This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RESPONSI KARDIOLOGI
ANGINA PECTORIS TIDAK STABIL
Oleh :
Ayunda Tamara Barito 08100710026
Ficky Fajar Sandiniar 0710710015
Hendra Darmawan Wijaya 0710713047
Lee Anjiline 0810714017
Pembimbing :
Dr. Pawik Supriadi, Sp.JP(K)
SMF PARU RSUD SAIFUL ANWAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab satu dari setiap lima kematian di
Amerika Serikat. Diperkirakan setiap 25 detik, seseorang di Amerika Serikat mengalami
serangan jantung, dan diperkirakan juga setiap satu menit, seseorang meninggal karena
serangan jantung (AHA, 2009). Setiap tahun ada sebanyak 1juta pasien yang dirawat di
rumah sakit karena angina pectoris tak stabil; dimana 6-8 % kemudian mendapat serangan
infark jantung yang tak fatal atau meninggal dalam satu tahun setelah diagnosis ditegakkan.
Banyak penelitian melaporkan bahwa UAP merupakan risiko untuk terjadinya IMA dan
kematian.
Angina pectoris adalah sekumpulan gejala klinis khas yang ditandai dengan rasa tidak nyaman (nyeri)
di dada, rahang, bahu, punggung, atau lengan. Gejala yang lain seperti rasa tertekan atau terbakar di dada.
Nyeri terjadi selama 0,5 hingga 30 menit. Faktor lain seperti lingkungan yang dingin, berjalan setelah makan,
peningkatan emosional, rasa takut atau rasamarah yang berlebih. Gejala dapat membaik setelah beristirahat
dan penggunaan nitroglycerin.Pada angina tidak stabil, saat istirahat pun dapat terasa nyeri dada, dan
terdapat resiko tinggiinfark miokard (MI).
Dari segi sejarah Ilmu Kedokteran dicatat disini bahwa : Angina pektoris telah dikenal
dan telah digambarkan oleh Dr. William Heberden sejak lebih dari 200 tahun yang lalu
(tahun 1768) sebagai berikut :
“There is a disorder of the breast, marked with strong and peculiar symptoms,
considerable for the kind of danger belonging to it, and not extremely rare. The seat of it, and
sense of strangling and anxiety with which it is attended, may make it not improperly be
called Angina Pectoris.
Those who are afflicted with it are seized, while they are walking,and more
particularly when they walk soon after eating, with a painful and, most disagreeable
sensation in the breast, which seems as if it would take their life away, if it were to increase
or to continue : the moment they stand still all thisuneasiness vanishes. In all other respects,
the patients are, at the beginning of this disorder, perfectly well, and in particular have no
shortness of breath, from which it is totaly different and it will come on, not only when the
persons are walking but when they are lying down, and oblige them to rise up out of
their beds every night for many months togeher: and in one or two very inveterbrate cases it
has been brought on … even by swallowing, coughing, going to stool, or speaking, or by any
disturbance of mind …_ this complaint was greatest in winter; another, that it was
aggravated by warm weather … “
Dari catatan sejarah ini ternyata pengertian angina pectoris dalam kurun waktu lebih
dari 2 abad tidak banyak berbeda. Pada masa kini dasar pengertian dari angina pektoris
lebih mendapat uraian yang luas dan mendalam.
Pembagian Angina
Beberapa orang mengatakan bahwa perasaan tidak nyaman pada angina sangat sulit untuk dilukiskan
dan bisa diceritakan dari mana datangnya. Gejala seperti mual, fatigue, nafas pendek,berkeringat, nyeri
kepala ringan, atau kelemahan bisa juga terjadi. Walaupun demikian tanda dan gejala yang timbul sangat
dipengaruhi oleh jenis dari angina itu sendiri:
a. Angina Stable yang tergolong dalam angina pekktoris stabil adalah sakit dada yang timbul saat
melakukan aktifitas, rasa sakit tidak lebih dari 15 menit dan hilang dengan istirahat. Nyeri dan
ketidaknyamanan memiliki karakteristik: Terjadi ketika jantung harus bekerja lebih keras,biasanya
selama aktivitas fisik, bisa diperkirakan datangnya, setiap episode nyeri memilikikemiripan, atau
cenderung sama, biasanya berlangsung singkat (5 menit atau kurang), menurunatau hilang
dengan istirahat atau obat angina, terasa seperti kembung atau indigestion, bisadirasakan seperti
nyeri dada yang menyebar ke lengan, punggung atau tempat lain
b. Angina Unstable
Unstable Angina merupakan angina yang pola gejalanya mengalami perubahan. Ciriangina pada
seorang penderita biasanya tetap, oleh karena itu setiap perubahan merupakanmasalah yang
serius (msialnya nyeri menjadi lebih hebat, serangan menjadi lebih sering terjadiatau nyeri timbul
ketika sedang beristirahat). Perubahan tersebut biasanya menunjukkan perkembangan yang cepat
dari penyakit arteri koroner, dimana telah terjadi penyumbatan arterikoroner karena pecahnya suatu
ateroma atau terbentuknya suatu bekuan.Resiko terjadinyaserangan jantung sangat tinggi.
Unstable angina merupakan suatu keadaan daruratKarakteristik nyeri dan ketidaknyamanan
meliputi: Sering terjadi saat istirahat, ketika tidur dimalam hari, atau dengan aktivitas ringan, tidak
bisa diperkirakan datangnya, gejala lebih parahdan lebih lama (sekitar 30 menit) dibanding angina
stable, biasanya tidak hilang dengan istirahatatau obat angina, gejala dapat semakin memburuk,
merupakan tanda bahwa serangan jantung(AMI) akan segera terjadi
c. Angina variant
Variant Angina merupakan akibat dari kejang pada arteri koroner yang besar dipermukaan jantung.
Disebut variant karena ditandai dengan nyeri yang timbul ketika penderitasedang istirahat, bukan
pada saat melakukan aktivitas fisik perubahan tertentu pada EKG.Karakteristik nyeri dan
ketidaknyamanan meliputi: Biasanya terjadi saat istirahat dan selamamalam hari atau pagi buta,
cenderung untuk menjadi parah, berkurang dengan obat angina.
Angina pektoris dapat merupakan manifestasi klinis yang awal dari penyakit iskemia
jantung yang sebagian besar disebabkan karena gangguan pada sirkulasi koroner akibat
atherosclerosis pada arteria koronaria sehingga suplai darah yang membawa oksigen dan
metabolit ke dalam miokard sewaktuwaktu tidak mencukupi keperluan metabolisme miokard
yang berubah-ubah.
Angina pektoris dapat diartikan sebagai manifestasi klinis dari tidak adanya
keseimbangan antara suplai dan keperluan aliran darah koroner ke dalam miokard, keadaan
ini dapat disebabkan karena :
1. suplai yang berkurang karena hambatan aliran darah koroner (sclerosis arteri
koronaria, spasme arteri koronaria);
2. kebutuhan akan aliran darah koroner meningkat karena beban kerja jantung lebih
berat (misalnya pada aortic stenosis). Dalam beberapa keadaan yang jarang terjadi,
Angina pectoris dapat terjadi tanpa ada kelainan dari arteri koronaria (angina pectoris
dengan arteri koronaria yang normal). Iskemia miokard akan terjadi bila kebutuhan
oksigen melampaui
suplai oksigen. Bila suplai 02 pada miokard mencukupi kebutuhan 02 untuk
metabolisme maka fungsi miokard akan normal.
A). Faktor-faktor yang turut menentukan besarnya kebutuhan 02 miokard :
1. frekuensi denyut jantung per menit.
2. tegangan dinding ventrikel (berbanding langsung dengan radius ventrikel dan
tekanan sistolik dalam ventrikel, akan tetapi berbanding terbalik dengan tebalnya
dinding
ventrikel).
3. kekuatan kontraksi dari ventrikel (contractility).
B). Suplai 02 tergantung juga dari aliran darah koroner yang mana aliran ini juga ditentukan
oleh faktor-faktor :
1. tahanan vaskular dalam pembuluh darah koroner
2. diameter dari lumen arteri koronaria bagian proksimal
3. perbedaan antara tekanan diastolis sistemik dan tekanan
akhir diastolis dalam ventrikel.
4. frekuensi dari denyut jantung per menit
5. kadar oksigen dalam darah arteri koronaria (yang juga tergantung dari kadar
haemoglobin darah, saturasi oksigen darah).
Diagnosis angina pektoris terutama berdasarkan pada anamnesa yang dapat
memberi data informasi tentang keluhan dari sipenderita dengan penyakit jantung koroner.
Informasi yang penting dalam anamnesa harus meliputi :
1. Lokasi dari perasaan nyeri. Sedapat mungkin anamnesa dapat memberi
gambaran lokasi tertentu dari perasaan nyeri dada serta penjalaran dari rasa nyeri
tersebut. Lokasi yang khas dari nyeri dada pada angina pektoris adalah di daerah
sternal/mid sternal atau di daerah precordial. Kadang-kadang juga rasa nyeri
tersebut melintang di bagian dada tengah ke kiri
dan ke kanan. Rasa nyeri dada tersebut seringkali menjalar melalui bahu kiri, turun
ke lengan kiri di bagian ulnar sampai ke daerah pergelangan tangan.
2. Karakteristik dan rasa nyeri perlu diperhatikan. Tiap penderita dengan angina
mungkin sekali akan melukiskan rasa nyeri dengan ungkapan yang berbeda-beda
secara subyektif,
misalnya perasaan nyeri dan berat di dada atau perasaan dada seperti ditekan atau
seperti dihimpit dan sebagainya.
3. Mulai dan saat waktu timbulnya perasaan nyeri dada tersebut serta pencetus
timbulnya nyeri dada perlu diungkapkan. Misalnya seringkali nyeri dada timbul waktu
sedang
melakukan kerja fisik tertentu, atau keadaan emosionil. Kadang-kadang nyeri dada
tercetus sesudah makan banyak.Nyeri dada pada angina pektoris lebih mudah timbul
pada
cuaca dingin.
4. Lama dan beratnya rasa nyeri dada perlu juga diketahui untuk menilai berat
ringannya dan perkembangan dari gangguan sirkulasi koroner serta akibatnya.
5. Keadaan yang memberatkan rasa nyeri, misalnya kurangnya istirahat atau
keadaan yang sangat letih, iklim dan cuaca dingin kadang-kadang terungkapkan
dalam anamnesa.
6. Keadaan-keadaan yang dapat menghentikan perasaan nyeri dada tersebut
misalnya dengan istirahat, rasa nyeri hilang dengan spontan atau rasa nyeri hilang
juga bila ia mengisap tablet nitro-glycerine di bawah lidah.
7. Tanda-tanda keluhan lain yang menyertai keluhan-keluhan nyeri dada, misalnya:
lemas-lemas dan keringat dingin, perasaan tidak enak dan lain-lain, perlu mendapat
perhatian
dalam anamnesa, karena hal-hal keadaan ini turut menggambarkan berat ringannya
gangguan pada sistim kardiovaskuler. Sebagian besar penderita dengan angina
pektoris datang pada keadaan di luar serangan dimana keluhan-keluhan nyeri dada
tidak ada, dan si penderita tampak dalam keadaan umum yang baik. Dalam hal ini
bila dari anamnesa terdapat stigmata dan data-data yang mengungkapkan
kemungkinan adanya angina pektoris maka dapatlah diusahakan test provokasi
untuk memastikan adanya sesuatu serangan angina pektoris dengan beban kerja
(exercise induced myocardiac ischaemic pain). Standard exercise stress test dapat
menyebabkan timbulnya serangan angina atau gejala-gejala yang sejenis lain,
test atau stationary bicycle test cukup baik untuk keperluan diagnosa angina
pektoris.
Perubahan EKG yang berupa depresi segmen S—T sebesar 0.5—1 mm atau lebih
pada waktu atau segera sesudah melakukan test exercise tersebut menunjukkan adanya
iskemia subendocardiac. Dalam keadaan istirahat penuh, EKG tampak selalu normal
kembali (kecuali penderita yang pernah mendapat serangan infark jantung). Elevasi segmen
ST dapat disebabkan oleh adanya iskemia transmural pada miokard. Angina pectoris
sebagai sindroma Minis dapat terjadi dalam tipe stable dan tipe unstable (stable angina
pectoris and unstable angina pectoris).Stable angina pectoris menunjukkan adanya keluhan
angina pektoris dengan pola yang tetap sama pada tingkat kerja fisik tertentu sehingga
biasanya dapat diduga kapan dan pada waktu bagaimana serangan angina pektoris
tersebut, akan timbul dan akan hilang kembali. Sedangkan unstable angina pectoris
menggambarkan keadaan nyeri dada dengan pola keluhan yang makin lama makin berat
dan bahkan mungkin menjurus pada angina pektoris yang timbul pada waktu kerja minimal
atau pada waktu istirahat dan mungkin memerrukan tablet nitroglycerin makin banyak untuk
menghilangkan serangan angina pektoris. Penderita dengan unstable angina mempunyai
risiko yang lebih besar untuk terjadinya infark miokard. Pemeriksaan fisik pada penderita
dengan angina pectoris diluar serangan hampir selalu tidak ditemukan kelainan-kelainan
fisik. Pada waktu serangan nyeri dada mungkin dapat ditemukan adanya bunyi jantung ke—
4 (S4) yang akan menandakan adanya gangguan dari daya pompa dari ventrikel kiri.
Elektrokardiogram diluar serangan angina pektoris seringkali menggambarkan EKG yang
normal, kecuali pada penderita yang pernah mempunyai riwayat infark miokard yang sudah
lama. Pada umumnya perubahan EKG yang terjadi pada waktu serangan (bila penderita
dimonitor EKG) akan tampak adanya depresi segmen ST dan perubahan tersebut, akan
hilang lagi serta EKG menjadi normal sesudah meredanya keluhan angina pektoris.
Kira-kira 60—80% penderita dengan penyakit jantung koroner menunjukkan perubahan-
perubahan tersebut, diatas pada bicycle exercise atau treadmill test yang maximal.
Pemeriksaan rontgen dada tidak menunjukkan kelainan khas angina pektoris, baik pada
waktu serangan ataupun di luar serangan. Pemeriksaan kadar serum transaminase (SGPT,
LDH, CPKtotal dan CK—MB) tidak mengalami perubahan pada angina pektoris. Echo-
kardiografi jarang sekali dapat menggambarkan kelainan yang berkenaan dengan serangan
angina pektoris, hanya kadang-kadang pada serangan angina pektoris dapat ditemukan
adanya tanda-tanda berkurangnya kontraktilitas dari bagian miokard yang iskemia ataupun
mungkin juga dapat dilihat bahwa gerakan terbukanya daun katup mitral anterior lebih
lambat yang menandakan adanya gangguan pada kontraksi ventrikel kiri.
Pemeriksaan penyadapan jantung (cardiac catherizarion)untuk menilai keadaan
hemodinamik pada waktu serangan angina pektoris dapat menunjukkan kenaikan tekanan
akhir diatolik dari ventrikel kin yang juga menunjukkan adanya gangguan pada kontraktilitas
ventrikel kiri. Demildan pula dengan mengukur kadar asam laktat dan asam pirurat dalam
darah yang disadap dari sinus coronaries akan menunjukkan kadar yang meninggi, dan
keadaan ini menunjukkan pula meningkatnya metabolisme anerobik dalam miokard yang
sering terjadi pada miokard yang mengalami keadaan anoxia. Gambaran ventrikulografi dari
ventrikel kiri waktu serangan angina pektoris mungkin pula dapat menunjukkan adanya
bagian dari dinding ventrikel yang mengalami hambatan pada kontraksi pada waktu sistole.
Angiografi koroner dapat menunjukkan adanya penyempitan pada lumen arteri koronaria
bagian proximal yang cukup bermakna (lebih dari 50%) pada penderita angina pektoris.
Pada beberapa penderita angina pektoris seringkali didapat gambaran angiografi koroner
yang masih normal walaupun exercise test menunjukkan respons iskemia yang positif.
Sebagian dari kasus angina pektoris tipe Prinzmetal seringkali tidak menunjukkan kelainan
pada angiografi koroner, dalam hal ini gangguan sirkulasi koroner disebabkan semata-mata
oleh spasme arteri koronaria.
Pemeriksaan dengan radionuclide (isotop thallium) exercise test mempunyai
gambaran specifisitas dan sensitivitas yang lebih baik, dengan demikian scintigraphy
sesudah exercise test pada penderita dengan angina pektoris akan menunjukkan
bagianbagian miokard yang tidak menyerap isotop yang juga menunjukkan bagian-bagian
miokard yang terkena keadaan iskemia.
Diagnosa angina pektoris dapat ditujukan pada :
1. Penderita dengan usia di atas 50 tahun dengan keluhan nyeri dada yang khas
untuk angina pektoris dan disertai sekurangkurangnya satu faktor risiko utama untuk
penyakit jantung koroner (merokok, hypertensi, hypercholesterolemia, diabetes
mellitus, anamnesa famili yang nyata, adanya penyakit jantung koroner dalam
keluarga ) dan nyeri dada hilang dengan pemberian obat preparat nitro.
2. Penderita dengan angina pektoris yang khas disertai sekurangkurangnya satu
faktor risiko utama, dan menunjukkan hasil exercise test yang positif, disamping itu
pula keluhan nyeri
dada sembuh dengan obat preparat nitroglycerine.
3. Penderita dengan keluhan nyeri dada yang tidak khas (atypical chest pain) yang
menunjukkan hasil positif pada exercise test dan pada angiografi menggambarkan
adanya penyempitan lebih dari 50% dari diameter lumen dari salah satu cabang
utama arteri koronaria (arteria koronaria kanan, arteria koronaria kiri dengan cabang-
cabangnya art. Descendence anterior kiri dan art. circumflex kiri).
4. Penderita dengan angina yang berat (unstable angina) yang timbul pada kerja fisik
yang ringan tidak boleh dilakukan programmed exercise test. Diagnosa angina
pectoris dalam kasus ini, didasarkan pada anamnesa yang khas,EKG dengan
depresi segmen S—T pada serangan angina, dan rasa nyeri dada dapat dicegah
atau hilang dengan obat-obat nitrate.
5. Penderita dengan riwayat angina yang khas yang dapat dikurangi nyeri dadanya
dengan obat-obat nitrat dan pada arteriografi koroner menunjukkan adanya
penyempitan lebih dari 50% pada salah satu arteria koronaria utama. (Catatan: pada
angina pektoris tidak/belum ada kenaikan dari kadar enzim-enzim CK—total, CK—
BM, LDH danSGOT).
Penatalaksanaan Medis
Terapi farmakologis pada angina pectoris meliputi:
1.Nitroglycerine sublingualuntuk pertolongan cepat untuk angina; mampu menurunkan suara arteriolar dan
venous,mengurangi kebutuhan oksigen jantung, memperbaiki aliran darah jantung dengandilatasi
(pelebaran) pembuluh.
2. Aspirin; Clopidogrelsebagai antiplatelet untuk mengurangi agregasi platelet dan trombosis di arteri
sehingga juga dapat mengurangi sumbatan di pembuluh darah.
3.ß-bloker dengan prioritas MI;memiliki mekanisme kerja mengurangi kebutuhan oksigen jantung selama
penggunaandan stress dengan cara mengurangi kecepatan dan kontraktilitas denyut jantung.
4.Inhibitor ACEuntuk pasien dengan CAD (penyakit arteri koroner) dan diabetes atau disfungsi sistoleleft
ventricle (LV); mempunyai mekanisme kerja sebagai antagonis pelepasan mediatordari angiotensin II pada
sel otot polos, mencegah plak atherosclerotic ruptur denganmengurangi inflamasi, mengurangi hipertropi
ventrikel kiri jantung, dan memperbaikifungsi endothelial, Terapi untuk menurunkan LDL dengan CAD dan
LDL konsentrasi>130 mg/dl (catatan: diturunkan sampai kurang dari 100 mg/dl).
5. Calcium antagonist/long-acting nitratuntuk mengurangi gejala jika kontraindikasi ß-bloker; dengan cara
mengurangikebutuhan oksigen jantung dan menginduksi vasodilatasi (pelebaran pembuluh) arterikoroner.
6. Calcium antagonist/long-acting nitrat dikombinasikan dengan ß-bloker jika pengobatanutama dengan ß-
bloker tidak berhasil.
7. Calcium antagonist/long-acting nitratsebagai pengganti ß-bloker jika pengobatan utama dengan ß-bloker
mempunyai efek samping yang tidak dapat diterima
.8. Glyseril trinitrat GTNdiletakkan di bawah lidah atau obat semprot dapat mengendurkan arteri pada
jantung dandapat mengurangi serangan Angina.
9.Nitrat erakan nitratdapat digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan angina. Dapat berupa tablet
ataupotongan obat, dan itu sangat efektif. Efek samping dari penggunaan nitrat ini adalah sakit kepala.
Tetapi setelah pemakaian dalam beberapa minggu, sakit kepala ini akan jarang terjadi. Nitrat ada 4 macam,
yaitu:
a.NitrogliserinMerupakan obat yang paling utama. Nitrat efektif pada angina dengan cara
menurunkankonsumsi oksigen miokardium lewat penurunan tekanan darah dan tekanan
intrakardiak.Nitrogliserin ini diserap dari mukosa pipi dan dapat meredakan angina dalam 2- 4 menit
.b. Isosorbid dinitrat (sorbitrat)Diberikan dengan jumlah dosis 10- 20 mg tiap 2- 4 jam. Merupakan suatu
sediaan nitratkerja lama yang dapat membantu mencegah angina, meski mempunyai efek yangberbeda-
beda. Obat ini lebih jarang menimbulkan nyeri kepala dibandingkan dengannitrogliserin
c. Nitrat transdermal.Diserap melalui kulit dan dapat digunakan sebagai pasta yang dioleskan pada
dindingdada.
d.Perheksilin maleat
Dengan besar dosis 100 mg per oral tiap 12 jam, lalu ditingkatkan hingga 200mg tiap 12 jam. Sehingga
dapat mengurangi denyut jantung saat beraktivitas. Merupakan obat yangsangat toksik, dan sering
menimbulkan efek samping (pusing, tremor, ataksia dangangguan usus). Pada pemakaian kronik dapat
mengakibatkan efek samping berupaneurologik, metabolic dan hepatic.
10.Penghambat BetaMemberikan efek pada hormon sehingga nadi akan berdenyut secara pelan dan
tekanandarah menjadi rendah. Hal itu akan dapat membuat jantung untuk mengurangi jumlahoksigen yang
diperlukan dan memperbaiki supplai darah ke otot jantung. Selain itu,penghambat beta ini juga penting untuk
melindungi jantung saat terkena serangan.a.Antagonis KalsiumFungsinya secara umum adalah untuk
mengurangi tekanan pada otot arteri koronari.Antagonis kalsium terdiri atas beberapa jenis, antara
lain:a)Verapamil (cordilox)Dengan dosis 40- 120 mg per oral tiap 8 jam. Merupakan obat dari antagonis
kalsiumyang adapat melebarkan pembuluh darah koroner dengan cara menghambat efek kontriksi kalsium
pada otot polos.Verapamil ini sangat bermanfaat pada penderita anginasaat sedang istirahat, khususnya
angina tak stabil.b)Nifedipin (adalat)Dengan dosis 10- 20 mg per oral tiap 8 jam. Nifedipin ini dapat
menyebabkan pembengkakan lutut. Obat ini tidak memiliki kerja antiaritmik. Bermanfaat pada angina
Prinzmental dan angina yang disertai hipertensi. Efek samping dari pemakaian nifedipinini adalah nyeri
kepala, flushing (semu merah), pusing dan peningkatan angina yang bersifat paradoksal.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Terapi non-farmakologis meliputi:
1.Revaskularisasi yang dilakukan dengan prosedur yang disebut coronary artery bypass grafting (CABG)
dan percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA). Terapi-terapi tersebut terutama untuk pasien
dengan gejala angina yang tidak dapat lagi diatasi dengan terapiobat, pasien dengan stenosis arteri koroner
kiri lebih besar dari 50% dengan atau tanpagejala, pasien dengan penyakit di tiga pembuluh darah dengan
disfungsi ventrikel kiri jantung, pasien dengan angina tidak stabil, dan pasien dengan post-infark
miokarddengan lanjutan angina atau iskemik lebih parah.
2.Selain terapi-terapi tersebut, disarankan untuk mengubah gaya hidup yang dapatdilakukan antara lain
menghentikan konsumsi rokok.
3.Menjaga berat badan ideal.
4.Mengatur pola makan.
5.Melakukan olah raga ringan secara teratur.
6.Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan diabetes secara teratur.
7.Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. Juki
Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Buruh tani
Alamat : Ds. Sukodadi RT 17/5 Wagir, Malang
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
MRS tanggal : 27 Juli 2012 pukul 01.33
2.2 Anamnesis
(autoanamnesis dan heteroanamnesis)
Keluhan utama : Nyeri dada.
Pasien mengeluh nyeri dada satu hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada
itu dirasakan menjalar sampai ke punggung dan kedua-dua lengan kiri dan kanan. Nyeri
dirasa setelah pasien mencangkul di sawah kira-kira jam 12siang. Nyeri dadanya disertai
rasa panas di dada. Nyerinya itu berlangsung selama dua jam. Pasien mengaku tidak
pernah mengalami nyeri seperti ini dan nyeri ini merupakan nyeri pertama kali dirasakan
di hidupnya. Pasien dikejarkan ke Rumah Sakit Islam dan disarankan untuk mengamar
tetapi pasien tidak mahu dan menolak persetujuan untuk mengamar. Jadi pasien
dipulangkan.
Pasien mengeluh nyeri dada lagi disertai sesak pada hari yang sama jam 0100
pagi. Nyeri pada kali kedua ini dirasakan lebih hebat dan berlangsung selama 30menit.
Nyeri dirasakan menjalar lebih ke lengan kiri dibanding lengan kanan. Pasien setelah itu
dikejarkan ke Rumah Sakit Islam buat kali kedua dan kali ini pasien setuju untuk
mengamar. Walau bagaimanapun, kamar di Rumah Sakit Islam pada waktu itu sudah
penuh dan justeru dirujuk ke RSSA. Pasien dikirim ke RSSA kira-kira jam 01:33 pagi
tanggal 28Juli 2012.
Dua tahun yang lalu, pasien pernah mengeluh nyeri dada dan diperiksa di
Puskesmas Kepoh oleh dr Teguh. Setelah kontrol satu minggu sekali selama 4minggu,
pasien menyatakan dirinya sudah sembuh dan tidak kontrol lagi. Pasien tidak ingat nama
obat yang diminum.
Pasien juga mengeluh jantungnya berdebar-debar ketika batuk. Batuk sejak
1minggu yang lalu.Pasien tidak mempunyai riwayat kaki membengkak. Pasien biasanya
tidur dengan dua bantal pada malam hari.
Pasien juga sering mengeluh haus dan sering kencing pada waktu malam.
Pasien sering minum jamu satu kali sebulan. Namun sudah ½ tahun tidak minum jamu.
Pasien merokok kira-kira ½ pak sehari namun sudah berhenti merokok sejak
dua hari ini. Riwayat darah tinggi disangkal tetapi ada makan obat dan tidak tahu nama
obatnya. Obatnya warna putih dalam bentuk tablet dan diminum waktu control ke
puskesmas.. Riwayat gula darah tidak diketahui..
Review of Systems
Umum Lelah - Abdomen Nafsu makan -
Penurunan
BB
- Anoreksia -
Demam - Mual -
Menggigil - Muntah -
Berkeringat - Perdarahan -
Kulit Rash - Melena -
Gatal + Nyeri -
Luka - Diare -
Tumor - Konstipasi -
Kepala/ Sakit - BAB Normal
Leher
Nyeri - Hemoroid -
Kaku Leher - Hernia -
Trauma - Ginekologi Perdarahan -
Telinga Pendengaran Kesan
normal
Spotting -
Infeksi - Sekret -
Nyeri - Gatal -
Benjolan - Penyakit Kelamin -
Mulut &
Tengorokan
Nyeri - Kontrasepsi -
Kering - Menarche -
Suara serak - Siklus Haid -
Sulit menelan - Menopause -
Sakit saat
menelan
- Kehamilan -
Gusi - Prematur -
Infeksi - Abortus -
Pernafasan Batuk + Pap Smear -
Riak - Ginjal dan
saluran
kencing
Disuria -
Nyeri - Hematuria -
Mengigil - Inkontinensia -
Sesak nafas + Nokturia -
Hemoptisis - Frekuensi Normal
Pneumonia - Hematologi Anemia -
Nyeri
Pleuritik
- Perdarahan -
Tuberkulosis - Endokrin Diabetes -
Payudara Sekret - Penurunan BB -
Nyeri - Goiter -
Benjolan - Toleransi
terhadap suhu
-
Perdarahan - Asupan cairan -
Infeksi - Muskuloske
letal
Trauma -
Jantung Angina - Nyeri -
Sesak nafas - Kaku -
Orthopnea - Bengkak -
PND - Merah -
Edema - Nyeri punggung -
Murmur - Kram -
Palpitasi - Sistem
Syaraf
Sinkop -
Infark - Kejang -
Hipertensi - Tremor -
Vaskuler Klaudikasio - Nyeri -
Flebitis - Sensorik Normal
Ulkus - Tenaga Normal
Arteritis - Daya ingat Normal
Vena
Varikose
- Emosi Kecemasan +
Tidur Normal
Depresi -
2.3 Pemeriksaan Fisik
Deskripsi Umum
Kesan sakit: Tampak sakit sedang
Gizi: Kesan gizi normal
Berat badan: 58 kg Tinggi badan: 160 cm IMT: 22.7 kg/m2
Tanda Vital:
Kesadaran: Compos mentis, GCS 456
Tekanan darah: 102/70 mmHg
Nadi: 63x/menit
Pernafasan: 24x/menit
Tax: 36,5oC
KULIT
Inspeksi: pigmentasi, tekstur, turgor, rash,
luka, infeksi, ptechiae, hematom, ekskoriasi,
ikterus, kuku, rambut.
Palpasi: nodul, atrofi, sklerosis
Kulit kehitaman(+), turgor kulit dalam batas
normal, rash (-), luka (+), infeksi (-), ptechiae
(-), hematom (-), ekskoriasi (-), ikterus (-),
rambut lurus dan berwarna hitam, nodul (-),
atrofi (-)
KEPALA DAN LEHER
Inspeksi: bentuk kepala, sikatrik,
pembengkakan.
Palpasi: kelenjar limfe, pembengkakan, nyeri
tekan, tiroid, trakea, pulsasi vena.
Auskultasi: Normal
Pemeriksaan: JVP, kaku kuduk
Normocephali, anemis (-), icterus (-) ,
pembengkakan (-)
Pembesaran KGB (-), nyeri tekan (-)
JVP R+2 cm H2O (30o)
TELINGA
Inspeksi: serumen, infeksi, membran
timpani, tophi
Palpasi: mastoid, massa
Serumen (-/-)
Infeksi (-/-)
Massa (-)
HIDUNG
Inspeksi: septum, mukosa, sekret,
perdarahan, polip
Palpasi: nyeri
Septum deviasi (-), sekret (-), perdarahan (-),
polip (-)
Nyeri (-)
RONGGA MULUT DAN TENGGOROKAN
Inspeksi: pigmentasi, leukoplakia, ulkus,
tumor, gusi, gigi, infeksi, lidah, faring, tonsil
Gigi normal, leukoplakia (-), ulkus (-), tumor
(-), infeksi (-)
Palpasi: nyeri, tumor, kelenjar ludah
Nyeri (-), tumor (-)
MATA
Inspeksi: ptosis, sclera, ikterus, pucat,
kornea, arkus, merah, infeksi, air mata,
tumor, perdarahan, pupil (kanan/kiri),
lapangan pandang
Palpasi: tonometri (kanan/kiri)
Funduskopi: (kanan/kiri)
Ptosis (-), sclera icteric (-/-), konjungtiva
anemis (-/-), kemerahan (-/-), infeksi (-/-),
tumor (-/-),perdarahan (-/-),pupil bulat isokor.
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
TORAKS (PULMO)
Inspeksi: simetri, gerakan, respirasi, irama,
payudara, tumor
Palpasi: gerakan, fremitus fokal
Perkusi: resonansi
Auskultasi: suara nafas, rales, ronkhi,
wheezing, bronkofoni, pectoriloquy
Simetris, ritmis
SF D=S
rh - - wh - -
+ + - -
+ + - -
JANTUNG
Inspeksi: iktus
Palpasi: iktus, thrill
Perkusi: batas kiri, batas kanan, pinggang
jantung
Auskultasi: denyut jantung (frekuensi, irama)
S1, S2, S3, S4, gallop, murmur, ejection
click, friction rub
Iktus invisible, palpable at 2 cm lateral MCL
ICS V sinistra
LHM~ictus, RHM~SL D
S1S2 single, murmur (-)
ABDOMEN
Inspeksi: kontur, striae, sikatrik, vena caput
medusa, hernia
Auskultasi: peristaltic usus, bruit, rub
Palpasi: nyeri, defans/rigiditas, massa,
hernia, hati, limpa, ginjal
Perkusi: resonansi, shifting dullness,
undulasi
Flat, soefl
BU (+) normal
Shifting dullness (-)
Liver span 10cm, traube space tympani
PUNGGUNG
Inspeksi: postur, mobilitas, skoliosis, kifosis,
lordosis
Palpasi: nyeri, gybus, tumor
(-)
EKSTREMITAS
Inspeksi: gerak sendi, pembengkakan,
merah, deformitas, simetri, edema, sianosis,
pucat, ulkus, varises, kuku
Palpasi: panas, nyeri, massa, edema, denyut
nadi perifer
anemis - -
Pitting edema - -
Akral hangat, nyeri (-), massa (-)
ALAT KELAMIN
Perempuan: introitus, vagina, serviks, uterus,
adneksa, nyeri, tumor
Laki-laki: penis, scrotum, nyeri, tumor
Tidak diperiksa
REKTUM
Hemoroid, fisura, kondiloma, darah, sfingter
ani, massa, prostat
Tidak diperiksa
NEUROLOGI
Berdiri, gaya jalan, tremor, koordinasi,
kelemahan, flaksid, paralitik, fasikulasi,
syaraf kranial, reflex fisiologis, reflex
patologis
Dalam batas normal
BICARA
Disartria, apraxia, afasia Tidak ditemukan kelainan
Kepala – Leher : Anemis-/-, ikterik -/-,JVP R + 2 cm H20,
KGB -
Thoraks : Pengembangan dada simetris, nafas spontan adekuat
P/ s/s A v/v Rh -/- Wh -/-
s/s v/v -/- -/-
s/s v/v -/- -/-
Jantung : Iktus invisible palpable pada MCL ICS IV sinistra
RHM SL dextra
LHM iktus
S1S2 single, murmur (-).
Abdomen :Flat, soefl, BS (+) N, Liver span 10 cm, troube space timpani.
Extremitas : Edema -/-, Anemis -/-, icteric -/-
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan di RSI
Pemeriksaan di EM 27 Juli2012
• Sinus rhythm• Heart rate 88 bpm • Frontal Axis : normal • Horizontal Axis : normal • PR interval : 0.12”• QRS complex : 0.08” • QT interval : 0.36” • R in aVL + s in V3 : 24 > 20 = LVH
Conclusion : sinus rhytm with HR 88 bpm, LVH
27Juli2012 di CVCU
28 Juli2012
Deskripsi:
• Sinus bradycardia• Heart rate 53 bpm • Frontal Axis : normal • Horizontal Axis : clockwise rotation • PR interval : 0.15”• QRS complex : 0.08” • QT interval : 0.20” • R in aVL + s in V3 : 11 < 20 = LVH (x)• Conclusion : sinus bradycardia with HR 53 bpm,anteroseptal infark v1,v2,v3
Slight ST abnormality,avL,v3,v4,v5
30 Juli2012
31 Juli 2012
Pemeriksaan Chest X-Ray
‘Keterangan:
• AP posisi, assimetri, KV cukup, inspirasi cukup• Soft tissue normal, Bone normal• Trachea di tengah • Hemidiaphragm S domeshape• Hemidiaprgama D domeshape • Sudut Phrenico costalis S tajam and D tumpul• Pulmo : penebalan dinding bronchus peri dan infra hiler D/S
Minimal pleural effuse D• Cor: site N, shape N , CTR 58%