1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Malang memiliki berbagai fenomena unik dalam konteks komuniti yang dibentuk oleh masyarakatnya. Salah satu indikasi yang menunjukkan hal tersebut dapat dilihat dengan adanya berbagai komuniti yang lahir ditengah –tengah kehidupan masyarakat. Akan tetapi, komuniti pada masa kini memang tidak lagi hanya dilihat sebagai lingkaran keterikatan antar anggota namun lebih kepada sebagai satu simbol didalam anggotanya. Dengan kata lain, anggota komuniti kemudian mulai mempresentasikan komuniti itu sendiri sebagai bagian dari jati dirinya. Salah satu contoh dari fenomena tersebut adalah adanya sebuah komunitas yang didasari oleh kegemaran untuk berpenampilan dan berperilaku jejepangan yang saat ini sedang menjamur dikalangan remaja di Kota Malang. Apa itu maksud dari jejepangan dan komuniti jejepangan, dalam hal ini jejepangan begitu identik dengan orang-orang baik individu maupun komuniti yang menyukai kebudayaan-kebudayaan jepang secara garis besar. Dengan begitu pemahaman mengenai komuniti jejepangan terdiri dari mereka yang menyukai penampilan khusunya pakaian dengan cara mengikuti gaya yang kejepang- jepangan. Salah satu komuniti yang sedang populer saat ini adalah para pelaku cosplay yang berada dalam sebuah wadah komuniti. Cosplay sendiri adalah suatu bentuk budaya populer Jepang dalam bentuk karakter permainan Roleplaying
16
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/34139/2/jiptummpp-gdl-febrinilam-45492-2-babi.pdf · Para cosplayer akan menampilkan gaya tokoh yang mereka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kota Malang memiliki berbagai fenomena unik dalam konteks
komuniti yang dibentuk oleh masyarakatnya. Salah satu indikasi yang
menunjukkan hal tersebut dapat dilihat dengan adanya berbagai komuniti yang
lahir ditengah –tengah kehidupan masyarakat. Akan tetapi, komuniti pada masa
kini memang tidak lagi hanya dilihat sebagai lingkaran keterikatan antar anggota
namun lebih kepada sebagai satu simbol didalam anggotanya. Dengan kata lain,
anggota komuniti kemudian mulai mempresentasikan komuniti itu sendiri sebagai
bagian dari jati dirinya.
Salah satu contoh dari fenomena tersebut adalah adanya sebuah
komunitas yang didasari oleh kegemaran untuk berpenampilan dan berperilaku
jejepangan yang saat ini sedang menjamur dikalangan remaja di Kota Malang.
Apa itu maksud dari jejepangan dan komuniti jejepangan, dalam hal ini
jejepangan begitu identik dengan orang-orang baik individu maupun komuniti
yang menyukai kebudayaan-kebudayaan jepang secara garis besar. Dengan begitu
pemahaman mengenai komuniti jejepangan terdiri dari mereka yang menyukai
penampilan khusunya pakaian dengan cara mengikuti gaya yang kejepang-
jepangan. Salah satu komuniti yang sedang populer saat ini adalah para pelaku
cosplay yang berada dalam sebuah wadah komuniti. Cosplay sendiri adalah suatu
bentuk budaya populer Jepang dalam bentuk karakter permainan Roleplaying
2
anime,manga dalam bentuk nyata(diperankan manusia). Malang sendiri selain
dikenal sebagai kota Pendidikan juga dikenal sebagai kotanya anak kreatif.
Banyak komunitas yang lahir di Kota Bunga ini. Salah satu komunitas cosplay
yang paling dikenal di Kota Malang adalah COSUKI. COSUKI berdiri pada 22
mei 2007, dan merupakan satu-satunya komunitas cosplay di Jawa Timur dengan
jumlah anggota saat ini berkisar lebih dari 40 anggota. COSUKI merupakan suatu
wadah bagi para cosplayer di Malang dan sekitarnya untuk menyalurkan inspirasi,
apresiasi dan kreatifitas dalam hal berkostum dan bercosplay. COSUKI adalah
komunitas independen bagi para penggemar budaya populer Jepang, terutama
cosplay di Malang dan sekitarnya. Cosuki cosplay ini tidak hanya terbatas pada
tokoh Jepang saja, tetapi juga barat dan cosplay lainnya. Saat ini COSUKI
semakin berkembang dan menunjukkan eksistensinya dalam dunia cosplay. Para
anggotanya sering mengisi acara-acara cosplay di berbagai acara atau pameran
pemotretan baik di Malang maupun kota-kota lain di Jawa Timur.
COSUKI dalam menciptakan koreografi banyak mendapatkan inspirasi
dari video-video penampilan para cosplayer luar negeri, lalu digabungkan dengan
ide-ide kreatif dari para anggota untuk menciptakan sebuah penampilan yang
spektakuler. Tak hanya sebagai pengisi acara, COSUKI memiliki cara dalam
menjalin hubungan antar anggota dengan mengadakan pertemuan rutin setiap
minggunya. Pertemuan ini dimanfaatkan tidak hanya untuk merekatkan hubungan
semata, tetapi juga membuat para anggota COSUKI dapat saling bertukar pikiran
tentang tren kostum terbaru, ide – ide koreografi cosplay segar, serta menggalang
kegiatan amal di seputaran Jawa Timur. Kini COSUKI telah dianggap sebagai
3
kiblat bagi para pecinta cosplay di Malang maupun kota lain. Komunitas yang
berdiri tanggal 22 Mei ini menjadi barometer bagi komunitas – komunitas cosplay
lain yang mulai bermunculan di Kota Malang. Komunitas COSUKI ini berebeda
dengan komunitas jejepangan lainnya dimana mereka memiliki identifikasi yang
khas karena bahkan ditentukan dari hal yang terkecil yakni dari hubungan antara
tindakan gesture yang juga tidak akan lepas dari masalah pemakaian kostum
cosplay .
Pemakaian costum untuk para cosplayer biasanya disesuaikan dengan
karakter tokoh anime yang disukai oleh masing-masing cosplayer contohnya
seperti tokoh anime Naruto. Para cosplayer akan menampilkan gaya tokoh yang
mereka sukai mulai dari kostum pakaian, assesoris, serta tindakan sehingga
cosplayer bisa menyerupai tokoh Naruto. Para pelaku cosplay sendiri terus
berupaya untuk dipusatkan pada tokoh dan karakter idola masing-masing sehingga
tanpa sadar terus berupaya menjadi tokoh ideal tersebut. Bahkan pada dunia
cosplay, secara sementara seseorang dapat melupakan usia, jenis kelamin, kelas
sosial, lokasi atau bahkan kebangsaan sekalipun dan cosplay membawa para
penikmatnya ke sebuah dunia yang sama sekali berbeda upaya mengeliminasi
batasan usia, warna kulit, jenis kelamin.
Hal ini lah yang memunculkan adanya ketidakseimbangan antara dunia
yang benar-benar nyata atau real dengan dunia imajinasi. Kondisi ini merupakan
kondisi “Hyperreal” menurut Baudrillard yaitu dimana seorang individu sedang
mengalami pemisahan aindra. Maka kemudian individu tersebut mulai jauh dari
nilai kenyataan dan indera tubuh menjadi sulit untuk memahami tentang mana
4
yang nyata mana yang tidak nyata karena indera dipaksa berkerja keras untuk
menanggap “proyeksi” yang tidak memiliki referensi yang jelas untuk kemudian
dipaksakan untuk diterapkan kepada si individu tersebut.
Kondisi “Hyperreal” dalam dunia postmodernisme ini dikaitkan dengan
fenomena munculnya teknologi sebagai media pengaruh kehidupan sehari-hari
manusia. Segala sumber yang diterima realitas individu dalam dunia teknologi
berupa jaringan gambar, informasi maupun impuls sosial terkadang memiliki
rujukan eksternal yang sulit ditelusuri atau terkadang bahkan tidak ada sama
sekali rujukan eksternalnya sebagaimana aktivitas para penggiat cosplayer yang
meniru karakter tidak hanya dari kostum saja namun juga dari tindakan, sikap,
postur, emosi bahkan sifat-sifat yang mereka asosiasikan sebagai sifat dari tokoh
atau karakter idola padahal mereka memiliki keterbatasan dalam memahami
maksud awal dari kemunculan karakter tersebut. Bahkan beberapa penggemar
berat dari tokoh atau karakter tertentu bahkan cenderung “menyembah”
keberadaan idolanya tersebut dan ingin menjadi satu-satunya penggemar utama
dari karakter tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasakan gambaran tersebut, rumusan masalahnya adalah Bagaimana
Hiperealitas Cosplay Pada Komunitas COSUKI Di Malang ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Hiperealitas
Cosplay pada Komunitas COSUKI di Malang.
D. MANFAAT PENELITIAN
5
1.Manfaat teoritis yaitu :
a. Sebagai referensi ilmiah dalam ruang lingkup pembahasan pada mata kuliah
Sosiologi Postmodern Serta memberikan sumbangan terhadap teori
Hiperealitas.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hiperealitas cosplay lebih lanjut.
2.Manfaat Praktis yaitu :
a. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan bahan referensi sebuah pengetahuan dan pengalaman serta
melakukan refleksi dan evaluasi dalam pelestarian budaya lokal.
b. Bagi Akademik
Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswa UMM
(UniversitasMuhammadiyah Malang) secara umum.
c. Bagi penggemar cosplay / Komunitas COSUKI
Diharapkan menjadi sebuah masukan bagi penggemar cosplay pada Komunitas
COSUKI di Malang agar mereka memiliki batasan-batasan untuk
membedakan realitas nyata dengan realitas buatan.
E. DEFINISI KONSEP
1. Hiperealitas
6
Hiperealitas atau realitas semu adalah realitas yang dihasilkan dan
reproduksi objek dengan referensi objek yang tidak nyata. Baudrillard merasa
bahwa realitas sudah mati. Hiperealitas adalah dimana tanda-tanda memiliki
kehidupannya sendiri, lepas dari realitas dan mengambang bebas.1 Apa yang nyata
(real) disubordinasikan dan akhirnya dilarutkan sama sekali. Kini menjadi
mustahil untuk membedakan yang nyata dari sekedar tontonan. Di kehidupan
nyata, kejadian-kejadian “nyata” semakin mengambil ciri (hyperreal).2
2. Cosplay
Cosplay atau Kospure merupakan semacam kegiatan para penggemar
anime dan manga yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan membuat
dan mengenakan kostum dan berdandan meniru karakter tertentu dari anime atau
manga (atau game komputer, literatur, idol group, film populer, atau ikon) dengan
tujuan untuk tampil didepan publik dan melakukan pemotretan.3 Cosplay adalah
identitas sosial yang bermain diantara dunia fantasi dan dunia nyata atau dapat
dikatakan mereka memasuki ruang 'carnivalesque' yang mana seorang individu
dapat menjadi seseorang atau sesuatu selain diri mereka sendiri .4
3.Komunitas COSUKI
1 Kevin O’Donnell, 2014. Postmodernisme, Yogyakarta:PT Kanisius. Hlm.45
2 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2010. Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. Hlm.642 3 Jiwon, Ahn. (2008) Animated Subjects: Globalization, Media and East Asian Cultural
Imaginaries, Toward a perfect cosplay: coversations with a few Japanese cosplayers,
Hlm 62-82. 4 Lestari, Indah, Cosplay: Postmodernism and Japanese Popular Culture in Indonesia,
Terms Paper: Readings in Literary Theory & Criticism, Jawaharlal Nehru University,
New Delhi, India, 2011
7
Komunitas COSUKI adalah komunitas independen bagi para penggemar
budaya populer Jepang terutama cosplay di Malang dan sekitarnya. COSUKI
sama dengan COSPLAY DAISUKI yang artinya “suka sekali cosplay”. Cosplay
sendiri adalah suatu bentuk budaya populer Jepang yang berupa permaiinan
memindahkan karakter anime, manga, tokusats dan lain-lainnya ke dalam wujud
nyata (diperankan oleh manusia). COSUKI didirikan oleh teman teman pecinta
cosplay di Malang, pada tanggal 22 mei 2007. COSUKI diharapkan untuk
menjadi wadah yang menyatukan para cosplayer di Malang dan sekitarnya yang
masih menyebar ke seluruh pelosok Malang. Anggota COSUKI terdiri dari
berbagai usia dan profesi yang memiliki kesamaan. Dapat dikatakan COSUKI
sebuah keluarga besar pecinta cosplay.
Kegiatan COSUKI tentu saja difokuskan pada cosplay, tetapi tidak
tertutup kesempatan bagi anggota untuk mengembangkan bakat di bidang lain.
Sampai saat ini, kegiatan yang telah dilakukan oleh COSUKI adalah membuat
pertunjukan kabaret, parade cosplay, berpartisipasi dalam beberapa acara budaya
Jepang dan lain-lain.5
F. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, karena dalam
penelitian ini berusaha menelaah fenomena sosial khususnya tentang Hiperealitas