Top Banner

of 17

berfikir kreatif

Jul 13, 2015

Download

Documents

Dwi Astuti
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Pertemuan 7Thinking Creatively

PERTEMUAN 7: THINKING CREATIVELYTujuan Pembelajaran:1. Mahasiswa dapat memahami kegiatan berpikir 2. Mahasiswa dapat mengembangkan kegiatan berpikir secara kreatif 3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sikap yang mendukung berpikir kreatif 4. Mahasiswa dapat mengetahui cara berpikir kreatif dalam memecahkan masalah

A. Ilustrasi Nasarudin dipanggil Raja untuk menerima tantangan Raja. Taruhannya adalah 100 kali cambukan bila Nasarudin tidak dapat memecahkan tantangan yang diberikan oleh Raja. Sebaliknya Nasarudin akan menerima 100 keping emas bila dapat memecahkannya. Bertempat di taman terbuka, Raja mengundang seluruh rakyatnya untuk menyaksikan pertarungan ini. Tepat di tengah-tengah taman, telah tersedia sebuah meja yang di atasnya terdapat sebuah bejana kecil bermulut langsing (seperti botol) berisi penuh dengan air. Tantangannya adalah, Nasarudin harus meminum air dalam bejana tersebut sampai habis tanpa menyentuh, mengangkat dan menumpahkan isi bejana tersebut. Bukan hanya Nasarudin yang berdebar-debar mendengar tantangan ini, tetapi seluruh rakyat mengingat hukuman Raja bila sampai kalah. Tapi bagaimana mungkin Nasarudin memenangkannya? Nasarudin bukanlah penyihir yang dapat menyihir dirinya menjadi kecil untuk dapat masuk ke dalam bejana lalu meminum airnya. Nasarudin juga bukanlah cenayang yang dapat meminum air dalam bejana hanya melalui pikirannya. Nasarudin pun berpikir keras untuk memecahkan tantangan Raja. Hukum cambuk terngiang di benaknya. Namun, bukan Nasarudin kalau tidak mampu memecahkan tantangan Raja. Dengan hormat, Nasarudin menghadap Raja dan mohon berjalan ke pinggir taman serta memohon ijin untuk memetik tanaman yang ada disekitar taman. Dengan senyum kemenangan yang terbayang, Raja mempersilakan Nasarudin untuk melakukan usahanya. Sekembalinya, Nasarudin membawa selembar daun pisang, dengan perlahan dia menuju ke tengah taman di mana meja tempat bejana berada. Dengan perlahan pula, Nasarudin mulai menggulung lembaran daun pisang tersebut menjadi gulungan kecil seperti pipa, dan memasukkannya ke dalam bejana melalui mulut bejana yang kecil hingga sampai ke dasar dan ujung gulungan daun pisang itu tersisa sekitar 3 jari. Kemudian, dengan sedikit merunduk, Nasarudin mulai meminum air dalam bejana dengan menggunakan gulungan

1

daun pisang yang telah berfungsi menjadi pipa tersebut. Dalam waktu tidak lebih dari 5 menit, Nasarudin telah berhasil menghabiskan air dalam bejana tersebut. Dengan rendah hati, Nasarudin menghadap Raja. Hulu balang Raja memeriksa bejana, mengangkatnya dari atas meja dan mengarahkan mulut bejana ke bawah guna memastikan tidak ada lagi air yang tersisa. Seketika rakyat bersorak dan bertepuk tangan melihat kecerdasan Nasarudin yang berhasil mengalahkan tantangan Raja. Pertanyaan penuntun: 1. Seberapa pentingnya bagi seseorang untuk berpikir kreatif? 2. Apa manfaatnya memiliki ketrampilan berpikir kreatif? 3. Apa yang perlu dilakukan agar dapat mengembangkan pikiran kreatif?

B. Berpikir KreatifBerpikir dan kecerdasan Salah satu keunggulan manusia dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain adalah kemampuan untuk berpikir. Bahkan manusia dapat menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menganalisa proses berpikirnya. Namun tidak semua manusia memanfaatkan keunggulannya ini secara maksimal. Tidak jarang berpikir dianggap sebagai kegiatan yang membosankan. Berpikir dianggap sebagai hal yang sulit dan memerlukan usaha keras. Berpikir dianggap sebagai kegiatan yang khusus yang dilakukan oleh orang tertentu saja. Sesungguhnya berpikir itu merupakan anugerah yang luar biasa. Seorang profesor bernama Edward de Bono yang telah mengajar di beberapa universitas seperti di Oxford, Cambridge dan Harvard, menemukan bahwa berpikir itu sebenarnya ketrampilan yang dapat dilatih. Jika dilatih dengan baik maka akan dengan mudah menggunakan pikiran secara efektif untuk berbagai keperluan. Berpikir merupakan proses pembentukan representasi mental yang baru melalui transformasi informasi oleh interaksi yang bersifat kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran, visualisasi, pemecahan masalah, pembentukan konsep, dan kreativitas. Dengan kata lain berpikir merupakan suatu keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dengan pengalaman. Kecerdasan saja tentu belum cukup. Lalu timbul pertanyaan apakah hubungan antara kecerdasan dengan kemampuan berpikir? Hal ini dijawab oleh Prof. Edward de Bono dengan sebuah ilustrasi. Hubungan antara kecerdasan dan kemampuan berpikir diibaratkan dengan hubungan antara mobil dan pengendaranya. Sebuah mobil yang hebat bisa jadi dikendarai dengan buruk. Sebaliknya mobil yang tidak begitu hebat dikendarai dengan baik. Kemampuan sebuah mobil merupakan suatu potensi, artinya perlu diusaha untuk mewujudkannya. Sama dengan sebuah kecerdasan juga baru merupakan suatu potensi. Sementara keterampilan mengendarai mobil menentukan bagaimana suatu mobil dikendarai dengan maksimal. Keterampilan berpikir menentukan bagaimana kecerdasan dipergunakan. Dalam hal ini berpikir dapat digambarkan sebagai keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dan pengalaman.

2

Tidak jarang terjadi kecerdasan justru menjadi penghambat dalam berpikir secara lebih baik. Ini terjadi bilamana seseorang berpegang pada suatu pendapat dan mempertahankan pendapat itu dengan kecerdasannya tanpa merasa perlu untuk mengeksplorasi pendapat itu dan mendengarkan pandangan alternatif. Orang yang cerdas mampu melakukan tindakan melihat dan menilai terhadap suatu situasi dengan baik. Namun jika mereka tidak melakukan eksplorasi lebih luas lagi, mereka melakukan tindakan berpikir yang buruk. Jadi dapat dikatakan kecerdasan tidak secara langsung berhubungan dengan kemampuan berpikir. Kemampuan dan ketrampilan berpikir perlu senantiasa dilatih dan dikembangkan untuk mencapai optimalisasi. Dengan demikian dapat dimanfaatkan dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sifat pikiran Secara alamiah, kita dapat berpikir sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Namun jika kita mengembangkan struktur, metode dan notasi dalam berpikir, maka kinerja berpikir akan menjadi jauh lebih mendalam. Misalnya matematika. Dengan mengembangkan sistem notasi dimungkinkan melakukan perhitungan secara lebih genius. Pikiran manusia merancang dan membuat pola-pola rutin untuk semua pengalaman dengan sangat cemerlang. Pola rutin ini bisa terjadi karena otak manusia adalah sistem yang mengorganisasi dirinya secara mandiri,lewat sistem memori. Misalnya untuk aktivitas yang rutin dilakukan sehari-hari, seseorang tak perlu berpikir rumit dan lama. Pikiran telah menetapkan pola rutin. Dalam keadaan yang sama ia hanya mengikuti pola rutin itu saja. Sistem yang mengorganisasi dirinya sendiri membangun pola-pola. Sekali suatu pola terbentuk maka selanjutnya tinggal mengikuti pola tersebut. Pola-pola itu bersifat tetap dalam beberapa waktu. Namun jika keadaan berubah, polanya juga bisa berubah. Sebagai sistem yang mengorganisasikan dirinya sendiri otak mengatur informasi dalam pola-pola rutin. Meski demikian tetap terbuka kemungkinan adanya perubahan yang disengaja agar perilaku alamiah ini dapat digunakan menjadi lebih efektif. Dalam hal ini bisa dipergunakan alat-alat bantu untuk mengarahkan perhatian. Di samping itu dengan adanya latihan, dibentuk pola rutin yang lebih efektif daripada yang bersifat alamiah. Semua ini menjadi dasar untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Watch your thoughts; they become words. Watch your words; they become actions. Watch your actions; they become habits. Watch your habits; they become character. Watch your character; it becomes your destiny. (Frank Outlaw)

3

Proses-proses berpikir Bila digambarkan secara sederhana, proses berpikir itu dapat diibaratkan seperti proses tukang kayu dalam melakukan pekerjaannya. Tiga proses dasar yang dilakukan tukang kayu dalam pekerjaannya adalah: memotong, menghubungkan dan membentuk. a. Memotong Jika seorang tukang kayu memotong sebuah kayu itu berarti ia menginginkan sebagian dari kayu tersebut dan menyingkirkan sisanya. Demikian pula dalam berpikir, jika kita berhadapan dengan dunia sekeliling, kita melakukan pemotongan atau memilah-milah. Kita mengambil salah satu segi saja dari data atau informasi yang tersedia. Kita mengarahkan perhatian pada suatu bagian dari keseluruhan. Namun tidak berarti lalu meninggalkan keseluruhan. Kita hanya membagi situasi menjadi beberapa bagian atau potongan. Potongan-potongan itu dan hubungannya dengan yang lain akan menjelaskan secara keseluruhan. Perlu ditegaskan bahwa perluasan dan eksplorasi sebenarnya adalah bagian dari pemotongan sebuah pemikiran. Dengan cara ini akan membawa kepada gambaran yang lebih luas.

b. Menghubungkan Setelah memotong proses kerja selanjutnya adalah menghubungkan. Tugas tukang kayu yang telah memotong-motong kayu sedemikian rupa dilanjutkan dengan menghubung atau menyambungkan potongan yang satu dengan potongan yang lain. Menghubungkan dua potongan kayu bersama-sama bukan berarti hanya menempatkan bersama-sama begitu saja. Ukuran dan ketepatan posisi sangat diperlukan. Dalam proses berpikir, kegiatan menghubungkan ini ada dua hal penting yang harus diperhatikan : a. mengenali hubungan yang ada b. mengumpulkan berbagai hal bersama-sama untuk tujuan tertentu Pengenalan dalam proses berpikir merupakan suatu proses dasar yang langsung muncul dari asosiasi. Apa yang didengar atau dilihat berhubungan dengan pola-pola yang telah disimpan di dalam pikiran. Jadi sebenarnya kita mengenal obyek dan tahu apa reaksi atau respon terhadapnya. Seperti misalnya peristiwa meletusnya sebuah pistol ketika pelatuk ditarik, demikian gambaran dalam memori kita. Pengenalan dan ekstrapolasi pola yang akan datang didasarkan atas kombinasi dari pengenalan dan pemantauan. Pengenalan ini kemudian disatukan dalam sintesis, yaitu menempatkan berbagai hal bersama-sama untuk menghasilkan sebuah efek. Kemudian disusun untuk membangun suatu kerangka yang lebih maju. Oleh karena itu perlu perancangan untuk menempatkan informasi bersam-sama dengan cara tertentu untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

4

c. Membentuk Setelah potongan-potongan kayu telah tersedia dan satu sama lain dihubungkan, bentuk atau model yang sudah diinginkan tinggal diwujudkan. Tukang kayu memeriksa potongan kayu yang telah dihubungkan dengan pola yang telah dirancangnya. Pemeriksaan dan pengecekan dilakukan untuk memastikan bentuk dan kualitas yang diinginkan telah dicapai. Dalam proses berpikir ini dapat diandaikan sama dengan memeriksa. Dilakukan pemeriksaan apakah sudah sesuai dengan kenyataan atau kebenaran yang diyakini. Sering terjadi dalam penilaian atau pemeriksaan kita membandingkan sesuatu yang ada di hadapan kita dengan sesuatu yang ada dalam pikiran kita. Kita memeriksa apakah ada kesamaan atau perbedaan. Di sini terjadi proses analisa dan sintesa. Kita membentuk berbagai konsep dan kemudian berusaha membentuk konsep baru yang lebih baik.

Berpikir seri dan berpikir parallel Edward de Bono menyebutkan ada dua arah berpikir: seri dan paralel. Dalam berpikir seri, digambarkan kita bergerak dari A menuju ke B dan selanjutnya ke C. atau seandainya tindakan A dan B dilakukan secara bersama maka selanjutnya akan menuju ke C. atau dengan kata lain dalam berpikir seri arah ditentukan dari titik sebelumnya. A B C A/B C Berpikir seri

Sementara dalam berpikir paralel, misalnya ada fakta A, B, dan C, ketiganya ada sekaligus. Tidak ada salah satu dari ketiganya yang dilakukan atau harus didahului sebelum melakukan tindakan yang lainnya. Ketiganya ada secara paralel. A/B/C Berpikir paralel Di atas meja ada makanan, saya lapar, jadi saya duduk dan makan. Ini adalah proses berpikir seri. Sedang berpikir paralel, yang dipikirkan adalah ada makanan di meja, ada mentega juga, ada sup dan sebagainya. Semuanya terpikirkan secara serentak. Pertanyaan kunci dalam berpikir paralel adalah: Apalagi yang tersedia? Artinya ada alternatif apa lagi, ada ide apa lagi dan sebagainya. Sementara dalam berpiki seri pertanyaan yang muncul adalah: apa yang ada sesudah ini? Kemana akan pergi? Apa yang bisa ditarik dari sini?

5

Kedua cara pikir ini, seri dan paralel, sama pentingnya dan saling melengkapi. Berpikir paralel sering juga disebut berpikir divergen. Sementara berpikir seri adalah berpikir

konvergen. Dengan berpikir paralel, kita mencoba untuk melakukan eksplorasi segala kemungkinan yang ada, mencoba melihat dari berbagai sudut. Sementara dengan berpikir seri dipakai untuk mencari solusi atau kesimpulan. Yang penting adalah mengenali dan menggunakan kedua cara tersebut dengan tepat, dengan menggunakan pertanyaan: Ada apa saja? Dan bagaimana selanjutnya?

Berpikir Lateral Istilah berpikir lateral diciptakan oleh Prof Edward de Bono pada tahun 1967. Istilah ini telah resmi menjadi entry dalam Oxford English Dictionary. Berpikir lateral berarti melarikan diri (keluar) dari berbagai ide dan persepsi yang sudah ada untuk menemukan ide-ide baru. Demikianlah merupakan kesia-siaan jika seseorang mau mendapatkan sebuah lubang baru dengan menggali lubang yang sama semakin dalam. Mencoba terus menerus dengan ide atau pendekatan yang sama, mungkin tidak akan menyelesaikan masalah. Diperlukan suatu gerakan secara lateral, yaitu dengan mencoba ide dan pendekatan berbeda bahkan lain sama sekali. Berbagai ide yang telah dimiliki berasal dari berbagai peristiwa dan kejadian yang dialami pada masa lampau. Seseorang cenderung untuk bertahan dalam ide-ide tersebut dan memakainya dalam memandang dunia yang mungkin telah banyak mengalami preubahan. Secara umum berpikir lateral juga dapat diartikan sebagai suatu cara berpikir yang bertujuan mengeksplorasi dan mengembangkan ide dan persepsi baru dari pada berkutat dalam lingkaran ide atau konsep yang sudah ada. a. Berfikir vertikal dan berpikir lateral Pasangan dari berpikir lateral adalah berpikir vertikal. Kedua cara berpikir ini berbeda. Berpikir vertikal, misalnya dalam logika dan matematika, ditandai dengan gerakan maju dengan langkah-langkah berurutan yang masing-masing langkahnya harus juga benar. Sementara berpikir lateral informasi yang digunakan bukan untuk informasi itu sendiri melainkan untuk efeknya. Dalam langkah-langkahnya pun ditolerir terjadinya kesalahan untuk mencapai solusi atas masalah. Bisa saja dicari informasi yang tidak relevan namun terarah pada jawaban akhir. Dalam berpikir vertikal tentu saja hal ini sulit dilakukan. Keduanya memang berbeda, namun saling melengkapi. Tabel berikut ini akan memperlihatkan perbedaan berpikir vertikal dan berpikir lateral:

Berpikir vertikal 1. Selektif - Hal yang penting adalah kebenaran

Berpikir lateral 1. Generatif - Kekayaan dari keragaman

6

-

Menyeleksi

satu

jalan

dengan - Tidak menyeleksi tapi berusaha membuka jalan mungkin

mengesampingkan jalan lain -Menghasilkan sebanyak - Menyeleksi ancangan yang paling ancangan alternatif memberi harapan terhadap masalah

2. Bergerak ke satu arah

digunakan ancangan atau teknik yang definitif Tidak harus bergerak menuju sesuatu, ia bahkan kelihatan menjauhi. bergerak ke suatu arah secara Gerakan atau perubahan itulah yang bermanfaat penting, menghasilkan arah demi terbukanya peluang baru 3. Analitis 4. Berurutan 3. Provokatif 4. Lompatan

2. Bergerak untuk menghasilkan arah baru.

maju selangkah demi selangkah, langkah-langkah tidak perlu langkah selanjutnya berkaitan dengan berurutan, dapat melompat maju ke langkah sebelumnya titik baru dan kemudian mengisi kesenjangan yang ada sesudahnya 5. Harus benar pada setiap langkah 5. Tidak harus benar pada setiap langkah, yang penting menuju oada kesimpulan yang benar

6. Menggunakan bentuk negatif untuk 6. Tidak ada bentuk negatif menutup jalan lain ada kalanya terjadi, perlu terjadi kesalahan untuk benar pada akhirnya. 7. konsentrasi dan mengesampingkan 7. sangat terbuka terhadap terobosan yang tidak relevan semakin variatif maka semakin provokatif untuk mengubah pola yang sudah mapan 8. kategori, klasifikasi dan label bersifat 8. ketiganya tidak tetap tetapi bersifat tetap sementara

7

9. Mengikuti jalan yang paling 9. Menjajaki segala arah termasuk mungkin, bergerak sepanjang menuju yang dianggap tidak mungkin

arah yang benar 10. proses yang terbatas diharapkan menghasilkan jawaban 10. proses yang serba mungkin mungkin bukan jawaban yang timbul melainkan perubahan pola.

b. Provokasi dan pergerakan Dalam berpikir lateral, tujuan utamanya adalah mencapai berbagai ide dan persepsi yang baru. Itu berarti perlu untuk melewati pola-pola rutin. Dua teknik khusus yang disarankan dan dapat dipergunakan untuk mencapai sasaran adalah provokasi dan pergerakan. Provokasi merupakan suatu teknik untuk menampilkan ide yang tidak berdasarkan pada kenyataan dan tidak memiliki kebenaran. Namanya juga provokasi, ide ini sengaja dibuat untuk memancing pikiran yang terbuka. Provokasi diberi simbol po (provokatif operasi). Jadi untuk ide atau pernyataan provokasi diberi simbol po di depan kalimat tersebut.

Po Manusia terbang di udara

Provokasi tidak dimaksudkan untuk menjadi fakta nyata atau suatu kebenaran. Bahkan kelihatan provokasi itu tampak gila. Walaupun demikian dan benar-benar bertentangan dengan logika normal, provokasi sebenarnya merupakan proses logis dalam sebuah proses pemolaan. Provokasi membuat satu langkah lebih maju dari hipotesis dan spekulasi. Dalam spekulasi dan hipotesis, ada dugaan sesuatu mungkin terjadi, meski belum bisa dibuktikan. Namun dalam provokasi tidak ada persyaratan tertentu bahwa hal itu mungkin terjadi. Yang dipentingkan adalah bagaimana menggugah dan mendorong energi pikiran dapat bekerja secara optimal. Karena itu sebuah provokasi harus benar-benar provokatif. Bagaimana memunculkan provokasi? Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan: a. menerima provokasi, yaitu bersedia untuk terbuka dan menerima hal-hal yang tampaknya bodoh atau konyol. b. Melakukan proses pembalikan. Bila melihat sesuatu yang sudah lazim, lalu mencoba melihat dari sisi atau arah sebaliknya. c. Keluar dari kebiasaan mencari alternatif cara-cara yang lebih efektif. d. Berkaitan dengan harapan yang ingin dicapai. e. Berani menampilkan sesuatu yang tampak aneh atau gila Sebuah provokasi akan menjadi sia-sia apabila tidak ada apapun yang dapat dilakukan dari provokasi itu. Maka harus ada gerakan. Gerakan merupakan merupakan suatu proses dari provokasi sampai mencapai ide baru. Provokasi dan pergerakan berjalan bersama sebagai proses terpadu.

8

Pergerakan berbeda dengan proses menilai. Pergerakan adalah proses aktif yang digunakan secara sengaja. Dengan pergerakan, ada proses untuk melihat apa yang tersedia (biasanya provokasi) dan memlihat bagaimana cara untuk bisa bergerak menuju ide baru. Dalam kehidupan sehari-hari, puisi dan metafora dapat dimasukkan sebagai penggunaan pergerakan. Dalam hal ini tidak ditanyakan apakah ini benar, melainkan mau dibawa kemana dengan metafora ini.

Ada sejumlah cara untuk melangkah bergerak maju dari suatu provokasi, yaitu: a.sikap yang selalu ingin melangkah maju dari provokasi b. membayangkan suatu provokasi, tanpa peduli betapa anehnya hal itu. Yang dipentingkan adalah melihat proses, bukan hasil akhirnya. c. mengeluarkan beberapa prinsip dari provokasi dan menggunakannya dalam ide praktis. d. fokus pada perbedaan untuk mendapatkan sisi lain dari situasi yang biasa e. mencari nilai dan aspek positif dari provokasi. f. sisi menarik dari provokasi untuk diterapkan pada ide yang sebenarnya. Teknikteknik ini yang dipakai dalam berpikir lateral dapat dilatih. Kemudian dengan sengaja dapat dipergunakan kapanpun saat ada kebutuhan untuk menghadirkan atau menciptakan ide-ide baru.

Enam topi berpikir Dalam berpikir, tidak jarang pada saat yang bersaman banyak hal yang dipikirkan. Misalnya, saat menghadapi masalah seseorang memikirkan jalan keluar yang logis. Sementara itu, emosi juga turut mewarnai proses berpikir tersebut. Situasi ini tentu membuat bingung dalam mengambil keputusan yang tepat. Untuk mengatasi hal ini Edward de Bono menawarkan solusi enam topi berpikir. Enam topi berpikir merupakan metode untuk mengerjakan satu jenis kegiatan berpikir pada satu saat. Jadi menggunakan salah satu topi sesuai kebutuhan pada satu saat. Ada enam topi dan setiap topi ditandai dengan warna masing-masing.Metode enam topi ini merupakan alat untuk mengarahkan perhatian agar lebih fokus. Ia mengarahkan perhatian kepada salah satu aspek dari berpikir. Mengapa memakai simbol topi? Dalam tradisi bahasa Inggris orang sering berkata: Pakai topi pikiranmu! Topi sering dihubungkan dengan berpikir. Topi juga sering menentukan peran yang sedang dijalankan. Misalnya beberapa profesional menggunakan topi dalam aktivitasnya seperti pemain bisbol, tentara, perawat, pekerja bangunan, dan sebagainya. Selain itu topi juga praktis dalam penggunaannya, mudah dikenakan dan mudah dilepaskan.

9

Enam jenis topi ini bukan untuk menggolongkan jenis-jenis orang menurut caranya berpikir. Cara berpikir dengan enam topi ini menjadi pilihan setiap orang untuk membantunya berpikir secara efektif sesuai dengan kebutuhannya. a. Topi Putih: # bayangkan sehelai kertas putih polos # berkaitan dengan fakta, angka-angka, informasi, # fokusnya: mengelola informasi yang tersedia dan berguna informasi itu mungkin berupa pengetahuan atau pengalaman, baik berupa dugaan, perkiraan atau suatu kesimpulan. bagaimana jika informasi yang tersedia terbatas? Hal ini bisa diatasi dengan banyak mendengar, membaca ataupun dengan searching di internet. Cara praktis untuk mendapatkan informasi adalah dengan bertanya. Mengetahui pertanyaan yang tepat menjadi kunci penting dalam proses berpikir.

b. Topi Merah: # bayangkan api dan kehangatan # berkaitan dengan emosi, perasaan, intuisi # fokusnya: mengekspresikan perasaan dengan tepat. Perasaan adalah suatu yang sangat berharga. Namun yang menjadi masalah adalah jika perasaan tidak dikenali dan disadari. Topi merah membantu memberi lebel yang jelas. Topi merah memberi kesempatan untuk mengungkapkan intuisi. Dalam hal ini tidak diperlukan pembenaran atau dukungan. Dukungan akan menghambat tujuan topi merah. Topi merah memberi kesempatan mengungkapkan perasaan dan intuisi karena perasaan hadir tanpa perlu dicari pembenaran.

c. Topi Hitam # bayangkan hakim yang tegas # berkaitan dengan kecermatan yaitu kebenaran, penilaian dan pencocokan data # fokusnya: mencari penegasan dan menilai apakah fakta yang dihadapi adalah benar, cocok, berhasil atau apa konsekuensinya. Topi hitam bersifat logis, mencari bukti-bukti pendukung atas kesimpulan yang diambil. Di sini juga dilakukan pertimbangan yang sesuai, apa resiko atau efek dari suatu keputusan. Topi hitam ini memang sangat penting dan hebat. Namun perlu disadari untuk menghidari sifat berlebihan sehingga menjadi terlalu hati-hati dan berpikiran negatif. Yang penting adalah alasan-alasan logis atau argumen yang mendukungnya.

10

d. Topi Kuning # bayangkan sinar matahari dan optimisme # berkaitan dengan sisi yang menguntungkan, manfaat dan kegunaan # fokusnya: pikiran positif dan optimisme, melihat hal dari sisi efek baiknya. Topi kuning berusaha mencari dan menentukan kegunaan, memikirkan efisiensi, perbaikan yang terjadi dan terbukanya kesempatan baru. Sehubungan dengan ini perlu menemukan alasan-alasan tepat dan jelas. Pertimbangan akan kenyataan dan kepraktisan tidak bisa diabaikan. Karena itu perlu diuji dengan topi hitam.

e. Topi Hijau # bayangkan rumput, tanaman, tumbuhan # berkaitan dengan eksplorasi, proposal, saran-saran dan ide-ide baru. # fokusnya: memunculkan gagasan. Topi hijau adalah topi aktif dan kreatif. Yaitu memunculkan atau membuat sesuatu terjadi (usul, saran), juga memunculkan alternatif baru. Lima kegiatan berpikir topi hijau adalah: eksplorasi, usul dan saran, alternatif,ide-ide baru dan provokasi. Dalam hal ini alasan-alasan untuk mendukung saran atau ide tidak terlalu dipentingkan. Makin banyak ide atau saran makin terbuka pilihan yang tepat. Topi hijau ini memegang peranan penting ketika menghadapi kebuntuan atau pun ketika mengawali suatu aktivitas

f. Topi Biru # bayangkan langit biru # berkaitan dengan kendali dalam berpikir seperti menentukan kesimpulan, memilih langkah selanjutnya. # topi biru adalah konduktor. Ia mengontrol proses berpikir: sudah sampai di mana, apa kesimpulannya apa langkah selanjutnya, apa tanggapannya. Topi biru berarti menarik diri untuk sejenak bisa melihat dan mengontrol secara keseluruhan proses berpikir.

11

Makna kreatif Dalam kamus bahasa Inggris, kreatif (to create) berarti membuat sesuatu atau menghasilkan sesuatu yang baru. Makna kata kreatif memang sangat luas. Dalam dunia seni banyak halhal kreatif yang terus menerus muncul. Dalam seni sangat terbuka kekuatan untuk berekspresi, penjabaran emosi dan banyak hal lainnya. Pemikiran kreatif merupakan penggabungan kembali batas-batas pikiran. Kreatif melibatkan energi pikiran, penemuan dan produktivitas yang antusias. Sebagai karekteristik dari kreatif, dapat disebutkan tiga hal: 1. Berkaitan dengan mencipta atau menghasilkan sesuatu yang baru. Baru di sini tidak diartikan sesuatu yang benar-benar baru (sebelumnya belum pernah ada), tetapi dapat saja hasil ciptaannya itu merupakan kombinasi dari apa-apa yang telah ada sebelumnya. 2. Mengidentifikasi arah atau petunjuk ke arah tujuan yang diinginkan atau yang dirancang. 3. Menampakkan usaha untuk mencapai kesempurnaan atau ketuntasan. Proses Kreatif Kreativitas dapat dianggap sebagai salah satu bagian yang terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya kreativitas perkembangan peradaban dapat berjalan maju. Namun dalam kenyataan hasil dari suatu usaha kreatif menuju terciptanya kreativitas memerlukan proses yang relatif memakan waktu. Ada yang bisa dengan cepat tapi ada juga yang butuh waktu yang sangat lama. Berdasarkan perkembangan psikologi kognitif, Wallas menjelaskan bahwa ada 4 tahapan dalam proses kreatif, yaitu: a. Persiapan Ada periode tertentu yang dibutuhkan untuk mencapai tahap yang lebih kreatif, termasuk masa-masa sebelum memasuki suatu ruang lingkup kreatif. Pada masa persiapan ini tahap yang bisa terlihat adalah bagaimana suatu masalah diformulasikan dengan baik dan merancang usaha awal untuk memecahkannya. b. Masa inkubasi Masa inkubasi adalah masa pengendapan dimana tidak dilakukan usaha-usaha yang secara langsung berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi. Perhatian dialihkan sejenak pada hal-hal lain. Dalam masa ini pikiran diistirahatkan dan dibebaskan dari hal-hal yang dapat memaksa pikiran bekerja dengan keras. Diharapkan timbul sudut pandang baru atau ide-ide baru ataupun pendekatan-pendekatan baru.

12c. Masa iluminasi/pencerahan

Dalam masa ini diperoleh insight baru dari masalah yang dihadapi. Dirasakan sensasi yang luar biasa karena pemahaman yang meningkat, ide-ide muncul dan saling melengkapi. d. Masa verifikasi Setelah serangkaian ide muncul kemudian diadakan verifikasi untuk memastikan ide-ide atau insight tersebut mempunyai hubungan yang erat dengan masalah yang sedang dihadapi. Ditinjau kembali apakah bisa memenuhi apa yang dituju. Hal-hal yang mendukung Sikap Kreatif Sikap-sikap yang harus dikembangkan agar kreatif: a. motivasi yang kuat Kreativitas sangat ditentukan sejauh mana menginginkan hal-hal baru. Motivasi ini berkaitan dengan perbaikan dalam hidup. Temukan motivator tersebut dan tetapkan dalam pikiran Anda. b. rileks ide justru mudah didapatkan saat rileks. Ada baiknya sebelum rileks, katakan berulangulang sampai meresap ke dalam pikiran bawah sadar apa yang ingin dicapai, kemudian rileks. c. berani menghadapi resiko Takut terhadap resiko yang terdapat pada ide justru akan menghambat jalan keluar ide tersebut. Setiap gagasan atau solusi akan mengandung resiko, Dengan adanya resiko, kreativitas menjadi lebih berkembang. d. fokus pada peluang tak jarang orang mengatakan jadikan masalah jadi peluang. Apapun yang dihadapi bisa menjadi sebuah peluang baru. e. berani keluar dari kebiasaan Jangan terkungkung dengan apa yang ada. Belum tentu hal yang sudah terbiasa itu adalah hal terbaik. Masih terbuka peluang untuk yang lebih baik. f. terbuka Cobalah melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang. Suatu situasi dapat melahirkan banyak sudut pandang. Suatu benda dapat dipakai dengan berbagai fungsi. g. tidak takut gagal jika ternyata mengalami kegagalan, perbaiki ide tersebut sampai berhasil, jadilah ide baru. Belajar dari masa lalu. Tanyakanlah terhadap ide lama, mengapa gagal, lalu perbaiki dan temukan ide baru yang lebih baik

13

Berpikir Kr eatif dalam m enghadapi masalah 1) Yakinkan diri sebagai orang kre atif! Katakan pada diri sendiri kala u bisa me nciptakan gagasan baru. Ber ikan waktu pada diri untuk mengeksploras i pik iran me nemukan kemungkinan yang baru. 2) Tuliskan secara detail masalah yang ingin pecahkan. Ini bisa jad i titik awal dalam mencapai t ujuan. 3) Tuliskan semua gagasan serta solus i dari masalah yang sedang dihada pi. Brainstorming membe rikan kesempatan unt uk me nemukan hal -ha l baru. Tuliskan semuanya, tak peduli betapa konyolnya gagasan yang ditem ukan. 4) Sete lah selesai, lihat kembali dan persempit me njadi 10 besar dar i yang paling pent ing dan menguntungkan. Daf tar ini merupakan gagasan yang dapat diwujudkan. Tindakan merupakan k ata kunci. 5) Lalu be rtanya: "Apakah ini akan menye lesaikan masalah? Apa solusi ini aka n membe ri keunt ungan bag i banyak kepent ingan yang lainnya? 6) Se lanjutnya TINDAKAN. Hanya TIND AKA N yang membuat pik iran kreatif me njadi berg una. Jadi m ulailah me wujudkannya. Yakin pada kemampuan sendiri!

Kesimpulan Manusia dikaruniai kemampuan berpikir yang luar biasa. Tapi tidak semua manusia memanfaatkan dengan baik karunia yang besar itu untuk kemajuan diri dan lingkungannya. Berpikir dianggap sebagai tugas orang tertentu saja. Padahal sebenarnya kemampuan berpikir yang baik bukan semata-mata karena bakat saja melainkan karena dilatih dan dipakai dalam kehidupan nyata. Kegiatan proses berpikir dapat diibaratkan dengan proses kerja yang dilakukan tukang kayu: memotong yaitu memilah informasi, menghubungkan yaitu merangkai informasi yang dimiliki dan terakhir membentuk yaitu memutuskan untuk tindakan selanjutnya. Di sinilah proses kreatif dapat terjadi. Dengan berpikir lateral, keluar dari kebiasaan, maka banyak ide yang dapat muncul. Hal ini membuka jalan bagi penyelesaian masalah dengan lebih efektif dan efisien. Dengan kemauan dan motivasi yang kuat kreativitas dapat diciptakan. Tidak ada yang sempurna tetapi dengan latihan dan disiplin kemampuan berpikir untuk melahirkan kreativitas dapat dicapai.

14

Permainan Berpikir dalam 10 menit:

Bentuknya: Percakapan atau Dialog Peserta: Dua orang berpasangan Batas waktu: 10 menit

Cara bermain: Dialog secara bergantian dengan mengikuti pola: 1. A: menyebutkan 1 kata (kata benda, kata kerja, kata sifat) 2. B: member konteks, misalnya tempat, situasi, keadaan 3. A: dari kata dan konteks kemudian eksplorasi. Timbulkan masalah, rancangan, opini, solusi. Kemudian nyatakan keinginan dengan hal itu dengan mengatakan: Aku ingin kamu mendapatkan . 4. B: kupas kata dan konteks yang ditemukan untuk mendapatkan saran atau solusi 5. A: lakukan uji Kelebihan, Kekurangan, hal Menarik (KKM)dari saran, solusi atau komentar B 6. B: komentari KKM dari A 7. A: mengajukan kesimpulan, saran atau solusi 8. B: mengajukan KKM dari solusi yang diberikan oleh A 9. A: mengomentari KKM B 10 B: Komentar secara menyeluruh atas solusi dan KKM yang ada.

15

Latihan: 1. Topi Hitam Topi Kuning Di beberapa negara ada kelebihan makanan. Sementara di negara lain terjadi kelaparan. Apakah makanan lebih tersebut sebaiknya diberikan dengan cuma-cuma kepada negara yang kelaparan?

Tugas: buatlah percapakan imanjiner antara orang yang menggunakan topi Hitam dan yang menggunakan topi Kuning. Masing-masing memberikan paling sedikit 2 tanggapan

2. Jika seseorang makan terlalu banyak, ia akan mengumpulkan lemak dalam badannya. Wanita memiliki lemak lebih banyak daripada pria. Jadi wanita pasti makan lebih banyak daripada pria. Tugas: tanggapi pernyataan yang ada.

Referensi

De Bono Edward, Berpikir Lateral, Alih Bahasa: Drs. Budi, Binarupa Aksara, Jakarta, 1990 De Bono, Edward, Revolusi Berpikir, Alih Bahasa: Ida Sitompul, Fahmy Yamani, PT Mizan Pustaka, Bandung, 2007 Gunawan W., Adi dan Setyono Ariesandi, Manage Your Mind for Success, Gramedia, Jakarta, 2006 Santrock W., John, Adolescence. Perkembangan Remaja, Alih bahasa: Shinto B. Adelar; Sherly Saragih, Edisi keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003 Solso L, Robert; Maclin H. Otto; Maclin M. Kimberly, Psikologi Kognitif, Alih Bahasa: Mikael Rahardanto, Kristianto Batuadji, S.Psi, M.A., Penerbit Erlangga, Jakarta, 2008

16