Top Banner
Contextual Teaching and Learning Berbasis Lokal “Ekosistem Terumbukarang Takabonerate” OLEH: ANDI CITRA PRATIWI (091404170) ARYANTI INDAH JAYA (091404188)
71

CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Jul 25, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Contextual Teaching and Learning Berbasis Lokal “Ekosistem Terumbukarang Takabonerate”

OLEH:ANDI CITRA PRATIWI (091404170)ARYANTI INDAH JAYA (091404188)

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2012

Page 2: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

PENDAHULUAN

Takabonerate terbentuk dari tiga kata: taka berarti karang, bone berarti pasir, dan

rate berarti di atas. Jadi, takabonerate berarti hamparan karang di atas pasir. Takabonerate

merupakan nama sebuah kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Hal yang menarik dari pantai-pantai itu, di lautnya terbentang atol (pulau karang) sepanjang

220.000 hektar, dikenal sebagai Taman Nasional Takabonerate (TNTB). Sebagai atol

ketiga terbesar di dunia (setelah kwajivein di Moldiva Island dan Suvadiva di Moldiva

Island), kawasan ini patut menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia, khususnya bagi

masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar. Dalam rangkaian Hari jadi Kepulauan Selayar,

di lokasi ini setiap tahunnya diadakan festival yang bertajuk Sail Taka Bonerate atau

sebelumnya disebut Takabonerate Island Expedition (TIE).

Ada sebanyak 15 buah pulau di Taman Nasional Taka Bonerate, sehingga sangat

bagus untuk kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya. Topografi kawasan

sangat unik dan menarik, dimana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau karang dan

rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang

cukup banyak. Pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam-kolam kecil

yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat

dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam

kecil.

Taman Nasional Taka Bonerate memiliki beberapa pulau yang telah berubah

menjadi tempat tinggal/permukiman. Hal ini disebabkan karena kawasan ini dan wilayah

disekitarnya kaya akan sumber daya alam laut yang dapat memenuhi kebutuhan hidup para

nelayan. Penduduk yang menetap di kawasan ini telah mencapai 5.101 jiwa yang tersebar

di beberapa pulau antara lain Pulau Rajuni 1.272 jiwa, Pulau Tarupa 1.204 jiwa, Pulau

Latondu 512 jiwa, Pulau Jinato 651 jiwa dan Pulau Pasi Tallu 1.462 jiwa.

Warga Takabonerate terdiri dari suku Makassar, Bugis, dan Flores. Mereka

umumnya bekerja sebagai nelayan. Sangat disayangkan karena sebagian dari mereka

Page 3: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

mencari ikan dengan cara ekstrim: menggunakan bahan peledak yang kemudian

menghancurkan pulau karang di dalam laut. Atas kebiasaan itu, para pegawai Taman

Nasional Takabonerate berupaya membangun komunikasi dengan warga, khususnya

nelayan, agar tidak menangkap ikan dengan cara merusak.

Kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem karang nampaknya tidak hanya

perlu ditanamankan kepada para nelayan, namun juga kepada para siswa. Kesadaran akan

pentingnya menjaga kelestarian ekosistem karang dapat ditanamkan melalui pembelajaran

berbasis contextual pada Mata Pelajaran Biologi Kelas 1 SMA semester 1.

Pembelajaran berbasis kontekstual yang dikenal dengan sebutan Contextual

teaching and Learning merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan

memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan

mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks

pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang

secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke

permasalahan/konteks lainnya. Dalam hal ini, guru mengarahkan siswa agar mereka

mampu mengkaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan mendorong

pebelajar membuat hubungan antara materi pelajaran dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Melalui proses pembelajaran berbasis kontekstual pada materi ekosistem dengan

memanfaatkan kondisi ekosistem lokal, yakni Ekosistem Terumbukarang Taman Nasional

Takabonerate (TNTB), maka siswa akan menyadari bahwa materi pelajaran yang mereka

terima di lingkungan sekolah bukanlah sesuatu yang abstrak, melainkan suatu pengetahuan

yang lahir dari kondisi nyata di lingkungan mereka. Dengan demikian, selain memahami

materi pelajaran, siswa juga akan mampu memahami kondisi lingkungan sekitar mereka,

dalam hal ini kondisi ekosistem terumbukarang di TNTB, sehingga mereka mampu

menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki untuk menyelesaikan berbagai masalah

lingkungan yang ada disekitar mereka.

Page 4: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Pada proses pembelajaran, guru menampilkan video tentang ekosistem bawah laut di

TNTB. Setelah penampilan video, guru lalu menjelaskan tentang materi ekosistem, yang

meliputi pengertian ekosistem, jenis-jenis ekosistem, interaksi antar-komponen ekosistem.

1. Penampilan video ekosistem bawah laut di TNTB

2. Siswa dibentuk kelompok, lalu diminta untuk menjelaskan interaksi antar-komponen

penyusun ekosistem yang ada di TNTB.

3. Untuk problem based learning, siswa diperlihatkan gambar-gambar penggunaan bom

ikan oleh nelayan yang tidak bertanggung jawab, yang mengakibatkan rusaknya

ekosistem terumbu karang. Siswa diminta untuk menganalisis dampak yang dapat

dimbul dari perusakan tersebut terhadap keseimbangan ekosistem TNTB.

Page 5: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI I BENTENGMata Pelajaran : BiologiKelas/ Semester : X (Sepuluh)/ 1Pertemuan : 1 Alokasi Waktu : 2 x 45 menitStandar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem,

perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan.

I. Indikator Pencapaian Kompetensi

A. Kognitif

1. Produk

a. Mengidentifikasi defenisi ekosistem

b. Mendeskripsikan komponen-komponen penyusun ekosistem.

c. Mendeskripsikan tipe-tipe ekosistem

2. Proses

a. Menjelaskan defenisi ekosistem

b. Memaparkan komponen-komponen penyusun ekosistem.

c. Memaparkan berbagai tipe ekosistem

B. Afektif

1. Karakter

a. Rasa ingin tahu

b. Mandiri

c. Menghargai Pendapat Orang Lain

2. Proses

a. Bertanya

b. Menyumbangkan ide atau berpendapat

Page 6: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

c. Menjadi Pendengar yang baik

II. Tujuan Pembelajaran

A. Kognitif

1. Produk

a. Secara mandiri, siswa dapat mendefinisikan pengertian ekosistem.

b. Secara mandiri, siswa membedakan komponen-komponen penyusun

ekosistem.

c. Secara mandiri, siswa dapat membedakan berbagai tipe ekosistem

2. Proses

a. Secara mandiri, siswa dapat menjelaskan definisi ekosistem

b. Secara mandiri, siswa dapat memaparkan perbedaan antara komponen-

komponen penyusun ekosistem.

c. Secara mandiri, siswa dapat memaparkan perbedaan berbagai tipe ekosistem.

B. Afektif

1. Karakter

Siswa secara aktif memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyan yang

diajikan guru selama proses pembelajaran. Siswa menunjukkan rasa ingin tahu

yang tinggi dalam proses pembelajaran, kemandirian belajar, berani

mengemukakan pendpat serta menghormati pendapat teman sekelas yang lain.

2. Keterampilan Sosial

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa

dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku, kketerampilan sosial

bertanya, menyumbang idea tau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan

komunikatif

III. Materi Ajar

Terlampir

IV. Metode Pembelajaran

Ceramah

Page 7: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

V. Langkah-Langkah Pembelajaran

Jenis Kegiatan Alokasi waktu

Kegiatan Awal (15 menit)

Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam,

dan mempersilahkan siswa untuk membaca doa

belajar sesuai agama dan kepercayaannya masing-

masing.

Fase 1

Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai di papan tulis, untuk memusatkan perhatian

siswa terhadap materi yang akan dipelajari

Apersepsi:

Guru memperlihatkan gambar ekosistem aquarium.

Guru bertanya “Apakah komponen penyusun

ekosistem aquarium tersebut?”. Siswa akan menjawab

komponen penyusunnya terdiri atas air, kerang-

kerangan, ikan-ikan, hydra, dan udara. Setelah itu

guru akan lanjut bertanya, “Apa yang terjadi jika ikan

pada aquarium tersebut tidak melakukan interaksi

dengan komponen ekosistem lainnya?”. Diharapkan

siswa menjawab bahwa ikan pada aaquarium tersebut

2 menit

5 menit

8 menit

Page 8: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

tidak akan bisa bertahan jika tidak melakukan

interaksi dengan komponen ekosistem lainnya.

Kegiatan Inti (60 menit)

Fase 2 (Menjelaskan materi)

Guru menampilkan video ekosistem terumbu karang.

Berdasarkan video tersebut, guru lalu menjelaskan

materi ekosistem kepada siswa. Guru menjelaskan

pengertian individu, populasi, komunitas, dan

ekosistem.

Fase 3 (Memberi Bimbingan)

Guru meminta siswa menyebutkan dan membedakan

satuan-satuan mahluk hidup dalam ekosistem yang

diperlihatkan pada video dan komponen ekosistem

yang ada di lingkungan sekitar siswa.

Guru meminta siswa memberikan contoh komponen

biotik dan abiotik penyusun ekosistem yang

ditampilkan pada video.

Fase 4 (Mengecek Pemahaman dan Memberi

Penguatan)

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-

hal yang kurang dipahami. Guru juga memberi

kesempatan kepada siswa lain jika ada yang ingin

mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan teman

sekelasnya.

Guru memberi penguatan kepada siswa yang bertanya

dan memberi jawaban.

25 menit

20 menit

15 menit

Page 9: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Kegiatan penutup (15 menit)

Fase 5 (Memberi Kesempatan untuk Pelatihan

Lanjutan dan Lebih Kompleks)

Guru memperlihatkan gambar pengeboman ikan di

ekosistem terumbu karang, serta gambar kerusakan

ekosistem akibat pengeboman tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, siswa diminta untuk

membuat tulisan mengenai dampak yang terjadi pada

keseimbangan ekosistem terumbu karang, serta

dampak yang didapatkan manusia jika pengeboman

terus menerus dilakukan.

Guru menutup kelas

5 menit

3 menit

2 menit

VI. Alat/ Bahan/ Sumber

Buku Kerja Biologi

Buku Biologi SMA kelas X,

Powerpoint

Video

VII. Penilaian

Keaktifan siswa

Tugas Tertulis

Benteng, 1 April 2012 Mengetahui

Kepala Sekolah SMA 1 Benteng Guru Bidang Studi

Alim Sukarno, S.Pd Andi Citra Pratiwi

Page 10: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI I BENTENGMata Pelajaran : BiologiKelas/ Semester : X (Sepuluh)/ 1Pertemuan : 2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menitStandar Kompetensi: 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem,

perubahan materi dan energi, serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan

Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.

I. Indikator Pencapaian Kompetensi

A. Kognitif

1. Produk

a. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan

b. Menganalisis keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah

perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.

2. Proses

a. Mengenali faktor-faktor yang dapat meyebabkan terjadinya pencemaran

lingkungan

b. Memaparkan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah

perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.

B. Afektif

1. Karakter

a. Rasa ingin tahu

b. Empati

c. sopan

2. Proses

a. Bertanya

Page 11: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

b. Menyumbangkan pendapat tentang permasalahan lingkungan yang ada

c. Mengemukakan pendapat dengan santun

II. Tujuan Pembelajaran

A. Kognitif

1. Produk

a. Secara mandiri, siswa dapat menjelaskan pengertian

perusakan/pencemaran lingkungan

b. Secara mandiri, siswa dapat mengemukakan keterkaitan antara kegiatan

manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan.

2. Proses

a. Secara mandiri, siswa dapat mencari tahu definisi

pengrusakan/pencemaran lingkungan

b. Secara mandiri, siswa dapat menemukan keterkaitan antara kegiatan

manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan.

B. Afektif

1. Karakter

Siswa terlibat secara aktif pada proses belajar mengajar, dengan

menunjukkan kemajuan dalam rasa ingin tahu, sikap mandiri dalam

mengkaji masalah yang muncul, dan saling menghargai pendapat ketika

berdiskusi dengan teman sekelasnya.

2. Keterampilan Sosial

Siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, dengan paling

tidak menunjukkan kemajuan dalam keterampilan sosial bertanya,

menyumbang idea tau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan

komunikatif.

III. Materi Ajar

Terlampir

IV. Metode Pembelajaran

Page 12: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Metode Diskusi

Metode Pemecahan Masalah

V. Langkah-Langkah Pembelajaran

Jenis Kegiatan Alokasi waktu

Kegiatan Awal (15 menit)

Guru membuka kelas dengan mengucapkan

salam, dan mempersilahkan siswa untuk membaca

doa belajar sesuai agama dan kepercayaannya

masing-masing.

Apersepsi: Guru melakukan tanya jawab tentang

tugas yang telah dikerjakan pertemuan lalu.

a. Apakah dampak yang ditimbulkan oleh

aktivitas pengeboman ikan pada kawasan

terumbu karang?

b. Apakah tindakan yang dapat anda lakukan

untuk menanggulangi masalah tersebut?

Fase 1 (Orientasi siswa terhadap masalah)

Guru memperlihatkan gambar suatu ekosistem

yang telah rusak/tercemar akibat aktivitas

manusia. Guru memperlihatkan 4 macam gambar

kerusakan ekosistem karang, yakni: kerusakan

akibat penggunaan bom ikan; pukat harimau;

bubu; dan cianida. Lalu guru memotivasi siswa

dengan memberi penjelasan tentang pentingnya

mereka memahami pemecahan masalah

lingkungan tersebut.

Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang akan

2 menit

5 menit

8 menit

Page 13: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

dicapai di papan tulis, untuk memusatkan

perhatian siswa terhadap materi yang akan

dipelajari

Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian

kegiatan yang akan dilakukan. Materi yang akan

dibahas pada pertemuan kali ini adalah

keseimbangan ekosistem, termasuk berbagai

pencemaran yang dapat mengganggu

keseimbangan lingkungan. Kegiatan yang akan

dilakukan oleh siswa yaitu penjelasan, tanya

jawab, diskusi kelompok, presentasi hasil diskusi,

dan penugasan.

Kegiatan Inti (60 menit)

Fase 2 (Mengorganisasi siswa untuk belajar)

Guru membagi siswa dalam 4 kelompok, dan

masing-masing kelompok diberikan satu gambar

sebagai bukti terjadinya perusakan/pencemaran

lingkungan disekitar mereka. Masing-masing

kelompok diarahkan untuk saling bekerja sama

dan bertukar pendapat dalam menganalisis faktor

penyebab terjadinya tindakan perusakan

lingkungan serta akibat yang ditimbulkan dari

perusakan tersebut. Adapun keempat gambar

tersebut adalah:

1. Gambar pengeboman ikan

2. Gambar penggunaan cianida

3. Gambar penggunaan pukat harimau

10 menit

Page 14: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

4. Gambar penggunaan bubu

Fase 3 (Membimbing penyelidikan individual maupun

kelompok)

Guru membantu siswa dalam pengumpulan

informasi yang diperlukan dalam memecahkan

masalah yang mereka hadapi. Siswa juga

diajarkan etika penelitian yang benar. Guru

mendorong pertukaran ide antar-siswa secara

bebas dalam tahap penyelidikan dalam rangka

pembelajaran berbasis masalah. Selama dalam

tahap penyelidikan, guru memberikan bantuan

yang dibutuhkan tanpa mengganggu aktivitas

siswa

Siswa menyusun hasil penyelidikan dan hasil

diskusi dengan teman sekelompoknya dalam

bentuk laporan.

Fase 4 (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)

Masing-masing perwakilan kelompok diberi

kesempatan untuk mempresentasikan laporan

hasil penyelidikan kelompok mereka. Siswa lain

diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang

kurang mereka pahami pada kelompok yang

sedang memaparkan hasil kerjanya.

Guru memberi penguatan kepada siswa yang

bertanya dan memberi jawaban.

20 menit

30 menit

Kegiatan penutup (15 menit)

Page 15: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Fase 5 (Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah)

Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.

Guru menutup kelas

8 menit

2 menit

VI.Alat/ Bahan/ Sumber Buku Kerja Biologi Buku Biologi SMA kelas X, Powerpoint Media Visual (Gambar)

VII. Penilaian Keaktifan siswa Laporan Hasil Diskusi

Benteng, 1 April 2012 Mengetahui

Kepala Sekolah SMA 1 Benteng Guru Bidang Studi

Alim Sukarno, S.Pd Andi Citra Pratiwi

Page 16: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

MATERI AJAR

EKOSISTEM

Setiap mahluk hidup di dunia tidak hidup sendiri dan tidak dapat hidup sendiri.

Mahluk hidup harus berinteraksi dengan lingkungan biotik dan abiotik di sekitarnya untuk

dapat bertahan hidup. Suatu mahluk hidup tunggal disebut individu. Kumpulan individu

sejenis yang hidup bersama pada suatu tempat dan waktu tertentu disebut populasi.

Beberapa populasi hidup bersama pada suatu tempat waktu tertentu membentuk komunitas.

Komunitas beserta lingkungan abiotiknya membentuk suatu ekosistem. Secara

umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan.

Salah satu contoh ekosistem laut yang ada di daerah kabupaten selayar yakni ekosistem

terumbu karang di Taman Nasioal Taka Bonerate (TNTB).

A. Komponen penyusun ekosistem

Komponen penyusun ekosistem terdiri komponen abiotik dan komponen biotik.

a. Komponen abiotik

Abiotik adalah komponen tak hidup. Komponen abiotik adalah komponen fisik dan

kimia yang membentuk lingkungan abiotik. Lingkungan abiotik membentuk ciri

fisik dan kimia tempat hidup makhluk hidup. Contoh komponen abiotik antara lain

suhu, cahaya, air, kelembapan, udara, garam-garam mineral, dan tanah. Komponen

ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi sehingga mempengaruhi sifat yang

satu dengan sifat yang lain.

b. Komponen biotik

Komponen biotik adalah mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari

spesies berbeda yang hidup di tempat yang sama. Komponen-komponen biotik

terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, invertebrata,

dan vertebrata. Setiap komponen biotik memiliki cara hidup sendiri yang akan

menentukan interaksinya dengan komponen biotik lain dan komponen abiotik.

Page 17: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

B. Rantai makanan

Komunitas dari suatu ekosistem berinteraksi satu sama lain dan juga berinteraksi

dengan lingkungan abiotik. Interaksi suatu organisme dengan lingkungannya terjadi

untuk kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup organisme memerlukan energi.

Energi untuk kegiatan hidup diperoleh dari bahan organik. Energi dari bahan organik

disebut sebagai energi kimia. Bahan organik dalam komponen biotik awalnya terbentuk

dengan bantuan energi cahaya matahari dan unsur-unsur hara, seperti karbon dan

nitrogen. Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia ditransfer sari

satu organisme ke organisme lain.

Perpindahan energi kimia dan unsur hara berlangsung melalui interaksi makan

dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar-organisme dalam suatu ekosistem

membentuk struktur trofik yang terdiri atas tingkat-tingkat trofik. Setiap tingkat trofik

merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu.

Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrof, yakni organisme

yang dapat membuat bahan organik sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Yang

termasuk organisme autotrof yakni tumbuhan hijau, fitoplankton. Dalam struktur trofik,

organisme autotrof disebut produsen. Produsen pada ekosistem darat adalah tumbuhan

hijau. Produsen pada ekosistem perairan adalah ganggang dan tumbuhan air.

Tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosistem ditempati oleh berbagai

organisme yang tidak dapat membuat bahan organik sendiri. Organisme tersebut

tergolong organisme heterotrof. Bahan organik diperoleh dengan memakan organisme

atau sis organsme lain, sehingga organisme heterotrof disebut juga konsumen.

Konsumen primer adalah organisme pemakan prosen atau disebut juga

herbivora. Contoh kosumen primer adalah serangga, siput, burung pemakan biji-bijian

dan buah-buahan. Contoh konsumen primer diperairan zooplankton, seperti protista

heterotrof dan udang-udangan kecil.

Konsumen sekunder merupakan organisme pemakan konsumen primer

(herbivora). Konsumen sekunder disebut juga karnivora karena makanannya berupa

hewan. Konsumen sekunder biadanya memiliki ukuran tubuh kecil, sehingga disebut

Page 18: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

pula karnivora kecil. Konsumen sekunder di perairan misalnya kerang, teripang, dan

cumi-cumi.

Konsumen tersier adalah organisme pemakan konsumen sekunder. Konsumen

tersier disebut juga karnivora besar. Konsumen tersier di daratan misalnya elang, singa,

dan harimau. Konsumen tersier diperairan misalnya paus dan gurita.

Jalur makan dan dimakan dari organisme pada suatu tingkat trofik ke tingkat

trofik berikutnya membentuk urutan dan arah tertentu dan disebut rantai makanan.

Didalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan. Suatu

jenis produsen atau detritus dapat dimakan oleh berbagai konsumen primer. Suatu jenis

konsumen primer juga dapat memakan berbagai jenis produsen. Dengan demikian,

dalam suatu ekosistem hubungan makan dan dimakan menjadi sangat kompleks, saling

berkaitan, bercabang-cabang sehingga membentuk jaring-jaring makanan.

C. Homeostasis Ekosistem

Homeostatis merupakan istilah untuk kecenderungan sistem biologi untuk

menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan. Ekosistem mampu

memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen yang menyusunnya,

yaitu organisme dan populasi. Kemampuan ekosistem untuk memelihara dan mengatur

diri sendiri mengarah pada tercapainya keseimbangan ekosistem. Sementara itu,

aktivitas manusia cenderung berdampak mengacaukan sistem pengendalian alamiah

keseimbangan ekosistem.

Salah satu tindakan manusia yang dapat merusak keseimbangan ekosistem adalah

pengeboman ikan di kawasan ekosistem Terumbu Karang Taka Bonerate. Tindakan ini

menyebabkan karang mengalami kerusakan parah. Karang yang rusak tidak lagi

memiliki kemampuan untuk menjadi tempat berlindung dan tempat mencari makan bagi

hewan-hewan laut lainnya. Ikan-ikan yang biasanya melimpah ruah di sekitar karang,

kini tak ditemukan lagi.

Ketika karang rusak, maka ikan-ikan akan kehilangan tempat berlindung dan

tempat untuk meletakkan telur-telur mereka. Akibatnya, populasi ikan akan menurun.

Page 19: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Menurunnya populasi ikan karang akan menyebabkan predator-predator lainnya

kehilangan sumber makanan, sehingga akhirnya populasi predator juga akan mengalami

penurunan.

Penurunan populasi hewan-hewan laut di ekosistem terumbu karang yang telah

rusak pada akhirnya juga akan berdampak pada manusia. Karena tindakan pengebom

ikan yang tidak bertanggung jawab, para nelayan yang menangkap ikan dengan

peralatan tradisional akan mengalami kesulitan memperoleh ikan. Bagi masyarakat

umum, jika pengrusakan ekosistem terumbu karang terus-menerus dilakukan, sumber

daya laut benar-benar akan habis, dan masyarakat akan kesulitan memperoleh sumber

daya laut (ikan, udang, kerang-kerangan) untuk dikonsumsi.

D. Ekosistem terumbu Karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan

sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis

filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memilikiTentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri

dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya

dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi. Koloni karang dibentuk oleh ribuan

hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu

polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di

bagian atas dan dikelilingi oleh tentakel. Terumbu karang merupakan habitat bagi

berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya (Anonimb.

2012).

Karang berfotosintesis dengan bantuan alga dan sinar matahari. Proses

fotosintesis oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan

menghilangkan karbon dioksida dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut:

Ca(HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2

Fotosintesis oleh algae yang bersimbiosis membuat karang pembentuk terumbu

menghasilkan deposit cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, kira-kira 10 kali

lebih cepat daripada karang yang tidak membentuk terumbu (ahermatipik) dan tidak

Page 20: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

bersimbiose dengan zooxanthellae. Hasil dari fotosintesis berguna untuk hewan-hewan

yang hidup pada ekosistem terumbu karang tersebut (Anonimb. 2012)

E. Rantai Makanan Pada Ekosistem terumbu Karang

Page 21: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Penjelasan rantai makanan pada ekosistem terumbu karang diatas yaitu :

Sinar matahari : berperan sangat penting dalam proses fotosintesis karang

Phytoplankton, zooxanthalae, rumput laut, lamun, alga merah : berperan sebagai

produsen utama dalam proses rantai makanan yang terjadi pada ekosistem terumbu

karang.

Zooplankton, larva invertebrate, ikan kecil, landak laut, bivalves, spons dan lain-

lain : berperan sebagai konsumen tingkat I yang memakan phytoplankton, rumput

laut, alga merah dan zooxhanthalae.

Molusca, crustasea, tigerfish, lobster, ikan-ikan sedang (pemangsa konsumen

tingkat I) : berperan sebagai konsumen tingkat II memangsa larva invertebrate, ikan

kecil, zooplankton.

Ikan hiu dan ikan-ikan karnivor lainnya (pemangsa konsumen tingkat II) : berperan

sebagai konsumen tingkat III (tingkat tinggi) yang memakan ikan-ikan sedang,

lobster, molusca, crustacean dan lain-lain.

Decomposer, bakteri dan fungi : berperan sebagai pengurai dari semua mahluk

hidup yang telah mati di ekosistem terumbu karang.

Kawasan ini Taman Nasional Takabonerate memiliki keanekaragaman mahluk

hidup yang tinggi. Menurut data dari Departemen Kehutanan, kekayaan alam bawah

laut di kawasan tersebut adalah sebagai berikut:

350 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang mempunyai nilai

ekonomis tinggi. Jenis-jenis tersebut antara lain adalah Kerapu (Epinephelus spp),

Cakalang (Katsuwonus spp), Tenggiri (Scomberomorus spp), Napoleon wrasse

(Cheilinus undulatus), Baronang (Siganus sp), Cheitodon sp dan sebagainya.

Telah diidentifikasi sebanyak 237 jenis terumbu karang yang tumbuh pada

kedalaman 5–20 meter. Jenis-jenis tersebut antara lain Akar Bahar (Antiphates sp),

Karang Meja (Acropora spp), Karang tanduk (Acropora spp), Pavona spp,

Montipora spp dan Fungia spp. Secara umum jenis-jenis karang telah membentuk

Page 22: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

terumbu karang, baik dalam bentuk atol (Barrier reef) dan terumbu tepi (Fringing

reef).

Tercatat sebanyak 101 jenis moluska antara lain dari klas Gastropoda : Lola

(Trochus spp), Kerang Kepala Kambing (Cassis cornuta), Triton (Charonia tritonis)

dan Batulaga (Turbo spp). Klas Bivalva : Kima (Tridacna spp), Kerang mutiara

(Pincfada spp) dan Klas Chephalopoda : Nautilus (Nautilus sp), Cumi-cumi (Squid

sp) dan Gurita (Octopus sp).

Telah diidentifikasi ada 4 jenis penyu di kawasan ini, yang paling dominan adalah

Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), di

samping jenis penyu Tempayan (Caretta caretta) dan penyu Lekang (Lepidochelys

olivacea).

Jenis-jenis echinodermata yang ditemui di perairan Taman Nasional Laut Taka

Bonerate antara lain : Teripang (Holothuroidea sp), bintang laut (Asteroidea), Lili

Laut (Criroidea) dan Bulu Babi (Echinoidea) (Anonimc. 2012).

F. Satuan Mahluk Hidup Dalam Ekosistem Terumbu Karang Takabonerate

1. Tumbuhan Hijau (produsen) :

Komponen ekosistem yang bertindak sebagai produsen di ekosistem

terumbukarang takabonerate adalah fitoplankton dan Lamun. Fitoplankton

merupakan tumbuhan laut yang hidup terapung dilaut, terdiri atas bakteri dan

ganggang yang mampu berfotosintesis. Lamun merupakan tumbuhan laut yang bisa

berbunga, berbuah dan berbiji. Sistem akar yang dimilikinya membantu melekat pada

dasar berpasir atau lumpur. Lamun memiliki bentuk seperti rumput tinggi atau alang-

alang yang hidup dalam air. Hamparan lamun biasa ditemukan pada perairan yang

dangkal dan tenang diantara garis pantai dan terumbu karang.Peranan padang lamun

sangat besar terutama sebagai tempat hidup, mencari makan, membesarkan anak dan

lain sebagainya, selain itu lamun adalah sumber karbonat bagi perairan.

Pengamatan yang dilakukan oleh Tim RPTN (RPTN, 1997) menemukan 10

spesies yang tersebar di seluruh kawasan Taka Bonerate. Jenis Lamun yang paling

Page 23: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

dominan adalah Thalassodedendron ciliata, Halophila ovalis, Cymdocea rotuda,

Cymdocea serrulata, Thallasia hemprichii and Enhalus acoroides. Jenis lain yang

tidak jumpai namun dalam skala yang kurang adalah Halophila minor, Syringodium

(Anonima. 2012)

2. Konsumen tingkat 1:

Komponen ekosistem terumbu karang taka bonerate yang bertindak sebagai

konsumen tingkat 1 adalah anemon, yang makanan utamanya adalah fitoplankton.

Anemon laut adalah hewan dari kelas Anthozoa yang sekilas terlihat seperti

tumbuhan, tapi jika diamati lebih jauh, anemon laut merupakan jenis hewan. Anemon

adalah berguna sebagai filter, yaitu mereka akan menyaring air dan memakan partikel

organik kecil yang mengapung di sekitar laut. Namun ada banyak spesies yang masuk

ke dalam hubungan simbiotik dengan ganggang hijau untuk mampu

berfotosintesis.Dengan melakukan ini, anemon tidak perlu bergerak pada arus itu

membawa makanan yang cocok, melainkan akan menerima nutrisi dari ganggang.

Hal ini juga akan dapat menyerap oksigen yang dihasilkan sebagai produk-bi

fotosintesis. Manfaat ganggang hijau dari hubungan itu karena lebih baik harus

terpasang ke suatu tempat yang cukup terang daripada hanyut ke sekitar secara acak

di laut dan risiko yang tersisih ke tempat di mana cahayayang kurang.Ganggang hijau

akan hidup di dalam sel khusus pada anemon.

Konsumen tingkat 1 lainnya adalah zooplankton. Zooplankton adalah

kategorisasi untuk organisme kecil yang termasuk protozoa kecil dan metazoa besar.

Kepentingan ekologi dari zooplankton termasuk foraminifera, radiolaria dan

dinoflagellate. Zooplankton metazoa penting termasuk cnidaria seperti ubur-ubur,

crustacea seperti copepoda.

3. Konsumen Tingkat 2:

Page 24: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Komponen ekosistem terumbu karang taka bonerate yang bertindak sebagai

konsumen tingtat 2 adalah lobster dan ikan sedang yang memakan ikan-ikan kecil,

diantaranya ikan kepe-kepe, ikan badut, dan ikan napoleon.

4. Konsumen Tingkat 3:

Komponen ekosistem terumbu karang taka bonerate yang bertindak sebagai

konsumen tingkat 3 adalah octopus dan ikan-ikan karnivora.

Page 25: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

PRODUSEN

No Nama Organisme Gambar

1 Phytoplankton

2 Lamun

3 Alga

KONSUMEN TINGKAT I

Page 26: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

No Nama Organisme Gambar

1 Landak Laut

2 Zooplankton (Copepoda)

3 Penyu (Chelonia sp)

KONSUMEN TINGKAT II

Page 27: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

1 Lobster

2 Ikan badut

3 Ikan kepe-Kepe

4 Ikan Napoleon

Page 28: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

KONSUMEN TINGKAT III

1 Octopus

G. Kerusakan Ekosistem Akibat Aktivitas manusia

Gambar 1. Pelaku Pengeboman Ikan (Perusak ekosistem karang)

Gambar 2. Ekosistem karang Yang rusak Akibat Pengeboman

Page 29: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Materi Pertemuan II

A. Keseimbangan Ekosistem

Suatu ekosistem terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Jika komponen biotik

berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik dengan komponen

abiotik yang mendukung kehidupan komponen biotik, maka ekosistem tersebut

dikatakan berada dalam keseimbangan (stabil).

Keseimbangan ekosistem tidak statis, artinya dapat terjadi penurunan dan

kenaikan jumlah komponen biotik ataupun jumlah intensitas komponen abiotik.

Perubahan komponen biotik dan abiotik dalam batas-batas tertentu tidak mengganggu

keseimbangan lingkungan. Namun, keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak jika

terjadi perubahan yang melebihi daya dukung dan daya lenting lingkungan. Daya

dukung adalah kemampuan lingkungan mendukung kehidupan berbagai mahluk hidup

di dalamnya. Daya lenting lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk pulih

kembali pada keadaan seimbang jika terjadi perubahan atau gangguan.

B. Faktor-Faktor Pengganggu Keseimbangan Lingkungan

Keseimbangan lingkungan terganggu jika terjadi pencemaran. Pencemaran

adalah perubahan yang tidak diinginkan pada lingkungan yang meliputi udara, daratan,

dan air, baik secara fisik, kimia, ataupun biologi. Mahluk hidup, zat, energi, atau

komponen penyebab pencemaran disebut polutan.

C. Aktivitas Manusia yang Mengganggu Keseimbangan Ekosistem Terumbu Karang

Aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab seringkali merusak ekosistem

terumbu karang, sehingga pada akhirnya keseimbangan ekosistem di kawasan terumbu

karang menjadi terganggu. Sekelompok masyarakat yang berpendidikan dan bermodal

kuat namun tidak bertanggung jawab menggunakan bahan-bahan cyanida dan bom

Page 30: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

serta didukung dengan kapal dan peralatan selam untuk mengeksploitasi sumberdaya

ikan karang serta berkompetisi dengan masyarakat nelayan tradisional.

Ekosistem terumbu karang mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar

sehingga mendorong masyarakat melakukan over exploitation dengan tidak

mengindahkan kaidah-kaidah konservasi. Karena adanya asumsi bahwa sumberdaya

yang berada di ekosistem terumbu karang adalah milik bersama (common property),

sehingga bila mereka tidak memanfaatkannya pada saat ini, maka akan dimanfaatkan

orang lain (tragedy of common). Untuk mengeksploitasi sumberdaya hayati tersebut,

sebagian besar dari mereka menggunakan racun cyanida, bahan peledak, muro ami,

dan bubu yang semuanya itu merusak ekosistem terumbu karang. Para pengguna racun

Cyanida umumnya bermaksud menangkap ikan karang untuk dipasarkan dalam

keadaan hidup di negara tertentu, sehingga mereka membentuk jaringan penangkap

dan pemasaran secara internasional. Sedang ikan-ikan yang dibom biasanya mati dan

mengalami kehancuran sehingga perlu dipasarkan dalam skala propinsi, regional atau

nasional.

Aktivitas wisata bahari seperti penyelam juga memberikan kontribusi terhadap

laju kerusakan akibat jangkar perahu atau terinjak penyelam pemula. Intensifikasi

pertanian di DAS Hulu, akan meningkatkan laju erosi tanah dan sedimentasi kelaut.

Jika tidak ada ekosistem mangrove yang efektif menyerap sedimen tanah, maka proses

sedimentasi ini akan menutupi permukaan karang sehingga karangnya mati. Kegiatan

pembangunan dipesisir sekitar ekosistem terumbu karang juga menimbulkan dampak

negatif yang mengganggu kelestariannya, seperti kegiatan reklamasi di Teluk Manado

dan Teluk Lampung, serta daerah-daerah lainnya.

Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang:

1. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut

2. Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu

sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang

3. Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula

limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.

Page 31: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

4. Pengunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut

dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang

ke laut juga.

5. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu

karang yang berada di bawahnya.

6. Penambangan

7. Pembangunan pemukiman

8. Reklamasi pantai

Faktor yang dapat merusak terumbu karang diantaranya adalah:

1. Pengendapan kapur

Pengendapan kapur dapat berasal dari penebangan pohon yang dapat

mengakibatkan pengikisan tanah (erosi) yang akan terbawa kelaut dan menutupi

karang sehingga karang tidak dapat tumbuh karena sinar matahari tertutup oleh

sedimen.

2. Aliran air tawar

Aliran air tawar yang terus menerus dapat membunuh karang, air tawar tersebut

dapat berasal dari pipa pembuangan, pipa air hujan ataupun limbah pabrik yang

tidak seharusnya mengalir ke wilayah terumbu karang.

3. Berbagai jenis limbah dan sampah

Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah limbah

pertanian, perkotaan, pabrik, pertambangan dan perminyakan.

4. Pemanasan suhu bumi

Pemanasan suhu bumi dikarenakan pelepasan karbon dioksida (CO2) ke udara.

Tingginya kadar CO2 diudara berpotensi meningkatan suhu secara global, yang

dapat mengakibatkan naik nya suhu air laut sehingga karang menjadi memutih

(bleaching) seiring dengan perginya zooxanthelae dari jaringan kulit karang, jika

terjadi terus menerus maka pertumbuhan terumbu karang terhambat dan akan mati.

5. Uji coba senjata militer

Page 32: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Pengujian bahan peledak dan nuklir di laut serta kebocoran dan buangan reaktor

nuklir menyebabkan radiasi di laut, bahan radio aktif tersebut dapat bertahan

hingga ribuan tahun yang berpotensi meningkatkan jumlah kerusakan dan

perubahan genetis (mutasi) biota laut.

6. Cara tangkap yang merusak

Kasus kerusakan terumbu karang akibat dari penangkapan ikan dengan

menggunakan alat dan bahan yang merusak banyak terjadi di hampir periaran

Indonesia. Kegiatan tersebut antara lain : penangkapan ikan dengan menggunakan

bahan peledak, muroami, pukat harimau, bubu, jangkar, tokang dan aktivitas

penancangan tiang budidaya rumput laut.

7. Penambangan dan pengambilan karang

Pengambilan dan penambangan karang umumnya digunakan sebagai bahan

bangunan. Penambangan karang berpotensi menghancurkan ribuan meter persegi

terumbu dan mengubah terumbu menjadi gurun pasir bawah air.

8. Penambatan jangkar dan berjalan pada terumbu

Nelayan dan wisatawan seringkali menambatkan jankar perahu pada terumbu

karang. Jangkar yang dijatuhkan dan ditarik diantara karang maupun hempasan

rantainya yang sangat merusak koloni karang.

Kegiatan manusia secara langsung dapat menyebabkan bencana kematian di terumbu

melalui penggalian dan pencemaran (Nybakken 1988). Berdasarkan analisis Burke,

dkk. (2002) 25% kerusakan terumbu karang diakibatkan oleh pembangunan pesisir, 7%

diakibatkan oleh pencemaran, 21% diakibatkan oleh sedimentasi, 64% akibat

penangkapan yang berlebihan, 54% akibat penangkapan ikan dengan melakukan

pengrusakan, 18% diakibatkan oleh pemutihan terumbu karang.

Penyakit yang biasanya menyerang karang disebut sebagai White band disease dan

Blank band disease atau penyakit gelang putih, ditandai dengan memutihnya sebagian

koloni terumbu. Hal ini disebabkan oleh serangan bakteri. Penyakit yang disebabkan

Page 33: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

oleh bakteri dipicu oleh kondisi lingkungan yang tidak normal seperti pencemaran dan

kenaikan suhu air laut (Akmal 2002).

Beban nutrient yang berlebihan menyebabkan berkembangnya alga secara berlebihan

(eutrofikasi) sehingga dapat menutupi dan membunuh organisme coral atau timbulnya

blooming dari fitoplakton (Dahuri, dkk 2004) Akmal (2002) mengungkapkan

hubungan antara pemanasan global, penipisan ozon dan terumbu karang

mengakibatkan tingkat karbondioksida meningkat secara kimiawi akan menghambat

pertumbuhan bunga karang oleh polip-polip. Perubahan suhu menimbulkan pemutihan

karang pada musim panas.

Page 34: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang di Kawasan Taman Nasional

Takabonerate

1. Pengeboman Ikan

Penggunaan bahan peledak dalam usaha penangkapan ikan ini banyak dilakukan oleh

masyarakat. Hal ini dilakukan karena kegiatan ini dianggap oleh sebagian masyarakaat

sangat efektif dan tidak tergantung pada musim. Salah satu alasan masyarakat

melakukan kegiatan tersebut adalah karena kegiatan tersebut dapat dilakukan setiap

saat dengan mudahnya dan hasil yang diperoleh relatif besar. Selain itu, waktu yang

diperlukan untuk melakukan kegiatan ini relatif lebih singkat dibandingkan dengan

kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan peralatan lainnya seperti jaring,

pancing dan sebagainya. Pada umumnya kegiatan pengeboman dilakukan di tempat-

tempat yang ikannya relatif banyak, seperti di taket-taket (patch reef) yaitu suatu

tempat dimana terdapat banyak terumbu karang. Ledakan yang ditimbulkan oleh

pengeboman inilah yang menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu

karang.

Page 35: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

2. Penggunaan Bubu

Kasus pemasangan bubu banyak terjadi Kawasan Indonesai bagian Timur terutama di

P. Ambon dan Pulau-pulau sekitarnya. Di daerah tersebut bubu yang terbuat dari

Bambu, biasanya dipasang di tubir pada tempat-tempat yang diduga sebagai jalur lalu

lintasnya ikan. Pada alat tangkap bubu diikatkan seutas tali ke darat, kemudian bubu

ditarik ke darat pada saat tertentu (2-3 hari setelah dipasang). Peristiwa rusaknya

ekosistem terumbu karang pada aktivitas ini adalah pada saat penarikan bubu ke darat.

Pada saat penarikan tersebut biasanya turut tersarut pula karang-karang hidup. Adapula

bubu yang dipasang, dimana pada bagian atasnya ditutupi oleh patahan karang hidup

(Acropora table), sehingga bubu tidak tampak. Jika ada banyak bubu semacam ini

dipasang, maka dapat dibayangkan betapa besar kerusakan yang diderita karang hidup

Page 36: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

3. Penggunaan Pukat Harimau

Penangkapan ikan dengan menggunakan pukat harimau biasanya dilakukan di perairan

kawasan Barat Indonesia. Penggunaan pukat harimau ini juga terjadi di kawasan

terumbu karang Takabonerate oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Penggunaan

pukat harimau merupakan suatu teknik penangkapan ikan yang dilakukan secara

berkelompok (melibatkan 30-35 orang) dengan menggunakan jaring khusus yang

berukuran sangat besar, biasanya menggunakan perahu sebanyak tiga buah.

Menurut Bjordal (2002) saat ini telah banyak paparan terumbu karang dunia yang telah

dirusak memerlukan lebih dari seratus tahun untuk dapat memulihkannya.

4. Jangkar Kapal

Pancing merupakan salah satu alat yang banyak digunakan oleh para nelayan

tradisional untuk menangkap ikan karang. Peralatan pancing sendiri tidak merusak

karang tetapi benturan jangkar perahu yang digunakan pada saat memancing yang

merusak karang. Untuk dapat meningkatkan keramahan alat pancing yang

dioperasikan di perairan terumbu karang, modifikasi yang dilakukan bukan pada

alatnya tetapi metode penangkapan yang digunakan. Di daerah-daerah konservasi

terumbu karang misalnya di Taka Bonerate, Kabupaten Selayar telah dilakukan

pemasangan jangkar permanen dibeberapa tempat untuk dapat digunakan oleh para

Page 37: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

nelayan pemancing menambatkan perahunya saat melakukan operasi penangkapan

sehingga para nelayan tidak lagi membuang jangkar di sembarang tempat yang dapat

mengakibatkan kehancuran karang.

5. Penggunaan Cianida

Para pengguna racun Cyanida umumnya bermaksud menangkap ikan karang untuk

dipasarkan dalam keadaan hidup di negara tertentu, sehingga mereka membentuk

jaringan penangkap dan pemasaran secara internasional. Penggunaan cyanida pada

ekosistem terumbu karang dapat menyebabkan terjadinya keputihan karang hingga

akhirnya karang-karang tersebut mati.

6. Penggunaan muro ami (Samba)

Dari sekian banyak alat penangkap ikan, muro ami atau di Selayar dikenal dengan

nama ”samba’” yang secara fisik hampir tidak bersentuhan dengan terumbu karang,

tetapi pada pengoperasiannya, tongkat-tongkat para nelayan yang digunakan untuk

menggiring ikan karang menuju alat ini ternyata dapat menghancurkan terumbu karang

terutama karang bercabang sehingga alat ini dikategorikan sebagai alat yang tidak

ramah lingkungan.

Page 38: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Sumber:

Anonima. 2012. Ekosistem terumbu Karang. Diakses pada maret 2012. http://asc04 unhalu.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Anonimb. 2012. Zonasi dan rantai Makanan Ekosistem terumbu Karang. Diakses pada maret 2012. http://muhammadisal.wordpress.com/2010/06/02/zonasi-dan-rantai-makanan-pada-ekosistem-terumbu-karang-di-kepulauan-togean-sulawesi-tengah/

Anonimb. 2012. Zonasi dan rantai Makanan Ekosistem terumbu Karang. Diakses pada maret 2012. http://www.dephut.go.id/informasi/tamnas/taka_2.html

Page 39: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

EVALUASI MATERI I

1. Makhluk hidup dan faktor-faktor abiotik pada suatu lingkungan merupakan satu

kesatuan yang disebut . . .

A. populasi

B. ekosistem

C. komunitas

D. habitat

E. bioma

2. Berkaitan dengan konsep ekosistem, pernyataan berikut ini yang tidak benar adalah

…….

A. ekosistem mencakup komponen biotic dan abiotik

B. ekosistem menerima masukan dan menghasilkan keluaran

C. batasan ekosistem tidak selalu dapat dinyatakan dengan jelas

D. ekosistem mengalirkan energi dan memutuskan materi

E. ekosistem harus merupakan system tertutup

3. Secara umum ada tiga tipe ekosistem yaitu …..

A. ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan

B. populasi, komunitas, ekosistem

C. herbivora, karnivora, bakteri pengurai

D. biologis, simbiosis, kompetensi

E. komensalisme, mutualisme, interaksi

4. Komponen penyusun ekosistem terdiri atas …..

A. individu dan populasi

B. komunitas dan biosfer

C. abiotik dan biotik

D. simbiosis dan mutualisme

E. suksesi dan predasi

Page 40: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

5. Pada suatu ekosistem terdapat komponen abiotik dan biotik. Berikut ini yang bukan

merupakan komponen abiotik adalah …..

A. tingkat keasaman tanah

B. kadar garam suatu perairan

C. Suhu udara

D. sekelompok bakteri

E. air

6. komponen biotik terdiri dari …..

A. microorganisme

B. udara

C. bioma

D. garam – garam mineral

E. energi

7. kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam

keseimbangan merupakan istilah dari …..

A. Ekosistem

B. Homeostatis

C. Organisme

D. Populasi

E. Konsumen

8. Salah satu tindakan manusia yang dapat merusak keseimbangan ekosistem adalah….

A. menangkap ikan dengan peralatan tradisional

B. memancing ikan di laut

C. menjadi anggota lingkungan yang baik

D. dapat menghasilkan keturunan lebih sedikit

E. pengeboman ikan

9. Apakah akibat dari kerusakan karang ….

A. populasi ikan akan bertambah

B. tidak terjadi perubahan apapun

Page 41: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

C. Karang yang rusak tidak lagi memiliki kemampuan untuk menjadi tempat

berlindung dan tempat mencari makan bagi hewan-hewan laut lainnya.

D. berkurangnya populasi burung, bertambahnya plankton

E. kemungkinan untuk bermigrasi sedikit

10. Apakah yang akan terjadi jika pengerusakan terumbu karang terus menerus terjadi ….

A. populasi semua organisme yang terlibat terjadi penambahan

B. penurunan populasi bakteri

C. produktivitas ekosositem akan meningkat

D. sumber daya laut benar-benar akan habis

E. tercapainya keseimbangan ekosistem

Page 42: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

EVALUASI MATERI II

1. Pada saat apakah ekosistem dikatakan seimbang ?a. Terjadi penurunan dan kenaikan jumlah komponen biotik.b. Komponen biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat

trofik dengan komponen abiotik yang mendukung kehidupan komponen biotik.c. Jika terjadi perubahan atau gangguan.d. Keseimbangan lingkungan terganggu jika terjadi pencemarane. Perubahan komponen biotik dan abiotic

2. Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak jika ……a. Terjadi perubahan yang melebihi daya dukung dan daya lenting lingkunganb. Kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada keadaan seimbang berkurangc. terjadi penurunan dan kenaikan jumlah komponen biotik ataupun jumlah intensitas

komponen abiotikd. Mendukung kehidupan berbagai mahluk hidup di dalamnyae. Terjadi erubahan yang tidak diinginkan pada lingkungan

3. Komponen penyebab pencemaran disebut …..a. Perusak keseimbangan ekosistem b. Pencemaran c. Polutan d. Pendukung Pencemaran e. Perusak Lingkungan

4. Berikut ini adalah aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang, kecuali …..a. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.

b. Menangkap ikan dengan menggunakan bubu.

c. Menangkap ikan secara hati-hati dengan menggunakan pukat harimau.

d. Melakukan pengeboman ikan.

e. Melakukan transplantasi karang.

5. Salah satu faktor yang dapat merusak terumbu karang adalah …..

a. Kemampuan ekosistem untuk memelihara dan mengatur diri sendiri.

b. Perpindahan energi kimia dan unsur hara.

c. Penambangan dan pengambilan karang.

d. Kemampuan menyusun bahan organik sendiri.

Page 43: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

e. Struktur trofik.

6. Aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab seringkali merusak ekosistem terumbu

karang, sehingga ….

a. Populasi ikan tidak lagi memiliki tempat bertelur.

b. Pada akhirnya keseimbangan ekosistem di kawasan terumbu karang menjadi

terganggu.

c. Terjadi eksploitasi sumberdaya ikan karang di kawasan ekosistem terumbukarang.

d. Muncul asumsi bahwa sumberdaya di kawasan terumbu karang tidak akan pernah

habis.

e. Masyarakat pesisir menjadi resah.

7. Proses sedimentasi akan menutupi permukaan karang sehingga karang dapat mati, jika

…..

a. Menimbulkan dampak negatif yang mengganggu kelestariannya.

b. Mereka membentuk jaringan penangkap dan pemasaran secara internasional.

c. Aktivitas wisata bahari seperti penyelam juga memberikan kontribusi terhadap laju

kerusakan.

d. Tidak ada ekosistem mangrove yang efektif menyerap sedimen tanah.

e. Mengeksploitasi sumberdaya hayati.

8. Penggunaan bubu dapat merusak ekosistem terumbukarang karena……

a. Bubu dapat menangkap ikan dalam jumlah yang sangat banyak.

b. Bubu menangkap ikan besar maupun ikan kecil.

c. Bubu yang ditanam menggunakan patahan karang untuk kamuflase, dan

karang hidup dapat turut tersarut ketika bubu ditarik ke darat.

d. Proses penempatan bubu di jalur perjalanan ikan dapat mematikan karang

e. Penggunaan bubu dapat menyebabkan munculnya penyakit bagi karang hidup.

9. Penyakit yang biasanya menyerang karang disebut …..

a. White band disease.

b. Black band disease.

c. Block Diseace.

Page 44: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

d. Blank Disease.

e. Band Disease.

10. Sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab ingin menjual ikan-ikan dalam

keadaan hidup ke luar negeri. Mereka menangkap ikan dengan menggunakan suatu

senyawa kimia yang berbahaya bagi kelangsungan hidup karang. Senyawa kimia yang

dimaksud yaitu …..

a. Timbal

b. Chlor

c. Cyanida

d. Belerang

e. Natrium

Page 45: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

KUNCI JAWABAN

Materi I

1. B

2. E

3. A

4. C

5. D

6. A

7. B

8. E

9. C

10. D

Materi II

1. B

2. A

3. C

4. E

5. C

6. B

7. D

8. C

9. A

10. C

Page 46: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Lembar Kerja Siswa

Berdasarkan masalah pengrusakan karang (pengeboman ikan, penggunaan cianida, penggunaan bubu, dan penggunaan pukat harimau) yang ditangani oleh masing-masing kelompok, jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Faktor penyebab timbulnya pencemaran lingkungan adalah...

2. Akibat dari tindakan pengrusakan lingkungan tersebut terhadap keseimbangan ekosistem karang adalah... (Jelaskan dampak yang dapat timbul pada berbagai aspek kehidupan!)

3. Langkah penanggulangan yang dapat dilakukan adalah ...

Page 47: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

Standar kompetensi: 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

Kompetensi Dasar Indikator Materi pelajaran

Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (Menit)

Sumber/ Bahan Ajar

4.1 mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia

serta pemanfaatan komponen

ekosistem bagi kehidupan.

a. Menjelaskan definisi ekosistem

b. Mendeskripsikan komponen-komponen penyususn ekosistem

c. Mendeskripsikan tipe-tipe ekosistem

Terlampir a. Siswa mengidentifikasi komponen penyusun suatu ekosistem berdasarkan video yang diperlihatkan guru

b. Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya tentang interaksi antar-komponen ekosistem

c. Siswa mendengarkan penjelasan guru melalu media powerpoint

a. Jenis Tagihan:

Tugas kelompok

Tugas Individu

b. Bentuk Instrumen:

Laporan Hasil Kerja Kelompok

2 x 45’ Sumber:

a. Buku Biologi

b. Video Ekosistem terumbukanag Taman nasional takabonerate

c. Powerpoint

4.2 Menjelaskan d. mengidentifikasi Terlampir a. Mengumpulkan a. Jenis Tagihan: 2 x 45’ Sumber:

SILABUS

Page 48: CTL Ekosistem Takabonerate FIX

keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah

perusakan/pencemaran lingkungan dan

pelestarian lingkungan

faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan

e.Menganalisis keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan

informasi dari berbagai sumber tentang penyebab terjadinya kerusakan karang di kawasan Taman Nasional Takabonerate (TNTB)

b. Menganalisis keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan karang di kawasan TNTB

c. Menganalisis dampak yang akan terjadi jika kerusakan karang terus menerus meningkat

d. Melakukan diskusi untuk mencari solusi dalam mengatasi masalah keseimbangan ekosistem di kawasan TNTB

Tugas kelompok

Tugas Individu

b. Bentuk Instrumen:

Laporan Hasil Kerja Kelompok

a.Buku Biologi

b. Gambar aktivitas manusia yang menyebabkan rusaknya karang

Page 49: CTL Ekosistem Takabonerate FIX