Top Banner
LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEWA SEDERHANA (RUSUNAWA) KAMPUS BARU UNIVERSITAS HALUOLEO KOTA KENDARI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Profil Perusahaan JHS Group adalah suatu kelompok perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang berkembang dalam beberapa jenis bidang usaha. Berdiri pada tahun 1982 oleh Ir.J.H. Simanjuntak, dimulai dengan suatu bengkel kecil (workshop) yang pertama kali memproduksi sambungan tiang pancang (Joint JHS) yang diciptakan dan dipatenkan pertama kali di indonesia. JHS System adalah pelopor tiang pancang dengan sistem Joint JHS dan terkenal mengutamakan mutu untuk kepuasan costumer. Setelah beberapa tahun kemudian JHS System menjadi perusahaan terbesar dan sejalan dengan kebutuhan pasar menjadi produsen hampir semua jenis 1
95

Bahasanx Safar

Sep 17, 2015

Download

Documents

Arch Arlin

laporan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNANRUMAH SUSUN SEWA SEDERHANA (RUSUNAWA) KAMPUS BARU UNIVERSITAS HALUOLEO KOTA KENDARI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Profil Perusahaan

JHS Group adalah suatu kelompok perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang berkembang dalam beberapa jenis bidang usaha. Berdiri pada tahun 1982 oleh Ir.J.H. Simanjuntak, dimulai dengan suatu bengkel kecil (workshop) yang pertama kali memproduksi sambungan tiang pancang (Joint JHS) yang diciptakan dan dipatenkan pertama kali di indonesia. JHS System adalah pelopor tiang pancang dengan sistem Joint JHS dan terkenal mengutamakan mutu untuk kepuasan costumer.Setelah beberapa tahun kemudian JHS System menjadi perusahaan terbesar dan sejalan dengan kebutuhan pasar menjadi produsen hampir semua jenis produk beton pracetak sesuai pesanan pelanggan, menangani konstruksi berbagai proyek bangunan, kontraktor jalan dan jembatan, serta pelayanan transportasinya.

Inovatif adalah ciri khas JHS, ingin terus berkembang untuk menjadi pemain nasional yang besar dan penting di industri konstruksi dengan inovasi, terus belajar dari pengalaman dan lingkungan. Selalu memperluas pengetahuan dan mencari peluang untuk mengembangkan produk.a. Kebijakan Mutu

JHS Group, memiliki 12 anggota perusahaan yang semuanya itu bersinergi untuk saling mendukung dan komitmen penuh untuk selalu memuaskan para mitra usaha melalui penyediaan yang berkualitas secara konsisten dengan berfikir dan bekerja kreatif, inofatif sesui dengan spesifikasi dan persyaratan pelanggan serta telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000.b. Visi

Adapun Visinya adalah Menjadi perusahaan terpercaya dan pelopor dalam industri beton precast

c. Misi

Bekerja secara profesional dan setia pada pelaksanaan tugas

Berfikir dan bekerja dengan kreatif dan inovatif

Menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan dan harapan pelanggan

Menerapkan Continual Improvement

Berpartisipasi aktif membantu karakter masyarakat dan bangsa dalam bidang teknologi sehingga diperoleh peningkatan kesejahteraan bangsa.d. JHS Group

1. PT. Saeti Concretindo Wahana (PT. SCW)Perusahaan yang bergerak di bidang pabrikasi produk-produk beton precast.Produk : Girder, Sheet Pile, Square Pile dan Beam,dll

Lokasi : Main Office

2. PT. JHS Piling Syistem (PT.JHS PS)

Perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor pemancangan (Pondasi)

Produk : Jasa Pemancangan

Lokasi : Main Office3. PT. Saeti Beton Pracetak

Perusahaan yang bergerak di bidang pabrikasi produk-produk beton precast.

Produk : Girder, Sheet Pile, Square Pile dan Beam,dll

Lokasi : Banjaran Driyorejo KM.27 Gresik, Jawa timur4. JHS. Precast Concrete Indonesia (PT. JHS PCI)

Perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor gedung bertingkat.

Produk : Colum Slab dan Komponen Precast.

Lokasi : Sumur Kondang, Karawang Jawa Barat

5. PT. Trans Safeland Utama (PT. TSU)

Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi darat

Produk : Jasa Transportasi darat dan rental alat-alat berat.

Lokasi : Jakarta Utara.

6. PT. JITU Metal Work (PT. JITU)

Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi baja dan metal work.Produk : Pembuatan Moulen, komponen dan spare part

Lokasi : Main Office7. PT. Struktural Precast Concrete Indonesia (PT. SPCI)

Perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor jalan dan jembatan.

Produk : Cermaton dan Segmental Rentaining Wall

Lokasi : JL. Raya Cakung Cilincing No.1 Jakarta Timur.

8. PT. Sriwijaya Concrete (PT. SRICON)

Perusahaan yang bergerak di bidang beton-beton precast

Produk : Girder, Sheet Pile, Square Pile dan Beam,dll

Lokasi : Jl. Tulang Keluga, Palembang

9. PT. Struktural Precast Indonesia (PT. SPI)

Perusahaan yang bergerak di bidang pabrikasi beton-beton precastProduk : Girder, Sheet Pile, Square Pile dan Beam,dll

Lokasi : Sumur Kondang, Karawang, Jawa Barat.

10. PT. Concedo Efigeas Idea (PT. Concedo)

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultan struktur dan perencanaan.

Lokasi : Jakarta

11. PT. Rodime Bina Nusa (PT. RDM)

Perusahaan yang bergerak di bidang konsultan manajemen dan pelatihan.

Lokasi : Jakarta12. PT. Ratu Kertanegara (PT. Ratu)

Perusahaan general kontraktor infrastruktur

Lokasi : Kalimantan

e. Temuan yang dipatenkan

Spelice for jointting P.C. Pile 1982

Broadened Bottom Pile 1984 P.C. Colum Slab for Multi Story Building 1996

P.C. Mattress With Very Small P.C. Pile for Soft Soil 1997

P.C. Mattress With Very Small P.C. Pile for Soft Soil 2005

f. JHS yang berkantor Pusat di Jakarta

1. Jl. Raya Cakung Cilincing kav. 48-50 Jakarta 13910

2. Jl. Tulang Keluga, Palembang Sumatra Selatan 301522

3. Sumur Kondang, Karawang Jawa Barat.

4. Banjaran Driyorejo Km. 27 Gresik Jawa Timur

Alm. Ir. J.H. Simanjuntak

Founding FatherBOARD OF DIRECTOR

PT SAETI CONCRETINDO WAHANA member of JHS GROUP

Direktur Utama

: Andy Simanjuntak

Direktur Teknik

: Ir. Siswo Wicaksono

Direktur Keu & Umum: Henry Simanjuntak, Mba

Deputy Dir. Keuangan: Manganda Lumbanraja, SE2. Latar Belakang Lokasi

Kota Kendari yang terbentuk berdasarkan undang-undang no. 6 tahun 1995 memiliki posisi strategis karena fungsi dan peranannya sebagai ibu kota propinsi sulawesi tenggara yang juga merupakan pusat aktivitas ekonomi dan pemerintahan serta pintu gerbang propinsi sulawesi tenggara. dalam rangka mewujudkan dan menunjang fungsi dan peran tersebut, sampai saat ini pembangunan daerah kota kendari terus dipacu baik dari segi kualitas maupun kuantitas.usaha-usaha kearah ini terus ditingkatkan agar pembangunan semakin lancar dan dapat mencapai sasaran yang diinginkan melalui keselarasan dan koordinasi, integrasi dan harmonisasi pada setiap langkah pembangunan.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah pula kebidang teknologi bangunan dan menjadikannya semakin rumit. sebagaiman lazimnya bersamaan dengan peningkatan penguasaan atas iptek dapat dipastikan mempengaruhi pula berkembangnya kebutuhan akan sarana dan prasarana dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. sedangkan pihak lain, semakin hari semakin terasa pula terbatasnya ketersediaan sumber daya yang dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. selain itu, sebagaiman yang kita ketahui bahwa Universitas Haluoleo turut memberikan andil terhadap pembangunan sumber daya manusia dibidang pendidikan maupun aplikasinya di masyarakat.2. Latar Belakang Proyek

Sejak tahun 1995 universitas haluoleo tidak lagi memperoleh gedung baru. gedung perkuliahan maupun gedung penunjang mahasiswa. Terakhir dibangun adalah gedung Fakultas Teknik selama kurang lebih 12 tahun gedung eksisting tersebut hanya memperoleh biaya rehabilitasi ringan melalui dana APBN universitas haluoleo. itupun dilakukan dalam skala terbatas dan sangat selektif berdasarkan tingkat kerusakan.

Pertambahan jumlah mahasiswa dan program studi dan jurusan seiring dengan kebutuhan pembangunan di daerah ini. Tahun 2006 telah terjadi pertambahan dua kali lipat dari dari jumlah program studi yang ada pada tahun 1996. Pertambahan tersebut juga berpengaruh pada pertambahan jumlah mahasiswa, jumlah dosen dan karyawan. Sementara tidak diiringi dengan pertambahan jumlah luasan gedung dan infra struktur pendukung pendidikan.

Terjadinya kerusuhan ambon pada tahun 1999 berimbas pada pertambahan jumlah mahasiswa diatas pertambahan normal. Seribu dua ratus mahasiswa eksodus dari universitas pattimura dan universitas lainnya pindah ke universitas haluoleo yang ketika itu jumlahnya mencapai 14.300 jiwa. Dengan diterimanya mahasiswa eksodus ambon tersebut maka mahasiswa universitas haluoleo mencapai 16.000 jiwa lebih. Sehingga perbandingan rasio ruangan dan rasio tempat tinggal (asrama) dengan jumlah mahasiswa mencapai 1 : 4,3 m2, jauh dibawah standar ideal yang ditetapkan secara nasional yakni 1 : 7 m2. Akibatnya, frekuensi penggunaan kelas dan asrama semakin tinggi,

Pada awal tahun 2009 universitas haluoleo mendapat bantuan dana untuk membangun beberapa sarana kemahasiswaan seperti asrama mahasiswa. Adapun sumber dana berasal dari MENPERA. Dengan konsultan perencana PT. JHS PRECAST CONCRETE INDONESIA, dan Konsultan Pengawas PT. PERENTJANA DJAJA.

B. Tujuan

Dengan pemantauan yang baik terhadap kegiatan proyek serta informasi hasil pemantauan dan pengawasan ini berguna sebagai bahan evaluasi terhadap teoriteori yang telah diperoleh sebelumnya diruang perkuliahan.kerja praktek ini khususnya kegitan pengawasan bertujuan yaitu:

1. Untuk mengkaji dan membanding kemajuan yang dicapai berdasarkan hasil pengawasan dengan standar yang telah dibuat berdasarkan perencanaan.

2. Dapat terjun lansung kelapangn melihat pekerjaan yang sedang berlangsung dimana sebelumnya yang kita tidak ketahui atau yang kita ketahui hanya teori saja.

3. Untuk mengetahui manajemen pelaksana proyek pada kontraktor. C. Sasaran

Sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek ini,sebagai berikut:1. Dapat mengetahui, mengkaji dan membandingkan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai pada pelaksanaan pembangunan dan pengembangan kampus universitas haluoleo khususnya pada Pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) berdasarkan hasil pengawasan, yang dilakukan dengan standar yang telah dibuat berdasarkan perencanaan awal untuk bangunan ini.

2. Memberikan perbandingan antara teori dan pelaksanaan yang ada dalam suatu proyek.

D. Lokasi

Lokasi kerja praktek pada proyek pembangunan dan pengembangan kampus universitas haluoleo khususnya pada Pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhana universitas haluoleo (kampus tridharma anduonohu) berlokasi di kelurahan Kambu kecamatan Kambu kota kendari sulawesi tenggara.

E. Jadwal

Jadwal dalam pelaksanaan kerja praktek (kegiatan pengawasan) berlangsung dalam kurun waktu 1 bulan, yakni dimulai pada tanggal 6 april 2009 sampai dengan 6 mei 2009.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan

Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan dalam hal ini pembangunan kampus universitas haluoleo khususnya pada pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa). Tahap perencanaan meliputi kegiatan : kegiatan pada tahap persiapan yang meliputi mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat penafsiran secar garis besar terhadap arah penugasan, melakukan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan, izin-izin dan sebagainya.

1. Menyusun pra-rancangan, yang meliputi membuat rancangan tapak, perkiraan biaya dan mengurus untuk mendapatkan izin pendahuluan, izin prinsif atau advice planning dari pemerintah daerah setempat.

2. Menyusun pengembangan rancangan pelaksanaan, yang meliputi pembuatan rancangan arsitektur beserta uraian visualisasi 2 dan 3 dimensi bila diperlukan, membuat rancangan struktur dan utilitas beserrta analisis perhitungan.

3. Menyusun rancangan detail, yang meliputi pembuatan gambar-gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat, rincian volume pekerjaan, rencana anggaran biaya dan menyusun dokumen perencanaan.

4. Mempersiapkan pelelangan, yang meliputi membantu pemimpin proyek dalam menyusun dokumen pelelangan sebanyak lima rangkap, membantu panitia pelelangan dalam menyusun program pelelangan.B. Pengawasan

Kegiatan proyek adalah dengan satu perencanaan dengan waktu tertentu yang dilanjutkan dengan kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap rencana yang telah ditata yang dilakukan terus-menerus sampai pelaksanaan proyek selesai.

Proses pengawasan berjalan sepanjang pelaksanaan proyek berlangsung guna mewujudkan performa yang baik dalam setiap tahap dan untuk mengetahui prerstasi serta kemajuan yang telah dicapai, informasi hasil pemantauan/pengawasan berguna sebagai bahan evaluasi performa yang telah dicapai pada saat pelaporan. Berdasarkan hasil evaluasi ini pula, tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan dapat diputuskan dengan tepat dengan melakukan koreksi terhadap performa yang telah dicapai.Tujuan pengawasan sebagai berikut :

1. Mengusahakan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan dari syarat-syarat yang telah ditentukan oleh persyaratan tekhnis pelaksanaan (bestek)

2. Mengusahakan agar pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

3. Mengadakan suatu evaluasi dari hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelumnya untuk peningkatan pekerjaan selanjutnya.

Untuk mencapai hasil suatu proyek yang maksimal sangat tergantung pada metode pengelolaan dan pengendalian. Bagian terbesar dalam pengelolaan proyek yang merupakan fungsi dari manajemen proyek adalah pengawasan dan pengendalian.

Dalam rangka pengendalian dan pengawasn terhadap pelaksanaan proyek dibutuhkan suatu media atau alat yang mampu merangkum informasi-informasi yang secara aktif diketahui, diikuti, dan diamati selama pelaksanaan. Untuk itu diperlukan suatu sistem monitoring dan pelaporan yang biasanya memaki media formulir-formulir isian dalam pelaksanaannya. Formulir-formulir yang dimaksudkan tersebut selain berfungsi sebagai media komunikasi juga bermafaat untuk memastikan bahwa keterangan tentang kemajuan proyek, masalah-masalahnya, peluang-peluangnya yang telah dihimpun, dan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang utnuk pengambilan tindakan dan keputusan.

Penyesuaian jadwal pengawasan dilakukan pada setiap hari, setip minggu, setiap bulan, hal ini tergantung dari ukuran proyek, kompleksitas proyek dan karakteristik proyek.Pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1. Mengidentifikasi tanggal mulai dan selesainya suatu kegiatan dan menunjukan bahwa kegiatan tersebut telah selesai.

2. Mengestimasi prestasi pekerjaan yang telah dicapai

3. Mengidentifikasi durasi kegiatan untuk memberikan informasi sisa waktu dari tiap kegiatan. Dapat juga sebagai dasar untuk mengevaluasi durasi yang tersisa berdasarkan pengalaman dilapangan. Setelah dilakukan pengawasan sebaiknya network diagram ditampilkan sebagai dasar kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan untuk memperbaiki metode pelaksanaan serta untuk menunjukan pengaruh perubahan yang terjadi dalam proyek.

Lingkup pengawasan terhadap suatu proyek meliputi berbagai aspek yang berbeda-beda, pandangan lingkup pengawasan dibagi atas :

a. Lingkup kependudukan badan pengawasan

1) Pengawasan kedalam (intern audit)

2) Pengawasan keluar (extern audit)b. Lingkup bentuk pengawasan

1) Pengawasan prefentif (pencegahan)

2) Pengawasan represif (penggantian)c. Lingkup watu pengawasan

1) Pengawasan rutin (harian)

2) Pengawasan berkala

d. Lingkup pengawasan

1) Pengawasan administrasi

2) Pengawasan waktu dan pelaksanaan

3) Pengawasan cara pelaksanaan

e. Lingkup tahap pelaksanaan proyek

1) Pengawasan sebelum pelaksanaan konstruksi

2) Pengawasan setelah penandatanganan kontrak pelaksanaan dan tahap pelaksanaan.C. PelaksanaanKegiatan pada tahap pelaksanaan adalah berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat, dimana perencanaan ini merupakan bahan acuan bagi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan yang meliputi spesifikasi teknik, jadwal dan anggaran.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik harus berdasarkan pada gambar-gambar kerja. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), lengkap dengan penjelasan dan perubahan yang ditetapkan dalam kontrak, dengan biaya yang telah ditetapkan termaksut untuk jasa kontraktor, imb, serta pajak-pajak dan iuran-iuran daerah lainnya.

Pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan schedule rencana tidak hanya mempercepat proses pengajuan termin oleh kontraktor, namun juga mempercepat proses pengambilan retensi yang tahan oleh ower sebagai jaminan bahwa kontraktor bertanggung jawab dalam melaksnakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi. Jika waktu pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan kesepakatan yang tertulis dalam kontrak maka harus ditinjau penyebab terjadinya keterlambatan tersebut. Schedule yang telah yang telah disesuaikan dapat membuktikan data-data yang penting yang terjadi pada waktu tertentu. Jika tidak dilakukan updating maka berakibat kontraktor pelaksana kehilangan kontrol terhadap proyeknya serta tidak dapat digunakan sebagai dasar analisis untuk mengajukan perpanjangan waktu.

Waktu pelaksanaan kontrak adalah dimulai sejak tanggal mulai kerja sesuai denga rincian pada jadwal pelaksanaan pekerjaan atau pada perubahan waktu pelaksanaan yang telah disahkan dengan amandemen kontrak.

Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) yang harus selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Kontraktor pelaksana bertugas melaksanakan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab engan menyediakan tenaga ahli dan personil lainnya, bahan-bahan, peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah dirinci dalam kontrak.

D. Pengendalian Proyek

pengendalian proyek pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan pengawasan yaitu untuk mencapai hasil yang optimal dari pelaksanaan suatu kegiatan yang ditempuh dengan cara memperkecil terjadinya penyimpangan baik dalam hal kualitas maupun teknis pelaksanaan. Untuk dapat mengendalikan suatu proyek perlu disasaranan pada beberapa pengendalian antara lain :

1. Pengendalian volume pekerja

Pengendalian volume pekerjaan dilaksanakan guna mencapai target-target pekerjaan yang sesuai dengan time schedule dan item pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya, dengan demikian pekerjaan tidak mengalami keterlambatan.2. Pengendalian mutu

Mutu pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Hal-hal tersebut perlu dikendalikan agar tidak menyebabkan kegagalan dari suatu proyek. Kelalaian dan penyimpangan pelaksanaan akan menyebabkan diulanginya pekerjaan sehingga mengalami keterlambatan.

3. Pengendalian tenaga kerja

Pihak pelaksana mengharapkan agar seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam proyek ini mengerjakan tugas dan kewajiban yang sesuai dengan keahlian dan kemampuan mereka, sehingga keselamatan kerja bagi para pekerja dapat terjaga. Selain itu perlu ditunjang juga denga rasa kekeluargaan dan keharmonisan antar pekerja dan atasan.

4. Pengendalian waktu

Pihak pelaksana telah membuat jadwal kegiatan agar terget yang ingin dicapai dapat tepat waktu. Namun, dalam pelaksanaan dilapangan bisa saja terdapat hambatan dalam faktor cuaca dan kesiapan material yang dapat mengubah waktu yang telah direncanakan.5. Pengendalian Biaya

Biaya erat kaitannya dengan waktu dan volume. Dalam penyusunan rencana kerja perlu diperhatikan grafik hubungan antara waktu dan biaya, waktu yang terlalu lama akan memakan biaya yang besar pula, sebab pengeluaran untuk upah kerja akan membengkak dengan bertambahnya waktu kerja.6. Pengendalian Peralatan

Pengoperasian peralatan dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan proyek, oleh karena itu perlu penjagaan dan perawatan peralatan untuk mencegah peralatan dari kerusakan.

E. ManajemenSuatu manajemen proyek memiliki ciri-ciri umum diantaranya :

1. Tujuan, saran, harapan-harapan, dan strategi proyek yang jelas.

2. Diperlukan rencana kerja, jadwal dan anggaran belanja yang realistis.

3. Diperlukan kejelasan dan kesepakatan tentang peran dan tanggung jawab diatara semua satuan organisasi dan individu yang terlibat dalam proyek untuk berbagai strata jabatan.

4. Diperlukan mekanisme untuk memonitor, mengkordinasikan, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pada berbagi strata organisasi.

5. Diperlukan mekanisme sistem evaluasi yeng diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi manajemen.

6. Diperlukan pemahaman mengenai tata cara dan dasar-dasar peraturan birokrasi dan pengetahuan tentang tata cara mengatasi kendala birokrasi.

Ciri-ciri umum manajemen proyek merupakan elemen-elemen yang apabila disusun secara sistematis akan membentuk suatu kerangka sistem manajemen. Sebuah sistem pada dasarnya merupakan suatu set atau susunan alat-alat, barang-barang atau perangkat kerja yang saling berhubungan satu sama lainnya sehingga membentuk satu kesatuan yang kompleks.

Sistem manjemen dapat diartikan sebagai suatu set yang terdiri atas susunan terpadu dari konsep-konsep, dasar-dasar pengertian atau teknik-teknik penanganan yang berkaitan dengan manajemen.

Dalam pembangunan dan pengembangan Kampus Universitas Haluoleo khususnya pada gedung Fakultas Teknik memiliki siklus manajemen diman semua kegiatan proyek yang ada didalamnya merupakan suatu siklus mekanisme manajemen yang didasarkan atas tiga tahapan : perencanaan, pelaksanaa, dan pengawasan (evaluasi)

Siklus mekanisme manajemen itu merupakan proses yang berlangsung terus menerus selama kegiatan proyek berjalan. Sehingga pelaksanaan proyek berlangsung dalam satu tatanan hubungan kompleks yang selalu dinamis. Keberhasilan pelaksanaannya tergantung pada upaya dan tindakan yang terkordinasi dari berbagai satuan organisasi dan jabatan berbagai jenjang manajemen.

Gambar II.1. Siklus mekanisme manajemen proyek

Sumber : doc. Lap.KP RUSUNAWA, 2009.

perangkat manajemen

Dalam membentuk suatu sistem manajemen proyek yang lengkap dan kokoh maka untuk pelaksanaan pada masing-masing siklus mekanisme tersebut memerlukan alat-alat manajemen yang terdiri dari :

1. Analisis Masalah

Perencanaan proyek diawali dengan masalah-masalah pokok program pembangunan, menyususn strategi yang lebih luas dan memilih proyek-proyek yang akan dapat mencapai tujuan yang lebih luas.2. Kerangka Logis

Merupakan seperangkat pertanyaan yang menjelaskan secara logis tentang :

Mengapa suatu proyek harus dilakukan ?

Bagaiman protyek harus dilaksanakan ?

Faktor-faktor luar apa saja yang mengakibatkan ketidak pastian keberhasilan proyek? Bagaiman wujud proyek bila sudah selesai ?

Bagaiman menetapkan ukuran keberhasilan proyek yang sudah selesai ?

untuk proyek pemerintah, penyusunan kerangka logis bermanfaat membantu para pemimpin proyek dalam menyusun daftar usulan proyek, memonitor proyek yang berjalan dan mengevaluasi proyek yang sudah selesai.3. Analisis Anggaran Keuangan

Analisis Anggaran Keuangan Dibuat Berdasarkan Daftar Rencana Kegiatan Dan Pada Saat Perencanaan Proyek.4. Rincian Tanggung Jawab

Suatu organisasi memerlukan rincian tanggung jawab yang merupakan suatu perangkat sistem manajemen proyek yang berguna untuk :

Dapat membantu tercapainya kesepakatan mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing individu atau satuan organisasi yang terlibat dalam proyek.

Untuk menyederhanakan pelaksanaan koordinasi proyek dan sebagai sarana untuk media komunikasi antar masing-masing penanggung jawab.

Memperlihatkan hubungan tugas dan jabata secara jelas, sehingga membantu memastikan bahwa semua tugas dan seluruh personil yang diperlukan untuk pelaksanaannya telah tersusun5. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan proyek dibuat untuk menentukan waktu dan urutan kegiatan-kegiatan proyek dan dibuat berdasarkan daftar perencanaan kegiatan. Jadwal ini menunjukan kapan suatu pekerjaan dimulai dan diselesaikan.6. Sistem Monitoring Dan Pelaporan

Dalam rangka pengendalian dan pengwasan terhadap pelaksanaan proyek dibutuhkan suatu media atau alat yang mampu merangkum informasi-informasi yang secara aktif diketahui, diikuti, dan diamati selama pelaksanaan.

7. Sistem Evaluasi

Sistem evaluasi diterapkan bertujuan untuk penyempurnaan pelaksanaan proyek dan untuk dapat memeriksa kemajuan dan kemampuan proyek dalam mengatasi permasaalahan yang dihadpi setiap saat, serta perlu tidaknya melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam pelaksanaannya.8. Konsep Pendekatan Tim

Konsep pendekatan tim merupakan upaya membvangkitkan semagat persatuan dalam bekerja sama dan mendorong keikut sertaan mereka dalam pelaksanaan dan keberhasilan suatui proyek.

F. Hubungan Onwer, Perencana dan Pelaksana

Seorang project manager akan dibantu oleh tim perencana yang terdiri dari seorang arsitek, tenaga ahli sipil, tenaga ahli mekanikal elektrikal, juru gambar (drafter), dan tenaga ahli estimasi biaya, selain tim perencana adapula tim pelaksana yanmg bekerja langsung dilapangan. Tim pelaksana terdiri dari seorang site manger, administrasi, logistik, supervisor, site enginering, mandor, security. Jumlah supervisor, security, dan mandor tidak mutlak harus berjumlah satu orang atas proyek yang diawasinya tetapi dapat disesuaikan dengan kondisi yang terjadi dilapangan agar proyek tersebut dapat berjalan dengan maksimal dan tepat waktu. Timperencana dan pelaksana lapangan bertanggung jawab kepada projet manager atas apa yang terjadi selama proyek pekerjaan berlangsung.G.Pemberi Jasa Konstruksi

Pemberi jasa konstruksi pembangunan gedung negara terdiri atas :

1. Konsultan manajemen konstruksi

2. Konsultan pengawas

3. Konsultan perencana

4. Kontraktor

Adapun Ketentuan Sebagai Berikut :

1. Konsultan Manajemen Konstruksi a. Organisasi Dan Tata Laksana

1) Organisasi Konsultan Manjemen Konstruksi, disesuaikan dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan.

a). Penanggung jawab proyek

b). Penanggung jawab lapangan

c). Tenaga ahli penyusun dan pengendali program

d). Tenaga ahli estimasi biaya

e). Tenaga ahli arsitektur/ struktur/ Me

f). Pengawas lapangan

2) Konsultan manajemen konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi persyaratn yang telah ditetapkan untuk peleksanaan tugas kolsultansi dalam bidang manjemen konstruksi.

3) Konsultan manajemen konstruksi bertugas sejak tahap perencanaan sampai serah terima pekerjaan konstruksi fisik dan berfungsi melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan dan tahap konstruksi, baik ditingkat program maupun ditingkat operasional.

4) Dalam hal di daerah tempat pelaksanaan proyek tidak terdapat perusahaan yang memiliki persyaratan dan bersedia melakukan tugas konsultan manajemen konstruksi, maka dapat ditunjuk perusahaan yang memenuhi persyaratan dan bersedia dari daerah lain atau propinsi lain. Apabila tidak terdapat konsultan manajemen konstruksi seperti tersebut diatas, fungsi tersebut dilakukan oleh unsur teknis pekerjaan umum.a). Bangunan bertingkat diatas 4 lantai

b). Bangunan dengan luas lantai diatas 5.000 m2c). Bangunan khusus

d). Yang melibatkan lebih dari satu konsultan perencana maupun kontraktor.

e). Yang dilaksanakan secara bertahap, tidak dapat selesai dalam satu tahun anggaran

5). Pengadaan konsultan manajemen konstruksi harus berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam kepres RI No. 16 tahun 1994 dan petunjuk teknis pelaksanaanya.

6). Konsultan manajemen konstruksi tidak boleh merangkap sebagai konsultan perencana untuk pekerjaan yang bersangkutan.

7) Biaya konsultan manjemen konstruksi dibebankan pada biaya untuk komponen pada kegiatan manajemen konstruksi proyek yang bersangkutan.b. Kegiatan Manajemen Konstruksi

Kegiatan manajemen konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi didalam pembangunan bangunan gedung negara, dimulai dari tahap persiapan/ perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan konstruksi.

Kegiatan manajemen konstruksi terdiri atas :1) Tahap Persiapan

a). Membantu pengelola proyek meleksanakan pengadaan konsultan perencana, termaksut menyususn kerangka acuan kerja (KAK), memberi saran waktu dan strategi pengadaan, serta bantuan evaluasi proses pengadaan.

b). Membantu pengelola proyek menyiapkan kotrak perjanjian pekerjaan perencanaan.2) Tahap Perencanaan

a). Mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaanyang dibuat oleh konsultan perencana.

b). Memberikan konsultansi kegiatan perencanaan.

c). Mengendalikan program perencanaan.

d). Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap perencanaan.

e). Menyesuaikan laporan bulanan kegiatan konsultansi manajemen konstruksi terhadap perencanaan, merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.

f). Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan, menyususn program peleksanaan pelelangan bersama konsultan perencana, dan ikut memberi penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu kegiatan panitia pelelangan.

g). Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan.

h). Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi dan membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.3) Tahap Pelelangan

a). Membvantu pengelola proyek dalam mempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik.

b). Membantu panitia lelang dalam menyusun biaya/ anggaran proyek (onwers estimate) pekerjaan konstruksi fisik.

c). Membantu panitia lelang melakukan prakualifikasi calon peserta pelelangan.

d). Membantu panitia lelang dalam penyebarluasan pengumuman pelelangan, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik.

e). Membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan (anwijsing).

f). Membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran yang masuk.

g). Membantu menyiapkan draff surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik.

h). Menyusun laporan proyek tahap pelelangan.4) Tahap Pelaksanaan

a). Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh kontraktor.

b). Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik.

c). Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.

d). Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik.

e). Melakukan kegiatan pengawasan.

f). Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.2. Konsultan Perencana

a. Konsultan Perencana1) Konsultan perencana disesuaikan dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan, seperti :a). Penanggung jawab proyek

b). Tenaga ahli arsitektur

c). Tenaga ahli struktur

d). Tenaga ahli utilitas (m&e)

e). Tenaga ahli estimasi biaya

2) Konsultan perencana adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk melaksanakan tugas konsultansi dalam bidang jasa perencanaan teknis bangunan gedung beserta kelengkapannya.

3) Konsultan perencana berfungsi melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan, doumen lelang, dokumen untuk pelaksanaan konstruksi, memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, dan memberikan penjelasan terhadap persoalan perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi.

4) Konsultan perencana mulai bertugas sejak tahap perencanaan sampai dengan serah terima i pekerjaan oleh kontraktor.

5) Konsultan perencana didalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemimpin proyek.

6) Dalam hal di daerah tempat pelaksanaan proyek tidak terdapat perusahaan yang memenuhi persyaratan dan bersedia melakukan tugas konsultansi perencanaan, maka dapat ditunjuk konsultan perencana yang memenuhi persyaratan dan bersedia dari daerah lain atau propinsi lain. Apabila tidak terdapat konsultan perencana seperti tersebut diatas maka fungsi tersebut dilakukan oleh unsur teknis pekerjaan umum.

7) Pengadaan konsultan perencana harus berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam kepres ri no. 16 tahun 1994 dan petunjuk teknis pelaksanaannya. Untuk proyek tertentu dapat diadakan dengan pendekatan sayenbara perencanaan.

8) Untuk pekerjaan pembangunan denag luas bangunan diatas 12.000 m2 atau diatas 8 lantai. Konsultan perencana diwajibkan pada tahap pra- rencana menyelenggarakan paket kegiatan loka karya value engineering (ve) selama 40 jam secara in-house untuk mengembangkan konsep perencanaan, konsultan mk, dan pemberi jasa keahlian ve.

biaya penyelenggaraan loka karya, termaksut biaya kerjasama dengan pemberi jasa keahlian ve merupakan bagian dari biaya konsultan perencana.

9) Konsultan perencana tidak dapat merangkap sebagai konsultan manjemen konstruksi untuk pekerjaan yang bersangkutan.

10) Konsultan perencana dapat merangkap sebagai konsultan pengawas untuk pekerjaan dengan klasifikasi konsultan kelas c.b. Kegiatan Perencanaan

Pekerjaan perencanaan dapat meliputi perencanaan lingkungan, site/ tapak bangunan, dan perencanaan fisik banguanan geduing negara.

Kegiatan perencanaan tersebut terdiri atas :

1) Persipan perencanaan

2) Penyusunan pra-rencana

3) Menyelenggarakan paket kegiatan loka karya value engineering untuk pengembangan konsep perencanaan, bagi proyek-proyek yang mewajibkan kegiatan tersebut.4) Penyusunan pengembangan rencana

5) Penyusunan rencana detail

6) Persiapan pelelangan

7) Pelelangan, seperti membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan.

8) Pengawasan berskala, seperti memeriksa pelaksanaan pekerjaan kesesuaiannya dengan rencana secara berkala.

9) Penyusunan petunjuk penggunaan, pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termaksut petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.3. Konsultan Pengawas

a. Konsultan pengawas

1) Konsultan pengawas disesuaikan dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan, seperti :

a). Penanggung jawab proyek

b). Penanggung jawab lapangan

c). Pengawas pekerjaan arsitektur

d). Pengawas pekerjaan struktur

e). Pengawas pekerjaanutilitas (M&E)

2) Konsultan pengawas adalah perusahaan yang memiliki persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas-tugas konsultansi dalam bidang jasa pengawasan pekerjaan konstruksi.

3) Konsultan pengawas berfungsi melaksanakan pengawasan pada tahap konstruksi.

4) Konsultan pengawas mulai bertugas sejak ditetapkan berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan penyerahan kedua pekerjaan oleh kontraktor.

5) Konsultan pengawas didalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara konstruktualpada pemimipin proyek.

6) Dalam hal di daerah tempat pelaksanaan proyek tidak terdapat perusahaan yang memenuhi persyaratan dan bersedia melakukan tugas konsultasi pengawasan, maka dapat ditunjuk konsultan pengawas yang memenuhi persyaratan dan bersedia dari daerah lain atau propinsi lain. Apabila tidak terdapat konsultan perencana seperti tersebut di atas maka fungsi tersebut dilakukan oleh unsur teknis Pekerjaan Umum.

7) Konsultan Pengawas digunakan untuk seluruh jenis proyek pembangunan bangunan gedung Negara, kecuali untuk proyek-proyek yang harus menggunakan jasa konsultan Manajemen Konstruksi.

8) Pemilihan/penunjukkan konsultan Pengawas harus berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Keppres RI No. 16 tahun 1994 dan petunjuk teknis pelaksanaan.

9) Konsultan pengawas dapat dirangkap oleh konsultan perencana pekerjaan yang bersangkutan untuk pekerjaan dengan klasifikasi konsultan kelas C.

10) Biaya konsultan Pengawas dibedakan pada biaya untuk komponen kegiatan pengawasan proyek yang bersangkutan, ditetapkan dengan interpolasi linier terhadap biaya pemborongan hasil pelelangan pekerjaan yang bersangkutan dan maksimum sesuai dengan presentase biaya Pembangunan Bangunan Gedung Negarab. Kegiatan Pengawasan

Kegiatan pengawasan terdiri atas :

1). Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.

2). Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi ketetapan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.

3). Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume/realisasi fisik

4). Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

5). Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh pemborong.

6). Menyusun berita acarapersetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.

7). Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh kontraktor.

8) Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built Drawings) sebelum serah terima I.

9) Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I, mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan dan menyusun laporan akhir pekerjaan dan pengawasan.

10) Bersama konsultan Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.

11) Membantu pengelola proyek dalam menyusun Dokumen Pendaftaran

12) Membantu pengelola proyek mengurus sampai memdapatkan IPB (Izin Penggunaan Bangunan) dari Pemerintah Daerah Tingkat II setempat.4. Kontraktor

a. Kontraktor

1) Organisasi kontraktor, disesuaikan dengan lingkup kompleksitas pekerjaan, seperti :

a) Penanggung Jawab Lapangan

b) Tenaga Ahli Arsitektur/Struktur/M&E

c) Tenaga Ahli Estimasi Biaya

d) Tenaga ahli K3

e) Pelaksana Lapangan

2) Kontraktor adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas konstruksi fisik pembangunan gedung.

3) Kontraktor berfungsi melaksanakan pengelolaan proyek untuk melaksanakan konstruksi fisik pada tahap pelaksanaan.

4) Kontraktor mulai bertugas sejak waktu yang ditetapkan di dalam Surat Perintah Kerja (SPK) sampai dengan serah terima pekerjaan tersebut.

5) Kontraktor di dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemimpin proyek.

6) Pengadaan kontraktor harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Keppres RI No. 16 tahun 1994 dan petunjuk teknis pelaksanaannya.

7) Biaya kontraktor dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan konstruksi fisik proyek yang bersangkutan, yaitu sesuai dengan ketentuan dalam presentase Biaya Pembangunan Bangunan Gedung Negara.b. Kegiatan Konstruksi FisikKegiatan konstruksi fisik terdiri atas :

1) Melakukan pemeriksaan dan penelitian dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan konstruksi, baik dari segi kelengkapan maupun segi kebenarannya.

2) Menyusun program kerja, yang meliputi waktu pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan, jadwal penggunaan tenaga kerja dan jadwal penggunaan peralatan berat.

3) Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman pelaksanaan.

4) Menyusun gambar detail pekasanaan (shop drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya.

5) Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai dengan dokumen pelaksanaan.

6) Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik melalui rapat-rapat lapangan, laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan, laporan persoalan yang timbul/dihadapi, dan surat-menyurat.

7) Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built Drawings) yang selesai sebelum serah terima, telah disetujui oleh konsultan manajemen konstruksi/konsultan pengawas dan diketahui oleh konsultan perencana.

8) Melaksanakan perbaikan atas kerusakan yang terjadi pada tahap pemeliharaan.

9) Untuk pekerjaan yang berdasarkanan penetapan Pimpinan Proyek pada waktu pelelangan dan dan menggunakan metode VE, menyusun Value Engineering Change Proposal (VECP), dalam rangka pemberian alternatif, yang disertakan pada surat penawaran.

10) Di dalam penyusunan VECP, pemborong secara in-house, bagi yang memiliki tenaga ahli VE atau bekerja sama dengan pemberi jasa keahlian VE, dan metodologi yang digunakan harus mengikuti standar pelaksanaan studi VE yang lazim berlaku.

BAB III

KEGIATAN KERJA PRAKTEKA. Gambaran Umum Proyek

Pada pelaksanaan Kerja Praktek ini ditempatkan di Kampus Baru Universitas Haluoleo dengan proyek Pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhana (RUSUNAWA) Universitas Haluoleo, dimana pembangunan ini merupakan hal utama yang digunakan sebagai penunjang bagi mahasiswa Universitas Haluoleo khususnya.

Dalam pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhana Universitas Haluoleo memiliki siklus Manajemen dimana semua kegiatan proyek yang ada didalamnya merupakan suatu siklus mekanisme manajemen yang didasarkan atas tiga tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

Proyek Pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhana Universitas Haluoleo, dimana proyek ini dikerjakan oleh PT. JHS PRECAST CONCRETE INDONESIA, kantor Proyek ini berlokasi di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisiknya dilaksanakan secara teori 24 jam diatur dengan sistem shift sesuai dengan kebutuhan dilapangan yang dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00 WITA (pukul 12.00 sampai dengan 13.00 istirahat) dengan jumlah pekerja khusus.

B. Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan (Time Schedule)

Proses pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh mahasiswa Kerja Praktek Lapangan (KPL) ini dimulai sejak tanggal 06 April 2009 sampai dengan tanggal 06 mei 2009 dibawah naungan dan bimbingan pihak PT. JHS PRECAST CONRETE INDONESIA sebagai pelaksana pada proyek pembangunan dilingkup Universitas Haluoleo.

Pelaksanaan kegitan pengawasan dilakukan setiap hari kerja dengan jam-jam kerja sebagai berikut :

Hari senin sampai dengan Sabtu : Jam Kerja: 07.00 12.00 WITA dan 13.00 17.00 WITA, Selama kurun waktu 1 bulan.Dengan demikian, dapat diketahui rekapitulasi dan persentase kegiatan sebagai berikut :

1) total Hari kerja praktek yang digunakan yaitu selama 30 hari

2) Efektifitas kegiatan pengawasan dilapangan yaitu selama 25 hari kerja praktek atau dengan persentase sebesar 86.67 % dari total hari kerja yang digunakan.

3) Pengenalan dan Hari terakhir hari Kerja Praktek (KP) dengan pihak PT.JHS Precast Concrete Indonesia selaku perusahaan pembimbing masing-masing selama 1 hari kerja praktek atau dengan persentase sebesar 1,66 % dengan total persentase keduanya 3,32 % dari total hari kerja yang digunakan.

4) Hari libur Kerja (Hari Minggu) selama 4 hari dengan persentase 13.33 % dari total hari kerja praktek.

C. Pekerjaan dan Kegiatan di Lapangan

Pelaksanaan kegiatan di lapangan dilakukan kegiatan pengawasan untuk setiap pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung pada pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhana Universitas Haluoleo, dimana kegiatan ini berlangsung selama 1 bulan (06 April 2009 sampai dengan 06 mei 2009). Pada kegiatan ini mencoba untuk mengkaji dan membandingkan kemajuan yang dicapai atau kesesuaian pelaksanaan pekerjaan berdasarkan gambar, time schedule, yang telah direncanakan sebelumnya.

Secara umum pelaksanaan Proyek Pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhana Universitas Haluoleo dilaksanakan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun dengan memperhatikan mutu yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan. Dalam pelaksanaan Pemabangunan terbagi atas 4 pekerjaan, yakni :

1) Pekerjaan Struktur

2) Pekerjaan Arsitektur

3) Pekerjaan Mekanika Elektrikal

4) Infrastruktur1. Teknis Pelaksanaan

a. Pekerjaan Pemasangan Bekisting Balok

Pekerjaan pemasangan bekisting ini merupakan pekerjaan yang sejalan dengan pekerjaan pembesian. Pekerjaan ini dilakukan oleh tukang kayu. Pekerjaan ini meliputi pemasangan cetakan kemudian di gabung pemasangan besi yang di sudah di rakit sebagai tulangan sebelum di lakukan pengecoran. Cetakan tersebut berupa tripleks yang khusus di buat cetakan balok yang dibentuk dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran balok ring maupun kolom utama.

Gambar III. 1. Pekerjaan Pemasangan Bekisting Balok dari Balok Kolom,Balok Ring dan TanggaSumber : Dok. Lap. KP. RUSUNAWA, 2009b. Pekerjaan Pembesian

Pekerjaan pembesian ring beam dan kolom utama ini merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh tukang besi, besi yang telah dirangkai nantinya digunakan sebagai tulangan pada pengecoran, jenis besi yang digunakan memiliki ukuran yang cukup bervariasi, diantaranya 10, 13, 16, 19, 20, 22, 25. Dengan ketentuan besi untuk besi 10 menggunakan besi biasa/polos (), sedangkan untuk besi > 10 menggunakan besi ulir (D).Gambar III. 2. Pekerjaan Pembesian Pada Sir wall/Dinding sebelah BaratSumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.

c. Pekerjaan Pengecoran Balok Kolom

Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan yang di lakukan oleh tukang penyedia jasa pengecoran yang dibantu oleh para tukang kayu untuk mengawasi pada saat pengecoran. sebelum pekerjaan pengecoran ini, terlebih dahulu dilakukan pemasangan cetakan dan pemasangan tulangan bssi yang sudah di rangkai sebelum di lakukan pengecoran. Cetakan pengecoran tersebut berupa tripleks khusus yang di olesi oli yang dibentuk dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran yang sudah di tentukan. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan alat berat berupa Molen Besar.

Gambar III. 3. Pekerjaan Pengecoran Balok yang di lakukan dengan MolenSumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.

d. Pekerjaan Pemasangan Balok

Pekerjaan pemasangan balok di lakukan oleh para pekerja yang sudah berpengalaman, pemasangan balok di lakukan dengan menggunakan alat berat, pertama-tama balok yang akan di pasang di ambil dari penampungan balok, kemudian di angkat dengan menggunakan alat berat dan kemudian di pasang di tempat yang akan di tempatkan.

Gambar III. 4. Pekerjaan Pemasangan Balok yang di lakukan dengan Alat Berat

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.e. Pekerjaan Pemasangan Lantai

Sistem pemasangan lantai sama dengan sistem pemasangan balok,pemasangan lantai di lakukan lebih hati-hati di banding pemasangan balok, karena dimensi lantai lebih tipis di banding dengan balok.

Gambar III. 5. Pembuatan Lantai dan Lantai yang siap di pasang

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.f. Pekerjaan Pemasangan Batu Bata

Pekerjaan pemasangan batu batadi lakukan oleh tukang batu, Pekerjaan dinding bata 1 : 4 dibuat dengan memberikan campuran 1 pc : 4 ps terhadap susunan batu bata dan pemberian besi angker dari kolom, untuk menambah daya ikat terhadap struktur. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan bata ini adalah susunan bata itu sendiri, kelurusan pemasangan baik secara vertikal maupun horizontal,daya rekat antara bata yang satu dengan yang lainnya dan sebagainya.

Gambar III. 6. Pekerjaan pemasangan batu bata

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.g. Pekerjaan Kolom Praktis dan Balok Latei

1) Pekerjaan kolom praktis dilakukan pada bagian-bagian yang membutuhkan kolom praktis seperti pada penyambungan antar dinding atau bentangan dinding yang telah lebih 4 meter. Dimensi kolom praktis ini adalah 15 cm x 15 cm dengan campuran semen, pasir dan suplit.

Gambar III. 7. Pekerjaan Pengecoran Kolom PraktisSumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.2) Pekerjaan Balok latei dilakukan pada bagian-bagian dinding yang bentangannya apabila dilihat secara vertical telah lebih 3 meter atau diletakan diatas kusen. Dimensi balok latei ini 10 cm x 15 cm dengan campuaran semen, pasir dan suplit.

Gambar III. 8. Pekerjaan pengecoran balok latei

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.2 Jenis Jenis Peralatan yang Digunakan :a) Sendok semen

Gambar III. 9. Sendok Semen

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009b) Setrika Semen

Gambar III. 10. Setrika Semen

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009c) Sekop

Gambar III. 11. Sekop

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.d) Cangkul/pacul

Gambar III. 12. Cangkul/ pacul

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.

e) Gerobak/arco

Gambar III. 13. Gerobak/ arco

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009f) Palu

Gambar III. 14. Palu

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.g) Tali Tambang

Gambar III. 15. Tali Tambang

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.h) Reservoir Air

Gambar III. 16. Reservoir

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.i) Molen

Gambar III. 17. Molen

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.j) Ember

Gambar III. 18. Ember

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.k) Gergaji

Gambar III. 19. Gergaji

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.l) Tangga

Gambar III. 20. Tangga

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.

m) Las

]

Gambar III. 21. Las listrik dengan Las GasSumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009n) Skafolding

Gambar III. 22. Skafolding

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.o) Selang

Gambar III. 23. Selang

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.p) Gergaji Besi / gurinda

Gambar III. 24. Gergaji listrik / GurindaSumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.q) Meter

Gambar III. 25. Meter

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 20093 JenisJenis Bahan yang Digunakan

a. Air

Air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan semen untuk membasahi agregat dan sebagai pelumas campuran agar mudah pengerjaannya. Pada umumnya air minum dapat di pakai untuk campuran beton. Air yang mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya atau bahan lain yang bila di pakai untuk campuran beton akan sangat menurunkan kekuatan dan dapat mengubah sifat-sifat semen.b. Agregat

Pada beton biasanya terdapat sekitar 60% sampai 80% volume agregat. Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai celah yang ada di antaranya agregat berkekuatan besar. Dua jenis agregat adalah sebagai berikut :

1. Agregat Kasar

Disebut agregat kasar apabila ukuranny melebihi 1/4 in (6mm). sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca, dan efek-efek perusak lainnya. Agregat kasar ini harus bersih dari bahan-bahan organic, dan harus mempunyai ikatan yang baik dengan gel semen.a. Batu pecah alami : Bahan ini di dapat dari cadas atau batu alami yang di gali serta dari dalam sungai

b. Agregat kasar buatan : Terutama berupa slage atau shale yang biasa di pergunakan untuk beton berbobot ringan

Gambar III. 26. Split

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.

2. Agregat Halus

Agregat halus merupakan pengisi yang berupa pasir. Ukurannya berfariasi antara ukuran no. 4 dan no. 100 saringan standar Amerika. Agregat halus yang baik harus bebas dari bahan organik, lempung, partikel yang kecil dari saringan no. 100, atau bahan lain yang dapat merusak campuran beton. Fariasi ukuran dalam suatu campuran harus mempunyai gradasi yang baik, yang sesuai dengan standar analisis saringan dari ASTM (American Society of Testing and Materials). Untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi pecah di gunakan sebagai agregat halus.

Gambar III. 27. Pasir

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.

c. SemenGambar III. 28. Semen

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.d. Batu Bata

Gambar III. 29. Batu Bata

Sumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.e. Besi

Gambar III. 30. Besi Ulir dan Besi yang sudah di RakitSumber : Dok. Lap. KP RUSUNAWA, 2009.BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktu manajemen dalam mengendalikan seluruh unsur pekerjaan proyek maka diperlukan satu konsep pengawasan yang efektif.

Jasa pengawas yang digunakan untuk melakukan penilaian atas laporan-laporan yang disampaikan oleh penyedia jasa konstruksi dan melakukan pengawasan dan pemerikasaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang sedang atau yang telah dilaksanakan pada proyek konstruksi

Dalam pengawasan terhadap pelaksanaan proyek di butuhkan suatu media atau alat yang mampu merangkum informasi-informasi yang secara aktif di ketahui, diikuti dan di amati selama pengawasan. Pemantauan yang di lakukan selama pelaksanaan proyek bertujuan untuk mengetahuin prestasi dan kemajuan yang telah di capai.

Suatu proyek dapat memenuhi aturan-aturan secara menyeluruh dengan konsisten terhadap aturan-aturan yang telah di tetapkan di antaranya dalam proses pelaksanaannya tetap mengacu pada gambar kerja atau bestek sehingga jika terjadi penyimpangan atau ketidak sesuaian antara pelaksanaan di lapangan dengan gambar kerja atau aturan-aturan lain maka pihak pengawas langsung memberikan teguran kepada pekerja untuk segera memperbaikinya. Selain itu, apabila ada pasokan bahan bangunan yang tidak sesuai dengan permintaan, maka pihak pengawas langsung memerintahkan untuk mengganti dengan bahan yang sesuai dengan yang di inginkan.B. Saran

1 Dalam pelaksanaan proyek agar tetap berpedoman pada spesifikasi teknik pelaksanaan di lapangan yang telah di tentukan dan di harapkan pula adanya koordinasi dari pihak-pihak yang terkait dalam proyek pekerjaan.

2 Dalam pelaksanaan pekerjaan harus di upayakan sesuai dengan time schedule yang telah di susun agar sesuai dengan batas waktu yang di tentukan. Hal ini mencegah agar tidak ada pihak satupun yang di rugikan.

3 Pengawasan dan ketelitian terhadap setiap pekerjaan harus selalu terjaga. Pengawasan dan ketelitian di lakukan bukan saja oleh supervisor tetapi para mandor dan lebih pentingnya para tukang agar tidak tejadi proses pengulangan atau pembongkaran yang dapat memperlambat waktu pelaksanaan.

Perencanaan proyek

Pelaksanaan

Evaluasi

Sasaran Proyek Tercapai dan Berita Acara Penyerahan

1

2044