1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara memiliki kepentingan nasional yang menjadi tujuan untuk dicapai dalam setiap kebijakan. Kepentingan-kepentingan nasional ini akan menimbulkan kerjasama ataupun menciptakan konflik antar negara. Sama halnya yang terjadi di dunia pada tahun 1939, dunia mengalami perang besar yang disebut perang dunia II, 1 yang merupakan bukti bahwa akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang berbeda akan memicu terjadinya konflik bahkan perang besar. Hal ini yang terjadi ketika Jerman menduduki Polandia pada tahun 1939. 2 Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945, akibat perang ini banyak negara-negara yang mengalami kehancuran. Liga Bangsa Bangsa (LBB) 3 yang saat itu menjadi lembaga perdamaian di dunia telah dianggap gagal menjalankan tugasnya untuk menjaga perdamaian. Untuk menjaga perdamaian setelah terjadinya perang besar dibutuhkan suatu organisasi internasional untuk menggantikan Liga Bangsa Bangsa. Organisasi yang mampu menjaga keamanan dan ketertiban dunia sehingga konflik-konflik yang terjadi dapat diminimalisir sehingga tidak berujung pada perang besar atau kemungkinan terjadinya perang 1 Perang dunia II adalah sebuah perang yang melibatkan beberapa negara berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar— yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan. Dimulai ketika Hitler emnginvasi Polandia. 2 Diakses dari Perang Dunia II http://www.ushmm.org/outreach/id/article.php?ModuleId=10007681 pada 13 November 2012 pukul 18:46 WIB 3 LBB merupakan organisasi internasional yang didirikan setelah Konferensi Perdamaian Paris 1919, pada 10 Januari 1920. Fungsi-fungsi utamanya termasuk melucuti senjata, mencegah perang melalui keamanan kolektif, menyelesaikan pertentangan antar negara melalui negosiasi dan diplomasi, serta memperbaiki kesejahteraan hidup global. UPN "VETERAN" JAKARTA
17
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upnvj.ac.id/5669/3/BAB I.pdf · dan membahas laporan dari Dewan Keamanan dan badan-badan PBB, serta mempertimbangkan dan menyetujui
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap negara memiliki kepentingan nasional yang menjadi tujuan untuk
dicapai dalam setiap kebijakan. Kepentingan-kepentingan nasional ini akan
menimbulkan kerjasama ataupun menciptakan konflik antar negara. Sama halnya
yang terjadi di dunia pada tahun 1939, dunia mengalami perang besar yang
disebut perang dunia II,1 yang merupakan bukti bahwa akibat adanya perbedaan
paham dan kepentingan yang berbeda akan memicu terjadinya konflik bahkan
perang besar. Hal ini yang terjadi ketika Jerman menduduki Polandia pada tahun
1939.2
Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945, akibat perang ini banyak
negara-negara yang mengalami kehancuran. Liga Bangsa Bangsa (LBB) 3 yang
saat itu menjadi lembaga perdamaian di dunia telah dianggap gagal menjalankan
tugasnya untuk menjaga perdamaian. Untuk menjaga perdamaian setelah
terjadinya perang besar dibutuhkan suatu organisasi internasional untuk
menggantikan Liga Bangsa Bangsa. Organisasi yang mampu menjaga keamanan
dan ketertiban dunia sehingga konflik-konflik yang terjadi dapat diminimalisir
sehingga tidak berujung pada perang besar atau kemungkinan terjadinya perang
1 Perang dunia II adalah sebuah perang yang melibatkan beberapa negara berlangsung mulai tahun 1939
sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar—yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan. Dimulai ketika Hitler emnginvasi Polandia.
2 Diakses dari Perang Dunia II http://www.ushmm.org/outreach/id/article.php?ModuleId=10007681 pada 13 November 2012 pukul 18:46 WIB
3 LBB merupakan organisasi internasional yang didirikan setelah Konferensi Perdamaian Paris 1919, pada 10 Januari 1920. Fungsi-fungsi utamanya termasuk melucuti senjata, mencegah perang melalui keamanan kolektif, menyelesaikan pertentangan antar negara melalui negosiasi dan diplomasi, serta memperbaiki kesejahteraan hidup global.
UPN "VETERAN" JAKARTA
2
dunia ketiga. Winston Churchill yang merupakan Perdana Menteri Inggris saat itu
bersama Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt mengadakan
pembicaraan khusus yang pada akhirnya menghasilkan deklarasi tentang hak
kebebasan, kemerdekaan dan perdamaian dunia. Hal inilah yang menjadi langkah
awal terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 4
PBB dibentuk pada tahun 1945. PBB memiliki 6 organ utama yaitu a
General Assembly (Majelis Umum), a Security Council (Dewan Keamanan), an
Economic and Social Council (Dewan Ekonomi dan Sosial), a Trusteeship
Council (Dewan Perwalian), an International Court of Justice (mahkamah
internasional) dan a Secretariat (Sekretariat). Dua organ utama PBB yang
memiliki peran penting dalam mengambil kebijakan terhadap suatu konflik adalah
Majelis Umum dan Dewan Keamanan.
Majelis Umum (MU) menempati posisi sentral sebagai pimpinan dalam
musyawarah PBB. Terdiri dari semua anggota PBB yaitu 193 negara, MU
menyediakan sebuah forum diskusi multilateral yang membahas isu-isu
internasional yang dicakup dalam Piagam PBB yang disebut sidang umum (SU).
Dalam sidang umum PBB biasanya dibahas mengenai pertanyaan yang berkaitan
dengan perdamaian dan keamanan internasional (kecuali sengketa atau situasi
yang sedang dibahas oleh Dewan Keamanan) namun MU bisa mengajukan
rekomendasi pembahasan isu ke Dewan Keamanan.
Dalam hal peningkatan kerjasama internasional, MU juga melakukan
studi dan membuat rekomendasi untuk pengembangan dan kodifikasi hukum
internasional, realisasi hak asasi manusia dan kebebasan dasar, dan kerjasama
4 Dikutip dari Menelisik lebih jauh standar ganda PBB www.dakta.com/berita/nasional/749/menelisik-lebih-
jauh-standar-ganda-pbb.html/ pada 14 November pukul 14:35 WIB
UPN "VETERAN" JAKARTA
3
internasional di bidang ekonomi, sosial, kemanusiaan, bidang budaya, pendidikan
dan kesehatan serta membuat rekomendasi untuk penyelesaian damai dari setiap
situasi yang bisa merusak hubungan persahabatan antara negara-negara, menerima
dan membahas laporan dari Dewan Keamanan dan badan-badan PBB, serta
mempertimbangkan dan menyetujui anggaran PBB.5
Dewan Keamanan memiliki tanggung jawab utama untuk memelihara
perdamaian dan keamanan internasional. Dewan ini memiliki 15 anggota dengan
5 anggota tetap yaitu Rusia, Amerika Serikat, Perancis, Inggris, China dan 10
anggota tidak tetap. Di bawah Piagam PBB, semua negara anggota diwajibkan
untuk mematuhi keputusan Dewan Keamanan. Dewan Keamanan memimpin
dalam setiap hal baik mengambil keputusan ataupun dalam menentukan adanya
ancaman terhadap perdamaian atau tindakan agresi. Sesuai dengan ketentuan
yang relevan dari piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, keputusan Dewan
Keamanan akan sah jika dibuat oleh suara setuju dari lima anggota tetap DK
(China, Prancis, Rusia, Inggris, Amerika Serikat) dan 4 anggota tidak tetap. Jika
anggota tetap melemparkan suara negatif (menggunakan hak vetonya untuk
menolak suatu rancangan), maka rancangan resolusi tidak dapat dilanjutkan.6 MU
dapat mengambil alih penyelesaian suatu sengketa, jika DK PBB dianggap tidak
mampu memberikan solusi.
Salah satu anggota tetap Dewan Keamanan yang memiliki peran besar di
dalam penyelesaian beberapa kasus internasional adalah Rusia. Rusia merupakan
pecahan dari Negara Uni Soviet yang runtuh pasca perang dingin dan memiliki
5 Dikutip dari General Assembly http://www.un.org/en/ga/about/background.shtml 15 Februari pukul 17:20
WIB 6 Dikutip dari Security council Vote http://www.un.org/Depts/dhl/resguide/scvote.htm pada 15 Februari 2013
pukul 17:42 WIB
UPN "VETERAN" JAKARTA
4
hak istimewa, dimana hak istimewa ini mampu menjadi power bagi anggota tetap
(dalam hal ini Rusia) untuk mengambil suatu kebijakan. Berikut tabel ringkasan
penggunaan veto oleh Rusia dan anggota tetap DK PBB.
Tabel 1. Ringkasan Penggunaan Hak Veto
Anggota tetap DK PBB, Periode 1993-2004
Tahun Draft Agenda Sidang Suara Negatif/ veto dari anggota tetap
2004 S/2004/313 Konflik Cyprus Rusia 2004 S/2004/240 Situasi Timur tengah terkait
pertanyaan Palestina AS
2003 S/2003/990 Situasi Timur tengah terkait pertanyaan Palestina
AS
2003 S/2003/891 Situasi Timur tengah terkait pertanyaan Palestina
AS
2002 S/2002/1385 Situasi Timur tengah terkait pertanyaan Palestina
AS
2002 S/2002/712 Situasi Timur tengah terkait pertanyaan Palestina
AS
2001 S/2001/1199 Situasi Timur tengah terkait pertanyaan Palestina
AS
1999 S/1999/201 Situasi Timur tengah terkait pertanyaan Palestina
China
1997 S/1997/241 Situasi Timur tengah terkait pertanyaan Palestina
AS
1997 S/1997/199 Situasi wilayah yang diduduki Arab
AS
1997 S/1997/18 Amerika Tengah upaya menuju perdamaian.
China
1995 S/1995/394 Situasi wilayah yang diduduki Arab
AS
1994 S/1994/1358 Situasi di Republik Bosnia dan Herzegovina
Rusia
1993 S/25693 Konflik Cyprus Rusia
Sumber : An official United Nations veto list, covering 1946 to April 2004.7
7 Dikutip dari Official Documents System of the United Nations http://daccess-dds-
ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N04/417/02/PDF/N0441702.pdf?OpenElement#page=19&zoom=83,0,319 pada 15 Februari 2013 pukul 19:07 WIB
UPN "VETERAN" JAKARTA
5
Tabel diatas menunjukan bahwa Rusia sebagai salah satu pemegang kekuasaan di
DK PBB jarang menggunakan hak vetonya pasca perang dingin. Rusia terlihat
hanya beberapa kali menggunakan vetonya untuk menolak rancangan resolusi
yaitu pada tahun 1993,1994,2004 dan penggunaan veto lebih di dominasi oleh
negara barat seperti Amerika Serikat.
Pada Desember tahun 2011 lalu, Rusia terlihat kembali menggunakan hak
vetonya pada kasus Suriah. Konflik Suriah merupakan konflik yang terjadi antara
masyarakat sipil, pihak oposisi dan pemerintah, di mana masyarakat sipil
menuntut adanya sistem demokrasi di Suriah dan konflik ini merupakan bagian
dari Arab spring8 yang lebih luas. Konflik yang terjadi di Suriah merupakan
konflik terpanjang yang memakan korban jiwa paling besar jika dibandingkan
dengan konflik-konflik Arab Spring sebelumnya. Arab spring Pertama kali terjadi
di Tunisia, ketika warga sebuah kota kecil di selatan turun ke jalan untuk
memprotes penyiksaan terhadap mahasiswa yang telah memasang graffiti anti-
pemerintah. Pemerintah menanggapi aksi mahasiswa tersebut dengan kekerasan.9
Konflik Libya berawal ketika masyarakat sipil menginginkan Muammar Abu
Minyar al-Qaddafi (Presiden Libya) untuk turun dari jabatannya karena dianggap
terlalu otoriter, dalam kasus ini DK PBB mengeluarkan satu resolusi berupa
sanksi terhadap Libya dan dilakukannya intervensi militer oleh AS, Inggris,
8Arab spring atau Musim Semi Arab mengacu pada pemberontakan demokratis yang muncul secara independen dan tersebar di seluruh dunia Arab tahun 2011. Gerakan ini bermula ketika terjadi konflik di Tunisia pada Desember 2010 dan dengan cepat menyebar ke Libya, Libanon, Yordania, Sudan, Arab Saudi, Mesir,dan yang terakhir terjadi di Suriah 9 Dikutip dari Suriah
http://topics.nytimes.com/top/news/international/countriesandterritories/syria/index.html pada 28 September 2012 pukul 10:38 WIB
UPN "VETERAN" JAKARTA
6
Perancis, Italia dan sekutu NATO lainnya.10 Revolusi yang terjadi di Libanon dan
Yordania berjalan cukup damai berbeda dengan Libya dan Suriah.
Salah satu kasus Arab spring yang diangkat dalam sidang DK PBB yang
mendapat perhatian besar dari Rusia adalah Suriah karena Rusia dengan tegas dan
konsisten menolak intervensi pihak asing di Suriah. Konflik ini berawal dari
penolakan terhadap rezim Al-Assad oleh masyarakat sipil atas dasar sikap
Presiden Al-Assad yang dianggap otoriter dan tidak memenuhi janji seperti yang
telah dijanjikan ketika kampanye pemilihan Presiden.
Situasi yang memanas di Suriah pada awal tahun 2012 lalu, terutama di
kota Zabadani, Homs, Idleb dan Hama, semakin memburuk dimana korban rakyat
sipil semakin meningkat sementara akses bantuan kemanusiaan masih tetap sulit.
Disamping itu, jumlah internally displaced persons (IDPs) dan pengungsi Suriah
juga semakin meningkat.11 Hal ini membuat Dewan Keamanan perlu untuk
mengambil langkah-langkah selanjutnya untuk meminimalisir kemungkinan
meluasnya konflik tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan DK PBB,
Rusia telah memveto tiga resolusi Dewan Keamanan yang ditujukan kepada
Suriah, dan menegaskan perlunya resolusi yang dipimpin Suriah untuk mengatasi
krisis negara itu tanpa campur tangan pihak asing.12 Salah satu penolakan Rusia
dilakukan pada tanggal 04 April 2012 ketika Maroko mengajukan rancangan
resolusi terkait pengiriman militer asing ke wilayah Suriah dan dengan tegas 10 Dikutip dari NATO Petik Pelajaran Penting dalam Misinya di Libya
http://www.voaindonesia.com/content/nato-petik-pelajaran-penting-dalam-misinya-di-libya-132272848/99712.html pada 17 Februari 2013 pukul 14:07 WIB
11 Laporan Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata.2012.Konflik Suriah.Kementerian Luar Negeri Indonesia
12 Dikutip dari Rusia terus jual senjata ke Suriah http://www.voaindonesia.com/content/rusia-terus-jual-senjata-ke-suriah/1602761.html pada 15 Februari 2013 pukul 19:41 WIB
UPN "VETERAN" JAKARTA
7
ditolak oleh Rusia. Pembahasan ini menjadi menarik ketika melihat sejarah
penggunaan veto Rusia, dimana Rusia kembali menggunakannya dalam kasus
Suriah setelah sekian lama Rusia lebih sering sejalan dengan anggota lainnya
(dengan memberikan suara positif ataupun abstain), serta sikap tegas Rusia yang
tidak menginginkan adanya intervensi militer pihak asing di Suriah.
1.2. Perumusan Masalah
Arab spring adalah gelombang pergolakan yang terjadi di dunia Arab sejak
tahun 2010 hingga saat ini, mulai dari konflik Tunisia, Mesir, Libanon, Yordania,
Arab, Libya sampai yang terakhir adalah Suriah. Konflik ini adalah awal dari
revolusi dunia Arab untuk menggulingkan kepemimpinan yang otoriter dan
berakhir dengan kekerasan.13 Menurut Menteri Luar Negeri Indonesia Marty
Natalegawa, konflik yang terjadi di Suriah tidak hanya mengganggu stabilitas
keamanan dan ekonomi di negara itu saja tapi sudah merembet menjadi konflik
wilayah dengan sikap Suriah yang melanggar batas teritori14 Ketika konflik
internal sudah mulai mengancam kestabilan wilayah disekitarnya, DK PBB
berhak untuk ikut dalam penyelesaian konflik dengan berbagai resolusi dan
tindakan untuk meminimalisir meluasnya konflik tersebut. Pada sidang DK PBB
April 2012 lalu, DK gagal mengeluarkan resolusi untuk Suriah karena suara
negatif dari Rusia.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Apa yang menjadi kepentingan Rusia dalam kasus ini sehingga Rusia kembali
menggunakan vetonya?
13 Apriadi Tamburaka,2011,Revolusi Timur Tengah.Yogyakarta:Narasi.hlm 9-10 14 Dikutip dari konflik Suriah
http://tekno.kompas.com/read/2012/10/10/14424265/konflik.suriah.835.wni.sudah.dipulangkan pada 17 Februari 2013 pukul 14:50 WIB
UPN "VETERAN" JAKARTA
8
1.4. Tujuan Penelitian
a. untuk menganalisa kiprah Dewan Keamanan dalam penyelesaian
sengketa internasional
b. untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait kepentingan apa
yang dimiliki Rusia sebagai anggota tetap DK PBB dalam
menyikapi situasi di Suriah.
c. Untuk mengetahui kepentingan nasional yang dimiliki Rusia
sebagai anggota tetap DK PBB di dalam menyikapi kasus Suriah.
1.5. Manfaat Penelitian
Menambah dan memperkaya bahan referensi bagi akademisi dan
mahasiswa Hubungan Internasional dalam hal Politik Internasional
khususnya mengenai Kepentingan Rusia dalam konflik Suriah dengan
memanfaatkan posisinya di Dewan Keamanan.
1.6. Tinjauan Pustaka
Dalam Jurnal Transnasional, Vol. 4, No. 1, Juli 2012 oleh Irdayanti
dengan judul Kebijakan Penolakan Rusia Terhadap Strategi Barat Di Suriah ,
penulis menjelaskan alasan penolakan Rusia terhadap Barat dalam menyelesaikan
konflik di Suriah. Namun pada jurnal ini, Irdayanti hanya memfokuskan pada sisi
Rusia sebagai satu kesatuan negara tanpa melihat sisi DK dalam keanggotaannya
di DK PBB. Selama penghujung tahun 2010 hingga awal 2012, kawasan Afrika
Utara dan Timur Tengah mengalami pergolakan politik yang luar biasa
dikenal dengan “Jasmine Revolution”. Jasmine revolution adalah sebuah
revolusi yang menjalar cepat menggoncangkan stabilitas politik di negara-negara
UPN "VETERAN" JAKARTA
9
Timur Tengah. (di beberapa artikel lain Jasmine revolution disebut sebagai Arab
spring).
Revolusi ini berawal dari pergolakan rakyat di Tunisia, lalu menyebar
ke Mesir, Aljazair, Yaman, Bahrain, Libya dan terakhir terjadi di Suriah. Dalam
revolusi Jasmine tersebut, dua orang pemimpin meninggalkan jabatannya dan
melarikan diri, yaitu mantan Presiden Tunisia Zine Abidin Ben Ali dan
mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak, sedangkan pemimpin negara lainnya
belum dipastikan karena kondisi politik di negara yang masih bergolak. Salah
satu negara yang masih bergolak dan menjadi sorotan dunia atas jumlah korban
jiwa yang banyak dalam revolusi ini adalah Suriah.
Suriah sedang mengalami gejolak politik di mana rakyatnya menuntut
mundur Presiden Bashar al-Assad. Tuntutan rakyat Suriah di latar belakangi oleh
keberhasilan perjuangan rakyat Tunisia, Mesir, dan Libya yang berhasil menuntut
mundur rezim otoriter di ketiga negara tersebut. Tuntutan ini merupakan
akumulasi dari ketidakpuasan rakyat Suriah terhadap pemerintahan Assad yang
dianggap otoriter. Bashar al-Assad telah berkuasa sejak tahun 2000, mewarisi
kekuasaan ayahnya Hafez al-Assad, yang berkuasa selama tiga dekade di Suriah.
Penulis menjelaskan bahwa konflik ini memicu negara barat seperti
Amerika Serikat dan Uni Eropa memberikan sanksi kepada Suriah sebagai bentuk
ancaman kepada Suriah. Penulis juga menjelaskan bahwa tindakan Rusia
menggunakan hak veto tersebut dilihat sebagai bentuk dukungan yang besar
terhadap Suriah, khususnya selama unjuk rasa anti rezim Presiden Bashar Al-
Assad pada awal tahun 2011.
UPN "VETERAN" JAKARTA
10
Kebijakan Penolakan Rusia Terhadap Strategi Barat di Suriah
dikarenakan Rusia ingin mencegah hegemoni negara Barat di Timur Tengah
khususnya Suriah dengan menjaga keseimbangan kekuasaan dan
mengamankan kebijakan politik luar negeri Rusia yang otonom. Jurnal ini
menjelaskan bahwa dukungan yang diberikan Rusia kepada Suriah juga
dilatarbelakangi beberapa faktor pertama, Rusia juga tidak ingin mengulang
kesalahan dengan memberikan jawaban abstain seperti ketika resolusi yang
dirancang untuk Libya, sehingga resolusi tersebut akhirnya disalahgunakan oleh
NATO untuk melegalkan serangannya di Libya. Kedua, Suriah merupakan salah
satu mitra dagang terbesar Rusia. Sehingga Rusia berusaha melindungi asset-
asetnya. Faktor terakhir yang mempengaruhi kebijakan Rusia terhadap Suriah
adalah Rusia lebih memilih perwakilan PBB, yaitu Kofi Annan sebagai perantara
diplomasi atas konflik Suriah.
Dalam artikelnya “Membaca Konflik Suriah”, Muhammad Fakhry
menjelaskan bahwa apa yang terjadi di Suriah sama seperti yang terjadi di negara
Timur Tengah lainnya. Suriah adalah negara yang juga dipengaruhi oleh badai
revolusi. Iklim politik Suriah menjadi lebih panas setelah pemerintah melakukan
operasi militer di beberapa kota termasuk di Khalidiyah, Homs provinsi, yang
telah menewaskan ribuan orang. Kekejaman yang dilakukan pemerintah Suriah
adalah mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Dewan Keamanan PBB
untuk mengeluarkan resolusi terhadap Suriah. Namun, resolusi gagal setelah
China dan Rusia menolak. Suhu politik di Suriah pun semakin memanas setelah
pemerintah melakukan operasi militer di beberapa kota termasuk di wilayah
Khalidiyah provinsi Homs yang telah menewaskan ribuan orang.
UPN "VETERAN" JAKARTA
11
Kekejaman yang dilakukan pemerintah pemerintah Suriah tersebut
mendorong PBB melalui dewan keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi
terhadap Suriah. Namun, resolusi tersebut gagal setelah Cina dan Rusia
menolaknya. Sementara itu, negara-negara Barat seperti AS, Perancis dan Inggris
menyatakan bahwa pemerintah Suriah tidak lagi sah dan menuntut Presiden Assad
melepaskan jabatannya. Reaksi internasional tersebut ditanggapi oleh pihak
oposisi di Suriah dengan membentuk Dewan Nasional Suriah sebagai wadah
pemersatu bagi gerakan oposisi Suriah termasuk gerakan oposisi terbesar
Ikhwanul Muslimin.
Dewan Nasional Suriah yang sejak semula bertujuan untuk menggalang
aspirasi kelompok oposisi belum sepenuhnya berfungsi malah semakin menemui
banyak rintangan. Penulis juga mengatakan bahwa di dalam negeri, pemerintah
Bashar Al-Assad didukung oleh Rusia dan China untuk melakukan penyerangan
terhadap kelompok oposisi.
Kedua Jurnal hanya membahas kepentingan Rusia sebagai satu kesatuan
negara dalam konflik Suriah tanpa melihat faktor dari keberadaan Rusia di dalam
Dewan Keamanan dan hanya menjelaskan apa yang terjadi dalam konflik Suriah.
1.7. Kerangka Teori
Berikut teori dan konsep yang akan digunakan dalam menganalisa permasalahan
dan menjawab pertanyaan penelitian dalam penelitian ini :
UPN "VETERAN" JAKARTA
12
a. Kepentingan nasional (National Interest)
Kepentingan nasional merupakan gabungan deklarasi dari nilai-
nilai hadiah kemerdekaan bangsa, kebebasan dan keamanan. Kepentingan
nasional biasanya dinyatakan dalam hal kemakmuran ekonomi dan
kedaulatan politik. 15 National Interest juga bisa diartikan secara harfiah
sebagai ketertarikan nasional, yang berarti apa yang suatu negara tersebut
inginkan atau butuhkan, National interest pada hakikatnya adalah suatu
konsep yang sangat penting untuk menjelaskan dan memahami perilaku
suatu negara dalam pengambilan setiap kebijakannya. Konsep national
interest merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu
negara.16
Dapat disimpulkan teori kepentingan nasional berusaha
menjelaskan bahwa suatu negara dikatakan berhasil mencapai kepentingan
nasionalnya ketika negara mampu memenuhi kebutuhan negaranya.
Dengan pencapaian tersebut kestabilan ekonomi politik dan sosial suatu
negara bisa dipastikan berjalan dengan maksimal, lalu kepentingan
nasional inilah yang menjadi dasar dan pengaruh dalam pengambilan
kebijakan suatu negara.
Penelitian ini terdiri dari dua aspek penting yaitu aspek ekonomi
dan aspek keamanan militer. Aspek ekonomi pada setiap kebijakan yang
diambil oleh suatu negara, pasti bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian negara yang diartikan sebagai kepentingan nasional 15 Dikutip dari http://www.strategicstudiesinstitute.army.mil/pdffiles/pub356.pdf pada 14 November pukul
14:38 WIB 16 Dikutip dari http://fikriffhier-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-61398-Umum-
Definisi%20Tujuan,%20dan%20motivation%20maker%20Kepentingan%20nasional.html 23 Januari 2013 pukul 13:27 WIB
UPN "VETERAN" JAKARTA
13
(national interest). Suatu kepentingan nasional dalam aspek ekonomi
diantaranya adalah untuk meningkatkan keseimbangan kerjasama suatu
negara dalam memperkuat sektor industri dan sebagainya.17
b. Organisasi Internasional
Politik dunia memiliki keragaman pemain. Kuncinya adalah tidak
semua yang merupakan aktor utama, namun yang menjadi penting
bagaimana mereka berinteraksi untuk menghasilkan tatanan dunia sesuai
tujuan bersama. Salah satunya adalah Organisasi Internasional, faktor
utama dalam pertumbuhan Organisasi Internasional sebagai pemain dalam
hubungan internasional adalah kemampuan untuk mempolitisasi isu lintas-
negara di bawah otoritas negara.18 Sebagai aktor non-negara, walaupun, OI
beroperasi dalam sistem antarnegara dari kekuatan-kekuatan besar pasca-
Perang Dingin, predominasi AS dan kebangkitan eksepsionalisme
Amerika setelah serangan teroris 11 September 2001, aktor non-negara
telah dimanfaatkan sebagai unsur pokok dari negara-negara berdaulat.19
Peran OI sebagai actor dalam hubungan internasional sangat berpengaruh
pada perkembangan tatanan dunia dan kestabilan sistem internasional.
PBB merupakan salah satu organisasi internasional yang memiliki
tugas untuk melindungi umat manusia dari bahaya ancaman perang, dan
piagam PBB memuat ketentuan-ketentuan secara terperinci mengenai
pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Tujuan PBB jelas
untuk menjaga perdamaian dunia, sehingga PBB diharapkan mampu 17 Daniel S.Papp.“Contemporary International Relation” : A framework for understanding, Second Editions.New York: MacMillan Publishing Company, 1988 hlm 29 18 Richard Devetak, Anthony Burke, Jim George.2007.An Introduction to International Relation: Austalia
Perspectives.New York:Cambridge University Press. hlm 280 19 Ibid. hlm 281
UPN "VETERAN" JAKARTA
14
menyelesaikan setiap permasalahan dan konflik yang ada secara efektif
dan semaksimal mungkin jauh dari tindak kekerasan atau invasi ke suatu
negara ataupun wilayah. Hal ini juga dimuat dalam pasal 2 ayat 3 bab VI
dan bab VIII. Serta pasal 2 ayat 4 piagam, menegaskan agar PBB tidak
mengunakan ancaman atau kekerasan.
Pada tahapannya, penyelesaian konflik harus dilakukan DK PBB
sesuai aturan yang berlaku, tahap pertama negosiasi kemudian jasa-jasa
baik (pihak ke-3) , penyelidikan, konsiliasi, dan arbitasi.20 DK PBB
sebagai badan PBB tertinggi dituntut untuk bisa menjadi badan
perdamaian dunia, ketika ada suatu konflik yang terjadi dalam suatu
Negara dan tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah, DK PBB punya
kewajiban untuk ikut campur menyelesaikan permasalahan tersebut.
c. Teori realisme politik internasional
Dalam bukunya yang berjudul Politics among Nations “ The
Struggle for Power and Peace”, Hans J Morgenthau memberikan asumsi
bahwa Politik internasional seperti semua politik, adalah perjuangan untuk
kekuasaan, apapun tujuan akhir dari politik internasional, kekuasaan selalu
menjadi tujuan langsung. Teori realisme politik internasional adalah
penjelasan atau analisa kepada siapa yang akan menjadi aktor. Teori ini
berbicara mengenai perilaku negara sebagai aktor dalam politik
internasional dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku negara
tersebut.
20 Sumaryo Suryokusumo.1990.Hukum Organisasi Internasional. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
UPN "VETERAN" JAKARTA
15
Teori ini membantu penulis untuk menjelaskan bagaimana Rusia
berperan di Dewan Keamanan PBB dimana setiap anggota DK PBB harus
mendahulukan kepentingan dunia walaupun pada kenyataannya setiap
negara dalam mengambil suatu tindakan setiap negara akan dipengaruhi
oleh kepentingan nasionalnya masing-masing.
1.8. Alur Pemikiran
Revolusi dunia Arab/ Arab Spring
↓
DK PBB dalam beberapa sengketa internasional
↓
Veto Rusia terhadap konflik Suriah
↓
Hubungan Rusia-Suriah
↓
Kepentingan Rusia sebagai anggota tetap DK PBB dalam konflik Suriah
1.9. Asumsi
Dewan Keamanan PBB merupakan organisasi yang memiliki
kewajiban langsung dalam hal menjaga perdamaian internasional dengan
mengedepankan kepentingan bersama sesuai dengan piagam PBB.
Suriah merupakan bagian dari Arab spring yang terjadi di Timur
Tengah, sipil menuntut agar presiden Al-Ashad turun dari jabatannya
karena dianggap terlalu otoriter dalam memimpin Suriah
UPN "VETERAN" JAKARTA
16
Rusia tidak melakukan hal yang sama untuk mem-veto resolusi
ketika pengambilan keputusan dalam kasus Libya, dimana NATO
melakukan intervensi militer ke Libya.
1.10. Metode Penelitian
1.10.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis kualitatif, Pendekatan kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. 21
1.10.2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder dan data primer. Data
primer adalah yang diperoleh peneliti secara langsung sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada. Primer itu contohnya kelompok fokus ataupun data hasil
wawancara sedangkan data sekunder bisa didapatkan dari literatur
ataupun penelitian-penelitian sebelumnya
1.10.3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kepustakaan. Data yang
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan
21 Dikutip dari Penelitian kualitatif http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-
metode-penelitian-kualitatif.html pada 19 Februari 2013 pukul 12:08
UPN "VETERAN" JAKARTA
17
mengidentifikasi gagasan maupun ide-ide yang ada di dalam literature
tersebut untuk dijadikan suatu argument.
1.10.4. Teknik Analisa Data
Karena data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, maka
teknik analisanya digunakan dengan menganalisa hasil wawancara
yang sudah ada untuk dijadikan sebuah argumen yang menjadi sumber
data dan mengumpulkan fakta-fakta dari literatur-literatur sebagai data
pelengkap.
1.11. Sistematika Penulisan
BAB I. Pendahuluan : Latar belakang masalah, Identifikasi Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Teori, Metode Penelitian,
dan Sistematika Penelitian
BAB II. Gambaran umum mengenai Kiprah DK PBB dalam berbagai
sengketa Internasional dan veto Rusia terkait konflik Suriah
BAB III. Analisa kepentingan Rusia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan
PBB dalam pengambilan keputusan terkait situasi Suriah Periode