Top Banner
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem manajemen perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Kegiatannya mencakup perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, penghapusan, monitoring dan evaluasi (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI, 2008). Menurut Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI (2008) tugas pokok dari pengelolaan perbekalan farmasi antara lain : a. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien b. Menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan c. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi d. Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdaya guna dan tepat guna e. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan Adapun fungsi dari pengelolaan perbekalan farmasi antara lain : a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit
21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

Mar 02, 2019

Download

Documents

doannguyet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem manajemen perbekalan farmasi

merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai perencanaan sampai evaluasi yang

saling terkait antara satu dengan yang lain. Kegiatannya mencakup perencanaan,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan

dan pelaporan, penghapusan, monitoring dan evaluasi (Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI, 2008).

Menurut Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes

RI (2008) tugas pokok dari pengelolaan perbekalan farmasi antara lain :

a. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien

b. Menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan

c. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi

d. Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdaya guna dan tepat guna

e. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan

Adapun fungsi dari pengelolaan perbekalan farmasi antara lain :

a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit

b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal

c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah

dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku

d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan di rumah sakit

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

6

e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang

berlaku

f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan

kefarmasian

g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit

h. Melakukan pencatatan dan pelaporan persediaan perbekalan farmasi di rumah

sakit

i. Melakukan monitoring dan evaluasi, terhadap persediaan perbekalan farmasi di

rumah sakit

2.2 Penyimpanan Obat

2.2.1 Pengertian Penyimpanan Obat

Depkes RI menyatakan beberapa pengertian dari penyimpanan obat, yaitu

sebagai berikut :

1. Depkes RI (1996) memberi pengertian fungsi penyimpanan obat sebagai

kegiatan pengamanan obat dengan cara menempatkan obat-obatan yang

diterima pada tempat yang dinilai aman.

2. Menurut Yogaswara (2001) bahwa penyimpanan adalah kegiatan dan

usaha untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan

barang persediaan di dalam ruang penyimpanan.

3. Depkes RI (2003) menyatakan bahwa penyimpanan obat adalah suatu

kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman

(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya

tetap terjamin.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

7

2.2.2 Tujuan Penyimpanan Obat

Penyimpanan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tujuan dari

penyimpanan tercapai. Menurut Warman (1997) tujuan dari penyimpanan obat

antara lain:

1. Mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang

tidak baik

2. Mempermudah pencarian di gudang/kamar penyimpanan

3. Mencegah kehilangan

4. Mempermudah stok opname dan pengawasan

5. Mencegah bahaya penyimpanan yang salah

Secara lebih terperinci, menurut Suryandana (2001) menyatakan bahwa

tujuan penyimpanan obat yaitu :

1. Aman, yaitu setiap barang/obat yang disimpan tetap aman dari

kehilangan dan kerusakan.

1. Kehilangan karena:

a. Dicuri orang lain

b. Dicuri karyawan sendiri

c. Dimakan hama (tikus)

d. Hilang sendiri (susut, tumpah, menguap)

2. Kerusakan:

a. Barang itu sendiri rusak

b. Barang itu merusak lingkungan (polusi)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

8

2 Awet, yaitu barang tidak berubah warnanya, baunya, gunanya, sifatnya,

ukurannya, fungsinya dan lain-lain.

3 Cepat, yaitu cepat dalam penanganan barang berupa

menaruh/menyimpan, mengambil dan lain-lain.

4 Tepat, dimana bila ada permintaan barang, barang yang diserahkan

memenuhi lima tepat, yaitu tepat barang, kondisi, jumlah, waktu dan

harganya.

5 FIFO (First In First Out)

Penyimpanan barang haruslah dilakukan sedemikian rupa, sehingga

dimungkinkan mendahulukan mengeluarkan barang yang masuk/diterima

lebih dahulu.

6 Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

7 Mudah, yaitu :

a. Mudah menangani barang dan mudah menempatkan barang

ditempatnya.

b. Mudah menemukan dan mengambilnya kembali.

c. Mudah mengetahui jumlah persediaan (minimum-maksimum).

d. Mudah dalam pengawasan barang

8 Murah, yaitu biaya yang dikeluarkan sedikit untuk menanganinya, yaitu

murah dalam menghitung persediaan, pengamanan dan pengawasannya.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

9

2.2.3 Prosedur Penyimpanan Obat

Prosedur penyimpanan obat antara lain mencakup sarana penyimpanan,

pengaturan persediaan berdasarkan bentuk/jenis obat yang disimpan, serta sistem

penyimpanan.

a. Sarana penyimpanan Obat

Obat harus selalu disimpan di ruang penyimpanan yang layak. Bila obat

rusak, mutu obat menurun dan memberi pengaruh buruk bagi penderita. Beberapa

ketentuan mengenai sarana penyimpanan obat antara lain :

1. Gudang/tempat penyimpanan :

a. Gudang penyimpanan terpisah dari apotek atau ruang pelayanan.

b. Gudang cukup besar untuk menyimpan semua persediaan obat dan cukup

untuk pergerakan petugas, minimal luasnya 3m x 4 m.

c. Pintu gudang mempunyai kunci pengaman 2 (dua) buah yang

terpisah/berbeda.

d. Struktur gudang dalam keadaan baik, tidak ada retakan, lubang atau

tanda kerusakan oleh air.

e. Atap gudang dalam keadaan baik dan tidak bocor.

f. Gudang rapi, rak dan lantai tidak berdebu dan dinding bersih.

g. Gudang bebas hama dan tidak ada tanda infestasi hama.

h. Udara bergerak bebas di gudang; kipas angin dan kawat nyamuk dalam

keadaan baik.

i. Tersedia cukup ventilasi, sirkulasi udara dan penerangan.

j. Tersedia alat pengukur dan pengatur suhu ruangan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

10

k. Jendela dicat putih atau mempunyai gorden serta aman dan mempunyai

teralis.

l. Terdapat rak/lemari penyimpanan.

m. Terdapat lemari pendingin untuk obat tertentu dan dalam keadaan baik.

n. Terdapat lemari khusus yang mempunyai kunci untuk penyimpanan

narkotik dan psikotropika.

o. Terdapat alat bantu lain untuk pengepakan dan perpindahan barang.

2. Dokumen pencatatan:

a. LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat)

b. Buku stok

c. Buku penerimaan dan pengeluaran obat

d. Catatan obat rusak atau kadaluarsa (Anonim, 2007).

b. Pengaturan persediaan

1. Obat-obatan dipisahkan dari bahan beracun.

2. Obat luar dipisahkan dari obat dalam.

3. Narkotik dan psikotropika dipisahkan dari obat-obatan lain dan disimpan di

lemari khusus yang mempunyai kunci.

4. Tablet, kapsul dan oralit disimpan dalam kemasan kedap udara dan

diletakkan di rak bagian atas.

5. Cairan, salep dan injeksi disimpan di rak bagian tengah.

6. Obat yang membutuhkan suhu dingin disimpan dalam kulkas.

7. Obat rusak atau kadaluarsa dipisahkan dari obat lain yang masih baik dan

disimpan di luar gudang.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

11

8. Obat cairan dipisahkan dari obat padatan.

9. Barang/obat ditempatkan menurut kelompok berat dan besarnya :

10. Untuk barang yang berat ditempatkan pada tempat yang memungkinkan

pengangkatannya dilakukan dengan mudah. Antara lain :

a. Untuk barang yang besar harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga

apabila barang tersebut dikeluarkan tidak mengganggu barang yang lain.

b. Untuk barang yang kecil sebaiknya dimasukkan kedalam kotak yang

ukurannya agak besar dan ditempatkan sedemikian rupa, sehingga mudah

dilihat/ditemukan apabila diperlukan.

c. Penyimpanan khusus

1. Obat, vaksin dan serum memerlukan tempat khusus seperti lemari

pendingin khusus (cold chain) dan harus dilindungi dari kemungkinan

putusnya arus listrik.

2. Bahan kimia harusnya disimpan dalam bangunan khusus yang terpisah dari

gudang induk.

3. Peralatan besar/alat berat memerlukan tempat khusus yang cukup untuk

penyimpanan dan pemeliharaannya.

d. Sistem Penyimpanan Obat (Anonim, 2002)

1. Obat disusun berdasarkan abjad (alfabetis) atau nomor.

2. Obat disusun berdasarkan frekuensi penggunaan :

a. FIFO (First In First Out), yang berarti obat yang datang lebih awal harus

dikeluarkan lebih dahulu.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

12

b. FEFO (First Expired First Out), yang berarti obat yang lebih awal

kadaluarsa harus dikeluarkan leih dahulu.

3. Obat disusun berdasarkan volume

a. Barang yang jumlahnya banyak ditempatkan sedemikian rupa agar tidak

terpisah, sehingga mudah pengawasan dan penanganannya.

b. Barang yang jumlah sedikit harus diberi perhatian/tanda khusus agar

mudah ditemukan kembali.

2.3 Tinjauan Umum tentang Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

gabungan alat ilmiah dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel

terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern,

yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan

dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar dan Amalia, 2004).

Berdasarkan Undang-undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (anonim, 2009).

Sekarang ini rumah sakit adalah suatu lembaga komunitas yang merupakan

instrumen masyarakat. Ia merupakan titik fokus untuk mengkoordinasikan dan

menghantarkan pelayanan penderita pada komunitasnya. Berdasarkan hal tersebut,

rumah sakit dapat dipandang sebagai suatu struktur terorganisasi yang

menggabungkan bersama-sama semua profesi kesehatan, fasilitas diagnostik dan

terapi, alat dan perbekalan serta fasilitas fisik kedalam suatu sistem terkoordinasi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

13

untuk penghantaran palayanan kesehatan bagi masyarakat. Dulu rumah sakit

hanya dianggap sebagai suatu tempat penderita ditangani, sekarang ini rumah

sakit dianggap sebagai suatu lembaga yang giat memperluas layanannya kepada

penderita dimanapun lokasinya (Siregar dan Amalia, 2004).

2.3.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Struktur organisasi Rumah Sakit pada umumnya terdiri atas badan

pengurusan yayasan, dewan pembina, dewan penyantun, badan penasehat, dan

badan penyelenggara. Badan penyelenggara terdiri atas Direktur, Wakil Direktur,

Komite Medik, Satuan Pengawas, dan berbagai bagian dari instalasi. Tergantung

pada besarnya Rumah Sakit, terdiri atas satu sampai empat wakil direktur. Wakil

direktur pada umumnya terdiri atas wakil direktur pelayanan medik, wakil

direktur penunjang medik dan keperawatan, wakil direktur keuangan dan

administrasi. Staf Medik Fungsional (SMF) berada dibawah koordinasi komite

medik. SMF terdiri atas dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis dari semua

disiplin yang ada disuatu rumah sakit. Komite medim adalah wadah nonstruktural

yang keanggotaannya terdiri atas ketua-ketua SMF.

2.3.2 Personalia

Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,

sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan

penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen

Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan. Rumah Sakit juga harus memiliki data

ketenagaan yang melakukan praktik atau pekerjaan dalam penyelenggaraan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

14

Rumah Sakit. Selain itu, Rumah Sakit dapat memperkerjakan tenaga tidak tetap

dan konsultan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangan.

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai

standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional

yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan

keselamatan pasien.

2.3.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Berdasarkan UU RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, tugas Rumah Sakit yaitu memberikan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, maka fungsi Rumah Sakit diantaranya :

1. Dengan standar pelayanan rumah sakit

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan dan

Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan (Anonim, 2009).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

15

2.3.4. Tipe-tipe Rumah Sakit

Jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah sakit di Indonesia

dibedakan atas 5 macam yakni :

1. Rumah Sakit Kelas A

Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas. Oleh pemerintah, Rumah

Sakit Kelas A ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertingi (Top

Reverral Hospital) atau disebut pula sebagai Rumah Sakit Pusat.

2. Rumah Sakit Kelas B

Rumah Sakit Kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan

Rumah Sakit Kelas B didirikan disetiap ibukota provinsi (Provincial Hospital)

yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit

pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit

kelas B.

3. Rumah Sakit Kelas C

Rumah Sakit Kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada 4 macam pelayanan

spesialis ini yang disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,

pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan.

Direncanakan rumah sakit kelas C ini akan didirikan disetiap ibukota kabupaten

(regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari Puskesmas.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

16

4. Rumah Sakit Kelas D

Rumah Sakit Kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada

suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini

kemampuan rumah sakit kelas D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran

umum dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit kelas C, rumah sakit

kelas D ini juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari Puskesmas.

5. Rumah Sakit Kelas E

Rumah Sakit Kelas E adalah rumah sakit khusus (Special Hospital) yang

menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini

banyak rumah sakit kelas E yang telah ditemukan. Misalnya rumah sakit jiwa,

rumah sakit kusta, rumah sakit paruh, rumah sakit kanker, rumah sakit jantung,

rumah sakit ibu dan anak, dan lain sebagainya yang seperti ini.

2.4 Profil RSUD Aloei Saboe

2.4.1 Sejarah Berdirinya RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Garontalo

berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 92 RT 1 RW 4 Kelurahan

Wonggaditi Timur Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.

Terletak di area lahan seluas 54.000 M2. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H.

Aloei Saboe Kota Gorontalo pertama kali di bangun pada tahun 1926 dan

dimanfaatkan sejak tahun 1929 dengan nama Rumah Sakit Umum Kotamadya

Gorontalo.

Pada tahun 1979, Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo ditetapkan

sebagai Rumah Sakit kelas C berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

17

Republik Indonesia Nomor : 51/Men.Kes/SK/II/79 sebagai rumah sakit kelas C.

Pada tanggal 17 september tahun 1987 nama Rumah Sakit Kotamadya Gorontalo

di ubah menjadi Rumah Sakit Umum Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo yang

ditetapkan dengan Surat Keputusan Walikotamadya Gorontalo Nomor 97 Tahun

1987. Nama tersebut diambil dari salah seorang perintis kemerdekaan putera

Gorontalo. Yang banyak berjasa dalam bidang Kesehatan yaitu Almarhum

ALOEI SABOE yang memperoleh gelar adat (TAA LOO TINEPA LIPU).

Pada tahun 2002 terjadi perubahan struktur organisasi tata kerja Rumah

Sakit menjadi Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Prof. Dr. H. Aloei Saboe

Kota Gorontalo berdasarkan surat Keputusan Walikota Gorontalo Nomor : 351

tanggal 25 Maret Tahun 2002. Tanggal 19 Maret 2001 adalah awal dimulainya

relokasi bangunan Rumah Sakit Umum Prof. Dr. H. Aloei Saboe dengan

dilaksanakan peletakan Batu Pertama pembanguna Gedung Baru Rumah Sakit.

Empat tahun kemudian tepatnya tanggal 19 Maret mulai dimanfaatkan

Gedung Baru Rumah Sakit Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Pada tahun

2009 Rumah Sakit Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo ditetapkan sebagai

Rumah Sakit Tipe B Non Kependidikan milik Pemerintah Kota Gorontalo

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

084/MENKES/SK/I/2009 tanggal 29 Januari 2009. Sejak berdirinya RSUD Prof.

Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo telah dipimpin oleh 12 (dua belas) orang,

masing – masing sebagai berikut:

a. Prof. Dr. H. Aloei Saboe Tahun 1929 s.d. 1951

b. Dr.Lim Tang Hong Tahun 1951

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

18

c. Dr. Tek San Tahun 1972

d. Dr. Nicartin Pakaya Tahun 1972 s.d. 1974

e. Dr. Hudaya Sudarman Tahun 1973 s.d. 1978

f. Dr. Nicartin Pakaya Tahun 1974 s.d. 1979

g. Dr. Abdul Latif Hiola Tahub 1979 s.d. 1983

h. Dr. Hi. Rahman H. Pakaya Tahun 1983 s.d. 1997

i. Dr. T.D.E. Abeng Tahun 1997 s.d. 1998

j. Dr. Hi. A. Tolohula Tahun 1998 s.d. 1999

k. Dr. H. Sudirman Muhammad Tahun 1999 s.d. 2004

l. Dr. Hj. Nurinda Rahim, MSc Tahun 2004 s.d. 2010

m. Dr. Andang Ilato, MM Tahun 2010 s.d. sekarang

2.4.2. Visi dan Misi

1. Visi

“Rumah Sakit Rujukan Dengan Pelayanan Prima”

2. Misi

Untuk mewujudkan Visi maka ditetapkan Misi Rumah Sakit Umum Daerah

sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Komprehensif.

b. Mengembangkan Profesionalisme Karyawan Secara Berkelanjutan.

c. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan Sesuai Kinerja.

d. Mengembangakan Sistem Manajemen Keuangan.

e. Mengembangakan Sistem Informasi Menajemen Berbasis teknologi

f. Struktur Organisasi pada RSUD Aloei Saboe dapat dilihat pada lampiran.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

19

2.4.3. Instalasi Farmasi RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

1. Falsafah Dan Tujuan

Falsafah Pelayanan rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

sistem pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang utuh dan berorientasi kepada

pelayanan pasien penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua

lapisan masyarakat. Tujuan:

1. Terwujudnya kerasionalan pengobatan yang berientasi kepada pasien.

2. Terselenggaranya pelayanan farmasi yang professional berdasarkan

prosedur kefarmasian dan etika farmasi dan mempertimbangkan aspek

ekonomi farmasi.

3. Tersedianya informasi mutakhir mengenai obat dan pengobatan.

4. Terwujudnya system pengawasan penggunaan obat, termasuk pencegahan

obat yang salah dan penyalahgunaan obat berdasarkan aturan-aturan yang

berlaku.

5. Berperan serta dalam pendidikan berkelanjutan profesi Farmasi.

6. Memfasilitasi pertukaran informasi diantara profesi tenaga kesehatan dan

masyarakat.

2. Visi dan Misi

a. Visi

“Pelayanan kefarmasian yang professional, efektif dan efisien serta

berorientasi kepada pasien”

b. Misi

1. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang optimal bagi pasien.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

20

2. Bertanggung jawab pada pengelolaan perbekalan Farmasi yang berdaya

guna dan berhasil guna.

3. Berperan serta dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

4. Mengembangkan SDM dan sistem manajemen rumah sakit.

3. Fasilitas Pelayanan IFRS RSUD Aloei Saboe

IFRS RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe terdiri dari apotek dan depo sebagai

berikut :

a. Apotek rawat jalan terdiri dari :

1. Apotek umum

2. Apotek jamkesmas

b. Apotek CMU

c. Depo Apotek G-3

d. Depo Apotek OK

4. Standar pelayanan minimal pelayanan farmasi RSUD Prof. Dr. H. Aloei

Saboe

Tabel 1. Standar pelayanan minimal IFRS Aloei Saboe

No Indikator Standar Minimal

1. Waktu tunggu pelayanan :

a. Obat jadi

b. Obat racikan

30 menit 60 menit

2. Tidak adanya kejadian kesalahan

pemberian obat

100%

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

21

3. Penulisan resep sesuai

formularium

100%

4. Kepuasan pelanggan terhadap

pelayanan farmasi

≥80%

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

22

2.5. Struktur Organisasi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

Gambar 1. Struktur organisasi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

DIREKTUR

Dr. Andang Ilato, MM

WADIR

PELAYANAN

Dr. Medy Sarita

KELOMPOK

KOMITE

SMF

WADIR UMUM

& KEUANGAN

Zamroni Agus, SE

BIDANG

PELAYANAN

Dr. H. Bobi H.

Oko, M.Kes

BIDANG

KEPERAWATA

N

Janita Bulamei,

S.Kep, NS

BIDANG UMUM &

KEPEGAWAIAN

Drs. Hi. Kadir Patuma,

MM

BIDANG PERENCANAAN &

MEDREG

Dr. Effendi Tilome,

S.IP, M.Kes

BIDANG KEUANGAN

Marwan Mursidi,

S.Sos

SUBBID

PELAYANAN MEDIS

Dr. Sri A. Ibrahim,

M.Kes

SUBBID BIMBINGAN &

PELAY.KEPERAWATAN

Abd. Wahab Pakaya,

S.Kep, Ns

SUBBID RT. &

PERLENGKAPAN

Yulvan Anggowa, SKM

SUBBID PENYUSUNAN

PRG & LAPORAN

Balidin, S.Pd,M.Si

SUBBID

PERBENDAHARAAN

Panawan Bilondatu,

SE, M.Si

SUBBID PENUNJANG

MEDIS

Linda S Mohammad,

SKM

SUBBID ETIKA & MUTU

KEPERAWATAN

Rosni, Amd.Kep

SUBBID KEPEG. &

DIKLAT

Burhanudin dai

SUBBID MEDICAL

RECORD

Dr. Jefri Mustafa,

MPH

SUBBID VERIVIKASI

Yanto Y Pontoh,

SE.AK

SUBBID SARANA PERALATAN

MEDIS & LOGISTIK KEPER.

Meske U Patuti, S.Si. Apt

SUBBID PROMKES RS

Dian Nadjamudin,

S.Kep, NS

SUBBID HUKUM &

HUMAS

Sudarman, SH

SUBBID DATA & SISTEM

INFORMASI

Sumardin

SUBBID

AKUNTANSI

Silvia Puluko, SE

INSTALASI UPF

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

23

2.6. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi

Rudolf O.E Lumy, Ssi, Apt

Kepala Instalasi

Agnes L. Lamba, SKM

Sekretaris

Chitra Tandiawan, Ssi. Apt

Ka.Sub.Inst.Farmasi

Pelayanan dan

Pengemabangan SDM

Ahmad Husain Palu, Ssi. MKES. Apt

Ka.Sub.Inst Jaminan Mutu dan

Farmasi Klinik

Irnawaty Dauda, Ssi. Apt

Ka.Sub.Inst Pengelolaan

Perbekalan Farmasi

Saida, Amd

Pj. Gudang Obat

Amalia Soraya, Amd

Pj. Gudang

Yulan Yasin, Ssi. Apt

Pj. Apotek Rawat Jalan

Elida Tanio

Unit Pengaduan

Herlinda Rahman, S Farm. Apt

Pj. Apotek CMU

Lisna Daud Ssi. Apt

Pj. Depo Apotek G-III

Ibnu Suhan, Ssi. Apt

Pj. Depo OK

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

24

2.6.1 Tabel 2. Personalia

No Nama

Jabatan

IFRS FUNGSIONAL

1. Rudolf E. Lumy, S.Si., Apt KA.IFRS Apt. Pertama

2. Ahmad Husain Palli, S.Si.,

Apt.M.Kes

KASUBIFRS Apt. Madya

3. Chitra Tandiawan, S.Si., Apt KASUBIFRS Apt. Pertama

4. Irnawaty Daduda, S.Si., Apt KASUBIFRS Apt. Pertama

5. Yulan Yasin, S.Si., Apt Pj Unit/Apt Apt. Pertama

6. Ibnu Suhan, S.Si., Apt Pj Unit/Apt Apt. Muda

7. Lisnawati Dauda, S.Si., Apt Pj Unit/Apt Apt.

8. Herlinda Rahman, S.Si., Apt Pj Unit/Apt Apt. Muda

9. Suciati Rahman, S.Si., Apt STAF Apt. Muda

10. Agnes Lora Lamba, SKM Pj Admin AA/Tng Teknis

11. Eka Prihatin, S.Si STAF AA/Tng Teknis

12. Ratih Hardianti, Amd. Farm AA/Tng

Teknis

AA/Tng Teknis

13. Amalia Soraya, T, Amd. Farm Pj Unit/Apt AA/Tng Teknis

14. Nurhayati Dumaha, Amd. Farm AA/Tng

Teknis

AA/Tng Teknis

15. Saida, Amd. Farm Pj Unit/Apt AA/Tng Teknis

16. Siti Hamzia, Amd. Farm STAF AA/Tng Teknis

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasieprints.ung.ac.id/4978/5/2012-1-48401-821308003-bab2... · 2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ... Cairan, salep dan injeksi

25

17. Elydah Tanio STAF AA/Tng Teknis

18. Louisa Dumingan STAF AA/Tng Teknis

19. Irna Hamid Hasan STAF AA/Tng Teknis

20. Magdalena Demolingo STAF Juru Resep

21. Rohani Arbie STAF Juru Resep

22. Rukmin Arbie STAF Juru Resep

23. Yusni Mokodompis STAF Juru Resep

24. Surci Lanti STAF Juru Resep

25. Irmawati Thambrin, SE STAF Juru Resep

26. Sorfin Halid STAF Juru Resep

27. Frans Abulaka STAF Administrasi

28. Zuleha Damisi STAF Juru Resep

29. Muh. Reza Taha STAF Administrasi

30. Neneng Hidayat STAF Juru Resep

31. Fitriyani Djafar STAF Juru Resep

32. Opan STAF Administrasi