR ini
terdapat sebuah resistor yang resistansinya dapat berubah-ubah bila
mendapat sinar dengan kekuatan cahaya yang berubah-ubah.Harga
resisten LDR pada tempat terang adalah lebih besar dari pada yang
gelap, perubahan dari kekuatan cahaya dengan level tertentu ke
tempat yang cahayanya rendah atau gelap dalam waktu tertentu akan
merubah harga resistansi menjadi lebih kecil. Dengan mengecilnya
harga resistansi itu, LDR tersebut akan mengerjakan sistem operasi
saklar timer untuk menghubungakan anak kontaknya.Kecepatan
perubahan resistansi adalah dalam K (dt) untuk tipe arus harganya
lebih besar dari 200 K (dt) atau selama 20 menit pertama mulai dari
kecepatan cahaya 100 lux, ini terjadi saat pensaklaran beroperasi.
Pada keadaan cahaya dari ke terang akan terlepas. Kecepatan
perubahan akan lebih tinggi dimana pada keadaan cahaya terbesar 300
lux kecepatan perubahan kurang dari 10 mili sekon sesuai dengan
kekuatan cahaya 400 lux.2.5.35 Panel
Panel adalah suatu tempat pengontrolan peralatan listrik. Di
dalam panel terdapat alat-alat pengaman seperti MCB atau fuse serta
alat kontrol lainnya.Berbagai bahan untuk membuat sebuah panel
adalah sebagai berikut:a. Triplek, Kerangka, Engsel
Digunakan untuk bahan dalam membuat kerangka panel. Kerangka ini
berfungsi untuk meletakan dan melindungi komponen listrik yang ada
di dalamnya.b. Kabel Duct
Sebagai tempat penyimpanan/meletakan kabel yang terdapat dalam
panel kontrol dan juga berguna untuk merapikan jalur kabel yang ada
di dalam panel tersebut.
c. Line Up Terminal
Sebagai tempat penyambungan kabel-kabel yang akan disambung.
Sistem penyambungan dengan terminal ini lebih terjamin
keandalannya.
d. Busbar Tembaga
Digunakan sebagai terminal untuk penyambungan hantaran netral
dan pentahanan.
e. Penutup Kontrol
Sebagai pengaman terhadap peralatan kontrol yang terdapat di
dalam panel kontrol. Hal ini berfungsi untuk menhindari tegangan
sentuh.
f. Peralatan Penahan
Suatu perlengkapan sebagai alat bantu dalam meletakkan semua
alat. Penahan ini adalah profil C untuk tempat terminal dan profil
G untuk relay dan kontaktor.2.5.36 Staircase Staircase adalah
saklar yang bekerja secara magnetis yang akan memutus rangkaian
dari beban secara otomatis sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Ada dua jenis sistem pengawatan pada stsircase yaitu:1.
Sistem 3 Kawat
Staircase memutuskan rangkaian beban dengan cara otomatis sesuai
dengan batasan waktu yang telah ditentukan pada pengoperasian
pertama dan pengoperasian kembali tombol tekan pada saat beban
kerja tidak mempengaruhi batasan waktu.
2. Sistem 4 Kawat Prinsip kerjanya sama dengan tiga kawat hanya
saja pada pengoperasiannya sistem pengaturan waktu akan berulang
jika ditekan walaupun batasan sebelumnya belum berakhir.
BAB III
LANGKAH KERJA PRAKTIK INSTALASI PENERANGAN SEMI KONTROL
OTOMATIS
3.1 Denah (Lokasi Praktik)
3.2 Mempersiapkan Peralatan dan BahanSebelum pekerjaan dimulai
hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan peralatan dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk memasang instalasi yang telah
dirancang. Hal ini bisa dilakukan dengan terlebih dahulu mencatat
semua peralatan yang dibutuhkan kemudian catatan tersebut
diserahkan kepada toolman untuk selanjutnya dapat di bagikan.
Segera itu juga, semua peralatan harus ditandai dan dipahami setiap
karakteristik serta prinsip kerjanya. Jika masih kurang memahami
tentang peralatan tersebut bisa ditanyakan langsung kepada
instruktur.
3.3 Pembuatan Skala dan Penandaan pada Papan Kerja Membuat skala
dan penandaan pada papan kerja mutlak diperlukan. Langkah
memudahkan praktikan dalam menentukan keakuratan dalam pemasangan
instalasi listrik. Terlebih dalam menentukan posisi komponen
listrik. Cara membuat penandaan ini dapat dilakukan dengan membuat
garis vertikal dan horizontal pada papan kerja sesuai skala yang
ditunjukan di job sheet.3.4 Pemasangan Komponen pada Papan
Kerja
Langkah ini terbilang inti karena pada bagian ini praktikan
memasang komponen-komponen listrik pada papan kerja sesuai dengan
gambar dan skala yang telah ditentukan. Komponen-komponen tersebut
antara lain: saklar, fitting, kotak hubung, panel, kotak kontak dan
roset kayu. Komponen tersebut dapat dipasang dengan menggunakan
sekrup.3.5 Pemasangan Pipa Instalasi
Pipa instalasi berfungsi melindungi kabel atau penghantar dari
kerusakan selain itu juga memperindah pemasangan suatu instalasi.
Pemasangan pipa pada praktik ini dilakukan setelah selesai memasang
material dan komponen-komponen listrik pada papan kerja. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan pipa ini,
terutama pada setiap terbentuk sudut. Pada kondisi ini pipa dapat
dibengkokkan dengan sudut sesuai dengan sudut kemiringan yang
terbentuk. Pembengkokkan ini dapat dilakukan dengan sedikitnya dua
cara, yaitu dipanaskan atau dipasang menggunakan elbow. Untuk
meguatkan pipa pada papan kerja digunakan klem pipa yang terbuat
dari plastik atau dari alumunium. Jarak maksimal setiap klem adalah
satu meter.3.6 Memasang Pengawatan Instalasi Pengerjaan ini
merupakan inti kedua dari sistem instalasi. Pengawatan atau
pemasangan penghantar untuk masing-masing group instalasi harus
dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Hal ini tentu saja agar
instalasi tersebut dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan
harapan praktikan. Kemudian besar penampang kabel juga menjadi
prioritas dalam pengawatan instalasi. Besar penampang kabel yang
dipasang harus sesuai dengan besar arus yang melalui penghantar
itu. Penghantar yang tidak sesuai (terlalu kecil) dapat menyebabkan
penghantar tersebut mudah memanas dan akibat terburuknya bisa
terjadi hubung singkat arus listrik.
Selain luas penampang, warna kabel juga sangat penting untuk
diperhatikan. Sesuaikan warna tersebut dengan warna yang telah
ditentukan dalam PUIL. Hal ini bertujuan untu mempermudah
pengkopelan dan membedakan antar penghantar.
3.7 Pengawatan Kontrol Panel Pengawatan kontrol panel dilakukan
setelah pengawatan group 1 s/d 4 sudah selesai. Untuk mempermudah
pengawatan pada kontrol panel terlebih dahulu lakukan penandaan
pada line up terminal yang terdapat pada kotak panel dengan nomor
yang sesuai pada gambar rencana yang terdapat dalam job sheet. Hal
ini juga dimaksudkan agar jika terjadi kesalahan pengawatan dapat
dengan mudah mencari letak kesalahan tersebut.
3.8 Pengujian Rangkaian
Langkah akhir yang dilakukan dalam pemasangan instalasi adalah
pengujian terhadap rangkaian yang telah dirancang. Tujuan dari
pengujian ini adalah untuk mengetahui kebenaran instalasi. Jika
instalasi bekerja sesuai fungsinya maka rangkaian dikatakan
berhasil dan sebaliknya. Trouble shooting dilakukan jika rangkaian
tidak beroperasi sebagaimana mestinya.3.9 Pembongkaran
Rangkaian
Akhir dari kerja bengkel semester III adalah pembongkaran
rangkaian yang telah diuji dan dinilai oleh instruktur.
Pembongkaran rangkaian ini diikuti dengan pengembalian alat-alat
praktik kepada teknisi. Pengembalian ini tentu saja dilakukan uji
kelayakan terhadap alat-alat tersebut. Jika ditemukan alat yang
rusak maka itu menjadi tanggung jawab praktikan.3.10 Jurnal Harian
Kegiatan Bengkel Listrik NoHari / TanggalJamKegiatan
1Senin, 24 Oktober 2011
07.00 07.10
07.10 08.00
08.00 08.40
08.40 08.45
08.45 09.05
09.05 09.30
09.30 10.00
10.00 12.0012.00 12.20
12.20 12.30Apel, Doa, dan absen masuk.
Pengecekan Alat.
Pembagian material.
Pembagian job kerja.
Penjelasan job kerja.
Pembagian kabel.
Istirahat.
Pembagian kabel.
Pembersihan, dan membuat jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
2Selasa, 25 Oktober 201107.00 07.10
07.10 08.10
08.10 09.30
90.30 10.0010.00 12.00
12.00 12.20
12.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
Melanjutkan pembagian kabel.
Penjelas job kerjaIstirahat.
Penjelasan job kerjaPembersihan, dan membuat jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
3Rabu, 26 Oktober 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 12.00
12.00 12.2012.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
praktek kerja pengawatan pada group II.
Istirahat.
Praktik kerja pengawatan pada
group IIPembersihan, dan membuat
jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
4Kamis, 27 Oktober 2011 07.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 12.0012.00 12.20
12.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
Melanjutkan praktek kerja
pengawatan pada group II.
Istirahat.
Praktik kerja pengawatan pada group II dan pemipaan dan mengatur
tataletak komponen pada group I.
Pembersihan, dan membuat jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
5Jumat, 28 Oktober 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 11.10
11.10 11.30
11.30 11.40Apel, Doa dan absen masuk.
Melanjutkan pemipaan dan Mengatur tata letak komponen
pada group I.
Istirahat.
Pemipaan, mengatur tata letakkomponen , dan pengawatan padagroup
I.
Pembersihan, dan pembuatan jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
6Sabtu, 29 Oktober 2011 07.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 12.00
12.00 12.20
12.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
Melanjutkan pemipaan,
mengatur tata letak komponen,
dan pengawatan pada group I.
Istirahat.
Pemipaan, dan pengawatan pada
group III.Pembersihan, dan pembuatan jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
7Senin, 31 Oktober 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 12.00
12.00 12.20
12.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
Melanjutkan pengawatan pada
groupI.
Istirahat.
Pengawatan pada group I.
Pembersihan, dan pembuatan jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
8Selasa, 1 November 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 12.00
12.00 12.20
12.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
Melanjutkan pengawatan pada
group I.
Istirahat.
Pemipaan, mengatur tata letak komponen , dan pengawatan pada
group III.
Pembersihan, dan pembuatan jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
9Rabu, 2 November 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 12.00
12.00 12.20
12.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
Melanjutkan pengawatan pada
group III: pemipaan, mengatur tata letak komponen , dan
pengawatan pada group VI.
Istirahat.
Melanjutkan pengawatan pada group VI.
Pembersihan, dan pembuatan jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
10Kamis, 3 November 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 12.00
12.00 12.20
12.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
Melanjutkan pengawatan pada
group VI.
Istirahat.
Melanjutkan pengawatan pada
groupVI.
Pembersihan, dan pembuatan jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
11Jumat, 4 November 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 11.10
11.10 11.30
11.30 11.40Apel, Doa dan absen masuk.
Melanjutkan pengawatan pada
group VI.
Istirahat.
Melanjutkan pengawatan pada
group VI.
Pembersihan, dan pembuatan jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
12Sabtu, 5 November 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 12.00
12.00 12.2012.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
Mengatur tata letak komponen, dan
pengawatan pada panel.
Istirahat.
Melakukan pengawatan pada panel.
Pembersihan, dan pembuatan jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
13Senin , 7 November 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 12.00
12.00 12.20
12.20 12.30
Apel, Doa dan absen masuk.
Melanjutkan pengawatan pada panel.
Istirahat.
Melanjutkan pengawatan pada Panel. Sebagian mahasiswa ada yang
melakukan melengkapi komponen yang kurang dan Melakukan pengecekan
dengan multitester.
Pembersihan, dan pembuatan jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
14Selasa, 8 November 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 12.00
12.00 12.2012.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
Melengkapi komponen yang kurang. Sebagian mahasiswa ada yang
melakukan pengecekan pengawatan dengan sumber tegangan oleh
dosen
pembimbing.
Istirahat.
Melanjutkan pengecekan dengan multitester. Sebagian
mahasiswa ada yang
melakukanpengecekan Pengawatan dengan sumber
tegangan oleh dosen pembimbing
Pembersihan, dan pembuatan jurnal.
Apel, Doa dan absen pulang.
15Rabu, 9 November 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 11.00
12.00 12.20
12.20 12.30Apel, Doa dan absen masuk.
Sebagian mahasiswa lagi yang selesai hari ini melakukan
pengecekan pengawatan dengan sumber tegangan oleh dosen
pembimbing.
Istirahat.
Melanjutkan pengecekan pengawatan dengan sumber tegangan oleh
dosen
pembimbingPembersihan, pembuatan jurnal
Apel, doa dan absen pulang.
16Kamis, 10 November 201107.00 07.10
07.10 09.30
09.30 10.00
10.00 11.10
11.10 11.30
11.30 11.40Apel, Doa dan absen masuk.
Melakukan pembongkaran
Istirahat.
Melanjutkan pembongkaran dan
pengembalian alat
Pembersihan, pembuatan jurnal
Apel, pelepasan, Doa dan absen pulang.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Group 1 (satu)Instalasi penerangan group satu merupakan
penerangan kamar tamu, ruang makan dan ruang dapur. Penerangan
group satu pengaturannya dilakukan oleh relay impuls. Pada saat
saklar tekan dioperasikan arus yang berasal dari fuse satu masuk ko
koil dari relay impuls. Kemudian pada impuls ini akan terdapat
kumparan dan jika ada arus masuk ke koil maka terjadi fluks magnet.
Di kumparan tadi akan menarik kontak bantu impuls akan mengubah
kontak bantu dari NO ke NC sehingga lampu pada group satu menyala,
untuk mematikan tekan kembali saklar tekan s.
4.2 Group 2 (Dua)
Intalasi penerangan group dua merupakan penerangan kamar mandi,
kamar tidur dan teras. Pada rangkaian ini pengoperasian dilakukan
dengan menggunakan kombinasi dengan dua saklar agar lampu dapat
menyala. Berdasarkan diagram dari gambar terlihat jika saklar
dioperasikan, saklar tekan ditekan maka arusnya berpindah ke posisi
2, dengan demikaian arus akan masuk dari terminal 2 saklar tukar
dan masukke terminal 2 saklar tukar lainnya sehingga lampu akan
menyala. Kemudian jika saklar tekan ditekan maka posisi akan
berubah ke posisi 1 dengan demikian arus saklar tekan satu akan
masuk, tetapi posisi saklar tekan ke dua pada posisi arus tersebut
akan putus dan ini menebabkan lampu padam. Pengoperasian ini akan
terjadi berulang-ulang.4.3 Group 3 (Tiga) dan 4 (Empat)
Pada penerangan ini ditentuka oleh group 3 dan 4, baik secara
manual maupun otomatis. Fuse 3 pada penerangan di jalan atau parkir
sedangkan fuse 4 untuk pengaman control parker, jalan luar dan di
dalam rumah pengontrolan oleh cahaya.
a. Penerangan Secara Manual
Selektor pada posisi 1, lampu H5 akan menyala karena arus fuse 4
masuk melalui kontak NC relay K9A. arus yang masuk ke terminal B
dan masuk ke K5T (staircase) dan menarik anak kontak K5T dan
merubah posisinya. Arus yang masuk melalui anak kontak K5T akan
masuk ke A1 K7 sehingga menarik anak kontak K7 dan lampu jalan atau
parker akan menyala, lampu tersebut akan terus menyala sampai
setting waktunya habis. Jika saklar tangga ani dengan setting
waktunya habis maka tombol akan terlepas dengan sendirinya sebab
ars akan putus dan lampu akan padam, untuk menyalakannnya kembali
cukup dengan menekan tombol tekannya lagi.
b. Penerangan Secara Otomatis
Sistem otomatis ini menggunakan saklar cahaya LDR atau timer
pada posisi selector 2, H5 akan padam karena posisi 2 ini akan
langsung menyalakan relay K9A dan lampu tanda itu terseri dengan
anak kontak NC K9A, arus juga masuk ke terminal B. Saat tombol S6
ditekan, arus akan mengoperasikan K5T dan menarik anak kontaknya
kemudian menghubungkan ke LDR sangat kecil dan ini menyebabkan arus
masuk ke A1 K7 sehingga menarik anak kontaknya dan lampu jalan atau
parker menyala. Lampu akan menyala selama setting waktu yang diatur
oleh K4T kondisi ini dinamakan system otomatis.4.4 Perhitungan
a. Penentuan Fuse
Besarnya fuse ditentukan dari banyaknya beban yang dipakai. Jika
beban yang dipakai pada diagram instalasi setiap daya terpasang
sendiri. Untuk daya lampu 125 watt dan untuk kotak kontak 250 VA.
Besarnya arus yang masuk ditentukan oeh factor kerja maka yang
digunakan adalah ini merupakan factor kerja untuk rumah
tinggal.
1. Kelompok Satu
Jumlah titik lampu Jumlah kotak kontak zMaka besar
= 800/220 x 0.8
= 4.54 A
Berdasarkan peraturan pada table, maka fuse yang dipakai adalah
6 ampere.
2. Kelompok 2 (dua)
Jumlah titik lampu 1 buah = 100 VA
Jumlah kotak kontak 1 buah = 250 VA
Total = 350 VA
Maka besar I = 350/220 x 0.8
=2 A
Berdasarkan peraturan pada table maka fuse yang dipakai adalah 4
ampere
3. Kelompok 3 dan 4
Jumlah titik lampu 3 buah = 220 V
Jumlah titik lampu 2 buah = 200 V
Maka I = P/V x 0.8
= 2.3 A
Berdasarkan peraturan pada table fuse yang dipakai adalah 4
ampere
4. Pengaman Utama
Jumlah total = 4.54 + 2 + 2.3 = 8.84 A
Jadi fuse yang dipakai adalah 10 ampere
b. Penentuan Luas dan panjang Penghantar
1. Luas penampang penghantar
Luas penampang dapat ditentukan berdasarkan:
Luas Penampang Nominal Kabel
(mm)Kemampuan Hantar Arus Maksimum Kabel
(A)Kemampuan Hantar Arus Nominal Maksimum Pengaman
(A)
1.51920
2.52525
43435
64450
106163
168280
25108100
35134125
50167160
70207224
95249250
120291300
150334355
185380355
240450425
300520500
Luas penampang kabel untuk semua group adalah sebagai
berikut:
a. Kelompok 1
Karena arus yang mengalir sebesar 4.54 A maka luas penampang
adalah 1.5 mm
b. Kelompok 2
Karena arus yang mengalir sebesar 2 A maka luas penampang adalah
1.5 mm
c. Kelompok 3 dan 4
Karena arus yang mengalir sebesar 2.3 A maka luas penampang
kabel adalah 2.5 mm
2. Penentuan panjang penghantar Dalam menentukan panjang
penghantar maka persamaan yang dipakai adalah persamaan di bawah
ini:
Maka panjang kabel masing-masinggroup adalah:
a. Kelompok 1
Panjang penghantar 11.8 m ini adalah jumlah kabel phasa dan
netral. Jadi masing-masing ialah 5.9 m.
b. Kelompok 2
Panjang penghantar adalah 26.8 meter jumlah phasa dan netral
adalah 13,4 m.
c. Kelompok 3 dan 4
Panjang penghantar 23.3 meter. Jumlah masing-masing penghantar
untuk phasa dan netral adalah 11.7 m.
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktik instalasi penerangan semi control otomatis yang
berlangsung tiga pecan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan
diantaranya:
Besarnya daya pada group 1 adalah 640 watt, group 2 sebesar 290
watt dan group 3 serta 4 adalah masing-masing sebesar 130 watt.
Pengaman group 1 adalah 4 ampere, group 2 menggunakan 2 ampere
dan group 3 + group 4 adalah 4 ampere.
Terdapat factor-faktor yang mempengaruhi hasil praktik, antara
lain: ketelitian membaca gambar kerja, kedisiplinan praktikan dalam
melaksanakan praktik itu sendiri. 5.2 Saran
Dari apa yang telah penulis capai dalam pengerjaan praktik ini,
maka penulis memiliki saran demi kesempurnaan pada praktik-praktik
selanjutnya, diantaranya:
Kenali alat-alat yang akan digunakan dalam praktik, baik nama
maupun fungsinya,
Jaga kesabaran, ketelitian dan emosi.
Lakukan pekerjaan dengan rasa penuh tanggung jawab.
Jaga kebersihan dan kerapian diri maupun bengkel.
DAFTAR PUSTAKA1. Latihan Bengkel Listrik Semester III,
Politeknik Negeri Sriwijaya
2. P. Van Harten, 1974, Instalasi arus kuat jilid 1,2, dan 3
Nedherland, Groningen
3. PEDC 1987, Rancangan Listrik Semester III, Bandung
4. Diktat Kuliah Bengkel Listrik Semester III
19
13
7
1
20
14
8
2
21
15
Jamal Mirdad
3
22
16
10
4
23
17
11
5
24
18
12
6
1Praktik Instalasi Penerangan Semi Kontrol Otomatis