BINTANG Oleh : Ayu Ariantika (4201412029) Fita Permata Sari (4201412062) Rita Iva Fatmala (4201412063)
Definisi
Sejarah Pengamatan Bintang oleh
Para Ahli
Proses Fisis yang Terjadi pada Bintang
Klasifikasi Bintang
Evolusi Bintang Pengukuran Jarak Bintang
Bintang Benda langit yang memancarkan cahaya
Bintang Semu
Bintang Nyata
Bintang yang tidak
menghasilkan cahaya sendiri
Bintang yang menghaslkan cahaya sendiri
DEFINISI BINTANG
Secara UmumBintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri
(bintang nyata)
Menurut Ilmu Astronomi
Bintang adalah semua benda massif (bermassa antara 0,08 hingga massa matahari) yang sedang dan pernah
melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir
Geminiano Montanari (1667) astronom Italia, merekam adanya perubahan luminositas pada bintang Algol
Giordano Bruno (1584) mengusulkan bahwa bintang-bintang adalah matahari-matahari lain, dan mungkin saja memiliki
banyak planet seperti bumi dalam orbitnya.
Tycho Brahe (ilmuwan pertama yang mengamati bintang) berhasil mengenali bintang-bintang baru di langit (dinamakan
novae)
SEJARAH PENGAMATAN BINTANG OLEH PARA AHLI
Friedrich Bessel (1838) melakukan pengukuran langsung jarak bintang 61 Cygni menggunakan teknik paralaks.
John Herschel (putra William Herschel) mengulangi pekerjaaan yang sama dengan ayahnya di hemisfer langit
sebelah selatan dan menemukan hasil yang sama .
William Herscel (1780-an) mencoba menentukan distribusi bintang di langit. Selain itu Ia juga menemukan bahwa
beberapa pasangan bintang memang secara fisik berpasangan membentuk sistem bintang ganda.
LANJUTAN….
PROSES FISIS YANG TERJADI PADA BINTANG
Reaksi Fusi pada
Bintang
Fusi nuklir (termonuklir) adalah proses saat dua inti atom bergabung, membentuk inti
atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah yang menyebabkan bintang bersinar, dan bom hidrogen meledak.
Meskipun tidak melibatkan reaksi kimia, tetapi reaksi termonuklir di dalam bintang ini disebut sebagai proses pembakaran. Pada pembakaran hidrogen, bahan bakar nettonya adalah empat proton, dengan hasil netto satu partikel alpha, pelepasan dua positron dan dua neutrino (yang mengubah dua proton menjadi dua netron) dan
energi.
Tahapan Reaksi Fusi
)(44,101
21
11
11 lambatMeVeHHH
)(49,532
11
21 cepatMeVHeHH
)(86,12211
42
32
32 cepatMeVHHeHeHe
Gerak Bintang• Gerak Semu Bintang (Proper Motion)• Kecepatan Radial• Kecepatan Tangensial• Kecepatan Ruang• Standar Diam lokal (Local Standard
of Rest)
1. Gerak Semu bintang (Paper motion)
Merupakan sudut yang sangat kecil bila dihitung dalam satu tahun, karena sering dinyatakan dalam interval 20-50 tahun.
2. Kecepatan Radial
Adalah kecepataan bintang mendekati atau menjauhi matahari dapat ditentukan melalui pergeseran doppler pada spektrum yang dipancarkannya.
Kecepatan radial dinyatakan dalam Km/detik.
3. Kecepatan Tangensial
Merupakan gerak bintang sepanjang garis penglihatan sementara proper motion dihasilkan oleh gerak bintang melintasi penglihatan.
4. Kecepatan Ruang
Merupakan resultan dari kecepatan radial dan kecepatan tangensial. Karena proper motion sangat kecil (jarak bintang sangat jauh) maka berlaku hubungan Secara geometri digambarkan
Bintang yang terletak pada bidang ekliptika bila diamati satu tahun penuh maka lintasannya berbentuk garis lurus .
Bintang yang terletak pada kutub eliptik dan terletak antara kutub bidang eliptika diamati satu tahun penuh, lintasannya akan berbentuk lingkaran.
5. Standar Diam Lokal (local Standart of Rest)
Suatu titik dalam ruang dekat matahari, dimana bintang-bintang disekitar titik tersebut terdistribusi secara seragam, dan jumlah kecepataannya dalam titik tersebut nol.
KLASIFIKASI BINTANG BERDASARKAN SPEKTRUM GARISNYA
Kelas : OWarna : Biru Temperatur : >30.000 KCiri Utama : Garis absorbsi tampak sedikit, garis He terionisasi,
garis N terionisasi dua kali, garis Si terionisasi tiga kali, garis atom lain yang terionisasi beberapa kali tampak lemah, garis H tampak tapi lemah.
Contoh : Bintang 10 Lacerta, Alnitak
Kelas : BWarna : Biru Temperatur : 11.000-30.000 K Ciri Utama : Garis He netral, garis Si terionisasi satu
kali dan dua kali serta garis O2 terionisasi terlihat. Garis H lebih jelas daripada kelas O.
Contoh : Rigel, Spica
Kelas : AWarna : BiruTemperatur : 7.500-11.000 K Ciri Utama : Garis H tampak kuat, garis Mg Si Fe dan Ca
terionisasi satu kali mulai tampak, garis logam netral tampak lemah.
Contoh : Sirius, Vega
Kelas : FWarna : Biru keputih-putihan Temperatur : 6.000-7.000 K Ciri Utama : Garis H lebih lemah dari kelas A (tapi masih
jelas), garis Ca Fe dan Cr terionisasi satu kali dan garis Fe dan Cr netral serta garis logam lainnya mulai terlihat.
Contoh : Canopus, Proycon
Kelas : GWarna : Putih kekuning-kuninganTemperatur : 5.000-6.000 K Ciri Utama : Garis H lebih lemah daripada kelas F, garis Ca
terionisasi terlihat, garis-garis logam trioonisasi dan logam netral tampak, pita molekul CH (G-Band) tampak sangat kuat.
Contoh : Matahari, Capella
Kelas : K Warna : Jingga Kemerah-merahan Temperatur : 3.500-5.000 K Ciri Utama : Garis Logam netral tampak mendominasi,
garis H lemah sekali, pita molekul Titanium Oksida mulai tampak.
Contoh : Arcturus, Aldebaran
Kelas : M Warna : MerahTemperatur : 2.500-3.000 K Ciri Utama :Pita molekul TiO terlihat mendominasi, garis
logam netral juga tampak dengan jelas.Contoh : Betelgeues, Antares
KLASIFIKASI BINTANG BERDASARKAN LUMINOSITAS BINTANG
Kelas Ia : bintang maharaksasa yang sangat terangKelas Ib : bintang maharaksasa yang kurang terangKelas II : bintang raksasa yang terangKelas III : bintang raksasaKelas IV : bintang subraksasaKelas V : bintang deret utama
SEPULUH BINTANG PALING TERANG DI LANGIT MALAM
1. Bintang Sirius 2. Bintang Canopus3. Bintang Rigil Kentaurus 4. Bintang Arcturus5. Bintang Vega6. Bintang Capella7. Bintang Rigel8. Bintang Proycon9. Bintang Achemar10.Bintang Betelgeuse
Evolusi Bintang
yaitu proses lahir, berkembang,
hingga matinya sebuah bintang dan
memerlukan jutaan bahkan miliaran
tahun.
Nebula Deret Utama
Massa Besar
M > 1,4
Massa Kecil
M < 1,4
Katai Kuning
Bintang Biru
Maha Raksasa Biru
Red Giant
Katai Putih Katai Merah
Katai Hitam
Maha Raksasa Merah
Supernova
Neutron Black Hole
Skema Hidup Bintang2
Pembentukan Bintang
NEBULA
GRAVITASI
GUMPALAN MENGERUT, SUHU
MENINGKAT
Atom-atom Hidrogen
bertumbukan
Helium
Reaksi Fusi
Bintang Bersinar
Memberhentikan prosen
pengerutan
Deret Utama
Ketika proses pengerutan berhenti,
bintang-bintang yang terbentuk
menempati deret utama. Lokasi bintang
dalam deret utama bergantung pada
massa awalnya.
Bintang Katai Kuning
Hidrogen Habis - Helium
Radiasi Padam, Bintang
Mendingin dan Mengerut
Bintang Mengalami Kontraksi (Memuai)
Mengeluarkan Energi Gravitasi
Suhu Bintang Muncul lagi
Raksasa Merah (Red
Giant)
Raksasa Merah (Red
Giant)
Gravitasi
Bintang Mengerut
Tekanan Elektron menghentikan
pengerutan
Bintang Katai Putih
Bintang Katai Merah
Bintang Katai Hitam
Bintang Biru
Hidrogen Habis - Helium
Bintang Maha Raksasa Biru
Bintang Maha Raksasa Merah
Bintang Mengalami Keruntuhan
Terjadi Supernova
Bintang Neutron
Lubang Hitam
Bintang ini tersusun dari kira-kira 99 persen neutron. Mengapa bintang ini hanya tersusun dari partikel neutron saja?
Bintang Neutron
Bila massa bintang runtuh 3 kali massa matahari, maka tekanan balik neutron tidak mampu menghentikan keruntuhan gravitasi bintang. Bintang menjadi mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tak terhingga disebut singularitas.
Lubang Hitam
Singularitas dikitari oleh permukaan yang tidak dilihat yang disebut sebagai horizon peristiwa. Ruang antara singularitas dan horizon peristiwa disebut lubang hitam. Jarak antara singularitas dan horizon peristiwa disebut jari-jari Schwarzschild, R.
2
2
c
GMR
Medan gravitasi lubang hitam sangat kuat sehingga tak satupun yang dapat melepaskan diri darinya. Cahaya dan materi dapat masuk tetapi tak satupun yang dapat keluar. Itulah sebabnya kita tak bisa melihat lubang hitam (black hole).
1 tahun cahaya = (3 x 108 m/s) x (3,154x 107 s)
1 tahun cahaya = 9,46 x 1015 m = 9,46 x 1012 km
1 parsek = 3,26 tahun cahaya
1 parsek = 206.265 astronomical unit
Satuan Astronomis
dʘ = jarak Bumi-Matahari = 1,50 x 1013cm = 1AU
d* = jarak Matahari-Bintang
p = sudut palakas bintang
Jarak Bintang
Apabila p dinyatakan dalam detik busur dan karena 1 radian = 206.265” (sekon busur), maka
Jika jarak dinyatakan dalam satuan astronomi (AU), maka sehingga
Apabila paralaks dinyatakan dalam detik busur dan jarak dinyatakan dalam pc, maka
Bintang Paralas (“) Jarak (pc) Jarak (ly)
Proxima
Centauri 0,76 1,31 4,27
Alpha Centauri 0,74 1,35 4,40
Barnard 0,55 1,81 5,90
Wolf 359 0,43 2,35 7,66
Lalande 21185 0,40 2,52 8,22
Sirius 0,38 2,65 8,64
Tabel Paralaks Bintang