BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia Kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dengan bahasa, kita khususnya orang Indonesia akan menggunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Bahasa adalah suatu alat untuk berkomunikasi atau berinteraksi dalam menyampaikan suatu gagasan, pikiran, atau perasaan yang digunakan oleh manusia. Menurut Iskandarwassid ( 2009 ) Bahasa menjadikan kita mempunyai peluang dalam berbagai keperluan. Bahasa membuat kita dapat mengenal dunia. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi baik terhadap sesama warga masyarakat. Dengan bahasa kita dapat mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai sosial kepada tingkat lebih tinggi dari apa yang dicapai oleh masyarakat umum. Sedangkan menurut Novi Resmini ( 2010 ) Pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis serta pembelajaran yang dimaksudkan yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi karya sastra. Pembelajaran bahasa ini mencakup aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran bahasa, selain untuk meningkatkan 7 Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
46
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di …repository.ump.ac.id/6723/3/BAB II.pdf · keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dengan bahasa, kita
khususnya orang Indonesia akan menggunakan bahasa nasional yaitu
bahasa Indonesia. Bahasa adalah suatu alat untuk berkomunikasi atau
berinteraksi dalam menyampaikan suatu gagasan, pikiran, atau perasaan
yang digunakan oleh manusia.
Menurut Iskandarwassid ( 2009 ) Bahasa menjadikan kita
mempunyai peluang dalam berbagai keperluan. Bahasa membuat kita
dapat mengenal dunia. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi baik
terhadap sesama warga masyarakat. Dengan bahasa kita dapat
mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai sosial kepada tingkat lebih
tinggi dari apa yang dicapai oleh masyarakat umum.
Sedangkan menurut Novi Resmini ( 2010 ) Pembelajaran bahasa
Indonesia untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis serta
pembelajaran yang dimaksudkan yaitu untuk meningkatkan kemampuan
siswa mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa ini mencakup aspek menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Pembelajaran bahasa, selain untuk meningkatkan
7
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
23
keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir
dan bernalar dan dapat juga untuk memperluas wawasan.
Jadi dapat disimpulkan pada hakikatnya bahasa adalah salah satu
alat komunikasi manusia. Bahasa juga terdiri atas kumpulan kata atau
kalimat yang masing-masing mempunyai makna untuk mengungkapkan
pikiran atau perasaan seseorang. Oleh karena itu kita harus memilih kata
yang tepat dan menyusun kata tersebut sesuai dengan aturan tata bahasa
yang ada agar makna yang terkandung setiap kalimat dapat tersampaikan
dengan baik dan jelas. Dan melalui bahasa manusia dapat saling
berkomunikasi, berhubungan, bernalar, berbagi pengalaman, saling belajar
dam saling meningkatkan kemampuan intelektual.
2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa adalah kegiatan yang dilakukan antara guru
dan siswa untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan dan fungsi pengajaran
bahasa Indonesia menurut Novi Resmini ( 2008 ) yaitu untuk sarana
pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, sarana peningkatan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia daam rangka
pelestarian dan pengembangan budaya, sarana peningkatan pengetahuan
dan pengembangan ilmu pengetahuan tekonologi dan seni, sarana
penyebarluasan pemakaian bahasa dan sarana pengembangan kemampuan
intelektual.
Adapun menurut Heru Kurniawan ( 2009 ) pembelajaran bahasa
Indonesia di bangku sekolah diharapkan bisa membantu para siswa
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
24
mengenal dirinya sendiri, budayanya, belajar untuk menyampaikan
gagasan, serta mampu menggunakan kemampuan imajinasi dan analitif
yang terdapat pada masing-masing siswa.
Dengan pemerolehan dan pembelajaran kita akan bisa mencapai
tujuan berbahasa dengan baik. Mewujudkan serta mengindonesiakan anak-
anak Indonesia melalui berbahasa Indonesia. Untuk para siswa ditujukan
agar para siswa mampu menghayati bahasa dan juga sastra Indonesia serta
mempunyai kemampuan yang baik dan benar dalam berbahasa. Adapula
untuk guru itu sendiri yaitu untuk mengembangkan potensi para siswa
dalam berbahasa Indonesia, serta agar lebih mandiri dalam menyiapkan
dan menentukan bahan ajar sesuai dengan kemampuan siswa dan kondisi
lingkungan.
B. Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar
1. Hakikat Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar
Di sekolah dasar, pembelajaran sastra bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasikan karya sastra.
Pembelajaran sastra mewujudkan dirinya dengan bahasa, dan bahasa
dalam perkembangannya juga ditentukan oleh sastra.
Heru Kurniawan ( 2009 ) berpendapat bahwa pembelajaran sastra
merupakan suatu cabang seni, adanya hasil cipta dan ekspresi manusia
yang indah serta mengartikan pembelajaran sastra sebagai karya
imajinatif yang bermediakan bahasa dan mempunyai nilai estetika
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
25
dominan dan bahasa menjadi ciri khas dari media penyampaiannya, yang
membuat karya sastra berbeda dengan karya-karya yang lainnya.
Menurut Depdiknas ( dalam Novi Resmini, 2008 ) Kegiatan
mengapresiasikan sastra berkaitan dengan latihan mempertajam perasaan,
penalaran, daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya
lingkungan hidup. Pengembangan kemampuan bersastra di sekolah dasar
dilakukan dengan berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran sastra di
sekolah dasar harus memberi pengalaman pada siswa yaitu, pencarian
kesenangan pada buku, menginterpretasi bacaan sastra, mengembangkan
kesadaran bersastra, dan mengembangkan apresiasi.
Sedangkan menurut Burhan Nurgiyantoro ( 2005 ) Pembelajaran
sastra itu dapat memberikan kesenangan dan pemahaman tentang
kehidupan, apalagi adanya sastra anak. Sastra berbicara tentang hidup
dan kehidupan, tentang berbagai persoalan hidup manusia, tentang
kehidupan di sekitar manusia, tentang kehidupan pada umumnya, yang
semuanya diungkapkan dengan cara dan bahasa yang khas. Jadi
pengungkapan bahasa selain sastra,yaitu cara-cara pengungkapan yang
telah menjadi biasa, lazim, atau yang itu-itu aja karena bahasa sastra
lebih bernuansa keindahan daripada kepraktisan.
Dengan kesenangan dan pemahaman anak akan suka membaca
sastra. Menurut Lukens ( dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005 ) sastra
menampilkan cerita yang menarik, mengajak pembaca untuk
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
26
memanjakan fantasi, membawa pembaca ke suatu alur kehidupan yang
penuh daya suspense, daya yang menarik hati pembaca untuk ingin tahu
dan merasa terikat karenanya.
Dengan demikian untuk mencapai hal tersebut di atas, siswa di
sekolah dasar harus dituntut untuk wajib membaca buku-buku sastra
seperti puisi anak, buku cerita anak, drama anak, dan cerita rakyat. Pada
saat pembelajaran siswa diberi kesempatan memahami, menikmati, dan
mengerti apa yang telah mereka baca.
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SD
Sastra diperlukan untuk menunjang terwujudnya apresiasi dan
pembelajaran bahasa secara umum.
Menurut Novi Resmini ( 2008:93 ) adapaun tujuan pembelajaran bahasa
dan sastra antara lain :
a. Menumbuhkan ketenangan terhadap buku
Tujuan utama pembelajaran sastra di SD adalah memberi
kesempatan kepada anak untuk memperoleh pengalaman dari
bacaan, serta masuk dan terlibat di dalam suatu buku. Pembelajaran
sastra ini harus dapat membuat anak merasa senang membaca, gemar
mencari bacaan dan membolak-balik buku.
Untuk membuat siswa senang atau tertarik kepada buku
menurut Huck ( dalam Novi Resmini, 2008 ) ialah memberi siswa
lingkungan yang kaya dengan buku-buku yang baik. Memberikan
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
27
waktu untuk membaca secara teratur, membicarakan buku-buku,
menceritakan buku dan berbagai macam kegiatan lainnya.
Jadi langkah awal membuat anak senang terhadap buku yang
pertama adalah menemukan kesenangan pada buku. Kita harus suka
terlebih dahulu agar nantinya kita nyaman dan merasa butuh kepada
buku tersebut.
b. Menginterpretasikan Literatur
Untuk menciptakan ketertarikan kepada buku, siswa perlu
membaca banyak buku. Siswa pun perlu memiliki kesempatan
untuk mendapatkan pengalaman yang mendalam dengan buku-buku.
Menurut Novi Resmini ( 2008 ) membantu siswa dalam
menginterpretasikan bacaan itu dengan cara mengidentifikasi pelaku
yang ada pada cerita. Hal ini dilakukan dengan mendramatisasikan
adegan pelaku yang ada apada cerita.
Jadi selain siswa membaca, siswa dalam hal ini juga perlu
menghayati sepenuhnya agar apa yang mereka baca dapat dimengerti
tidak hanya sekedar membaca-baca saja.
c. Mengembangkan kesadaran bersastra
Di Sekolah dasar anak-anak harus diajak mulai
mengembangkan kesadaran pada sastra. Menurut Novi Resmini
( 2008 ) selama siswa berada di sekolah dasar mereka
mngembangkan pemahaman mengenal bentuk sastra yang bersala
dari berbagai aliran sedikit demi sedikit. Mereka sudah banyak tahu
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
28
tentang buku-buku, puisi, atau dongeng-dongeng yang sering mereka
baca. Hal ini menjadi langkah yang baik dalam mengembangkan
pemahaman tentang bentuk-bentuk sastra. Demikian juga
pengetahuan siswa mengenai runtutnya cerita seperi alur, karakter,
tema, dan sudut pandang.
Jadi yang terpenting dalam hal ini yaitu bagaimana siswa
mampu memberikan tanggapan atau mencerna isi yang terkandung
dalam sebuah cerita.
d. Mengembangkan apresiasi
Mengembangkan kesukaan membaca menjadi sasaran
pengajaran sastra di sekolah dasar. James Britton ( dalam Novi
Resmini, 2008 ) menyatakan bahwa dalam pengajaran bahasa dan
sastra, “ siswa hendaknya membaca lebih banyak buku dengan rasa
puas dan dia hendaknya membaca buku-buku dengan kepuasan yang
samakin tinggi”. Diawali dari menyenangi karya sastra yang
dibacanya itu, siswa akan meningkat ke tahap berikutnya. Setelah
merasa senang dengan bacaan baru kemudian siswa didorong untuk
menginterpretasikan makna cerita atau puisi.
Jadi dalam hal ini siswa perlu untuk banyak membaca buku,
mungkin awalnya dari buku yang mereka sukai terlebih dahulu
kemudian membaca buku-buku yang lain dengan rasa puas yang
mereka dapat, mereka akan merasa senang, apabila mereka senang
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
29
membaca , mereka akan lebih menghayati cerita yang mereka baca
sehingga memudahkan mereka menginterpretasikan makna cerita.
C. Sastra Anak
1. Hakikat sastra anak
Sastra anak kini semakin menarik perhatian orang dan telah masuk
ke dalam kehidupan anak-anak. Sastra anak menjadi hal yang memang
diketahui oleh anak-anak dan memang pada hakikatnya semua orang
senang dan butuh cerita.
Lewat cerita anak, bahkan kita yang dewasa, dapat memperoleh,
mempelajari, dan menyikapi berbagai persoalan hidup dan kehidupan,
manusia dan kemanusiaan ( Burhan Nurgiyantoro:2005 ).
Stewig ( dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005 ) menyatakan salah
satu alasan mengapa anak diberi buku bacaan sastra adalah agar mereka
memperoleh kesenangan. Sastra mampu memberikan kesenangan dan
kenikmatan. Selain itu bacaan sastra juga mampu menstimulasi imajinasi
anak, mampu membawa pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain.
Jadi sastra anak itu perlu dan memang menjadi suatu hal yang
dapatmemotivasi anak untuk mengenal kehidupan, mereka dapat
menikmati dan menggambarkan suatu dunia dengan daya imajinasinya
yang tinggi.
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
30
2. Pengertian Sastra Anak
Sastra anak menjadi suatu hal yang penting terhadap perkembangan
anak.
Menurut Heru Kurniawan ( 2009 ) Sastra anak mencakup beberapa
aspek yaitu bahasa yang digunakan itu adalah bahasa yang mudah
dipahami oleh anak, bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan
pemahaman anak, kemudian adanya pesan yang disampaikan berupa nilai-
nilai, moral dan pendidikan yang disesuaikan pada tingkat perkembangan
dan pemahaman anak. jadi sastra anak merupakan sastra yang dari segi isi
dan bahasanya sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan
emosional anak.
Heru Kurniawan ( 2009 ) menyatakan sastra anak bukan berarti satra
yang harus ditulis oleh anak dan untuk anak saja karena anak masih
mempunyai tingkat keterbatasan kreativitas sehingga sastra anak terbuka
untuk ditulis orang dewasa , tetapi karya yang dihasilkan, untuk bisa
disebut sastra anak, secara bahasa dan isi harus sesuai dengan tingkat
pemahaman anak terhadap kehidupan. Selanjutnya dalam aspek membaca
, sastra anak boleh, bahkan mengharuskan untuk dibaca orang dewasa,
karena hal ini dapat membuat mereka orang dewasa lebih memahami
dunia anak dan bisa menyampaikan isi karya itu sbagai bahan dongeng
dan pengajaran. Artinya siapa saja boleh menulis dan membaca karya
sastra anak, sehingga semakin banyak masyarakat berpartisipasi dalam
mencipta dan membaca karya sastra anak, maka pemahaman masyarakat
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
31
terhadap anak semakin baik. Jadi sastra dapat dijadikan sebagai salah satu
media untuk mendidik dan mencerdaskan anak karena anak dan cerita
seperti menjadi dunia yang tidak terpisahkan dan sastra juga selalu
menyampaikan nilai atau makna kepada pembaca.
Dalam perkembangannya anak selalu menyukai cerita ( karya
sastra )karena dengan cerita anak bisa mengembangkan kemampuan
imajinasi, intelektual, emosional, dan belajar mengidentifikasi dirinya.
Menurut Sugihastuti ( 2002 ) Cerita anak atau sastra anak, dalam hal
ini wujud sastra pertamanya dilihat dari bahannya, yaitu bahasa. Adanya
pemakaian bahasa pada kegiatan bersastra memperlihatkan sifat yang
spesial. Adanya karya seni yaitu karya dalam proses produksi dan
konsumsinya menuntut adanya keindahan.
Sedangkan menurut Burhan Nurgiyantoro ( 2005 ) Sastra anak
adalah buku yang disediakan untuk dibaca anak dan dapat berkisah apa
saja, tentang apa saja, bahkan yang menurut ukuran orang dewasa tidak
masuk akal. Misalnya tentang binatang yang dapat berbicara, bertingkah
laku, berpikir dan berperasaan layaknya manusia. Isi sastra anak juga tidak
harus yang baik-baik saja.
Jadi menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan sastra
anak yaitu sebuah cerita anak yang tidak hanya dibuat oleh anak-anak saja
melainkan juga orang dewasa, siapa saja boleh menulis dan membaca
karya sastra anak, bahkan cerita yang diangkat pun tidak selalu berkisah
tentang cerita yang baik-baik saja tetapi juga cerita yang jelek seperti
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
32
misalnya saja kucing pemalas, suka mencontek. Cerita anak dalam hal ini
dapat berkisah tentang apa saja yang menyangkut masalah kehidupan ini
sehingga mampu memberikan informasi dan pemahaman yang menarik
dan lebih baik tentang kehidupan itu sendiri. Bahkan ceita anak tidak
selalu berakhir menyenangkan, tetapi dapat juga berakhir dengan
menyedihkan atau pun yang lain.
3. Manfaat Sastra Anak
Sastra anak diyakini mempunyai manfaat atau kontribusi yang
besar bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju ke
kedewasaan. Menurut Sugihastuti ( 2002 ) sastra anak bermanfaat sebagai
alat komunikasi dalam ranah komunitasnya. Adanya pertalian antara dua
individu yaitu pengarangnya, penerima dan pembacanya.
Sedangkan menurut Burhan Nurgiyantoro ( 2005 ) menyatakan
bahwa sastra diyakini mampu dipergunakan sebagai salah satu sarana
untuk menanam, memupuk, mengembangkan, dan bahkan melestarikan
nilai-nilai yang diyakini baik dan berharga oleh keluarga, masyarakat, dan
bangsa.
Burhan Nurgiyantoro ( 2005 ) juga mengemukakan sejumlah
manfaat sastra anak bagi anak yang sedang dalam taraf pertumbuhan dan
perkembangan yang dikelompokkan ke dalam niai personal dan nilai
pendidikan.
1. Nilai Personal
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
33
a. Perkembangan Emosional
Ketika anak diberi bacaan atau karya sastra lainnya anak tampak
menikmati dan larut dalam kegembiraan. Hal ini dapat dipahami
dapat merangsang kegembiraan anak, merangsang emosi anak
untuk bergembira, bahkan ketika anak masih berstatus bayi.
Setelah anak dapat memahami cerita, baik lewat pendengaran,
misalnya doceritai atau dibacakan, maupun lewat kegiatan
membaca sendiri, anak akn memperoleh demonstrasi kehidupan
sebagaimana diperagakan oleh para tokoh cerita ( Burhan
Nurgiyantoro, 2005:37 ).
Dengan demikian, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan membaca buku-buku cerita itu anak akan belajar bersikap
dan bertingkah laku secara benar. Lewat bacaan cerita itu anak
akan belajar bagaimana mengelola emosinya agar tidak merugikan
diri sendiri dan orang lain.
b. Perkembangan Intelektual
Burhan Nurgiyantoro ( 2005 : 38 ) menyatakan lewat cerita anak
tidak hanya memperoleh “kehebatan” kisah yang menyenangkan
dan memuaskan hatinya. Cerita menampilkan urutan kejadian
yang mengandung logika pengurutan dan logika pengaluran.
Untuk daat memahami cerita itu, anak harus mengikuti hubungan
tersebut. Lewat bacaan yang dihadapinya itu aspek intelektual
anak ikut aktif, ikut berperan, dalam rangka pemahaman dan
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
34
pengkritisan cerita yang bersangkutan. Dengan kata lain, dalam
kegiatan membaca cerita itu, aspek intelektual anak juga ikut
terkembangkan.
Jadi dalam membaca cerita, baik itu secara langsung maupun tidak
langsung anak akan mempelajari setiap apa yang ada dalam cerita
baik itu tindakan tokoh, alur cerita dan lainnya.
c. Perkembangan Imajinasi
Sastra lebih berurusan dengan imajinasi, sesuatu yang abstrak
yang berada dalam jiwa. Menurut Burhan Nurgiyantoro
( 2005:39 ) dengan membaca bacaan cerita sastra imajinasi anak
dibawa berpetualang ke berbagai penjuru dunia melewati batas
waktu dan tempat, tetapi tetap berada di tempat, dibawa untuk
mengikuti kisah cerita yang dapat menarik seluruh kedirian anak.
Lewat cerita anak itu anak akan memperoleh pengalaman yang
luar biasa yang setengahnya mustahil diperoleh dengan cara-cara
selain membaca sastra.
Dengan demikian, Imajinasi anak akan ikut berkembang sejalan
dengan cerita yang sedang dinikmatinya, mereka akan larut
dengan cerita dan dengan kemampuan imajinasinya nantinya dapat
mengembangkan dan memancing kreativitas, tapi bukan berarti
hanya mengkhayal saja tapi lebih pada bagaimana anak diasah
pemikiran yang kreatif. Jadi menanamkan anak untuk membaca
sastra sejak dini amat penting.
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
35
d. Pertumbuhan rasa sosial
Bacaan pasti menghadirkan suatu cerita atau alur dalam cerita
tersebut, bagaimana tokoh-tokoh itu saling berinteraksi dengan
tokoh yang lain untuk saling bekerja sama, saling membantu,
bermain bersama, dan lain-lain yang berkisah dalam kehidupan
individu maupun masyarakat.
Menurut Burhan Nurgiyantoro ( 2005) dalam kehidupan, anak
akan menyadari bahwa ada orang lain di luar dirinya, dan bahwa
orang akan saling membutuhkan. Kesadaran bahwa orang hidup
mesti dalam kebersamaan, rasa tertarik masuk dalam kelompok
sudah mulai terbentuk. Kesadaran inilah yang kemudian dapat
ditumbuhkembangkan dalam diri anak lewat bacaan sastra lewat
perilaku tokoh yang ada dalam cerita.
Jadi dengan anak memahami perilaku tokoh dalam cerita yang
mereka baca akan menumbuhkan sikap sosial pada mereka,
dengan begitu mereka akan meniru sikap dari tokoh yang telah
mereka baca.
e. Pertumbuhan rasa etis dan religius
Burhan Nurgiyantoro ( 2005 ) berpendapat bahwa dalam suatu
cerita adanya maksud untuk menunjang perkembangan perasaan
dan sikap etis serta reigius. Bahkan dalam cerita anak, mengingat
masih terbatasnya jangkauan berpikir dan bernalar, penyampaian
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
36
nilai-nilai pembentukan kepribadian tersebut terlihat langsung
dalam tingkah laku tokoh.
Jadi penanaman nilai sosial, moral, etika dan religius dapat
diperoleh lewat sikap dan perilaku hidup keseharian anak, serta
lewat bacaan cerita sastra yang juga menampilkan sikap dan
perilaku tokoh. Dengan demikian anak akan mengidentifikasi diri
dengan tokoh-tokoh yang baik agar nantinya tumbuh sikap dan
tokoh dari perilaku yang baik itu.
2. Nilai Pendidikan
a. Eksplorasi dan penemuan
Lewat kekuata imajinatif anak dibawa masuk ke sebuah
pengalaman yang jug imajinatif, pengalaman batin yang tidak
harus dialami secara faktual, yang sekaligus juga berfungsi
meningkatkan daya imajinatif. Dalam hal ini anak akan dibawa
untuk mampu melakukan penemuan-penemuan yang ada dalam
cerita atau membuat anak seperti detektif menebak-nebak,
menemukan jalan keluar dari suatu cerita. Berpikir secara logis dan
kritis yang demikian dapat dibiasakan lewat eksplorasi dan
penemuan-penemuan dalam bacaan cerita sastra ( Burhan
Nurgiyantoro : 2005 ).
Jadi pada hakikatnya ketika membaca cerita anak dituntut harus
melakukan sebuah ekplorasi dengan imajinasi agar memperoleh
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
37
penemuan baru, dengan pengalaman yang menyenangkan,
menegangkan, memuaskan lewat berbagai kisah dalam cerita dan
peristiwa.
b. Perkembangan bahasa
Sastra merupakan suatu karya seni yang menggunakan bahasa,
karena itu bahasa mempunyai peran penting di dalamnya.
Menurut Burhan Nurgiyantoro ( 2005 ) berhadapan dengan sastra
hampir selalu dapat diartikan sebagai berhadapan dengan kata-kata,
dengan bahasa. Lewat cerita yang diperolehnya kemudian ketika
kosakata anak sudah banyak, anak tidak saja belajar memahami
dunia melainkan juga kata-katanya itu sendiri. Anak akan belajar
cepat karena bahasa yang diperolehnya langsung berada dalam
konteks pemakaian yang sesungguhnya.
Jadi dalam bacaan sastra khususnya buat anak yang baik itu yang
tingkat bahasanya tidak sulit dijangkau anak, tetapi menggunakan
bahasa yang sederhana agar anak mudah dalam belajar bahasa.
c. Pengembangan nilai keindahan
Ketika anak diberikan suatu karya sastra, berupa nyanyian, puisi
ataupun cerita, mungkin belum sepenuhnya anak itu dapat
memahami makna di balik kata dan kalimat yang ada, tetapi
mereka sudah dapat merasakan keindahannya. Hal-hal seperti ini
dapat terlihat dari reaksi anak misalnya saja ketika anak membaca
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
38
sebuah cerita, terlihat wajah yang ceria dan bahkan mereka dapat
tertawa-tawa.
Menurut Burhan Nurgiyantoro ( 2005 ) sebagai salah satu bentuk
karya seni, sastra memiliki aspek keindahan. Keindahan dalam
genre fiksi seperti cerita pendek antara lain dapat dicapai lewat
penyajian cerita yang menarik, berbahasa yang tepat, artinya aspek
bahasa itu mampu mendukung hidupnya cerita, mendukung
ekspresi sikap dan perilaku tokoh, mendukung gagasan tentang
dunia yang disampaikan. Cerita menjadi indah karena isi kisahnya
mengharukan dan dikemas dalam bahasa yang menyenangkan.
Jadi dengan membaca sastra akan mendapat suatu rasa puas karena
terpenuhinya keindahan, adanya rasa puas ini menjadi nilai positif
sendiri bagi penikmat sastra itu yang nantinya dapat diperoleh,
diajarkan, dan dibiasakan lewat bacaan sastra. Dengan demikian
apabila anak merasa puas mereka akan senang membaca sastra
karena dengan sastra hidup semakin indah.
Selain itu menurut Heru Kurniawan ( 2009 : 21 ) konsep keindahan
yang ada pada sastra ini mengacu pada keindahan kehidupan yang
dilukiskan dan digambarkan dalam karya sastra, dan keindahan
bahasa yang digunakan untuk menyampaikan kehidupan tersebut,
dengan adanya estetika ( keindahan ) maka sastra diterima oleh
segenap masyarakat. Kenyataan ini bisa dilihat, misalnya pada
zaman dulu sampai sekarang, anak masih suka mendengarkan
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
39
cerita, baik sebagai pengantar tidur, atau pengantar pelajaran di
sekolah.
d. Penanaman wawasan multikultural
Adanya bacaan sastra, anak dapat bertemu dengan berbagai
pengalaman, wawasan yang mendunia yang terbagi menjadi
bermacam-macam kelompok sosial maupun budayanya.
Burhan Nurgiyantoro ( 2005 ) berpendapat bahwa lewat sastra
dapat dijumpai berbagai sikap dan perilaku hidup yang
mencerminkan budaya suatu masyarakat yang berbeda dengan
masyarakat lain. Adanya cerita tradisional, modern, dan lain-lain
itu masing-masing mempunyai wawasan tersendiri. Dengan
membaca dari berbagai kelompok tidak hanya akan diperoleh
kenikmatan membaca cerita,tetapi juga pengetahuan dan
pemahaman. Adanya bacaan yang tertanam akan menimbulkan
suatu kesadaran dalam diri anak bahwa ada budaya lain selain
budaya sendiri dan menjadikan munculnya kesadaran untuk
menghargainya.
Norton dan Norton ( dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005 )
menyatakan bahwa dengan pembacaan buku sastra merupakan
salah satu cara dan sumber penting pembelajaran wawasan
multikultural karena akan memberanikan anak untuk
mengidentifikasi dan mengapresiasikan kemiripan dan perbedaan
lintas budaya.
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
40
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam hidup bermasyarakat harus
sadar ada budaya lain selain budaya sendiri, ada orang lain selain
diri sendiri. Hal ini harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak.
Selain itu kita juga harus pintar dalam memilih buku bacaan cerita
yang di dalam cerita tersebut mengajarkan adanya perbedaan
budaya yang terlihat melalui sikap dan perilaku tokoh.
e. Penanaman kebiasaan membaca
Kemajuan iptek dan ekonomi harus diusahakan dengan penuh
kesadaran. Untuk itu haruslah ditanamkan kepada anak bangsa
adalah kemauan membaca. Budaya membaca ini harus
ditumbuhkan sejak dini dan sangat efektif dimulai dengan bacaan
sastra. Peran bacaan sastra selain ikut membentuk kepribadian
anak, juga menumbuhkan dan mengembangkan rasa ingin dan mau
membaca, yang akhirnya membaca tidak terbatas hanya pada
bacaan sastra. Sastra dapat memotiasi anak untuk mau membaca
( Burhan Nurgiyantoro, 2005 ).
Pentingnya budaya membaca juga telah ditegaskan oleh Taufik
Ismail ( dalam Burhan Nurgiyantoro 2005 ) dalam tulisannya yang
berjudul “Agar Anak Bangsa Tak Rabun Membaca Tak Pincang
Mengarang” bahwa sastra diyakini mampu memotivasi anak untuk
suka membaca, mampu mengembalikan anak kepada buku. Tentu
saja hal itu harus diusahakan dan difasilitasi dengan baik.
Analisis Kemampuan Dan..., Agustina Kurniawati, FKIP, UMP, 2014
41
Misalnya, dengan penyediaan buku bacaan yang baik dan menarik
di sekolah.
Jadi dapat disimpulkan untuk mampu membuat anak senang
membaca harus adanya usaha serta fasilitas agar anak tertarik pada
buku-buku bacaan sastra. Mengusahakan untuk membuang rasa
malas membaca sedikit demi sedikit.
D. Pembelajaran Berbicara
1. Hakikat Berbicara
Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum dalam masyarakat.
Bahasa diucapkan dan didengar, bukan ditulis, dan dibaca. Menurut
Slamet ( 2007 ) seseorang yang memiliki kemampuan berbicara akan
lebih mudah dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain,
keberhasilan menggunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh orang
yang mendengarkan atau yang diajak bicara. Berbicara adalah tingkah
laku yang harus dipelajari dulu kemudian bisa dikuasai. Keterampilan
berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Semakin banyak
berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara.
Dalam belajar dan berlatih, seseorang perlu dilatih pelafalan,